Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Teknologi Komputer (SENATKOM 2015) Universitas Putra Indonesia YPTK Padang - 23 Oktober 2015
Vol. 1, Oktober 2015 ISSN : 2460– 4690
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCCES (AHP) UNTUK PEMILIHAN PELATIH BULUTANGKIS
Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3) Pasca Sarjana UPI-YPTK Padang, 2Pasca Sarjana UPI-YPTK Padang , 3Pasca Sarjana UPIYPTK Padang e-mail:
[email protected]
1
Abstract Basically, the selection of badminton coach is based on several aspects chosen by important person in the club. Deciding a badminton coach out of many options by considering some aspects or criteria is not easy. A clear mechanism should be arranged. Coaches determine the success of the club. Selection of coach carried out on each period. Planning required to be done in the selection of a strategic coach to overcome this problem. Therefore, a Decision Support System is necessary in a club to maximize the coach selection. Analytical Hierarchy Process (AHP) used as a method in Decision Support System to determine the exact priority in selecting strategic coach. In facilitating a computation process, Expert Choice software is used in this Analytical Hierarchy Process (AHP) to make an exact result. The result of using is coach who is considered strategic will be known based on the highest rank in accordance with criteria and alternative from the questionnaire. Keywords : Decision Support System, Analytical Hierarchy Process (AHP), Expert Choice Software, Badminton Coach Selection, Badminton
1. PENDAHULUAN
Pelatih merupakan elemen penting dalam suatu tim. Pelatih sangat menentukan keberhasilan dan prestasi bagi sebuah tim, maka pelatih tersebut haruslah diisi oleh orang terbaik di bidang tersebut. Untuk itu pemilihan yang berkualitas dan transparan sangat lah diperlukan agar terpilihnya pelatih yang benar-benar terbaik di antara calon yang ada. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sistem pendukung keputusan ( dalam istilah inggris : decision support systems disingkat DSS ) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang di pakai untuk Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3) 123 Pasca Sarjana UPI-YPTK Padang
mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan Sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Proces (AHP) telah banyak diterapkan di berbagai bidang, di antaranya adalah mengambil keputusan dalam pemilihan dosen (Adriyendi dan Yeni Melia, 2011), pemilihan peroduk baru (Battistoni, et, al 2013), pemecahan masalah trafik (Baric, 2014), penseleksian pejabat birokrasi, pemilihan laptop dan lain sebagainya. Di mana setiap keputusan yang akan diambil harus menentukan kriteria-kriteria dan alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan yang akan dicapai Metode Analitycal Hierarchy Proces (AHP) dipilih karena karakteristik dari metode tersebut sama dengan kebiasaan pemilih dalam mengambil keputusan yaitu membandingkan antara satu objek dengan objek lain.
131
Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Teknologi Komputer (SENATKOM 2015) Universitas Putra Indonesia YPTK Padang - 23 Oktober 2015
Dengan penerapan metode Analitycal Hierarchy Proces (AHP) yang memperhitungkan kriteria-kriteria yang ada dari massing-masing alternatif untuk menentukan urutan alternatif prioritas, maka alternatif yang menduduki peringkat terataslah yang akan direkomendasikan sebagai calon terbaik di dalam pengambilan keputusan pemilihan pelatih bulu tangkis tersebut Dalam menyelesaikan permasalahan denganp metode AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, di antaranya adalah: 1. Membuat hierarki Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemenelemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan menggabungkannya atau mensintesisnya. 2. Penilain kriteria dan alternatif Penilain kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. 3. Synthesis of priority (menentukan prioritas) Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakaukan perbandngan berpasangan (pairwise comparison). Nilai-nilai perbandinngan relatif dari seluruh alternatif kriteri bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilan bobot dan prioritas. Bobot danprioritasdihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika. 4. Logical consistency (konsistensi logis) Konsistensi memiliki dua makana. Peratama, objek-objek yang serupa bisa diklempokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3) 123 Pasca Sarjana UPI-YPTK Padang
Vol. 1, Oktober 2015 ISSN : 2460– 4690
Kriteria yang digunakan dalam sistem ini di ambil berdasarkan aspek penilaian terhadap seorang calon pelatih dari PBSI KABUPATEN KERINCI sebagai berikut : skill atau keahlian, pengalaman dalam bidang bulutangkis, pendidikan dan pelatihan, manajerial dan kepribadian, dan fisik. Sedangkan alternatif yang digunakan di ambil dari calon pelatih 5 rangking teratas yang mengikuti seleksi calon pelatih pada tahun 2014 berdasarkan pengalaman. 2. METODE PENELITIAN
Tahapan – tahapan yang akan dilakukan dalam rangka penyelesaian masalah yang akan dibahas
Gambar .1 Kerangka Kerja Penelitian
langkah – langkah kerja dalam penelitian ini di mana penjelasan berikut ini : 1. definisi masalah a. Mengamati sistem saat ini Pada tahap ini dilakukan peninjauan ke sistem yang diteliti untuk mengamati serta melakukan eksplorasi lebih dalam dan menggali permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan saat ini. Tahap ini adalah langkah awal
132
Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Teknologi Komputer (SENATKOM 2015) Universitas Putra Indonesia YPTK Padang - 23 Oktober 2015
untuk menentukan rumusan masalah dari penelitian. b. Merumuskan Masalah Pada tahap ini permasalahan yang ditemukan dari tahapan sebelumnya akan dianalisa. Dengan menganalisa permasalahan yang telah ditentukan tersebut maka diharapkan masalah tersebut dapat dipahami dengan baik. setelah permasalahan dianalisa, langkah berikutnya adalah menentukan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yang tentunya dapat mengatasi permasalahan yang ada. c. Menentukan Tujuan Berdasarkan pemahaman dari permasalahan yang telah dianalisa, langkah berikutnya adalah menentukan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Pada tujuan ini target yang akan dicapai, terutama yang dapat mengatasi permasalahan yang ada. d. Mempelajari Literatur Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari teori – teori dan kaidah yang mendukung dalam penyelesaian masalah dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan melalui buku-buku dan jurnal-jurnal, yang ada hubunganya dengan proposal tesis maupun referensi yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data, baik data pokok maupun data pendukung, di mana semua data tersebut sangat dibutuhkan dalam penelitian.
2. persiapan data Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3) 123 Pasca Sarjana UPI-YPTK Padang
Vol. 1, Oktober 2015 ISSN : 2460– 4690
a. Meminta masukan pakar Meminta masukan beberapa pakar untuk membantu dalam mendapatkan pencerahan terutama dalam penentuan kriteria b. Menentukan kriteria Menentukan kriteria berdasarkan masukan dari para ahli. c. Menentukan alternatif Didalam menentukan alternatif diambil dari para calon pelatih. d. Merancang kuesioner dan menentukan responden Kuesioner dirancang sesuai dengan kebutuhan data yang diinginkan guna mempermudah responden dalam memberikan penilaian. 3. Mengolah data a. Menghitung rata-rata bobot nilai kriteria
dan
alternatif
dari
responden Menghitung rata-rata bobot nilai kriteria dan alternatif dari responden berdasarkan kuesioner guna mendapatkan bobot yang akan digunakan dalam AHP b. Merancang diagram hierarki AHP Pada tahapan ini akan dibangun diagram hierarki AHP, tujuan yang akan dicapai yaitu pelatih terbaik, kriteria dan alternatif yang digunakan. c. Membuat matrik perbandingan berpasangan Pada tahapan ini akan dibuat matrik perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria dan alternatif berdasarkan nilai bobot hasil rekapitulasi kuesioner. d. Mengalikan matrik Setelah dibuat
matrik berpasangan kemudian dikalikan 133
Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Teknologi Komputer (SENATKOM 2015) Universitas Putra Indonesia YPTK Padang - 23 Oktober 2015
dengan mengkuadratkan matrik tersebut e. Mencari nilai eigen vektor
f.
Dari hasil pengkuadradtan matrik perbandingan tersebut selanjutnya digunakan untuk mencari nilai eigen vektor. Menghitung lamda
Menentukan nilai lamda dengan cara menjumlahkan setiap kolom baris matrik kemudian dikalikan dengan nilai eigen yang sudah didapat. g. Menghitung konsistency index (CI ) Nilai consistency index (CI) didapat dengen cara lamda max dikurangi ordo matrik kemudian dibagi dengan ordo matrik dikurangi satu. Perhitungan berguna untuk mengetahui konsisten atau tidaknya pairwise comparasion matrix. h. Menentukan rasio konsistency (
Vol. 1, Oktober 2015 ISSN : 2460– 4690
Memasukan data dari kuesioner untuk kemudian dilakukan perhitungan di Expert Choice c. Menampilkan hasil Pada tahap ini hasil dari keseluruhan dapat dilihat dan kemudian didapatlah rangking dari alternatif yang akan dijadikan alternatif prioritas. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Menghitung nilai Rata-rata (RI) dari kuesioner, jika RI bernilai positif berarti prioritasnya sebelah kanan dan jika bernilai negatif berarti prioritas sebelah kiri. Berikut perhitungan untuk mencari nilai eigen dari masing-masing kriteria. Tabel .1 Penilaian Kuesioner Berdasarkan Perbandingan Antar Kriteria
RC )
i.
Rasio konsistensi didapat dengan cara membagi nilai indek konsistensi dengan nilai index random. Merangking alternatif Pada tahapan ini alternatif akan dirangking guna untuk mendapatkan alternatif prioritas.
Langkah selanjutnya Analytical Hierarchy Process (AHP) dilakukan dengan membuat perbandingan berpasangan (pairwise comparison) dengan bobot berdasarkan nilai dari RI Tabel .2 Matriks Berpasangan Kriteria Prioritas Pemilihan Pelatih Bulu Tangkis
4. Menguji sistem dengan sofware expert choice a. Membuat
Cluster
menyusun
hierarki Membuat Cluster Description untuk Kriteria dan Alternatif. b. Mengisi questionnaire
dan GOAL,
Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3) 123 Pasca Sarjana UPI-YPTK Padang
Setelah matriks perbandingan berpasangan selesai, berikutnya menghitung evaluasi untuk kriteria, dengan cara matriks perbandingan 134
Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Teknologi Komputer (SENATKOM 2015) Universitas Putra Indonesia YPTK Padang - 23 Oktober 2015
berpasangan tersebut kita ubah dalam bentuk desimal kemudian kalikan dengan perkalian matriks (baris kali kolom).
Vol. 1, Oktober 2015 ISSN : 2460– 4690
nyatakan konsisten, iterasi selanjutnya tidak diperlukan dan hasil dari normalisasi kedua di ambil sebagai nilai eigen. Tabel .5 Selisih Nilai Normalisasi Matrik Berpasangan Kriteria
Gambar .2 Hasil Pengkuadratan Matrik Kemudian
menghitung
jumlah
baris. Jumlah baris didapat dari hasil total keseluruhan pada tiap baris, contoh pada
Tabel .6 Persentase Bobot Nilai Normalisasi Matrik Berpasangan Kriteria
baris 1 : 5,000 + 4,166 + 6 + 7 + 9 = 31,166
Tabel .3 Hasil Normalisasi Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria iterasi pertama.
Setelah iterasi pertama selesai kemudian lanjutkan iterasi kedua dengan mengkuadratkan
hasil
pengkuadratan
pada iterasi pertama untuk mendapatkan
Lakukan langkah yang sama untuk mendapatkan nilai eigen setiap alternatif berdasarkan perbandingan antar kriteria. Setelah dilakukan proses menentukan nilai eigen, maka dapat dilihat hasil seluruh bobot dari kriteria, alternatif dan tujuan utama. Nilai yang didapat merupakan hasil dari masingmasing proses dengan beberapa kali normalisasi. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan seperti diagram di bawah ini.
hasil normalisasi kedua.
Tabel .4 Hasil Normalisasi Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria iterasi kedua.
Gambar .3 Hasil Akhir Seluruh Bobot Dengan Perhitungan Secara Manual
Setelah hasil normalisasi di hitung kemudian hitung selisih antara normalisasi pertama dan kedua, jika selisihnya kurang dari 0,1 maka nilai di Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3) 123 Pasca Sarjana UPI-YPTK Padang
hasil akhir perkalian matriks perhitungan dengan metode AHP untuk seluruh bobot / prioritas kriteria dan alternatif yang menjadi prioritas pemilihan pelatih bulu tangkis
135
Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Teknologi Komputer (SENATKOM 2015) Universitas Putra Indonesia YPTK Padang - 23 Oktober 2015
Tabel .7 Bobot Final Dan Rangking Alternatif
contoh perhitungan untuk mendapatkan bobot pada alternatif EVAL EDMIZAL, S.PD = (0,138 X 0,221) + (0,166 X 0, 280) + (0,142 X 0,195) + (0,121 X 0, 1673) + (0,171 X0, 137) = 0, 148. Setelah menghitung seluruh nilai bobot maka di dapatkanlah ranking final untuk masing – masing kriteria dan alternatif yaitu ranking pertama adalah JIMI EKA PRADINSA, S.SI (0,293), kedua ENGKI SAPUTRA, S.SOS (0,257), ketiga HENRIN JAYA, SE (0,169), keempat EVAL EDMIZAL, S.PD (0,148), dan yang kelima ZULFIA EFENDI, S.PD (0,169).
4. KESIMPULAN
1. Sistem pendukung keputusan pemilihan pelatih bulutangkis dengan menggunakan metode Analitical Hierarchy Proces (AHP) menurut peneliti sangatlah membantu dalam menghasilkan pemilihan yanng jujur, adil, dan transparan, karna keputusan tidak di dominasi oleh oknum atau seseorang, tidak ada yang di rugikan dan diuntungkan dalam pemilihan pelatih tersebut, yang terbaiklah yang akan menempati rangking tertinggi. 2. Dari hasil pengolahan data dengan perhitungan manual maupun menggunakan Sofware Expert Choice di dapat hasil yaitu alternatif yang akan di rekomendasikan untuk pelatih bulutangkis yaitu JIMI EKA PRADINSA, S.SI. 3. Penggunaan Komputerisasi dengan aplikasi AHP menambah nilai kualitas, akurasi serta kecepatan data usulan pelatih bulutangkis. Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3) 123 Pasca Sarjana UPI-YPTK Padang
Vol. 1, Oktober 2015 ISSN : 2460– 4690
5. REFERENSI Agustinus Syawal (2013).” Perbandingan Skala Prioritas Penanganan Jalan Di Kabupaten Bengkayang Antara Metode Ahp Dengan Metode Bina Marga”. 13 (2). Ellya Sestri, (2013). “Penilaian Kinerja Dosen Dengan Menggunakan Metode Analitical Hierarchy Proces (Ahp)”. 2 (1). Irman hariman dan komar rusmana, (2014). “ Aplikasi Pendukung Keputusan Dalam Penentuan Objek Wisata Alam Menggunakan Metode Ahp Berbasis Android”. 1(1). Khairil Adnan, et al (2013).” Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Pemberian Pinjaman Uang Dengan Metode Ahp (Analytic Hierarchy Process) Di Koperasi Simpan Pinjam Eka Mulya”. 10. Marsani Asfi, et al, (2010). “Sistem Penunjang Keputusan Seleksi Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode AHP” (Studi Kasus: STMIK CIC Cirebon). Michael Agusthio, (2014 ). “Kepemimpinan Dalam Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Untuk Meningkatkan Kinerja Atlet Di Pb Suryanaga”. 3(1). Nurliah (2008). “ Perancangan Sisitem Informasi Perhotelan Berbasis Jaringan Pada Hotel Liberty Gorontalo”. 3(1). Saaty, (2008). “Decision making with the analytic hierarchy process ” Vol 1, No.1. Sri Eniyati, et al, (2010). “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Prestasi Dosen Berdasarkan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat”. Sylvia Hartati Saragih, (2013). “Penerapan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop”. 136
Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Teknologi Komputer (SENATKOM 2015) Universitas Putra Indonesia YPTK Padang - 23 Oktober 2015
Ronny Ardi Giovani, et al,( 2011). “Sistem Penunjang Keputusan prediksi kecepatan studi
Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3) 123 Pasca Sarjana UPI-YPTK Padang
Vol. 1, Oktober 2015 ISSN : 2460– 4690
mahasiswa menggunakan metode ID3”. 2(2).
137