SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMINJAMAN MODAL UNTUK ANGGOTA UPK DENGAN METODE SCORING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 PADA UPK KECAMATAN KASIHAN
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Oki Surya Nugraha 10.12.4527
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMINJAMAN MODAL UNTUK ANGGOTA UPK DENGAN METODE SCORING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 PADA UPK KECAMATAN KASIHAN Oki Surya Nugraha, Kusnawi Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 Email :
[email protected],
[email protected]
Abstract - Small entrepreneurs demand for additional venture capital continues to rise this is due to the increasing market demand in the market but the price also increases . Seeing this the Government of Bantul district formed a program called Unit Pengelola Kegiatan ( UPK )
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan penyelesaian menggunakan metode yang mampu menyajikan informasi yang awalnya berbentuk kualitatif menjadi informasi yang berbentuk kuantitaif. Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, maka metode yang sesuai untuk penentuan kelayakan nasabah dalam pemberian dana pinjaman adalah metode Scoring System.
Before UPK give a decision on loan applications submitted by candidates capital of the borrower , prior UPK do credit administration activities . For this , credit administration activities take a long time because the data is obtained in the form of qualitative data . As a result, the decision making process also takes a long time.
2.
2.1 Sistem Menurut Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul, Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta Penerbit Andi 2005. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Bentuk umum dari sistem terdiri dari atas masukan (input), proses, dan keluaran (output). Dalam bentuk umum sistem ini biasa melakukan satu atau lebih masukan yang akan diproses dan menghasilkan output sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.
The system is built to facilitate the decision making process in which the program will systematically perform calculations on the feasibility of a group to be able to receive a loan using the Scoring System . Keywords : Decision Support System, Scoring System 1.
Landasan Teori
Pendahuluan
Pemintaan pengusaha kecil untuk penambahan modal usaha terus meningkat hal ini disebabkan kebutuhan pasar yang meningkat tetapi harga dipasar juga ikut meningkat. Melihat hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Bantul membentuk program yang diberi nama Unit Pengelola Kegiatan (UPK).
2.2 Kredit 2.2.1 Definisi Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith) atau dalam bahasa latin (creditum) kepercayaan akan kebenaran (Muljono, Teguh Pudjo, 1993. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil, cetakan ketiga, BPFE, Yogyakarta).
UPK Kecamatan Kasihan merupakan sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang pelayanan simpan pinjam. UPK Kecamatan Kasihan memprioritaskan kredit bagi usaha kecil dan menengah (UKM). Semakin tingginya masyarakat untuk mendapatkan kredit, membuat pihak UPK Kecamatan Kasihan kesulitan dalam menentukan siapa calon nasabah yang layak mendapatkan kredit, dan proses penentuan kelayakan kredit nasabah masih dilakukan secara manual sehingga kurang efisien dalam peaksanaannya. Kegiatan administrasi kredit membutuhkan waktu yang lama disebabkan data yang diperoleh dari kegiatan administrasi kredit berupa data kualitatif sehingga pengambilan keputusan juga membutuhkan waktu yang lama karena data yang disajikan tidak berbentuk angka. Tidak adanya ketentuan skala standar kategorisasi juga menghambat pihak UPK Kecamatan Kasihan dalam proses pencairan kredit terhadap nasabah.
Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) pada masa yang akan datang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa barang, uang, atau jasa. Maka jelas tergambar bahwa arti kredit dalam bahasa ekonomi adalah penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa. (Suyatno, Thomas, 1990. Dasar-dasar Perkreditan, PT Gramedia, Jakarta) Menurut Raymond P. Kent dalam buku karangannya yang berjudul Money and Banking mengatakan bahwa “kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta, atau
1
pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barangbarang sekarang”
2.4 Scoring System Scoring system disebut juga sebagai skor skala, memerlukan suatu norma pembanding agar dapat di interpretasikan secara kualitatif. Pada dasarnya interpretasi skor skala selalu bersifat normative, artinya makna skor diacukan pada posisi relatif skor dalam suatu kelompok yang telah dibatasi terlebih dahulu.
2.2.2 Penilaian Kelayakan Kredit Penggunaan standart credit scoring dipergunakan sebagai dasar pertimbangan untuk meluluskan atau menolak permintaan kredit yang diajukan. (Sutojo, Siswanto, 1995. Analisa Kredit Bank Umum: Konsep dan Teknik, Jakarta: Pustaka Binnaan Pressindo). Standar nilai tersebut disusun dari gabungan hasil evaluasi berbagai macam kriteria yang dapat mempengaruhi kemampuan debitur dan kesediaan debitur melunasi kredit yang mereka terima. Karena pengaruh tiap jenis kriteria terhadap kesediaan debitur melunasi pinjaman yang mereka terima tidak sama, maka masingmasing jenis kriteria akan mempunyai bobot timbangan nilai yang berbeda.
Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan statistic deskriptif dari distribusi data skor kelompok yang umumnya mencakup banyaknya subjek (n) dalam suatu kelompok, mean skor skala (M), deviasi standard skor skala (s) dan varians (s2), skor minimum (Xmin) dan maksimum (Xmax), dan statistic-statistik lain yang dirasa perlu Deskripsi data ini memberikan gambaran penting mengenai keadaan distribusi skor skala pada kelompok subjek yang dikenai pengukuran dan berfungsi sebagai sumber informasi mengenai keadaan subjek pada aspek variable yang diteliti.
2.3 Sistem Pendukung Keputusan 2.3.1 Definisi SPK Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) diperkenalkan pertama kali oleh Michael S.Scoott Morton pada tahun 1970-an dengan istilah Management Decision System (Sprague, 1982). SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pendukung keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pendukung keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif.
Suatu skor yang ditentukan melalui prosedur pelaksanaan menghasilkan angka-angka pada level pengukuran interval dan interpretasikan hanya dapat dihasilkan kategori-kategori atau kelompok-kelompok skor pada level ordinal. Skor-skor mentah (raw score) yang dihasilkan suatu skala merupakan penjumlahan dari skor item-item dalam skala itu (Saifuddin,2003) 3.
Menurut Alter (2002). DSS merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pendukung keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.
Analisis dan Perancangan Sistem
3.1 Kriteria yang Digunakan Pada Tabel-tabel di bawah ini hanya sebagian dari kriteria yang ada dalam penilaian pemberian bantuan dana pinjaman yang bersumber pada Unit Pengelola Kegiatan Kecamatan Kasihan, diantaranya sebagai berikut : a. Jumlah Anggota dalam Satu Kelompok Tabel 3.1 Jumlah Anggota Jumlah Anggota Skor 7 Orang - Lebih 4 5Orang - 6 Orang 3 3 Orang - 4 Orang 2 1 Orang - 2 Orang 1
2.3.2 Tujuan SPK Tujuan dari SPK menurut (Turban, dalam Riyani dkk, 2010) adalah : a. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semistruktur. b. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukan dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer. c. Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil lebih daripada perbaikan efisiensinya. d. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputansi secara cepat dengan biaya rendah. e. Peningkatan kualitas. f. Berdaya saing. g. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
b. Usia Terbentuknya Kelompok Tabel 3.2 Usia Kelompok Jumlah Anggota Skor 2 Tahun / Lebih 4 1 ,5 Tahun 3 1 Tahun 2 0,5 Tahun 1
2
c. Kelengkapan Proposal Pengajuan Tabel 3.3 Proposal Pengajuan Kelengkapan Skor Sangat Lengkap 4 Lengkap 3 Kurang Lengkap 2 Sangat Kurang Lengkap 1
3.2 Proses Penentuan Kategorisasi Langkah-langkah penentuan kategorisasi berdasarkan jejanng (ordinal) adalah sebagai berikut: a. Menentukan data statistic secara deskriptif berupa rentang minimum (Xmin), rentang maksimum (Xmax), luas jarak sebaran, mean teoritis (μ), dan deviasi standard (σ).
d. Keabsahan Identitas Anggota Tabel 3.4 Keabsahan Identitas Identitas Skor Sangat Cocok 4 Cocok 3 Kurang Cocok 2 Sangat Kurang Cocok 1
b. Menghitung data statistic secara deskriptif sebagai berikut : Xmin = banyaknya pertanyaan * nilai minimum. Xmax = banyaknya pertanyaan * nilai maksimum Luas jarak sebaran = Xmax – Xmin. Standar Deviasi σ =
e. Riwayat Pengajuan Kelompok Tabel 3.5 Riwayat Kelompok Riwayat Kelompok Skor Pengajuan ke-3 / Lebih 4 Pengajuan ke-2 3 Belum Pernah Mengajukan 2 Pernah Tapi Gagal 1
Mean Teoritis μ = total nilai / total pertanyaan c. Menghitung p dengan menggunakan tabel distribusi normal, terlebih dahulu menentukan Zmin dan Zmax dengan rumus : Zmin = (Xmin - μ ) / σ Zmax = (Xmax - μ ) / σ
f. Jumlah Pengurus Kelompok Tabel 3.6 Jumlah Pengurus Pengurus Kelompok Skor 4 Orang / Lebih 4 3 Orang 3 2 Orang 2 1 Orang 1
d. Memilih P dengan nilai yang maksimal sehingga dapat ditemukan rentang skala prioritas dengan 5 (lima) kategori,yaitu : x ≤ (µ - (p*σ)) maka Sangat Rendah / Sangat Tidak Layak ( µ - (p*σ)) < x ≤ (µ - (p*σ)) maka Rendah / Tidak Layak ( µ - (p*σ)) < x ≤ (µ + (p*σ)) maka Sedang / Cukup Layak ( µ + (p*σ)) < x ≤ (µ + (p*σ)) maka Tinggi / layak x > (µ +(p*σ)) maka Sangat Tinggi / Sangat Layak
g. Kepemilikan Usaha dalam Anggota Tabel 3.7 Kepemilikan Usaha Kepemilikan Usaha Skor 80 % Memiliki Usaha 4 60 % Memiliki Usaha 3 40 % Memiliki Usaha 2 20 % Memiliki Usaha 1
3.3 Data Flow Diagrm DFD Data Flow Diagram (DFD) merupakan gerakan data melalui sebuah sistem, mulai dari masuk sampai ke tujuannya. Arus data dapat juga digambarkan secara sederhana sebagai Input-Proses-Cetak-Simpan. Konteks diagram atau DFD level 0 menerangkan entitas-entitas yang terlibat dalam sistem. Pada sistem ini terdapat dua entitas luar yang terlibat yaitu entitas admin, dan Pengguna yang menginputkan data. Diagram konteks Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Peminjaman Modal Unit Pengelola Kegiatan adalah sebagai berikut :
h. Jumlah Tabungan Kelompok Tabel 3.8 Tabungan Kelompok Tabungan Skor 4 Juta / Lebih 4 3 Juta 3 2 Juta 2 1 Juta 1
3
Gambar 4.2 Form Menu Utama c. Laporan Terdapat (3) tiga laporan yaitu laporan detail anggota, laporan detail kelompok, dan laporan hasil penilaian.
Gambar 3.1 Diagram Konteks 4.
Implementasi dan Pembahasan
4.1 Implementasi Antarmuka Pada bagian ini akan dibahas mengenai tampilan program yang di peruntukkan bagi Admin dan Pengguna. Setiap melakukan pengisiaan atau melakukan aktifitas program admin atau pengguna harus login terlebih dahulu. Bagi yang tidak punya atau belum memiliki akun dapat daftar terlebih dahulu oleh Admin sebelumnya. a. Form Login Form login merupakan tampilan awal dalam aplikasi ini. Form login ini digunakan untuk identifikasi siapa saja yang berhak mengakses menu-menu yang terdapat pada Sistem Pendukung Keputusan ini. Untuk menggunakan form ini, user cukup mengetikkan user name yang telah mereka miliki dan password sebagai identifikasi. Tampilan form login adalah sebagai berikut :
Gambar 4.3 Lporan 4.2 Pertimbangan Perawatan Sistem Perawatan sistem menjadi pertimbangan dalam merancang sistem informasi. Sebuah aplikasi, tugas pemeliharaanya dapat diklarifikasikan dalam berbagai bidang seperti kualitas, stressing program, infrastruktur, meninjau kinerja, tanggapan manajemen, perubahan dan manajemen data. Oleh karena itu dalam rangka menjadi sebuah sistem informasi yang sempurna dan terlihat plus fungsional sempurna pemeliharaan aplikasinya wajib. Berikut yang menjadi pertimbangan dalam perawatan :
Gambar 4.1 Form Login
a. Database Keberadaan bagian ini sangat vital mengingat semua data dalam Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Peminjaman Modal UPK ini ditampung dalam database. Pengamanan menjadi hal yang sangat prioritas untuk dipertimbangkan. Dalam sistem ini admin harus membackup database setiap jangka waktu tertentu dengan memanfaatkan fasilitas eksport di dalam phpmyadmin pada program XAMPP.
b. Form Menu Utama Halaman muka sistem adalah halaman awal pada saat setelah login. Adapaun gamabarnya seperti di bawah ini :
4
b. Aplikasi Membenahi script program untuk mengurangi error atau bug yang terjadi pada program. Menambahkan fitur- fitur yang masih kurang dalam program. Monitoring kondisi aplikasi secara rutin, bila sewaktu-waktu ada gangguan, maka akan secepatnya memperbaiki dan memberitahu admin. 5.
Daftar Pustaka [1] Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Andi Offset. [2] Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. [3] Muljono, Teguh Pudjo, 1993. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil, cetakan ketiga, BPFE, Yogyakarta [4] Sutojo, Siswanto, 1995. Analisa Kredit Bank Umum: Konsep dan Teknik, Jakarta: Pustaka Binnaan Pressindo [5] Suyatno, Thomas, 1990. Dasar-dasar Perkreditan, PT Gramedia, Jakarta [6] Turban, E., Jay, E. A., 2001. Decision Support Systems and Intellegent Systems- 6th Ed, Prentice Hall, New Jersey
Penutup
5.1 Kesimpulan Dari uraian penjelasan dan pembahasan “Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Peminjaman Modal untuk Anggota UPK dengan Metode Scoring menggunakan Visual Basic 6.0 pada UPK Kecamatan Kasihan” maka dapat diambil kesimpulan :
Biodata Penulis
a. Dengan adanya sistem pendukung keputusan ini dapat memperkecil kecurangan-kecurangan dalam pemberian dana pinjaman. b. Meningkatkan keputusan.
efektifitas
dalam
Oki Surya Nugraha, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2014.
pengambilan
Kusnawi, S.Kom, M.Eng, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2004. Memperoleh gelar Master of Engineering (M.Eng) Program Pasca Sarjana Magister Teknologi Informasi Fakultas Teknik Elektro Universitas Gajah Mada Yogyakarta, lulus tahun 2009. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta.
5.2 Saran Dengan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Peminjaman Modal untuk Anggota UPK dapat meningkatkan kinerja khususnya dalam pelayanan kepada masyarakat dan terutama pada kelompok Pegelola kegiatan di daerah . Untuk pengembangkan sistem kedepan diharapkan : a. Aplikasi Sistem Pengembilan Keputusan ini menggunakan web mobile untuk laporan kelompok dikarenakan anggota sudah banyak memiliki alat Handpone pribadi. b. Pengembangan sistem nantinya agar dapat menambahkan fitur yang berhubaungan dengan pendaftaran serta seleksi penerimaan data kelompok kedepan. c. Pada Proses pengisian penilaian scoring dapat menggunakan web mobile atau pun apalikasi android pada saat petugas melakukan survei lapangan, sehingga data langsung masuk ke server.
5