PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN UMBI RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) FP20, FP40, FP60, dan FP80 TERHADAP KULTUR SEL HeLa
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh: A.Pradnya Ratih PM NIM : 038114033
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN UMBI RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) FP20, FP40, FP60, dan FP80 TERHADAP KULTUR SEL HeLa
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh: A.Pradnya Ratih PM NIM : 038114033
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
DDaann kkeellaakk,, ddiissaaaatt bbeeggiittuu bbaannyyaakk jjaallaann tteerrbbeennttaanngg ddiihhaaddaappaannmmuu ddaann kkaauu ttaakk ttaahhuu jjaallaann mmaannaa yyaanngg hhaarruuss kkaauu aammbbiill,, jjaannggaannllaahh mmeemmiilliihh ddeennggaann aassaall ssaajjaa,, tteettaappii dduudduukkllaahh ddaann ttuunngggguullaahh sseessaaaatt.. TTaarriikkllaahh nnaappaass ddaallaamm--ddaallaamm,, ddeennggaann ppeennuuhh kkeeppeerrccaayyaaaann,, sseeppeerrttii ssaaaatt kkaauu bbeerrnnaappaass ddii hhaarrii ppeerrttaammaammuu ddiidduunniiaa iinnii.. JJaannggaann bbiiaarrkkaann aappaa ppuunn mmeennggaalliihhkkaann ppeerrhhaattiiaannmmuu,, ttuunngggguullaahh ddaann ttuunngggguullaahh,, lleebbiihh llaammaa llaaggii.. BBeerrddiiaamm ddiirriillaahh,, tteettaapp hheenniinngg,, ddaann ddeennggaarrkkaannllaahh hhaattiimmuu.. LLaalluu,, kkeettiikkaa hhaattii iittuu bbiiccaarraa,, bbeerraannjjaakkllaahh,, ddaann ppeerrggiillaahh kkee mmaannaa hhaattii mmeemmbbaawwaammuu...... (( ddaarrii VVaa’’ ddoovvee TTii ppoorrttaa iill ccuuoorree)) Kupersembahkan karya ini untuk... Jesus Christ, Mother Mary, Papa-Mama-Ratna Mas, Keluarga besarku terutama simbah putri, serta Sahabat-sahabatku, Yang selalu mendukungku untuk pergi kemana hati membawaku
“Terima kasih” ....Dan tentunya untuk diriku, cita-cita, idealisme, dan mimpi-mimpiku....
Ini adalah akhir satu babak, sekaligus awal babak baru dari sebuah perjalanan kehidupan yang dipercayakan Tuhan padaku
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur kepada Bapa di Surga, Yesus dan Bunda Maria atas segala kasih dan terang sehingga penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Sitotoksisitas Fraksi Protein Umbi Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) FP20, FP40, FP60, dan FP80 Terhadap Kultur Sel HeLa”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) pada Program Studi Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Dr. A. Yuswanto S.U., Ph.D., Apt , selaku dosen pembimbing yang telah memberikan begitu banyak waktu, lengkap dengan kesediaannya mendengarkan, kesabarannya membimbing dan nasehatnya yang selalu menenangkan ; dari awal, selama perjalanan, hingga akhir dari perjuangan penyusunan skripsi ini.
2.
Yohanes Dwiatmaka, M.Si , selaku dosen penguji yang telah memberikan saran, masukan dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
3.
Drs. Mulyono, Apt. , selaku dosen penguji yang telah bersedia membagi ilmu dan memberikan saran serta masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
4.
Rita Suhadi, M.Si, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5.
Mbak Istini, Pak Pandi, Mbak Heni dan segenap karyawan Laboratorium Hayati UGM yang telah membantu selama pelaksanaan penelitian.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Papa-Mama-Ratna untuk segala doa, kasih sayang, semangat, dan dukungan yang mendorongku untuk menyelesaikan skripsi ini.
7.
Alfonsus Endra Miharja dengan segala caci maki dan kritikan pedas dalam balutan cinta yang mengajariku untuk kritis, kuat dan tegar selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini.
8.
Segenap keluarga besar dengan segala bantuan dan dukungannya, baik doa, ide, ruang, waktu maupun materi.
9.
Team TEKI ; Soelistio Wati “SiHa” Widjaja, “Myeloma” Milana Fedelia, dan Agnes “Raji” Rufina serta cie’ Linda yang menghadirkan ide, berproses bersama dan mengobarkan semangat hingga selesainya skripsi ini.
10. Nella-Tina-Totok-Bambang-Bangun-Obe-Angger-Prita-Nanda-Thusty dan semua teman-teman kelompok praktikum B angkatan 2003. 11. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Besar harapan penulis bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan kefarmasian pada khususnya.
Penulis
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.
Penulis
(A.Pradnya Ratih PM)
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SITOTOKSISITAS FRAKSI PROTEIN UMBI RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) FP20, FP40, FP60, dan FP80 TERHADAP KULTUR SEL HeLa
INTISARI Menurut WHO, setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang. Mahalnya biaya dan tingginya efek negatif terapi kanker mendorong dikembangkannya penelitian senyawa alam yang berpotensi antikanker. Di Cina, rumput teki (Cyperus rotundus L.) telah digunakan secara empirik untuk penanganan penyakit kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP20, FP40, FP60, dan FP80 terhadap kultur sel HeLa dan sel Vero. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola satu arah. Fraksi protein umbi rumput teki diendapkan dengan penambahan amonium sulfat dalam kuantitas yang berbeda-beda sehingga diperoleh fraksi protein dalam berbagai konsentrasi. Metode uji sitotoksisitas yang digunakan adalah metode MTT (3-(4,5-dimetil-tiazol-2-il)-2,5-dipheniltetrazolium bromide), dengan sel HeLa dan sel Vero sebagai subjek uji dan fraksi protein umbi rumput teki sebagai objek uji. Data yang diperoleh berupa persen kematian sel dan harga LC50 dihitung dengan analisis statistik probit dan uji t. Hasil uji sitotoksisitas menunjukkan bahwa fraksi protein umbi rumput teki bersifat sitotoksik terhadap kultur sel HeLa dan sel Vero. Harga LC50 yang diperoleh dari FP20, FP40, FP60, dan FP80 untuk sel HeLa adalah 565,39 µg/ml, 367,17 µg/ml, 386,19 µg/ml, dan 529,71 µg/ml ; sementara untuk sel Vero berturut-turut adalah 35,1 µg/ml, 27,4 µg/ml, 14,7 µg/ml, dan 16,4 µg/ml. Nilai LC50 yang lebih besar pada sel HeLa menunjukkan bahwa fraksi protein umbi rumput teki memiliki daya sitotoksik yang lebih kecil pada sel HeLa daripada sel Vero. Kata Kunci: umbi rumput teki, fraksi protein, LC50, sitotoksisitas, sel HeLa, sel Vero
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CYTOTOXICITY OF NUTGRASS TUBER (Cyperus rotundus L.) PROTEIN FRACTION PF20, PF40, PF60, dan PF80 AGAINST HeLa CELL CULTURE
ABSTRACT According to WHO, the number of cancer patients worldwide is increasing up to 6.25 million people every year. The cost and highly negative effect enhance the research of traditional anticancer medicine. In China, nutgrass (Cyperus rotundus L) have been used in the treatment of cancer. This research was aimed to determine the cytotoxic activity of nutgrass tuber FP20, FP40, FP60, and FP80 againts HeLa and Vero cell culture. This research is an experimental research with one way pattern complete random design. The nutgrass tuber protein fractions were precipitated by adding ammonium sulfate in various concentrations. The method of cytotoxicity test used in this research is MTT method (3-(4,5-dimetil-tiazol-2-il)-2,5-dipheniltetrazolium bromide). HeLa was used as the subject and Vero cell was the control, while nutgrass tuber protein fractions were the objects. Datas collected were in the percentage of cell death. The LC50 value were calculated using probit analysis and analyzed using tTest. The result determined that the nutgrass tuber protein fraction had cytotoxic activityto HeLa and Vero cells. The LC50 values obtained from nutgrass tuber FP20, FP40, FP60, and FP80 for HeLa cell respectively are 565.39 µg/ml, 367.17 µg/ml, 386.19 µg/ml, and 529.71 µg/ml ; while for Vero cell respectively are 35.1 µg/ml, 27.4 µg/ml, 14.7 µg/ml, and 16.4 µg/ml. The LC50 values have smaller cytotoxic activity against HeLa cell than Vero cell. Key words: nutgrass tuber, protein fraction, LC50, cytotoxic activity, HeLa cell culture, Vero cell culture
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................
v
PRAKATA....................................................................................................
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... viii INTISARI......................................................................................................
ix
ABSTRACT....................................................................................................
x
DAFTAR ISI.................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL.........................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xviii ARTI ISTILAH DAN SINGKATAN ASING.............................................. xix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A.
Latar Belakang Penelitian ....................................................................
1
1.
Rumusan masalah .......................................................................
3
2.
Keaslian penelitian ......................................................................
3
3.
Manfaat penelitian.......................................................................
3
Tujuan Penelitian .................................................................................
4
1.
Tujuan umum…… ......................................................................
4
2.
Tujuan khusus………………………………………………….
4
B.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA...........................................................
5
A. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) ........................................................
5
1.
Keterangan botani .......................................................................
5
a. Sistematika tumbuhan..........................................................
5
b. Sinonim................................................................................
5
c. Nama daerah ........................................................................
5
2.
Deskripsi tumbuhan ....................................................................
5
3.
Habitat tumbuhan ........................................................................
6
4.
Kandungan kimia ........................................................................
6
5.
Khasiat dan penggunaan .............................................................
7
6.
Penelitian mengenai rumput teki.................................................
7
Kanker ..................................................................................................
8
1.
Tinjauan Umum ..........................................................................
8
2.
Karsinogenesis ............................................................................
9
3.
Kanker Leher Rahim (Cervix).....................................................
11
4.
Senyawa Antikanker ...................................................................
12
C.
Protein……………. .............................................................................
12
D.
Kultur Sel……… .................................................................................
14
1.
Sel HeLa......................................................................................
14
2.
Sel Vero.......................................................................................
15
E.
Uji Sitotoksisitas ..................................................................................
15
F.
Keterangan Empiris..............................................................................
17
B.
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................
18
A.
Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................
18
B.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...................................
18
1. Variabel ..........................................................................................
18
a. Variabel bebas .....................................................................
18
b. Variabel tergantung .............................................................
18
c. Variabel pengacau terkendali ..............................................
18
d. Variabel pengacau tak terkendali ........................................
19
2. Definisi operasional .......................................................................
19
Alat dan Bahan .....................................................................................
19
1.
Alat ............................................................................................
19
2.
Bahan ..........................................................................................
19
Tata Cara Penelitian .............................................................................
20
1.
Determinasi tumbuhan ................................................................
20
2.
Pengumpulan umbi rumput teki ..................................................
21
3.
Sterilisasi alat dan bahan.............................................................
21
4.
Preparasi fraksi protein dari umbi rumput teki ..........................
21
5.
Pengukuran kadar protein dengan metode spektrofotometri UV
23
6.
Preparasi sel HeLa.......................................................................
23
7.
Preparasi sel Vero .......................................................................
24
8.
Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki.......................
25
Analisis Hasil.......................................................................................
27
C.
D.
E.
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................
28
A.
Determinasi Tumbuhan........................................................................
28
B.
Pengumpulan Umbi Rumput Teki .......................................................
28
C.
Sterilisasi Alat dan Bahan Penelitian ...................................................
28
D.
Preparasi Sampel Fraksi Protein Umbi Rumput Teki ..........................
29
E.
Pengukuran Kadar Protein dengan Metode Spektrofotometri UV ......
31
F.
Uji Sitotoksisitas Fraksi Protein Umbi Rumput Teki ..........................
32
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................
41
A.
Kesimpulan ..........................................................................................
41
B.
Saran.....................................................................................................
41
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
42
LAMPIRAN..................................................................................................
45
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................
81
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel I.
Data persentase kematian sel HeLa setelah diinkubasi 24 jam dengan 6 seri konsentrasi FP20, FP40, FP60, dan FP80 umbi rumput teki .......................................................................
Tabel II.
34
Data persentase kematian sel Vero setelah diinkubasi 24 jam dengan 6 seri konsentrasi FP20, FP40, FP60, dan FP80 umbi rumput teki .......................................................................
37
Tabel III. Harga LC50 hasil interpolasi analisis probit pada sel HeLa dan sel Vero ..............................................................................
39
Tabel IV. Data absorbansi fraksi protein dengan menggunakan metode spektrofotometer UV dan rasio serapan pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm ................................................... 49 Tabel V.
Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP20 terhadap kultur sel HeLa ............................................................. 50
Tabel VI. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP40 terhadap kultur sel HeLa ............................................................. 50 Tabel VII. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP60 terhadap kultur sel HeLa ............................................................. 50 Tabel VIII. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP80 terhadap kultur sel HeLa ............................................................. 51 Tabel IX. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP20 terhadap kultur sel Vero .............................................................. 52
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel X.
Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP40 terhadap kultur sel Vero .............................................................. 52
Tabel XI. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP60 terhadap kultur sel Vero .............................................................. 52 Tabel XII. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP80 terhadap kultur sel Vero .............................................................. 53 Tabel XIII. Nilai r (koefisien korelasi) pada level signifikansi 5% dan 1% .................................................................................. 74
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Struktur molekul dari MTT dan hasil reduksinya ....................
16
Gambar 2. Grafik persentase kematian sel HeLa setelah diinkubasi 24 jam dengan 6 seri konsentrasi FP20, FP40, FP60, dan FP80 umbi rumput teki .......................................................................
35
Gambar 3. Foto sel HeLa hasil perlakuan dengan fraksi protein umbi rumput teki FP40dan FP80 pada kadar 4000 µg/ml ...................
36
Gambar 4. Grafik persentase kematian sel Vero setelah diinkubasi 24 jam dengan 6 seri konsentrasi FP20, FP40, FP60, dan FP80 umbi rumput teki .......................................................................
37
Gambar 5. Foto sel Vero perlakuan dengan fraksi protein umbi rumput teki FP40 kadar 4000 µg/ml dan 1000 µg/ml ............................
38
Gambar 6. Foto Bagian Tumbuhan Runput Teki (Cyperus rotundus L) ..
45
Gambar 7. Foto Umbi Rumput Teki ..........................................................
45
Gambar 8. Foto Tumbuhan Rumput Teki ..................................................
46
Gambar 9. Foto Spektrofotometer UV CECIL Series 2 ............................
47
Gambar 10. Foto ELISA reader SLT 340 ATC ........................................
47
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Foto-foto penelitian ................................................................ ..
45
Lampiran 2. Jumlah penambahan amonium sulfat untuk mendapatkan FP20, FP40 , FP60 dan FP80 ......................................................
48
Lampiran 3. Cara perhitungan kadar protein ................................................
49
Lampiran 4. Data absorbansi sel HeLa dan sel Vero hasil pembacaan dengan ELISA reader pada 550nm ......................................
50
Lampiran 5. Hasil analisis probit fraksi protein umbi rumput teki terhadap kultur sel HeLa dengan metode MTT .....................
54
Lampiran 6. Hasil analisis probit fraksi protein umbi rumput teki terhadap kultur sel Vero dengan metode MTT ......................
64
Lampiran 7. Perhitungan nilai korelasi LC50 sel HeLa dan sel Vero pada taraf kepercayaan 95% ...........................................................
74
Lampiran 8. Uji distribusi data sel HeLa dengan Kolmogorov-Smirnov ......
76
Lampiran 9. Uji distribusi data sel Vero dengan Kolmogorov-Smirnov.......
77
Lampiran 10. Hasil uji signifikansi LC50 antara sel HeLa dan sel Vero dengan analisis statistik t-test independent sample ................
78
Lampiran 11. Surat Pengesahan Determinasi ...............................................
80
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ARTI SINGKATAN DAN ISTILAH ASING
FBS
: Fetal Bovine Serum
FP20 (PF20)
: Fraksi protein (protein fraction) umbi Cyperus rotundus L. hasil pengendapan dengan amonium sulfat kadar 20% kadar jenuh
FP40 (PF40)
: Fraksi protein (protein fraction) umbi Cyperus rotundus L. hasil pengendapan dengan amonium sulfat kadar 40% kadar jenuh
FP60 (PF60)
: Fraksi protein (protein fraction) umbi Cyperus rotundus L. hasil pengendapan dengan amonium sulfat kadar 60% kadar jenuh
FP80 (PF80)
: Fraksi protein (protein fraction) umbi Cyperus rotundus L. hasil pengendapan dengan amonium sulfat kadar 80% kadar jenuh
MTT
: (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyltetrazoliumbromide)
reagen stopper
: reagen yang terdiri dari larutan SDS 10% dalam HCl 0,01 N
SDS
: Sodium Dodesil Sulfat
RPMI
: Rosswell Park Memorial Institute
tissue culture flask : tempat untuk menumbuhkan sel, berbentuk botol dengan leher bengkok 96-well plate
: sumuran mikro yang terdiri dari 96 lubang tempat menanam sel pada uji sitotoksisitas
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Kanker merupakan penyakit yang sudah sangat tidak asing bagi kita. Perubahan gaya hidup mendorong semakin tingginya prevalensi penyakit kanker, misalnya kebiasaan merokok, konsumsi minuman keras secara berlebihan, banyak makan makanan berlemak, dan berganti-ganti pasangan seksual. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat, bahkan diramalkan, dalam 10 tahun mendatang 9 juta orang akan meninggal akibat kanker setiap tahunnya (Anonim, 2006a). Hal ini dapat dimengerti jika kemudian kanker dinyatakan menempati peringkat kedua di dunia sebagai penyebab kematian setelah penyakit jantung. Bagi kaum perempuan, jenis kanker yang paling ditakuti adalah kanker serviks atau karsinoma serviks uterus atau kanker leher rahim. Di Indonesia, kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak pada wanita, kemudian disusul kanker payudara yang menempati urutan kedua (Dalimartha, 2004). Sebenarnya kanker ini merupakan salah satu jenis kanker yang dapat dideteksi pada stadium dini yaitu dengan Pap-smear (pemeriksaan contoh sel yang diambil dari lendir leher rahim). Namun sayangnya, sebagian besar penderitanya baru datang pada stadium lanjut. Operasi, radioterapi, kemoterapi dan imunologi agen serta pengobatan dengan hormon merupakan berbagai jenis terapi yang digunakan untuk menangani
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pasien kanker. Sayangnya berbagai jenis terapi tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit serta memiliki resiko negatif yang tinggi. Karena itu, dewasa ini terapi pilihan yang makin populer dikembangkan adalah fitoterapi atau terapi dengan tumbuh-tumbuhan. Ini berarti, penting untuk dilakukannya penelitian mengenai senyawa-senyawa alam yang mungkin berpotensi sebagai anti kanker, mengingat Indonesia sangat kaya akan tanaman obat. Secara tradisional rumput teki (Cyperus rotundus L.), khususnya umbinya, telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai tumbuhan yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit, diantaranya busung air, mencret, pencernaan tidak baik, sakit perut, rematik, haid tidak teratur dan nyeri haid (Soedibyo,1998). Walaupun di Indonesia belum ada penelitian mengenai rumput teki sebagai anti kanker, namun pengobatan tradisional China
telah menyebutkan
penggunaan rumput teki untuk menangani kanker (Hanks,2000). Pada tanaman tingkat tinggi, senyawa aktif anti kanker tersebar luas dalam berbagai golongan senyawa, salah satunya protein. Semua sistem kehidupan mengandung sejumlah besar protein yang berbeda, salah satunya yaitu protein beracun yang terdapat dalam tumbuhan. Daya racunnya disebabkan oleh antaraksi dengan subunit ribosom 60s mamalia yang mengakibatkan terjadinya hidrolisis beberapa ikatan glikosida-N yang kemudian menghambat sintesis protein (Robinson, 1991). Hal inilah yang menjadi dasar dipilihnya protein sebagai zat aktif anti kanker dari rumput teki dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah informasi ilmiah mengenai khasiat dan kegunaan umbi dari rumput teki, dan juga menjadi jalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
bagi penelitian-penelitian selanjutnya mengenai efek sitotoksik umbi rumput teki. Mengingat bahwa masalah mendasar dalam pengobatan kanker adalah bagaimana menemukan obat, baik alami maupun sintesis, yang mampu membunuh sel kanker secara efektif namun tidak toksik bagi sel normal, maka dalam penelitian ini, fraksi protein umbi rumput teki diujikan pada sel kanker (HeLa cell line) dan juga pada sel normal (Vero cell line). Harapannya, penelitian ini akan membawa gambaran baru mengenai potensi umbi rumput teki untuk dikembangkan sebagai obat alternatif bagi penyakit kanker. 1. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Apakah fraksi protein umbi rumput teki FP20, FP40, FP60, dan FP80 memiliki efek sitotoksik terhadap kultur sel HeLa dan sel Vero? b. Berapakah nilai LC50 fraksi protein umbi rumput teki FP20, FP40, FP60, dan FP80 terhadap sel HeLa dan sel Vero? c. Apakah efek sitotoksik fraksi protein umbi rumput teki FP20, FP40, FP60, dan FP80 lebih besar terhadap sel HeLa daripada sel Vero? 2. Keaslian penelitian Sejauh yang diketahui penulis, belum pernah dilakukan penelitian mengenai sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP20, FP40, FP60, dan FP80 terhadap kultur sel HeLa. 3. Manfaat penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang efek sitotoksik fraksi protein umbi rumput teki terhadap sel HeLa dan sel Vero yang akan memperkaya dan menambah kemajuan ilmu pengetahuan terutama di bidang farmasi. b. Manfaat praktis. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan yang mendukung penemuan obat alternatif bagi penyakit kanker.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum : Untuk mengetahui apakah fraksi protein umbi rumput teki FP20, FP40, FP60, dan FP80 memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai senyawa antikanker. 2. Tujuan khusus : a. Untuk mengetahui apakah fraksi protein umbi rumput teki FP20, FP40, FP60, dan FP80 memiliki efek sitotoksik terhadap kultur sel HeLa dan sel Vero. b. Untuk mengetahui berapa nilai LC50 fraksi protein umbi rumput teki FP20, FP40, FP60, dan FP80 terhadap sel HeLa dan sel Vero. c. Untuk mengetahui apakah efek sitotoksik fraksi protein umbi rumput teki FP20, FP40, FP60, dan FP80 lebih besar terhadap sel HeLa daripada sel Vero.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) 1. Keterangan botani a. Sistematika tumbuhan Tumbuhan rumput teki termasuk dalam famili Cyperaceae, genus Cyperus, dan spesies Cyperus rotundus L. (Anonim, 2000a). b. Sinonim C.odoratus Osbeek ; C.tenuiflorus Royle ; Heleocharis dulcis (Burm.f.) Trin. (Sudarsono, 1996). c. Nama daerah Jawa : Teki, tekan (Jawa), motta (Madura). Sulawesi : Rukut teki wuta (Minahasa), Bulih manggasa buai (Buol), Nusatenggara : Kareha wai (Sumba). Maluku : Rukut teki wuta (Alfuru) (Anonim, 1980). 2. Deskripsi tumbuhan Terna, menahun, tinggi 10 cm sampai 80 cm. Batang tumpul segitiga, tajam. Daun 4 sampai 10 helai berjejal pada pangkal batang dengan pelepah daun tertutup tanah, helaian daun berbentuk garis, bagian atas berwarna hijau tua mengkilat, panjang daun 10 cm sampai 60 cm, lebar daun 2 mm sampai 6 mm. Anak bulir berkumpul menjadi bulir pendek dan tipis, keseluruhan terkumpul lagi menjadi memanjang. Daun pembalut 3 sampai 4, tepi kasar tidak merata. Jari-jari payung 6
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sampai 9, yang terpanjang 3 cm sampai 10 cm, yang terbesar bercabang sekali lagi, pangkal tertutup oleh daun pelindung yang berbentuk tabung. Anak bulir terkumpul lagi dalam bulir, duduk, berbentuk garis, sangat gepeng, berwarna coklat, panjang 1 cm sampai 3 cm, lebar kurang lebih 2 mm, bunga 10 sampai 40. Sekam dengan punggung hijau dan sisi coklat, panjang lebih kurang 3 mm. Benang sari 3, kepala sari berwarna kuning cerah, tangkai putik bercabang 3. Buah memanjang sampai bulat telur sungsang, persegi tiga berwarna coklat, panjang lebih kurang 5 mm (Anonim, 1980). 3. Habitat Tumbuhan Rumput teki tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl. Tumbuhan ini banyak tumbuh liar di Afrika Selatan, Korea, Cina, Jepang, Taiwan, Malaysia, Indonesia dan kawasan Asia Tenggara pada umumnya. Tumbuhan ini umumnya tumbuh di lahan pertanian yang tidak terlalu kering (tanahnya tidak berbencah-bencah), di ladang dan kebun (Sudarsono, 1996). 4. Kandungan kimia Kandungan kimia rumput teki antara lain minyak atsiri (siperin, siperol, siperon, pinen, dan seskuiterpen), alkaloid, glikosida, flavonoid, gula, zat pati dan resin (Soedibyo,1998). Umbi dan rimpang teki mengandung 4alpha,5alphaoxidoeudesm-11-en-3-alpha-ol, beta-cyperone, calcium, copper, cyperolone, iron, isocyperol, isokobusone, kobusone, linoleic-acid, linolenic-acid, magnesium, manganese, myristic-acid, oleanolic-acid, oleanolic-acid-3-o-neohesperidoside, potassium, sodium, oleic-acid, patchoulenone, stearic-acid, sugetriol, sugenol,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sugeonol, zinc (Duke, 2001). Kandungan lain berupa karbohidrat, seperti d-glukosa (41,7%), d-fruktosa (9,3%), dan gula tak mereduksi (4%) (Sudarsono, 1996). 5. Khasiat dan penggunaan Pada umumnya bagian dari rumput teki yang digunakan sebagai bahan obat adalah bagian umbi yang telah dibersihkan dari serabut yang melekat (Sudarsono, 1996). Kegunaan rumput teki antara lain sebagai obat kuat, obat sakit perut, obat untuk memperlancar kencing, obat cacingan, obat peluruh serta pengatur haid, sebagai air pencuci anti keringat, dalam bentuk air rebusan sebagai obat untuk penyakit mulut (obat kumuran), obat sakit gigi (akar tongkat dimamah atau sebagai bubuk), dan untuk obat borok. Di daerah Jawa, Akar Teki digunakan sebagai anti kejang yang digunakan pada sakit mencret. (Anonim, 2000b). Di Cina telah disebutkan penggunaan rumput teki pada kanker cervix / leher rahim (Anonim,1996). Begitu pula disebutkan bahwa tinctura Cyperus rotundus L. dapat membantu dalam penanganan kanker cervix / leher rahim (Anonim,2006b). 6. Penelitian mengenai rumput teki Beberapa penelian mengenai rumput teki antara lain : yang pertama adalah efek anthelmintik dari umbi rumput teki (Rahayu, 1989) yang menunjukkan kemungkinan adanya senyawa terpen, fenol, dan fenolat pada umbi rumput teki yang berkhasiat anthelmintik ; kedua adalah isolasi dan identifikasi flavonoid dari umbi rumput teki (Rahardjo, 1990), hasilnya ditemukan paling sedikit tiga senyawa flavonoid golongan auron ; ketiga adalah identifikasi mikroskopis umbi rumput teki serta daya anti inflamasi ekstrak etanolnya (Hartini, 1993) yang menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
umbi rumput teki memberikan daya antiinflamasi pada tikus ; keempat adalah khasiat anti radang dari ekstrak etanol umbi rumput teki (Rahardja, 1994) , hasilnya umbi rumput teki memberikan daya antiinflamasi secara per oral dan intraperitoneal, dan terakhir adalah daya melarutkan minyak atsiri dan infus umbi rumput teki terhadap batu ginjal kalsium secara in vitro (Suhartiningsih, 1996) yang hasilnya menunjukkan kemampuan umbi rumput teki melarutkan batu ginjal tersebut. Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah pada objek uji yang digunakan, yaitu umbi rumput teki. Sementara yang membedakan adalah subjek uji yang digunakan, dimana pada penelitian ini digunakan sel HeLa sebagai subjek uji.
B. Kanker
1. Tinjauan umum Kanker, disebut juga neoplasma, merupakan nama umum untuk sekumpulan penyakit yang perjalanannya bervariasi, dengan karakteristik pertumbuhan sel yang tidak terkontrol, merusak jaringan setempat dan sekitar, serta bisa menyebar luas (distant metastases) (DiPiro et al, 2002). Kanker dapat tumbuh di semua sel atau jaringan tubuh, seperti sel kulit, sel darah, sel otak, jaringan ikat, dan sebagainya sehingga dikenal berbagai jenis kanker tergantung sel atau jaringan tempat dia tumbuh (Dalimartha, 2004). Dalam keadaan normal, terdapat kontrol yang seimbang antara kecepatan pertumbuhan sel dengan pengendalian pertumbuhan sel. Kontrol keseimbangan biasanya terjadi pada saat dibutuhkan peningkatan jumlah sel, misalnya selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
penyembuhan luka dan penggantian jaringan tubuh ; dimana selama proses ini berlangsung, diferensiasi sel terjadi secara wajar dan proliferasi akan terhenti saat tidak dibutuhkan lagi. Sementara pada sel kanker, proses keseimbangan ini terganggu, proliferasi sel terjadi secara terus-menerus tanpa adanya diferensiasi sel (Macdonald and Ford, 1997). Istilah kanker sering dikacaukan dengan tumor padahal ada perbedaan yang mendasar ; dimana kanker adalah neoplasma yang menyebar dan ganas sedangkan tumor adalah neoplasma yang tidak menyebar dan tidak ganas (Wijoyo, 2000). Tumor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu benign (jinak) dan malignant (ganas). Benign tumor umumnya jarang mengancam kehidupan, tumbuh dalam “kapsul” yang membatasi ukurannya dan memelihara karakteristik sel asal dan biasanya berdiferensiasi dengan baik. Malignant tumor bersifat merusak jaringan sekitar dan menyebar ke area yang berbeda dalam tubuh untuk kemudian mengalami pertumbuhan lebih lanjut atau metastasis (Macdonald and Ford, 1997). 2. Karsinogenesis Mekanisme terjadinya kanker tidak dapat dimengerti sepenuhnya. Kanker atau neoplasma, diduga berkembang dari sel dimana mekanisme normal pertumbuhan dan perkembangbiakannya diubah (DiPiro et all, 2002). Suatu sel normal berubah menjadi kanker karena adanya satu atau lebih mutasi pada DNA-nya dengan hereditas bawaan/diwariskan. Perkembangan sel kanker merupakan sebuah proses yang multi-kompleks, meliputi tidak hanya satu perubahan genetik, tetapi juga faktor-faktor epigenetik (kerja hormon, co-carsinogen, dan efek memburuk dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
tumor), yang kesemuanya meningkatkan kemungkinan terjadinya perubahan genetik yang mengarah pada terjadinya kanker (Rang et al, 2003). Menurut Rang dkk (2003), terdapat dua kategori perubahan genetik yang mengarah pada terjadinya kanker : a. Aktivasi dari proto-oncogenes menjadi oncogenes Proto-oncogenes adalah gen yang secara normal mengatur pembelahan sel, apoptosis dan diferensiasi. Proto-oncogenes berubah menjadi oncogenes ketika ada virus atau agen karsinogen. b. Inaktivasi gen-gen penekan tumor (tumour suppressor genes) Pada sel normal terdapat gen-gen yang memiliki kemampuan untuk menekan pertumbuhan tumor yang kemudian dikenal dengan tumour suppressor genes atau antioncogenes. Terdapat bukti bahwa mutasi dari gen ini ditemukan dalam berbagai jenis kanker yang berbeda. Hilangnya fungsi dari gen ini merupakan titik kritis dalam karsinogenesis. Fase pertama dari proses karsinogenesis adalah initiation (inisiasi), yaitu kerusakan genetik sel normal akibat bahan-bahan karsinogenik. Jika tidak diperbaiki, kerusakan genetik ini dapat menyebabkan mutasi seluler yang irreversibel. Selama fase kedua, yang dikenal sebagai promotion (promosi), adanya karsinogen atau faktor lain akan menyebabkan sel yang termutasi bertumbuh melebihi sel normal. Hal mendasar yang membedakan initiation dan promotion adalah sifat promotion yang reversibel, namun tetap memungkinkan sel termutasi menjadi bersifat kanker. Fase terakhir dari pertumbuhan neoplastik disebut progresif (progresif), melibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
perubahan genetik yang selanjutnya akan meningkatkan proliferasi sel. Unsur kritis dalam fase ini meliputi invasi tumor ke jaringan lokal dan perkembangan metastasis (DiPiro et al, 2002). 3. Kanker leher rahim (Cervix) Serviks atau leher rahim atau mulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke liang sanggama (vagina). Kanker leher rahim berkembang secara bertahap, tetapi progresif (Dalimartha, 2003). Tanda-tanda terserang kanker leher rahim antara lain sering mengalami keputihan, vagina sering mengeluarkan darah ketika sedang berhubungan intim, vagina berbau, kurang darah, berat badan menurun, dan sulit buang air kecil dan besar (Kardinan, 2004). Bila kanker sudah memasuki stadium invasif, keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur dengan darah ; timbul nyeri di tempat-tempat lain bila sudah terjadi penyebaran (metastasis), dan pada stadium lanjut, badan menjadi kurus karena kurang gizi, edema kaki, iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rektum), terbentuk fistel vesikovaginal atau rektovaginal, dan gejala-gejala akibat metastasis jauh (Dalimartha, 2004). Penyebab
pasti
kanker
serviks
tidak
diketahui.
Infeksi
human
papillomavirus (HPV) yang ditularkan dengan hubungan seksual dipandang sebagai faktor resiko utama kanker serviks (Anonim, 2006c). HPV merupakan suatu kelompok sekitar 100 virus yang menyebabkan terjadinya benjolan di berbagai tempat pada tubuh, termasuk serviks. Strain serviks HPV dibagi menjadi dua kategori yaitu resiko tinggi dan resiko rendah berdasarkan pengaruhnya terhadap kanker serviks. Sebagai contoh, HPV-6 dan HPV-11 menyebabkan banyak kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
benjolan genital tetapi termasuk kategori resiko rendah karena jarang berkembang ke arah kanker. Sementara strain HPV lain, seperti HPV 16, 18, 33, 35, dan 45, dikategorikan resiko tinggi karena menunjukkan adanya hubungan dengan peningkatan resiko untuk kanker serviks dan kanker vaginal (Anonim, 2006c). Wanita yang melakukan seks pada usia muda, pasangan berganti-ganti, dan perokok memiliki resiko lebih besar terpapar HPV. 4. Senyawa Antikanker Antikanker merupakan obat yang indeks terapinya sempit. Sebagian besar dapat menimbulkan efek toksik yang berat, yang mungkin sampai menyebabkan kematian, baik secara langsung maupun tidak langsung. Antikanker diharapkan memiliki toksisitas selektif, artinya menghancurkan sel kanker tanpa merusak jaringan normal. Karena antikanker umumnya bekerja menekan proliferasi sel yang sedang aktif, maka efek sampingnya terutama mengenai jaringan atau sel normal dengan proliferasi tinggi, yaitu sumsum tulang, epitel germinativum, sistem hemopoetik, folikel rambut dan jaringan limfosit. Terapi hanya dapat dikatakan berhasil baik, bila dosis yang digunakan dapat mematikan sel tumor yang ganas dan tidak terlalu mengganggu sel normal yang berproliferasi (Ganiswara,1995).
C. Protein
Protein merupakan suatu makromolekul yang terdiri dari asam-asam amino yang tersusun dalam suatu rantai linear dan tergabung dalam ikatan peptida (Anonim, 2006d). Protein dalam tumbuhan terbagi menjadi dua yaitu protein biji dan protein daun. Beberapa protein biji memiliki sifat sebagai protein racun. Sebagian di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
antaranya mungkin berperan dalam melindungi tumbuhan dari serangan mikroba. Protein beracun lain memberikan harapan sebagai antikanker dan penyakit lain yang disebabkan oleh virus (Robinson, 1991). Dalam tumbuhan, protein dapat dilarutkan dengan melumatkan jaringan tumbuhan dengan larutan garam dan kemudian diendapkan dengan mengubah pH ekstrak (Harborne, 1987). Pengendapan protein dengan fraksinasi dimaksudkan untuk memperoleh protein murni dalam fraksi tertentu. Protein yang tidak diinginkan dalam suatu larutan campuran protein dapat dihilangkan dengan metode salting out jika kelarutan protein dalam berbagai konsentrasi larutan garam diketahui (Anonim, 2006d). Fraksinasi protein dengan jalan pengendapan dapat dilakukan dengan menggunakan amonium sulfat dalam konsentrasi tertentu (Poedjiadi, 1994). Yang pertama kali mengendap adalah globulin dan dapat dipisahkan dengan pemusingan atau filtrasi, albumin akan mengendap bila larutan sudah jenuh dengan amonium sulfat (Sadikit, 1993). Hasil pengendapan didialisis untuk menghilangkan amonium sulfat yang digunakan untuk mengendapkan protein. Proses dialisis didasarkan pada perbedaan konsentrasi antara dua permukaan membran dialisis. Kecepatan dari dialisis dapat ditingkatkan dengan meningkatkan gradien konsentrasi dari larutan internal dan eksternal. Molekul kecil, dalam hal ini adalah amonium sulfat, akan keluar dari kantong dialisis dan protein yang mempunyai bobot molekul besar akan tetap tertinggal di dalam kantong dialisis. Hal ini dapat terjadi karena membran dialisis bersifat semipermeabel. Proses dialisis akan berhenti setelah tercapai keadaan setimbang (Scopes 1994 cit Darsini, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Amonium sulfat merupakan garam yang umum digunakan untuk tujuan pengendapan protein karena sifatnya yang mudah larut dalam buffer dingin (Anonim,2006e). Amonium sulfat banyak digunakan karena daya larutnya yang tinggi, tidak toksik pada banyak enzim, murah, dan dapat menstabilkan protein, inert, dan dapat mencegah aktivitas enzim proteolitik.
D. Kultur Sel
Kultur sel merupakan proses dimana sel, baik prokariotik maupun eukariotik ditumbuhkan dalam suatu kondisi yang dikendalikan. Dalam prakteknya, istilah kultur sel digunakan untuk menyebut hasil kultur sel yang diturunkan dari sel eukariotik multiseluler, khususnya sel hewan (Anonim,2006f). Pemilihan sel dalam suatu uji tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Umumnya dipilih sel yang cepat tumbuh dan mudah penanganannya. 1. Sel HeLa HeLa cell line diturunkan dari sel epitel kanker leher rahim (cerviks) manusia yang merupakan sel epitel leher rahim yang telah diubah oleh human papilloma virus 18 (HPV 18) sehingga berbeda dengan sel leher rahim normal. Sel ini diisolasi pada tahun 1951 dari seorang wanita penderita kanker leher rahim bernama Henrietta Lacks, berusia 31 tahun berasal dari Baltimore, USA (Anonim, 2006g). HeLa cell line ini cukup aman dan umum digunakan untuk kepentingan kultur sel. Medium RPMI 1640 yang digunakan untuk menumbuhkan sel HeLa merupakan medium kompleks yang mengandung garam-garam, asam-amino, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
vitamin yang diperlukan untuk pertumbuhan sel. Medium ini ada yang dilengkapi dengan glutamin maupun tidak, serta phenol red sebagai pH indikator. RPMI yang mengandung glutamin biasanya hanya pada yang berbentuk serbuk karena bersifat tidak stabil dalam cairan, tetapi diperlukan untuk pertumbuhan sel, sehingga sering ditambahkan pada medium sesaat sebelum digunakan (Mahardika, 2004). 2. Sel Vero Sel Vero ditemukan pertama pada tahun 1962 oleh Yasumura dan Kawakita di Universitas Chiba di Chiba, Jepang. Sel Vero diambil dari ginjal kera dewasa (jenis African Green Monkey) yang sehat. Selain sering digunakan dalam produksi vaksin, sel Vero juga sering digunakan untuk mendeteksi Verotoksin (Anonim, 2006h).
E. Uji Sitotoksisitas
Pengembangan obat baru untuk identifikasi agen kemoterapetik baru bagi penyakit kanker meliputi evaluasi pra-klinik yang luas dengan melibatkan banyak senyawa kimia untuk mendeteksi aktivitas anti-neoplastic (Freshney, 1986). Uji sitotoksisitas merupakan perangkat yang cepat dan cost-effective untuk menguji senyawa sebelum mengalami proses pengembangan yang mahal dan membantu memilih kandidat senyawa yang optimal (Anonim,2006i). Uji sitotoksisitas merupakan uji toksisitas secara in vitro pada suatu kultur sel. Metode in vitro mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan metode in vivo, yakni metode in vitro lebih ekonomis, lebih mudah dan ditinjau dari segi kemanusiaan atau moralitas percobaan, metode in vitro lebih manusiawi daripada in
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
vivo. Namun kerugian in vitro adalah kadang-kadang tidak memberikan efek senyawa uji yang sama dengan bila diberikan secara in vivo (Freshney, 1986). Uji MTT pertama kali dideskripsikan oleh Mosmann pada 1983. Uji ini didasarkan pada aktivitas enzim mitochondrial dehydrogenase dari sel hidup (Anonim, 2006j). Pada uji MTT, garam tetrazolium (3-(4,5-dimetil-tiazol-2-il)2,5dipheniltetrazolium bromid) secara aktif diabsorbsi ke dalam sel hidup dan direduksi dalam mitokondrial membentuk suatu produk formazan berwarna ungu. Produk tersebut terakumulasi di dalam sel karena tidak bisa keluar menembus membran sel (Barille, 1997). MTT Formazan
NADH
N
NH
N
N
N
N
NAD+
N
N N
N S
S
CH3
CH3 H3C
CH3
(Anonim, 2006k) Gambar 1. Struktur molekul dari MTT dan hasil reduksinya Uji MTT merupakan sistem uji kolorimetri yang mengukur reduksi komponen tetrazolium (MTT) oleh mitokondria sel hidup menjadi produk formazon yang tidak larut. Setelah inkubasi sel dengan reagen MTT kurang lebih 2 – 4 jam, larutan detergen ditambahkan untuk melisiskan sel dan melarutkan kristal warna yang terbentuk. Sampel kemudian dibaca menggunakan ELISA plate reader pada panjang gelombang 570 nm. Jumlah warna yang dihasilkan sebanding dengan jumlah sel yang hidup (Anonim, 2006j).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut National Cancer Institute, senyawa baru yang akan dikembangkan sebagai antikanker harus mempunyai nilai LC50 kurang dari 20 µg/ml (Suffness cit, Candra, 2006).
F. Keterangan Empiris
Penelitian ini bersifat trial dan error untuk mengetahui hubungan empiris antara pengaruh pemberian fraksi protein umbi rumput teki FP20, FP40, FP60, dan FP80 terhadap kultur sel HeLa dan sel Vero.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian “Sitotoksisitas Fraksi Protein Umbi Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) FP20, FP40, FP60, dan FP80 Terhadap Sel HeLa” ini termasuk penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola satu arah.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi fraksi protein umbi rumput teki FP20, FP40, FP60 dan FP80 dengan seri kadar 125µg/ml ; 250µg/ml ; 500 µg/ml ; 1000 µg/ml ; 2000 µg/ml dan 4000 µg/ml. b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah prosentase kematian sel HeLa dan sel Vero. c. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini yaitu : 1) Medium tumbuh sel dikendalikan dengan menggunakan medium RPMI 1640 yang mengandung FBS (Fetal Bovine Serum) 10% untuk sel HeLa dan medium M199 untuk sel Vero. 2) Tempat tumbuh dan waktu pemanenan umbi rumput teki dikendalikan dengan mengambil umbi pada tempat dan waktu yang sama. 3) pH serta suhu pembuatan dan penyimpanan fraksi protein, dikendalikan pada pH 7,2 dan suhu ± 4oC.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
d. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini yaitu kematian sel HeLa - sel Vero secara alami dan umur tumbuhan rumput teki. 2. Definisi operasional a. Uji sitotoksisitas adalah uji toksisitas secara in vitro menggunakan kultur sel HeLa dan sel Vero. b. Fraksi protein (FP) / protein fraction (PF) adalah bagian dari tumbuhan yang berisi protein yang didapat dengan cara menambahkan amonium sulfat pada derajat kejenuhan tertentu. c. LC50 adalah konsentrasi fraksi protein yang dibutuhkan untuk membunuh sebanyak 50% populasi sel uji.
C. Alat dan Bahan
1. Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: alat-alat gelas, stamper, mortir, timbangan analitik (AND ER-400 H), alumunium foil, magnetic stirrer, tabung conical, autoklaf, tissue culture flask, swing rotor sentrifuge (PLC), inkubator (Nuaire), mikropipet, membran dialisis (Sigma), lemari pendingin, cell counter (Nunc), 96-well plate (Nunc), spektrofotometer UV (Cecil CE-292), ELISA reader (SLT 340 ATC), laminar air flow (Nuaire), mikroskop (Olympus IMT-2), haemocytometer (Nebauer), kain monel, gloves, masker, autoklaf, dan freezer. 2. Bahan a. Sampel umbi rumput teki yang diambil di daerah Sumberarum, Moyudan, Sleman (tepi Sungai Progo) pada bulan Juli 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Kultur sel HeLa dan sel Vero yang diambil dari stok Laboratorium Hayati Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. c. Pereaksi-peraksi yang digunakan untuk preparasi fraksi protein umbi rumput teki yaitu : 1)
Larutan dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2 (Merck)
2)
Larutan dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2 yang mengandung
0,14
M NaCl (Merck) 3)
Amonium sulfat (Merck)
d. Pereaksi-pereaksi untuk uji sitotoksisitas 1)
Medium pencuci: RPMI 1640 (Sigma), natrium bikarbonat, Hepes
2)
Bahan untuk isolasi sel Vero: tripsin 0,25%
3)
Medium penumbuh: RPMI 1640, FBS (Fetal Bovine Serum) 10%, Penisilin-Streptomisin 1% (Gibco), dan Fungison 0,5% (Gibco).
4)
Reagen Stopper : SDS (sodium dodeksil sulfat) dalam HCl 0,01 N (Merck)
5) MTT (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide) dalam media RPMI 1640 untuk sel HeLa dan media M199 untuk sel Vero (Sigma)
D. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi tumbuhan Bahan utama yang akan digunakan dalam penelitian yaitu umbi rumput teki. Tumbuhan rumput teki terlebih dahulu dideterminasi di laboratorium Farmakognosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan telah dipastikan pula kebenarannya menggunakan acuan baku Flora of Java (Backer dan Backuizen van den Brink, 1968). 2. Pengumpulan umbi rumput teki Umbi rumput teki untuk penelitian ini diambil dari Tepi Sungai Progo, Moyudan, Sleman, Yogyakarta. 3. Sterilisasi alat dan bahan Untuk mencegah terjadinya kontaminasi oleh organisme, maka alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini harus disterilkan terlebih dahulu. Alat-alat tersebut dicuci bersih dengan sabun dan dikeringkan, setelah itu dibungkus dengan alumunium foil dan disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 1210C (Anonim, 1995). 4. Preparasi fraksi protein dari umbi rumput teki Bahan (umbi rumput teki) dikumpulkan segar, diseleksi kemudian dicuci bersih dengan air mengalir. Umbi dipotong kecil-kecil, kemudian dimasukkan dalam plastik dan disimpan dalam freezer selama dua malam. Umbi ditimbang sebanyak 400 g (gram) kemudian ditumbuk halus sambil ditambahkan sesedikit mungkin dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2 yang mengandung 0,14 M NaCl pada suhu ±4ºC. Kemudian diperas dengan kain monel, ditampung dalam tabung conical yang bersih dan steril. Cairan yang diperoleh disentrifugasi dengan 2010 xG selama 20 menit. Supernatan dikumpulkan dalam beaker glass 1000 ml dan diendapkan proteinnya dengan menambahkan 79,8 g amonium sulfat, stirrer semalam. Kemudian disentrifus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
lagi 2010 xG selama 20 menit pada suhu ±4°C. Supernatan (1) ditampung dalam beaker glass 1000 ml sedangkan pelet yang diperoleh dilarutkan dalam sesedikit mungkin larutan dapar natrium fosfat 5mM pH 7,2 tanpa NaCl; kemudian didialisis dengan tabung dialisis dalam larutan dapar natrium fosfat 5mM pH 7,2 selama semalam. Hasil dialisis disentrifus 2010 xG selama 20 menit pada suhu 4°C. Pelet kemudian dibuang dan supernatan merupakan fraksi protein umbi rumput teki FP20. Supernatan (1) kemudian ditambah dengan 74,2 g amonium sulfat, stirrer semalam. Kemudian disentrifus lagi 2010 xG selama 30 menit pada suhu ±4°C. Supernatan (2) ditampung dan pelet yang diperoleh dilarutkan dalam sesedikit mungkin larutan dapar natrium fosfat 5mM pH 7,2 ; kemudian didialisis selama semalam. Hasil dialisis disentrifus 2010 xG selama 20 menit pada suhu ±4°C. Pelet dibuang dan supernatan merupakan sampel fraksi protein umbi rumput teki FP40. Supernatan (2) kemudian ditambah dengan 87,22 g amonium sulfat, stirrer semalam. Kemudian disentrifus lagi 2010 xG selama 30 menit pada suhu ±4°C. Supernatan (3) ditampung dan pelet yang diperoleh dilarutkan dalam sesedikit mungkin larutan dapar natrium fosfat 5mM pH 7,2 ; kemudian didialisis selama semalam. Hasil dialisis disentrifus 2010 xG selama 20 menit pada suhu ±4°C. Pelet dibuang dan supernatan merupakan sampel fraksi protein umbi rumput teki FP60. Supernatan (3) kemudian ditambah dengan 98,8 g amonium sulfat, stirrer semalam. Kemudian disentrifus lagi 2010 xG selama 30 menit pada suhu ±4°C. Supernatan ditampung dan pelet yang diperoleh dilarutkan dalam sesedikit mungkin larutan dapar natrium fosfat 5mM pH 7,2; kemudian didialisis selama semalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Hasil dialisis disentrifus 2010 xG selama 20 menit pada suhu ±4°C. Pelet dibuang dan supernatan merupakan sampel fraksi protein umbi rumput teki FP80. 5. Pengukuran kadar protein dengan matode spektrofotometri UV Fraksi protein umbi rumput teki FP20, FP40, FP60, dan FP80 masing-masing sebanyak 10µl dimasukkan ke dalam kuvet 1 ml lalu ditambah 990 µl larutan dapat natrium fosfat 5mM. Ukur serapan (absorbansi) menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 280nm dan 260nm dengan blanko larutan dapar natrium fosfat. Data absorbansi tiap-tiap fraksi protein umbi rumput teki kemudian dihitung dengan rumus berikut ini untuk mendapatkan kadar protein dalam mg/ml. Kadar protein (mg/ml) = [1,55 E(280)] – [0,76 E(260)] mg/ml (Layne, 1957 cit Richterich & Colombo, 1981) 6. Preparasi sel HeLa a. Propagasi sel HeLa. Sel diambil dari tangki nitrogen cair, kemudian segera dicairkan dalam penangas air 37oC, kemudian ampul disemprotkan dengan etanol 70%. Ampul dibuka dan sel HeLa dipindahkan dalam tabung conical steril yang berisi medium RPMI 1640. Suspensi sel disentrifuse 2010 xG selama 5 menit, supernatan dibuang, diganti dengan medium RPMI yang baru, kemudian disuspensikan perlahan. Suspensi sel lalu disentrifuse 2010 xG kembali selama 5 menit kemudian dicuci ulang sekali lagi. Supernatan dibuang, pelet ditambahkan 1 ml medium penumbuh yang mengandung 10% FBS. Resuspensikan secara perlahan sampai homogen, kemudian sel ditumbuhkan dalam tissue culture flask kecil dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
diinkubasikan dalam inkubator dengan suhu 37oC dengan aliran 5% CO2. Setelah 24 jam, medium penumbuh diganti dan sel ditumbuhkan hingga konfluen dan jumlahnya cukup untuk penelitian. b. Panen sel HeLa. Setelah jumlah sel cukup, media diganti dengan RPMI 1640 baru sebanyak 5 ml kemudian sel dilepaskan dari dinding flask dengan cara diresuspensikan menggunakan pipet Pasteur. Sel dipindahkan dalam tabung conical steril dan ditambahkan medium RPMI sampai volume 10 ml dan disentrifuse 2010 xG selama 5 menit. Supernatan dibuang dan pelet sel diresuspensikan perlahan dengan 1 ml medium. Sel kemudian dihitung menggunakan haemocytometer. Suspensi sel ditambah sejumlah medium sehingga memperoleh konsentrasi sel sebesar 3x104/100 μl dan siap dipakai untuk penelitian. 7. Preparasi Sel Vero a. Propagasi sel Vero. Sel diambil dari nitogen cair, segera dicairkan dalam penangas air 37º C, kemudian ampul disemprot dengan etanol cair 70%. Ampul dibuka dan sel dipindahkan ke dalam tabung steril yang berisi medium M199. Suspensi sel disentrifuse 2010 xG selama 5 menit, supernatan dibuang, diganti M199 baru, disuspensikan pelan-pelan. Suspensi sel disentrifuse lagi 2010 xG selama 5 menit, cuci ulang, supernatan dibuang. Sel ditambah 1ml medium pertumbuhan yang mengandung 10% PBS dan diresuspensikan sehingga homogen. Kemudian sel ditumbuhkan dalam beberapa buah tabung biakan kecil, diinkubasikan dalam inkubator aliran 5% CO2. Setelah 24 jam, medium diganti dan sel ditumbuhkan hingga konfluen dan jumlahnya cukup untuk penelitian lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Panen sel Vero. Setelah jumlah sel cukup siap panen, sel dicuci dengan fBS satu kali sebanyak 3 ml. Kemudian diberi tripsin 0,25% sebanyak 1ml untuk melepaskan sel-sel. Setelah itu dituang dalam conical steril yang sudah berisi M199 sebanyak 7 ml, bilas dengan 3ml FBS 10%. Hasil bilasan dituang ke conical yang sama, sentrifuse 2010 xG selama 5 menit. Sel dicuci 1x lagi dengan menggunakan medium yang sama untuk menghilangkan sisa tripsin. Pelet ditambah media kultur sebanyak 1ml, dihitung jumlah selnya dengan menggunakan haemocytometer. Suspensi sel ditambah medium sehingga memperoleh konsentrasi sel sebesar 3x104 sel/100µl dan siap digunakan. 8. Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki a. Sel HeLa. Sebanyak 100 μl suspensi sel HeLa dengan kepadatan 3x104/100 μl dimasukkan dalam sumuran-sumuran 96-well plate yang telah berisi 100 μl fraksi protein umbi teki dengan kadar 200 µg/ml pada sumuran A1, B1 dan C1 pada kolom 1, kemudian pada sumuran A2, B2 dan C2 di kolom 2 ditambahkan 100 μl suspensi sel HeLa pada sumuran yang telah berisi 100 μl fraksi protein umbi rumput teki dengan kadar 100 µg/ml, demikian seterusnya hingga diperoleh seri kadar yang terendah yang digunakan dalam penelitian. Kemudian diinkubasi bersama fraksi protein satu seri kadar selama 24 jam. Replikasi pembacaan dilakukan 3 kali dengan memberikan perlakuan yang sama terhadap 6 baris sumuran. Sebagai kontrol, 100 µl suspensi sel ditambahkan ke dalam sumuran yang berisi medium RPMI 1640 dan dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2 , sedangkan untuk faktor koreksi, 100 µl sampel ditambahkan ke dalam sumuran yang berisi medium RPMI 1640 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2. Selanjutnya 96-well plate diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37oC, dalam inkubator dengan aliran 5% CO2. Pada akhir inkubasi, ke dalam masing-masing sumuran ditambahkan 10 μl MTT 2,5 μg/ml dalam media RPMI 1640, lalu diinkubasikan semalam pada suhu 37oC, dalam inkubator dengan aliran CO2 5%. Sel hidup akan bereaksi dengan MTT dan membentuk warna ungu. Reaksi dihentikan dengan menambahkan 100 μl reagen stopper pada setiap sumuran dan inkubasi semalam pada suhu kamar. Serapan setiap sumuran dibaca deangan ELISA reader pada panjang gelombang 550 nm. Besarnya serapan berbanding lurus dengan jumlah sel yang hidup. b. Sel Vero. Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki pada sel Vero dilakukan dengan menggunakan langkah yang sama dengan uji sitotoksisitas pada sel HeLa. Perbedaannya hanya terletak pada media yang digunakan, yakni menggunakan M199 untuk sel Vero.
E. Analisis Hasil Pada uji sitotoksisitas dengan menggunakan metode MTT ini, serapan (absorbansi) terbaca menunjukkan jumlah sel yang hidup. Hasil akhir uji sitotoksisitas yaitu persentase kematian sel yang dihitung menggunakan modifikasi rumus Abbot, dengan persamaan berikut: % Kematian sel =
A − (B − C) x 100% A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Keterangan : A = Rata-rata absorbansi kontrol B = Rata-rata absorbansi perlakuan C = Rata-rata absorbansi perlakuan tanpa sel (Meyer et al, 1982 ; cit Candra, 2006) Perhitungan statistika dilakukan dengan menggunakan analisis probit untuk mengetahui harga LC50, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan uji tindependent untuk melihat perbedaan harga LC50 antara sel HeLa dan sel Vero.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. Determinasi Tumbuhan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi rumput teki (Cyperus rotundus L.). Untuk mencegah terjadinya kesalahan dan menjamin bahwa yang digunakan dalam penelitian ini adalah benar-benar Cyperus rotundus L., maka terlebih dahulu dilakukan determinasi menurut Backer dan Brink Jr (1968). Determinasi dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dari determinasi didapat kunci Cyperaceae 1b-2a-3b-4b-6b-7a-8a-11. Cyperus -1b-2b-15b-17b-19b-27b-37b-38b-39b-42b-43b44a-45b-46a-Cyperus rotundus L. Hasil determinasi menyatakan bahwa tumbuhan yang digunakan dalam penelitian adalah benar Cyperus rotundus L. B. Pengumpulan Umbi Rumput Teki Pada umumnya, rumput teki tumbuh mengumpul membentuk rumpun. Umbi rumput teki yang merupakan bahan utama dalam penelitian ini diambil dari daerah Sumberarum, Moyudan, Sleman (tepi Sungai Progo), Yogyakarta pada bulan Juli 2006. Umbi yang telah dikumpulkan kemudian dibersihkan dari tanah, kerikil, ataupun benda asing lain yang terbawa pada saat pengumpulan umbi rumput teki. C. Sterilisasi Alat dan Bahan Penelitian Sebelum memulai penelitian, terlebih dahulu dilakukan sterilisasi alat-alat yang akan digunakan selama penelitian. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya kontaminasi, baik dari mikroorganisme maupun senyawa-senyawa asing lain yang
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dapat mempengaruhi hasil penelitian. Alat-alat tersebut dikumpulkan, dicuci bersih dengan sabun, dikeringkan, dan dibungkus dengan alumunium foil kemudian disterilisasi. Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit pada suhu 1210C. Prinsip kerja autoklaf adalah menggunakan uap panas bertekanan yang dapat menyebabkan koagulasi dan denaturasi protein pada bakteri.
D. Preparasi Sampel Fraksi Protein Umbi Rumput Teki Senyawa uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah fraksi protein umbi rumput teki. Umbi rumput teki segar yang telah dipanen dicuci bersih dengan air mengalir untuk menghilangkan berbagai pengotor yang kemungkinan besar masih menempel. Umbi rumput teki kemudian dipotong kecil-kecil dan disimpan dalam freezer semalaman yang dimaksudkan untuk mempermudah penumbukan bahan. Sebanyak 400 g umbi rumput teki ditumbuk halus dalam mortir diatas wadah berisi es dengan penambahan sesedikit mungkin larutan dapar natrium fosfat 5 mM yang mengandung NaCl. Dapar ini berfungsi untuk mengekstraksi protein dari selnya dan NaCl berfungsi untuk mempermudah proses ekstraksi dan melarutkan protein serta membuatnya stabil dalam buffer pengekstrak. Semua proses dilakukan pada suhu rendah (±4ºC) untuk mencegah denaturasi dan reaksi enzim proteolisis yang dapat merusak protein umbi. Selanjutnya, bahan diperas menggunakan kain monel dan cairan yang diperoleh disentrifugasi 2010 xG selama 20 menit. Dari proses sentrifugasi diperoleh supernatan yang merupakan ekstrak gubal umbi rumput teki. Protein dalam ekstrak gubal umbi rumput teki selanjutnya diendapkan secara bertingkat dengan amonium sulfat (lampiran 2). Penambahan amonium sulfat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dilakukan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan pengaduk (stirer) magnetik untuk menghindari amonium sulfat terkonsentrasi pada satu tempat. Sebanyak 74,6 g amonium sulfat ditambahkan untuk 700 ml ekstrak gubal umbi rumput teki untuk mendapatkan FP20. Proses dilanjutkan dengan stirer semalaman agar terjadi keseimbangan antara larutan dan agregat protein. Didapatkan 700 ml supernatan yang kemudian ditambah 74,2 g amonium sulfat untuk mendapatkan FP40. Dengan proses yang sama, didapat 720 ml supernatan yang kemudian ditambah 87,22 g amonium sulfat untuk mendapatkan FP60. Terakhir, FP80 didapat dengan menambahkan 98,8 g amonium sulfat pada 760 ml supernatan. Semua proses pengendapan bertingkat ini dilakukan pada suhu ±4ºC. Protein dapat mengendap karena adanya garam konsentrasi tinggi yang bersifat lebih mudah larut dibanding protein, pada lingkungan dimana protein berada. Adanya amonium sulfat yang bersifat polar akan berinteraksi dengan bagian polar dari protein dan menarik air yang terikat pada protein. Akibatnya, bagian non polar dari protein akan bergabung membentuk agregat yang tidak larut dalam air sehingga protein akan mengendap saat sentrifugasi. Mekanisme ini dikenal dengan nama salting out. Dalam setiap tingkat fraksi protein, endapan yang diperoleh dilarutkan dengan sesedikit mungkin dapar natrium fosfat 5mM pH 7,2 tanpa NaCl kemudian didialisis. Proses dialisis dilakukan dengan tujuan pemurnian protein untuk menghilangkan amonium sulfat. Masing-masing fraksi protein dimasukkan pada tubing dialysis yang merupakan membran semi permeabel dan direndam dalam larutan dapar natrium fosfat 5 mM pH 7,2 dalam sebuah Beaker glass. Proses dialisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
berlangsung secara difusi pasif. Karena adanya gradien kadar yang besar di dalam dan di luar membran dialisis, maka amonium sulfat akan berpindah dari kadar amonium sulfat yang tinggi di dalam membran dialisis ke kadar amonium sulfat yang rendah di luar membran dialisis. Membran dialisis yang bersifat semi permeabel dengan ukuran pori-pori 15.000-20.000 Dalton memungkinkan membran untuk menahan molekul-molekul besar seperti protein tetapi melewatkan molekul-molekul kecil seperti amonium sulfat. Dialisis dilakukan semalaman untuk memaksimalkan proses dialisis agar didapat fraksi protein yang murni. Untuk menjaga gradien kadar amonium sulfat di dalam dan di luar membran dialisis maka dilakukan penggantian dapar pada waktu tertentu.
E. Pengukuran Kadar Protein Dengan Metode Spektrofotometri UV Fraksi protein umbi rumput teki yang diperoleh selanjutnya diukur kadar proteinnya menggunakan spektrofotometer UV karena protein memiliki residu asam amino aromatik seperti tirosin, triptofan dan fenilalanin yang mengandung gugus auksokrom dan kromofor sehingga mampu menyerap sinar UV. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 280 nm karena
protein memiliki serapan
maksimal pada panjang gelombang tersebut. Selain itu, dilakukan pula pengukuran pada panjang gelombang 260 nm sebagai faktor koreksi karena adanya asam nukleat dan komponennya serta senyawa lain yang mengandung cincin purin dan pirimidin yang mengganggu pembacaan dan memberikan serapan yang tidak tepat. Senyawasenyawa tersebut memberikan serapan yang kuat disekitar panjang gelombang 260 nm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Data yang didapat berupa absorbansi fraksi protein umbi rumput teki. Selanjutnya kadar protein dihitung dengan rumus perhitungan fraksi protein menurut Layne (lampiran 3). Dari hasil perhitungan diperoleh kadar protein untuk FP20, FP40, FP60, dan FP80 berturut-turut adalah 25,95 mg/ml; 13,62 mg/ml; 33,47 mg/ml; dan 40,41 mg/ml.
F. Uji Sitotoksisitas Fraksi Protein Umbi Rumput Teki Dalam penelitian ini, uji sitotoksisitas dilakukan pada sel HeLa dan sel Vero yang didapat dari Laboratorium Ilmu Hayati Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Uji sitotoksisitas pada sel HeLa dimaksudkan untuk mengetahui potensi ketoksikan fraksi protein umbi rumput teki terhadap sel HeLa, sedangkan pada sel Vero lebih dimaksudkan untuk memprediksi selektivitas ketoksikan fraksi protein umbi rumput teki. Suatu senyawa dikatakan selektif sebagai antikanker apabila mampu menghancurkan sel kanker tanpa merusak sel normal. Uji sitotoksisitas merupakan suatu uji kualitatif dan kuantitatif yang didasarkan pada kematian sel. Uji kualitatif dilakukan dengan pengamatan morfologi sel dibawah mikroskop yang meliputi perubahan bentuk dan kepadatan sel kanker sebelum dan sesudah perlakuan dengan fraksi protein umbi rumput teki. Uji kuantitatif dilakukan dengan mencari nilai LC50 yaitu kadar yang mampu mematikan 50% populasi sel uji. Analisis LC50 dilakukan dengan analisis probit yang merupakan salah satu analisis regresi untuk mengetahui hubungan konsentrasi – respon (persen kematian sel) agar didapat persamaan garis lurus sehingga dapat menentukan nilai LC50 yang akurat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Uji sitotoksisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan metode MTT. Metode ini dipilih karena cukup baik, mudah, cepat, akurat, tidak menggunakan bahan radioaktif, dan sensitif karena mampu menghitung jumlah sel yang sedikit. Pada sel hidup, garam tetrazolium MTT (3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-diphenyl tetrazolium bromide) secara aktif akan diabsorbsi ke dalam sel dan direduksi oleh enzim reduktase suksinat tetrazolium yang terdapat di dalam rantai respirasi mitokondria sel membentuk suatu produk berwarna ungu dan tidak larut air yang disebut kristal formazan (Barille, 1997). Reaksi yang terjadi kemudian dihentikan dengan pemberian stop solution SDS 1% dalam HCl 0,01N yang juga berfungsi untuk melarutkan garam formazan sehingga warna ungu yang terbentuk dapat dibaca absorbansinya dengan ELISA reader. Intensitas warna akan berbanding lurus dengan nilai absorbansi yang terbaca pada ELISA reader dan juga berbanding lurus dengan jumlah sel yang hidup. Uji sitotoksisitas dilakukan dengan menempatkan sel, baik sel HeLa maupun sel Vero, masing-masing dalam sumuran microplate 96-well dengan kepadatan 3x104 sel/100 µl media bersama suatu seri kadar fraksi protein umbi rumput teki yang terdiri dari medium dan fraksi protein, yaitu 4000 µg/ml, 2000 µg/ml, 1000 µg/ml, 500 µg/ml, 250 µg/ml dan 125 µg/ml. Setelah penambahan MTT, intensitas warna dibaca dengan ELISA reader pada panjang gelombang 550 nm. Pengukuran absorbansi dilakukan terhadap kelompok perlakuan, kelompok perlakuan tanpa sel dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan adalah sel HeLa ataupun sel Vero dengan perlakuan fraksi protein umbi rumput teki. Kelompok kontrol adalah sel HeLa ataupun Vero tanpa perlakuan fraksi protein umbi rumput
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
teki. Pengukuran absorbansi dari perlakuan tanpa sel dimaksudkan sebagai faktor pengkoreksi absorbansi perlakuan. Persentase kematian sel merupakan selisih jumlah sel kontrol dengan jumlah sel perlakuan dibagi dengan jumlah sel kontrol dikalikan 100%. Dalam prakteknya, untuk mendapatkan prosen kematian sel, data absorbansi yang didapat kemudian diolah menggunakan rumus (lampiran 4) : % Kematian sel =
A − (B − C) x 100% A
Dimana A adalah rata-rata absorbansi kontrol, B adalah rata-rata absorbansi perlakuan, dan C adalah rata-rata absorbansi perlakuan tanpa sel. Tabel I. Data persentase kematian sel HeLa setelah diinkubasi 24 jam dengan 6 seri konsentrasi FP20, FP40, FP60, dan FP80 umbi rumput teki Seri Kadar Fraksi Protein Umbi Rumput teki (µg/ml) 4000 2000 1000 500 250 125
Rata-rata Persen Kematian Sel HeLa (%) FP20
FP40
FP60
FP80
102,34 76,09 48,77 41,63 37,99 37,49
99,92 90,09 60,55 43,39 38,65 38,95
95,20 80,58 50,35 42,98 43,29 42,24
89,99 65,21 46,41 44,38 39,04 37,64
Persen kematian sel HeLa pada tiap fraksi protein menunjukkan adanya kecenderungan berbanding lurus dengan seri kadar masing-masing fraksi protein umbi rumput teki, dimana semakin tinggi kadar fraksi protein umbi rumput teki semakin besar pula persen kematian sel HeLa (Tabel I). Pada data persen kematian sel HeLa hasil uji dengan FP20 kadar 4000 µg/ml menunjukkan sedikit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
penyimpangan dimana persen kematian diatas 100%. Hal ini diduga akibat nilai serapan (absorbansi) yang rendah pada kelompok perlakuan atau nilai absorbansi yang tinggi pada kelompok perlakuan tanpa sel sehingga saat diaplikasikan pada perhitungan menggunakan rumus persen kematian sel menunjukkan hasil yang negatif.. Tinggi atau rendahnya nilai absorbansi sendiri dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain intensitas warna ungu yang terbentuk.
Grafik Kadar Protein Umbi Rumput Teki vs Persen Kematian Sel HeLa
Persen Kematian Sel HeLa (%)
120 100 80 60 40 20 0 125
250
500
1000
2000
4000
Kadar Protein Umbi Rumput Teki (μg/ml)
FP20
FP40
FP60
FP80
Gambar 2. Grafik persentase kematian sel HeLa setelah diinkubasi 24 jam dengan 6 seri konsentrasi FP20, FP40, FP60, dan FP80 umbi rumput teki Sementara dalam perbandingan potensi ketoksikan, hasil uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki menunjukkan kecenderungan FP40 memberikan respon persen kematian sel HeLa paling tinggi dibandingkan tiga fraksi protein umbi rumput teki yang lain (Gambar 2). Hal ini mungkin dikarenakan protein yang memiliki efek sitotoksik telah banyak terendapkan pada FP40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
(a)
(b)
Gambar 3. Foto sel HeLa hasil perlakuan dengan fraksi protein umbi rumput teki FP40 (a), dan FP80(b) pada kadar 4000 µg/ml Pada pengamatan di bawah mikroskop, morfologi sel HeLa yang sehat tampak berbentuk seperti daun memanjang, sedikit bulat dan melekat pada dasar sumuran. Sementara sel HeLa yang tidak sehat tampak berbentuk tidak beraturan, inti sel berwarna hitam dan selnya mengapung. Pada sel HeLa hasil perlakuan dengan fraksi protein umbi rumput teki dengan konsentrasi 4000 µg/ml, pada FP40 (Gambar 3a) yang menunjukkan persen kematian lebih tinggi, tampak kepadatan sel HeLa yang lebih rendah dibandingkan pada FP80 (Gambar 3b) tampak kepadatan sel HeLa yang lebih rendah. Selain itu, pada gambar 3b, masih dapat ditemui bentuk sel HeLa yang sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel II. Data persentase kematian sel Vero setelah diinkubasi selama 24 jam dengan 6 seri konsentrasi FP20, FP40, FP60, dan FP80 umbi rumput teki Kadar fraksi protein umbi rumput teki (μg/ml) 4000 2000 1000 500 250 125
No. sumuran 1 2 3 4 5 6
Respon % kematian sel Vero FP20
FP40
FP60
FP80
96,57 87,94 91,23 74,45 70,09 71,16
111,06 90,44 87,22 78,52 71,31 70,52
100,30 92,21 82,92 77,02 75,28 73,17
95,01 91,76 81,18 76,87 74,15 76,11
Grafik % kematian sel Vero Vs kadar fraksi protein 120
% kematian sel
100 80 60 40 20 0 0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
kadar fraksi protein umbi Teki (μg/ml) FP 20%
FP 40%
FP 60%
FP 80%
Gambar 4. Grafik persentase kematian sel Vero setelah diinkubasi selama 24 jam dengan 6 seri konsentrasi FP20, FP40, FP60, dan FP80umbi rumput teki Sama halnya sel HeLa, persen kematian sel Vero pada tiap fraksi protein juga menunjukkan adanya kecenderungan berbanding lurus dengan seri kadar masing-masing fraksi protein umbi rumput teki, dimana semakin tinggi kadar fraksi protein umbi rumput teki semakin besar pula persen kematian sel Vero (Tabel II).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Namun pada sel Vero tidak dapat ditentukan kecenderungan fraksi protein mana yang cenderung paling toksik dimana terlihat hubungan persentase kematian versus fraksi protein yang tidak stabil atau naik-turun (Gambar 4). Hal ini mungkin dikarenakan penelitian dilakukan dengan sel sebagai subjek uji yang pertumbuhan dan kematiannya dipengaruhi banyak faktor seperti proses kematian alami sel, dan kontaminasi lingkungan. Sel Vero yang hidup terlihat berbentuk seperti serabut-serabut panjang atau berbentuk lonjong sedangkan pada sel Vero yang mati bentuknya membesar, inti selnya pecah sehingga terlihat banyak titik-titik dan membran selnya tidak terlihat jelas.
(a)
(b)
Gambar 5. Foto sel Vero perlakuan fraksi protein umbi Rumput Teki FP40 (a) kadar 4000 μg/ml dan (b) kadar 1000 μg/ml Data persen kematian sel yang telah didapat kemudian digunakan untuk menghitung nilai LC50 dengan analisis probit menggunakan program SPSS 13. Dari hasil analisis didapat nilai LC50 untuk setiap fraksi protein baik untuk sel HeLa (Lampiran 5) maupun sel Vero (Lampiran 6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel III. Harga LC50 hasil interpolasi analisis probit pada sel HeLa dan sel Vero. Fraksi Protein Umbi Teki
LC50 (µg/ml)
r hitung
r tabel
LC50 (µg/ml)
r hitung
r tabel
FP 20% FP 40% FP 60% FP 80%
565,39 367,17 386,19 529,71
0,858 0,878 0,876 0,875
0,878 0,811 0,811 0,811
35,09 27,36 14,73 16,43
0,914 0,971 0,909 0,909
0,811 0,878 0,878 0,811
Sel HeLa
Sel Vero
Nilai LC50 dikatakan memiliki korelasi linier untuk taraf kepercayaan 95% apabila r hitung lebih besar dari r tabel (Lampiran 7) . Ini berarti, sel HeLa hasil perlakuan dengan fraksi protein umbi teki pada FP40, FP60, dan FP80 adalah linier untuk taraf kepercayaan 95%, dan FP20 tidak linier untuk taraf kepercayaan 95% (Tabel III). Sementara untuk sel Vero, nilai LC50 pada setiap fraksi memiliki korelasi linier untuk taraf kepercayaan 95% (Tabel III). Nilai LC50 merupakan implementasi potensi ketoksikan suatu senyawa, yaitu kadar yang dapat menyebabkan kematian pada 50% populasi sel uji. Semakin kecil harga LC50 maka senyawa semakin bersifat toksik, sebaliknya semakin besar harga LC50 maka semakin bersifat tidak toksik. Suatu senyawa dikatakan memiliki efek sitotoksik apabila memiliki nilai LC50 kurang dari 1000 µg/ml. Ini berarti, berdasarkan hasil penelitian, semua fraksi protein umbi rumput teki memiliki efek sitotoksik baik terhadap sel HeLa maupun sel Vero. Namun, untuk bisa dikembangkan sebagai anti kanker, menurut NCI (National Cancer Institute) suatu senyawa harus memiliki nilai LC50 untuk sel kanker ≤ 20 μg/ml (Suffness dan Pezzuto, 1991 cit Candra, 2006). Berdasarkan hasil penelitian, LC50 sel HeLa pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
keempat fraksi protein jauh lebih besar dari 20 μg/ml (tidak ≤ 20 μg/ml) yang berarti umbi rumput teki tidak berpotensi untuk dikembangkan sebagai antikanker (Tabel III). Hal ini diperkuat dengan nilai LC50 untuk sel Vero yang jauh lebih kecil (<40 μg/ml ) dibandingkan dengan sel HeLa (>350 μg/ml). Ini berarti fraksi protein umbi rumput teki bersifat lebih toksik untuk sel Vero yang merupakan model sel normal dibandingkan sel HeLa yang merupakan model sel kanker. Berdasarkan asumsi tersebut, perlu diuji signifikansi apakah apakah LC50 sel HeLa dan LC50 sel Vero berbeda bermakna. Untuk itu, dilakukan uji T-independent yang didahului dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat normal atau tidaknya distribusi data. Hasil uji dengan Kolmogorov-Smirnov menyatakan bahwa data dari keempat fraksi protein umbi rumput teki perlakuan terhadap sel HeLa mempunyai distribusi normal (Lampiran 8), begitu pula pada sel Vero (Lampiran 9), yaitu nilai α > 0,05. Ini berarti, baik data sel HeLa maupun sel Vero dapat diolah menggunakan uji t. Dari hasil uji T-sampel independent (Lampiran 10) diperoleh nilai signifikansi < 0,05 untuk perlakuan dengan FP20, FP40 dan FP80, yang berarti terdapat perbedaan sigifikan. Namun pada FP60, nilai signifikansi > 0,05. Secara khusus hal ini menyatakan bahwa nilai LC50 sel HeLa dan sel Vero pada FP60 tidak berbeda signifikan. Namun, secara umum, dapat dikatakan bahwa nilai LC50 fraksi protein umbi rumput teki berbeda signifikan antara sel HeLa dan sel Vero, dimana fraksi protein umbi rumput teki bersifat lebih toksik terhadap sel Vero daripada sel HeLa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Fraksi protein umbi rumput teki (Cyperus rotundus L.) FP20, FP40, FP60, dan FP80 memiliki efek sitotoksik terhadap kultur sel HeLa dan sel Vero. 2. Nilai LC50 dari fraksi protein umbi rumput teki (Cyperus rotundus L.) FP20, FP40, FP60, dan FP80 untuk sel HeLa berturut-turut adalah 565,39µg/ml, 367,17µg/ml, 386,19 µg/ml, dan 529,71µg/ml, sementara untuk sel Vero berturut-turut adalah 35,1 µg/ml, 27,4 µg/ml, 14,7 µg/ml, 16,4 µg/ml. 3. Efek sitotoksik fraksi protein umbi rumput teki (Cyperus rotundus L.) FP20, FP40, FP60, dan FP80 lebih kecil terhadap sel HeLa daripada sel Vero.
B. Saran 1. Perlu dilakukan uji sitotoksitas protein yang diisolasi dari bagian lain dalam tanaman rumput teki. 2. Perlu dilakukan uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki selain dengan metode MTT.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, jilid IV, 46-48, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1995, Farmakope Indonesia IV, 1112, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1996, Tropical Plant Database : Tiririca (Cyperus rotundus), http://www.rain.tree.com/tiririca.htm , diakses pada 8 Februari 2006 Anonim, 2000a, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I), jilid I, 87, Depkes & Kesejahteraan Sosial RI Balai Penelitian dan Pengembangan, Jakarta Anonim, 2000b, Teki - Cyperus rotundus L., http://www.asiamaya.com/jamu/isi/ teki_cyperusrotundus.htm, diakses pada 8 Februari 2006 Anonim, 2006a, Apa Yang Harus Anda Ketahui Tentang Kanker, http://www.mastel.or.id/indonesia/Artikel%20Kesehatan/Apa%20Yang%20Haru s%20Anda%20Ketahui%20Tentang%20Kanker.htm, diakses 8 Februari 2006 Anonim, 2006b, Cyperus rotundus tincture from AMAZON HERBS®, http://www.tropilab.com//cyperustinctute.html, diakses pada 8 Februari 2006 Anonim, 2006c, Cervical Cancer, http://www.oncologychannel.com/cervicalcancer/. diakses tanggal 2 Oktober 2006 Anonim, 2006d, Protein, http://en.wikipedia.org/wiki/Protein, diakses pada 23 September 2006. Anonim, 2006e, Protein Purification, http://www.biotech.vt.edu/classes/bion_4784/9 -ProteinPurification/ProteinPurification.html, diakses pada 21 Februari 2006 Anonim, 2006f, Cell Culture, http://en.wikipedia.org/wiki/Cell_culture, diakses pada 4 Oktober 2006 Anonim, 2006g, HeLa, http://en.wikipedia.org/wiki/HeLa, diakses pada 8 Februari 2006 Anonim, 2006h, Normal African Green Monkey Kidney Epithelial Cells (Vero line),http://www.olympusmicro.com/primer/techniques/fluorescence/gallery/cells /vero/verocells.html, diakses pada 4 Febuari 2006 Anonim, 2006i, Cytotoxicity Assay, http://www.ricerca.com/pages/RC1/ cytotoxicity.html, diakses pada 4 Oktober 2006
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Anonim, 2006j, MTT Cell Proliferation Assay, http://www.protocolonline.org/prot/Cell_Biology/Cell_Growth___Cytotoxicity/MTT_Cell_Proliferati on_Assay/index.html = MTT Cell Proliferation Assay, diakses 4 Oktober 2006 Anonim, 2006k, Methods for Studying Cell Proliferation and Viability in Cell Proliferations, http://www.roche-applied-science.com/PROD_INF/MANUALS /CELL_MAN/apoptosis_082_084.pdf#search=%22MTT%20cell%20proliferatio n%20assay%22, diakses 4 Oktober 2006 Backer, C. A., dan Backuizen van den Brink, R. C.,1968, Flora of Java, Volume I dan II, N. V. Noordhoff, Graningen Barille, F.A., 1997,Continous Cell Lines as a Model for Drug Toxicity Assessment, In Vitro Methods in Pharmaceutical Research, 34-43, Academic Press, London Candra, 2006, Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) Hasil Pengendapan Dengan Amonium Sulfat 30%, 60%, 100% Jenuh Terhadap Kultur Sel SiHa, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Dalimartha, S, 2003, Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker, 1, 11,, Penebar Swadaya, Jakarta Dalimartha, S, 2004, Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker, 4,11,14, Penebar Swadaya, Jakarta DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Wells, B.G., and Pasey, L.M., 2002, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Sixth Edition, 2279-2289, The McGraw-Hill Companies, USA Darsini, N. K., 2003, Efek Sitotoksik Fraksi Protein dari Daun Mirabilis jalapa L. Hasil Kromatografi Kolom CM-Sepharose CL-6B pada Sel SiHa, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. De Muth, J. E., 1999, Basic Statistics And Pharmaceutical Statistical Applications, 585, Marcel Dekker, Inc., New York. Duke, J A., 2001, Handbook of Phytochemical Constituent of GRAS herbs and other Economic Plants, 220, CRC Press, New York Freshney, R.I., 1986, Animal Cell Culture A Practical Approach, First Edition, 71-73, IRL Press, Washington DC Ganiswarna, S.G. , 1995, Antikanker dan Imunosupresan dalam Farmakologi dan Terapi, ed-4, hlm 687-692, Gaya Baru, Jakarta Hanks, A.K., 2000, Cancer and Traditional Chinese Medicine, Treating Side Effects of Chemotherapy and Radiation with Traditional Chinese Herbs,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
http//www.eastlandpress.com/upload/_pdf_20040706145633_2/AmyHanks.pdf-. diakses pada Maret 2006 Harborne, 1987, Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan,295-256, 305-310, Penerbit ITB, Bandung Kardinan, A dan Targono, 2004, Tanaman Obat Penggempur Kanker, cet ke-3, 1213, Agromedia Pustaka, Jakarta Mahardika, A.W., 2003, Kursus Singkat Kultur Sel, Laboratorium Ilmu Hayati Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Macdonald F. dan Ford C.H.J., 1997, Molecular Biology of Cancer, 1-2, Bios Scientific Publishers, Oxford, United Kingdom Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, 117-125, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Rang, H.P., Dale, H.P., Ritter, J.M., and More, P.K., 2003, Pharmacology, fifth edition, 693-694, 698, Bath Press, United Kingdom Richterich, R. and Colombo, J.P., 1981, Clinical Chemistry: Theory, Practice, and Interpretation, 408, John Wiley & Sons, Ltd., New York. Robinson, T., 1991, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi VI, 245-254, diterjemahkan oleh Kosasih Panduwinata, ITB Press, Bandung Sadikit, 1993, Biokimia : Berorientasi pada Kasus Klinik,Jilid I, cet 1, Binarupa Aksara, Jakarta Santoso, S., 2001, SPSS 10 Mengolah Data Secara Pofesional, 261-284, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Soedibyo, M, 1998, Alam Sumber Kesehatan, Manfaat & Kegunaan, cet-1, 360-361, Balai Pustaka, Jakarta Sudarsono, 1996, Tumbuhan Obat Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan, 7275, Pusat Penelitian Obat Tradisional Universitas Gadjah Mada (PPOT-UGM), Yogyakarta Wijoyo, Y., 2000, Karsinogenesis : Kajian Pada Tingkat Molekuler, Kanker, 1-2, Penerbitan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Lampiran 1. Foto-foto Penelitian
Gambar 6. Foto Bagian Tumbuhan Rumput Teki (Cyperus rotundus L)
Gambar 7. Foto Umbi Rumput Teki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 8. Foto Tumbuhan Rumput Teki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 9. Foto Spektrofotometer UV CECIL Series 2
Gambar 10. Foto ELISA reader SLT 340 ATC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Lampiran 2. Jumlah penambahan amonium sulfat untuk mendapatkan FP20, FP40, FP60, dan FP80 Jumlah penambahan amonium sulfat dapat dihitung dengan rumus: G=
533 × (S2 − S1) (100 - 0,3 × S1)
Keterangan: Rumus ini diasumsikan percobaan dilakukan pada suhu 4ºC G = Gram amonium sulfat yang ditambahkan per liter larutan S1 = Persen kejenuhan larutan mula-mula S2 = Persen kejenuhan larutan akhir Fraksi protein umbi rumput teki FP20 G=
533 × (20 − 0) 10660 = = 106,6 gram (100 - 0,3 × 0) 100
Didapat 700 ml supernatan, maka amonium sulfat yang ditambahkan : 700 × 106,6 = 74,6 gram 1000
Fraksi protein umbi rumput teki FP40 G=
533 × (40 − 20) 10660 = = 113,404 gram (100 - 0,3 × 20) 94
Supernatan 700 ml
700 × 113,404 = 79,4 gram 1000
Fraksi protein umbi rumput teki FP60 G=
533 × (60 − 40) 10660 = = 121,136 gram (100 - 0,3 × 40) 88
Supernatan 720 ml
720 × 121,136 = 87,2 gram 1000
Fraksi protein umbi rumput teki FP80 G=
533 × (80 − 60) 10660 = = 130 gram (100 - 0,3 × 60) 82
Supernatan 760 ml
760 × 130 = 98,8 g 1000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Lampiran 3. Cara perhitungan kadar protein Rumus perhitungan kadar protein : Konsentrasi = [1,55E(280)]-[0,76E(260)] mg ml-1 (Layne, 1957 cit Richterich & Colombo, 1981) Konsentrasi yang diperoleh kemudian dikalikan dengan faktor pengenceran sebesar 100 kali. Tabel IV. Data absorbansi fraksi protein dengan menggunakan metode spektrofotometer UV dan rasio serapan pada panjang gelombang 280 nm dan 260 nm
Fraksi protein umbi rumput teki FP20
Absorbansi pada λ 280 nm 0,466
Absorbansi pada λ 260 nm 0,609
FP40
0,208
0,245
FP60
0,442
0,461
FP80
0,499
0,486
FP20 Konsentrasi protein
= [(1,55 X 0,466) – (0,76 X 0,609)] X 100 = 25,95 mg/ml
FP40 Konsentrasi protein
= [(1,55 X 0,208) – (0,76 X 0,245)] X 100 = 13,62 mg/ml
FP60 Konsentrasi protein
= [(1,55 X 0,442) – (0,76 X 0,461)] X 100 = 33,47 mg/ml
FP80 Konsentrasi protein
= [(1,55 X 0,499) – (0,76 X 0,486)] X 100 = 40,41 mg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Lampiran 4. Data Absorbansi sel HeLa dan sel Vero hasil pembacaan ELISA reader pada 550nm. Tabel V. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP20 terhadap kultur sel HeLa Konsentrasi Fraksi Protein
(µg/ml) 4000 2000 1000 500 250 125
Absorbansi Perlakuan Tanpa Sel (C) RataRataI II III rata rata 0,963 0,979 1,003 1,016 1,0095 1,073 1,053 0.757 0,726 0,7415 1,300 1,256 0,575 0,602 0,5885 1,272 1,243 0,468 0,497 0,4825 1,257 1,246 0,430 0,446 0,4380 1,302 1,255 0,441 0,440 0,4405 Rata - rata
Perlakuan (B) I
II
0,978 1,062 1,272 1,253 1,271 1,273
0,998 1,025 1,195 1,204 1,210 1,191
Kontrol (A) 1,319 1,276 1,295 1,346 1,251 1,332 1,303
Tabel VI. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP40 terhadap kultur sel HeLa Konsentrasi Fraksi Protein
(µg/ml) 4000 2000 1000 500 250 125
Absorbansi Perlakuan Tanpa Sel (C) RataRataIII I II rata rata 0,771 0,792 0,764 0,818 0,7910 0.856 0,847 0,708 0,728 0,7180 1,147 1,133 0,628 0,610 0,6190 1,230 1,269 0,514 0,549 0,5315 1,271 1,310 0,497 0,523 0,5100 1,319 1,270 0,506 0,443 0,4745 Rata - rata
Perlakuan (B) I
II
0,802 0,863 1,120 1,273 1,344 1,258
0,803 0,821 1,132 1,303 1,316 1,233
Kontrol (A) 1,319 1,276 1,295 1,346 1,251 1,332 1,303
Tabel VII. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP60 terhadap kultur sel HeLa Konsentrasi Fraksi Protein
(µg/ml) 4000 2000 1000 500 250 125
Absorbansi Perlakuan Tanpa Sel (C) RataRataIII I II rata rata 0,809 0,809 0,721 0,774 0,7475 0,866 0,902 0,651 0,655 0,653 1,199 1,199 0,543 0,581 0,562 1,072 1,199 0,459 0,477 0,468 1,023 1,195 0,457 0,479 0,468 1,060 1,182 0,456 0,427 0,4415 Rata - rata
Perlakuan (B) I
II
0,819 0,924 1,217 1,283 1,295 1,273
0,799 0,916 1,180 1,242 1,268 1,212
Kontrol (A) 1,278 1,307 1,241 1,335 1,267 1,264 1.282
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel VIII. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP80 terhadap kultur sel HeLa Konsentrasi Fraksi Protein
(µg/ml) 4000 2000 1000 500 250 125
Absorbansi Perlakuan Tanpa Sel (C) RataRataI II III rata rata 0,911 0,946 0.808 0,825 0,8165 1,054 1,102 0,636 0,676 0,6560 1,137 1,219 0,534 0,530 0,5320 1,102 1,157 0,446 0,442 0,4440 1,298 1,209 0,436 0,419 0,4275 1,268 1,218 0,423 0,414 0,4185 Rata - rata
Perlakuan (B) I
II
1,045 1,162 1,301 1,247 1,261 1,303
0,883 1,090 1,219 1,121 1,069 1,083
Kontrol (A) 1,278 1,307 1,241 1,335 1,267 1,264 1,282
Keterangan tabel V, VI,VII,VIII: A = Sumuran berisi medium RPMI 1640, buffer natrium fosfat 5mM, dan sel Vero tanpa perlakuan fraksi protein umbi teki. B = Sumuran berisi medium RPMI 1640, buffer natrium fosfat 5mM, dan sel Vero dengan perlakuan fraksi protein umbi teki. C = Sumuran berisi medium RPMI 1640, buffer natrium fosfat 5mM, dan fraksi protein umbi teki tanpa adanya sel Vero. Persen kematian sel dihitung dengan rumus: % Kematian =
A − (B − C) x 100% A
Keterangan rumus dan tabel: A = Rata-rata absorbansi kontrol B = Rata-rata absorbansi perlakuan C = Rata-rata absorbansi perlakuan tanpa sel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel IX. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP20 terhadap kultur sel Vero
Konsentrasi Fraksi Protein (µg/ml)
I
4000 2000 1000 500 250 125
1,497 1,422 1,470 1,440 1,420 1,407
Absorbansi Perlakuan tanpa sel Perlakuan (B) (C) RataRataII III I II rata rata 1,482 1,428 1,4690 1,412 1,430 1,4210 1,453 1,436 1,4370 1,249 1,286 1,2675 1,422 1,419 1,4370 1,150 1,197 1,1735 1,398 1,400 1,4127 1,115 0,995 1,0550 1,381 1,406 1,4023 0,991 0,975 0,9830 1,386 1,409 1,4007 0,977 1,017 0,9970 Rata-rata
Kontrol (A) 1,421 1,376 1,412 1,396 1,381 1,420 1,401
Tabel X. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP40 terhadap kultur sel Vero
Konsentrasi Fraksi Protein (µg/ml)
I
4000 2000 1000 500 250 125
1,104 1,315 1,361 1,368 1,388 1,419
Absorbansi Perlakuan tanpa sel Perlakuan (B) (C) RataRataII III I II rata rata 1,050 1,234 1,1293 1,280 1,287 1,2835 1,354 1,316 1,3283 1,218 1,169 1,1935 1,379 1,380 1,3733 1,172 1,173 1,1935 1,389 1,368 1,3750 1,074 1,073 1,0735 1,392 1,398 1,3927 0,974 1,008 0,9910 1,384 1,398 1,4003 0,985 0,989 0,9870 Rata-rata
Kontrol (A) 1,421 1,376 1,412 1,396 1,381 1,420 1,401
Tabel XI. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP60 terhadap kultur sel Vero
Konsentrasi Fraksi Protein (µg/ml)
I
4000 2000 1000 500 250 125
1,358 1,316 1,351 1,329 1,294 1,286
Absorbansi Perlakuan tanpa sel Perlakuan (B) (C) RataRataI II II III rata rata 1,362 1,329 1,3497 1,349 1,359 1,3540 1,303 1,280 1,2997 1,188 1,206 1,1970 1,345 1,327 1,3410 1,105 1,125 1,1150 1,331 1,323 1,3277 1,307 1,011 1,0240 1,296 1,287 1,2923 0,960 0,970 0,9650 1,342 1,294 1,3073 0,952 0,952 0,9520 Rata-rata
Kontrol (A) 1,333 1,300 1,259 1,343 1,306 1,398 1,3232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel XII. Hasil Uji sitotoksisitas fraksi protein umbi rumput teki FP80 terhadap kultur sel Vero
Konsentrasi Fraksi Protein (µg/ml)
I
4000 2000 1000 500 250 125
1,406 1,279 1,323 1,340 1,311 1,265
Absorbansi Perlakuan tanpa sel Perlakuan (B) (C) RataRataII III I II rata rata 1,363 1,410 1,3930 1,333 1,320 1,3265 1,277 1,302 1,2860 1,170 1,184 1,1770 1,335 1,340 1,3327 1,068 1,099 1,0835 1,326 1,293 1,3197 0,997 1,030 1,0135 1,271 1,320 1,3007 0,959 0,959 0,9590 1,296 1,276 1,2790 0,956 0,971 0,9635 Rata-rata
Kontrol (A) 1,333 1,300 1,259 1,343 1,306 1,398 1,3232
Keterangan tabel IX, X, XI,XII: A = Sumuran berisi medium RPMI 1640, buffer natrium fosfat 5mM, dan sel Vero tanpa perlakuan fraksi protein umbi teki. B = Sumuran berisi medium RPMI 1640, buffer natrium fosfat 5mM, dan sel Vero dengan perlakuan fraksi protein umbi teki. C = Sumuran berisi medium RPMI 1640, buffer natrium fosfat 5mM, dan fraksi protein umbi teki tanpa adanya sel Vero
Persen kematian sel dihitung dengan rumus: % Kematian =
A − (B − C) x 100% A
Keterangan rumus dan tabel: A = Rata-rata absorbansi kontrol B = Rata-rata absorbansi perlakuan C = Rata-rata absorbansi perlakuan tanpa sel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lampiran 5. Hasil analisis probit fraksi protein umbi rumput teki (Cyperus rotundus L.) terhadap kultur sel HeLa dengan metode MTT
Probit HeLa (FP20) * * * * * * * * * * * * DATA
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * *
Information 5 0 0 1
unweighted cases accepted. cases rejected because of missing data. cases are in the control group. cases rejected because no. responses is greater than no. subjects. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested.
* * * * * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * *
Parameter estimates converged after 11 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: Regression Coeff. konsentr
=
Pearson .010
(PROBIT(p)) = Intercept + BX):
Standard Error
Coeff./S.E.
.75469
.13610
5.54525
Intercept
Standard Error
Intercept/S.E.
-2.07717
.37154
-5.59078
Goodness-of-Fit
Chi Square =
11.406
DF = 3
P
Since Goodness-of-Fit Chi square is significant, a heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits.
* * * * * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * *
Observed and Expected Frequencies
konsentr
Number of Subjects
Observed Responses
Expected Responses
76.1
66.059
Prob
10.031
3.30 .66059
100.0
Residual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
8.643 6.763 1.465 6.448
3.00 .57413 2.70 .48393 2.40 .39455 2.10 .31042
100.0
48.8
57.413
-
100.0
41.6
48.393
-
100.0
38.0
39.455
-
100.0
37.5
31.042
* * * * * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
Confidence Limits for Effective konsentr
Prob
konsentr
.01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09 .10 .15 .20 .25 .30 .35 .40 .45 .50 .55 .60 .65 .70 .75 .80 .85 .90 .91 .92 .93 .94 .95 .96 .97 .98 .99
.46756 1.07409 1.82060 2.70777 3.73977 4.92272 6.26412 7.77261 9.45778 11.33017 23.93475 43.36744 72.21386 114.15517 174.49498 261.00787 385.33903 565.39240 829.57742 1224.74681 1831.96420 2800.29849 4426.69239 7371.16457 13355.83398 28213.93524 33799.55124 41127.58765 51031.66349 64937.44436 85478.18733 118056.00213 175584.60476 297618.56686 683700.59616
Abbreviated Name konsentr
Extended Name konsentrasi
95% Confidence Limits Lower Upper . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
* * * * * *
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Probit Transformed Responses
0.8
0.6
Probit
0.4
0.2
0.0
-0.2
R Sq Linear = 0.736
-0.4 2.0
2.2
2.4
2.6
2.8
3.0
3.2
3.4
Log of konsentrasi
Probit HeLa (FP40) * * * * * * * * * * * * DATA
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * *
Information
6 unweighted cases accepted. 0 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested.
* * * * * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * *
Parameter estimates converged after 12 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: Regression Coeff. konsentr
(PROBIT(p)) = Intercept + BX):
Standard Error
Coeff./S.E.
1.40570
.12321
11.40908
Intercept
Standard Error
Intercept/S.E.
-3.60543
.34131
-10.56365
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
=
Pearson .000
Goodness-of-Fit
Chi Square =
35.267
DF = 4
P
Since Goodness-of-Fit Chi square is significant, a heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
* * * * * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * *
Observed and Expected Frequencies
konsentr
Number of Subjects
Observed Responses
Expected Responses
100.0
99.9
92.758
100.0
90.1
84.962
100.0
60.6
72.962
-
100.0
43.4
57.476
-
100.0
38.7
40.724
100.0
39.0
25.533
Residual
Prob
7.162 5.128 12.412 14.086 2.074 13.417
3.60 .92758 3.30 .84962 3.00 .72962 2.70 .57476 2.40 .40724 2.10 .25533
* * * * * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
Confidence Limits for Effective konsentr
Prob
konsentr
.01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09 .10 .15 .20 .25 .30 .35 .40 .45 .50
8.12695 12.70141 16.86129 20.86643 24.81626 28.76195 32.73451 36.75488 40.83844 44.99725 67.22962 92.50138 121.63091 155.53066 195.32428 242.46041 298.86515 367.17201
95% Confidence Limits Lower Upper .00013 .00066 .00181 .00387 .00718 .01215 .01925 .02905 .04223 .05955 .24581 .75200 1.94396 4.50925 9.68909 19.62062 37.72848 68.83566
-
52.01086 68.17228 81.06002 92.42605 102.91276 112.83966 122.39344 131.69514 140.82938 149.85886 194.87395 242.20226 294.66701 355.46267 429.25517 523.87279 653.79791 848.09814
* * * * * *
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
.55 .60 .65 .70 .75 .80 .85 .90 .91 .92 .93 .94 .95 .96 .97 .98 .99
451.09068 556.03009 690.21262 866.80842 1108.39659 1457.44084 2005.29585 2996.07860 3301.18595 3667.95632 4118.44542 4687.27856 5432.53891 6460.87060 7995.54941 10614.19530 16588.66333
118.18518 188.79125 279.37845 387.04297 512.70449 664.73952 863.63613 1159.90581 1241.05620 1334.10710 1442.74953 1572.56068 1732.50253 1938.23465 2220.65699 2653.90155 3499.06238
Abbreviated Name
Extended Name
konsentr
konsentrasi
1169.07745 1756.29998 2933.10704 5493.65628 11604.65899 28149.37639 82381.03997 329272.40420 461806.72994 667664.65115 1002581.67032 1580766.19183 2660770.07698 4913405.50103 10463871.1408 28658258.4981 140872032.181
Probit Transformed Responses
3
Probit
2
1
R Sq Linear = 0.771 0
2.0
2.5
3.0
Log of konsentrasi
3.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Probit HeLa (FP60) * * * * * * * * * * * * DATA
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * *
Information
6 unweighted cases accepted. 0 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested.
* * * * * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * *
Parameter estimates converged after 9 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: Regression Coeff. konsentr
Standard Error
Coeff./S.E.
.11169
9.26528
1.03486 Intercept
Standard Error
-2.67697
=
Pearson .000
Goodness-of-Fit
(PROBIT(p)) = Intercept + BX):
Intercept/S.E.
.31547
Chi Square =
-8.48576 32.178
DF = 4
P
Since Goodness-of-Fit Chi square is significant, a heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits.
* * * * * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * *
Observed and Expected Frequencies
konsentr
Number of Subjects
Observed Responses
Expected Responses
100.0
95.2
85.329
100.0
80.6
77.009
100.0
50.4
66.553
-
100.0
43.0
54.621
-
Residual
Prob
9.871 3.571 16.203 11.641
3.60 .85329 3.30 .77009 3.00 .66553 2.70 .54621
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
1.038 11.631
2.40 .42252 2.10 .30609
100.0
43.3
42.252
100.0
42.2
30.609
* * * * * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
Confidence Limits for Effective konsentr
Prob
konsentr
.01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09 .10 .15 .20 .25 .30 .35 .40 .45 .50 .55 .60 .65 .70 .75 .80 .85 .90 .91 .92 .93 .94 .95 .96 .97 .98 .99
2.18180 4.00158 5.87978 7.85391 9.93925 12.14505 14.47842 16.94566 19.55278 22.30579 38.48389 59.36478 86.10541 120.24413 163.85473 219.77930 291.99231 386.18894 510.77336 678.59845 910.20804 1240.32576 1732.08502 2512.29606 3875.43692 6686.24021 7627.65704 8801.18529 10300.97724 12280.05874 15005.34917 18989.50110 25365.20540 37270.70766 68357.16311
95% Confidence Limits Lower Upper 2.88435E-014 1.62313E-012 2.09027E-011 1.42779E-010 6.80919E-010 2.57197E-009 8.24301E-009 .00000 .00000 .00000 .00001 .00009 .00105 .00922 .06763 .43352 2.47325 12.34534 49.98255 144.81147 292.29661 466.52653 666.02196 911.57512 1247.75039 1782.06668 1934.90754 2113.32293 2325.70199 2584.90170 2911.91539 3344.10990 3956.86896 4936.21184 6964.80301
Abbreviated Name
Extended Name
konsentr
konsentrasi
31.80298 44.64694 55.45309 65.33954 74.72560 83.82382 92.76095 101.62115 110.46499 119.33897 165.31774 216.34812 275.69800 347.92752 440.89006 570.38969 774.04915 1162.23100 2151.47709 5749.15584 23620.13187 137530.86333 1068061.04365 11369347.2741 188597366.091 6715329246.58 15975738768.0 41008932649.3 115767293482 369413690730 1389464747184 6598898111055 4.48860E+013 5.75510E+014 3.22230E+016
* * * * * *
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Probit Transformed Responses
1.5
Probit
1.0
0.5
R Sq Linear = 0.767 0.0
2.0
2.5
3.0
3.5
Log of konsentrasi
Probit HeLa (FP80) * * * * * * * * * * * * DATA
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * *
Information
6 unweighted cases accepted. 0 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested.
* * * * * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * *
Parameter estimates converged after 8 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: Regression Coeff. konsentr
(PROBIT(p)) = Intercept + BX):
Standard Error
Coeff./S.E.
.87276
.10696
8.15939
Intercept
Standard Error
Intercept/S.E.
-2.37743
.30635
-7.76050
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
=
Pearson .000
Goodness-of-Fit
Chi Square =
20.823
DF = 4
P
Since Goodness-of-Fit Chi square is significant, a heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits.
* * * * * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * *
Observed and Expected Frequencies
konsentr
Number of Subjects
Observed Responses
Expected Responses
100.0
90.0
77.825
100.0
65.2
69.272
100.0
46.4
59.517
100.0
44.4
49.127
100.0 .38797 100.0
39.0
Residual
Prob
12.165 4.062 13.107 4.747 38.797 8.432
3.60 .77825 3.30 .69272 3.00 .59517 2.70 .49127 2.40 .243 2.10 .29208
* * * * * * * * * * * *
37.6
P R O B I T
konsentr
.01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09 .10 .15 .20 .25 .30 .35 .40 .45 .50 .55
1.14427 2.34893 3.70715 5.22536 6.90840 8.76174 10.79165 13.00522 15.41029 18.01547 34.39533 57.50601 89.37392 132.79495 191.66291 271.48875 380.23570 529.70540 737.93125
-
A N A L Y S I S
95% Confidence Limits Lower Upper 2.72079E-010 6.71455E-009 .00000 .00000 .00000 .00000 .00001 .00001 .00003 .00006 .00101 .00973 .06698 .37219 1.77562 7.48236 27.75635 86.53043 209.47814
-
29.208
Confidence Limits for Effective konsentr
Prob
-
19.96574 30.23351 39.39511 48.12082 56.66771 65.16935 73.70795 82.34045 91.10995 100.05156 148.33177 205.00831 274.14487 362.24667 481.63504 659.68549 969.58597 1650.72547 3619.09577
* * * * * *
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
.60 .65 .70 .75 .80 .85 .90 .91 .92 .93 .94 .95 .96 .97 .98 .99
1033.51542 1463.96506 2112.94031 3139.48178 4879.27773 8157.73038 15574.82901 18207.82311 21575.02237 26000.45268 32024.20368 40615.43734 53697.35375 75688.30692 119453.59814 245211.24675
387.95037 600.57105 851.25527 1165.70961 1592.75847 2232.27549 3341.74423 3675.63076 4073.34013 4557.08241 5161.45470 5943.98647 7009.24140 8573.49689 11187.64367 16969.30186
Abbreviated Name
Extended Name
konsentr
konsentrasi
10654.56614 39724.12673 177771.30285 953107.45330 6422493.50310 60940637.4663 1056039309.95 2107875258.48 4469356453.63 10220306872.2 25763252344.2 74017475736.1 256006111295 1178438418794 8983449522252 2.21331E+014
Probit Transformed Responses 1.5
Probit
1.0
0.5
0.0 R Sq Linear = 0.766
-0.5 2.0
2.5
3.0
Log of konsentrasi
3.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 6. Hasil analisis probit fraksi protein umbi rumput teki (Cyperus rotundus L.) terhadap kultur sel Vero dengan metode MTT
FP20 Probit VERO * * * * * * * * * DATA
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * * * * *
Information
6 unweighted cases accepted. 0 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested.
* * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * * * * *
Parameter estimates converged after 11 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: Regression Coeff. konsentr
=
Pearson .166
(PROBIT(p)) = Intercept + BX):
Standard Error
Coeff./S.E.
.69418
.12340
5.62557
Intercept
Standard Error
Intercept/S.E.
-1.07266
.34157
-3.14036
Goodness-of-Fit
Chi Square =
6.484
DF = 4
P
Since Goodness-of-Fit Chi square is NOT significant, no heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits.
* * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * * * * *
Observed and Expected Frequencies
konsentr
Number of Subjects
Observed Responses
Expected Responses
100.0
96.6
92.333
100.0
87.9
88.855
Residual
Prob
4.237 .915
3.60 .92333 3.30 .88855
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
3.142 4.391 2.215 6.247
3.00 .84372 2.70 .78841 2.40 .72305 2.10 .64913
* * * * * * * * *
100.0
81.2
84.372
-
100.0
74.5
78.841
-
100.0
70.1
72.305
-
100.0
71.2
64.913
P R O B I T
A N A L Y S I S
Confidence Limits for Effective konsentr
Prob
konsentr
.01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09 .10 .15 .20 .25 .30 .35 .40 .45 .50 .55 .60 .65 .70 .75 .80 .85 .90 .91 .92 .93 .94 .95 .96 .97 .98 .99
.01563 .03861 .06852 .10550 .14987 .20206 .26258 .33200 .41095 .50012 1.12767 2.15190 3.74614 6.16306 9.77572 15.14482 23.13146 35.09340 53.24121 81.31799 125.98009 199.82729 328.75098 572.30779 1092.11373 2462.49196 2996.82134 3709.47578 4690.16408 6094.90591 8217.36387 11673.20988 17972.88308 31898.47320 78788.80580
Abbreviated Name konsentr
95% Confidence Limits Lower Upper .00006 .23648 .00023 .46333 .00056 .71006 .00108 .97911 .00185 1.27166 .00292 1.58870 .00436 1.93123 .00624 2.30028 .00865 2.69694 .01168 3.12241 .04053 5.72972 .10881 9.29040 .25368 14.07566 .54204 20.45923 1.09433 28.96256 2.12883 40.32806 4.04629 55.64099 7.59651 76.54260 14.21695 105.62733 26.74433 147.24968 50.94853 209.37161 98.80493 308.55898 194.53461 486.73020 380.55978 878.85072 727.39645 2001.65548 1455.28313 6367.91994 1704.51475 8501.24752 2019.20792 11662.92051 2427.50624 16547.38147 2975.84955 24506.20474 3746.63786 38426.70996 4901.28288 65314.24413 6804.91673 125643.43715 10499.87660 300558.18448 20723.27466 1192760.28975
Extended Name konsentrasi
* * * * * * * * *
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Probit Transformed Responses
2.00
1.75
Probit
1.50
1.25
1.00
0.75
R Sq Linear = 0.836
0.50 2.0
2.5
3.0
3.5
Log of konsentrasi
FP40 Probit VERO * * * * * * * * * DATA
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * * * * *
Information 5 0 0 1
unweighted cases accepted. cases rejected because of missing data. cases are in the control group. cases rejected because no. responses is greater than no.
subjects. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested.
* * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * * * * *
Parameter estimates converged after 10 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: (PROBIT(p)) = Intercept + BX): Regression Coeff. Standard Error Coeff./S.E. konsentr
.68381
.15660
4.36651
Intercept
Standard Error
Intercept/S.E.
-.98271
.41527
-2.36643
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
=
Pearson .695
Goodness-of-Fit
Chi Square =
1.444
DF = 3
P
Since Goodness-of-Fit Chi square is NOT significant, no heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits.
* * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * * * * *
Observed and Expected Frequencies Number of Subjects
konsentr
Observed Responses
Expected Responses
Residual
Prob 3.30 89.877 1.480 2.070 3.132 3.113
.563 3.00 .85740 2.70 .80590 2.40 .74442 2.10 .67407
* * * * * * * * *
100.0 .89877 100.0
90.4 87.2
85.740
100.0
78.5
80.590
-
100.0
71.3
74.442
-
100.0
70.5
67.407
P R O B I T
A N A L Y S I S
Confidence Limits for Effective konsentr
Prob
konsentr
.01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09 .10 .15 .20 .25 .30 .35 .40 .45 .50 .55 .60 .65 .70
.01084 .02715 .04860 .07532 .10757 .14568 .19007 .24118 .29950 .36557 .83451 1.60814 2.82316 4.67978 7.47508 11.65771 17.92011 27.35946 41.77094 64.20983 100.13802 159.95184
95% Confidence Limits Lower Upper .00000 .00001 .00003 .00007 .00013 .00022 .00035 .00054 .00080 .00115 .00513 .01680 .04645 .11569 .26922 .59931 1.29786 2.77042 5.89482 12.63013 27.49869 61.17648
.29083 .54902 .82176 1.11316 1.42501 1.75851 2.11469 2.49455 2.89908 3.32935 5.90770 9.32626 13.80900 19.66090 27.30328 37.33021 50.60227 68.41044 92.78323 127.12135 177.70748 258.13966
* * * * * * * * *
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
.75 .80 .85 .90 .91 .92 .93 .94 .95 .96 .97 .98 .99
265.14247 465.47022 896.98386 2047.59819 2499.33065 3103.70200 3938.21988 5138.11518 6958.83617 9938.15282 15401.90902 27574.26114 69048.11301
Abbreviated Name konsentr
137.65437 406.81332 295.38519 776.18393 571.36283 2074.90475 1108.49131 8452.69557 1287.34323 11991.76939 1510.93477 17575.59728 1798.03723 26815.62752 2179.34221 43068.33479 2708.77165 74072.28004 3490.78452 140329.02311 4758.59786 308424.33421 7167.00301 880622.31831 13620.10770 4617645.23852
Extended Name konsentrasi
Probit Transformed Responses
1.4
Probit
1.2
1.0
0.8
R Sq Linear = 0.942 0.6
2.0
2.2
2.4
2.6
2.8
3.0
3.2
3.4
Log of konsentrasi
FP60 Probit VERO * * * * * * * * * DATA Information 5 0 0 1
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * * * * *
unweighted cases accepted. cases rejected because of missing data. cases are in the control group. cases rejected because no. responses is greater than no. subjects. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
* * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * * * * *
Parameter estimates converged after 9 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model:
=
(PROBIT(p)) = Intercept + BX):
Regression Coeff. konsentr .56908
Standard Error .15647
Coeff./S.E. 3.63705
Intercept
Standard Error
Intercept/S.E.
-.66484
.41670
-1.59547
Pearson .397
Goodness-of-Fit
Chi Square =
2.965
DF = 3
P
Since Goodness-of-Fit Chi square is NOT significant, no heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits.
* * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * * * * *
Observed and Expected Frequencies
konsentr
Number of Subjects
Observed Responses
Expected Responses
100.0
92.2
88.757
100.0
82.9
85.139
-
100.0
77.0
80.815
-
100.0
75.3
75.797
100.0
73.2
70.142
Residual
Prob
3.453 2.219 3.795 .517 3.028
3.30 .88757 3.00 .85139 2.70 .80815 2.40 .75797 2.10 .70142
* * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
Confidence Limits for Effective konsentr 95% Confidence Limits Prob konsentr Lower Upper .01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08
.00120 .00363 .00730 .01236 .01896 .02730 .03758 .05003
3.84803E-010 4.20050E-009 .00000 .00000 .00000 .00000 .00000 .00000
.10773 .22101 .34872 .49151 .64984 .82427 1.01539 1.22389
-
* * * * * * * * *
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
.09 .10 .15 .20 .25 .30 .35 .40 .45 .50 .55 .60 .65 .70 .75 .80 .85 .90 .91 .92 .93 .94 .95 .96 .97 .98 .99
.06490 .08247 .22234 .48905 .96170 1.76513 3.09864 5.28538 8.86029 14.73201 24.49492 41.06268 70.04109 122.95507 225.67607 443.78384 976.10906 2631.62318 3343.92811 4337.85373 5774.89671 7949.38589 11445.20493 17562.80757 29731.77736 59860.52782 180366.36712
.00000 .00000 .00003 .00017 .00074 .00276 .00931 .02948 .08973 .26782 .79683 2.40048 7.43345 23.95310 79.69721 244.60556 570.36212 1223.90942 1450.10822 1738.29644 2116.19166 2629.96262 3362.45374 4478.11577 6354.96120 10094.40589 20855.61391
Abbreviated Name
Extended Name
konsentr
konsentrasi
1.45054 1.69617 3.24327 5.43322 8.46495 12.61573 18.27687 26.01175 36.65337 51.47600 72.51882 103.25592 150.19524 227.67532 378.95839 830.48437 3284.77894 25056.50717 41542.27933 72162.50597 132781.45716 262981.39707 574597.34464 1442407.44448 4481904.14180 20281583.4086 219825738.243
Probit Transformed Responses
1.6
1.4
Probit
1.2
1.0
0.8 R Sq Linear = 0.827
0.6 2.0
2.2
2.4
2.6
2.8
Log of konsentrasi
3.0
3.2
3.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
FP80 Probit VERO * * * * * * * * * DATA
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * * * * *
Information
6 unweighted cases accepted. 0 cases rejected because of missing data. 0 cases are in the control group. 0 cases rejected because LOG-transform can't be done. MODEL Information ONLY Normal Sigmoid is requested.
* * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * * * * *
Parameter estimates converged after 10 iterations. Optimal solution found. Parameter Estimates (PROBIT model: Regression Coeff. konsentr
=
Pearson .166
(PROBIT(p)) = Intercept + BX):
Standard Error
Coeff./S.E.
.59996
.12532
4.78761
Intercept
Standard Error
Intercept/S.E.
-.72939
.34781
-2.09706
Goodness-of-Fit
Chi Square =
6.486
DF = 4
P
Since Goodness-of-Fit Chi square is NOT significant, no heterogeneity factor is used in the calculation of confidence limits.
* * * * * * * * *
P R O B I T
A N A L Y S I S
* * * * * * * * *
Observed and Expected Frequencies
konsentr
Number of Subjects
Observed Responses
Expected Responses
100.0
95.0
92.389
100.0
91.8
89.455
100.0
81.2
85.780
-
100.0
76.9
81.324
-
Residual
Prob
2.621 2.305 4.600 4.454
3.60 .92389 3.30 .89455 3.00 .85780 2.70 .81324
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
1.943 5.961
2.40 .76093 2.10 .70149
* * * * * * * * *
100.0
74.2
76.093
100.0
76.1
70.149
P R O B I T
A N A L Y S I S
Confidence Limits for Effective konsentr
Prob
konsentr
.01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09 .10 .15 .20 .25 .30 .35 .40 .45 .50 .55 .60 .65 .70 .75 .80 .85 .90 .91 .92 .93 .94 .95 .96 .97 .98 .99
.00218 .00620 .01205 .01985 .02979 .04210 .05700 .07478 .09572 .12013 .30777 .65002 1.23452 2.19616 3.74524 6.21512 10.14550 16.43323 26.61781 43.45062 72.10512 122.96500 218.74937 415.44899 877.45754 2247.93334 2821.38532 3611.30114 4737.36974 6414.80708 9064.14655 13605.85988 22417.45123 43537.56540 123944.08340
Abbreviated Name konsentr
95% Confidence Limits Lower Upper .00000 .08204 .00000 .17268 .00001 .27695 .00002 .39517 .00003 .52771 .00006 .67507 .00010 .83782 .00015 1.01662 .00023 1.21223 .00034 1.42545 .00168 2.78943 .00593 4.75962 .01749 7.53314 .04618 11.38642 .11346 16.71176 .26594 24.07704 .60550 34.32528 1.35834 48.74865 3.03941 69.41053 6.86249 99.78912 15.81636 146.21059 37.62823 221.59121 92.96916 357.92959 233.57489 665.31984 552.22348 1696.35254 1260.00612 7126.82033 1508.73476 10274.26519 1827.32173 15350.42420 2247.61056 23956.76982 2823.00294 39513.32503 3650.00166 70130.99904 4921.69390 138013.37349 7086.09506 318183.16892 11464.17935 969135.00957 24352.46849 5634760.76687
Extended Name konsentrasi
-
* * * * * * * * *
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Probit Transformed Responses
1.8
1.6
Probit
1.4
1.2
1.0
0.8
R Sq Linear = 0.826
0.6 2.0
2.5
3.0
Log of konsentrasi
3.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 7. Perhitungan nilai korelasi LC50 sel HeLa dan sel Vero pada taraf kepercayaan 95% Tabel XIII. Nilai r (koefisien korelasi) pada level signifikansi 5% dan 1%
Degrees of Freedom (DF) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
5% .997 .950 .878 .811 .754 .707 .666 .632 .602 .576 .553 .532 .514 .497 .482 .468 .456 .444 .433 .423 .413 .404 .396
1% 1.000 .990 .959 .917 .874 .831 .798 .765 .735 .708 .684 .661 .641 .623 .606 .590 .575 .561 .549 .537 .526 .515 .505 (De Muth, 1999)
•
Nilai korelasi tiap-tiap fraksi protein terhadap sel HeLa * FP20
r2 = 0,736
r = 0,858
[ rtabel (95% , 3) = 0,878] ----- r hitung < r tabel, sehingga korelasinya tidak linier ----* FP40
r2 = 0,771
r = 0,878
[ rtabel (95% , 4) = 0,811] ----- r hitung > r tabel, sehingga korelasinya linier -----
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
* FP60
r2 = 0,767
r = 0,876
[ rtabel (95% , 4) = 0,811] ----- r hitung > r tabel, sehingga korelasinya linier ----* FP80
r2 = 0,766
r = 0,875
[ rtabel (95% , 4) = 0,811] ----- r hitung > r tabel, sehingga korelasinya linier ----•
Nilai korelasi tiap-tiap fraksi protein terhadap sel Vero * FP20
r2 = 0,836
r = 0,914
[ rtabel (95% , 4) = 0,811] ----- r hitung > r tabel, sehingga korelasinya linier ----* FP40
r2 = 0,942
r = 0,971
[ rtabel (95% , 3) = 0,878] ----- r hitung > r tabel, sehingga korelasinya linier ----* FP60
r2 = 0,827
r = 0,971
[ rtabel (95% , 3) = 0,878] ----- r hitung > r tabel, sehingga korelasinya linier ----* FP80
r2 = 0,826
r = 0,909
[ rtabel (95% , 4) = 0,811] ----- r hitung > r tabel, sehingga korelasinya linier ----
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 8. Uji distribusi data sel HeLa dengan Kolmogorov-Smirnov Pada semua fraksi protein didapat hasil distribusi data normal. FP 20 N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
24 Mean
1.20492
Std. Deviation
.119637
Absolute
.233
Positive
.119
Negative
-.233
Kolmogorov-Smirnov Z
1.143
Asymp. Sig. (2-tailed)
.147
FP 40 N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
24 Mean
1.15338
Std. Deviation
.206655
Absolute
.270
Positive
.176
Negative Kolmogorov-Smirnov Z
-.270 1.321
Asymp. Sig. (2-tailed)
.061
FP 60 N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
24 Mean
1.13119
Std. Deviation
.181227
Absolute
.231
Positive
.130
Negative
-.231
Kolmogorov-Smirnov Z
1.132
Asymp. Sig. (2-tailed)
.154
FP 80 N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
24 Mean
1.17692
Std. Deviation
.126512
Absolute
.194
Positive
.110
Negative
-.194
Kolmogorov-Smirnov Z
.949
Asymp. Sig. (2-tailed)
.328
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 9. Uji distribusi data sel Vero dengan Kolmogorov-Smirnov Pada tiap fraksi protein umbi teki, diperoleh hasil distribusi data normal. FP20 N
6 Mean
Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Std. Deviation
80.2400 10.44923
Absolute
.210
Positive
.210
Negative
-.166
Kolmogorov-Smirnov Z
.515
Asymp. Sig. (2-tailed)
.954
FP40 N
6 Mean
Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Std. Deviation
84.8450 15.18274
Absolute
.190
Positive
.190
Negative
-.173
Kolmogorov-Smirnov Z
.464
Asymp. Sig. (2-tailed)
.982
FP60 N
6 Mean
Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Std. Deviation
83.4833 10.72107
Absolute
.227
Positive
.227
Negative
-.168
Kolmogorov-Smirnov Z
.555
Asymp. Sig. (2-tailed)
.917
FP80 N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
6 Mean
82.5133
Std. Deviation
8.78909
Absolute
.240
Positive
.240
Negative
-.187
Kolmogorov-Smirnov Z
.587
Asymp. Sig. (2-tailed)
.881
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 10. Hasil uji signifikansi LC50 antara sel HeLa dan sel Vero dengan analisis statistik t-test independent sample Group Statistics Persen_LC50 Jenis sel
FP20
FP40
FP60
FP80
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
HeLa
3
573,60181
132,642746
76,581325
Vero
3
35,49068
10,471550
6,045752
HeLa
3
373,54659
12,432091
7,177671
Vero
3
25,70134
7,656025
4,420208
HeLa
3
392,45294
159,239867
91,937180
Vero
3
29,25443
12,706189
7,335922
HeLa
3
559,55764
254,389894
146,872074
Vero
3
16,52291
5,192564
2,997928
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
Persen LC50 F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
FP20
FP40
FP60
FP80
Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed
9,391
,595
8,714
6,295
,037
,484
,042
,066
Upper
7,005
4
,002
538,111130
76,819597
324,825736
751,396524
7,005
2,025
,019
538,111130
76,819597
211,451990
864,770270
41,265
4
,000
347,845250
8,429543
324,441086
371,249414
41,265
3,326
,000
347,845250
8,429543
322,447428
373,243072
3,938
4
,017
363,198507
92,229392
107,128661
619,268352
3,938
2,025
,058
363,198507
92,229392
-28,889362
755,286375
3,697
4
,021
543,034730
146,902667
135,167539
950,901921
3,697
2,002
,066
543,034730
146,902667
-88,532391
1174,601851
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Agustina Pradnya Ratih Paramita Murti ini dilahirkan di Purworejo pada tanggal 26 Agustus 1985 dari pasangan BM Wahyu Hajar dan Lusia Gien S sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Penulis mengawali masa pendidikannya di TK Karitas Purworejo. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SD Karitas Purworejo dan lulus pada tahun 1997. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SLTP Bruderan Purworejo pada tahun 2000. Pendidikan sekolah menengah atas ditempuh penulis di SMU Pangudi Luhur Van Lith Muntilan dan lulus pada tahun 2003. Penulis kemudian menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2003-2007). Semasa di bangku kuliah, penulis aktif dalam beberapa kegiatan kepanitiaan.