Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi Medan SKRIPSI
ANALISIS KAUSALITAS ANTARA KREDIT INVESTASI YANG DI SALURKAN BANK UMUM DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA UTARA
Di ajukan Oleh: NAMA
: FENNY PRATIWI
NIM
: 050501123
DEPARTEMEN : EKONOMI PEMBANGUNAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Medan 2009 Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi Medan
Penanggung Jawab Skripsi Nama
: Fenny Pratiwi
NIM
: 050501123
Departemen
: Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi
: Moneter dan Perbankan
Judul Skripsi
: Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara
Tanggal,________________
Pembimbing,
(Paidi Hidayat, SE, MSi) NIP: 132 307 086
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi Medan
Berita Acara Ujian Hari
:
Tanggal
:
Nama
: Fenny Pratiwi
Nim
: 050501123
Departemen
: Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi
: Moneter dan Perbankan
Judul Skripsi
: Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara
Ketua Departemen,
(Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec) NIP: 132 206 574
Penguji I,
(Jonathan Sinuhaji, SE, MSi) NIP. 130 702 279
Pembimbing,
(Paidi Hidayat, SE, MSi) NIP: 132 307 086
Penguji II,
(Rujiman, SE, MA) NIP. 131 127 371
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi Medan
Persetujuan Administrasi Akademik
Nama
: Fenny Pratiwi
Nim
: 050501123
Departemen
: Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi
: Moneter dan Perbankan
Judul Skripsi
: Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara
Tanggal,________________
Ketua Departemen,
(Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec) NIP: 132 206 574
Tanggal,________________
Dekan,
(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) NIP: 131 285 98
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
ABSTRACT Target of this research is to analyse causality between investment loan (Cr) and Economic growth in North Sumatera include from 1980 until 2007. This research use method of Granger Causality Test to see relation direction investmen loan (Cr) and economic growth in North Sumatera. The unit roots test result that both investment loan (Cr) and economic growth data ware stationary at the first difference process. The granger causality test result that is has feedback relationship between investment loan (Cr) and economic growth. Result of research indicate that there are feedback investment loan with economic growth in North Sumatera. Keywords: investment loan , economic growth, unit root test and granger causality
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kausalitas antara kredit investasi (Cr) dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara dengan menggunakan data runtun waktu dari tahun 1980 sampai dengan tahun 2007. Penelitian ini menggunakan metode Granger Causality Test untuk melihat arah hubungan antara kredit investasi (Cr) dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Hasil uji akar-akar unit memperlihatkan bahwa data kredit investasi (Cr) dan pertumbuhan ekonomi stasioner pada derajat pertama (first difference). Sedangkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan timbal balik (feedback) antara kredit investasi (Cr) dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Kata kunci : penerimaan pajak, pengeluaran pemerintah, kointegrasi, dan granger causality
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah subhanahu wa ta’ala atas limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dan shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Rasulullah shalallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga beliau, sahabat serta orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir. Skripsi yang berjudul “Analisis Kausalitas Penerimaan Pajak Dan Pengeluaran Pemerintah di Kota Tebing Tinggi dengan Metode Granger Causality” ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka meraih gelar Sarjana Ekonomi dari program pendidikan Strata-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Sebagaimana ada pepatah yang berbunyi “Tak ada gading yang tak retak” sehingga penulispun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tentu belum sempurna. Karena penulis hanyalah manusia yang tidak luput dari kekhilafan dan kesalahan oleh karena itu penulis mohon maaf dan berharap dalam kesempatan lain akan lebih baik lagi. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan serta dorongan dari pihak lain. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Untuk orang tua saya yang sangat saya cintai ayahnda Wahyudi Wazar, SH .dan ibunda Hj. Erma Idawati, S.Sos yang telah mendukung baik moril maupun materil Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
yang mencurahkan segenap waktu dan kasih sayangnya serta mendoakan saya menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dan kepada kedua adik saya Novita Kartika dan Mhd. Rizky Prawira atas semua motivasinya. 2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec sebagai Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Irsyad Lubis PhD, sebagai sekretaris Depertemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak Paidi Hidayat, SE, MSi sebagai dosen pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan, saran, dan bimbingan yang baik mulai dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini. 6. Bapak Arifin Siregar, SE, MSp sebagai dosen wali penulis yang telah memberikan bimbingan selama masa perkuliahan penulis. 7. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan. 8. Seluruh staf Bank Indonesia (BI) Medan dan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara yang telah membantu untuk memperoleh data. 9. Buat sahabat – sahabat saya Yani, Anggita, Zulaika, Sifa, Eka, dan Shinta atas segala motivasinya, tempat mencurahkan keluh kesah, selalu saja ada semangat baru setelah bertemu kalian kalian.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
10. Buat teman – teman saya Ekonomi Pembangunan 2005, terutama untuk Nia yang semangatnya membuat aku jadi termotivasi dari awal kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini, dan juga buat Ade Ilham, Aidil, Polek, Isan, Dina, Ade Suryani, Wenny, Indri, Marina, Riri, Andri, Lidya, Yola, Yesi, Yenni, Maysarah, Herna, yang telah membingkai cerita tersendiri yang tak bisa di ulang lagi, dan menjadi kenangan indah selama kuliah di Fakultas Ekonomi Departemen Ekonomi Pembangunan. Dan teruntuk orang yang sangat berarti dan mengenal diriku lebih dari orang lain, bang Adolf. Terimakasih atas segalanya.
Akhir kata, kiranya Allah Subhana Wata’ala membalas segala kebaikan dan pengorbanan yang diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Februari 2009 Penulis
(Fenny Pratiwi)
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
ABSTRACT ................................................................................................... ........... i ABSTRAK................................................................................................................ ii KATA PENGANTAR................................................................................... .......... iii DAFTAR ISI............................................................................................................ vi DAFTAR TABEL ......................................................................................... .......... ix DAFTAR GAMBAR..................................................................................... ........... x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. .......... xi BAB I . PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ........................................................................ ............ 7 1.3. Hipotesis ......................................................................................... ............ 7 1.4. Tujuan Penelitian............................................................................ ............ 7 1.5. Manfaat Penelitian ......................................................................... .............8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi .............................................................9 2.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi ...................10 2.3. Teori – teori Pertumbuhan Ekonomi ..........................................................14 2.3.1. Teori Klasik ........................................................................................14 2.3.2. Teori Neoklasik ..................................................................................18 2.3.3. Teori Modern ......................................................................................21 Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
2.4. Bank Umum ............................................................................................. 27 2.4.1. Pengertian Bank dan Bank Umum ................................................... 27 2.4.2. Kegiatan Bank Umum .......................................................................28 2.5. Kredit Investasi
................................................................................... 28
2.5.1.Fungsi Kredit ................................................................................... 28 2.5.2.Tujuan kredit investasi ........................................................................29 2.5.3.Jangka waktu kredit investasi ............................................................30 2.5.4.Proyek– proyek/perusahaan–perusahaan prioritas dan nonprioritas..30 2.5.5.Ketentuan pembiayaan dan tanggungjawab kredit investasi ............31 2.5.6.Penilaian
proyek/perusahaan
berdasarkan
pertimbangan
bank
teknis dan bank ability.........................................................................32 2.5.7. Syarat Dollar Clause ........................................................................ 32 2.5.8. Penggunaan kredit investasi .............................................................33 2.5.9. Jaminan kredit investasi
.............................................................33
2.5.10.Prinsip – prinsip pemberian kredit
.................................................34
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. .......... 40 3.2. Jenis dan Sumber Data ................................................................... .......... 40 3.3. Metode dan teknik pengumpulan data .......................................................40 3.4. Pengolahan data .............................................................................. ...........41 3.5. Model Analisis Data ....................................................................... ...........41 Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
3.6. Metode Analisis.............................................................................. ..........42 3.7. Defenisi Operasional ...................................................................... ..........45 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Deskriptif .................................................................................... 46 4.1.1. Gambaran umum provinsi Sumatera Utara............................. ......... 46 4.2. Perkembangan Bank Umum di Sumatera Utara............................. ...........48 4.2.1. Eksistensi bank umum pemerinah di Sumatera Utara ............ ...........50 4.3. Perkembangan kredit investasi di Sumatera Utara ......................... ...........51 4.4. Perkembangan ekonomi di Sumatera Utara ................................... ...........55 4.5. Analisis data ................................................................................... ...........57 4.5.1. Uji akar – akar unit (unit root test) dan derajad integrasi....................57 4.5.2. Uji Granger Causality ............................................................. ...........60
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ..................................................................................... ......... 63 5.2. Saran................................................................................................ ......... 64 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ ............ 65 LAMPIRAN
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
Tabel 1.
: Luas Daerah Menurut Kabupaten / Kota ................................... .........47
Tabel 2.
: Perkembangan Bank Umum di Sumatera Utara........................ .........40
Tabel 3.
:Perbandngan Dana yang Dihimpun dan Disalurkan serta Persentase Penyalurnya oleh Bank di Sumatera Utara tahun 2000 – 2006............51
Tabel 4.
: Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan di Sumut tahun 2001 – 2006 ............................................................................... ........ 53
Tabel 5.
: Kredit Investasi yang Disalurkan Bank Umum di Sumatera Utara..... 54
Tabel 6.
:Perkembangan Ekonomi Sumatera Utara 1998 – 2006 ...................... 56
Tabel 7.
: Hasil Analisis Root Test Menggunakan ADF ...................................58
Tabel 8.
: Hasil Estimasi Uji Granger Causality
.............................................. 61
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
Gambar 1.
: Perkembangan Jenis Bank Umum di Sumatera Utara ..................49
Gambar 2
: Perkembangan Kredit Investasi di Sumatera Utara .......... .......... 52
Gambar 3.
: Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara tahun 1993 – 2005 ........ 57
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Lampiran 1
: PDRB atas Harga Berlaku (juta rupiah)
Lampiran 2
: Hasil Regresi Uji Unit Root Test PDRB
Lampiran 3
: Hasil Regresi Uji Unit Root Test Kredit Investasi
Lampiran 4
: Hasil Estimasi Uji Granger Causality
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Fenny Pratiwi
Nim
: 050501123
Departemen
: Ekonomi Pembangunan
Fakultas
: Ekonomi
Adalah benar telah membuat skripsi ini, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan judul : “ Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara”. Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, untuk dapat di pergunakan seperlunya.
Medan, Februari 2009 Yang Membuat Pernyataan
( Fenny Pratiwi )
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi.
Standar
ekonomi
tentang
investasi
memaparkan bahwa ketersediaan dana dalam perekonomian merupakan salah satu langkah awal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, sehingga peranan bank juga penting dalam menghimpun dana dari masyarakat. Sebagai badan usaha tentunya mempunyai strategi dalam rangka memobilisasi dana dari masyarakat. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan dana dari masyarakat tidak bisa dipungkiri bahwa peranan dunia perbankan sangat besar sebagai lembaga keuangan yang peran penting dalam sirkulasi dana bank, dimana merupakan badan usaha yang berfungsi menghimpun dana dari pihak ketiga dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi usaha dalam rangka meningkatkan perekonomian bangsadan taraf hidup rakyat pada
khususnya
sesuai dengan fungsinya menghimpun dana dari
masyarakat. Nilai jumlah tabungan masyarakat mempunyai pengaruh terhadap investasi yang akan di biayai bank umum pemerintah di Sumatera Utara, maka pihak bank itu sendiri harus melakukan pemberian kredit dengan hati – hati sebab akan terkait dengan banyak sektor usaha. Karena tujuan investasi bank adalah
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
meningkatkan pendapatan yang maksimal dengan resiko yang minimum. Oleh karena itu bank harus melihat hal –hal yang mempengaruhi investasi. Investasi menempatkan dana dan uang dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas usaha atau dana tersebut. Investasi yang dilakukan perusahaan – perusahaan dapat berupa pembelian barang modal riil untuk mendirikan perusahaan baru ataupun perusahaan yang ada. Investasi merupakan salah satu komponen penting dalam GDP dan mempunyai peranan penting dalam permintaan agregat. Oleh karena itu, tanpa investasi tidak akan ada ekspansi ekonomi. Menurut Nuryakin dan Wajiyo (2006), secara natural, bank tidak berbeda dengan perusahaan komoditas atau perusahaan jasa lainnya. Dalam hal ini, bank menghasilkan output berupa kredit dari input berupa dana simpanan masyarakat. Dengan melakukan proses produksi seperti itu, bank menjembatani kepentingan pihak pemilik dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Dengan kata lain,bank menjalani fungsinya sebagai lembaga intermediasi Fungsi bank yang pokok adalah sebagai intermediasi dan transmisi dimana menggambarkan kedudukan bank sebagai jantung dan urat nadi kehidupan ekonomi, sehingga berpengaruh besar terhadap investasi, distribusi, produksi, penghasilan, tingkat harga, dan sebagainya. Bank menjalankan dengan berbagai cara diantaranya memberi pelayanan kepada masyarakat, memberi kredit usaha dengan resiko usaha yang dihadapi oleh bank, salah satunya resiko investasi. Dalam menjalani peran penting dalam intermediasi keuangan dalam penyediaan dana dari kelebihan dan kekurangan unit, bank, bank - bank umum Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
tertentu, memperkuat perekonomian dengan menyediakan kebutuhan kredit kepada nasabah dan memberikan tempat yang nyaman untuk keseimbangan uang individu ( Mercy Ada Anyiwe, 2003). Bank bukanlah perusahaan jasa biasa. Kegiatan perbankan menempati posisi yang penting dalam tataran perekonomian makro. Hal ini disebabkan karena bank selain memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi, bank juga memiliki fungsi sebagai media transmisi kebijakan moneter Bank Sentral. Dengan fungsinya yang khusus ini, bank kemudian menjadi obyek penting dalam analisis efektifitas kebijakan moneter. Perkreditan tidak dapat dipisahkan dari gerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan Provinsi Sumatera Utara. Sebagaimana diketahui bahwa untuk memenuhi kebutuhan manusia, manusia selalu berusaha untuk mencapai sasaran tujuan dengan memanfaatkan sumber – sumber ekonomi. Salah satunya adalah permodalan. Bank sebagai lembaga yang memfasilitasi pemberian kredit kepada perusahaan untuk pembiayaan barang – barang modal atau aktiva tetap perusahaan. Ada berbagai kondisi yang dialami perusahaan dengan tingkatan yang berbeda, pada waktu dimana pembiayaan proyek tidak mencukupi maka perusahaan memerlukan bantuan pembiayaan dalam bentuk kredit bank. Apabila perusahaan membutuhkan investasi baru untuk membeli barang modal. Disisi lain perusahaan seperti mesin – mesin, kendaraan, dan lain – lain. Perkembangan pemberian kredit mengikuti pertumbuhan ekonomi. Lee (2005), menjelaskan secara apriori setidaknya terdapat dua kemungkinan hubungan antara variabel-variabel kredit dan variabel-variabel riil.. Pertumbuhan ekonomi menyebabkan kenaikan permintaan terhadap produk-produk, Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
sehingga menghasilkan kenaikkan aktivitas pasar keuangan dan kredit. Dengan demikian, perkembangan permintaan kredit merupakan demand-following. Teori lain, mendalilkan
jika
perkembangan
permintaan
kredit
merupakan
determinan
perkembangan ekonomi. Hipotesis supply leading ini menunjukkan kausalitas berasal dari perkembangan permintaan kredit ke arah pertumbuhan riil, dimana perkembangan permintaan kredit merupakan necessary condition but not sufficient untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang sustainable. Menurut Djoko Retnadi ( 2006), ekspansi kredit bank sangat diharapkan karena akan dapat menjadi tambahan amunisi bagi suatu sektor untuk dapat lebih berkembang. Pola penyaluran kredit perbankan sejak tahun 2003 yang kurang memberikan peluang pada pengembangan proyek baru (investasi),harus dicarikan jalan keluarnya. Penyebab kurang tertariknya perbankan untuk membiayai proyek baru karena tingginya risiko yang dihadapi. Suku bunga yang belum stabil pada tingkat yang rendah, dan buruknya prasarana dan sarana ekonomi tampaknya menjadi alasan utama masih seretnya pengucuran kredit investasi. Pada periode 1969 – 1982, pemerintah mulai menggalakkan investasi nasional, baik melaui anggaran pembangunan maupun partisipasi swasta. Untuk mencapai upaya yang dimaksud, pada tanggal 1 April 1969 bank sentral mengeluarkan ketentuan tentang kredit investasi berjangka waktu tiga sampai lima tahun dengan suku bunga relative rendah. Untuk mendorong bank – bank pemerintah berpartisipasi dalam program kredit investasi, Bank Indonesia mentediakan kredit likuiditas dengan suku bunga rendah. Sementara itu untuk mengarahkan kredit Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
investasi kepada proyek – proyek yang produktif, pemberian kredit berpedoman pada Daftar Skala Prioritas ( DSP) yang di keluarkan Badan Koordinasi Penanaman Modal ( BKPM ) ( Aulia Pohan, 2008 :151). Peranan kredit investasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara dapat berarti penciptaan lapangan pekerjaan, pemerataan kesempatan
berusaha
melalui
alokasi
pemberian
kredit
menurut
prioritas
pembangunan dan golongan ekonomi sehingga pada gilirannya dapat memperluas pemerataan hasil – hasil pembangunan. Mengingat peranan kredit investasi sedemikian
pentingnya
dalam pertumbuhan
perekonomian
Sumatera
Utara
khususnya, dan Indonesia pada umumnya, menjadi pertimbangan pemerintah, bahwa kebijakan perkreditan juga harus disesuaikan dengan tantangan yang dihadapi untuk menghindari resiko kredit macet, suku bunga yang belum stabil pada tingkat yang rendah, dan buruknya prasarana dan sarana ekonomi. Berbagai studi empiris mengaitkan bahwa pertumbuhan kredit menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi seperti yang dilteliti Moustain (2004) bahwa pertumbuhan GDP yang positif muncul selama periode dimana ketersediaan uang dan pemberian kredit oleh sektor perbankan bagi ekonomi sebagai hasil dari tingkat perekonomian yang semakin tinggi. Begitu juga studi yang dilakukan Chaido Dritsaki (2006) bahwa terdapa bilateral causal relationship antara perkembangan pemberian kredit dan pertumbuhan ekonomi. Adapun penelitian Kar and Pentecost (2000) tentang perkembangan kredit dan pertumbuhan ekonomi di Turki dengan menggunakan Granger Causality Test, mereka menemukan bahwa arah hubungan Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
antara pemberian kredit dan pertumbuhan ekonomi adalah sensitif untuk memilih ukuran perkembangan kredit di Turki. Dan mereka menyimpulkan bahwa tidak mudah untuk menerima pendapat bahwa pemberian kredit mengakibatkan pertumbuhan, atau pemberian kredit akibat dari pertumbuhan. Dan bagaimanapun, hasil penelitian mereka daloam studi kasus di Turki pemberian kredit mengakibatkan pertumbuhan ekonomi. Secara teori sendiri kredit investasi memiliki hubungan kausalitas yang positif. Hubungan dua arah ini terjadi karena semakin tinggi kredit yang di salurkan oleh pihak bank, maka akan memacu meningkatnya pertumbuhan pembiayaan, ekspansi, dan rehabilitasi perusahaan, yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kredit investasi digunakan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi, dimana kredit investasi sebagai fungsi pertumbuhan ekonomi. Pihak bank akan menyalurkan kredit investasi tersebut dengan memperhitungkan dan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan pertumbuhan ekonomi pada saat itu untuk menghindari kemungkinan terjadinya kredit macet, maka pertumbuhan ekonomi merupakan fungsi dari kredit. Ini merupakan tugas bank sentral untuk menetapkan peraturan dan membuat kebijakan untuk memajukan perkembangan yang sehat mengenai urusan kredit, dan akan berdampak pada bank – bank yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Maka penulis tertarik untuk menganalisis tentang Kausalitas antara Kredit Investasi yang di Salurkan Bank – Bank Umum dengan Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Utara dalam bentuk skripsi
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
diuraikan
diatas,
maka
permasalahan yang dikaji dan di bahas dalam penelitian ini adala sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan kredit investasi dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara? 2. Bagaimana kausalitas antara kredit investasi dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara?
1.3 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus di uji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesisnya adalah terdapat hubungan kausalitas antara kredit investasi dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara, cateris paribus.
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui seberapa besar perkembangan kredit investasi dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. 2. Untuk mengetahui hubungan kausalitas antara kredit investasi dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni. 2. Sebagai tambahan informasi dan bahan masukan bagi mahasiswa / I Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. 3. Sebagai pertimbangan dalam memproyeksi dan mengambil kebijakan mengenai kredit investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Menurut Boediono (1999), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang yang di tekankan dalam tiga aspek yaitu proses, output perkapita, dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Pnekanan pertumbuhan itu pada perubahan atau perkembangan itu sendiri dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output perkapita, yang di perhatikan adalah sisi output totalnya ( GDP) dan sisi jumlah penduduknya. Output perkapita adalah output total di bagi dengan jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan output perkapita harus di analisa dengan melihat apa yang terjadi dengan output total di satu pihak, dan jumlah penduduk di lain pihak. Suatu teori pertumbuhan ekonomi haruslah bias menjelaskan apa yang terjadi dengan GDP total dan jumlah penduduk. Dengan kata lain, teori itu harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP total dan mengenai teori pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut bias dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Aspek ketiga dari defenisi pertumbuhan ekonomi adalah perspektif waktu jangka panjang. Kenaikan output perkapita selama satu atau dua tahun yang kemudian diikuti dengan penurunan output perkapita bukan pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian tumbuh apabila dalam jangka waktu yang cukup lama mengalami kenaikan output perkapita. Tentu saja bisa terjadi bahwa pada satu tahun, output perkapita menurun. Tetapi apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang jelas untuk meningkat, maka dikatakan bahwa terjadi pertumbuhan ekonomi. Makna perspektif jangka panjang ini bisa dilihat pula dari prosos intern perekonomian tersebut. Jadi dari kecenderungan tersebut, haruslah berasal dari kekuatan yang berasal dari dalam perekonomian sendiri, bukan berasal dari luar dan bersifat sementara. Istilahnya, proses pertumbuhan ekonomi harus bersifat self – generating , yang berarti bahwa proses pertumbuhan itu sendiri menimbulkan kekuatan atau momentum bagi timbulnya kelanjutan pertumbuhan tersebut dalam periode – periode selanjutnya.
2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Proses pertumbuhan ekonomi di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor ekonomi dan faktor non – ekonomi. Pertumbuhan ekonomi pada suatu negara bergantung dari sumber alamnya, sumber daya alam, modal, usaha, teknologi, dan sebagainya. Semua itu merupakan faktor ekonomi. Namun pertumbuhan ekonomi tidak mungkin terjadi selama lembaga sosial, kondisi politik, nilai – nilai moral dalam suatu bangsa tidak menunjang. Di dalam pertumbuhan ekonomi, lembaga sosial, Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
sikap budaya, nilai moral, kondisi politik, dan kelembagaan merupakan faktor non – ekonomi ( Jhingan , 1995 ). Para ahli ekonomi menganggap faktor ekonomi sebagai kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi jatuh atau bangunnya merupakan konsekwensi dari perubahan yang terjadi dalam faktor produksi tersebut. Beberapa faktor yang dipandang sebagai sumber penting yang dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi adalah tanah dan kekayaan alam lainnya, jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja, barang – barang modal dan tingkat teknologi, sistem sosial dan sikap masyarakat, serta luas pasar ( Sukirno, 2002 ). 1.
Tanah dan Kekayaan Alam Lainnya Kekayaan alam suatu negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan iklim
dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan dan hasil laut yang dapat di peroleh, dan jumlah dan jenis kekayaan barang tambang yang terdapat. Kekayaan alam akan mempermudah usaha untuk membangun perekonomian suatu negara, terutama pada masa – masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi. Bila pertumbuhan baru di mulai dan terdapat hambatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi di luar sektor primer ( pertanian dan pertambangan ), bisa di atasi bila mempunyai kekayaan alam yang dapat di usahakan dengan menguntungkan. Kemungkinan untuk memperoleh keuntungan tersbut akan menarik pengusaha – pengusaha dari negara lain untuk mengusahakan kekayaan alam tersebut. Namun perkembangan ekonomi tidak selalu bergantung dari banyaknya kekayaan alam suatu negara.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
2.
Jumlah dan Mutu dari Penduduk dan Tenaga Kerja Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan
pertambahan tersebut memungkinkan negara itu menambah produksi. Sebagai akibat dari pedidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja, kemahiran penduduk akan selalu bertambah
tinggi.
Maka
produktivitas
akan
bertambah
dan
menimbulkan
pertambahan produksi yang lebih cepat daripada pertambahan tenaga kerja. Pengusaha adalah
bagian dari penduduk, apabila tersedianya pengusaha dalam
sejumlah penduduk berjumlah banyak, lebih banyak kegiatan ekonomi yang dijalankan. Dorongan lain yang timbul dari perkembanga penduduk terhadap petumbuhan ekonomi bersumber dari akibat pertambahan itu kepada luas pasar. Apabila didalam perekonomian sudah berlaku keadaan di mana pertambahan tenaga kerja tidak dapat menaikkan produksi yang lebih cepat dari pertambahan penduduk, pendapatan perkapita akan menurun.
3.
Barang – barang Modal dan Tingkat Teknologi Barang – barang modal penting artinya dalam mempertinggi efisiensi
pertumbuhan ekonomi. Apabila barang – barang modal bertambah sedangkan tingkat teknologi tidak mengalami perkembangan, kemajuan yang di capai akan jauh lebih rendah dari yang dicapai masa kini. Kemajuan teknologi menimbulkan akibat positif dalam pertumbuhan ekonomi. Kemajuan teknologi dapat mempertinggi efisiensi produksi suatu barang sehingga menurunkan biaya produksi suatu barang. Selain itu
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
kemajuan teknologi menimbulkan penemuan barang – barang baru yang belum pernah di produksi sebelumnya.
4.
Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat Mengenai masalah pembangunan di negara berkembang, ahli ekonomi telah
menunjukkan bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat menjadi hal penting dalam pembangunan. Adat istiadat yang tradisional dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan cara – cara produksi yang modern yang produktivitasnya tinggi. Sikap masyarakat juga menentukan sampai dimana pertumbuhan ekonomi dapat di capai. Di sebagian masyarakat terdapat sikap masyarakat yang dapat memberikan dorongan yang besar pada pertumbuhan ekonomi. Antara lain sikap berhemat untuk mengumpulkan uang untuk berinvestasi, dan sikap selalu berusaha untuk menambah pendapatan dan keuntungan.
5.
Luas Pasar sebagai Sumber Pertumbuhan. Adam Smith menunjukkan bahwa spesialisasi dibatasi luasnya pasar, dan
spesialisasi yang terbatas membatasi pertumbuhan ekonomi. Apabila luas pasar terbatas tidak terdapat dorongan kepada para pengusaha untuk menggunakan teknologi modern yang tingkat produktivitasnya sangat tinggi. Para pengusaha lebih suka menggunakan cara memproduksi yang teknologinya rendah. Karena produktivitas yang rendah maka pendapatan para pekerja tetap rendah, dan ini selanjutnya membatasi luas pasar. Untuk mengatasi hambatan tersebut perlu suatu Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
negara miskin secara serentak melakukan pembanguan di segala bidang yang di kenal dengan teori pembangunan seimbang.
2.3
Teori – teori Pertumbuhan Ekonomi Teori pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai penjelasan mengenai faktor –
faktor apa yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang.dan bagaimana faktor – faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan. Adapun teori – teori pertumbuhan di kelompokkan menjadi a) Teori Klasik 1. Adam Smith (1729 – 1790) Pengakuan terhadap ekonomi sebagai cabang ilmu tersendiri baru di berikan pada tahun 1776, terbitnya buku berjudul An Inquiry into the Nature and Causes of The Wealth of Nations. Dalam buku ini dibahas tentang mekanisme pasar bebas, teori nilai (value theory) , teori pembagian kerja (devision of labour ) , teori akululasi capital, dan teori keunggulan absolut. Dalam mekanisme pasar bebas, Smith menghendaki agar pemerintah tidak terlalu banyak campur tangan mengatur perekonomian. Biarkan perekonomian berjalan dengan wajar tanpa campur tangan pemerintah, nanti akan ada invisible hand yang akan membawa perekonomian tersebut ke arah keseimbangan. Jika pemerintah banyak campur tangan, pasar akan mengalami distorsi yang akan membawa perekonomian pada ketidak efisienan dan ketidakseimbangan. Bekerjanya mekanisme Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
pasar sangat sederhana walaupun tiap orang mengerjakan sesuatu berdasarkan kepentingan pribadi masing – masing tapi hasilnya bisa selaras dengan tujuan masyarakat. Mengenai teori nilai, Smith menyatakan bahwa barang mempunyai dua nilai, yaitu nilai guna dan nilai tukar. Nilai tukar atau harga suatu barang di tentukan oleh jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan barang tersebut, dan nilai tukar sebagai kemampuan suatu barang untuk memperoleh barang lain yang berarti nilai tukar suatu barang sama dengan harga dari barang itu sendiri. Dalam teori pembagian kerja, Smith mengambil kesimpulan bahwa produktifitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian kerja yang akan mendorong spesialisasi dimana orang akan memilih mengerjakan yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing – masing. Pembagian tugas tadi telah menyebabkan tiap orang ahli di bidangnya atau tersusialisir, dengan demikian produktifitasnya juga akan meningkat. Karena Smith menganggap pentingnya arti akumulasi kapital bagi pembangunan ekonomi maka sistem ekonomi yang dianut sesuai dengan pemikiran Smith disebut sisten liberal karena memberi keleluasaan yang besar bagi individu untuk bertindak dalam perekonomian. Dalam teori keunggulan absolut, menurut Smith perdagangan antara dua negara di dasrkan pada keunggulan absolute. Jika sebuah negara lebih efisien terhadap negara lain dalam memproduksi sebuah komoditi, namun kurang efisien terhadap negara lain dalam memproduksi komoditi
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
yang memiliki keunggulan absolut. Melalui proses ini sumber daya di kedua negara digunakan dalam cara yang paling efisien.
2.
Thomas Robert Malthus ( 1766 – 1834 ) Dalam bukunya Essay of Population Maltus berpendapat bahwa kemajuan
manusia tidaklah mungkin karena kemiskinan dan penderitaan merupakan hal yang tidak terelakkan dalam mayoritas dari setiap masyarakat. Ia berpendapat bahwa semua usaha untuk mengurangi kemiskinan baik dengan tujuan yang baik atau yang dipikirkan dengan baik hanya akan memperburuk keadan. Hal ini di sebabkan hasrat kesenangan seksual yang tak pernah puas sehingga meningkatkan populasi penduduk yang tumbuh menurut deret geometris, sedangkan produksi makanan meningkat menurut deret hitung. Pada level kebijakan, Malthus memberi penjelasan mengapa ekonomi dikuasai oleh depresi periodik atau kelebihan persediaan atau barang yang diproduksi tidak mampu untuk dibeli / tidak dijual. Masa dimana pengusaha tidak bisa menjual barang atau tingkat pengangguran tetap tinggi. Jawaban yang diberi Malthus adalah situasi tersebut berkaitan dengan permintaan yang sangat sedikit. Sebaliknya penjelasan Malthus mengapa harga – harga naik adalah karena terlalu banyak pengeluaran yang terjadi didalam ekonomi. Karena alasan inilah Keynes menyebutkan Malthus sebagai pendahulu penting dari teorinya tentang lingkaran bisnis.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Pada level teoritis, Malthus memberika justifikasi untuk laba. Adam Smith tidak punya teori keuntungan dan tidak dapat menjelaskan apa yang menentukan tingkat keuntungan. Menurut Malthus, keuntungan adala pengembalian kepada kapitalis karena usahanya memproduksi barang. Buruh yang memiliki alat –alat dan mesin akan lebih produktif dibanding buruh yang kekurangan peralatan modal ini. Dengan mengizinkan modal tersebut digunakan dalam proses produksi. Kapitalis telah menyumbang untuk produksi dank arena itu layak dibayar berdasarkan atas sumbangannya itu.
3. Jhon Stuart Mill ( 1806 – 1873) Ia adalah figur tradisional dalam ilmu ekonomi. Buku karangannya adalah Principal of Political Economy (1848) yang merupakan textbook yang meringkaskan kebijakan ekonomi yang berlaku di Inggris pada abad ke 19. Sebagian besar ahli ekonomi klasik khawatir akan berakhirnya pertumbuhan ekonomi. Mill sebaliknya berpendapat bahwa keadaan yang tidak berubah akan mempunyai banyak keuntungan. Keuntungan yang paling penting adalah berakhirnya pertumbuhan ekonomi yang mengakhiri kesibukan kehidupan industri yang terus menerus. Sumbangan Mill yang abadi kepada ilmu ekonomi adalah dialah ekonom pertama yang membicrakan permintaan ( demand ) dan penawaran sebagai schedules. Dalam karya Smith, Ricardo, dan ahli ekonomi klasik lainnya, penawran dan permintaan di perlakukan sebagai jumlah barang yang dibawa kepasar dan jumlah barang yang di beli konsumen. Mill mengakui bahwa kuantitas barang merespon Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
perubahan dalam harga. Ketika harga naik, pengusaha akan memasukkan lebih banyak barang ke pasar. Sebaliknya ketika harga turun, konsumen akan membeli lebih banyak harga yang ditawarkan oleh pengusaha.
b) Teori Neoklasik 1.
Schumpeter Teori Schumpeter menyatakan bahwa sumber kemabjuan ekonomi adalah
daya kreasi manusia pelaku – pelakunya, dan bukan sekedar akumulasi kapital atau pertumbuhan penduduk. Orang mungkin masih bisa memperdebatkan apakah daya kreasi manusia tersebut tumbuh paling subur dalam sistem kapitalisme atau sistem lain. Tetapi bahwa kretivitas manusia merupakan faktor sentral dalam proses kemajuan ekonomi sulit di bantah. Teori Schumpeter juga menyoroti satu faktor fundamental yang merupakan penghambat pembangunan ekonomi dinegara – negara sedang berkembang, yaitu sangat langkanya calon – calon inovator dan belum adanya lingkungan yang menunjang
inovasi.
Teorinya
menggarisbawahi
pentingnya
pembaharuan
kelembagaan sosial politik dalam mengembangkan lingkungan yang subur bagi kegiatan inovasi. Schumpeter percaya bahwa pertumbuhan ekonomi melalui jalur kapitalisme akhirnya akan membawa kemakmuran bagi rakyat tanpa perlunya campur tangan yang bersifat fundamental dari pmerintah Pemerintah cukup menyediakan lingkungan yang menunjang inovasi, dan sistem ekonomi itu sendiri akhirnya akan membawa Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
kemakmuran yang cukup merata. Bahkan Schumpeter berpendapat bahwa tanpa campur tangan pemerintah pun sistem kapitalis itu akhirnya akan secara gradual dan otomatis mengubah dirinya menjadi sistem yang sosialistis. Pendapat semacam inilah yang bertolak belakang dengan pendapat sebagian ahli – ahli ekonomi pembangunan saat ini, bahwa memang diperlukan kebijaksanaan yang secara sadar dilakukan secara sadar dilaksanakan untuk mengkoreksi ketidakmerataan yang timbul dari proses pertumbuhan ekonomi. Tentunya ini bukan berarti bahwa sembarang campur tangan pemerintah akan lebih baik daripada tanpa campur tangan pemerintah.
2. Alfred Marshal ( 1842 – 1924 ) Marshal mempelajari pasar individu dalam isolasi atau tidak menyatukan pasar – pasar lain ), mengabaikan dampak dari suatu pasar teradap pasar lain dan pada gilirannya dampak dari pasar lain ini terhadap semua pasar. Hal ini membuatnya menjadikan penemu analisis keseimbangan parsial. Analisis keseimbangan parsial memiliki keuntungan karena lebih focus pada masalah praktis yang dihadapi oleh perusahaan dan industri tertentu. Untuk mempelajari pasar individu Marshall mengembangkan alat analisis permintaan dan penawaran. Marshall berpendapat bahwa persaingan akanmendorong harga actual menuju harga keseimbangan. Marhall mendefenisikan perubahan dalam permintaan sebagai pembelian barang yang lebih banyak atau lebih sedikit oleh orang – orang pada harga yang sama.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
3.
Solow – Swan Robert Solow dari MIT dan Trevor Swan dari Australian National
University secara sendiri – sendiri mengembangkan model pertumbuhan ekonomi neoklasik. Model ini memusatkan perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi. Walaupun kerangka model ini mirip dengan model Harrod – Domar, tetapi model Sollow Swan lebih “luwes” karena menghindari masalah ketidakstabilan yang merupakan ciri warranted tare of growth dlam model Hrrod Domar, dan bisa lebih luwes untuk menjelaskan masalah – masalah distribusi pendapatan. Keluwesan ini terutama disebabkan oleh karena Solow dan Swan menggunakan bentuk fungsi produksi yang lebih mudah di manipulasi secara aljabar. Dalam model Harrod – Domar, output dan kapitak dan output dan tenaga kerja masing – masing di hubungkan oleh suatu “ fungsi poduksi “ dengan koefisien yang tidak bisa berubah, yaitu Q
p
= h K dan Q
n
= n N. Dalam model Neo klasik dari
Solow Swan dipergunakan suatu fungsi produksi yang lebih umum, yang bisa menampung berbagai kemungkinan substitusi antara Kapital (K) dan tenaga kerja (L). Bentuk fungsi produksi ini adalah : Q = F ( K, L ), yang memungkinkan berbagai kombinasi penggunaan K dan L untuk mendpatkan suatu tingkat output. Fungsi produksi semacam ini di sebut fungsi produksi neoklasik. Dengan menggunakan fungsi semacam inilah maka Solow dan Swan bisa menghindari masalah
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
“ketidakstabilan” dan mengambil kesimpulan – kesimpulan baru mengenai distribusi pendapatan dalam proses pertumbuhan. Dengan digunakannya fungsi produksi neo klasik tersebut, ada suatu konsekuensi lain yang penting. Konsekuensi ini adalah bahwa seluruh faktor yang tersedia baik berupa K maupun L akan selalu terpakai atau di gunakan secara penuh dalam proses produksi. Ini di sebabkan Karena dengan fungsi produksi neoklasik tersebut berapapun K dan L yang tersedia akan bisa di kombinasikan untuk proses produksi, sehingga tidak ada lagi kemungkinan kelebihan atau kekurangan faktor produksi seperti dalam model misalnya, Harrod – Domar atau Lewis. Posisi full employment bagi semua faktor produksi akan selalu tercapai pada setiap saat, apabila fungsi produksi neo klasik di pergunakan. Aspek full employment ini membedakan model neo klasik dengan model Keynesian maupun model Klasik. Jadi jelas bahwa penggunaan fungsi produksi neo klasik sehingga selalu terdapat full employment merupakan ciri utama yang membedakan model ini dengan model – model pertumbuhan lain.
c) Teori Modern 1. Harrod – Domar Teori ini merupakan kesimpulan dua ahli ekonomi yang mendasarkan teorinya terhadap pengalaman negara maju dalam mencapai speed grow ( keseimbangan yang mantap). Menurut teori ini pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di tentukan oleh tingkat tabungan dan investasi, dan kedua unsur ini di Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
anggap sebagai elemen fundamental dalam mencapai keberhasilan pembangunan ekonomi tersebut. Sebaliknya keterbelakangan atau kemunduran negara – negara membangun terjadi semata – mata hanya karena di sebabkan oleh kurangnya faktor modal. Dengan kata lain Harrod Domar meyakini bahwa sekiranya faktor modal cukup pada suatu negara, maka berbagai masalah pembangunan ekonomi dengan sendirinya akan teratasi dan keberhasilan dari pembangunan dan pertumbuhan ekonomi akan tercapai. Harrod - Domar menyatakan bahwa peran kunci keberhasilan ekonomi adalah investasi karena dianggap memiliki watak ganda sebab mnciptakan pendapatanyang selanjutnya menciptakan dampak permintaan, dan memperbesar kapasitas produksi ekonomi yang berdampak pada penawaran. Hal ini berpihak kepada prdusen / pengusaha. Harrod – Domar menyatakan bahwa pendapatan riil dan output harus meningkat dalam laju pertumbuhan yang sama sehingga tingkat equilibrium ekonomi akan di capai dan pekerjaan penuh tercipta sehingga tidak ada kapasitas yang menganggur. Teori Harrod – Domar ini mendapat tanggapan dari para ahli antara lain : •
Jika suatu negara di beri modal ang cukup, tetapi faktor tenaga kerjanya tidak maksimal, maka belum tentu keberhasilan pembangunan ekonomi tersebut tercapai. Harrod – Domar kurang memperhatikan faktor sumber daya manusia, dan menganggap faktor itu sudah ada dan bukn masalah.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
•
Harrod – Domar menentukan bahwa dalam menjalankan ekonomi tersebut ( tabungan dan investasi ) tidak ada campur tangan pemerintah.
•
Perekonomian berjalan secara tertutup, yang menyangkut antara masyarakat, perusahaan, dan pemerintah.
•
Tidak ada kesulitan dalam penyesuaian antara investasi dengan penciptaan kapasitas produksi. Pada kenyataannya bila kenaikan modal sebanyak 100% hasil yang di capai tidak ada jaminan naik 100% juga.
2) Teori Rostow Rostow menjelaskan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi melalui pendekatan sejarah dan menurut Rostow untuk mencapai keberhasilan pembanguna dan pertumbuhan ekonomi yang mantap maka negara – negara membangun hendaklah mengikuti dan mengaplikasikan tahap – tahap pertumbuhan ekonomi ini. Rostow membagi tahap – tahap tersebut dalam 5 tahap: •
Tahap masyarakat tradisional a) maksudnya suatu kondisi masyarakat yang strukturnya berkembang di sepanjang fungsi produksi dan berdasarkan suatu keadaan masyarakat yang masih terbelakang. b) Penggunaan teknologi produksi yang sangat sederhana c) Hubungan darah dan kekeluargaan sangat dominan dalam kehidupan bermasyarakat
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
d) Kekuasaan terpusat di daerah dan di tangan bangsawan pemilik tanah. e) 75% masyarakat bertani, dan hasil pertanian merupakan sumber utama pendapatan negara.
•
Tahap prasyarat tinggal landas a. Masa pencerahan ( renaissance) b. Kekuatan penalaran dan ketidakpercayaan menggantikan kepercayaan dan kewenangan. c. Feodalisme berakhir di gantikan dengan negara kebangsaan d. Pengembaraan yang menghasilkan penemuan baru dan mulai mewujudnya kaum – kaum elit di perkotaan. e. Perubahan sikap, harapan, struktur, dan nilai sosial.
•
Tahap tinggal landas Menurut Rostow pada tahap ini terjadi revolusi industri yang dalam waktu
singkat menimbulkan beberapa konsekwensi yang menentukan. Rostow menyebutkan pada tahap ini akan terjadi cirri – cirri seperti terjadinya kenaikan laju investasi yang bersifat produktif 5 s.d 10% dari pendapatan nasional negara yang bersangkutan. Ciri lai yaitu terjadinya perkembangan satu atau lebih sector manufaktur yang vital dengan laju pertumbuhan yang sangat tinggi, hal ini terjai karena permintaan efektif dari masyarakat, terjadinya pengenalan fungsi produksi baru dan perluasan kapasitas,
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
dan terlebih dahulu ada keuntungan investasi dan modal yang memadai. Ciri selanjutnya adalah timbul kerangka politik, sosial, dan organisasi yang menampung hasrat ekspansi sehingga hal ini memberi daya dorong bagi pertumbuhan.
• Tahap dorongan menuju kedewasaan Pada tahap ini masyarakat dikataan efektif menerapkan teknologi modern terhadap seluruh sumber daya yang ada. Pada tahap ini cirri – cirri yang berlaku adalah: a) Terjadi tahap pertumbuhan swadaya jangka panjang, artinya pengusaha kedudukannya tinggi dalam hal modal. b) Teknik produk baru yang menggantikan produk yang lama meliputi banyak sektor. c) Tingkat investasi lebih besar dari 10% dari pendapatan nasional. d) Pemerintah mampu menahan goncangan krisis ekonomi.
• Tahap era konsumsi massa besar – besaran Pada tahap ini menurut Rostow terjadi perubahan perhatian masyarakat secara umum dari hal – hal yang bersifat penawaran ( berorientasi penawaran ) berubah menjadi hal – hal yang bersifat permintaan ( berorientasi permintaan ) . Kemudian berubah pula dari hal yang bersifat produksi orientik menjadi konsumsi
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
dan kesejahteraan. Jika sebelumnya dilihat bagaimana cara memproduksi, sekarang lebih dilihat bagaimana cara menggunakannya, dll. Pada tahap ini setidaknya ada 3 ciri yang terjadi dan ketiga cirri tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, antara lain : o
Penerapan kebijakan nasional untuk meningkatkan kekuasaan dan pengaruh melewati batas nasional negara yang bersangkutan. Hal ini menyebabkan negara tersebut harus campur tangan dengan negara lain, kalau tidak kesejahteraan masyarakat tidak terwujud.
o
Pemerataan pendapatan nasional melaui pajak progresif
o
Jaminan sosial dan fasilitas hiburan bagi pekerja
o
Membangun pusat – pusat perdagangan.
Teori Rostow ini mempunyai beberapa kelemahan seperti tidak semua negara maju yang ada sekarang ini melewati tahap masyarakat tradisional, terjadi tumpangtindih tahapan misalnya perkembangan seperti perkembangan sektor pertanian terus saja terjadi walaupun negara sudah berada pada tahapan tinggal landas sehingga batas tahapan tidak jelas. Lalu kemungkinan kegagalan untuk tidak di perhitungkan, penyamaan dunia dengan dunia penerbangan mengabaikan timbulnya tabrakan dan kegagalan pendapatan. Kemudian keberhasilan investasi 0% dari pendapatan nasional tidak ada data histories yang membuktikannya, dan tidak ada dasar yang kuat untuk menentukan suatu sektor sebagai sektor utama dan mengapa harus selektif terhadap sektor manufaktur. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Faktor – faktor non ekonomi bersama – sama faktor ekonomi saling mempengaruhi kamajuan perekonomian. Faktor non ekonomi juga memiliki arti penting dalam pertumbuhan ekonomi. Menurut Nurkse ( dalam Jhingan ; 1995 ) pembangunan ekonomi berkaitan dengan peranan manusia, pandangan masyarakat, kondisi politik, dan latar belakang histories. Didalam pertumbuhan ekonomi, faktor sosial, budaya, dan politik dan psikologis adalah sama penting nya dengan faktor ekonomi.
2.4
Bank Umum
2.4.1 Pengertian Bank dan Bank Umum Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan pengertian Bank Umum sesuai dengan Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, bahkan keluar negeri (cabang). Bank umum sering di sebut bank komersil (commercial bank ).
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
2.4.2 Kegiatan Bank Umum Bank umum merupakan bank yang paling banyak beredar di Indonesia. Bank umum juga memiliki berbagai keunggulan jika di bandingkan dengan Bank Perkreditan Rakyat yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan kegiatannya lebih sempit daripada kegiatan bank umum.
2.5
Kredit Investasi Menurut Kasmir ( 2003 ), kredit investasi merupakan kredit jangka panjang
yang biasanya digunakan untuk perluasan usaha atau membangun proyek / pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Sedangkan menurut O.P Simorangkir (2004) kredit investasi merupakan fasilitas pinjaman yang diberikan dala jangka pendek, menengah, dan panjang untuk membiayai capital goods seperti pendirian pabrik, perluasan, perbaikan perusahaan, pembelian mesin,dll.
2.5.1
Fungsi Kredit Kredit mengarahkan fungsinya untuk merangsang kedua belah pihak untuk
tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari – hari. Suatu kredit mencapai fungsinya baik bagi debitur, kreditur, maupun masyarakat apabila secara sosial ekonomis membawa pengaruh yang lebih baik. Bagi pihak debitur dan kreditur mereka sama – sama memperoleh keuntungan dan juga mengakibatkan tambahan penerimaan negara dari pajak, serta membawa dampak kemajuan ekonomi yang bersifat makro dan mikro. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang mempunyai fungsi sebagai berikut: a) Meningkatkan daya duna uang b) Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang c) Meningkatkan daya guna dan peredaran uang d) Sebagai salah satu alat stbilitas ekonomi e) Meningkatkan kegairahan berusaha f)
Meningkatkan pemerataan pendapatan
g) Meningkatkan hubungan internasonal
2.5.2 Tujuan Kredit Investasi Tujuan kredit investasi adalah: a) Memberi kelonggaran cash flow pada nasabah sehingga dapat lebih leluasa mengelola usahanya atau mengembangkan tingkat penjualan. b) Memberi jangka waktu kredit yang cukup panjang c) Memberi kemungkinan diterapkan suatu grace period dan pencicilannya
Dalam pelaksanaan pembangunan, perbankan memegang peranan penting dalam pembiayaan dengan kredit investasi. Kredit investasi dimaksudkan sebagai bantuan dari petbankan untuk menambah modal guna rehabilitasi, perluasan, dan pendirian proyek baru. Oleh sebab itu maka jangka waktu kredit investasi melebihi satu tahun. Adapun ketentuan – ketentuan pokok kredit investasi adalah : Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
2.5.3
Jangka waktu kredit investasi. Agar dana – dana yang tersedia dan terbatas jumlahnya di manfaatkan sebaik
– baiknya dan dapat memberikan bantuan kepada sebanyak mungkin perusahaan / proyek yang membutuhkan, maka jangka waktu kredit investasi di tetapkan sampai lima tahun. Dengan penetapan jangka waktu tersebut diharapkan dana – dana yang ada dapat di pergunakan kembali secepatnya. Dengan demikian proyek – proyek / perusahaan –perusahaan yang di biayai pada tahap pertama terbatas pada proyek – proyek / usaha – usaha yang quick yielding.
2.5.4
Proyek –proyek / perusahaan – perusahaan prioritas dan non prioritas. Perusahaan – perusahaan / proyek – proyek di golongkan dalam proyek –
proyek yang prioritas dan non prioritas dengan mengingat keadaan dan kebutuhan yang telah mendesak. Untuk membiayai yang prioritas, bank umum selaku pemberi kredit akan memperoleh intensif berupa dana kredit dari anggaran, tanpa bunga, yang persentasenya lebih besar daripada yang non prioritas. Bappenas telah menentukan daftar proyek – proyek yang di prioritaskan berdasarkan prioritas yang telah di tentukan dalam rencana. Jika di tentukan menurut sektor, antara lain berdasarkan strategi pembangunan lima tahun, maka daftar proyek – proyek yang di prioritaskan oleh Bappenas adalah merupakan daftar yang terperinci, khususnya untuk memberikan arah kebijakan kredit investasi. Pada dasarnya penentuan prioritas sangat penting artinya karena faktor – faktor modal, tenaga, dan sumber – sumber pembiayaan yang langka. Sektor nya seperti : Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
a.
sektor pertanian yaitu bahan amakanan, perkebunan rakyat, perkebunan besar,perikanan, kehutanan,peternakan, irigasi.
b.
Sektor industri
c.
Sektor perhubungan, meliputi rehabilitasi, perbaikan, serta perluasan alat – alat prasarana.
2.5.5
Ketentuan pembiayaan dan tanggung jawab kredit investasi. Proyek – proyek / usaha pembangunan harus turut di biayai oleh pihak –
pihak yang berkepentingan, yaitu pengusaha dan pihak bank. Para pengusaha yang menerima kredit investasi tersebut diwajibkan membiayai sendiri minimal 25% dari jumlah kebutuhan biaya investasi, sedangkan bank pemerintah pemberi kredit harus membiayai 10% sampai 20% dari jumlah kredit investasi yang di setujui. Sisa pembiayaan yang diperlukan dipenuhi dengan kredit Bank Sentral dan dana anggaran yang disalurkan melaui Bank Sentral. Meskipun demikian tanggung jawab kredit investasi tersebut sepenuhnya diletakkan pada Bank Pemerintah yang bersangkutan. Disamping mengerahkan dana – dana pengusaha dan perbankan dalam usaha – usaha pembangunan tersebut diharapkan bahwa usaha – usaha pembangunan didasarkan atas kemampuan dan kesanggupan yang riil sehingga lebih terjamin akan berhasil. Turut sertanya dana pengusaha dan perbankan dalam proyek – proyek investasi tersebut akan menambah kesungguhan dan tanggung jawab untuk melaksanakan pembangunan proyek itu dengan sebaik – baiknya. Selanjutnya akan
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
membatasi usaha – usaha yang bersifat spekulatif dan manipulatif maupun proyek – proyek yang idealistis.
2.5.6 Penilaian proyek / perusahaan berdasarkan pertimbangan Bank teknis dan Bank ability. Perusahaan – perusahaan / proyek – proyek yang membutuhkan kredit investasi baik prioritas maupun tidak di nilai berdasarkan pertimbangan bank teknis dan bank ability. Jadi kredit investasi itu hanya dapat dipertimbangkan bagi pengusaha – pengusaha yang bonafid untuk usaha / proyek yang memenuhi persyratan. Apabila dianggap perlu bank pemerintah dapat meminta bantuan kepada biro konsultan untuk mengadakan penilaian atau survey terhadap rencana penggunaan kredit investasi baik yang merupakan appraisal secara keseluruhan ataupun penyelidikan secara parsial, misalnya aspek teknis, aspek pemasaran, aspek keuangan/ pembiayaan, dan sebagainya. Bantuan Biro Konsultan baru diminta setelah bank pemberi kredit mengetahui bahwa pemohon berdsarkan data / informasi yang ada pada bank yang bersangkutan adalah bonafid.
2.5.7
Syarat Dollar Cause Kredit investasi diberikan dengan syarat Dollar cause baik untuk pelunasan
hutang pokok maupun untuk pembayaran bunga. Dollar cause merupakan pembayaran angsuran kredit maupun bunga kredit diperhitungkan atas dasar kurs valuta ekspor pada tanggal jatuh waktu hutang pokok maupun bunga kredit. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Ketentuan tersebut dimaksud untuk menjamin baik kepentingan pihak pemilik dana ( bank ) maupun para debitur dalam hal – hal terjadi perubahan nilai Rupiah.
2.5.8
Penggunaan kredit investasi Untuk pembuatan kredit investasi harus dibuat rencana pemakaian sesuai
dengan rencana pembangunan proyek yang bersangkutan. Oleh pihak bnk perlu di atur sedemikian rupa sesuai dengan waktu yang telah di tetapkan sebelumnya. Di samping itu agar bank – bank melaksanakan disbursement dengan memperhatikan rencana penggunaan sehingga dana – dana dari kredit investasi tersebut disediakan.
2.5.9 Jaminan kredit investasi a)
kredit investasi di berikan dengan jaminan barang – barang kekayaan perusahaan, termasuk barang – barang yang di biayai kredit investasi tersebut. Apabila di anggap perlu, jaminan tambahan dapat berupa jaminan perorangan dari penagihan hutang.
b)
Barang – barang jaminan tersebut harus sempurna cara pengikatannya dan diasuransikan kepada perusahaan asuransi yang bonafid untuk jumlah penuh dengan bank clause sekurang – kurangnya untuk selama jangka waktu kredit investasi tersebut.
c)
Premi asuransi dibebankan atas keuangan nasabah / debitur sendiri sendiri dan tidak di biayai denga krdit investasi. Dalam hubungan itu, nasabah yang
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
bersangkutan harus memberikan pernyataan tertulis bahwa premi asuransi tersebut akan dilunasi tepat pada waktunya dengan keuangan sendiri.
2.5.10 Prinsip – prinsip Pemberian Kredit Ada beberapa prinsip – prinsip pemberian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C dan 7P dan studi kelayakan. Adapun prinsip pemberian kredit dengan analisis 5C yaitu sebagai berikut :
1.
Character Yaitu sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang – orang yang akan diberikan kredit benar – benar dapat dipercaya. Hal ini tercemin dari latar belakang pekerjaan dan pribadi si nasabah. Character maruakan ukuran untuk menilai kemauan nasabah membayar kreditnya. Orang yang memiliki karakter baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai cara.
2.
Capacity ( Capability) Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta
kemampuannya
mencari laba. Sehingga kemampuannya terlihat dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk membayar kredit. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
3.
Capital Biasanya bank tidak akan persedia membiayai suatu usaha 100%, artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri, dengan kata lain capital adalah untuk mengetahui sumber – sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang dibiayai oleh bank.
4.
Collateral Yaitu jamina yang diberikan oleh asabah bik fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan, dan jaminan hendaknya diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah maka jaminan dapat dipergunakan secepat mungkin. Gunanya jaminan adalah melindungi bank dari resiko kerugian.
5.
Condition Dalam menilai kredit hendaknya dinilai kondisi ekonomi dimasa mendatang dan sekarang sesuai sektor masing – masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil, sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu tidak diberikan terlebih dahulu, kalau pun jadi, sebaiknya melihat prospek usaha tersebut dimasa mendatang.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Sedangkan penilaian dengan 7P kredit adalah sebagai berikut : 1. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari – hari ayau masa lalunya. Personality mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan character dari 5C.
2. Party Yakni mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. Sehingga nasabah dapat di golongkan ke golongan tertentu dan akan mendapat fasilitas kredit yang berbeda dari bank.
3. Perpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam – macam apakah tujuan untuk konsumtif atau untuk tujuan produktif atau untuk tujuan perdagangan.
4. Prospect Yakni untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebalknya. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
5. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah di ambil atau dari sumber mana saja untuk pengembalian kredit yang diperolehnya.
6. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau makin menurun, apalagi dengan tambahan kredit yang diberika bank.
7. Protection Tujuanya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jamina barang atau jaminan asuransi.
Selain penilaian dengan 5C dan 7P, prinsip penilaian kredit dapat pula dilakukan dengan studi kelayakan, terutama untuk kredit dalam jumlah relatif besar. Adapun penilaian kredit dengan studi kelayakan antara lain :
1.
Aspek Hukum
Merupakan aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen – dokumen atau surat – surat yang dimiliki calon debitur, seperti akte notaris, izin usaha, atau sertifikat tanah lainnya. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
2.
Aspek Pasar dan Pemasaran Yakni aspek untuk melihat usaha nasabah sekarang dan masa yang akan datang.
3.
Aspek Keuangan Merupakan aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam mengelola
usahanya. Dari aspek ini akan tergambarberapa besar biaya dan pendapatan yang akan
dikeluarkan
dan
diperolehnya.
Dan
penilaiannya
dilakukan
dengan
menggunakan pendekatan – pendekatan rasio.
4.
Aspek Operasi / Teknis Yakni aspek untuk melihat tata letak ruangan, lokasi usaha, dan kapasitas
produksi usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimilikinya.
5.
Aspek Manajemen Yaitu aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
6.
Aspek Ekonomi / Sosial Untuk melihat dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat, apakah lebih banyak benefit atau cost atau sebaliknya.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
7.
Aspek AMDAL Merupakan aspek menilai dampak lingkungan yang akan timbul dengan adanya suatu usaha, kemudian cara – cara pencegahan terhadap dampak tersebut.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup penelitian ini dititikberatkan pada hubungan kausalitas antara kredit investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara selama kurun 1980 - 2007
3.2 Jenis dan sumber data Penelitian ini mengkaji hubungan kausalitas antara kredit investasi dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara yang menggunakan data sekunder dengan jenis data runtun waktu ( time series) selama kurun waktu 28 tahun. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Bank Indonesia (BI) Medan, dan sumber lain seperti jurnal – jurnal dan literatur lainnya. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kredit investasi dan pertumbuhan ekonomi provinsi Sumatera Utara.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menggunakan penelitian kepustakaan (library research). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
melakukan pencataan langsung berupa data time series sesuai dengan data yang di gunakan.
3.4 Pengolahan Data Dalam hal ini peneliti menggunakan program Eviews 5 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.
3.5 Model Analisis Data Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Granger Causality Test untuk melihat hubungan kausalitas antara kredit investasi dengan pertumbuha ekonomi di Provinsi Sumatera Utara. Maka model analisisnya adalah: m
n
PDRBt = Σ aiCrt-1 + Σ bj PDRBt-j + µt ………………............................................... (1) i=1
r
j=i
s
Ct = Σ ciCrt-1 + Σ dj PDRBt-j + µt …………………................................................…(2) i=1
j=i
Keterangan: Cr
= Kredit investasi
PDRB
= Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara yang di proxy dengan PDRB Sumatera Utara
µ
= variabel gangguan
ai, bi, ci, di
= koefisien regresi
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
3.6 Metode Analisis Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Granger Causality Test. Metode ini digunakan untuk mengetahui hubungan kausalitas antara kredit investasi dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, pengujian terhadap data time series dan integrasinya dapat dipandang sebagai uji prasyarat bagi digunakannya metode Granger Causality Test. Sebelum dilakukan estimasi terhadap Granger Causality Test, terlebih dahulu dilakukan langkah – langkah sebagai berikut:
1.
Uji Akar – Akar Unit ( Unit Root Test) Uji akar unit dari Dickey Fuller maupun Phillips Pheron adalah untuk melihat stasionaritas data term series yang diteliti dengan program Eviews versi 5. Adapun formula dari uji Augmented Dickey Fuller (ADF) dapat dinyatakan sebagai berikut: p
DYt = a0 + γYt-1 + Σ βiDYi-1+1 + εt i=1
Uji tersebut dilakukan dengan hipotesis null γ=0 untuk ADF λ=1 . Artinya kita memiliki unit root, dimana data time serries tidak stasioner. Stasionernya data time serries dapat dilihat dari t hitung yang diperoleh λ Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
lebih kecil dari nilai kritis statistik dari Mackinon maka data stasioner, dan jika sebaliknya maka data tidak stasioner.
2.
Uji Derajat Integrasi Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pada derajat atau order differensi
ke beberapa data yang diamati akan stasioner. Pengujian ini dilakukan bila pada uji akar – akar unit dari data yang diamati tidak stasioner. Pengujian ini merupakan perluasan dari akar – akar unit yang ditaksir dengan model autoregresif dengan OLS sebagai berikut: k
D2Xt = e0 + e1BXt + Σ fiβi D2Xt
…………………………………………(3)
i=1
k
DXt = e0 + g1T + g2 BDXt + Σ hiβi D2Xt
…..………..............……………(4)
i=1
Kemudian dari hasil regresi persamaan diatas di peroleh nilai statistik ADF (Augmented Dickey Fuller). Dengan melihat nilai statistik dari koefisien BDXt pada persamaan (3) dan (4) dan dibandingkan dengan nilai table ADF (nilai ktritis dari nilai mackimon) dan dapat di ambil kesimpulan. Jika nilai statistik dari koefisien BDXt lebih besar dari nilai tabel ADF maka data tersebut stasioner pada derajad satu. Dalam kaitannya dengan uji kointegrasi, jika variable X sebelum stasioner pada derajad satu maka perlu dilanjutkan hingga diperoleh suatu kondisi stasioner pada derajad kedua, ketiga, dan seterusnya.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
3.
Uji Granger Causality Pendekatan ini untuk melihat hubungan ( kausalitas) atau timbal balik
diantara dua variable sehingga dapat diketahui kedua variable tersebut secara statistic saling mempengaruhi (hubungan dua arah), memiliki hubungan searah, atau sama sekali tidak ada hubungan (tidak saling mempengaruhi). Berikut ini metode Granger Causality Test seperti berikut: m
n
PDRBt = Σ aiCrt-I + Σ bj PDRBt-j + µ1t i=1
r
………………………………….(5)
j=1
s
Crt = Σ ciCrt-i + Σ dj PDRBt-j + µ2t i=1
……...........…………………………….(6)
j=1
Di mana U 1t dan U 2t adalah error term yang siasumsikan tidak mengandung korelasi serial m=n=r=s. Bewrdasarkan hasil regresi dari kedua bentuk model regresi linear diatas akan menghasilkan empat kemungkinan mengenai nilai koefisien - koefisien regresi dari persamaan sebagai berikut: n
s
a. Jika Σ bji ≠ 0 dan + Σdj = 0, terdapat kausalitas satu arah dari PDRB ke Cr. i=1
j=1
n
s
b. Jika Σ bji = 0 dan + Σ dj ≠`0, terdapat kausalitas satu arah dari Cr ke PDRB. i=1
j=1
n
s
c. Jika Σ bji = 0 dan + Σ dj = 0, maka Cr dan PDRB tidak saling berhubungan. i=1 n
j=1 s
d. Jika Σ bji ≠ 0 dan + ∑ dj ≠ 0, terdapat kausalitas dua arah antara PDRB dan Cr. i=1
j=1
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
3.7 Defenisi Operasional. 1. Kredit investasi adalah penyaluran dana perbankan kepada debitur untuk membiayai capital goods dengan pengembalian yang telah di tentukan dan di setujui pihak bank dan debitur (dalam juta rupiah) 2. Pertumbuhan ekonomi adalah persentase kenaikan nilai barang dan jasa yang dihasilkan penduduk di Provinsi Sumatera Utara yang di proxy dengan PDRB (dalam juta rupiah)
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Deskriptif 4.1.1
Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara
1. Keadaan Geografis Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia yang terletak pada garis 1o – 40 LU dan 98o - 100o BT. Sebelah utara provinsi ini berbatasan dengan provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan povinsi Sumatera Utara adalah 71.680,68 km2 atau sekitar 14,95% dari seluruh luas Sumatera dan 3,69% dari luas wilayah Indonesia. Sebagian besar wilayah propinsi Sumatera Utara berada di daratan Pulau Sumatera, dan sebagian kecil berada di Pulau Nias. Pulau – pulau Batu serta beberapa pulau kecil baik di bagian barat maupun timur pantai Pulau Sumatera. Berdasarkan letak dan kondisi alamnya, Sumatera Utara di bagi atas tiga kelompok wilayah : a) Pantai Barat ( Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Sibolga, Nias ) b) Dataran Tinggi (Tapanuli Utara, Simalungun, Pematang Siantar, Karo, dan Dairi ) c) Pantai Timur (Medan, Binjai, Langkat, Tebing Tinggi, Asahan, Tanjung Balai, Labuhan Batu ). Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Jumlah pulau di Sumatera Utara sekitar 162 pulau yang terdiri dari 152 pulau berada di tepi pantai dan enam pulau berada di pantai timur. Pada bulan Juni 2006, provinsi Sumatera Utara terdiri dari 18 kabupaten dan 7 kota. Keseluruhan kabupaten / kota ini terbagi dalam 357 kecamatan dan 5616 desa / kelurahan. Tabel 1. Luas Daerah menurut Kabupaten / Kota No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Kabupaten / Kota Kabupaten Nias Mandailing Natal Tapanuli Selatan Tapanuli Tengah Tapanuli Utara Toba Samosir Labuhan Batu Asahan Simalungun Dairi Karo Deli Serdang Langkat Nias Selatan Humbang Hasundutan Pakpak Bharat Samosir Serdang Bedagai Kota Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padangsidimpuan
Sumatera Utara Sumber : BPS Sumatera Utara
Luas (Km2) 3.495,39 6.620,70 12.163,65 2.158,00 3.764,65 2.352,35 9.223,18 4.580,75 4.368,60 1.927,80 2.127,25 2.486,14 6.263,29 1.625,91 2.297,20 1.218,30 2.433,50 1.913,33 10,77 61,52 79,97 38,44 265,10 90,24 114,65 71.680,68
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
2. Potensi Wilayah Wilayah Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi yang cukup besar dan cukup luas untuk dikembangkan menjadi areal pertanian untuk menunjang pertumbuhan industri. Laut, darat, dan sungai merupakan potensi perikanan dan perhubungan sedangkan keindahan alam daerah merupakan potensi energi untuk pengembangan industri, perdagangan, dan lain – lain. Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara di samping merupakan pusat pengembangan wilayah Sumatera Utara sekaligus juga merupakan pusat pengembangan wilayah Sumatera yang memiliki fasilitas omunikasi, perbankan, dan jasa – jasa perdagangan lainnya. Di Sumatera Utara juga terdapat lembaga – lembaga pendidikan dan penelitian seperti perguruan tinggi, balai penelitian dan balai latihan kerja yang mampu membentuk tenaga pembangunan terdidik dan terampil serta hasil – hasil penelitian yang bermanfaat bagi pembangunan daerah.
4.2 Perkembangan Bank Umum di Sumatera Utara Pada tahun 1997 sampai 1999 Bank Pemerintah berjumlah tujuh jenis dan tahun 2000 sampai 2004 berjumlah empat jenis. Selain itu Bank Pemerintah Daerah hanya berjumlah satu jenis dari 1997 – 2004. Bank Swasta Nasional pada tahun 1997 berjumlah 48 jenis, dan berkurang pada tahun – tahun berikutnya hingga pada tahun 2004 berjumlah 25 jenis. Sedangkan Bank Asing dan Bank Campuran berjumlah Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
enam jenis pada tahun 1997 – 1998, lalu jumlahnya menurun pada 1999 – 2000 dan meningkat menjadi enam jenis pada tahun berikutnya, dan pada 2002 – 2004 jumlahnya menurun menjadi lima jenis. Secara keseluruhan, total jumlah bank umum pada tahun 1997 adalah 62 jenis, dan jumlahnya terus mengecil hingga pada tahun 2004 berjumlah 24 jenis.
Tabel 2. Perkembangan Bank Umum di Sumatera Utara Jenis Bank Bank Pemerintah Bank Pemerintah Daerah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Bank Campuran Jumlah Sumber : Bank Indonesia Medan
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 7 7 7 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 48 43 30 26 27 26 25 25 6 6 5 5 6 5 5 5 62 57 43 36 38 36 35 35
Tabel tersebut sesuai dengan diagram di bawah ini :
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Bank Pemerintah Bank Pemerintah Daerah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Bank Campuran 19
2 2 1 1 2 2 2 97 9 98 9 99 0 00 0 01 0 02 0 03 0 04
Gambar 1. Perkembangan Jenis Bank Umum di Sumatera Utara Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
4.2.1
Eksistensi Bank Umum Pemerintah di Sumatera Utara Berdasarkan fungsinya sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat
peranan bank sangat strategis dalam menentukan jalannya roda perekonomian suatu daerah. Oleh karena itu segala pemasalahan yang menyangkut perbankan harus segera diatasi dengan megeluarkan kebijakan – kebijakan di bidang moneter, perbankan, dan perkreditan dalam mencapai sasaran makro ekonomi. Kebijakan dalam perbankan seperti bank umum pemerintah terutama pada permasalahan pemberian kredit dalam bentuk investasi dalam dunia usaha tepatnya dalam bidang industri perlu dilakukan secara hati – hati namun harus mengalir untuk menghidupkan dunia usaha. Sejak krisis moneter yang melanda Indonesia tahun 1997 / 1998, cukup banyak bank yang di tutup oleh pemerintah pusat, yang memiliki kantor cabang pembantu di Sumatera Utara. Dari tabel dapat di lihat tahun 2000 – 2004, dana yang di himpun oleh bank swasta nasional lebih besar di banding dana yang di himpun oleh bank pemerintah. Namun dalam persentase penyaluran berbanding terbalik, hal ini dapat di lihat dari tahun 2000 pada bank pemerintah, persentase penyaluran dana sebesar 42 persen, dan nilainya semakin meningkat sampai tahun 2004 sebesar 76,89%. Tahun 2002 – 2004 jika di cermati bank pemerintah lebih di amati oleh para pengusaha untuk permodalan di banding bank swasta nasional. Hal ini terkait dengan perubahan pertumbuhan perekonomian yang tidak memiliki ketidakpastian yang jelas.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 3. Perbandingan Dana yang di Himpun dan di Salurkan Serta Persentase Penyalurnya oleh Bank di Sumatera Utara tahun 2000 – 2006
Bank Pemerintah Di
Di
himpun
Salurkan
(Trilyun
(Trilyun
Rupiah)
Rupiah)
2000
11,92
5,01
2001
14,63
2002
Bank Swasta Nasional Di
Di
Persentase
himpun
Salurkan
Persentase
Penyaluran
(Trilyun
(Trilyun
Penyaluran
Rupiah)
Rupiah)
42
14,44
2,41
16,71
7,78
53,21
15,87
3,83
24,08
15,63
9,07
58,02
17,37
5,05
29,08
2003
17,77
11,71
89,93
20,05
7,07
38,4
2004
18,95
14,57
76,89
24,08
11,3
46,93
Tahun
Sumber : Bank Indonesia Medan
4.3 Perkembangan Kredit Investasi di Sumatera Utara. Perkembangan perekonomian Sumatera Utara tidak dapat di pisahkan dari perekonomian nasional. Begitu juga dengan perkreditan. Kegiatan perekonomian di Sumatera Utara memerlukan pembiayaan untuk menggerakkan laju pertumbuhan ekonomi yang salah satunya denga pemberian kredit investasi.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Grafik 1 . Perkembangan Kredit Investasi di Sumatera Utara 8000000
kr. investasi (Rp juta)
7000000 6000000 5000000 4000000 3000000 2000000 1000000 0
2006
2004
2002
2000
1998
1996
1994
1992
1990
1988
1986
1984
1982
1980
tahun
Dari tahun 1980 sampai tahun 2007, kredit investasi yang di berikan bank mengalami kenaikan. Pada tahun 1980 kredit investasi yang di salurkan bank umum adalah 0,0922 trilyun dan jumlahnya terus meningkat sampai tahun 1998 sebesar 4,5679 trilyun. Namun setelah terjadi krisis moneter pada tahun 1998 dan 1999 kredit investasi yang diberikan turun menjadi 2,6661 trilyun, lalu pada tahun berikutnya mengalami perbaikan dan jumlahnya meningkat. Pada tahun 2002 sempat mengalami penurunan menjadi 3,5092 trilyun dan 2006 sebesar 4,9486 trilyun dan meningkat kembali pada tahun 2007 sebesar 5,8602 trilyun. Dalam hal ini perkembangan kredit investasi dapat di lihat dari berdasarkan penggunaannya.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Penyaluran kredit berdasarkan jenis penggunaannya terbagi menjadi kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi. Setelah kisis pada tahun 1998, maka ketiga kredit tersebut mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi.
Tabel 4. Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan di Sumut tahun 2001 – 2006 ( dalam Rp. Trilyun ) Tahun
Jenis Kredit KMK
Konsumsi
Investasi
2001
5,47
3,07
3,73
2002
6,05
1,59
3,51
2003
10,3
2.82
4,22
2004
13,56
4,11
5,75
2005
17,56
7,62
6,96
2006
18,79
8,73
4,94
2007
22,84
10,28
5,86
Sumber : Bank Indonesia Medan
Dalam perkembangannya kredit modal kerja merupakan jumlah kredit yang terbesar yang di keluarkan oleh perbankan di Sumatera Utara, lalu diikuti kredit konsumsi dan kredit investasi. Pada tahun 2001 kredit modal kerja sebesar 5,47 trilyun dan kredit investasi 3,73 trilyun. Lalu pada tahun 2007 mengalami peningkatan dimana kredit modal kerja yang dikeluarkan perbankan 22,84 trilyun, kredit konsumsi 10,28 trilyun, dan kredit investasi 5,86 trilyun.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 5. Kredit Investasi yang di salurkan Bank Umum di Sumatera Utara 1980 – 2007 (juta rupiah) Tahun
Kredit Investasi yang Di Salurkan
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
92245 153503 258378 373397 409068 585384 678648 824027 997484 1020230 1435378 1770753 2089667 2034355 2291880 2574485 2853760 3540897 4567971 2666142 3402758 3734791 3509204 4222820 5758873 6964272 4948697 5860226
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
4.4 Perkembangan Ekonomi Sumatera Utara Perkembangan ekonomi melalui pembangkitan sektor riil tetap menjadi prioritas semua arah kebijakan pemerintah daerah dalam rangka memperluas kesempatan dan menciptakan lapangan kerja. Pada saat terjadinya inflasi terlihat anggaran PDRB tahun 1998 sebesar 22,3 T, pada tahun 2002 mencapai hamper 26 T. Setelah terjadi krisis yang melanda perekonomian Indonesia pada tahun 1998,kondisi perekonomian mengalami perbaikan yang dapat di lihat dari membaiknya pertumbuhan ekonomi Sumut dari -10,9% dan Sejak Tahun 1999, pereknomian Sumatera Utara kembali di dominasi oleh sektor pertanian dan pada tahun 1994 – 1998 di ikuti sektor perindustrian. Kedua sektor ini merupakan sektor penyumbang terbesar dalam perekonomian Sumatera Utara dengan kondisi 50 – 60% pertahun. Selain itu, laju inflasi merupakan salah satu indikator ekonomi penting yang dapat di gunakan untuk mengetahui tingkat stabilitas harga. Untuk wilayah Sumatera Utara, pada tahun 1998 mencapai 83,56% yang merupakan angka tertinggi 20 tahun terakhir ini.Namun pada tahun 1999 dan 2002 angka inflasi Sumatera Utara sudah berada di bawah angka nasional. Pada 2003 – 2005 angka inflasi sebesar 5,73% berada pada angka target pemerintah yang di patok pada angka 5 – 7%. Saat itu, harga relatif stabil di tandai angka inflasi tidak melampaui angka satu digit ( 9,59%). Bahkan, tingginya angka inflasi menyebabkan kenaikan harga komoditi makanan, perumahan, tembakau, industri kelapa sawit, dan sebagainya. Hingga pada tahun 2006 angka inflasi mencapai 6,2% dan ini sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi. Tingkat pengangguran di Sumatera Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Utara semakin meningkat, akibatnya tingkat kesejahteraan masyarakat mulai menurun.
Tabel 6 : Perkembangan Ekonomi Sumatera Utara 1998 - 2006 PDRB Perkapita atas dasar
Pertumbuhan
harga konstan ( Rp.Trilyun)
ekonomi (%)
1993
18,21
8,02
9,75
1994
19,94
9,84
9,48
1995
21,75
9,09
8,76
1996
23,71
9,01
9,34
1997
25,06
5,07
13,10
1998
22,33
-10,9
83,56
1999
22,89
2,59
1,39
2000
24,01
4,83
5,73
2001
24,91
3,98
14,78
2002
25,92
4,56
9,6
2003
27,07
4,81
4,23
2004
68,73
5,74
6,8
2005
71,30
5,48
22,41
Tahun
Inflasi
Perkembangan ekonomi Sumatera Utara juga dapat di lihat melalui grafik dibawah ini :
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Grafik 2 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara tahun 1993 – 2005
15 10 5
20 05
20 04
20 03
20 02
20 01
20 00
19 99
19 98
19 97
19 96
19 95
-5
19 94
19 93
0
-10 -15
4.5 Analisis Data Langkah pertama yang dilakukan adalah mengetahui apakah data data tersebut dalam keadaan stasioner. Maka dilakukan uji akar – akar unit dan derajat integrasi. Konsep ini berlaku pada seluruh model yang menggunakan data time serries untuk meghindari Spurious Regression ( regresi palsu) sebagai akibat tidak stasionernya regresi.
4.5.1
Uji Akar –Akar Unit ( Unit Root Test) dan Derajat Integrasi Data time serries merupakan seumpulan nilai suatu variabel yang di ambil
pada waktu yang berbeda. Setiap data di kumpulkan secara berkala pada interval waktu tertentu, misalnya harian, bulanan, tahunan, dan lainnya. Dalam berbagai
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
studi ekonometrika, data time serries sangat banyak digunakan. Namun di balik pentingny data tersebut, data time serries menyimpan berbagai permasalahan. Salah satunya adalah permasalahan stasioneritas. Sekumpulan data dikatakan stasioner
jika nilai rata – rata varian dari data time serries tersebut tidak
mengalami perubahan secara sistematik sepanjang waktu, atau sebagian ahli menyatakan rata – rata variannya konstan ( Nachrowi, 2007:339 ). Dalam hal ini yang digunakan untuk melihat stasioneritas data tersebut adalah uji akar – akar unit dan derajat integrasi yang di kembangkan oleh Augmented Dickey – Fuller ( ADF ) Test. Uji akar – akar unit ini menggunakan ADF statistik dengan variabel kredit investasi (Cr) dengan pertumbuhan ekonomi ( PDRB) degan kurun waktu 1980 – 2007. Berikut ini adalah hasil dari analisis variabel tersebut :
Tabel 7. Hasil Analisis Unit Roots Test Menggunakan Augmented Dickey Fuller ( ADF) Uji Akar Unit Variabel
ADF
Critical Value
Derajad Integasi
PDRB
-5.726123
-3.724070***
I (2)
Cr
-5.471899
-3.752946***
I (2)
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Keterangan
:
*
= Signifikan pada α = 10%
**
= Signifikan pada α = 5%
***
= Signifikan pada α = 1%
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa hasil Uji Akar Unit ( Unit Root Test ) untuk variabel PDRB stasioner pada derajat integrasi 2 atau I (2). Artinya bahwa variabel PDRB yang di pergunakan dalam penelitian ini stasioner pada data Second Difference dengan tingkat signifikansi 1%. Sedangkan variabel kredit investasi ( Cr) juga stasioner pada derajat integrasi kedua atau I (2). Artinya bahwa variabel kredit investasi (Cr) yang di pergunakan dalam penelitian ini stasioner pada Second Difference dengan tingkat signifikansi 1%. Hal ini dapat terlihat berdasarkan angka ADF statistik yang di peroleh pada data PDRB sebesar -5.726123, sedangkan nilai kritis untuk tingkat signifikansi 1% sebesar -3.752946, signifikansi 5% sebesar -2.638752, dan signifikansi 10% sebesar -2.638752. Hasil ini menunjukkan nilai ADF yang lebih besar dari nilai kritisnya. Dengan demikian dapat di simpulkan data telah stasioner. Sedangkan variabel kredit (Cr) memiliki angka ADF statistik yang diperoleh sebesar -5.471889, sedangkan nilai kritis untuk tingkat signifikansi 1% sebesar -3.724070, signifikansi 5% sebesar -2.986225, dan signifikansi 10% sebesar 2.638752. Hasil ini menunjukkan nilai ADF yang lebih besar dari nilai kritisnya. Sehinga dapat di simpulkan bahwa data telah stasioner. Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
4.5.2 Uji Granger Causality Dalam analisis regresi, walaupun kita telah membuat pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya, namun tidak dijelaskan arah hubungan dari variabel tersebut. Dengan kata lain, eksistensi dari hubungan antar variabel tidak menunjukkan kausalitas atau arah hubungan ( Wahyu Ario, 2007 : 123 ). Jadi uji Granger Causality dapat mengindikasikan apakah variabel tersebut memiliki hubungan dua arah atau satu arah. Maka uji ini dilakukan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel kredit investasi ( Cr) dengan pertumbuhan ekonomi (PDRB) di Sumatera Utara selama 1980 – 2007, apakah kedua variabel tersebut memiliki: a. Hubungan dua arah (saling mempengaruhi) b. Hubungan searah c. Sama sekali tidak ada hubungan (tidak saling mempengaruhi) Setelah diketahui hubungan diantara kedua variabel tersebut melalui metode Ordinary Least Square ( OLS) dapat diketahui seberapa besar pengaruh variabel tersebut untuk saling mempengaruhi. Berikut akan di analisis hasil estimasi Uji Granger Causality Test dan besarnya pengaruh diantara kedua variabel tersebut dengan metode OLS.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 8. Hasil Estimasi Uji Granger Causality Pairwise Granger Causality Tests Date: 01/27/09 Time: 19:57 Sample: 1980 2007 Lags: 3 Null Hypothesis: DCR does not Granger Cause DPDRB DPDRB does not Granger Cause DCR
Obs
F-Statistic
Probability
23
10.1730 5.16472
0.00054 0.01096
Dari tabel uji Granger Causality ini dapat dilihat bahwa variabel kredit investasi (Cr) mempengaruhi variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB). Hal ini dapat terlihat dari F statistik dari pengaruh variabel kredit investasi terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu 3.39391, dimana F statistik lebih besar daripada F tabel (5.16472 > 4.04), Ha di terima dengan tingkat probabilitas 1%. F statistik variabel petumbuhan ekonomi ( PDRB) yang mempengaruhi kredit investasi (Cr) nilainya lebih besar dari F tabel ( 10.1730 > 4.04) sehingga pertumbuhan ekonomi mempengaruhi kredit investasi, dengan demikian Ha di terima dengan tingkat probabilitas 1%. Jadi diantara kedua hubungan tersebut terdapat hubungan dua arah (saling mempengaruhi) dimana kredit investasi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, begitu juga pertumbuhan ekonomi mempengaruhi kredit investasi.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Hubungan kausalitas kedua variabel ini diperoleh pada lag ke tiga atau setelah tiga periode waktu kedepan. Maka
dapat
disimpulkan
bahwa
variabel
kredit
investasi
(Cr)
mempengaruhi variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) di Sumatera Utara dan variabel pertumbuhan ekonomi ( PDRB) mempengaruhi variabel kredit investasi (Cr) di Sumatera Utara, atau terdapat hubungan dua arah antara kredit investasi dengan pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu 1980 – 2007.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1.
Dari data yang diperoleh, maka variabel kredit investasi ( Cr) dan variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) mengalami perkembangan yang fluktuatif selama kurun waktu 1980 – 1983.
2.
Dari hasil Uji Akar Unit ( Unit Root Test), maka pengujian yang dilakukan pada variabel kredit investasi (Cr) dan pertumbuhan ekonomi (PDRB), nilai ADF dari variabel kredit investasi (Cr) dan variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) lebih besar dari critical value 1% sehingga variabel kredit investasi (Cr) dan variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) stasioner pada derajad integrasi kedua I(2).
3.
Dari hasil estimasi Uji Kausalitas Granger (Granger Causality Test) hubungan antara kedua variabel saling mempengaruhi, variabel kredit investasi (Cr) mempengaruhi variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) di Sumatera Utara dan variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) mempengaruhi variabel kredit investasi (Cr) di Sumatera Utara selama kurun waktu 1980 – 2007.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
5.2
SARAN Dari beberapa kesimpulan di atas, maka disarankan kepada para pengambil
kebijakan untuk mempertimbangkan beberapa hal, antara lain : 1.
Pihak perbankan sebaiknya melakukan dorongan dengan pemberian kredit investasi sehingga nasabah lebih leluasa untuk mengelola usahanya dan mengembangkan tingkat penjualan, dan memberi jangka waktu kredit yang cukup panjang.
2.
Bagi pemerintah dapat melakukan dorongan pemberian kredit yang di keluarkan oleh pihak perbankan sebagai sumber pembiayaan sehingga dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi
melalui
pendirian
pabrik,
perluasan,
perbaikan,
perusahaan, dan pembelian mesin. 3.
Bagi peneliti – peneliti lain yang ingin menganlisi hubungan di antara kedua variabel ini, di harapkan memperhatikan faktor – faktor lain yang tidak di masukkan dalam penelitian ini dan berpengaruh terhadap pkedua variabel ini.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Anyiwe, Mercy Ada.2003.Commercial Bank Credir and Economic Growth in Nigeria.India: Finance India Djalal, Nachrowi, MSc,Mphil,PhD. 2007. Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Kar, M. and Pentecost, E.J. (2000), ‘Credit development and economic growth in Turkey: further evidence on the causality issue’, Economic Research Paper No. 00/27, Department of Economics, Loughborough University. Kasmir, SE., MM. 2003 Dasar – Dasar Perbankan.Jakarta. PT Raja Grafindo Persada Lee, Jennifer. 2005. .Financial Intermediation and Economic Growth Evidence from Canada. Eastern Economic Association: New York. Murni, Asfia. 2006. Ekonomika Makro. Bandung : PT Refika Aditama. Moustain, Alaoui. 2004. Does Financial Development Cause Economic Growth? An Empirical Investigation Drawing On The Moroccan Experience. The Departemen of Economics: United Kingdom. Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika. Medan : USU Press.
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Retnadi, Joko.2006.Perilaku Penyaluran Kredit Bank. Bank Indonesia. Simorangkir, O.P, Drs. 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Bogor. Ghalia Indonesia. Untung, Budi. 2005. Kredit Perbankan di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi. Warjiyo, Perry dan Chaikal Nuryakin. 2006. Perilaku Penawaran Kredit Bank di Indonesia. Buletin Ekonomi Perbankan. ………., Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara ………., Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Sumatera Utara, ( BI), Medan. ………., www.bps.go.id
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Lampiran 1
TAHUN 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
PDRB ATAS HARGA BERLAKU 2471267 2803635 3107675 3473656 4362060 4701779 5182106 6439863 7907195 9324401 10774791 12111554 14316662 18215459 21700997 24630522 28173100 34006274 50705973 59228075 68212370 78501350 88117500 96233390 114647290 139618314 160033719 194736518
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Lampiran 2 Hasil Regresi Uji Unit Root Test PDRB Null Hypothesis: D(PDRB,2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=2)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-5.726123 -3.724070 -2.986225 -2.632604
0.0001
*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(PDRB,3) Method: Least Squares Date: 01/27/09 Time: 11:06 Sample (adjusted): 1983 2007 Included observations: 25 after adjustments Variable
Coefficie nt
Std. Error
t-Statistic
Prob.
D(PDRB(-1),2) C
1.382932 1683568.
0.241513 929571.3
-5.726123 1.811123
0.0000 0.0832
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.587729 0.569804 4545498. 4.75E+14 417.6724 1.840660
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion
572628.9 6930237. 33.57379 33.67130
F-statistic Prob(F-statistic)
32.78848 0.000008
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Lampiran 3 Hasil Regresi Uji Unit Root Test Kredit Investasi Null Hypothesis: D(CR,2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=2)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level 5% level 10% level
t-Statistic
Prob.*
-5.471899 -3.752946 -2.998064 -2.638752
0.0002
*MacKinnon (1996) one-sided p-values. Augmented Dickey-Fuller Test Equation Dependent Variable: D(CR,3) Method: Least Squares Date: 01/27/09 Time: 11:06 Sample (adjusted): 1985 2007 Included observations: 23 after adjustments Variable D(CR(-1),2) D(CR(-1),3) D(CR(-2),3) C R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
Coefficient Std. Error -3.697904 1.663160 0.583428 31302.04 0.848311 0.824360 901677.1 1.54E+13 -345.8147 2.117416
t-Statistic
Prob.
-5.471899 3.113438 2.043160 0.165082
0.0000 0.0057 0.0552 0.8706
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
130715.3 2151492. 30.41867 30.61615 35.41882 0.000000
0.675799 0.534188 0.285552 189615.5
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Lampiran 4 Hasil Estimasi Uji Granger Causality Pairwise Granger Causality Tests Date: 01/27/09 Time: 19:57 Sample: 1980 2007 Lags: 3 Null Hypothesis: DCR does not Granger Cause DPDRB DPDRB does not Granger Cause DCR
Obs
F-Statistic
Probability
23
10.1730 5.16472
0.00054 0.01096
Fenny Pratiwi : Analisis Kausalitas Antara Kredit Investasi Yang Di Salurkan Bank Umum Dengan Pertumbuhan Ekonomi Di Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008