1 SISTEM REKAM MEDIS PASIEN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT BERBASIS WEB Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains P...
SISTEM REKAM MEDIS PASIEN PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT BERBASIS WEB Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Ilmu Komputer
Oleh : Citra Nurwidanastasia NIM : 033124020
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
WEB-BASED MEDICAL RECORD SYSTEM OF PUBLIC HEALTH CARE CENTER A Thesis
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain Sarjana Sains (S.Si) Degree Computer Science Study Program
By : Citra Nurwidanastasia NIM
: 033124020
COMPUTER SCIENCE STUDY PROGRAM MATHEMATICS DEPARTMENT FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2008
HALAMAN PERSEMBAHAN Tuhan tak pernah berdusta Dia slalu pegang janjiNya Bagi orang percaya mujizat nyata....... Terkadang kita merasa tak ada jalan terbuka Tak ada lagi waktu terlambat sudah Dia mengerti.......Dia peduli........... Persoalan yang sedang terjadi............. (diatas adalah penggalan lagu yang selama ini slalu memberi smangat aku dalam menegerjakan skripsi................)
“Jadikan setiap masalah kita sebagai batu loncatan buat meraih prestasi baru” Pertolonganku ialah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi (Mazmur 121 : 2). Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya (Pengkhotbah 3 : 11)
Kupersembahkan skripsi ini kepada : Yang empunya kerajaan surga, Tuhan Yesus Kristus. Papa dan Mama yang senantiasa memberikan kasih sayang dan dukungan doa. Adekku yang selalu memberikan semangat kepadaku. “ Cleoku” yang slalu mendampingiku terimakasih untuk pengertian,kesabaran, kasih, dan penguatan yang kau berikan padaku.
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 9 Mei 2008 Penulis
Citra Nurwidanastasia
v
vi
ABSTRAK
Setiap lembaga pelayanan kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) memiliki catatan mengenai pasien-pasiennya yang dikelola dengan baik dalam sebuah catatan/berkas kesehatan. Catatan/berkas tersebut memuat identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, daftar penyakit yang pernah diderita pasien, diagnosis yang pernah dilakukan oleh tenaga medis, gejala-gejala penyakit yang pernah terjadi, alergi terhadap obat-obat tertentu dan masih banyak lagi. Catatan tersebut senantiasa tercatat/terekam dengan baik dan benar karena isi dari catatan tersebut sangatlah penting dan rahasia bahkan tidak semua orang berhak membaca dan mengetahui nantinya. Catatan kesehatan tersebut sering disebut dengan rekam medis. Untuk memudahkan pengelolaan basis data dan demi keamanan datanya, maka penulis membangun sebuah sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis web yang akan menyimpan data rekam medis pasien Puskesmas. Sistem ini memiliki beberapa fasilitas bagi pengguna yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pasien. Dalam sistem ini terdapat tiga orang pengguna yang terdiri atas petugas medis, petugas non medis dan petugas Dinkes (Dinas Kesehatan). Fasilitas bagi petugas medis ialah memasukkan data medis pasien dan data resep. Petugas non medis mempunyai fasilitas untuk memasukkan data petugas medis, data pasien, data obat dan mencetak kartu pasien bagi pasien baru. Petugas non medis dalam sistem ini dapat disebut sebagai administrator. Sedangkan petugas Dinkes hanya mempunyai fasilitas melihat laporan dan kemudian mencetaknya. Sistem rekam medis ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP (Hypertext Preprocessor) untuk penulisan script web dan MySQL (My Structured Query Language) sebagai pengelola basis datanya. Sedangkan untuk jaringan komputernya, sistem komputer yang digunakan ialah sistem client/server. Sistem rekam medis ini telah dievaluasi oleh 15 responden yang terdiri atas petugas medis, petugas non medis dan petugas Dinkes. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa menurut mayoritas respoden, sistem ini telah memenuhi kebutuhan pengguna dan dapat digunakan untuk menyimpan serta mencari informasi tentang data medis pasien pada suatu Puskesmas.
vii
ABSTRACT
Every health care institution including public health care centers (Puskesmas) have patient archives that are well managed in their medical papers. These archives conveying the patients’ identity, their medical histories, which include the disease they have, and the diagnosis performed by medical attendants, the symptoms they had had, the allergy to the certain medicines and many more. These archives are always well and correctly organized since their content are very important and confidential such that only certain people who has authorization to read and know the content. These archives are called medical records. In order to facilitating the management as well as the security of these data, the writer built a web-based medical record system for Puskesmas. This system will store the patients’ medical record in the Puskesmas. The system has some facilities for users that can be used to access information of the patients. The user of this system are medical attendants, non-medical attendants, and health agency officer. The facilities for medical attendants are data entry for medical and prescription data. The non-medical attendants have facilities to entry the data of medical attendants, patients, as well as medications, and to print patient card for new patients. In this case, the non-medical attendant is the administrator. In addition, the health agency officers have facilities to retrieve the information and to generate various reports. This medical record system was built using PHP (Hypertext Preprocessor) for web script writing and MySQL (My Structured Query Language) as the database management system. This system implements client/server system. The medical records system has been evaluated by 15 respondents that consists of medical attendants, non-medical attendants, and health agency officers. The result of the evaluation shows that, the system fulfills users need to store and search information of patients and their medical records in Puskesmas.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa melimpahkan hikmat kebijaksaan, kekuatan, kesabaran, kasih karunia dan berkatNya dalam kehidupan penulis baik dalam suka maupun duka, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sistem Rekam Medis Pasien Pusat Kesehatan Masyarakat Berbasis Web” ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang telah memberikan sumbangan baik pikiran, waktu, tenaga, bimbingan dan dorongan pada penulis sehingga akhirnya tugas akhir ini dapat selesai. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si, M.Sc selaku dosen pembimbing I dan KaProDi Ilmu Komputer, atas kesabaran, bimbingan, waktu dan saran yang diberikan. 2. Bapak Erick Kurniawan S.Si, M.Kom selaku dosen pembimbing II, atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan. 3.
Ir. Gregorius Heliarko, S.J, S.S, B.S.T, M.Sc, M.A selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, beserta seluruh dosen yang telah membimbing penulis selama belajar di Sanata Dharma.
4. Ibu A. Rita Widiarti, S.Si.,M.Kom sebagai dosen penguji atas saran dan kritikan yang diberikan. 5. Bapak Iwan Binanto S.Si selaku dosen penguji atas saran dan kritikan yang diberikan. ix
6. Seluruh karyawan USD khususnya Bapak Tukijo, Ibu Linda dan Mas Susilo yang sudah banyak membantu dalam hal birokrasi akademik. 7. Ibu dr. Kristin, SU dan segenap staff Puskesmas Salam atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis melakukan observasi. 8. Bapak dr. Harda Nuryahwandana dan segenap staff Puskesmas Srumbung atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis melakukan observasi. 9. Papa Mama tercinta dr. Harda Nuryahwandana dan Titik Widayati SPd serta adekku Prima Boti Nurwidaningrum atas dukungan moril, doa dan semangat yang tak henti-hentinya kepada penulis. 10. Bapak RB.Sukiyanta dan Ibu Yulita Titik sekeluarga atas dukungan doa dan semangat yang telah diberikan kepada penulis. 11. Frans (makasih semua bantuannya), Elis (makasih da mau nemenin bimbingan ke UKDW) dan Vica buat dukungan doanya, semua kecerewetan kalian yang itu semua mendorong penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan semua bantuan yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Makasih angel-angelku!! 12. Mz Tommy, Mz Sakti, Mz Sunu dan Mz Dhani(ndutz) untuk dorongan semangat dan waktu yang telah diberikan untuk mendengarkan semua keluh kesahku selama ini. 13. Josephine, Siska, Tere, Wulan (thanks buat pinjeman bukunya), Teguh (Makasih buat PHP dan javascriptnya), Rina, Frengky, Theo, Iin, Toto dan semua anak IKOM’03 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, ayo wisuda bareng-bareng. x
14. Yudi yang setiap malem menemani penulis mengerjakan skripsi ini. Makasih buat semangatnya. 15. Anak-anak PMK OIKUMENE Universitas Sanata Dharma atas dukungan doanya. Jangan lelah melayani Tuhan ya!!!! 16. Temen-temen sesama bimbingan, Rey, Fery, Hendro, Mz Lilik, Sugik, Puguh “Panjul”(Thanks buat pinjeman bukunya), Bayu, Daniel, atas keceriaan saat menunggu waktu bimbingan. 17. Temen2 kost ”Palem”, Imel, Anie, Dimon, M’Reta, Aline, Aprin, Emma, Rini, Jesi, Tante, M’Siska, Anna, Tika (Thanks mo dengerin curhat2ku), Mita dan M’Erni atas kebersamaannya selama ini. 18. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata besar harapan penulis semoga tugas akhir ini berguna bagi semua pihak.
Penulis
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................
ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT..................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... xii DAFTAR TABEL............................................................................................ xvii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .............................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................
3
1.3. Batasan Masalah ..........................................................................
3
1.4. Tujuan Penulisan..........................................................................
2.2. Konsep Dasar Pengembangan Sistem........................................... 12 2.3. Alat dan Teknik dalam Pengembangan Sistem............................. 14 2.4. Database, DBMS, dan Konsep Pengembangannya....................... 17 2.4.1. Pengertian Database........................................................... 17 xii
2.4.2. Pengertian DBMS.............................................................. 18 2.4.3. Model Basis Data Relasional.............................................
2.6.1. Sistem Komputasi Terdistribusi........................................
29
2.6.2. Sistem Komputer Client / Server........................................ 29 2.6.3. Aplikasi Berbasis Web......................................................
4.3.2. Sisi Petugas Non Medis ........................................................
95
4.3.2.1. Tampilan Form Login ......................................................
95
4.3.2.2. Tampilan Form Halaman Utama......................................
96
4.3.2.3. Tampilan Form Tambah Data Petugas Medis..................
96
4.3.2.4. Tampilan Form Tambah Data Pasien...............................
97
4.3.2.5. Tampilan Form Tambah Data Obat .................................
98
4.3.2.6. Tampilan Form Ubah Data Petugas Medis ......................
98
4.3.2.7. Tampilan Form Ubah Data Pasien ...................................
99
4.3.2.8. Tampilan Form Ubah Data Obat...................................... 100 4.3.2.9. Tampilan Form Ganti Password....................................... 100 4.3.3. Sisi Petugas Medis ................................................................. 101 4.3.3.1. Tampilan Form Login ...................................................... 101 4.3.3.2. Tampilan Form Halaman Utama...................................... 102 4.3.3.3. Tampilan Form Tambah Data Medis Pasien.................... 103 4.3.4. Sisi Petugas Dinkes ................................................................ 104 4.3.4.1. Tampilan Form Login ...................................................... 104 4.3.4.2. Tampilan Form Halaman Utama...................................... 105 4.3.4.3. Tampilan Halaman Laporan Data Pasien......................... 106 4.3.5. Implementasi Pesan............................................................... 106 4.4. Implementasi Proses .................................................................... 108 xv
4.5. Analisa Pengguna Sistem............................................................. 117 4.5.1. Format Form Kuesioner ........................................................ 117 4.5.2. Hasil dan Pembahasan .......................................................... 117 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan .................................................................................. 125 5.2. Saran ............................................................................................ 127 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 128 LAMPIRAN I. KUESIONER
3.5.3. Struktur Menu..................................................................... 71 3.5.3.1. Sisi Petugas Non Medis................................................
71
3.5.3.2. Sisi Petugas Medis........................................................ 71 3.5.3.3. Sisi Petugas Dinkes.......................................................
72
3.5.4. Desain Antar Muka(User Interface)................................... 72 3.5.4.1. Perancangan Form Utama............................................
72
3.5.4.2. Perancangan Form Sisi Petugas Non Medis................
73
3.5.4.2.1. Form Login ..........................................................
73
3.5.4.2.2. Form Halaman Utama Petugas Non Medis...........
74
3.5.4.2.3. Form Input Data Petugas Medis............................
75
3.5.4.2.4. Form Input Data Pasien.........................................
76
3.5.4.2.5. Form Cetak Kartu Pasien ......................................
78
3.5.4.2.6. Form Input Data Obat ..........................................
78
3.5.4.3. Perancangan Form Sisi Petugas Medis.........................
79
3.5.4.3.1. Form Login ..........................................................
79
3.5.4.3.2. Form Halaman Utama Petugas Medis...................
80
3.5.4.3.3. Form Input Data Medis Pasien .............................
83
3.5.4.3.5. Form Input Data Resep Pasien..............................
84
3.5.4.4. Perancangan Form Sisi Petugas Dinkes.......................
84
3.5.4.4.1. Form Login ..........................................................
Gambar 3.8. Diagram Arus Data(DFD) level 1 sisi petugas non medis ............... 52 Gambar 3.9.
Diagram Arus Data(DFD) level 1 sisi petugas medis ..................... 53
Gambar 3.10. Diagram Arus Data(DFD) level 1 sisi petugas Dinkes ................... 53 Gambar 3.11. DFD level 2 pengolahan data pasien sisi petugas non medis... 54 Gambar 3.12. DFD level 2 pengolahan data obat sisi petugas non medis ...... 54 Gambar 3.13. DFD level 2 pengolahan data petugas medis sisi petugas non medis ........................................................................................ 55 Gambar 3.14. Diagram Relasi Entitas............................................................. 59 Gambar 3.15. Struktur menu sisi petugas non medis...................................... 71 Gambar 3.16. Struktur menu sisi petugas medis............................................. 71 Gambar 3.17. Struktur menu sisi petugas Dinkes ........................................... 72 Gambar 3.18. Rancangan form utama (homepage) ........................................ 73 Gambar 3.19. Rancangan form login sisi petugas non medis ......................... 74 Gambar 3.20. Rancangan form halaman utama sisi petugas non medis......... 75 Gambar 3.21. Rancangan form tambah data petugas medis ........................... 76 xix
Gambar 3.22. Rancangan form tambah data pasien........................................ 77 Gambar 3.23. Rancangan print preview kartu pasien ..................................... 78 Gambar 3.24. Rancangan form input data obat............................................... 79 Gambar 3.25. Rancangan form login sisi petugas medis ................................ 80 Gambar 3.26. Rancangan form halaman utama sisi petugas medis................ 81 Gambar 3.27. Rancangan form daftar data pasien sisi petugas medis ............ 82 Gambar 3.28. Rancangan form input data medis pasien................................. 83 Gambar 3.29. Rancangan form input data resep ............................................. 84 Gambar 3.30. Rancangan form login sisi petugas Dinkes .............................. 85 Gambar 3.31. Rancangan form halaman utama petugas Dinkes .................... 85 Gambar 3.32. Rancangan form halaman laporan data pasien.........................
86
Gambar 3.33. Rancangan form halaman laporan data penyakit ..................... 86 Gambar 3.34 Rancangan form halaman ganti password................................
87
Gambar 3.35 Rancangan form pesan kesalahan.............................................
87
Gambar 4.1.
Tampilan antar muka untuk homepage .................................... 94
Gambar 4.2.
Tampilan form data login petugas non medis .......................... 95
Gambar 4.3.
Tampilan form halaman utama petugas non medis.................. 96
Gambar 4.4. Tampilan form tambah data petugas medis.............................. 96 Gambar 4.5.
Tampilan form tambah data pasien .......................................... 97
Gambar 4.6.
Tampilan form tambah data obat ............................................. 98
Gambar 4.7. Tampilan form ubah data petugas medis.................................. 98 Gambar 4.8.
Tampilan form ubah data pasien .............................................. 99
Gambar 4.9.
Tampilan form ubah data obat ................................................. 100
Gambar 4.10. Tampilan form ganti password ................................................ 100 Gambar 4.11. Tampilan form data login petugas medis ................................. 101 Gambar 4.12. Tampilan halaman utama petugas medis ................................. 102 Gambar 4.13. Tampilan daftar data pasien ..................................................... 102 Gambar 4.14. Tampilan detail data pasien...................................................... 103 Gambar 4.15. Tampilan form tambah data medis pasien................................ 103 Gambar 4.16. Tampilan form data login petugas Dinkes ............................... 104 xx
Gambar 4.17. Tampilan halaman utama petugas Dinkes................................ 105 Gambar 4.18. Tampilan halaman laporan data pasien .................................... 106 Gambar 4.19. Tampilan halaman laporan data penyakit................................. 106 Gambar 4.20. Tampilan pesan kesalahan saat memasukkan username dan password .................................................................................. 107 Gambar 4.21. Tampilan pesan informasi pada saat gagal melakukan proses.. 107 Gambar 4.22. Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.1 ...... 118 Gambar 4.23. Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.2 ...... 119 Gambar 4.24. Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.3 ...... 120 Gambar 4.25. Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.4 ...... 121 Gambar 4.26. Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.5 ...... 122 Gambar 4.27. Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.6 ...... 123 Gambar 4.28. Diagram pie hasil perhitungan kuesioner pernyataan no.7 ...... 124
xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini memberikan pengaruh besar di segala bidang. Informasi merupakan bagian yang sangat penting di dalam kehidupan di era globalisasi saat ini. Perkembangan teknologi tersebut, juga memberikan pengaruh pada lembaga pelayanan kesehatan di Indonesia. Setiap lembaga pelayanan kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) tentu memiliki catatan mengenai pasien-pasiennya yang dikelola dengan baik dalam sistem rekam medis. Rekam medis ini merupakan bukti tertulis tentang catatan riwayat kesehatan pasien yang merupakan hasil dari proses pelayanan yang diberikan oleh dokter kepada pasiennya. Menurut Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medis (1997), rekam medis diartikan sebagai ” keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan”. Tujuan dari rekam medis itu sendiri adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Di Indonesia kebanyakan sistem rekam medis masih ditangani secara manual. Ada juga sistem rekam medis yang sudah terkomputerisasi sebagian.
1
2
Adapun kelemahan dari sistem rekam medis manual adalah : 1. Membutuhkan ruang yang besar dalam penyimpanan data. 2. Berkas rekam medis pasien sering berpindah tangan antara petugas medis satu dengan yang lain dan karena data tersebut berupa kertas jadi ada kemungkinan risiko hilang dan rusak sangat besar. 3. Jika pasien berobat ke Puskesmas lain, perlu diadakan pendataan ulang. 4. Data hanya dapat dipakai oleh Puskesmas yang bersangkutan pada satu saat tertentu. 5. Dalam proses pembuatan laporan, sistem manual kurang menghasilkan laporan yang akurat dan efisien. Selain itu juga proses pengerjaan laporan juga lama karena harus di data satu per satu sehingga hal ini menghambat kinerja petugas Dinkes dalam mengetahui informasi laporan data-data penyakit yang berbahaya dan bahkan penyakit yang merupakan golongan Kejadian Luar Biasa(KLB). Untuk mengatasi hal tersebut diatas, maka diperlukan sistem baru yang lebih baik dan mempunyai efisiensi yang tinggi yaitu sistem rekam medis on-line yang bisa diakses oleh lembaga kesehatan seperti Puskesmas. Dengan sistem rekam medis ini, Puskesmas dengan aturan tertentu dapat mengakses ke satu basis data yang berada di server. Puskesmas dapat menyimpan dan mengambil data dari basis data yang sama. Dengan demikian petugas medis dan petugas non medis Puskesmas yang mempunyai hak akses dapat mengakses data tersebut. Adapun kelebihan sistem rekam medis on-line ini adalah : 1. Laporan tidak perlu dibuat secara manual tetapi dapat diproses dengan
3
komputer dari data-data yang sudah ada. 2. Data dapat diakses oleh beberapa pengguna yang memiliki wewenang secara bersamaan. 3. Data dapat diakses kapan saja. 4. Pihak pelayanan kesehatan menjadi mempunyai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan. Sistem rekam medis ini akan dibangun dengan menggunakan aplikasi web yang dirancang dengan antar muka (interface) yang bersifat user-friendly sehingga memungkinkan pengguna (petugas medis Puskesmas, petugas non medis Puskesmas dan petugas Dinkes) dengan jenis kebutuhan yang berbeda dapat mengakses data pasien dengan nyaman.
1.2
Rumusan Masalah
Masalah yang akan diangkat dalam tugas akhir ini adalah : Bagaimana membangun sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis web agar pengguna (petugas medis Puskesmas, petugas non medis Puskesmas dan petugas Dinkes) dapat mengakses data rekam medis secara cepat, mudah dan nyaman?
1.3 Batasan Masalah Rekam medis Puskesmas berbasis web yang akan dibahas dalam tugas akhir ini memiliki batasan yaitu :
4
1. Data pasien yang akan diolah dan dipakai disini adalah data pasien yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas. 2. Yang berhak mengakses sistem ini hanyalah petugas medis, petugas non medis dan petugas Dinkes. 3. Puskesmas yang dapat mengakses sistem rekam medis ini hanyalah Puskesmas yang telah mendaftarkan diri dalam hal ini diwakili oleh petugas rekam medis Puskesmas ( petugas non medis ). 4. Implementasi database menggunakan PHP dan MySQL. 5. Setiap Puskesmas diwakili oleh dua orang petugas non medis Puskesmas. 6. Sistem rekam medis ini tidak menangani pencatatan stok obat, jadi data obat yang ada hanya data obat yang digunakan di data medis pasien.
1.4 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan tugas akhir ini ialah membuat sistem rekam medis Puskesmas berbasis web yang nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat seperti berikut : Sistem rekam medis ini dapat membantu petugas medis Puskesmas dalam memberikan tindakan medis dan menentukan obat yang akan diberikan kepada pasien. Sistem rekam medis ini diharapkan dapat membantu dalam pembuatan berbagai laporan. Sistem rekam medis ini juga diharapkan dapat membantu dalam pencarian data riwayat kesehatan pasien dengan cepat dan mudah.
5
Sistem rekam medis ini diharapkan dapat membantu petugas Dinkes dalam mendapatkan informasi laporan data-data penyakit yang berbahaya dan bahkan penyakit yang merupakan Kejadian Luar Biasa(KLB).
1.5 Manfaat Penulisan Bagi Mahasiswa : 1. Menambah bekal ilmu pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. 2. Menambah pengalaman hidup sebagai bekal masa depan. 3. Belajar untuk memecahkan masalah dan mencari solusi dari berbagai masalah yang timbul. 4. Memperluas cakrawala berpikir. Bagi Universitas : 1. Terjalinnya hubungan baik antara pihak universitas dengan instansi yang bersangkutan. 2. Tercapainya Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian. 3. Bahan evaluasi untuk menyesuaikan materi-materi kuliah dengan aplikasi nyata di lapangan. Bagi Puskesmas: 1. Terjalinnya hubungan baik antara pihak Puskesmas dengan mahasiswa itu sendiri. 2. Terjalinnya hubungan kerjasama antara pihak Puskesmas dengan pihak
6
universitas. 3. Tidak menutup kemungkinan adanya saran dan kritik dari mahasiswa yang bersifat positif dan membangun.
1.6
Metodologi Metodologi yang digunakan dalam pembuatan rekam medis Puskesmas
berbasis web ini adalah metodologi waterfall (Pressmann,2002), yaitu sebagai berikut : 1. Identifikasi Masalah Pada tahap ini yang dilakukan adalah mempelajari masalah yang dihadapi oleh sistem. Dengan melakukan observasi (pengamatan langsung maupun pengambilan
sampel
data)
dan
interview
(melakukan
tanya
jawab/wawancara dengan calon pemakai sistem). 2. Penentuan Kebutuhan Sistem Dari hasil observasi maupun wawancara yang telah dilakukan maka dapat ditentukan apa saja kebutuhan sistem untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Selain itu juga dapat diketahui kekurangan yang ada pada sistem yang lama. 3. Analisa Sistem Pada tahap ini yang dilakukan ialah mempelajari sistem yang sudah ada sebelumnya sebagai bahan dalam pembuatan sistem yang baru.
7
4. Desain Sistem Pada tahap ini yang dilakukan ialah merancang sistem yang baru berdasarkan hasil analisa sistem dan penentuan kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya. 5. Implementasi Sistem Tahap ini baru dapat dilakukan jika tahap-tahap sebelumnya sudah dilakukan karena pada tahap ini dilakukan perancangan sistem informasi yang dapat mendukung kinerja organisasi. 6. Pengujian dan Perawatan Sistem Setelah sistem selesai melewati tahap implementasi maka tahap berikutnya sistem tersebut haruslah melewati tahap pengujian sistem secara keseluruhan untuk mengetahui masih ada atau tidaknya kesalahan pada sistem sebelum sistem tersebut diserahkan kepada pengguna. Selain itu setelah sistem tersebut jadi, sistem juga melewati tahap perawatan sistem. 7. Penerapan dan Evaluasi Sistem a) Sistem diterapkan. b) Training user. c) Sistem dioperasikan.
8
1.7
Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Bab I
Pendahuluan Bab ini berisi tentang penjelasan dari latar belakang penulisan, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi dan sistematika penulisan.
Bab II
Landasan Teori Bab ini berisi uraian tentang landasan teori yang digunakan dalam merancang sistem informasi rekam medis Puskesmas berbasis web.
Bab III
Analisa dan Perancangan Sistem Bab ini berisi tentang penjelasan dari metodologi yang digunakan dan dilanjutkan dengan tahap-tahap pembangunan rekam medis berbasis web.
Bab IV Implementasi Bab ini berisi penjelasan dari hasil implementasi berdasarkan analisa dan penilaian terhadap website yang dibangun, pemodelan, dan implementasinya ke dalam program menggunakan PHP dan MySQL. Bab V
Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil analisis serta pembahasan masalah berdasarkan hasil yang didapat secara keseluruhan.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Fitz Gerald (1981) dalam Hartono (1989), sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Mempelajari suatu sistem akan lebih mengena bila mengetahui terlebih dahulu apakah suatu sistem itu. Lebih lanjut pengertian tentang sistem pertama kali dapat diperoleh dari definisinya. Dengan demikian definisi ini akan mempunyai peranan yang penting didalam pendekatan untuk mempelajari suatu sistem. Komponen-komponen atau subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak dapat berdiri lepas sendiri-sendiri. Komponen-kompenen atau subsistemsubsistem tersebut saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.
2.1.2 Elemen-elemen sistem Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, antara lain sebagai berikut :
9
10
a. Komponen Sistem Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponenkomponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. b. Batas Sistem Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya serta menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. c. Lingkungan Luar Sistem Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, karena jika tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem. d. Penghubung Sistem Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya sehingga memungkinkan sumber-
11
sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya melalui penghubung tersebut. Dan dengan penghubung ini pula satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya untuk membentuk satu kesatuan. e. Masukan Sistem Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. f. Keluaran Sistem Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran ini dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem. g. Pengolah Sistem Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
12
h. Sasaran Sistem Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuannya.
2.2 Konsep Dasar Pengembangan Sistem Didalam pengembangan sistem terdapat 5 tahapan yaitu : a. Studi Kelayakan Pada tahap pertama ini yang dilakukan adalah mempelajari masalah yang dihadapi oleh sistem. Dengan melakukan observasi (pengamatan langsung maupun pengambilan sampel data) dan interview (melakukan tanya jawab/wawancara dengan calon pemakai sistem). Sehingga sebelum merancang sistem yang baru, sudah diketahui terlebih dahulu bagaimana sistem yang ada sebelumnya dan perancangan sistem yang baru dapat tepat sasaran. b. Rencana Pendahuluan Setelah mengetahui bagaimana sistem yang sudah ada maka tahap selanjutnya ialah perencanaan awal akan sistem yang akan dibangun nantinya. Langkah awal yang dapat dilakukan dengan menentukan kebutuhan sistem. Dari hasil observasi maupun interview dengan calon pemakai sistem dapat diketahui apa saja kebutuhan sistem untuk mengatasi
13
masalah yang dihadapi. Dan juga dapat diketahui kekurangan yang ada pada sistem yang lama agar pada sistem yang baru nantinya dapat terpenuhi semua kebutuhan sistem tadi. c. Analisis Sistem Tahap analisis sistem ini dapat didefinisikan sebagai penguraian dari sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhankebutuhan
yang
diharapkan
sehingga
dapat
diusulkan
perbaikan-
perbaikannya pada sistem yang akan dibangun nantinya. Tahap analisis ini merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan didalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan pada tahap selanjutnya. d. Perancangan Sistem (Desain Sistem) Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada pengguna tentang sistem yang baru. Desain secara umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan didesain secara rinci. Dimana gambaran sistem yang baru ini dirancang berdasarkan hasil analisa sistem dan penentuan kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya. e. Implementasi Sistem Sistem telah melalui tahap analisis dan desain sistem secara terinci serta teknologi telah diseleksi dan dipilih. Tahap ini merupakan tahap
14
meletakkan sistem supaya siap untuk beroperasikan. Tahap implementasi sistem ini dapat terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut : •
Menerapkan rencana implementasi.
•
Melakukan kegiatan implementasi
•
Tindak lanjut implementasi.
2.3 Alat dan Teknik dalam Pengembangan Sistem Untuk setiap pengembangan sistem akan dibutuhkan alat bantu desain yang digunakan untuk membantu analisis dan perancangan sistem yang akan dikembangkan. Alat bantu tersebut biasanya berbentuk diagram atau grafik (Jogiyanto 1990). Alat bantu yang berbentuk grafik dapat diuraikan sebagai berikut : a) HIPO Diagram HIPO (Hierarchy plus Input-Proses-Output) adalah alat dokumentasi program, khususnya sebagai alat desain dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem. Diagram pada Gambar 2.1 menggambarkan hubungan dari fungsi-fungsi pada sistem secara berjenjang. 0.0
1.0
2.0
2.1 Gambar 2.1 HIPO Diagram
2.2
15
b) Data Flow Diagram (DFD) DFD adalah diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem. Notasi-notasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut: : Gambar kesatuan luar.
: Gambar notasi proses
: Gambar arus data : Gambar notasi penyimpanan.
Gambar 2.2 Notasi DFD c) Sistem Flowchart Sistem flowchart merupakan alat bantu yang dapat digunakan untuk menggambarkan sistem secara pisikal. Simbol-simbol yang dapat digunakan dalam sistem flowchart, bisa dilihat pada gambar 2.3 berikut : : Simbol masukan
: Simbol awal/akhir kegiatan
: Simbol proses
: Simbol keluaran
: Simbol keputusan
: Simbol tampilan di layar
Gambar 2.3 Simbol program bagan alir (flowchart)
16
d) Use-case Diagram Use-case diagram merupakan salah satu bentuk diagram grafis dari Unified Modeling Laguage(UML) yang menggambarkan secara grafis perilaku software aplikasi. UML sendiri adalah sebuah sistem arsitektur dengan sebuah bahasa untuk menentukan, visualisasi, mengkonstruksi, dan mendokumentasikan artifact yang terdapat dalam sistem software. Artifact ini merupakan sepotong informasi yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses rekayasa software yang mana dapat berupa model, deskripsi, atau software. Sebuah use-case diagram mengandung : Actor Actor disini menggambarkan pengguna software aplikasi, yang mana nantinya akan membantu memberikan suatu gambaran jelas tentang apa yang harus dikerjakan software aplikasi. Sebuah actor mungkin seorang manusia, satu device hardware, atau sistem informasi lain. Actor dinotasikan seperti gambar di bawah ini :
Gambar 2.4 Actor Use-case Use-case ini menggambarkan perilaku software aplikasi, termasuk didalamnya interaksi antara actor dengan software aplikasi tersebut. Use-case dibuat berdasarkan keperluan actor. Setiap use-case diberi nama yang menyatakan hal apa yang akan dicapai dari hasil
17
interaksinya dengan actor. Sebuah use-case tidak dapat mencakup semua keperluan suatu software aplikasi, oleh sebab itu untuk mengatasinya sebuah koleksi dari beberapa use-case tadi diatur dan ditempatkan dalam berbagai paket use-case(use-case package). Secara grafis use-case dinotasikan sebagai berikut :
Gambar 2.5 Use-case Interaksi antara actor dan use-case. Dalam use-case model, hubungan interaksi antara actor dengan use-case digambarkan menggunakan association relationship yang memiliki stereotype “include”, “extend” dan “generalize relationship”. Hubungan include menggambarkan bahwa suatu use-case seluruhnya meliputi fungsionalitas dari use-case lainnya. Hubungan extend antar use-case
berarti
bahwa
satu
use-case
merupakan
tambahan
fungsionalitas dari use-case yang lain jika kondisi atau syarat tertentu dipenuhi.
2.4 Database, DBMS dan Konsep Pengembangannya. 2.4.1 Pengertian Database Database adalah sebuah kumpulan data yang saling berhubungan. Dimana data-data tersebut dapat disimpan dalam beberapa tempat dan data tersebut akan membuat sebuah buku alamat dari sebuah nama, alamat dan nomor telepon.
18
Manfaat dari adanya basis data atau database antara lain seperti : a) Meminimalkan duplikasi / pengulangan data. b) Konsistensi data. c) Integrasi data. d) Pendataan data secara bersama. e) Kemudahan pengembangan aplikasi. f) Pengendalian keamanan, hak dan integritas yang sama. g) Aksesbilitas dan respons data. h) Indepedensi Data. i) Mengurangi biaya perawatan program.
2.4.2 Pengertian DBMS Database Management System (DBMS) adalah sebuah kumpulan komponen untuk mendefinisikan, menyusun dan memanipulasi sebuah database.
2.4.3 Model Basis Data Relasional Model basis data relasional ini merupakan model data yang merepresentasikan data dalam bentuk tabel atau relasi. Model basis data ini terdiri atas tiga komponen yaitu : 1.)
Struktur Data (data structure) Dalam struktur data ini data di susun dalam bentuk tabel (relasi).
19
2.)
Manipulasi Data (data manipulation) Manipulasi data ini merupakan operasi-operasi yang digunakan untuk memanipulasi data yang disimpan dalam tabel.
3.)
Integritas Basis Data (data integrity) Integritas basis data ini adalah fasilitas-fasilitas yang tercakup dalam aturan-aturan bisnis (business rules) yang menjaga integritas data saat data di manipulasi.
2.4.4 Normalisasi Normalisasi merupakan proses pengubahan struktur data yang kompleks menjadi struktur data yang sederhana dan stabil. Normalisasi sebuah basis data dilakukan lewat beberapa langkah dimana tiap langkah manghasilkan suatu keadaan yang disebut normal. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: a. Bentuk normal pertama (1NF) Pada langkah pertama ini relasi (tabel) berada dalam bentuk normal pertama jika relasi tersebut tidak memuat grup berulang. Jika masih memuat grup berulang, maka grup berulang tersebut harus dihilangkan sehingga diperoleh relasi 1NF. b. Bentuk normal kedua (2NF) Suatu relasi (tabel) berada dalam bentuk normal kedua (2NF) jika memenuhi : 1. Relasi tersebut sudah dalam bentuk 1NF.
20
2. Setiap atribut bukan kunci tergantung penuh pada kunci primernya. Jadi tidak ada ketergantungan parsial dalam relasi tersebut. Ketergantungan fungsional sebagian/parsial (partial functional dependency) dalam suatu relasi terjadi jika satu atau lebih atribut bukan kunci tergantung hanya sebagian pada kunci primernya. Jika relasi masih memuat ketergantungan parsial, maka relasi tersebut harus dipecah menjadi beberapa relasi sesuai dengan ketergantungan parsial yang ditemukan. c. Bentuk normal ketiga (3NF) Suatu relasi (tabel) berada dalam bentuk normal ketiga (3NF) jika memenuhi : 1. Relasi tersebut sudah dalam bentuk 2NF. 2. Relasi tidak memuat ketergantungan transitif. Ketergantungan transitif adalah ketergantungan fungsional antara dua atau lebih atribut bukan kunci dalam suatu relasi.
2.4.5 Model Hubungan Entitas (ER) Model Hubungan Entitas (ER) adalah model yang termasuk dalam konsep perancangan (conceptual design), yang mampu menyediakan suatu gagasan yang menggambarkan kebutuhan data dari suatu aplikasi agar mudah dimengerti dan bebas dari kriteria dalam hal pengolahan dan pengorganisasian data pada suatu sistem. Gagasan ini didefinisikan dalam bentuk skema dan
21
simbol-simbol yang akan menjelaskan peristiwa yang terjadi menyangkut data dalam suatu sistem. Adapun simbol-simbol tersebut dapat dilihat pada gambar 2. 6 berikut. Simbol-simbol yang digunakan dalam Model Hubungan Entitas (ER) antara lain : : Entitas
: Relasi
: Atribut
: Hubungan tunggal
: Menghubungkan simbol yang ada Gambar 2.6 Simbol-simbol yang digunakan dalam hubungan entitas
Cardinality Ratio a) One-to-one (satu lawan satu) Satu entitas mempunyai hubungan atau relasi dengan satu entitas yang lain. b) One-to-many (satu lawan banyak) Satu entitas mempunyai hubungan atau relasi dengan beberapa entitas. c) Many-to-many (banyak lawan banyak) Beberapa entitas mempunyai hubungan atau relasi dengan beberapa entitas.
22
Key dan Atribut Deskritiptif antara lain : a) Superkey Kumpulan-kumpulan atribut dari suatu relasi yang unik. b) Candidate Key Setiap relasi mempunyai lebih dari satu key dan masing-masing key tersebut disebut candidate key. c) Primary Key Merupakan candidate key yang digunakan untuk mengidentifikasikan tuple/record (baris) pada suatu relasi.
2.4.6
Integritas Basis Data Integritas basis data adalah perubahan terhadap basis data oleh user
yang berhak dan tidak menghasilkan ketidakkonsistenan dan kerusakan data(Rosa & Sri Hartati, 2006, Modul Basis Data 2). Untuk mengatur definisi dan modifikasi terhadap basis data sehingga menjamin integrasi dari basis data tersebut, maka dalam basis data dikenal istilah aturan integritas(integrity constraints). Aturan integritas basis data tersebut ada 6 jenis antara lain yaitu : 1. Entity Integrity Constraints (aturan integritas entitas). Aturan integritas entitas adalah aturan dimana di dalam setiap entitas dideklarasikan kunci primer (primary key) untuk menjamin tidak adanya baris-baris yang memiliki nilai yang sama dalam tabel(duplikat baris).
23
2. Domain Constraints (aturan domain). Domain merupakan kumpulan tipe data dan jangkauan nilai yang diperbolehkan pada atribut sebuah relasi. Sedangkan aturan domain adalah aturan-aturan yang dirumuskan dalam definisi domain dimana definisi domain itu meliputi tipe data, panjang, format, jangkauan, nilai yang memungkinkan, keunikan dan kemungkinan data bernilai null. Tujuan dari adanya definisi domain ini adalah sistem dapat mengecek keakuratan data yang dimasukkan dalam database dan menguji kueri apakah perbandingan dalam kriteria yang dilakukan sudah sesuai. 3. Referential Integrity Constraints (aturan integritas referensial). Aturan integritas referensial (referential integrity constraints) adalah aturan yang mengatur kebenaran referensi dari satu obyek ke obyek lain dalam basis data. Aturan ini akan menjamin bahwa setiap nilai dalam kolom kunci tamu dari tabel yang merujuk harus tepat sama dengan nilai dalam kolom kunci primer dari tabel yang dirujuk, atau jika tidak akan bernilai null. Apabila
terdapat
perubahan
dalam
database
maka
dapat
mengakibatkan pelanggaran terhadap aturan integritas referensial. Maka dari itu terdapat aturan untuk melakukan operasi insert, delete dan update yaitu sebagai berikut : a. Insertion Rule Jika dilakukan penyisipan baris terhadap sebuah tabel yang merujuk, maka harus terdapat nilai yang bersesuaian dalam tabel yang dirujuk.
24
b. Deletion Rule Jika diberlakukan penghapusan baris terhadap sebuah tabel yang dirujuk dan memiliki nilai yang bersesuaian dengan tabel yang merujuk maka harus ada perlakuan tertentu untuk menjamin integritas tabel database tersebut. Perlakuan-perlakuan yang dapat dilakukan itu ada 3 macam yaitu : Restrict Tidak mengijinkan adanya penghapusan terhadap baris dalam tabel yang dirujuk. Nullify Mengeset nilai yang bersesuaian dari tabel yang merujuk menjadi null dan kemudian menghapus baris dalam tabel yang dirujuk. Cascading deletion Baris yang bersesuaian dalam tabel yang merujuk secara otomatis akan ikut terhapus. c. Update Rule Jika yang diupdate adalah kunci tamu pada tabel yang merujuk, maka perlakuannya seperti insertion rule. Jika nilai yang diupdate pada tabel yang dirujuk memiliki nilai yang bersesuaian dengan tabel yang dirujuk maka perlakuannya sama seperti pada deletion rule. 4. Atribute-Based Constraints (aturan berbasis atribut) dan Tuple Based. Constraints (aturan berbasis tupel).
25
Aturan berbasis atribut adalah aturan yang menentukan bahwa pada saat dilakukan insert atau update, nilai suatu atribut tertentu harus memenuhi kondisi tertentu. Apabila syarat tidak dipenuhi, maka proses insert atau update akan ditolak dan tidak dilakukan oleh sistem. Sedangkan aturan berbasis tuple adalah aturan yang menentukan bahwa pada saat dilakukan insert atau update, nilai beberapa atribut pada satu baris harus memenuhi kondisi tertentu. Jika tidak memenuhi syarat, maka proses insert atau update ditolak. 5. Assertions(pernyataan) Assertions adalah sebuah aturan yang berlaku pada saat operasi insert/update/delete dan dapat melibatkan beberapa tabel yang bertujuan untuk membuat agar database tetap pada kondisi yang diinginkan. 6. Trigger (pemicu). Trigger adalah aturan yang akan mengeksekusi perintah secara otomatis
sebagai
akibat
sampingan
dari
proses
modifikasi
(insert/update/delete) dalam database. Komponen operasi trigger antara lain : Aturan user
: statemen yang digunakan untuk menyatakan operasi trigger.
Event
: operasi manipulasi(insert/delete/update) data yang memicu operasi.
Nama tabel
: nama tabel yang diakses/dimodifikasi.
Kondisi
: kondisi yang menyebabkan suatu operasi dipicu.
26
Aksi
2.4.7
: tindakan yang dilakukan saat operasi dijalankan.
Structured Query Language (SQL) SQL adalah bahasa untuk memanipulasi data relasional. Bahasa SQL
bukan merupakan bahasa pemrograman tetapi sebuah data sublanguage atau bahasa pengakses data, sehingga perintah SQL dapat digunakan sebagai sebuah bahasa query atau digabungkan ke dalam program lain. Bahasa SQL juga mempunyai hubungan yang erat dengan aljabar relasional. SQL memiliki input atau lebih relasi dan menghasilkan relasi tunggal sebagai keluaran. Meskipun hasil SQL adalah sebuah bilangan, tetapi hasil tersebut tetap sebuah relasi yang memiliki satu baris dan satu kolom.
2.5 Internet 2.5.1 Pengertian Internet Internet berasal dari kata interconnection networking yang mempunyai arti hubungan berbagai komputer dan berbagai tipe komputer yang membentuk suatu jaringan/sistem yang saling berinteraksi antara satu jaringan dengan jaringan lainnya dalam lingkup dunia.
2.5.2 Protokol Internet Komunikasi jaringan komputer diatur dengan bahasa / software standar yang disebut dengan protokol yang memungkinkan beragam jaringan komputer dan jenis komputer yang ada untuk berkomunikasi. Protokol ini secara resmi
27
dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) yang merupakan cara standar untuk mempaketkan dan menyelamatkan data komputer (sinyal dan elektronik) sehingga data tersebut dapat dikirim ke komputer yang lain (Sutarman, S.Kom, 2003).
2.5.3 World Wide Web (WWW) WWW adalah sebuah bagian dari internet yang menggunakan teknologi hypertext yang sangat memberikan kemudahan dan kecepatan yang luar biasa dalam mencari informasi serta memberikan tampilan grafik yang sangat indah. WWW memfasilitasi berbagai jasa internet seperti electronik mail(e-mail), Telnet, FTP, gopher, dan lain-lain.
2.5.4
HyperText Transfer Protocol (HTTP) HTTP merupakan protokol standar yang memungkinkan bermacam-
macam komputer saling berkomunikasi dengan menggunakan bahasa HTML dan digunakan oleh Web server untuk bertukar dokumen HTML.
2.5.5 HyperText Markup Language (HTML) HTML adalah format standar atau tata penulisan khusus yang digunakan dalam penyusunan dokumen web di world wide web (WWW) dengan tata penulisan hypertext. Semua tag-tag HTML bersifat dinamis artinya kode HTML tidak dapat dijadikan sebagai file Executable program. Hal ini
28
disebabkan HTML hanyalah sebuah bahasa Scripting yang dapat berjalan apabila dijalankan didalam browser (pengakses web). HTML memiliki beberapa sintaks dasar yang hampir mirip dengan semua pemrograman baik yang berbasis web maupun visual. Kemiripan itu adalah bahwa semua struktur pemrograman harus ada sintaks yang menyatakan program itu dimulai dan diakhiri teks.
2.5.6
Uniform Resource Locator (URL) URL adalah suatu sarana yang digunakan untuk menentukan lokasi
informasi pada suatu web server. URL dapat diibaratkan suatu alamat, dimana alamat tersebut terdiri atas : 1. Protokol yang digunakan oleh suatu browser untuk mengambil informasi. 2. Nama computer (server) dimana informasi tersebut berada. 3. Jalur / path serta nama file dari suatu informasi. Format umum dari URL adalah sebagai berikut : Protokol_transfer : // nama_host / path / nama_file
2.6 Konsep-konsep On-line Secara umum istilah on-line dapat diartikan sebagai kegiatan yang selalu ada tanpa berhubungan secara langsung dengan objek. Dalam hal ini sistem komputer telah dapat melaksanakannya dalam banyak bidang kehidupan sekarang ini yaitu dengan terkoneksinya jaringan komputer ke media internet.
29
2.6.1
Sistem Komputasi Terdistribusi Dalam pembuatan sebuah sistem, desain basis data dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan kebutuhan akan file-file dari basis data yang diperlukan oleh suatu sistem. Desain basis data terdistribusi dibuat dengan maksud untuk mengidentifikasi isi atau struktur dari tiap-tiap file yang telah diidentifikasikan dalam desain secara umumnya. Elemen basis data dari file-file basis data harus memiliki elemenelemen untuk menyimpan hasil masukan (input) yang masuk. Maka dari itu struktur dari suatu file tergantung dari arus masukan dan keluaran dari file.
2.6.2
Sistem Komputer Client / Server Client adalah sebuah komputer yang berhubungan langsung dengan
pengguna dan terhubung dengan komputer lain yang memproses permintaan pengguna yang dikenal sebagai server. Prinsip kerja dari client / server ini adalah client melakukan permintaan untuk suatu informasi atau mengirim sebuah perintah ke suatu aplikasi server. Aplikasi server akan menerima permintaan dari client, kemudian memproses berdasarkan permintaan tersebut, lalu server akan merespon permintaan tersebut ke client sebagai suatu hasil dari pemrosesan yang sudah dilakukan. Sehingga tugas dari server adalah melakukan listen untuk suatu koneksi, sedangkan client mencoba membuat koneksi ke server. Setelah koneksi terbentuk, hubungan pertukaran data antara client dan server diwakili dengan suatu aliran input dan output, (Budi Susanto, 2003).
30
Mekanisme keamanan data yang ditetapkan pada sistem client / server sangat tinggi, menyebabkan aplikasi client tidak dapat membuka file-file data secara langsung, dalam hal ini client cukup melakukan login dan jika nama user serta password yang dimasukkan benar maka kemudian aplikasi server akan memberikan service untuk membuka basis data yang berada di server sesuai dengan permintaan dari pengguna, service yang diberikan juga masih ditentukan oleh hak akses (access granted) yang dimiliki oleh pengguna tersebut. Dalam sistem multi user untuk dapat menampilkan suatu data dari basis data tertentu yang terdapat dalam suatu tabel maka keseluruhan data dari tabel tersebut harus diambil(download) dari komputer server ke workstation, kemudian data tersebut diproses untuk kemudian ditampilkan. Sistem client / server dapat dikatakan sebagai solusi terbaik untuk mendapatkan aplikasi basis data yang handal dalam hal sekuritas data dan tingkat kekeliruan serta mampu mengurangi kepadatan jalur lalu lintas yang dilewati oleh suatu jaringan.
2.6.3
Aplikasi Berbasis Web Pada aplikasi berbasis web beban kerja pada komputer client dibuat
sekecil mungkin, sedangkan proses akan banyak dilakukan di server. Hal ini disebabkan karena web browser hanya menyediakan antar muka bagi client sedangkan bagian lain dari aplikasi diletakkan di server. Lapisan antarmuka web berinteraksi dengan web server untuk berkomunikasi dengan client. Antar muka web dapat dianggap sebagai paket antara logika bisnis (bisnis logic) dengan HTML yang dikirim ke browser client.
31
2.7 Hypertext Preprocessor (PHP) 2.7.1 Pengertian PHP PHP adalah sebuah bahasa pemrograman yang berbentuk scripting, sistem kerja dari program ini adalah sebagai interpreter bukan sebagai compiler. Bahasa compiler adalah bahasa yang akan mengubah script-script program ke dalam source code yang nantinya akan membentuk sebuah program yang berstatus sebagai program EXE yang dapat dieksekusi tanpa adanya bantuan program pembuatnya. Sedangkan bahasa interpreter adalah bahasa yang mana script mentahnya tidak harus diubah kedalam bentuk source code, sehingga saat program dijalankan kode dasar secara langsung akan dijalankan selain itu juga program pembuat juga harus selalu tersedia dan berjalan saat program diaktifkan.
2.7.2 Konsep kerja PHP PHP memiliki beberapa aturan penulisan, diantaranya bagaimana memulai program PHP dan mengakhiri program PHP. Untuk memulai program PHP, dapat memulainya dengan mengenal sebuah tag pengenal PHP yang digunakan untuk menuliskan kode PHP. Tag tersebut yaitu :
32
2.7.3 Variabel PHP Dalam pemrograman PHP pembentukan variabel tidak sesulit seperti yang ada di dalam bahasa pemrograman lain, karena pembentukan variabel disini
dapat
dibuat
dengan
menggunakan
tanda
String($)sebagai
pendeklarasian awal. Dengan menggunakan tanda $ maka karakter yang ada setelahnya akan dikenali oleh program sebagai bentuk variabel. Variabelvariabel yang ada antara lain : a) Variabel Biasa Secara standar bentuk penulisan variabel adalah dengan menggunakan tanda string yang kemudian diikuti oleh isi dari variabel tersebut atau nama variabelnya. Dari variabel tersebut dapat dibaca berulang-ulang kali dalam satu halaman web. b) Variabel dalam sebuah kalang atau kelompok Bentuk
dari
variabel
ini
biasanya
digunakan
untuk
mendeklarasikan data apabila menggunakan fungsi dalam PHP, isi dari data yang ada pada variabel tersebut tidak dapat ditampilkan apabila tidak melakukan pemanggilan fungsi yang mendeklarasikan variabel tersebut. c) Variabel antar halaman Bentuk dari varibel ini biasanya digunakan untuk menghantarkan data yang ada dari setiap variabel ke dalam halaman lain, bentuk-bentuk variabel ini biasanya berasal dari hasil data semacam form data seperti
33
formulir pendaftaran ataupun yang berhubungan dengan formulir lainnya.
2.8 Sistem Rekam Medis Setiap lembaga pelayanan kesehatan seperti Puskesmas tentu memiliki catatan mengenai pasien-pasiennya yang dikelola dengan baik dalam sebuah catatan/berkas kesehatan. Catatan/berkas tersebut memuat identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, daftar penyakit yang pernah diderita pasien, diagnosis yang pernah dilakukan oleh tenaga medis, gejala-gejala penyakit yang pernah terjadi, alergi terhadap obat-obat tertentu dan masih banyak lagi. Catatan tersebut senantiasa tercatat / terekam dengan baik dan benar karena isi dari catatan tersebut sangatlah penting dan bersifat rahasia bahkan tidak semua orang berhak membaca dan mengetahui nantinya. Catatan kesehatan tersebut sering disebut dengan rekam medis. Menurut Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medis (1997), rekam medis diartikan sebagai ” keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan”. Tujuan dari rekam medis itu sendiri adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Puskesmas serta memudahkan dan mempercepat tindakan medis yang harus dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan.
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1
Analisa Sistem Perkembangan teknologi menjadi semakin pesat dan sudah merambah
ke berbagai bidang di dunia ini. Tidak hanya pada bidang teknologi saja. Dengan menggunakan teknologi yang semakin canggih, hal ini juga mempengaruhi pada informasi yang diperoleh maupun dihasilkan. Baik buruknya suatu informasi yang dihasilkan akan sangat mempengaruhi dalam perkembangan informasi itu sendiri maupun dalam pengambilan keputusan untuk memperoleh hasil yang lebih baik di masa mendatang. Informasi yang aktual, cepat dan akurat sangat dibutuhkan oleh siapa saja untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dari kemampuan yang dimilikinya. Perkembangan teknologi yang ada misalnya pada teknologi komputer. Kemajuan teknologi komputer yang berfungsi sebagai pendukung pemrosesan data dan informasi telah menjadi kebutuhan pada setiap perusahaan dan instansi pemerintah maupun bukan pemerintah. Kemajuan teknologi ini dapat diterapkan pada berbagai bidang, dalam hal ini akan dibahas penerapannya pada bidang jasa khususnya jasa pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu pengolahan data medik pada sebuah Puskesmas. Puskesmas merupakan sebuah instansi kesehatan yang memberikan jasa pelayanan pengobatan kepada masyarakat. Setiap hari banyak pasien yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas. Data pasien yang
34
35
ada dari hari ke hari semakin bertambah. Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh penulis di Puskesmas Srumbung dan Puskesmas Salam, data pasien terbanyak biasa terjadi pada hari Senin dan Selasa. Pengolahan data pasien yang ada masih dilakukan secara manual yaitu dengan pengarsipan berdasarkan nama desa dari mana pasien tersebut berasal. Hal tersebut sangat tidak efisien dan tidak efektif, selain itu banyak sekali resiko yang dapat ditimbulkan seperti kesalahan penulisan data, rusaknya data, hilangnya data mungkin karena dipinjam dan masih banyak lagi. Untuk menangani masalah pengolahan data pasien, salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan membuat suatu sistem yang dapat mempermudah dalam pengolahan data dan memberikan atau menyajikan informasi secara cepat dan mudah. Sistem tersebut adalah sistem rekam medis. Sistem ini terutama ditujukan bagi para petugas medis yang harus segera mengambil keputusan dari pemeriksaan yang telah dilakukannya dan petugas non medis yang diberikan tanggungjawab untuk memasukkan data pasien serta bertanggungjawab atas kelancaran pengolahan data pasien. Manfaat lain dari sistem rekam medis selain mempermudah pengolahan data pasien suatu Puskesmas juga bermanfaat bagi pasien antar Puskesmas. Misalnya seorang pasien memeriksakan dirinya ke Puskesmas Srumbung, setelah menikah dengan orang yang berasal dari kecamatan Salam dan tinggal di daerah itu, maka saat dia sakit, dia akan memeriksakan dirinya ke Puskesmas terdekat. Dalam hal ini yang terdekat ialah Puskesmas Salam. Pada saat pemeriksaan berlangsung, jika petugas medis yang memeriksa ingin
36
mengetahui riwayat kesehatan pasien tersebut maka dapat menggunakan sistem rekam medis ini dengan melihat data medis pasien di Puskesmas Srumbung. Selain itu untuk mempermudah pengolahan data dan pencarian data medis pasien, sistem rekam medis ini juga bermanfaat dalam pembuatan laporanlaporan per wilayah. Laporan-laporan tersebut nantinya dapat digunakan untuk pengambilan suatu keputusan, seperti penentuan suatu penyakit merupakan KLB atau tidak, seberapa besar prosentase yang ada untuk wabah penyakit yang timbul dalam suatu wilayah, mengetahui ada tidaknya kasus flu burung maupun demam berdarah di wilayah tersebut dan masih banyak lagi. Sistem rekam medis pasien Puskesmas yang akan dibangun ini berupa suatu aplikasi berbasis web yang memungkinkan petugas non medis dengan aturan tertentu dapat mengakses data ke satu basis data yang berada di server. Dalam merancang sistem rekam medis ini penulis mempelajari pelaksanaan sistem rekam medis pada suatu Puskesmas yang sampai saat ini masih manual sebagai sarana untuk mengetahui proses-proses yang berhubungan dengan rekam medis Puskesmas dan mengetahui data-data medis yang dicatat dan kebutuhan penggunanya beserta jaringannya seperti PusTu atau Puskesmas Pembantu, Lansia atau Lanjut Usia, UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), dan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah). Suatu Puskesmas dibagi menjadi beberapa unit bagian yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Bagian-bagian tersebut antara lain unit KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), unit Gigi, unit KB(Keluarga Berencana), unit Gizi, unit Sanitasi dan unit Umum.
37
Dari bagian-bagian yang telah disebutkan diatas bagian rekam medis pasien Puskesmas masuk menjadi satu dengan unit Umum jadi tidak berdiri sendiri. Bagian rekam medis ini bertugas untuk merekam semua data pasien dari mulai proses pendaftaran sampai proses pelayanan medis yang diterima pasien serta mengolah data pasien seperti membuat laporan-laporan. Unit rekam medis ini sangat penting keberadaannya karena data-data yang ada berhubungan dengan kelangsungan hidup seorang pasien. Dalam sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis web ini yang akan dikembangkan adalah dalam proses pendaftaran, proses pelayanan pasien, proses perekaman data dan juga pembuatan laporan. Secara umum sistem rekam medis pasien Puskesmas di Indonesia ini, sebenarnya sudah ada, hanya saja pengolahan data yang ada sebagian masih manual. Bahkan pada proses pencatatan data sosial pasien pun masih manual. Apabila seseorang memeriksakan dirinya ke Puskesmas maka langkah pertama yang dilakukan ialah mendaftarkan diri. Setelah petugas administrasi mencatat identitas pasien tersebut, maka pasien akan mendapat kartu pendaftaran dan kartu periksa. Kemudian kartu periksa ini diserahkan kepada dokter atau petugas medis yang memeriksa. Dari pemeriksaan yang telah dilakukan maka dokter atau petugas medis akan mencatat diagnosa, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, dan gejala yang ada pada kartu periksa, lalu pasien juga akan memperoleh resep dari dokter atau petugas medis tersebut. Kemudian pasien membawa kartu periksa dan resep tersebut ke loket obat untuk
38
mengambil obat. Sedangkan kartu periksa ini nantinya akan dikumpulkan dalam suatu arsip berdasarkan asal desa oleh seorang petugas Puskesmas. Di dalam proses pemasukan data belum terdapat adanya proses validasi termasuk pemasukan data sosial pasien sehingga data yang dihasilkan tidak akurat dan keamanan data kurang terjamin. Validasi data disini kurang terjamin karena dengan sistem manual ini tidak dapat diketahui siapa yang memasukkan data sehingga sulit mencari siapa yang bertanggung jawab apabila terjadi kesalahan memasukkan data karena banyak orang mempunyai kewenangan untuk memasukkan data dan tidak terdapat password untuk membedakan orang yang satu dengan yang lainnya. Di dalam pelayanan rekam medis yang berjalan sekarang semua tugas dilakukan oleh petugas non medis dan pengguna lain yang berhubungan dengan medis pasien dapat menggunakan sistem yang berhubungan dengan unit rekam medis karena dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan berkas. Sedangkan untuk pembuatan laporan-laporan juga masih manual, yaitu dengan melakukan rekapitulasi ulang dari berkas-berkas yang ada dan hal ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Proses penyelesaian laporan yang seperti ini sangat tidak efisien dan sangat merugikan. Karena informasi laporanlaporan tersebut sangat dibutuhkan secepatnya oleh petugas Dinkes guna pengambilan tindakan selanjutnya. Misal terdapat penyakit yang ternyata merupakan KLB, hal tersebut tidak dapat segera terdeteksi dan diambil tindakan selanjutnya karena data laporan belum masuk ke petugas Dinkes..
39
3.2 Identifikasi Masalah Sistem rekam medis yang telah dijelaskan di atas memiliki kelemahan, antara lain: 1. Kurang efektif karena tidak dapat memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi yang dibutuhkannya dengan cepat. 2. Dari segi keamanan data kurang terjamin, karena tidak ada validasi data sehingga terdapat kemungkinan adanya penulisan data yang salah. 3. Petugas non medis tidak dapat mengirim satu-satu data rekam medis secara rutin pada saat diminta mendadak. Untuk itu bagian-bagian lain seperti unit KIA, unit Gigi, unit KB, unit Gizi, unit Sanitasi dan unit Umum. yang memerlukan (untuk keperluan darurat) harus mengirim petugasnya dalam hal ini petugas non rekam medis untuk mengambil sendiri ke bagian rekam medis. 4. Apabila terdapat data yang sama maka harus dilakukan penulisan berulang kali sehingga tidak efisien. 5. Dari sisi ekonomi membutuhkan banyak biaya karena berkas-berkas yang dibutuhkan akan banyak, sebanyak jumlah pasien yang ada. Misalnya seorang pasien memeriksakan dirinya pada bulan Juni karena sakit batuk, namun sebelumnya pada bulan Maret dia pernah sakit gatal-gatal dan memeriksakan diri ke Puskesmas yang sama. Jika perekaman data masih manual maka identitas pasien harus
40
dicari satu persatu dari semua berkas yang ada dan jika tidak diketemukan maka harus dicatat ulang. 6. Pelayanan yang dilakukan tidak dapat berlangsung cepat. 7. Jika harus dilakukan pengambilan keputusan untuk tindakan medis selanjutnya, tidak dapat diputuskan dengan cepat karena informasi riwayat kesehatan pasien sebelumnya tidak dapat diperoleh dengan cepat. Sedangkan kelemahan sistem rekam medis yang belum on-line antara lain : 1. Data rekam medis yang ada tidak dapat diakses dari luar Puskesmas sehingga memperlambat penanganan pasien di luar Puskesmas tertentu. 2. Berkas rekam medis selalu dipindah dari satu tempat ke tempat yang lain jika terdapat keperluan darurat sehingga besar kemungkinan berkas tersebut rusak bahkan hilang. 3. Sistem ini hanya dapat digunakan oleh petugas non medis dan tidak dapat digunakan secara langsung oleh petugas lain seperti dokter atau petugas medis yang lain. 4. Integritas data kurang terjamin apabila terdapat perubahan data. Berkas data rekam medis hanya dapat dipakai oleh satu pengguna pada saat yang bersamaan. Sehingga jika ada pengguna lain yang membutuhkan berkas tersebut harus menunggu. Sedangkan dari sisi petugas Dinkes jika mereka membutuhkan data laporan dari Puskesmas tersebut, harus menunggu hingga petugas non medis(petugas non medis) Puskesmas tersebut selesai
41
memasukkan semua data berkas rekam medis dalam komputer. Sehingga pengambilan keputusan pun tidak dapat dilakukan dengan cepat.
3.3 Analisa Kebutuhan Tahap ini dilakukan untuk menentukan apa saja yang menjadi kebutuhan sistem dan data-data yang diperlukan pada pembuatan sistem yang baru nantinya. Bagian rekam medis Puskesmas setiap harinya akan melayani data pasien yang semakin besar karena setiap hari dapat dipastikan jumlah pasien akan bertambah, selain itu unit rekam medis Puskesmas juga dituntut untuk lebih cepat dan akurat dalam menyajikan dan menyampaikan berbagai informasi sehingga dapat memberikan pelayanan medis yang lebih baik dan berkualitas. Secara umum sistem rekam medis yang akan dikembangkan ini melibatkan tiga entitas yaitu petugas non medis, petugas medis dan petugas Dinkes dalam sistem ini berstatus sebagai admin yang bertanggung jawab penuh atas sistem ini. Petugas non medis itu sendiri mempunyai tugas untuk memasukkan data selain data pemeriksaan dokter atau data medis pasien. Proses yang terjadi dalam sistem rekam medis pasien Puskesmas ini dibagi atas tiga sisi yaitu : 1. Proses pada sisi petugas non medis sebagai administrator 2. Proses pada sisi petugas medis untuk dokter dan bidan. 3. Proses pada sisi petugas DINKES yang akan melihat laporan dari tiap-
42
tiap Puskesmas. Dari sisi petugas non medis proses yang terjadi adalah sebagai berikut : 1. Login, petugas non medis masuk pada menu login dan harus mengisi data nama dan password. Jika terdapat kesalahan dalam memasukkan nama ataupun password maka akan muncul kotak dialog pesan kesalahan namun jika benar dalam memasukkan nama dan password maka petugas non medis dapat melanjutkan pada proses selanjutnya. 2. Memasukkan data (input data), petugas non medis dapat melakukan proses masukan data yaitu memasukkan data sosial pasien atau data identitas diri pasien, data petugas medis dan data obat. 3. Menampilkan data (view data), petugas non medis mempunyai fasilitas untuk menampilkan data yaitu data sosial pasien (identitas pasien), data petugas medis, data obat dan data login untuk petugas non medis. 4. Edit Data, petugas non medis mempunyai fasilitas untuk mengubah data dengan menu edit data. Adapun data-data yang berhak diubah oleh petugas non medis hanyalah data sosial pasien atau data identitas pasien, data petugas medis dan data obat. 5. Cetak kartu pasien, bagi seorang pasien yang baru pertama kali melakukan pemeriksaan di suatu Puskesmas dirinya harus membuat kartu pasien. Dan kartu tersebut akan diberikan kepada pasien setelah pasien mendaftarkan diri untuk periksa. 6. Edit Password, seorang petugas non medis pada sistem ini data identitas mereka diasumsikan telah dimasukkan sebelumnya walaupun proses
43
tersebut memang tidak ditunjukkan. Akan tetapi petugas non medis ini dapat mengubah password yang telah ada. Dari sisi petugas medis proses yang terjadi antara lain : 1. Login, petugas medis masuk pada menu login dan harus memasukkan nama dan password dengan benar. Jika terdapat kesalahan dalam memasukkan username dan password maka akan muncul kotak dialog pesan kesalahan, tetapi apabila nama dan password yang dimasukkan benar maka dokter dapat melanjutkan pada proses selanjutnya. 2. Memasukkan data (input data). Dalam sistem ini petugas medis dapat melakukan masukan data yaitu data medis pasien dan data resep. Data medis pasien merupakan catatan hasil pemeriksaan yang telah petugas medis lakukan kepada pasien. Dan data ini nantinya akan terus bertambah sesuai riwayat kesehatan pasien. Sedangkan untuk data diri petugas medis itu sendiri dimasukkan oleh petugas non medis. 3. Menampilkan data (view data), petugas medis mempunyai fasilitas untuk menampilkan data seperti data sosial pasien, data medis pasien dan data identitas miliknya sendiri. 4. Edit Password. Walaupun seorang petugas medis mempunyai hak untuk memasukkan data medis seorang pasien, namun data tersebut tidak diperbolehkan untuk diubah karena data-data tersebut akan menjadi catatan perjalanan riwayat kesehatan seorang pasien. Untuk mengubah data petugas medis hanya dapat mengubah password yang dimilikinya. Sedangkan untuk
44
mengubah data diri yang lain dilakukan oleh petugas non medis yang diberikan hak untuk memasukkan data diri petugas medis. Dari sisi petugas DINKES proses yang terjadi antara lain : 1. Login, petugas DINKES untuk masuk pada sistem rekam medis haruslah memasukkan username dan password dengan benar. Jika terdapat kesalahan dalam memasukkan username dan password maka akan muncul kotak dialog pesan kesalahan, tapi apabila nama dan password yang dimasukkan benar maka petugas tersebut dapat melanjutkan pada proses selanjutnya. 2. Menampilkan laporan, petugas DINKES mempunyai fasilitas ini untuk menampilkan laporan-laporan yang berasal dari tiap-tiap Puskesmas. 3. Cetak laporan, dari data-data medis yang ada dapat ditarik suatu kesimpulan dan dapat diketahui penyakit yang banyak muncul dari tiap-tiap Puskesmas. Kesimpulan dan prosentase data-data tersebut tersusun dalam sebuah laporan yang dapat dicetak untuk kepentingan kearsipan dengan menggunakan fasilitas ini. 4. Edit Password. Seperti halnya petugas medis diatas, petugas Dinkes pun juga dapat mengubah password yang dimilikinya.
3.3.1 Penentuan Kebutuhan Sistem Penentuan
kebutuhan
yang
diperoleh
akan
digunakan
untuk
mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan pengguna selama menggunakan
45
sistem yang lama, sehingga sistem yang akan dibuat nanti akan sesuai dengan keinginan pengguna dan bermanfaat bagi kelancaran pengolahan data.
Package(Paket) Menurut A. Suhendar S.Si dan Hariman Gunadi S.Si.,MT (2002), Package(Paket) adalah mekanisme pengelompokan yang digunakan untuk menandakan pengelompokan elemen-elemen model.
Package(Paket) pada sistem rekam medis pasien Puskesmas
Actors
Use Cases
Gambar 3.1 Package actor dan use case Actor-actor yang terdapat dalam sistem rekam medis dikelompokkan dalam satu buah package(paket) yaitu paket actor. Adapun penggambaran actor tersebut ditunjukkan oleh gambar 3.2 berikut ini.
Pegawai Puskesmas
Petugas Medis
Petugas Dinkes
Petugas Non Medis
Gambar 3.2 Actor-actor dalam sistem rekam medis pasien Puskesmas
46
Sedangkan untuk pengelompokan use case-use case yang ada ditunjukkan oleh gambar 3.3 berikut.
Sistem untuk Petugas Non Medis
Sistem untuk Petugas Dinkes
Sistem untuk Petugas Medis
Gambar 3.3 Pengelompokan use case dalam beberapa package Di bawah ini akan dijelaskan diagram-diagram use case dari tiap-tiap package use case yang ada. Use Case - Use Case untuk Sistem Petugas Non Medis
Search data pasien
<extends>
<extends> Daftar pasien
<depends on> <extends> Edit data pasien
<depends on> <extends> Input Data Pasien
<depends on> Cetak kartu pasien Petugas Non Medis
<depends on>
(f rom Actors)
LOGIN
Ganti password petugas non medis
<depends on>
<extends>
Input Data Obat
<depends on>
Edit data obat
<extends>
Input Data Petugas Medis
Edit data petugas medis
Gambar 3.4 Diagram use case untuk Petugas Non Medis
47
Use case-use case untuk Petugas Medis
<extends> Search Data Pasien
<depends on> Input Data Medi s Pasien
<depends on>
Petugas Medis
Login
Ganti password petugas medis
(f rom Actors)
<depends on>
Input Data Resep
Gambar 3.5 Diagram use case untuk Petugas Medis
Use case-use case untuk petugas dinkes
<extends> Search Laporan
<depends on> Cetak Laporan
login <depends on>
Petugas Dinkes (f rom Actors)
Ganti password petugas dinkes
Gambar 3.6 Diagram use case untuk Petugas Dinkes
48
3. 3.2 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan akan digunakan untuk membuat database pada sistem rekam medis. Data yang dibutuhkan dalam proses perekaman data pada sistem rekam medis ini antara lain : 1. Data Pasien yang meliputi data identitas pasien dan data medis atau data riwayat kesehatan pasien. 2. Data petugas medis yang akan memberi catatan medis kepada pasien setelah melakukan pemeriksaan. Data petugas medis ini terdiri dari id petugas medis, nama, alamat, jenis kelamin, jabatan dan status. Status disini berisi aktif dan nonaktif, dimana jika petugas medis tersebut masih bekerja di Puskesmas yang bersangkutan maka status aktif dan jika sudah berhenti maka status nonaktif dan data akan tetap tersimpan di database. 3. Data pegawai rekam medis yang bertanggung jawab memasukkan data pasien. Dimana dalam sistem ini yang berlaku sebagai petugas non medis tersebut ialah petugas non medis. 4. Format laporan yang berisi tentang data pasien tiap Puskesmas dan jumlah data penyakit yang ada di tiap Puskesmas dari mulai yang terbanyak hingga terkecil. Hal ini dapat dipakai sebagai bahan acuan untuk menentukan kasus KLB suatu penyakit.
Sehingga apabila
terdapat wabah penyakit dapat segera diambil tindakan. 5. Data obat yang terdiri dari id obat, nama, dosis dan jenis obat.
49
Data-data yang dibutuhkan di atas, diperoleh langsung dari beberapa Puskesmas di wilayah kabupaten Magelang. Data yang diperoleh dari pengamatan yang telah dilakukan antara lain : 1.
Data identitas pasien yang terdiri dari nomor rekam medis, nama, tanggal lahir, usia, alamat, jenis kelamin, golongan darah dan pekerjaan.
2.
Data medis pasien yang terdiri dari tanggal diagnosa, anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (rontgen, ct-scan, cek laboratorium), diagnosa, tindakan dan resep.
3.
Data petugas medis yang terdiri dari id petugas medis, nama, alamat, jenis kelamin dan jabatan.
4.
Data obat yang terdiri dari kode obat, nama, jenis dan dosis.
3.4 Analisa Kelayakan Berdasarkan permasalahan di atas penulis berkeinginan untuk membuat suatu sistem baru yang berhubungan dengan masukan data dan tampilan data yang dilakukan oleh pengguna yang berhubungan dengan sistem rekam medis. Penulis ingin membuat suatu aplikasi yang nantinya mampu memberikan suatu informasi yang bernilai tinggi dan juga bermanfaat bagi pengguna yang membutuhkannya. Karakteristik sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis web yang akan dikembangkan ini adalah sebagai berikut :
50
1. Service (pelayanan), Dengan menggunakan konsep on-line diharapkan setiap proses yang terjadi dalam sistem dapat berlangsung dengan cepat. Sehingga pelayanan yang diberikan pun dapat berlangsung cepat. 2. Efficiency (efisiensi), Sistem lebih praktis dalam menyajikan informasi, sehingga informasi diperoleh dengan cepat dan tepat. 3. Security (keamanan), Sistem yang dibuat ini dalam pengaksesannya harus login dahulu dengan memasukkan username dan password masing-masing pengguna sesuai dengan yang telah dimasukkan pertama kali saat mendaftar dahulu ke sistem ini. 4. Economics (nilai ekonomis), Sistem yang dibuat dapat memecahkan masalah dalam hal penyimpanan data, karena data dapat disimpan di dalam komputer sehingga tidak lagi diperlukan ruangan yang besar dalam menyimpan data tersebut. Serta menghemat biaya karena tidak memerlukan berkas yang banyak 5. Simplicity (sederhana), Sistem ini dibuat sedemikian sederhana, sehingga pengguna tidak kesulitan dalam mengakses informasi dan menggunakan fasilitas-fasilitas yang tersedia dalam sistem sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
3.5 Desain Sistem 3.5.1 Desain Proses Dalam perancangan sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis web ini untuk mengetahui proses yang berhubungan dengan sistem
51
dideskripsikan dalam sebuah diagram yaitu diagram konteks dan diagram aliran data yang akan dilanjutkan pada level-level berikutnya.
3.5.1.1 Diagram Konteks Username,Password data pasien data petugas medis
Pet ugas NonMedis
data obat tampilan data pasien tampilan data pet ugas medis tampilan data obat tampilan kartu pasien
Username,Password data medis pasien 0 Sistem Rekam Medis Puskesmas
data resep tampilan data pasien tampilan data medis pasien tampilan data resep tampilan data pet ugas medis
pesan status
pesan status pesan status
Username Password
tampilan laporan Pet ugas Dinkes
Gambar 3.7 Diagram Konteks
Pet ugas Medis
52
3.5.1.2 Diagram Arus Data DFD Level 1 Sisi Petugas Non Medis Username,Pas sword pesan s tatus
1 Validasi Pas sword
Username,Pas sword
data petugas nonmedis
pesan s tatus
data valid
Petugas NonMedis
data pas ien tampilan data pas ien
data obat tampilan data obat
data petugas medis tampilan data petugas medis
2 Pengolahan data pas ien Data Pasien data pas ien
3 Pengolahan Data Obat
4 Pengolahan Data Pet ugas Medis
data pas ien
data obat
data obat
data obat
data petugas medis
data petugas medis
data petugas medis
5 Username,Pas sword pesan s tatus
Ganti Pas sword
pass word baru pesan s tatus
Gambar 3.8 Diagram arus data level 1 sisi petugas non medis
53
Sisi Petugas Medis 1
Username,Pas sword pesan s tatus
Username,Pas sword
Validasi Pas sword
data petugas medis
pesan s tatus
data valid
Pet ugas Medi s
data pas ien tampilan data pas ien
data medis pasien tampilan data medis pasien
2 Search Data Pas ien
data pas ien
data pas ien
tampilan data pas ien
3 Input Dat a Medis Pasien
data medis pasien
data medis pasien
data medis pasien
4 Username,Pas sword pesan s tatus
Ganti Pas sword
pass word baru pesan s tatus
5 data resep tampilan data res ep
Input Data Res ep
data resep
data resep
data resep
Gambar 3.9 Diagram arus data level 1 sisi Petugas Medis Sisi Petugas Dinkes Username,Pas sword pesan s tatus
1 Validas i Pas sword
Username,Pas sword
data petugas dink es
pesan s tatus
data valid
Pet ugas Dinkes
data pas ien tampi lan laporan
2 Search data laporan
data pas ien data pas ien
data pas ien
data pas ien tampilan laporan
3 Cetak laporan
data pas ien data pas ien
4 Username,Pas sword pesan s tatus
Ganti Pas sword
pass word baru pesan s tatus
Gambar 3.10 Diagram arus data level 1 sisi petugas DINKES
54
3.5.1.3 Diagram Arus Data DFD Level 2 data pas ien tampilan data pas ien
2. 1 Search Data Pas ien
data pas ien data pas ien
data pas ien
Petugas NonMedi s
data pas ien tampilan data pas ien
data pas ien tampilan data pas ien
2. 2 Daftar Periks a
2. 3 Input Data Pas ien
data pas ien
data pas ien
data pas ien data pas ien
2. 4 data pas ien tampilan data pas ien
Edit Dat a Pas ien
data pas ien data pas ien baru
2. 5 data pas ien tampi lan kartu pas ien
Cet ak Kartu Pas ien
data pas ien data pas ien
Gambar 3.11 DFD level 2 pengolahan data pasien sisi petugas non Medis
data obat tampilan data obat
3. 1 Input Data Obat
Pet ugas NonMedis
data obat data obat
data obat
3. 2 data obat tampilan data obat
Edit Data Obat
data obat data obat baru
Gambar 3.12 DFD level 2 pengolahan data obat sisi petugas non medis
55
data petugas medis tampilan data petugas medis
4. 1 Input Data Pet ugas Medis
data petugas medis data petugas medis
Petugas NonMedis
data petugas medis
4. 2 data petugas medis tampilan data petugas medis
Edit data petugas medis
data petugas medis data petugas medis baru
Gambar 3.13 DFD level 2 pengolahan data petugas medis sisi petugas non medis
3.5.1.4 Kamus Data legal – char
= [A-Z|a-z|0-9| | ]
Data Pasien No_RM
: {legal - char}17
Nama
: {legal - char}30
Tgl_lahir
: {date}
Usia
: {legal - char}10
Alamat
: {legal - char}50
Jns_kelamin
: {legal - char}10
Gol_darah
: {legal - char}2
Pekerjaan
: {legal - char}15
Status
: {legal - char}10
56
Data Petugas Medis Id_Medis
: {legal - char}20
Nama
: {legal - char}30
Alamat
: {legal - char}50
Jns_kelamin
: {legal - char}10
Jabatan
: {legal - char}30
Status
: {legal - char}10
User_ID
: {legal - char}15
Password
: {legal - char}10
Data Medis Pasien No_RM
: {legal - char}20
Id_Medis
: {legal - char}20
Tgl_diagnosa
: {date}
Anamnesa
: {legal - char}100
Pem_fisik
: {legal - char}100
Pem_penunjang
: {legal - char}100
Diagnosa
: {legal - char}100
Tindakan
: {legal - char}100
Id_Resep
: {legal - char}100
Waktu
: {datetime}
57
Data Resep Id_Resep
: {legal - char}10
Data Obat Id_obat
: {legal - char}10
Nama
: {legal - char}30
Jenis
: {legal - char}10
Dosis
: {legal - char}10
Data Petugas NonMedis Id_nonmedis
: {legal - char}15
Nama
: {legal - char}30
User_ID
: {legal - char}15
Password
: {legal - char}10
Data Petugas Dinkes Id_dinkes
: {legal - char}15
Nama
: {legal - char}30
User_ID
: {legal - char}15
Password
: {legal - char}10
58
3.5.2 Desain Basis data Untuk merancang suatu basis data salah satu cara yang digunakan dalam perancangan basis data direpresentasikan dengan model data. Salah satu model data yang digunakan adalah model relasi entitas(EntityRelationship).
Pada
model
relasi
entitas, semesta
data
yang
ada
diterjemahkan/ditransformasikan dengan memanfaatkan sejumlah perangkat konseptual menjadi sebuah diagram data, yang sering disebut sebagai diagram Entity-Relationship(Diagram E-R). Sesuai namanya, ada dua komponen utama pembentuk Model Entity-Relationship, yaitu entitas(entity) dan relasi(relation).
59
3.5.2.1 Diagram Relasi Entitas
Gambar 3.14 Diagram Relasi Entitas
3.5.2.2 Mapping Sesuai dengan salah satu tujuan dibuatnya Sistem Rekam Medis ini yaitu sebagai penyimpanan data maka penyimpanan data yang ada pada sistem ini dibagi dalam suatu kumpulan data yang disimpan dalam suatu file berbentuk tabel. Himpunan entitas tersebut digambarkan pada tabeltabel seperti di bawah ini :
Entitas Pasien mempunyai atribut NO_RM yang menjadi kunci utama sedangkan Id_Puskesmas menjadi kunci tamu. Kunci tamu adalah kunci yang berasal dari entitas lain yang karena adanya relasi 1 to M masuk ke tabel pasien. 3. Tabel Mendiagnosa Tabel 3.3Tabel Mendiagnosa tgl_diagnosa
Id_Medis
No_RM
Id_resep
anamnesa
pem_fisik
pem_penunjang
diagnosa
tindakan
Dalam tabel Entitas Mendiagnosa ini, tgl_diagnosa yang semula merupakan calon kunci (key) berubah menjadi kunci utama karena adanya kunci dari entitas-entitas yang berhubungan dengan Mendiagnosa. Lain halnya dengan atribut Id_Medis, NO_RM dan Id_Resep yang menjadi kunci tamu dalam entitas ini karena adanya hubungan relasi 1 to M masuk ke tabel mendiagnosa. 4. Tabel Resep Tabel 3.4 Tabel Resep Id_resep Id_Medis No_RM tgl_resep
waktu
61
Dalam tabel Entitas Resep ini, Id_Resep merupakan kunci utama. Sedangkan untuk atribut Id_Medis dan NO_RM menjadi kunci tamu dalam entitas ini karena adanya hubungan relasi 1 to M masuk ke tabel Resep. 5. Tabel Obat Tabel 3.5 Tabel Obat Id_obat
nama
jenis
dosis
6. Tabel Mempunyai Tabel 3.6 Tabel Mempunyai Id_resep Id_obat aturan_pakai
Pada tabel Entitas Mempunyai ini tidak terdapat adanya kunci utama, kunci yang ada merupakan kunci tamu. Dimana kunci tamu tersebut terjadi karena adanya hubungan relasi N to M masuk ke tabel Mempunyai. Kunci tamu yang terdapat dalam Entitas Mempunyai ini ialah Id_Resep dan Id_obat. Jadi tabel Entitas Mempunyai ini dapat disebut juga dengan tabel hasil relasi. 7. Tabel Puskesmas Tabel 3.7 Tabel Puskesmas Id_Puskesmas
Id_Puskesmas merupakan kunci tamu dalam entitas ini karena adanya hubungan relasi 1 to M masuk ke tabel Petugas NonMedis. 9. Tabel Petugas Dinkes Tabel 3.9 Tabel Petugas Dinkes Id_Dinkes
nama
user_id password
10. Tabel Penyakit Tabel 3.10 Tabel Penyakit Kode
nama
3.5.2.3 Normalisasi 1NF Semua tabel dalam entitas diagram diatas sudah memenuhi syarat 1NF. Jadi semua tabel sudah normal 1NF, karena setiap atributnya bernilai tunggal untuk tiap baris. 2NF Semua tabel sudah memenuhi bentuk normal 2NF, karena semua attribut bukan kunci bergantung sepenuhnya(fully functional dependent) pada kunci utama (primary key). Contoh : Tabel Resep Id_resep Id_Medis No_RM tgl_resep
63
Tabel Obat Id_obat
nama
jenis
dosis
Tabel Mempunyai Id_resep
Id_obat
aturan_pakai
3NF Semua tabel sudah memenuhi bentuk normal 3NF, karena semua tabel sudah berada pada bentuk normal 2NF dan setiap attribut bukan kunci tidak memiliki dependensi transitif terhadap kunci utama (primary key).
3.5.2.4 Integritas Basis Data Sistem informasi yang baik mempunyai karakteristik yaitu dapat memberikan informasi yang akurat dan tepat. Informasi yang akurat dapat diperoleh apabila didukung oleh perancangan dan implementasi basis data yang handal. Oleh karena itu, suatu basis data harus dapat menjamin integritas (keutuhan) data yang akan disimpannya. Aturan integritas yang digunakan dalam sistem ini yaitu : 1. Entity Integrity Constraints (aturan integritas entitas). Berikut aturan integritas entitas yang akan diberlakukan untuk basis data Rekam Medis,yaitu :
64
Tabel 3.11 Aturan Integritas untuk Entitas yang berelasi Nama Tabel Petugas Medis Pasien Mendiagnosa Resep Obat Mempunyai Puskesmas Petugas Non Medis
Tabel 3.12 Aturan Integritas untuk Entitas yang tidak berelasi Nama Tabel Petugas Dinkes Penyakit
Kunci Utama (Primary Key) Id_Dinkes Kode
Kunci Tamu (Foreign Key) -
2. Domain Constraints (aturan domain). Domain dari atribut pada masing-masing entitas dalam diagram ER seperti terdapat pada gambar 3.14 adalah sebagai berikut : a) Entitas Petugas Medis Tabel 3.13 Aturan Domain Entitas Petugas Medis
65
b) Entitas Pasien Tabel 3.14 Aturan Domain Entitas Pasien
c) Entitas Mendiagnosa Tabel 3.15 Aturan Domain Entitas Mendiagnosa
Sedangkan aturan domain untuk tabel-tabel yang ada dalam basis data rekam medis tapi tabel ini tidak saling berelasi ialah : a) Entitas Petugas Dinkes Tabel 3.21 Aturan Domain Entitas Petugas Dinkes
b) Entitas Penyakit Tabel 3.22 Aturan Domain Entitas Penyakit
67
3. Referential Integrity Constraints (aturan integritas referensial). Aturan integritas referensial dalam sistem informasi ini ditunjukkan dengan adanya garis panah antara satu tabel dengan tabel yang lain yang mempunyai hubungan.
Dinkes(Id_Dinkes, nama, user_id, password) Penyakit(Kode, nama) Keterangan : Tabel yang ditunjuk oleh tanda panah adalah tabel yang dirujuk. Tabel yang terdapat garis tanpa tanda anak panah adalah tabel yang merujuk.
Contoh : Tabel Mempunyai = tabel yang merujuk. Tabel Petugas Medis dan Tabel Obat = tabel yang dirujuk. Apabila terjadi perubahan dalam database maka dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap aturan integritas referensial. Maka dari itu terdapat aturan untuk melakukan operasi insert, delete dan update yaitu sebagai berikut : a. Insertion Rule Aturan ini berlaku untuk tabel yang dirujuk yaitu table Petugas Medis, Pasien, Resep, Obat, Puskesmas dan Dinkes. Pada tabel Mendiagnosa dan Mempunyai aturan ini tidak diperbolehkan karena dalam kedua tabel tersebut terdapat atribut yang hanya berperan sebagai kunci tamu saja. Atribut tersebut adalah NO_RM dan Id_Resep. b. Deletion Rule Untuk menjamin integritas tabel dalam database maka diberlakukan suatu perlakuan khusus apabila terjadi penghapusan
69
baris pada tabel yang dirujuk, dimana memiliki nilai yang bersesuaian dengan tabel yang merujuk. Dari ketiga perlakuan khusus yang ada yaitu restrict, nullify dan cascading, hanya Cascading Deletion saja yang dapat dilakukan yaitu baris yang bersesuaian dalam tabel yang merujuk secara otomatis akan ikut terhapus. Contoh : Mempunyai(Id_resep,Id_obat,aturan_pakai) Id_resep
Id_obat
aturan_pakai
RES 01 RES 19 RES 27
1 3 1
Di minum sebelum makan Di teteskan sebelum tidur 3x1 sehari sebelum makan
Obat(Id_obat,nama,jenis, dosis) Id_obat 1 2 3
nama Amoxcilin Tablet Dexametason Kapsul Brahito Tetes
jenis
dosis 500 mg 20 Mg 5 ml
Apabila Id_obat = 1 dari tabel obat akan dihapus maka perlakuan terhadap tabel mempunyai yang terdapat Id_obat= 1 adalah : secara otomatis baris dalam tabel mempunyai yang memiliki Id_obat = 1 akan terhapus.
4. Atribute-Based Constraints (aturan berbasis atribut) dan Tuple Based. Constraints (aturan berbasis tupel). Aturan berbasis atribut dan tupel berlaku pada proses insert dan update. Aturan berbasis atribut adalah aturan yang menentukan bahwa
70
pada saat dilakukan insert atau update, nilai suatu atribut tertentu harus memenuhi kondisi tertentu. Jika syarat tidak dipenuhi, maka proses insert atau update akan ditolak dan tidak dilakukan oleh sistem. Sedangkan untuk aturan berbasis tupel hampir sama dengan aturan berbasis atribut. Perbedaan hanya terdapat pada banyaknya atribut yang harus memenuhi kondisi tertentu. Contoh : ¾ Aturan berbasis atribut : operasi update pada tabel Obat mensyaratkan nilai atribut Id_obat adalah 1, 2 dan 3. Jika nilai atribut Id_obat bukan salah satu dari itu maka operasi update pada tabel ini akan ditolak. ¾ Aturan berbasis tupel : operasi insert/update pada tabel Petugas Medis mensyaratkan nilai atribut jabatan = ”dokter”.
5. Assertions(pernyataan) Assertions adalah sebuah aturan yang berlaku pada saat operasi insert/update/delete dan dapat melibatkan beberapa tabel. Pada saat dilakukan proses perekaman data medis pasien(proses rekam medis), sistem melibatkan banyak tabel yaitu tabel Petugas Medis, Pasien, Resep dan Obat.
71
3.5.3 Struktur Menu 3.5.3.1 Sisi Petugas Non Medis
Gambar 3.15 Struktur menu sisi petugas non medis
3.5.3.2 Sisi Petugas Medis
Gambar 3.16 Struktur Menu sisi Petugas Medis
72
3.5.3.3 Sisi Petugas Dinkes
Gambar 3.17 Struktur menu sisi petugas Dinkes
3.5.4 Desain Antar Muka(User Interface) 3.5.4.1 Perancangan Form Utama Rancangan form pada gambar 3.18 ini merupakan rancangan form utama (Homepage) dari sistem rekam medis pasien Puskesmas ini. Kolom banner di bagian atas akan berisi judul dari sistem ini, kemudian di sebelah kanannya akan berisi logo Puskesmas. Dibawah banner terdapat tiga buah kotak kecil(bawah banner sebelah kanan), merupakan link bagi pengguna dari sistem ini. Seperti Dinkes, medis dan non medis.
73
BANNER
LOGO PUSKESMAS
MENU REKAM MEDIS
Gambar 3.18 Rancangan form utama (Homepage) Dalam pembuatan sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis web ini, terdapat tiga antar muka perangkat lunak yang berbeda, yaitu yang diperuntukkan bagi petugas non medis(admin), petugas medis dan petugas Dinkes. Masing-masing antar muka memiliki halaman-halaman tersendiri yang dirancang sesuai dengan kebutuhan sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis web itu sendiri.
3.5.4.2 Perancangan Form Sisi Petugas Non Medis 3.5.4.2.1 Form Login Rancangan form pada gambar 3.19 merupakan rancangan form login dari sisi petugas non medis yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan aspek keamanan pada sistem rekam medis pasien Puskesmas. Dengan adanya login menunjukkan bahwa tidak sembarang orang bisa menggunakan aplikasi ini.
74
LOGO PUSKESMAS
BANNER MENU REKAM MEDIS
Login Petugas Non Medis User ID
Password
LOGIN
Gambar 3.19 Rancangan form login sisi petugas non medis
3.5.4.2.2 Form Halaman Utama Petugas Non Medis Form halaman utama petugas non medis seperti digambarkan pada gambar 3.20 ini akan muncul setelah petugas non medis login. Pada halaman utama ini akan menampilkan dua buah data grid. Data grid yang pertama akan menampilkan nama dari petugas non medis yang melakukan login tadi beserta userID dan passwordnya. Sedangkan data grid yang kedua akan menampilkan banyaknya jumlah data dokter dan data pasien yang ada hingga saat dia login pada saat itu.
75
BANNER
LOGO PUSKESMAS
MENU REKAM MEDIS
Halaman Petugas Non Medis BIODATA PETUGAS NON MEDIS-(Petugas Non Medis yg login)
Data Petugas Medis Data Pasien Data Obat
Ganti Password Keluar Keterangan
Jumlah Data
Jumlah Data Dokter Jumlah Data Pasien
Gambar 3.20 Rancangan form halaman utama petugas non medis
LOGO PUSKESMAS
BANNER
MENU REKAM MEDIS
Kategori Pencarian
Halaman Petugas Non Medis
Halaman Utama Data Petugas Medis Data Obat
CARI
No RM
Tambah Data Pasien No RM
Nama
Nama Jenis Kelamin Alamat
Ganti Password Keluar
Golongan Darah UBAH
TAMBAH
DATA PASIEN No RM
Nama
Jenis Kel
Action
Antrian
01
Heru
Pria
Cetak kartu
OK
02
Sindi
Wanita
Cetak kartu
OK
Gambar 3.21 Rancangan form Registrasi Pasien
76
3.5.4.2.3 Form Input Data Petugas Medis Perancangan form input data seperti pada gambar 3.22 di bawah ini digunakan untuk memasukkan data petugas medis yang bekerja pada Puskesmas tersebut. LOGO PUSKESMAS
BANNER MENU REKAM MEDIS
Halaman Petugas Non Medis Tambah
Halaman Utama Data Pasien Data Obat
Data
Petugas Medis
Id Medis Nama Jenis Kelamin
Ganti Password Keluar
Alamat Jabatan UBAH
TAMBAH
DATA MEDIS Nama
Jenis
Jabatan
dr Harda
Pria
Dokter
dr. Kristin
Wanita
Dokter
Tampilan banyaknya jumlah petugas medis
Gambar 3.22 Rancangan form tambah data petugas medis Keterangan : TAMBAH : Untuk memasukkan atau menambah data petugas medis. UBAH
: Untuk mengubah data petugas medis yang sudah ada apabila terdapat kesalahan dalam memasukkan data atau perubahan data.
3.5.4.2.4 Form Input Data Pasien Perancangan form input data seperti pada gambar 3.23 di bawah ini digunakan untuk memasukkan data pasien yang melakukan pemeriksaan
77
di Puskesmas tersebut. Data pasien disini merupakan data identitas diri saja seperti nomor rekam medis,nama, alamat, pekerjaan, golongan darah dan sebagainya. Sedangkan untuk data medis pasien akan dimasukkan oleh petugas medis.
LOGO PUSKESMAS
BANNER
MENU REKAM MEDIS
Halaman Petugas Non Medis Tambah Data Pasien
Halaman Utama Data Petugas Medis Data Obat
No RM
Nama
Nama Jenis Kelamin
Ganti Password Keluar
Alamat Golongan Darah
UBAH
TAMBAH
DATA PASIEN No RM
Nama
Jenis
Action
1
Rezky Aditya
Pria
Cetak Kartu
2
Kartika Dewi
Wanita
Cetak Kartu
Tampilan banyaknya jumlah pasien
Gambar 3.23 Rancangan form tambah data pasien Keterangan : TAMBAH
: Untuk memasukkan atau menambah data pasien.
UBAH
: Untuk mengubah data pasien.
Cetak Kartu
: Untuk mencetak kartu pasien.
78
3.5.4.2.5 Form Cetak Kartu Pasien Untuk mencetak kartu pasien form yang digunakan sama dengan form input data pasien. Jika petugas non medis akan mencetak kartu seorang pasien maka tinggal menekan tulisan ”cetak kartu” yang berada pada data gird pasien di bagian paling kanan pada kolom action. Jika tulisan tersebut ditekan, maka akan muncul print preview dari kartu yang akan dicetak.
CETAK
Gambar 3.24 Rancangan cetak kartu pasien Keterangan : Cetak
: Untuk mencetak kartu pasien dihubungkan dengan alat pencetak kartu (printer).
3.5.4.2.6 Form Input Data Obat Perancangan form input data seperti pada gambar 3.25 di bawah ini digunakan untuk memasukkan data obat yang ada di Puskesmas tersebut.
79
Namun sistem ini tidak menangani hingga stok obat hanya sebatas memasukkan saja untuk keperluan rekam medis.
LOGO PUSKESMAS
BANNER
MENU REKAM MEDIS
Halaman Petugas Non Medis Tambah Data Obat
Halaman Utama Data Petugas Medis Data Pasien
Kode Obat
Nama
Nama Jenis Obat
Ganti Password Keluar
Dosis Obat
UBAH
TAMBAH
Data Obat Nama
Jenis Obat
Dosis Obat
Amoxilin
Kaplet
500
Paracetamol
Tablet
20
Tampilan banyaknya jumlah obat
Gambar 3.25 Rancangan form input data obat Keterangan : TAMBAH
: Untuk memasukkan atau menambah data obat.
UBAH
: Untuk mengubah data obat.
3.5.4.3 Perancangan Form Sisi Petugas Medis 3.5.4.3.1 Form Login Rancangan form pada gambar 3.26 merupakan rancangan form login dari sisi petugas medis. Proses dari login itu sendiri ialah pertama
80
petugas medis memilih userID sesuai namanya kemudian memasukkan passwordnya.
LOGO PUSKESMAS
BANNER
MENU REKAM MEDIS
Login Petugas Medis
User ID
Password
LOGIN Gambar 3.26 Rancangan form login sisi petugas medis
3.5.4.3.2 Form Halaman Utama Petugas Medis Form halaman utama petugas medis seperti digambarkan pada gambar 3.27 ini akan muncul setelah petugas medis login. Pada halaman utama ini akan menampilkan biodata dari petugas medis yang telah melakukan login tadi beserta userID dan passwordnya.
81
LOGO PUSKESMAS
BANNER
MENU REKAM MEDIS
Halaman Petugas Medis
Halaman Utama Data Pasien
Biodata Petugas Medis Nama
Nama
Jenis Kelamin
Ganti Password Keluar
Alamat Jabatan No Telp/HP
UserID Password Data Pasien
Gambar 3.27 Rancangan form halaman utama sisi petugas medis Keterangan : Data Pasien : untuk link ke form data pasien, sehingga petugas medis dapat melihat semua data pasien yang telah diperiksanya. Dengan menekan tombol ”DATA PASIEN” maka akan muncul daftar data pasien dari petugas medis yang tadi sudah melakukan login. Adapun rancangan formnya adalah seperti gambar 3.28 dibawah ini.
82
LOGO PUSKESMAS
BANNER
MENU REKAM MEDIS
Kategori Pencarian
CARI
No RM
Halaman Petugas Medis
Halaman Utama
DATA PASIEN-nama petugas medis yang login No RM
Ganti Password Keluar
Nama
Jenis
Action
Pria
Data Pasien Rekam Medis
Wanita
Data Pasien Rekam Medis
1
Rezky Aditya
2
Ruth Vica
3
Senja Pratama
Pria
Data Pasien Rekam Medis
4
Yoga Anggara
Pria
Data Pasien Rekam Medis
5
Tampilan banyaknya jumlah pasien Data Pasien Elizabeth Wanita Rekam Medis
6
Tommy Astanto
Pria
Data Pasien Rekam Medis
Gambar 3.28 Rancangan form daftar data pasien sisi petugas medis
Keterangan : Data Pasien
: Menampilkan data identitas pasien secara lengkap.
Rekam Medis : Untuk memasukkan data medis pasien.
83
3.5.4.3.3 Form Input Data Medis Pasien LOGO PUSKESMAS
BANNER
MENU REKAM MEDIS Halaman Utama Data Pasien
Halaman Petugas Medis Data Rekam Medis-(Nama Pasien) No RM Pasien Nama Dokter Pemeriksa Tanggal Diagnosa
Ganti Password Keluar
Diagnosa Tindakan Resep
INPUT TAMBAH
Tanggal Diagnosa 19-02-2008 22-02-2008
Diagnosa Nyeri Sendi Demam Berdarah
Tindakan Terapi Kaki Cek Darah
Gambar 3.29 Rancangan form input data medis pasien
Keterangan : Input
: untuk memasukkan data obat pasien yang sudah menjalani pemeriksaan.
Tambah : untuk menambah data medis pasien.
84
3.5.4.3.4 Form Input Data Resep Pasien LOGO PUSKESMAS
BANNER
MENU REKAM MEDIS Halaman Utama Data Pasien
Halaman Petugas Medis Data Resep-(Nama Pasien) Id Resep Id_Medis No RM
Ganti Password Keluar
Obat Aturan Pakai TAMBAH
DATA OBAT Kode Obat
Nama Obat
Jenis Obat
Dosis Obat
AX01
Amoxilin
Kaplet
500 Mg
PC05
Paracetamol
Tablet
20 Mg
Gambar 3.30 Rancangan form input data resep
3.5.4.4 Perancangan Form Sisi Petugas Dinkes 3.5.4.4.1 Form Login Rancangan form pada gambar 3.31 merupakan rancangan form login dari sisi petugas Dinkes.
85
LOGO PUSKESMAS
BANNER MENU REKAM MEDIS
Login Petugas Dinkes User ID
Password
LOGIN
Gambar 3.31 Rancangan form login sisi petugas Dinkes
3.5.4.4.2 Form Halaman Utama Petugas Dinkes LOGO PUSKESMAS
BANNER
MENU REKAM MEDIS
Halaman Petugas Dinkes
Halaman Utama Keterangan Ganti Password Keluar
Jumlah
Laporan Data Pasien
Pilih Puskesmas
Preview
Laporan Data Penyakit
Pilih Puskesmas
Preview
Gambar 3.32 Rancangan form halaman utama petugas Dinkes Keterangan : Preview : untuk melihat preview dari laporan yang dipilih sebelum di cetak.
86
3.5.4.4.3 Form Halaman Laporan Data Pasien Judul Laporan No RM
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Alamat
Agama
Pekerjaan
Gol darah
CETAK Gambar 3.33 Rancangan form halaman laporan data pasien
3.5.4.4.4 Form Halaman Laporan Data Penyakit
Nomor
JUDUL LAPORAN Nama Puskesmas Alamat Puskesmas Nama Penyakit
Pencetak : ………….. Tanggal Cetak : …………..
Jumlah
CETAK
Gambar 3.34 Rancangan form halaman laporan data penyakit
87
3.5.4.5 Perancangan Form Ganti Password LOGO PUSKESMAS
BANNER MENU REKAM MEDIS
Login User Ganti Password Password Lama Password Baru
Ganti Password Keluar
Password Baru(Konfirmasi) GANTI PASSWORD
Gambar 3.35 Rancangan form halaman ganti password
3.5.4.6 Perancangan Form Pesan Kesalahan
LOGO PUSKESMAS
BANNER MENU REKAM MEDIS
Login User UserID atau Password yang anda masukkan salah. Silahkan ulangi lagi.
UserID
Password
LOGIN
Gambar 3.36 Rancangan form pesan kesalahan
BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM
4.1 Lingkungan Implementasi Lingkungan implementasi meliputi perangkat lunak dan perangkat keras yang merupakan perangkat pendukung untuk membangun sistem rekam medis pasien Puskesmas berbasis web. a. Lingkungan Perangkat Lunak (Software) Spesifikasi perangkat lunak (Software) yang digunakan untuk membangun sistem ini adalah sebagai berikut : Sistem Operasi
: Windows XP.
Web server
: Apache Web Server.
Basis data
: MySQL.
Script utama
: PHP.
Script penunjang
: HTML (Macromedia Dreamweaver MX), java script.
b. Lingkungan Perangkat Keras (Hardware) Spesifikasi perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk membangun sistem ini adalah sebagai berikut : Mainboard
: ECS Photon PF1
Procesesor
: Intel Pentium 4 2,4 Ghz
Memory
: DDR 256 Mb
VGA card
: 128 Mb
88
89
Hard disk
: 80 GB SATA
Monitor
: LG Flat 15’ 505G
Keyboard
: Logitech
Mouse
: Logitech
4.2 Implementasi Basis Data Implementasi basis data dari sistem rekam medis berbasis web ini terdiri atas sebuah basis data/database bernama “rekam medis” dan memuat 9 tabel, yaitu tabel petugas medis, tabel pasien, tabel mendiagnosa yang merupakan tabel hasil relasi antara petugas medis dan pasien, tabel resep, tabel obat, tabel mempunyai yang merupakan tabel hasil relasi antara resep dan obat, tabel Puskesmas, tabel petugas NonMedis dan tabel Dinkes. Di bawah ini akan dijelaskan tabel-tabel hasil implementasi basis data dari sistem rekam medis berbasis web ini, antara lain : a. Implementasi tabel petugas medis Tabel petugas medis ini digunakan untuk menyimpan data-data dari para petugas medis yang telah menggunakan sistem rekam medis pasien Puskesmas ini. Atribut yang menjadi primary key atau atribut kunci pada tabel Petugas Medis ini ialah Id_Medis. Nilai dari Id_Medis ini tidak boleh null atau kosong. Tabel 4.1 Implementasi tabel Petugas Medis
90
Atribut status pada tabel Petugas Medis di atas digunakan untuk menunjukkan apakah petugas medis tersebut masih bekerja di Puskesmas tersebut atau tidak. Apabila petugas medis tersebut masih bekerja maka bernilai 1 namun jika tidak maka bernilai 0.
b. Implementasi tabel pasien Tabel pasien ini digunakan untuk menyimpan data-data dari pasien yang telah melakukan pemeriksaan di Puskesmas. Atribut-atribut data yang di simpan pada tabel pasien ini dapat dilihat pada tampilan tabel 4.2 di bawah ini. Atribut status menunjukkan status pasien sudah di periksa atau belum. Jika status 1 maka pasien tersebut sudah melakukan registrasi pada hari tersebut dan sedang mengantre untuk diperiksa. Sedangkan jika status 0 berlaku sebaliknya. Tabel 4.2 Implementasi tabel pasien
c. Implementasi tabel mendiagnosa Tabel Mendiagnosa ini akan menyimpan data-data hasil diagnosa pasien setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas medis. Tabel ini akan terisi apabila petugas medis telah selesai melakukan pemeriksaan dan telah memasukkan data rekam medis pasien yang di periksanya. Data-data diagnosa
91
ini berupa tgl_diagnosa,
anamnesa,
pem_fisik,
pem_penunjang,
diagnosa, tindakan dan waktu periksa dengan tgl_dignosa sebagai
kunci utama atau primary key. Sedangkan atribut Id_Medis, NO_RM dan Id_Resep di sini merupakan kunci tamu.
Tabel 4.3 Implementasi tabel mendiagnosa
d. Implementasi tabel resep Tabel Resep ini hanya menyimpan kode-kode dari tiga buah tabel yaitu tabel petugas medis, tabel pasien dan tabel resep sendiri. Fungsi dari tabel resep ini sendiri ialah untuk mengetahui resep milik pasien siapakah ini dan siapakah yang telah memberikan resep. Hal ini sangat bermanfaat jika terjadi ketidak cocokan terhadap obat yang pernah diberikan atau untuk menentukan obat yang akan diberikan dengan penyakit yang sama. Tabel 4.4 Implementasi tabel resep
Dalam tabel ini yang menjadi primary key atau atribut kunci ialah Id_Resep sedangkan Id_Medis dan NO_RM menjadi kunci tamu.
92
e. Implementasi tabel obat Tabel obat ini digunakan untuk menyimpan data-data dari obat yang terdapat di Puskesmas ini. Atribut yang menjadi primary key atau atribut kunci pada tabel Obat ini ialah Id_Obat. Nilai dari Id_Obat ini tidak boleh null atau kosong. Tabel 4.5 Implementasi tabel obat
f. Implementasi tabel mempunyai Tabel Mempunyai ini merupakan tabel hasil relasi antara entitas obat dengan entitas resep. Tabel ini akan terisi jika petugas medis telah selesai memasukkan data rekam medis pasien yang di periksanya. Data-data yang ada pada tabel ini ialah Id_Resep dan Id_Obat yang merupakan kunci tamu dan juga atribut aturan pakai. Tabel 4.6 Implementasi tabel mempunyai
g. Implementasi tabel Puskesmas. Tabel Puskesmas ini digunakan untuk menyimpan data dari Puskesmas yang menggunakan sistem rekam medis pasien Puskesmas ini. Data-data yang
93
ada antara lain Id_Puskesmas, nama dan alamat. Atribut yang menjadi primary key atau atribut kunci pada tabel Puskesmas ini ialah Id_Puskesmas. Sehingga nilai dari Id_Puskesmas ini tidak boleh null atau kosong. Tabel 4.7 Implementasi tabel Puskesmas
h. Implementasi tabel petugas nonmedis Tabel petugas nonmedis ini digunakan untuk menyimpan data-data dari petugas nonmedis yang telah menggunakan sistem rekam medis pasien Puskesmas ini. Adapun data-data yang di simpan hanyalah Id_nonmedis, user_id, password dan nama. Atribut yang menjadi kunci utama atau
primary key ialah Id_nonmedis. Tabel 4.8 Implementasi tabel petugas nonmedis
i. Implementasi tabel Petugas Dinkes Tabel petugas Dinkes ini digunakan untuk menyimpan data-data dari petugas Dinkes yang telah menggunakan sistem rekam medis pasien Puskesmas ini. Atribut-atribut yang ada antara lain Id_dinkes, user_id,
94
password dan nama. Atribut yang menjadi kunci utama atau primary key
ialah Id_dinkes. Tabel 4.9 Implementasi tabel petugas Dinkes
4.3.2 Implementasi antar muka sisi petugas nonmedis 4.3.2.1 Tampilan Form Login
Gambar 4.2 Tampilan form data login petugas non medis Tampilan form login pada gambar 4.2 merupakan form yang menjadi kunci keamanan agar tidak sembarang pengguna bisa menggunakan aplikasi ini karena aplikasi sistem rekam medis pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) berbasis web ini hanya ditujukan bagi para pengambil keputusan (decision maker) yang bertanggung jawab terhadap kelancaran pelayanan di Puskesmas. Dalam sistem ini ada beberapa pengguna yang mempunyai hak login antara lain petugas nonmedis, petugas medis(dokter,bidan,dokter gigi) dan petugas DINKES. Jika akan masuk dalam sistem ini pengguna akan diminta untuk memasukkan user name dan password kemudian menekan tombol “OK” agar bisa masuk ke tampilan menu utama. Pada menu login diatas semua petugas non medis yang mempunyai hak akses dapat melakukan login sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dalam
96
sistem ini diasumsikan setiap Puskesmas mempunyai dua orang petugas non medis.
4.3.2.2 Tampilan halaman utama
Gambar 4.3 Tampilan form halaman utama petugas non medis Form diatas menampilkan data diri dari petugas non medis yang telah melakukan login tadi serta menampilkan banyaknya jumlah data dokter dan data pasien yang terdapat di Puskesmas tersebut. Pada bagian sebelah kiri dari form diatas terdapat beberapa link form yang akan menampilkan informasi-informasi yang berbeda-beda seputar penambahan data yang menjadi tugas dari petugas non medis. Data-data yang dapat ditambah antara lain data petugas medis,data pasien dan data obat.
4.3.2.3 Tampilan form tambah data petugas medis Apabila akan melakukan penambahan data petugas medis maka dapat dilakukan melalui form dibawah ini. Dengan mengisi form identitas data
97
petugas medis yang ada kemudian menekan tombol “TAMBAH “ maka secara otomatis data petugas medis yang ditambahkan tadi akan disimpan dan masuk dalam tabel grid yang ada dibawah form identitas petugas medis.
Gambar 4.4 Tampilan form tambah data petugas medis
4.3.2.4 Tampilan form tambah data pasien
Gambar 4.5 Tampilan form tambah data pasien Seperti halnya pada penambahan data petugas medis diatas tadi, untuk melakukan penambahan data pasien juga dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti jika akan menambah data petugas medis, hanya saja formnya berbeda.
98
4.3.2.5 Tampilan form tambah data obat
Gambar 4.6 Tampilan form tambah data obat Form diatas digunakan untuk menmbah data obat Puskesmas tersebut. Sedangkan untuk prosedur penambahan datanya sama dengan penambahan data petugas medis maupun data pasien.
4.3.2.6 Tampilan form ubah data petugas medis
Gambar 4.7 Tampilan form ubah data petugas medis
99
Tampilan form pada gambar 4.7 merupakan form yang digunakan untuk mengubah dan menghapus data petugas medis yang ada. Jika akan mengubah data maka langkah pertama ialah memilih data mana yang akan dihapus pada tabel grid bawah, kemudian pada form tambah data petugas medis akan menampilkan data identitas petugas medis yang telah dipilih tadi. Lalu ubah data yang akan diubah dan untuk menyimpannya tekan tombol “ UBAH “ maka secara otomatis data yang baru saja diubah tadi akan tersimpan.
4.3.2.7 Tampilan form ubah data pasien
Gambar 4.8 Tampilan form ubah data pasien Tampilan form pada gambar 4.8 merupakan form yang digunakan untuk mengubah dan menghapus data pasien yang ada. Adapun untuk mengubah dan menghapus data pasien langkah-langkahnya sama dengan langkah pada data petugas medis diatas tadi.
100
4.3.2.8 Tampilan form ubah data obat
Gambar 4.9 Tampilan form ubah data obat Tampilan form pada gambar 4.9 merupakan form yang digunakan untuk mengubah dan menghapus data obat. Adapun untuk mengubah dan menghapus data obat langkah-langkahnya sama dengan langkah pada data petugas medis yang ditunjukkan oleh form gambar 4.7 dan data pasien yang ditunjukkan oleh form gambar 4.8.
4.3.2.9 Tampilan form ganti password
Gambar 4.10 Tampilan form ganti password
101
Tampilan form pada gambar 4.10 merupakan form untuk mengganti password seorang petugas non medis. Prosedur penggantian password ini dilakukan dengan memasukkan password lama kemudian memasukkan password yang baru sebanyak dua kali lalu tekan tombol “GANTI PASSWORD” maka password akan terganti.
4.3.3 Implementasi antar muka sisi petugas medis 4.3.3.1 Tampilan Form Login
Gambar 4.11 Tampilan form data login petugas medis Tampilan gambar 4.11 merupakan menu login bagi semua petugas medis yang mempunyai hak akses akan sistem rekam medis ini dan dapat melakukan login sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dalam sistem ini terdapat beberapa petugas medis seperti dokter umum, dokter gigi, bidan dan perawat. Setelah melakukan login sesuai dengan hak aksesnya maka petugas medis tersebut dapat melakukan tugasnya masing-masing.
102
4.3.3.2 Tampilan halaman utama
Gambar 4.12 Tampilan halaman utama petugas medis Tampilan form pada gambar 4.12 merupakan tampilan data diri dari petugas medis yang telah melakukan login sebelumnya. Selain itu di bagian sebelah kanan bawah dari form pada gambar 4.12 terdapat sebuah tombol “DATA PASIEN”, tombol tersebut berfungsi untuk menampilkan daftar data pasien yang ada. Untuk mencari data pasien maka ketik nama pasien kemudian tekan tombol “CARI” maka data pasien yang dicari akan ditampilkan sebagai berikut :
Gambar 4.13 Tampilan daftar data pasien
103
Perbedaan warna pada daftar pasien menunjukkan pasien yang sudah selesai di periksa berwarna pink dan yang belum diperiksa namun sudah mengantre berwarna hitam. Apabila petugas medis menginginkan melihat data identitas lebih jelas, maka dapat menekan field detail pasien dan sistem akan menampilkannya seperti berikut :
Gambar 4.14 Tampilan detail data pasien Sedangkan jika dipilih pilihan yang satunya yaitu rekam medis maka akan ditampilkan data medis dari pasien yang dipilih tersebut. Untuk data medis pasien lebih jelasnya akan dijelaskan dibawah ini. 4.3.3.3 Tampilan form tambah data medis pasien
Gambar 4.15 Tampilan form tambah data medis pasien
104
Tampilan form pada gambar 4.15 merupakan tampilan form data medis pasien. Jika akan melakukan penambahan data medis, maka petugas medis tinggal memasukkan data medis yang baru. Sedangkan untuk tanggal diagnosa sistem ini menyesuaikan dengan tanggal yang ada di komputer. Setelah data medis yang baru diisikan pada form tambah maka kemudian tekan tombol “TAMBAH”, maka data medis yang baru akan otomatis tersimpan dan ditampilkan pada tabel grid.
4.3.4 Implementasi antar muka sisi petugas Dinkes 4.3.4.1 Tampilan Form Login
Gambar 4.16 Tampilan form data login petugas Dinkes Tampilan form pada gambar 4.16 merupakan halaman login bagi petugas Dinkes yang mempunyai hak akses akan sistem rekam medis pasien berbasis web ini.
105
Setelah petugas Dinkes melakukan login sesuai dengan hak aksesnya maka akan ditampilkan form laporan yang dapat dilihat dan dicetak oleh petugas Dinkes. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dijelaskan tentang data laporan tersebut. 4.3.4.2 Tampilan halaman utama
Gambar 4.17 Tampilan halaman utama petugas Dinkes Di halaman form ini ditampilkan data laporan apa saja yang dapat dilihat oleh petugas Dinkes. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.17, dalam form tersebut terdapat dua buah laporan yang dapat dilihat oleh petugas Dinkes yaitu laporan data pasien dan laporan data penyakit. Jika petugas Dinkes ingin melihat laporan yang ada maka terlebih dahulu petugas Dinkes tersebut harus memilih Puskesmas yang akan dilihat data laporannya. Kemudian tekan tombol “PREVIEW” yang ada disebelah kanannya. Maka akan ditampilkan data laporan berdasarkan jenis laporan dan Puskesmas yang dipilih.
106
4.3.4.3 Tampilan halaman laporan data pasien
Gambar 4.18 Tampilan halaman laporan data pasien Seperti apa yang telah dijelaskan pada penjelasan gambar form 4.17 sebelumnya, maka inilah tampilan data laporan yang ada. Tampilan form gambar 4.18 merupakan tampilan laporan data pasien dari Puskesmas pembantu I. Dan apabila petugas Dinkes ingin mencetak laporan tersebut maka tinggal menekan tombol “CETAK” yang ada di sebelah kanan bawah. Sedangkan untuk hasil output laporan data penyakit adalah sebagai berikut :
Gambar 4.19 Tampilan halaman laporan data penyakit
4.3.5 Implementasi Pesan Pada implementasi pesan ini terdapat dua jenis pesan yaitu pesan kesalahan dan informasi. Pesan kesalahan akan ditampilkan apabila pengguna
107
melakukan kesalahan pada saat melakukan perintah yang diminta oleh sistem, sedangkan pesan informasi akan ditampilkan apabila dilakukan proses dan proses tersebut gagal dilakukan. Berikut ini contoh tampilan pesan kesalahan dan pesan informasi : 1. Tampilan pesan kesalahan pada saat memasukkan username dan password.
Gambar 4.20 Tampilan pesan kesalahan saat memasukkan username dan password 2. Tampilan pesan informasi pada saat gagal melakukan proses.
Gambar 4.21 Tampilan pesan informasi pada saat gagal melakukan proses
108
4.4 Implementasi Proses Implementasi proses terbagi dalam beberapa proses. Proses tersebut ialah proses yang terdapat dalam rancangan diagram arus data yang tidak terdapat dalam rancangan diagram arus data. Tujuan dari dibuatnya proses yang tidak berada dalam rancangan diagram arus data adalah untuk melengkapi struktur dari program aplikasi yang akan dibangun. Adapun proses tersebut antara lain: a. Proses Validasi Dalam sistem rekam medis berbasis web ini terdapat 3 pengguna yang berinteraksi dengan sistem ini. Pada saat masuk ke dalam menu login, semua pengguna melakukan proses validasi yaitu dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Masukan (input) user_id dan password Prosedur ini digunakan untuk memasukkan nama dan password yang sesuai dengan user_id dan password masing-masing pengguna. Adapun kode programnya adalah sebagai berikut :
2. Pengecekan user_id dan password Prosedur pengecekan ini digunakan sebagai syarat untuk bisa masuk ke dalam sistem. Dan jika user_id dan password yang dimasukkan salah maka akan muncul sebuah peringatan yaitu maaf user_id atau password yang anda masukkan salah. Kode program untuk pengecekkan tersebut adalah :
UserID atau Password yang Anda masukkan salah. Silakan ulangi lagi.";} ?>
User ID
type="text"
name="userid_dinkes"
size="20"
style="font-family:Arial;
font-size: 10pt; color: #000000">
Password
type="password"
name="password_dinkes"
size="20"
style="font-family:
Arial; font-size: 10pt; color: #000000">
110
b. Proses Perekaman Data Dalam proses perekaman data terdapat proses masukan data dan tampilan data. Adapun proses-proses yang terjadi pada proses perekaman data ini akan dijelaskan dibawah ini. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Masukan (input) data diri atau identitas pasien Prosedur dibawah ini digunakan untuk memasukkan data diri atau identitas pasien. Kode programnya adalah sebagai berikut :
Setelah prosedur memasukkan data diri pasien selesai dilakukan maka hasil (output) yang diberikan oleh sistem untuk petugas nonmedis yang telah memasukkan data tersebut adalah berupa tampilan data pasien.
111
2. Masukan (input) data hasil pemeriksaan pasien Sedangkan untuk memasukkan data hasil pemeriksaan pasien kode programnya ialah sebagai berikut :
Setelah data hasil pemeriksaan pasien dimasukkan oleh petugas medis, maka sistem akan memberikan hasil (output) kepada petugas medis berupa tampilan data medis pasien.
112
3. Masukan (input) data petugas medis Selain data identitas pasien, data petugas medis yang bertugas memasukkan data medis pasien pun juga dimasukkan dan disimpan. Data petugas medis ini dimasukkan oleh petugas nonmedis. Kode program untuk memasukkan data petugas medis ini adalah sebagai berikut:
Data petugas medis ini perlu disimpan untuk memudahkan mengetahui data pasien ini merupakan pasien siapa dan untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas diri pasien tersebut.
113
4. Tampilan data pasien Prosedur di bawah ini digunakan untuk menampilkan data pasien yang telah dimasukkan oleh petugas nonmedis ke dalam tabel data pasien. Kode program untuk menampilkan data pasien tersebut adalah sebagai berikut :
style="margin-left:
5px;
margin-right:
5px">
color="#000000"
size="2">Nomor RM
width="266"
align="left"
bgcolor="#CCFFCC">
style="margin-left:
5px;
margin-right: 5px"> =$data1[no_rm]?>
height="22"
bgcolor="#CCFFCC">
style="margin-left:
5px;
margin-right:
5px;
margin-right:
5px"> Nama
valign="top"
bgcolor="#CCFFCC">
style="margin-left:
5px"> =$data1[nama]?>
height="22"
valign="top"
bgcolor="#CCFFCC">
style="margin-left:
margin-right: 5px"> Jenis Kelamin
5px;
114
5.
Tampilan data medis pasien Prosedur di bawah ini digunakan untuk menampilkan data pasien yang
telah dimasukkan oleh petugas nonmedis ke dalam tabel data pasien. Kode program untuk menampilkan data pasien tersebut adalah sebagai berikut :
width="538"
height="286"
valign="top">
width="100%"
border="1"
cellpadding="0" cellspacing="0">
Data Rekam Medis - ()
No RM Pasien
width="325"
valign="top"
bgcolor="#CCFFCC">
style="margin-left:
5px;
bgcolor="#CCFFCC">
style="margin-left:
5px;
margin-right: 5px">
height="22"
valign="top"
margin-right: 5px"> Dokter Pemeriksa
valign="top"
bgcolor="#CCFFCC">
5px">
style="margin-left:
5px;
margin-right:
115
c. Proses pencetakan data Dalam sistem ini terdapat beberapa proses cetak seperti cetak kartu pasien dan cetak laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak Dinkes. 1. Proses mencetak kartu pasien Proses mencetak kartu pasien ini dilakukan jika pasien yang ada merupakan pasien baru atau orang yang sebelumnya belum pernah melakukan pemeriksaan di Puskesmas tersebut. Namun bisa juga seorang pasien lama akan tetapi kartu pasien yang dimilikinya hilang. Karena di dalam kartu tersebut tercantum nomor rekam medis seorang pasien maka seorang pasien wajib memiliki dan menunjukkan kartu pasiennya saat melakukan pendaftaran saat akan melakukan pemeriksaan. Kode program untuk mencetak kartu pasien tersebut adalah sebagai berikut :