SISTEM INFORMASI MONITORING KOROSI PIPA MINYAK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Stasiun Rawa – PT. ConocoPhillips Indonesia Inc. Ltd) Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
TOMMY AKBAR NUGRAHA 104091002815
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1432 H
SISTEM INFORMASI MONITORING KOROSI PIPA MINYAK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Stasiun Rawa – PT. ConocoPhillips Indonesia Inc. Ltd)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh Tommy Akbar Nugraha 104091002815
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1432 H
i
SISTEM INFORMASI MONITORING KOROSI PIPA MINYAK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Stasiun Rawa – PT. ConocoPhillips Indonesia Inc. Ltd)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh Tommy Akbar Nugraha 104091002815
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom NIP. 470 035 764
Zainul Arham, M.Si NIP. 19740730 200710 1 002
Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durachman, M.Sc, MIT NIP. 19710522 200604 1 002
ii
PENGESAHAN UJIAN Skripsi berjudul ”Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web (Studi Kasus : Stasiun Rawa – PT. ConocoPhillips Inc. Ltd)” yang ditulis oleh Tommy Akbar Nugraha, NIM 104091002815 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Hari Senin, Tanggal 31 Maret 2010. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Teknik Informatika. Jakarta, Oktober 2010 Menyetujui, Penguji I
Penguji II
Khodijah Hulliyah, M.Si NIP. 19730402 200112 2 001
Fitri Mintarsih, M.Kom NIP. 19721223 200710 2 004
Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom NIP. 470 035 764
Zainul Arham, M.Si NIP. 19740730 200710 1 002 Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ketua Program Studi Teknik Informatika
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 19680117 200112 1 001
Yusuf Durachman, M.Sc, MIT NIP. 19710522 200604 1 002
iii
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN
Jakarta, Oktober 2010
Tommy Akbar Nugraha 104091002815
iv
ABSTRAK TOMMY AKBAR NUGRAHA. SISTEM INFORMASI MONITORING KOROSI PIPA MINYAK BERBASIS WEB (Studi Kasus: Stasiun Rawa – PT. CononoPhillips Indonesia INC. LTD). (Dibimbing Oleh BAKRI LA KATJONG dan ZAINUL ARHAM).
Pada industri perminyakan, jaringan pipa merupakan salah satu bagian terpenting dari industri tersebut. Pada jaringan pipa terdapat berbagai permasalahan yang dapat terjadi, salah satunya adalah korosi. Jika pada suatu pipa telah mengalami korosi, maka dapat dipastikan pipa tersebut akan mengalami kebocoran. Untuk mengetahui pipa akan mengalami korosi dapat diketahui dari hasil monitoring pipa, selanjutnya hasil monitoring tersebut dianalisis sehingga didapat hasil keadaan pipa. Pada Stasiun Rawa milik PT. ConocoPhillips Indonesia (COPI), data hasil monitoring pipa masih kurang terorganisasi dengan baik. Oleh karena itu, penulis membuat sistem informasi yang ditujukan sebagai media penyimpanan informasi, pengolahan informasi dan menganalisis informasi sehingga didapat suatu rekomendasi tentang tindakan pencegahan atau perbaikan yang perlu dilakukan. Penulis memilih sistem informasi berbasis web base, agar sistem yang akan dibangun dapat diakses dimana saja baik pengguna yang ada di kantor pusat ataupun pengguna di daerah penambangan. Dalam pembuatan sistem informasi ini metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC). Perangkat lunak yang digunakan untuk mengembangkan sistem ini adalah Macromedia Dreamweaver dan UltraEdit-32 Text Editor sebagai media untuk merancang tampilan dan menuliskan kode program, XAMPP sebagai web server, dan Mozilla Firefox untuk melihat hasil tampilan sistem informasi di komputer dengan sistem operasi Windows XP Professional Service Pack 2.
Kata Kunci: Korosi, SDLC, Web Base, XAMPP
v
KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul : “SISTEM INFORMASI MONITORING KOROSI
PIPA
MINYAK
BERBASIS
WEB
(Studi
Kasus
:
PT.
ConocoPhillips Inc. Ltd)” dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW yang senantiasa menuntun umatnya hingga seperti sekarang ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu tugas wajib mahasiswa sebagai persyaratan untuk menempuh gelar Strata 1 (S1) pada Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Sopiyansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Yusuf Durrachman, M.Sc, MIT, selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika, Ibu Viva Arifin, MMSI, selaku Sekretaris Program Studi Teknik Informatika dan seluruh pihak akademik, baik tingkat program studi maupun tingkat fakultas. 3. Bapak Bakri La Katjong, MT, M.Kom dan Bapak Zainul Arham M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, masukan dan dorongan serta waktunya kepada penulis. vi
4. Ibu, Ayah dan Adik tercinta yang telah memberikan doa, dorongan baik moril maupun materil, dan motivasi sebesar-besarnya kepada penulis. 5. Bapak Teddy Firmansyah, selaku Manajer Operational PT. Wilson Walton Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. 6. Seluruh staff PT. Wilson Walton Indonesia yang telah membantu penulis memberikan data dan informasi yang penulis butuhkan dalam penulisan skripsi ini. 7. Seluruh teman-temanku, khususnya TI-A 2004 yang selalu memberikan semangat kepada penulis serta kebersamaannya selama ini. 8. Serta Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah berperan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan di masa mendatang. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pihak yang membutuhkan. Jakarta, Oktober 2010
Tommy Akbar Nugraha
vii
DAFTAR ISI Halaman Judul ................................................................................................. i Lembar Persetujuan Pembimbing .................................................................. ii Lembar Pengesahan Ujian ............................................................................... iii Lembar Pernyataan .......................................................................................... iv Abstrak .............................................................................................................. v Kata Pengantar ................................................................................................ vi Daftar Isi ........................................................................................................... viii Daftar Gambar .................................................................................................. xii Daftar Tabel....................................................................................................... xiii Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv Daftar Simbol .................................................................................................... xv Daftar Istilah ..................................................................................................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 4 1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 4 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 5 1.4.1 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5 1.4.2 Manfaat Penelitian ........................................................................ 5 1.5 Metode Penelitian .................................................................................. 6 1.5.1 Metode Pegumpulan Data ............................................................. 6 1.5.2 Metode Pengembangan Sistem ..................................................... 7 1.6 Kerangka Berfikir .................................................................................. 7 1.6.1 Corrosion Risk Assesment (CRA) ................................................. 8 1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................ 9
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Korosi ..................................................................................................... 11 2.1.1 Pengertian Korosi .......................................................................... 11
viii
2.1.2 Penyebab Korosi ........................................................................... 11 2.1.3 Akibat Korosi ................................................................................ 13 2.1.4 Penanggulangan Korosi ................................................................ 14 2.1.5 Corrosion Risk Assesment (CRA) ................................................ 17 2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi ............................................................. 21 2.2.1 Pengertian Sistem .......................................................................... 21 2.2.2 Pengertian Informasi ..................................................................... 23 2.2.3 Pengertian Sistem Informasi .......................................................... 25 2.3 Metode Pengembangan Sistem .............................................................. 27 2.4 Tools Analisis dan Desain Sistem Informasi ......................................... 29 2.4.1 Flowchart ...................................................................................... 29 2.4.2 Data Flow Diagram (DFD) ........................................................... 29 2.4.3 Entity Relationalship Diagram (ERD) .......................................... 31 2.4.4 Basis Data ..................................................................................... 33 2.5 Perangkat Lunak dalam Perancangan Sistem ........................................ 34 2.5.1 MySQL .......................................................................................... 34 2.5.1.1 Database, tabel, baris, kolom ............................................ 34 2.5.1.2 Perintah-perintah SQL ...................................................... 34 2.5.2 PHP ................................................................................................ 39 2.5.2.1 Nama File .......................................................................... 40 2.5.2.2 Tag Awal dan Tag Akhir .................................................. 41 2.5.2.3 Komentar .......................................................................... 42 2.5.2.4 Skrip PHP ......................................................................... 42 2.5.2.5 Case Sensitive ................................................................... 43
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan........................................................................................ 44 3.1.1 Alat................................................................................................. 44 3.1.2 Bahan ............................................................................................. 45 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 45 3.3 Gambaran Umum Perusahaan................................................................. 46 3.3.1 Sejarah dan Perkembangannya ...................................................... 46
ix
3.3.2 Visi, Misi, Kebijakan dan Sasaran Mutu ....................................... 48 3.3.3 Struktur Organisasi ........................................................................ 49 3.4 Tahapan Penelitian .................................................................................. 51 3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 51 3.5.1 Studi Pustaka.................................................................................. 51 3.5.2 Wawancara .................................................................................... 52 3.6 Metode Pengembangan Sistem ............................................................... 53 3.6.1 Perencanaan.................................................................................... 53 3.6.2 Analisis........................................................................................... 54 3.6.3 Perancangan ................................................................................... 55 3.6.4 Implementasi .................................................................................. 57 3.6.5 Pemeliharaan .................................................................................. 57
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Sistem ............................................................................................ 59 4.1.1 Identifikasi Kebutuhan (User Need Assisment) ........................................ 59 4.1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 60 4.1.3 Tujuan Pengembangan Sistem .................................................................. 61 4.2 Analisa Sistem .................................................................................................... 61 4.2.1 Analisa Sistem yang Sedang Berjalan ....................................................... 61 4.2.2 Analisa Kebutuhan Sistem yang Sedang Berjalan .................................... 63 4.2.3 Alternatif Pemecahan Masalah ................................................................. 63 4.3 Perancangan Sistem ........................................................................................... 64 4.3.1 Data Flow Diagram (DFD) ....................................................................... 64 4.3.2 Perancangan Basis Data ............................................................................ 68 4.3.2.1 Entity Relationalship Diagram (ERD) ................................................ 68 4.3.2.2 Normalisasi ......................................................................................... 70 4.3.2.3 Relational Database Management System (RDBMS) ........................ 80 4.3.2.4 Kamus Data ......................................................................................... 81 4.3.2.5 Spesifikasi File Data ........................................................................... 82 4.3.3 Desain Struktur Menu Sistem Informasi ................................................... 101 4.4 Implementasi Sistem .......................................................................................... 105
x
4.4.1 Sarana Pendukung Aplikasi ....................................................................... 105 4.4.2 Pengujian Sistem ....................................................................................... 106 4.4.2 Implementasi Sistem ................................................................................. 106 4.5 Pemeliharaan Sistem .......................................................................................... 106
BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 108 5.2 Saran.................................................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 110 DAFTAR PUSTAKA PENUNJANG .......................................................................... 112 LAMPIRAN A WAWANCARA ................................................................................. 113 LAMPIRAN B KUESIONER ...................................................................................... 120 LAMPIRAN C TAMPILAN APLIKASI ..................................................................... 124 LAMPIRAN D PENGUJIAN....................................................................................... 149 LAMPIRAN E SOURCE CODE ................................................................................. 153 LAMPIRAN F DOKUMEN-DOKUMEN ................................................................... 210
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak dan Biaya Perawatan .................................. 2 Gambar 1.2 Alur Kerangka Berfikir ...................................................................... 7 Gambar 1.3 Alur CRA ........................................................................................... 9 Gambar 2.1 Rust Scale ........................................................................................... 13 Gambar 2.2 Rust Hole ............................................................................................ 13 Gambar 2.3.a Alur Kerja Umum CRA.................................................................. 17 Gambar 2.3.b Rincian Alur Kerja CRA ................................................................. 17 Gambar 2.4.a Pembagian Kategori Resiko PoF ..................................................... 19 Gambar 2.4.b Pembagian Kategori Resiko CoF .................................................... 19 Gambar 2.5 Persentase Parameter PoF dan CoF.................................................... 20 Gambar 2.6 Risk Matrix PoF dan CoF................................................................... 21 Gambar 2.7 Simbol 1 to 1 ...................................................................................... 32 Gambar 2.8 Simbol 1 to M..................................................................................... 33 Gambar 2.9 Simbol M to N .................................................................................... 33 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Wilson Walton Indonesia ............................ 50 Gambar 3.2 Tahapan Penelitian ............................................................................. 51 Gambar 3.3 Tahapan Pengembangan Metode SDLC ............................................ 53 Gambar 4.1 Bagan Alir Sistem yang Sedang Berjalan .......................................... 62 Gambar 4.2 Diagram Konteks................................................................................ 64 Gambar 4.3 DFD Level 1 ...................................................................................... 66 Gambar 4.4 ERD Awal .......................................................................................... 69 Gambar 4.5 RDBMS .............................................................................................. 80 Gambar 4.6 Struktur Menu Admin ........................................................................ 102 Gambar 4.7 Struktur Menu Manager ..................................................................... 103 Gambar 4.8 Struktur Menu Field Engineer ............................................................ 104
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Produksi Minyak dan Biaya Perawatan ......................................................... 2 Tabel 3.1 Daftar Bahan Penelitian.......................................................................................... 45 Tabel 4.1 Spesifikasi Tabel gl................................................................................................. 83 Tabel 4.2 Spesifikasi Tabel gl_chemical_treatment ............................................................... 84 Tabel 4.3 Spesifikasi Tabel gl_corr_rate ................................................................................ 85 Tabel 4.4 Spesifikasi Tabel gl_corr_risk_data ....................................................................... 86 Tabel 4.5 Spesifikasi Tabel gl_ext_corr_protection ............................................................... 88 Tabel 4.6 Spesifikasi Tabel gl_general................................................................................... 89 Tabel 4.7 Spesifikasi Tabel gl_int_corr_mon_dev ................................................................. 91 Tabel 4.8 Spesifikasi Tabel gl_pigging_facility ..................................................................... 93 Tabel 4.9 Spesifikasi Tabel gl_pipe_condition....................................................................... 96 Tabel 4.10 Spesifikasi Tabel gl_scaling_tendency................................................................. 98 Tabel 4.11 Spesifikasi Tabel gl_water_sampling ................................................................... 99 Tabel 4.12 Spesifikasi Tabel user ........................................................................................... 101
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A WAWANCARA ..................................................................... 113 LAMPIRAN B KUESIONER ......................................................................... 120 LAMPIRAN C TAMPILAN APLIKASI ....................................................... 124 LAMPIRAN D PENGUJIAN .......................................................................... 149 LAMPIRAN E SOURCE CODE .................................................................... 153 LAMPIRAN F DOKUMEN-DOKUMEN ..................................................... 210
xiv
DAFTAR SIMBOL
Flowchart Diagram (Munawar, 2005)
No
Nama
Simbol
Keterangan Menyatakan jalannya arus suatu proses.
1
Arus / Flow
Menyatakan suatu tindakan (proses) yang dilakukan komputer. 2
Process
Menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh komputer. 3
Manual
Menunjukkan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban : ya / tidak. 4
5
Decision
Menyediakan penyediaan tempat penyimpanan suatu pengolahan untuk memberi harga awal.
Predefined Process
xv
Menyatakan permulaan atau akhir suatu program. 6
Terminal
Menyatakan proses input atau output tanpa bergantung jenis peralatannya. 7
Input / Output
Mencetak keluaran dalam bentuk dokumen. 8
Document
xvi
DAFTAR ISTILAH
No 1.
Istilah Database
Penjelasan Kumpulan
dari
data
atau
fakta
suatu
organisasi secara terstruktur dalam domain tertentu untuk mendukung aplikasi pada sistem tertentu 2.
Hardware
Perangkat
lunak
dapat
juga
dikatakan
sebagai 'penterjemah' perintah-perintah yang dijalankan
pengguna
komputer
untuk
diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras. 3.
Input
Adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, misalnya : sumber daya manusia, dana,
material,
waktu,
teknologi,
dan
sebagainya. 9.
Output
Berupa produk/jasa (fisik dan /atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan yang digunakan.
10.
Software
Program komputer yang berfungsi sebagai sarana
interaksi
antara
pengguna
dan
perangkat keras. Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai 'penterjemah' perintahperintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras. xvii
12.
User
Pengguna sistem/individu yang berhubungan dengan sistem, baik admin ataupun end user.
xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi meningkat sangat cepat seiring dengan perkembangan teknologi yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Saat ini hampir semua perusahaan telah memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut, tidak terkecuali pada industri perminyakan. Karena pada industri perminyakan memiliki berbagai permasalahan yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan cara yang konvensional. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi informasi sebagai suatu solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Pada industri perminyakan, jaringan pipa merupakan salah satu bagian penting dari industri tersebut. Pada jaringan pipa terdapat berbagai permasalahan yang dapat terjadi, salah satunya adalah korosi pada pipa. Jika pada suatu pipa telah mengalami korosi, maka dapat dipastikan pipa tersebut akan mengalami kebocoran. Sehingga pipa tersebut tidak dapat digunakan oleh sumur minyak untuk proses produksi. Dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Gambar 1.1 bahwa korosi merupakan salah satu hal yang sangat penting pada proses produksi minyak. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa untuk perawatan pipa dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, sebab dari tahun ke tahun biayanya terus meningkat. Sedangkan produksi minyak terus menurun dari tahun ke tahun. Dan salah satu penyebabnya adalah korosi.
1
2
Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Produksi Minyak (dalam US$ / hari) 5,296,900 5,172,650 5,014,100 4,935,000 4,837,700 4,643,800 4,614,400 4,439,400 4,374,510 4,138,680
Biaya Perawatan (dalam US$ / tahun) 3,600,000 3,840,000 4,080,000 4,320,000 4,560,000 4,800,000 5,040,000 5,280,000 5,520,000 5,760,000
Tabel 1.1. Data Produksi Minyak dan Biaya Perawatan (Sumber: http://lifting.migas.esdm.go.id) 7,000,000
6,000,000 5,760,000 5,520,000 5,296,900
5,172,650
5,000,000
5,280,000 5,014,100
4,935,000
5,040,000 4,837,700 4,560,000
4,800,000 4,643,800
4,614,400 4,439,400
(dalam US$)
4,320,000 4,080,000
4,000,000
4,374,510 4,138,680
3,840,000 3,600,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
0 2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Tahun Produksi Minyak (dalam US$ / hari)
Biaya Perawatan (dalam US$ / tahun)
Gambar 1.1. Grafik Produksi Minyak dan Biaya Perawatan
PT. Wilson Walton Indonesia (WWI) adalah salah satu kontraktor sekaligus konsultan dibidang korosi. Melihat hal tersebut WWI mempunyai beberapa ide untuk dapat menanggulangi permasalahan korosi tersebut. Salah satunya adalah dengan menganalisa aktivitas atau tingkatan korosi yang sedang terjadi, analisa tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkatan
3
korosi pada pipa. Jadi kita dapat mengetahui pipa yang memerlukan tindakan pencegahan ataupun perawatan lebih. Untuk dapat melakukan analisa korosi tersebut dibutuhkan data-data mengenai suatu pipa. Data yang dibutuhkan berupa desain, konstruksi, keamanan dan perawatan pipa. Karena pada industri minyak dan gas dokumentasi mengenai aset pipa masih kurang terorganisasi dengan baik, apalagi jika pipa tersebut telah berumur. Untuk menganalisa data-data diatas, sehingga didapat suatu hasil analisa korosi pada suatu pipa yaitu dengan menggunakan rumus-rumus yang terkait. Perhitungan rumus tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lain, sehingga timbul suatu kerumitan untuk melakukan perhitungan tersebut bila dilakukan dengan manual. Dengan adanya suatu kerumitan maka dibutuhkan suatu sistem yang tepat untuk dapat menanggulangi kerumitan tersebut. Salah satu alternatif teknologi informasi yang penulis dan WWI pilih untuk menanggulangi masalah tersebut adalah dengan membuat ”Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web”. Sistem informasi yang dibuat dapat menganalisa aktivitas atau tingkatan korosi dari data yang ada beserta rekomendasi tentang tindakan pencegahan yang perlu dilakukan dan juga dapat menyimpan dokumentasi aset pipa yang ada. Tujuan dari dibuatnya sistem informasi berbasis web adalah agar hasil analisa tersebut dapat dilihat dari mana saja, baik yang berada di jaringan pipa ataupun diluar jaringan pipa dengan catatan memiliki koneksi internet. Maksud dari dapat diakses dari luar jaringan pipa adalah agar kantor pusat
4
dapat melihat dan menentukan tindakan yang perlu dilakukan terhadap suatu jaringan pipa.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis menyimpulkan beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut adalah : 1. Bagaimana membuat sistem informasi yang bisa menganalisa aktivitas atau tingkatan korosi pada jaringan pipa ? 2. Menghasilkan sistem informasi yang dapat diakses dari mana saja oleh pengguna secara real time ?
1.3. Batasan Masalah Penelitian ini hanya akan dibatasi pada: 1. Pembuatan sistem informasi yang bertujuan sebagai database aset pada jaringan pipa. 2. Pembuatan sistem informasi yang bertujuan menganalisa dan memberi rekomendasi tentang tindakan yang perlu dilakukan yang berhubungan dengan aktivitas korosi pada jaringan pipa. 3. Pembuatan sistem informasi pada jaringan pipa PT. ConocoPhillips Indonesia Inc. Ltd (COPI) di Rawa Station, Sumatra Selatan.
5
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian 1. Dihasilkan
suatu
sistem
yang
dapat
mengatasi
permasalahan
dokumentasi aset pada jaringan pipa. 2. Sistem informasi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan tentang tindakan yang perlu dilakukan pada suatu jaringan pipa. 3. Sistem informasi yang dihasilkan dapat diakses dari mana saja, tidak terbatas oleh batasan ruang dan waktu.
1.4.2. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis a. Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan b. Membandingkan teori-teori yang ada dengan permasalahan yang ada sebenarnya. c. Menambah
pengalaman,
memperluas
wawasan
dan
mengembangkan potensi diri. d. Sebagai salah satu persyaratan guna menyelesaikan Program Studi Strata Satu (S1) Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bagi Universitas a. Untuk mengetahui sejauh mana kualitas dari mahasiswa.
6
b. Dapat menjadi sumbangan karya ilmiah dalam disiplin ilmu Teknologi Informasi. c. Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan atau acuan bagi peneliti lain yang berniat mengkaji permasalahan atau topik yang sama. 3. Bagi PT. Wilson Walton Indonesia a. Dapat memberikan suatu solusi dalam hal dokumentasi aset pipa pada suatu jaringan pipa milik perusahaan klien. b. Dapat membantu klien dalam penentuan tingkatan korosi dan juga dalam tindakan pencegahan yang perlu dilakukan pada suatu jaringan pipa, sehingga pengeluaran untuk biaya pemeliharaan dapat ditekan.
1.5. Metode Penelitian Dalam rangka penulisan skripsi ini tahapan metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah : 1.5.1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam pembahasan masalah skripsi ini adalah : a. Studi Pustaka Metode yang dilakukan dengan cara pengumpulan data secara teoritis sebagai bahan perbandingan dengan jalan mengadakan pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai literature baik dari buku maupun internet.
7
b. Wawancara Metode ini dilakukan dengan mengajukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang bersangkutan di dalam penulisan skripsi ini (PT. Wilson Walton Indonesia). 1.5.2 Metode Pengembangan Sistem Pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode System Development Life Cycle (SDLC), yang dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu tahapan perencanaan sistem, analisis sistem, perancangan sistem (conceptual design), penerapan dan penggunaan sistem dan pemeliharaan (maintenance).
1.6.
Kerangka Berfikir Dalam penulisan skripsi ini, kerangka berfikir yang penulis gunakan dapat dilihat pada Gambar 1.2 alur kerangka berfikir.
10 Komponen Korosi (Lampiran 2)
Corrosion Risk Assesment (CRA)
Decision
Gambar 1.2. Alur Kerangka Berfikir
8
1. Tahapan awalnya adalah dengan mengumpulkan data-data berupa 10 komponen korosi (Lampiran 2), data-data tersebut didapat dari hasil monitoring yang dilakukan oleh operator lapangan pada jaringan pipa. 2. Tahapan selanjutnya adalah memproses 10 komponen korosi tersebut sehingga didapat suatu analisa korosi dengan menggunakan proses Corrosion Risk Assesment (CRA). 3. Dari hasil CRA tersebut didapat suatu kesimpulan tentang keadaan pipa, sehingga dari kesimpulan tersebut kita dapat mengambil suatu tindakan yang perlu dilakukan pada jaringan pipa tersebut.
1.6.1. Corrosion Risk Assesment (CRA) Corrosion
Risk
adalah
kemungkinan
terjadinya
korosi
(PoF=Probability of Failure) dan akibat yang timbulkan oleh korosi (CoF=Consequence of Failure) bagi manusia, lingkungan maupun pipa. CRA adalah proses yang dapat membantu dalam mengenali akan kemungkinan dan tingkat akibat yang akan ditimbulkan dari korosi. CRA= PoF x CoF
Hasil dari proses CRA adalah Corrosion Risk Ranking (CRR). CRR adalah tingkatan keadaan korosi pada suatu pipa, CRR ini dapat membantu dalam menentukan tindakan prioritas yang harus dilakukan pada inspeksi atau survey selanjutnya. Dan hasil inspeksi digunakan untuk memperbaharui status CRR. CRR juga membantu
9
Inspeksi Atau Survey
Data Korosi
Corrosion Risk Assesment (CRA)
Corrosion Risk Ranking (CRR)
Gambar 1.3. Alur CRA
1.7.
Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membaginya dalam lima bab pembahasan. Rincian pembahasan setiap bab yaitu sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penulisan, ruang lingkup masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metode penelitian dan sistematika penulisan.
10
BAB II
LANDASAN TEORI Bab
ini
menjelaskan
teori-teori
tentang
analisa
dan
perancangan sistem, serta teori-teori dan pustaka yang relevan dengan permasalahan dari penelitian yang dilakukan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas metode yang digunakan penulis dalam melakukan pencarian data maupun pengembangan sistem yang dilakukan pada penelitian ini.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN Bab
ini
membahas
tentang
perencanaan,
perancangan,
kontruksi, implementasi serta pengujian sistem yang dibangun, dengan mengacu pada model pengembangan sistem Sistem Development Life Cycle (SDLC).
BAB V
PENUTUP Bab ini merupakan bab akhir yang memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dibuat.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Korosi 2.1.1. Pengertian Korosi “One general definition of corrosion is the degradation of a material through environmental interaction. This definition encompasses all materials, both naturally occuring and man-made and includes plastics, ceramics, and metals.”( A.W. Peabody, 2001:1) Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Korosi). Korosi atau karat adalah suatu zat yang berwarna merah kecoklatan yang berbentuk pada permukaan basi atau baja sebagai akibat adanya proses oksidasi. Besi (Fe) yang bersenyawa dengan oksigen akan membentuk besi oksidasi (FeO), kemudian besi oksida ini bersenyawa dengan air menjadi besi yang berkarat.
2.1.2. Penyebab Korosi Korosi pada pipa disebabkan karena pipa berbahan logam, logam itu sendiri mudah sekali mengalami karat yang menyebabkan korosi pada
11
12
pipa. Korosi timbul disebabkan bahan logam bereaksi dengan lingkungan secara kimiawi sehingga meyebabkan karat. 1. Anoda: Fe(s) ® Fe2+ + 2e Katoda: 2 H+ + 2 e- ® H2 2 H2O + O2 + 4e- ® 4OH2. 2H+ + 2 H2O + O2 + 3 Fe ® 3 Fe2+ + 4 OH- + H2 Fe(OH)2 oleh O2 di udara dioksidasi menjadi Fe2O3 . nH2O Adapun faktor-faktor yang berpengaruh pada terjadi korosi adalah sebagai berikut: 1. Kelembaban udara 2. Elektrolit 3. Zat terlarut pembentuk asam (CO2, SO2) 4. Adanya O2 5. Lapisan pada permukaan logam 6. Letak logam dalam deret potensial reduksi
Secara garis besar penyebab korosi ada dua jenis yaitu: 1. Korosi Internal Yaitu korosi yang terjadi akibat adanya kandungan CO2 dan H2S pada minyak bumi, sehingga apabila terjadi kontak dengan air akan membentuk asam yang merupakan penyebab korosi.
13
2. Korosi Eksternal Yaitu korosi yang terjadi pada bagian permukaan dari sistem perpipaan dan peralatan, baik yang
kontak dengan udara bebas dan permukaan
tanah, akibat adanya kandungan zat asam pada udara dari tanah.
2.1.3. Akibat Korosi Korosi yang terjadi pada permukaan logam dalam jangka waktu tertentu akan menimbulkan karat (rust scale) dan lubang karat (rust hole). Keadaan ini akan menyebabkan kondisi logam menjadi lemah dan tidak berguna. Banyak installasi besi baja yang rusak karena peristiwa korosi ini, dan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit jumlahnya.
Gambar 2.1 Rust Scale
Gambar 2.2 Rust Hole
14
2.1.4. Penanggulangan Korosi Penyelidikan terhadap pencegahan korosi yang efektif terus menerus dilakukan oleh banyak pihak diantaranya : 1. National Association of Corrosion Engineers (NACE) 2. Federation of Sociates for Paint Technology 3. Steel Structure Painting Council (SSPC) 4. dan lain-lain Berikut metode pencegahan korosi : 1. Protective Coating Metoda pencegahan sederhana dan primitive kini sudah lama ditinggalkan, karena ternyata metoda tersebut tidak dapat mencegah korosi secara tuntas dan kerugian demi kerugian tetap saja terjadi, maka pada tahun 1930 di Australia ditemukan cara pencegahan korosi dengan menggunakan Inorganic Zinc Silicate Coating dan di Amerika ditemukan Organic Coating. Kemudian pada tahun 1950 terjadi kerjasama serta perpaduan ke dua teknik tersebut. Hal ini ternyata memberikan dampak baru dalam upaya mencegah korosi. Sejak itu telah banyak pula sistim dan produk baru yang dikembangkan dan diperkenalkan guna melindungi besi dan baja dari kerusakan yang merugikan itu. Dengan berkembangnya metoda baru ini berkembang pula teknologi sandblasting atau abrasive blasting yaitu suatu cara membersihkan
15
permukaan besi atau baja dengan menggunakan pasir kwarsa yang mengandung kadar silica tinggi. Pasir kwarsa ini disemprotkan dengan angina bertekanan tinggi dari sebuah kompresor, sehingga besi atau baja itu bersih dari karat dan tampak
keputih-putihan
(white
metal).
Dari
penyelidikan
dan
pengalaman sandblasting merupakan faktor penting sekali yang harus dilakukan sebelum aplikasi coating, karena memberikan jaminan besi atau baja tersebut bebas dari serangan korosi untuk masa waktu tertentu. Teknologi coating dan sandblasting init ternyata telah memberikan bukti yang dapat dipercaya dalam melindungi atau mencegah logam dari bahaya korosi sehingga kerugian lebih lanjut akibat korosi dapat dihindari. Bebas dari korosi berarti penghematan. 2. Cathodic Protection Untuk melindungi logam terhadap bahaya korosi para ahli juga menemukan suatu metoda lain yang disebut Cathodic Protection (sistim perlindungan katodik). Cathodic protection bekerja dengan cara mengubah seluruh permukaan logam menjadi daerah katoda, yaitu dengan memberikan arus proteksi dari luar yang akan menekan atau menahan arus yang akan keluar dari permukaan logam yang menyebabkan korosi. Arus proteksi dari luar ini terus menerus mengalir melalui elektrolit menuju permukaan logam yang hendak dilindungi. Arus dari luar ini menyebabkan timbulnya perubahan potensial pada permukaan logam tersebut (polarisasi).
16
Arus proteksi pada cathodic protection ini didapat dengan 2 (dua) cara : a. Sacrificial Anode Cara ini menggunakan suatu anoda tertentu yang dibuat dari logam lain, dipasang pada permukaan besi yang akan dilindungi dan berada didalam elektrolit yang sama. Anoda ini disebut anoda korban (sacrificial) dan umumnya terbuat dari logam Aluminium, Zinc atau Magnesium. b. Impressed Current Sistim ini menggunakan transformer rectifier sebagai sumber daya listrik dan anoda-anoda khusus. Cara kerjanya adalah sebagai berikut : Arus listrik AC diubah menjadi arus DC dan dialirkan melalui anoda di dalam elektrolit menuju besi yang akan dilindungi. Anoda dan besi yang akan dilindungi harus berada pada satu elektrolit yang sama. Unsur penting dalam perlindungan katodik adalah kemampuan untuk memberikan suatu tingkat perlindungan. Tingkat perlindungan ini dapat diketahui dengan mengukur potensial permukaan tersebut. Baja dalam elektrolit seperti air laut mempunyai potensial alamiah sebesar kurang lebih -0,6 V terhadap sel pembanding Cu/CuSO4. Angka ini mungkin lebih rendah (-0,5 V) bila baja terkorosi, atau lebih besar (-0,6 V) bila baja tersebut bersih dan diblasting. Korosi dapat dicegah dengan
17
mengubah potensial permukaan hingga mencapai -0,85 V atau lebih negatif dengan menggunakan perlindungan katodik.
2.1.5. Corrosion Risk Assesment (CRA) Corrosion Risk Assesment (CRA) adalah probabilitas terjadinya karat dan konsekuensi yang ditimbulkan bagi pekerja maupun bagi jaringan pipa. Hasil dari CRA adalah suatu tingkatan resiko pada suatu jaringan pipa, baik itu akan berdampak pada pekerja maupun jaringan pipa tersebut akibat korosi. Hasil dari CRA juga dapat digunakan sebagai tingkatan prioritas dalam hal pemeliharaan dan pengawasan jaringan pipa. Sebelum kegiatan CRA dilakukan, dibutuhkan semua data yang berhubungan dengan pipa. Data yang dibutuhkan tidak hanya data yang berhubungan dengan masalah teknik pada pipa, tetapi juga dibutuhkan proses data, data produksi, data korosi, data leak, data pigging, dan data keamanan pada pipa. Alur kerja CRA dari yang sederhana sampai dengan lebih rinci disusun dalam Gambar 2.3.a dan b sebagai berikut: Tingkatan Resiko Karat Æ Tingkatan Resiko karat Pipa Æ Tingkatan Korosi Pipa
Gambar 2.3.a. Alur Kerja Umum CRA Data Aset (Lapangan & Kantor) - Teknik - Produksi - Korosi - Pigging - Keamanan - Leak - Dan lain-lain
Probability of Failure (PoF) Matrik Resiko
Perhitungan Tingkatan Resiko
Consequency of Failure (CoF)
Gambar 2.3.b. Rincian Alur Kerja CRA
Tingkatan Resiko
18
Dari Gambar 2.3.b diatas kita dapat melihat alur kerja CRA lebih rinci, proses awalnya yaitu dari proses pengumpulan data asset lapangan dan kantor. Data yang dikumpulkan berupa data dari segi teknik, produksi, korosi, pigging, keamanan, leak, dan lain-lain. Data-data tersebut kemudian dikelompokan menjadi dua kategori yaitu Probability of Failure (PoF) dan Consequency of Failure (CoF). Dari hasil pembagian dua kategori tersebut dibentuk menjadi suatu matrik, CoF sebagai sumbu x dan PoF sebagai sumbu y dapat dilihat pada Gambar 2.4.a dan Gambar 2.4.b. Dari matrik tersebut kita dapat gunakan sebagai perhitungan tingkatan resiko korosi pada suatu jaringan pipa. Hasil akhir dari proses CRA atau perhitungan tingkatan resiko adalah tingkatan resiko pipa untuk pipa yang terkorosi. WWI mengusulkan beberapa hal yang menjadi parameter atau komponen PoF dan CoF dari produksi (hidrokarbon) cluster line, yaitu sebagai berikut: PoF a. Year of Service, persentasenya 20% b. Fluid characteristic, persentasenya 20% c. Corrosion inhibitor treatment, persentasenya 10% d. Mechanical cleaning treatment, persentasenya 10% e. Coating atau wrapping treatment, persentasenya 10% f. CP treatment, persentasenya 10%
19
g. Number of Leaks, persentasenya 20 % Penilaian terhadap parameter PoF terbagi menjadi 5 bagian yaitu dengan pembagian kategori resiko dari 1 sampai 5. 5 4 3 2 1 Gambar 2.4.a Pembagian Kategori Resiko PoF
CoF a. Production loss, persentasenya 50% b. Reputation, persentasenya 15% c. Safety, persentasenya 15% d. Environmental or community impact, persentasenya 20% Penilaian terhadap parameter CoF juga terbagi menjadi 5 bagian yaitu dengan pembagian kategori resiko dari A sampai E A
B
C
D
E
. Gambar 2.4.b Pembagian Kategori Resiko CoF
20
Gambar 2.5. Persentase Paramater PoF dan CoF
21
Dari Gambar 2.5. diatas dapat dilihat pembagian data korosi berdasarkan kategori PoF dan CoF berikut persentase komponennya dan besar bobot detail komponen tersebut.
Gambar 2.6. Risk Matrix PoF dan CoF Gambar 2.6. diatas adalah sebagai hasil yang akan didapat dari PoF dan CoF yaitu berupa matrik resiko.
2.2. Konsep Dasar Sistem Informasi 2.2.1. Pengertian Sistem Secara sederhana sistem dapat didefinisikan sebagai sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hinga membentuk satu kesatuan. Akan tetapi, konsep umum sistem berikut ini memberikan konsep dasar yang lebih tepat untuk bidang sistem informasi. Dimana sistem diartikan sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. (Whitten,
22
2006:45). Elemen tersebut bisa berupa organisasi, orang atau benda yang melakukan suatu pekerjaan, dimana pekerjaan tersebut merupakan tujuan bersama dari masing-masing elemen. Sebuah sistem memiliki karakteristik, yang mencirikan bahwa hal tersebut dikatakan sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah, sebagai berikut : 1.
Komponen Sistem (Component) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen atau elemen yang saling berinteraksi, komponen atau elemen sistem dapat berupa subsistem atau bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem yang mempengaruhi proses dari sistem.
2.
Batas Sistem (Boundary) Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luar. Batas suatu sistem menunjukkan lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3.
Lingkungan Luar (Environment) Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi dari sistem.
4.
Penghubung (Interface) Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lain untuk dapat berinteraksi membentuk suatu kesatuan.
23
5.
Masukan (Input) Masukan sistem merupakan energi yang dimasukan ke dalam sistem yang berupa masukan perawatan (maintenance input) dan keluaran sinyal (signal output). Maintenance input adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal output adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran.
6.
Keluaran (Output) Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.
7.
Pengolahan (Process) Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
8.
Sasaran (Objective) Suatu sistem harus mempunyai sasaran, karena sasaran sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan oleh sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
2.2.2. Pengertian Informasi Informasi adalah data yang telah diproses sehingga menjadi lebih bermakna (McLeod, 2004:12). Informasi di bentuk dari data yang dengan penuh harapan mempunyai arti bagi penerimanya (Whitten, 2004:27). Informasi sendiri dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :
24
1.
Informasi Strategis Informasi Strategis merupakan informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang.
2.
Informasi Taktis Informasi taktis merupakan informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka menengah.
3.
Informasi Teknis Informasi Teknis merupakan informasi yang dibutuhkan untuk keputusan sehari-hari Sedangkan kualitas informasi bergantung pada tiga hal, yaitu
(Jogiyanto, 2005:10) : 1. Akurat Akurat berarti informasi harus bebas dari suatu kesalahan dan tidak menyesatkan.
Akurat
juga
berarti
informasi
harus
jelas
mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut. 2. Tepat pada waktunya Tepat pada waktunya berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, karena informasi merupakan landasan didalam mengambil keputusan.
25
3. Relevan Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang memiliki memiliki nlai tinggi. Dimana suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan biaya untuk mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektifnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit. (Jogiyanto, 2005:10)
2.2.3. Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu susunan dari orang, data, proses dan teknologi informasi yang saling berhubungan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan keluaran informasi yang diperlukan untuk mendukung suatu organisasi. (Whitten, 2004:12). Sistem informasi dapat digolongkan menurut fungsinya, antara lain sebagai berikut: 1.
Transaction Processing System (TPS), suatu sistem informasi yang memproses data tentang transaksi bisnis. Seperti pesanan (order), kartu catatan waktu, pembayaran, reservasi dan sebagainya. (Whitten, 2004:12).
26
2.
Management Information System (MIS), suatu sistem informasi untuk menghasilkan laporan yang berorientasi pada manajemen yang berdasarkan pada proses transaksi dan operasi dari organisasi. (Whitten, 2004:12)
3.
Decision Support System (DSS), suatu sistem informasi yang membantu mengidentifikasi pengambilan keputusan yang mungkin atau menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen. (Whitten, 2004:12)
4.
Executive Information System (EIS), suatu sistem informasi yang mendukung perencanaan dan kebutuhan penilaian dari manajer eksekutif. (Whitten, 2004:12)
5.
Expert System (ES), sistem informasi yang menangkap keahlian dari para pekerja lalu menirukan keahlian tersebut untuk dimanfaatkan oleh orang yang tidak ahli. (Whitten, 2004:12)
6.
Communication and Collaburation System, suatu sistem informasi yang memberikan peluang komunikasi antara para pekerja, mitra dan pelanggan untuk meningkatkan kemampuan bekerja sama. (Whitten, 2004:12)
7.
Office Automation System, suatu sistem informasi yang mendukung cakupan
luas
dari
aktifitas
kantor
yang
disediakan
untuk
meningkatkan alur kerja karyawan dan membantu karyawan membuat dan membagi dokumen yang dapat mendukung aktifitas kantor sehari-hari. (Whitten, 2004:12).
27
2.3. Metode Pengembangan Sistem Metodologi pengembangan sistem adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisis, merancang, mengimplementasikan dan memelihara sistem informasi. (Hoffer dkk, 1998). Salah satu metodologi pengembangan sistem yang sering digunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC). Metode ini merupakan suatu proses yang direkayasa untuk mengembangkan sistem dari tahap perencanaan sampai penerapan. Disebut sebagai Life Cycle atau siklus hidup karena sistem dapat diperbaharui sesuai dengan kebutuhan, aktivitas dari siklus hidup ini disebut tahapan (fase). Adapun tahapan – tahapan dari SDLC adalah sebagai berikut : 1.
Perencanaan Sistem (System Planning) Tujuan dari tahap ini adalah membuat persiapan penelitian (preliminary investigation) atau yang disebut studi kelayakan (feasibility study).
2.
Analisis Sistem (System Analysis) Tahap ini bertujuan untuk memahami kebutuhan dari sistem, dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data. Pada tahap ini akan diuraikan mengenai :
28
a. Profil Tempat Penelitian Profil tempat penelitian disini akan menguraikan tentang latar belakang, visi, misi, tujuan, struktur organisasi dari tempat penelitian ini dilakukan. b. Analisis Sistem berjalan Analisis sistem berjalan akan menguraikan sistem yang berjalan saat ini di tempat penelitian. c. Analisis Sistem Usulan Analisis sistem usulan akan menguraikan tentang sistem usulan yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di tempat penelitian. 3.
Perancangan Sistem (System Design) Tahap ini bertujuan untuk membuat rincian rancangan sistem (System Design Specification), yaitu blue print dari sistem yang baru yang terdiri dari : a. Perancangan proses yang meliputi Diagram Konteks, DFD Zero, DFD Level 1. b. Perancangan basis data yang meliputi ERD, Normalisasi dan kamus data. c. Perancangan Input dan Output yang meliputi tampilan program.
4.
Implementasi Sistem (System Implementation)
29
Tahap ini bertujuan untuk menulis kode program, menguji, mendokumentasikan program. Kemudian membuat evaluasi system untuk menentukan apakah sistem beroperasi secara tepat 5.
Operasi dan Pemeliharaan Sistem Tahap ini bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kerja system dengan memperbaiki kesalahan dan mengadaptasikan sistem dengan lingkungan.
2.4. Tools Analisis dan Desain Sistem Informasi 2.4.1. Flowchart Flowchart dalam Bahasa Indonesia di terjemahkan sebagai Diagram Alir. Dari dua kata ini, maka dapat kita bayangkan bahwa flowchart itu berbentuk diagram yang bentuknya dapat mengalirkan sesuatu Dalam flowchart dilukiskan suatu aliran kegiatan dari awal hingga akhir mengenai suatu langkah-langkah dalam penyelesaian suatu masalah. Masalah tersebut bisa bermacam-macam, mulai dari masalah yang sederhana sampai yang kompleks. Masalah yang kita pelajari tentu saja masalah pemrograman dengan menggunakan komputer, tetapi secara logika dapat kita awali dengan mengamati permasalahan dalam kehidupan sehari-hari kita.
30
2.4.2. Data Flow Diagram (DFD) Menurut McLeod (2004) Data Flow Diagram (DFD) adalah gambaran grafis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentukbentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir dari suatu proses yang saling berkaitan. Sedangkan menurut Whitten, Bentey dan Dittman (2006) DFD adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut. Untuk memudahkan pembacaan DFD, maka penggambaran DFD disusun berdasarkan tingkatan atau level dari atas ke bawah, yaitu : 1. Diagram Konteks (Level 0) Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup proses. 2. Diagram Zero (Level 1) Merupakan diagram yang berada diantara Diagram konteks dan Diagram Detail serta menggambarkan proses utama dari DFD. 3. Diagram Detail (Primitif) Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam Diagram Zero, diagram yang paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi. Data Flow Diagram (DFD) sendiri memiliki empat komponen (Whitten 2004:326), yaitu : 1. Terminator (External entity) ; Mendefinisikan orang, unit organisasi, sistem lain, atau organisasi lain yang berada di luar sistem tetapi berinteraksi dengan sistem.
31
Terminator diberi nama yang berhubungan dengan sistem tersebut dan biasanya menggunakan kata benda. Simbol ini menggambarkan asal dan tujuan dari data dan atau informasi. 2. Proses ; Kerja yang dilakukan pada atau sebagai respon terhadap aliran data masuk/kondisi. Komponen proses menggambarkan transformasi input menjadi output. Penamaan proses disesuaikan dengan proses/kegiatan yang sedang dilakukan. Nama aliran data
3. Alur data (garis berarah) ;
Digunakan untuk menerangkan perpindahan data/paket data dari satu bagian ke bagian lainnya. Alur data dapat berupa kata, pesan, formulir/informasi. 4. Data store ; Menggambarkan tempat penyimpanan data (sementara) yang akan digunakan oleh proses-proses yang ada di dalam sistem. Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data dan diberi nama dengan kata benda bersifat jamak. Data store dapat berupa file/database yang tersimpan dalam harddisk atau bersifat manual seperti buku alamat, file folder. (Whitten 2004:329-346)
2.4.3. Entity Relationship Diagra (ERD) Entity
Relationship
Diagram
(ERD)
digunakan
untuk
menggambarkan hubungan antara data store yang ada di dalam diagram
32
aliran data (Whitten, 2006 : 45). Komponen-komponen yang digunakan di dalam diagram hubungan data menurut McLeod (2004) antara lain : 1. Entitas, digambarkan dengan bentuk persegi panjang yang menyatakan obyek atau kejadian ; 2. Relasi, digambarkan dengan bentuk belah ketupat (diamond) yang menyatakan asosiasi antara dua entitas ; 3. Atribut, digambarkan dengan bentuk elips yang menunjukkan karakteristik dari entitas atau sesuatu yang menjelaskan entitas atau hubungan ; 4. Garis, menghubungkan antara entity set dengan atribut-atributnya dan antara entity set dengan relationship setnya dan digambarkan oleh ; 5. Cardinality Ada 3 dasar cardinality / hubungan yang terjadi, yaitu : a. Satu ke satu (one to one atau 1 : 1) Derajat hubungan antar entitas 1 : 1 terjadi bila entitas A hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas B. Demikian pula sebaliknya. 1
1
Gambar 2.7. Simbol 1 to 1 b. Satu ke banyak (one to many atau 1 : M) atau banyak ke satu (many to one atau M : 1) Derajat hubungan ini terjadi bila tiap anggota entitas A boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota entitas B. Sebaliknya
33
setiap anggota entitas B hanya boleh berpasangan dengan satu anggota entitas A. 1
M
Gambar 2.8. Simbol 1 to M c. Banyak ke banyak (Many to many atau M : N) Terjadi bila tiap anggota entitas A boleh berpasangan dengan lebih dari satu anggota entitas B. Demikian pula sebaliknya. M
N
Gambar 2.9. Simbol M to N
2.4.4. Basis Data Menurut McLeod (2001, 258), “Basis data adalah suatu koleksi data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan di simpan dengan suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali “. Dua tujuan utama dari konsep Basis Data adalah meminimasikan pengulangan data dan mencapai independensi data. Pengulangan data (data redundancy) adalah duplikasi data--artinya, data yang sama disimpan dalam beberapa file. Independensi data adalah kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada program
yang
memproses
data.
Independensi
dicapai
dengan
34
menempatkan spesifikasi data dalam tabel dan kamus yang terpisah secara fisik dari program. Program mengacu pada table untuk mengakses data.
2.5. Perangkat Lunak dalam Perancangan Sistem 2.5.1. MySQL MySQL
merupakan
software
sistem
manajemen
database
(Database Management System - DBMS) yang sangat popular dikalangan pemrogram web, terutama di lingkungan Linux dengan menggunakan script PHP dan Perl (Sidik, 2005). MySQL adalah multi user database yang menggunakan bahasa Structure Query Language (SQL). MySQL dalam operasi client server melibatkan server diamone di sisi server dan berbagai program serta library yang berjalan disisi client. MySQL mampu untuk menangani data yang cukup besar. SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk mengakses server database. bahasa ini pada awalnya dikembangkan oleh IBM, namun telah
diadopsi
menggunakan
dan SQL,
digunakan proses
sebagai
akses
standar
database
industri.
menjadi
dengan
userfriendly
dibandingkan dengan menggunakan dbase atau clipper yang masih menggunakan perintah-perintah pemrograman. 2.5.1.1 Database, tabel, baris, kolom Dalam konteks bahasa SQL, pada umumnya informasi tersimpan dalam tabel-tabel yang secara logik merupakan struktur
35
dua dimensi yang terdiri atas baris-baris data yang berada dalam satu atau lebih kolom. Baris pada tabel sering disebut sebagai instance dari data, sedangkan kolom sering disebut sebagai attributes atau field. Keseluruhan tabel tersebut dihimpun dalam satu kesatuan yang disebut database.
2.5.1.2 Perintah-perintah SQL Perintah SQL dibedakan menjadi: 1. DDL (Data Definition Language) Merupakan
kelompok
perintah
yang
digunakan
untuk
melakukan pendefinisian database dan pendefinisian tabel. Dengan kelompok perintah dalam DDL ini maka kita dapat membuat tabel, mengubah strukturnya, menghapus tabel, membuat indeks untuk tabel, dan lain-lain yang bermuara pada pembentukan struktur database. a. Membuat Database Perintah : CREATE DATABASE namadatabase; Namadatabse
diawali
dengan
menggunakan
huruf,
kemudian diikuti dengan kombinasi huruf dan karakter, sebaiknya tidak mengandung spasi dan tanda baca. Perintah ini digunakan pertama kali sebelum membuat tabel, view,
36
fungsi, prosedur atau pun komponen lain suatu database. Diberikan satu kali saja untuk sebuah database. b. Membuat Tabel Perintah: CREATE TABLE namatabel ( Field1 TipeData1 [ , Field2 TipeData2 [ , …] ] ) Namatabel diawali huruf, kemudian diikuti dengan kombinasi huruf dan angka, jangan menggunakan spasi atau tanda baca. Field1 adalah nama field yang kesatu, Field2 adalah nama field kedua, dan seterusnya, sejumlah field yang akan didefinisikan untuk suatu tabel. TipeData1 adalah tipe data dan jumlah digit (jika ada) untuk field yang kesatu, TipeData2 adalah tipe data dan jumlah digit (jika ada) untuk field yang kedua, dan seterusnya sejumlah field yang akan didefinisikan. c. Menghapus Tabel Perintah: DROP TABLE namatabel; Namatabel adalah nama dari tabel yang akan dihapus secara fisik. Penghapusan ini menyebabkan struktur dan data yang dibuat akan hilang.
37
d. Menghapus Database Perintah: DROP DATABASE namadatabase Namadatabase adalah nama dari database yang akan dihapus. Penghapusan database akan menyebabkan seluruh struktur dan data yang ada di dalamnya menjadi hilang. Hati-hati dalam memberikanperintah drop database ini, karena apabila telah dihapus tidak ada mekanisme yang memungkinkan kita mendapatkan kembali struktur dan data yang ada di dalam database tersebut. 2. DML (Data Manipulation Language) Perintah
(statement)
SQL
digunakan
untuk
melakukan
manipulasi data dalam database, menambahkan (insert), mengubah (update), menghapus (delete), mengambil dan mencari data (query). a. Insert Perintah: INSERT INTO namatabel (field1 [ , field2 [ , ... ] ] ) VALUES (nilai1 [ , nilai2 [ , ... ] ] ); Namatabel adalah tabel yang akan diisi data. Field1, field2, ... adalah field-field (kolom) dari tabel yang akan diisi. Nilai1, nilai2, ... adalah data yang akan dimasukkan ke dalam tiap kolom yang disebutkan pada bagian field.
38
Penulisan nilai1, nilai2, ... disesuaikan dengan tipe datanya, jika tipe data merupakan kelompok tipe data karakter maka data harus diapit dengan menggunakan tanda petik. b. Update Perintah: UPDATE namatabel SET field1 = nilai1 [ , field2 = nilai2 [ , ...] ] [WHERE kondisi]; Namatabel adalah nama dari table yang akan diperbaiki datanya. Field1 adalah nama field dalam table yang akan diubah. Nilai1 adalah data yang akan dimasukkan ke dalam field1, field2 dan nilai2 adalah nama field dan datanya, dan seterusnya. Kondisi adalah keriteria data dalam tabel yang akan diperbaiki. Perintah update digunakan untuk memperbaiki data dalam suatu record (baris) dalam suatu table. Perbaikan dapat dilakukan untuk satu record, beberapa, atau seluruh record. c. Delete Perintah: DELETE FROM namatabel [ WHERE kondisi ] ; Namatabel adalah nama dari tabel yang akan dihapus datanya. Kondisi adalah kriteria data dalam tabel yang akan dihapus.
39
Perintah delete digunakan untuk melakukan penghapusan record dari suatu tabel yang memiliki kondisi yang dinyatakan dalam pernyataan kondisi. d. Select Perintah: SELECT ( * | field1 [ , field2 [ , ...] ] ) FROM namatabel [ WHERE kondisi] Namatabel adalah nama dari tabel yang akan ditampilkan datanya. Field1, field2, … adalah nama field yang akan ditampilkan datanya. * digunakan untuk menampilkan seluruh field dari table. Kondisi adalah criteria data dalam table yang akan ditampilkan. Perintah select digunakan untuk menampilkan isi dari suatu table. Bentuk perintah di atas adalah bentuk perintah select yang sederhana yang digunakan untuk menampilkan data dari suatu tabel saja. Perintah select ini dapat digunakan untuk menampilkan data dari berbagai tabel.
2.5.2. PHP PHP merupakan script untuk pemrograman script web server-side, script yang membuat dokumen HTML secara on the fly, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen HTML yang dibuat dengan menggunakan editor teks atau editor HTML (Sidik, 2004).
40
Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses update data dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang sibuat dengan menggunakan script PHP. PHP/FI merupakan nama awal dari PHP. PHP – Personal Home Page, FI adalah Form Interface. Dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdoff. PHP, awalnya merupakan program CGI yang dikhususkan untuk menerima input melalui form yang ditampilkan dalam browser web. 2.5.2.1. Nama File Nama file script PHP menggunakan ekstensi file .php sebagai standar. Ekstensi file .php bisa diubah karena tidakmenjadi
keharusan,
perubahan
dapat
dilakukan
oleh
administrator server – web master tempat server web yang akan digunakan untuk hosting script PHP yang kita punya. Sebaiknya kita menggunakan standar, untuk memudahkan kita melakukan pengelolaan file yang kita miliki. Script PHP sebaiknya diberi nama sesuai maksud dan kegunaan dari script yang dibuat tersebut, sebaiknya diawali dengan huruf diikuti dengan kombinasi huruf dan angka, diikuti dengan ekstensi .php, contoh nama file yang dianjurkan seperti : bacafile.php, data_karyawan1.php, dan sebagainya.
41
2.5.2.2. Tag Awal dan Tag Akhir Script PHP diawali dan diakhiri dengan menggunakan tag khusus. Ada 4 macam cara yang dapat digunakan untuk menuliskan script PHP di dalam suatu dokumen HTML. 1. Cara I echo(“Script PHP”); ?> 2. Cara II 3. Cara III <% echo(“Script PHP”); %> 4. Cara IV <% =$namaVar; %> Cara I merupakan cara yang lebih praktis, selalu mengasumsikan bahwa adalah awal dari script PHP. Pada cara II penulisan php digunakan untuk informasi bahwa berikutnya adalah script PHP. Cara III dan cara IV menggunakan gaya Active Server Pages (ASP). ASP adalah teknik pemrograman web dengan bahasa script VBScript, merupakan produk yang dikembangkan oleh Microsoft, merupakan default piranti pengembangan web untuk produk Microsoft (IIS). Cara III dan IV dapat dilakukan oleh PHP apabila nilai asp_tags pada php.ini diberi nilai On bukan Off.
42
2.5.2.3. Komentar Komentar yang dimaksud dalam script PHP adalah bagian script PHP yang tidak akan dieksekusi, karena merupakan catatan terhadap fungsi dari script atau menjelaskan maksud dari sebagian script yang dituliskan. Ada tiga macam penulisan komentar dalam PHP: 1. /* komentar */
cara penulisan komentar dari bahasa
pemrograman C 2. // komentar
cara
penulisan
komentar
dari
bahasa
pemrograman C++ 3. # komentar
cara penulisan komentar dari pemrograman
script shell Bourne di Unix/Linux
2.5.2.4. Skrip PHP Ada 3 cara untuk menuliskan skrip PHP, yaitu: 1. Script PHP anda ?> 2. 3. <script language = “php”> Script PHP anda
43
Skrip PHP berkdudukan sebagai tag dalam bahasa HTML. Sebagaimana diketahui, HTML (Hypertext Markup Language) adalah bahasa standar untuk membuat halamanhalaman web. Sebagai contoh, berikut adalah kode HTML (disimpan dengan ekstensi .htm atau .html)
2.5.2.5. Case Sensitive Script PHP menerapkan aturan case sensitive yakni adanya perbedaan penulisan antara huruf besar dengan huruf kecil. Setiap penulisan di dalam script harus mengikuti aturan penulisan yang telah ditentukan, case sensitive dikenakan terutama untuk nama-nama variabel.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Alat yang digunakan untuk pengolahan data dalam penelitian dan untuk membangun aplikasi ini adalah perangkat keras dan lunak. Berikut ini merupakan spesifikasi dari alat yang digunakan : 1.
Perangkat Keras a. Personal Computer, dengan spesifikasi : o Processor Intel Pentium D CPU 2.80 GHz o Harddisk 80 GB o Memory DDR2 2 GB o LAN Card o DVD – RW o Keyboard dan Mouse b. Printer Kyocera
2.
Perangkat Lunak a. Windows XP Service Pack 2 b. Macromedia Dreamweaver c. XAMPP d. UltraEdit-32 Text Editor
44
45
3.1.2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut ini : Tabel 3.1. Daftar Bahan Penelitian No 1.
Bahan
Sumber
Drawing PDF as-built.
PT. Conoco Phillips Indonesia (COPI)
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam pembuatan aplikasi analisis data monitoring korosi pipa penulis melakukan penelitian ke salah satu kontraktor dari PT. Conoco Phillips Indonesia (COPI), yaitu PT. Wilson Walton Indonesia yang berkaitan untuk pengumpulan dan observasi data-data. Berikut adalah deskripsi lokasi dan waktu penelitian dalam pengembangan analisis data monitoring korosi pipa: 1.
PT. Wilson Walton Indonesia (WWI) Waktu penelitian
: Maret 2009 – Agustus 2009
Alamat
: Jl. Raya Tanjung Barat No. 155 Jakarta Selatan
12530, Indonesia, Telp : (021)
781 6411, Fax : (021) 781 6433
46
3.3. Gambaran Umum Perusahaan Lokasi penelitian skripsi ini, penulis mengadakan penelitian pada PT. WILSON WALTON INDONESIA berada di Gedung sendiri yang beralamat di Jalan Raya Tanjung Barat No. 155 Jakarta Selatan 12350 Indonesia.
3.3.1.
Sejarah dan Perkembangannya PT. Wilson Walton Indonesia didirikan pada tahun 1994 sebagai
bagian dari Corrpro Companies Inc., yang merupakan perusahaan internasional yang berkantor pusat di Amerika Serikat di bidang engineering, jasa dan konsultasi korosi di berbagai macam lingkungan. Pada tahun 2003, PT. Wilson Walton Indonesia, menjadi perusahaan independen yang berkomitmen untuk melayani area Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam dengan dukungan penuh dari Corrpro Companies Inc. PT. Wilson Walton Indonesia, juga merupakan agen tunggal dari Rohrback Cosasco System (RCS), perusahaan terkemuka dalam bidang Corrosion Monitoring, Specialty Polymer Coating (SPC), produsen coating yang terbuat dari 100% solid, perusahaan yang bergerak di bidang Intelligent Pigging. PT. Wilson Walton Indonesia mempunyai keahlian di bidang, diantaranya: a. Corrosion engineering dan Control b. Sistem Proteksi Katodik c. Internal Corrosion Monitoring
47
d. Specialty Coating dan Coating Assessment e. Intelligent Pigging dan Inline Inspection f. Pipeline Integrity Management Services Saat ini untuk mendukung kegiatan operasionalnya, PT. Wilson Walton Indonesia, memiliki dua kantor cabang yang berlokasi di Balikpapan dan Pekanbaru. PT. Wilson Walton Indonesia percaya bahwa kepuasan pelanggan dapat dicapai pada semua tingkatan dengan meyakinkan seluruh tahapan dari desain sampai realisasi jasa berjalan sesuai prosedur. Pelayanan ini disempurnakan
melalui
perekayasaan
dan
penelitian
yang
berkesinambungan, mutu yang terjaga baik, manajemen keselamatan serta jangkauan produk dan jasa yang luas, dimana semuanya ini terarah pada pemeliharaan sumber-sumber energi dunia, infrastruktur dan lingkungan. Dengan sudah menerapkan Standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ini, PT. Wilson Walton Indonesia telah menyediakan kerangka kerja pengelolaan mutu yang jauh lebih baik sehingga mampu menyempurnakan praktek pengelolaan mutu yang sudah ada selama ini, seiring dengan tuntutan terhadap pemenuhan persyaratan standar yang jauh melebihi dari persyaratan sebelumnya. Selain itu, sertifikasi ISO 9001:2008 yang telah memberikan pengakuan Internasional bagi PT. Wilson Walton Indonesia. Bagi PT. Wilson Walton Indonesia, ISO 9001:2008 merupakan cara terbaik untuk mengukur keseriusan perusahaan dalam usaha
48
berkelanjutan untuk meningkatkan mutu produk, efektivitas dan efisiensi dari segala aspek serta, peningkatan motivasi kerja karyawan serta mendorong mereka agar lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, mengutamakan mutu produk dan jasa, disiplin kerja dan dokumentasi hasil kerja yang lebih konsisten.
3.3.2.
Visi, Misi, Kebijakan dan Sasaran Mutu Sebagai salah satu wujud komitmen PT. Wilson Walton Indonesia
dalam berupaya memuaskan pelanggan dan melakukan perbaikan berkelanjutan, maka manajemen PT. Wilson Walton Indonesia mempunyai Visi, Misi dan menetapkan Kebijakan Mutu sebagai kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau Sasaran Mutu, yang dikomunikasikan dalam organisasi untuk dipahami dan dilaksanakan serta ditinjau secara terusmenerus agar senantiasa sesuai dengan perkembangan jaman.
a. Visi PT. Wilson Walton Indonesia Menjadi Mitra terbaik bagi perusahaan minyak & gas, pertambangan, pembangkit listrik dan infrastruktur dalam bidang korosi dan pipeline integrity di Indonesia dan regional dengan menitik beratkan pada profesionalisme, ketepatan waktu, standardisasi mutu dan kepuasan pelanggan
49
b. Misi PT. Wilson Walton Indonesia Memberikan jasa pelayanan dengan Komitmen, Kepercayaan dan menunjukkan hasil yang sesuai dengan keinginan pelanggan.
3.3.3.
Struktur Organisasi Pengorganisasian adalah masalah yang sangat diutamakan dalam
suatu perusahaan, karena didalam organisasi itu terdapat dengan jelas fungsi dan tanggung jawab dari setiap bagian. Jika setiap bagian tersebut berfungsi sesuai dengan tugas yang dibebankan, maka kegiatan perusahaan akan berjalan dengan baik dan akan terlihat juga perkembangan perusahaan dalam mencapai mengoperasikan suatu kegiatan, langkah pertama yang dilakukan oleh seorang pimpinan adalah menetapkan pekerjaan apa yang harus dikerjakan oleh para pegawai agar dapat merealisakan apa yang menjadi tujuan perusahaan. Pekerjaan ini harus dibagi-bagi menjadi tugastugas kecil agar dikerjakan oleh penerima tugas, dan tugas ini harus ditetapkan dengan jelas kepada siapa tugas ini diserahkan apa yang menjadi kewajibannya dan kepada siapa sipenerima tugas ini bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya. Pembagian tugas ini sangat perlu dalam suatu organisasi
dalam suatu organisasi agar tidak terjadi tumpang tindih,
melainkan agar jelas yang harus dikerjakan dengan wewenang yang mereka pilih dan miliki.
50
President Director
Marketing & Commercial Director
Branch Offices
Sales Coordinator
Management Representative
Operation Manager Finance & Accounting Manager
Assistant Operation Manager
Balikpapan
Pekanbaru
Chief Financial Officer
Operation Director
Account Manager
Accounting & Tax Engineering Department
Project Department
Admin & IT Procurement Logistic & Warehouse
Lead Engineer
Corrosion / CP Engineer
PIC / Project Leader
PIC / Project Leader
PIC / Project
PIC / Project
Expeditor
Engineer
Engineer
Engineer
Engineer
IT
Office, GA, HRD
Cost Control
Finance & Cashier Corrosion / CP Technician
Technician
Technician
Technician
Technician
Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Wilson Walton Indonesia
Drafter
51
3.4. Tahapan Penelitian Pada gambar 3.2. dibawah ini merupakan gambar tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis : Perencanaan
Mulai
Identifikasi Kebutuhan (User Need Assisment)
Identifikasi Masalah
Tujuan Pengembangan Sistem
Analisis
Perancangan
Implementasi
Pemeliharaan
1
2
3
4
Analisa Sistem yang Sedang Berjalan
Data Flow Diagram (DFD)
Sarana Pendukung Aplikasi
Pemeliharaan Sistem
Bagan Alir Sistem yang Sedang Berjalan
Desain Kamus Data
Analisa Kebutuhan Sistem yang Sedang Berjalan
Normalisasi
Alternatif Pemecahan Masalah
Desain Basis Data
2
ERD (Entity Relationalshi p Diagram)
Implementasi Sistem
Selesai
4
1
Desain Struktur Menu Sistem Informasi
3
Gambar 3.2. Tahapan Penelitian
3.5. Metode Pengumpulan Data Dalam rangka menyusun skripsi ini dilakukan riset atau penelitian untuk mendapatkan data-data atau bahan materi yang diperlukan. Adapun metode pengumpulan data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
3.5.1. Studi Pustaka Dalam metode ini dilakukan pencarian buku-buku maupun website yang membahas tentang analisa aktivitas atau tingkatan
52
korosi pada jaringan pipa diantaranya adalah buku berjudul “Pipeline Risk Management Manual” karangan W. Kent Muhlbauer, “Peabody's Control of Pipeline Corrosion” karangan A. W. Peabody dan juga standar-standar yang mengatur tentang korosi seperti ASM Metal Handbook, ASME dan NACE Standard. Untuk pembuatan aplikasi berbasis web penulis menggunakan referensi buku berjudul “Pemrograman Web dengan PHP”, “MySQL untuk Pengguna , Administrator, & Pengembang Aplikasi Web” karangan Betha Sidik. Buku-buku, literature, dan situs-situs yang penulis gunakan sebagai referensi dapat dilihat pada daftar pustaka.
3.5.2. Wawancara Dalam tahapan ini penulis melakukan wawancara dengan Manager Operation, Field Engineer spesialis internal, Field Engineer spesialis eksternal dan Field Engineer spesialis pipeline integrity PT. Wilson Walton Indonesia (WWI), pada hari Selasa 10 Maret 2009. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui informasi apa yang menjadi kebutuhan user untuk aplikasi yang akan dibangun nantinya. Dari wawancara tersebut juga didapatkan informasi mengenai sistem yang sedang berjalan, kelemahan sistem yang sedang berjalan dan sistem yang harus dirancang. Dari wawancara tersebut dapat diketahui bahwa analisa aktivitas korosi ini akan di gunakan sebagai bahan pertimbangan, tentang tindakan yang perlu
53
dilakukan pada jaringan pipa. Adapun daftar pertanyaan yang disampaikan dalam wawancara ini dapat dilihat pada Lampiran A.
3.6. Metode Pengembangan Sistem Metodologi yang digunakan untuk membangun sistem ini adalah konsep siklus hidup pengembangan sistem atau System Development Life Cycle (SDLC) yang dikembangkan oleh Hosier (Prahasta, 2005: 223). Gambar 3.2 merupakan gambaran tahapan-tahapan dalam SDLC yaitu: Perencanaan Sistem, Analisis Sistem, Perancangan Sistem, Implementasi dan Pemeliharaan. Perencanaan
Analisis
Perancangan
Implementasi
Pemeliharaan
Gambar 3.3. Tahapan Pengembangan Metode SDLC
3.6.1. Perencanaan Tahap ini merupakan tahap awal yang bertujuan mencari permasalahan dan kendala-kendala yang ada pada sistem yang
54
berjalan serta merumuskan tujuan dibuatnya “Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web”. Pada tahapan ini penulis melakukan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah awal yang ada pada sistem yang ada kemudian menentukan faktor penyebabnya, selain itu penulis mengidentifikasi kebutuhan pengguna terhadap sistem yang akan dibuat.
3.6.2. Analisis Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis sistem yang berjalan untuk kemudian menyimpulkan permasalahan yang terjadi khususnya dalam prosedur pengumpulan data kemudian proses analisa data tersebut, hingga menghasilkan suatu laporan berupa tingkatan korosi pada suatu jaringan pipa. Tahap ini merupakan dasar bagi perancangan sistem yang baru sehingga menghasilkan pengolahan data dan laporan yang lebih baik. Kegiatan analisis kebutuhan dan kondisi meliputi : 1.
Gambaran Umum daerah penelitian Tujuannya adalah memberikan gambaran tentang kondisi jaringan pipa COPI, yang bermanfaat sebagai informasi dalam melakukan perawatan pipa.
55
2.
Diagram Alir Data Sistem yang berjalan pada COPI Tujuannya adalah untuk mengetahui prosedur pengolahan data jaringan pipa yang sedang berjalan sehingga dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari sistem yang ada.
3.
Usulan Pemecahan Masalah Memberikan usulan pemecahan masalah pada COPI dalam meningkatkan efektivitas penyimpanan dan pengolahan data pipa dengan membuat usulan sistem baru yang berbasis web, yang mampu memberikan informasi tingkatan korosi pada jaringan pipa COPI.
3.6.3. Perancangan Pada tahap ini, kebutuhan-kebutuhan atau spesifikasi perangkat
lunak
yang
dihasilkan
pada
tahap
analisis
ditransformasikan. Tahap perancangan ini biasanya dilakukan dalam dua tahap yang lebih rinci, desain utama dan detail desain. Bagiantahap yang pertama menghasilkan rancangan yang bersifat global, sedangkan bagian-tahap yang kedua menghasilkan rancangan detail hingga semua modul, tipe (struktur) data, fungsi & prosedurnya (baik metode yang berfungsi sebagai interface maupun yang terdapat didalam setiap modul terdefinisi). Tahap perancangan adalah tahapan yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Dalam tahap ini digunakan
56
beberapa tools (alat) untuk membuat rancangan sistem, diantaranya adalah sebagai berikut : a.
Perancangan Proses Dalam melakukan perancangan sistem, penulis menggunakan alat Data Flow Diagram (DFD) untuk menggambarkan suatu sistem
yang
diusulkan
berikut
kamus
datanya
(Data
Dictionary) untuk menjelaskan data yang ada pada DFD. b.
Perancangan Basis Data Setelah perancangan sistem dilakukan kemudian penulis merancang basis datanya dengan menggunakan alat bantu Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan hubungan
antar
entitas
yang
ada
pada
DFD.
Untuk
mengefisienkan dan mengefektifkan serta menghindari data yang sama, dalam basis data penulis juga melakukan normalisasi. c.
Perancangan Struktur Menu Aplikasi Perancangan
Struktur
Menu
Aplikasi
bertujuan
untuk
menentukan menu-menu yang diperlukan pada aplikasi yang akan dikembangkan. d.
Perancangan Antarmuka Aplikasi Perancangan antarmuka aplikasi bertujuan untuk menemukan bentuk yang optimal dari tampilan aplikasi, sehingga dapat mempermudah pengguna dalam berkomunikasi dengan sistem.
57
3.6.4. Implementasi Tahapan ini merupakan tahap lanjutan dari desain aplikasi sistem, yaitu menterjemahkan desain aplikasi sistem ke dalam bahasa pemrograman yang dapat dimengerti oleh sistem komputer (coding). Dalam tahapan ini dijelaskan secara detail penggunaan sistem dari proses memperbaharui informasi data hasil monitoring korosi pipa
hingga proses kondisi tingkatan korosi pada suatu
jaringan pipa. Selain itu pada tahapan ini dilakukan pengujian aplikasi oleh pengguna yaitu operator lapangan dan field engineer. Pengujian terlebih dahulu dilakukan pada setiap
modul. Jika setiap modul
selesai diuji dan tidak bermasalah, modul-modul tersebut segera diintegrasikan (dan dikompilasi) hingga membentuk suatu perangkat lunak yang memfokuskan pada masalah-masalah logika internal, fungsi eksternal, potensi masalah yang mungkin terjadi, dan pemeriksaan hasil (apakah sudah sesuai dengan permintaan).
3.6.5. Pemeliharaan Tahapan ini merupakan tahapan akhir jika sistem yang telah dibuat telah diimplementasikan dengan baik. Untuk itu sistem yang ada harus benar-benar diimplementasikan dengan baik, agar pengguna yang akan menggunakan dalam hal ini COPI, dapat mempergunakan sistem dengan baik.
58
Tahap ini ditandai oleh penyerahan (delivery) perangkat lunak kepada pemesannya yang kemudian dioperasikan oleh pengguna. Dalam masa operasional sehari-hari, suatu perangkat lunak mungkin saja mengalami kesalahan atau kegagalan dalam menjalankan fungsi-fungsinya (errors atau bugs). Atau, pengguna bisa saja meminta peningkatan kemampuan (jumlah atau kualitas) perangkat lunak pada pengembangannya. Dengan demikian, kedua faktor ini menyebabkan perlunya perangkat lunak dipelihara (dimaintain) dari waktu-ke-waktu.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Perencanaan Sistem 4.1.1. Identifikasi Kebutuhan (User Need Assisment) Mengidentifikasikan kebutuhan merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap perencanaan sistem. Kebutuhan itu dapat juga diartikan sebagai suatu keinginan atau suatu hal. Untuk itu dibuat suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan informasi aset pipa dan keadaan resiko pipa. Dari hasil penelitian dan melakukan wawancara ke PT. Wilson Walton Indonesia dengan Bapak Teddy Firmansyah. selaku Manager Operation, Bapak Wahyudi Wibawa selaku Field Engineer spesialis eksternal, Bapak Bashari Rozardi selaku Field Engineer spesialis pipeline integrity dan Bapak Paul Indrawan Syukur selaku Field Engineer spesialis internal diperoleh berbagai kebutuhan yang diharapkan oleh COPI, antara lain: 1.
Kebutuhan akan suatu sistem yang dapat memberikan informasi aset pipa.
2.
Kebutuhan sistem informasi yang dapat menganalisa data hasil monitoring korosi.
59
60
3.
Kebutuhan sistem informasi yang dapat diakses dari mana saja tidak terbatas ruang dan waktu. (Hasil Wawancara lengkap dapat dilihat dalam Lampiran A).
4.1.2. Identifikasi Masalah Adapun permasalahan yang terjadi dalam sistem yang sedang berjalan antara lain : 1.
Data hasil monitoring korosi pipa hanya berbentuk lembaranlembaran kertas, tidak adanya media penyimpanan alternatif.
2.
Sistem yang diterapkan masih kurang efektif, karena setelah proses pengumpulan data monitoring korosi. Data tersebut masih harus diproses oleh seorang Field Engineer (FE), sehingga di dapat hasil analisa. Pada proses penganalisaan data, masing-masing FE memiliki cara-cara sendiri untuk menganalisa data tersebut. Hal tersebut terjadi karena belum ada bentuk standar untuk proses penganalisaan data hasil monitoring korosi pipa.
3.
Hasil analisa monitoring korosi pipa kemudian dikirim ke kantor pusat untuk dilaporkan ke General Manager (GM) menggunakan email oleh masing-masing FE. Hal tersebut kurang efektif, karena GM harus menunggu FE mengirim email hasil analisa tersebut dan melihat hasil analisa tersebut pada email GM.
61
4.1.3. Tujuan Pengembangan Sistem Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada di atas maka dapat dirumuskan tujuan dari pengembangan Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web ini adalah sebagai berikut : 1.
Dapat digunakan sebagai media penyimpanan alternatif yang mampu memberikan informasi mengenai aset pipa minyak.
2.
Dapat digunakan sebagai bentuk standar untuk proses data hasil monitoring korosi pipa minyak..
3.
Dapat digunakan sebagai sistem informasi aset pipa minyak berikut kondisi korosi pipa minyak, yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja dengan bantuan internet.
4.2. Analisa Sistem 4.2.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Data hasil monitoring korosi pada pipa masih belum terorganisir dengan baik dan proses penganalisaan data belum ada bentuk baku. Masih belum terorganisir dengan baik, itu dikarenakan data tersebut belum tersusun dengan rapih dan data tersebut hanya ada dalam bentuk lembaran-lembaran kertas. Proses penganalisaan data belum ada bentuk baku, itu dikarenakan untuk memproses analisa data korosi masing-masing Field Engineer masih belum memiliki standar tentang proses analisa data korosi.
62
Dapat dilihat pada Gambar 4.1 bahwa sistem monitoring korosi pipa yang sedang berjalan, awalnya dimulai dari operator lapangan melakukan pengumpulan data-data yang berhubungan dengan korosi pada suatu jaringan pipa dalam bentuk lembaran-lembaran kertas, kemudian data-data tersebut diolah dengan menggunakan program ms. Excel oleh masingmasing Field Engineer yang bertanggung jawab atas suatu jaringan pipa untuk mendapatkan hasil dari monitoring korosi pipa. Hasil tersebut kemudian dikirim dengan menggunakan email ke General Manager (GM) di kantor pusat. Sistem yang Sedang Berjalan Operator
Field Engineer
Kantor Pusat / General Manager
Start
Pengumpulan Data Korosi Pipa
Data Korosi Pipa
Analisa Data Korosi Pipa
Hasil Analisa Data Korosi Pipa
End
Gambar 4.1 Bagan Alir Sistem yang Sedang Berjalan
63
4.2.2. Analisa Kebutuhan Sistem yang Sedang berjalan Sistem yang sedang berjalan memiliki permasalahan dalam hal penyimpanan data, pemrosesan data dan pengiriman data hasil monitoring korosi pada pipa. Dari hasil analisa sistem yang sedang berjalan pada proses pengumpulan data dan pemrosesan data hasil monitoring korosi pada pipa, berikut beberapa kelemahan pada proses sistem diantaranya: a. Hasil monitoring hanya dalam catatan kertas sebagai media penyimpanan data, bisa saja catatan kertas tersebut hilang atau rusak. b. Memakan waktu cukup lama dalam memproses hasil monitoring, karena masih harus di analisa oleh field engineer. c. Hasil analisa harus dikirim oleh tiap-tiap field engineer ke General Manager di kantor pusat.
4.2.3. Alternatif Pemecahan Masalah a. Dibuat suatu program yang berfungsi untuk menyimpan data aset pipa minyak dan juga memproses hasil monitoring berbasis komputer dalam bentuk database. b. Program yang dibuat berbasis web untuk memudahkan dalam mengakses hasil monitoring korosi pipa minyak, jadi kita dapat mengakses hasil monitoring tersebut dari mana saja. Karena luasnya jaringan pipa dan lokasi jaringan pipa yang berbeda-beda.
64
c. Selain itu program tersebut dapat memberi rekomendasi tindakan pencegahan yang perlu dilakukan berdasarkan dari hasil analisa data monitoring korosi.
4.3. Perancangan Sistem 4.3.1. Data Flow Diagram (DFD) Perancangan Data Flow Diagram dirancang untuk sebuah sistem usulan berdasarkan hasil alternatif pemecahan masalah. Diagram ini menggambarkan secara garis besar masukan atau keluaran yang ada pada sistem. Berikut adalah perancangan diagram konteks untuk alternatif pemecahan masalah. Gambar dapat dilihat pada Gambar 4.2. General Manager (Kantor Pusat)
CRR
Approval CRR
Komponen Korosi
Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak
Field Engineer
Decision
Gambar 4.2. Diagram Konteks
a. Aliran data diawali dari bagian Operation memberikan laporan hasil inspeksi korosi kepada bagian Field Engineer (FE).
65
b. Hasil laporan inspeksi korosi berupa komponen korosi, yaitu data korosi yang akan dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web oleh FE. c. Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web memberikan laporan berupa ranking resiko korosi (Corrosion Risk Rangking/CRR) pada suatu jaringan pipa kepada General Manager (GM) di kantor pusat. d. Dari hasil CRR yang didapat GM, GM kemudian mengambil suatu keputusan (decision maker) yang perlu dilakukan pada suatu jaringan pipa. e. Decision tersebut kemudian diterima oleh FE, dengan decision tersebut FE dapat membuat rencana pekerjaan perawatan pipa yang akan dilakukan oleh bagian Operation. Setelah merancang diagram konteks, maka selanjutnya merancang DFD Level 1, diagram ini dibuat untuk menggambarkan arus data dari tahapan proses diagram sebelumnya. Diagram ini menggambarkan proses–proses yang terdapat dalam Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web, diantaranya perancangan interface dan analisa data. Pengolahan peta dan pengumpulan data informasi yang kemudian diolah pada sistem, sehingga menghasilkan output berupa Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak yang diinformasikan kepada Field Engineer dan
66
General Manager. Pada Gambar 4.3 merupakan gambar DFD level 1. Gathering Line
General
Int. Corr. Mon. Dev.
Water Sampling
Chemical Treatment
Scaling Tendency
Field Engineer
Komponen Korosi
1.0 Menginput Data Korosi
Data Korosi
2.0 Mengkategorikan Data Korosi
PoF & CoF
Ext. Corr. Protection
Corr. Risk Data
3.0 Mengkonversi PoF & CoF
4.0 Pembuatan Keputusan dan Rekomendasi
CRR
General Manager
Persetujuan
Corr. Rate
Pigging Facility
Pipe Condition
Keputusan dan Rekomendasi
Gambar 4.3. DFD Level 1
Berikut ini merupakan penjelasan dari Gambar 4.3 DFD Level 1 : a. FE (Field Engineer) mendapatkan data hasil inspeksi pipa yang didapat dari bagian Operation, kemudian data-data yang merupakan komponen korosi diinputkan ke dalam sistem informasi monitoring korosi, diantaranya data gathering line, data general, data internal corrosion monitoring device, data
67
water sampling, data chemical treatment, data scaling tendency, data external corrosion protection, data corrosion risk, data corrosion rate, data pigging facility dan data pipe condition. b. Setelah FE menginputkan semua data-data korosi, data-data tersebut kemudian dikategorikan menjadi dua buah kategori yaitu: PoF (Probability of Failure) dan CoF (Consequence of Failure) sehingga menghasilkan data yang termasuk PoF dan CoF. c. Data PoF dan CoF kemudian dikonversi sehingga menghasilkan Corrosion Risk Ranking (CRR). CRR adalah tingkatan resiko terjadinya korosi pada suatu pipa. d. Dari CRR tersebut General Manager (GM) diminta untuk memberi persetujuan (approval) dari hasil CRR yang didapat, sehingga sistem dapat melakukan proses ke tahap selanjutnya berupa pembuatan suatu keputusan dan rekomendasi tentang tindakan perbaikan atau pencegahan yang perlu dilakukan pada suatu pipa. Hasil dari keputusan dan rekomendasi akan diterima oleh FE untuk direalisasikan oleh bagian Operation.
68
4.3.2. Perancangan Basis Data Perancangan basis data perlu dilakukan setelah mendapatkan gambaran sistem dari sudut pandang pengguna. Tahapan awal dalam perancangan basis data ini adalah membuat pemodelan data konseptual yang akan dijadikan konsep basis data, setelah didapat model basis data, maka data konseptual tersebut diwujudkan dalam hubungan antara tabel menggunakan asosiasi sehingga didapatkan model data relational. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam merancang basis data : 4.3.2.1 Entity Relationalship Diagram (ERD) Setelah dilakukan perancangan sistem, selanjutnya dilakukan perancangan database yang bertujuan untuk menggambarkan hubungan antar entity. Perancangan database yang dibuat menggunakan
struktur
ERD,
struktur
ERD
sebelum
di
normalisasi pada sistem informasi monitoring korosi ini terlihat pada Gambar 4.4 berikut:
69
barrel_ length_ launcher line_type
type_cp line_type
nominal _ length_launcher ...
pipeline_number
anode_ weight ...
pipeline_number
gl_ pigging_ facility
nos_af
contingency_line line_type
community ...
pipeline_number
gl_ext_corr_ protection
gl_corr_risk_data
plug _manufacture
pipeline_number
line_type
retrieving_date_ coupon
... pipeline_number
corr_rate_ coupon gl_corr_rate
gl_ scaling_ tendency
...
line_type memiliki
...
pipeline_number gl_chemical_ treatment gl_ water_ sampling
condition _ct pipeline_number
line_type ... nos
line_type gl_ general
condition_ws pipeline_number gl_int_corr_mon_dev
pipeline_number
gl_pipe_ condition ...
pipeline_number
... line_type
pipe_ grade
... pipe_size
line_type
condition
fitting_size
original_gl
line_type location
Gambar 4.4. ERD Awal
chemical_ treatment_ type
70
4.3.2.2 Normalisasi a. Unnormalized Dibawah ini adalah bentuk dari tabel tidak normal dimana masih ditunjukkan atribut yang bernilai banyak atau berulang.
gl_pipe_condition
gl_corr_risk_data
pipeline_number
pipeline_number
pipeline_number
gl_corr_rate
line_type
line_type
line_type
original_gl
contingency_line
retrieving_corr_rate_coupon
location
community
corr_rate_coupon
km
population_density
interrogated_corr_rate_probe
anomaly_length
no_leak
corr_rate_probe
pipe_anomaly
date_leak
date_previous_wall_thickness
type_coating
remedial_action
date_current_wall_thickness
condition_coating
location
wt_remaining_previous_wall_thickness wt_remaining_current_wall_thickness defect_length_max corr_rate total_wt_lost
gl_ext_corr_protection
gl_chemical_treatment
gl_scaling_tendency
pipeline_number
pipeline_number
pipeline_number
line_type
line_type
line_type
type_cp
chemical_treatment_facility
sampling_facility
anode_weight
chemical_treatment_type
fitting_size
anode_type
location
access_fitting_type
nos_anode
condition
nos_af
year_installed
nos
fitting_manufacture
design_life
access_fitting_system
condition
current_output
device_manufacture
plug_manufacture
test_point_nos
injection_tube
coupon_type
insulation_flange
operation_condition
holder_length
highest_pipe_soil_potential
treatment_method
installation_date
lowest_pipe_soil_potential
brand
retrieving_date
soil_resistivity_location
injection_rate
scale_index
soil_resistivity_lowest
recomendation_injection_rate
tendency
soil_corrosiveness_category highest_soil_resistivity
scale_growth
71
gl_water_sampling
gl_pigging_facility
pipeline_number
pipeline_number
line_type
line_type
water_sampling_facility
facility_avaibiality
location
barrel_length_launcher
nos
nominal_length_launcher
condition
reducer_length_launcher
temperature
bridle_door_launcher
ph
valve_body_width_launcher
sand
access_length_launcher
h2s
access_width_launcher
co2_dissolved
barrel_od_launcher
srb
barrel_id_launcher
mn
barrel_t_launcher
residual_amine
nominal_t_launcher
residual_phosphate
barrel_length_receiver
residual_sulfit
nominal_length_receiver
alkalinity
reducer_length_receiver
cl
bridle_door_receiver
sulfate
valve_body_width_receiver
o2_dissolved
access_length_receiver
iron_count
access_width_receiver barrel_od_receiver barrel_id_receiver barrel_t_receiver nominal_t_receiver pigging_type clean_pig_recomendation clean_pig_activity out_come
72
gl_general
gl_int_corr_mon_dev
pipeline_number
pipeline_number
line_type
line_type
description
facility_access_fitting
service
location_device
status
fitting_size
equipment
access_fitting_type
pipe_size
nos_af
schedule
fitting_manufacture
nominal_wt
condition
year_built
plug_manufacture
flange_rating
coupon_type
design_temp
holder_length
pipe_grade
installation_date
smys
retrieving_date
length
coupon_surface_area
year_service
density
psv_setting
probe_type
fluid_from
probe_element
design_factor
probe_length
design_press
probe_span
design_life
probe_id
current_service
installation_date
bopd
corr_rate
bwpd
coupon_id_a
bfpd
initial_weight_a
mscfd
final_weight_a
remaining_life
color_coupon_a
op_temp
body_attack_a
op_press
washer_attack_a
calculated_actual_maop
edge_attack_a
actual_maop
erosion_attack_a scale_a pitting_a debris_a coupon_id_b initial_weight_b final_weight_b color_coupon_b body_attack_b washer_attack_b edge_attack_b erosion_attack_b scale_b pitting_b debris_b
73
b. 1NF Bentuk normal pertama terpenuhi jika sebuah table tidak memiliki atribut bernilai banyak (multivalued attribute) atau lebih dari satu atribut dengan nilai domain yang sama. Fathansyah Ir (1999:65) gl_pipe_condition
gl_corr_risk_data
pipeline_number
original_gl
contingency_line
line_type
location
community
description
km
population_density
service
anomaly_length
no_leak
status
pipe_anomaly
date_leak
type_coating
remedial_action
condition_coating
location
gl
gl_corr_rate
gl_ext_corr_protection
retrieving_corr_rate_coupon
type_cp
corr_rate_coupon
anode_weight
interrogated_corr_rate_probe
anode_type
corr_rate_probe
nos_anode
date_previous_wall_thickness
year_installed
date_current_wall_thickness
design_life
wt_remaining_previous_wall_thickness
current_output
wt_remaining_current_wall_thickness
test_point_nos
defect_length_max
insulation_flange
corr_rate
highest_pipe_soil_potential
total_wt_lost
lowest_pipe_soil_potential soil_resistivity_location soil_resistivity_lowest soil_corrosiveness_category highest_soil_resistivity
74
gl_chemical_treatment
gl_scaling_tendency
gl_water_sampling
chemical_treatment_facility
sampling_facility
water_sampling_facility
chemical_treatment_type
fitting_size
location
location
access_fitting_type
nos
condition
nos_af
condition
nos
fitting_manufacture
temperature
access_fitting_system
condition
ph
device_manufacture
plug_manufacture
sand
injection_tube
coupon_type
h2s
operation_condition
holder_length
co2_dissolved
treatment_method
installation_date
srb
brand
retrieving_date
mn
injection_rate
scale_index
residual_amine
recomendation_injection_rate
tendency
residual_phosphate
scale_growth
residual_sulfit alkalinity cl sulfate o2_dissolved iron_count
gl_pigging_facility facility_avaibiality barrel_length_launcher nominal_length_launcher reducer_length_launcher bridle_door_launcher valve_body_width_launcher access_length_launcher access_width_launcher barrel_od_launcher barrel_id_launcher barrel_t_launcher nominal_t_launcher barrel_length_receiver nominal_length_receiver reducer_length_receiver bridle_door_receiver valve_body_width_receiver access_length_receiver access_width_receiver barrel_od_receiver barrel_id_receiver barrel_t_receiver nominal_t_receiver pigging_type clean_pig_recomendation clean_pig_activity out_come
75
gl_general
gl_int_corr_mon_dev
description
facility_access_fitting
service
location_device
status
fitting_size
equipment
access_fitting_type
pipe_size
nos_af
schedule
fitting_manufacture
nominal_wt
condition
year_built
plug_manufacture
flange_rating
coupon_type
design_temp
holder_length
pipe_grade
installation_date
smys
retrieving_date
length
coupon_surface_area
year_service
density
psv_setting
probe_type
fluid_from
probe_element
design_factor
probe_length
design_press
probe_span
design_life
probe_id
current_service
installation_date
bopd
corr_rate
bwpd
coupon_id_a
bfpd
initial_weight_a
mscfd
final_weight_a
remaining_life
color_coupon_a
op_temp
body_attack_a
op_press
washer_attack_a
calculated_actual_maop
edge_attack_a
actual_maop
erosion_attack_a scale_a pitting_a debris_a coupon_id_b initial_weight_b final_weight_b color_coupon_b body_attack_b washer_attack_b edge_attack_b erosion_attack_b scale_b pitting_b debris_b
76
c. 2NF Bentuk normalisasi kedua terpenuhi jika normalisasi pertama terpenuhi, dan semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer memiliki ketergantungan fungsional pada key primer secara utuh. Sebuah tabel tidak memenuhi 2NF jika ketergantungannya hanya bersifat parsial. Dengan demikian untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci-kunci fieldnya. Kunci field harus unik dan dapat mewakili atrribut lain yang memenuhi anggotanya. gl id_gl* pipeline_number line_type description service status
gl_general id_general* equipment pipe_size schedule nominal_wt year_built flange_rating design_temp pipe_grade smys length year_service psv_setting fluid_from design_factor design_press design_life current_service bopd bwpd bfpd mscfd remaining_life op_temp op_press calculated_actual_maop actual_maop
gl_water_sampling id_water* water_sampling_facility location nos condition temperature ph sand h2s co2_dissolved srb mn residual_amine residual_phosphate residual_sulfit alkalinity cl sulfate o2_dissolved iron_count
gl_corr_risk_data id_corr_risk* contingency_line community population_density no_leak date_leak remedial_action location
gl_chemical_treatment id_chemical* chemical_treatment_facility chemical_treatment_type location condition nos access_fitting_system device_manufacture injection_tube operation_condition treatment_method brand injection_rate recomendation_injection_rate
gl_scaling_tendency id_scaling_tendency* sampling_facility fitting_size access_fitting_type nos_af fitting_manufacture condition plug_manufacture coupon_type holder_length installation_date retrieving_date scale_index tendency scale_growth
77
gl_int_corr_mon_dev id_int_corr_mon_dev* facility_access_fitting location_device fitting_size access_fitting_type nos_af fitting_manufacture condition plug_manufacture coupon_type holder_length installation_date retrieving_date coupon_surface_area density probe_type probe_element probe_length probe_span corr_rate scale_coupon corr_rate coupon_id_a initial_weight_a final_weight_a color_coupon_a body_attack_a washer_attack_a edge_attack_a erosion_attack_a scale_a pitting_a debris_a coupon_id_b initial_weight_b final_weight_b color_coupon_b body_attack_b washer_attack_b edge_attack_b erosion_attack_b scale_b pitting_b debris_b
gl_ext_corr_protection id_ext* id_type_cp anode_weight anode_type nos_anode year_installed design_life current_output test_point_nos insulation_flange highest_pipe_soil_potential lowest_pipe_soil_potential soil_resistivity_location soil_resistivity_lowest id_soil_corrosiveness** highest_soil_resistivity
gl_pigging_facility id_pig* facility_avaibiality barrel_length_launcher nominal_length_launcher reducer_length_launcher bridle_door_launcher valve_body_width_launcher access_length_launcher access_width_launcher barrel_od_launcher barrel_id_launcher barrel_t_launcher nominal_t_launcher barrel_length_receiver nominal_length_receiver reducer_length_receiver bridle_door_receiver valve_body_width_receiver access_length_receiver access_width_receiver barrel_od_receiver barrel_id_receiver barrel_t_receiver nominal_t_receiver pigging_type clean_pig_recomendation clean_pig_activity out_come
gl_pipe_condition id_pipe_condition* original_gl location km anomaly_length pipe_anomaly type_coating condition_coating
78
d. 3NF Pada bentuk normal ketiga tabel haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primer tidak mempunyai hubungan transitif. Dengan kata lain, setiap atribut bukan kunci harus bergantung pada primary key secara menyeluruh. Pada tabel bentuk normal kedua sudah memenuhi bentuk normal ketiga, sehingga tidak perlu disederhanakan lagi. gl id_gl* pipeline_number line_type description service status
gl_general id_general* id_gl** equipment pipe_size schedule nominal_wt year_built flange_rating design_temp pipe_grade smys length year_service psv_setting fluid_from design_factor design_press design_life current_service bopd bwpd bfpd mscfd remaining_life op_temp op_press calculated_actual_maop actual_maop
gl_water_sampling id_water* id_gl** water_sampling_facility location nos condition temperature ph sand h2s co2_dissolved srb mn residual_amine residual_phosphate residual_sulfit alkalinity cl sulfate o2_dissolved iron_count
gl_corr_risk_data id_corr_risk* id_gl** contingency_line community population_density no_leak date_leak remedial_action location
gl_chemical_treatment id_chemical* id_gl** chemical_treatment_facility chemical_treatment_type location condition nos access_fitting_system device_manufacture injection_tube operation_condition treatment_method brand injection_rate recomendation_injection_rate
gl_scaling_tendency id_scaling_tendency* id_gl** sampling_facility fitting_size access_fitting_type nos_af fitting_manufacture condition plug_manufacture coupon_type holder_length installation_date retrieving_date scale_index tendency scale_growth
79
gl_int_corr_mon_dev id_int_corr_mon_dev* id_gl** facility_access_fitting location_device fitting_size access_fitting_type nos_af fitting_manufacture condition plug_manufacture coupon_type holder_length installation_date retrieving_date coupon_surface_area density probe_type probe_element probe_length probe_span corr_rate scale_coupon corr_rate coupon_id_a initial_weight_a final_weight_a color_coupon_a body_attack_a washer_attack_a edge_attack_a erosion_attack_a scale_a pitting_a debris_a coupon_id_b initial_weight_b final_weight_b color_coupon_b body_attack_b washer_attack_b edge_attack_b erosion_attack_b scale_b pitting_b debris_b
gl_ext_corr_protection id_ext* id_gl** id_type_cp anode_weight anode_type nos_anode year_installed design_life current_output test_point_nos insulation_flange highest_pipe_soil_potential lowest_pipe_soil_potential soil_resistivity_location soil_resistivity_lowest id_soil_corrosiveness** highest_soil_resistivity
gl_pigging_facility id_pig* id_gl** facility_avaibiality barrel_length_launcher nominal_length_launcher reducer_length_launcher bridle_door_launcher valve_body_width_launcher access_length_launcher access_width_launcher barrel_od_launcher barrel_id_launcher barrel_t_launcher nominal_t_launcher barrel_length_receiver nominal_length_receiver reducer_length_receiver bridle_door_receiver valve_body_width_receiver access_length_receiver access_width_receiver barrel_od_receiver barrel_id_receiver barrel_t_receiver nominal_t_receiver pigging_type clean_pig_recomendation clean_pig_activity out_come
gl_pipe_condition id_pipe_condition* id_gl** original_gl location km anomaly_length pipe_anomaly type_coating condition_coating
gl_corr_rate id_corr_rate* id_gl** retrieving_corr_rate_coupon corr_rate_coupon interrogated_corr_rate_probe corr_rate_probe date_previous_wall_thickness date_current_wall_thickness wt_remaining_previous_wall_thickness wt_remaining_current_wall_thickness defect_length_max corr_rate total_wt_lost
80
4.3.2.3 Relational Database Management System (RDBMS)
gl_water_sampling id_water* id_gl** water_sampling_facility location …
gl_int_corr_mon_dev id_int_corr_mon_dev* id_gl** facility_access_fitting location_device …
gl_general id_general* id_gl** equipment pipe_size … gl_corr_risk_data id_corr_risk* id_gl** contingency_line community …
gl_ext_corr_protection id_ext* id_gl** id_type_cp anode_weight … gl id_gl* pipeline_number line_type description service status
gl_pigging_facility id_pig* id_gl** facility_avaibiality barrel_length_launcher … gl_pipe_condition id_pipe_condition* id_gl** original_gl location …
gl_chemical_treatment id_chemical* id_gl** chemical_treatment_facility chemical_treatment_type …
gl_corr_rate id_corr_rate* id_gl** retrieving_corr_rate_coupon corr_rate_coupon …
gl_scaling_tendency id_scaling_tendency* id_gl** fitting_size access_fitting_type …
Gambar 4.5. RDBMS
81
4.3.2.4 Kamus Data gl = {@id_gl + pipeline_number + line_type + description + service + status + risk + pof + cof} gl_chemical_treatment = {@id_chemical + id_gl chemical_treatment_type + condition_ct + nos access_fitting_system + device_manufacture + injection_tube operation_condition + treatment_method + brand injection_rate + recommendation_injection_rate chemical_facility}
+ + + + +
gl_corr_rate = {@id_corr_rate + id_gl + retrieving_date_coupon + corr_rate_coupon + interrogated_date_probe + corr_rate_probe + date_previous_inspection + date_current_inspection + wt_remaining_previous + wt_remaining_current + total_wt_lost + defect_length_max + corr_rate_wt} gl_corr_risk_data = {@id_corr_risk + id_gl + contingency_line + community + population_density + no_of_leak + date_leak + remedial_action + location } gl_ext_corr_protection = {@id_ext + id_gl + type_cp anode_weight + anode_type + nos_anode + year_installed design_life_cp + current_output + test_point_nos insulation_flange + tr_output_v + tr_output_a highest_pipe_soil + lowest_pipe_soil + location_soil lowest_soil + soil_corrosive + highest_soil}
+ + + + +
gl_general = {@id_general + id_gl + date_update + equipment + pipe_size + pipe_grade + design_factor + schedule + smys + design_press + nominal_wt + length + design_life + year_built + year_service + current_service + flange_rating + fange + psv_setting + design_temp + fluid_from + bopd + bwpd + bfpd + mscfd + remaining_life + op_temp + op_press + calculated_maop + actual_maop} gl_int_corr_mon_dev = {@id_int_corr + id_gl + fitting_size + fitting_manufacture + access_fitting_type + condition + nos_af + plug_manufacture + coupon_type + holder_length + installation_date_coupon + retrieving_date + coupon_surface + density + probe_type + probe_element + probe_length + probe_span + probe_id + installation_date_probe + corr_rate + coupon_id_a + initial_weight_a + final_weight_a + color_coupon_a + body_attack_a + washer_attack_a + edge_attack_a + erosion_attack_a + scale_a + pitting_a +
82
debris_a + coupon_id_b + initial_weight_b + final_weight_b + color_coupon_b + body_attack_b + washer_attack_b + edge_attack_b + erosion_attack_b + scale_b + pitting_b + debris_b} gl_pigging_facility = {@id_pig + id_gl + barrel_length_launcher + nominal_length_launcher + reducer_length_launcher + bridle_door_launcher + valve_body_width_launcher + access_length_launcher + access_width_launcher + barrel_od_launcher + barrel_id_launcher + barrel_t_launcher + nominal_t_launcher + trap_height_launcher + kicker_launcher + balance_pipe_launcher + reducer_type_launcher + angle_launcher + barrel_length_receiver + nominal_length_ receiver + reducer_length_ receiver + bridle_door_ receiver + valve_body_width_ receiver + access_length_ receiver + access_width_ receiver + barrel_od_ receiver + barrel_id_ receiver + barrel_t_ receiver + nominal_t_ receiver + trap_height_ receiver + kicker_ receiver + balance_pipe_ receiver + reducer_type_ receiver + angle_ receiver + pigging_type + cleaning_pigging_recomendation + cleaning_pigging_activity + date_pigging + out_come} gl_pipe_condition = {@id_pipe_condition + id_gl + original_gl + location + km + anomaly_length + pipe_anomaly + type_coating + condition_coating} gl_scaling_tendency = {@id_scaling + id_gl + fitting_size + access_fitting_type + nos_af + fitting_manufacture + condition + plug manufacture + coupon_type + holder_length + installation_date + retrieving_date + scale_index + tendency + scale_growth} gl_water_sampling = {@id_water + id_gl + nos + condition_ws + temperature + ph + sand + h2s + co2_dissolved + srb + mn + residual_amine + residual_phosphate + residual_sulfit + alkalinity + cl + sulfate + o2_dissolved + iron_count + water_sampling} user = {@username + password + status + area}
4.3.2.5 Spesifikasi File Data 1. Nama Tabel Keterangan
: gl : Tabel ini berisi data gathering line
83
PrimaryKey
: id_gl
ForeignKey
:Tabel 4.1. Spesifikasi Tabel gl
Field Name id_gl
Data Type INT
pipeline_number VARCHAR line_type
Length
Description
100 100
ENUM
'Production Line','Water Injection Line','Gas
Lift
Line' description
TEXT
service
VARCHAR
status
ENUM
30 'running','not running'
risk
ENUM
'low','middle','high'
pof
ENUM
'1','2','3','4','5'
cof
ENUM
'A','B','C','D','E'
2. Nama Tabel
: gl_chemical_treatment
Keterangan
: Tabel ini berisi data chemical treatment
PrimaryKey
: id_chemical
84
ForeignKey
: id_gl
Tabel 4.2. Spesifikasi Tabel gl_chemical_treatment
Field Name
Data Type
Length
id_chemical
INT
50
id_gl
INT
100
chemical_treatme
ENUM
Description
'Corr. Inhibitor','Scale
nt_type
Inhibitor','Biocide','De mulsifier','Oxygen Scavanger','N/A'
condition_ct
ENUM
'Unserviceable','Service able'
Nos
INT
30
access_fitting_sys ENUM
'2 Inch Access
tem
Fitting','1 Inch Access Fitting','Threadolet Nipple','N/A'
device_manufactu ENUM
'RCS','KS','Caproco','Ot
re
hers'
injection_tube
ENUM
'Quill','Atomizer','Other s'
operation_conditi on
ENUM
'Running','Not Running'
85
treatment_method ENUM
'Batching','Continue','B atch Per Interval then Continous'
Brand
VARCHA
30
R injection_rate
INT
20
recommendation_
INT
20
injection_rate chemical_facility
3. Nama Tabel
ENUM
'yes','no'
: gl_corr_rate
Keterangan
: Tabel ini berisi data corrosion rate
PrimaryKey
: id_corr_rate
ForeignKey
: id_gl
Tabel 4.3. Spesifikasi Tabel gl_corr_rate
Field Name
Data Type
Length
id_corr_rate
INT
50
id_gl
INT
100
retrieving_date_coup
DATE
on corr_rate_coupon
DOUBLE
interrogated_date_pro DATE
Description
86
be corr_rate_probe
DOUBLE
date_previous_inspec
DATE
tion date_current_inspecti
DATE
on wt_remaining_previo
DOUBLE
us wt_remaining_curren
DOUBLE
t total_wt_lost
DOUBLE
defect_length_max
DOUBLE
corr_rate_wt
INT
4. Nama Tabel
15
: gl_corr_risk_data
Keterangan
: Tabel ini berisi data corrosion risk
PrimaryKey
: id_corr_risk
ForeignKey
: id_gl
Tabel 4.4. Spesifikasi Tabel gl_corr_risk_data
Field Name
Data Type
Length
id_corr_risk
INT
50
id_gl
INT
100
Description
87
contingency_line
ENUM
'In
Place','Easy
Install','No
to
Contingency
Line','No Data' Community
ENUM
'No Impact','Get Impact Pay Compensation','Get Impact No
Compensation','No
Data' population_density ENUM
'Density < 10','10 < Density < 46','Density > 46','No Data'
no_of_leak
ENUM
date_leak
DATE
remedial_action
ENUM
'1','2','3','4','5','6','7','8','9','10'
'Temporary Clamp','Permanent Sleeve/patching','Cut Replace','None'
Location
5. Nama Tabel Keterangan
VARCHAR
50
: gl_ext_corr_protection : Tabel ini berisi data external corrosion protection
PrimaryKey
: id_ext
ForeignKey
: id_gl
and
88
Tabel 4.5. Spesifikasi Tabel gl_ext_corr_protection
Field Name
Data Type
Length
id_ext
INT
50
id_gl
INT
100
type_cp
ENUM
Description
'SACP','ICCP','SACP
&
ICCP','None' anode_weight
INT
10
anode_type
INT
10
nos_anode
INT
10
year_installed
INT
10
design_life_cp
INT
10
current_output
INT
10
test_point_nos
INT
10
insulation_flange
INT
10
tr_output_v
INT
10
tr_output_a
INT
10
highest_pipe_soil INT
10
lowest_pipe_soil
INT
10
location_soil
VARCHAR
10
lowest_soil
INT
50
soil_corrosive
ENUM
'Negligible','Moderately Corrosive','Corrosive','Very
89
Corrosive' highest_soil
6. Nama Tabel
INT
50
: gl_general
Keterangan
: Tabel ini berisi data general
PrimaryKey
: id_general
ForeignKey
: id_gl
Tabel 4.6. Spesifikasi Tabel gl_general
Field Name
Data Type
Length
Description
id_general
INT
50
id_gl
INT
100
date_update
DATE
equipment
VARCHAR
pipe_size
ENUM
'2','2.5','3','3.5','4','5','6','8','10','12'
pipe_grade
ENUM
'API 5L Grade B','API 5L X42'
design_factor
FLOAT
schedule
ENUM
smys
INT
10
design_press
INT
10
nominal_wt
FLOAT
length
INT
10
design_life
INT
10
100
'40','80','none'
90
year_built
INT
10
year_service
INT
10
current_service
VARCHAR
50
flange_rating
ENUM
fange
INT
10
psv_setting
INT
10
design_temp
INT
10
fluid_from
TEXT
bopd
FLOAT
bwpd
FLOAT
bfpd
FLOAT
mscfd
FLOAT
remaining_life
INT
20
op_temp
INT
20
op_press
INT
20
'150','300','600','900','1500'
calculated_maop FLOAT actual_maop
7. Nama Tabel Keterangan
INT
20
: gl_int_corr_mon_dev : Tabel ini berisi data internal corrosion monitoring device
PrimaryKey
: id_int_corr
ForeignKey
: id_gl
91
Tabel 4.7. Spesifikasi Tabel gl_int_corr_mon_dev
Field Name
Data Type
Length
id_int_corr
INT
50
id_gl
INT
100
fitting_size
ENUM
Description
'2
Inch
Access
Fitting','1 Inch Access Fitting','N/A' fitting_manufactu
ENUM
'RCS','KS','Caproco','Ot
re
hers'
access_fitting_typ ENUM
'Flare
e
Weld','Flange','Threado llet Nipple'
condition
ENUM
'Serviceable','UnServic eable'
nos_af
INT
plug_manufacture VARCHAR coupon_type
10 20
ENUM
'Strip
Coupon
1
Inch','Strip Coupon 2 Inch','Flush Coupon','N/A' holder_length
VARCHAR
installation_date_
DATE
50
Disc
92
coupon retrieving_date
DATE
coupon_surface
INT
50
density
INT
50
probe_type
ENUM
'Microcor','LPR','ER','N /A'
probe_element
ENUM
'Tube
Loop','Wire
Loop','Flush' probe_length
INT
10
probe_span
INT
10
probe_id
INT
10
installation_date_
DATE
probe corr_rate
INT
10
coupon_id_a
INT
10
initial_weight_a
INT
10
final_weight_a
INT
10
color_coupon_a
VARCHAR
20
body_attack_a
ENUM
'yes','no'
washer_attack_a
ENUM
'yes','no'
edge_attack_a
ENUM
'yes','no'
erosion_attack_a
ENUM
'yes','no'
93
scale_a
ENUM
'yes','no'
pitting_a
ENUM
'yes','no'
debris_a
ENUM
'yes','no'
coupon_id_b
INT
10
initial_weight_b
INT
10
final_weight_b
INT
10
color_coupon_b
VARCHAR
20
body_attack_b
ENUM
'yes','no'
washer_attack_b
ENUM
'yes','no'
edge_attack_b
ENUM
'yes','no'
erosion_attack_b
ENUM
'yes','no'
scale_b
ENUM
'yes','no'
pitting_b
ENUM
'yes','no'
debris_b
ENUM
'yes','no'
8. Nama Tabel
: gl_pigging_facility
Keterangan
: Tabel ini berisi data pigging facility
PrimaryKey
: id_pig
ForeignKey
: id_gl
Tabel 4.8. Spesifikasi Tabel gl_pigging_facility
Field Name id_pig
Data Type INT
Length 50
Description
94
id_gl
INT
100
barrel_length_launch
INT
30
INT
30
INT
30
bridle_door_launcher
INT
30
valve_body_width_la
INT
30
INT
30
INT
30
barrel_od_launcher
INT
30
barrel_id_launcher
INT
30
barrel_t_launcher
INT
30
nominal_t_launcher
INT
30
trap_height_launcher
INT
30
kicker_launcher
INT
30
balance_pipe_launch
INT
30
reducer_type_launche INT
30
er nominal_length_laun cher reducer_length_launc her
uncher access_length_launch er access_width_launch er
er
95
r angle_launcher
INT
30
barrel_length_receive
INT
30
INT
30
INT
30
bridle_door_ receiver
INT
30
valve_body_width_
INT
30
INT
30
INT
30
barrel_od_ receiver
INT
30
barrel_id_ receiver
INT
30
barrel_t_ receiver
INT
30
nominal_t_ receiver
INT
30
trap_height_ receiver
INT
30
kicker_ receiver
INT
30
balance_pipe_
INT
30
r nominal_length_ receiver reducer_length_ receiver
receiver access_length_ receiver access_width_ receiver
receiver
96
reducer_type_
INT
30
angle_ receiver
INT
30
pigging_type
ENUM
receiver
'Cleaning','Gauge' ,'Inspection'
cleaning_pigging_rec
INT
30
INT
30
omendation cleaning_pigging_act ivity date_pigging
DATE
out_come
ENUM
'Debris','Damage', 'Metal Loss'
9. Nama Tabel
: gl_pipe_condition
Keterangan
: Tabel ini berisi data pipe condition
PrimaryKey
: id_pipe_condition
ForeignKey
: id_gl
Tabel 4.9. Spesifikasi Tabel gl_pipe_condition
Field Name id_pipe_condi
Data Type Length INT
50
INT
100
tion id_gl
Description
97
original_gl
ENUM
'Above
Ground
with
Support','Under Ground','None' location
ENUM
'1st
Location','2nd
Location','3rd
Location','4th
Location','5th
Location','6th
Location','7th
Location','8th
Location','9th
Location','10th
Location' km
INT
50
anomaly_leng
INT
50
th pipe_anomaly
ENUM
'Buried','Above Ground with Support','Lay
Down
on
Soil','Hanging','None' type_coating
ENUM
'Wrapping','Asphalt Coating','FBE','3LPE','3LPP',' Protective Coating','Bare'
condition_coa ting
10. Nama Tabel Keterangan
ENUM
'<5%','5%-40%','>40%','No Data'
: gl_scaling_tendency : Tabel ini berisi data scaling tendency
98
PrimaryKey
: id_scaling
ForeignKey
: id_gl
Tabel 4.10. Spesifikasi Tabel gl_scaling_tendency
Field Name
Data Type
Length
id_scaling
INT
50
id_gl
INT
100
fitting_size
ENUM
Description
'2 Inch Access Fitting','1 Inch Access Fitting','N/A'
access_fitting_type
ENUM
'Flare Weld','Flange','Threadolle t Nipple'
nos_af
INT
20
fitting_manufacture ENUM
'RCS','KS','Caproco','Othe rs'
condition
ENUM
'Unserviceable','Serviceab le'
plug_manufacture
VARCHAR
coupon_type
ENUM
20 'Scale
Coupon
Inch','Scale Inch','Flush Coupon','N/A' holder_length
INT
20
1
Coupon
2
Disc
99
installation_date
DATE
retrieving_date
DATE
scale_index
INT
tendency
ENUM
10 'Possible','Severe','No Tendency'
scale_growth
11. Nama Tabel
INT
20
: gl_water_sampling
Keterangan
: Tabel ini berisi data water sampling
PrimaryKey
: id_water
ForeignKey
: id_gl
Tabel 4.11. Spesifikasi Tabel gl_water_sampling
Field Name
Data Type
Length
id_water
INT
50
id_gl
INT
30
nos
INT
30
condition_ws
ENUM
Description
'Unserviceable','Service able'
temperature
INT
10
ph
INT
10
sand
INT
10
h2s
INT
10
100
co2_dissolved
INT
srb
ENUM
10 '0','SRB <= 10','10 < SRB < 100','100 <SRB < 1000','1000 < SRB < 10000','SRB 10000','No Data'
mn
INT
10
residual_amine
INT
10
residual_phosph INT
10
ate residual_sulfit
INT
10
alkalinity
INT
10
cl
INT
10
sulfate
INT
10
o2_dissolved
INT
10
iron_count
INT
10
water_sampling
ENUM
12. Nama Tabel
'yes','no'
: user
Keterangan
: Tabel ini berisi data user atau pengguna
PrimaryKey
: username
ForeignKey
:-
>=
101
Tabel 4.12. Spesifikasi Tabel user
Field Name
Data Type
Length
username
VARCHAR
30
password
VARCHAR
40
status
ENUM
Description
'0','1','2'
4.3.3. Desain Struktur Menu Sistem Informasi Dalam ”Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak” terdapat 3 golongan yang dapat mengakses yaitu admin, manager (mg), dan field engineer (fe). Ketiga pengguna diatas memiliki struktur menu yang berbeda, berikut merupakan gambaran hierarki struktur menu Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak, ada Gambar 4.6, 4.7, dan 4.8
102
Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak
Database
User
Add New User
Save
Edit
Cancel
Save
Delete
Cancel
SQL
Logout
Map
Gathering Line
Excel
Convert to Excel
Advance View
Risk Ranking
Home
Map
Print
Edit
Print
Save
Gambar 4.6. Struktur Menu Admin
Map
Cancel
103
Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak
Change Password
Save
Cancel
Approve Data
All Data
Detail
Approve
Logout
Map
Cancel
Gathering Line
Review
Print
Approve
Advance View
Risk Ranking
Detail
Cancel
Home
Gambar 4.7. Struktur Menu Manager
Map
Print
Print
Map
104
Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak
Change Password
Save
Review Data
All Data
Cancel
Detail
Edit
Print
Save
Save
Cancel
Cancel Approve Data
Waiting Approve Data
Edit
Cancel
Gathering Line
Advance View
Risk Ranking
Edit
Save
Logout
Map
Cancel
Home
Map
Print
Edit
Print
Save
Gambar 4.8. Struktur Menu Field Engineer
Map
Cancel
105
4.4. Implementasi Sistem Pada tahap ini dilakukan implementasi hasil rancangan ke dalam baris-baris kode program yang dapat dimengerti oleh komputer. Selain itu juga membahas sarana pendukung lain yang diperlukan agar sistem berjalan dengan baik. 4.4.1. Sarana Pendukung Aplikasi Aplikasi ini dikembangkan dengan menggunakan hardware dan software berikut : a.
Perangkat Keras (Hardware) o Processor Intel Pentium D CPU 2.80GHz o Harddisk 80 GB o Memory DDR2 2 GB o LAN Card o DVD – RW o Keyboard dan Mouse o Printer Kyocera
b.
Perangkat Lunak (Software) o Windows XP Service Pack 2 o Macromedia Dreamweaver o XAMPP o UltraEdit-32 Text Editor o Mozilla Firefox
106
4.4.2. Pengujian Sistem Penulis
menggunakan
metode
pengujian
unit
dengan
pendekatan black-box testing. Black-box testing adalah pengujian yang dilakukan untuk antar muka perangkat lunak, pengujian ini dilakukan untuk memperlihatkan bahwa fungsi-fungsi bekerja dengan baik dalam arti masukan yang diterima dengan benar dan keluaran yang dihasilkan benar-benar tepat, pengintegrasian dari eksternal data berjalan dengan baik (http://widiyati.wordpress.com/, 20 September 2009). Hasil pengujian sistem informasi monitoring korosi berbasis web dengan pendekatan black-box testing dapat dilihat pada Lampiran D.
4.4.3. Implementasi Sistem Dalam implementasi sistem ini dapat berjalan pada browser Mozilla Firefox, Internet Explorer dan Opera. Dalam pengujian menggunakan jaringan sistem ini telah diujikan pada sistem operasi Microsoft Windows XP Service Pack 2.
4.5. Pemeliharaan Sistem Proses dari SDLC yang terakhir merupakan proses maintenance yaitu perawatan dalam sistem. Proses perawatan meliputi pengupdatean data, pengelolaan database, backup database dan perawatan komponen
107
hardware. Proses ini dapat dilakukan jika dalam proses implementasi sistem user (Administrator) dapat mengoperasikan sistem dengan baik.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Dengan sistem informasi ini dapat mempercepat pengolahan data dan pembuatan laporan, serta informasi yang dihasilkan lebih akurat, cepat dan lengkap, sehingga terjadinya kesalahan-kesalahan yang disebabkan keterbatasan seperti human error atau ketidaksengajaan dapat dikurangi. 2. Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web sehingga dapat digunakan dimana saja oleh pengguna dengan menggunakan akses internet. Hal tersebut akan lebih memudahkan pekerjaan dan dapat meningkatkan kelancaran proses pembuatan tindakan perbaikan maupun pencegahan yang perlu dilakukan pada suatu jaringan pipa.
5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah dikemukakan, dapat diajukan beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut antara lain : 1. Mengadakan suatu pelatihan bagi pengguna yang menggunakan sistem ini sehingga dalam pengoperasiannya mendapatkan hasil yang maksimal. 2. Karena sistem ini hanya digunakan untuk mengolah data yang berasal dari inputan engineer. Maka untuk pengembangan lebih lanjut, data yang
108
109
diproses adalah data yang berasal langsung dari alat-alat yang digunakan untuk memantau aktivitas korosi pada suatu jaringan pipa minyak.
DAFTAR PUSTAKA
API (American Petroleum Institute). 2002. Risk-based Inspection. API, Washington.
Hartono, Jogiyanto. 2005. Analisis & Desain Informasi: pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Andi, Yogyakarta.
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Jakarta : Graha Ilmu
Muhlbauer, W. Kent. 2004. Pipeline Risk Management Manual Ideas, Techniques, and Resources Third Edition. Elsevier, Oxford.
NACE (International the Corrosion Society) Standard. 1999.
NACE
International. Texas.
Peabody, A. W. 2001. Peabody's Control of Pipeline Corrosion Second Edition. NACE International, Texas.
Pierre, R. Roberge. 2008. Corrosion Engineering Principles and Practice. McGraw-Hill, New York.
Sanjaya, Ridwan. 2006. Rekayasa Grafis dengan Menggunakan PHP. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Sidik, Betha. 2004. Pemrograman Web dengan PHP. Informatika, Jakarta.
Sidik, Betha. 2005. MySQL. Informatika, Bandung
110
111
Sidik, Betha. 2005. MySQL untuk Pengguna, Administrator, & Pengembang Aplikasi Web. Informatika, Jakarta.
Simarta, J. & Paryudi, I. 2006. Basis Data. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Siswoutomo, Wiwit. 2004. Membangun Web Service Open Source Menggunakan PHP. Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Syafii, M., 2005. Panduan Membuat Aplikasi Database dengan PHP 5 MySQL PostgreSQL Oracle. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Wahana Komputer. 2006. Seti Panduan Lengkap Menguasai Pemrograman Web dengan PHP5. Penerbit Andi, Yogyakarta, Wahana Komputer, Semarang.
Whitten, Jeffery L, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman. 2004. System Analysis and Design Methods 6th. New York : McGraw-Hill
DAFTAR PUSTAKA PENUNJANG
http://id.wikipedia.org/ wiki/Korosi , 12 September 2009, pk. 08.45 WIB.
http://W3Schools.com, 15 September 2009, pk. 10.30 WIB
http://www.w3.org, 22 September 2009, pk. 08.00 WIB
http://ilmukomputer.com, 05 Desember 2009, pk. 14.45 WIB
http://www.ilmuwebsite.com, 10 Desember 2009, pk. 10.45 WIB
http://lifting.migas.esdm.go.id/, 12 Desember 2009, pk. 16.45 WIB
112
LAMPIRAN A WAWANCARA
1. Wawancara 1 Institusi
: PT. Wilson Walton Indonesia
Tanggal
: 10 Maret 2009
Nama Responden : Bapak Teddy Firmansyah Jabatan No. 1.
: Operation Manager Pertanyaan
Jawaban
Apa tugas dari Bidang
Secara
garis
besar
tugasnya
adalah
Operation ?
melakukan perencanaan dan pelaksana program yang telah dirancang di bidang korosi, baik itu program perawatan pipa, perbaikan pipa ataupun survey pada suatu jaringan pipa.
2.
Apa
peran
komputer
teknologi
Peran teknologi komputer pada bidang
bidang
korosi pipa minyak memiliki peran yang
pada
korosi pipa minyak?
cukup penting pada bidang korosi, mulai dari
proses
perencanaan,
proses
pelaksanaan, sampai proses analisa hasil pelaksanaan. Yaitu sebagai alat bantu dalam proses penyimpanan, perhitungan dan analisa data. 3.
Apa ada suatu inovasi yang Ya ada, kami selaku kontraktor sekaligus ingin
diwujudkan
pada
konsultan dibidang korosi menginginkan membantu klien-klien kami dalam proses
bidang
korosi
memanfaatkan komputer ?
dengan teknologi
penyimpanan data-data pipa. Karena kami melihat,
banyak
klien
kami
kurang
memperhatikan dalam penyimpanan datadata tersebut. Sehingga jika data-data
113
114
tersebut dibutuhkan, memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan datadata tersebut. 4.
Bagaimana bentuk sistem Pertama
operator berupa
lapangan
melakukan
yang sedang berjalan di
monitoring
pengumpulan
data
klien ?
korosi pada suatu jaringan pipa. Data-data tersebut dicatat pada lembaran-lembaran kertas. Data-data tersebut yang berupa catatan, kemudian diserahkan ke Field Engineer (FE) untuk di analisa. Hasil analisa tersebut berupa perkiraan keadaan pipa, berdasarkan data-data tersebut. Hasil analisa tersebut kemudian dikirim ke kantor pusat, tepatnya ke General Manager (GM) melalui email. Setelah GM mendapat hasil analisa tersebut, GM dapat memutuskan tindakan yang perlu dilakukan pada suatu jaringan pipa.
5.
Apa
kekurangan
yang Ada beberapa kekurangan yang terdapat
terdapat pada sistem yang sedang berjalan ?
pada sistem yang sedang berjalan: a. Media penyimpanan data yang hanya menggunakan
lembaran-lembaran
kertas. b. Proses penganalisaan data yang belum mempunyai
bentuk
baku
untuk
menganalisa data. c. Pengiriman hasil analisa 6.
Apa alternatif pemecahan Iya ada beberapa alternatif pemecahan masalah ditawarkan ?
yang
ingin
masalah tersebut diantaranya: a. Dibuat suatu database, sebagai media lain yang digunakan untuk penyimpanan data.
115
b. Data dari database tersebut selanjutnya dapat
langsung
menghasilkan
diproses
suatu
sehingga
analisa
hasil
monitoring korosi pada pipa. c. Baik data ataupun hasil analisa data monitoring korosi pipa dapat dilihat dari mana saja tidak terbatas oleh ruang. Karena jarak antar jaringan pipa yang berjauhan dan apalagi jarak antara jaringan pipa dengan kantor pusat. 7.
Bagaimana bentuk sistem Pertama yang ingin ditawarkan ?
operator
monitoring
lapangan
berupa
melakukan
pengumpulan
data
korosi pada suatu jaringan pipa. Data-data tersebut dicatat pada lembaran-lembaran kertas. Data-data tersebut yang berupa catatan, kemudian diinputkan ke suatu sistem informasi oleh operator. Dari sistem informasi tersebut baik GM ataupun FE dapat melihat keadaan pipa dari hasil monitoring lapangan. Dari sistem informasi tersebut juga didapat suatu rekomendasi, rekomendasinya yaitu berupa tindakan yang perlu dilakukan pada suatu jaringan pipa.
2. Wawancara 2 Institusi
: PT. Wilson Walton Indonesia
Tanggal
: 10 Maret 2009
Nama Responden : Bapak Wahyudi Wibawa Jabatan
: Field Engineer spesialis korosi eksternal
116
No. 1.
Pertanyaan
Jawaban
Apa pengertian dari korosi
Korosi eksternal pada suatu pipa secara
eksternal pada suatu pipa ?
umum adalah korosi yang diakibatkan oleh faktor luar (lingkungan).
2.
Apa saja yang termasuk
Faktor lingkungan yang menjadi penyebab
faktor lingkungan yang
korosi eksternal diantaranya temperatur,
menyebabkan terjadinya
tanah, air.
korosi eksternal ? 3.
Bagaimana cara
Cara penganalisaan dimulai dari data yang
penganalisaan data korosi
didapat dari operator lapangan kami
eksternal yang ada sekarang
kumpulkan.
ini ?
dengan program excel. Setelah hasilnya
Kemudian
kami
analisa
didapat, kami laporkan ke manager. 4.
Apakah dengan sistem yang
Belum
baik,
karena
dalam
sekarang ini, baik proses
penganalisaan
maupun hasil sudah baik ?
suatu kesimpulan diantara kami, hasilnya
sehingga
proses
menghasilkan
berbeda. 5.
Mengapa bisa terjadi
Perbedaan tersebut terjadi, karena kami
perbedaan hasil tersebut ?
memiliki
proses
penganalisaan
yang
berbeda-beda. 6.
Data apa saja yang termasuk Yang termasuk ke dalam data korosi ke dalam korosi eksternal ?
eksternal
diantaranya:
corrosion
protection,
condition.
3. Wawancara 3 Institusi
: PT. Wilson Walton Indonesia
Tanggal
: 10 Maret 2009
Nama Responden : Bapak Paul Indrawan Syukur Jabatan
: Field Engineer spesialis internal
data dan
external data
pipe
117
No.
Pertanyaan
Jawaban
1.
Apa pengertian dari korosi ?
Korosi adalah degradasi atau penurunan kualitas
dari
disebabkan
material
akibat
pipa
yang
interaksi
dengan
lingkungan sekitar. 2.
Apa itu korosi internal dan
Korosi
internal
data-data apa saja yang
disebabkan oleh material asing yang ada
berkaitan dengan korosi
atau terbawa dari proses produksi minyak.
internal ?
Data-data yang berkaitan dengan korosi internal
adalah
diantaranya
:
korosi
data
yang
scaling
tendency, data water sampling, data internal corrosion monitoring device, data corrosion risk, data corrosion rate, data chemical treatment. 3.
Menurut anda apa saja
Keuntungan yang paling utama adalah
keuntungan yang akan
pasti dari sisi finansial, karena dengan
didapat dari pembuatan
adanya sistem informasi ini diharapkan
sistem informasi monitoring
hasil akhir keadaan suatu pipa dapat
korosi ?
didapat lebih cepat. Sehingga manager dapat memberi suatu keputusan (decision) tentang
tindakan
pencegahan.
perbaikan
Mengapa
atau
dikatakan
keuntungan utama dari sisi finansial, karena
dengan
sistem
informasi
ini
diharapkan keputusan dan rekomendasi yang dihasilkan lebih tepat. Karena selama ini
biaya
untuk
perwatan
ataupun
perbaikan suatu pipa terus meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan produksi minyak dari tahun ke tahun terus menurun. Jadi
dapat
kita
simpulkan
bahwa
118
perawatan ataupun perbaikan yang selama ini dilakukan kurang tepat, hal tersebut bisa saja diakibatkan karena tidak adanya tingkatan prioritas.
4. Wawancara 4 Institusi
: PT. Wilson Walton Indonesia
Tanggal
: 10 Maret 2009
Nama Responden : Bapak Bashari Rozardi Jabatan
No. 1.
: Field Engineer spesialis pipeline integrity
Pertanyaan
Jawaban
Apa pengertian pipeline
Pipeline integrity adalah kesatuan dari
integrity ?
seluruh komponen pipa, yang berupa data internal corrosion, data eksternal corrosion dan data general.
2.
3.
Data apa saja yang ada di
Data general diantaranya yaitu data desain
dalam data general ?
jaringan pipa dan data produksi pipa.
Apa komentar Anda dengan
Saya sangat mengharapkan, sistem yang
akan dibuatnya suatu sistem
akan dibuat dapat melakukan semua
informasi monitoring korosi
tahapan analisa sehingga menghasilkan
?
suatu kesimpulan, seperti yang kami lakukan. Tetapi perbedaanya yaitu dengan sistem yang baru proses penganalisaan data dilakukan dengan lebih mudah, hasil yang didapat bisa lebih cepat.
119
Kesimpulan Wawancara : o Tugas dari bagian operation adalah melakukan perencanaan dan pelaksana program yang telah dirancang di bidang korosi, baik itu program perawatan pipa, perbaikan pipa ataupun survey pada suatu jaringan pipa. o Hasil data monitoring korosi pipa hanya menggunakan lembaran-lembaran kertas sebagai media penyimpanannya, belum adanya bentuk baku untuk menganalisa data. Dari kesimpulan di atas dapat diketahui bahwa proses penyimpanan dan penganalisaan data monitoring korosi masih belum efektif sehingga dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat digunakan penganalisaan data monitoring korosi dan sebagai penyimpanan data aset pipa yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja, sehingga General Manager dapat memutuskan tindakan apa yang perlu dilakukan pada suatu jaringan pipa.
LAMPIRAN B KUESIONER
Kuesioner ini bertujuan untuk meminta pendapat kepada para Engineer dan Manager setelah mencoba “Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web” yang penulis ajukan. Nama
:
Jabatan
: Engineer / Manager
1. Apakah
Anda
sudah
mencoba
menggunakan
“Sistem
Informasi
Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web” ? a. Ya
b. Tidak
2. Bagaimana prosedur pengoperasian “Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web” ? a. Sangat Mudah
b. Mudah
c. Sulit
d. Sangat Sulit
3. Apakah akses informasi yang diberikan oleh “Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web” ini sudah memadai ? a. Sangat Memadai
b. Memadai
c. Cukup Memadai
d. Kurang Memadai
4. Apakah pada waktu sistem ini Anda gunakan pernah terjadi error atau tidak sesuai dengan permintaan yang diminta ? a. Pernah
b. Tidak Pernah
5. Bagaimana tanggapan Anda mengenai pengembangan sistem informasi ini, untuk mengakses ataupun memproses data korosi ? a. Sangat Baik
b. Baik
c. Cukup
d. Kurang
120
121
6. Menurut Anda, apakah sistem informasi ini layak untuk dijadikan sebagai database data korosi dan penganalisa data korosi ? a. Sangat Layak
b. Layak
c. Cukup Layak
d. Kurang Layak
122
TRANSKIP KUESIONER
Responden
: 9 Engineer, 1 Manager PT. Wilson Walton Indonesia
Jenis Kuesioner
: Kuesioner tertutup, yaitu responden diminta untuk memilih jawaban yang telah disediakan.
Tujuan
: Meminta tanggapan dan pendapat kepada para Engineer atau Manager mengenai “Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web” apakah sistem ini layak untuk diterapkan.
Berikut Pertanyaan dan Hasil Persentasi Kuesioner yang didapat :
Jumlah Responden
Jumlah
yang memilih
Persentase %
a. Ya
10
100
b. Tidak
0
0
a. Sangat Mudah
2
20
b. Mudah
7
70
c. Sulit
1
10
d. Sangat Sulit
0
0
No
Pertanyaan
1 Apakah Anda sudah mencoba menggunakan "Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web" ?
2 Bagaimana prosedur pengoperasian "Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web" ?
3 Apakah akses informasi yang diberikan oleh "Sistem Informasi Monitoring
123
Korosi Pipa Minyak Berbasis Web" ini sudah memadai ? a. Sangat Memadai
2
20
b. Memadai
6
60
c. Cukup Memadai
2
20
d. Kurang Memadai
0
0
a. Pernah
0
0
b. Tidak Pernah
10
100
a. Sangat Baik
1
10
b. Baik
8
80
c. Cukup
1
10
d. Kurang
0
0
a. Sangat Layak
1
10
b. Layak
6
60
c. Cukup Layak
3
30
d. Kurang Layak
0
0
4 Apakah pada waktu sistem ini Anda gunakan pernah terjadi error atau tidak sesuai dengan permintaan yang diminta ?
5 Bagaimana tanggapan Anda mengenai pengembangan sistem informasi ini, untuk mengakses ataupun memproses data korosi ?
6 Menurut Anda, apakah sistem informasi ini layak untuk dijadikan sebagai database data korosi dan penganalisa data korosi ?
LAMPIRAN C TAMPILAN APLIKASI
1. Halaman Login Pengguna
124
2. Halaman Utama Administrator
125
3. Halaman Administrasi Pengguna Sistem Informasi
126
4. Form Pengguna baru
127
5. Halaman Edit Akses Pengguna
128
6. Halaman Administrasi Backup Database
129
7. Halaman Utama Field Engineer (FE)
130
8. Halaman Ganti Password FE
131
9. Halaman Waiting Approval Data
132
10. Map Stasiun Rawa
133
11. Halaman Utama Gathering Line (GL)
134
12. Halaman Risk Ranking
135
13. Halaman General
136
14. Halaman Internal Corrosion Monitoring Device
137
15. Halaman Water Sampling
138
16. Halaman Chemical Treatment
139
17. Halaman Scaling Tendency
140
18. Halaman External Corrosion Protection
141
19. Halaman Corrosion Risk Data
142
20. Halaman Corrosion Rate
143
21. Halaman Pigging Facility
144
22. Halaman Pipe Condition
145
23. Halaman Edit Password Manager (MG)
146
24. Halaman Approval Data
147
25. Halaman Review Data Korosi
148
LAMPIRAN D PENGUJIAN
Dibawah ini merupakan tabel hasil pengujian dari ”Sistem Informasi Monitoring Korosi Pipa Minyak Berbasis Web (Studi Kasus : PT. ConocoPhillips Inc. Ltd)” : No. 1.
Rancangan Proses Mulai
Hasil Yang Diharapkan
menjalankan Masuk halaman login
sistem halaman
Hasil Sesuai
dengan login
pengguna 2.
Inputan
halaman Pengguna
termasuk
ke Sesuai
login (username dan salah satu dari pengguna password), diperiksa yang ke dalam database.
dapat
mengakses
sistem informasi ini, yaitu: administrator, Engineer
Field (FE)
dan
Manager (MG) 3.
Masuk
halaman Terdapat 4 link, yaitu: Sesuai
utama administrator.
User, Database, Map dan logout.
4.
Masuk halaman user Terdapat pada admin.
link
untuk Sesuai
membuat pengguna baru,
149
Keterangan
150 pengedit
ataupun
menghapus pengguna yang ada. 5.
halaman Dapat dibuatnya pengguna Sesuai
Masuk
pengguna baru.
baru
dengan
username,
password dan akses yang diinputkan. 6.
Masuk halaman edit Data pengguna yang ada Sesuai pengguna yang ada.
dapat diubah sesuai dengan yang diinginkan.
7.
Pada halaman user Terhapusnya pada
admin,
hapus
salah
data Sesuai
klik pengguna tersebut. satu
pengguna. 8.
dapat Sesuai
Pada halam backup Backup database
pada menghasilkan
halaman admin.
2
buah
format backup, yaitu: sql dan excel.
9.
Pada halaman Field Password FE dapat diubah Sesuai Engineer
(FE), sesuai
dengan
yang
terdapat link change diinputkan. password. 10.
Pada
halaman Dapat dilihat data yang Sesuai
151 Review data.
menunggu approval dan data
yang
di
cancel
Manager. 11.
Link pada halaman Link pada setiap gathering Sesuai map.
12.
Link
line. risk
ranking Di dapat risk ranking pada Sesuai
pada halaman utama gathering line tersebut. gathering line. 13.
Link advance view Dapat dilihat detail data Sesuai pada halaman utama dari suatu gathering line. gathering line
14.
Link
edit
halaman gathering line. 15.
Link password halaman
pada Dapat
diinputkan Sesuai
detail perubahan data yang terjadi pada suatu gathering line. change Password manager berubah Sesuai pada sesuai
dengan
yang
utama diinputkan.
Manager. 16.
Link approval data Terdapat
data
pada halaman utama menunggu Manager.
yang Sesuai approval
ataupun data yang telah di cancel Manager.
17.
Link pada waiting Manager
dapat Sesuai
152 approve data.
memutuskan
dengan
memilih salah satu link yang
ada,
diantaranya:
approve data, cancel data ataupun
melihat
detail data tersebut.
dengan
LAMPIRAN E SOURCE CODE 1. index.htm
Login WWI <meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=iso-8859-1">
2. database.php $database="copi"; $hostname="localhost"; $user="root"; $pass=""; $koneksi=mysql_connect($hostname,$user,$pass); mysql_select_db($database,$koneksi); ?>
3. login.php
155 //MG session_register('sesi_usermg'); $user_loginmg = $data[username]; header("Location:mg/index.php"); } else if($data[status]=='2') { //FE session_register('sesi_userfe'); $user_loginfe = $data[username]; header("Location:fe/index.php"); } else { header("Location:index.htm"); } } mysql_free_result($query); } else { header("Location:index.htm"); } ?>
4. session.php
5. index.php (admin) <style type="text/css"> a:hover, a:focus { /* we use :focus for keyboard navigation */ z-index: 200 /* bring to top when the mouse is over */ } a img { border: none; -webkit-transition: all .2s; /* in Safari, every animatable property triggers an animation in .2s */ } a:hover img, a:focus img { -webkit-transform: scale(2); -moz-transform: scale(2); } #GreyWhite { background-color: #FBFBFB; } include("database.php"); include("session.php"); ?>
Admin
| |
156 | |
User | Database | Map | Logout |
6. user.php <style type="text/css"> a:hover, a:focus { /* we use :focus for keyboard navigation */ z-index: 200 /* bring to top when the mouse is over */ } a img { border: none; -webkit-transition: all .2s; /* in Safari, every animatable property triggers an animation in .2s */ } a:hover img, a:focus img { -webkit-transform: scale(2); -moz-transform: scale(2); } #GreyWhite { background-color: #FBFBFB; } include("database.php"); include("session.php"); ?>
| |
Home | Logout |
User
157
Add New User Username | Password | Status | Area | | |
$table = user; $i=1; $hal = $_GET[hal]; if(!isset($_GET['hal'])) { $page = 1; } else { $page = $_GET['hal']; } $max_results = 21; $from = (($page * $max_results) - $max_results); $query = mysql_query("SELECT * FROM $table ORDER BY username ASC LIMIT $from, $max_results "); while($baris = mysql_fetch_array($query)) { if($i%2) { echo ""; } else { echo "
"; } echo" $baris[0] | $baris[1] | $baris[2] | $baris[3] | | |
"; $i++; } echo "
"; $total_results = mysql_result(mysql_query("SELECT COUNT(*) as Num FROM $table"),0); $total_pages = ceil($total_results / $max_results); echo "Select a Page
"; if($hal > 1) { $prev = ($page - 1); echo " <-Previous "; } for($i = 1; $i <= $total_pages; $i++) { if(($hal) == $i) { echo "$i "; } else { echo "$i "; } } // Build Next Link if($hal < $total_pages) { $next = ($page + 1); echo "Next->"; } ?>
158
7. add_user.php <style type="text/css"> a:hover, a:focus { /* we use :focus for keyboard navigation */ z-index: 200 /* bring to top when the mouse is over */ } a img { border: none; -webkit-transition: all .2s; /* in Safari, every animatable property triggers an animation in .2s */ } a:hover img, a:focus img { -webkit-transform: scale(2); -moz-transform: scale(2); } #GreyWhite { background-color: #FBFBFB; } include("database.php"); include("session.php"); ?>
Form New User
8. p_user.php include "session.php"; include "database.php"; $username=$_POST["username"]; $password=$_POST["password"]; $status=$_POST["status"]; $area=$_POST["area"]; $perintah="select username from user where username='$username'"; $query=mysql_query($perintah); if($jumlah=mysql_num_rows($query)>0) { echo "
"; } else { $pass=md5($password); $query2 ="INSERT INTO user (username,password,status,area) VALUES"; $query2 .="('$username','$pass','$status','$area')"; $hasil_mysql2=mysql_query($query2, $koneksi); if($query2) { header("Location:user.php"); } } ?>
9. edit_user.php <style type="text/css"> a:hover, a:focus { /* we use :focus for keyboard navigation */ z-index: 200 /* bring to top when the mouse is over */ } a img { border: none; -webkit-transition: all .2s; /* in Safari, every animatable property triggers an animation in .2s */ } a:hover img, a:focus img { -webkit-transform: scale(2); -moz-transform: scale(2); }
160 #GreyWhite { background-color: #FBFBFB; } include("database.php"); include("session.php"); ?> Admin
| |
Home | Logout |
include("database.php"); $query=mysql_query("select * from user where username='$username'", $koneksi) or die (mysql_error()); while($row=mysql_fetch_array($query)) { echo "