Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Optimal pada Apotek Antara Dengan Metode ABC-VEN dan Analytical Hierarchy Procces Yulian Nias Titi Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
[email protected] Abstract– Drugstore is one of the types of businesses that do work in the field of pharmacy. Drugstore is authorized in the distribution of free drugs, free limited drugs, hard drugs, psychotropic drugs, and narcotic drugs. Product inventory is one of a very important aspect for business development, including the Pharmacy business. ABC-VEN method is one of pharmaceutical science method that aims to get a better drug plan. ABC method in the count for the correction on economic aspects, and methods for correction VEN calculated on therapeutic aspects. Analytical Hierarchy Process (AHP) is one method of decision support systems in a variety of problem solving multicriteria decision making systems can also be used in the optimal supplier selection. ABC method of calculation results obtained for a number of drug purchases in 2012 was valued at Apotek Antara by Rp.184.185.814, where for the class A drugs worth Rp.128.141.428, Rp.36.142.535 worth of class B and class C valued at Rp.19.901.852. VEN method showed that from the 49 types of drugs used in the clinic which includes a group of as many as 15 species Vital, Essential group consisted of 20 types of drugs, while non-essential group consists of 14 types of drugs. In AHP defined criteria for selecting suppliers is price, discounts, bonuses, payment due, lead time, distance. The results of the calculation method of Analytical Hierarchy Process, the calculation of PRIMOLUT drug, the most optimal supplier is a supplier for selected MBS with the highest priority value of 23.62%. Keywords– Decision Support Systems (DSS), the Analytical Hierarchy Process (AHP), ABC-VEN, Supplier, Criteria.
1. Pendahuluan Apotek merupakan salah satu jenis usaha di bidang kesehatan yang melakukan pekerjaan kefarmasian. Apotek diberikan kewenangan dalam penyaluran obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat psikotropik dan obat narkotik. Persediaan produk merupakan salah satu aktifitas kerja yang sangat penting bagi perkembangan usaha, termasuk usaha Apotek. Persediaan produk dapat dengan baik dilaksanakan dengan efektif dan efisien bila sudah terencana. Efisiensi dan efektifitas pada bagian pengadaan tentunya sangat
berpengaruh terhadap eksistensi Apotek. Apotek Antara bekerja sama dengan 9 supplier yang bertugas untuk memasok produk. Sistem pengadaan produk yang ada selama ini tidak terencana dengan baik karena hanya berdasarkan pesanan konsumen dan perkiraan saja, pemilihan supplier pemasok obat ditentukan langsung oleh pemilik apotek. Terdapat beberapa jenis dan golongan obat yang dipasok oleh lebih dari satu supplier. Hal ini membuat pihak Apotek harus memilih supplier mana yang paling optimal untuk suatu jenis obat. Selama ini pemilik apotek yang berperan sebagai pengambil keputusan memilih dan menyeleksi supplier dengan cara manual yaitu dengan cara membandingkan supplier satu-persatu secara manual dan hanya berdasarkan perkiraan, cara ini tentulah tidak efektif dan efisien karena tidak diperhitungkan secara terarah dan jelas. Salah satu bentuk penyelesaian masalah adalah dengan memperhitungkan perencanaan obat menggunakan metode ABC-VEN dan memperhitungkan pemilihan supplier optimal menggunakan metode AHP Penerapan metode ABC-VEN dan AHP dalam sistem, diharapkan nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja sistem pengadaan produk obatobatan dan menjadikan aliran informasi lebih cepat sehingga dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan memenuhi kebutuhan pembelian. Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana analisis kombinasi ABC-VEN untuk mendapatkan perencanaan kebutuhan obat yang lebih baik dengan melihat aspek ekonomis dan aspek terapi pada obat ? 2. Bagaimana menentukan supplier optimal untuk suatu obat dengan metode Analytical Hierarcy Procces (AHP) ? 3. Bagaimana merancang dan mengimplementasikan sebuah sistem yang dapat membantu pihak Apotek Antara dengan menggunakan metode ABC-VEN dan Analytical Hierarcy Procces (AHP) ? 2. Teori Dasar Teori yang mendukung dalam penelitian ini adalah : a. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Menurut Turban., 2005, sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang
semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. b.
Analisis ABC Menurut Zaluchu,F., 2008, analisis ABC juga dikenal dengan nama analisis Pareto. Analisis ABC merupakan metode pembuatan grup atau penggolongan berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan dibagi menjadi 3 kelompok besar yang disebut kelompok A, B dan C. Berdasarkan hukum Pareto yang dikutip dari Zaluchu,F., 2008, analisis ABC adalah sebagai berikut : 1. Kelompok A adalah kelompok 70% terbanyak nilai investasinya dan merupakan kelompok barang persediaan yang membutuhkan dana investasi yang tinggi. 2. Kelompok B adalah kelompok yang berada diantara kedua kelompok (20%) dan merupakan kelompok barang persediaan yang membutuhkan dana investasi yang sedang. 3. Kelompok C adalah kelompok 10% atau terendah nilai investasinya dan merupakan kelompok barang persediaan yang membutuhkan dana investasi yang rendah. c.
Analisis VEN Analisis VEN merupakan pengelompokan obat berdasarkan kepada dampak tiap jenis obat terhadap kesehatan. Semua jenis obat yang direncanakan dikelompokan kedalam tiga kategori yakni: (Zaluchu, Fotarisman., 2008) 1. Vital (V) Kelompok jenis obat yang sangat esensial (vital), yang termasuk dalam kelompok ini antara lain : obat penyelamat (life saving drug), obat-obatan untuk pelayanan kesehatan pokok dan obat-obatan untuk mengatasi penyakit penyebab kematian terbesar. Contoh obat yang termasuk jenis obat Vital adalah adrenalin, antitoksin, insulin dan obat jantung. 2. Esensial (E) Bila perbekalan farmasi tersebut terbukti efektif untuk menyembuhkan penyakit, atau mengurangi penderitaan pasien. Contoh obat yang termasuk jenis obat Essensial adalah antibiotic, obat gastrointestinal, NSAID dan lain-lain. 3. Non-esensial (N) Meliputi aneka ragam perbekalan farmasi yang digunakan untuk penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease), perbekalanfarmasi yang diragukan manfaatnya, perbekalan farmasi yang mahal namun tidak mempunyai kelebihan manfaat dibanding perbekalan farmasi lainnya. Contoh obat yang termasuk jenis obat Non-essensial adalah vitamin, suplemen dan lain-lain.
d. Kombinasi ABC dan VEN Menurut Depkes,RI.,2002, analisis ABC- VEN yaitu merupakan analisis yang menggabungkan analisis ABC dan VEN ke dalam suatu matriks sehingga analisis menjadi lebih tajam. Matriks dapat dibuat seperti berikut: Tabel 1. Matriks ABC-VEN A B C V VA VB VC E EA EB EC N NA NB NC Sumber : (Depkes,RI, 2002) Metode gabungan ini digunakan untuk melakukan pengurangan obat. Mekanismenya adalah sebagai berikut: (Zaluchu,Fotarisman.,2008) 1. Obat yang masuk kategori NC menjadi prioritas pertama untuk dikurangi atau dihilangkan dari rencana kebutuhan bila dana masih kurang maka obat kategori NB menjadi prioritas selanjutnya dan obat yang masuk kategori NA menjadi prioritas berikutnya. Jika setelah dilakukan dengan pendekatan ini dana yang tersedia masih juga kurang lakukan langkah selanjutnya. 2. Pendekatan sama dengan pada saat pengurangan obat pada kriteria NC, NB, NA dimulai dengan pengurangan obat kategori EC, EB dan EA. 3. Analisis P (prioritas), U (utama), T (tambahan) sebagai berikut: a. Prioritas : Harus diadakan tanpa memperdulikan sumber anggaran. Pada analisis ABC dan VEN termasuk dalam kelompok AV, BV dan CV b. Utama : Dialokasikan pengadaannya dari sumber dana tertentu. Pada analisis ABC dan VEN termasuk dalam kelompok AE, BE, CE. c. Tambahan : Dialokasikan pengadaannya setelah obat prioritas dan utama terpenuhi. Pada analisis ABC-VEN dalam kelompok AN, BN dan CN. d. Pengertian Analytical Hierarcy Procces (AHP) Menurut Thomas,L.Saaty., 2008, AHP merupakan sebuah teknik pengambilan keputusan multikriteria (berkriteria banyak), dimana faktor kuantitatif dan faktor kualitatif dikombinasikan sehingga dapat dilakukan pengurutan prioritas, kedudukan dan evaluasi terhadap alternatif-alternatif. Kelebihan dari Analitycal Hierarchy Process (AHP) dibandingkan dengan metode yang lain adalah: (Thomas,L.Saaty., 2008) 1. Struktur yang berhirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam. 2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkosistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
Dalam perhitunganya, metode AHP menentukan skala-skala perbandingan bobot untuk masing-masing elemen dan hasil dari penentuan skala tersebut disajikan dalam bentuk matrik yang dinamakan pairwise comparison. Nilai-nilai pembobotan dalam metode AHP adalah sebagai berikut : Tabel 2. Skala dalam Perbandingan Berpasangan Intensitas pentingnya
Definisi sama
Dua elemen mengembangkan sifat besar pada sifat itu
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting dibanding yang lain
Pengalaman dan sedikit menyokong satu atas caranya
5
Elemen yang satu esensial atau sangat penting dibanding elemen yang lain
1
7
9
2,4,6,8
Kebalikan
Kedua elemen pentingnya
Penjelasan
Satu elemen yang jelas lebih penting dari elemen yang lainnya Satu elemen mutlak lebih penting dibanding yang lain
Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen dalam praktek Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya jelas terlihat dalam praktek Bukti yang menyokong elemen satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan
Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan Jika untuk aktivitas satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i.
Sumber : (Thomas,L.Saaty, 2008) 3. Diagram Alir Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui serangkaian langkah-langkah yang harus dilalui untuk mencapai tujuan. Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat dilihat pada diagram alir :
4. Hasil Eksperimen Berikut disajikan hasil perhitungan dengan analisis ABC, analisis kombinasi ABC-VEN, AHP serta hasil Perancangan dan implementasi sistem pendukung keputusan pemilihan supplier optimal dengan metode abc-ven dan ahp. a. Analisis ABC Perhitungan perencaan obat menggunakan metode ABC didapatkan hasil bahwa obat yang diadakan pada Apotek Antara selama tahun 2012 adalah sebanyak 49 jenis obat dengan klasifikasi untuk golongan A,B dan C dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. Obat Golongan A Golongan A No
Jenis Obat
Total Pembelian 1 Tahun
% Kumulatif
1
Asam Mefenamat
Rp20,491,580
11.13%
2
Alilestrenol
Rp18,660,040
21.26%
3
Amoxicillin
Rp14,812,219
29.30%
4
Besi Derivat
Rp8,710,844
34.03%
5
Vitamin B dengan kombinasi
Rp7,204,650
37.94%
6
Desogestrel
Rp7,167,036
41.83%
7
Ambroxol
Rp7,089,958
45.68%
8
Alprazolam
Rp6,882,074
49.42%
9
Vitamin B
Rp6,446,083
52.92%
10
Eritromisin
Rp5,955,171
56.15%
11
Parasetamol
Rp5,390,278
59.08%
12
Attapulgit
Rp4,524,943
61.53%
13
Ampisillin
Rp3,843,060
63.62%
14
Alluminium hidroksida
Rp3,739,485
65.65%
15
Dekstrometorfan hidrobromida
Rp3,699,334
67.66%
16
Multivitamin
Rp3,524,673
69.57%
Obat golongan A berjumlah 16 jenis obat dengan total pembelian senilai Rp.128.141.428. Obat golongan A merupakan obat yang termasuk dalam nilai kumulasi antara 0-70%. Obat golongan A memerlukan pemantauan ketat, sistem pencatatan yang akurat dan lengkap, serta peninjauan tetap oleh pengambil keputusan, hal ini dikarenakan obat golongan A jumlah konsumsinya banyak dan tergolong obat yang penting untuk diadakan Tabel 4. Obat Golongan B Golongan B No
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Jenis Obat
Total Pembelian 1 Tahun
% Kumulatif
1
Vitamin D
Rp3,455,640
71.45%
2
Estradiol
Rp3,440,290
73.32%
3
Finasferid
Rp3,132,500
75.02%
4
Diltiazem
Rp2,977,300
76.63%
5
Vitamin A
Rp2,846,475
78.18%
6
Betakaroten
Rp2,782,750
79.69%
7
Betahistin
Rp2,580,000
81.09%
8
Bisoprolol Derivat
Rp2,538,243
82.47%
9
Alopurinol
Rp2,281,681
83.71%
10
Glukosamin
Rp2,281,681
84.95%
11
Vitamin E
Rp2,072,500
86.07%
12
Deksametason
Rp1,957,927
87.13%
13
Bisakodil
Rp1,949,995
88.19%
14
Fluosinolon
Rp1,845,553
89.19%
Obat golongan B berjumlah 14 jenis obat dengan total pembelian senilai Rp.36.142.535. Obat golongan B merupakan obat yang termasuk dalam nilai kumulasi antara 71-90%. Obat golongan B memerlukan pengendalian yang tidak terlalu ketat, sistem pencatatan yang cukup baik, dan peninjauan berkala. Tabel 5. Obat Golongan C Golongan C No
Jenis Obat
Total Pembelian 1 % Kumulatif Tahun
1
Eugenol
Rp1,843,500
90.20%
2
Asam Traneksamat
Rp1,822,771
91.19%
3
Amlodipin
Rp1,709,090
92.11%
4
Vitamin C
Rp1,698,277
93.04%
5
Budenosid
Rp1,456,714
93.83%
6
Deksklorfeniramin Maleat
Rp1,420,767
94.60%
7
Dipridamol
Rp1,368,300
95.34%
8
Klotrimazanol
Rp1,358,750
96.08%
9
Glibenklamid
Rp1,261,194
96.76%
10
Fenilbutazon
Rp1,196,731
97.41%
11
Haloperidol
Rp1,078,039
98.00%
12
Betametason, derivat
Rp988,225
98.53%
13
Efedrin hidroklorida
Rp768,723
98.95%
14
Gentamisin
Rp538,018
99.24%
15
Atenolol
Rp444,784
99.49%
16
Vitamin C dengan kalsium
Rp403,445
99.70%
17
Asam Salisilat
Rp245,517
99.84%
18
Balsamun peruvianum
Rp186,960
99.94%
19
Basitrasin
Rp112,047
100.00%
Obat golongan C berjumlah 17 jenis obat dengan total pembelian senilai Rp.19.901.852. Obat golongan C merupakan obat yang termasuk dalam nilai kumulasi antara 90-100%. Obat golongan C memerlukan pemantauan yang sederhana, sistem pencatatan yang sederhana atau tidak menggunakan sistem pencatatan, dan peninjauan persediaan tidak sesering kelompok A dan B. b.
b. Obat yang menjadi kategori utama dialokasikan pengadaannya dari sumber dana tertentu pada analisis ABC dan VEN termasuk dalam kelompok EA, EB dan EC.
c. Obat
yang menjadi kategori tambahan dialokasikan pengadaannya setelah obat prioritas dan utama terpenuhi pada analisis ABC-VEN termasuk dalam kelompok NA, NB dan NC. Dengan melihat hasil analisis metode ABC-VEN maka akan memberikan informasi kepada pihak Apotek Antara mengenai produk-produk utama yang memberikan revenue terbesar bagi Apotek. Pihak Apotek Antara dapat meneruskan konsentrasi penjualan terhadap produk VA,VB,VC sambil mencari strategi untuk mendongkrak penjualan kelompok EA, EB, EC dan NA, NB, NC.
c. Perhitungan AHP Pada perhitungan AHP pemilihan supplier optimal pada apotek antara ditetapkan 6 kriteria, yaiyu kriteria harga, diskon, bonus, tempo pembayaran, lead tie dan jarak. Contoh perhitungan AHP pemilihan supplier untuk obat Primolut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.5 Perhitungan Matrik Kriteria Kriteria
B
C
V
V1A, V2A, V3A, V4A,V7A,V11A
V6B,V9B, V15B
V5C,V8C,V10C, V12C, V13C,V14C
E
E1A, E3A, E4A, E5A, E6A, E8A, E10A
E7B, E9B,E11B, E12B, E13B, E14B
E2C, E15C,E16C,E17C, E18C,E19C, E20C
N
N1A, N3A,N5A
N2B,N4B,N11B, N12B
N6C, N7C, N8C, N9C, N10C, N13C, N14C
Dari tabel 3.4 dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Obat yang menjadi prioritas harus diadakan tanpa memperdulikan sumber anggaran pada analisis ABC dan VEN termasuk dalam kelompok VA, VB dan VC.
Bonus
Tempo Lead Time Jarak Pembayaran 2 5 7
Harga
1
3
3
0.3333
1
2
3
3
5
Bonus
0.3333
0.5000
1
2
2
3
Tempo Pembayaran
0.5000
0.3333
0.5
1
2
2
Lead Time
0.2000
0.3333
0.5000
0.5000
1
1
Jarak
0.1429
0.2
0.3333
0.5
1
1
Tabel 7. Hasil ʎ max Matrik Kriteria Kriteria Harga Diskon Bonus Tempo Pembayaran Lead Time Jarak Total Lamda (ʎ) max
Tabel 6. Matrik Kombinasi ABC-VEN MATRIK KOMBINASI ABC-VEN
Diskon
Diskon
Analisis VEN dan Analisis Kombinasi ABC-VEN Dari hasil penggolongan obat menggunakan analisi VEN dan analisis kombinasi ABC-VEN didapat hasil sbb :
A
Harga
Lamda (ʎ) 6.3684 6.2568 6.1815 6.0600 6.2277 6.1376 37.2320 6.2053
Tabel 8. Nilai Prioritas Global Untuk MasingMasing Supplier Kriteria/Suplier
Harga
Diskon Bonus
MBS EPMT UBF PP BMF PC DNR
0.0930 0.0953 0.0543 0.0530 0.0420 0.0260 0.0222
0.0539 0.0540 0.0319 0.0300 0.0276 0.0215 0.0149
0.0302 0.0330 0.0283 0.0178 0.0152 0.0133 0.0097
Tempo Lead Pembayaran Time 0.0308 0.0250 0.0195 0.0117 0.0106 0.0095 0.0079
0.0161 0.0164 0.0124 0.0094 0.0052 0.0029 0.0025
Jarak
Prioritas Global
0.0120 0.0103 0.0098 0.0069 0.0053 0.0055 0.0034
0.2359 0.2339 0.1562 0.1287 0.1059 0.0787 0.0607
Dari hasil perhitungan menggunakan metode AHP didapatkan hasil bahwa supplier MBS terpilih sebagai pemasok obat Primolut dengan nilai 0.2399
d. Perancangan
dan Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Optimal dengan Metode ABC-VEN dan AHP. Berikut ditampilkan gambar DFD dan ERD dalam perancangan sistem pendukung keputusan pemilihan supplier optimal:
DATA SUPPLIER · · · · ·
Nama Supplier Alamat Jarak No.Telp Tempo Pembayaran
· ·
Kriteria Spesifikasi
MATRIK KRITERIA DATA KRITERIA
PRIORITAS GLOBAL
Hasil_Perhitungan_ABC
DATA OBAT
Hasil_Data_Golongan Hasil_Nilai_Keputusan Nilai_Prioritas_Matrik Kriteria Hasil_Data_ABCVEN Hasil_Data_Obat
· · · · · · ·
Nama Obat No.ID Jenis Ukuran Golongan Harga Golongan ABC-VEN
· ·
Golongan Keterangan
· ·
Golongan Keterangan
MATRIK SUPPLIER
Hasil_Data_Kriteria Hasil_Data_Supplier ABC-VEN
Form_Aplikasi
SPK Pemilihan Supplier Optimal
Pengguna Data_User
PERHITUNGAN ABC
DATA_GOLONGAN
Data_Supplier Data_Kriteria Data_Obat Data_ABCVEN
Gambar 4. ERD
Nilai_Matriks_Kriteria Nilai_Matrisks_Supplier_Kriteria
Dari hasil perancangan didapatkan hasil implementasi sistem pendukung keputusan. Berikut ditampilkan hasil implementasi sistem pendukung keputusan pemilihan supplier optimal dengan metode ABC-VEN dan AHP : 1. Halaman Menu Utama Pada Halaman menu utama terdiri dari 5 pilihan menu yaitu menu aplikasi, berkas induk, proses, perhitungan ABC, bantuan dan keluar. Tampilan halaman menu uatama dapat dilihat pada gambar berikut :
Data_Golongan
Gambar 2. DFD Level 0 Data_Pengguna
PENGGUNA
1.0 LOGIN
Data_Pengguna
Form_Input Data_Pengguna
Data_Pengguna
2.0 INPUT DATA
Data_Input Hasil_Data_Input
Hasil_Input_Data_Pengguna Hasil_Input_Data_Supplier Data_Supplier Data_Obat
SUPPLIER
Hasil_Input_Data_Obat OBAT Hasil_Input_Data_Kriteria Data_Kriteria Hasil_Input_Data_ABCVEN
KRITERIA
Data_ABCVEN ABCVEN
Gambar 5. Halaman Menu Utama
Nilai_Matriks_Kriteria
USER Nilai_Matriks_Kriteria
3.0 PENENTUAN PRIORITAS KRITERIA
Nilai_Prioritas_Kriteria
2.
NILAI KRITERIA
Nilai_Prioritas_Kriteria
Nilai_Prioritas_Supplier_Tiap_Kriteria Nilai_Prioritas_Suppplier_Tiap_Kriteria
Nilai_Supplier_Tiap_Kriteria
4.0 PENENTUAN PRIORITAS SUPPLIER
SUPPLIER TIAP KRITERIA Nilai_Prioritas_Supplier_Tiap_Kriteria
Nilai_Supplier_Tiap_Kriteria Hasil_Nilai_Keputusan
5.0 PENENTUAN NILAI KEPUTUSAN
Jumlah_Pembelian_Obat
Halaman Menu Proses Halaman menu proses merupakan halaman menu utama yang berfungsi untuk menghitung dan mendapatkan nilai prioritas guna menentukan supplier optimal untuk suatu produk. Perhitungan pada aplikasi ini menggunakan metode Analytical hierarchy process. Halaman menu proses mempunyai 2 tampilan halaman submenu yaitu submenu matrik kriteria dan matrik supplier/prioritas global. Berikut tampilan halaman menu proses :
Nilai_Kumulatif_+_Range
Nilai_Prioritas_Kriteria
6.0 PERHITUNGAN ABC
Gambar 3. DFD Level 2
Gambar 6. Halaman Menu Proses
3.
Halaman Menu Perhitungan ABC Halaman Perhitungan ABC merupakan halaman menu utama yang berfungsi untuk menghitung perencanaan obat yang lebih baik dan terencana dengan metode ABC. Pada saat pengguna masuk pada halaman utama perhitungan ABC maka secara otomatis aplikasi akan menampilkan data obat yang telah diinput sebelumnya pada menu berkas induk-data obat dengan tampilan sebagai berikut :
2.
Gambar 7. Halaman Menu Perhitungan ABC Dengan melihat kedua hasil perhitungan pada aplikasi, maka pengguna dapat menjadikan hasil perhitungan ABC-VEN sebagai acuan untuk perencanaan obat yang lebih baik dengan melihat golongan-golongan obat yang harus menjadi prioritas untuk diadakan. Penetapan golongan-golongan prioritas pada metode ABC berdasarkan nilai kumulatif obat pergolongan yang didapat dari hasil perhitungan pembelian obat selama satu tahun. Selanjutnya setelah mengetahui golongan-golongan obat yang diprioritaskan pengadaanya, pengguna dapat melanjutkan penggunaan aplikasi ini untuk menenetukan supplier optimal dengan metode Analytical Hierarchy Procces dengan cara menetapkan nilai-nilai masing kriteria antara lain kriteria harga, diskon, bonus, tempo pembayaran, lead time dan jarak. Khusus penetapan nilai kriteria harga untuk suatu obat, penentuan nilai tersebut ditentukan berdasarkan hasil perhitungan metode ABC-VEN. Hal ini dikarenakan pada perhitungan metode ABC-VEN, nilai harga obat telah diperhitungkan dan diklasifikan berdasarkan tingkat pembelian selama satu tahun. Oleh karena itu penetapan nilai kriteria harga untuk pemilihan supplier optimal dengan metoe Analytical Hierarchy Procces, penetapan nilainya mengacu pada hasil perhitungan metode ABC-VEN. 4. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan evaluasi dari bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitunggan metode ABC di dapatkan hasil jumlah pembelian obat selama tahun 2012 pada apotek antara adalah senilai Rp184.185.814 yaitu untuk obat pada golongan A senilai Rp.128.141.428, golongan B senilai Rp.36.142.535, dan pada golongan C senilai
3.
Rp.19.901.852. Metode kombinasi analisis ABCVEN merupakan analisis yang menggabungkan analisis ABC dan VEN kedalam suatu matriks sehingga analisis menjadi lebih tajam. Berdasarkan hasil analisis ABC-VEN didapatkan hasil bahwa obat-obat yang termasuk kategori VA, VB dan VC merupakan obat prioritas yang harus diadakan tanpa mempedulikan anggaran, obat kategori EA, EB dan EC merupakan obat utama yang pengadaaanya dapat disesuaikan dari anggaran, serta obat kategori NA, NB dan NC pengadaaanya dilakukan setelah obat prioritas dan utama terpenuhi. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode sistem pendukung keputusan dalam pemecahan berbagai masalah pengambilan keputusan multikriteria dapat juga digunakan dalam sistem pemilihan supplier optimal. Adapun kriteria yang ditetapkan untuk memilih supplier adalah harga, diskon, bonus, tempo pembayaran, lead time dan jarak. Dari hasil perhitungan metode Analytical Hierarchy Process, untuk perhitungan obat PRIMOLUT, supplier yang paling optimal untuk dipilih adalah supplier MBS dengan nilai prioritas tertinggi yakni 23.62%. Dari hasil perancangan dan implementasi, apikasi sistem pendukung keputusan pemilihan supplier optimal pada Apotek Antara dapat digunakan sebagai alat informasi berupa revenue mengenai perencanaan obat yang lebih baik dengan menghitung dan menganalisa obat menggunakan metode ABC-VEN, dan juga dapat membantu pengambil keputusan yakni Pemilik Apotek untuk menentukan supplier yang paling optimal suatu obat dengan menggunakan metode Analythical Hierarcy Procces (AHP).
Referensi [1] Depkes RI, 2002. Asuhan Kefarmasian. Depkes RI, Jakarta [2] Efrain, Turban. (2005). Decision Support Systems and Intellegent System, edisiBahasa Indonesia jilid 1, Penerbit ANDI, Yogyakarta. [3] Saaty, T.L. 2008. Decision making with the analytic hierarchy process. University of Pittsburgh: USA [4] Zaluchu, Fotarisman (2008). Metode Penelitian Kesehatan, Cita Pustaka Media, Bandung
Biografi Yulian Nias Titi. Lahir di Ketapang pada tanggal 9 Juli 1991. Anak ketiga dari Bpk. Mochamad Djalal dan Ibu Ratmi Ningsih. Penulis memulai pendidikan dasar di SDN 13 Jambi dan lulus pada tahun 2003, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di SLTP Negeri 12 Jambi dan lulus pada tahun 2006. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1Sungai Raya dan lulus pada tahun 2009. Penulis melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi pada tahun 2009 dan diterima menjadi mahasiswa Universitas Tanjungpura, pada program studi Teknik Industri, jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik.