p-ISSN: 2337-5973 e-ISSN: 2442-4838
SISTEM PENGELOLAAN LABORATORIUM FISIKA UNTUK MEWUJUDKAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM YANG EFISIEN Nyoto Suseno Riswanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Metro Email:
[email protected]
Abstrack The Indeavorings’ problem of SMA physics laboratory are: lack competence human resource, coordinator of laboratory is as the second teacher job, the laboratory hasn’t been managed well, so far the laboratory cannot been used optimum. To overcame this problem, there is conducted guidance tacnical of laboratory workers, and workshop management of labarotory. The stap include: guidance tacnical for human resource, workshop of manual laboratory management, inventory and labeling, workshop of schedule arrangement, SOP and the implementation. The result are: 1) in general, the physics laboratory of SMA in Metro have fulfilled the infastruture standar, 2) lack of human resource, 2)good management can help the physics experements a run efficient based on the schedule. The problem found that the teachers are difficult to look for the materials and their spacification, so that needed improvement to laboratory management based on ICT Keyword: laboratory management system, Physics laboratory, the experiment act and efficient. Pendidikan formal tingkat SMA di PENDAHULUAN
Kota
Pendidikan,
karena
berjumlah
38
sekolah/madrasah negeri dan swasta,
Kota Metro memiliki visi sebagai Kota
Metro
yang terdiri dari 17 SMA, 6 MA, dan
itu
pendidikan formal di Kota Metro
15
berkembang sangat pesat.
Kota
menunjang visi Kota Metro sebagai
Metro memiliki luas wilayah 68,74
kota pendidikan dengan penegasan
km2 atau 6.874 ha, dengan penduduk
pada misi pertama “Mewujudkan
berjumlah 151.284 jiwa yang tersebar
pembangunan sumber daya manusia
di 5 kecamatan dan 22 kelurahan.
yang
76
SMK.
Kondisi
berkualitas,
ini
unggul,
cukup
dan
Nyoto. S., Riswanto. – Sistem Pengelolaan Laboratorium... berakhlak mulia melalui peningkatan
pelatihan
iklim dan budaya belajar masyarakat,
diimplementasikan.
serta
pemerataan
jarang
serta
Setiap Laboratorium fisika SMA
pelayanan pendidikan yang lebih
Negeri di Kota Metro telah terbentuk
memadai”.
tata kelolanya, yakni terdiri dari 1
Pemerintah
fasilitas
tersebut
telah
menetapkan
orang Kepala Laboratorium IPA dari
delapan standar pendidikan melalui
jalur guru dan 1 orang fungsional
PP RI No. 19 Tahun 2005 yang
laboran, namun belum ada tenaga
meliputi standar isi, standar proses,
teknisi.
standar kompetensi lulusan, standar
Hasil studi tentang pengelolaan
pendidik dan kependidikan, standar
laboratorium fisika SMA di Kota
sarana
Metro menemukan beberapa kendala
dan
prasarana,
standar
pengelolaan, standar pembiayaan dan
dan
standar
Berdasarkan
laboratorium fisika tersebut, yaitu: 1)
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007,
kepala laboratorium hanya sebagai
Laboratorium
adalah salah satu
profesi sampingan dari seorang guru,
standar sarana dan prasarana yang
2) laboran belum menguasai dan
harus dipenuhi oleh setiap satuan
memahami berbagai alat laboratorium
pendidikan formal termasuk SMA.
dan pekerjaan laboran, 3) minat dan
Karena itu melalui berbagai program
motivasi guru untuk menggunakan
pemerintah telah berupaya memenuhi
laboratorium
kebutuhan laboratorium Fisika SMA
kurang, 4) laboratorium tidak dikelola
mulai
dengan baik, sehingga jika guru ingin
penilaian.
dari
prasarana,
pengadaan peralatan
laboratorium sumberdaya
serta
sangat
bahan
penyiapan melalui
terhadap
tentang
laboratorium.
dan
manusia
pelatihan-pelatihan guru
gedung,
Namun
disayangkan
masalah
menggunakan menyiapkan perencanaan,
dalam
dalam
pengelolaan
pembelajaran
laboratorium sendiri
mulai
penyiapan
harus dari alat,
para
penggunaan dan pengembalian serta
pengelolaan
penyimpanan alat, 5) alat dan bahan
demikian
laboratorium fisika belum tersusun
hasil-hasil
dengan baik, sehingga untuk mencari satu jenis alat saja diperlukan waktu
JPF. Vol. V. No. 1. Maret 2017
77
Nyoto. S., Riswanto. – Sistem Pengelolaan Laboratorium... dan curah tenaga yang cukup banyak,
program
6)
sering
manusia yang menguasai manajemen
digunakan untuk kegiatan lain, seperti
dan sistem pengelolaan laboratorium
rapat-rapat, ruang panitia ujian, atau
sekolah. Selain pengetahuan yang
bahkan
ruang
laboratorium
sebagai
penyimpanan
peningkatan
sumberdaya
ruang
untuk
cukup, juga perlu adanya motivasi
berbagai
barang
dan dorongan yang kuat agar para
sekolah lainnya.
pengelola laboratorium mampu dan
Berdasarkan Permendiknas nomor
mau mengimplementasikan penge-
24 tahun 2007 tentang standar sarana
tahuannya dalam membangun sistem
prasarana menyebutkan bahwa SMA
pengelolaan laboratorium yang efektif
sekurang-kurangnya
dan efisien. Dengan demikian, maka
memiliki
14
prasarana yang salah satunya adalah
perlu
laboratorium
treatment
untuk
memfasilitasi
implementasi
sistem
menurut Permendiknas nomor 26
pengelolaan
laboratorium
fisika
tahun 2008 tentang standar tenaga
tersebut.
Fisika.
laboratorium
Sedangkan
dilakukan
Sekolah/Madrasah,
Banyak program pelatihan yang
pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa
diikuti oleh pendidik maupun tenaga
standar
laboratorium
kependidikan tidak terimplementasi
sekolah/madrasah mencakup kepala
di sekolah. Hal ini disebabkan oleh
laboratorium,
beberapa aspek, antara lain: aspek
tenaga
tenaga
teknisi
dan
laboran.
individu
Secara
umum
sarana-
memiliki niat dan motivasi untuk
prasarana laboratorium fisika SMA
bekerja lebih baik, aspek manajemen
telah terpenuhi, tetapi untuk standar
sekolah yang kurang memfasilitasi
tenaga laboratorium belum terpenuhi.
penerapan hasil diklat, serta aspek
Laboratorium fisika SMA belum
materi diklat yang terkadang tidak
memiliki
bahkan
didasarkan atas kebutuhan sekolah.
kepala laboratorium dan laboran yang
Karena itu, perlu program bimtek
ada belum memiliki kompetensi yang
tenaga laboratorium yang dilanjutkan
cukup
dengan
tenaga
dalam
ratorium.
standar
peserta diklat yang tidak
teknisi,
pengelolaan
Sehingga
labo-
diperlukan
JPF. Vol. V. No. 1. Maret 2017
pengelolaan
pendampingan dan
dalam
pemberdayaan 78
Nyoto. S., Riswanto. – Sistem Pengelolaan Laboratorium... laboratorium fisika SMA di Kota
penerapan
manajemen
dan
Metro, serta pembuatan SOP berbagai
administrasi
yang
agar
kegiatan
laboratorium fisika dapat digunakan
laboratorium.
Dengan
demikian, maka peranan laboratorium
lebih
sekolah dalam menunjang proses
proses
pembelajaran dapat dioptimalkan dan
Suseno,
kegiatan praktikum dapat berjalan
administrasi laboratorium
secara efisien.
enam jenis data inventaris, yaitu
Sesuai tuntutan dalam penerapan kurikulum
2013,
pembelajaran pendekatan
dimana
fisika ilmiah
mudah
baik
mendukung
pembelajaran. dkk.
Menurut
(2014)
dalam terdapat
format A (denah dan data ruang),
dalam
format B (data barang), format C
menekankan
(data alat), format D (data bahan),
dan
metode
format E (data ketenagaan) dan
penemuan (inkuiri), maka pada setiap
format
proses
laboratorium).
pembelajaran
memerlukan
dalam
kegiatan
fisika berbasis
F
didukung
(agenda
kegiatan
Hal tersebut juga
oleh
hasil
penelitian
laboratorium. Hal ini sesuai hasil
Novianti (2011), yang menemukan
penelitian Suseno, Partono & Harjati
bahwa:
(2011) bahwa penggunaan alat peraga
laboratorium
yang dipadukan dengan analogi dapat
belajar siswa terhadap efektivitas
membantu proses penemuan pada
proses pembelajaran menunjukkan
konsep
tingkat kontribusi yang cukup kuat”.
abstrak
fisika.
Yolinda,
Tapilouw & Wulan (2011) juga menemukan berbasis
bahwa
praktikum
metabolisme
dapat
pembelajaran pada
“kontribusi IPA
pengelolaan dan
motivasi
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu
dilakukan
upaya
untuk
konsep
mengoptimalkan penggunaan labo-
meningkatkan
ratorium fisika, melalui pembenahan
kemampuan berpikir kritis.
manajemen
Berdasarkan beberapa pendapat di
administrasi
laboratorium yang baik,
dan
terutama
atas, maka peran laboratorium sangat
dalam inventaris alat dan bahan
penting dalam mendukung proses
laboratorium
pembelajaran.
mempermudah
diupayakan
Sehingga pengembangan
JPF. Vol. V. No. 1. Maret 2017
perlu dan
sekolah penggunaan
untuk labo-
ratorium dalam mendukung proses 79
Nyoto. S., Riswanto. – Sistem Pengelolaan Laboratorium... pembelajaran
di
SMA
melalui
kegiatan praktikum.
Untuk mengetahui dampak dari Bimtek dan pendampingan dalam pemberdayaan laboratorium fisika, maka dilakukan pengumpulan data
METODE Guna
memberdayakan
labo-
sebelum
dan
sesudah
perlakuan.
ratorium fisika SMA, maka dilakukan
Pengumpulan data dilakukan melalui
suatu treatment (perlakuan) berupa
observasi,
bimbingan teknis (bimtek) tenaga
dokumentasi. Data tersebut kemudian
laboratorium
pendampingan
diolah dan dianalisis dengan cara
laboratorium
membandingkan kondisi sebelum dan
fisika. Program tersebut dilaksanakan
sesudah diberi perlakuan baik secara
di dua sekolah yaitu SMA Negeri 1
kuantitatif maupun kualitatif.
dalam
dan
pengelolaan
wawancara
dan
Metro dan SMA Negeri 2 Metro. Program ini meliputi tiga tahap, yaitu: Tahap pertama, dilakukan Bimtek tenaga laboratorium yang meliputi
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Studi Pendahuluan SMA Negeri 1 Metro dan SMA
aspek managemen, administrasi alat
Negeri
dan
serta
laboratorium fisika yang cukup, telah
penyusunan program praktikum (telah
memiliki kepala laboratorium dan
dilakukan sebelumnya). Tahap kedua,
laboran, namun pemanfaatan dan
workshop dan pendampingan dalam
pemberdayaannya
menyusun
Beberapa
bahan
praktikum,
manual
pengelolaan
2
Metro
telah
memiliki
belum
permasalahan
optimal. mendasar
laboratorium, melakukan inventaris
dari kedua sekolah mitra adalah: 1)
alat dan bahan secara online dan
Tenaga
beberapa
memenuhi
standar
operasional
laboratorium
IPA
standar
tenaga
prosedur (SOP) kegiatan laboratorium
laboratorium
fisika, serta Tahap ketiga dilakukan
Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008,
uji coba penggunaan laboratorium
dimana pengelola laboratorium di
fisika berdasarkan SOP yang telah
kedua sekolah belum ada tenaga
dikembangkan pada tahap kedua.
teknisi,
yang
sekolah
belum
ada
baru
sesuai
kepala
laboratorium dari jalur guru dan JPF. Vol. V. No. 1. Maret 2017
80
Nyoto. S., Riswanto. – Sistem Pengelolaan Laboratorium... tenaga laboran yang bukan dari
laboratorium dan pekerjaan laboran,
pendidikan khusus laboran, 2) tenaga
3) minat dan motivasi guru untuk
laboratorium
menggunakan
yang
ada
belum
prinsip
dan
konsep
pembelajaran kurang, 4) laboratorium
pengelolaan laboratorium, 3) Alat dan
tidak dikelola dengan baik, sehingga
bahan
jika
menguasai
laboratorium
fisika
belum
guru
laboratorium
ingin
dalam
menggunakan
tersusun baik dan data inventaris yang
laboratorium fisika harus menyiapkan
dimiliki belum lengkap dan tidak
sendiri
terdokumentasi
penyiapan
sekolah
dengan
belum
baik,
memiliki
4)
mulai
dari
alat,
perencanaan,
penggunaan
dan
manual
pengembalian serta penyimpanan alat,
pengelolaan laboratorium fisika dan
5) alat-alat laboratorium fisika belum
belum memiliki standar operasional
tersusun dengan baik, sehingga untuk
prosedur (SOP) dalam pelayanan
mencari satu jenis alat saja diperlukan
Laboratorium, 5) program kerja yang
waktu dan curah tenaga yang cukup
telah dibuat sebagian besar tidak
banyak, 6) ruang laboratorium sering
terlaksana, 6) Laboratorium fisika
digunakan untuk kegiatan lain, seperti
belum digunakan secara maksimal
rapat-rapat, ruang panitia ujian, atau
dalam
bahkan
mendukung
proses
pembelajaran.
sebagai
penyimpanan
Hasil survei terhadap keberadaan
ruang
untuk
berbagai
barang
sekolah lainnya (berfungsi sebagai
laboratorium fisika di SMA Negeri 1
gudang).
Metro dan di SMA Negeri 2 Metro
Program Kegiatan dan Target
menemukan beberapa kendala dan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan,
masalah
pengelolaan
maka disusun suatu buku panduan
laboratorium IPA tersebut, yaitu: 1)
bagi kepala laboratorium sekolah/
kepala laboratorium hanya sebagai
madrasah yang kemudian digunakan
profesi sampingan, sedangkan profesi
sebagai bahan ajar dalam kegiatan
kepala
yang
Bimtek kepala laboratorium sekolah/
sesungguhnya adalah guru, 2) tidak
madrasah. Setelah dilakukan Bimtek
ada laboran yang mampu menguasai
bagi
dan
kemudian dilanjutkan pendampingan
dalam
laboratorium
memahami
berbagai
JPF. Vol. V. No. 1. Maret 2017
alat
tenaga
laboratorium
fisika,
81
Nyoto. S., Riswanto. – Sistem Pengelolaan Laboratorium... di SMA Negeri 1 Metro dan SMA
boratorium
Negeri
kegiatan
2
Metro
untuk
meng-
tersebut. yang
Beberapa
dilakukan
dalam
laboratorium
fisika
implementasikan teori dan prinsip
pemberdayaan
pengelolaan Laboratorium yang telah
SMA dan ketercapaian target ter-
dibekalkan
sebut
kepada
Tenaga
la-
diuraikan
pada
Tabel
1.
Tabel 1. Kegiatan Bimtek Tenaga Lab, Pendampingan dan Ketercapaian Target No Kegiatan 1. Bimtek Tenaga Laboratorium
Sasaran Kepala Lab dan laboran
2.
Workshop menyusul manual pengelolaan Lab Melakukan Inventaris, labeling dan penyusunan Alat dan bahan Lab
Kepala Lab, Laboran & Guru
4.
Pembuatan Program Kerja Lab
5.
Uji coba Penggunaan Lab
Kepala Sekolah, Kepala Lab, Laboran dan Guru IPA Kepala Sekolah, Kepala Lab, Laboran, Guru IPA dan Siswa
3.
Laboran
Target Tenaga Laboratorium menguasai konsep, prinsip dan teknik pengelolaan laboratorium IPA Tersusun Manual pengelolaan Lab Fisika SMA
Sarana-prasarana Lab, serta Alat dan bahan Lab teridentifikasi baik jumlah, jenis dan kondisinya, serta tersusun rapih Terbentuk program kerja semester dan tahunan yang sesuai kondisi dan kebutuhan sekolah
Kegiatan praktikum di laboratorium fisika terlaksana sesuai jadwal pelajaran, tanpa mengganggu mata pelajaran lain
Berdasarkan Tabel 1, maka dapat dikemukakan dilakukan
bahwa
Bimtek
bagi
JPF. Vol. V. No. 1. Maret 2017
Data Hasil Kegiatan Nilai Test dalam skala 100 Hasil rata-rata pre-test = 61 Hasil rata-rata post-test = 73 Gain (Normal) = 30,8%
Manual pengelolaan Lab SMA N 1 Metro dan SMAN 2 Metro terwujud. telah diperiksa waka kurikulum serta disyahkan oleh Kepala Sekolah Data inventaris alat lab: 1)SMAN 1 Metro belum terlaksana 2)SMAN 2 Metro memiliki 196 jenis alat lab dengan jumlah total 907 buah alat lab semua dalam kondisi baik Program kerja semester dan Tahunan SMA N 1 Metro belum terwujud, Sedangkan untuk SMA N 2 Metro sudah terwujud.
Dihasilkan dokumen: 1) SOP praktikum sesuai jadwa pelajaran 2) Jadwal kegiatan praktikum 3) Tata tertib siswa dan guru dalam penggunaan lab fisika
laboratorium
dan
laboratorium
pengetahuan
setelah
Tenaga
meningkat
tenaga
sebesar 30,8 %. Kemudian setelah 82
Nyoto. S., Riswanto. – Sistem Pengelolaan Laboratorium... dilakukan
pendampingan,
maka
dibenahi, maka selanjutnya dilakukan
diperoleh beberapa produk yaitu: 1)
uji
coba
pelaksanaan
praktikum
manual pengelolaan Laboratorium, 2)
sesuai dengan jadwal pelajaran fisika
Daftar inventaris alat dan bahan
(tanpa tambahan waktu khusus untuk
laboratorium yang memuat informasi
praktikum). Dalam uji coba ini dilihat
tentang jenis, jumlah, kondisi dan
efektivitas
tempat penyimpanannya, serta 3)
penyelenggaraan
program kerja semester dan tahunan
sesuai
yang sesuai dengan kondisi dan
pembenahan
kebutuhan sekolah atau siswa.
manajeman laboratorium, serta daftar
Hasil Uji Coba Penggunaan Lab
inventaris
dan
efisiensi
praktikum
jadwal
setelah
fisika
dilakukan
administrasi
alat
dan
dan
bahan
dalam Pelaksanaan Praktikum
laboratorium telah dibenahi. Hasil uji
Setelah
coba diungkapkan pada tabel 2.
manajemen
administrasi
dan
laboratorium
fisika
Tabel 2. Data Hasil Uji Coba Pelaksanaan Praktikum fisika sesuai Jadwal Pelajaran No. 1. 2. 3.
Aspek yang diamati Penyiapan alat praktikum Jarak kelas ke lab Pelajaran sebelum dan sesudah praktikum
4.
Alokasi waktu jam pelajaran
5.
Pembukaan di kelas
6.
Waktu siswa untuk pindah dari kelas ke lab
Uji Coba 1 19 menit 14 meter sblm: Jam ke 1 (pagi) ssdh: Bahasa Indonesia
3 jp (150 menit) 28 menit (lebih 8 menit ) 3 menit
JPF. Vol. V. No. 1. Maret 2017
Uji Coba 2
Uji Coba 3
Keterangan
Rata-rata waktu penyiapan 14, 7 menit Jarak rata-rata 16,3 20 meter 15 meter meter sblm: Jam sblm: Ada mata pelajaran ke-1 (siang) Penjaskes sebelum dan sesudah ssdh: ssdh: Bahasa praktikum Penjaskes Indonesia dan olah raga 2 jp 2 jp Vasiasi waktu (100 menit) (100 menit) 2 jp dan 3 jp 14 menit
11 menit
13 menit
14 menit
Rata-rata waktu pembukaan 18,3 menit
4 menit
Rata-rata waktu pindah dari kelas ke lab 3,3 menit
3 menit
83
Nyoto. S., Riswanto. – Sistem Pengelolaan Laboratorium...
Kegiatan praktikum
7.
Kembali kekelas dari laboratorium Total kelebihan waktu Waktu Penyimpanan alat
8.
9.
10.
Berdasarkan penggunaan
Rata-rata alokasi praktikum 81,9% dari total waktu Rata-rata waktu kembali ke kelas dari lab 3,3 menit
121 menit
85 menit
80 menit
3 menit
3 menit
4 menit
5 menit
4 menit
2 menit
Rata-rata kelebihan waktu 3,7 menit
12 menit
10 menit
10 menit
Rata-rata penyimpanan alat 10,7 menit
hasil
uji
laboratorium
coba
setelah manajemen dan administrasi
yang
laboratorium dibenahi melalui Bimtek
dikemukakan pada Tabel 2, dapat
dan
dikemukakan
pengelolaan laboratorium
bahwa
pelaksanaan
pendampingan
dalam SMA,
praktikum sesuai jadwal pelajaran
maka
laboratorium fisika SMA di
tidak mengganggu mata pelajaran
Kota
Metro
lain,
dalam
karena
dari
jadwal
yang
dapat
dimanfaatkan
menunjang
proses
disediakan pada mata pelajaran fisika
pembelajaran fisika secara efektif dan
yang pembelajarannya menggunakan
efisien, sehingga memudahkan guru
metode praktikum di laboratorium
dan siswa dalam kegiatan praktikum.
hanya berlebih 3,7 menit. Selain itu waktu perpindahan dari kelas ke
PENUTUP
laboratorium atau sebaliknya rata-rata
Kesimpulan
hanya memerlukan waktu 3,3 menit.
Berdasarkan hasil dan pembahasan
Berdasarkan Tabel 2 juga dapat
yang telah dikemukakan di atas, maka
dikemukakan bahwa persiapan alat
dapat
dikemukakan
praktikum memerlukan waktu rata-
kesimpulan:
rata 14,7 menit, sedangkan waktu
1. Secara umum kondisi laboratorium
penyimpanan alat praktikum hanya
fisika SMA di Kota Metro telah
memerlukan waktu rata-rata 10,7
memenuhi
standar
beberapa
sarana
menit. Hal ini menunjukan bahwa
JPF. Vol. V. No. 1. Maret 2017
84
Nyoto. S., Riswanto. – Sistem Pengelolaan Laboratorium... prasarana
laboratorium
fisika
SMA/MA.
guru maupun laboran.
2. Keadaan Laboratorium fisika SMA Kota Metro yang tidak memenuhi standar adalah pada aspek tenaga teknisi. 3. Laboratorium fisika SMA di Kota Metro dapat dimanfaatkan dalam menunjang proses pembelajaran fisika secara efektif dan efisien, setelah
manajemen
administrasi
dan
laboratorium
dibenahi, sehingga memudahkan guru dan siswa dalam kegiatan praktikum.
Saran Berdasarkan
hasil
pelaksanaan
praktikum
uji
coba
ditemukan
masalah terkait dengan kesulitan para guru
untuk
mendapatkan
mengakses informasi
atau tentang
keberadaan alat dan bahan praktikum serta
spesifikasinya,
kedepan
karena
disarankan
itu untuk
mengembangkan sistem pengelolaan laboratorium
sekolah
dengan
memanfaatkan teknologi informasi, minimal
pengelola laboratorium sekolah, baik
dikembangkan
inventaris mempermudah
online,
sistem sehingga
komunikasi
JPF. Vol. V. No. 1. Maret 2017
antar
DAFTAR PUSTAKA Kemendiknas, 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan. Kemendiknas, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana prasarana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMA/MTs) dan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah (SMA/MA). Kemendiknas, 2008. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah. Novianti, N.R. 2011. Kontribusi Pengelolaan Laboratorium dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran. Jurnal Pendidikan MIPA. Edisi khusus. No. 1, halaman: 158 – 166 Suseno, Nyoto, Partono & Purwiro Harjati. 2011.Memadukan Alat Peraga dan Analogi Sebagai Upaya Menerapkan Inkuiri dalam Pembelajaran Konsep Abstrak Fisika. Jurnal Nuansa Pendidikan, Vol. 15 No. 1, halaman: 1-8. Suseno, Nyoto. 2012. Peran Praktikum dalam Mengembangkan Kemampuan dan Karakter Mahasiswa Calon Guru Fisika. Metro: Prosiding 85
Nyoto. S., Riswanto. – Sistem Pengelolaan Laboratorium... Seminar Nasional ke-1 UM Metro 2012. Tim Lesson Studi FKIP UM Metro, halaman 132 139. Suseno, Nyoto, dkk. 2014. Buku Panduan Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah. Lembaga Penelitian UM Metro Press. Kota Metro. Yolanda, Berti, Tapillow, Fransisca S. & Wulan, Anaratna. Implementasi Pembelajaran Berbasis Praktikum pada Pembelajaran Konsep Metabolisme untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 12 No. 1, halaman: 59 – 66.
JPF. Vol. V. No. 1. Maret 2017
86