Jurnal Sarjana Sistem Informasi
SISTEM INFORMASI MONITORING CATU DAYA BERBASIS SMS ( STUDI KASUS PT. APLIKANUSA LINTASARTA )
Wahyu Bhakti Wijaya (04206106)
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama
ABSTRAK Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, berbagai aspek kehidupan memanfaatkan kemajuan teknologi. PT. Aplikanusa Lintasarta selaku perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi data, mendukung perkembangan teknologi ini dengan melayani kebutuhan pelanggannya di seluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan berbagai media akses. Lintasarta berupaya menjaga kualitas layanan kepada semua pelanggannya dengan cara menjaga sarana dan prasarana pendukung, terutama masalah catu daya. Kata Kunci : catu daya, Lintasarta, teknologi
1.
PENDAHULUAN Kebutuhan informasi pada saat ini menjadi kebutuhan primer, baik bagi perseorangan, organisasi terlebih bagi perusahaan. Informasi yang dikelola dengan baik akan dapat menggambarkan suatu pola perkembangan dari hal-hal yang sedang ditangani. Sehingga informasi menjadi modal penting, terutama dalam hal pengambilan keputusan. PT Aplikanusa Lintasarta merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi data yang mendukung tersampaikannya informasi untuk masyarakat, terlebih bagi perusahaan. Lintasarta yang berdiri pada tahun 1988 ini, telah melayani berbagai kebutuhan komunikasi data dengan berbagai bentuk jasa. Antara lain Frame Relay, SDL, VPN, VSAT, dan VPN. Untuk menjaga kualitas layanan terhadap pelanggannya, Lintasarta senantiasa menjaga sarana dan prasarana pendukung dari jaringan komunikasi tersebut. Faktor utama dari untuk membentuk proses komunikasi, baik data ada 3 faktor. Yaitu si pengirim data, si penerima data dan media akses yang digunakan, baik menggunakan media kabel (wireline) maupun media tanpa kabel (wireless). Akan tetapi, proses komunikasi data tersebut tidak akan berlangsung dengan baik tanpa adanya faktor lain yang berupa sarana dan prasarana pendukung. Sarana dan prasarana ini meliputi catu daya, suhu, dan kualitas grounding. Lintasarta berupaya keras menjaga sarana dan prasarana pendukung sesuai dengan standar yang berlaku, agar komunikasi data bisa berjalan tanpa kendala yang berarti. Apabila salah satu dari 3 sarana dan prasarana pendukung tersebut tidak baik, maka bisa dipastikan bahwa komunikasi tersebut akan menemui kendala. Salah satu sarana dan
Jurnal Sarjana Sistem Informasi prasarana pendukung yang cukup mendapat perhatian dari Lintasarta adalah mengenai catu daya. Permasalahan pada catu daya bisa menyebabkan perangkat mati, yang berarti layanan terhadap pelanggan Lintasarta akan terganggu. Selain listrik dari PLN sebagai sumber utama untuk kebutuhan catu daya, Lintasarta juga menggunakan baterai sebagai backupnya. Akan tetapi, kapasitas dari baterai juga terbatas. Oleh karena sebagai solusi power terakhir, digunakan mobile genset untuk mengatasi kendala tersebut. Agar mobile genset ini bisa berfungsi sebelum perangkat tersebut mati, maka harus diperkirakan rentang waktu sejak listrik PLN mati dan waktu yang harus ditempuh untuk memasang genset. Untuk itu diperlukan sistem monitoring catu daya pada tiap-tiap lokasi BTS Lintasarta. Sistem ini harus mudah, simple, dan yang terpenting akurat. 2.
LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Profil Perusahaan PT. APLIKANUSA LINTASARTA atau yang biasa disebut Lintasarta, didirikan pada tanggal 4 April 1988, dipelopori oleh Bank Indonesia, Indosat dan Telkom. Lintasarta didirikan dengan misi untuk membentuk suatu sistem jaringan perbankan nasional. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan misi tersebut, Lintasarta bersamasama Bank Indonesia mengembangkan dan mengimplementasikan suatu sistem otomasi pelaporan bank pada bulan Maret 1989. 2.2 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer, dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga menunjukkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer atau perangkat yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node. 2.3 Perl Perl adalah bahasa pemrograman untuk segala keperluan, dikembangkan pertama kali oleh Larry Wall di mesin Unix. Perl dirilis pertama kali pada tanggal 18 Desember 1987 ditandai dengan keluarnya Perl 1. Pada versi-versi selanjutnya, Perl tersedia pula untuk berbagai sistem operasi varian Unix (SunOS, Linux, BSD, HP-UX), juga tersedia untuk sistem operasi seperti DOS, Windows, PowerPC, BeOS, VMS, EBCDIC, dan PocketPC. Dukungan terhadap pemrograman berbasis obyek (object oriented programming/OOP) ditambahkan pada Perl 5, yang pertama kali dirilis pada tanggal 31 Juli 1993. Proyek pengembangan Perl 6 dimulai pada tahun 2000, dan masih berlangsung hingga kini tanpa tanggal yang jelas kapan mau dirilis. Ini dikatakan sendiri oleh Larry Wall dalam satu pidatonya yang dikenal dengan seri The State of the Onion. Dua di antara karakteristik utama Perl adalah penanganan teks dan berbagai jalan pintas untuk menyelesaiakn persoalan-persoalan umum. Tidak heran jika Perl sangat populer digunakan dalam program-program CGI (Common Gateway Interface) dan berbagai protokol internet lainnya. Seperti diketahui, TCP/IP sebagai basis bagi semua
Jurnal Sarjana Sistem Informasi protokol internet yang dikenal sekarang ini menggunakan format teks dalam komunikasi data. Seperti juga bahasa populer lainnya, Perl menerima banyak kritikan. Meski banyak di antaranya hanya berupa mitos, atau berlebih-lebihan, tapi terdapat juga sejumlah kritikan yang valid. Salah satunya adalah, sintaksnya susah dibaca, karena banyak menggunakan simbol-simbol yang bukan huruf dan angka. 2.4 IMCP Internet Control Message Protocol (ICMP) adalah protokol yang digunakan untuk membantu penanganan kesalahan (error handling) dan prosedur pengendalian (control procedure). Protokol ini bekerja pada network layer dan berurusan dengan layanan koneksi (connection services). Tugas dari ICMP adalah menyediakan pengendalian error atau kesalahan (error control ) dan pengendalian arus (flow control) pada network layer (lapisan internet). ICMP berperan membantu menstabilkan kondisi jaringan ketika koneksi IP terganggu, misalnya router yang crash, putusnya kabel atau host tujuan tidak hidup. Peranan ICMP diwujudkan dengan cara memberikan pesan-pesan tertentu sebagai respon atas kondisi tersebut. 3.
METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembangunan sistem ini diperlukan pengumpulan data-data untuk menganalisa kebutuhan sistem yang akan diimplementasikan nantinya. Adapun proses penelitian yang penulis gunakan yaitu : Observasi Studi Literatur Desain Pembuatan program Validasi sistem Implementasi sistem Sistem monitoring ini berbasis sms, sehingga prosesnya lebih cepat dan ringkas. Akan tetapi, selain melalui sms, sistem juga akan membuat report. Sehingga bisa diambil suatu keputusan sentral mana yang sering bermasalah dengan catu daya dan memerlukan penanganan lebih lanjut untuk mengantisipasinya. Selain itu, pada report akan ada jenisjenis gangguan catu daya yang terjadi pada suatu sentral. Ada 2 pihak yang terkait dengan catu daya, yaitu pihak PLN selaku provider catu daya dan Lintasarta selaku customer. Pada report akan dipisahkan pihak mana yang menyebabkan gangguan catu daya terjadi, apakah dari pihak PLN atau dari sisi Lintasarta. Sistem ini terdiri dari 2 bagian, main dan sub sistem. Main sistem berlangsung setiap 5 menit, untuk menjalankan proses monitoring. Sedang sub sistem terdiri dari 2 program, yaitu rutin dan insiden program. Rutin program berupa program yang berlangsung secara rutin setiap 5 menit. Program ini menjalankan ping test kepada perangkat sesuai list. Setiap sebuah rutin program, akan melakukan ping test sebanyak 10x. Hasil dari ping test akan disimpan dalam database. Sedang insiden program merupakan program yang berupa pengiriman sms ke personil teknisi sesuai list. Pesan yang dikirim merupakan sms yang berisi notifikasi ketika catu daya down, maupun ketika catu daya up.
Jurnal Sarjana Sistem Informasi Berikut flowchart untuk main sistem :
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem ini berjalan di sistem operasi linux Ubuntu 12.04. Sebenarnya selain Ubuntu, sistem juga bisa berjalan di varian linux yang lain seperti Fedora, Red Hat, atau Suse. Di sistem operasi Windows juga bisa. Pembuatan program menggunakan bahasa pemograman Perl. Program terdiri dari 3 bagian, yaitu main program, sub program PING_HOST, dan sub program PING. Berikut script dari main program : #!/usr/bin/perl use DBI; use threads; use POSIX qw/strftime/; #!/usr/bin/perl $db ="SIMONICA"; $user = "root"; $pass = "Padangat1q45"; $host="localhost"; $timestamp = strftime('%d-%b-%Y %H:%M',localtime); $dbh = DBI->connect("DBI:mysql:$db:$host", $user, $pass); $query1 = "select IP_ADDR from GATEWAY"; $sqlQuery1 = $dbh->prepare($query1) or die "Can't prepare $query1: $dbh->errstr\n";
Jurnal Sarjana Sistem Informasi $sqlQuery1->execute or die "can't execute the query: $sqlQuery1->errstr"; while (@row= $sqlQuery1->fetchrow_array()) { my $tables = $row[0]; $ping = `/bin/ping -c 10 -n -q $tables`; my ($loss) = ($ping =~ /(\d+)%/g); if ($loss==100) {$hp=0} else {$hp=1} $query2 = "update GATEWAY set HP_3=HP_2, HP_2=HP_1, HP_1=$hp where IP_ADDR='$tables'"; $sqlQuery2 = $dbh->prepare($query2) or die "Can't prepare $query2: $dbh>errstr\n"; $sqlQuery2->execute or die "can't execute the query: $sqlQuery2->errstr"; $sqlQuery2->finish; } $sqlQuery1->finish; $query3 = "select * from GATEWAY"; $sqlQuery3 = $dbh->prepare($query3)or die "Can't prepare $query3: $dbh->errstr\n"; $sqlQuery3->execute or die "can't execute the query: $sqlQuery3->errstr"; while ( my ($field1, $field2, $field3, $field4, $field5) = $sqlQuery3->fetchrow_array() ) { if (($field3==1) && ($field4==1) && ($field5==0)) { $query4 = "select NOMOR_TELEPON from PHONE"; $sqlQuery4 = $dbh->prepare($query4) or die "Can't prepare $query4: $dbh>errstr\n"; $sqlQuery4->execute or die "can't execute the query: $sqlQuery4->errstr"; while (@row1= $sqlQuery4->fetchrow_array()) { my $tables1 = $row1[0]; print "Close major, node $field2, ip_address $field1 was UP at $timestamp to $tables1\n"; } $sqlQuery4->finish; $query5 = "insert into REPORT values (' ',now(),'UP','$field1')"; $sqlQuery5 = $dbh->prepare($query5) or die "Can't prepare $query5: $dbh>errstr\n"; $sqlQuery5->execute or die "can't execute the query: $sqlQuery5->errstr"; $sqlQuery5->finish; system("/usr/bin/perl /home/administrator/Documents/test/PING_HOST.pl"); } elsif (($field3==1) && ($field4==1) && ($field5==1)) { system("/usr/bin/perl /home/administrator/Documents/test/PING_HOST.pl"); } else { if (($field3==0) && ($field4==1) && ($field5==1)) { $query6 = "select NOMOR_TELEPON from PHONE"; $sqlQuery6 = $dbh->prepare($query6) or die "Can't prepare $query6: $dbh>errstr\n"; $sqlQuery6->execute or die "can't execute the query: $sqlQuery6->errstr"; while (@row2= $sqlQuery6->fetchrow_array()) {
Jurnal Sarjana Sistem Informasi my $tables2 = $row2[0]; print "Open major, node $field2, ip_address $field1 was down at $timestamp to $tables2\n"; } $sqlQuery6->finish; $query7 = "insert into REPORT values (' ',now(),'DOWN','$field1')"; $sqlQuery7 = $dbh->prepare($query7) or die "Can't prepare $query7: $dbh>errstr\n"; $sqlQuery7->execute or die "can't execute the query: $sqlQuery7->errstr"; $sqlQuery7->finish; } else { print "modar\n"; } } } $sqlQuery3->finish;
5.
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem monitoring ini sangat membantu dalam pengambilan keputusan terkait problem catu daya di PT Aplikanusa Lintasarta. Sehingga terjadinya perangkat down bisa diminimalisir. 5.2. Saran Setiap terjadinya gangguan catu daya pada sentral Lintasarta, dan pesan sms telah dikirim pada teknisi yang berwenang, maka teknisi harus segera melakukan update pada web report tentang problem mengenai masalah tersebut. Sehingga selain bisa diambil keputusan untuk progres lebih lanjut dalam rangka mengantisipasi gangguan catu daya kembali, juga bisa diketahui sisi mana yang paling rawan terjadinya gangguan. Dari sisi PLN selaku provider tunggal power listrik, atau dari sistem Lintasarta sendiri yang bermasalah.