Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUSU FORMULA UNTUK ANAK USIA 1-3 TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer ( S.Kom. ) Pada Progam Studi Sistem Informasi UN PGRI Kediri
OLEH : ULFATUL HUSNI’AH NPM : 12.1.03.03.0151
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUSU FORMULA UNTUK ANAK USIA 1-3 TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP Ulfatul Husni’ah 12.1.03.03.0151 Teknik – Sistem Informasi
[email protected] Nursalim, Spd, M.H dan Ervin Kusuma Dewi, S.Kom., M.Cs UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK ULFATUL HUSNI’AH : Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Susu Formula Untuk Anak Usia 1-3 Tahun Dengan Menggunakan Metode AHP, Skripsi, Sistem Informasi, FT UN PGRI Kediri,2016. Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan peniliti, bahwa bagi para ibu yang tidak bisa memberikan ASI eksklusif untuk buah hati tercinta lebih memilih susu formula sebagai pengganti ASI bagi bayi mereka. Namun sebelum memilih susu formula yang bagus dan memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan maka orang tua harus membaca dengan teliti kandungan yang terdapat pada susu formula tersebut dan lebih selektif dalam memilih susu formula yang tepat. Permasalahan penelitian ini adalah bagaiman perancangan sistem ini dapat digunakan untuk pemilihan susu formula yang sesuai dengan asupan protein dan gizi yang dibutuhkan oleh balita dan bagaimana sistem ini dapat diimplementasikan dengan baik dan dapat mengatasi permasalahan yang terjadi didalam duniaibu. Penelitian ini menggunakan metode ahp dengan kriteria penentu yang digunakan dalam penilitian seperti yang ada pada peraturan mentri kesehatan nomor 49 tahun 2014 yaitu energi total, lemak total, protein dan karbohidrat. Penelitian ini dibuat dengan berbasis website dan menggunakan bahasa pemograman php. Kesimpulan hasil penelitian ini ,maka direkomendasikan : Membuat perancangan sistem yang dapat digunakan untuk pemilihan susu formula yang sesuai dengan asupan protein dan gizi yang dibutuhkan oleh anak usia 1-3 tahun serta mengimplementasikan sistem ini dengan baik sehingga dapat mengatasi permasalahan yang terjadi didalam dunia ibu. Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan ,Susu Formula , AHP
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
susu formula. Susu formula bayi
LATAR BELAKANG Tidak
yang
dapat
adalah cairan atau bubuk dengan
keuntungan
yang
formula tertentu yang diberikan pada
ada
menandingi
bayi
Kesehatan
dimanipulasi sehingga menyerupai
Dunia)
dan
UNICEF
dan
anak
–
diberikan oleh ASI. WHO (Badan
demikian,
yang
selalu menganjurkan agar para ibu
ASI.
memberikan ASI eksklusif untuk
terdapat perbedaan dalam komposisi
bayinya selama 6 bulan pertama
asam amino dan asam lemak, dan
sehingga bayi mendapatkan semua
susu formula tidak mengandung sifat
manfaat ASI. Tetapi ada beberapa
anti-infeksi yang terdapat dalam ASI
keadaan saat
(Notoatmodjo, 2011).
ibu tidak dapat
Namun
anak
masih
memberikan ASI, misalnya dalam
Bagi para ibu yang tidak bisa
keadaan sakit berat, gangguan jiwa
memberikan ASI eksklusif untuk
yang membahayakan bayinya, dalam
buah hati tercinta lebih memilih susu
pengobatan
yang
formula sebagai pengganti ASI bagi
dapat
bayi
menyebabkan
jangka
lama
ASI-nya
mereka.
Namun
sebelum
membahayakan bayinya, atau ibu
memilih susu formula yang bagus
yang bekerja dan bepergian jauh.
dan memenuhi kebutuhan gizi yang
Untuk memenuhi kebutuhan bayinya
dibutuhkan maka orang tua harus
digunakan PASI (Pengganti Air Susu
membaca dengan teliti kandungan
Ibu) yang dikenal dengan
yang terdapat pada susu formula
sebutan
tersebut dan lebih selektif dalam
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
memilih susu formula yang tepat. Dalam
Dari latar belakang diatas,
dunia ibu pemilihan susu formula sebagai
akhirnya peneliti tertarik untuk
pengganti
ataupun
ASI
mengangkat
sangatlah
penting
dibutuhkan
Penunjang
asupan protein dan gizi yang hampir sama
Pemilihan
dengan ASI. Sedangkan sekarang banyak
Untuk Anak Usia 1-3 Tahun
pilihan
Dengan
susu
pendamping karena
formula
yang
memiliki
beragam manfaat pada setiap merk yang
judul
“Sistem
Keputusan Susu
Formula
Menggunakan
Metode Ahp”.
disesuaikan kebutuhan balita. Untuk itulah perlu
dibentuk
sistem
pendukung
II.
LANDASAN TEORI A. Sistem Pendukung Keputusan
keputusan untuk membantu seorang ibu (SPK) dalam memilih susu formula yang tepat SPK
merupakan
sistem
bagi balita mereka. informasi Meskipun
memiliki
interaktif
yang
banyak menyediakan
informasi
dan
kelemahan namun bagi ibu – ibu yang manipulasi data. Sistem digunakan bekerja susu formula dipandang sebagai untuk
membantu
pengambilan
alternative tercepat yang meraka pilih keputusan dalam situasi yang semi untuk mengatasi kebutuhan bayi selama terstruktur dan situasi yang tidak mereka bekerja. Oleh karena itu dalam terstruktur, dimana tak seorang pun memutuskan pilihan terhadap penggunaan tahu secara bagaimana keputusan susu formula maka hal – hal terkait seharusnya
dibuat
(Alter
dalam
2007).SPK
tidak
kandungan susu formula seperti : Energi Kusrini total
,
Lemak
total
,
protein
S.
dan dimaksudkan
untuk
karbohidrat dapat menjadi faktor dalam mengotomatisasikan memilih
susu
formula
yang
pengambilan
akan keputusan, tetapi memberi perangkat
dikonsumsi. interaktif yang memungkinkan penga Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
mbilan
keputusan
untuk
Dari beberapa pendapat diatas
analisis
dapat disimpulkan bahwa spk adalah sebuah sistem yand mampu membantu
melalukukan
berbagai
menggunakan
model-model
yang
bertujuan
untuk
memberikan
dalam
masalah
tersedia.
SPK
membantu
manajer
kemapuan maupun
pemecahan kemampuan
pengambilan keputusan atas masalah
pengkomunikasian
semi
dengan kondisi terstruktur maupun
terstruktur,
dukungan
memberikan
atas
pertimbangan
manajer, meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer, dan
SPK
dapat
masalah
yang tidak terstruktur. B. Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM)
peningkatan produktivitas (Turban dalam Kusrini S. 2007).
untuk
FMADM adalah suatu metode yang
digunakan
untuk
mencari
memberikan
alternatif dengan kriteria tertentu. Inti
beberapa keuntungan-keuntungan bagi
dari FMADM adalah menentukan nilai
pemakai,
bobot untuk setiap attribut, kemudian
diantaranya
memperluas
kemampuan pengambilan keputusan
dilanjutkan
dalam
data/informasi,
perankingan yang akan menyeleksi
menghasilkan solusi dengan lebih
alternatif yang sudah diberikan. Pada
cepat dan hasilnya dapat diandalkan,
dasarnya, ada 3 pendekatan obyektif
dan
dan
memproses
menghemat
dibutuhkan
waktu
untuk
yang
memecahkan
dengan
pendekatan
proses
integrasi
antara
subyektif dan obyektif. Masing –
masalah, terutama berbagai masalah
masing
pendekatan
yang sangat kompleks dan tidak
kelebihan
dan
terstruktur ( McLeod Jr., Raymond
pendekatan
dalam Wirastama.2004).
ditentukan berdasarkan subyektifitas dari
Nama | NPM Fak - Prodi
para
memiliki
kelemahan.
subyektif,
pengambil
nilai
Pada bobot
keputusan,
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
sehingga
beberapa
prosesperankingan
faktor
dalam
alternative
bisa
ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan
subyektifitas
dilanjutkan
dengan
proses
perangkingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. C. Model Analytical Hierarkhi Process (AHP)
dari
Pada
pengambil keputusan (Kusumadewi
pengambilan
dalam Indah kumala sari. 2006).
memilih suatu alternative. Peralatan
Beberapa
metode
dapat
utama AHP adalah sebuah hierarki
digunakan
untuk
menyelesaikan
fungsional dengan input utamanya
masalah FMADM. antara lain sebagai
persepsi manusia. Keberadaan hierarki
berikut: Simple Additive Weighting
memungkinkan dipecahnya masalah
(SAW),
(WP),
kompleks atau tidak terstruktur dalam
Order
sub-sub masalah, lalu menyusunnya
Preference by Similarity to Ideal
menjadi suatu bentuk hierarki. AHP
Solution
(TOPSIS),
memiliki banyak keunggulan dalam
Hierarchy
Process
Weighted
ELECTRE,
yang
Product
Technique
for
Analytic (AHP)(Indah
kumala sari. 206).
menjelaskan
dasarnya
proses
keputusan
adalah
proses
pengambilan
keputusan. Salah satunya adalah dapat
Dari beberapa pendapat diatas
digambarkan secara grafis sehinggga
dapat disimpulkan bahwa FMADM
mudah dipahami oleh semua pihak
adalah suatu metode yang digunakan
yang
untuk mecari alternatif yang optimal
keputusan (Nurhalimah. 2015).
terlibat
dalam
pengambilan
dari beberapa alternatif dengan kriteria
Dalam
tertentu. inti dari FMADM adalah
permasalahan
memenentukan
beberapa prinsip yang harus dipahami,
setiap
Nama | NPM Fak - Prodi
atribut
nilai
bobot
yang
untuk
kemudian
menyelesaikan dengan
AHP
ada
diantaranya adalah (Kusrini. 2007) :
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
1. Membuat hierarki Sistem
yang
dipahami
dengan kompleks
dengan
menjadi
bisa
memecahnya elemen-elemen
pendukung,
menyusun
secara
hierarki,
judgement
ditentukan
untuk
yang
telah
menghasilkan
bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas
dihitung
dengan
elemen
memanipulasi matriks atau melalui
dan
penyelesian persamaan matematika.
atau
a. Langkah
menggabungkannya mensintesisnya.
pertama
menentukan
2. Penilaian criteria dan alternative
prioritas
dalam elemen
adalah membuat perbandingan
Kriteria dan alternative dilakukan
pasangan, yaitu membandingkan
dengan perbandingan berpasangan.
elemen
Menurut Saaty (1998) , untuk
sesuai kriteria yang diberikan.
berbagai persoalan, skala 1 sampai 9
adalah
skala
terbaik
untuk
secara
berpasangan
b. Matriks
perbandingan
berpasangan diisi menggunakan
mengekspresikan pendapat. Nilai
bilangan
dan definisi pendapat kualitif dari
merepresentasikan kepentingan
skala
relative
perbandingan
Saaty
bisa
diukur menggunakan table analisis. 3. Synthesis of priority (menentukan prioritas)
dari
suatu
elemen
terhadap elemen yang lainnya. 4. Logical consistency
(konsistensi
Logis)
Untuk setiap kriteria dan alternative,
untuk
dilakukan
makna. Pertama, objek-objek yang
berpasangan
serupa bisa dikelompokkan sesuai
(pairwise comparisons). Nilai-nilai
dengan keseragaman dan relevensi.
perbandingan relatife dari seluruh
Kedua,
perbandingan
perlu
Konsistensi memiliki dua
menyangkut
tingkat
alternative criteria bisa disesuaikan
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
hubungan
antar
objek
yang
didasarkan pada criteria tertentu. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus : CI = (π maks-n)/n Di mana n = banyaknya elemen Hitung
Rasio
1.45 1.49 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59
9 10 11 12 13 14 15
Berikut prosedur atau langkah – langkah metode AHP (Kusrini. 2007)
konsistensi/Consistency Ratio (CR) dengan rumus : CR = CI/CR Di mana
CR = Consistency
Ratio CI = Consistency Index IR = Indeks Random Consistency
Gambar 21.3 Prosedur AHP D. Susu Formula Susu
Daftar Indeks Random Konsistensi (IR) bisa dilihat dalam Tabel 21.2 Tabel 21.2 Daftar Indeks Random
bayi
adalah
cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan anak
Konsistensi
formula
–
anak
yang
dimanipulasi
sehingga meneyerupai ASI. Namun
Nama | NPM Fak - Prodi
Ukuran Matriks
Nilai IR
1,2 3 4 5 6 7 8
0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41
demikian, masih terdapat perbedaan dalam komposisi asam amino dan asam lemak, dan susu formula tidak mengandung sifat anti-infeksi yang terdapat dalam ASI (Notoatmodjo.
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
2011).
Sedangkan
menurut
(Dwi
telah diproses dan diubah kandungan
Sunar Prasetyono dalam Tampubolon.
komposisinya sebaik mungkin agar
2013). Susu formula merupakan bahan
kandunganya sama dengan ASI tetapi
makanan yang bermutu tinggi, zat-zat
tidak 100% sama.
yang terkandung didalamnya terdapat
Menurut (Notoatmodjo , 2011)
dalam perbandingan yang serasi dan
ada beberapa kandungan gizi dalam
sempurna
mudah
susu formula yaitu lemak disarankan
dicerna dan sangat baik bagi anak-
antara 2.4-4.1 g tiap 100ml, protein
anak yang sedang tumbuh. Komponen
bekisar antara1.2-1.9 g tiap 100ml,
utama yang terkandung dalam susu
Karbohidrat bekisar antara 5.4-8.2 g
formula
tiap 100 ml dan mineral 0.25-0.34 g
sehingga
adalah
susu
protein,
lemak,
laktosa, vitamin, mineral yang sangat
tiap 100ml
dibutuhkan balita. Beberapa jenis susu formula
Menurut
(UUD , Nomor 49
Tahun 2014) pada pasal 3 ayat (1)
yang saat ini beredar di pasaran
susu
menurut (Notoatmodjo. 2011) adalah
formula pertumbuhan anak usia 1-3
sebagai berikut susu formula adaptasi,
tahun yang beredar di Indonesia wajib
susu formula awal lengkap, susu
memenuhi standart kandungan gizi
formula follow-up (lanjutan), susu
dan keamanan gizi. Pada pasal 3 ayat
formula prematur, susu hipoalergenik
(2)
(hidrolisat), susu soya (kedelai), susu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
rendah laktosa atau tanpa laktosa, susu
meliputi jenis zat gizi minimal, dan
formula dengan asam lemak mct
kandungan zat gizi maksimal. Standart
(lemak rantai sedang) yang tinggi, dan
kandungan gizi dan keamanan gizi
susu formula semi elementer. Susu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
formula yang dibuat dari susu sapi
dan ayat (2) tercantum dalam lampiran
Nama | NPM Fak - Prodi
formula
standart
pertumbuhan
kandungan
dan
gizi
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
1
yang
merupakan
bagian
tidak
terpisahkan dari peraturan menteri. III. IMPLEMENTASI Gambar 4.1 Analisa kondisi saat ini
A. Analisa kondisi saat ini Untuk saat ini didesa selorejo
Pada
gambar
4.1
analisia
sebagian banyak balita yang berumur
kondisi saat ini para ibu memilih susu
1-3 tahun diberikan susu formula. Ada
formula
beberapa
faktor
didesa
dari berbagai sumber. Sumber tersebut
selorejo
memberikan
keputusan
adalah bidan, tetangga, teman kerja,
pemberian susu formula kepada buah
maupun dari iklan. Setelah para ibu
hati mereka. faktor tersebut adalah
mendapatkan rekomendasi maka para
karena asi tidak keluar, ibu bekerja
ibu akan membeli susu formula yang
sehingga tidak bisa memberikan asi
dipercaya akan cocok buat buah hati
eksklusif , dan ada juga para ibu yang
mereka.
memberikan
susu
para
ibu
formula
berdasarkan rekomendasi
hanya
sebagai makanan tambahan untuk
B. Analisa sistem yang di usulkan
memenuhi asupan gizi. Para ibu didesa
Para ibu tidak perlu bingung lagi
selorejo memilih susu formula untuk
untuk memilih susu formula yang
buah hatinya tidak memperhatikan
memenuhi
asupan gizi yang dibutuhkan. untuk
mereka. Karena pada sistem yang akan
lebih jelasnya berikut adalah gambar
diusulkan ini para ibu bisa memilih
workflow
didesa
susu formula melalui website sistem
selorejo memelih susu formula untuk
penunjang keputusan. Dengan cara
buah hatinya.
menginputkan
proses
para
iu
gizi
untuk
buah
komposisi
hati
dan
kandungan yang ada pada kemasan susu formula pada sistem. Setelah di
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
inputkan maka data susu tersebut akan
tombol hasil maka hasilnya akan
disimpan
muncul.
dan
diolah
kedalam
database setelah diolah maka sistem akan menampilkan hasil rangking dari susu formula yang telah diinputkan sebelumnya.
C. Data 1. Menentukan prioritas kriteria Langkah dilakukan
yang
dalam
harus
menentukan
prioritas kriteria adalah sebagai berikut : a. Membuat matriks perbandingan berpasangan Pada tahap ini dilakukan Gambar 4.2 sistem yang diusulkan
penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria yang
Pada gambar 4.2 sistem yang lain. Hasil penilaian bisa dilihat diusulkan para ibu bisa mendapatkan dalam Tabel 4.3 rekomendasi
susu
formula
yang Pembobotan :
memenuhi kebutuhan gizi buah hati Kriteria 1 : K1 : Energi Total = 9 mereka dengan mudah. Para ibu bisa Kriteria 2 : K2: Lemak Total = 2 mendapatkan
rekomendasi
hanya Kriteria 3 : K3 : Protein = 5
dengan cara menginputkan data susu Kriteria 4 : K4 : Karbohidrat = 3 formula yang ingin dibeli kesistem Tabel 4.3 Matriks perbandingan maka dengan otomatis data susu berpasangan tersebut akan dihitung dan para ibu bisa melihat hasil susu apa yang direkomendasikan untuk buah hati mereka
Nama | NPM Fak - Prodi
hanya
dengan
mengklik
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
berkesesuaian Untuk
membuat
perbandingan dengan
matriks
yang
sesuai
penginputan
dengan
seperti berikut : Untuk K1
oleh
1.00 / 2.11 = 0.47
pemilih dilakukan dengan cara
0.22 / 2.11 = 0.10
dimana untuk hasil dari setiap
0.56 / 2.11 = 0.27
kolom
0.33 / 2.11 = 0.16
didapat
dari
hasil
pembagian sebagai berikut :
Untuk
Untuk
jumlah
baris
1
:
(K1/K1,
total
mencari
nilai
dilakukan
kolom dengan
(K1/K2), (K1/K3), (K1/K4)
menambahkan tiap elemen pada
Untuk
kolom disetiap barisnya seperti
baris
2
:
(K2/K1,
(K2/K2), (K2/K3), (K2/K4)
berikut :
Untuk
0.47 + 0.47 + 0.47 + 0.47 = 1.88
baris
3
:
(K3/K1,
(K3/K2), (K3/K3), (K3/K4)
Dan untuk
Untuk
dari bobot prioritas dengan cara
baris
4
:
(K4/K1,
mendapatkan nilai
(K4/K2), (K4/K3), (K4/K4)
membagi
Kemudian untuk mencari total
jumlah dengan jumlah elemen
didapat dari hasil penambahan
yang ada sebagai berikut :
pada
1.88 / 4 = 0.47
setiap
kolom
sebagai
berikut: 1.00 + 0.22 + 0.56 + 0.33 = 2.11
nilai
dari
kolom
b. Membuat matrik penjumlahan setiap baris
Tabel 4.4 Matriks Nilai Kriteria
Matriks ini dibuat dengan mengalikan nilai prioritas pada tabel
4.4
dengan
perbandingan
matriks
berpasangan
Matrik nilai kriteria ini didapat (Tabel 4.3). dari membagi tiap elemen kolom Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Hasil
perhitungan
disajikan
dalam
Tabel 4.5
matriks
perbandingan
berpasangan
harus diperbaiki.
Tabel 4.5 Matriks Penjumlahan Setiap Baris
Untuk
menghitung
rasio
konsistensi, dibuat tabel seperti terlihat dalam tabel 4.6 Tabel 4.6 Perhitungan Rasio Konsistensi
Nilai pada baris energi total kolom energi total Tabel 4.5 diperoleh dari prioritas baris energi total pada tabel 4.4 (0.47)dikalikan
dengan
nilai
baris
Membuat indeks konsistensi (CI)
energi total kolom energi total pada
πmaks-n/n-1
Tabel 4.3
π maks = Jumlah (jumlahan dari nilai-
Sebagai contoh untuk K1:
nilai hasil) : 5.06
0.47 * 1 = 0.47
n(jumlah kriteria) : 4
0.47 * 0.22 = 0.10
π maks (jumlah/n): 1.27
0.47 * 0.56 = 0.26
CI ((π maks-n)/(n-1)) = -0.91
0.47 * 0.33 = 0.16
Membuat rasio konsistensi (CR)
Kolom jumlah pada Tabel 4.5 diperoleh
CR=CI/IR
dengan
menjumlahkan
nilai
pada
IR diambil dari pembangkit nilai
masing-masing baris pada tabel tersebut
acak . tabel IR bisa dilihat pada bab 2
c.
tabel 21.2
Penghitungan rasio konsistensi
Penghitungan
ini
digunakan
memastikan
bahwa
nilai
untuk rasio
konsistensi (CR) <= 0.1. Jika ternyata
Karena matriks berada 4 maka nilai IR = 0.90 CR (CI/IR) = -0.91 / 0.90 = -1.01
nilai CR lebih besar dari 0.1, maka
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Memeriksa konsistensi hierarki. Jika
Tabel
4.7
Matriks
Perbandingan
nilainya lebih dari 10%, maka penilaian
Berpasangan Kriteria Energi Total
data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CR/IR) kurang atau sama dengan 0.1, maka hasil perhitungan bisa dinyatan benar dan bisa diterima.
Langkah ini seperti yang dilakukan pada
Oleh Karena CR/IR
= -0.10 < 0.1 ,
maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa diterima 2. Menentukan
2) Membuat matriks nilai kriteria
adalah
langkah adanya
1.B.
Perbedaanya
tambahan
kolom
prioritas subkriteria pada langkah ini. Hasilnya ditunjukkan dalam Tabel
prioritas
subkriteria.
Penghitungan subkriteria dilakukan terhadap sub-sub dari semua kriteria.
4.8 Tabel 4.8 Matriks Nilai Kriteria Energi Total
Dalam hal ini, terdapat 4 kriteria yang berarti akan ada 4 perhitungan Nilai pada kolom prioritas subkriteria
prioritas subkriteria. a. Menghitung prioritas subkriteria dari
tersebut dibagi dengan nilai prioritas
kriteria energi total. 1) Membuat
matriks
perbandingan
Langkah ini seperti yang dilakukan langkah
1.A.
Hasilnya
ditunjukkan dalam Tabel 4.7. Pembobotan : Subkriteria 1 : S1 : Minimum = 1 Subkriteria 2 : S2 : Maksimum = 9
Nama | NPM Fak - Prodi
tertinggi pada kolom prioritas. Contoh :
berpasangan
pada
diperoleh dari nilai prioritas pada baris
Baris 1 : 0.10/0.90 = 0.11 Baris 2 : 0.90/0.90 = 1.00 3) Menentukan matriks penjumlahan setiap baris Langkah
ini
sama
dengan
yang
dilakukan pada langkah 1.C. Dan
simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
ditunjukkan dalam Tabel 4.9. Setiap
Oleh Karena CR < 0.1 , maka rasio
elemen dalam tabel ini dihitung dengan
konsistensi dari perhitungan tersebut
mengalihkan
matriks
perbandingan
bisa diterima
berpasangan dengan nilai prioritas. Tabel 4.9 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Energi Total
b.
Menghitung prioritas subkriteria
dari kriteria lemak total. Langkah
–langkah
yang
dilakukan
untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria lemak total sama dengan 4) Penghitung rasio konsistensi Seperti langkah 1.D. penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0.1. Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti yang terlihat pada Tabel 4.10
yang
dilakukan
dalam
perhitungan
prioritas subkriteria dari kriteria energi total. Langkah –langkah adalah sebagai berikut : 1) Membuat matriks perbandingan berpasangan Hasilnya terlihat dalam Tabel 4.11
Tabel 4.10 Penghitungan Rasio Konsistensi
Pembobotan : Subkriteria 1 : S1 : Minimum = 1 Subkriteria 2 : S2 : Maksimum = 2 Tabel 4.11 Matriks
Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil) : 3
Perbandingan Berpasangan Kriteria Lemak Total
N(jumlah kriteria) : 2 π maks (jumlah/n): 1.5 CI ((π maks-n)/(n-1)) = -0.5
2) Membuat matriks nilai kriteria
CR (CI/IR) = 0
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 13||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Hasilnya ditunjukkan dalam Tabel 4.12
π maks (jumlah/n): 1.50
Tabel 4.12 Matriks Nilai Kriteria
CI ((π maks-n)/(n-1)) = -0.50
Lemak Total
CR (CI/IR) = 0 Oleh Karena CR < 0.1 , maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa diterima.
Nilai pada kolom prioritas subkriteria diperoleh dari nilai prioritas pada baris
c.
Menghitung prioritas subkriteria
tersebut dengan nilai tertinggi pada
dari kriteria protein.
kolom prioritas.
Langkah–langkah yang dilakukan untuk
3) Menentukan matriks penjumlahan
menghitung prioritas subkriteria dari
setiap baris
kriteria protein
sama dengan yang
Dan hasilnya ditunjukkan dalam
dilakukan dalam perhitungan prioritas
Tabel 4.13
subkriteria dari kriteria energy total.
Tabel 4.13 Matriks Penjumlahan
Langkah
Setiap Baris Kriteria Lemak Total
berikut :
–langkah
adalah
sebagai
1) Membuat matriks perbandingan berpasangan 4) Penghitung rasio konsistensi
Hasilnya terlihat dalam Tabel 4.15
Untuk menghitung rasio konsistensi,
Pembobotan :
dibuat tabel seperti yang terlihat pada
Subkriteria 1 : S1 : Minimum = 1
Tabel 4.14
Subkriteria 2 : S2 : Maksimum = 5
Tabel 4.14 Penghitungan Rasio Konsistensi Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai
Tabel 4.15 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Protein
hasil) : 3.00 N(jumlah kriteria) : 2
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 14||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
2) Membuat matriks nilai kriteria Hasilnya ditunjukkan dalam Tabel
Tabel 4.18 Penghitungan Rasio Konsistensi
4.16 Tabel 4.16 Matriks Nilai Kriteria Protein
Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil) : 3.00 N(jumlah kriteria) : 2
Nilai
pada
kolom
prioritas
π maks (jumlah/n): 1.5
subkriteria diperoleh dari nilai
CI ((π maks-n)/(n-1)) = -0.50
prioritas
CR (CI/IR) = 0
pada
baris
tersebut
dengan nilai tertinggi pada kolom
Oleh Karena CR < 0.1 , maka rasio
prioritas.
konsistensi dari perhitungan tersebut
3) Menentukan matriks penjumlahan
bisa diterima d. Menghitung prioritas subkriteria dari
setiap baris Dan hasilnya ditunjukkan dalam
kriteria karbohidrat.
Tabel 4.17
Langkah –langkah yang dilakukan
Tabel 4.17 Matriks Penjumlahan
untuk menghitung prioritas subkriteria
Setiap Baris Kriteria Protein
dari kriteria karbohidrat sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas
subkriteria
dari
kriteria
energy total. Langkah –langkah adalah 4) Penghitung rasio konsistensi sebagai berikut : Untuk
menghitung
rasio 1) Membuat matriks perbandingan
konsistensi, dibuat tabel seperti berpasangan yang terlihat pada Tabel 4.18 Hasilnya terlihat dalam Tabel 4.19 Pembobotan : Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 15||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Subkriteria 1 : S1 : Minimum = 1
Untuk menghitung rasio konsistensi,
Subkriteria 2 : S2 : Maksimum = 3
dibuat tabel seperti yang terlihat pada
Tabel 4.19 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Karbohidrat
Tabel 4.22 Tabel 4.22 Penghitungan Rasio Konsistensi
2) Membuat matriks nilai kriteria Hasilnya ditunjukkan dalam Tabel Jumlah (jumlahan dari nilai-nilai hasil) 4.20 : 3.00 Tabel 4.20 Matriks Nilai Kriteria N(jumlah kriteria) : 2 Karbohidrat
π maks (jumlah/n): 1.5 CI ((π maks-n)/(n-1)) = -0.5 CR (CI/IR) = 0
Nilai
pada
subkriteria
kolom
diperoleh
prioritas dari
nilai
prioritas pada baris tersebut dengan nilai tertinggi pada kolom prioritas. 3) Menentukan matriks penjumlahan
Oleh Karena CR < 0.1 , maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa diterima 3. Menghitung hasil Prioritas hasil perhitungan
setiap baris
pada langkah 1 dan 2 kemudian
Dan hasilnya ditunjukkan dalam
dituangkan dalam matriks hasil
Tabel 4.21
yang terlihat dalam Tabel 4.23 Tabel 4.21 Matriks
Tabel 4.23 Matriks Hasil
Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Karbohidrat 4) Penghitung rasio konsistensi
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 16||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Seandainya diberikan data nilai dari 15
Kolom total pada Tabel 4.25
susu formula seperti yang terlihat dalam
diperoleh dari penjumlahan pada
Tabel 4.23, maka hasil akhirnya akan
masing-masing barisnya. Nilai total
tampak dalam Tabel 4.24
inilah yang dipakai sebagai dasar
Tabel 4.24 Nilai Susu Formula
untuk merangking susu terbaik. Semakin
besar
nilainya,
susu
tersebut semakin baik D. Rancangan Sistem 1. Usecase Diagram
usecase
mendiskripsikan sebuah interaksi antara
satu
atau
lebih
aktor
Tabel 4.25 Hasil Akhir dengan sistem informasi yang akan dibuat. Pada spk pemilihan susu formula yang akan dibuat ini memiliki dua aktor dan enam usecase. Aktor tersebut adalah admin dan user sedangkan enam usecase tersebut adalah Nilai 0.47 pada kolom energi baris 1
mengelola
diperoleh dari nilai merk susu vidoran
subkriteria, input data susu, hasil
x-mart untuk energi, yaitu maksimum
akhir dan logout. Berikut adalah
dengan prioritas 1.00 (Tabel 4.24),
gambar
dikalikan
pemilihan susu formula.
dengan
prioritas
energi
kriteria,
login,
diagram
mengelola
usecase
spk
sebesar 0.47 (Tabel 4.24)
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 17||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Gambar 4.26 Diagram usecase Pada gambar 4.26 diagram
Gambar 4.27 Aktivity Diagram Login
usecase diatas hak akses antara user dan admin ada yang sama
Pada
gambar
activity
dan ada yang berebeda. User
diagram
login
hanya memiliki hak akses untuk
sebelum
masuk
login , input data susu, melihat
utama
hasil data dan logout. Sedangkan
menampilkan
untuk yang lainya hanya bisa di
Setelah user mengisi username
akses oleh admin.
dan password maka sistem akan
maka
mengecek
2. Activity Diagram
diatas
user
kehalaman
sistem form
username
akan login.
dan
Aktivity Diagram menggambarkan
password kedalam database. Jika
workflow
usernamae dan password sesuai
(aliran
kerja)
atau
aktivitas dari sebuah sistem atau
maka
proses bisnis atau menu yang ada
halaman
pada perangkat lunak. Berikut
username dan pasword salah
adalah
maka sistem akan menyuruh
diagram
activity
spk
sistem utama,
menampilkan dan
jika
pemilihan susu formula
user untuk mengisi kembali
a. Login
username dan password.
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 18||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
b. Mengelola Kriteria
Pada mengelola
activity kriteria
diagram yang
memiliki hak akses hanyalah admin. Mengelola disini adalah dimana admin bisa menghapus, menginputkan dan menghitung kembali lagi kriteria. d. Input Data Susu Gambar 4.28 Aktivity Digram Mengelola Kriteria Pada activity diagram mengelola
kriteria
yang
memiliki hak akses hanyalah
Gambar 4.30 Aktivity Input Data Susu
admin. Mengelola disini adalah dimana admin bisa menghapus, menginputkan dan menghitung kembali lagi kriteria. c. Mengelola subkriteria
Pada
gambar
diagram
activity input data susu diatas user klik link atau tombol input data susu kemudia sistem akan menampilkan form input data susu. Setelah user menginputkan data susu user akan menyimpan data susu yang telah dimasukkan dengan
mengeklik
tombol
Gambar 4.29 Aktivity Digram simpan maka secara otomatis Mengelola Subkriteria data susu yang telah diinputkan
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 19||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
user akan disimpan kedalam database. e. Hasil
Gambar 4.32 Aktivity Digram Logout Pada
website maka user tinggal
Digram Hasil gambar
mengeklik
diatas
maka
jika user ingin melihat hasil tinggal
akhir
diatas
jika user ingin keluar dari
Gambar 4.31 Aktivity
Pada
gambar
maka
user
mengeklik
link
link
logout
sistem
akan
mengeluarkan
user
dari
website lalu menampilkan form login.
atau tombol hasil akhir pada halam utama maka sistem akan menampilkan
3. CDM CDM dibuat sudah dalam
form hasil akhir. Dan jika user ingin mencetak hasil perhitungan tinggal
maka
mengklik
user cetak
maka secara otomatis file hasil
akan
berupa file pdf. f. Logout
disimpan
bentuk tabel-tabel tanpa tipe data yang menggambarkan relasi antar tabel
untuk
implementasi ke basis data. Pada spk pemilihan susu formula ini memiliki empat entitas dan dua relasi.
Empat
adalah
tabel
subkriteria
Nama | NPM Fak - Prodi
keperluan
entitas user,
dan
hasil
tersebut kriteria, akhir.
simki.unpkediri.ac.id || 20||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Berikut
gambar
cdm
spk
pemilihan susu formula.
Gambar 4.34 PDM Pada Gambar 4.33 CDM
tidak mempunyai relasi dengan entitas lainya, kriteria memiliki subkriteria kedua tabel tersebut mempunyai relasi one to many, tabel kriteria menghasilkan hasil kedua
tabel
35.10
setiap tabel memiliki tipe dan
Pada gambar 35.9 User
akhir
Gambar
tersebut
memiliki relasi one to many. 4. PDM
panjang data yang berbeda-beda. Tipe data pada tabel data susu adalah varchar (25) dan integer (5) , pada tabel user mempunyai tipe data varchar (25) dan integer (10),
pada
tabel
kriteria
mempunyai tipe data varchar (25) , integer (5) dan integer (10), subkriteria mempunyai tipe data
Pada pdm setiap tabel mempunyai
sejumlah
kolom
dimana setiap kolom memiliki nama yang unik beserta tipe datanya. Tabel-tabel pada PDM ini sama dengan tabel CDM. Berikut dibawah ini gambar PDM pada spk pemilihan susu formula.
varchar (25),
integer (5) dan
integer (10) , dan yang terakhir tabel hasil akhir mempunyai tipe data varchar (25) dan integer (5) ataupun integer (10). E. Desain Output Hasil dari proses output sistem akan digambarkan pada desain output sistem yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 21||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
a. Tampilan Halaman Menu
Gambar 5.1 Tampilan Halaman Utama Admin
Admin Tampilan halaman utama admin dapat digunakan admin
b. Tampilan Halaman Menu User
setelah mengisikan username
Tampilan halaman utama
dan password pada menu
user dapat digunakan user
login. Halaman menu utama
setelah mengisikan username
admin terdiri dari beberapa
dan password pada menu
menu diantaranya ada menu
login. Halaman menu utama
kelola
nilai
user terdiri dari beberapa
prioritas kriteria, data nilai
menu diantaranya ada menu
prioritas subkriteria energy
input data, hasil data dan
total,
prioritas
logout. Tampilan menu utama
subkriteria lemak total, data
admin ini dapat dilihat pada
nilai
gambar 5.2.
user,
data
data
nilai
prioritas
subkriteria
protein, data nilai prioritas subkriteria karbohidrat, data hasil
akhir
dan
logout.
Tampilan menu utama admin ini dapat dilihat pada gambar 5.1.
Gambar 5.2 Tampilan Halaman Utama User c. Tampilan Kelola User Tampilan digunakan
kelola admin
user untuk
mengedit ataupun menghapus Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 22||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
data yang telah disimpan di database.
Tampilan
menu
kelola user ini dapat dilihat pada gambar 5.3. Gambar 5.4 Tampilan Data Nilai Prioritas Kriteria e. Tampilan Gambar 5.3 Tampilan
Data
prioritas subkriteria energy
Tampilan menu data nilai prioritas kriteria digunakan admin untuk mengelola nilai prioritas kriteria. Pada menu ini admin bisa menghapus semua data yang ada pada menu ini. selain menghapus juga
bisa
menginputkan kembali nilai pembobotan dan lalu dihitung kembali. Tampilan menu data nilai
prioritas
kriteria
ini
dapat dilihat pada gambar 5.4.
Nama | NPM Fak - Prodi
Subkriteria
Tampilan menu data nilai
Nilai
Prioritas Kriteria
admin
Prioritas
Nilai
Energi
Kelola User d. Tampilan
Data
digunakan
admin
mengelola
nilai
subkriteria
energi.
Pada
ini
admin
bisa
menghapus
semua
data
menu
untuk prioritas
yang ada pada menu ini. selain juga
menghapus bisa
admin
menginputkan
kembali nilai pembobotan dan lalu dihitung kembali. Tampilan menu data nilai prioritas subkriteria energi ini
dapat
dilihat
pada
gambar 5.5.
simki.unpkediri.ac.id || 23||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
lemak ini dapat dilihat pada gambar 5.6.
Gambar 5.5 Tampilan
Gambar 5.6 Tampilan
Data Nilai Prioritas Subkriteria
Data Nilai Prioritas
Energi
Subkriteria Lemak
f. Tampilan
Data
Prioritas
Nilai
Subkriteria
Tampilan menu data nilai prioritas
subkriteria
digunakan
admin
mengelola
nilai
lemak untuk prioritas
subkriteria lemak. Pada menu ini admin bisa menghapus semua data yang ada pada menu ini. selain menghapus juga
bisa
menginputkan kembali nilai pembobotan dan lalu dihitung kembali. Tampilan menu data nilai
Data
Prioritas
Nilai
Subkriteria
Protein
Lemak
admin
g. Tampilan
prioritas
subkriteria
Tampilan menu data nilai prioritas subkriteria protein digunakan
admin
mengelola
nilai
subkriteria
protein.
Pada
admin
bisa
menu
ini
untuk prioritas
menghapus semua data yang ada pada menu ini. selain menghapus admin juga bisa menginputkan kembali nilai pembobotan dan lalu dihitung kembali. Tampilan menu data nilai
prioritas
subkriteria
protein ini dapat dilihat pada gambar 5.7. Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 24||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Gambar 5.7 Tampilan
Gambar 5.8 Tampilan Data
Data Nilai Prioritas
Nilai Prioritas
Subkriteria Protein h. Tampilan
Data
Prioritas
Subkriteria Karbohidrat
Nilai
Subkriteria
Karbohidrat
Tampilan data hasil akhir ini digunakan admin untuk
Tampilan menu data nilai prioritas
subkriteria
karbohidrat digunakan admin untuk
i. Tampilan Data Hasil Akhir
mengelola
prioritas
nilai
subkriteria
karbohidrat. Pada menu ini
mengelola hasil akhir. Dari menu
ini
admin
bisa
menghapus data hasil akhir. Tampilan data hasil akhir ini dapat dilihat pada gambar 5.9.
admin bisa menghapus semua data yang ada pada menu ini. selain menghapus admin juga bisa menginputkan kembali nilai pembobotan dan lalu dihitung kembali. Tampilan menu
data
subkriteria
nilai
Hasil Akhir
prioritas
karbohidrat
ini
dapat dilihat pada gambar 5.8.
Gambar 5.9 Tampilan Data
j. Tampilan Hasil Data Tampilan hasil data ini digunakan
untuk
menampilkan susu formula Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 25||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
apa
yang
direkomendasikan
telah
dapat dilihat pada gambar
oleh
5.11.
sistem kepada user. Tampilan hasil data ini dapat dilihat pada gambar 5.10.
Gambar 5.11 Tampilan Login Gambar 5.10 Tampilan Hasil Data
b. Tampilan
1. Desain Input a. Tampilan Login
digunakan
menu untuk
login masuk
kedalam sistem. User harus login terlebih dahulu sebelum masuk
kedalam
dengan username
menu
pembobotan
Tampilan
Nilai
Pembobotan Kriteria Tampilan
digunakan
Menu
sistem
menginputkan
nilai kriteria
admin nilai
untuk bobot
yang akan dihitung. Tampilan menu
nilai
pembobotan
kriteria ini dapat dilihat pada gambar 5.12.
menginputkan dan
password.
Username dan password user yang membedakan hask akses masing-masing
user.
Tampilan menu login ini
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 26||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Gambar 5.12 Tampilan
subkriteria ini dapat dilihat
Menu Nilai Pembobotan
pada gambar 5.14.
Kriteria
c. Tampilan
Menu
Nilai
Pembobotan Subkriteria Gambar 5.14 Tampilan Tampilan
menu
nilai Input Data
pembobotan digunakan
subkriteria admin
menginputkan
untuk
nilai
bobot
yang akan dihitung. Tampilan menu
nilai
IV. KESIMPULAN
pembobotan
subkriteria ini dapat dilihat pada gambar 5.13.
Berdasarkan hasil pembahasan maka
penulis
dapat
mengambil
beberapa kesimpulan antara lain : 1. Sistem
pendukung
keputusan pemilihan susu formula untuk usia 1-3 tahun menggunakan metode analytical hierarchy process dapat mempermudah para ibu dalam
Gambar 5.13 Tampilan Menu Nilai Pembobotan
mengambil
d. Tampilan Input data
digunkan
input user
data untuk
menginputkan data susu yang ingin menu Nama | NPM Fak - Prodi
dihitung. nilai
memenuhi
kebutuhan
gizi
bayi
mereka, sehingga para ibu bisa
Subkriteria
Tampilan
pemilihan susu formula yang dapat
Tampilan pembobotan
keputusan
merekomendasikan
susu
untuk formula
yang memenuhi gizi. 2. Kriteria digunakan seperti
penentu
dalam
penelitian
yang ini
yang ada pada Peraturan simki.unpkediri.ac.id || 27||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia Nomor 49 Tahun 2014
Balita dengan Metode Finite Covering. Jurnal Sains Seni Pomtts Vol. 3, No.2.
yaitu
lemak
total,
energi,
karbohidrat, dan protein. Dan dalam
McLeod Jr., R. (2014). Pendukung
Sistem
Keputusan
hasil penelitian ini susu formula yang
Pemilihan Progam Studi Pada
direkomendasikan
Perguruan
adalah
susu
formula Friso Gold, Nutrilon Royal,
Tinggi
Melalui
Jalur SNMPTN pada SMAN 16 Semarang. Nufus Wirastama.
Bebelac, Frisian Flag, S26. Nirwana.
(2014).
Pengetahuan V.
Tingkat
Ibu
Tentang
DAFTAR PUSTAKA
Resiko
Indah Kumala Sari, Y.1 (2016).
Formula Pada Bayi umur 0-6
Sistem Pendukung Keputusan
Bulan dikelurahan. Nurjannah.
Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted.
Fakultas
Teknik
Universitas Muria Kudus.
Jakarta
:
Andi
Offset. Kusrini.
Nugroho, Adi. 2006. Rational Rose Untuk Pemodelan Berorientasi Objek. Bandung : Penerbit
Notoadmodjo.
(2011).
Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta
(2007).
Aplikasi
Susu
Informatika.
Jogianto,.H.M. 2000. Analisa Sistem Informasi.
Pemberian
Konsep
Sistem
Keputusan.
Dan
Nurhalimah.
(2005).
Pendukung
Pendukung
Yogyakarta:
Pemilihan
Sistem Keputusan
Supplier
Bahan
Baku Konveksi Dengan Metode
Andri.i.
AHP (Studi Kasus : Alta Moda Kusumadewi , Sri. 2006. Fuzzy Multi-Attribute
Decision
Making
MADM).
(Fuzzy
Yogyakrta : Graha Ilmu. Listyani
Dewi,
N.W.
(2014).
Convection Medan). Infomasi Dan Tekhnologi Ilmiah (INTI). Rastaman,
N.
(2004).
Pendukung
Sistem Keputisan
Pemilihan Progam Studi Pada
Pemilihan Susu Formula untuk
Perguruan
Memenuhi Asupan Gizi pada
Jalur SNMPTN Pada SMAN 16
Nama | NPM Fak - Prodi
Tinggi
Melalui
simki.unpkediri.ac.id || 28||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Semarang. Strata Satu Sistem Informasi
Universitas
Dian
Nuswantoro. Rosa A.S, M.S. (2014). Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung : Informatika. Suryadi,
Kadarsah
Ramdhani.
dan
2002.
Pendukung
Ali Sistem
Keputusan.
Bandung : Rosda. Subrata, Tata. 2004. Analisis Sistem Informasi.
Jakarta
:
Andi
Yogyakrta. Tampubolon, D. (2013). Penerapan Metode Fuzzzy Mamdani Pada Pemilihan
Susu
Formula
Untuk Memenuhi Asupan Gizi Balita.
Informasi
dan
Teknologi Ilmiah (INTI). Kemenkes
RI,
Riset
Kesehatan
Dasar. 2010, Prevalensi Status Gizi Balita. Badan Penelitian dan
Pengembangan
Kesehatan, Jakarta. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Standart Mutu Gizi, Pelabelan, dan Periklanan
Susu
Formula
Pertumbuhan
dan
Formula
Pertumbuhan
dan
Formula
Pertumbuhan Anak Usia 1-3 Tahun.
Nama | NPM Fak - Prodi
simki.unpkediri.ac.id || 29||