TUGAS MANDIRI BLOK 3.4
SKALA PENGUKURAN EFEK BERBAGAI BENCANA
NAMA : AKBAR SATRIA FITRIAWAN NIM : 08/268184/KU/12831
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2012
ENHANCED FUJITA SCALE : Pengukuran Skala Intensitas Tornado
Fujita Scale (F-Scale) atau sering disebut skala Fujita adalah skala yang digunakan untuk menentukan amplitudo (kekuatan) angin tornado dan menentukan intensitas kerusakan yang ditimbulkannya. Skala ini pertama kali dibuat oleh Dr.Ted Fujita, seorang ahli tornado dari Chicago University, bersama Dr.Allen Pearson (kepala National Severe Storms Forecast Center). Skala ini dibuat pada tahun 1971. Skala ini membantu memperkirakan besarnya tornado berdasarkan efek yang ditimbulkan pada struktur bangunan manusia dan vegetasi di sekitarnya. Pada skala ini angin tornado dikategorikan menjadi 6 tingkatan, mulai dari Fujita 0 (F0) hingga Fujita 5 (F5) dimana semakin tinggi tingkatan menunjukkan kecepatan angin yang makin besar. Tabel 1 berikut adalah tingkatan skala Fujita : Skala
Perkiraan
Frekuensi
Lebar jalur
kecepatan angin
relatif
kerusakan
Potensi kerusakan
rata-rata
Mil/jam Km/jam
(meter) F0
40-72
64-116
38,90%
01/10/50
Kerusakan ringan Terjadi kerusakan pada cerobong asap, patahnya cabang pohon, pohon kecil dengan akar yang dangkal roboh, papan penanda rusak
F1
73-112
117-180
35,60%
30-150
Kerusakan moderat (sedang) bagian permukaan atap rumah sedikit tercabut,
Rumah
mobil
(karavan)
terbalik, mobil-mobil terbalik, garasi mungkin rusak F2
113-157 181-253
19,40%
110-250
Kerusakan signifikan Rumah
dari
papan
kayu
tercabut
atapnya, Karavan hancur, mobil box terbalik, pohon-pohon besar tumbang, jendela rumah pecah dan terlempar, obyek-obyek
ringan
terbang terbawa angin F3
158-206 254-332
4,90%
200-500
Kerusakan parah
terlempar
dan
Rumah dengan konstruksi bangunan kuat tercabut atapnya dan sebagian temboknya ambruk, sebagian besar pohon
tumbang,
Gedung
pencakar
langit mengalami kerusakan berat pada bagian
eksteriornya,
mobil
berat
terlempar F4
207-260 333-418
1,10%
400-900
Kerusakan yang menghancurkan Rumah dengan konstruksi kuat ambruk rata dengan tanah, Bangunan dengan pondasi lemah tercabut dan terlempar, kereta api terbalik, mobil-mobil terbang dan terlempar sepertio misil, Pencakar langit mengalami kerusakan parah
F5
261-381 419-512
<0,1%
1100 ke atas
Kerusakan luar biasa Rumah dengan konstruksi kuat tercabut dan terlempar sangat jauh seperti misil, mobil mobil beterbangan seperti misil, pohon-pohon beterbangan, bangunan berstruktur baja rusak parah
Pada 1 Februari 2007, skala Fujita mengalami revisi dan berubah nama menjadi Enhanced Fujita Scale (EF-Scale). Revisi ini dilakukan karena berbagai pertimbangan dimana Layanan Cuaca Nasional Amerika menyadari bahwa skala yang lama memiliki banyak kekurangan. Kekurangan yang utama adalah kurangnya indikator kerusakan, tidak adanya batasan tentang kualitas bangunan serta variasi jenis bangunan, dan tidak adanya korelasi definitif antara kerusakan dengan kecepatan angin. Hal ini kadang menghasilkan penilaian yang tidak konsisten. Enhanced Fujita Scale jauh lebih akurat dibanding versi lamanya dalam mengkaji besarnya tornado berdasarkan kerusakan yang ditimbulkannya. Klasifikasinya tetap sama, yaitu dibagi menjadi enam kategori antara EF0-EF5. Skala baru ini memiliki indikator standar struktur yang terkena dampak tornado. Kecepatan angin pada skala yang lama mengalami perubahan karena dianggap terlalu tinggi, dan studi keteknikan menunjukkan bahwa diperlukan angin yang lebih rendah untuk mampu menimbulkan kehancuran yang disebutkan pada skala lama tersebut. Dalam skala yang baru ini maka digunakan formula linear untuk menentukan kecepatan angin dan
intensitas tornado. Formula linear ini ditentukan berdasarkan Damage Indicators (DI) dan Degrees of Damage (DOD). Damage Indicators berisi daftar struktur-struktur atau vegetasi yang rusak karena tornado dan dapat dijadikan sebagai indikator penentuan kecepatan angin. Damage Indicators ini berisi 28 daftar benda. Degrees of Damage adalah derajat kerusakan dari struktur atau vegetasi yang terdapat pada daftar indikator pada Damage Indicators. Daftar DI dan tingkatan DOD untuk penentuan Enhanced Fujita Scale dapat dilihat pada tabel berikut : No.
Damage Indicators (DI)
DI
Degrees of Damage (DOD)
1
Small Barns or Farm Outbuilding (SBO)
8
2
One or Two Family Residences (FR12)
10
3
Manufactured Home-Single Wide (MHSW)
9
4
Manufactured Home-Double Wide (MHDW)
12
5
Apartmens, Condos, Townhouses (ACT)
6
7
Masonry Apartment or Motel Building (MAM)
7
8
Small Retail Building (Fast FoodRestaurants)(SRB)
8
9
Small Professional Building (Doctors Office, Branch Banks)(SPB)
9
10
Strip Mall (SM)
9
11
Large Shopping Mall (LSM)
9
12
Large, Isolated Retail Building (K-Mart, Wal-Mart) (LIRB)
7
13
Automobile Showroom (ASR)
8
14
Automobile Service Building (ASB)
8
15
Elementary School (Single story; Interior or Exterior Hallways)(ES)
10
16
Junior or Senior High School (JHSH)
11
17
Low-Rise Building (1-4 stories)(LRB)
7
18
Mid-Rise Building (5-20 stories) (MRB)
10
19
High Rise Building (More than 20 stories)(HRB)
10
20
Institutional Building (Hospital, Government or University Building)(IB)
11
21
Metal Building System (MBS)
8
22
Service Station Canopy (SSC)
6
23
Warehouse Building (Tilt-up Walls or Heavy-Timber Construction) (WHB)
7
24
Electrical Transmission Lines (ETL)
6
25
Free Standing Towers (FST)
3
26
Free Standing Light Poles, Luminary Poles, Flag Poles (FSP)
3
27
Trees : Hardwood (TH)
5
28
Trees : Softwood (TS)
5
Untuk pengkategorian skala angin tornado beserta prakiraan kecepata anginnya dapat dilihat pada tabel berikut : Skala
Estimasi kecepatan angin Mil/jam
Km/jam
EF0
65-85
105-137
EF1
86-110
138-178
EF2
111-135
179-218
EF3
136-165
219-266
EF4
166-200
267-322
EF5
>200
>322
Contoh kerusakan
DAFTAR PUSTAKA : Nucuta, C; Timis, C; Butiu, C; Scridonesi, O. Assesment of Tornados With The Enhanced Fujita Scale In Romania. Journal of Advances in Radar Technology. (2010) 453-458 http://www.alert-works.com/Pdfs/The_Enhanced_Fujita_Scale.pdf http://en.wikipedia.org/wiki/Enhanced_Fujita_Scale http://www.dnr.sc.gov/climate/sco/Education/facts/fujita.pdf
TORINO SCALE : Skala Pengkategorian Bahaya Tumbukan Asteroid Bahaya dari ancaman tumbukan near-Earth Objek seperti asteroid dan cometsaat ini telah mulai menjadi perhatian yang serius di kalangan ilmuwan astronomi dan keruang angkasaan dalam 25 tahun terakhir. Meskipun memiliki probabilitas yang sangat kecil untuk terjadi, namun kejadian tumbukan benda ruang angkasa memang mungkin saja terjadi dan pernah terjadi dalam sejarah bumi. Bencana semacam ini sangat berpotensi untuk menimbulkan kepanikan masal dan bila tumbukan terjadi dapat menyebabkan kehancuran besar (mungkin dalam skala global). The Torino Scale atau skala Torino adalah suatu metode untuk mengkategorikan dampak yang ditimbulkan oleh bahaya Near-Earth Objeks (NEOs). Dengan kata lain skala ini adalah “skala richter” dalam menilai ancaman tumbukan asteroid dan comet yang baru saja ditemukan. Skala ini digunakan sebagai alat komunikasi bagi ahli astronomi dan publik untuk mengkaji probabilitas terjadinya tumbukan benda asing dengan bumi dan menilai seberapa serius dampak yang ditimbulkan. Skala ini mengkombinasikan kemungkinan statistik dan energi kinetik yang diketahui dalam satu nilai. Skala Torino diciptakan oleh Professor Richard P. Binzel dari Departement of Earth, Atmospheric, and Planetary Sciences Massachusets Institute of Technology (MIT). Vesi pertama dari skala ini bernama Near-Earth Object Hazard Index, dipresentasikan pada konferensi pada tahun 1995. Sedangkan versi terbarunya dipresentasikan pada Juni 1999 pada konferensi internasional di Torino, Italia. Versi terbaru ini akhirnya disepakati sebagai skala Torino dan digunakan secara luas di kalangan astronom untuk menentukan risiko bahaya bencana asteroid. Skala Torino terdiri dari kategori 0 hingga 10 dan juga memiliki skala warna yaitu : putih, hijau, kuning, orange, dan merah yang menunjukkan tingkat bahaya dari asteroid. Adapun skala Torino dapat dilihat pada tabel berikut : TIDAK ADA BAHAYA (Putih) 0
Kemungkinan untuk terjadi tumbukan tidak ada. Atau diaplikasikan pada meteor atau benda asing kecil yang dapat terbakar habis oleh atmosfer bumi. NORMAL (Hijau)
1
Temuan rutin dimana benda yang mendekati bumi tidak memiliki bahaya apapun. Hasil
Perhitungan memperlihatkan kemungkinan terjadinya tumbukan peluangnya kecil sehingga tidak memerlukan perhatian publik. Memerlukan Perhatian Ahli Astronomi (Kuning) 2
Temuan yang dapat menjadi suatu monitoring rutin disertai perluasan pencarian terhadap objek yang mendekat namun sering melewati bumi. meskipun memerlukan perhatian dari ahli astronomi, namun hal ini tidak mengancam publik karena tumbukan kecil kemungkinannya untuk terjadi.
3
Bumi dan benda asing berhadapan dengan sangat dekat sehingga memerlukan perhatian ahi astronomi. Peluang terjadinya tumbukan sebesar 1% atau lebih yang mampu menyebabkan kerusakan lokal. Memerlukan perhatian pemerintah dan masyarakat jika kemungkinan tumbukan terjadi kurang dari satu dekade lagi
4
Bumi dan benda asing berhadapan dengan sangat dekat sehingga memerlukan perhatian ahli astronomi. Pelunag terjadinya tumbukan sebesar 1% atau lebih yang mampu menyebabkan terjadinya kerusakan regional. Memerlukan perhatian pemerintah dan publik jika kemungkinan tumbukan terjadi kurang dari satu dekade lagi MENGANCAM (ORANGE)
5
Bumi dan benda asing saling berhadapan dan kemungkinan terjadinya tumbukan cukup besar, namun belum dapat dipastikan bahaya kerusakan yang ditimbulkannya. Perhatian ketat harus dilakukan oleh para ahli astronomi untuk menentukan apakah tumbukan akan benar-benar terjadi ataukah tidak. Jika kemungkinan tumbukan terjadi kurang dari 1 dekade, maka pemerintah harus membuat rencana penanggulangan.
6
Bumi dan benda asing saling berhadapan. Ukuran benda sangat besar dan kemungkinan terjadinya tumbukan cukup besar, namun belum dapat dipastikan kerusakan skala global yang ditimbulkan. Perhatian ketat harus dilakukan oleh para ahli astronomi untuk menentukan apakah tumbukan akan benar-benar terjadi ataukah tidak. Jika kemungkinan tumbukan terjadi kurang dari 3 dekade, maka pemerintah harus membuat rencana penanggulangan.
7
Bumi dan benda asing saling berhadapan. Ukuran benda sangat besar dan kemungkinan terjadinya tumbukan sangat besar, namun belum dapat dipastikan kerusakan skala global yang ditimbulkan. Perhatian ketat harus dilakukan oleh para ahli astronomi untuk menentukan apakah tumbukan akan benar-benar terjadi ataukah tidak. Jika terjadi dalam abad ini maka memerlukan kerjasama internasional untuk menentukan peluang terjadinya tumbukan dan segera membuat rencana penanggulangan TUMBUKAN YANG PASTI TERJADI (MERAH)
8
Tumbukan sudah pasti terjadi, berpotensi untuk menimbulkan kehancuran terlokalisasi jika
tumbukan terjadi di daratan atau menimbulkan tsunami jika terjadi di lautan 9
Tumbukan sudah pasti terjadi, berpotensi untuk menimbulkan kehancuran skala regional jika terjadi di daratan dan memicu tsunami besar jika terjadi di lautan.
10
Tumbukan sudah pasti terjadi, dan terjadi dalam skala besar sehingga menimbulkan perubahan iklim global dan kerusakan skala global. Peristiwa ini mengancam keberadaan umat manusia sehingga sering disebut E.L.E (Extinction Level Event). Baik terjadi di darat maupun di laut dapat menempatkan manusia dalam risiko kepunahan
DAFTAR PUSTAKA : http://neo.jpl.nasa.gov/torino_scale.html http://en.wikipedia.org/wiki/Torino_Scale http://impact.arc.nasa.gov/torino.cfm Chapman, Clark R; Durda, Daniel D; Gold, Robert E. The Comet/Asteroid Impact Hazard : A Systems
Approach.
SwRI
White
Paper,
February
2011.
Diakses
dari
http://www.internationalspace.com/pdf/NEOwp_Chapman-Durda-Gold.pdf
VOLCANIC EXPLOSIVITY INDEX (VEI) : Skala Pengukuran Letusan Gunung Berapi The Volcanic Explosivity Index (VEI) adalah skala yang digunakan untuk memperkirakan seberapa besar letusan gunung berapi yang terjadi. Skala ini dibuat pada tahun 1982 oleh Chris Newhall dari United States Geological Survey (USGS) bersama dengan Stephen Self dari Hawai University. Skala ini menentukan besar letusan gunung berapi berdasarkan 3 indikator, yaitu : seberapa banyak jumlah (volume) material vulkanik yang dimuntahkan, seberapa tinggi cendawan letusan material yang dimuntahkan, dan berapa lama letusan berakhir dan memiliki rentang pengkategorian dari 0 sampai 8. Nilai VEI-0 sebagai ukuran terendah menunjukkan letusan tidak eksplosif atau yang memuntahkan material kurang dari 10.000 m3, sedangkan VEI-8 sebagai ukuran tertinggi letusan gunung berapi memuntahkan material 1.000.000.000.000 m3. Tabel berikut ini adalah pengkategorian magnitude letusan gunung berapi berdasarkan Volcanic Explosivity Index : VEI Volume
Klasifikasi
Deskripsi
Muntahan 0
< 10.000 m3
Tinggi
Frekuensi Contoh
cendawan Hawaiian
Effusive
< 100 m
konstan
Kilauea, Piton de la Fournaise
1
> 10.000 m3
Hawaiian/Strombolian gentle
100-1000 m
harian
Stromboli, Nyiragongo (2002)
2
>1.000.000 m3
Strombolian/vulcanian explosive
1-5 km
mingguan Galeras (1993), Sinabung (2010)
3
10.000.000 m3
Vulcanian/pelean
severe
3-15 km
Beberapa
Nevado
bulan
Ruiz
del (1985),
Soufriere Hills (1995) 4
>0,1
km3 Pelean/plinian
cataclysmic 10-25 km
> 1 tahun
Mount
Pelee
(>100.000.000
(1902),
m3)
Eyjafjallajokull (2010)
5
>1km3
Plinian
Paroxysmal 20-35 km
(>1000.000.000
>
10 Gunung
tahun
m3
Vesuvius
(79
SM), Gunung St.Helena (1980)
6
>10 km3
Plinian/ultra-plinian
kolosal
>30 km
>100
Krakatau
tahun
(1883), Pinatubo (1991)
7
>100 km3
Ultra-plinian
Super
> 40 km
kolosal
>
1000 Thera
tahun
(1600
BC), Tambora (1815)
8
>1000 km3
Super Volcano
Mega kolosal
> 50 km
> 10.000 Yellowatone tahun
(Huckelberry Ridge Eruption, Lava Creek eruption), Toba lake eruption, La
garita
Caldera, Lake Taupo Eruption
DAFTAR PUSTAKA : http://en.wikipedia.org/wiki/Volcanic_Explosivity_Index Mason, Ben G.; Pyle, David M.; Oppenheimer, Clive. The size and frequency of the largest explosive eruptions on Earth. Bulletin of Volcanology; (2004) 66 (8): 735–748 Newhall, Christopher G.; Self, Steve. The volcanic explosivity index (VEI): An estimate of explosive magnitude for historical volcanism. Journal of Geophysical Research; (1982) 87 (C2): 1231–1238
Sieberg-Ambraseys Tsunami Intensity Scale Skala ini untuk mengukur skala intensitas tsunami, pertama kali diajukan oleh August Sieberg pada tahun 1927 dan dimodifikasi oleh Nicholas Ambraseys pada tahun 1962. Skala ini kini sangat jarang digunakan untuk mengukur intnsitas tsunami karena terlalu ribet. Saat ini PapadopoulosImamura scale lebih banyak digunakan dalam penelitian menggantikan skala ini.Berikut adalah uraian intensitas tsunami berdasarkan skala ini : Sangat lemah : gelombang yang terjadi sangat lemah sehingga hanya mampu terbaca oleh tide -gauge record (alat perekam gelombang) Lemah : gelombang yang terjadi disadari oleh orang-orang yang tinggal di pinggiran garis pantai dan yang familiar dengan laut. Biasanya terlihat pada pantai yang datar. Kurang kuat : gelombang y6ang terbentuk dapat dikenali oleh semua yang berada di garis pantai. Gelombang mencapai daratan. Kapal /perahu yang ringan terbawa hingga ke daratan. Terjadi sedikit kerusakan pada bangunan di sekitar pantai. Terjadi gelombang tinggi pada muara sungai Kuat : gelombang menerjang hingga jauh ke daratan. Terjadi kerusakan pada tanggul. Bangunan-bangunan kecil di daerah pantai mengalami kerusakan. Struktur-struktur kuat di daerah pantai mengalami kerusakan. Kapal nelayan terbawa jauh sampai ke daratan. Garis pantai dipenuhi debris Sangat kuat : banjir besar hingga jauh ke daratan. Dinding beton dan struktur kuat dekat pantai rusak. Bangunan kecil hancur. Kerusakan berat pada lahan pertanian dan garis pantai dipenuhi oleh benda dan binatang laut. Semua jenis kapal yang ada di pantai terbawa hingga daratan kecuali kapal besar. Terjadi lubang besar di muara sungai. Pelabuhan mengalami kerusakan. Orang-orang tenggelam Menghancurkan : kehancuran parsial maupun komplit dari bangunan manusia hingga daerah yang jauh dari pantai. Banjir besar terjadi hingga jauh ke daratan. Kapal besar mengalami kerusakan berat. Pohon-pohon tumbang atau patah. Banyak terjadi kematian.