SISTEM INFORMASI PINJAMAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT.BPR ARTO SEMARANG
Prito Kharisma Adhi Tanika (A12.2009.03618) Program Studi Sistem Informasi – S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro, Jl. Nakula I No.5-11, Semarang
[email protected]
ABSTRAK PT. BPR Arto Moro Semarang, sebuah BPR yang ingin menerapkan Sistem Informasi pada kinerja pada perusahaan baik untuk memudahkan karyawan dan memudahkan nasabah khususnya masyarakat yang membutuhkan dana sebagai modal atau tambahan usaha mereka. Seiring perkembangan zaman, BPR Arto Moro ingin bisnisnya dapat berkembang dan dapat mengalahkan pesaing – pesaing dibidangnya, dengan menggunakan Sistem Informasi Pinjaman Kredit Modal Kerja diharapkan informasi yang dibutuhkan perusahaan dapat didapatkan dengan cepat dan akurat. Sedangkan pada BPR Arto Moro masih menerapkan sistem manual, banyaknya pemintaan kredit modal kerja oleh nasabah semakin merepotkan bagian kredit dalam mengolah data yang masih berbentuk dokumen. Bagian kredit harus mengarsip data nasabah secara manual, pengolahan data kredit yang belum terkomputerisasi, sehingga memakan banyak waktu dan tenaga. hal ini dinilai kurang efektif dan efisien serta berisiko terjadi human error. Padahal pada era yang berkembang saat ini pada sistem komputer telah ada sistem database yang dapat mengolah data dengan baik. Dalam pembuatan Sistem Informasi Pinjaman Kredit Modal Kerja ini akan menggunakan metode pengembangan waterfall model serta menggunakan DFD (Data Flow Document), FOD (Flow Of Document) serta ERD (Entity Relationship Diagram) untuk merancang sistem. Dengan adanya Sistem Informasi Pinjaman Kredit Modal Kerja ini akan menghasilkan Informasi yang cepat, akurat, dan tepat yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membantu pihak perusahaan dalam mengambil keputusan dengan sebaik-baiknya sehingga perusahaan dapat berkembang dan lebih maju, selain itu sistem ini juga diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan yang masih manual atau belum terkomputerisasi menjadi lebih cepat dan efisien, dan dapat memberikan kemudahan bagi nasabah dalam bidang pelayanan sehingga nasabah merasa puas dengan kinerja perusahaan. Kata Kunci : Pinjaman Kredit Modal kerja, BPR, Waterfall Model
BAB I
Negara ini, sedangkan pengusaha
PENDAHULUAN
atau orang yang mempunyai uang lebih
dapat
menginvestasikan
uangnya berupa deposito. 1.1
Latar Belakang Masalah
Tapi dengan banyaknya minat
BPR (Bank Perkreditan Rakyat) yang
semakin
lama
berkembang
mulai
masyarakat,
hal
semakin
dipilih ini
oleh
dibuktikan
dengan banyaknya BPR yang berdiri pada kota-kota besar bahkan di berbagai
kabupaten.
Bank
Perkreditan Rakyat menjadi solusi bagi
masyarakat
memerlukan
kecil
pendanaan
yang dalam
usahanya. Data membuktikan bahwa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) memberikan kontribusi yang tidak kecil dalam membantu bangsa ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
melalui
pemberdayaan
usaha mikro, kecil dan menengah lewat pendanaan usaha (kredit) yang dilakukannya.
juga mulai memilih BPR sebagai sarana kredit untuk mengembangkan usahanya, yang nantinya tidak akan menutup kemungkinan usaha mereka akan menjadi lebih besar sehingga mengurangi
banyak BPR yang masih menerapkan sistem
tingkat
pengangguran di kota atau bahkan di
yang
manual
menjalankan
dalam
pekerjaannya.
Seharusnya BPR mulai menerapkan sistem komputer yang menawarkan kemudahan-kemudahan
serta
keakuratan pengolahan data dalam menjalankan perusahaan, misalkan dalam prosedur kredit, tabungan, serta deposito. Tehnologi yang semakin lama semakin
berkembang
sangat
berdampak pada kehidupan seharihari masyarakat yang menawarkan kemudahan
dalam
berbagai
hal,
dalam hal ini tentu nasabah dari BPR juga mengharapkan suatu sistem yang
Para pengusaha menengah keatas
akan
masyarakat pada BPR, nyatanya
cepat
dan
akurat
dalam
pelayanan. Pada BPR, kita sebagai nasabah dapat melakukan kredit, menabung, serta deposito BPR Arto Moro adalah salah satu BPR yang berdiri dan berkembang dikota Semarang, BPR ini berdiri pada tanggal 3 Mei 2008, dalam
berjalannya, BPR yang terletak di
ada sistem database yang dapat
JL.Gajah Raya no 155 ini selalu
mengolah data dengan baik.
berupaya
memberikan
layanan
Berdasarkan
terbaik pada masyarakat. Selain itu
belakang
BPR
Arto
diatas
uraian bahwa,
latar sistem
Moro
selalu
informasi sangat diperlukan oleh
kemudahan
serta
suatu perusahaan seperti BPR Arto
keefisienan kinerja yang berjalan
Moro. Sehingga penulis melakukan
pada perusahaan. Oleh sebab itu
penelitian
pada BPR Arto Moro dibutuhkan
dalam bentuk Laporan Tugas Akhir
suatu sistem informasi yang mampu
dengan judul “ Sistem Informasi
mempermudah
serta
pinjaman kredit modal kerja pada
memberikan layanan terbaik bagi
PT. BPR Arto Moro Semarang“.
nasabah.
Diharapkan adanya penelitian ini
mengupayakan
pekerjaan
Sedangkan pada BPR Arto Moro
dapat
dan
menuangkannya
menciptakan
kenyamanan
masih menerapkan sistem manual,
antara perusahaan dan nasabah pada
banyaknya pemintaan kredit modal
BPR Arto Moro Semarang.
kerja
oleh
nasabah
semakin
1.2
Rumusan Masalah
merepotkan bagian kredit dalam
Berdasarkan latar belakang
mengolah data yang masih berbentuk
diatas,
dokumen.
Bagian
rumusan
mengarsip
data
maka didapatkan suatu
kredit
harus
nasabah
secara
merancang suatu sistem informasi
manual, pengolahan data kredit yang
untuk mengolah data pinjaman kredit
belum
modal kerja yang cepat dan akurat
terkomputerisasi,
serta
masalah
kesulitan untuk mengetahui data
sehingga
nasabah yang tidak dapat melunasi
informasi
angsuran.
memakan
pihak BPR Arto Moro dengan
banyak waktu dan tenaga. hal ini
menggunakan komputer sebagai alat
dinilai kurang efektif dan efisien
bantu dan meningkatkan kinerja
serta berisiko terjadi human error.
perusahaan
Padahal pada era yang berkembang
kemungkinan human error.
Sehingga
saat ini pada sistem komputer telah
dapat
bagaimana
menghasilkan
yang dibutuhkan oleh
serta
mengurangi
1.3
kredit modal kerja serta diharapkan
Batasan Masalah Untuk
menghindari
mengatasi
berbagai
penyimpangan dari judul dan tujuan
kesulitan terutama yang berkaitan
yang sebenarnya serta keterbatasan
dengan
masalah
pengetahuan yang dimiliki penulis,
sehingga
kinerja
maka
kredit lebih efektif dan efisien.
penulis
membuat
ruang
lingkup dan batasan masalah yaitu, : a. Pembuatan
aplikasi
sistem
1.5
perkreditan dalam
bagian
Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan
informasi untuk proses pinjaman
Dapat digunakan sebagai acuan
dan angsuran kredit modal kerja
guna
pada BPR Arto Moro Semarang.
mempermudah
b. Aplikasi
1.4
mampu
Sistem
Informasi
BPR
meningkatkan
Arto
kinerja Moro
Perkreditan hanya berisi input
kinerja
data dan laporan.
semakin berkualitas.
Berdasarkan diatas
pembuatan
rumusan
sehingga perusahaan
Dapat
dijadikan
tambahan
maka
tujuan
pengetahuan baru di bidang ilmu
ini
adalah
komputer
sistem
digunakan
sistem
menghasilkan
dalam
pada
2. Bagi perguruan tinggi
Tujuan Penelitian
masalah
dan
suatu
dan bagi bahan
juga
dapat
mahasiswa
informasi pada BPR Arto Moro
sebagai
pertimbangan
yang bertujuan untuk memudahkan
serta acuan dalam penelitian
bagian kredit dalam melakukan
sejenis.
proses pengolahan data pinjaman
sistem
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Dasar Sistem
menggambarkan
suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen
ini
yang
berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
betul-betul ada dan terjadi. (Jogianto, 2005).
2.2
Informasi dapat didefinisikan
mapan untuk kegiatan perbankan di
sebagai hasil dari pengolahan data
Indonesia telah dirumuskan dalam
dalam
bentuk
yang
lebih
Undang – Undang Pokok Perbankan
lebih
berarti
bagi
No. 7 Tahun 1992 yang menyatakan
penerimanya yang menggambarkan
bahwa kriteria adalah penyediaan
suatu kejadian – kejadian yang nyata
uang
yang digunakan untuk pengambilan
dipersamakan dengan itu berdasarkan
keputusan (Jogiyanto, 1999).
persetujuan / kesepakatan pinjam
berguna
2.3
Pengertian kredit yang lebih
Informasi
suatu dan
peminjam
Sistem informasi dapat didefinisikan
jumlah
bentuk
terintegrasi dalam suatu hubungan bertujuan
mengolah data menjadi informasi.
perjanjian
dibawah
tangan
materil.
Dan
memenuhi
kemampuan
untuk
bunga
sebagai
tertulis maupun
sebagai
baik secara
jaminan
pengaman, pihak peminjam akan
Kredit Kredit
melaksanakan
pinjaman kredit dinyatakan dalam
yang saling berkaitan secara terpadu,
Pengertian
dapat
imbalan. Dalam praktek sehari – hari
sumber daya dan jaringan prosedur
dan
untuk
dengan
sebagai kumpulan elemen-elemen atau
2.4
yang
pihak lain yang mewajibkan pihak
Menurut gondodiyoto (2007)
tertentu,
tagihan
meminjam antara pihak bank dengan
Sistem Informasi
hierarki
/
kewajiban
dan
menyerahkan jaminan baik bersifat
adalah
kebendaan maupun bukan kebendaan.
melaksanakan
suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati (Astiko,
Manajemen
2.5
Modal Kerja
Perkreditan
Ada dua definisi modal kerja
(Yogyakarta : Andi Offset, 1996), hal
menurut
(Jumingan,
2006),
yang
5).
pertama modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek. Kelebihan ini disebut modal
kerja bersih (net working capital).
pegawai, dan biaya-biaya lainnya,
Kelebihan ini
setiap perusahaan perlu menyediakan
merupakan jumlah
aktiva lancar yang berasal dari utang
modal
kerja
jangka panjang dan modal sendiri
operasi
perusahaan
(Jumingan, 2006). Definisi ini bersifat
diharapkan akan dapat kembali lagi
kualitatif
masuk
karena
kemungkinan
menunjukkan
tersedianya
untuk
dalam
membelanjai tersebut,
perusahaan
dan
dalam
aktiva
jangka waktu pendek melalui hasil
lancar yang lebih besar daripada
penjualan barang dagangan atau hasil
utang
produksinya. Uang yang masuk yang
jangka
pendek
dan
menunjukkan tingkat keamanan bagi
bersumber
kreditur
barang,
jangka
pendek
serta
dari yang
hasil
penjualan
kemudian
akan
menjamin kelangsungan usaha di
dikeluarkan kembali guna membiayai
masa mendatang. Definisi modal
operasi
kerja yang ke dua adalah jumlah dari
dengan kata lain uang atau dana
aktiva lancar. Jumlah ini merupakan
tersebut akan berputar secara terus
modal kerja bruto (gross working
menerus setiap periode sepanjang
capital).
hidupnya perusahaan.
Definisi
kuantitatif
ini
karena
bersifat
selanjutnya,
menunjukkan
jumlah dana yang digunakan untuk 2.6 maksud-maksud
perusahaan
operasi
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
jangka
Menurut
Afiff dan Rekan
pendek. Waktu tersedianya modal
(1996), pengertian Bank Perkreditan
kerja akan tergantung pada macam
Rakyat
dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur
fungsinya menerima simpanan dalam
aktiva lancar misalnya kas, surat-surat
bentuk uang dan memberikan kredit
berharga, piutang dan persediaan.
jangka pendek untuk
Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke
merupakan
uang muka pada pembelian bahan
pengusaha
baku
menengah,
dagangan,
membayar upah buruh dan gaji
masyarakat
BPR tidak hanya sekedar menyalurkan
barang
yang
pedesaan.
hari seperti misalnya untuk member
atau
bank
kredit
kepada
para
mikro,
kecil
dan
tetapi
juga
menerima
simpanan dari masyarakat. Dalam
penyaluran kredit kepada masyarakat
kritis serta tidak dapat diatasi dalam
menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat
tahap pemeliharaan sistem, maka
waktu, Tepat jumlah, Tepat sasaran,
perlu dikembangkan lagi suatu sistem
karena proses kreditnya yang relatif
untuk mengatasinya, dalam proses ini
cepat, persyaratan lebih sederhana,
kembali lagi ke tahap pertama yaitu
dan sangat mengerti akan kebutuhan
perencanaan sistem. Siklus ini disebut
nasabah. Sasaran dari
BPR adalah
sebagai siklus hidup pengembangan
melayani kebutuhan petani, peternak,
sistem, SDLC (Sistem Devlopment
nelayan, pedagang, pengusaha kecil,
life Cycle).
pegawai,
dan
pensiunan
karena
sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan
pemerataan
layanan
perbankan, pemerataan kesempatan berusaha,
pemerataan
pendapatan,
dan agar mereka tidak jatuh ke tangan para pelepas uang (rentenir dan pengijon).
2.7
Tahap
–
linier.
Membutuhkan
sistematis
dan
pengembangan
pendekatan
sekuensial software.
dalam Menurut
Jogiyanto (2005) tahapan - tahapan metode pengembangan sistem dalam
Pengembangan
analisis
sistem
sistem
(planning),
(analysis),
desain
sistem (design), implementasi sistem Pengembangan
Menurut
pengembangan
(Jogiyanto),
sistem
informasi
berbasis komputer melewati beberapa mulai
dari
direncanakan,
sistem
itu
diterapkan,
dioperasikan, dan dipelihara. Bila operasi
ini lebih dikenal dengan sekuensial
perencanaan tahap
Tahapan
tahapan
siklus klasik (1970-an) dan sekarang
suatu model waterfall yaitu berupa
Sistem
Sistem
Model Waterfall Disebut juga
sistem
yang
sudah
ada
dikembangkan masih timbul kembali permasalahan-permasalahan
yang
(implementation), perawatan sistem (maintenance).
penunjukan tim dan instruksi untuk mengeksekusi (memulai) proyek
yang
pembentukan semua
bersangkutan, kebutuhan
elemen
sistem
menganalisa
dari dan
kebutuhan
keinginan user, meliputin input dan output, waktu pengerjaan, ukuran dan jumlah data yang ditangani. Biasanya ada dua pihak yang terlibat langsung Gambar 2.2 Pemodelan Waterfall
dalam proyek perencanaan ini. Pihak pertama adalah pihak
Sumber : Pressman, Roger S. 2002, Software Engineering. Edisi Keenam. New York: McGraw-Hill
yang
membutuhkan
side)
eksistensi
(demand
dari
suatu
system informasi, dalam hal ini 2.7.1
adalah
Perencanaan Sistem (Planning
perusahaan,
institusi, atau organisasi yang
System)
bersangkutan. Langkah ini merupakan suatu
lembaga,
rangkaian
semenjak
ide
melatarbelakangi
kedua
adalah pihak yang berusaha
kegiatan
pertama
Pihak
menjawab kebutuhan tersebut
yang
(supply
pelaksanaan
side)
dalam
pengembangan
proyek ini didapat, pendefinisian
bentuk
teknologi
informasi.
awal terhadap kebutuhan detail atau target yang harus dicapai dari
proyek
2.7.2
Analisis
tersebut,
Tahap
metodologi,
dan
sistem
manajemen
proyek
yang
segenap
dengan
muncul
sampai
(Analysis
System)
penyusunan proposal, penentuan
digunakan,
Sistem
Analisis
yaitu
dimana kita berusaha mengenali permasalahan pada
yang
pengguna,
mengenali komponen-komponen
yang diperlukan oleh pemakai
sistem, obyek-obyek, hubungan
informasi akan mengakibatkan
antar obyek, dan sebagainya.
desain
Secara prinsip ada dua
sistem
bermanfaat
yang
bagi
tidak
pemakai
aspek yang jadi fokus analisis,
informasi. Oleh karena itu, tahap
yaitu
atau
analisis sistem merupakan tahap
aspek
yang paling menentukan dalam
aspek
bisnis
manajemen,
dan
teknologi. Analisis aspek bisnis
keseluruhan
dimulai
pengembangan sistem informasi.
dengan
mempelajari
karakteristik perusahaan yang bersangkutan, mulai dari aspekaspek
historis,
tahap
. 2.7.3
Desain Sistem (System Design)
struktur
Tahap
ini
lebih
kepemilikan, visi, misi, kunci
menekankan pada platform apa
keberhasilan
(critical
hasil dari tahap analisis kelak
success factors), ukuran kinerja
akan diimplementasikan serta
(performance
tahap
usaha
measurements),
dimana
melakukan
strategi, program-program, dan
penghalusan (Refinement) kelas-
hal terkait lainnya. Sedangkan
kelas yang didapat pada tahap
aspek
analisis
teknologi
meliputi
serta
jika
perlu
kegiatan-kegiatan yang bersifat
menambahkan
menginventarisir asset teknologi
memodifikasi kelas-kelas yang
informasi
akan lebih mengefesienkan serta
yang
dimiliki
perusahaan.
mengefektifkan
Dalam tahap analisa, analis pemakai
dan
sistem
membantu
informasi
dalam
mengidentifikasi informasi yang diperlukan oleh pemakai untuk melaksanakan
pekerjaannya.
Kegagalan analis sistem dalam mengidentifikasi jenis informasi
sistem/perangkat
lunak
yang
akan dikembangkan Desain
sistem
merupakan pendefinisian dari kebutuhan
–
kebutuhan
fungsional dan persiapan untuk implementasi menggambarkan
serta bagaimana
suatu
sistem
dibentuk
dengan baik di masa yang akan
(Greenberg, 2002).
mendatang. Didalam
2.7.4
Implementasi
tahap
implementasi ada dua strategi
Sistem
(Implementation System)
penerapan yaitu strategi cut off
Setelah
dan paralel. Pendekatan cut off
menganalisis
dan merancang secara rinci dan
atau
memilih
strategi
dan
menyeleksi
big-bang
adalah
suatu
implementasi
yang
teknologi. Tahap implementasi
memilih sebuah hari sebagai
merupakan tahap yang paling
patokan, dan terhitung mulai
kritis
pertama
hari tersebut, system baru mulai
system
akan
dipergunakan dan system lama
Ada
berbagai
karena untuk
kalinya dipergunakan,
ditinggalkan
sama
sekali.
pendekatan untuk implementasi
Sedangkan pendekatan paralel
sistem yang baru didesain.
dilakukan
Dalam
(training) kepada terlibat
semua
belum ditinggalkan, sehingga
diberikan pihak
sebelum
implementasi untuk
baru sementara system lama
pelatihan harus
paralel.
Selain
2.7.5
Pemeliharaan
resiko
(Maintenance System)
kegagalan, pemberian pelatihan
Pemeliharaan
juga
mengurangi
dua buah sistem berjalan secara
yang tahap
dimulai.
berguna
menanamkan
rasa
untuk memiliki
cara
melakukan pengenalan sistem
tahap
implementasi
dengan
adalah
suatu
memperbaiki,
Sistem
sistem upaya menjaga,
terhadap sistem baru yang akan
menanggulangi,
diterapkan. Dengan cara ini,
mengembangkan sistem yang
seluruh jajaran pengguna akan
ada. Pemeliharaan ini diperlukan
dengan mudah menerima sistem
untuk meningkatkan efisiensi
tersebut
dan efektivitas kinerja sistem
dan
memeliharanya
yang
ada
penggunaanya serta
dapat
lancar
agar
dalam
dapat
optimal
terkomputerisasi
berjalan
dengan
(jogiyanto,2011).
dan
terhindar
dari
–
gangguan
yang
gangguan
dapat menyebabkan kerusakaan perangkat lunak itu sendiri. 2.8
secara manual maupun secara
tersebut menggunakan simbolsimbol yang sudah baku. 2.8.2
adalah
Sistem membuat
satu-satunya
yang
komunikasi
Cara adalah
model
yang
menggambarkan
sistem.
Diagram
menjawab
sejumlah
STP.
dengan
sistem
(Pohan,
1997). 2.8.3
Data Flow Diagram (DFD)
sistem
sama lain dengan alur data, baik
yang
lingkaran tunggal yang mewakili
Of
yang dapat dihubungkan satu
Diagram
lingkungan,
keseluruhan
dokumen dari proses pelaporan
dengan
direpresentasikan
Flow Of Document
Document) adalah suatu diagram
Konteks
DFD yang berfungsi memetakan
komputerisasi nantinya akan bekerja.
(Flow
dari
Konteks adalah kasus khusus
suatu
visual menegnai bagaimana sistem
FOD
Diagram
pembuatan
diagram yang menggambarkan secara
2.8.1
keluaran
pertanyaan yang muncul dalam
melakukan dengan
sistem.
Konteks
dikomunikasikan dan bisa diterima user.
dan
keseluruhan
mengenai
rancangan sistem yang dibuat dapat
oleh
masukan
lingkaran tunggal yang mewakili
itu diperlukan suatu media uang gagasan
melukiskan
direpresentasikan
kah atau tidak dengan usernya. Untuk
agar
yang
diagram
hubungan antara entity luar,
menentukan sistem ini bisa diterima
dibuat
Konteks
sebuah
sederhana
sebuah
sistem informasi seorang programer bukanlah
Context Diagram Diagram
Alat – Alat Bantu Perancangan
Dalam
Diagram
Diagram DFD adalah suatu model logika data atau proses
yang
dibuat
untuk
2.9
menggambarkan dari mana asal
Menurut Jogiyanto
data dan kemana tujuan data
Adalah suatu
yang keluar dari sistem, dimana
komponen himpunan entitas dan
data disimpan, proses apa yang
himpunan relasi yang masing-
menghasilkan data tersebut serta
masing
interaksi
antara
tersimpan
dan
dilengkapi
dengan
yang
atribut yang mempresentasikan
proses
yang
seluruh fakta dari dunia nyata
dikenakan pada data tersebut
yang ditinjau. Entity Relation
(Andri Kristanto, 2003).
Diagram menggambarkan data dan hubungan antar data secara global
Definisi Basis Data Basis kumpulan
data
adalah
informasi
yang 2.10
Kamus Data Kamus dictionary
diperiksa menggunakan suatu
tentang
program
kebutuhan
komputer
untuk
informasi
Relation
Diagram.
secara sistematik sehingga dapat
memperoleh
dengan
menggunakan Entity
disimpan di dalam komputer
data
adalah data
atau
data
katalog
fakta
dan
kebutuhan-
informasi.
Dengan
dari
menggunakan kamus data, analisis
basis data tersebut. Perangkat
sistem dapat mendefinisikan data
lunak yang digunakan untuk
yang
mengelola dan memanggil kueri
dengan lengkap (Kristanto, 2003).
(query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi. 2.9.2
komponen-
data
Basis Data 2.9.1
(2001)
Diagram Entitas Hubungan (Entity Relationship Diagram) ERD
(Entity
Relationship
Diagram)
mengalir
disistem
tersebut
fenomena kasus yg diajukan
BAB III
dalam penelitian.
METODOLOGI PENELITIAN 3.2.2 3.1
a.
Obyek Penelitian Objek
Jenis Data
Dalam
penelitian
Data Primer
ini
Merupakan sumber data
penulis melakukan penelitian dengan
penelitian yang diperoleh
mengambil objek penelitian pada PT.
secara
langsung
BPR Arto Moro yang beralamat di Jl.
sumber
asli
Gajah Raya no 155 Semarang.
melalui media perantara).
dari (tidak
Data jenis ini diperoleh 3.2
Sumber dan Jenis Data
dari hasil survey, dan
3.2.1
Sumber Data
hasil wawancara. Contoh
1. Data Kualitatif
: Struktur organisasi.
Data Kualitatif adalah data
yang
dihimpun
berdasarkan cara-cara yang
b.
Data Sekunder
melihat proses suatu objek
Data
penelitian. Data ini lebih
data yang sudah ada
melihat
kepada
proses
didapat
daripada
hasil
karena
buku
didasarkan
pada
deskripsi
proses
dan
bukan
pada
sekunder
dari yang
adalah
literature dijadikan
landasan teori sebagai pelengkap data primer.
perhitungan matematis
Buku, jurnal dan literatur
2. Data Kuantitatif
-
Data Kuantitatif adalah
literatur
mendukung
data yang mendasarkan hasil
seperti
penelitian pada perhitungan-
judul
perhitungan
Desain
kemudian gambaran
matematis
yg
memberikan atas
suatu
yang penelitian
buku “Analisis
dengan dan Sistem
Informasi” yang ditulis oleh Al-bahra.
3.3
pencatatan
Metode Pengumpulan Data
oleh
Dalam penyusunan tugas akhir
pengumpul data terhadap
ini perlu adanya suatu metode tertentu
peristiwa yang diselidiki
yang
pada
akan
digunakan
dalam
obyek
penelitian.
pengumpulan data yang diperoleh
Observasi
dengan cara sebagai berikut :
penulis dengan mengamati
1. Studi Pustaka Untuk
dilakukan
secara langsung kegiatan mendukung
pengumpulan
proses
data,
kredit
yang berjalan pada BPR
peneliti melakukan studi pustaka
pinjaman
Arto Moro.
dengan
mengumpulkan mempelajari
dan
BAB IV
dokumen-
HASIL PENELITIAN DAN
dokumen, buku-buku dan
PEMBAHASAN
media referensi lainnya yang berhubungan dengan 4.1 masalah penelitian.
4.1.1
2. Wawancara
secara
Sejarah
Singkat PT. BPR
Arto Moro
Dalam tahap ini penulis melakukan
Gambaran Umum Perusahaan
wawancara
langsung
dan
PT. BPR Aarto Moro Semarang didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan
melakukan tanya jawab
Terbatas No.12 tanggal 15
dengan Direktur Utama
Agustus 2007 oleh notaris
BPR Arto Moro Bapak
Ngadini SH, MH. PT. BPR Arto
Teguh Sumaryono tentang
Moro mulai beroprasi pada
prosedur permintaan kredit
tanggal 5 Mei 2008, PT BPR
oleh nasabah.
Arto Moro memiliki kantor
3. Observasi
pusat di jalan Gajah No155
Observasi adalah metode
Semarang. PT. BPR Arto Moro
pengumpulan data dengan
juga telah ikut dalam Lembaga
cara
Penjamin Simpanan (LPS),
pengamatan
dan
sehingga simpanan para nasabah
4.1.2
terjamin, berawal dari keinginan
Struktur Organisasi PT. BPR Arto Moro
untuk membantu para petani, pegawai, dan buruh untuk melepaskan diri dari jerat pelepas uang (rentenir) yang memberikan kredit dengan bunga tinggi, maka lembaga perkreditan rakyat mulai didirikan.
4.1.3
Visi dan Misi Perusahaan
mengembangkan
a. Visi
UMKM.
Menjadi Bank Perkreditan Rakyat
yang
sehat
dan 4.2
tangguh untuk meningkatkan dan
menggerakkan
perekonomian
di
roda sektor
UMKM. b. Misi Melayani
sektor
dengan
UMKM
memperhatikan
kebutuhan dan kemampuan masyarakat membantu taraf
hidup
dalam
upaya
meningkatkan masyarakat
dengan meningkatkan kinerja karyawan
dalam
Perancangan Sistem 4.4.1
Context Diagram
sector
4.4.2
4.4.4
Dekomposisi Diagram
DFD Level 1 Data
Data Debitur
1.1 Debitur
Info Debitur
Debitur
Admin Kredit Debitur
1.2 Jenis Kredit
Data Jenis Kredit
Info Kredit
Jenis Kredit
4.4.3
DFD Level 0 4.4.5
Data Jenis Kredit Data Debitur
1 Data
Data Jaminan Data Pengajuan
Jenis Kredit Debitur
Debitur
DFD Level 1 Pinjam
Info Debitur Info Jenis Kredit
2.1 Pengajuan Pinjaman
Admin Kredit Jenis Kredit
Permohonan Kredit
Debitur Jenis Kredit
Debitur
Debitur
Pengajuan
Direktur
Pengajuan Data Pinjaman
2 Pinjam
Data Pengajuan Data Jaminan
Permohonan Kredit
Pengajuan
Persetujuan Kredit
Bukti Acc Pinjaman
Persetujuan Kredit
Pinjam Pengajuan
Bukti Acc Pinjaman
Pinjam
Pengajuan
2.2 Pinjaman
Data pinjaman
Debitur Pinjam
Pengajuan
Data Pembayaran Angsuran Bukti Angsur
3 Angsur
Angsur Angsur Laporan Debitur Debitur
4 Laporan
Pinjam Pinjam
Pinjam
Pinjam
Angsur
Debitur
Direktur
Laporan Pinjaman Laporan Angsuran
Debitur
Jenis Kredit
4.4.6
DFD Level 1 Laporan 4.1 Laporan Debitur
Debitur
Debitur
Relasi Tabel
4.4.3
Desain File Database
Laporan Debitur
4.2 Laporan Pinjaman
Debitur
4.4.2
Laporan Pinjaman
Pinjam Direktur Pinjam
Pinjam 4.3 Laporan Angsuran
Debitur
Laporan Angsuran
Angsur Angsur
4.4
Perancangan Database 4.4.1
Entity
Relation
Diagram
(ERD)
agama
tgl_lahir
kerja_deb
status_diri
kota_deb
almt_deb
nm_deb
telp
no_pengajuan
tgl_pinjam
status_tmpt
no_pinjam
jml_pinjam
sisa_pinjaman
no_deb
no_deb
Debitur
1
no_pinjam
M
Pinjam
1
M
Angsur
Angsuran
no_ang no_deb
no_ang
status
ang_ke
total
no_pinjam
denda
tgl_ang
jml_ang
tgl_tempo
bunga_ang ang_pokok
Pinjaman
4.5
Implementasi 1. Form Login
2.
Menu Utama
3.
Form Tambah Admin
4.
Form Tambah User
7. Form Pengajuan
5.
Form Debitur
8. Form Pinjaman
6.
Form Jenis Kredit
9. Form Angsuran
10. Laporan Debitur
14. Kwitansi Pembayaran Angsuran
11. Laporan Pinjaman
12. Laporan Angsuran
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 13. Surat Pemberitahuan Acc Pinjaman
5.1
Kesimpulan Berdasarkan
uraian
dan
pembahasan yang dilakukan pada bab – bab sebelumnya maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Sebelum adanya sistem informasi pinjaman kredit modal kerja ini, PT. BPR Arto Moro Semarang masih
belum
menggunakan
database pada komputer sehingga tidak dapat mengelola data secara terorganisir.
2. Dengan adanya sistem informasi
dikembangkan, mengingat data-
pinjaman kredit modal kerja,
data yang ada dalam database
maka akan memberi kemudahan
sangat penting bagi perusahaan.
bagi perusahaan untuk melayani
suatu
pemeliharaan
permintaan pinjaman kredit serta
sistem yang rutin dilakukan guna
memberikan
menjaga kestabilan kinerja sistem
pelayanan
yang
lebih cepat.
pada perusahaan.
3. Terciptanya
suatu
sistem
database pengelolaan data kredit yang
dapat
menghasilkan
informasi yang bermanfaat bagi perusahaan. 5.2
3. Adanya
Saran Sebagai hasil penelitian yang belum sempurna, penulis menyadari akan
perlunya
sebuah
proses
pengembangan lebih lanjut dalam memperbaiki hasil yang telah ada. Saran
yang
ingin
disampaikan
penulis antara lain: 1. Sistem yang dibuat diharapkan bisa diterapkan dan sebaiknya harus benar-benar dikaji dan dipelajari
secara
mendalam,
sehingga didapatkan kemudahan dalam menggunakan sistem baru. 2. Walaupun sistem tersebut tidak dapat
berjalan
,sistem password
secara
online
keamanan
selain
harus
tetap
DAFTAR PUSTAKA
Teguh P. Mulyono. (1987). Manajemen Perkreditan Komersil. Yogyakarta : BPFE.
Al-Bahra. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Amjan Zrovi, Sri rahmawati,S.Kom, M.Kom, Rini Sovia,S.Kom. M.Kom. 2009. Optimalisasi Perancangan Sistem Informasi Pengolahan Data Pinjaman Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Padang Dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0. Andri Kristanto. (2008). Perancangan Sistem Informasi Dan Aplikasinya. Yogyakarta : Gaya Media. Astiko. (1996). Manajemen Perkreditan.Yogyakarta : Andi Offset. bprnusaintim.co.id/statis-44-gambaransingkat.html fasilkomueu21.blogspot.com/2012/11/penge rtian-erd.html Jogiyanto, HM. (2005). Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta : Andi Offset. lenggogeniardian.blogspot.com/2013/03/imp lementasi-system-informasi.html sondis.blogspot.com/2013/04/tahapanpengembangan-sistem-informasi.html
Tata Sutabri, Skom. MM (2005). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Andi