1 SKRIPSI ANAUSIS PENGARUH INFLASI, NILA! TU KAR RUPIAH, SUKU BUNGA SB!, DAN BARGA EMAS TF:RHADA P TING KAT PENt;Eiv!BALJAN (RETURN) SAHAM SEI~TOR IND...
ANAUSIS PENGARUH INFLASI, NILA! TU KAR RUPIAH, SUKU BUNGA SB!, DAN BARGA EMAS TF:RHADA P TING KAT PENt;Eiv!BALJAN (RETURN) SAHAM SEI~TOR
INDUSTRI HARANG KON:illl\ISI PADA BEi
Un1vcrs1l.:1s !sf~1n1 NeQCC
SYARIF HIDAYATULLAh JAf\ARTA
Disusun Olch ; Tuti Amalia
104081002487
Oiterln1lf drrri l\/o. Induk
l;;,lasifikasi
.llJRUSAN MANAJEMEN FAICUL TAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL llNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF JUDA YA TULLAH .JAKARTA 1430 HI 2008 M
r·~---
l
PERPUSTAV
UIN SYAHID JAKARTA
ANALISIS PENGARUH lNFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI, DAN HARGA EMAS TERHADAP TING KAT PENGEMBALIAN (RETURN) SAHAM SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI PADA BEI Skripsi Diajukan Kepada l'akultas Ekonomi dan !!mu Sosial Untuk Memenuhi SyaratSyarat Untuk Meraih Gelar Saijana Ekonomi
Oleh:
TUTIAMALIA
104081002487
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing 2
Rod~M
Prof. Dr. Ahma NIP: 150 317 955
Indovama Nasaruddin SE., MAB NIP : 150 317 593
JURUSAN MANAJEMEN FAI(ULTAS EI
.
ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH, .. SUKU BUNGA SBI, DAN HARGA EMAS TERHADAP TINGKAT PENGEMBALIAN (RETURN) SAHAM SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI P ADA BE! Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi SyaratSyarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
TUTIAMALIA 104081002487
Dibawah Bimbingan
Pembimbing 2
Pembimbing I
-~u~ Prof. Dr. Ahmad Rodo:;:tM NIP: 150 317 955
Jndoyama Nasaruddin SE., MAB NIP: 150 317 593 Penguji Ahli
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP: 131 474 891
JURUSAN MANAJEMEN FAI(ULTAS EI(ONOMI & ILMU SOSIAL UIN SY ARIF I-IIDA YATULLAH JAI
Hari ini hari Rabu Tanggal 3 Bulan September Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama TUT! AMALIA NIM: I 04081002487 dengan judul "ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILA! TUKAR RUPIAH, SUKU
BUNGA
SB!,
DAN
HARGA
EMAS
TERHADAP
TINGKAT
PENGEMBALIAN (RETURN) SAHAM SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI PADA BE!". Memperhatikan dan memuji kemampuan mahasiswa tersebut, maka skripsi 1111 sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sa1jana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jaka11a, 3 September 2008
Tim Penguji Komprehensif
Ke tu a
~6·2-SE.,~ ~--Herni Ali HT, Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
DAFT AR Rl\VAYAT HIDUP
I.
DATA PRIBADI l. Nama
: Tuti Amalia
2. Tempat & Tgl. Lahir ' 3. Jenis Kelamin
: Jakarta, 22 September 1986 : Perempuan
4. Ak.mat
: JI. Kav. Lestari 6 No. l 0 Lebak Bulus. Cilandak. Jakaiia Selatan 12440
5. Telepon
II.
: 0856 81811139
PENDIDIKAN I. SD
: MI Al-Hidayah Lebak Bulus, Jakarta
2. SMP
: MTs Negeri 3 Pondok Pinang, Jakarta
3. SMU
: SMU Negeri -;4 Kostrad, Jakarta
4. SI
: UIN SyarifHidayatullah Jakarta
III. SEMINAR DAN PELA TH-IAN I TRAINING 1. Peserta dalam "Stadium General Seminar On An Integration Between
Islamic an Conl'entionul Cconomics" diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswµ Fakultas Ekonomi dan Ilmu Soial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2004)
2. Peserta dalan1 "Seminar Sasional lmp/ilwsi APBN 2005 terhadap Perekonomian
Indonesia"
diselenggarakan
oleh
Badan
Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Soial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2005)
3. Peserta
dalam
"Training
Of Operational
Banking
Simulation"
diselenggarakan oleh Badan Eksckutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Soial, UIN Syarif l lidayatullah Jakarta (2007)
4. Peserta dalan1 "Seminar Crgensitas Perekonomian Syariah di Indonesia dalam Arus Persaingan Global" diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fak\lltns Ekonomi clan llmu Soiul, UJN Syarif Hidayanillah
Jakarta (2007)
ABSTRACT
Economic factor are a systematic variables in determining succession of all olll company profit accession. Ther~fore, investors always use indexes or factors of macro economic, besides businesses and ind11stries, to estimate return stocks. Researcher try to understand, ll'hether macro variables information can be used as an indicator in predicting return stocks, il'ith 111eas11re the influence of short-term and long-term betwee,,1 macro variables and return stocks. This research is using return stocks for Consumer Goods Industries and four macro variables, which are Inflation, Rupiah Exchange Rate, SBI 's Interest Rate, and Gold Price. This research using Cointegration and Error Correction 1Hodel (ECM), introduced by Engle-Granger. Observation data in this research are monthly data from Januari 2005 to December 2007. The result shows, there are a long-term influences between Inflation, Rupiah Exchange Rate, SBJ's Interest Rate, and Gold Prices with Return Stock of ADES, AOUA, BAT!, CEKA, DVLA, GGR:\1, HA/SP, KLBF: MERK, AfYOR, SKLT and UNVR. By using ECM (Error Correction Model) lest, in short-term valueation, that inflation has a significant lo return stock of DVLA and SKLT. Rate has a significant to return stock of DVLA, GGR1V!, MERK, KLBJ.~ MYOR. SKLT, and UNVR. And gold price has a significant to return stock of MERK. Otherwise, SBJ's Interest Rate has 11 unsign[/icant to return stock of ADES. AQUA, BAT!, CEKA, DVLA, GGR:lf. 11.1181', KLBJ~ lv!ERK, AIYOR, SKLT and UNVR.
Faktor ckonomi merupakan variabcl-variabel sistcmatik dalam mencntukan keberhasilan pencapaian laba perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian investor selalu menggunakan indeks I faktor-faktor ekonomi makro di samping variabel industri dan pcrusahaan dalam mcngestimasi tingkat pengembalian sahan1-saham individu. Peneliti berusaha untuk mengetahui apakah informasi variabel makro dapat digunakan sebagai indikator dalam mcmprediksi tingkat pengembalian (re/urn) saham, dengan cara menguji pcngaruhjangka panjang danjangka pendek antara ·variabel makro dengan tingkat pengembalian (re/urn) saham. Penelitian ini menggunakan tingkat pengembalian (return) saham sektor Industri Barang Konsumsi, dan empat variabel makro, yaitu Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SB!, dan Harga Emas. Penclitian menggunakan metode kointegrasi dan Error Correction Model (ECM) yang diperkenalkan oleh Egle-Granger, observasi daiam penelitian ini adalah data bulanan dari periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. Hasil menunjukkan bahwa tcrdapat pengaruh jangka panjang antara Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SB!, dan Harga Emas dengan Tingkat Pengembalian (return) Saham ADES, AQUA, BAT!, CEKA, DVLA, GGRM, HMSP, KLBF, MERK, MYOR, SKLT dan UNVR. Dengan menggunakan pengujian ECM (Error Correction ModeT), dalam perhitungan jangka pendek menunjukkan bahwa inflasi signifikan dengan tingkat pengembalian (return) saham DVLA dan SKLT. Kurs signifikan dengan tingkat pengembalian (return) saham pada DVLA, GGRM, MERK, KLBF, MYOR, SKLT, dan UNVR. Dan harga emas signifikan dengan tingkat pengembalian (return) saham MERK. Sebaliknya, suku bunga SB! tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian (return) saham ADES, AQUA, BA Tl, CEKA, DVLA, GGRM, HMSP, KLBF, MERK, MYOR, SKLT dan UNVR. Kata Kunci:
lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SB!, Barga Emas, Tingkat Pengembalian (return) Saham, Kointegrasi, Error Correction .lvfodel.
KATA PENGANTAR
Bis mi llahirrahmani rrah im Assalamu'alaikum Warahmatullahi Waharakatuh Segala puji syukur hanyalah bagi Allah SWT zat yang telah melimpahkan berbagai nikmat dan karunia, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurnh kepada Rasulullah SAW. Yang telah memperjuangkan Agama Islam dengan jiwa dan raganya sehingga sampai kepada kita saat ini. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan baik dalan1 pcngetahuan maupun dalam teknik penulisan, oleh karena itu dengan rendah hati dan lapang dada penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis juga ingin mcngucapkan terima kasih yang sebesarbesamya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi 1111:
I. Allah SWf yang rnaha pengasih dan penyayang, yang telah melimpahkan rahmat serta ilrnu pengetahuan yang tak terhingga. 2. !bu yang telah memberikan kasih dan sayangnya setulus hati, do' a disetiap kedipan rnatanya, dan motivasi yang sangat mernbangun sehingga penulis dapat rnenyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini juga penulis pcrsembahkan untuk Bapak, semoga rnendapat ternpat yang terbaik di sisi-Nya. Amin .....
I
r·····rv'°''" UTAMA UIN SYAHID JAKARTA 3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, \!M., sclaku Dasen Pcmbimbing l, yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan ilmunya dalarn membimbing sehingga skripsi ini dapat disclcsaikan. 4. Bapak lndoyama Nasaruddin SE.,MAB., selaku Dasen Pembimbing 2 yang telah rneluangbm waktu, pikiran, dan ilmunya dalam menyelesaikan skripsi ini. 5.. Seluruh Dasen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, yang telah memberikan beka) ilmu yang tak terhingga nilainya kepada penulis selania menjadi mahasiswi. Semoga Allah SWT mcmbalas scluruh amal ibadalmya. 6. Kakakku Dewi Rachmawati yang bcrscdia mcnjadi tempat curhatan dalam menyelesaikan
skripsi
1111.
Adik-adikku
Ridwan
Kami!,
Fadillah
Ramadhanti, dan s1 kccil Hamun Salsabila dcngan scgala kepolosan, kelucuan, dan keceriannya selama ini. Schingga dapat memberibm angin segar dan menghilangkan semua kcjenuhan. 7. Special thanks to Ni'matu Rabbika Al-Razzaaq nuri jauh di sana. Terirna kasih banget alas semua pengorbanannya yang selalu rnenemaniku dalan1 suka duka, ikut pusing cari data, dan sclalu memberikan banyak support, sharing, dan solusi. 8. Tcman-tcman /\fanajcmcn 8 angkatan 200.J. Dina (scmangat
11
!), Lia,
Titin. Nana, dan Mute. scmoga kita tctap solid n selalu mcnjaga trJi silaturahirn. Teman-teman :V!anajerncn Keuangan A, Elih (thanks dah bersedia ngajarin ECM).
D.\FTAR IS!
Lembar Pengesahan Daftar Riwayat Hidup Abstract Abstrak Kata Pcngantar Daftar lsi Daftar Tabel Dafiar Gambar Daftar Lampiran BABI. PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah
10
C. Tujuan Penelitian
II
D. Manfaat Penelitian
II
BAB II. TINJAUAN PUST AKA
13
A. Landasan Teori
13
I. Tingkat Pengembalian (return) Saham 0
In llasi
13
17
3. Nilai Tukar Rupiah
21
4. Suku 13unga Sl31
24
5. Harga Emas
27
B. Penelitian Terdahulu
30
C. Kerangka Pemikiran
33
D. I-!ipotesis
36
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
37
A. Ruang Lingkup Penelitian
37
B. Metode Penentuan Sampcl
38
C. Metode Pcngumpulan Data
38
D. Metode Analisis
40
I. Uj i Stasioneritas
4I
2. Uji Kointegrasi
42
3. Uji Signifikansi
42
E. Variabel Penelitian
43
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
.J6 46
I. Sejarah Bursa Efek
46
2. lnstrumen Pasar Modal
47
3. Gambaran Produk Indonesia di Era Globalisasi
49
4. Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia
Semenjak krisis ekonomi mulai melanda Indonesia pada perteng:ahan tahun 1997, kinerja keuangan badan usaha mcnurun tajam bahkan diantaranya menderita kcrugian. Ko1idisi ini tentu akan mempcngaruhi investor untuk melakukan investasi di pasar modal khususnya saham, dan akan berdampak terhadap harga pasar saham di bursa. Selain itu variabcl-variabel ekonomi seperti tingkat suku bunga, inllasi. nilai tukar mengalami perubahan yang cukup tajam. Suku bunga meningkat sampai mcncapai angka 68,76 % per tahun (Statistik ckonomi keuangan Indonesia 1998). Tingginya intlasi dan suku bunga bank akan menyebabkan beban operasional perusahaan semakin berat serta akan mempengaruhi kincrja keuangan badan usaha, yang pada akhirnya berdampak pada pasar modal. Disisi lain, meningkatnya suku bunga merupakan peluang investasi yang cukup menjanjikan bagi investor deposito, dan akan berdampak pada harga pasar saham di pasar modal. Krisis ekonomi terjadi selama lebih dari 7 tahun, kini perbaikan makro ekonorni sudah memperlihatkan tanJa-tanda yang menggembirakan dengan rnulai stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, intlasi dibawah I 0 % per tahun, suku bunga yang terus mernperlihatkan tren yang menurun dan
lain sebagainya. Agar perbaikan ekllnomi ini dapat be1jalan dengan kontinyu
maka dibutuhkan modal (investasi) yang kontinyu pula agar efek multiplier dapat terus berjalan dan pertumbuhan ekonomi dapat terus berlangsung. Kehadiran pasar modal, pada sisi lainnya. dapat dilihat sebagai wahana dan alternatif dalam berinvestasi. Bagi investor. dengan rnclakukan investasi dalarn surat berharga (sekuritas). mcngharapkan suatu tingkat pengembalian (expected return) yang menjanjikan. Risiko (risk), merupakan sisi lain yang
harus selalu dipertimbangkan investor dalam berinvestasi. lnstrumen surat berharga (sekuritas) dapat bermacarn-macam bentuknya salah satunya adalah saham. Supaya investasi dalai11 bentuk saham terscbut aman clan menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal. maka investor perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian (return) saham. Selanjutnya faktor-faktor tersebut digunakan sebagai dasar dalam setiap pengambilan keputusan supaya dapat dirumuskan kebijakan yang tepat untuk melakukan investasi. Sebagai suatu instrumcn ekonomi, pasar modal tidak terlepas dari pengaruh lingkungan, terutama lingkungan ekonomi dan politik. Pengaruh lingkungan ekonomi misalnya perubahan suku bunga pemerintah, perubahan permintaan dan penawaran uang juga va!uta asing, pertumbuhan ekonomi, segenap kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah dan lain-lain. Pengaruh lingkungan politik misalnya pemilihan unnlm, dapat megancam stabilitas negara dan akhirnya akan mengimbas pada situasi perekonomian yang sedang berlangsung. Maka faktor lingkungan ekonomi dan politik dapat rnenjadi faktor yang mempengaruhi tingkat risiko dan pengembalian saham.
Pengaruh perubahan Jingkungan ekonomi makro yang terjadi seperti perubahan suku bunga pemcrintah. pcrubahan permintaan dan penawaran uang, perubahan tingkat bunga obligasi jangka pai1jang pemerintah maupun swasta, perubahan pada neraca perdagangan serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, turut berpengaruh pada fluktuasi harga saham clan volume perdagangan di pasar modal. Serncntara itu. · Salomon Brothers menyatakan ba/ma return sckuritas dipcngaruhi oleh tujuh variabel yaitu pertumbuhan ckonomi, siklus bisnis. suku bunga jangka panjang, suku bunga jangka pcndck. inflasi. nilai tukar rnata uang (kurs) dan indeks pasar. Tingkat inflasi yang bersifot cost push-inj/ation, dimana perusahaanperusahaafr\.d~~gan
jumlah yang lebih sedikit menyebabkan terjadinya
penurunan penawaran agregat, sehingga efisiensi perusahaan akan menurun. Keadaan yang demikian ini akan berdampak negatif terhadap harga saham. Terbatasnya penawaran keseluruhan cenderung membentuk resesi ekonomi sehingga indeks harga saham akan mcngalami penurunan. Suku bunga SB!, sebagai prime rate dijadikan tingkat keuntungan bebas risiko, schingga investor akan menjadikan bunga SB! scbagai tingkat keuntungan minimum dalam i111·cs1asi lainnya. Kcnaikan suku bunga SB! sebagai indikator akan naiknya biaya modal usaha yang akan melemahkan keuntungan usaha.
Salah satu alternatif invcstasi lainnya adalah pada foreign currency (mata uang asing). Orang ccndcrung untuk berinvestasi pada mata uang yang tergo!ong hard currenc)', yaitu 1n~na uang yang cenderung 1nengala1ni
apresiasi dan memiliki peredaran luas. Kcnaikan nilai tukar (exchage rate) mata uang asing terhadap mata uang Jokal atau keadaan melemahnya nilai tukar mata uang lokal akan mcnyebabkan tingginya tingkat keuntungan investor dalam mata uang asing. Kcadaan ini sangat berdampak negatif terhadap perusahaan-pcrusahaan nasional yang mempunyai kewajiban dalmn mata uang asing. Tingginya keuntungan pada invcstasi alternatif itu akan mengalihkan perhatian investor ,iangka pendck dari saham menuju currency sehingga, diduga berdampak ncgatif terhadap harga saham. lnvcstasi dalam logam cmas diakui sebagai jcnis investasi yang sangat aman dan dikatakan sebagai investasi yang anti-injlationmy. Penyebabnya adalah,
emas
merupakan
komoditas
yang
dapat
dengan
mudah
diperdagangkan diseluruh dunia, disamping karcna cmas'tclah dijadikan dasar sistem rnonetcr internasional. Bukti-bukti menunjukkan bahwa hampir sepanjang waktu. harga emas berkolerasi dimana indeks saham pada beberapa bursa efek melemah, justru harga emas cenderung meningkat searah dengan meningkatnya permintaan terhadap komoditas terscbut dan melemahnya permintaan terhadap saham.
Penelitian yang dilakukan okh Sudjono (2002) pcnelitian dilakukan dcngan mclihat hubungan simulian antara variahcl makro tcrhadap indcks harga saham sebelum dan semasa krisis, basil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat empat variabel yang mempunyai hubungan simultan yakni IHSG, Deposito I, SBJ, dan Rupiah. Akan letapi Rupiah lebih mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap rnriabcl-variabel IHSG, Depo I, SBI, atau Rupiah itu sendiri dan tidak, dapat rnengungkap keseimbangan rnaupun hubungan simultan sebelum dan masa krisis karcna pcriode pengamatan yang terlalu pcndck. Penelitian yang dilakukan oleh R. Hidayat, dkk (2003) tentang Penggunaan Multi Jndeks Model dalam Estimasi Tingkat Pengembalian lnvestasi Saham Di Indonesia tahun i 997-2000 dengan menggunakan analisis regresi berganda hasilnya menunjukkan adanya pengaruh bersama secara signifikan yaitu variabel tingkat pengembalian pasar, tingkat inflasi, suku bunga SB!. clan variabel kurs US dollar, dan harga emas terhadap pengembalian saham. Dalam R. Hidayat, dkk (2003) penelitian mengenai pengaruh indeks pasar terhadap harga saham-saham telah dilakukan oleh B. F. King terhadap 60 saham perusahaan yang menggunakan S & P 500 Dow Jones Index, hasil penelitian ini dikutip oleh Fisher dengan pernyataan, "King observed rhar, on rhe average, over half the varairion in a srock 's price could be allribured to a market influence rhar a.ffecrs all stock market indexes such as Dow Jone.1: Jndusrrial Average or rhe S & P 500 Index'' (Fisher And Jordon, 1995: l 0 l ).
Hasil observasi King tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata, lebih dari separuh variasi harga saham dapat disebabkan oleh pengaruh indeks pasar. Dalam R. Hidayat, dkk (2003) te1jadinya pola hubungan negatif antara tingkat inflasi dengan tingkat pcngembalian investasi saham dan komoditas future (Jacob and Pettit, 1989:137). Penelitian Januari 1969 - November 1970 juga mengungkapkan adanya·· pola hubungan negatif antara tingkat bunga dan inflasi terhadap pengembalian saham biasa. " ... there ,is a reliable negative relationship bet1ree11 rhe level of the expected returns on common stocks and rhe level ofrhe 1reasI11J' bill rate" (Schwer!. I 992:5 I 9).
Dalam R. Hidayat, dkk (2003) penelitian mengenai hubungan harga emas dengan indeks pasar saham menunjukkan: "In general, gold allowss one 10 diversifj• againts the
kind~
of risk that affect all stock markets
simulta11eo11sly. For example, i11 1973 a11d 1974 bu//io11 price /rippled when srock markets worldH·ide dropped dramatically during the oil crisis; the New York Stock Exclmge dropped approxiamately 50%. Conversly, the price of gold dropped fi"om 1982 to 1983, whe11 most stock market rose during the economic recove1y. Several studies have show11 the existence of a small, and sometimes negati\'e, correlation betireen gold and stock prices (Bruno,
I 991 :328). Hasil penelitian terse but menunjukkan adanya pola hubungan negatif antara harga emas dengan pengembalian saham biasa. Penelitian sejak tahun I 960-1984 di USA terhad:ip kedua variabel tersebut, juga menunjukkan adanya korelasi negatif sangat lemah yaitu sebesar -0,09. tetapi terjadi
hubungan positif antara harga cmas dengan tingkat inflasi (Roger dan Siegel yang diadaptasi oleh Sharp. Gordon dan Bailey, 1997:498). Dalam Siti Ruqoyah (2005). pcnelitian menunjukkan tingkat suku bunga SB! dan jumlah uang bcredar (1v12) memberi pengaruh terhadap return saham secara signifikan pada taraf a
0,05. Hasil dari koefisien regresi
=
menunjukkan bahwa tingkat suku bunga SB! dan jumlah uang beredar (M2) memberi pengaruh terhadap retum saham. Penelitian yang dilakukan Widayanti (2007), penclitian dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda yang digunakan memberikan hasil bahwa terdapat variabel makroekonomi yaitu gross
domestic product, tingkat suku bunga SBI, tingkat suku bunga !111ematio11a/ Prime Rates, inflasi Indonesia, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, indeks harga saham gabungan dan New York Exchange fntiex,
n1asing·1nasing
n1en1punyai
pengaruh
terhadap
return
sahan1
perusahaan yang mempunyai karaktcr yang bcrbeda walaupun perusahaan tersebut sahamnya sama-sama diminati oleh investor asing. Sedangkan variabel inflasi Amerika Serikat tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham perusahaan manapun. Return saham tcrhadap 24 perusahaan yang paling banyak dipengaruhi oleh variabel makrockonomi adalah retum saham pcrusahaan
KLl3F,
7
pcrusahaan
tidak
dipcngaruhi
olch
variabcl
makroekonomi apapun, 4 perusahaan dipengaruhi oleh 2 varian variabel makroekonomi, dan I 0 perusahaan dipengaruhi oleh satu vanan variabel makroekonomi.
Penelitian juga dilakukan oleh Hamidah (2005), hasil penelitian yang diperoleh dalam pengujian terhadap tingkat pengembalian investasi saham adalah bahwa tingkat pengembalian pasar, inflasi, suku bunga deposito, nilai tukar, dan harga emas secara simultan berpengaruh signifikan. Secara parsial, hanya tingkat pengembalian pasar dan nilai tukar yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi saham. Pertumbuhan ekonomi tahun 2006 tidak lebih baik dari tahun 2005. meskipun stabilitas ekonomi makro te1jaga dengan cukup baik, namun hal tcrsebut tidak bcrhasil membangkitkan rasa optimis di kalangan masyarakat. Tingginya tingkat ketidakpastian dikalangan dunia usaha merupakan penyebab utama dari rendahnya tingkat investasi sepanjang tahun 2006 lalu, dan tidak lepas dari tidak kunjung kondusifnya iklim usaha si sektor industri riil. Tetapi, meskipun perbaikan investasi belum seperti yang diharapkan. fundamental ekonomi Indonesia sudah berada pada jalur yang tepat. Stabilitas makro dapat te1jaga dengan baik dengan kurs Rupiah yang cendcrung menguat, sehingga tingkat inflasi dapat terns ditekan dan suku bunga perbankan terus diturunkan. Selama tahun 2006 kurs Rupiah mengalami apresiasi sekitar 8,2 % dan sclama 2 bulan pertama tahun 2007 dapat dikatakan rclatif stabil pada kisaran sckitar Rp 9.100 per dollar. Angka inflasi yang melonjak tinggi pada tahun 2005 (17, 1 %) turun menjadi 6,6 % pada tahun 2006, dan diperkirakan akan terus terkendalikan selama tahun 2007.
Dalam ha! ini peneliti akan mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: Dalam analisis fundamental. kondisi variabel makro sangat mempengaruhi keputusan-keputusan invetasi yang diambil oleh pemodal untuk itu masalah diidentifikasi sebatas yakni tingkat suku bunga yang digunakan yaitu suku bunga SB!, Nilai tukar yang akan digunakan yaitu kurs rupiah terhadap USO, Tingkat Inflasi, Harga Emas, tingkat pengembalian saham. Ada tidaknya pengaruh antara suku bunga SBl, nilai tukar rupiah, inflasi, dan harga e1nas terhadap tingkat pcngc1nba\ian saharn dcngan
pendekatan Error Correction Model (ECM). Baik atau tidaknya penggunaan metode Error Correction Model
(EC~t)
dalam menganalisis pengaruh antara
variabel-variabel makro ekonomi yang akan ditcliti. Begitu banyak faktor yang mempcngaruhi return saham sepcrti faktor fundamental makro ekonomi, sosial politik, maupun faktor ekspektasi return saham dimasa depan yang dapat mcmbuat hasil suatu penclitian menjadi tidak fokus, maka dalarn ha! ini penelitian dibatasi hanya pada beberapa faktor fundamental makro ekonom i. Makro ekonomi merupakan studi yang rnempunyai ruang lingkup yang sangat luas dalam perekonomian suatu Negara, agar suatu penelitian dapat lebih fokus dan terarah. Maka pcnelitian ini hanya dibatasi pada variabelvariabel makro ekonomi kuantitatif dimana variabel-variabel tersebut memiliki data dalam bentuk nilai absolut. Penelitian ini hanya terbatas pada variabel-variabel fundamental makro ckonomi yaitu inflasi, nilai tukar Rupiah', suku bunga SB!, dan harga emas. Dcngan mengetahui variabel-variabel yang
mempengaruhi return saham tersebut maka dapat dilihat seberapa besar perubahannya dapat menyebabkan perubahan pada pergerakan return saham. Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pengaruh variabel makroekonomi terhadap return saham. Maka penulis tertarik dengan melakukan penelitian berjudul "Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI, clan Harga Emas terhadap Tingkat
Pengcmbalian
(Return)
Saham
Sektor
Industri
Barang
Konsumsi Pada Bursa Efek Indonesia".
B. Perumusan Masalah Permasalahan pokok dalam penclitian ini diarahkan untuk menganalisa antara faktor-faktor ekonomi makro seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga SB!, perubahan nilai tukar Rupiah, dan harga emas terhadap return saham pada periode 2005-2007. Pokok permasalahan yang diajukan adalah: I. Bagaimana pcngaruh jangka panjang inflasi, nilai tukar Rupiah. suku
bunga SBJ, dan harga emas terhadap tingkat pengcrnbalian (re1um) saham. 2. Bagaimana pengaruh jangka pendck inflasi, nilai tukar Rupiah, suku bunga SB!, dan harga emas terlwc!Jp tingkat pengernbalian (re/um) saham.
C. Tujuan Peuelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: l. Mengetahui pengaruh jangka panjang antara tingkat inflasi, nilai tukar
Rupiah, suku bunga SB!, dan harga emas terhadap tingkat pengembalian (return) saham. 2. tv!engetahui pengaruh jangka pendek antara tingkat inflasi, nilai tukar
Rupiah, suku bunga SB!, dan harga emas tcrhadap tingkat pengembalian (return) saham.
D. Manfaat Penelitian
I. Bagi Pemcrintah a) Merupakan
bahan
pertimbangan dalam
menetapkan
keputusan
dibidang moneter khususnya berkaitan dengan kebijakan yang dapat mempengaruhi penanaman modal dipasar bursa efek indonesia. b) Sebagai upaya perbaikan dalam sistem moneter dan laju pertumbuhan ekonomi makro. ~
Bagi Peneliti a) Menambah pcngetahuan clan 11a\\'asan dalam aplibsi ihnu yang telah diperoleh serta mengetahui gambaran umum mengenai pasar modal dan aktivitas di dalamnya. b) Menambah pengetahuan dan \\'awasan terutama yang terkait dengan keadaan ekonomi makro yang terjadi di Indonesia saat ini.
3. Bagi Pembaca dan Pengernbangan Penelitian Selanjutnya. a) Sebagai surnber referensi dan tambahan pengetahuan dalam kerangka pengembangan penelitian selanjutnya yang sejenis. b) Menambah ilmu pengetahuan keuangan dan menarnbah kepekaan terhadap gejolak kondi,si ekonorni makro dan pasar modal yang ada saat ini. 4. Bagi Praktisi dan Investor Pasar Modal a) Scbagai sumber informasi bagi pclaku pasar saham dalam mengarnbil kcputusan investasi. b) Menjadi bahan acuan yang cliharapkan memberi gambaran mengenai pengaruh antara variabcl makro dengan re/urn saham.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Tingkat Pengcmbalian (return) Saham
Rerum atau tingkat keuntungan merupakan persentase kekayaan
pemegang saham untuk sesuatu jangka waktu. Peningkatan dalam Rupiah adalah sama dengan dividen tunai yang diterima dalam satu jangka waktu di tam bah dengan perubahan dalam Nilai Saham yang berlaku pad a jangka waktu terse but. (Ahmad Rodoni dan Othman Yong. 2002 : 11 ). Tingkat keuntungan adalah konsep penting dalam setiap keputusan investasi karena merupakan tolak ukur investasi. Suatu investasi dinyatakan berhasil apabila keknyaan investasi itu meningkat. Sebaliknya investasi itu rugi atau gagal apabila kekayaan investor itu menurun. Tingkat keuntungan suatu saham adalah seluruh pendapatan bersih yang diterima pemegang saham pada suatu akhir periode tertentu. Yaitu dividen ditambah dengan capiral gain atau capiral loss dibagi dengan saham awal periode yang dinyatakan rumus:
R; = P, - P1.1I1'1.1 Ket :R = Hasil pengembalian aktual (yang diharapkan) saat t menunjuk pada periode tertentu dimasa yang lalu (yang akan datang) P, = Harga saharn pada saat t P,. 1 = Harga saham pada waktu
t
Tujuan dibentuknya pasar modal adalah sebagai sarana untuk mentransfer dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana (emiten). Suatu perusahaan mungkin mempunyai peluang investasi yang akan memberikan tingkat pengembalian (return) diatas tingkat biaya modal tetapi tidak mempun: ai dana scndiri untuk membiayainya. Dilain pihak, terdapat individu-individu atau
lembaga atau
perusahaan yang memiliki peluang investasi dapat meminjam dana dan sebaliknya, investor yang memiliki dana berlebih dapat meminjam dananya tersebut. Calon investor akan bcrsedia untuk menanamkan kelebihan dananya karena invcstasi yang dilakukannya diharapkan dapat memberikan tingkat pcngembalian (return) yang lebih tinggi clari biaya modal dengan demikian calon investor maupun perusahaan sama-sama diuntungkan. Dalam ha! ini, informasi rnengcnai tingkat biaya modal sangatlah penting artinya bagi perusahaan. sebab dengan diketahuinya nilai atau besarnya biaya modal yang dibutuhkan maka perusahaan akan dapat menentukan
sam pai
sejauh
dilakukannya diharapkan
mana tingkat investasi
dapat memberikan
yang hendak
tingkat pengembalian
(expected return) yang sama besarnya dengan tingkat biaya modal yang
telah dikeluarkan oleh perusahaan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. lnilah apa yang disebut dengan pasar yang teralokasi secara efisien (al/ocationallry efficient). Jadi suatu pasar dikatakan teralokasi secara efisien pada saat suatu harga ditentukan pada titik dimana
marginal rare of re/urn untuk semua perusahaan sama clengan marginal rare ofrerum bagi seluruh investor.
Variabel makro ekonomi mempunyai pengaruh yang erat dengan iklim investasi dalam suatu sistem perekonomian, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui instrumcn invcstasi saham dipasar modal. Situasi dan kondisi m.akro ekonomi yang stabil dan baik akan menciptakan ruang yang kondusif bagi investor untuk menanamkan dananya dalam sistem perekonomian tersebut. clan sebaliknya, bilamana kondisi makro ekonomi adalah buruk dan tidak terdapat kcteraturan didalamnya, maka hampir dapat dipastikan bahwa investor-pun tidak akan tertarik untuk berinvestasi di dalamnya. Untuk mengetahui pcngaruh antar variabel yang termasuk dalam makro ekonomi terdapat bcbcrapa contoh penelitian dan metodc untuk melakukan pengujian atas model penelitian yang dihasilkan. Pertama-tama model penelitian yang dihasilkan oleh Chen (1991 ), dimana ia menguji bagaimana pengaruh antara kesempatan berinvestasi dengan variabelvariabel makro ekonomi. Telah dikemukakan pada bagian sebelumnya bahwasannya antara tingkat pengembalian (return) investasi dalam instrumen saham dan risiko yang terkandung didalamnya terdapat suatu pengaruh yang searah. Artinya, semakin besar tingkat pengembalian (retum) yang diharapkan akan diterimanya oleh seorang investor melalui investasi dalam instrumen
saham yang dilakukannya, rnaka akan semakin besar pula risiko yang harus dihadapinya. Menurut Agus Sarto no (200 I: J 69), jenis risiko yang urn um dihadapi investor dapat dibedakan menjadi : a. Risiko yang sistematjs. Risiko yang terjadi karena f"aktor perubahan seeara keseluruhan, seperti misalnya karena perubahan tingkat suku bunga yang n1engakibatkan n1~ningkatnya tingkat keuntungan yang
diisyaratkan atas sekuritas sccara keseluruhan, intlasi, resesi ekonomi, perubahan kebijakan Risiko yang sistcmatis. Risiko yang terjadi karcna
faktor
pcrubalrnn
secara
ckonomi
secara
menycluruh,
perubahan pengharapan investor terhadap perkcmbangan ekonomi. b. Risiko yang tidak sistematis atau risiko yang unik. Risiko yang terjadi karena
karaktcristik
pcrusahaan atau
institusi
keuangan
yang
mengeluarkan sekuritas, bcrbeda satu dengan lain seperti misalnya dalam hal kemampuan rnanajemen, kebijakan investasi, kondisi dan lingkungan kerja. Karena perbedaan atau keunikan itu maka masingmasing sekuritas memiliki kepekaan yang bcrbeda terhadap setiap perubahan pasar.
2. lnflasi
Menurut Adiwarman (2007: 135), secara um um inflasi bera11i kenaikan tingkat harga secara umum dari barang I komoditas dan jasa selama suatu periode waktu tel1entu. lnflasi dapat dianggap sebagai fenomena monetcr karena terjadinya penunman nilai unit penghitungan moneter terhadap suatu komoditas. Definisi inflasi oleh para ekonom modern adalah kenaikan yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan (nilai unit penghitungan moneter) terhadap barang-barang I komoditas dan jasa. Sebaliknya, jika terjadi adalah penurunan nilai unit penghitungan moneter terhadap barang-barang I komoditas clan jasa didefinisikan sebagai deflasi (dejlation). lnflasi diukur dcngan tingkat inllasi (rate ofi11jlatio11) yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga secara umum. Menurut Paul A. Samuelson (Adiwarman, 2007: 137), seperti sebuah penyakit, inflasi dapat digolongkan menurut tingkat keparahannya, yaitu sebagai berikut : a. Moderate Inflation : karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga yang lambat. Umumnya disebut sebagai 'inflasi satu digit'. Pada tingkat inflasi sepel1i ini orang-orang masih mau untuk memegang uang dan menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang daripada dalam bentuk aset riil. b. Galloping Inj!ation : inflasi pada tingkatan ini terjadi pada tingkatan 20 % sampai dengan 200 % per tahun. Pada tingkatan inflasi seperti ini
orang hanya n1au n1cn1cgang uang scpcr\unya saja, scdangkan keknyaan disitnpan dalam bentuk aset-aset riil. Orang akan 111enu111puk barang-barang. 111e111beli ru111ah dan tanah. Pasar uang akan tnengalami penyusutan dan pendanaan akan dialokasikan melalui cara-cara selain dari tingkat bunga serta orang tidak akan 111e111berikan pinjaman kecuali dengan tingkat bunga yang atnat tinggi. Banyak perekonotnian yang mengalami tingkat inflasi seperti ini tetap berhasil 'selamat" walaupun sistem harganya berlaku sangat buruk. Perekonomian seperti ini cenderung mcngirimkan clananya untuk berinvestasi di luar negeri daripada berinvestasi di dalam negeri (capi1a/ 0111/loll'). c. Hyper Jnj/a1ion : inflasi jenis ini terjadi pada tingkaran yang sangat tinggi yaitu jutaan satnpai trilyunan persen per tahun. \\"alaupun sepertinya
banyak
petnerintahan
yang
perekonomiannya
dapat
be11ahan menghadapi galloping inf/alion, akan tetapi tidak pernah ada pemerintahan yang dapat bertahan menghadapi inflasi jenis ketiga yang amat ·mematikan· ini. Contohnya adalah Weimar Republic di Jerman pada tahun 1920-an. Menurut Nopirin ( 1994) yang dimaksud dengan inflasi adalah
proses kenaikan
harga~harga un1un1
barang-barang sc,cara terus n1enerus
selama satu periode tertentu. Berdasarkan tingkatnya inflasi dibagi menjadi 3 yaitu: a. lnflasi Merayap (creeping inflation). kenaikan harga yang rendah kurang dari I 0%.
b. lnflasi Menengah (gallopi11g i11jlatio11), kenaikan harga yang cukup besar diantara 30% - 50%. c. Inflasi Tinggi (hyper i11flatio11), kenaikan harga yang sangat besar diatas I 00%. Formula yang digunakan untuk menghitung laju inflasi/deflasi perbulan adalah: L(I/D)n= II !Kn ·::_UIK(n,_tl x 100%
IHK(n-1) Ket : L(l/D )n
=
Laju inllasi I deflasi pada bulan ke-n
IHKn
=
lndcks harga konsumen pada bulan ken
IHK(n-1)
= lnclcks harga konsumen pad a bu Ian ke n-1
Menurut Sadono Sukirno (1994 : 15) inflasi diclefinisikan sebagai suatu proses kebaikan harga-harga yang berlaku clalam suatu pereknomian. Tingkat intlasi berbeda dari suatu periode ke pcriode lainya, clan berbeda dari suatu negara ke negara lainnya. lnflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus-menerus. Terdapat 3 teori utama mengenai inflasi (Muana Nanga, 2001 :252254), yaitu:
a. Teori Kuantitas Mengatakan bah\\'a penyebab inflasi adalah penambahan jumlah uang clan psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga dimasa mendatang. Tambahan jumlah uang beredar sebesar x% bisa menumbuhkan intlasi kurang dari xo/o sama dengan x% atau lebih
besar dari x% tergantung apakah masyarakat tidak mengharapkan harga naik lagi, akan naik tctapi lebih buruk dari masa sckarang atau lampau. atau akan naik cepat dari sckarang atau masa lampau. b. Teori Keynes Mengatakan bahwa.inflasi terjadi karcna masyarakat hidup diluar batas kemampuan ekonomisnya. Teori ini menarik karena menyoroti peranan distribusi pendapatan dalam proses inflasi, dan menyarankan hubungan antara inflasi dan faktor-faktor non ekonomis. c. Teori Strukturalis Teori intlasi jangka panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekuatan struktur ekonomi, khususnya suplai bahan makanan dan barang-barang ekspor. Inflasi semacam ini tidak bisa diobati denagn misalnya mengurangi jumlah uang beredar. tetapi pembangunan sector bahan makanan dan ekspor. i\1uana Nanga (200 I :241) menjelaskan inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus-menerus. Venieris dan Sebo! (1978:63). mendefinisikan inflasi sebagai suatu kecenderungan meningkatnya tingkat harga umum secara terus menerus sepanjang waktu (a sustained 1endencyfor the general /el'e/ ofprice lo rise O\'el' lime).
3. Nilai Tukar Rupiah Menurut Sadono Sukirno (2000: 197), kurs (nilai tukar) valuta asing masalah suatu nilai yang menunjukkan mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing. Sedangkan menurut Suad Husnan (1998) menyatakan bahwa kurs valuta asing di Indonesia biasanya dinyatakan sebagai berapa Rupiah yang diperlukan oleh bank untuk membeli satu unit mata uang (kurs beli) dan berapa Rupiah yang akan diterima kalau menjual satu unit mata uang asing (kurs jual). Pengertian nilai tuk'ir mata uang menurut FASB adalah rasio antara suatu unit n1ata uang dcngan seju1nlah n1ata u3ng lain yang bisa
ditukar pada waktu tertentu. l'erbedaan nilai tukar riil dengan nilai tukm nominal penting untuk dipahami karena keduanya mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap risiko nilai tukar (Sartono. 2001). Perubahan nilai tukar nominal akan diikuti oleh perubahan harga yang sama yang menjadikan perubahan tcrscbut tidak berpengaruh terhadap posisi persaingan relatif antara perusahaan domestik dengan pesaing luar negerinya dan tidak ada pengaruh terhadap aliran kas. Scclangkan perubahan nilai tukar riil akan menyebabkan perubahan harga re\atif (yaitu perubahan perbandingan antara harga barang domcstik dengan harga barang luar negeri). Dengan dcmikian pcrubahan tcrscbut mempengaruhi daya saing barang don1estik.
Shapiro (1996) mendefinisikan perubahan nilai tukar riil, adalah : "the real exchange ra/e is the nominal exchange rate adjusted for changes in the relative purchasing power of each currency since some base period. "
Tahun 1981 SFAS No. 52 menetapkan bahwa perusahaan harus menggunakan currem rate untuk pertukaran mata uang asing-penyatuan asset dan liability dalam dollar . .ladi laba atau rugi pcrtukaran rnata uang
melalui pelaporan laba I rugi dan diakumulasi dalam suatu akun yang wajar dalam neraca yang biasanya disebut "penyesuaian pertukaran komulatif'. Pada SFAS No. 52 juga dijelaskan ball\\'a tujuan dasar pertukaran mata uang asing adalah untuk memberikan informasi yang secara LJJnum sesuai dengan pengaruh ckonorni yang diharapkan dari suatu perubahan nilai dalam arus kas dan ckuitas perusalrnan. Bcrdasarkan pernyataan ini berarti pertukaran mata uang asing berpengaruh pacla nilai perusahaan yang bisa diukur melalui arus kas clan return saham pcrusahaan. Menurut Salvatore ( 1997:49) nilai tukar atau exchange rate diartikan sebagai harga mata uang luar ncgeri dalam satuan mata uang domestik. Menurut Salvatore ( 1997: 140) kar atau sering disebut dengan kurs adalah jumlah atau harga mata uang domestik dan mata uang luar negeri (asing). Kurs ini dipertahankan sama di scmua pasar melalui orbitrose. Arbitrase valuta asing adalah pcmbelian mata uang asing bila harganya
rendah dan menjualnya bilamana harganya tinggi. Suatu penurunan dalam nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing disebut dengan depresiasi. Sedangkan kenaikan nilai mata uang dalam negeri terhadap 111ata uang asing disebut a11resiasi. Karena 1nata uang suatu negara dapat di
depresiasi terhadap mata uang clan apresiasi terhadap yang lain maka biasanya dapat dihitung suatu kurs dektif. Kurs cfektif merupakan ratarata tertin1bang dari nilai tukar n1ata uang suatu negara.
Exchange rale atau Ktirs adalah tingkat diinana negara-ncgara
melakukan pe!1l1karan dipasar clunia ( ivlankiw, 2005:492). Kurs adalah harga scbuah mata uang dari suatu negara yang diukur I dinyatakan dalam satuan rnata uang lainnya. Kurs mcmainkan penman
yang amat penting dalam keputusan-kcputusan pcmbelanjaan, karena kurs memungkinkan bagi kita untuk rnenerjernahkan harga-harga dari berbagai negara kedalam satu bahasa yang sarna ( Krugman, 2000:40). Perdagangan
mempunyai
alat
antar
tukarnya
negara
sendiri
din1ana
n1asing-111asing
mengharuskan
adanya
negara
angka
perbandingan nilai suatu mata uang dengan mata uang lainnya yang kemudian disebut kurs (Boediono, 1993:43). Jadi kurs atau nilai tukar valuta asing adalah perbandingan nilai harga atau mata uang nasional tertentu dengan mata uang nasional lalu (Salvatore, 1997).
-l. Suku Bunga SBI
Scrtifikat flank Indonesia (Sfll) pcrtama kali ditcrhitkan pada tahun
1970 dcngan
sasaran
utamn
mcnciptakan
instrumen ynng
diperdagangkan antar bank pada talwn 1971. Sctclah bank-bank diizinkan menerbitkan sertifikat deposito 111aka SB! ticlak diterbitkan karena sertifikat deposito mampu menggantikan SB!. Sejalan dengan perubahan pendekatan kebijakan moncter pemerintah terutama setelah deregulasi perbankan I Juni 1983 rnaka Bank Indonesia kembali 111enerbitkan SB! sebagai instrumen dalam melakukan kebijakan operasi terbuka. teruta111a untuk tujaun konstraksi moneter Ill (1999). Bcrdasarkan SK Direksi Ill No. 31/67/KEP/DIR tcrtanggal 23 Juli 1998 tentang penerbitan SB! serta instru111en rupiah yakni Sertifikat Bank Indonesia (SB!) adalah surat bcrharga atas petunjuk dalam rupiah yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto. Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia SB! ditcrbitkan oleh Bl lcbih ditujukan sebagai alat kebijakan moneter SBI ditcrbitkan pcrtama kali pada tahun 1984
pemilik dana dcngan jaminan keamanan clana yang dibcrikan (•leh bank sentral si:rla pe111bcrian ting\.,,at ~u\.,,u hunga yang cukup ko111pctiti!'. Fung~)i
SB! tidak jauh dari tremurr hill :aitu surat hutang yang diterbitkan oleh pcmcrintah.
Tingkat bunga adalah harga yang menghubungkan masa kini dan masa depan, serta merupakan variabel paling penting diantara variabelvariabel makro ekonomi (Manki". 2005: I 57). Interest rate atau tingkat bunga adalah harga pasar yang
mentransfer sumber daya masa lalu dan masa depan atau merupakan hasil tabungan dan biaya peminjaman i\lanki\\'. 2005:494). Menurut Boediono ( 1994: 75), pengertian dasar teori tingkat suku bunga yaitu harga dari penggunaan uang untuk jangka \vaktu tertentu.
Pengertian tingkat suku bunga sebagai harga dapat juga dinyatakan
sebagai harga yang harus diba; ar apabila te1jadi penukaran antara satu rupiah sekarang dengan satu rupiah nanti. Hutang piutang timbul karena terjadi pertukaran semacam ini. Pembeli dari satu rupiah sekarang sekaligus penjual dari satu rupiah nanti adalah peminjam (debitur). Sedangkan penjual dari satu rupiah sekarang yang sekaligus juga pembeli dari satu rupiah nanti adalah orang yang meminjamkan (kreditur). Debitur harus membayar kepada kreditur harga dan pertukaran tersebut dan harga ini adalah bunga yang dibayar debitur dan diterima oleh kreditur. Salah satu instrumcn moneter yang dapat mempengaruhi atau memotivasi
masyarakat
maupun
pengusaha untuk
menabung dan
melakukan investasi adalah suku bunga. l\1enurut Eugene A Diulio (!990:42), suku bunga adalah harga yrrng cliberikan oleh unit ekonomi yang 111engala1ni defisit. ,\rtin:a. bunga n1erupakan balas jasa yang
diberikan oleh unit ekonomi yang mengalami surplus kepada unit ekonomi
yang mcngalami dclisit (kckurangan) karcna dibcrikan pinjaman olch unit surplus (1-!amidah, 2005: 18 ). Dalam perhitungan tingkat suku bunga, biasanya digunakan persentase (%) dari jumlah yang dipinjam atau ditanamkan seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Paul :\ Samuelson dan William D Nordhous (1990:414), bahwa suku bunga merupakan penerimaan (dalam rupiah) dan setiap rupiah yang dipinjamkan pertahun sebagai imbalan atas uang yang dipimjamkan. Mcnurut Dahlan Siamat (200 I :220), sertifikat merupakan sun tu keterangan atau pernyataan tertulis tercetak dari orang yang berwenang yang dapat digunakan sebagai bukti suatu kejadian scbagai sarana clalam penanaman modal digunakan sertifikat. SB! pertama kali diterbitkan pac!a tahun I 970 dengan sasaran utama menciptakan stiatu instrumen pasar uang yang hanya diperdagangkan antara bank-bank. Didalam perdagangan efck yang dimaksud dengan sertifikat adalah: a. Suatu surat berharga sebagai pengganti dari surat berharga lainnya, misalnya sertifikat PT. Dana Reksa. b. Suatu surat dikeluarkan sebagai pengganti di suatu tagihan, rnisalnya sertifikat dikeluakan oleh Bl. c. Sebagai surat berhnrga yakni surat berharga yang dipergunakan untuk menyatakan bahwa pemilik sertifikat tersebut oleh pemilik dari suatu jumlah tertentu saham atau perusahaan.
Hal senada diperkuat okh urusan riset ekonomi dan kebijakan moneter Bank Indonesia hah"a SBJ yan:; diterbitkan oleh Bl pacla clasarnya adalah sama dengan dcposito bcrjangka, tetapi dengan ciri tambah yang penting. Yaitu dapat diperjualbelikan clan bunganya dibayar dimuka dengan diskonto. Kesimpuiannya bahwa Tingkat suku bunga Sertifikat bank Indonesia adaiah biaya yang harus dibayar oleh Bank Indonesia yang mengeluarkan surat berharga Scrtifikat Bank Indonesia kepacla pembeli atau pemegang surat berharga tcrsebut bcrdasarkan jangka waktu tcrtcntu (\Vidayanti. 2007: 18) 5. Ha rga Em as
Ciri pokok dari standar emas adalah bahwa setiap negara selalu siap mengkonversikan uang kcrtas atau uang flatnya pacla tingkat harga yang tetap. Mekanisme tingkat harga dalam sistem standar emas disebut mekanisme price specie automatic adjusmell/ , dimana specie adalah kata
lain untuk logam mulia (Hamidah, 2005:22). (Maurice D. Levi, I 996: I 73) teori yang dikembangkan oleh para ahli ekonomi klasik mengenai hubungan antara penawaran uang dan tingkat harga emas adalah teori kuantitas uang. Teori ini menyatakan bahwa tingkut harga keseluruhan dalam perekonomian akan sebanding (proporsional) dengan uang yang beredar. Dalam standar emas, emas merupakan bagian penting dari uang beredar. Baik Jangsung dalam bentuk
koin emas ataupun tak langsung yaitu pada saat pcmerintah menggunakan emas sebagai jaminan uang kertas (paper money). Dari tahun 1934 hingga tahun 1971 Amerika Serikat menjalankan suatu kebijakan
pe1~1belian
dan penjualan emas dengan harga tetap S 35
per ons. Kebijakan ini digunakan hingga pemerintah Nixon menghentikan konvertabilitas dolar terhadap emus. Nilai emas sekarang ditentukan oleh dorongan pasar (Hamidah, 2005:22). Nick Apostolon dan D. Lawrence (2003). Menyatakan ernas telah menjadi barometer kayakinan politik dan satabilitas mata uang. Ketika angka inflasi meningkat, permintaan emasjuga akan meningkatjika terjadi perubahan politik secara serius. Akirnya tingkat bpnga pada instrumen pasar uang dan surat-surat berharga menjadikan emas lebih menarik sebagai investasi. Sehingga menjadikan perarnalan harga emas sangat su Ii t. Bila seorang investor ingin mebeli emas karena ketidakstabilan ekonomi atau untuk rnendiversifikasikan kepemilikan. Ada enam bentuk pokok yang dapat dibeli yaitu, dana bersama. saham emas, koin. ernas batangan, kontrakfi1111res, dan opsi. Harga emas biasanya berbanding lurus dengan perubahan harga mata uang dolar Amerika. Jadi kalau rnata uang dolar Amerika meningkat, maka harga emas pun ikut meningkat. Hamidah, 2005:23, ada tiga macam produk emas, yaitu:
I
I
I. Perh iasan
Biasanya jika seseorang membcli perhiasan emas akan dikenakan biaya tambahan yang harus dibayar orang tersebut sebagai ongkos pembuatan perhiasan tersebut. Tetapi ketika dijual maka orang tersebut hanya akan menerima harga ernasnya saja, sedangkan ongkos peinbuatannya 1ncnjadi 6iaya yang ditanggung orang tersebut. 2. l(oin
Koin emas yang popular adalah koin emas ONH yang dijual dipegadaian.
Emas batangan adalah produk investasi emas yang paling menguntungkan. Karena tidak dikenakan ongkos pembuatan ketika membelinya. Mayoritas investor tidak sungguh-sungguh memiliki batangan emas secarn fisik. Sebaliknya mereka membeli sertifikat kepemilikan yang menunjukkan bahwa emas didepositokan dibank. Sertifikat-sertifikat
1111
dapat
dibeli
dari
bank-bank
tertentu,
perusahaan-perusahaan paling besar, dan agen-agen yang diakui. Emas merupakan logam mulia yang banyak diminati sebagai alternatif investasi karena sifatnya yang anti inflasi. Maka perubahan harga cmas sering menjadi perhatian investor scbagai dasar untuk menentukan keputusan investasinya. Sebab, kenaikan harga emas yang melebihi batas-
Ul P,tJIA UIN SYAHID JAKARTA 1-U'v"v'·\N
batas normalnya dapat dijadikan indikator sebagai terjadinya krisis nilai tukar mata uang lokal tcrhadap mata uang US$ yang menurut kcsepakatan Bretton Woe! (I 990) ma ta uang ini tetap menggunakan standar em as. Sedangakan mata uang lainnya tidak harus diJamin dengan emas melainkan menambatkan diri pada mata uang US$ (Hamiclah 2005:24).
B. Pcnclitian Tcrdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Sudjono (2002) penelitian dilakukan dengan melihat hubungan simultan antara variabel makro terhadap indeks harga saham sebelum dan semasa krisis. hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat empat variabel yang mempunyai hubungan simultan yakni IHSG, Deposito I, SB!, dan rupiah akan tetapi rupiah Jebih mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel-variabel !HSG, Depo l, SB!, atau rupiah itu sendiri akan tetapi tidak dapat mengungkap keseimbangan dan hubungan simultan sebelum dan masa krisis karena periode pengamatan yang terlal u penclek. Penelitian yang dilakukan oleh R. Hiclayat, clkk (2003) tentang Penggunaan Multi Indeks Model dalam Estimasi Tingkat Pengembalian Jnvestasi Saham Di lndonesia tahun I 997-2000 dengan menggunakan analisis regresi berganda hasilnya mcnunjukkan adanya pengaruh bersama secara signifikan yaitu variabel tingkat pcngembalian pasar, tingkat inflasi, suku bunga SB!, dan variabel kurs US dollar, clan harga emas terhadap pengembalian saham.
Dalam R. Hidayat, dkk (2003) pcnclitian mcngcnai pcngaruh indcks pasar terhadap harga saham-saham telah dilakukan oleh B. F. King terhadap 60 saham perusahaan yang menggunakan S & P 500 Dow Jones Index. hasil penelitian ini dikutip oleh Fisher dengan pcrnyataan, "King obserred rhcil, 011 the a1·erage, 01·er half the \'araition in a stock's JJrice coulcl be a!!rihu/e(l ro a
marker i11fluence 1ha1 ajfecrs all s!Ock marker indexes such as Doll' Jones Indus/rial Aremge or rhe S & P 500 Index" (Fisher And Jordon, 1995: I 0 I). Hasil observasi King tersebut menunjukkan bahwa secara rata-rata, Jebih dari separuh variasi harga saham dapat discbabkan olch pengaruh indeks pasar. Dalam R. Hidayat, dkk (2003) terjadinya pola hubungan negatif antara tingkat inflasi dengan tingkat pengembalian investasi saham dan komoditas future (Jacob and Pettit,· 1989: 13 7). l'enelitian Januari 1969-Novcmbcr 1970 juga mengungkapkan adanya po la hubungan ncgatif antara tingkat bunga dan inflasi terhadap pengembalian saham biasa. " ... rhere is a reliable 11ega1ire
rela/ionship be/11'een rhe le1·el o/ 1hc cxpecrcd r<'lums on common srocks and rhe lnel ofrhe 1reas111)' bill rare" (Sclmcrt. 1992:519). Dalam R. Hidayat, dkk (2003) penelitian mengenai hubungan harga emas dengan indeks pasar saham mcnunjukkan: "In ge11eml, gold allowss 011e
lo diversih agai11/s !he ki11d1 o/ risk rhar affecr all s!Ock markels simul1a11eo11sly. For example, in 19'3 and 197./ bullio11 price /rippled \\'he11 s/ock 111arke1.1· worldwide dropped dm111a1ically d11ri11g 1he oil crisis; 1he New York Srock Exch11ge dropped opproxiamarcly 50%. Com·ersly, rhe price of gold dropped fi'om 1982 10 I 983, 1rhrn 111os1 srock 111arke1 rose during rhe
economic recove1J'. Several s111dies have shown 1he existence of a small, and sometimes negafive, co1-rela1io11 he/ween gold and stock prices (Bruno,
1991 :328). Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya pola hubungan negatif antara harga emas dengan pcngembalian saham biasa. Penelitian sejak tahun 1960-1984 di USA terlrndap kcdua variabel tersebut, juga menunjukkan adanya korelasi negatif sangat lcmah yaitu sebesar -0,09. tetapi terjadi hubungan positif antara harga emas dengan tingkat inflasi (Roger dan Siegel yang diadaptasi oleh Sharp, Gordon dan Bailey, 1997:498). Dalam Siti Ruqoyah (2005), penelitian menunjukkan tingkat suku bunga SB! dan jumlah uang beredar (M2) memberi pengaruh terhadap return sahamn secara signifikan pada taraf a = 0,05. 1-lasil dari koefisien regresi menunjukkan bahwa tingkat suku bunga SB! dan jumlah uang beredar (M2) memberi pcngaruh terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan Widayanti (2007), penelitian dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda yang digunakan memberikan basil bahwa terdapat variabel makroekonomi yaitu gross domeslic product, tingkat suku bunga SB!, tingkat suku bunga f/1/ernationa/ Prime Rares, inflasi Indonesia, nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar
Amerika Serikat, indeks harga saham gabungan dan New York Exchange Index,
masing-masing
mempunyai
pengaruh
terhadap
return
saham
perusahaan yang mempunyai karakter yang berbeda walaupun perusahaan tersebut sahamnya sama-sama diminati oleh investor asing. Sedangkan variabel inflasi Amerika Serikat tidak mempunyai pengaruh terhadap return
saharn perusahaan manapun. Re111m saham terhadap 24 perusahaan yang paling banyak dipengaruhi oleh variabel makroekonomi adalah re111m saham perusahaan
KLBF.
7
perusahaan
tidak
dipengaruhi
oleh
variabel
makroekonomi apapun, 4 perusahaan dipengaruhi oleh 2 varian variabel rnakroekonomi, dan l 0 perusahaan dipengaruhi oleh satu varian variabel makroekonorn i. Pcnelitian juga dilakukan olch Hamidah (2005), hasil pcnclitian yang diperoleh dalam pengujian terhadap tingkat pengcrnbalian investasi saham adalah bahwa tingkat pengembalian pasar, inflasi, suku bunga deposito, niali tukar, dan
harga emas secara simultan (bersama-sama) berpengaruh
signifikan. Secara parsial, hasil pcnelitian menunjukkan bahwa hanya tingkat pengembalian pasar dan nilai tukar yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi saham. Sedangkan inflasi. suku bunga deposito. dan harga emus tidak berpengaruh signifikan.
C. Kerangka Pemikiran
Kondisi variabel rnakro sangat mempengaruhi kcputusan-keputusan invetasi yang diambil oleh pemodal. Saat terjadi gejolak pada kondisi moneter dimana
indikator ekonomi
makro
menunjukan
tren
penurunan atau
perlambatan, maka harga-harga saham akan menurun. Sementara kondisi perekonomian yang diharapkan membaik merupakan sentimen positif yang berdampak pada kenaikan harga di pasar saham. Beberapa variabcl yang sering digunakan dalam melakukan analisis kondisi ekonomi makro antara
Jain suku bunga SB!, nilai tukar rnata uang asing, tingkat inflasi, jurnlah uang yang beredar, pendapatan rnasyarakat. dan lain-lain. Berdasarkan acuan terse but rnaka penel iti akan· menganal is is pengaruh inflasi, suku bunga SB!, nilai tukar Rupiah, dan Harga Emas terhadap tingkat penge111balian (re111rn) saharn dengan 111enggunakan 111odel koreksi kesalahan atau ECM (Error Correclion Model) yang diperkenalkan oleh Sargan dan dipopulerkan oleh Engle dan Granger karena 111odel ini 111a111pu meliputi banyak variabel dalam 111enganalisis fenornena ekonomi jangka panjang dan juga dapat memecahkan masalah variabel lime series yang rentan dengan ketidakstasioneran yang sebelumnya dilakukan uji stasioner ADF dan uji kointegrasi Johansen.
Bank
Bursa Efek Indonesia
Indonesia
I
I Variabel Jndependen: I. Tingkat lnllasi
Variabe! dependen : Tingkat Pcngen1balian (return) Sahan1
2. Nilai Tukar Rupiah
3. Suku Bunga Sf31 ..J.. Harga Emas
'
I
I
I
I Uji Akar Unit
I Uji Kointegrasi
I Error ('orrection .\!ode/
I I I
Gambar 2. l. Kcrangk'1 13crpikir
Dari gambar diatas dapat clijelaskan bahwa sctelah pencliti menctapkan judul penelitian, maka langkah awal yang dilakukan adalah dcngan menentukan sampel dari jumlah saham yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Dalam ha! ini, peneliti mengambil sampel dari l 2 saham yang konsisten selama masa periode bulan Januari 2005 sampai Desember 2007. penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh inflasi, kurs, suku bunga SB! dan harga emas terhadap return saham. Model yang dipakai adalah Error Correcrion Model. Data variabel dependen maupun independen yang di input merupakan data rime series. Time series adalah serangkaian data numerik dimana setiap itemnya
berhubungan dengan suatu saat tertentu dalam waktu. Dalam penelitian ini pengujian statistik menggunakan uji pcrtama yang dianalisis. Dari uji stasioneritas data dapat diketahui nilai critical \'{/iue (CV) dan uji ADFtcst. Jika nilai CV > ADFtest, maka data stasioner atau cl apat juga dil ihat dari prob < 0.05. Jika scluruh data sudah dianggap stasioner maka sclanjutnya clilakukan uji kointegrasi, ini bertujuan untuk mengkaji stasioneritas residual regresi kointegrasi. Uji kointegrasi sangat penting untuk mengem,bangkan suatu model dinamis. terutama Error Correction Model (ECM) yang mcncakup variabcl-variabel kunci pada regres1
kointegrasi terkait.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup peneli°tian ini adalah menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun variabel dependen (Y) .adalah tingkat pengembalian (re111m) saham sedangkan variabel dependennya (X) adalah inflasi, nilai tukar rupiah. suku bunga SB!. dan harga emas. periode penelitian 1 Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. Perhitungan dan pengelolaan data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu sofiirnre statistik dan ekonometrik dalam komputer yang scsuai, yaitu £1·ieH's versi 4.0. Ruang lingkup penelitian ini adalah variabel makro ekonomi yang terdiri dari: I. Tingkat inflasi .,
Nilai tukar Rupiah
3. Suku Bunga SBI 4. Tingkat Inflasi di Indonesia 5. Tingkat Pengembalian (re111m) Saham
B. Metode Penentuan Sampcl
Sampcl
yang digunakan dalam
pcnclitian
1111
adalah scluruh
perusahaan yang terdaftar pada scktor lndustri Barang Konsumsi di BEJ dengan periode penelitian 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desembcr 2007. Adapun yang digunakan dalam pcnelitian ini adalah metode p11rposi1·e sampling, dengan kriteria sebagai bcrikut : 1. Perusahaan yang diteliti terda!iar di BEJ sejak periodc 31 Desembcr 2005
s.ampai dengan Desember 2007. Perusahaan yang diteliti tidak mdakukan Corporate Action (Srock Split dan Revers Stock) sclama pcriode pcnelitian guna menghindari bias data harga saham. 3. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan teraktif selama pcriodc penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data agar dapat dilakukan penelitian. Peneliti melakukan dua kegiatan pengumpu\an data. I. Data Sekunder Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (lime series) dengan skala bulanan (monthly) yang diambil dari data
bulanan historis return saham pada scktor lndustri Barang Konsumsi yang listed dan dipublikasikan PT BEJ pada web site
11·11w.j~c:_s_o.id
atau pada
jsx monthly report dengan rentang waktu dari 1 Januari 2005 sampai
c. Internet Research
Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam diperpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa. karena ilmu selalu berkembang, penulis melakukan penelitian dengan teknologi yang berkembang yaitu internet sehingga data yang diperoleh up to date sepcrti: www. Bi.go.id
D. Mctodc Analisis
Dalam penelitian ini untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh yaitu untuk mengetahui pengaruh antara tingkat inflasi. nilai tukar Rupiah, suku bunga SBJ, dan harga emas terhadap tingkat pengembalian (return) saham, untuk itu digunakan beberapa alat analisis dianraranya sebagai berikut. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi OLS (ordinary least square) dengan data time series periocle Januari 2005Desember 2007. Aclapun metocle analisis yang digunakan untuk mengestimasi model penelitian ini adalah Error Corre.ction Model (ECM) atau model koreksi kesalahan yang diperkcnalkan oleh Sargan dan dipopulerkan oleh Engle dan Granger (Nachrowi. 2006). Adapun pe11imbangan penggunaan alat analisis tersebut karena model koreksi kesalahan mampu meliputi banyak variabel dalam menganalisis fenomena ekonomi jangka pendek maupun jangka panjang. serta mampu mengkaji konsistensi model empiris dengan teori ekonomi. Selain itu. model ini mampu mencari pemecahan terhaclap
persoalan variabel runtun waktu (1i111e series) yang ticlak stasioncr dan regresi lancung (spurious regression) dalam ekonomctri (lnsukindro. 1999). ECM adalah suatu model ekonomi clan analisis yang mcnyertainya. ha! ini disebabkan sebagian besar analisis ekonomi berhubungan erat dcngan data time series yang sering diwujudkan dengan hubungan dan perubahan suatu variabel pada waktu te1tentu ,terhadap variabel lain di waktu yang berbeda. Adapun model dasar ECM adalah sebagai berikut : DY,= a0 + a 1ECT1
t-1
+ a2DYt-J +a3DX,_k+u
1......
Dari persamaan diatas dapal dilihat bahwa dalam pengujian untuk hubungan jangka pcndek dimasukan variabcl independen yakni ECT (Error Correction Ter111) yang mcrupakan error atau residual dari rcgresi OLS jangka
panjang, karena kita ingin mengetahui apakah variabel dcpcndcn pada pcriocle sebelunrnya mempengaruhi variabel dimasa sekarang, sehingga dimasukun juga variabel dependen pada pcriode sebelumnya.
1. Uji Stasioneritas
Dalam ekonometri dikenal dengan beberapa pengujian unit root dan Data ekonomi makro umumnya adalah data time series yang rentan dengan ketidakstasioneran untuk itu sebelumnya d.ilakukan uji stasioner Tujuan uji stasioner ini adalah agar meannya stabil dan random errornya = 0, sehingga model regresi yang diperoleh mempunyai prediksi yang tidak spurious
(regrcsi
semu).
Data dikaiakan
stasioner apabila
nilai
probabilitasnya < tingkat kepercayaan a = 0,05 atau ADF 1," > nilai kritis
ADF. Dalam uji ini yang digunabn adalah Uji Aug111e111ed Dickey Fuller (.4DF) pengujian ini dapat dilakukan untuk mengetahui kcstasioneran data,
dengan asumsi pada errornya tidak terdapat autokorelasi, kelebihan dari Uji ADF adalah pengujian ini dapat dilakukan walaupun antar errornya saling berkaitan. 2. Uji Kointegrasi
Uji kointcgrasi mcrupakan kclanjutan dari uji akar unit. Tujuan dilakukannya uji kointegrasi adalah untuk mengkaj i stasioneritas residual regresi kointegrasi. Stasioneritas penting jika ingin mengembangkan suatu model dinamis. terutama EC'".I yang rnencakup variabcl-variabel· kunci pada regresi kointegrasi terkait. Pada umumya data time series tidak stasioner pada level atau mengandung unit root bila data tersebut sudah stasioner pada ordo yang sanrn misalnya !(!) maka dapat dilakukan uji kointegrasi untuk me!ihat apakah terdapat adanya hubungan keseimbangan antara variabel-variabel tersebut dalam jangka panjang. Uji yang digunakan adalah uji Johansen