PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STRUKTURAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KALIKURMO KELAS III SEMESTER II TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh
SITI MIGHFAROH NIM: 11408143
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga 50721 Telp 323706, Fax. 323433 Website : www.stainsalatiga.ac.id e-mile :
[email protected]
Prof.Dr.H. Buduharjo .M.Ag. DOSEN STAIN SALATIGA PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 3 Eks Hal : Naskah Skripsi Saudara Siti Mighfaroh Kepada Yth : Ketua STAIN SALATIGA DI – Salatiga
ASSALAMU`ALAIKUM, WB.WB Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Siti Mighfaroh NIM : 11408143 Jurusan : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul
: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STRUKTURAL DI MI NEGERI KALIKURMO KELAS III SEMESTER II TAHUN AJARAN 2009 2010.
Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
WASSALAMU`ALAIKUM, WR. WB Salatiga, 11 Agustus 2010 Pembimbing
Prof.Dr.H. Budihardjo .M.Ag. NIP.195410021984031001
KEMENTRIAN AGAMA
MI NEGERI KALIKURMO Desa Kalikurmo Kec. Bringin Kab. Semarang
SURAT KEPUTUSAN Nomor :Mi.11.22.112/PP.00.4/142/2010
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: BASIRUN S.Pd.I
NIP
: 196604211987031003
Jabatan
: Kepala MIN Kalikurmo
Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa : Nama
: SITI MIGHFAROH
NIM
: 11408143
Mahasiswa : STAIN Salatiga
Telah mengadakan penelitian di MIN Kalikurmo. Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya dan untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Kalikurmo, 10 Mei 2010 Kepala Madrasah
BASIRUN S.Pd.I NIP 196604211987031003
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga 50721 Telp 323706, Fax. 323433 Website : www.stainsalatiga.ac.id e-mile :
[email protected]
PENGESAHAN SKRIPSI Judul
: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STRUKTURAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI KALIKURMO KELAS III SEMESTER II TAHUN AJARAN 2009 2010.
Nama
: SITI MIGHFAROH
NIM
: 11408143
Program Studi
: PAI EKSTENSI
Salatiga, 4 September 2010 Dewan Penguji Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 195808271983031002
Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP.196701121992031005
Penguji 1
Penguji 2
Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP.196701121992031005
Ilyya Muhsin, S.H.I, M.Si NIP. 197909302003121001
Pembimbing
Prof.Dr.H. Budihardjo, M.Ag NIP. 195410021984031001
MOTTO
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak
yang
lemah,
yang
mereka
khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah
mereka
bertaqwa
hendaklah
mereka
mengucapkan
benar”. (Q.S.Annisa : 9)
kepada
Allah
perkataan
dan yang
PERSEMBAHAN Karya yang sederhana ini penulis persembahkan kepada : 1. Suami tercinta yang senantiasa memberikan dorongan dan semangat untuk keberhasilan penulis 2. Anak-anak tersayang yang senantiasa memberikan inspirasi kepada penulis. 3. Bapak dan ibu tercinta yang senantiasa memberikan do`a. 4. Teman-teman terkasih yang telah memberikan dorongan dalam hidup ini. 5. STAIN Salatiga yang memberikan ilmu dan pengetahuan
KATA PENGANTAR
اسال م عليكن ورحمة ااهلل و بر كته Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih Penyayang, sehingga dengan limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat teriring salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah menuju jalan yang penuh dengan kasih saying-Nya, semoga pada dirinya kelak kita diakui sebagai umatnya. Amiin. Skripsi (Penelitian Tindakan Kelas) yang berjudul “MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SKI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STRUKTURAL DI MIN KALIKURMO KELAS III SEMESTER II TAHUN AJARAN 2009/2010) ini disusun guna memenuhi persyaratan gelar kesarjanaan Ilmu Tarbiyah STAIN Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran dari berbagai pihak sehingga penyusun skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada : 1.
Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku ketua STAIN Salatiga yang telah merestui pembahasan skripsi ini.
2.
Dr. Joko Sutopo, selaku ketua Progdi PAI Ekstensi.
3.
Prof.Dr.H. Budihardjo, M.Ag., sebagai dosen pembimbing yang telah ihlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.
4.
Bapak Ibu dosen serta kariyawan perpustakaan yang telah banyak membantu buku-buku dalam penyelesaian skripsi ini.
5.
Suami, Bapak dan Ibu serta saudara-saudara yang langsung maupun tidak langsung telah membantu baik moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini. Dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu
Semoga amal baik dan bantuanya tersebut dibalas oleh Allah SWT sebagai amal shalih. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun pembaca. Amiin.
وسال م عليكن ورحمة ااهلل و بر كته Salatiga, 10 Mei 2010 Peneliti
Siti Mighfaroh NIM :11408143
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………………………………
i
NOTA PEMBIMBING………………………………………………………………………………………………………….
ii
PENGESAHAN……………………………………………………………………………………………………………………
iii
MOTTO……………………………………………………………………………………………………………………………..
iv
PERSEMBAHAN…………………………………………………………………………………………………………………
v
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………….
vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………….....
viiii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………………………………………………….
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………………………………
1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………
3
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………………………………………………....
4
D. Hipotesis Tindakan………………………………………………………………………………………………..
4
E. Manfaat Hasil Penelitian……………………………………………………………………………………….
4
F. Definisi Oprasional Variabel………………………………………………………………………………....
4
G. Batasan Masalah…………………………………………………………………………………………………..
5
H. Metode Penelitian…………………………………………………………………………………………………
5
I. Sistematika Penulisan……………………………………………………………………………………………
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Negeri Kalikurmo….……………………..
13
B. Unsur dasar pembelajaran Kooperatif…………………………………………………………………..
18
C. Pembelajaran Terstruktur……………………………………………………………………………………..
27
BAB III
LAPORAN PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Profil Sekolah………………………………………………………………………………………………………..
30
B. Diskripsi Pelaksanaan siklus…………………………………………………………………………………..
32
BAB IV
Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……………………….………………………...
32
Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II…………….……………………………….....
35
Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III………………………….…………………....
37
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Analisis Data dan Penelitian Siklus I……………………………………………………………………….
40
B. Analisis Data dan Penelitian Siklus II………………………………………………………………………
44
C. Analisis Data dan Penelitian Siklus III…………………………………………………………………….
49
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan……………………………………………………………………………………………………………….
54
B. Saran…………………………………………………………………………………………………………………….
54
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 1.1.
Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I…………………………………………….....
Tabel 1.2.
Perhatian Siswa Pada Siklus I…………………………………………………………………
Tabel 1.3.
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pda Siklus I…………………………………
Tabel 2.1.
Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II………………………………………………
Tabel 2.2.
Perhatian Siswa Pada Siklus II………………………………………………………………
Tabel 2.3.
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pda Siklus II…………………………………
Tabel 3.1.
Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III………………………………………………
Tabel 3.2.
Perhatian Siswa Pada Siklus III………………………………………………………………
Tabel 3.3.
Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pda Siklus III………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan paradigma lama mengenai proses belajar mengajar bersumber pada teori tabula rasa (John Locke Can Francis Balon : 15) yang menyatakan bahwa anak yang baru dilahirkan itu dapat diumpamakan sebagai kertas putih bersih yang belum ditulisi. Dengan kata lain, otak seorang anak seperti botol kosong yang siap di isi dengan segala ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan sang maha guru. Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah. Kita tidak bisa lagi mempertahankan pradigma lama tersebut. Teori penelitian dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membuktikan bahwa para guru sudah harus mengubah pradigma pengajaran. Kita perlu menelaah kembali praktik-praktik pembelajaran di sekolah-sekolah peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad 21 akan sangat berbeda peranan tradisional yang selama ini dipegang oleh sekolah-sekolah. Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan juga sudah menjadi harapan masyarakat persepsi umum ini menganggap bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Guru perlu bersikap atau setidaknya dipandang oleh siswa sebagai yang maha tau dan sumber informasi, lebih celaka lagi siswa belajar dalam situasi yang membebani dan menakutkan karena dibayang-bayangi oleh tuntutan-tuntutan mengajar nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi. Tampaknya perlu adanya perubahan dalam menelaah proses belajar siswa dan interaksi antar siswa dan guru. Sudah seyogyanya kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidaklah harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa juga biasa saling mengajar
dengan sesama siswa yang lainya. Bahkan
banyak penelitian menunjukkan bahwa
pengajaran oleh rekan sebaya (pear teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. System pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai system “pembelajaran gotong royong” atau “cooperative learning”. Dalam system ini, guru bertindak sebagai fasilitator. Ada beberapa alasan penting mengapa system ini perlu dipakai lebih sering di sekolah-sekolah. Seiring dengan proses globalisasi, juga terjadi informasi sosial, ekonomi dan demografis yang mengharuskan sekolah untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang berubah dan berkembang pesat. Sesungguhnya, bagi guru-guru di negeri ini metode gotong royong tidak terlampau asing dan mereka telah sering menggunakanya dan mengenalnya sebagai metode kerja kelompok. Memang tidak bisa disangkal bahwa banyak guru telah sering menugaskan para siswa untuk bekerja dalam kelompok. Sayangnya, metode kerja kelompok ini sering dianggap kurang efektif. Berbagai sikap dan kesan negatif memang bermunculan dalam pelaksanaan metode kerja kelompok. Jika kerja kelompok tidak berhasil, siswa cenderung saling menyalahkan. Sebaliknya jika berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa yang pandai / rajin merasa rekanya yang kurang mampu telah membonceng pada hasil kerja mereka. Akibatnya metode kerja kelompok yang seharusnya bertujuan mulia, yakni menanamkan rasa persaudaraan dan kemampuan bekerjasama, justru bisa berakhir dengan kekecewaan. Bukan hanya guru dan siswa yang merasa pesimis mengenai penggunaan metode kerja kelompk, bahkan kadang-kadang orang tuapun merasa was-was jika anak mereka dimasukkan dalam satu kelompok dengan siswa lain yang dianggap kurang seimbang. Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelompok tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok. Yang diperkenalkan dalam
metode pembelajaran cooperative learning bukan sekedar kerja kelompok melainkan pada penstrukturmya., jadi sistem pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai kerja / belajar kelompok yang terstruktur. Hal ini dikarenakan setiap akan melaksanakan diskusi saling membagi pengetahuan, pemahaman dan kemampuan serta saling mengoreksi sesama dalam belajar. Tumbuhnya rasa ketergantungan yang positif diantara sesama anggota kelompok menimbulkan rasa kebersamaan dan kesatuan tekad untuk sukses dalam belajar. Kekhawatiran bahwa semangat siswa dalam mengembangkan diri secara individual bisa terancam dalam menggunakan metode kerja kelompok bisa dimengerti karena dalam penugasan kelompok yang dilakukan secara senbarangan, siswa bukanya bisa belajar secara maksimal, melainkan belajar mendominasi ataupun melempar tanggung jawab. Metode pembelajaran gotong royong distruktur sedemnikian rupa sehingga masing-masing anggota dalam suatu kelompok melaksanakan tanggungjawab pribadinya karena system akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa begitu saja membonceng jerih payah rekanya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin perbaikanya. Dari latar belakang masalah tersebut maka peneliti merasa terdorong untuk melihat pengaruh pembelajaran kooperatif model strukturanl terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SKI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STRUKTURAL DI MIN KALIKURMO KELAS III SEMESTER II TAHUN AJARAN 2009/2010) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah penerapan metoda pembelajaran kooperatif model struktural dapat meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran SKI? 2. Apakah penerapan metoda pembelajaran kooperatif model struktural dapat meningkatkan penguasaan (ketuntasan) terhadap mata pelajaran SKI?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilaksanakanya penelitian ini adalah : 1. Untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran SKI. 2. Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran SKI setelah diterapkanya metode pembelajaran kooperatif model struktural. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teoritik pada proposal penelitian yang telah diajukan, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dapat dirumuskan bahwa metode pembelajaran kooperatif model struktural dapat meningkatkan penguasaan (ketuntasan) pada mata pelajaran SKI. E. Manfaat Hasil Penelitian 1. Penemuan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pembaca tentang pembelajaran kooperatif model struktural dalam pembelajaran SKI. 2. Salah satu strategi atau upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran SKI. 3. Meningkatkan motifasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar. 4. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
F. Definisi Operasional. Agar tidak terjadi salah persepsi tentang judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut : 1. Metode pelajaran SKI : Kata metode menurut bahasa berasal dari kata al-thariqah, al-manhaj, dan alwasilah. Al-thariqah berarti jalan, al-manhaj berarti sistim, dan al-wasilah berarti perantara (Ismail SM, 2008). Metode menurut istilah adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan (Winarno Surakhmad :1980 :96). Sedangkan
pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih (Isah Cahyani 2009 : 107) 2. Pembelajaran terstruktur : Pembelajaran adalah suatu kegiatan inteaksi antara guru dan murid sehingga murid dapat belajar atau memahami sesuatu yang diajarkan guru. Sedangkan belajar itu adalah perubahan tingkah laku seseorang dari negatif menjadi positif. Struktur berasal dari bahasa latin Structure yang artinya bangunan, dari kata structus atau stuere yang artinya menyusun. Jadi yang dimaksud pembelajaran struktural adalah kegiatan belajar mengajar antara guru dan murid dalam sebelum pelaksanaanya guru harus menentukan bahan atau materi yang akan diajarkan. 3. Prestasi belajar adalah : Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk sekor, setelah siswa mengikuti pelajaran. G. Batasan Masalah. Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi : 1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas III tahun ajaran 2009/2010. 2. Penelitian ini dilakukan pada akhir Mei dan awal Juni semester genap tahun ajaran 2009/2010. 3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan kerasulan Nabi Muhammad SAW dan dakwahnya pada masa awal islam.
H. Metode Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab penelitian akan mencari adanya atau menguji hipotesis yang menyatakan
hubungan antara peningkatan prestasi belajar SKI dan metode pembelajaran kooperatif model struktural. Menurut Sukandarrumidi (2002:7) ada 4 macam teknik penelitian observasi, yaitu : (1) observasi partisipan. (2) observasi non partisipan, (3) observasi sistematik, (4) apabila situasi dan kondisi observee dikendalikan. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suhasrimi Arikunto :2006 :3). Dalam bentuk ini tujuan utama penelitian kelas ini ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. 1. Rancangan penelitian. Menurut pengertianya, penelitian tindakan kelas adalah sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Istilah dalam bahasa inggris adalah classroom action research (CAR). (Suhasrimi Arikunto 1991:2). Ciri atau karakter utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan adalah suatu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam pentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain. Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagi berikut : 1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan peneliti untuk melakukan perubahan. 2. Kegiatan penelitian, baik interfensi ataupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga. 4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci dan terbuka, setiap langkah dan kegiatan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya. 5. Kegiatan
penelitian
diharapkan
dapat
merupakan
proses
kegiatan
yang
berkelanjutan (on-going) mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti namun menjadi tantangan sepanjang waktu. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan yaitu siklus yang satu kesiklus yang berikutnya (Suhasrimi Arikunto,2006:16). Setiap siklus meliputi planning (rencana), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Tahap-tahap penelitian kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
Penjelasan alur di atas 1. Perencanaan awal, sebelum mengadakan penelitian menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran. 2. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsepsi siswa serta mengamati hasil atau dampak dan diterapkanya metode pembelajaran kooperatif model struktural. 3. Pengamat melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dan tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Refleksi untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, guna menyempurnakan kegiatan berikutnya. Jika terdapat masukan, proses refleksi dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya. (Suhasrini Arikunto :86).
Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1 dan 2 dimana masingmasing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu bab pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatf diakhir masing-masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. 2. Tempat, waktu dan subyek penelitian a. Tempat penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di Madrasah Ibtidiyah Negeri Kalikurmo. b. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian/saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei dan awal bulan Juni semester genap 2009/2010. c. Subyek penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas III tahun pelajaran 2009/2010 pada pokok bahasan kerasulan Nabi Muhammad SAW sampai dakwahnya di awalawal islam. 3. Instrumen / Alat Penelitian Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Rencana pembelajaran ini merupakan suatu rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan guru dalam proses belajar mengajar. b. Soal tes untuk per kelompok dan soal tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa, juga dilengkapi dengan alat-alat pengajaran yang mendukung. c. Lembar observsi pengamatan pengelolaan metode kooperatif model struKtural dan lembar pengamatan perhatian siswa. Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif model struktural dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan untuk mengukur perhatian sisiwa dalam penggunaan metode ini. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah merekapitulasi hasil tes buatan guru yang fungsinya adalah (1) untuk menentukan seberapa baik sisiwa telah menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk menentkan apakah suatu tujuan telah dicapai dan (3) untuk memperoleh suatu nilai (Suhasrimi Arikunto:178). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketentuan belajar siswa-siswa secara individu maupun klasikal. Disamping itu untuk mengetahui letak kesalahan, khususnya pada bagian mana TKP yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan maka juga digunakan metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk mengetahui dan merekam aktifitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. 4. Analisa Data. Dalam rangka menyusun dan mengelola data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif cara perhitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses belajar mengajar sebagai berikut : a. Merekapitulasi hasil tes. b. Mengitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti yang terdapat dalam buku
petunjuk teknis penilaian yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai minimal 65, sedangkan secara klasikal mencapai 85% yang telah mencapai daya serap lebih dan sama dengan 65%. c. Menganalisis hasil observasi yang telah dilakukan oleh teman sejawat pada kegiatan pengelolaan pembelajaran dan lembar pengamatan perhatian siswa penggunaan metode kooperatif model struktural.
I. Sistematika Penulisan. BAB I
Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, penjelasan masalah, pokok masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metode penelitian, teknik analisa data dan sistematika penulisan.
BAB II
Landasan Teori / Kajian Pustaka berisi tentang masalah hasil belajar sejarah kebudayaan islam, masalah pengajaran kooperatif dan masalah pembelajaran terstruktur.
BAB III
Pelaksanaan Penelitian berisi tentang laporan-laporan pelaksanaan penelitian siklus I, II, III yang mencakup rencana, pelaksanaan, pengamatan, pengumpulan data dan refleksi.
BAB IV
Hasil Penelitian dan revisi membahas tentang hasil-hasil penelitian siklus I, II dan III yang mencakup data pengamatan, refleksi keberhasilan / kegagalan dan revisi.
BAB V
Penutupi berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari peneliti.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Negeri Kalikurmo. 1. Pengertian Belajar itu terdapat dua unsur didalamnya yaitu unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan sesuatu yang telah dicapai belajar didalam kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar dalam Sejarah Kebudayaan Islam adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu perkembangan peradaban agama Islam dari masa kenabian sampai masa Islam modern. Hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam adalah keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang dinyatakan dalam bentuk nilai sekor dan hasil tes mengenai pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Marimba (1987 :143) mengatakan bahwa “hasil adalah kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat diukur”. Menurut Nawawi (1981 :127) berdasarkan hasil belajar dibagi menjadi tiga macam yaitu : a. Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecakapan didalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk didalamnya keterampilan mengunakan alat. b. Hasil belajar yang berupa kemempuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan. c. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Sejak awal dikembangkanya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar yang efektif. Para pakar bidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifkasikan factor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dengan diketahuinya factor-faktor yang mempengaruhi terhadap hasil belajar, para pelaksana maupun pelaku kegiatan belajar dapat memberi investasi positif untuk meningkatkan hasil belajar yang eksternal. a. Faktor internal Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fidiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatarbelakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaanya kurang sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah. Faktor psikologis yaitu yang mendorong atau memotivasi, belajar. Faktor-faktor tersebut diantaranya : 1) adanya keinginan untuk tahu 2) agar mendapatkan simpati dari orang lain 3) untuk memperbaiki kegagalan 4) untuk mendapat rasa aman b. Faktor Eksternal Faktor eksternal yaitu faktor dari luar dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua , sekolah dan masyarakat. 1) Faktor yang berasal dari orang tua Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagai cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam hal ini dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter atau cara laisses faire. Cara atau tipe mendidik yang demikian masing-masing mempunyai kebaikanya dan ada pula kekuranganya.
Sebagaimana yang telah dituliskan dalam surat Al-`Alaq ayat 1-5 (Alqur`an dan Terjemahan, Departemen Agama RI :1271)
¤ُ اِقْزَأْوَ َربُكَ اْ َالكْ َزم¤ٍ خَلَقَ اْالِ نْسَانَ هِنْ عَلَق¤َسنِ َربِّكَ ا ّلَذِى خَ ّلَق ْ ِاِقْزَأْ ب ¤ْ عََلنَ اْ ِالنْسَا نَ هَا َّلنْ َيعْ َلن¤ِاَّلَذِى عََلنَ بِا ّلْقَ َلن Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanMu yang menciptakan. Dan Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Menurut hemat peneliti, tipe mendidik sesuai dengan Al-Qur`an sangat manusiawi, karena peran orang tua bisa sebagai teladan, pendamping ataupun pendorong bagi proses pendidikan anaknya. Dalam pendidikan menurut Al-Qur`an ini berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala anak melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar. Dalam kaitanya dengan hal ini, tim penyusun buku sekolah pendidikan guru jawa timur (1989 :8) menyebutkan “di dalam pergaulan di lingkungan keluarga hendaknya berubah menjadi situasi pendidkan, yaitu orang tua memperhatikan anak, misalnya anak ditegur dan diberi pujian. Pendek kata, motivasi, perhatian dan kepedulian orang tua akan memberikan semangat untuk belajar bai anak. 2) Faktor yang berasal dari sekolah. Faktor yang berasal dari sekolah, dapat nerasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya. Terhadap mata pelajaran, karena kenamyakan anak memusatkan
perhaianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang dipeoleh tidak deduai dengan yang diharapkan. Keterampilan, kemauan dan kemampuan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh dan campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar. 3) Faktor yang berasal dari masyarakat. Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor yang bahkan sangat kuat pengeruhnya terhadap dunia pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bakan sangat sulit dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukun perkembangan anak, masyarakat juga sangat mempengaruhinya. Selain beberapa faktor internal dan eksternal di atas, faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat disebutkan sebagai berikut : 1) Minat Seseorang yang tidak berminat mempelajari sesuatu tidak akan berhasil dengan baik, tetapi kalau seseorang memiliki minat terhadap objek masalah maka dapat diharapkan hasilnya baik. Masalanya adalah bagaimana seseorang pendidik selektif dalam menentukan atau memilih masalah atau materi pelajaran yang menarik siswa. Berikutnya mengemas materi yang dipilih dengan metode yang menarik. Karena itu pendidk atau pengajar perlu mengenali karakteristik siswa, misalnya latar bealakan social ekonomi, keyakinan, kemampuan dan lain-lain. 2) Kecerdasan Kecerdasan memegang peranan penting dalam menentukan berhasil tidaknya seseorang. Orang cerdas pada umumnya lebi mampu belajar daripada orang yang kurang cerdas. Berbagai penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara tingkat kecerdasan dan hasil belajar di sekolah. (Sumadi, 1989 :111) 3) Bakat Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai proses yang perlu dilatih dan dikembankan agar dapat terwujud. (Utami, 1992 :17) Bakat memerlukan latihan dan
pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Selain kecerdasan, bakat merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. (Sumadi, 1989 :12) Belajar pada bidang yan sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan untuk berhasil. 4) Motivasi Moivasi merupakan dorongan yang kuat pada diri anak untuk melakukan suatu tindakan. Besar kecilnya motifasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi. (Suharsimi Arikunto 1993 :88) Ada dua macam motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motifasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan motivasi ekstrinsik adala motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan, hadia, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua mata pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan memiliki kemampuan pada suatu mata pelajaran, baik itu pengetahuan keteampilan dan sikap yang mampu dikembangkan, siswa diharapkan dapat menggali kemampuan-kemampuan tersebut dalam menghadapi masalahmasalah di dalam bernagai bidang pelajaran. Kemampuan bernalar, maupun kemempuan menerima maupun mengemukakan suatu informasi secara tetap dan cermat merupakan kemampuan umum yang dapat digunakan dalam berbagai bidang. B. Pembelajaran Kooperatif Model Struktural Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi dalam mencapai tujuan belajar (Houllobee, 2001)
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis serta harapan masa depan yang berbeda-berda. Karena adanya perbedaan manusia dapat silih asuh (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Manusaia adalah makhluk indifidual, berbeda satu dengan yang lain. Karena sifatnya yang indifidual maka manusia yang satu membutuhkan manusia lainya, sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus menjadi mahluk sosial, makhluk yang berineraksi dengan sesamanya. Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang silih asih (saling menyayangi dan mencintai). Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar sesama siswa. Perbedaan antar manusia yang tidak terkelola secara baik dapat menimbulkan ketersinggungan dan kesalahpahaman antara sesamanya. Agar manusia terhindar dari ketersinggungan dan kesalahpahaman maka diperlukan interaksi yang silih asuh (saling tenggang rasa). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuan. Dengan ringkas Abdurrahman dan Bintoro (2000 :78) mengatakan bahwa “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antara sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata”. 2.
Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatf Pembelajaran kooperatif adalah suatu system yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, (3) akuntabilitas individual dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antar
pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan. (Abdurrahman dan Bintoro, 2000 :78-79) a.
Saling ketergantungan positif Dalam pembelajaran kooperatif guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling memberikan motifasi untuk meraih hasil belajar yang optimal. Saling ketergantungan tersebut dapat dicapai melalui (a) saling ketergantungan mencapai tujuan (b) saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas (c) saling ketergantungan bahan dan sumber (d) saling ketergantungan peran dan (e) saling ketergantungan hadiah.
b.
Interaksi tatap muka Interaksi tatap muka menurut para siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam itu memungkinkan para siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih berfariasi. Interaksi semacam itu sangat penting karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari sesamanya.
c.
Akuntabilitas indifdual Pembelajaran
kooperatif
menampilkan
wujudnya
dalam
belajar
kelompok. Meskipun demikian, penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara indifdual. Hasil penilaian secara indifidual tersebut selanjutnyta disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yag memerlukan bantuan dan siapa anggota kelompok yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya, karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan urunan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok secara indifidual inilah yang dimaksudkan dengan akuntabilitas indifidual.
d.
Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berarti mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubugan antara pribadi tiodak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga dari sesama siswa.
3. Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif menuntut guru untuk berperan relativ berbeda dari pembelajaran tradisional. Berbagai peran guru dalam pembelajaran kooperatif tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut ini : a. Merumuskan tujuan pembelajaran. Ada dua tujuan pembelajaran yang perlu diperhatikan oleh guru, tujuan akademik (academic objectives) dan tujuan keterampilan bekerjasama (collaboratives skill objectives). Tujuan akademis dirumuskan sesuai dengan taraf perkembangan siswa dan analisis tugas atau analisis konsep. Tujuan keterampilan bekerja sama meliputi keterampilan memimpin, berkomunikasi, mempercayai orang lain dalam mengelola konflik. b. Menentukan jumlah angota dalam kelompok belajar, jumlah anggota dalam tiap kelompok belajar tidak boleh terlalu besar, biasanya 2 ingga 6 siswa. Ada 3 faktor yang menentukan jumlah anggota tiap kelompok belajar. Ketiga faktor tersebut adalah (10) taraf kemampuan siswa, (2) ketersediaan bahan dan (3) ketersediaan waktu. Jumlah anggota kelompok belajar hendaknya kecil agar setiap siswa aktif menjalin kerja sama menyelesaikan tugas. Ada empat pertanyaan yang hendaknya dijawab oleh guru saat akan menempatkan siswa dalam kelompok. Keempat pertanyaan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut : a) pengelompokan siswa secara homogen atau heterogen?
Pengelompokan
siswa
hendaknya
heterogen.
Keheterogenan
kelompok mencakup jenis kelamin, ras, agama (kalau mungkin), tingkat kemampuan dan sebagainya. b) Bagaimana menempatkan siswa dalam kelompok? Ada 2 jenis kelompok belajar kooperatif, yaitu (1) yang berorientasi bukan pada tugas (non task oriented) dan (2) yang berorientasi pada tugas (task oriented). Kelompok belajar kooperatif yang berorientasi bukan pada tugas tidak menuntut adanya pembagian tugas untuk setiap anggota kelompok. Kelompok belajar semacam ini tampak seperti pada saat siswa mengerjakan soal-soal yang berbentuk prosedur penyelesaian dan mencocokkan pendapatnya. Kelompok belajar yang berorientasi pada tugas menekankan adanya pembagian tugas yang jelas bagi semua anggota kelompok. Kelompok belajar semacam in tampak seperti pada saat siswa melakukan kunjungan ke kebun binatang sehingga harus disusun oleh panitia untuk menentukan siapa yang menjadi ketua, sekretaris, bendahara dan yang lanya. Siswa yang baru mengenal belajar kooperatif dapat ditempatkan pada kelompok belajar yang berorientasi pada tugas, dari jens tugas yang sederhana sampai tugas yang kompleks. c) Siswa boleh menentukan teman ataukah ditentukan oleh guru? Kebebasan memilih teman sering menyebabkan kelompok belajar menjadi homogen sehingga tujuan belajar kooperatif tidak tercapai. Anggota tiap kelompok belajar hendaknya ditentukan secara acak oleh guru. Ada tiga teknik untuk menentukan anggota kelompok secara acak yang dapat digunakan ole guru. Ketiga teknik tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut : a.
Berdasarkan metode sosiometri. Melalui metode sosiometri guru dapat menentukan siswa yang tergolong disukai oleh banyak teman (bintang kelas) hingga yang paling tidak disukai atau tidak mempunyai teman (terisolasi).
Berdasarkan metode sosiometri tersebut guru menyusun kelompokkelompok belajar yang didalam tiap kelompok ada siswa yang tergolong banyak teman, yang tergolong biasa, dan yang terisolasi. b. Berdasar kesamaan nomor. Jika jumlah siswa dalam kelas terdiri atas 30 siswa dan guru ingin membentuk 10 kelompk belajar yang terdiri 1 hingga 10. Selanjutnya para siswa yang bernomor sama dikelpmpokkan sehingga terbentuk 10 kelompok siswa yang masing-masing beranggotakan 3 orang siswa yang memilki karakteristik hiterogen. c. Menggunakan teknik acak bersetara. Para siswa dalam kelas lebih dahulu dikelompokkan secara homogen atas dasar jenis kelamin dan atas dasar kemampuannya (tinggi, sedang, rendah) dan sebagainya. Setelah itu, secara acak siswa diambil dari kelompok homogen tersebut dan dimasukkan kedalam sejumlah kelompok-kelompok belajar yang heterogen. c.
Menentukan tempat duduk siswa. Tempat duduk siswa hendaknya disusun agar tiap kelompok dapat saling bertatap muka tetapi cukup terpisah antara kelomppok yang satu denagan kelompok lainnya. Susunannya tempat duduk dapat dalam bentuk lingkaran atau beradap-hadapan.
d.
Merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif. Cara menyusun bahan ajar dan penggunaannya dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat menentukan tidaak hanya efektivitas pencapaian tujuan belajar siswa. Bahan ajar hendaknya dibagikan kepada semua siswa agar mereka dapat berpartisipasi dalm pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jika kelompok belajar belum banyak pengalaman atau masih baru, guru perlu memberi tahu tara siswa bahwa mereka harus bekerja sama, bukan bekaerja sendiri-sendiri. Ada tiga macam cara meningkatkan saling ketergantungan positif. Ketiga macam tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
1) Saling ketergantungan bahan. Tiap kelompok hanya diberi satu bahan ajar dan kelompok harus bekerja sama untuk mempelajarinya. 2) Saling ketergantungan informasi. Tiap anggota kelompok diberi bahan ajar yang berbeda bentuk untuk selanjutnya disatukan untuk disintesiskan. Bahan ajar juga dapat disajikan dalam bentuk “ jigsaw puzzle” sehingga dengan demikian tiap siswa memiliki bagian dan baan yang diperlukan untuk melengkapi atau menyelesaikan ugas. 3) Saling ketergantungan menghadapi lawan dan luar. Bahan ajar disususn dalam suatu bentuk pertandingan antara kelompok yang memiliki kekuatan seimbang sebagai dasar untuk meningkatkan saling ketergantungan positif antar anggota kelompok. Keseimbangan antar kekuatan kelompok perlu diperhatikan karena antar kelompok yang memiliki kekuasaan seimabang atau memiliki peluang untuk kalah atau menang yang sama dapat meningkatkan motivasi belajar. e.
Menetuakan peran siswa unutk menunjang saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif dapat diciptakan melaui pembagian tugas
kepada
tiap anggota kelompok dan mereka bekarja untuk salin melengkapi. Dalam mata pelajaran SKI misalnya seorang anggota kelompok diberi tugas sebagai pembaca yang lainnya sebagai penyimpul yang lainnya lagi sebagai penulis yang lainnya lagi sebagai pemberi semangat dan ada pula yang menjadi pengawas terjalinnya kerja sama. Penugasan untuk memerankan suatu fungsi semacam itu merupakan metode yang efektif untuk meleih keterampilan menjalin kerjasama. f. Menjelaskan tugas akademik. Ada beberapa aspek yang perlu disadari oleh para guru dalam menjelaskan tugas akademik kepada para siswa. Beberapa aspek tersebut dapat dikemuksksn sebagai berikut : 1) Menyusun tugas sehingga siswa menjadi jelas mengenai tugas tersebut. Kejelasan tugas sangat penting bagi para siswa karena dapat menghindarkan mereka dari frustasi dan kebingungan. Dalam pembelajaran kooperatif siswa
yang idak dapat memahami tugasnya dapat bertanya kepada kelompok sebelum bertanya kepada guru. 2) Menjelaskan tujuan belajar dan mengaitkannya dengan pengalaman siswa masa lampau. 3) Menjelaskan berbagai konsep atau pengertian atau istilah, prosedur yang harus diikuti atau pengertian contoh kepada para siawa. 4) Mengajukan berbagai pertanyaan khusus untuk mengetahui pemahaman para siswa mengenai tugas mereka.
g.
Menjelaskan
kepada
siswa
mengenai
tujuan
dan
keharusan
bekerja
sama.Menjelaskan tujuan dan keharusan bekerja sama kepada para siswa dilakukan dengan dengan contoh sebagai berikut : 1) Meminta kepada kelompok untuk menghasilkan suatu karya atau produk tertentu. Jika karya kelompok berupa laporan, tiap anggota kelompok harus mendatangi loaporan tersebut tanda bahwa ia setuju dengan isi laporan kelompok dan dapat menjelaskan alasan isi laporan tersebut. 2) Menyediakan hadiah bagi kelompok. Pemberian hadiah merupakan salah satu cara untuk mendorong kelompok menjalin kerja sama sehingga terjalin pula rasa kebersmaan antara anggota kelompok. Semua angota kelompok harus saling membantu agar masing-masing memperoleh skor hasil belajar yang optimal karena keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan oleh tiap anggota. h. Menyusun akuntabilitas individual. Suatu kelompok belajar tidak dapat dikatakan benar-benar kooperatif jika memperoleh adanya angota kelompok yang mengajar seluruh pekerja. Suatu kelompok belajar juga tidak dapat dikatakan benar-benar kooperaif jika memperbolehkan adanya anggota yang tidak melakukan apapun apapun demi kelompoknya.
Untuk menjamin agar seluruh anggota kelompok benar-benar menjalin kerjasama dan agar kelompok mengeahui adanya anggota kelompok yang memerlukan bantuan atau dorongan, guru harus sering melakukan pengukuran untuk mengetahui taraf penguasaan tiap siswa teradap materi yang sedang dipelajari. i.
Menyusun kerja sama antar kelompok. Hasil positif yang ditemukan dalam suatu kelompok belajar kooperatif dapat diperluas keseluruh kelas dengan menciptakan kerja sama antar kelompok. Nilai tambahan dapat diberikan jika seluruh siswa didalam kelas meraih standar mutu yang tinggi. Jika suatu kelompok telah menyelesaikana pekerjaannya dengan baik para anggoa dapat diminta untuk membantu kelompok-kelompok lain yang belum selesai. Upaya semacam ini memungkinkan tercipta suasana kehidupan kelas yang sehat, yang memungkinkan semua potensi siswa berkembamg optimal dan terintegrasi.
j.
Menjelaskan criteria keberhasilan. Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bertolak dari penilaian acuan patokan (criterium referenced). Pada awal kegiatan belajar guru hendaknya menerangkan secara jelas kepada siswa mengenai bagaimana pekerjaan mereka akan dinilai.
k. Menjelaskan perilaku siswa yang diharapkan, perkataan, kerjasama yang
akan
mendorong sering memiliki konotasi dan penggunaan yang bermacam-macam oleh karena itu guru perlu mendefinisikan perkataan kerjasama tersebut secara opersioanal dalam bentuk berbagai perilaku tersebut antara lain dapa dikemukakan dengan kata-kata seperti “tetaplah berada didalam kelompokmu”, “Berbicarala pelan-pelan”, “Berbicaralah menurut giliran”, dan sebagainya. Jika kelompok mulai berfungsi efektif, perilaku yang diharapkan dapat mencakup halhal sebagai berikut :
1)
Tiap anggota kelompok menjelaskan bagaimana memperoleh jawaban.
2)
Memilih kepada tiap anggota kelompok untuk mengkaitkan pelajaran baru dengan yang telah dipelajari sebelumnya.
3)
Memeriksa untuk meyakinkan bahwa semua anggota kelompok memahami bahan yan dipelajari dan menyetujui jawaban-jawabannya.
4)
Mendorong
semua
anggota
kelompok
agar
berpartisipasi
dalam
menyelesaikan tugas. 5)
Memperhatikan dengan sungguh-sungguh mengenai apa yang dikatakan oleh anggota lain.
6)
Jangan mengubah pikiran karena berbeda dengan pikiran anggota lain tanpa penjelasan yang logis.
7) l.
Memberikan kritik kepada ide, bukan kepada pribadi.
Memantau perilaku siswa. Setelah semua kelompok mulai bekerja, guru harus menggunakan sebagian besar waktunya untuk memantau kegiatan siswa. Tujuan pemantauan, guru harus menjelaskan pelajaran, mengulang prosedur atau strategi untuk menyelesaikan tugas, menjawab pertanyaan dan mengajarkan keterampilan menyelesaikan tugas kalau perlu.
m.
Memberikan bantuan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas. Pada
saat
melakukan pemantauan, guru harus menjelaskan pelajaran, mengulang prosedur atau strategi untuk menyelesaikan tugas, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan keterampilan menyelesaikan tugas kalau perlu. n. Melakukan intervensi untuk mengerjakan keterampilan bekerjasama. Pada saat memantau kelompok-kelompok yang sedang belajar, guru kadang-kadang menemukan siswa yang tidak memiliki keterampilan untuk menjalin kerjasama yang cukup dan adanya kelompok yang memiliki masalah dalam kerjasama. Dalanm kondisi semacam itu, guru perlu memberikan naseha agar siswa dapat bekerja efektif.
o.
Menutup pelajaran. Pada saat pelajaran berakhir, guru perlu meringkas pokokpkok pelajaran, meminta kepada siswa unuk mengemukakan ide, atau contoh dan menjawab pertanyaan dan hasil belajar mereka.
p. Menilai kualitas pekerjaan atau hasil belajar siswa. Guru menilai kualitas pekerjaan atau hasil belajar para siswa berdsar penilaian acuan patokan. Para anggota kelompok hendaknya juga diminta untuk memberikan umpan balik mengenai kualitas pekerjaan dan hasil belajar mereka. q.
Menilai kualitas kerjasama antar anggota kelompok. Meskipun waktu belajar dikelas terbatas, diperlukan waktu untuk berdiskusi dengan para siswa untuk membahas kualitas kerjasama antar anggota kelompok pada hari itu. Pembicaraan dengan para siswa dilakuakan untuk mengetahui apa yang dilakukan dengan baik dan apa yang masih perlu ditingkatkan pada ari berikutnya.
C. Pembelajaran Terstruktur 1. Pengertian Pembelajaran terstruktur,
adalah bentuk pembelajaran sistematis. Dalam
pelaksanaan pembelajaran terstruktur, guru menyampaikan tujuan yan ingin dicapai dalam proses itu. Dapat juga pembelajaran terstruktur ini disebabkan sebagai pembelajaran yang beroreantasi pada tujuan yang ingin dicapai. 2. Tugas Terstruktur Tugas terstruktur adalah suatu bentuk kegiatan kurikuler sebagai saran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap proses kegiatan pasti ada arah tujuan yang hendak dicapai, demikian halnya belajar mengajar yang dilakukan guru. Guru diharapkan memiliki strategi tertentu dalam melaksanakan pembelajaran, agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisisen.
3. Tujuan dan Lingkup Tugas Terstruktur Tugas terstruktur dapat diberikan kepada siswa diluar proses pembelajaran. Tujuan pemberian tugas terstruktur adalah untuk menunjang pelaksanaan progam intrakurikuler. Tujuan tersebut juga agar siswa dapat lebih menghanyati bahan-bahan pelajaran yang telah dipelajarinya serta malatih siswa untuk melaksanakan tugas secara beranggung jawab. Ruang lingkup kegiatan tugas terstruktur dapat dikelompokkan menjadi empat (empat) sebagai berikut : a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jam pelajaran tatap muka (di rumah). b. Tugas diperkirakan dapat diselesaikan dalam waktu separuh dan jam tatap muka siatu bahasan. c. Siswa mengerjakan suatu tugas tersebut secara induvidu maupun kelompok. d. Pengumpulan tugas sekaligus dilakukan pemeriksaan , dan penilaian.
4. Azas pelaksanaan. Kegiatan instruktur dapat dilaksanakan di rumah, diperpustakaan au ditempat lain. Bentuknya jug adapt disesuaikan dengan materi pokok bahasan yang sedang dipelajari. Misalnya dapat berupa membuat laporan, mengarang, mengerjakan soal-soal, membaca buku, dan sebagainya. Pelaksanaan tugas terstruktur harus memperhatikan azas-azas sebagai berikut. a. Menunjang langsung kegiatan intrakurikuler. b. Hubungannya jelas dengan pokok bahasan yang diajarkan. c. Menunjang kebutuhan siswa memanfaatkan ilmunya untuk menghadapi tantangan dalam kehidupannya. d. Tidak menjadi beban yang berlebihan bagi siswa yang dapat mengakibatkan gangguan fisik maupun psikologis.
e. Tidak menimbulkan beban pembiayaan yang memeberatkan siswa maupun orang tua. f. Perlu pengadministrasikan yang baik dan teratur. Jadi pemberian tugas terstruktur yang tidak berdasarkan azas-azas tersebut dapat berakibat pada beban fisik maupun psikologis pada siswa, oleh sebab itu guru guru harus mempertimbangkan pelaksanaannya secara baik. 5. Bentuk Pelaksanaan Tugas Terstruktur Kegiatan tugas tugas terstruktur dapat dilaksanakan secara perorangan maupun kelompok. Kerja kelompok mempunyai arti yang sangat penting untuk mengembangkan sikap bergotong royong, tenggang rasa, persaingan sehat, kerjasama dalam kelompok dan kemampuan memimpin. Jenis tugas hendaknya juga juga disesuaikan dengan jumlah anggota kelompok, sehingga tugas benar-benar dapat dilakukan secara kelompok. Jadi tugas yang seharusnya tidak diberikan secara kelompok dapt menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi siswa, sedangkan perorangan mempunyai makna untuk mengembangkan sikap mandiri dan memungkinkan penyesuanaan kegiatan belajar dan minat serta kemampuan siswa. 6. langkah-langkah pelaksanaan Pelaksanaan tugas terstruktur meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu : persiapan, pelaksanaan, dan penilaian. Persiapan dilakukan oleh guru dengan cara menyiapkan, merencanakan bahan atau materi yang akan ditugaskan pada siswa. Kemudian menginformasikan tugas tersebut kepada siswa disertai penjelasan yang melaksankan penyangkutan tugas tersebut. Pelaksanaan dilakukan oleh siswa, yaitu siswa melalui mengerjakan tugas tersebut secara perorangan maupun kelompok seperti yang dikehendaki guru. Penyelesaian tugas tersebut dapat dalam satu kali tatap muka (1 minggu) atau dalam beberapa kali tatap muka (beberapa minggu). Penilaian kegiatan terstruktur dilakukan terutama terhadap hasil kegiatan terstruktur dilakukan setelah siswa mengerjakan tugas terstruktur, dan nlai hasil penilaian tersebut dipertimbangkan dalam menentukan nilai rapot.
BAB III LAPORAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Profil Sekolah. 1.
Sejarah Sekolah. Pada tahun 1957 masyarakat Desa Kalikurmo mengadakan musyawarah untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan yang dipelopori oleh Kyai Ahmad Dalail. Beliau adalah pemilik pondok pesantren As-Salam. Tanah untuk membangun Madrasah adalah wakaf dari Kyai Ahmad Dalail. Dari hasil musyawarah diputuskan bahwa Madrasah itu bernama Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Kalikurmo. Poembangunan Madrasah dipimpin oleh Bapak Imam Hidayah selaku kepaladesa Kalikurmo bersama dengan Bapak Muslimin selaku Sekretaris dan Bapak Juremi selaku Bendahara . dalam waktu hamper dua bulan Madraah selesai dibangun karena gotong royong dan semangat yang tinggi dari masyarakat Kalikurmo.
2.
Lokasi Sekolah. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalikurmo terletak di Dusun Krajan, Desa Klikurmo kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Adapun batas-batas dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalikurmo sebagai berikut : a. Sebelah selatan berbatasan dengan sungai Desa Kalikurmo. b. Sebelah timur berbatasan dengan jalan raya KH. Ahmad Dahlan Desa Kalikurmo. c. Sebelah utara berbatasan dengan raya KH. Ahmad Dahlan Desa Kalikurmo. d. Sebelah barat berbatasan dengan kebun jati. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalikurmo merupakan lokasi yang sangat strategis untuk dijadikan tempat dalam kegiatan belajar mengajar, karena lokasinya ditengah desa dan mudah dijangkau oleh masyarakat disekitarnya. Di desa Kalikurmo pada umumnya masyarakat sekitar memeluk agama Islam.
3.
Keadaan Guru dan Kariawan. Jumlah guru dan kariawan yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalikurmo sebanyak 12 orang guru terdiri dari 1 orang Kepala Sekolah, 10 orang guru kelas dan 1 orang penjaga. Status
Ijazah Tahun
KET
JABATAN
L
K
1
PGAN
S.1
3d
2
Maschun Zuhri, S.Ag.
29-12-1971
L
K
1
PGAN
S.1
3a
1
Siti Mighfaroh, A.Ma.
30/09/1971
P
K
1
PGAN
D.2
√
√
2
Ermi Suryani, S.Ag.
09-07-1969
P
K
1
PGAN
S.1
√
√
18-08-1971
P
K
1
PGAN
D.2
√
√
26-06-1984
P
K
1
√
√
√
√
3 4
Siti Nurhidayah, A.Ma. Husnul Khotimah, A.Ma.
T
GB
21-04-1966
K
Lainnya
Basirun, S.Pd.I
P
Pjg
1
L
GO
Tambahan
GK
TANGGAL LAHIR
Dr.Kecil
Dasar
NAMA KS/GURU dan PENJAGA
No
Gr.UKS
Agm
JK
WB
√ √
5
Tri Lestari, A.Ma.Pd.
10-10-1975
P
K
1
6
Ristiana, A.Ma.
01-09-1981
P
K
1
√
√
7
Ana Khomsatun
05-10-1986
P
T
1
√
√
8
Surya Putra Satria SF
26-06-1990
L
T
1
SMU
-
√
√
MAN
D.2
√
9
Suryono
24-03-1969
L
K
1
SMP
-
10
Markapi Muslih, A.Ma.
12/06/1967
L
K
1
PGA
S1
√
11
Baderi, S.Pd.I
10/06/1966
L
K
1
S1
√
12
Suprayadi, A.Ma.
22/09/1983
L
K
1
S1
√
JUMLAH
4.
5
7
10
2
9
11
1
1
√
1
Keadaan Siswa. Jumlah siswa pada tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 126 orang siswa yang dapat digambarkan pada tabel berikut :
Data siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalikurmo tahun ajaran 2009/2010 No
Kls
1 2 3 4
Ia Ib II a II b
Jlh Tkt 1 1 1 1
Keadaan Siswa L P JLH 6 6 0 16 8 8 2 2 0 17 12 5
9
5 III 6 IV 7 V 8 VI JUMLAH 5.
1 1 1 1 8
17 11 13 9 78
8 10 8 9 48
25 21 21 18 126
Obyek Bangunan. Tabel Luas Bangunan dan Keadaan Bangunan NO
NAMA
RUANG
LUAS BANGUNAN
1
Ruang Belajar
7 Ruang
252 m2
2
Ruang Kepala Madrasah
1 Ruang
9 m2
3
Ruang Guru Ruang Perpustakaan Ruang UKS Ruang Ibadah Aula Gudang
1 Ruang 1 Ruang
15 m2
Kamar Kecil Rumah Dinas Kepala Madrasah Rumah Dinas Guru Rumah Dinas Penjaga Halaman Upacara
2 Ruang 1 Unit
6 m2
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
24 m2
150 m2
14 15
Total Area Madrasah
6.
456 m2
Subyek Penelitian. Subnyek penelitian dilaksanakan pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalikurmo kelas III yang jumlah siswa sebanyak 25 siswa, yaitu 17 laki-laki 8 peempuan dan terbagi dalam 8 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3 siswa dimana salahsatu kelompok terdiri dari 4 siswa.
B. Diskripsi Siklus. 1. DISKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS I a.
Tahapan Perencanaan. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pembelajaran I, Soal Tes Formatif I, dan alat-alat pengajaran yang
mendukung. Selain itu juga disiapkan lembar oservasi pengelolaan pengajaran yang akan diisi oleh pengamat (teman sejawat) b.
Tahap Pelaksanaan. 1) Pembukaan dengan salam dan do’a. 2) Apersepsi. 3) Langkah-langkah belajar atau mengelompokkan siswa yang dibantu oleh pengamat. 4) Siswa menyampaikan hasil diskusi dan guru menulis poin-poin di papan tulis. 5) Guru mengulang penjelasan yang ditulis di papan tulis. 6) Guru memberikan kesempatan siswa yang bertanya apa yang belum jelas. 7) Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan. 8) Guru memberikan pertanyaan kepada murid perkelompok. 9) Guru memberikan evaluasi individu kepada siswa. 10) Guru menutup dengan berdo’a bersama.
c.
Observasi. Guru kelas tiga melakukanpengamatan terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan observasi tentang peningkatan prestasi belajar sejarah kebudayaan islam melalui metode pembelajaran kooperatif model struktural di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalikurmo semester II tahun ajaran 2009/2010, diantaranya adalah pengelolaan pembelajaran. Yang termasuk pengelolaan pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Pendahuluan. a) Motifasi siswa. b) Menyampaikan tujuan pem,belajaran. 2) Kegiatan inti. a) Menyampaikan langkah kegiatan bersama siswa. b) Membimbing siswa melakukan kegiatan. c) Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresentasikanya.
d) Memberikan kesempatan untuk bertanya jawab antar siswa maupun kepada guru. e) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan atau menemukan konsep. 3) Penutup. a) Membimbing siswa membuat rangkuman. b) Memberikan evaluasi. Dan semua hasil itu dinilai dengan angka yaitu : 1 = Kurang Baik. 2 = Cukup Baik. 3 = Baik. 4 = Sangat Baik. d.
Refleksi. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dan hasil pengamatan sebagai berikut : 1. Perlu lebih intensif dalam pemotifasian terhadap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. 2. Harus dapat menggunakan waktu secara efisien mungkin. 3. Siswa perlu bimbingan dalam menyusun kata-kata sendiri untuk merangkum pembelajaran. 4. Siswa dalam mempresentasikan hasil kegiatan kelompok memerlukan bimbingan.
2. Diskripsi Pelaksanaan Siklus II 1) Tahapan Perencanaan. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pembelajaran I, Soal Tes Formatif I, dan alat-alat pengajaran yang
mendukung. Selain itu juga disiapkan lembar oservasi pengelolaan pengajaran yang akan diisi oleh pengamat (teman sejawat) 2)
Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan. Kegiatan atau tugas sebelum masuk jam pelajaran, pemberian tugas rumah kepada siswa secara berkelompok agar menghafalkan tes sosiodrama. Perkelompok terdiri dari 3 orang. 1. Kegiatan Awal. a. Pembukaan salam dan do’a. b. Motifasi dan appersepsi serta menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti. a. Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan bersama. b. Guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mendemonstrasikan naskah teks drama yang telah diberikan. c. Siswa diajak menelaah bersama-sama mengenai isi isi teks drama. d. Guru menjelaskan materi pelajaran. e. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. f. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan kemudian siswa mencatat kesimpulan tersebut. 3. Kegiatan Akhir. a. Guru memberikan pertanyaan rebutan (untuk perkelompok) sebagai pos tes. b. Guru membrikan evaluasi atau latihan untuk perindividu.
3) Observasi. Guru kelas tiga melakukanpengamatan terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan observasi tentang peningkatan prestasi belajar sejarah kebudayaan islam melalui metode pembelajaran kooperatif model struktural di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalikurmo semester II tahun ajaran 2009/2010, diantaranya adalah pengelolaan pembelajaran. Yang termasuk pengelolaan pembelajaran adalah sebagai berikut : 4) Pendahuluan.
1. Motifasi siswa. 2. Menyampaikan tujuan pem,belajaran. 5) Kegiatan inti. 1. Menyampaikan langkah kegiatan bersama siswa. 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan. 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresentasikanya. 4. Memberikan kesempatan untuk bertanya jawab antar siswa maupun kepada guru. 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan atau menemukan konsep. 6) Penutup. 1. Membimbing siswa membuat rangkuman. 2. Memberikan evaluasi. Dan semua hasil itu dinilai dengan angka yaitu : 1 = Kurang Baik. 2 = Cukup Baik. 3 = Baik. 4 = Sangat Baik.
4) Refleksi. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi mengenai kelemahan-kelemahan dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1. Motifasi belajar siswa. 2. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan kelompok dan mempresentasikanya. 3. Mengajukan pertanyaan kepada guru atau kelompok lain. 4. Membimbing siswa menemukan konsep. 5. Pengelolaan waktu.
3. Diskripsi Pelaksanaan Siklus III 1) Tahapan Perencanaan. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pembelajaran I, Soal Tes Formatif I, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga disiapkan lembar observasi, pengelola menerapkan metode pembelajaran kooperatif model struktural. 2)
Tahap Pelaksanaan. Kegiatan atau tugas sebelum masuk jam pelajaran, pemberian tugas rumah kepada siswa secara berkelompok agar menghafalkan materi pelajaran. Perkelompok terdiri dari 3 orang. 1. Kegiatan Awal. a. Pembukaan salam dan do’a. b. Motifasi dan appersepsi serta menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti. a. Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan bersama. b. Guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan materi yang telah diberikan. c. Siswa diajak menelaah bersama-sama mengenai isi isi teks drama. d. Guru menjelaskan materi pelajaran. e. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. f. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan kemudian siswa mencatat kesimpulan tersebut. 3. Kegiatan Akhir. a.
Guru memberikan pertanyaan rebutan (untuk perkelompok) sebagai pos tes.
b. 3) Observasi.
Guru membrikan evaluasi atau latihan untuk perindividu.
Guru kelas tiga melakukanpengamatan terhadap peneliti yang sedang melaksanakan kegiatan observasi tentang peningkatan prestasi belajar sejarah kebudayaan islam melalui metode pembelajaran kooperatif model struktural di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalikurmo semester II tahun ajaran 2009/2010, diantaranya adalah pengelolaan pembelajaran. Yang termasuk pengelolaan pembelajaran adalah sebagai berikut : 7) Pendahuluan. 1. Motifasi siswa. 2. Menyampaikan tujuan pem,belajaran. 8) Kegiatan inti. 1. Menyampaikan langkah kegiatan bersama siswa. 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan. 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresentasikanya. 4. Memberikan kesempatan untuk bertanya jawab antar siswa maupun kepada guru. 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan atau menemukan konsep. 9) Penutup. 1. Membimbing siswa membuat rangkuman. 2. Memberikan evaluasi. Dan semua hasil itu dinilai dengan angka yaitu : 1 = Kurang Baik. 2 = Cukup Baik. 3 = Baik. 4 = Sangat Baik.
4) Refleksi. Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran kooperatif model structural. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut ; 1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik, meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi prosentase pelaksanaanya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2. Berdasarkan dari hasil pengamatan diketahui siswa aktif dan lebih memperhatikan selama proses belajar mengajkar berlangsung. 3. Kekurangan pada siklus-sikllus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4. Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Data penelitian diperoleh dari hasil observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model struktural yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran ini terhadap prestasi belajar siswa setelah diterapkanya metode pembelajaran kooperatif model struktural. A.
Analisis Data dari Per Siklus 1.
Siklus I a.
Tahapan Perencanaan. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pembelajaran I, Soal Tes Formatif I, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga disiapkan lembar oservasi pengelolaan pengajaran yang akan diisi oleh pengamat (teman sejawat)
b.
Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan. Pelaksanaan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2010 di kelas 3 dengan jumlah 25 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes Formatif I dengan tujuan unuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus I Penilaian No. Aspek yang diamati Ya Tidak 1 2 3 4 I Pelaksanaan A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa √ 2 2.Menyampaikan tujuan pembelajaran √ 3 B. Kegiatan inti 1. Menyampaikan langkah kegiatan bersama siswa √ 3 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan √ 3 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresentasikanya √ 2 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab antar siswa maupun kepada guru √ 4 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan atau menemukan konsep √ 3 C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman √ 3 2. Memberikan evaluasi √ 4 II Pengelolaan Waktu 2 III Antusiasme Kelas 1. Siswa antusias √ 2 2. Guru antusias √ 3 Keterangan 1 = Kurang baik 2 = Cukup baik 3 = Baik 4 = Sangat baik Berdasarkan tabel diatas, aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah : 1. Memotifasi siswa Guru kurang terampil dalam memotifasi siswa agar semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2. Kegiatan guru ketika membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan perkelompok sudah baik, namun ketika siswa disuruh mempresentasikanya pada umumnya siswa kurang berani dalam menyampaikanya. 3. Guru kurang memperhatikan pengelolaan waktu, sehingga alokasi waktu yang direncanakan 80 menit menjadi 95 menit. 4. Siswa masih kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar model kooperatif terstruktur ini. Hal ini dikarenakan model tersebut masih diraskan baru oleh siswa. Keempat aspek yang mendapat penilaian kurang baik diatas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I, dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II. Berikutnya adalah data hasil pengamatan perhatian siswa pada siklus I adalah terlihat pada table berikut. Table 1.2 Perhatian Siswa Pada Siklus I Prosentase
No
Aspek Yang Diamati
1
Mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru
66,7
2
Membaca buku
86,7
3
Mengajukan pertanyaan
48
4
Menanggapi / menjawab pertanyaan
56
5
Melaksanakan tugas dalam kelompok
70,6
6
Menyajikan hasil pembelajaran / tugas-tugas
53,3
7
Merangkum pembelajaran
46,6
8
Mengerjakan tes evaluasi
72
Per Aspek
Berdasarkan tabel diatas, aspek-aspek yang mendapatkan penilaian kriteria kurang adalah :
1. Merangkum pembelajaran Siswa kurang terampil menyusun bahasa sendiri dalam kegiatan merangkum pembelajaran. 2. Mengajukan pertanyaan Pada umumnya siswa masih pasif dalam mengajukan pertanyaan baik kepada guru / kelompok lain.
3. Menyajikan hasil pembelajaran / tugas-tugas Sebagian besar siswa masih malu atau kurang berani untuk menyajikan hasil tugas-tugas yang diberikan guru. 4. Menanggapi / menjawab pertanyaan Siswa kurang antusias dalam menanggapi / menjawab pertanyaan dari guru / kelompok lain. Keempat aspek tersebut di atas merupakan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I, dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II. Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa terlihat dalam table berikut : Tbel 1.3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I No
Uraian
Hasil Siklus I
1
Nilai Rata-Rata Tes Formatif
6,68
2
Jumlah Siswa Yang Tuntas Belajar
15
3
Prosentase Ketuntasan Belajar
60%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model struktural diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 6,68 dan ketuntasan belajar mencapai 60% atau ada 15 siswa dari 25 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama
secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 60% lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksud dan digunakan guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model struktural. c.
Refleksi. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1.
Perlu lebih intensif dalam pemotifasian terhadap siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
2.
Perlulebih efektif dalam pengelolaan waktu.
3.
Siswa perlu bimbingan dalam menyusun kata-kata sendiri untuk merangkum pembelajaran.
4.
Siswa perlu bimbingan ketika mempresentasikan hasil kegiatan perkelompok.
d.
Refisi. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. a. Guru perlu lebih terampil dalam memotifasi siswa. b. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan. c. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotifasi siswa sehingga siswa lebih antusias. d. Guru
perlu
meningkat
ketrampilanya
dalam
membimbing
mempresentasikan hasil kegiatan kelompoknya. e. Guru perlu membimbing siswa dalam merangkum pembelajaran. 2.
Siklus II a.
Tahap Perencanaan
siswa
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri rencana pembelajaran II, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
Selain
itu
juga
dipersiapkan
lembar
observasi
pengelolaan
pembelajaran yang akan diisi oleh pengamat (teman sejawat). b.
Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2010 di kelas III dengan jumlah 25 Siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu kepada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan / kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Pada akhir proses kegiatan belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II No. Aspek yang diamati I
II III
Pelaksanaan A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran B. Kegiatan inti 1. Menyampaikan langkah kegiatan bersama siswa 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresentasikanya 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab antar siswa maupun kepada guru 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan atau menemukan konsep C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman 2. Memberikan evaluasi Pengelolaan Waktu Antusiasme Kelas 1. Siswa antusias 2. Guru antusias
Keterangan Nilai : 1 = Kurang Baik 2 = Cukup Baik 3 = Baik 4 = Sangat Baik
Penilaian Ya Tidak 1 2 3
√
4
3
√
4
√
4
√
4
√
3
√ √ √ √ √ √ √
4 3 4 4 3 4 4
Dari tabel di atas, aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilasksanakan oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model struktural mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tersebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk menyempurnakan penerapan pembelajaran selanjutnaya. Aspek-aspek tersebut adalah memotifasi siswa , membimbing
siswa
mendiskusikan
hasil
kegiatan
kelompok
dan
mempresentasikanya, membimbing siswa menemukan konsep dan pengelolaan waktu. Berikut adalah data hasil pengamatan perhatian siswa pada siklus II, terlihat pada tabel berikut ; Table 1.2 Perhatian Siswa Pada Siklus II
No Aspek Yang Diamati
Prosentase Per Aspek
1
Mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru
82,6
2
Membaca buku
89,3
3
Mengajukan pertanyaan
69,3
4
Menanggapi / menjawab pertanyaan
78,6
5
Melaksanakan tugas dalam kelompok
89,3
6
Menyajikan hasil pembelajaran / tugas-tugas
73,3
7
Merangkum pembelajaran
81,3
8
Mengerjakan tes evaluasi
82
Dari tabel di atas aspek-aspek perhatian siswa yang diamati pada kegiatan belajar mengajar siklus II mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat. Namun demikian ada dua aspek yang mendapat perhatian untuk menyempurnakan
pembelajaran selanjutnya. Kedua aspek tersebut adalah mengajukan pertanyaan dan menyajikan hasil pembelajaran / tugas-tugas dari guru. Dengan menyempurnakan aspek-aspek diatas dalam penerapan metode pembelajaran kooperatif model struktural diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami apa yang telah mereka lakuakan. Berikut adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa pada siklus II : Tbel 1.3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II No Uraian Hasil Siklus II 1
Nilai Rata-Rata Tes Formatif
7,48
2
Jumlah Siswa Yang Tuntas Belajar
20
3
Prosentase Ketuntasan Belajar
80%
Dari tabel diatas, diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 7,48 dan ketuntasan belajar mencapai 80% atau ada 20 siswa dari 25 siswa sudah tuntas belajar. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini secara ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Adanya peningkatan hasil-hasil belajar siswa karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotifasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model struktural. c.
Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi mengenai kelemahan-kelemahan dari hasil pengamatan sebagai berikut ; 1.
Motifasi siswa
2.
Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan kelompok dan mempresentasikanya
3.
Mengajukan pertanyaan kepada guru / kelompok lain
4.
Membimbing siswa menemukan konsep
5.
Pengelolaan waktu
d.
Refisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya refisi untuk dilaksanakan pada siklus III antara lain : 1.
Guru dalam memotifasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotifasi selama proses belajar mengajar berlangsung.
2.
Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.
3.
Guru
harus
lebih
sabar
dalam
membimbing
siswa
merumuskan kesimpulan / menemukan konsep. 4.
Guru harus mendistribusikan waktu secara baik, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
3.
Siklus III a. Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran III, soal tes formatif III dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar obserfasi, pengelola menerapkan metode pembelajaran kooperatif model struktural. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2010 di kelas III dengan jumlah 25 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan refisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamat (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Pada akhir proses kegiatan belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut :
Tabel .3.1. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus III Penilaian No. Aspek yang diamati Ya Tidak 1 2 3 I Pelaksanaan A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa √ 3 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ B. Kegiatan inti 1. Menyampaikan langka kegiatan bersama siswa √ 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan √ 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresentasikanya √ 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab antar siswa maupun kepada guru √ 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan atau menemukan konsep √ 3 C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman √ 2. Memberikan evaluasi √ II Pengelolaan Waktu √ 3 III Antusiasme Kelas 1. Siswa antusias √ 2. Guru antusias √ Keterangan Nilai : 1 = Kurang Baik 3 = Baik 2 = Cukup Baik 4 = Sangat Baik
4
4 4 4 4 4
4 4
4 4
Dari tabel di atas, aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilasksanakan oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model struktural mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat adalah memotifasi siswa, membimbing siswa menemukan konsep dan pengelolaan waktu. Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan metode ini diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin. Berikut adalah data hasil pengamatan perhatian siswa pada siklus III, terlihat pada table berikut ; Table .3.2 Perhatian Siswa Pada Siklus III
No Aspek Yang Diamati
Prosentase Per Aspek
1
Mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru
90,6
2
Membaca buku
98,6
3
Mengajukan pertanyaan
89,3
4
Menanggapi / menjawab pertanyaan
89,3
5
Melaksanakan tugas dalam kelompok
98,6
6
Menyajikan hasil pembelajaran / tugas-tugas
86,6
7
Merangkum pembelajaran
90,6
8
Mengerjakan tes evaluasi
93
Dari table di atas, aspek-aspek perhatian siswa yang diamati pada kegiatan belajar mengajar siklus III mendapatkan penilaian baik dari pengamat. Namun perlu ditingkatkan lagi agar mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel berikut: Tbel .3.3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
No
Uraian
Hasil Siklus III
1
Nilai Rata-Rata Tes Formatif
8,26
2
Jumlah Siswa Yang Tuntas Belajar
23
3
Prosentase Ketuntasan Belajar
92%
Dari tabel diatas, diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 8,26 dan ketuntasan belajar mencapai 92% atau ada 23 siswa dari 25 siswa sudah tuntas belajar dan 2 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sekitar 29% termasuk kategori tuntas. Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dikarenakan adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran kooperatif model struktural sehingga menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran kooperatif model struktural ini sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang telah diberikan.
c. Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran kooperatif model struktural. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik, meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi prosentase pelaksanaanya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2. Berdasrkan data hasil pengamatan diketahui siswa aktif dan lebih memperhatikan selama proses belajar mengajar berlangsung. 3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4. Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan. d. Refisi
Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran kooperatif model struktural dengan baik dan dilihat dari aktifitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar tersebut dapat dikatakan cukup berhasil. Maka tidak diperlukan refisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya dapat lebih baik sehin gga tujuan pembelajaran dapat tercapai. B. Pembahasan 1. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Melaui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual model pengajaran berbasis proyek / tugas memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II dan III) yaitu masing-masing 60%, 80% dan 92%. Pada sikllus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. 2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisa data, diperoleh aktifitas guru dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model struktural dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar sisiwa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. 3. Aktifitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktifitas siswa dalam proses pembelajaran SKI dengan menggunakan metode kooperarif model struktural dapat dikategorikan aktif / siswa antusias dalam mengikutinya. Selain itu perhatian siswa pada siklus I, II dan III terus mengalami peningkatan yaitu masing-masing 62,25%, 80,83% dan 89,66%. Sedangkan untuk aktifitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model struktural dengan baik. Hal ini terlihat dari aktifitas guru yang muncul
diantaranya aktifitas membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberikan umpan balik / evaluasi / Tanya jawab dimana prosentase untuk aktifitas di atas cukup besar.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Metode pembelajaran kooperatif model struktural dapat meningkatkan perhatian siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase perhatian siswa dalam setiap siklus yaitu siklus I (62,25%), siklus II (80,83%), dan siklus III (89,66%). 2. Dengan diterapkanya metode pembelajaran kooperatif model struktural penguasaan siswa terhadap materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dapat meningkat yang ditandai dengan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa. Prestasi belajar siswa yang dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas pada setiap tes formatif dalam setiap siklus yaitu siklus I (6,68), siklus II (7,48), siklus III (8,26).
B. Saran. Dari hasil penelitian yang diperoleh dan dari uraian-uraian sebelumnya, maka agar proses belajar mengajar Sejarah Kebudayaan Islam legih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model struktural memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan proses pembelajaran kontekstual
model pengajaran berbasis proyek /tugas dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan ketrampilan sehingga siswa berhasil dan mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebi lanjut karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di MIN Kalikurmo Kelas III semester II tahun pelajaran 2009/2010. 4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suhasrimi. 1991 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Rineka Cipta. Jakarta. Arikunto, Suhasrimi. 2006 Penelitian Tindakan Kelas Pt Bumi Aksara.
Jakarta.
Cahyani, Isah. 2009, Pembelajaran Bahasa Indonesia. Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Ismail. 2002, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Ra SAIL Media GROUP Kuntowijoyo. 2007, Islam Sebagai Ilmu. Tiara Wacana. Yogyakarta. An Nahlawi. Abdurrahman. 1992, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, di Sekolah dan Masyarakat. CV. Diponegoro. Bandung. Slavin, Robert. 1993, Cooperative Learning. John Hopkins University. Solihatin, Etin. Dan Raharjo. 2005 Cooperative learning. Jakarta. Bumi Aksara. ____________ Al-Qur`an dan Terjemah. Departemen Agama RI. PT Karya Toha Putra Semarang.
NAMA MAHASISWA
: SITI MIGHFAROH
NIM
: 11408143
PEMBIMBING
: Prof.Dr.H Budihardjo.M.Ag
ASS. PEMBIMBING
:
JUDUL
: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SKI MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STRUKTURAL DI MI NEGERI KALIKURMO KELAS III SEMESTER II TAHUN AJARAN 2009/2010
No
TANGGAL
ISI KONSULTASI
CATATAN PEMBIMBING / ASS. PEMBIMBING
PARAF
CATATAN:
Pembimbing
SETIAP KONSULTASI LEMBAR INI HARUS DIBAWA Prof.Dr.H Budihardjo.M.Ag DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: SITI MIGHFAROH
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/Tgl.lahir
: Kab.Semarang. 30 September 1971
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: Kalikurmo, Rt 02/Rw 02, Kec. Beringin, Kab. Semarang
Riwayat pendidikan
: 1. MI Islamiyah lulus tahun 1983 2. MTs Al-Islam Brinin lulus tahun 1986 3. PGAN lulus tahun 1989 4. DII IAIN Wali Songo Semarang lulus tahun 2001
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Salatiga, Agustus 2010 Penulis
Siti Mighfaroh
LAPORAN PELAKSANAAN PENELITIAN B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I
Standar Kompetensi Mampu mengenal, mengidentifikasi sejarah kelahiran dan sejarah kerasulan Nabi Muhammad SAW serta dapat mengambil ibrahnya.
Kmpetensi Dasar Mendeskripsikan peristiwa diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir dan menunjukkan bukti-bukti kerasulanya.
Indikator Pencapaian menceritakan kebiasaan Nabi Muhammad dalam bertafakur, menjelaskan proses turunya wahyuyang perama dan menyebutkan bukti-bukti kerasulan Nabi Muhammad SAW.
a) Tujuan Pembelajaran.
Siswa dapat menceritakan kebiasaan Nabi Muhammad SAW dalam bertafakur menjelang kenabian.
Siswa dapat menjelaskan proses turunya wahyu.
Siswa dapat menyebutkan tempat dan waktu turunya wahyu yang pertama.
Siswa dapa menyebutkan bukti-bukti kerasulan nabi Muhammad SAW.
b) Materi Ajar. Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai Rasul.
c) Metode Atau Langkah Pembelajaran. Pemberian tugas, demonstrasi, diskusi, ceramah, Tanya jawab dan lomba jawaban. d) Langkah-Langkah Pembelajaran. Kegiatan atau tugas sebelum masuk pelajaran : Pemberian tugas rumah kepada siswa secara berkelompok untuk mencari informasi dari buku atau orang tua atau guru mengaji atau yang lain mengenai proses turunya wahyu yang pertama dan mengenai bukti-bukti kerasulan NabI Muhammad SAW. b. Kegiatan awal
Pembukaan dengan salam dan do`a bersama.
Motifasi dan apersepsi serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
c. Kegiatan inti
Guru yang menyampaikan langkah-langkah kegiatan bersama-sama.
Guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk membeacakan hasil kerja mereka dan guru menuliskan poin-poin atau intinya di papan tulis.
Siswa diajak menelaa bersama-sama hasil kerja dari masing-masing kelompok.
Guru memberikan penjelasan seperlunya tentang materi pelajaran.
Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas.
Guru membimbing siswa untuk merumuskan atau membuat kesimpulan.
Siswa mencatat hasil kesimpulan.
d. Kegiatan akhir
Guru mengadakan lomba jawaban (dikerjakan secara kelompk) sebagai post test.
Guru memberikan evaluasi atau latihan soal.
Menutup pelajaran dengan do`a.
e) Alat dan Sumber. Alat
: Kapur, penghapus, lembar evaluasi, lembar pengamatan.
Sumber
: Buku SKI Kelas III, PT. Tiga Serangkai.
f) Penilaian. Teknik penilaian : ↔ Tes tertulis perkelompok. ↔ Tes tertulis perindividual. Tugas dan Evaluasi Untuk Kegiatan Pembelajaran SIklus I A. Tugas Untuk Kelompok (Dikerjakan Di Rumah) Carilah informasi (dari buku, orang tua, guru mengaji atau siapa saja) mengenai : 1. Kebiasaan Nabi Muhammad menjelang kenabianya. 2. Peristiwa turunya wahyu Allah yang pertama kepada Nabi Muhammad SAW (kapan dan dimana terjadinya dan surat apa) 3. Bukti-bukti kerasulan Nabi Muhammad SAW. B. Lomba Jawaban (Dikerjakan Secara Berkelompok Ketika KBM) 1. Kapan dan dimana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama? 2. Sebutkan 2 saja bukti-bukti kerasulan Nabi Muhammad SAW! 3. Apa kebiasaan yang dilakukan nabi menjelang turunya wahyu yang pertama? 4. apa yang dilakukan Siti Khodijah, setelah mendengar cerita Nabi Muhammad tentang hal yang dialaminya? 5. Mengapa Al-Qur`an dikatakan sebagai mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad?
C. Evaluasi (Untuk Perindividu) 1. Wayu pertama yang diterima Nabi Muhammad adalah surat… 2. Wahyu pertama tersebut turun tanggal…bulan… 3. Kejadian luar biasa yang dialami oleh para rasul disebut… 4. Peristiwa turunya wahyu yang pertama ini diperingati sebagai hari turunya Al-Qur`an yang disebut… 5. Keluar dari desa untuk menghindari kebiasaan buruk masyarakat jahiliyah disebut… 6. Arro`yus shodiqoh artinya… 7. Nabi dibela dadanya dan dibersihkan dari sifat tercela saat dalam asuhan Halimah adalah contoh…
8. Mukjizat terbesar Nabi Muhammad adalah… 9. Pendeta Nasrani yang mengetahui tanda-tanda kenabian Muhammad bernama… 10. Malaikat yang menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW adalah… LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PENGAMATAN PEMBELAJARAN METODE KOOPERATIF MODEL SRUKTURAL Nama Sekolah :MIN KALIKURMO Nama Guru : Surya Putra S.S.F Mata Pelajaran :Sejarah Kebudayaan Islam Hari/Tgl : Rabu, 12 Mei 2010 Sub Konsep :Muhammad diangkat sebagai Rasul Pukul : 08.35-10.00 Petunjuk: Berikut penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai : No. I
II III
Aspek yang diamati Pelaksanaan A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran B. Kegiatan inti 1. Menyampaikan langka kegiatan bersama siswa 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresentasikanya 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab antar siswa maupun kepada guru 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan atau menemukan konsep C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman 2. Memberikan evaluasi Pengelolaan Waktu Antusiasme Kelas 1. Siswa antusias 2. Guru antusias
Keterangan Nilai : 1 = Kurang Baik 2 = Cukup Baik 3 = Baik 4 = Sangat Baik
Ya
√
Penilaian Tidak 1 2
3
2
√
3
√
3
√
3
√
4
2
√
4
√
3
√ √ 2 √ √
2 3 Kalikurmo, 12 mei 2010 Pengamat
Surya Putra S.S.F LEMBAR PENGAMATAN PERHATIAN SISWA DALAM METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL SRUKTURAL Nama sekolah : MIN KALIKURMO Nama guru : Surya Putra Satria S.F Mata pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Hari/Tanggal : Rabu, 12 Mei 2010 Sub. Konsep : Nabi Muhammad diankat Pukul : 08.35-10.00 sebagai Rasul. Peunjuk : Aspek-aspek per kolom : 1. Mendenarkan atau memperhatikan penjelasan guru. 2. Membaca buku. 3. Menajukan pertanyaan. 4. Menanggapi atau menjawab pertanyaan. 5. Melaksanakan tugas dalam kelompok. 6. Menyajikan hasil pembelajaran. 7. Merangkum pembelajaran. 8. Mengerjakan tes evaluasi. Berikut penilaian anda dengan memberikan nilai pada kolom-kolom yang telah tersedia
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Muhammad Taufiq Sugiyanto Mei Sulistiyono Nurrokhim Kuyu Rahma A.S Eko Tri Widiyanto Abdul Kalim Heru Setiawan Novita Sari Cantika Putri Ririn Wulandari Hestinia Adi Putra M. Afid Asy`ari Dwi Supralistyo Agus Susanto M.Miftahul Anam Dewi Puspa Sari Eka Ramadhani
1 3 1 2 3 1 2 2 2 3 2 1 1 2 3 2 1 2 3
2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3
3 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2
4 3 1 2 1 2 1 2 1 3 1 1 1 2 1 3 2 3 1
5 2 2 1 1 2 2 2 1 1 3 2 2 3 2 2 2 3 3
6 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2
7 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1
8 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2
Jumlah
Aspek-Aspek
18 14 15 13 15 15 15 11 18 16 13 14 17 16 16 13 17 17
Ketera ngan Prosent ase perhati an siswa sebesar 62,52%
19 M.Maulana 20 M.Edi Sukandar 21 M.Slamed Fauzi 22 Susanti 23 Amalia Putri 24 Inayah Rahmawati 25 Khoirunnisa Prosentase Keterangan Nilai 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Kurang
2 2 2 1 2 3 2 66,7 7
2 3 2 2 2 3 2 86,7 7
2 1 1 2 1 2 2 48
2 1 1 1 2 2 2 56
2 2 1 3 3 1 1 2 2 2 1 2 3 2 2 3 3 2 1 1 2 2 1 3 2 1 1 1 70,6 53,3 46,6 72 6 3 6 Kalikurmo,1 2 Mei 2008 Pengamat Surya Putra Satria S.F
16 14 13 16 15 18 13 378
NILAI KOOPERATIF LEARNING PADA SIKLUS I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 T TT
Kel I II III IV V VI VII
VIII
Nama Muhammad Taufiq Sugiyanto Mei Sulistyono Nurrohim Kuyu Rahma A.S Eko Triwidiyanto Abdul Kalim Heru Setiawan Novita Sari Cantika Putri Ririn Wulandari Hestinia Adi Putra M. Afid Asy`ari Dwi Supralistyo Agus Susanto M.Miftahul Anam Dewi Puspa Sari Eka Ramadhani M.Maulana M.Edi Sukandar M.Slamed Fauzi Susanti Amalia Putri Inayah Rahmawati Khoirunnisa
Nilai UH I
Ket
8 T 6 TT 6 TT 7 T 7 T 6 TT 8 T 6 TT 7 T 7 T 5 TT 7 T 7 T 7 T 6 TT 8 T 6 TT 6 TT 7 T 6 TT 7 T 6 TT 7 T 7 T 7 T : Tuntas : Tidak tuntas
Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Skor maksimal ideal Skor tercapai Rata-rata skor tercapai
: 15 : 10 : 250 :167 : 6,68
Prosentase ketuntasan
: 60%
Nilai Untuk Ket 0,6 0,5 0,4 0,6 0,61 0,4 0,5 0,5 0,6 0,7 0,5 0,4 0,5 0,5 0,5 0,6 0,5 0,5 0,6 0,5 0,4 0,5 0,5 0,4 0,3
Nilai Kelompok 1,5
1,4 1,6 1,6 1,5 1,6 1,5
1,8
C. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Satuan pendidikan
: MIN KALIKURMO
Mata pelajaran
: Sejarah Kebudayaan Islam
Pokok bahasan
: Dakwah Nabi Muhammad SAW
Waktu
: 2 jam pelajaran
Putaran atau siklus
: II
Standar Kompetensi Kemampuan mengenal, mengidentifikasi sejarah kelahiran dan sejarah kerasulan Nabi Muhammad SAW serta dapat mengambil ibrahnya.
Kompetensi Dasr Mendeskripsikan peristiwa diutusnya nabi Muhammad SAW dalam menyiarkan agama islam.
Indikator Penyampaian Menjelaskan cara Nabi Muhammad SAW berdakwah, menyebutkan para sahabat yang pertamakali masuk agama islam, dan meneladani kebijaksanaan Nabi ketika berdakwah.
2. Tujuan pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan cara Nabi Muhammad SAW dalam berdakwah.
Siswa dapat menyebutkan para sahabat yang pertamakali masuk islam.
Siswa dapat meneladani cara nabi yang bijaksana ketika berdakwah.
3. Materi Ajar Dakwah Nabi Muhammad. 4. Metode Atau Langkah Pembelajaran Penguasaan, demonstrasi, ceramah, dan Tanya jawab. 5. Langka-Langkah Pembelajaran. a. kegiatan atau tugas sebelum masuk jam pelajaran : pemberian tugas rumah kepada siswa secara berkelompok agar menghafalkan teks sosiodrama. Perkelompok terdiri dari 3 orang. 1) Kegiatan awal
Pembukaan dengan salam dan do`a.
Motivasi dan appersepsi serta menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan inti
Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan bersama-sama.
Guru memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk mendemonstrasikan naskah teks drama yang telah diberikan.
Siswa diajak menelaah bersam-sama mengenai isi teks drama.
Guru menjelaskan materi pelajaran.
Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas.
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan kemudian siswa mencatat kesimpulan tersebut.
3) Kegiatan akhir
Guru memberikan pertanyaan rebutan (untuk per kelompok) sebagai post tes.
Guru memberikan evaluasi atau latihan soal untuk perindividu.
Menutup pelajaran dengan do`a
6. Alat dan Sumber Alat
: kapur, penghapus, naskah atau teks drama, lembar evaluasi, lembar pengamatan.
Sumber
: Buku SKI kelas III, PT. Tiga Serangkai.
7. Penilaian. Teknik penilaian :
Tes lisan per kelompok
Tes tertulis per ndividu
TUGAS DAN EVALUASI UNTUK KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS II A. Tugas Untuk Kelompok (Dikerjakan di Rumah) Siswa diberikan tugas untuk berlatih memerankan tkoh dalam naskah teks drama yang telah diberikan secara berkelompok. B. Pertanyaan Rebutan (Untuk Per Kelompok) 1. apa yang dilakukan Nabi setelah turun wahyu Allah yang kedua (Al-Mudatsir ayat 1-7)? 2. Mengapa pada masa awal islam Nabi berdakwah secara sir? 3. Apakah yang dimaksud Assabiqunalawwalun itu? 4. Mengapa Abu Lahab dilaknat oleh Allah? Dan surat apakah yang menerangkan hal itu? 5. Apakah yang dilakukan Nabi setelah turnya wahyu Q.S. Al-Hijr : 94? 6. Bagaimana anggapan masyarakat Arab (Makah) atas dakwah permulaan Nabi? 7. Sebutkan nama orang yang pertamakali masuk islam dari golongan budak?
8. Mengapa Ali bin Abi Thalib dikatakan ASSABIQUNALAWWALUN? 9. Mengapa Al-Arqam disebut Darul Arqam?
C. Evaluasi (Untuk Per Individu) 1. Jarak antara wahyu pertama dan kedua adalah…hari. 2. Menyiarkan Islam secara sembunyi-sembunyi disebut dengan dakwah secara… 3. Nabi melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi setelah turun surat… ayat… sampai… 4. Dakwah secara jahr artinya… 5. Nabi melakukan dakwah secara jahr setelah turun surat… ayat… 6. orang yang pertama kali masuk agama islam dari golongan wanita adalah… 7. orang-orang atau golongan yang pertamakali masuk islam dari golongan wanita adalah… 8. Orang yang dilaknat Allah karena selalu menghalang-halangi dakwah Nabi adalah… 9. Zaid bin Haritz dan Ummu Aiman adalah orang yang pertamakali masuk islam dari golongan… 10. Sasaran dakwah secara sembunyi-sembunyi yang dilakukan Nabi adalah…
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PENGAMATAN PEMBELAJARAN METODE KOOPERATIF MODEL SRUKTURAL Nama Sekolah :MIN KALIKURMO Nama Guru : Surya Putra S.S.F Mata Pelajaran :Sejarah Kebudayaan Islam Hari/Tgl : Rabu, 19 Mei 2010 Sub Konsep :Muhammad diangkat sebagai Rasul Pukul : 08.35-10.00 Petunjuk: Berikut penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai : Penilaian No. Aspek yang diamati Ya Tidak 1 2 3 4 I Pelaksanaan A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa √ 3 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ 4 B. Kegiatan inti 1. Menyampaikan langkah kegiatan bersama siswa √ 4 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan √ 4 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresentasikanya √ 3 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab antar siswa maupun kepada guru √ 4 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan atau menemukan konsep √ 3 C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman √ 4 2. Memberikan evaluasi √ 4 II Pengelolaan Waktu √ 3 III Antusiasme Kelas 1. Siswa antusias √ 4 2. Guru antusias √ 4 Keterangan Nilai : 1 = Kurang Baik Kalikurmo, 19 mei 2010 2 = Cukup Baik Pengamat 3 = Baik 4 = Sangat Baik Surya Putra S.S.F
LEMBAR PENGAMATAN PERHATIAN SISWA DALAM METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL SRUKTURAL Nama sekolah : MIN KALIKURMO Nama guru : Surya Putra S.S.F Mata pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Hari/Tanggal : Rabu, 19 Mei 2010 Sub. Konsep : Nabi Muhammad diankat Pukul : 08.35-10.00 sebagai Rasul. Peunjuk : Aspek-aspek per kolom : 1. Mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru. 2. Membaca buku. 3. Mengajukan pertanyaan. 4. Menanggapi atau menjawab pertanyaan. 5. Melaksanakan tugas dalam kelompok. 6. Menyajikan hasil pembelajaran. 7. Merangkum pembelajaran. 8. Mengerjakan tes evaluasi.
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Muhammad Taufiq Sugiyanto Mei Sulistiyono Nurrokhim Kuyu Rahma A.S Eko Tri Widiyanto Abdul Kalim Heru Setiawan Novita Sari Cantika Putri Ririn Wulandari Hestinia Adi Putra M. Afid Asy`ari Dwi Supralistyo Agus Susanto M.Miftahul Anam Dewi Puspa Sari Eka Ramadhani M.Maulana M.Edi Sukandar M.Slamed Fauzi Susanti
1 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3
2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3
3 2 1 1 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2
4 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 3 2 3 2 2 3 1 2
5 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3
6 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2
7 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3
8 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3
Jumlah
Aspek-Aspek
22 16 16 23 18 19 23 18 22 22 16 18 19 24 21 11 19 20 20 20 17 21
Keter angan Prose ntase perha tian siswa sebes ar 80,83 %
23 Amalia Putri 24 Inayah Rahmawati 25 Khoirunnisa Prosentase Keterangan Nilai 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Kurang
2 3 3 82,6 7
3 2 2 89.3 3
1 2 3 69,3 3
2 3 3 78,6 7
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 89,3 73,3 81,3 82, 3Kalikurmo, 3 213Mei 2008 66 Pengamat
Surya Putra S.S.F
17 18 19 479
NILAI KOOPERATIF LEARNING PADA SIKLUS II
Nama Muhammad Taufiq
I II III IV
Sugiyanto Mei Sulistyono Nurrohim Kuyu Rahma A.S Eko Triwidiyanto Abdul Kalim Heru Setiawan Novita Sari Cantika Putri Ririn Wulandari Hestinia Adi Putra
V
M. Afid Asy`ari Dwi Supralistyo Agus Susanto M.Miftahul Anam
VI VII
VIII
Dewi Puspa Sari Eka Ramadhani M.Maulana M.Edi Sukandar M.Slamed Fauzi Susanti Amalia Putri Inayah Rahmawati
Khoirunnisa
8 6 6 7 7 6 8 6 7 7 5 7 7 7 6 8 6 6 7 6 7 6 7 7 7
Nilai UH II 9 7 7 9 6 7 9 7 8 8 6 7 8 10 7 6 7 8 8 8 6 8 6 7 8
T T T T TT
(8+9):2=8,5 (6+7):2=6,5 (6+7):2=6,5 (7+9):2=8,0 (7+6):2=6,5 (6+7):2=6,5 T (8+9):2=8,5 T (6+7):2=6,5 T (7+8):2=7,5 T (7+8):2=7,5 TT (5+6):2=5,5 (7+7):2=7,0 T (7+8):2=7,5 T (7+10):2=8,5 T (6+7):2=6,5 TT (8+6):2=7,0 T (6+7):2=6,5 (6+8):2=7,0 T (7+8):2=7,5 T (6+8):2=7,0 T (7+6):2=6,5 T (6+8):2=7,0 TT (7+6):2=6,5 T (7+7):2=7,0 (7+8):2=7,5
T TT
: Tuntas : Tidak tuntas
Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Skor maksimal ideal Skor tercapai Rata-rata skor tercapai
: 20 :5 : 250 :187 : 7,48
Prosentase ketuntasan
: 80%
Nilai Untuk Ket 0,5 0,5 1,5 0,5 0,6 0,4 1,4 0,4 0,5 0,5 1,6 0,7 0,6 0,6 1,6 0,5 0,6 0,4 1,5 0,6 0,6 0,5 1,6 0,6 0,7 0,5 1,5 0,6 0,6 0,4 1,8 0,5 0,3
Nilai Klompok
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kel
Nilai Akhir Ket
No.
Nlai UH I
3,0 2,8 3,3 3,3 3,1 3,3 3,3
3,4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III
Satuan pendidikan
: MIN Kalikurmo
Mata pelajaran
: sejarah Kebudayaan Islam
Pokok bahasan
: Kerasulan Nabi Muhammad SAW dan Dakwahnya.
Waktu
: 2 jam pelajaran
Putaran atau siklus
: III
Standar Kompetensi Kemampuan mengenal, mengidentifkasi sejarah kelahiran dan sejarah krasulan Nabi Muhammad SAW serta dapat mengambil ibrahnya.
Kompetensi dasar Mendeskripsikan peristiwa diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, menunjukkan bukti-bukti kerasulanya dan menjelaskan kegiatan nabi dalam berdakwah.
Indikator pencapaian Menjelaskan proses turunya wahyu, menyebutkan tempat dan waktu turunya wahyu yang pertama, menyebutkan bukti-bukti kerasulan nabi, menjelaskan cara nabi berdakwah dan menyebutkan para sahabatnya yang masuk islam pertamakali.
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan proses turunya wahyu yang pertama serta menyebutkan waktu dan tempatnya.
Siswa dapat menyebutkan bukti-bukti kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Siswa dapat menjelaskan cara nabi berdakwah.
Siswa dapat menyebutkan para sahabat nabi yang masuk islam pertamakali.
2. Materi Ajar Kerasulan Nabi Muhammad SAW. 3. Metode atau Langkah Pembelajaran Penugasan, demonstrasi, Tanya jawab dan lomba jawaban. 4. Langka-Langkah Pembelajaran a. kegiatan awal.
Pembukaan dengan salam dan do`a bersama.
Motivasi dan apersepsi.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan inti.
Guru menyampaikan langkah-langkah kepada siswa.
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku paket SKI (per kelompok)
Guru membimbinmg siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompoknya.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab.
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal secara berkelompok.
Jawaban masing-masing kelompok dilombakan secara lisan.
c. Kegiatan akhir.
Siswa mencatat hal-hal penting.
Guru memberikan evaluasi atau latihan soal untuk per individu.
Menutup pelajaran dengan do`a.
5. Alat dan Sumber Alat
: Kapur, penghapus, lembar evaluasi dan lembar pengamatan.
Sumber
: Buku SKI kelas III, PT. Tiga Serangkai.
6. Alat dan Sumber Teknik penilaian
: - Lomba jawaban perkelompok -Tes tertulis perindividu
TUGAS DAN EVALUASI UNTUK KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS III B. Tugas Untuk Kelompok (Dikerjakan di Kelas) 1. Apa kebiasaan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW menjelang turunya wahyu yang pertama? 2. Mengapa setiap tanggal 17 Ramadhan diperingati/diadakan Nuzulul Qur`an? 3. Mengapa Al-Qur`an dikatakan sebagai mukjizat Nabi Muhammad yang terbesar? 4. Sebutkan bukti-bukti kerasulan Nabi Muhammad? 5. Surat dan ayat berapakah wahyu yang pertamakali diterima Nabi Muhammad? 6. Surat dan ayat berapakah wahyu yang kedua diterima Nabi Muhammad? 7. Apakah perbedaan antara dakwah secara sir dakwah secara jahr itu? 8. Bagaimana tanggapan masyarakat Arab atas dakwah Nabi Muhammad diawal-awal Islam? 9. Apa yang kamu ketahui tentang Assabikunal Awwalun? Sebutkan 5 saja orang yang yang termasuk Assabikunal Awwalun tersebut ! 10. Mengapa Abu Lahhhab dilaknat oleh Allah? Dan dalam surat apakah yang menerangkan hal tersebut?
C. Soal-Soal Untuk per Individu 1. Keluar dari desa untuk menghindari hal yang buruk masyarakat jahiliyah disebut … . 2. Wahyu pertama yang turun adalah Qur`an surat … ayat … .
3. Wahyu yang pertama turun pada tanggal … bulan … . 4. Kejadian luarbiasa yang terjadi bagi Rosul disebut … . 5. Arro`yus Shodiqoh artinya … . 6. Saudara sepupu Siti Khodijah yang Ahli Kitab Injil dan Taurat bernama … . 7. Pada waktu menerima wahyu pertama nabi pada usia … . 8. Peristiwa turunya wahyu pertama diperingati sebagai hari … . 9. Pendeta Nasrani yang mengetahui tanda-tanda kenabian Muhammad bernama … . 10. Malaikat yang menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad adalah … . 11. Wahyu kedua yang diterima Nabi adalah surat … ayat … . 12. Isi wahy kedua itu memerintahkan agar Nabi segera … . 13. Menyiarkan Islam secara sembunyi-sembunyi ddisebut … . 14. Menyiarkan Islam secara terang-terangan disebut … . 15. Sasaran dakwah Nabiscara sembunyi-sembunyi adalah … . 16. Orang-orang yang pertamakali masuk Islam disebut … . 17. Al-Mudatsir artinya … . 18. Golongan dewasa laki-laki yang pertamakali masuk Islam adalah … . 19. Q.S Al-lahab berisi tentang laknat Allah kepada … . 20. Dakwah secara terang-terangan dilakukan Nabi setelah turun Qur`an surat … ayat … .
LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN PENGAMATAN PEMBELAJARAN METODE KOOPERATIF MODEL SRUKTURAL Nama Sekolah :MIN KALIKURMO Nama Guru : Surya Putra S.S.F Mata Pelajaran:Sejarah Kebudayaan Islam Hari/Tgl : Rabu, 26 Mei 2010 Sub Konsep :Kerasulan Muhammad & Dakwahnya Pukul : 08.35-10.00 Petunjuk: Berikut penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai : Penilaian No. Aspek yang diamati Ya Tidak 1 2 3 4 I Pelaksanaan A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa √ 3 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ 4 B. Kegiatan inti 1. Menyampaikan langkah kegiatan bersama siswa √ 4 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan √ 4 3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresentasikanya √ 4 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jawab antar siswa maupun kepada guru √ 4 5. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan atau menemukan konsep √ 3 C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman √ 4 2. Memberikan evaluasi √ 4 II Pengelolaan Waktu √ 3 III Antusiasme Kelas 1. Siswa antusias √ 4 2. Guru antusias √ 4 Keterangan Nilai : 1 = Kurang Baik 2 = Cukup Baik 3 = Baik 4 = Sangat Baik
Kalikurmo, 26 mei 2010 Pengamat Surya Putra S.S.F
LEMBAR PENGAMATAN PERHATIAN SISWA DALAM METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL SRUKTURAL
Nama sekolah : MIN KALIKURMO Nama guru : Surya Putra S.S.F Mata pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Hari/Tanggal : Rabu, 26 Mei 2010 Sub. Konsep : Kerasulan Muhammad dan Pukul : 08.35-10.00 Dakwahnya. Peunjuk
:
Aspek-aspek per kolom : 1. Mendenarkan atau memperhatikan penjelasan guru. 2. Membaca buku. 3. Menajukan pertanyaan. 4. Menanggapi atau menjawab pertanyaan. 5. Melaksanakan tugas dalam kelompok. 6. Menyajikan hasil pembelajaran. 7. Merangkum pembelajaran. 8. Mengerjakan tes evaluasi.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Muhammad Taufiq Sugiyanto Mei Sulistiyono Nurrokhim Kuyu Rahma A.S Eko Tri Widiyanto Abdul Kalim Heru Setiawan Novita Sari Cantika Putri Ririn Wulandari Hestinia Adi Putra M. Afid Asy`ari Dwi Supralistyo Agus Susanto M.Miftahul Anam Dewi Puspa Sari Ramadhani Eka M.Maulana M.Edi Sukandar
1 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3
4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2
7 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
Jumlah
Aspek-Aspek
24 21 19 24 24 21 24 22 24 24 19 22 24 24 23 21 21 21 22 22
Keter angan Prose ntase perha tian siswa sebes ar 89,66 %
21 22 23 24 25
M.Slamed Fauzi Susanti Amalia Putri Inayah Rahmawati Khoirunnisa
Keterangan Nilai 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Kurang
3 3 2 3 3 90,6 6
3 3 2 3 3 98,6 6
3 3 2 3 3 89,3 3
3 2 3 3 3 89,3 3
3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 98,6 86,6 90,6 93, 6 6 6 33 Kalikurmo, 26 Mei 2008 Pengamat
Surya Putra S.S.F
23 19 19 22 23 552
NILAI KOOPERATIF LEARNING PADA SIKLUS III
Nama
Muhammad Taufiq
I II III IV
Sugiyanto Mei Sulistyono Nurrohim Kuyu Rahma A.S Eko Triwidiyanto Abdul Kalim Heru Setiawan Novita Sari Cantika Putri Ririn Wulandari Hestinia Adi Putra
V
M. Afid Asy`ari Dwi Supralistyo Agus Susanto M.Miftahul Anam
VI VII VII I
Dewi Puspa Sari Eka Ramadhani M.Maulana M.Edi Sukandar M.Slamed Fauzi Susanti Amalia Putri Inayah Rahmawati
Khoirunnisa
10 8 7,5 9 7 8 9 7,5 10 10 6 8,5 9 9 8 8 8 8 9 9 7 7 6 9 9
T T T T T T T T T T TT
(8+9+10):3=9,0 (6+7+8):3=7,0 (6+7+7,5):3=6,8 (7+9+9):3=8,3 (7+6+7):3=6,67 (6+7+8):3=7,0 (8+9+9):3=8,6 (6+7+7,5):3=6,8 (7+8+10):3=8,3 (7+8+10):3=8,3 (5+6+6):3=5,6 (7+7+8,5):3=7,5 T (7+8+9):3=8,0 T (7+10+9):3=8,6 T (6+7+8):3=7,0 T (8+6+8):3=7,3 T (6+7+8):3=7,0 T (6+8+8):3=7,3 T (7+8+9):3=8,0 T (6+8+9):3=7,6 T (7+6+7):3=6,6 T (6+8+7):3=7,0 TT (7+6+6):3=6,3 T (7+7+9):3=7,6 (7+8+9):3=8,0
T
: Tuntas
TT Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Skor maksimal ideal Skor tercapai
: Tidak tuntas : 23 :2 : 250 :206,5
Rata-rata skor tercapai Prosentase ketuntasan
: 8,26 : 92%
NilaiUntuk Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kel
Nilai Akhir Ket
No.
Nlai UH III
1,0 0,4 0,4 0,5 0,6 0,5 1,0 0,4 0,7 0,3 0,5 0,7 0,6 0,5 0,5 0,5 0,6 0,5 0,6 0,5 0,4 0,4 0,4 0,3 0,4
Nilai Klompok Siklus II
Siklus I
Total
1,5
1,5
4,8
1,4
1,4
4,4
1,4
1,6
4,1
1,7
1,6
4,8
1,6
1,5
4,7
1,7
1,6
4,9
1,8
1,5
4,9
1,8
1,5
4,8