Sistem Simulator Kota Berbasis Konsep Permainan Sim City 2013 sebagai Alat Pengambilan Keputusan dalam Pengelolaan Kota Zulfikar Dinar Wahidayat Putra1 1Mahasiswa
S1Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada
Abstract Smart city is an emerging concept in the city management by using computing technologies to make particular services and infrastructure of a city more intelligent, interconnected, and efficient. But in this time, city management is done by conventional technique and method. Therefore, city management is far from efficiency and effectiveness principles. This is the background of the born of modern technique and method of city management. One of the modern technique and method of city management is city simulator system. The representative of city simulator system is Sims City 2013 game. Developed from the game, city simulator system is a system based on the integration of software, network, and database system. Software is used as calculating tool and analysis for online data entering. Network is used to connect database system with the software. Database system is all data variable which is needed for city planning and management. This system has same principal with conventional city planning and management, only this system will run all of the conventional city planning and management automatically. Through comparing and developing the game concept with the real world condition, this paper aims to view the adaptation potency of Sim City 2013 game concept into the real world. Keywords: Smart city, City simulator system, Software, Network, Database system
1. Latar Belakang Pada saat ini, pengelolaan kota di Indonesia masih dilakukan dengan cara konvensional, yakni dengan menggunakan alur kerja yang seluruhnya dikerjakan secara manual. Kegiatan tersebut membutuhkan waktu dan biaya serta belum tentu juga akan memberikan keluaran dan dampak yang baik dan sukses bagi sebuah kota. Hal tersebut sangat jauh dari prinsip efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan kota. Dewasa ini, muncul berbagai gagasan mengenai model pengelolaan dan perencanaan kota yang lebih modern, sejalan dengan konsep smart city. Smart city merupakan konsep pengelolaan kota dengan menggunakan teknologi komputasi yang terintegrasi sebagai alat pengambilan keputusan yang lebih efisien dan efektif (Washburn et al., 2010). Model pengelolaan kota berbasis konsep smart city mengharuskan sebuah kota untuk menggunakan teknologi terkini di dalam melakukan pembangunan dan pelayanan di dalam kota (Institut Investasi Indonesia, 2013). Namun, bukan itu saja, perangkat pengelola kota juga harus berintegrasi di dalam mengelola kota untuk Dipresentasikan dalam Seminar Nasional “Smart City: Solusi untuk Permasalahan Perkotaan di Indonesia?”, diselenggarakan di Yogyakarta, tanggal 1 Maret 2014. Kontak: Zulfikar Dinar Wahidayat Putra, Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota UGM, Jl. Griya Prima Barat IV No.162 RT.05/RW.19 Desa Belangwetan, Klaten Utara, Klaten e-mail:
[email protected]
mengelola teknologi yang ada. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa sistem simulator kota merupakan alat yang sangat penting dalam penerapan konsep smart city pada pengelolaan kota. Salah satu konsep simulator kota yang telah ada terdapat di dalam permainan komputer, yakni Sim City. Permainan ini merupakan bentuk representasi dari sebuah pengelolaan kota. Melalui permainan ini pengguna dapat melakukan simulasi berbagai keputusan di dalam sebuah kota. Melalui simulasi tersebut, pengguna dapat melihat dampak dari keputusan yang telah diambil terhadap kondisi kota. Konsep dari permainan inilah yang dapat diadaptasi ke dalam dunia nyata. Tulisan ini akan membahas tentang potensi adaptasi konsep simulasi kota yang terdapat pada permainan tersebut ke dalam pengelolaan kota di dunia nyata. 2. Sistem Simulator Kota dengan Konsep Sim City 2013 Permainan Sim City merupakan permainan komputer yang dikembangkan oleh EA games, sebuah perusahaan pengembang permainan komputer dan telepon genggam yang berbasis di Amerika Serikat. Sim City sebenanya telah dikembangkan sejak tahun 1989 dan semakin berkembang hingga kini. Pada tahun 2013, EA games melepas permainan Sim City yang terbaru, yakni Sim City 2013. Permainan Sim City 2013 memiliki fitur-fitur yang hampir mendekati pengelolaan kota dalam dunia nyata serta
SMART CITY: Solusi Permasalahan Perkotaan di Indonesia?
1
didukung dengan teknologi yang semakin canggih. Hal inilah yang melatarbelakangi mengapa konsep permainan Sim City 2013 diambil sebagai basis adaptasi simulator kota dalam dunia nyata. Secara umum, Sim City 2013 memiliki 3 komponen utama dalam mengendalikan permainan, yakni region, control panel,dan data maps. Region merupakan wilayah yang memiliki karakteristik tertentu yang di dalamnya akan dibangun kota-kota dengan spesialisasi tertentu. Control panel merupakan panel-panel yang berfungsi untuk mengendalikan permainan. Control panel ini meliputi budget panel, population panel, dan development panel. Budget panel berfungsi sebagai alat untuk memperlihatkan kondisi keuangan kota secara menyeluruh serta kebijakan-kebijakan mengenai keuangan, seperti pajak dan investasi. Population panel berfungsi sebagai alat untuk menunjukkan jumlah penduduk wilayah dan kota serta jumlah pengunjung yang masuk ke dalam kota. Selain itu, panel tersebut juga merangkum informasi mengenai pekerja dan pembelanja di dalam kota. Sedangkan development panel berfungsi sebagai alat untuk membangun berbagai macam sarana dan prasarana di dalam kota. Di dalam panel tersebut juga terdapat para penasehat kota sesuai dengan bidangnya masing-masing. Development panel terdiri dari roads, zones, power, water, sewage, government, waste disposal, fire, health, police, education, mass transit, parks, dan disaster. Komponen-kompoen tersebut merupakan komponen kunci dalam membangun sebuah kota dalam Sim City 2013. Selanjutnya, data maps merupakan lapisan-lapisan peta yang merepresentasikan data-data sesuai dengan kondisi kota secara aktual. Pada dasarnya, data maps merupakan representasi dari hasil keputusan yang diambil dalam pembangunan kota. Secara umum, data maps terdiri dari 7 komponen, yakni population, zoning, utilities, public institution, pollution, traffic dan specializations. Berikut rincian komponen peta masing-masing data maps: Tabel 1. Komponen Data Maps. Kategori Komponen 1. Population 2. Zoning 3. Utilities 4. Public Institutions -
Komponen Peta Population Happiness Density Residential Commercial Industrial Land value Industrial tech Power Water Sawage Waste disposal Fire risk Health
- Crime - Education 5. Pollution - Germs - Air pollution - Ground pollution - Wind - Radiation 6. Traffic - Bus - Streetcars - Trains - Boat 7. Specializations - Coal - Ore - Oil - Trade - Tourist Sumber: Permainan Sim City 2013
Peta-peta di atas disajikan secara aktual dan langsung dipertunjukkan dalam kondisi spasial. Berdasarkan data maps, pengguna dapat mengetahui kondisi kota secara aktual, jelas, dan nyata, sehingga memudahkan pengguna untuk mengambil keputusan dalam pembangunan kota selanjutnya. Namun demikian, komponen-komponen di atas merupakan komponen yang terdapat di dalam sebuah permainan yang bersifat semu. Maka dari itu, perlu adanya pembandingan komponen-komponen di atas kondisi di dunia nyata untuk mengetahui transformasi permainan ke dunia nyata. Berikut merupakan perbandingan komponen permaian Sim City 2013 dengan kondisi di dunia nyata: Tabel 2. Perbandingan Unsur Komponen-Komponen Utama Permainan Sim City 2013 dengan Kondisi di Dunia Nyata Komponen Permainan Dunia Nyata - Region - Wadah - Wadah pembangunan pembangunan kota dengan kota dan desa spesialisasi yang saling tertentu yang terkait yang didukung dengan didukung dengan informasi fisik seluruh informasi digital mengenai fisik manual topografi dan wilayah yang sumber daya lengkap alam di dalam tanah - Control - Panel-panel - Panel ini Panel digital yang berwujud hasil berfungsi untuk representasi data mengendalikan berupa tabel dan permainan, grafik manual. meliputi budget, Sedangkan untuk population, dan development development panel, berwujud panel. representasi hasil pemikiran dan musyawarah - Data Maps - Lapisan-lapisan - Berwujud hasil peta digital yang analisis data-data merepresentasik manual kondisi
an data-data sesuai dengan kondisi kota secara aktual dan langsung dapat dilihat dalam software.
kota yang dimiliki tiap instansi pemerintah (sesuai bidangnya) dan direpresentasikan dalam peta manual yang dipebaharui dalam kurun waktu tertentu
Sumber: Analisis Penyusun, 2014
Berdasarkan perbandingan di atas, perlu adanya adaptasi komponen-komponen permainan Sim City 2013 di dalam dunia nyata. Di dalam dunia nyata, konsep dalam permainan tersebut selanjutnya dinamakan sebagai sistem simulator kota. Berdasarkan adaptasi dari konsep permainan Sim City 2013 di atas, sistem simulator kota adalah sistem yang berdasar pada integrasi dari 3 komponen utama, yakni software, network, dan database system. Software berfungsi sebagai alat penghitung, analisis, representasi, monitoring, dan simulasi data-data yang dimasukkan dari database system melalui network. Database system adalah kumpulan dari seluruh data variable yang dibutuhkan dalam pengelolaan kota. Network berfungsi sebagai penghubung antara software dan database system. Software yang dimaksud adalah software dapat digunakan untuk melakukan simulasi. Software ini dapat berbentuk perangkat lunak yang berbasis GIS (Geographic Information System) maupun sistem dalam permainan Sim City 2013. Di dalam software tersebut tentunya sudah terdapat referensi geografi peta dasar kota dan wilayah yang lebih luas secara digital. Software ini akan dibagi menjadi 2, yakni software utama dan software sekunder. Software utama merupakan software yang berfungsi untuk melakukan penghitungan hingga simulasi data. Software sekunder berfungsi sebagai alat untuk melakukan input data pada tiap instansi kota. Sementara itu, Database system yang dimaksud adalah data-data yang berasal dari instansi kota yang menangani suatu bidang tertentu dalam pembangunan kota. Sedangkan, network yang dimaksud adalah jaringan dalam bentuk apapun yang dapat menghubungkan antara database system dengan software utama. Network ini dapat berupa internet maupun intranet. Sistem inilah yang merupakan salah satu bentuk teknik dan metode baru dalam pengelolaan kota berbasis smart city. 3. Transformasi ke Dunia Nyata Secara teknis, dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Kota terdapat
aturan utama dalam penataan kota. Secara umum, aturan ini dibagi 2 aspek, yakni aturan tentang struktur dan pola ruang kota. Secara detail, muatan masing-masing aspek adalah sebagai berikut: Tabel 3. Muatan Struktur Ruang dan Pola Ruang Struktur Ruang Pola Ruang 1. Prasarana Utama 1. Kawasan Lindung - Jaringan transportasi - Hutan Lindung darat (jalan, kereta api, - Kawasan penyangga dan ASDP) - Kawasan - Jaringan transportasi perlingungan laut (alur pelayaran setempat dan pelabuhan laut) - Ruang terbuka hijau - Jaringan transportasi - Kawasan cagar udara (ruang udara di budaya dan suaka atas bandara dan di alam sekitar bandara serta - Kawasan rawan bandar udara bencana - Kawasan lindung lainnya 2. Prasarana Lainnya - Sistem jaringan listrik - Sistem jaringan telekomunikasi - Sistem jaringan sumber daya air - Infrastruktur dasar kota (SPAM, SPAL, sistem persampahan, drainase, ruang pejalan kaki, jalur evakuasi bencana, dan penyediaan sarana prasaran lainnya)
2. Kawasan Budidaya - Perumahan - Perdagangan dan jasa - Perkantoran - Industri - Pariwisata - Ruang terbuka non hijau - Ruang evakuasi bencana - Ruang sektor informal - Sarana peruntukkan lainnya, yakni pertanian, pelayanan umum (pendidikan, kesehatan, peribadatan), pertambangan, militer dan lainnya.
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Kota
Aspek-aspek penataan kota di atas harus dipatuhi dalam perencanaan dan pengelolaan kota. Sehingga aspek-aspek tersebut harus disediakan oleh pengelola kota. Sementara itu, permainan Sim City 2013 juga memiliki aspek-aspek yang diwakili dalam data maps, seperti yang dijelaskan sebelumnya. Aspek-aspek tersebut hampir memiliki kesamaan dengan peraturan di atas. Namun demikian terdapat beberapa komponen yang belum dimiliki oleh permainan Sim City 2013 seperti yang diatur dalam peraturan di atas. Berikut merupakan kekurangan aspek dalam permainan Sim City 2013:
3
Tabel 4. Aspek dalam Struktur Ruang dan Pola Ruang yang Belum terdapat dalam Permainan Sim City 2013 Struktur Ruang Pola Ruang 1. Prasarana Utama 1. Kawasan Lindung - Jaringan transportasi laut (alur pelayaran dan pelabuhan laut) - Jaringan transportasi udara (ruang udara di atas bandara dan di sekitar bandara serta bandar udara 2. Prasarana Lainnya 2. Kawasan Budidaya - Sistem jaringan - Ruang terbuka non telekomunikasi hijau - Infrastruktur dasar - Ruang evakuasi kota (ruang pejalan bencana kaki, jalur evakuasi - Ruang sektor bencana, dan informal penyediaan sarana - Sarana peruntukkan prasaran lainnya) lainnya, yakni pelayanan umum (peribadatan) Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Kota dan Analisis Penyusun, 2014
Berdasarkan kekurangan aspek di atas, perlu adanya adaptasi secara teknis dalam kelengkapan aspek-aspek pengelolaan kota permainan Sim City 2013 di dunia nyata. Kemudian, secara kelembagaan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) merupakan instansi yang terdapat di dalam kota yang bertugas untuk mengelola perencanaan dan pembangunan kota. Dalam mengelola kota, BAPPEDA membutuhkan data dari satuan kerja perangkat kota (SKPK), data-data inilah yang menjadi bahan dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan arah pembangunan kota. Sementara itu, berdasarkan pengembangan konsep permainan Sim City 2013, sistem simulator kota terdiri dari 3 komponen utama, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Komponen-komponen inilah yang harus diadaptasi dalam dunia nyata. Karena tugas pengelolaan kota diberikan kepada BAPPEDA, maka software utama dikelola oleh instansi tersebut. Kemudian, SKPK yang ada di pemerintah kota merupakan database system yang terintegrasi untuk menyuplai data pendukung yang diperlukan oleh BAPPEDA. Data-data yang diberikan oleh SKPK harus selalu diperbaharui dan dilaporkan secara aktual. Sedangkan untuk melaporkan data secara aktual, SKPK menggunakan software sekunder yang telah dirancang agar format masukkan data sesuai dengan software utama yang ada di BAPPEDA. Selanjutnya, melalui software sekunder, SKPK melaporkan data-data langsung ke software yang ada di BAPPEDA melalui network. Data yang diterima oleh software yang ada di BAPPEDA
langsung direpresentasikan dengan format data maps. Sehingga BAPPEDA dapat langsung melakukan simulasi melalui software utama dengan menggunakan development panel yang ada di dalam software tersebut. Berikut merupakan kerangka kerja dalam sistem simulator kota:
Gambar 1. Skema Kerangka Kerja Sistem Simulator Kota Sumber: Analisis Penyusun, 2014
4. Peluang dan Tantangan Secara umum, terdapat beberapa kendala dalam pengembangan konsep smart city di dunia nyata. Secara umum, kendala tersebut dibagi dalam 8 faktor (Chourabi et al., 2012), yakni (1) manajemen dan organisasi, (2) teknologi, (3) pemerintah, (4) kebijakan, (5) komunitas, (6) ekonomi, (7) infrastruktur terbangun, dan (8) lingkungan alami. Namun, berdasarkan faktor-faktor di atas, sistem simulator kota sebagai salah satu basis dari smart city hanya memiliki 4 kendala dari faktor-faktor di atas. Kendala-kendala tersebut yakni manajemen dan organisasi, teknologi, pemerintah, dan infrastruktur terbangun. Rincian kendala dapat dilihat pada tabel 5. Secara khusus, dalam melakukan transformasi konsep permainan Sim City 2013 ke dalam dunia nyata, terdapat berbagai peluang dan tantangan yang mempengaruhinya. Peluang dan tantangan transformasi konsep permainan tersebut ke dalam dunia nyata dapat dilihat dalam tabel 6.
Tabel 5. Kendala Adaptasi Sistem Simulator Kota ke dalam Dunia Nyata Manjemen dan Organisasi Teknologi Pemerintah - Project size - IT training programs - Collaboration - Manager’s attitudes and - Lack employees with Leadership and Behavior integration skills and champion - Users or organizational culture - Participation and diversity partnership - Lack of alignment of - Communication organization and goals - Data-exchange and project - Service and - Multiple or conflicting application goals integration - Resistance to change - Accountability - Turf and conflicts - Transparency - Lack of cross-sectoral cooperation - Lack of inter-departmental coordination - Unclear vision of IT management - Politics - Culture issues Sumber: Chourabi et al., 2012
Infrastruktur Terbangun - Lack of integration across government systems - Existing internal systems have restrictions regarding their integrating capabilities - Lack of knowledge regarding interoperability - Availability and compatibility of software, systems and applications - Threats from hackers and intruders - Threats from viruses, worms and Trojans - Privacy of personal data - High cost of security applications and solutions accessibility - High cost of IT professionals and Consultancies - High cost of IT - Cost of installation, operation and maintenance of information systems - Cost of training
Tabel 6. Peluang dan Tantangan Transformasi Permainan Sim City 2014 ke dalam Dunia Nyata Aspek Peluang Tantangan - Teknis Peraturan - Adanya fleksibilitas dalam peraturan untuk - Meyakinkan para pemangku kepentingan dalam mengadaptasi konsep, teknik, dan metode pembuatan peraturan baru yang sedang berkembang - Teknis Infrastruktur - Adanya teknologi perangkat keras dan - Penyiapan software utama dan sekunder sesuai lunak yang saat ini berkembang dan dengan konsep permainan Sim City 2014 di tiap terjangkau SKPK - Adanya sistem jaringan (LAN, wireless, - Pembuatan network yang memiliki performa internet) yang mudah dibangun stabil dan andal - Kelembagaan - Adanya otonomi daerah yang memudahkan - Kuranganya pengetahuan SDM yang ada SKPK untuk membuat sistem kelembagaan mengenai teknologi dalam sistem simulator kota tertentu - Kedisiplinan SKPK dalam melakukan pembaharuan dan pelaporan data - Kedisiplinan dalam pengelolaan database system - Penerapan sistem simulator kota ke dalam sistem kelembagaan yang telah ada - Pendanaan - Adanya APBD, DAU, DAK, maupun - Dana yang dibutukan cukup besar dalam kerjasama dengan swasta untuk pengadaan sistem simulator kota membangun sistem simulator kota - Ketersediaan dana dan alokasi anggaran untuk pembangunan sistem simulator kota Sumber: Analisis Penyusun, 2014
5. Kesimpulan dan Saran Sistem simulator kota yang mengadaptasi konsep permainan Sim City 2013 merupakan terobosan baru bagi dunia perencanaan. Dengan sistem ini, nantinya kota-kota di Indonesia, pada khususnya, dapat membuat kebijakan yang akurat dan cepat berdasarkan hasil simulasi kota dalam sistem ini. Komponen utama dalam permainan Sim City 2013 adalah region, control panel, dan data maps. Konsep tersebut apabila dikembangan menjadi sebuah sistem simulator kota melahirkan 3 komponen utama, yakni software, database system, dan network. Ketiga komponen tersebut bila diadaptasikan di dunia nyata perlu
pengembangan di dalam aspek teknis peraturan terkait di Indonesia dan kelembagaan di tiap pemerintah kota. Selain itu, terdapat kendala di dalam mengaplikasikan sistem ini di dunia nyata. Secara umum, kendala tersebut dibagi menjadi 4 faktor, yakni (1) manajemen dan organisasi, (2) teknologi, (3) pemerintah, dan (4) infrastruktur terbangun. Apabila pemerintah kota dapat mempadupadankan konsep permainan Sim City 2013 dengan aspek teknis peraturan dan kelembagaan serta meminimalisir kendala yang ada, sistem simulator kota akan menjadi alat yang andal dalam pengelolaan kota. Dengan begitu akan terwujud kota pintar yang dapat melayani penduduknya dengan baik.
5
Referensi Chourabi H., Nam T., Walker S., Gil-Garcia J. Ramon, Mellouli S., Nahon K., Pardo T.A., Scholl H.J.. (2012). Understanding Smart Cities: An Integrative Framework. 45th Hawaii International Conference on System Sciences. Diakses dari http://www.ctg.albany.edu/publications/journals/hicss_2012_s martcities/hicss_2012_smartcities.pdf. (Diakses tanggal 13 Februari 2014) Institut Investasi Indonesia (2013). Smart City Development: Smart Technology - Smart Investment- Smart Development for Smart City Indonesia. Greets. Diakses dari http://www.invest.co.id/wp-content/uploads/2011/04/23082013 _summary-greets-billingual_lores_%C2%AEnuna.pdf. (Diakses tanggal 5 Februari 2014) Nam T., Pardo T.A.. (2010). Smart City as Urban Innovation: Focusing on Management, Policy, and Context. Center for Technology in Govenrment.University at Albany, State University of New York. US Diakses dari http://www.ctg.albany.edu/publications/journals/icegov_2011_ smartcity/icegov_2011_smartcity.pdf. (Diakses tanggal 13 Februari 2014) Washburn, D., Sindhu, U., Balaouras, S., Dines, R. A., Hayes, N. M., & Nelson, L. E. (2010). Helping CIOs Understand "Smart City" Initiatives: Defining the Smart City, Its Drivers, and the Role of the CIO. Cambridge, MA: Forrester Research, Inc. Diakses dari http://public.dhe.ibm.com/partnerworld/pub/smb/smart erplanet/forr_help_cios_und_smart_city_initiatives.pdf. (Diakses tanggal 13 Feburari 2014) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Rencana Tata Ruang Kota.