SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG Dian Hanifah Prodi D III Kebidanan STIKes Kendedes Malang Jalan R. Panji Suroso No. 6 Malang Telp. 0341-488 762 Email :
[email protected] ABSTRAK Komplikasi kehamilan yang dapat menyebabkan kematian pada ibu adalah hipertensi pada kehamilan (eklampsia), perdarahan dan infeksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui system rujukan bidan dengan kasus Pre Eklampsia dan Eklampsia di Rumah Sakit Umum dr. Saiful Anwar Malang. Desain penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah semua kasus pre eklamsi dan eklamsi yang dirujuk oleh bidan. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling. Sumber data berasal dari rekam medis pasien. Data dianalisis menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini adalah 97% kasus pre eklamsi dan eklamsi dilakukan model rujukan terencana tepat waktu. 73% kasus dilakukan rujukan tepat waktu, 24% dilakukan rujukan dini berencana dan 3% rujukan terlambat. Mayoritas bidan telah melakukan rujukan tepat waktu. Perlu dilakukan penelitian dengan menganalisis sistem rujukan bidan pada kasus pre eklamsi dan eklamsi. Kata Kunci : Sistem Rujukan Bidan, Pre eklamsi, Eklamsi PENDAHULUAN Menurut
Survei
Demografi
kehamilan, persalinan dan nifas yang
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
tidak tertangani dengan baik dan tepat
2009 Angka Kematian Ibu (AKI)
waktu. Dari survei (SKRT 2001)
masih berada pada angka 390 per
diketahui bahwa komplikasi penyebab
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
kematian
Departemen
hipertensi
Kesehatan
sendiri
ibu
adalah
perdarahan,
dalam
kehamilan
menargetkan angka kematian ibu tahun
(eklamsia), infeksi, partus lama dan
2010 sekitar 226 orang dan pada tahun
komplikasi
2015 menjadi 102 orang pertahun.
2008).
Penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada
keguguran
Dampak
(Syafrudin,
eklamsia
sangat
berpengaruh kepada ibu dan bayinya,
dampak
kepada
ibu
menderita
kematian yang disebabkan oleh pre
eklamsia dan dikategorikan sebagai
eklamsi
ibu hamil dengan resti (Resiko Tinggi)
meningkat. Pada tahun 2010 proporsi
selain itu dapat menyebabkan kejang
Pre eklamsi dan eklamsi sebesar
hingga koma. Sedangkan pada bayi,
26,92%, tahun 2011 sebesar 27,27%
eklamsia akan sangat berpengaruh saat
dan tahun 2012 sebanyak 34,88%.
bayi tersebut lahir, diantaranya BBLR
Proporsi tempat kejadian kematian ibu
(Bayi Berat Lahir Rendah), asfiksia,
78,18% terjadi di RS Umum. Dari data
atau lebih parahnya bayi lahir mati.
inilah, perlu adanya kajian lebih lanjut
Diagnosa
dengan
kasus
eklamsia
bahwa kematian ibu memang di rumah
diketahui
setelah
ada
komplikasi
sakit atau karena sistem rujukan yang
obstetrik dan meninggal hari kedua
belum berjalan dengan baik (Dinkes
bila tidak ada tindakan. Kematian ibu
Provinsi Jawa Timur, 2012).
sebagian besar (> 90%) disebabkan
dan
eklamsi
semakin
Dalam melaksanakan profesinya
langsung oleh perdarahan (40-60%)
bidan
dan eklamsia (20-30%) (Mochtar,
pelaksana, pengelola, pendidik, dan
2010).
peneliti.
Di Jawa Timur, capaian AKI
memiliki
peran
Dalam
pelaksana,
perannya
bidan tugas
sebagai
sebagai
memiliki
diantaranya
tiga
cenderung meningkat dilihat dalam
kategori
rentang waktu tahun 2008 – 2012.
tugas mandiri, kolaborasi dan tugas
Gambaran capaian tersebut adalah
ketergantungan.
sebagai berikut : tahun 2008 sebesar
kolaborasi (kerjasama), bidan wajib
83/ 100.000 kelahiran hidup (KH) dan
memberi asuhan kebidanan kepada ibu
tahun 2012 sebesar 97,43/ 100.000
hamil, ibu dalam masa persalinan, ibu
KH. AKI di kota Malang lebih tinggi
dalam masa nifas dengan resiko tinggi
dari capaian provinsi Jawa Timur yaitu
serta keadaan kegawatdaruratan yang
164.64/ 100.000 KH. Faktor penyebab
memerlukan
AKI paling dominan di Jawa Timur
dengan
adalah pre eklamsi dan eklamsi. Dari
melibatkan
tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
(Mufdillah, 2012).
Dalam
pertolongan
tindakan klien
adalah
tugas
pertama
kolaborasi dan
yang
keluarga
Sedangkan
dalam
ketergantungan
(merujuk),
tugas
di rumah sakit rujukan, ibu dan janin
bidan
sudah dalam kondisi sangat kritis.
memiliki tugas untuk memberi asuhan
Dalam
kebidanan
melalui konsultasi dan
merupakan upaya pencegahan pro aktif
rujukan pada setiap kasus kehamilan,
terhadap komplikasi persalinan dan
persalinan,
penyulit
kematian ibu/bayi. Sedangkan dalam
tertentu dan kegawatdaruratan. Dalam
model rujukan tepat waktu, cirinya
layanan kolaborasi, asuhan kebidanan
pada tiap persalinan KRR (Kehamilan
yang diberikan kepada klien dengan
Resiko Rendah), KRT (Kehamilan
beban tanggung jawab bersama semua
Resiko Tinggi) dan KRST (Kehamilan
pemberi
Resiko
nifas
dengan
pelayanan
yang
terlibat.
model
rujukan
Sangat
Tinggi)
terencana
semua
Bidan meyakini bahwa dalam memberi
penolong persalinan waspada terhadap
asuhan
komplikasi,
harus
tetap
menjaga,
menemukan
dini,
mendukung, dan menghargai proses
memberikan pertolongan pertama lalu
fisiologi
di kirim ke rumah sakit (Rochjati,
manusia.
Rujukan
yang
efektif dilakukan untuk menjamin kesejahteraan ibu dan bayinya sesuai dengan
kewenangan
dan
kemampuannya (Soepardan, 2008). Sehubungan
2011). Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang merupakan salah satu RS milik propinsi Jawa Timur. RS dr.
dengan
Saiful Anwar menjadi Rumah sakit
pengiriman
rujukan bagi Kota dan Kabupaten
pasien, hal ini dikaitkan dengan sistem
Malang, rumah sakit ini juga melayani
rujukan yang memiliki 3 model yaitu,
rujukan dari daerah sekitar Malang,
model
model
yaitu Kabupaten dan Kota Pasuruan,
rujukan terencana, dan model rujukan
Kabupaten dan Kota Probolinggo,
tepat
terlambat
Kabupaten Lumajang ditambah Kota
disebabkan antara lain oleh karena
dan Kabupaten Blitar. Fasilitas yang
mekanisme
belum
tersedia sangat lengkap, begitu juga
dilaksanakan secara terlaksana sejak
dokter-dokter spesialis, poli kesehatan,
dari rumah ibu hamil, sehingga sampai
dan ruang perawatan yang ada mampu
keterlambatan
rujukan
waktu.
dalam
terlambat,
Rujukan
rujukan
melayani
pasien
yang
jumlahnya
eklamsia dan eklamsia maka peneliti
mencapai ribuan per hari (Profil RS dr.
merasa
tertarik
untuk
mengetahui
Saiful Anwar, 2013).
gambaran sistem rujukan bidan dengan
Berdasarkan pemaparan di atas
kasus Pre Eklamsia dan Eklamsia yang
serta masih tingginya angka kematian
terdapat di RSU Dr. Saiful Anwar
ibu yang disebabkan oleh komplikasi
Malang.
kehamilan terutama pada kasus pre
yaitu diambil dari rekam medis pasien
METODE PENELITIAN Desain
yang
dengan diagnose pre eklamsi dan
yaitu
eklamsia yang dirujuk oleh bidan.
Sistem
Teknik pengambilan sampel dengan
Rujukan Bidan dengan Kasus Pre
simple random sampling. Analisa data
Eklamsia dan Eklamsia di RSU Dr.
menggunakan distribusi frekuensi.
digunakan
penelitian adalah
mengetahui
deskriptif
Gambaran
Saiful Anwar Malang. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Karakteristik responden berdasarkan usia dan diagnose Pre Eklamsia No
Usia Ibu
1 2 3
< 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun
PER F 7 -
% 23% Total
PEB dan Eklamsia F % 20 67% 2 7%
E dengan Komplikasi F % 1 3%
Total F 27 3 30
% 90% 10% 100%
Berdasarkan tabel 1 dijelaskan bahwa
atau sekitar 67% merupakan ibu usia
dari 30 responden yang diteliti, data
20 – 35 tahun dengan diagnosa pre
yang tertinggi sebanyak 20 responden
eklamsia
berat
dan
eklamsia.
Tabel 2 Karakteristik responden berdasarkan paritas dan diagnose pre eklamsia No 1 2 3
PER
Paritas Primipara Multipara Grandemulti
F 6 1 -
% 20% 3% Total
PEB dan Eklamsia F % 15 50% 7 24% -
E dengan Komplikasi F % 1 3% -
Total F 21 9 30
% 70% 30% 100%
Berdasarkan tabel 2 dijelaskan bahwa
atau sekitar 50% merupakan ibu
dari 30 responden yang diteliti, data
primipara
yang tertinggi sebanyak 15 responden
eklamsia berat dan eklamsia.
dengan
diagnosa
pre
Tabel 3 Karakteristik responden berdasarkan rujukan No
Riwayat Rujukan
PER
Terencana
PEB & E
Tepat Waktu
E dgn Komplikasi
Terlambat
Total Diagnosa
Total Rujukan
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
1
1
3%
1
3%
13
43%
13
43%
-
-
-
-
14
46%
14
46%
2
2
1
3%
1
3%
3
10%
3
10%
-
-
-
-
4
13%
4
13%
3
3
1
3%
1
3%
1
3%
1
3%
-
-
-
-
2
7%
2
7%
4
4
1
3%
1
3%
5
17%
5
17%
-
-
-
-
6
20%
6
20%
5
5
1
3%
1
3%
-
-
-
-
1
3%
1
3%
2
7%
2
7%
6
6
2
7%
2
7%
-
-
-
-
-
-
-
-
Total
Keterangan: 1 : BPS 2 : Polindes 3 : Pustu 4 : Puskesmas 5 : RS tipe C 6 : RS tipe B Berdasarkan tabel 3 di atas,
2
7%
2
7%
30
100%
30
100%
adalah usia lebih dari 35 tahun dan
dijelaskan bahwa dari 30 responden
primigravida
yang diteliti, data yang tertinggi
Ditinjau dari karakteristik responden
sebanyak 13 responden atau sekitar
berdasarkan
43% merupakan riwayat rujukan BPM
penelitian ini adalah 90% responden
dengan diagnosa pre eklamsia berat
berusia 20 – 35 tahun dan 10%
dan
responden berusia lebih 35 tahun.
eklamsia
pasiennya
dan
pengiriman
menggunakan
model
(Manuaba,
usia,
hasil
2010).
dalam
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal
rujukan tepat waktu.
bahwa usia aman untuk kehamilan dan
PEMBAHASAN
persalinan adalah 20 – 30 tahun.
Pre
eklamsi
Kematian maternal pada wanita hamil
komplikasi
dan melahirkan pada usia di bawah 20
kehamilan. Faktor resiko terjadinya
tahun ternyata 2 -5 kali lebih tinggi
pre eklamsi dan eklamsi salah satunya
daripada
merupakan
eklamsi salah
dan satu
kematian
maternal
yang
terjadi pada usia 20 - 29 tahun.
transportasi serta penanganan segera di
Kematian maternal meningkat kembali
RS rujukan. Masih ada 1 kasus rujukan
sesudah
terlambat
usia
30
-
35
tahun
(Prawirohardjo, 2009).
sebesar
primipara
50%
yang
penelitian
Keterlambatan
Dalam penelitian ini didapatkan data
pada
ibu
dengan
terdiagnosa
pre
ini.
mendapatkan
pelayanan yang tepat merupakan salah satu
penyebab
keterlambatan
kematian.
Sumber
rujukan
adalah
eklamsia berat dan eklamsia yang di
kemiskinan dan pengetahuan yang
rujuk dengan rujukan tepat waktu.
rendah
Paritas 2 – 3 merupakan paritas paling
kesejajaran antara pria dan wanita.
aman ditinjau dari sudut kematian
Ada 4 penyebab keterlambatan rujukan
maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi
yaitu; terlambat memutuskan rujukan,
(lebih dari 3) mempunyai angka
terlambat dalam perjalanan, terlambat
kematian meternal lebih tinggi. Lebih
dalam memberikan pertolongan di
tinggi paritas, lebih tinggi kematian
pusat kesehatan dan terlambat diterima
maternal (Prawirohardjo, 2009). Pada
di pusat pelayanan kesehatan (Depkes
kasus
RI, 2007).
pre
eklamsi
dan
eklamsi,
dan
kurangnya
pengertian
primigravida atau nulipara termasuk dalam faktor risiko. Dalam penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
ini
70%
Mayoritas BPM melakukan rujukan
responden termasuk dalam paritas
pasien ke RS Saiful Anwar Malang
primigravida.
menggunakan model rujukan tepat
menunjukkan
bahwa
Sistem rujukan pada penelitian
waktu.
Disarankan
untuk
peneliti
ini sudah sesuai dengan pedoman
selanjutnya untuk melakukan analisa
rujukan
faktor
terencana.
Keberhasilan
tenaga
kesehatan
yang
rujukan tepat waktu pada penelitian ini
melakukan rujukan kasus pre eklamsi
kemungkinan
dan eklamsi.
didukung
oleh
pengenalan dini adanya tanda bahaya, pengambilan keputusan oleh keluarga, segera melakukan pengiriman dan
DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman Sistem Rujukan Maternal Neonatal di Tingkat Kabupaten/ Kota. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2012. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur. Hanifa, Wiknjosastro. 2009. Ilmu Kebidanan, Edisi-3, Cetakan ke11, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Mochtar, Rustam. 2013. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Ed. 3, jilid 1. Jakarta: EGC. Manuaba, Ida Bagus Gde. 2009. Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: EGC.
Mufdlilah, Hidayat Asri. 2009. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendekia. Rochjati. Poedji, 2004. Rujukan terencana dalam Sistem Rujukan Paripurna Terpadu Kabupaten / Kota, Cetakan-1, Airlangga University Press, Surabaya Rochjati, Poedji. 2011. Skrining Antenatal Pada Ibu hamil Edisi 2 Pengenalan Faktor Risiko Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair. Soepardan, Suryani. 2008. Konsep kebidanan. Jakarta: EGC Syafruddin. 2008. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media