1 SISTEM INFORMASI KEBERLANJUTAN STOK IKAN PELAGIS DI PERAIRAN SELAT SUNDA IFTITAH RAHMI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN D...
SISTEM INFORMASI KEBERLANJUTAN STOK IKAN PELAGIS DI PERAIRAN SELAT SUNDA
IFTITAH RAHMI
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Sistem Informasi Keberlanjutan Stok Ikan Pelagis di Perairan Selat Sunda, yang didaratkan di PPP Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Februari 2017
Iftitah Rahmi NIM C24120085
ABSTRAK IFTITAH RAHMI. Sistem Informasi Keberlanjutan Stok Ikan Pelagis di Perairan Selat Sunda. Dibimbing oleh MENNOFATRIA BOER dan ACHMAD FAHRUDIN. Perkembangan teknologi informasi tumbuh pesat dan berperan hampir di setiap bidang, termasuk bidang perikanan. Beberapa jenis pendataan informasi status stok ikan di wilayah pengelolaan perikanan Indonesia untuk tiap spesies ikan belum tertata secara baik. Penelitian ini bertujuan membangun suatu sistem informasi keberlanjutan stok ikan pelagis di perairan Selat Sunda yang didaratkan di PPP Labuan berbasis web. Metode yang digunakan adalah model waterfall approach dan metode skoring FSSI (Fish Sustainability Stock Index). Model waterfall approach digunakan untuk pengembangan sistem informasi. Sistem informasi berbasis web yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sistem informasi keberlanjutan stok ikan pelagis (SI-IKAN). SI-IKAN dirancang untuk dapat menyediakan informasi terkait dengan aspek stok ikan pelagis yang berada di perairan Selat Sunda. Perhitungan nilai indeks keberlanjutan stok menunjukkan bahwa ikan pelagis telah mengalami upaya tangkap dan eksploitasi yang berlebih. Web SI-IKAN menyajikan expert program pada menu Model Produksi Surplus untuk menganalisis produksi surplus. Kata kunci: ikan pelagis, indeks keberlanjutan stok, SI-IKAN, waterfall approach ABSTRACT IFTITAH RAHMI. Information Systems Sustainability Stock of Pelagic Fish in Sunda Strait. Supervised by MENNOFATRIA BOER and ACHMAD FAHRUDIN. Development in information technology grow rapidly and instrumental in almost every field, including the field of fisheries. Some types of information data collection fish stocks status in Indonesian fisheries management area for each species of fish has not been arranged well. This study aims to build an information system web based of sustainability pelagic fish stocks in Sunda Strait landed in PPP Labuan. The method used is waterfall approach and FSSI (Fish Sustainability Stock Index) scoring method. The waterfall approach is used for the development of information systems. The outcome of information system web-based from this study is information systems sustainability stok of pelagic fish (SI-IKAN). SI-IKAN designed to be able to provide information related to aspects of pelagic fish stocks in Sunda Strait. The calculation of sustainability stock index shows that had occured over exploited and effort fishing in pelagic fish. In addition, SI-IKAN has an expert program on Model Produksi Surplus menu to help users for surplus production analysis. Keywords: pelagic fish, SI-IKAN, sustainability index stock, waterfall approach
SISTEM INFORMASI KEBERLANJUTAN STOK IKAN PELAGIS DI PERAIRAN SELAT SUNDA
IFTITAH RAHMI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017
PRAKATA Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga dapat meyelesaikan skripsi ini dengan judul Sistem Informasi Keberlanjutan Stok Ikan Pelagis di Perairan Selat Sunda. Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada: 1. Institut Pertanian Bogor yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk menempuh studi di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. 2. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas biaya penelitian melalui Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), DIPA IPB Tahun Ajaran 2015 No. 544/IT3.11/PL/2015 Penelitian Dasar untuk Bagian, Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB dengan judul “Dinamika Populasi dan Biologi Reproduksi Sumberdaya Ikan Ekologis dan Ekonomis Penting di Perairan Selat Sunda, Provinsi Banten” yang dilaksanakan oleh Prof Dr Ir Mennofatria Boer, DEA (sebagai ketua peneliti) dan Dr Ir Rahmat Kurnia, MSi (sebagai anggota peneliti). 3. Dr Ir Yunizar Ernawati, MS selaku dosen pembimbing akademik yang memberikan arahan, masukan dan nasehatnya selama studi di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. 4. Prof Dr Ir Mennofatria Boer, DEA dan Dr Ir Achmad Fahrudin, MSi selaku komisi pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan dan arahan. 5. Dr Ir Rahmat Kurnia, MSi sebagai penguji luar komisi pendidikan dan Inna Puspa Ayu, SPi MSi sebagai perwakilan dari program studi yang telah memberi masukan dan saran untuk skripsi ini. 6. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan 7. Keluarga; Papa, Mama, Ari dan Fauzan, Uni Dila dan Uni Imel atas segala doa dan dukungannya untuk kelancaran studi penulis. 8. Teman-teman S1 BOPTN, rekan penelitian: Siti A dan Bang Gentha, serta teman-teman MSP angkatan 49 dan 50 atas kerja sama, dukungan, dan bantuan selama penelitian dan masa perkuliahan. 9. Rahmat Nasution yang telah membantu perancangan web SI-IKAN. 10. Terima kasih untuk Volunter Melawan Asap. Demikian penyusunan skripsi ini semoga dapat bermanfaat.
Bogor, Februari 2017 Iftitah Rahmi
DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pembahasan KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
ix x x x 1 1 1 2 2 2 2 3 3 7 7 18 21 21 24 38
DAFTAR TABEL 1 2 3
Penentuan kriteria poin FSSI (NOAA Fisheries) Investigasi kebutuhan pengguna sistem informasi SI-IKAN Pengujian SI-IKAN dengan metode black box
6 7 10
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Perumusan masalah penelitian Peta perairan Selat Sunda Alur pengembangan sistem pendekatan waterfall Diagram blok SI-IKAN Diagram alir program analisis SI-IKAN Struktur program SI-IKAN untuk kebutuhan administrator Struktur program SI-IKAN untuk kebutuhan pengguna Tampilan halaman utama SI-IKAN Tampilan menu Status Stok Tampilan sub menu Ikan Pelagis Tampilan sub menu Peta WPPRI Tampilan sub menu Lokasi Penelitian Tampilan sub menu Analisis MPS Tampilan hasil program hitung Analisis MPS Tampilan menu Tentang SI-IKAN Grafik indeks keberlanjutan stok ikan pelagis di Selat Sunda Tekanan penangkapan dan kondisi sumberdaya ikan pelagis
2 3 5 9 9 11 12 13 14 14 15 15 16 16 16 17 18
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5
Tabel analisa kebutuhan SI-IKAN Tabel nama-nama ikan pelagis (tabel_ikan) Tabel data parameter stok ikan pelagis (tabel_hasil) Analisis model produksi surplus Tabel Contoh penilaian skor FSSI ikan pelagis di perairan Selat Sunda tahun 2014 dan 2015 6 Pengkodean web SI-IKAN
24 26 26 27 27 28
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Selat Sunda terletak diantara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dan merupakan penghubung antara Laut Jawa di sebelah Utara dengan Samudera Hindia di sebelah Selatan. Muripto (2000) menjelaskan bahwa perairan Selat Sunda merupakan perairan yang unik karena hampir setiap saat kondisinya dipengaruhi oleh karakteristik oseanik Samudera Hindia dan sifat perairan dangkal Laut Jawa. Perbedaan kedalaman dan sifat alami perairan tersebut akan memberikan karakteristik jenis ikan yang hidup di dalamnya. Potensi penangkapan ikan di perairan Selat Sunda mencapai angka 60 000 ton dan memberikan sebesar 50.46% dari total produksi perikanan untuk wilayah provinsi Banten (Brodjonegoro et al. 2004). Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten merupakan salah satu pusat aktivitas perikanan yang berada di sekitar perairan Selat Sunda. Lokasi Labuan strategis dengan daerah-daerah penangkapan ikan yang potensial di perairan Selat Sunda. Jenis hasil tangkapan di Kabupaten Pandeglang sangat beragam mencapai 28 jenis ikan. Pada tahun 2008, lima jenis hasil tangkapan ikan terbanyak menurut jumlahnya adalah ikan tembang, tongkol, tenggiri, kembung, dan pepetek (Irhamni 2009). Menurut Mallawa (2006) beberapa wilayah pengelolaan perikanan memiliki status upaya penangkapan dan tingkat pemanfaatan yang berlebih. Hal ini menunjukan bahwa pendataan terhadap stok ikan sangat perlu dilakukan. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor. 31 tahun 2004 tentang Perikanan, pasal 47 ayat 2, menyebutkan bahwa sistem informasi dan data statistik perikanan harus dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh pengguna data statistik dan informasi perikanan. Sektor teknologi informasi saat ini mengalami perkembangan pesat dan berperan hampir di segala bidang pekerjaan, termasuk bidang perikanan. Pendataan informasi keberadaan stok ikan di wilayah pengelolaan perikanan Indonesia perlu dilakukan secara baik agar menghasilkan informasi perikanan yang akurat. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu sistem informasi yang mampu menampilkan informasi stok ikan di wilayah pengelolaan perairan Selat Sunda. Hasil penelitian ini nantinya akan mempermudah dalam penyediaan informasi mengenai status keberadaan dan tingkat keberlanjutan stok ikan pelagis di wilayah perairan Selat Sunda. Perumusan Masalah Sistem informasi dan analisis pengkajian stok ikan masih minim dan belum terpadu. Keterbatasan data dari sistem informasi yang ada mengakibatkan terjadinya ketidakpastian pada informasi terkait status perikanan di tiap wilayah pengelolaan perikanan. Sektor perikanan saat ini mencapai perkembangan yang besar, sedangkan pertumbuhan ikan di perairan sangat dinamis. Sumberdaya perikanan mengalami eksploitasi berlebih dan pada akhirnya akan terancam punah karena stoknya semakin berkurang. Perlu dibuat perancangan sistem informasi status stok ikan pelagis di perairan Selat Sunda dengan berbasis web agar
2 informasi dapat mudah diakses, dipahami dan dimengerti. Sistem informasi tersebut dapat digunakan oleh pelaku perikanan. Pelaku perikanan sebagai pengguna sistem yang membutuhkan informasi stok perikanan sebagai penunjang keputusan dalam pengelolaan perikanan. Gambar 1 menunjukkan perumusan masalah pada penelitian ini.
Gambar 1 Perumusan masalah penelitian Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem informasi keberlanjutan stok ikan pelagis di perairan Selat Sunda yang didaratkan di PPP Labuan, Kabupaten Pandeglang Banten berbasis web. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai penyedia informasi status stok yang dibutuhkan bagi para pelaku perikanan sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan pengelolaan.
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Analisis data dan perancangan sistem dilakukan di Laboraturium Model dan Simulasi, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan mulai dari Maret hingga September 2016. Gambar 2 menunjukkan lokasi pengambilan data dinamika populasi ikan pelagis di perairan Selat Sunda yang didaratkan di PPP Labuan Banten.
3
PPP Labuan
Gambar 2 Peta perairan Selat Sunda Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder didapat dari hasil penelitian unggulan BOPTN “Dinamika Populasi dan Biologi Reproduksi Sumberdaya Ikan Ekologis dan Ekonomis Penting di Perairan Selat Sunda, Provinsi Banten 2013 hingga 2015”. Data yang dikumpulkan adalah informasi mengenai parameter pertumbuhan stok ikan yaitu, hubungan panjangbobot, rasio kelamin, ukuran panjang ikan (L min, L max, L∞, t0), koefisisen pertumbuhan (K), ukuran pertama kali matang gonad dan tertangkap, laju mortalitas, eksploitasi, dan model produksi surplus yang selanjutnya dihimpun dan diolah menjadi suatu sistem basis data. Data sekunder lainnya yang digunakan yaitu data produksi dan upaya tangkapan ikan pelagis tahun 2004 hingga 2014 yang berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pandeglang, Banten. Data produksi dan upaya tangkapan yang ada digunakan untuk menghitung indeks keberlanjutan stok ikan pelagis yang berada di perairan Selat Sunda. Ikan pelagis yang dihitung nilai keberlanjutannya yaitu kembung, kembung lelaki, kembung perempuan, layang, lemuru, tembang, selar kuning, tongkol dan tetengkek. Data pendukung lainnya berupa gambar ikan dan kegiatan penelitian untuk melengkapi konten sistem informasi web yang akan dikembangkan. Analisis Data Prosedur pembuatan sistem informasi Proses pengembangan suatu sistem informasi disebut juga System Development Lyfe Cycle (SDLC) karena proses pengembangannya berupa siklus tahapan yang dibangun berdasarkan urutan dan saling terkait. Salah satu model pengembangan SLDC adalah waterfall approach (Stair & Reynold 2010). Model pengembangan sistem ini memiliki lima siklus tahapan yang saling berhubungan. Proses tahapan sistem selanjutnya tidak dapat dimulai sampai pengerjaan tahapan
4 sebelumnya selesai. Tahapan pengembangan sistem waterfall approach terdiri dari: 1. Investigasi sistem Investigasi sistem bertujuan untuk memperkirakan masalah dan peluang agar tujuan pengembangan sistem yang akan dibangun jelas. Tahapan ini melakukan pendefinisian masalah terhadap sistem yang telah ada sebelumnya dan melakukan investigasi kebutuhan pengguna sistem untuk dijadikan peluang pengembangan sistem yang baru. 2. Analisis sistem Analisis sistem dilakukan dengan menguraikan kebutuhan sistem yang diperlukan untuk menentukan jenis informasi dan bentuk yang dirancang serta diimplementasikan pada suatu pengembangan sistem (Adhitya et al. 2012). 3. Perancangan sistem Perancangan sistem dilakukan dengan membuat komponen sistem input, output, dan tampilan muka pengguna secara rinci sehingga komponenkomponen tersebut dapat saling terhubung. Tahapan-tahapan yang dilakukan berupa perancangan data, arsitektur, dan prosedural. 4. Implementasi sistem Implementasi sistem merupakan penerapan solusi permasalahan terhadap sistem informasi yang akan dikembangkan. Desain atau perancangan sistem diterjemahkan ke dalam bahasa mesin. Tahap implementasi sistem pada penelitian ini digunakan perangkat lunak Notepad++ untuk pengolahan script (pengkodean program), MySQL versi 3.2.2 dalam pengolahan basis data, bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dan HTML serta CSS untuk pengkodean desain tampilan web. Hasil tahapan ini merupakan sistem informasi yang telah terpasang dan dapat beroperasi sesuai dengan kebutuhan pengguna. 5. Tahap pemeliharaan dan peninjauan sistem Pemeliharan sistem dilakukan untuk memastikan sistem informasi yang telah terpasang beroperasi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Penambahan fitur perlu dilakukan agar sistem informasi yang telah dikembangkan selalu dapat terbarukan. Peninjauan sistem dapat dilakukan secara berkala untuk mengurangi atau mencegah terjadinya kesalahan ketika sistem dijalankan. Alur model waterfall dan proses pengerjaan sistem informasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
5 Investigasi Sistem
-
Analisis permasalahan sistem yang telah ada Identifikasi kebutuhan pengguna sistem Analisa kebutuhan sistem
Analisis Sistem
Perancangan Sistem
Implementasi Sistem
Pemeliharaan & Peninjauan Sistem
-
Perancangan data Perancangan arsitektur Perancangan prosedural
-
Pengkodean Pengujian sistem dengan metode black box
Pengecekan, perubahan, dan penambahan sistem
(Stair & Reynold 2010) Gambar 3 Alur pengembangan sistem pendekatan waterfall Model produksi surplus Model produksi surplus merupakan analisis yang dilakukan untuk menduga potensi suatu stok ikan berdasarkan data hasil tangkapan (catch) dan upaya penangkapan (effort). Analisis model produksi surplus dilakukan untuk menentukan tingkat upaya optimum (fMSY) yang menghasilkan produksi tangkapan maksimum lestari (MSY). Menurut Sparre & Venema (1998) analisis tersebut diduga melalui model Schaefer dan Fox dengan persamaan: Ct ft
= a - bft dan ln
Ct ft
= a - bft
Selanjutnya untuk menduga MSY pada masing-masing model Schaefer dan Fox yaitu: MSY =
a2 4b
dan MSY =
1 b
e a-1
6 Serta untuk menentukan fMSY pada masing-masing model Schaefer dan Fox melalui: fMSY =
a 2b
dan fMSY =
1 b
koefisien b adalah slope (kemiringan), a adalah intercept (perpotongan), e adalah simbol eksponensial, Ct adalah tangkapan tahun ke-t dan ft adalah upaya tangkapan tahun ke-t. Model produksi surplus dengan nilai koefisien determinasi (R2) yang paling tinggi dari kedua model analisis merupakan model yang dipilih untuk digunakan. Jumlah tangkapan yang diperbolehkan (Total Allowable Catch/TAC) dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan dapat ditentukan berdasarkan prinsip kehati-hatian: TAC = 90% x MSY Indeks keberlanjutan stok ikan Penghitungan nilai keberlanjutan stok ikan pelagis di Selat Sunda dilakukan dengan metode skoring FSSI (Fish Sustainability Stock Index) yang ditetapkan oleh NOAA (National Oceanic And Atmospheric) Fisheries (2014). Penilaian stok dilakukan berdasarkan referensi poin kriteria yang telah ditentukan. Metode tahapan perhitungan FSSI sebagai berikut. 1. Menetapkan poin kriteria untuk tiap stok ikan. Penentuan kriteria dan poin yang telah ditetapkan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Penentuan kriteria poin FSSI (NOAA Fisheries) No. Kriteria 1 Status overfished dapat diketahui 2 Status overfishing dapat diketahui 3 Overfishing tidak terjadi 4 Biomassa stok tidak mengalami overfished 5 Biomassa stok lebih atau sama dengan 80% dari biomassa hasil potensi lestari (MSY)
2. 3.
4. 5.
Poin 0.5 0.5 1 1 1
Overfished adalah keadaan jumlah stok yang sedikit karena adanya pemanfaatan yang berlebih sedangkan overfishing adalah keadaan tingkat penangkapan biomassa ikan yang dilakukan melebihi potensi maksimum stok berkelanjutan. Kesimpulan status-status pemanfaatan terhadap stok tersebut didapatkan melalui hasil analisis model produksi surplus. Menghitung jumlah kriteria poin pada seluruh stok ikan. Menghitung kemungkinan poin kriteria maksimum: mengalikan jumlah stok ikan yang dihitung nilai keberlanjutannya (penelitian ini menghitung sembilan stok ikan pelagis di perairan Selat Sunda) dengan maksimum kriteria poin yang dapat diterima tiap stok yaitu senilai 4 poin. Menghitung skor total poin baris: jumlah kriteria poin dibagi dengan kemungkinan poin kriteria maksimum. Mengubah skor total poin seluruh stok tiap tahun ke skala 1000 poin: skor total poin baris dikali 1000.
7 Tekanan penangkapan ikan Purwanto (2016) melakukan analisis tekanan penangkapan terhadap stok ikan dengan menghubungkan rasio Bt/MSY (biomassa tangkapan total per tahun dengan produksi tangkapan lestari) dan ft/fMSY (upaya tangkapan tahunan dengan laju upaya optimum penangkapan). Bt/MSY ≤ 1 : under-fishing, berarti total berat atau volume dari suatu stok ikan yang ditangkap dibawah atau sama dengan potensi stok untuk berkelanjutan. Bt/MSY > 1 : over-fishing, berarti biomassa suatu stok rendah kemungkinan untuk dapat berkelanjutan. ft/fMSY < 1 : under-exploited, merupakan kondisi tekanan penangkapan pada suatu stok masih dibawah kondisi upaya optimum penangkapan ft/fMSY ≥ 1 : over-exploited, merupakan kondisi tekanan penangkapan melebihi upaya optimum penangkapan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pembangunan sistem informasi Sistem informasi perikanan yang dibangun merupakan suatu sistem informasi dan analisis stok yang dikembangkan berbasis web. Pengembangan sistem dengan menggunakan pendekatan model waterfall (Stair & Reynold 2010) terdiri atas lima tahapan sebagai berikut: 1. Tahap investigasi Keterbatasan informasi yang belum terpadu mengenai data stok ikan mengakibatkan perlunya suatu penyajian sistem informasi yang berbasis web, yaitu Sistem Informasi Keberanjutan Stok Ikan Pelagis (SI-IKAN). SI-IKAN juga diharapkan dapat membantu pengguna menemukan solusi dari permasalahan yang ada. Hasil investigasi kebutuhan pengguna SI-IKAN disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Investigasi kebutuhan pengguna sistem informasi SI-IKAN Pengguna sistem Kebutuhan pengguna sistem Nelayan Informasi keadaan dan jumlah stok ikanikan pelagis di Selat Sunda. Pengelola perikanan Status keberlanjutan stok ikan pelagis di Selat Sunda. Akademisi Informasi parameter stok ikan, peta pengelolaan perikanan Indonesia dan Selat Sunda, dan program analisis produksi surplus. Dinas Perikanan atau Kemudahan dalam pengumpulan data stok lembaga pemerintahan ikan pelagis sebagai penunjang keputusan untuk kebijakan.
8 Investigasi sistem selanjutnya juga melakukan analisis permasalahan pada sistem informasi stok yang telah ada sebelumnya. Informasi yang tersedia masih sulit didapatkan oleh beberapa kalangan karena kurang mengertinya cara mengakses informasi tersebut. Sistem basis data stok perikanan yang dikelola dengan baik dan terpadu diperlukan agar informasi yang dihasilkan dapat bermanfaat. 2.
Tahap analisis Analisis sistem merupakan tahap untuk menguraikan kebutuhan sistem. Analisis yang dilakukan berguna untuk memahami sifat program, domain informasi, cara kerja dan antar muka. sehingga sistem yang dibangun menjawab pertanyaan “Apa yang harus dilakukan sistem informasi untuk penyelesaian masalah?”. Menurut Stair & Reynold (2010) analisis sistem merupakan hal penting untuk pengumpulan data, penentuan kebutuhan sistem, pertimbangan alternatif kendala, dan pemeriksaan kelayakan solusi (Lampiran 1).
3.
Tahap perancangan a. Perancangan data Basis data merupakan tempat untuk sekumpulan berkas data terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara informasi dan membuat informasi tersebut tersedia saat dibutuhkan (Mubarok 2010). Masukan data akan tersusun menjadi Database Management System (DBMS) dan selanjutnya himpunan basis data tersebut dilakukan proses pengolahan yang akan menghasilkan informasi (Adhitya et al. 2012). DBMS pada SI-IKAN terdiri dari dua tabel yang tidak berelasi, yaitu tabel_ikan dan tabel_hasil. Tabel nama-nama ikan pelagis merupakan tabel yang menyimpan nama ikan penelitian dan nama latinnya. Kolom Nama_ikan merupakan primary key yang digunakan sebagai identifier, yaitu pembeda terhadap baris data yang lain (Lampiran 2). Tabel_hasil merupakan himpunan data hasil penelitian yang nantinya menghasilkan informasi tentang parameter stok, yaitu hubungan panjang-bobot, rasio kelamin, parameter pertumbuhan, ukuran pertama kali matang gonad dan tertangkap, laju mortalitas, laju eksploitasi, model produksi surplus, dan status pemanfaatan ikan (Lampiran 3). b.
Perancangan arsitektur Tahap perancangan arsitektur menentukan hubungan antara elemen struktural dari program. Perancangan SI-IKAN dibuat dalam bentuk diagram blok dan diagram alir. Diagram blok SI-IKAN (Gambar 4) terdiri dari beberapa komponen, yaitu: i. Administrator, berperan dalam mengatur dan mengolah data yang sudah terpusat. Administrator dapat melakukan perubahan pada data berupa penambahan, penghapusan, dan penyimpanan data. Perubahan data yang terjadi akan disimpan ke dalam basis data yang dapat digunakan oleh user menjadi sebuah informasi. ii. User adalah pengguna yang dapat mengakses SI-IKAN untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang tersimpan pada basis data.
9 iii. Basis data merupakan tempat penyimpanan yang menghimpun seluruh data. Himpunan data tersebut dibagi kedalam kelompok-kelompok data agar tersusun dengan baik. iv. Informasi merupakan basis data yang diproses dan dapat diakses melalui SI-IKAN yang disajikan sesuai dengan kebutuhan user. v. SI-IKAN adalah sistem yang dirancang agar dapat menerima data masukan dari administrator dan menyimpannya ke dalam basis data. Kemudian menyajikan informasi sesuai perintah yang diminta oleh user.
Gambar 4 Diagram blok SI-IKAN Gambar 5 merupakan diagram alir program hitung untuk analisis produksi surplus pada web SI-IKAN. Mulai Mulai
Baca Baca alat alat tangkap tangkap dan dan jumlah jumlah periode periode tahun tahun
Baca Baca hasil hasil (c) (c) dan dan upaya upaya (f) (f) penangkapan penangkapan Tidak
Apa Apa nilai nilai cc dan dan ff telah telah terisi terisi semua? semua?
Ya
Hitung Hitung FPI FPI & & MPS MPS
Kesimpulan Kesimpulan FPI FPI dan dan MPS MPS
Selesai Selesai
Gambar 5 Diagram alir program analisis SI-IKAN
10 c.
4.
Perancangan prosedural Perancangan prosedural mentransformasikan elemen-elemen dari arsitektur program ke dalam deskripsi prosedural, dilakukan dengan membuat urutan, kondisi, dan pengulangan dari sebuah implementasi sistem (Mubarok 2010). Perancangan prosedural dibuat dalam bentuk struktur menu tampilan untuk administrator dan pengguna (Gambar 6 dan Gambar 7).
Tahap implementasi Proses implementasi sistem dilakukan dengan pelengkapan beberapa tugas sebelum sistem dipasang dan dapat dijalankan (Stair & Reynold 2010). Pelengkapan tugas untuk SI-IKAN melibatkan perolehan perangkat keras, perangkat lunak, pemrograman, dan pengujian sistem dengan metode black box. Hasil tahapan ini adalah sistem informasi perikanan pelagis operasional yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Persiapan perangkat keras untuk pembangunan sistem SI-IKAN adalah laptop Processor AMD E-350 dengan RAM 2GB. Perangkat lunak yang digunakan adalah sistem operasi Microsoft Windows 10 Pro, Xampp versi 3.2.2 (https://www.apachefriends.org/index.html) yang merupakan penyedia paket aplikasi Apache Web Server, PhpMyAdmin untuk editing query (penyuntingan data), MySQL, Notepad++ untuk pengolahan koding sistem, dan penjelajah internet Mozilla Firefox. Pemrograman SI-IKAN dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP/Hypertext Prepocessor. Menurut Khan (2010), pengujian sistem merupakan proses yang dilakukan untuk menemukan eror pada suatu program dan menilai kelayakan kerja sistem yang dikembangkan. Pengujian kebenaran kerja sistem dapat dilakukan dengan metode black box untuk menguji kemungkinan dan tidak kemungkinan yang terjadi secara rinci pada program. Tabel 3 menyajikan hasil pengujian dengan metode black box pada sistem informasi SI-IKAN. Tabel 3 Pengujian SI-IKAN dengan metode black box Kasus uji Pengujian Hasil uji Submenu Ikan Sistem dapat Sistem berhasil pelagis menampilkan data-data menyajikan informasi tabular dan gambar grafik tabel dan gambar grafik parameter stok tiap ikan tiap parameter stok berdasarkan submenu ikan yang dipilih Menu Informasi Sistem dapat Sistem berhasil Umum menampilkan peta WPP menyajikan peta WPP RI RI dan Selat Sunda dan Selat Sunda Submenu Analisis Sistem dapat melakukan Sistem berhasil Model Produksi operasi perhitungan menampilkan keluaran Surplus produksi surplus hasil hitung dan kesimpulan berdasarkan nilai yang dimasukan oleh pengguna
Ikan Pelagis
Pengkajian Stok
Peta WPPRI
Keluar
Lokasi Penelitian
Informasi Umum
Form hitung MPS
Model Produksi Surplus
Bantuan
Tentang SIIKAN
Gambar 6 Struktur program SI-IKAN untuk kebutuhan administrator
Status Stok
Jendela induk
Login Administrator
11
11
12
Rastrelliger Rastrelliger faughni faughni
Rastrelliger Rastrelliger kanagurta kanagurta
Status Status Stok Stok
Sardinella Sardinella lemuru lemuru
Informasi Informasi biologi biologi dan dan stok stok ikan ikan
Decapterus Decapterus russeli russeli
Keluar Keluar
Website SISFISH Demersal
Sardinella Sardinella fimbriata fimbriata
Peta Peta WPPRI WPPRI
Selaroides Selaroides leptolepis leptolepis
Ikan Demersal
Informasi Informasi Umum Umum
Megalapsis Megalapsis cordyla cordyla
Lokasi Lokasi Penelitian Penelitian
Auxis Auxis tazzard tazzard
Form Form hitung hitung MPS MPS
Model Model Produksi Produksi Surplus Surplus
Gambar 7 Struktur program SI-IKAN untuk kebutuhan pengguna
Rastrelliger Rastrelliger brachysoma brachysoma
Ikan Ikan Pelagis Pelagis
Pengkajian Pengkajian Stok Stok
Jendela Jendela induk induk
Bantuan Bantuan
Tentang Tentang SISIIKAN IKAN
12
13 5.
Tahap pemeliharaan dan peninjauan sistem Pemeliharaan dan peninjauan sistem informasi SI-IKAN pelagis bertujuan untuk memastikan sistem berjalan sesuai dengan peruntukannya, memodifikasi apabila terjadi kesalahan saat pemrosesan, penambahan fitur baru jika diperlukan agar sistem berkelanjutan, dan terpenuhinya kebutuhan pengguna sistem khususnya para pelaku perikanan. Perawatan dilakukan untuk menghasilkan keputusan pemeliharaan berdasarkan kondisi sistem sehingga dapat dengan mudah menemukan peringatan dari kegagalan jalannya fungsi sistem (Jardine et al. 1999).
Sistem informasi perikanan Sistem informasi perikanan pada dasarnya berfungsi sebagai infrastruktur informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan berbagai permasalahan dan juga mengakomodir semua tujuan yang diharapkan (Tangke 2010a). Pembangunan sistem informasi SI-IKAN ini dikembangkan dengan berbasis web. SI-IKAN dirancang untuk dapat menyediakan informasi dalam bidang perikanan, yaitu terkait dengan aspek stok ikan pelagis dan status keberadaannya di perairan Selat Sunda yang didaratkan di PPP Labuan Banten. Menurut Andansari (2012) dalam suatu program diperlukan perancangan interface (tampilan muka) yang dibuat menarik dan informatif namun tidak menyimpang dari fungsi yang diharapkan. Tampilan halaman awal SI-IKAN diakses melalui menu Beranda (Gambar 8). Menu utama lainnya yaitu Status Stok, Pengkajian Stok, Informasi Umum, Model Produksi Surplus, dan Tentang SI-IKAN. Selain menu utama terdapat pula sub menu yang dirancang untuk pengguna agar dapat mengakses bagian dalam program SI-IKAN.
Gambar 8 Tampilan halaman utama SI-IKAN 1. Menu Status Stok Menu ini menyajikan informasi status stok ikan-ikan pelagis di Selat Sunda yang dinyatakan dalam bentuk indeks. SI-IKAN akan menampilkan
14 grafik indeks dan gambar tekanan penangkapan yang memperlihatkan laju dari keberlanjutan stok ikan dalam kurun tahun 2006 hingga 2015 (Gambar 9).
Gambar 9 Tampilan menu Status Stok 2. Menu Pengkajian Stok Menu ini memiliki dua sub menu, yaitu Ikan pelagis dan Ikan demersal. Pengguna dapat mengakses informasi umum tentang biologi ikan dan parameter stok ikan kembung, kembung lelaki, kembung perempuan, layang, lemuru, selar kuning, tembang, tongkol dan tetengkek pada sub menu Ikan pelagis. Selanjutnya sub menu Ikan demersal merupakan halaman yang akan terhubung dengan halaman web SIS-FISH demersal yang dikembangkan oleh Asiah (2016). Sub menu ikan pelagis menampilkan foto ikan-ikan penelitian yang dapat dipilih pengguna untuk melihat halaman informasi parameter stok ikan (Gambar 10).
Gambar 10 Tampilan sub menu Ikan Pelagis 3. Menu Informasi Umum Menu ini terdapat sub menu Peta WPP RI (Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia) dan Lokasi Penelitian (Gambar 11 dan Gambar 12). Sub menu peta WPP RI menampilkan peta wilayah
15 pengelolaan perikanan di Indonesia serta informasi terkait yang disajikan pada halaman tersebut. Sub menu Lokasi Penelitian juga menampilkan peta lokasi pengambilan data penelitian tentang dinamika populasi.
Gambar 11 Tampilan sub menu Peta WPP RI
Gambar 12 Tampilan sub menu Lokasi Penelitian 4. Menu Model Produksi Surplus Sub menu Model Produksi Surplus (MPS) berupa expert program yang akan membantu pengguna untuk menghitung nilai dari parameter yang mendukung analisis produksi surplus. Hasil perhitungan oleh SIIKAN memberikan informasi kesimpulan berdasarkan data yang dimasukan pengguna. Sub menu ini menyediakan form untuk menghitung nilai standarisasi penangkapan dan selanjutnya tabel hasil analisis produksi surplus dapat disajikan (Gambar 13 dan Gambar 14).
16
Gambar 13 Tampilan sub menu Analisis MPS
Gambar 14 Tampilan hasil program hitung Analisis MPS 5. Menu Tentang SI-IKAN Menu ini merupakan menu yang menyajikan profil dari pembangunan SI-IKAN, yaitu profil penulis dan deskripsi dari web SIIKAN serta memberikan informasi sumber pustaka yang digunakan dalam sistem informasi ini (Gambar 15).
Gambar 15 Tampilan menu Tentang SI-IKAN
17 Indeks keberlanjutan stok ikan Fish Sustainability Stock Index (FSSI) digunakan untuk mengukur tingkat keberlanjutan dari stok ikan yang bernilai ekonomis penting. Nilai FSSI dapat menentukan status stok ikan yang mengalami perubahan karena adanya pemanfaatan. Gambar 16 menunjukkan grafik nilai skoring FSSI dari stok ikan pelagis di perairan Selat Sunda tahun 2006 hingga 2015.
Gambar 16 Grafik indeks keberlanjutan stok ikan pelagis di Selat Sunda Pengukuran FSSI dilakukan dengan menggunakan skoring pada tiap stok ikan pelagis per tahun. Maksimum poin skor FSSI bernilai 1000, pada tahun 2006 hingga 2009, tingkat keberlanjutan stok ikan pelagis di Selat Sunda berada pada skor antara 550 sampai 600. Grafik meningkat pada tahun 2009 hingga 2011 dengan skor tertinggi 666.67, selanjutnya mengalami penurunan hingga mencapai skor 444.44. Hasil analisis model produksi surplus dan perhitungan nilai indeks keberlanjutan stok ikan pelagis di perairan Selat Sunda terdapat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5. Tekanan penangkapan ikan Tekanan penangkapan berpengaruh terhadap produksi stok ikan pelagis di perairan Selat Sunda. Kecenderungan hubungan antara produksi ikan dengan upaya penangkapan yang terjadi menentukan status dan kondisi stok di perairan Selat Sunda (Gambar 17). Status stok ikan pelagis di perairan Selat Sunda menunjukkan bahwa empat tahun terakhir (2012-2015), telah terjadi tekanan penangkapan yang berlebih (over-exploited). Upaya penangkapan yang terus ditingkatkan akan mengakibatkan terjadinya produksi biomassa yang menurun atau terjadi over-fishing.
18
Gambar 17 Tekanan penangkapan dan kondisi sumberdaya ikan pelagis di Selat Sunda tahun 2006-2015 Pembahasan Perancangan sistem informasi perikanan dibuat untuk menghasilkan sistem informasi yang dapat diakses oleh pengguna yang membutuhkan informasi tersebut. Sistem Informasi Keberlanjutan Stok Ikan Pelagis (SI-IKAN) merupakan sistem informasi berbasis web yang dibangun untuk membantu pengguna mendapatkan informasi bidang perikanan, yaitu status stok ikan pelagis di perairan Selat Sunda yang didaratkan di PPP Labuan, Banten. Informasi pendukung lainnya yang tersedia berupa informasi biologi umum ikan pelagis, kondisi perairan Selat Sunda dan wilayah pengelolaan perikanan, program hitung FPI dan MPS, dan foto kegiatan penelitian. Pendugaan stok merupakan istilah yang digunakan untuk menentukan keadaan stok dari kelompok ikan yang berada pada wilayah geografis perairan tertentu. Menurut Ricker in Sparre & Venema. (1998) bahwa stok ikan merupakan bagian dari sebuah populasi ikan yang berada dibawah pengamatan aktual atau pemanfaatan potensial. Status stok ikan perlu diketahui untuk dapat melakukan rencana pengelolaan agar produksi ikan dapat berkelanjutan. Penilaian status stok yang dinyatakan dengan indeks keberlanjutan (FSSI) akan meningkat nilainya tiap tahun seiring terjadinya perubahan status stok dimana tidak lagi terjadi over-fished dan over-fishing. Pemulihan stok harus dilakukan bila nilai indeks keberlanjutan justru menghasilkan skor FSSI yang menurun. Mengacu pada metode penilaian skor FSSI oleh NOAA Fisheries, SIIKAN menyajikan informasi nilai indeks keberlanjutan di perairan Selat Sunda terhadap sembilan stok ikan pelagis dari tahun 2006 hingga 2015. Tahun 2012 hingga 2015 nilai indeks keberlanjutan stok ikan pelagis di perairan Selat Sunda mengalami penurunan. Scott et al. (1999) menyatakan bahwa, penurunan biomassa stok akan terjadi seiring meningkatnya tekanan penangkapan. Hal tersebut sesuai dengan grafik tekanan penangkapan yang menunjukkan bahwa pada rentang tahun tersebut kondisi ikan pelagis amatan telah mengalami over-
19 exploited. Jika tekanan penangkapan terus dilakukan maka akan mengakibatkan terjadinya keadaan stok yang over-fishing pula. Informasi tentang tekanan penangkapan yang terjadi pada sumberdaya ikan dibutuhkan untuk mengetahui status ekploitasi stok dan selanjutnya menduga jumlah yang dapat ditangkap tanpa membahayakan potensi stok di masa depan (Labrosse et al. 2000). Penurunan nilai indeks keberlanjutan ikan pelagis di Selat Sunda, pemulihan stok harus dilakukan agar dapat memperbaiki stok selanjutnya. Tindakan tersebut dapat berupa pembatasan upaya tangkapan agar tidak terjadi kondisi over-exploited dan mencegah keadaan over-fishing pada suatu stok sumberdaya ikan. Informasi mengenai indeks keberlanjutan dan tekanan penangkapan pada ikan pelagis di Selat Sunda tersedia pada menu Status Stok pada web SI-IKAN. Sistem basis data mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam suatu sistem informasi manajemen, yaitu sebagai sumber atau penyedia utama kebutuhan data. Menurut Usman (2002) data dan informasi bagi para pemakai sistem dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Informasi parameter stok ikan disajikan pada menu Pengkajian Stok, sub menu Ikan pelagis. Parameter yang ditampilkan adalah hubungan panjang-bobot, rasio kelamin, panjang pertama kali matang gonad dan tertangkap (Lm, Lc) parameter pertumbuhan, (L min, L max, L∞, K, dan t0), laju mortalitas dan eksploitasi, dan model produksi surplus. Ikan pelagis yang dikaji yaitu; ikan kembung, kembung lelaki, kembung perempuan, layang, lemuru, selar kuning, tembang, tongkol dan tetengkek dengan data penelitian yang dilakukan selama tiga tahun (tahun 2013 sampai 2015). Penyajian data hasil tiap parameter stok pada halaman ini dibuat dalam bentuk tabel berdasarkan seri tahun 2013 hingga 2015. Sparre & Venema (1998) menyatakan bahwa tingkat ketelitian pendugaan stok ikan meningkat dengan tersedianya data seri waktu untuk perkembangan perikanan. Penelitian dinamika populasi ikan pelagis di Selat Sunda telah dilakukan dari tahun 2013 hingga 2015, stok yang diamati merupakan ikan pelagis yang memiliki nilai ekonomis penting khususnya di Kabupaten Pandeglang. Ikan pelagis tersebut terdiri dari ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar. Hasil pengkajian potensi stok ikan (MSY) melalui model produksi surplus menyimpulkan bahwa hampir seluruh stok ikan pelagis telah mengalami overfishing. Hasil analisis parameter stok tersebut representatif terhadap keadaan sumberdaya ikan di perairan. Dampak dari hal tersebut adalah sumberdaya ikan tersebut akan punah karena stok pengganti tidak memiliki kesempatan untuk tumbuh seiring dengan aktivitas penangkapan yang tidak dikendalikan. Program hitung produksi surplus pada SI-IKAN memudahkan pengguna untuk menghitung standarisasi alat tangkap (fishing power index/FPI) dan model produksi surplus (MPS). Program ini terdapat pada menu Analisis yang akan menampilkan form awal inisialisasi jumlah alat tangkap dan periode tahun yang akan dihitung nilainya. Setelah pengguna memasukkan jumlah tersebut, SI-IKAN akan menampilkan form kedua untuk selanjutnya dapat dimasukan nilai hasil tangkapan (catch/c) dan upaya (effort/f). Sesuai dengan Gulland in Tangke (2010b) menyatakan, bahwa prosedur standarisasi alat tangkap dilakukan dengan mencari alat tangkap standar yang digunakan mempunyai nilai CPUE (catch per unit effort) terbesar dan memiliki nilai FPI sama dengan satu. Hasil analisis FPI oleh SI-IKAN akan ditampilkan dalam bentuk tabel hasil nilai FPI, selanjutnya
20 dibutuhkan oleh SI-IKAN untuk analisis MPS. Upaya standar (E) dihitung dengan mengalikan nilai FPI dengan nilai f. Nilai E dan CPUE/ ln CPUE akan diregresikan oleh SI-IKAN sehingga dapat dihasilkan nilai MSY, fMSY, TAC dan R2 untuk masing-masing model Schaefer dan Fox yang selanjutnya menghasilkan suatu kesimpulan model mana yang tepat digunakan untuk menggambarkan respon temporal dari hasil pemanenan biomassa stok (Schaefer in Hilborn 1992). Kesimpulan dari program MPS dapat dijadikan informasi untuk penunjang keputusan dalam analisis faktor daya tangkap/FPI dan potensi tangkapan lestari berdasarkan data hasil tangkapan (c) dan upaya penangkapan ikan (f) tahunan yang dimiliki pengguna. Sesuai dengan Liao (2005) menyatakan bahwa, aturan dasar dalam pembuatan expert program berupa informasi yang diperoleh dari pakar ahli dan menampilkan kembali informasi tersebut ke dalam bentuk aturanaturan yang digunakan untuk operasi data agar menghasilkan kesimpulan yang tepat. Tiap tahapan kerja memerlukan ketelitian yang tinggi agar kesalahan yang terjadi seminim mungkin sehingga menghasilkan sistem informasi yang baik (Adhitya et al. 2012). Program hitung ini dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP (Hypertext Prepocessor) yang dieksekusi melalui perangkat lunak pengkodean program Notepad++ (Lampiran 6). Akses jaringan internet saat ini dapat dengan mudah dilakukan melalui teknologi informasi yang dimiliki seperti komputer personal (laptop) dan handphone. Pengguna diharapkan dapat lebih mudah mengakses halaman SIIKAN untuk mendapatkan informasi di mana pun dan kapan pun. SI-IKAN dapat diakses secara online melalui alamat web siikan.esy.es. Untuk membangun sistem informasi perikanan yang terintegrasi, SI-IKAN pelagis memiliki halaman terhubung dengan website SISFISH demersal. SISFISH demersal dikembangkan oleh Asiah (2016) yang menyajikan informasi pengkajian stok ikan demersal di perairan Selat Sunda. Dukungan sistem terkomputerisasi dengan prosedur pengumpulan data yang baik akan berpengaruh terhadap layanan data dan informasi seperti, tingkat keakuratan data, kelengkapan, serta kecepatan dalam penyajian informasi yang dibutuhkan. Kinerja dari sistem informasi akan berjalan dengan baik apabila ditangani oleh kualitas sumberdaya yang baik pula. Menurut Ives B et al. (1980), manajemen sistem informasi yang dilakukan menggunakan komputer merupakan media informasi pendukung untuk fungsi dan aktivitas pengelolaan. Oleh karena itu, SI-IKAN mencoba untuk memberikan solusi bagi permasalahan dalam penyimpanan data yang saat ini belum dikelola secara baik. Data hasil pendugaan stok yang dilakukan pengamatan dari tahun 2013 hingga 2015 akan tersusun rapi di dalam basis data yang dibangun. Basis data SIIKAN dihimpun untuk mencegah hilangnya data dan mengurangi terjadinya penyebaran informasi yang tidak pasti terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Informasi yang disajikan dapat diakses oleh pelaku perikanan dengan mudah, cepat, dan akurat. Pelaku perikanan baik pengelola, dinas perikanan, akademisi hingga nelayan akan mendapatkan kemudahan informasi dan status stok ikan sebagai penunjang keputusan pengelolaan perikanan. Pengelolaan halaman web SI-IKAN dilakukan secara berkala waktu yang ditentukan untuk mengevaluasi jalannya sistem informasi. Evaluasi dilakukan terhadap basis data, pengkodean program dan tampilan dari halaman agar informasi selalu dapat terbarukan. SI-IKAN saat ini belum memerlukan
21 perawatan yang lebih pada bagian hosting server (layanan penyedia web) karena ukuran penyimpanan basis data yang masih sederhana. Pengecekan terhadap hosting server dilakukan untuk mengetahui aktivitas pengunjung. Hal tersebut dilakukan agar web tidak berjalan melambat karena banyaknya pengunjung web. Penyesuaian terhadap perubahan lingkungan dilakukan sesuai dengan permintaan pengguna sehingga proses jalannya sistem stabil dan tidak memerlukan tambahan biaya untuk perawatan (Jones et al. 2003) Sistem informasi keberlanjutan stok ikan pelagis (SI-IKAN) adalah pembangunan informasi yang saat ini dikembangkan hanya pada aspek stok ikan. Sistem informasi ini tidak menyediakan informasi aspek reproduksi dan kebiasaan makan ikan untuk mendukung informasi bidang perikanan yang menyeluruh. Selain itu SI-IKAN tidak menyajikan form login sehingga apabila akan melakukan pembaruan data, pengguna terlebih dahulu harus memiliki akses ke administrator.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Sistem informasi keberlanjutan stok ikan pelagis (SI-IKAN) menyajikan informasi stok ikan pelagis di perairan Selat Sunda dengan berbasis website. Data stok dihimpun pada basis data sehingga memudahkan pengguna dalam penyediaan informasi mengenai keberadaan stok ikan pelagis di Selat Sunda. Saran Pengembangan sistem informasi terkait aspek perikanan lainnya diperlukan untuk melengkapi basis data yang telah dibangun pada web SI-IKAN dan terwujudnya pembangunan sistem informasi perikanan yang terintegrasi pada berbagai aspek perikanan.
DAFTAR PUSTAKA
Adhitya EK, Abdul R, Herry BS. 2012. Rancangan sistem informasi pada usaha pengkapan ikan komoditas unggulan (studi kasus ikan tuna (Thunus Sp)) di Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology. 1(1): 108-117. Andansari PA. 2012. Sistem informasi pengkajian stok ikan (studi kasus: ikan kurisi Nemipterus japonicus, Boch 1791 di perairan Selat Sunda yang didaratkan di PPP Labuan, Pandeglang, Banten) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
22 Asiah Siti. 2016. Sistem informasi pengkajian stok ikan demersal di perairan Selat Sunda [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Brodjonegoro IS, Pranowo WS, Husrin S, Tisiana R, Hendrajana B, Widjanarko E, Triwibowo H, Conbul D, Adi TR, Nasution IM et al. 2004. Daya Dukung Kelautan dan Perikanan. Editor Supangat A, Wagey T, Burhanuddin S. Jakarta (ID): Balitbangkp. Hilborn R. 1992. Current and future trends in fisheries stock assessment and management. South African Journal of Marine Science, 12: 975-988. Irhamni W. 2009. Potensi pengembangan usaha penangkapan ikan di Kabupaten Pandeglang dan dukungan PPP Labuan. [Skripsi]. Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap. Institut Pertanian Bogor. Ives B, Scott H, Gordon BD. 1980. A framework for research in computer-based management information system. USA Management Science, 26. Jardine AKS, Joseph T, Banjevic D. 1999. Optimizing condition-based maintenance decision for equipment subject to vibration monitoring. Journal of Quality in Maintenance Engineering, 5(3): 192-202. Jones D, Gredor S, Lynch T. 2003. An information system design theory for web-based education. Proceedings of the IASTED International Conference on Computers and Advanced Technology in Education – CATE [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Canberra (AU): Australian National University [diunduh 2017 Jan 26]. Tersedia pada: https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/88474. Khan ME. 2010. Different forms of software testing techniques for finding errors. International Journal Computer Sciense Issues, 7(3): 11-16. Labrosse P, Letourner Y, Kulbicki M, Paddon JR. 2000. Fish stock assessment of the northen new caledonian lagoons: 3-fishing pressure, potential yield and impact on management options. Aquatic Living Resorces, 13(2): 91-98. Liao SH. 2005. Expert system methodologies and applications-a decade review from 1995 to 2004. ELSEVIER Expert System with Application. 28: 93103 Mallawa A. 2006. Pengelolaan sumberdaya ikan berkelanjutan dan berbasis masyarakat [lokakarya] Agenda Penelitian Program COREMAP II Kabupaten Selayar [Internet]. [diunduh 2016 Januari 22]. Tersedia pada: http://regional.coremap.or.id/downloads/Perencanaan_Penelitian_Selayar.pd f Mubarok Z. 2010. Sistem informasi spasial potensi perikanan Kabupaten Cirebon berbasis web [Skripsi]. Jakarta (ID): Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Muripto I. 2000. Analisis pengaruh faktor oseanografi terhadap sebaran spasial dan temporal sumberdaya ikan di Selat Sunda [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor [NOAA] National Oceanic and Atmospheric, Fisheries. 2014. Quarter 3 stock status summary changes [Internet]. [diunduh 2016 November 6]. Tersedia pada: http://www.nmfs.noaa.gov/sfa/fisheries_eco/status_of_fisheries/ archive/2014/third/q3_2014_stockstatussummarychanges.pdf. Purwanto. 2016 Oktober. Memantau tekanan penangkapan ikan: kasus SDI pelagis kecil di Laut Jawa. Pertemuan komnas pengkajian SDI, siap terbit
23 Scott B, Marteinsdottir G, Wright P. 1999. Potential effect of maternal factors on spawning stock-recruitment relationships under varying fishing pressure. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Science, 56: 1882-1890. Sparre P & Venema SC. 1998. Introduction to Tropical Fish Stock Assessment. Part 1- Manual. FAO Fisheries Technical Paper No. 306/1 Rev 2. Rome, FAO. 438 p. Stairs R & Reynold G. 2010. Information System Essentials. 8th ed. Course Technology, Cengange Learning. 480 p. Tangke U. 2010a. Perencanaan desain pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis sistem informasi manajemen. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan. 3(2): 15-22 Tangke U. 2010b. Analisis potensi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan kuwe (Carangidae sp) di perairan Laut Flores Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan. 3(2): 1-9 Undang Undang Perikanan Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 31 tentang Perikanan. Usman A. 2002. Sistem informasi manajemen Dinas Perikanan DKI Jakarta [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. XAMPP Installers and Downloads for Apache Friends [Internet]. [diunduh 2016 Februari 19]. Tersedia pada: https://www.apachefriends.org/index.html
24
LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel analisa kebutuhan SI-IKAN Jenis informasi Informasi umum ikan-ikan pelagis
Informasi aspek stok ikan-ikan pelagis
Informasi wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia (WPPRI) dan lokasi Selat Sunda
Indeks Keberlanjutan dan Status Stok Ikan
Form FPI
Analisis
Masukan Data klasifikasi dan morfologi ikan kembung, kembung perempuan, kembung lelaki, layang, lemuru, selar kuning, tembang, tetengkek, dan tongkol Data hasil penelitian tahun 2013-2015 berupa parameter; hubungan panjang bobot, pertumbuhan, laju mortalitas, laju eksploitasi, dan MSY Data potensi produksi ikan tiap WPPRI, Studi pustaka terkait WPPRI dan Selat Sunda Grafik hasil tangkapan ikan di PPP Labuan Banten Produksi tangkapan dan upaya ikan tahun 2004-2014
Hasil tangkapan (catch) Upaya penangkapan (effort)
Proses Memproses data ikan pilihan Menampilkan informasi ikan yang telah dipilih
Keluaran Informasi umum ikan kembung, kembung perempuan, kembung lelaki, layang, lemuru, selar kuning, tembang, tetengkek, dan tongkol
Kelola data dari stored data: tabel_ikan dan tabel_hasil
Tabel dan grafik informasi parameter stok
Memproses informasi pilihan Menampilkan informasi yang telah dipilih
Peta WPPRI Potensi produksi ikan tiap WPPRI Peta Selat Sunda Informasi umum wilayah Selat Sunda dan PPP Labuan
F msy, MSY Skoring FSSI Rasio Ct/MSY (produksi biomassa tahunan per maksimum potensi lestari), dan Ft/F msy (upaya penangkapan tahunan per upaya optimum) Mencari nilai CPUE alat tangkap terbesar dari
nilai
masing-masing tangkap
𝑐𝑎𝑡𝑐ℎ 𝑒𝑓𝑓𝑜𝑟𝑡
alat
Indeks Keberlanjutan Tekanan penangkapan
Nilai Fishing power index (FPI) Kesimpulan jenis alat tangkap yang dijadikan standar
25 Lampiran 1 (lanjutan) Analisis MPS
Hasil tangkapan (catch) Upaya penangkapan (effort)
Menentukan upaya standar (total effort/ E) dengan mengalikan upaya penangkapan dengan nilai FPI Analisis Model Schaefer 1. Mencari CPUE dari perhitungan
𝑐𝑎𝑡𝑐ℎ 𝐸
2. Meregresikan effort (sebagai variabel x) dengan CPUE (sebagai variabel y) sehingga didapatkan nilai a dan b 3. Menghitung nilai 𝑎 Fmsy = − 2𝑏
4. Nilai MSY = −
𝑎2 4𝑏
5. nilai TAC = 90 % dari MSY 6. R2 =
SXY Sx.Sy
Analisis Model Fox 1. Mencari ln CPUE 2. Meregresikan effort (sebagai variabel x) dengan ln CPUE (sebagai variabel y) sehingga didapatkan nilai a dan b 3. Menghitung nilai Fmsy = − 4. Nilai 1
− 𝑒
1 𝑏
MSY
=
𝑎−1
𝑏
5. nilai TAC = 90 % dari MSY 6. 𝑅2 =
SXY Sx.Sy
Nilai dari Analisis Model Schaefer dan Fox 1. F msy 2. MSY 3. TAC 4. R2 Kesimpulan model produksi surplus yang baik digunakan
26 Lampiran 2 Tabel nama-nama ikan pelagis (tabel_ikan) No. 1
Nama field Nama_ikan (Primary key)
Tipe data varchar (50)
Deskripsi Nama-nama ikan penelitian
2
Nama_ilmiah
varchar (50)
Nama latin ikan-ikan penelitian
Lampiran 3 Tabel data parameter stok ikan pelagis (tabel_hasil) No. 1 2 3 4
Nama field Nama_ikan Tahun Jenis_kelamin Jumlah
Tipe data varchar (15) varchar (15) varchar (15) varchar (15)
Deskripsi Nama-nama ikan pelagis Tahun penelitian Jenis kelamin ikan Jumlah pengambilan contoh tiap tahun penelitian Tipe pola pertumbuhan ikan Nilai panjang ikan pertama kali matang gonad Nilai panjang ikan pertama kali tertangkap Nilai panjang minimum ikan contoh Nilai panjang maksimum ikan contoh Nilai panjang asimtotik ikan contoh Koefisien pertumbuhan Panjang ikan saat umur 0 tahun Nilai mortalitas ikan akibat aktivitas penangkapan Nilai mortalitas alami ikan Nilai mortalitas total Nilai eksploitasi ikan Nilai potensi lestari penangkapan ikan Nilai upaya penangkapan ikan agar tetap lestari Nilai jumlah tangkapan ikan yang diperbolehkan agar tetap lestari Status pemanfaatan ikan Nilai estimasi jantan:betina di perairan
$R_f) { echo "Model Pendekatan Schaefer yang baik digunakan dengan nilai koefisien determinasi R<sup>2 sebesar " .round($R_s)."%" ; } else { echo "Model Pendekatan Fox yang baik digunakan dengan nilai koefisien determinasi R<sup>2 sebesar " .round($R_f)."%" ; } ?>
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Padang, pada tanggal 9 Mei 1994 dari ayah Aswil Engku NE dan ibu Elia Irawati. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan formal yang telah dijalani oleh Penulis dimulai dari RA Al-Badariyah (1998-2000), SDN Cibatok 03 (2000-2006), SMPN 1 Cibungbulang (2007-2009), dan pada tahun 2012 lulus dari SMAN 1 Leuwiliang. Penulis diterima studi di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tulis dan diterima di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Ekologi Perairan (2013-2014), Sistem Informasi Sumberdaya Perairan (2014 dan 2016), dan Biologi Perairan (2014-2016). Kegiatan di luar akademik, Penulis mengikuti unit kegiatan mahasiswa Koperasi Mahasiswa (KOPMA) IPB dan menjadi pengurus bagian Pengembangan Sumberdaya Manusia (PSDM) tahun (2012-2013). Dalam keorganisasian himpunan profesi, Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (HIMASPER), Penulis mengikuti kepengurusan sebagai anggota divisi Informasi dan Komunikasi pada tahun 2013-2014 dan anggota divisi Human Resources Development (HRD) tahun 2014-2015.