SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN POLINDES DI KABUPATEN BIREUEN (Studi Kasus Dinas Kesehatan) MUKSALMINAa,IQBALa a
Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Jln. Almuslim Tlp. (0644) 41384, Fax. 442166 Matangglumpangdua Bireuen
ABSTRACK Sistem pendukung keputusan penentuan lokasi pembangunan polindes merupakan program aplikasi yang digunakan oleh pihak dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen dalam menentukan lahan yang sesuai untuk pembangunan polindes pada masing-masing lokasi yang di ajukan secara obyektif. Penilaian terhadap lahan ini dimodelkan berdasarkan pada data dan kriteria. Data dan kriteria diolah dengan menggunakan metode Profile Matching. Dalam pengggunaan metode tersebut aplikasi sistem yang digunakan dapat membantu proses penyeleksian lahan yang di ajukan sehingga lokasi pembangunan mendapatkan kriteria terbaik dari tiap lahan. Hasil penelitian ini adalah menghasilkan urutan ranking dari lahan yang telah diseleksi, dan output dari aplikasi tersebut dapat membantu pengambil keputusan dalam memilih alternatif lahan untuk dijadikan lokasi pembangunan polindes. Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Profile Matching, Polindes I.
PENDAHULUAN Pembangunan
kesehatan
adalah
pencegahan
penyakit
(preventif),
upaya yang dilaksanakan oleh semua
peningkatan
kesehatan
(promotif),
komponen
penyembuhan
penyakit
bangsa
dalam
rangka
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
pemulihan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
(Depkes RI, 2010).
agar
terwujud
dan
(rehabilitatif)
kesehatan
Kabupaten Bireuen, sebagai salah
setinggi-tingginya.
satu daerah otonom tidak luput dari
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
persoalan kesehatan masyarakat yang
diusahakan upaya kesehatan yang bersifat
sangat
menyeluruh,
dapat
dihadapkan dengan persoalan kemiskinan
diterima serta terjangkau oleh seluruh
infrastruktur, tingginya angka kematian
lapisan
ibu
masyarakat
yang
derajat
kesehatan
(kuratif)
terpadu,
masyarakat.
merata,
Upaya-upaya
kompleks.
hamil,
DBD,
penyakit
hanya
menular
kesehatan tersebut sesuai dengan bab IV
lainnya.
pasal 47 undang-undang nomor 36 tahun
Kabupaten Bireuen, juga dihadapkan
2009
dengan persoalan minimnya tenaga medis
tentang
kesehatan
meliputi
Persoalan
Tidak
kesehatan
di
75
dipelosok pedesaan dan ketidakmampuan
dikelola oleh bidan di desa bekerjasama
masyarakat
dengan
untuk
membayar
biaya
pengobatan. Dampak dari situasi ini, dikalangan
masyarakat
dukun
bayi,
serta
dibawah
pengawasan dokter Puskesmas setempat.
tradisional
Kurangnya jumlah anggaran yang
Kabupaten Bireuen diberbagai pelosok
di plot untuk melakukan pembangunan
pedesaan
menjadikan
kesehatan mengakibatkan pihak Dinkes
pengobatan tradisional menjadi salah satu
harus melakukan evaluasi terhadap desa –
alternatifnya. Kondisi ini tentunya sangat
desa
memprihatinkan,
akan
melakukan pembangunan polindes setiap
pengobatan tradisional ini menyebabkan
tahunnya. Selain itu banyaknya desa –
penanganan
desa di Kabupaten Bireuen yang belum
terpencil,
ketergantungan
kesehatan
di
Kabupaten
Bireuen, semakin rumit. Dalam
rangka
di Kabupaten Bireuen untuk
memiliki Polindes membuat pihak dinas mempercepat
kesehatan harus melakukan banyak hal
penurunan Angka Kematian Bayi (AKB),
terhadap
tuntutan
masyarakat
yang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka
meminta agar desa mereka didirikan
kelahiran, serta meningkatkan kesadaran
sebuah Polindes.
hidup
Agar tidak terjadi hal – hal yang
sehat, salah satu upaya pemerintah adalah
tidak diinginkan seperti penyuapan dan
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
dapat
masyarakat dengan mendirikan Posyandu
kesehatan dalam menentukan keputusan
di desa-desa. Pelayanan kesehatan di
maka
Posyandu tersebut meliputi Kesehatan Ibu
pengambilan keputusan yang memiliki
dan Anak (KIA), Keluarga Berencana
laporan output sehingga tidak akan terjadi
(KB), imunisasi, perbaikan gizi dan
kesalahpahaman antara masyarakat dan
penanggungalan diare. Namun karena
pihak – pihak pada dinas kesehatan.
masyarakat
untuk
berperilaku
mempermudah
dibutuhhkan
pihak
sebuah
dinas
system
keterbatasan yang ada di Posyandu, maka pelayanan kesehatan bagi ibu tidak dapat
II.
dilaksanakan dengan baik. Oleh karena
Pengertian Sistem Pendukung
itu,
Keputusan
sebagai
bagian
dari
pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
LANDASAN TEORITIS
Sistem
Pendukung
Keputusan
Keluarga Berencana (KB) maka didirikan
(SPK) adalah sistem berbasis komputer
Pondok Bersalin Desa (Polindes) yang
interaktif,
yang
membantu
para
76
pengambil keputusan untuk menggunakan data
dan
berbagai
memecahkan
model
Metode Profil Matching
untuk
masalah-masalah
tidak
Menurut Handayani (2005) Metode Profile
Matching
merupakan
terstruktur (Scott Morton, 1971 dalam
membandingkan
antara
Turban et al, 2005). Menurut (Keen et al,
individu
dengan
kompetensi
1978 dalam Turban et al, 2005) sistem
sehingga
dapat
pendukung
kompetensinya
keputusan
memadukan
proses
kompetensi
diketahui (disebut
jabatan
perbedaan juga
gap),
sumber daya intelektual dari individu
semakin kecil gap yang dihasilkan maka
dengan
untuk
bobot nilainya semakin besar yang berarti
meningkatkan kualitas keputusan. SPK
memiliki peluang lebih besar untuk
adalah
menentukan lokasi yang tepat.
kapabilitas
sistem
komputer
pendukung
berbasis
komputer bagi para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-
Tahapan
masalah tidak terstruktur.
Menggunakan
Tujuan dari SPK: 1.
Membantu menyelesaikan masalah
Mendukung
manajer
Meningkatkan
dalam
dari
Dalam
ada
efektifitas
bukan
Sistem
Pendukung
Pengambilan rasional,
masalah
beberapa
tahapan
yang
harus
Penetuan kriteria dan bobot kriteria
2.
Penetuan bobot nilai gap
3.
Penentuan sub kriteria dan nilai
4.
Penentuan core faktor dan secondary faktor
pendukung
keputusan
memiliki manfaat, yaitu : 1.
menyelesaikan
1.
Keputusan Sistem
Profile
dilaksanakan, yaitu :
efisiensi pengambilan keputusan Manfaat
Metode
menggunakan metode profile matching
mengambil keputusan 3.
Masalah
Matching
semi-terstruktur 2.
Penyelesaian
keputusan
sesuai
dengan
5.
Perhitungan bobot nilai gap
6.
Perhitungan
yang jenis
keputusan yang diperlukan 2.
Membuat peramalan (forecasting)
3.
Membandingkan alternatif tindakan
4.
Membuat analisis dampak
5.
Membuat model.
core
faktor
dan
secondary faktor 7.
Perhitungan nilai total kriteria
8.
Perhitungan
penentuan
hasil
akhir/rangking
77
METODE PENELITIAN
untuk
Dalam menyelesaikan penelitian ini
perangkat lunak yang dibuat secara
penulis menggunakan beberapa metode.
terstruktur dan berurutan dimulai dari
Metode yang digunakan dalam penelitian
penentuan
ini adalah sebagai berikut:
Definition, System and software Design,
III.
memodelkan
masalah,
implementation Metode Pengumpulan Data 1.
suatu
and
sistem
Requirements
Unit
Testing,
Integration and Sistem Testing, serta
Observasi
Operation and Maintenance.
Metode ini dilakukan dengan cara
2.
3.
mengamati langsung lokasi – lokasi
IV.
di Kecamatan Jeumpa yang yang
Pengujian Model Sistem Pendukung
sudah di bangun Polindes.
Keputusan
Wawancara
HASIL PENELITIAN
Tahap pengujian dimaksud untuk
Metode ini dilakukan dengan cara
membandingkan hasil dari implementasi
tanya jawab langsung dengan pihak
modul
sistem
Dinas Kesehatan tentang hal – hal
dengan
perhitungan
yang menyangkut dengan penentuan
kriteria yang digunakan pada pengujian
keputusan pembangunan Polindes di
model sistem pendukung keputusan yaitu:
Kabupaten Bireuen.
1.
pendukung
keputusan
manual,
adapun
Kriteria lokasi dengan bobot nilai
Studi Pustaka
50%, nilai core faktor 70 % dan nilai
Metode ini dilakukan dengan cara
secondary faktor 30%.
mencari referensi dari buku – buku atau
internet
yang
2.
berhubungan
core faktor 70 % dan nilai secondary
dengan undang – undang ataupun peraturan
tentang
pembangunan
polindes. Metode
Pengembangan
Kriteria jarak bobot nilai 25%, nilai
faktor 30%. 3.
Kriteria penduduk bobot nilai 25%, nilai core faktor 70 % dan nilai
Perangkat
secondary faktor 30%.
Lunak Dalam proses perancangan program dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan metode waterfall. Metode waterfall adalah suatu metode proses
78
Pengujian Nilai Gap
Profil Lokasi
Tabel 5.1 Uji Kriteria Lokasi No
Lahan
6
4
HASIL NILAI GAP
LL
LTL
1
Beurawang
0
0
Factor subkriteria
CF
SF
2
Batee Timoh
0
-1
1
Beurawang
4
4
3
Blang Blahdeh
0
0
2
Batee Timoh
3
3
3
Blang Blahdeh
3
4
5
3
Profil Lokasi
Hasil
didapatkan
dari
pengujian ini memiliki nilai yang sama dengan
HASIL NILAI GAP
yang
perhitungan
manual,
karena
1
Beurawang
1
0
proses dilakukan secara otomatis, maka
2
Batee Timoh
0
-1
untuk pembuktian sistem yang di uji
3
Blang Blahdeh
0
0
dapat dilihat pada modul pengujian pengelompokkan
Tabel 5.2 Uji Kriteria Jarak No
Lahan Factor subkriteria
nilai
core
dan
secondary faktor.
JPP
JPS
CF
SF
Pengujianpengelompokkan coredan secondary faktor
nilai
1
Beurawang
4
3
2
Batee Timoh
2
3
Pada pengujian pengelompokkan
3
Blang Blahdeh
3
2
nilai core dan secondary faktor, maka
4
3
dibutuhkan
Profil Lokasi
nilai
yang
diambil
dari
pengujian gap, sehingga nantinya hasil
HASIL NILAI GAP 1
Beurawang
0
0
2
Batee Timoh
-2
0
3
Blang Blahdeh
-1
-1
pengujian data kriteria nilai lahan yang digunakan dapat dibuktikan, lihat pada Tabel 5.4, Tabel 5.5, Tabel 5.6.
Tabel 5.3 Uji Kriteria Penduduk JKK
JPJW
Factor subkriteria
CF
SF
Tabel 5.5 Hasil Pengelompokkan Nilai CF Dan SFKriteria Jarak No Lahan CF SF NL
1
Beurawang
4
3
1
Beurawang
5.5
6
6.93
2
Batee Timoh
4
2
2
Batee Timoh
6
5
6.3
3
Blang Blahdeh
4
3
3
Blang Blahdeh
6
6
7.56
No
Lahan
79
Tabel 5.6 Hasil Pengelompokkan Nilai
Pengujian Perangkingan Nilai Pada Tiap Alternatif
CF Dan SF Kriteria Penduduk
Hasil
akhir
dari
pengujian
No
Lahan
CF
SF
NJ
1
Beurawang
6
6
7.56
perangkingan nilai pada tiap alternatif
2
Batee Timoh
4
6
5.04
adalah menghitung pengelompokkan nilai
3
Blang Blahdeh
5
5
5.25
core dan secondary faktor berdasarkan bobot nilai dari tiap kriteria, hasil perhitungan manual untuk nilai pada
Tabel 5.4 Hasil Pengelompokkan Nilai
alternatif
CF Dan SF Kriteria Lokasi No Lahan
CF
SF
NP
1
Beurawang
6
6
7.56
2
Batee Timoh
6
5
6.3
3
Blang Blahdeh
6
6
7.56
ini,
hasil
lihat
pada
Tabel
5.7,
bandingkan dengan hasil yang diberikan pada implementasi modul perangkingan nilai pada tiap alternatif, sebagai bukti pembanding lihat Gambar 5.2 hasil pengujian perangkingan nilai pada tiap alternatif.
Pada
pengujian
perhitungan manual dapat dibandingkan dengan
hasil
implementasi
yang modul
diberikan
pada
pengelompokkan
nilai core dan secondary faktor, sebagai
Tabel 5.7 Hasil Perangkingan No Lahan 1 2
bukti pembanding lihat Gambar 5.1 hasil pengujian pengelompokan nilai core dan secondary faktor.
3
NL
NJ
NP
HA
Beurawang 6.93 7.56 7.56 7.245 Batee
6.3
5,04 6.3
5.985
Timoh Blang
7,56 5.25 7.56 6.9825
Blahdeh
Gambar 5.1 Hasil pengujian pengelompokkan nilai cf dan sf
Gambar 5.2 Hasil implementasi pengujian perangkingan nilai pada tiap alternatif
80
Hasil
yang
didapatkan
dari
Saran
pengujian ini memiliki nilai yang sama
Pengembangan
sistem
manual
penelitian
pengujian
modul
berdasarkan ilmupengetahuan ke sistem
sistem pendukung keputusan pada sistem
komputerisasi yang dibangun atas dasar
dapat dibuktikan.
pertimbangan
implementasi
dari
pada
dengan perhitungan manual, sehingga dari
ini,
sistem
permasalahan
yang
ditimbulkan dari sistem yang lama dan penelitian yang dilakukan masih terdapat
V. KESIMPULAN DAN SARAN
kekurangan-kekurangan
Kesimpulan Dari
diperbaiki, oleh karena itu masih perlu
pembahasan yang telah dilakukan, maka
dilakukan penelitian-penelitian yang lebih
dapat diambilbeberapa kesimpulan antara
lanjut, maka penulis memberikan saran
lain :
agar
Sistem
penelitian
perlu
dan
1.
hasil
yang
Pendukung
Penentuan
Lokasi
Polindes
pembuatan
program
yang
Keputusan
selanjutnya dapat dicoba menggunakan
Pembangunan
metode lain sehingga dapat diketahui
Menggunakan
Metode
Profile Matching, bisa digunakan
kekurangan dan kelebihan dari masingmasing metode.
untuk menentukan lahan yang terbaik untuk
pembangunan
berdasarkan
perhitungan
polindes
VI.
evaluasi
Dwijaya (2009) Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Pada PT. Sysmex Menggunakan Metode Profile Matching.
lahan yang telah dilakukan. 2.
Perhitungan evaluasi lahan yang ada terdiri
dari
lokasi,
jarak,
dan
penduduk. 3.
User cuma mempunyai hak untuk melakukan
pengimputan
data
parameter, karena bersifat dinamis. 4.
Sistem yang ada hanya memberikan prosedur
dalam
keputusan,karena Kepala
Dinas
pengambilan dalam
Kesehatan
hal
ini
adalah
DAFTAR PUSTAKA
Fitzgerald, Jerry. FitzGerald, Ardra F. and Stalling Jr, Warren D. (1981) Fundamentals Of System Analysis, Edisi kedua, John Willey & Sons, New York. Handojo. (2003). Autisma. Bhuana Ilmu Populer.
Jakarta:
Handjojo (2009) Pembuatan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Untuk Proses Kenaikan Jabatan Dan Perencanaan Karir Pada PT. X.
pengambil keputusan.
81
Iqbal Dan Hartati (2011). Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penempatan Bidan PTT (Pegawai Tidak Tetap) Pada Kabupaten Bireuen Jogiayanto. 2005 Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis: Edisi 3. Yogyakarta : Penerbit Andi Kroenke, D.M., 1992. Management Information System. Watsonville: Mitchell McGraw-Hill. Michael S, 1970, A Problem-based Selection of Multi-Attribute Decision Making Methods, Blackwell Publisihing, New Jersey
approach, York,
McGraw-Hill,
New
Pramana (2013). Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Promosi Penerimaan Mahasiswa Baru Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Prosess (AHP). Rolissalim (2010). Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Prioritas Penempatan Pegawai Di Dinas Kesehatan Kota Bandung. Saputra (2010) . Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Pemilihan Lokasi Rumah Tinggal Dengan Metode Cumulative Voting Dan Fuzzy AHP.
Mika
(2012). Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Pembangunan Tower Base Transceiver Station (BTS) Pada PT. Xl Axiata Tbk-Medan Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Murdick, G. Robert, E, Joel Ross dan R. James Clagget. Information System for Modern Management. (Terjemahan). Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 1991. Noorafni (2012). Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penentuan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah. Nyoman (2009). Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Tenaga Kerja Dengan Metode Profile Matching (Studi Kasus PT. Adhi Karya (Persero), tbk Divisi Konstruksi VII). Pressman, R.S. Engineering:
(2010), Software a practitioner’s
82