SISTEM INFORMASI PEMETAAN PENGUNGSI MENGGUNAKAN OPENLAYERS FRAMEWORK
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Dita Setiawan 06.11.1049
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
NASKAH PUBLIKASI
i
REFUGEE MAPPING OF INFORMATION SYSTEM USING OPENLAYERS FRAMEWORK SISTEM INFORMASI PEMETAAN PENGUNGSI MENGGUNAKAN OPENLAYERS FRAMEWORK
Dita Setiawan Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT Today, information technology has grown so rapidly, various lines of life have been vying to be able to take advantage of these technological advances to facilitate their work. So hopefully the work can be completed quickly, accurately, and timely. One was the use of Geographic Information Systems in mapping refugees in a natural disaster. Refugees mapping application is an application that serves to determine the spread of refugees, knowing the number of refugees in the camps, knowing the type or assistance that is available, find out the geographic location of a place of refuge and others. Refugees mapping application is based GIS application that is composed of maps and supporting data such as: data refugees, assistance data, victim data, displacement data points and so forth. This application is created using HTML programming language as its front end, PHP as back end, and OpenLayers javascript mapping as a framework that serves to display and perform operations related to the mapping (Mapping). Keywords: Mapping, Disaster, Refugee, Barrack, Information Systems
1. Pendahuluan Saat ini teknologi informasi telah berkembang dengan begitu pesat, berbagai lini kehidupan telah berlomba-lomba untuk dapat memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut guna mempermudah pekerjaan mereka. Sehingga diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat, akurat, dan tepat waktu. Teknologi informasi juga diharapkan dapat digunakan sabagai alat prediksi kejadian di masa depan dengan mendasarkan pada data yang ada pada masa lalu dan masa sekarang. Dari sekian banyak model sistem informasi, Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu sistem informasi yang banyak digunakan untuk membuat berbagai keputusan, perencanaan, dan analisis. Sistem Informasi Geografis memberi analisis keruangan dari data yang ada. Sistem Informasi Geografis menjelaskan dimana, bagaimana, dan apa saja yang terjadi secara keruangan yang terwujud dalam tabular, dan grafis. Dari kemampuan tersebut, Sistem Informasi Geografis
digunakan untuk sebuah sistem yang membantu
meringankan penanganan bencana yaitu Sistem Informasi Pemetaan Pengungsi. Selama
ini
penanganan
mengkoordinasikannya.
Hal
ini
bencana dikarenakan
tidak
maksimal
rusaknya
dan
fasilitas
menjadi
sulit
komunikasi
dan
transportasi, kelumpuhan pemerintahan setempat, rusaknya fasilitas umum dan jumlah petugas yang terbatas untuk menertibkan sekaligus menangani pendataan para pengungsi. Sehingga pendataan menjadi lebih sulit untuk dilakukan, untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu ada pembenahan dalam manajemen penanganan pengungsi. Untuk meringankan petugas dalam menangani pengungsi maka diperlukan sistem informasi yang tepat dan efisien.
1.1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas yang telah dikemukakan tersebut, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Penyebaran tempat pengungsian yang tidak terdata dengan tepat dan baik, sehingga banyaknya pos pengungsian dalam suatu kejadian bencana tidak terdata dengan tepat. 2. Lokasi pengungsian yang terpencil menyulitkan petugas untuk mendatangi dan menyalurkan bantuan. Hal ini karena banyak petugas yang tidak mengetahui letak geografis tempat pengungsian tersebut. Sehingga pemberian bantuan menjadi terhambat. 3. Data bantuan yang dibutuhkan suatu pos pengungsi tidak diketahui dengan jelas, sehingga banyak bantuan yang tidak efektif dan tidak tepat sasaran. Satu tempat pengungsian terkadang sudah lebih dari cukup tetapi di tempat lain sangat
1
kekurangan. Hal ini disebabkan dari kurangnya manajemen pendataan bantuan. 4. Rincian pengungsi yang ada dalam suatu tempat pengungsian yang rancu, misalnya jumlah pengungsi laki-laki dan perempuan. Hal ini mempersulit pengkoordinasian petugas kesehatan dan pendistribusian bantuan yang tepat. 5. Permasalahan utama yang diteliti mencakup : jumlah tempat penyebaran pos pengungsi, jumlah pengungsi yang ada dalam tempat pengungsian, bantuan yang dibutuhkan di suatu tempat pengungsian. Aplikasi ini tidak mencatat jumlah korban meninggal dan stok bantuan.
1.2. Batasan Masalah Setelah meendapatkan rumusan masalah diatas maka untuk itu dirancang sebuah sistem yang dapat membantu dalam mengatasi masalah pengungsi, sistem tersebut
adalah
sistem
informasi
pemetaan
pengungsi.
Untuk
memfokuskan
pembahasan pada penulisan skripsi ini, maka diperlukan pembatasan masalah. Hal ini bertujuan pembahasan yang lebih terarah dan tidak melebar sehingga pemecahan masalah menjadi optimal. Batasan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Modul-modul sistem aplikasi pemetaan pengungsi meliputi: a.
GIS (Geographic Information System) Maps, dalam penelitian ini peta
yang
digunakan hanya mencakup wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. GIS Maps meliputi cara menampilkan peta, cara menampilkan posisi objek pada peta sesuai dengan koordinatnya, menampilkan detail objek dalam peta, dan menampilkan sistem navigasi dalam peta. Peta yang digunakan dalam aplikasi ini adalah OSM (Open StreetMap). b.
Master Data Master data pada aplikasi pemetaan pengungsi meliputi: pos pengungsi, pengungsi, bencana, dan user.
2. Laporan yang dibuat dalam aplikasi pemetaan pengungsi ini adalah laporan pengungsi di setiap pos pengungsi. Laporan yang dibuat dalam bentuk format PDF. 3. Software atau perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan aplikasi pemetaaan pengungsi ini adalah NetBeans IDE 6.8, XAMPP 1.6.8, dan SQLyog. 4. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam membuat aplikasi pemetaan pengungsi adalah HTML, PHP, dan Java Script.
2
2. Landasan Teori 2.1. Konsep Sistem Pemetaan Pengungsi 2.1.1.Pengertian Pengungsi Pengungsi adalah orang atau sekelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat 1
dampak buruk bencana. Bencana ini dapat berbentuk gunung meletus, banjir, tanah longsor, tsunami, kebakaran, dan lain sebagainya yang diakibatkan oleh alam. Dapat pula bencana yang diakibatkan oleh ulah manusia secara langsung. Misalnya perang, kebocoran nuklir, kebakaran, dan ledakan bom.
2.1.2.Pengertian Pemetaan Pengungsi Pemetaan Pengungsi adalah proses perhitungan dan penggambaran tentang hal-hal mengenai keadaan pengungsi di suatu tempat pengungsian. Pemetaan pengungsi mencakup bagaimana penyebaran pos pengungsian dan jumlah pengungsi. Pengungsi biasanya di tempatkan di sebuah tempat penampungan untuk memudahkan para relawan mengurusi dan menolong mereka. Biasanya pengungsi ditangani oleh pemerintah setempat, tapi itu tidak menutup kemungkinan para relawan datang untuk membantu.
2.1.3.Pengertian Aplikasi Pemetaan Pengungsi Aplikasi pemetaan pengungsi adalah sebuah aplikasi yang berfungsi untuk mengetahui penyebaran pengungsi, mengetahui jumlah pengungsi di suatu tempat pengungsian, mengetahui jenis atau bantuan yang dibutuhkan pengungsi, mengetahui lokasi geografis suatu tempat pengungsian dan lain-lainnya. Aplikasi pemetaan pengungsi merupakan aplikasi berbasis SIG yang tersusun dari peta dan data-data pendukung seperti : data pengungsi, data bantuan, data titik-titik pos pengungsian dan lain sebagainya. Aplikasi ini dibuat menggunakan bahasa pemrograman HTML sebagai front end-nya, PHP sebagai back end, dan OpenLayers sebagai javascript mapping framework yang berfungsi untuk menampilkan dan melakukan operasi yang berkaitan dengan pemetaan (Mapping). 2.2. Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG) Sistem informasi geografis merupakan suatu sistem (berbasis komputer) yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. Sistem informasi geografis dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis 1
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pedoman Pendataan dan Penertiban Dokumen Kependudukan bagi Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan, Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 5
3
objek-objek dan fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografis, diantaranya masukan, keluaran, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi data. Definisi
SIG
sangatlah
beragam,
2
karena
memang
definisi
SIG
selalu
berkembang, bertambah dan sangat bervariasi, dibawah ini adalah beberapa definisi SIG yang lain .
3
Arronoff (1989), mendefinisiskan SIG sebagai suatu sitem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristikkarakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi. Burrough(1986), mendefinisikan SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
2.2.1.Subsistem Sistem Informasi Geografis (SIG) Sistem informasi geografis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut :
4
1. Data Input Subsistem ini bertugas mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengonversi atau mentransformasi format-format data aslinya ke dalam format (native) yang digunakan oleh SIG yang bersangkutan. 2. Data Output Subsistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran (termasuk 2
Eddy Prahasta, Sistem Informasi Geografis : Tutorial ArcView, Hal 1 Anisah Aini, Modul Sistem Informasi Geografis Pengertian dan Aplikasinya Hal 8 4 Eddy Prahasta, Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika), Hal 118 3
4
mengekspornya kedalam format yang dikehendaki) seluruh atau sebagian basis data (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta dan lain sebagainya. 3. Data Management Subsistem ini mengkoordinasikan baik data spasial maupun tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basis data sedemikan rupa sehingga mudah dipanggil kembali atau di retrieve (di-load ke memori), di-update dan di-edit. 4. Data Manipulasi dan Analysis Subsistem ini menentukan informsai-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsifungsi dan operator matematis & logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
2.2.2.Pemanfaatan dan Kemampuan Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis) dengan data non spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding dalam bentuk peta cetak, tabel, atau dalam bentuk konvensional lainya yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang diperlukan Berilut beberapa alasan yang mendasari mengapa perlu menggunakan SIG : 1. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintergrasi. 2. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data. 3. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi ke dalam beberapa layer atau coverage data spasial. 4. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atributnya. 5. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif. 6. SIG dengan mudah menghasilkan peta -peta tematik. 7. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitanya dengan bidang spasial dan geoinformatika. 8. SIG menghasilakan keluaran unsur-unsur geografis dalam bentuk-bentuk peta tematik, tabel, grafik (chart), laporan (report) dan lain sebagainya dalam bentuk
5
hardcopy maupun softcopy.
2.3. Pengertian OpenLayers Openlayers adalah aplikasi client berbasis javascript untuk menampilkan data peta pada web browser dan tidak tergantung pada web server yang digunakan. Openlayers mengimplementasikan JavaScript API yang digunakan untuk membangun aplikasi GIS berbasis web. Openlayers mirip dengan Google Maps and MSN Virtual Earth API, dengan satu perbedaan penting yaitu OpenLayers adalah perangkat lunak gratis, yang dikembangkan untuk dan oleh komunitas perangkat lunak Open Source.
2.4. Bahasa Pemrograman yang Digunakan Dalam penelitian ini digunakan 3 bahasa pemrograman yaitu:
2.4.1.HTML HTML (Hyper Text Markup Language) adalah bahasa standar yang digunakan untuk membuat halaman-halaman Web. HTML dirancang untuk digunakan tanpa tergantung pada suatu platform tertentu (platform independent). Dokumen HTML adalah suatu dokumen teks biasa, dan disebut sebagai markup language karena mengandung tanda-tanda (tag) tertentu yang digunakan untuk menentukan tampilan suatu teks dan tingkat kepentingan dari teks tersebut dalam suatu dokumen.
2.4.2.PHP PHP (PHP : Hypertext Preprocessor) adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Karena PHP merupakan server-side scripting maka sintaks dan perintah-perintah PHP akan dieksekusi di server kemudian hasilnya dikirimkan ke browser dalam format HTML. Dengan demikian kode program yang ditulis dalam PHP tidak akan terlihat oleh user sehingga keamanan halaman web lebih terjamin. PHP dirancang untuk membentuk halaman web yang dinamis, yaitu halaman web yang dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini, seperti menampilkan isi basis data ke halaman web. PHP termasuk dalam Open Source Product, sehingga source code PHP dapat dirubah dan didistribusikan secara bebas. PHP juga mampu berjalan pada lintas platform. Artinya PHP dapat berjalan di Sistem Operasi Windows dan beberapa versi Linux, dan PHP dapat dibangun sebagai modul pada web server Apache dan sebagai binary yang dapat 5
berjalan sebagai CGI (Common Gateway Interface) .
5 M Rudyanto Arief. Modul Praktikum Pemrograman Internet dengan PHP. Hal 2
6
2.4.3.Java Script Javascript adalah bahasa script yang ditempelkan pada kode HTML dan diproses di sisi klien. Dengan adanya bahasa ini, kemampuan dokumen HTML menjadi semakin luas.
Sebagai
contoh,
dengan
menggunakan
JavaScript
dimungkinkan
untuk
memvalidasi masukan-masukan pada formulir sebelum formulir dikirimkan ke server. Javascript bukanlah bahasa Java dan merupakan dua bahasa yang berbeda. Javascript diinterpretasikan oleh klien (kodenya bisa dilihat pada sisi klien), sedangkan kode Java dikompilasi oleh pemrogram dan hasil kompilasinyalah yang dijalankan oleh klien. Kalau dilihat dari suku katanya terdiri dari dua suku kata, yaitu Java dan Script. Java adalah Bahasa pemrograman berorientasi obyek, sedangkan Script adalah serangkaian instruksi program. Dalam aplikasi client untuk navigator, pernyataan Java Script yang tertulis dalam sebuah halaman web dapat mengetahui dan merespon perintah pemakai seperti gerakan mouse, input form, dan navigasi halaman HTML.
2.5. Software yang digunakan 2.5.1.Netbeans IDE 6.8 Merupakan Integrated Development Environment milik Oracle dengan 2 lisensi yaitu GPL dan CDDL. IDE ini mendukung berbagai bahasa pemrograman seperti PHP, Java, Javascript, JavaFX, Android, Ruby, XML dan sebagainya. Salah satu keunggulan Netbeans dibanding dengan editor lain adalah Netbeans merupakan Editor yang free dengan fitur yang lengkap. Berdasarkan bahasa pemrograman yang digunakan dalam penelitian ini maka fitur-fitur Netbeans dapat dikelompokkan sebagai berikut :
6
1. PHP a.
Adanya code completion/hints Hal ini sangat mempermudah proses pengetikan kode program sehingga proses development sebuah aplikasi menjadi relatif lebih cepat.
b.
Integrasi dengan Mysql dan PHP Framework Hal ini mempermudah pengembangan aplikasi berbasis PHP dan Mysql. Selain itu Netbeans juga support terhadap framework PHP seperti Zend dan Symphony.
c.
Mendukung Remote Local Project Development, sehingga pengembangan aplikasi dapat menjadi lebih fleksible tanpa harus bergantung pada suatu tempat
2. Javascript a.
6
Adanya code completion/hints
http://netbeans.org/features/php/
7
Hal ini sangat mempermudah proses pengetikan kode program sehingga proses development sebuah aplikasi menjadi relatif lebih cepat. b.
Toolkit Integration Ketika kita menambahkan javascript toolkit seperti JQuery, OpenLayers dan sebagainya ke dalam project kita, maka secara otomatis netbeans akan mengenali fungsi-fungsi yang ada.
3. HTML a.
CSS Previewer Dengan netbeans kita dapat melihat hasil preview dari kode css yang kita buat tanpa harus melalui browser
b.
HTML Error Checker Salah satu fitur dari Netbeans adalah adanya HTML Error Checking sehingga ketika terdapat penulisan kode HTML yang tidak sesuai denga standar maka secara otomastis netbeans akan melakukan highlights pada kode tersebut.
2.5.2.XAMPP 1.6.8 XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), dalam paket XAMPP sudah terdapat Apache (web server), MySQL (database), PHP (server side scripting), Perl, FTP server, phpMyAdmin dan berbagai pustaka bantu lainnya. Dengan menginstall XAMPP maka tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web server Apache, PHP dan MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya secara otomatis untuk Anda. Dalam penelitian kali ini paket XAMPP yang digunakan adalah : 1. Apache (Web Server) Tugas utama apache adalah sebagai web server, menghasilkan halaman web yang benar kepada peminta, berdasarkan kode PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman web. Jika diperlukan juga berdasarkan kode PHP yang dituliskan, maka dapat saja suatu database diakses terlebih dahulu (misalnya dalam MySQL) untuk mendukung halaman web yang dihasilkan. 2. MySQL (Database Server) MySQL merupakan bahasa terstruktur yang khusus digunakan untuk mengolah database. MySQL dapat digunakan untuk membuat dan mengola database beserta isinya. Kita dapat memanfaatkan MySQL untuk menambahkan, mengubah dan menghapus data yang berada dalam database. MySQL merupakan sistem manajemen database yang bersifat at relational. Artinya data-data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa tabel yang terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi
8
jauh lebih cepat. MySQL dapat digunakan untuk mengelola database mulai dari yang kecil sampai dengan yang sangat besar. MySQL juga dapat menjalankan perintahperintah Structured Query Language (SQL) untuk mengelola database-database yang ada di dalamnya.
3. Analisis 3.1. Tinjauan Umum Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia secara geografis terletak pada wilayah rawan terhadap bencana baik berupa letusan gunung berapi, banjir, tsunami, gempa bumi, tanah longsor, kebakaran hutan, dan lain-lain. Perlu diketahui bahwa bencana seringkali diikuti dengan pengungsian, namun selama ini penanganan pengungsi kurang maksimal. Meskipun sudah lama bergelut dengan persoalan pengungsi, sampai saat ini pemerintah tidak mempunyai data terpusat dan tepat tentang jumlah pengungsi berdasarkan sebaran wilayah, yang terpilah berdasarkan identitas pengungsi seperti jenis kelamin, usia, dan perkembangan kondisi tempat pengungsian. Akibat tidak tersedianya data terpusat yang terpilah secara sistematik dan berkelanjutan, seringkali tanggapan pemerintah terhadap pengungsi tidak berdasarkan pada kebutuhan nyata pengungsi, bahkan juga tidak tepat sasaran. Pembenahan sistem pendataan tentang pengungsi perlu dilakukan agar dalam menetapkan kebijakan penanggulangan bencana serta penanganan pengungsi dapat berjalan dengan cepat, tepat, dan efektif . Berdasarkan data hasil wawancara terhadap salah satu petugas relawan penggunaan sistem lama juga mengakibatkan lamanya dalam pembuatan laporan penyebaran pengungsi, karena pendataan dilakuan manual. Pendataan manual ini juga menimbulkan permasalahan baru yaitu data yang sudah tercatat mudah rusak atau hilang. Dalam sistem lama kemungkinan pemalsuan data besar atau kurang transparannya dalam pemberian data bantuan, pemberi bantuan juga tidak bisa mengetahui dengan tepat jumlah bantuan yang benar-benar dibutuhkan..
3.2. Analisis Sistem Analisis sistem adalah sebuah istilah yang secara kolektif mendeskripsikan fasefase awal pengembangan sistem. Analisis yang dilakukan akan menentukan kesuksesan dari perancangan suatu SIM yang akan dikembangkan. Tahapan analisis akan menentukan masalah apa yang harus diselesaikan, kesalahan dalam tahap ini mengakibatkan masalah akan tetap ada, meskipun SIM telah diimplementasikan. Ada beberapa metode analisis yang dilakukan dalam pembuatan Sistem Informasi Pemetaan
9
Pengungsi, diantaranya adalah Analisis Kelemahan Sistem, Analisis Kebutuhan Sistem, dan Analisis Kelayakan Sistem.
3.2.1.Analisis Kelemahan Sistem Tahap pertama yang dilakukan dalam menganalisis data adalah dengan pendefinisian kendala atau permasalahan yang terjadi dalam sistem. Metode analisa yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kelemahan dari sistem yang berlaku saat ini adalah metode PIECES (Performance, Information, Economy, Control, Efficient ). Berikut ini adalah penjelasannya : 1. Analisis Kinerja ( Performance ) Kinerja proses pemetaan pengungsi diukur dari cepat lambatnya informasi keadaan pengungsi di suatu tempat pengungsian, banyaknya tempat pengungsian yang bisa didata dalam waktu singkat, waktu yang dibutuhkan untuk mencari data yang sudah tercatat. Selain itu juga analisis kinerja juga diukur dari waktu yang dibutuhkan untuk meng-update data seiring dengan bertambahnya jumlah pengungsi. Hasil analisis: a. Sistem
lama
memiliki
kekurangan
dalam
ketepatan
penyampaian
lokasi
pengungsian. b. Sistem lama kurang cepat dalam penyampaian informasi keadaan di tempat pengungsian kepada masyarakat umum. c. Sistem lama juga mempunyai kekurangan dalam ketepatan dan kecepatan dalam proses pencarian data yang sudah tercatat. d. Waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan pada sistem lama juga relatif lebih lama. 2. Analisis Informasi ( Information ) Metode analisis informasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana transparasi tentang keadaan tempat pengungsian yang sesungguhnya. Analisis informasi juga mengetahui transparasi jumlah bantuan dan pemberi bantuan sehingga tidak ada penumpukan barang di suatu tempat sedangkan di tempat lain kekurangan. Hasil analisis sistem lama : masyarakat umum tidak tahu dengan pasti jumlah barang bantuan, sehingga hal bisa mengurangi rasa solidaritas masyarakat hanya kurang tepatnya informasi yang masyarakat umum ketahui. 3. Analisis Ekonomi ( Economy ) Analisis ekonomi digunakan untuk menganalisa mengenai berapakah jumlah anggaran yang diperlukan untuk mendukung agar sistem yang berlaku saat ini dapat melakukan proses pemetaan pengungsi dapat berjalan sebagai mana mestinya. Termasuk didalamnya untuk mengetahui berapa anggaran yang dialokasikan untuk
10
keperluan logistik dan pemeliharaan sistem tersebut. Hasil analisis sistem lama : masih kurang efisiennya penggunaan kertas dan banyaknya petugas yang menangani pendataan sehingga membutuhkan dana yang lebih banyak. 4. Analisis Kontrol ( Control ) Analisis kontrol digunakan untuk mengetahui sejauh mana aplikasi yang digunakan saat ini dapat melakukan kontrol terhadap validasi jumlah pengungsi yang ada pada suatu tempat pengungsian. Sehingga data yang dimasukkan merupakan data valid yang dapat dipertanggungjawabkan. Hasil analisis sistem lama : data bantuan dan jumlah pengungsi tidak terkontrol dengan baik, data-data yang masuk tidak bisa dikendalikan dengan baik. 5. Analisis Efisiensi ( Efficiency ) Analisis efisiensi digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi waktu, anggaran, dan biaya dalam pendataan pengungsi. Hasil analisis sistem lama : pada sistem lama kebutuhan pengungsi tidak bisa diketahui dengan tepat oleh pemberi bantuan, sehingga banyak bantuan yang tidak diperlukan. Oleh karena itu pada sistem lama kurang efisien dalam hal waktu, karena harus datang langsung dulu ke tempat pengungsian. Dalam pencarian datapun kurang efisen karena membutuhkan waktu yang lama karena data-data yang tersimpan dalam bentuk kertas, serta biaya yang dibutuhkanpun lebih bamyak untuk menyediakan kertas-kertas tersebut. 6. Analisis Pelayanan ( Services ) Metode analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pelayanan yang diberikan oleh petugas dalam hal proses pendataan pengungsi. Hasi penelitian pada sistem lama : data jumlah pengungsi, pos pengungsi dan bantuan tidak real time, hali ini menyebabkan pemberian informasi oleh petugas pendataan pengungsi terkesan kurang valid dan transparan.
3.2.2.Analisis Kebutuhan Sistem Perancangan dan pengembangan sistem memiliki tujuan agar dapat memperoleh informasi yang lebih cepat dan tepat serta meningkatkan kualitas kerja. Dalam rangka perancangan sistem infomasi ini diperlukan peralatan-peralatan yang memadahi agar sistem berjalan dengan baik serta dapat diperoleh informasi yang lebih optimal dan tepat serta kualitas kerja agar lebih meningkat. Untuk mendapatkan sistem yang baik, serta dapat menghasilkan informasi yang berkualitas maka dibutuhkan peralatan-peralatan yang memadai agar sistem dapat berjalan dengan baik serta dapat menghasilkan informasi yang diinginkan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain:
11
3.2.2.1. Kebutuhan Fungsional Pendefinisian layanan yang harus disediakan, bagaimana reaksi sistem terhadap input dan apa yang harus dilakukan sistem pada situasi khusus (kebutuhan sistem harus dipenuhi agar sistem dapat berjalan dengan baik). 1. Analisis Kebutuhan Informasi Data atau informasi yang dibutuhkan dalam perancangan sistem ini adalah sebagai berikut: a. Data bencana Data bencana yang dibutuhkan adalah jenis bencana, waktu kejadian bencana dan tempat kejadian bencana. b. Data pengungsi Data pengungsi disini berupa nama pengungsi, tanggal lahir pengungsi, alamat dan nomor telepon pengungsi. c. Data bantuan Data bantuan disini berupa tipe bantuan, nama bantuan, jumlah bantuan dan asal bantuan. d. Data pos pengungsian Data pos pengungsian disini berupa nama pos, kapasitas pos, status pos dan keterangan lain yang mendukung seperti alamat pos pengungsian. 2.
Analisis Pengguna Pengguna yang akan berinteraksi secara langsung adalah sebagai berikut :
a. User atau pengguna User dalam hal ini adalah penduduk
atau masyarakat umum yang membutuhkan
informasi mengenai keadaan suatu tempat pengungsian. b. Admin atau operator Operator dalam hal ini adalah petugas pendataan pengungsi yang bertanggung jawab untuk melakukan pendataan data-data yang masuk pada suatu tempat pengungsian.
3.2.2.2. Kebutuhan Web Hosting dan Domain Server hosting yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi pemetaan pengungsi tidaklah membutuhkan space yang besar tetapi membutuhkan bandwith yang besar atau tidak terbatas. Berikut cpntoh spesifikasi minimal sebuah web hosting yang dibutuhkan: a.
Space
: 250 MB
b.
Bandwith
: Unmetered
c.
GD Library : untuk image prosessing
12
d.
PHP 5
: sebagai web server
e.
Mysql 5
: sebagai databases server
3.2.3.Analisis Kelayakan Sistem Studi kelayakan adalah suatu studi yang akan digunakan untuk menentukan kemungkinan apakah pengembangan proyek sistem informasi layak diteruskan atau dihentikan. Tujuan dari studi kelayakan adalah untuk menguji apakah sistem baru yang akan diterapkan sebagai pengembangan sistem lama layak dipakai atau tidak. Penilaian kelayakan yang akan dilakukan meliputi kelayakan semua aspek, yaitu kelayakan teknologi, operasi, jadwal, ekonomi, dan hukum. Namun dalam proyek sistem informasi ini analisis yang digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya untuk suatu proyek antara lain Kelayakan Teknologi, dan Kelayakan Operasional.
3.2.3.1. Analisis Kelayakan Teknologi Dengan semakin berkembangnya teknologi khususnya teknologi komputer maka penggunaan komputer saat ini sudah dirasakan
menjadi suatu kebutuhan. Saat ini
teknologi internet telah berkembang dengan demikian pesat, mulai dari sisi infrastruktur, kualitas akses, dan kemudahan akses. Adapun kelebihan dari teknologi internet adalah sebagai berikut : a.
Sebagai media pemasaran baru
b.
Bersifat real time
c.
Terhubung dengan jaringan yang ada di seluruh dunia
d.
Meningkatkan layanan terhadap konsumen
e.
Menghemat waktu dan biaya Dengan semakin meningkatnya pengguna internet di Indonesia dari tahun ke
tahun, maka bukan tidak mungkin beberapa aspek kehidupan akan mulai mengadopsi teknologi internet ini untuk semakin memberikan kemudahan bagi konsumen. Misalnya : sistem belanja online (E-Commerce), purchasing, Internet Banking. Tarif akses internet dimungkinkan akan semakin terjangkau seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna layanan tersebut, sehingga untuk menerapkan teknologi yang berbasis jaringan internet tidak lagi terhambat oleh aspek biaya. Dalam hal pelayanan publik misalnya, instansi pemerintah sudah mulai memanfaatkan media
website sebagai sarana untuk
memberikan informasi dan pelayanan publik kepada masyarakat. Oleh karena itu pada sistem pemetaan pemetaan pengungsi ini menggunakan teknologi internet karena biaya internet yang semakin murah sehingga bisa diakses dengan mudah, cepat dan real time oleh siapa saja.
13
3.2.3.2. Analisis Kelayakan Operasional Kelayakan operasional dilihat dari apakah sistem yang dikembangkan nantinya dapat dioperasikan dengan baik. Hal ini menyangkut kemampuan dari operasi sistem dalam menghasilkan informasi, kemampuan dari pengendalian sistem dan juga efesiensi dari pengoperasian sistem. Sistem baru ini di desain sedemikian rupa sehingga cukup mudah untuk dioperasikan dan tidak sulit bagi pihak yang bersangkutan untuk menerapkan sistem yang baru, dan sistem yang baru ini telah mampu menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan yaitu informasi tentang jumlah pengungsi, pos pengungsi, dan bantuan yang dibutuhkan pada suatu tempat pengungsian.
4. Pembahasan Pengujian sistem kali ini mengunakan 2 metode yaitu White Box Testing dan Black Box Testing. 1. White Box Testing. Merupakan metode perancangan test case yang menggunakan struktur kontrol dari perancangan prosedural untuk mendapatkan test case.. Test ini dugunakan untuk mengetahui cara kerja suatu perangkat lunak secara internal dan menjamin operasi-operasi internal sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dengan menggunakan struktur kendali dari prosedur yang dirancang. Menggunakan metode pengujian white-box, perekayasa sistem dapat melakukan test case yang memberikan jaminan bahwa semua jalur independent pada suatu modul telah digunakan paling tidak satu kali, menggunakan pada sisi true dan false, mengeksekusi semua loop pada batasan mereka dan pada batas operasional mereka, dan menggunakan struktural data internal untuk menjamin validitasnya. Serangkaian uji coba ini dimaksudkan untuk menggambarkan cara kerja perangkat lunak secara detail. Karenanya logical path (jalur logika) perangkat lunak akan diuji dengan menyediakan test case yang akan mengajarkan kumpulan kondisi dan pengulangan secara fisik. Pengujian white-box
juga dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan
yang tidak bisa ditangani oleh system (tidak ada validasi/pesan error dari program), ataupun keanehan yang terjadi pada hasil out-put dari suatu proses didalam program. Kesalahan tersebut bisa disebabkan oleh kesalahan dalam logika program, syntax atau kode program, dimana kesalah tersebut hanya programmer saja yang mengetahuinya. User hanya akan mengetahui output yang dihasilkan berbeda dengan yang dihaapkan. Contoh white box testing yang dilakuakan pada system pemetaan pengungsi ini diantaranya: a. Menjamin jika suatu field yang seharusnya diisi angka tidak bisa diisi dengan huruf,
14
maka data tidak bisa dimasukkan. b. Misal dalam proses login, jika password benar maka proses selajutnya adalah masuk ke halaman utama aplikasi pemetaan pengungsi dan jika password salah maka akan ada tidak bisa masuk, ada peringatan bahwa password atau username anda salah. c. Sebuah modul yang diblock akses operasinya (insert, update, dan delete) maka tidak akan dapat diakses baik melalui tombol langsung maupun link urlnya. d. Menguji semua putusan logika (logical decisions) pada ruang lingkup yang benarnya dan yang salah. e. Menguji semua perulangan (looping) dalam ruang lingkupnya dan ruang operasinya.
2. Black Box Testing Pengujian dengan menggunakan metode Black Box Testing merupakan tahap pengujian yang memfokuskan kepada persyaratan fungsional perangkat lunak. Test case ini bertujuan untuk menunjukan fungsi perangkat lunak tentang cara beroperasinya. Apakah masuknya data telah berjalan sebagai mana mestinya. Dengan demikian, pengujian black box testing memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian ini dimaksudkan untuk menemukan kesalahan dalam beberapa hal yaitu: a. Fungsi - fungsi yang tidak benar b. Kesalahan interface c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
d. Kesalahan kinerja, inisialisasi dan kesalahan terminasi. 5. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut : 1. Aplikasi pemetaan pengungsi dapat membantu mempercepat menemukan lokasi pos pengungsi dengan tepat sehingga proses pemberian bantuan menjadi lebih cepat dan tepat. 2. Aplikasi pemetaan pengungsi dapat membantu dalam pemerataan pengungsi dalam suatu pos pengungsi sehingga tidak ada sebuah pos pengungsian yang melebihi kapasitas sebagaimana mestinya. 3. Aplikasi pemetaan pengungsi dapat mengurangi biaya operasional penanganan bencana saat terjadi bencana, dimana aplikasi ini tidak lagi membutuhkan adanya kertas dalam jumlah banyak. Sehingga anggaran tersebut dapat dialihkan pada sektor lain yang lebih penting
15
4. Aplikasi pemetaan pengungsi mempunyai kelemahan, pengisian data harus online. Kondisi ini memungkinkan admin akan megalami kesulitan dalam pengisian data dari tempat pengungsian. 5. Aplikasi pemetaan pengungsi ini juga mempunyai kelemahan, kurang detailnya menggambarkan kondisi sebenarnya tempat pengungsian. Misalanya, keadaan sumber air bersih disekitar tempat pengungsian, sarana MCK di tempat pengungsian, jumlah relawan yang ada di suatu tempat pengungsian dan lain-lainnya.
Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang didapatkan, maka terdapat beberapa saran terhadap penelitian ini yaitu : 1. Aplikasi Pemetaan Pengungsi hendaknya mencakup wilayah pemetaan yang lebih luas yaitu seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Kedepan aplikasi pemetaan pengungsi hendaknya juga terhubung dengan sistem yang lain, misalnya sistem pendataan penduduk suatu daerah sehingga pembuatan database penduduk tidak perlu membuat tersendiri. 3. Aplikasi pemetaan pengungsi dapat di kembangkan dengan menambahkan modulmodul yang memperjelas suatu keadaan sebenarnya di suatu tempat pengungsian, atau mengembangkan menjadi sebuah aplikasi mobile. 4. Pembuatan aplikasi pemetaan pengungsi akan lebih baik bila dilakukan dengan kerja team untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan tepat, selain itu juga menghemat waktu pengerjaan, karena sangat diperlukan kemampuan orang lain untuk di setiap bagian dalam proses pengerjaan aplikasi tersebut. 5. Penulis menyarankan untuk memperhatikan kekurangan yang ada sehingga akan mempermudah dalam pengembangan dan membuat aplikasi ini menjadi semakin kompleks dan bermanfaat. Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penyusun sampaikan. Penyusun berharap aplikasi yang diusulkan ini dapat membantu dalam proses pencatatan data, pencarian data dan pembuatan laporan. Sehingga dapat menghasilkan informasi dengan cepat dan akurat yang berguna pada pengambilan keputusan dalam menangani suatu bencana alam.
16
Daftar Pustaka Anisah Aini, Modul Sistem Informasi Geografis Pengertian dan Aplikasinya.: STMIK AMIKOM Yogyakarta Arief,
M
Rudyanto.
Modul
Praktikum
Pemrograman
Internet
dengan
PHP.
Dokumen Tidak Terpublkasi.Yogyakarta : Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jogiyanto. 1995. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Kadir, Abdul. 2002, Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Prahasta, Eddy. 2009, Sistem Informasi Geografis : Tutorial ArcView. Bandung : Informatika. Prahasta, Eddy. 2009, Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi dan Geomatika), Bandung: Informatika Riyanto, 2010, Sistem Informasi Geografis berbasis mobile,
Yogyakarta : Penerbit
Gava Media Utami, Ema dan Sukrisno.2000. Konsep Dasar Pengolahan dan Pemrograman Database dengan SQL Server, Ms. Access, dan Ms. Visual Basic.Yogyakarta : Penerbit Andi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2010, tentang Pedoman Pendataan dan
Penertiban
Dokumen
Kependudukan
Bagi
Penduduk
Administrasi Kependudukan, Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 5
Internet : http://netbeans.org/features/php/. diakses tanggal 20 Mei 2011
17
Rentan