SISTEM INFORMASI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MANAJEMEN GAPOKTAN PENERIMA DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKATPENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN
MEMET DARMAWAN
MAGISTER PROFESIONAL INDUSTRI KECIL MENENGAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
SISTEM INFORMASI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MANAJEMEN GAPOKTAN PENERIMA DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKATPENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN
MEMET DARMAWAN
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah
MAGISTER PROFESIONAL INDUSTRI KECIL MENENGAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Penguji pada Ujian Tertutup : Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS. Dipl, Ing DEA
Judul Tesis
: Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan untuk Manajemen Gapoktan Penerima Dana Bantuan Langsung Masyarakat-Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
Nama Mahasiswa : Memet Darmawan Nomor Pokok
: P054110105
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc Ketua
Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Industri Kecil dan Menengah
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS. Dipl, Ing DEA
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr
Tanggal ujian : 22 Oktober 2013
Tanggal lulus :
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Sistem Informasi Manajemen dan Pengambilan Keputusan untuk Gapoktan Penerima Dana Bantuan Langsung Masyarakat-Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan mau pun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2013
Memet Darmawan NRP. P054110105
RINGKASAN MEMET DARMAWAN. Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan untuk Manajemen Gabungan Kelompok Tani Penerima Dana Bantuan Langsung Masyarakat-Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan. Dibimbing oleh Marimin sebagai Ketua dan Muhammad Syamsun sebagai anggota. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, dari 204 gapoktan yang dievaluasi, hanya sebanyak 19 (9,31%) gapoktan yang menyampaikan laporan secara tertib. Kondisi tersebut disebabkan lemahnya kemampuan SDM yang dimiliki gapoktan dalam penyusunan laporan termasuk pengelolaan usaha gapoktan (Itjen, Kementan, 2012) serta lemahnya persyaratan memperoleh dana BLM-PUAP. Kelemahan ini sangat berpengaruh pada kinerja dan tingkat keberhasilan dari usaha yang dilakukan gapoktan dan tingkat kinerja keberhasilan program itu sendiri. Mengingat permasalahan tersebut, dipandang perlu untuk membuat suatu sistem informasi dan pengambilan keputusan yang dapat digunakan oleh gapoktan atau penyuluh pendampingnya dalam operasionalisasi usaha gapoktan. Pengkajian ini bertujuan untuk membangun suatu sistem informasi dan pengambilan keputusan yang dapat secara mudah dan praktis digunakan oleh penyuluh pendamping dan/atau pengurus gapoktan untuk melakukan pencatatan dan pelaporan perkembangan usaha agribisnis gapoktan. Hasil kajian ini dapat digunakan sebagai alat untuk pengelolaan administrasi kegiatan usaha gapoktan, melakukan monitoring dan evaluasi, serta pengawasan (audit) oleh auditor internal maupun eksternal. Pengambilan data primer berupa data gapoktan dan kuesioner AHP terhadap pakar dilakukan dari tanggal 16 Maret 2013 sampai dengan 29 April 2013. Data gapoktan diambil dari gapoktan penerima dana PUAP tahun 2009 di Kabupaten Sleman Provinsi DI. Yogyakarta melalui wawancara mendalam dengan menggunakan kuesioner, sedangkan pakar untuk pengisian kuesioner AHP terdiri dari Direktur Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian DI. Yogyakarta, dan Kepala Sub Direktorat Pembiayaan Agribisnis Direktorat Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian. Adapun pembuatan spesifikasi sistem detail dilaksanakan di Bogor dan Jakarta dari Nopember 2012 sampai dengan Juni 2013. Tahapan pengkajian dimulai dari analisa kebutuhan, formulasi masalah, identifikasi sistem, dan seterusnya sampai dengan evaluasi user. Adapun Aspekaspek yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan kajian ini terdiri dari sistem manajemen basis data (SMBD), sistem manajemen basis model (SMBM), dan sistem dialognya. SMBD menyangkut kecukupan data PUAP yang disimpan dalam sistem, SMBM menyangkut kesesuaian model dengan kebutuhan gapoktan (kriteria kelayakan, serta format dan jenis laporan), sedangkan sistem dialog menyangkut kemudahan penggunaan sistem oleh gapoktan. Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan Gapoktan PUAP atau disingkat SIPK-GP 1.13 adalah sistem informasi manajemen untuk pengelolaan kinerja gapoktan penerima dana PUAP dan penunjang keputusan gapoktan dalam memilih fokus usaha dari kelompok tani anggotanya. Manajemen dialog atau user
interface merupakan bagian utama dari SIPK-GP 1.13 yang berfungsi sebagai media komunikasi antara pengguna (user) dengan model. SIPK-GP 1.13 merupakan paket sistem informasi dan pengambilan keputusan berbasis windows dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi. Hal ini membuat pengoperasian SIPK-GP 1.13 menjadi mudah. Media interaksi dengan sistem dilakukan dengan menggunakan keyboard dan mouse. Sistem ini dapat dioperasikan pada komputer dengan prosesor minimal Pentium 4, 1 GB RAM, serta memiliki software php, mysql, dan apache. Ketiga software tersebut dapat diunduh secara gratis dan telah terdapat dalam bentuk paket seperti xampp. Sistem Manajemen Basis Data terdiri dari data umum gapoktan, data perkembangan usaha, data potensi wilayah, dan data potensi pemasaran. Sistem Manajemen Basis Model terdiri dari model seleksi gapoktan, model wilayah usaha, model kinerja gapoktan, dan model pengembangan. Model pengembangan usaha yang terdapat pada menu fokus usaha menggunakan dua sub-menu yaitu sub menu Analitycal Hierarchy Process (AHP) dan Composite Performance Index (CPI). Pada model pengembangan usaha, untuk sub menu AHP masih dibatasi pada tiga orang partisipan (pakar) sehingga masih bersifat statis. Hal ini masih dapat dikembangkan dengan membuat model bersifat terbuka, di mana jumlah partisipan masih dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Hasil perhitungan pada menu seleksi gapoktan untuk Gapoktan Sumber Makmur diperoleh hasil sebesar 84 atau disimpulkan lulus seleksi. Hasil perhitungan pada menu kinerja gapoktan untuk Gapoktan Sumber Makmur diperoleh hasil sebesar 84 atau berada pada kondisi baik. Pada menu wilayah usaha diperoleh hasil bahwa ketiga jenis usahatani yang menjadi usahatani pokok gapoktan sampel, seluruhnya disimpulkan layak dilaksanakan. Melalui sub menu AHP dan CPI pada menu fokus usaha diperoleh kesimpulan bahwa alternatif yang menjadi pilihan utama untuk fokus usaha gapoktan yaitu usahatani hortikultura. Hasil yang diperoleh dari model-model dalam sistem tersebut telah sesuai dengan perhitungan secara manual, sehingga SIPK-GP 1.13 dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengelolaan manajemen gapoktan penerima dana BLM-PUAP. Penggunaan sistem ini diharapkan dapat mengurangi kendala ketidaktersediaan data kinerja dari gapoktan serta meningkatkan keandalan dari sistem seleksi gapoktan penerima. Penggunaan sistem ini dalam implementasi program PUAP menimbulkan implikasi manajemen baik ditingkat pusat maupun gapoktan. Implikasi manajemen ditingkat pusat antara lain Direktorat Pembiayaan Pertanian sebagai institusi penanggung jawab perlu melakukan ujiterap pada beberapa gapoktan dan melakukan revisi pedoman umum pelaksanaan kegiatan.
SUMMARY MEMET DARMAWAN. Information System and Decision Making for Management of Farmers’ Group Union The Beneficiaries of The Direct Community Assistence-Rural Agribusiness Development. Supervised by Marimin (Coordinator) and Muhammad Syamsun (Member). Regarding to the evaluation of The Direct Community Assistence-Rural Agribusiness Development (PUAP) conducted by General Inspectorate of Ministry of Agriculture, only 19 or 9,31% of 204 farmers’ group union (the union) which submitting report regularly. This condition due to the lack of human resource capability in composing report including the lack of the union’s agribusiness management (Itjen Kementan, 2012) and also the lack of requirement for the union to receive the grant. This weakness is very influential on the performance and the success rate of the union’s agribusiness and the success rate of the program itself. Given these problems, it is necessary to create an information system and decision-making that can be used by the union or its extension companion in its business operations. The objective of this study is to develop an information system and decision-making that can be easily and practically used by the companion extension and/or the union’s administrators to do the recording and reporting of the union’s agribusiness growth. The result of this study can be used as a tool to manage the administration of the union’s agribusiness growth, monitoring and evaluation, and auditing conducted by internal or external auditor. Primary data consists of the union’s common data and the AHP questionnaire collected on March 16, 2013 through April 29, 2013. The union’s data collected from the unions which receive the grant (PUAP) in the year of 2009 in Sleman District, Province of DI. Yogyakarta, whereas experts for the AHP questionnaire consisted of the Director of Finance Directorate of Directorate General of Agricultural Infrastructure, Head of Yogyakarta Assessment Institute for Agricultural Technology, and Head of Sub Directorate Agribusiness Finance of Finance Directorate of Directorate General of Agricultural Infrastructure Ministry of Agriculture. Meanwhile the system specification detail developed in Bogor and Jakarta from November 2012 through June 2013. The study stages starting from requirement analysis, problem formulation, system identification, and so on until the users evaluation. The aspects of concern in this study consists of database management system (DBMS), model base management system (MBMS), and the dialogue system. The DBMB regarding the adequacy of PUAP data stored in the system, the MBMS regarding the suitability of the model to the union’s needs (eligibility criteria, as well as the format and type of report), while the dialogue system regarding ease of use of the system by the union. Information Systems and Decision Making for Gapoktan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) named as SIPK-GP 1.13 is the information system for performance management of the union and decision support in selecting the business focus of farmers’ group members. The user interface as the major part of SIPK-GP 1.13 which serves as medium of communication between the users with the model. The SIPK-GP 1.13 is a package of windows based
information systems and decision-making with Indonesian as the default language. This makes the operation of SIPK-GP 1.13 becomes easy. Media interaction with the system is done by using a keyboard and mouse. The system can be operated on a computer with at least has a Pentium 4 processor, 1 GB of RAM, and has a software php, mysql and apache. These three softwares can be downloaded for free and has been found in packages such as xampp. DBMS consists of the union’s common data, business development data, regional resources data, and market potential data. MBMS cocsists of the union selecting model, the union business area model, the union performance model, and the union development model. The union development model located in “Fokus Usaha” menu, has two sub-menus namely Analitycal Hierarchy Process (AHP) sub-menu and Composite Performance Index (CPI) sub-menu. The AHP sub-menu is limited for three participants (experts), so this is still static. It is still to be develop to make an open model, in which the number of participants may still be selected according to need. The result from “Seleksi Gapoktan” menu gapoktan selection for Gapoktan Sumber Makmur obtained yield was 84 or inferred pass the selection . The results of calculations on the “Kinerja Gapoktan” menu for Gapoktan Sumber Makmur obtained yield was 84 or are in good condition . In the “Wilayah Usaha” menu result that all three main types of farming done by the union, all are viable. Through AHP and CPI sub- menu is concluded that the alternative business which became the primary choice for businesses focus of the union is horticulture farming . The results obtained from these models in the system in accordance with the calculations manually, so SIPK-GP 1.13 can be used to support the management of the union. Use of this system is expected to reduce the constraints on the performance of the union’s data unavailability and increase the reliability of the selection system of the union to receive the grant. The use of the system in the implemantation of PUAP program has a management implication both at central level and the farmers’ union. Implication at the central level such as need to do the application test to some unions and revised the general guidance of the program.
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang dengan segala karuniaNya karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Nopember 2012 sampai Juni 2013 ini ialah sistem informasi, dengan judul Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan untuk Manajemen Gabungan Kelompok Tani Penerima Dana Bantuan Langsung-Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc dan Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc selaku pembimbing serta Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS., Dipl.Ing., DEA selaku dosen penguji. Selain itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ir. Mulyadi Hendiawan, MM (Direktur Pembiayaan Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian), Ir. Wahyu Budi Santoso (Kepala Sub Direktorat Pembiayaan Agribisnis, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian), Dr. Sudarmaji, MP (Kepala Balai Pengkajian Tenknologi Pertanian, DIY), Ir. Sukar dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, DIY, Drs. Imam Subarkah, MM dan teman-teman auditor Inspektorat Investigasi Itjen Kementerian Pertanian, Ibu Fitri dan Pak Indra selaku PMT di Kabupaten Sleman, serta Saudara Fahmi Basya yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada isteri dan anak-anak serta orang tua yang selalu mendukung dan memberikan do’a serta semangat agar tulisan ini berhasil diselesaikan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2013
Memet Darmawan
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Perumusan Masalah .......................................................................... 2 C. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 3 D. Tujuan ............................................................................................... 5 E. Kegunaan .......................................................................................... 5 II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6 A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan ..................................... 6 B. Sistem Penunjang Keputusan serta Pendekatan Sistem dan Tahapannya ........................................................................................ 7 C. Model Penilaian ................................................................................. 10 11 D. Pengambilan Keputusan ..................................................................... E. Analisa Kelayakan Usaha .................................................................. 14 F. Wawancara Mendalam ....................................................................... 16 III METODE KAJIAN ................................................................................ 17 A. Pendekatan Kajian .............................................................................. 17 19 B. Aspek Kajian ....................................................................................... C. Tahapan Kajian .................................................................................. 22 D. Penetapan Sampel dan Pengumpulan Data ......................................... 22 23 E. Tahapan Evaluasi User ........................................................................ F. Tahapan Pengambilan Keputusan ....................................................... 24 IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 25 A. Deskripsi Sistem ................................................................................ 25 1. Rancangan Sistem Manajemen Dialog ........................................ 25 2. Rancangan Sistem Manajemen Basis Data ................................... 26 3. Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram) ................................ 28 4. Use Case Diagram ....................................................................... 29 B. Verifikasi Model ................................................................................ 29 1. Model Seleksi Gapoktan .............................................................. 29 2. Model Wilayah Usaha ................................................................... 32 3. Model Kinerja Gapoktan ............................................................... 36 4. Model Pengembangan ................................................................... 37 C. Evaluasi User ..................................................................................... 43 44 D. Implikasi Manajemen ........................................................................ V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 46 A. Kesimpulan ....................................................................................... 46 B. Saran ................................................................................................. 47 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 48 LAMPIRAN ................................................................................................... 50
DAFTAR TABEL
No.
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Halaman
Skala perbandingan Saaty ....................................................................... Analisa kebutuhan komponen-komponen sistem informasi dan pengambilan keputusan untuk manajemen gapoktan penerima dana PUAP .............................................................................................. Formulir verifikasi persyaratan gapoktan ................................................ Skoring hasil verifikasi ersyaratan gapoktan ........................................... Formulir penilaian kinerja gapoktan ....................................................... Skoring penilaian kinerja gapoktan ......................................................... Analisa fokus usaha gapoktan dengan menggunakan CPI ...................... Hasil skoring seleksi untuk gapoktan Madu Makmur ............................. Hasil skoring seleksi untuk gapoktan Bimo Makmur ............................. Hasil skoring seleksi untuk gapoktan Sumber Makmur .......................... Analisa kelayakan usahatani padi ............................................................ Analisa kelayakan usahatani cabai .......................................................... Analisa kelayakan usahatani jagung ........................................................ Analisis sensitivitas pada perhitungan NPV ........................................... Analisis sensitivitas pada perhitungan IRR ............................................. Analisis sensitivitas pada perhitungan Net B/C ...................................... Hasil penilaian kinerj gapoktan Madu Makmur ...................................... Hasil penilaian kinerja gapoktan Bimo Makmur ..................................... Hasil penilaian kinerja gapoktan Sumber Makmur ................................. Nilai-nilai analisa kelayakan usaha untuk perhitungan CPI .................... Perhitungan CPI untuk tiga jenis usahatani utama gapoktan .................. Hasil evaluasi sistem oleh calon user ......................................................
12
18 21 21 22 22 24 30 30 30 32 33 33 35 36 36 37 37 37 43 43 44
DAFTAR GAMBAR No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
Halaman Siklus Informasi ...................................................................................... Konfigurasi Sistem Penunjang Keputusan ............................................... Struktur Dasar SPK ................................................................................. Tahapan Pendekatan Sistem .................................................................... Skema Pengambilan Keputusan dengan Intuisi ...................................... Skema Pengambilan Keputusan dengan Analisis ................................... Diagram Sebab-Akibat Usaha Agribisnis Gapoktan .............................. Diagram Input-Output Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan untuk Manajemen Gapoktan Penerima Dana PUAP .............................. Konfigurasi Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan untuk Manajemen Gapoktan Penerima Dana PUAP ........................................ Struktur Hierarki AHP ............................................................................ Tahapan Kajian ....................................................................................... Menu utama SIPK-GP 1.13 .................................................................... Menu profil gapoktan pada SIPK-GP 1.13 ............................................. Sub-menu penyaluran dana gapoktan pada SIPK-GP 1.13 .................... Diagram aliran data level 0 pada SIPK-GP 1.13 .................................... Use case diagram perkembangan usaha gapoktan ................................. Model seleksi gapoktan ........................................................................... Diagram aliran data level 1 pada model seleksi gapoktan ...................... Perhitungan NPV padi pada SIPK-GP 1.13 ............................................ Perhitungan Net B/C cabai pada model usaha di SIPK-GP 1.13 ............ Perhitungan IRR cabai pada model usaha di SIPK-GP 1.13 .................. Diagram aliran data level 1 pada model wilayah usaha .......................... Penilaian kinerja Gapoktan Sumber Makmur pada model kinerja di SIPK-GP 1.13 ..................................................................................... Diagram aliran data level 1 pada model kinerja gapoktan ...................... Hasil perhitungan AHP dengan menggunakan expert choice ................. Sub-sub menu tambah data AHP pada SIPK-GP 1.13 ........................... Input perbandingan AHP pada Sub-sub menu Perbandingan AHP ........ Sub-sub menu daftar AHP pada sub menu AHP di SIPK-GP 1.13 ........ Diagram aliran data level 1 pada model pengembangan dengan AHP ... Perhitungan CPI pada SIPK-GP 1.13 ..................................................... Diagram aliran data level 1 pada model pengembangan dengan CPI .....
4 8 9 10 12 12 18 19 20 23 24 26 27 27 28 29 31 31 34 34 35 35 38 38 39 40 41 41 41 42 42
DAFTAR LAMPIRAN No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Halaman Format Laporan Penyaluran Dana BLM-PUAP Kepada Kelompok Tani ........................................................................................ Format Laporan Penyaluran Dana BLM-PUAP Kepada Petani Anggota .......................................................................................... Format Laporan Perkembangan Usaha Gapoktan ................................... Format Laporan Perkembangan Usaha Kelompok Tani ......................... Format Laporan Tahunan Gapoktan ........................................................ Format Laporan Rekapitulasi RUB Gapoktan Tingkat Kabupaten/Kota Dan Provinsi ............................................................................................ Kuesioner Proses Hierarki Analitik ......................................................... Daftar Pertanyaan Tahap Evaluasi User .................................................. Data Umum Gapoktan Madu Makmur ..................................................... Data Umum Gapoktan Bimo Makmur .................................................... Data Umum Gapoktan Sumber Makmur ................................................. Hasil penilaian variabel seleksi gapoktan untuk Gapoktan Madu Makmur .................................................................................................... Hasil penilaian variabel seleksi gapoktan untuk Gapoktan Bimo Makmur .................................................................................................... Hasil penilaian variabel seleksi gapoktan untuk Gapoktan Sumber Makmur ................................................................................................... Komponen analisa usahtani padi ............................................................. Komponen analisa usahatani cabai .......................................................... Kompoenen analisa usahatani jagung ..................................................... Hasil penilaian variabel kinerja gapoktan untuk Gapoktan Madu Makmur ................................................................................................... Hasil penilaian variabel kinerja gapoktan untuk Gapoktan Bimo Makmur ................................................................................................... Hasil penilaian variabel kinerja gapoktan untuk Gapoktan Sumber Makmur ................................................................................................... Manual instalasi SIPK-GP 1.13 ...............................................................
55 56 57 58 59 60 61 76 77 79 80 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Menurut data statistik 2011 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin tahun 2011 sebanyak 30,02 juta jiwa atau sebesar 12,49% dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah tersebut terdiri dari 18,97 juta jiwa penduduk perdesaan dan 11,05 juta jiwa berasal dari penduduk perkotaan. Berdasar data statistik pula, jumlah terbesar mata pencaharian penduduk berada pada sektor pertanian, dengan demikian hampir dapat dipastikan bahwa jumlah penduduk perdesaan yang miskin sebanyak 18,97 juta jiwa tersebut sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Permasalahan mendasar yang dihadapi petani yaitu kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar, dan teknologi, serta organisasi tani yang masih lemah. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi petani tersebut. Sejak tahun 2008 Kementerian Pertanian telah melaksanakan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) (Kementan, 2011). PUAP bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah; meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus gabungan kelompok tani (gapoktan), penyuluh, dan penyelia mitra tani; memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis; serta meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan (Kementan, 2011). Sejak tahun 2008 sampai dengan 2012 telah dilakukan penyaluran kepada 44.173 gapoktan atau senilai Rp4.417.300.000.000,00 di seluruh Indonesia, yaitu sebanyak 10.542 gapoktan di tahun 2008, 9.884 gapoktan di tahun 2009, 8.578 gapoktan di tahun 2010, 9.110 gapoktan di tahun 2011, dan 6.050 gapoktan di tahun 2012. Secara umum, permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan PUAP yaitu administrasi dan pembukuan keuangan tidak tertib, perencanaan kegiatan gapoktan tidak tertib, pemanfaatan dan/atau penyaluran dana tidak tertib dan optimal, serta tim teknis PUAP dan komite pengarah belum dibentuk. Permasalahan yang dihadapi usaha kecil (gapoktan penerima PUAP termasuk didalamnya) menyangkut beberapa persoalan, seperti ketimpangan struktural dalam alokasi dan penguasaan sumberdaya serta kinerja yang relatif terbatas pada hal klasikal. Kekurangan usaha kecil antara lain SDM lemah dalam kewirausahaan dan manajerial; keterbatasan keuangan; ketidakmampuan akses pasar; ketidakmampuan menguasai informasi; serta tidak terorganisasi dalam jaringan dan kerja sama (Hubeis, 2009). Dana BLM-PUAP sebagai tambahan modal bagi petani, sangat berpengaruh terhadap pendapatan. Pada jenis usaha on-farm, penerima BLM-PUAP mendapatkan kemudahan terutama dalam hal pembelian sarana produksi seperti pupuk dan obat-obatan. Sedangkan pada usaha off-farm, penerima BLM-PUAP dapat lebih meningkatkan kualitas dan mutu produk dalam jumlah yang lebih
2
banyak. Lima variabel yang berpengaruh terhadap pendapatan penerima, yaitu dana BLM-PUAP, modal sendiri, umur, pengalaman, dan jumlah anggota keluarga produktif (Anita dan Umi 2011). Menurut Anita dan Umi (2011), hubungan kelima variabel tersebut dengan peningkatan pendapatan petani penerima, sebagai berikut. 1. Semakin besar jumlah dana BLM-PUAP yang diterima, maka semakin meningkat pendapatan yang diperoleh oleh petani penerima 2. Semakin besar modal sendiri yang digunakan untuk usahatani, maka semakin meningkat pendapatan yang diperoleh petani penerima 3. Semakin tua usia petani (melewati usia produktif), maka tingkat pendapatan petani penerima semakin menurun 4. Semakin lama pengalaman usahatani, maka semakin meningkat pendapatan yang diperoleh petani 5. Semakin banyak jumlah anggota keluarga produktif, maka semakin meningkat pendapatan yang diperoleh petani penerima. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, diketahui bahwa dari 204 gapoktan yang dievaluasi, hanya 19 gapoktan atau 9,31% yang menyampaikan laporan secara tertib. Kondisi tersebut disebabkan lemahnya kemampuan SDM yang dimiliki gapoktan dalam penyusunan laporan termasuk pengelolaan usaha gapoktan. Selain itu, kelemahan inipun disebabkan oleh lemahnya persyaratan yang harus dipenuhi oleh gapoktan untuk dapat memperoleh dana BLM-PUAP. Persyaratan yang ditetapkan hanya bersifat administratif, sedangkan persyaratan teknik seperti tersedianya lahan usahatani serta pengalaman usahatani baik untuk bidang onfarm maupun off-farm, tidak dipersyaratkan. Kelemahan ini sangat berpengaruh pada kinerja dan tingkat keberhasilan dari usahatani yang dilakukan gapoktan. Pada akhirnya kelemahan gapoktan ini akan berpangaruh pada tingkat kinerja keberhasilan program itu sendiri (Itjen, Kementan, 2012). Selain itu, pada umumnya gapoktan melakukan berbagai jenis usahatani baik on-farm maupun off-farm, tanpa pernah melakukan evaluasi untuk mengetahui jenis usahatani mana yang paling menguntungkan. Evaluasi tersebut dapat berupa identifikasi masalah usahatani yang dihadapi anggota dan penetapan solusi-solusi alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Menurut Cain et al. (2003), pemegang kebijakan pertanian di Sri Lanka membuat dan menggunakan sistem penunjang keputusan untuk mengevaluasi masalah dan solusi-solusi potensial untuk pertanian pada daerah aliran sungai di Sri Lanka. Melalui pemanfaatan sistem penunjnag keputusan, pembuat kebijakan dapat membuat keputusan yang lebih baik. Mengatasi kelemahan-kelemahan gapoktan dan untuk mengetahui usahatani mana yang lebih menguntungkan untuk menjadi fokus usaha gapoktan, diperlukan suatu sistem informasi dan pengambilan keputusan. Melalui sistem ini, mulai dari pengurus gapoktan, penyuluh pertanian, pihak dinas pertanian, balai pengkajian teknologi pertanian, sampai tingkat pusat dapat membuat keputusan yang lebih baik untuk peningkatan kinerja gapoktan sesuai dengan wewenang yang dimiliki masing-masing.
3
B. Perumusan Masalah PUAP merupakan program strategis Kementerian Pertanian untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan. Dalam rangka mempercepat keberhasilan PUAP, dilakukan berbagai upaya dan strategi pelaksanaan terpadu melalui pengembangan kegiatan ekonomi rakyat; penguatan modal bagi petani, buruh tani, dan rumah tangga tani; serta penguasaan teknologi produksi, pemasaran hasil, dan pengelolaan nilai tambah. Upaya-upaya dan strategi-strategi tersebut tidak akan berpengaruh secara signifikan apabila tidak diimplementasikan secara penuh. Selain itu, kinerja keberhasilan program tidak dapat diketahui secara tepat apabila proses pelaporan mulai dari tingkat kelompok tidak berjalan dengan baik. Laporan atas perkembangan usaha gapoktan dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, sampai tingkat pusat. Laporan tersebut berupa laporan triwulanan, yang akan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan data dari gapoktan sebagai pelaksana usaha agribisnis (Kementan, 2011). Selama ini yang menjadi permasalahan utama dalam pelaporan ini tidak tersedianya data yang memadai dari gapoktan. Data tersebut berupa data yang terkait dengan kinerja gapoktan yaitu jumlah penyaluran dana pada masingmasing anggota kelompok tani, data perkembangan usaha yang dilakukan anggota, tingkat pengembalian oleh anggota atas dana yang disalurkan, dan nilai penambahan modal/aset gapoktan. Ketidaktersediaan data tersebut, sebagian besar disebabkan tidak tertibnya pencatatan yang dilakukan oleh pengurus gapoktan atas penyaluran dan pengembalian dana PUAP oleh anggota, serta perkembangan usahatani anggota. Akibatnya, kinerja gapoktan tidak dapat diketahui dengan pasti dan dievaluasi. Mengingat permasalahan tersebut, dipandang perlu untuk membuat suatu sistem informasi dan pengambilan keputusan yang dapat digunakan oleh gapoktan atau penyuluh pendampingnya dalam operasionalisasi usaha gapoktan.
C. Kerangka Pemikiran Pelaporan merupakan salah satu bentuk pengawasan atau kontrol terhadap aktivitas bisnis. Dalam PUAP, meskipun pelaporan berjenjang atas perkembangan usaha agribisnis/kinerja gapoktan dimulai dari tingkat kabupaten oleh tim teknis kabupaten, tetapi pada dasarnya data untuk penyusunan laporan tersebut berasal dari data yang disusun oleh gapoktan dibawah dukungan/pengawasan penyuluh pendamping, penyelia mitra tani, dan tim teknis kecamatan. Kendala utama yang dihadapi oleh penyuluh pendamping, penyelia mitra tani, dan tim teknis kecamatan yaitu sulitnya membina gapoktan untuk tertib administrasi. Hal ini berakibat data yang tersedia di gapoktan kurang atau bahkan tidak handal dan tingkat kelayakan usaha dari anggota kelompok yang ditunjukkan dengan lancar tidaknya pengembalian pinjaman tidak dapat dievaluasi. Mengingat mutu laporan dan pengembangan usaha gapopktan akan sangat dipengaruhi oleh keandalan data yang digunakan, maka perbaikan pada
4
pengelolaan data menjadi hal penting yang perlu segera dilakukan. Perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan program sistem informasi dan pengambilan keputusan yang digunakan oleh penyuluh pertanian. Penggunaan sistem yang tidak langsung dilakukan oleh pengurus gapoktan ini, selain disebabkan oleh keterbatasan SDM gapoktan, secara hirarki, penyuluh pertanian mempunyai akses yang lebih dekat dengan tim teknis kecamatan maupun kabupaten. Penggunaan sistem informasi akan sangat berkaitan dengan data dan siklus informasi. Siklus informasi dalam pengelolaan usaha agribisnis gapoktan digambarkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Siklus Informasi (Marimin, 2008)
Berdasarkan Gambar 1. diketahui bahwa Management Information System (MIS) atau Sistem Informasi Manajemen (SIM), memberikan output berupa informasi. Informasi ini berasal dari data suatu atau beberapa obyek yang dikelola. Pada kegiatan PUAP, data tersebut terdiri dari nama gapoktan; jenis usaha yang dilakukan; jumlah kelompok tani anggota; jumlah anggota per kelompok tani; jumlah pinjaman per anggota kelompok tani; serta jangka waktu, suku bunga, dan cara pengembalian. Informasi yang dihasilkan berupa kinerja usaha agribisnis gapoktan yang meliputi akumulasi jumlah penyaluran dana, jumlah pengembalian dana oleh anggota, perkembangan usaha anggota, dan pertambahan modal dan/atau asset gapoktan. Selain itu, informasi tersebut dapat pula berisi hambatan-hambatan dalam pengembangan usaha gapoktan. Sistem Penunjang Keputusan (SPK) atau Decision support system (DSS) digunakan untuk memberikan alternatif pengambilan keputusan baik oleh manajemen gapoktan maupun tim teknis atas kelayakan pemberian pinjaman kepada anggota. Alternatif tersebut dapat diperoleh melalui penetapan kriteria kelayakan. Setelah kebijakan/keputusan baru ditetapkan, dilakukan perbaikan terhadap standard operational procedure (SOP), untuk selanjutnya dilaksanakan (action) serta dilakukan monitoring dan evaluasi (MES) secara berkelanjutan untuk memperoleh data baru sebagai bahan penyusunan informasi lanjutan. Dalam kajian ini akan difokuskan pada bagaimana mendesain suatu sistem untuk mengelola data sehingga dapat diperoleh informasi yang memadai dan handal untuk pengambilan keputusan atau alternatif keputusan.
5
D. Tujuan Pengkajian ini bertujuan untuk membangun suatu sistem informasi dan pengambilan keputusan yang dapat secara mudah dan praktis digunakan oleh penyuluh pendamping dan/atau pengurus gapoktan untuk melakukan pencatatan dan pelaporan perkembangan usaha agribisnis gapoktan.
E. Kegunaan Hasil kajian ini dapat digunakan sebagai alat untuk pengelolaan administrasi kegiatan usaha gapoktan. Selain itu, hasil kajian ini pun dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk melakukan monitoring dan evaluasi serta pengawasan (audit) oleh auditor internal maupun eksternal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program strategis Kementerian Pertanian dalam rangka mengurangi tingkat kemiskinan, difokuskan untuk mempercepat pengembangan usaha ekonomi produktif yang diusahakan para petani di perdesaan. Dalam Pedoman Umum PUAP tahun 2011 disebutkan bahwa komponen utama pola dasar pengembangan PUAP terdiri dari gapoktan, pendamping gapoktan (penyuluh pendamping dan mitra tani), serta pelatihan bagi petani/pengurus gapoktan dan penyaluran dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian. Adapun strategi operasional PUAP terdiri dari pemberdayaan masyarakat, optimalisasi potensi agribisnis, fasilitasi usaha bagi petani kecil, dan penguatan kelembagaan gapoktan. Organisasi pelaksanaan PUAP dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat desa sampai dengan pusat. Pada tingkat desa terdapat penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani (PMT) yang berhubungan dengan gapoktan secara langsung untuk melakukan pembinaan. Selain itu, pada tingkat desa pun dibentuk komite pengarah yang ditetapkan oleh kepala desa yang terdiri dari tokoh masyarakat, penyuluh pendamping, PMT, dan perwakilan gapoktan (Kementan, 2011). Dalam pelaksanaan penyaluran dan pemanfaatan dana BLM-PUAP, berdasarkan Pedoman Teknis Verifikasi dan Penyaluran Dana BLM-PUAP tahun 2011 (Kementan, 2011), ditetapkan beberapa jenis laporan yang harus dibuat baik oleh kelompok tani, gapoktan, maupun tim teknis. Laporan-laporan tersebut berupa laporan penyaluran dana ke kelompok tani, laporan penyaluran dana ke petani anggota, laporan perkembangan usaha gapoktan, laporan perkembangan usaha kelompok tani, laporan tahunan gapoktan, serta laporan rekapitulasi Rencana Usaha Bersama gapoktan tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Format laporan-laporan tersebut disajikan pada Lampiran 1 sampai 6. Laporan penyaluran dana ke kelompok tani disampaikan secara bulanan yang mencakup penyaluran dana BLM-PUAP dan jenis usaha produktif yang dilaksanakan oleh kelompok yang dibiayai dengan dana BLM-PUAP. Laporan tersebut dikirimkan oleh gapoktan ke penyuluh pendamping untuk selanjutnya dikompilasi oleh PMT menjadi formulir elektronik untuk dikirim ke operation room Kementan dan menjadi bahan laporan tim teknis kabupaten/kota (Kementan, 2011). Laporan penyaluran dana ke petani anggota disampaikan secara bulanan yang mencakup penyaluran dana BLM-PUAP dan jenis usaha yang dilakukan oleh petani anggota yang dibiayai melalui dana BLM-PUAP. Laporan tersebut dikirim oleh ketua kelompok tani kepada gapoktan untuk selanjutnya dikompilasi menjadi laporan gapoktan (Kementan, 2011). Dalam Petunjuk Teknis Verifikasi dan Penyaluran Dana PUAP 2011, laporan perkembangan usaha gapoktan disampaikan secara bulanan mencakup modal usaha awal, nilai usaha akhir, dan pendapatan. Laporan tersebut
7
disampaikan ke PMT melalui penyuluh pendamping. Laporan perkembangan usaha kelompok tani disampaikan secara bulanan dan merupakan dasar penyusunan laporan perkembangan usaha gapoktan. Laporan tahunan gapoktan meliputi realisasi penyaluran dana BLM-PUAP, jenis-jenis usaha produktif, perkembangan usaha agribisnis gapoktan, permasalahan yang dihadapi, dan saran tindak lanjut. Laporan tersebut disampaikan kepada tim teknis kabupaten/kota setelah disahkan oleh rapat anggota (Kementan, 2011). Dalam pelaksanaan PUAP, penyaluran dana kepada anggota kelompok tani dilakukan melalui pola pinjaman dengan tingkat bunga tertentu. Jangka waktu pinjaman berkisar antara 4, 6, sampai dengan 12 bulan, disesuaikan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh petani. Pengembalian dari anggota pada umumnya dengan cara pengembalian pokok dan bunga seluruhnya pada akhir masa pinjaman atau membayar bunga pinjaman pada setiap akhir periode dan membayar pokok pada akhir masa pinjaman.
B. Sistem Penunjang Keputusan serta Pendekatan Sistem dan Tahapannya Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks. Hal ini menunjukkan kompleksitas dari sistem yang meliputi kerja sama antar bagian yang interdependen satu sama lain, berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai tujuan (Marimin, 2009). Dalam Marimin (2009), sifat-sifat dasar dari suatu sistem antara lain pencapaian tujuan, kesatuan usaha, keterbukaan terhadap lingkungan, transformasi, hubungan antar bagian, sistem, dan mekanisme pengendalian. Adapun bila ditinjau dari komponen input, proses, dan output, suatu sistem dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu, sistem analis, sistem desain, dan sistem kontrol. Sistem informasi manajemen adalah suatu sistem berbasis komputer yang mendukung fungsi-fungsi manajemen melalui penyediaan informasi yang efektif dan efisien sesuai yang dibutuhkan (Marimin, 2008). Sistem informasi manajemen merupakan bagian dari sistem informasi pada tataran operasional, taktik, sampai dengan tataran strategis. Menurut O’Brien dalam Kornkaew (2012), terdapat lima langkah proses yang disebut dengan siklus pengembangan sistem informasi, yang terdiri dari investigasi, analisa, desain, implementasi, dan pemeliharaan. Langkah pertama investigasi sitem atau konsepsi sistem yang bertujuan untuk menentukan bagaimana mengembangkan perencanaan manajemen proyek dan memperoleh persetujuan manajemen. Analisa berfokus pada identifikasi kebutuhan informasi dan pengembangan kebutuhan fungsional dari sebuah sistem. Desain merupakan perencanaan teknis, pengembangan spesifikasi untuk hardware, software, data, personal, dan jaringan. Implementasi terdiri dari pendistribusian sistem, pengujian sistem, pelatihan personil pengguna sistem, dan penerapan pada sistem bisnis baru. Pemeliharaan merupakan proses pembuatan perubahan yang dibutuhkan untuk fungsi sistem informasi.
8
Sistem Penunjang Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) merupakan sistem berbasis komputer yang mendukung pengambilan keputusan dengan cara membantu pengambil keputusan dalam organisasi melalui informasi dan pemodelan hasil (Sauter, 2010). SPK mengelola dan memproses permasalahan tidak-terstruktur atau semi-terstruktur dalam rangka mendukung proses pengambilan keputusan (Mohemad et al., 2010). Adapun menurut McLeod (2005), DSS bertujuan untuk membantu manajer membuat keputusan memcahkan masalah semi terstruktur, mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya, dan meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan daripada efsiensi. Menurut Levin et al. (2002), konfigurasi SPK terdiri dari sumber-sumber data internal; sumber-sumber data eksternal; landasan data bagi SPK; analisis data; pembaharuan, sintesis, dan revisi ilmu manajemen; model dasar ilmu manajemen untuk menunjang keputusan; evaluasi model; penggambaran dukungan keputusan dan kontrolnya; serta pembuat keputusan. Secara grafis, konfigurasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Sumber-sumber data eksternal
Sumber-sumber data internal Akuntansi Perilaku Keuangan Pemasaran Operasi produksi
Pembaharuan, sintesis, dan revisi IM/OR
Model dasar IM/OR untuk menunjang keputusan
Landasan data bagi SPK
Analisis data
Evaluasi model
Penggambaran dukungan keputusan dan kontrolnya
Pembuat keputusan
Gambar 2. Konfigurasi sistem penunjang keputusan Sauter (2010) menyatakan SPK memberikan kesempatan untuk meningkatkan pengumpulan data dan analisis proses yang terkait dengan pengambilan keputusan. Mengambil logika satu langkah lebih maju, SPK memberikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan daya tanggap pengambilan keputusan dan meningkatkan kesempatan untuk pengelolaan perusahaan. Dengan kata lain, SPK memberi kemampuan kepada pembuat keputusan untuk mengeksplorasi bisnis intelijen dengan cara yang efektif dan tepat waktu.
9
Terdapat tiga karakteristik dari SPK, yaitu mengakses data dari berbagai sumber; memfasilitasi pengembangan dan evaluasi model dalam proses pemilihan alternatif, dalam arti memungkinkan pengguna mengubah besar jumlah data menjadi informasi yang membantu pengguna membuat keputusan yang baik; serta menyediakan pengguna suatu interface yang baik dimana pengguna dapat dengan mudah bernavigasi dan berinteraksi (Sauter, 2010). Desain dasar SPK terdiri dari sistem dialog (user interface), manajemen data, dan manajemen berbasis model (Mohemad et al., 2010). Menurut Shim et al. dalam Mohemad et al. (2010) ketiga komponen tersebut mempunyai fungsi berikut. 1. Subsistem dialog, berfungsi untuk mendukung komunikasi langsung antara pembuat keputusan dengan sistem. 2. Manajemen data, termasuk didalamnya yaitu database yang berisi data yang berhubungan dengan sistem dan pada umumnya diolah menggunakan perangkat lunak yang disebut sistem manajemen basis data. Manajemen data pun berfungsi untuk menyimpan dan mengakses data internal dan eksternal. 3. Manajemen model, berfungsi untuk mendukung sistem dengan kemampuan analisis data melalu formulasi data. Sistem manajemen basis data (SMBD) melakukan tiga fungsi dasar, yaitu penyimpanan data dalam basis data, menerima data dari basis data, dan pengendali basis data. SMBD harus bersifat interaktif dan luwes dalam arti mudah dilakukan perubahan terhadap ukuran, isi, dan struktur elemen-elemen data (Marimin, 2008). Sistem manajemen basis model (SMBM) merupakan perangkat lunak yang mempunyai empat fungsi. Fungsi tersebut yaitu perancang model, perancang format keluaran model (laporan-laporan), memperbaharui dan merubah model, serta memanipulasi data (Marimin, 2008). Sistem manajemen dialog merupakan subsistem untuk berkomunikasi dengan pengguna. Tugas sistem ini yaitu untuk menerima masukan dan memberikan keluaran yang dikehendaki pengguna (Marimin, 2008). Menurut Marimin (2008), selain ketiga sistem tersebut, terdapat sistem pengolah problematika yang berfungsi sebagai koordinator dan pengendali. Sistem ini menerima input dari ketiga sistem lainnya dalam bentuk baku, serta menyerahkan output ke sistem yang dikehendaki dalam bentuk baku pula. Sistem ini berfungsi sebagai penyangga untuk menjamin masih adanya kerterkaitan antara sistem. Secara grafis hubungan keempat sistem tersebut dalam membentuk struktur dasar SPK tersaji pada Gambar 3. Pendekatan sistem yaitu metode pemecahan masalah yang tahapannya dimulai dengan identifikasi kebutuhan dan diakhiri dengan suatu hasil sistem operasi yang efektif dan efisien. Tahapan pendekatan sistem meliputi analisa, rekayasa model, implementasi rancangan, implementasi, dan operasi sistem tersebut (Marimin, 2009). Menurut Marimin (2009), metodologi sistem pada prinsipnya melalui enam tahap analisa yang meliputi analisa kebutuhan, identifikasi sistem, formulasi masalah, pembentukan alternative sistem, determinasi dari realisasi fisik, sosial politik, serta penentuan kelayakan ekonomi dan keuangan. Secara ringkas, tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.
10
Data
Model
Sistem Manajemen Basis Data (SMBD)
Sistem Manajemen Basis Model (SMBM)
Sistem Pengolahan Problematik
Sistem Pengolahan Dialog
Pengguna
Gambar 3. Struktur dasar SPK
MULAI ANALISA KEBUTUHAN FORMULASI PERMASALAHAN IDENTIFIKASI SISTEM PERMODELAN SISTEM PEMBUATAN PROGRAM KOMPUTER VERIFIKASI MODEL
SESUAI
IMPLEMENTASI EVALUASI PERIODIK
SESUAI
SELESAI
Gambar 4.
Tahapan pendekatan sistem (Manetsch dan Park dalam Febriani, 2003)
11
Pada Gambar 4 terlihat bahwa analisa kebutuhan merupakan langkah awal pengkajian dari suatu sistem. Analisa ini akan dinyatakan dalam kebutuhankebutuhan yang ada, baru kemudian dilakukan tahapan pengembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dideskripsikan. Analisa kebutuhan selalu menyangkut interaksi antara respon yang timbul dari seorang pengambil keputusan terhadap jalannya sistem (Marimin, 2009).
C. Model Penilaian Menurut Marimin (2008), terdapat empat model penilaian, yaitu menggunakan nilai numerik, menggunakan skala ordinal, menggunakan nilai perbandingan berpasangan, dan menggunakan preferensi fuzzy. 1. Penilaian dengan skala ordinal Skala ordinal digunakan untuk penilaian dengan kriteria kompleks dan melibatkan persepsi, misalnya untuk kemudahan operasional, rasa kopi, dan suasana kerja. 2. Perbandingan berpasangan menggunakan Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik atau Analytic Hierarchy Process (AHP), merupakan penilaian dengan perbandingan berpasangan. AHP membandingkan suatu kondisi tertentu dengan kondisi lainnya (Marimin, 2008). Menurut Triantaphyllou dan Mann (1995), AHP merupakan pendekatan pengambilan keputusan multi kriteria yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan pengambilan keputusan yang kompleks. AHP menggunakan multi-level struktur hirarki dari tujuan, kriteria, sub-kriteria, dan alternatifalternatif. Data diperoleh melalui perbandingan berpasangan. Perbandingan ini digunakan untuk memperoleh bobot kepentingan dari kriteria keputusan dan mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif berkaitan dengan masing-maing kriteria keputusan. Dalam Marimin (2008), ide dasar prinsip kerja AHP, yaitu. a. Penyusunan hirarki Hirarki merupakan struktur yang terdiri dari tujuan, kriteria, dan alternatif. Persoalan yang akan diselesaikan (tujuan) diuraikan menjadi unsurunsurnya, yaitu kriteria dan alternatifnya. Selanjutnya ketiga hal tersebut disusun menjadi struktur hierarki. b. Penilaian kriteria dan alternatif Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty dalam Marimin (2008) untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 merupakan skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty, disajikan dalam Tabel 1. c. Penentuan prioritas Peringkat relatif dari seluruh alternatif ditetntukan berdasarkan hasil pengolahan nilai-nilai perbandingan relatif. d. Konsistensi logis Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis.
12
Tabel 1. Skala perbandingan Saaty Nilai 1 3 5 7 9 2,4,6,8
Keterangan Kriteria/alternatif A sama penting dengan kriteria/alternatif B A sedikit lebih penting dari B A jelas lebih penting dari B A sangat jelas lebih penting dari B A mutlak lebih penting dari B Apabila ragu-ragu antara dua nilai berdekatan
D. Pengambilan Keputusan Pada prinsipnya terdapat dua basis dalam pengambilan keputusan, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan intuisi dan pengambilan keputusan rasional, berdasarkan hasil analisis keputusan (Mangkusubroto dan Trisnadi, 1985 dalam Marimin, 2008). Skema pengambilan dengan intuisi dan analisis disajikan pada Gambar 5 dan 6.
Gambar 5. Skema pengambilan keputusan dengan intuisi
Gambar 6. Skema pengambilan keputusan dengan analisis
13
Pengambilan keputusan dengan intuisi sangat dipengaruhi oleh intuisi seseorang atau dengan kata lain, intuisi seseorang mengambil peran yang besar. Dalam pengambilan keputusan secara intuisi, logika bahwa suatu keputusan telah diambil, tidak dapat diperiksa secara logis. Pengambilan keputusan dengan analisis dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain dengan teknik perbandingan indeks kinerja (Comparative Performance Index, CPI), Metoda Bayes, dan Metoda Perbandingan Eksponensial (Marimin, 2008). Dalam Marimin (2008) disebutkan bahwa CPI merupakan indeks gabungan yang dapat digunakan untuk menentukan atas peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa criteria (j). Formula yang digunakan dalam teknik CPI, yaitu
dimana
Prosedur penyelesaian CPI dimulai dari identifikasi kriteria tren positif (semakin tinggi nilaianya semakin baik) dan tren negatif (semakin rendah nilainya semakin baik). Untuk kriteria tren positif, nilai minimum pada setiap kriteria ditransformasi ke seratus, sedangkan nilai lainnya ditransformasi secara proporsional lebih tinggi. Adapun untuk kriteria tren negatif, nilai minimum pada setiap kriteria ditransformasi ke seratus, sedangkan nilai lainnya ditransformasi secara proporsional lebih rendah. Perhitungan selanjutnya mengikuti prosedur Bayes. Metode Bayes merupakan salah satu teknis yang dapat digunakan untuk melakukan analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif
14
dengan tujuan menghasilkan perolehan yang optimal. Pembuatan keputusan dengan Metode Bayes dilakukan melalui upaya pengkuantifikasian kemungkinan terjadinya suatu kejadian dan dinyatakan dengan suatu bilangan antara 0 dan 1. Persamaan Bayes sebagai berikut (Marimin, 2008).
dimana:
Dalam Marimin (2008) disebutkan bahwa metode perbandingan eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatiuf keputusan dengan kriteria jamak. Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi individu pengambilan keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses. Formula yang digunakan untk perhitungan skor, sebagai berikut
dimana
15
E. Analisa Kelayakan Usaha Analisa kelayakan usaha dilakukan melalui analisa finansial dan analisa kepekaan. Analisa finansial meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C). 1. Net Present Value (NPV) NPV merupakan metode yang dengan cara membandingkan nilai sekarang dari arus kas masuk bersih dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (Suliyanto, 2010) atau dengan kata lain merupakan selisih antara present value dari penerimaan dengan present value dari pengeluaran (Shinta dan Ainiyah, 2010). Suatu usaha dikatakan beruntung apabila nilai NPV positif. NPV dihitung dengan menggunakan persamaan (Shinta dan Ainiyah, 2010). NPV =
Bt - Ct (1 i) t
di mana Bt Ct i t 2.
: : : :
penerimaan usahatani pada tahun ke-t biaya usahatani pada tahun ke-t tingkat suku bunga yang berlaku tahun ke-t (0,1,2,3, dst)
Internal Rate of Return (IRR) Analisa ini digunakan untuk mengetahui tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan nol (Shinta dan Ainiyah, 2010). Persamaan yang digunakan untuk menghitung IRR, yaitu n
t 1
Bt Ct =0 (1 IRR ) t
di mana Bt : penerimaan usahatani pada tahun ke-t Ct : biaya usahatani pada tahun ke-t t : tahun ke-t (1,2,3, dst) 3.
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) Analisa ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat perbandingan penerimaan dengan tingkat biaya yang digunakan (Shinta, A dan Ainiyah, R., 2010). Persamaan yang digunakan untuk menghitung Net B/C), yaitu
Bt C t (Untuk semua NPVB-C positif) (1 i ) t
(n
Bt C t (Untuk semua NPVB-C negatif) (1 i ) t
n
Net B/C =
t 1
t 1
16
di mana Bt Ct i t
: : : :
penerimaan usahatani pada tahun ke-t biaya usahatani pada tahun ke-t tingkat suku bunga yang berlaku tahun ke-t (0,1,2,3, dst)
F. Wawancara Mendalam Wawancara mendalam atau dikenal juga sebagai wawancara tidak terstruktur, yaitu jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dalam rangka mendapatkan pengertian atau pemahaman yang lengkap dari sudut pandang responden, wawancara ini pun dapat digunakan untuk menelusuri area-area yang menarik untuk penelitian lebih lanjut. Jenis wawancara ini, menggunakan pertanyaan terbuka kepada responden, dan menelurusi lebih jauh apabila diperlukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara ini sering menggunakan data kualitatif, sehingga disebut juga sebagai wawancara kualitatif (Berry, 1999). Wawancara mendalam berguna ketika diperlukan informasi rinci tentang pikiran seseorang dan perilaku atau diinginkan untuk mengekplorasi isu-isu baru secara mendalam. Wawancara ini seringkali digunakan untuk menyediakan konteks bagi data lain (seperti data hasil/outcome) dan memberikan gambaran lebih lengkap tentang apa dan kenapa sesuatu terjadi dalam suatu program (Boyce dan Neale, 2006). Proses dalam melaksanakan wawancara mendalam mengikuti proses umum yang sama dengan penelitian lainnya, yaitu perencanaan, penyiapan instrumen, pengumpulan data, analisa data, dan penyebaran temuan. Perencanaan dimulai dari identifikasi stakeholder yang akan terlibat, identifikasi informasi yang dibutuhkan dan dari siapa informasi tersebut diperoleh, serta menyusun daftar stakeholder yang akan diwawancarai. Penyiapan instrument berupa instruksi yang diikuti pada setiap wawancara, untuk memastikan konsistensi antar wawancara, sehingga meningkatkan kehandalan dari temuan yang diperoleh (Boyce dan Neale, 2006).
BAB III METODE KAJIAN
Pengambilan data primer berupa data gapoktan dan kuesioner AHP terhadap pakar dilakukan dari tanggal 16 Maret sampai dengan 29 April 2013. Data gapoktan diambil dari gapoktan penerima dana PUAP tahun 2009 di Kabupaten Sleman Provinsi DI. Yogyakarta, sedangkan pakar untuk pengisian kuesioner AHP terdiri dari Direktur Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian DI. Yogyakarta, dan Kepala Sub Direktorat Pembiayaan Agribisnis Direktorat Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian. Pengambilan data gapoktan dilakukan melalui wawancara mendalam untuk memperoleh informasi yang memadai mengenai data umum dan kinerja gapoktan dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun. Adapun pembuatan spesifikasi sistem detail dilaksanakan di Bogor dan Jakarta dari Nopember 2012 sampai dengan Juni 2013.
A. Pendekatan Kajian
Pada desain sistem informasi dan pengambilan keputusan untuk manajemen gapoktan penerima dana PUAP, terdapat kebutuhan pada masing-masing komponen-komponen yang terlibat, yaitu. 1. Anggota gapoktan, yang meliputi kebutuhan akan informasi kepastian jumlah pinjaman untuk memenuhi kebutuhan faktor produksi, adanya peningkatan produksi dan produktivitas usaha, harga jual yang sesuai, keuntungan maksimal, serta pembinaan usahatani dan administrasi dari pemerintah. 2. Gapoktan, meliputi kebutuhan akan kepastian pengembalian pinjaman dari anggota, adanya peningkatan produksi dan produktivitas usaha, harga jual yang sesuai, dan keuntungan maksimal, perkembangan usaha gapoktan, serta pembinaan usahatani dan administrasi dari pemerintah 3. Tim teknis tingkat desa, meliputi adanya peningkatan produksi dan produktivitas usaha anggota, harga jual yang sesuai, dan keuntungan maksimal, serta pembinaan usahatani dan administrasi dari pemerintah 4. Tim teknis tingkat kecamatan/kabupaten/kota/provinsi, meliputi, adanya peningkatan produksi dan produktivitas usaha, harga jual yang sesuai, keuntungan maksimal, perkembangan usaha agribisnis gapoktan, serta pembinaan usahatani dan administrasi dari pemerintah 5. Tim PUAP pusat meliputi adanya peningkatan produksi dan produktivitas usaha serta perkembangan usaha agribisnis gapoktan. Secara ringkas analisa kebutuhan tersebut dimuat pada Tabel 2. Selanjutnya pernyataan-pernyataan kebutuhan tersebut dituangkan dalam suatu diagram lingkar sebab-akibat pada tahap identifikasi sistem. Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan dari kebutuhankebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus dipecahkan.
18
Diagram sebab-akibat untuk pengembangan sistem informasi dan pengambilan keputusan untuk manajemen gapoktan penerima PUAP dituangkan pada Gambar 7. Tabel 2. Analisa kebutuhan komponen-komponen sistem informasi dan pengambilan keputusan untuk manajemen gapoktan penerima dana BLM-PUAP Pelaku Komponen Info
Anggota Gapoktan
Gapoktan
Tim teknis desa
Kepastian jumlah pinjaman Kepastian pengembalian pinjaman Peningkatan produksi dan produktivitas usaha Harga jual yang sesuai Keuntungan maksimal Pembinaan usahatani dan administrasi Keterangan: = intensitas
Tim teknis kec/kab/ kota/prov
Tim PUAP pusat
Gambar 7. Diagram sebab-akibat usaha agribisnis gapoktan Berdasar Gambar 7, disusun suatu diagram input-output. Menurut Marimin (2009), diagram input-output terdiri dari tiga golongan yaitu peubah input, peubah output, dan parameter-parameter yang membatasi struktur sistem. Input terdiri dari dua golongan, yaitu eksogen atau yang berasal dari luar sistem dan over input yang berasal dari dalam sistem dan ditentukan oleh fungsi dari sistem itu sendiri. Output terdiri dari dua, yaitu output yang dikehendaki yang biasanya dihasilkan
19
dari adanya pemenuhan kebutuhan yang ditentukan secara spesifik pada waktu analisa kebutuhan dan output yang tidak dikehendaki yang berasal dari dampak yang akan ditimbulkan bersama-sama dengan output yang dikehendaki. Digram input-output secara lengkap dituangkan pada Gambar 8. B.
Aspek Kajian
Aspek-aspek yang akan menjadi perhatian dalam pelaksanaan kajian ini terdiri dari sistem manajemen basis data (SMBD), sistem manajemen basis model (SMBM), dan sistem dialognya. SMBD menyangkut kecukupan data PUAP yang disimpan dalam sistem, SMBM menyangkut kesesuaian model dengan kebutuhan gapoktan (kriteria kelayakan, format, dan jenis laporan), sedangkan sistem dialog menyangkut kemudahan penggunaan sistem oleh gapoktan.
Gambar 8. Diagram input-output Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan untuk Manajemen Gapoktan Penerima Dana PUAP
Secara grafis konfigurasi Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan untuk Manajemen Gapoktan Penerima Dana PUAP disajikan dalam Gambar 9. Pada Gambar 9. terlihat bahwa pada SMBM terdapat empat model yaitu Model Seleksi Gapoktan, Model Usaha, Model Kinerja Gapoktan, dan Model Pengembangan. Pada SMBD terdapat empat jenis data yaitu data umum gapoktan, data perkembangan usaha gapoktan, data potensi wilayah, dan data potensi pasar. Model Seleksi Gapoktan akan dilakukan melalui penggunaan penilaian dengan skala ordinal. Keluaran yang dihasilkan yaitu berupa kesimpulan tentang
20
memenuhi syarat atau tidaknya gapoktan tersebut menerima dana BLM-PUAP. Model ini akan menggunakan program Excell untuk menghitung atau melakukan skoring terhadap persyaratan gapoktan penerima dana BLM-PUAP, sebagaimana pada Tabel 3 dan 4.
Pengguna
Sistem Manajemen Dialog
Sistem Pengolahan Terpusat
Sistem Manajemen Basis Model
Model Seleksi Gapoktan Proses seleksi gapoktan
Model Wilayah Usaha Analisa kelayakan usaha anggota
Sistem Manajemen Basis Data
Data Umum Gapoktan
Data Perkembangan Usaha Anggota
Data Potensi Wilayah Model Kinerja Gapoktan Jumlah penyaluran; jumlah pengembalian pokok; jumlah pembayaran bunga, jumlah penambahan modal dan/atau asset
Data Potensi Pasar
Model Pengembangan Analisa fokus usaha gapoktan
Gambar 9. Konfigurasi sistem informasi dan pengambilan keputusan untuk manajemen gapoktan penerima dana BLM-PUAP Model Seleksi Gapoktan akan digunakan oleh petugas seleksi gapoktan. Sehingga dalam pelaksanaan seleksi gapoktan, selain melakukan seleksi administratif, petugas seleksi pun akan menggunakan model ini sebagai dasar penetapan lolos-tidaknya gapoktan untuk menerima dana BLM-PUAP. Model Wilayah Usaha akan menilai kelayakan usaha dengan menggunakan perhitungan NPV, IRR, dan B/C dengan menggunakan Program Excell. Selain
21
itu, dalam model ini pun akan dilakukan analisa BEP untuk mengetahui titik impas usaha. Data-data yang digunakan untuk perhitungan kelayakan usaha sesuai dengan Lampiran 6. Model ini akan digunakan oleh pengurus gapoktan, penyuluh pendamping, dan/atau penyelia mitra tani sebagai dasar pertimbangan penentuan fokus usaha gapoktan. Tabel 3. Formulir verifikasi persyaratan gapoktan FORM VERIFIKASI PERSYARATAN GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP No
Uraian
1
2
SKOR 3
4
5
A Jaminan ketersediaan lahan usahatani/sarana 1. >80% anggota tidak memiliki lahan 2. 20-40% anggota memiliki lahan 3. 41-60% anggota memiliki lahan 4. 61-80% anggota memiliki lahan 5. >80% anggota memiliki lahan sendiri B Pengalaman usahatani 1. >80% anggota tidak memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 2. 20-40% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 3. 41-60% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 4. 61-80% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 5. >80% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir C Modal Sendiri 1. >80% anggota tidak memiliki modal sendiri 2. 20-40% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani 3. 41-60% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani 4. 61-80% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani 5. >80% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani D Usia Petani 1. >80% anggota berada pada usia diatas 64 tahun 2. 20-40% anggota berada pada usia 15-64 tahun 3. 41-60% anggota berada pada usia 15-64 tahun 4. 61-80% anggota berada pada usia 15-64 tahun 5. >80% anggota berada pada usia 15-64 tahun
Tabel 4. Skoring hasil verifikasi persyaratan gapoktan SKORING HASIL VERIFIKASI PERSYARATAN GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP No 1 2 3 4
Uraian Jaminan ketersediaan lahan usahatani/sarana Pengalaman usahatani Modal Sendiri Usia Petani
Bobot 40 30 20 10
Nilai 5 5 1 5
BxN Jumlah Kesimpulan 200 150 84 LULUS 20 50
Model Kinerja Gapoktan akan menggunakan skala ordinal untuk penilaian. Masing-masing unsur kinerja diuraikan untuk menentukan nilai pada skala ordinal yang diperoleh gapoktan. Selanjutnya dengan Program Excell data nilai tersebut dihitung untuk memperoleh kesimpulan mengenai kinerja gapoktan, sebagaimana tertuang pada Tabel 5 dan 6. Model ini akan digunakan oleh petugas pada operation room di kantor pusat Kementerian Pertanian. Model Pengembangan akan menggunakan AHP untuk menghasilkan kesimpulan fokus usaha yang paling menguntungkan bagi gapoktan. Struktur hierarki AHP terdiri dari fokus usaha sebagai fokus; kelayakan usaha, potensi wilayah, dan potensi pasar sebagai faktor; pemangku kebijakan, kepala BPTP provinsi, ketua gapoktan, penyelia mitra tani, dan penyuluh lapangan sebagai
22
aktor; peningkatan pendapatan, peningkatan lapangan kerja, dan pengembangan kelompok sebagai tujuan; serta jenis usaha gapoktan sebagai alternatif. Model ini akan digunakan oleh penyuluh pendamping, penyelia mitra tani, dan/atau petugas pada BPTP setempat sebagai dasar penetapan fokus usaha gapoktan. Tabel 5. Formulir penilaian kinerja gapoktan FORM PENILAIAN KINERJA GAPOKTAN No
Uraian
1
2
SKOR 3
4
5
A Jumlah penyaluran dana BLM-PUAP 1. penyaluran kurang dari 100% 2. akumulasi penyaluran 110-150% dari dana awal BLM-PUAP 3. akumulasi penyaluran 151-175% dari dana awal BLM-PUAP 4. akumulasi penyaluran 176-200% dari dana awal BLM-PUAP 5. akumulasi melebihi 200% dari dana awal BLM-PUAP B Jumlah pengembalian pokok pinjaman 1. jumlah pengembalian pokok pinjaman kurang dari 10% 2. jumlah pengembalian pokok pinjaman 11-35% 3. jumlah pengembalian pokok pinjaman 36-70% 4. jumlah pengembalian pokok pinjaman 71-95% 5. jumlah pengembalian pokok pinjaman 96-100% C Jumlah pembayaran bunga pinjaman 1. jumlah pembayaran bunga pinjaman kurang dari 10% 2. jumlah pembayaran bunga pinjaman 11-35% 3. jumlah pembayaran bunga pinjaman 36-70% 4. jumlah pembayaran bunga pinjaman 71-95% 5. jumlah pembayaran bunga pinjaman 96-100% D Jumlah penambahan modal/aset 1. tidak terdapat penambahan modal/aset 2. penambahan modal/aset 10-35% dari dana awal 3. penambahan modal/aset 36-70% dari dana awal 4. penambahan modal/aset 71-95% dari dana awal 5. penambahan modal/aset lebih dari 95% dari dana awal
Tabel 6. Skoring penilaian kinerja gapoktan SKORING HASIL PENILAIAN KINERJA GAPOKTAN No 1 2 3 4
Uraian Jumlah penyaluran dana BLM-PUAP Jumlah pengembalian pokok pinjaman Jumlah pembayaran bunga pinjaman Jumlah penambahan modal/aset
Bobot 40 20 20 20
Nilai 5 2 3 3
BxN Jumlah Kesimpulan 200 KURANG 40 72 BAIK 60 60
Pada umumnya jenis usaha yang dilakukan gapoktan/anggota gapoktan terdiri dari usaha tanaman pangan, usaha hortikultura, usaha ternak besar, usaha ternak kecil, atau simpan pinjam untuk usaha jual-beli hasil pertanian. Struktur hierarki AHP untuk model pengembangan usaha disajikan pada Gambar 10. Kuesioner untuk penentuan prioritas disajikan pada Lampiran 7.
C.
Tahapan Kajian
Tahapan kajian dimulai dari identifikasi kebutuhan sampai dengan evaluasi user disajikan pada Gambar 11.
23
Gambar 10. Struktur hirarki AHP penetapan fokus usahatani gapoktan penerima dana BLM-PUAP
D. Pengumpulan Data
Jumlah gapoktan yang akan diwawancara ditentukan dengan metode purposive sampling. Kriteria dasar yang digunakan untuk menentukan contoh adalah performa gapoktan dan keterwakilan usahatani yang dilakukan. Pada masing-masing gapoktan pun akan dilakukan wawancara dengan petani anggota berdasar kriteria penentuan contoh yang sama. Pengumpulan data gapoktan dilakukan melalui wawancara mendalam meliputi data umum, realisasi penyaluran, perkembangan usaha gapoktan, potensi wilayah, dan data potensi pasar dengan format wawancara terlampir. Data berasal dari gapoktan penerima dana PUAP di Kabupaten Sleman Provinsi DI. Yogyakarta pada tahun 2009.
24
Gambar 11. Tahapan kajian
E.
Tahapan Evaluasi User
Evaluasi user dilakukan untuk mengetahui kecukupan sistem dengan kebutuhan user. Evaluasi meliputi kecukupan input data dan kelengkapan informasi yang merupakan output sistem. Form evaluasi user disajikan pada Lampiran 8.
F.
Tahapan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan langkah lanjutan dari pelaksanaan analisa kelayakan usaha pada Model Wilayah Usaha. Hasil dari tahap pengambilan keputusan ini dapat memberi informasi tambahan bagi pengambil keputusan, dalam hal ini ketua gapoktan , untuk menentukan usahatani mana yang akan menjadi fokus usaha gapoktan. Informasi ini dapat dibandingkan dengan hasil analisa pada Model Pengembangan yang menggunakan AHP. Pengambilan keputusan tersebut akan menggunakan composite performance index (CPI). Format perhitungan CPI disajikan pada Tabel 7.
25
Tabel 7. Analisa fokus usaha gapoktan dengan menggunakan CPI Format Penilaian alternatif/fokus usaha gapoktan dengan menggunakan CPI No.
Jenis Usahatani 1 Usahatani tanaman pangan 2 Usahatani hortikultura 3 Usahatani ternak besar 4 Usahatani Ternak kecil 5 Usaha simpan-pinjam Bobot Kriteria
NPV
Kriteria IRR
Net B/C
0,3
0,2
0,5
Nilai Usahatani
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sistem Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan Gapoktan PUAP atau disingkat SIPK-GP 1.13 adalah sistem informasi manajemen untuk pengelolaan kinerja gapoktan penerima dana PUAP dan penunjang keputusan gapoktan dalam memilih fokus usaha dari kelompok tani anggotanya. Sistem ini dapat dioperasikan pada komputer dengan prosesor minimal Pentium 4, 1 GB RAM, serta memiliki software php, mysql, dan apache. Ketiga software tersebut dapat diunduh secara gratis dan telah terdapat dalam bentuk paket seperti xampp. Sistem ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan utama dalam pelaporan gapoktan yaitu tidak tersedianya data yang memadai dari gapoktan. Data tersebut berupa data yang terkait dengan kinerja gapoktan yaitu jumlah penyaluran dana pada masing-masing anggota kelompok tani, data perkembangan usaha yang dilakukan anggota, tingkat pengembalian oleh anggota atas dana yang disalurkan, dan nilai penambahan modal/aset gapoktan. Meskipun tujuan utama dari pembuatan sistem ini untuk operasional gapoktan dengan user awal penyelia mitra tani atau penyuluh lapangan, tetapi sistem ini pun dapat dimanfaatkan oleh user lainya sesuai dengan keluaran yang dihasilkan. Model Seleksi Gapoktan yang menghasilkan keluaran berupa skor gapoktan berdasarkan data umum gapoktan yang dimasukkan akan digunakan oleh petugas seleksi gapoktan. Dengan demikian, dalam pelaksanaan seleksi gapoktan, selain melakukan seleksi administratif, petugas seleksi pun akan menggunakan model ini sebagai dasar penetapan lolos-tidaknya gapoktan untuk menerima dana BLM-PUAP. Data umum gapoktan sampel disajikan pada Lampiran 9 sampai 11. Model Wilayah Usaha yang menghasilkan keluaran berupa nilai NPV, IRR, dan B/C digunakan oleh pengurus gapoktan, penyuluh pendamping, dan/atau penyelia mitra tani sebagai dasar pertimbangan penentuan fokus usaha gapoktan. Adapun Model Kinerja Gapoktan menggunakan skala ordinal untuk penilaian. Masing-masing unsur kinerja yang menghasilkan keluaran berupa skor kinerja gapoktan, digunakan oleh petugas pada operation room di kantor pusat Kementerian Pertanian. Sedangkan Model Pengembangan yang menghasilkan keluaran berupa kesimpulan fokus usaha yang paling menguntungkan bagi gapoktan digunakan oleh penyuluh pendamping, penyelia mitra tani, dan/atau petugas pada BPTP setempat sebagai dasar penetapan fokus usaha gapoktan. 1.
Rancangan Sistem Manajemen Dialog Manajemen dialog atau user interface merupakan bagian utama dari SIPK-GP 1.13 yang berfungsi sebagai media komunikasi antara pengguna (user) dengan model. SIPK-GP 1.13 merupakan paket sistem informasi dan pengambilan keputusan berbasis windows dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi. Hal ini membuat pengoperasian SIPKGP 1.13 menjadi mudah. Media interaksi dengan sistem dilakukan dengan menggunakan keyboard dan mouse.
27
Menu utama berisi informasi mengenai Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Menu ini dimaksudkan untuk memperkenalkan Program PUAP kepada pengguna yang baru pertama kali menggunakan atau ingin memperoleh informasi tentang PUAP. Rancangan menu utama dibuat sederhana dan simple, sehingga pengguna merasa nyaman dalam menggunakan sistem ini. Menu utama SIPK-GP seperti terlihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Menu utama SIPK-GP 1.13 2.
Rancangan Sistem Manajemen Basis Data a. Data Umum Gapoktan Data umum gapoktan dimuat dalam sub-menu Data Gapoktan pada menu Profil Gapoktan. Sub-menu Data Gapoktan terdiri dari data identitas gapoktan dan data keuangan gapoktan. Pada menu Profil Gapoktan pun memuat sub menu Data Poktan, Data Anggota Poktan, Penyaluran, Pinjaman Anggota, Pengembalian Dana Poktan, Pengembalian Dana Anggota, Potensi Wilayah, dan Potensi Pemasaran. Data individu anggota kelompok tani digunakan sebagai dasar perhitungan pada model seleksi gapoktan. Data individu yang digunakan tersebut terdiri dari data kepemilikan lahan, pengalaman usahatani, modal awal yang dimiliki, dan usia anggota kelompok tani. Menu Profil Gapoktan sebagaimana tertuang pada Gambar 13.
28
Gambar 13. Menu profil gapoktan pada SIPK-GP 1.13 b.
Data Perkembangan Usaha Perkembangan usaha gapoktan ditunjukkan oleh data penyaluran dana gapoktan, data pengembalian dana gapoktan, dan data penambahan asset/modal gapoktan. Data-data tersebut terdapat pada sub-menu Penyaluran Dana Gapoktan, Penyaluran Dana Poktan, Perkembangan Usaha Gapoktan, Perkembangan Usaha Poktan, dan Laporan Tahunan Gapoktan pada menu Laporan . Data perkembangan usaha ini digunakan sebagai dasar untuk menilai kinerja gapoktan pada menu Kinerja Gapoktan. Sub-menu Penyaluran Dana Gapoktan tertuang pada Gambar 14.
c.
Data Potensi Wilayah Data potensi wilayah merupakan sub-menu pada menu Profil Gapoktan. Data ini digunakan sebagai dasar atau referensi dalam penyusunan atau pengisian AHP pada menu Fokus Usaha.
d.
Data Potensi Pasar Data potensi pasar merupakan sub-menu pada menu Profil Gapoktan. Sebagaimana data potensi wilayah, data ini pun digunakan sebagai dasar atau referensi dalam penyusunan atau pengisian AHP pada menu Fokus Usaha.
29
Gambar 14. Sub-menu penyaluran dana gapoktan pada SIPK-GP 1.13 3.
Diagram Aliran Data Diagram aliran data atau data flow diagram (DFD) memperlihatkan hubungan fungsional dari nilai yang dihitung oleh sistem termasuk nilai masukan, nilai keluaran, serta tempat penyimpanan internal. Diagram aliran data adalah gambaran grafis yang memperlihatkan aliran data dari sumbernya dalam objek kemudian melewati suatu proses yang mentransformasinya ke tujuan lain (Nugroho dalam Ratih, 2011). Diagram aliran data terdiri atas empat unsur, yaitu proses, aliran data, entitas, dan data store. Proses adalah sesuatu yang melakukan transformasi terhadap data. Setiap proses harus memiliki sedikitnya satu masukan dan satu keluaran aliran data. Aliran data berguna untuk menghubungkan keluaran dari suatu objek atau proses yang terjadi pada suatu masukan. Entitas adalah objek aktif yang mengendalikan aliran data dengan memproduksi atau mengkonsumsi data. Data store adalah objek pasif dalam diagram aliran data yang menyimpan data untuk penggunaan lebih lanjut (Nugroho dalam Ratih, 2011). Diagram konteks atau diagram aliran data level 0 menggambarkan keseluruhan sistem dengan satu proses berikut sumber dan tujuan data secara jelas. Masukan data sistem berasal dari gapoktan, kelompok tani, dan pakar. Entitas gapoktan memberikan input kepada sistem berupa data penyaluran dana ke kelompok tani, dan data pengembalian dana dari kelompok tani. Data usahatani utama anggota kelompok, data detail anggota kelompok tani, data penyaluran dana ke anggota kelompok tani, dan data pengembalian dari anggota kelompok tani diperoleh dari entitas kelompok tani. Entitas pakar memberikan input data berupa hasil penilaian sesuai dengan kuesioner AHP. Diagram aliran data level 0 untuk SIPK-GP 1.13 tersaji pada Gambar 15. Diagram aliran data level berikutnya disajikan pada bagian Verifikasi Model.
30
Gapoktan
Penyaluran ke poktan dan pengembalian dari poktan
Poktan
Pakar
Usahatani , detail anggota, penyaluran ke anggota, dan pengembalian dari anggota
Hasil Penilaian AHP
SIPK-GP 1.13
Analisa usahatani, data penyaluran dan pengembalian, serta laporan perkembangan usaha
Gapoktan/ PMT/PPL
Analisa usahatani, kinerja gapoktan, dan fokus usaha
BPTP
Kelayakan gapoktan, analisa usahatani, data penyaluran dan pengembalian, laporan perkembangan usaha, kinerja gapoktan, serta fokus usaha
Pusat/ Auditor
Gambar 15. Diagram aliran data level 0 pada SIPK-GP 1.13 4.
Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari suatu sistem. Use case diagram digunakan untuk menggambarkan interaksi antara pengguna sistem (aktor) dengan kasus (use case) yang disesuaikan dengan langkah-langkah (scenario) yang telah ditentukan (Purwandari, 2010). Pada SIPK-GP 1.13 terdapat beberapa use case, salah satunya disajikan pada Gambar 16.
Gapoktan Gapoktan
login <
>
Input data penyaluran <<extend>> Auditor Pengolahan data
Verifikasi login Input data pengembalian
BPTP
Gambar 16. Use case diagram perkembangan usaha gapoktan Gambar 16 menggambarkan use case pada perkembangan usaha gapoktan, yaitu user gapoktan melakukan login dan sistem melakukan
31
verifikasi login; gapoktan melakukan input data penyaluran dan data pengembalian (bila telah terjadi penyaluran dana); sistem melakukan pengolahan atas data yang diinput; user lain memanfaatkan keluaran dari sistem tersebut sesuai dengan kebutuhannya. BPTP dan auditor akan memanfaatkan hasil pengolahan data berupa penilaian kinerja gapoktan, sedangkan gapoktan akan memanfaatkan keluaran berupa laporan perkembangan usaha gapoktan.
B. Verifikasi Model 1.
Model Seleksi Gapoktan Model seleksi gapoktan terdiri dari jaminan ketersediaan lahan usahatani/sarana, pengalaman usahatani anggota kelompok tani, modal sendiri yang dimiliki oleh anggota kelompok tani, dan usia anggota kelompok tani. Keempat variabel tersebut merupakan variabel yang mempengaruhi tingkat pendapatan penerima bantuan. Skala ordinal dari variabel ketersediaan lahan usahatani/sarana diubah untuk mengetatkan persyaratan. Perubahan tersebut yaitu dengan hanya mempertimbangkan persentase kepemilikan lahan, sedangkan untuk sewa lahan dianggap tidak memiliki lahan. Secara manual, hasil penilaian variabel untuk seleksi gapoktan pada Gapoktan Madu Makmur, Bimo Makmur, dan Gapoktan Sumber Makmur disajikan pada Lampiran 12 sampai Lampiran 14, sedangkan skoring seleksi gapoktan pada Gapoktan Madu Makmur, Bimo Makmur, dan Gapoktan Sumber Makmur disajikan pada Tabel 8 sampai Tabel 10. Perhitungan seleksi gapoktan baik secara manual maupun dalam sistem tidak dapat dilakukan secara akurat karena data pribadi anggota kelompok yang berhasil diperoleh dari gapoktan sampel hanya berasal dari beberapa anggota kelompok tani, tidak berasal dari seluruh anggota kelompok tani. Tabel 8. Hasil skoring seleksi untuk gapotan Madu Makmur
SKORING HASIL VERIFIKASI PERSYARATAN GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP No Uraian 1 Jaminan ketersediaan lahan usahatani/sarana 2 Pengalaman usahatani 3 Modal Sendiri 4 Usia Petani
Bobot Nilai BxN Jumlah Kesimpulan 40 4 160 30 5 150 84 LULUS 10 1 10 20 5 100
Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa skor Gapoktan Madu Makmur sebesar 84 atau lebih besar dari ambang batas 80 dan dinyatakan lulus. Skor Gapoktan Bimo Makmur sesuai Tabel 9 sebesar 92 atau lebih besar dari ambang batas sebesar 80 dan dinyatakan lulus. Adapun skor untuk Gapoktan Sumber Makmur sesuai Tabel 10 sebesar 84 atau berada di atas ambang batas sebesar 80.
32
Tabel 9. Hasil skoring seleksi untuk gapoktan Bimo Makmur
SKORING HASIL VERIFIKASI PERSYARATAN GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP No Uraian 1 Jaminan ketersediaan lahan usahatani/sarana 2 Pengalaman usahatani 3 Modal Sendiri 4 Usia Petani
Bobot Nilai BxN Jumlah Kesimpulan 40 5 200 30 5 150 92 LULUS 10 1 10 20 5 100
Tabel 10. Hasil Skoring Seleksi untuk gapoktan Sumber Makmur SKORING HASIL VERIFIKASI PERSYARATAN GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP No Uraian 1 Jaminan ketersediaan lahan usahatani/sarana 2 Pengalaman usahatani 3 Modal Sendiri 4 Usia Petani
Bobot Nilai BxN Jumlah Kesimpulan 40 4 160 30 5 150 84 LULUS 10 1 10 20 5 100
Hasil seleksi gapoktan melalui sistem untuk Gapoktan Sumber Makmur sebagai contoh, disajikan dalam Gambar 17. Berdasarkan Gambar 17 diketahui bahwa hasil perhitungan melalui sistem memberikan kesimpulan yang sama dengan hasil perhitungan secara manual. Hal ini menunjukkan bahwa sistem telah sesuai dan dapat digunakan. Diagram aliran data level 1 pada model seleksi gapoktan disajikan pada Gambar 18.
Gambar 17. Model seleksi gapoktan
33
Poktan Detail data usahatani dan detail anggota (usia, status kepemilikan lahan, pengalaman usahatani, modal awal, dan luas lahan kepemilikan)
Pengelompokkan data
Data usia, kepemilikan lahan, pengalaman, modal, dan luas lahan usahatani
Pengolahan data
Kelayakan gapoktan untuk menerima dana BLM-PUAP
Pusat/ Auditor
Gambar 18. Diagram aliran data level 1 pada model seleksi gapoktan
2.
Model Wilayah Usaha Model wilayah usaha digunakan untuk menilai kelayakan usaha dari usahatani yang dilakukan oleh petani anggota. Berdasarkan hasil wawancara pada tiga gapoktan, diperoleh hasil bahwa usahatani pokok yang dilakukan anggota petani di tiga gapoktan tersebut dan gapoktan lain pada umumnya terdiri dari usahatani padi, cabai, dan jagung. Komponen analisa usahatani yang terdiri dari biaya investasi, biaya tetap, biaya variabel, dan penghasilan usahatani untuk usahatani padi, cabai, dan jagung disajikan pada Lampiran 15 sampai 17. Hasil perhitungan manual untuk kelayakan usaha dari ketiga usahatani tersebut disajikan pada Tabel 11 sampai dengan 13. Pada Tabel 11 diketahui bahwa untuk usahatani padi berturut-turut nilai NPV, net B/C, dan IRR masing-masing 482.238,82, 1,13, dan 16,81%. Dengan demikian, berdasarkan ketiga cara analisa tersebut, usahatani padi layak dilakukan.
34
Tabel. 11. Analisa kelayakan usahatani padi
Analisa Kelayakan Usahatani Padi Biaya/C (Rp) Bulan Penghasilan/B DF DF B-C PV ke- Investasi Pemeliharaan/pengolahan Produksi Total (Rp) 12% 16% 1 750,000 2,985,300 - 3,735,300 - (3,735,300) 0.892857 (3,335,089.29) 0.862069 2 485,300 - 485,300 - (485,300) 0.797194 (386,878.19) 0.7431629 3 80,000 - 80,000 (80,000) 0.71178 (56,942.42) 0.6406577 4 120,000 120,000 6,825,000 6,705,000 0.635518 4,261,148.72 0.5522911 NPV Net B/C IRR
482,238.82 1.13 16.81%
PV (3,220,086.21) (360,656.96) (51,252.61) 3,703,111.81
DF 18% 0.847458 0.718184 0.608631 0.515789
71,116.03
PV (3,165,508.47) (348,534.90) (48,690.47) 3,458,364.41 (104,369.44)
Tabel 12. Analisa kelayakan usahatani cabai
Analisa Kelayakan Usaha Cabai Biaya/C (Rp) Bulan ke- Investasi Pemeliharaan/pengolahan Produksi 1 150,000 2,005,800 2 377,400 3 436,000 4 500,000 135,000 5 310,000 135,000 6 90,000
Total 2,155,800 377,400 436,000 635,000 445,000 90,000
Penghasilan/B (Rp) 1,843,200 5,529,600 1,843,200
B-C (2,155,800) (377,400) (436,000) 1,208,200 5,084,600 1,753,200
DF 12% 0.892857 0.797194 0.71178 0.635518 0.567427 0.506631
DF 30% (1,924,821.43) 0.7692308 (300,860.97) 0.591716 (310,336.19) 0.4551661 767,832.94 0.3501278 2,885,138.59 0.2693291 888,225.68 0.2071762 PV
NPV 2,005,178.63 Net B/C 1.79 IRR 31.29%
DF 32% (1,658,307.69) 0.7575758 (223,313.61) 0.573921 (198,452.44) 0.4347887 423,024.40 0.3293853 1,369,430.61 0.2495344 363,221.33 0.1890412 PV
75,602.61
PV (1,633,181.82) (216,597.80) (189,567.85) 397,963.38 1,268,782.37 331,426.99 (41,174.73)
Pada Tabel 12 diketahui bahwa untuk usahatani cabai berturut-turut nilai NPV, net B/C, dan IRR masing-masing 2.005.178,63, 1,79, dan 31,29%. Dengan demikian, berdasarkan ketiga cara analisa tersebut, ushatani cabai layak dilaksanakan. Hasil perhitungan manual untuk kelayakan usahatani jagung ditunjukkan pada Tabel 13. Pada tabel tersebut nilai untuk NPV, net B/C, dan IRR masingmasing 772.443,85, 1,49, dan 23,73%. Berdasarkan nilai-nilai tersebut, maka usahatani jagung layak dilakukan. Break event point (BEP) atau titik impas untuk masing-masing jenis usahatani berdasarkan perhitungan manual berturut-turut, yaitu padi sebesar 1.263 kg, cabai 259 kg, dan jagung sebesar 661 kg. Nilai BEP tersebut didasarkan pada asumsi harga pasar normal sesuai yang digunakan pada analisa usahatani. Nilai BEP tersebut akan digunakan pada model pengembangan untuk perhitungan dengan menggunakan metode comparative performance index (CPI).
35
Tabel 13. Analisa kelayakan usahatani jagung
Analisa Kulayakan Usaha Jagung Biaya/C (Rp) Bulan Penghasilan/B DF DF DF B-C PV PV PV ke- Investasi Pemeliharaan/pengolahan Produksi Total (Rp) 12% 38% 39% 1 312,500 1,239,375 - 1,551,875 - (1,551,875) 0.892857 (1,385,602.68) 0.7246377 (1,124,547.10) 0.719424 (1,116,456.83) 2 239,375 239,375 - (239,375) 0.797194 (190,828.28) 0.5250998 (125,695.76) 0.517572 (123,893.69) 3 60,000 60,000 3,360,000 3,300,000 0.71178 2,348,874.82 0.3805071 1,255,673.36 0.372354 1,228,767.00 NPV Net B/C IRR
772,443.85 1.49 38.32%
5,430.50
(11,583.53)
Perhitungan kelayakan usaha melalui model wilayah usaha untuk perhitungan NPV padi, cabai, dan jagung diperoleh hasil berturut-turut sebesar 482.240, 2.005.180, dan sebesar 772.444 dengan kesimpulan seluruhnya layak dilakukan. Dengan demikian model yang dibuat untuk perhitungan NPV dalam sistem, telah sesuai dengan perhitungan secara manual. Hasil perhitungan NPV padi melalui sistem disajikan pada Gambar 19. Perhitungan net B/C dalam model wilayah usaha diketahui bahwa nilai net B/C untuk padi, cabai, dan jagung masing-masing sebesar 1,128; 1,791; dan 1,490. Dengan demikian model yang dibuat dalam sistem telah sesuai dengan hasil perhitungan secara manual. Gambar 20 menunjukkan hasil perhitungan net B/C cabai pada SIPK-GP 1.13.
Gambar 19. Perhitungan NPV padi pada SIPK-GP 1.13
36
Gambar 20. Perhitungan Net B/C cabai pada model usaha di SIPK-GP 1.13 Perhitungan IRR dalam model wilayah usaha untuk padi, cabai, dan jagung masing-masing sebesar 16,811%, 31,295% dan 38,319%. Dengan demikian model yang dibuat dalam sistem telah sesuai dengan perhitungan secara manual. Gambar 21 menunjukkan hasil perhitungan IRR cabai pada model usaha di SIPK-GP 1.13, sedangkan diagram aliran data level 1 pada model usaha disajikan pada Gambar 22.
Gambar 21. Perhitungan IRR cabai pada model usaha di SIPK-GP 1.13
37
Poktan Detail data usahatani (biaya investasi, biaya tetap, biaya variabel, dan penghasilan usahatani)
Pengelompokkan data
Biaya dan penghasilan bulanan
Pengolahan data
NPV, IRR, Net B/C, dan BEP serta kesimpulan kelayakan
Gapoktan/ PMT/PPL/ BPTP
Gambar 22. Diagram aliran data level 1 pada model wilayah usaha Analisis sensitivitas ketiga jenis usahatani utama gapoktan dilakukan dengan skenario sebagai berikut (a) harga benih, pupuk, dan pestisida naik 20% sedang harga jual tetap; (b) biaya produksi tetap sedang harga jual turun 20%; dan (c) biaya produksi dan harga jual tetap sedang jumlah produksi turun 20%. Hasil perhitungan atas ketiga skenario tersebut pada masingmasing metode perhitungan kelayakan usaha disajikan pada Tabel 14-16. Tabel 14. Analisis sensitivitas pada perhitungan NPV No 1 2 3
Jenis Usahatani Padi Cabai Jagung
Kondisi Awal 482.240 2.005.178,63 772.443,85
Skenario a 133.314 1.775.167 695,07
Skenario b -385.242 956.609 294.127
Skenario c -385.242 956.609 294.127
Tabel 15. Analisis sensitivitas pada perhitungan IRR No 1 2 3
Jenis Usahatani Padi Cabai Jagung
Kondisi Awal 16,81 31,29 38,32
Skenario a 13,27 28,80 34,99
Skenario b 7,88 22,16 22,67
Skenario c 7,88 22,16 22,67
38
Tabel 16. Analisis sensitivitas pada perhitungan Net B/C No 1 2 3
Jenis Usahatani Padi Cabai Jagung
Kondisi Awal 1,13 1,79 1,49
Skenario a 1,03 1,66 1,42
Skenario b 0,90 1,38 1,19
Skenario c 0,90 1,38 1,19
Berdasarkan Tabel 14-16 diketahui bahwa pada skenario (a) usahatani cabai dan jagung masih layak dilakukan sedangkan padi dinyatakan tidak layak menurut analisa IRR karena lebih rendah dari suku bunga bank yang berlaku, yaitu 14%. Pada skenario (b) dan (c) usahatani padi sudah tidak layak dilakukan, sedangkan kedua jenis usahatani lainnya masih layak dilakukan. Dengan demikian padi memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap perubahan harga produksi, harga jual, dan penurunan produksi dibandingkan dengan dua jenis usahatani lainnya. Analisis sensitivitas terhadap ketiga jenis usahatani utama tersebut, diketahui bahwa padi mempunyai sensitivitas tertinggi terhadap kenaikan harga produksi, penurunan harga jual, dan penurunan jumlah produksi sebesar 20%. Hal ini memberi petunjuk kepada kelompok tani/petani anggota yang melakukan usahatani padi maupun PMT dan PPL agar senantiasa menerapkan pola pemupukan berimbang, pengendalian hama terpadu, dan penggunaan benih unggul untuk meningkatkan produksi sehingga dapat mengurangi dampak dari perubahan harga produksi atau harga jual yang berada diluar kendali kelompok tani dan/atau petani. 3.
Model Kinerja Gapoktan Model kinerja gapoktan merupakan penilaian terhadap kinerja gapoktan yang ditandai dengan akumulasi penyaluran dana, jumlah pengembalian pokok, jumlah pembayaran bunga, dan jumlah penambahan asset/modal gapoktan. Kinerja ini menunjukkan seberapa besar aktivitas gapoktan sekaligus menunjukkan efektifitas dari penyaluran dana yang telah diberikan kepada gapoktan. Hasil penilaian manual untuk kinerja Gapoktan Madu Makmur, Bimo Makmur, dan Gapoktan Sumber Makmur disajikan pada Lampiran 18 sampai 20. Sedangkan perhitungan atau skoring manual untuk ketiga gapoktan tersebut dapat dilihat pada Tabel 17 sampai Tabel 19. Pada Tabel 17 dapat dilihat bahwa skor kinerja untuk gapoktan Madu Makmur sebesar 88 atau dalam kategori baik. Gapoktan Bimo Makmur sesuai dengan Tabel 18 memperoleh skor kinerja sebesar 92 atau dalam kategori sangat baik. Sedangkan untuk Gapoktan Sumber Makmur, sesuai dengan Tabel 19, skor yang diperoleh 84 atau sama dengan kedua gapoktan sebelumnya berada dalam kategori baik.
39
Tabel 17. Hasil penilaian kinerja gapoktan Madu Makmur
SKORING HASIL PENILAIAN KINERJA GAPOKTAN MADU MAKMUR No Uraian 1 Jumlah penyaluran dana BLM-PUAP 2 Jumlah pengembalian pokok pinjaman 3 Jumlah pembayaran bunga pinjaman 4 Jumlah penambahan modal/aset
Bobot Nilai BxN Jumlah Kesimpulan 40 5 200 20 5 100 88 BAIK 20 5 100 20 2 40
Tabel 18. Hasil penilaian kinerja gapoktan Bimo Makmur
SKORING HASIL PENILAIAN KINERJA GAPOKTAN BIMO MAKMUR No Uraian 1 Jumlah penyaluran dana BLM-PUAP 2 Jumlah pengembalian pokok pinjaman 3 Jumlah pembayaran bunga pinjaman 4 Jumlah penambahan modal/aset
Bobot Nilai BxN Jumlah Kesimpulan 40 5 200 SANGAT 20 5 100 92 BAIK 20 5 100 20 3 60
Tabel 19. Hasil penilaian kinerja gapoktan Sumber Makmur
SKORING HASIL PENILAIAN KINERJA GAPOKTAN SUMBER MAKMUR No Uraian 1 Jumlah penyaluran dana BLM-PUAP 2 Jumlah pengembalian pokok pinjaman 3 Jumlah pembayaran bunga pinjaman 4 Jumlah penambahan modal/aset
Bobot Nilai BxN Jumlah Kesimpulan 40 5 200 20 4 80 84 BAIK 20 4 80 20 3 60
Penilaian kinerja dengan menggunakan model kinerja pada sistem untuk Gapoktan Sumber Makmur diperoleh hasil sebesar 84 atau pada kategori baik, seperti ditunjukkan pada Gambar 23. Dengan demikian model perhitungan kinerja telah sesuai dengan perhitungan manual. Diagram aliran data level 1 pada model kinerja gapoktan disajikan pada Gambar 24. 4.
Model Pengembangan Model pengembangan bertujuan untuk menentukan fokus kegiatan gapoktan yang paling menentukan. Model ini menggunakan proses hierarki analisis atau AHP sebagai metode penetapan fokus, selain itu pada model
40
inipun digunakan metode CPI untuk menentukan jenis usahatani yang paling menentukan. Wawancara dilakukan terhadap tiga orang pakar yang terdiri dari Direktur Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi DI. Yogyakarta, dan Kepala Sub Direktorat Pembiayaan Agribisnis, Direktorat Pembiayaan Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian. Ketiga orang tersebut dipilih karena pada saat ini berperan langsung dalam pelaksanaan program PUAP Kementerian Pertanian. Peran ketiga pakar tersebut berturut-turut sebagai penentu kebijakan ditingkat pusat, penanggung jawab/koordinator kegiatan ditingkat provinsi, dan penanggung jawab kegiatan ditingkat pusat.
Gambar 23.
Penilaian kinerja Gapoktan Sumber Makmur pada Model Kinerja di SIPK-GP 1.13 Gapoktan Detail penyaluran dan pengembalian dana
Pengelompokkan data
Data penyaluran, pengembalian pokok, dan pembayaran bunga
Gapoktan/ PMT/PPL
Laporan perkembangan usaha
Pengolahan data
Skor kinerja dan kesimpulannya
BPTP/Pusat/ Auditor
Gambar 24. Diagram aliran data level 1 pada model kinerja gapoktan
41
Hasil pengolahan AHP dengan menggunakan expert choice diperoleh hasil sebagaimana tertuang pada Gambar 25. Pengolahan dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan perbaikan terhadap input data dari masing-masing narasumber yang menghasilkan indeks inkonsistensi lebih dari 0,1, serta melakukan integrasi untuk skor aktor dan tujuan. Berdasarkan Gambar 25 diketahui bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap fokus usaha gapoktan yaitu potensi pemasaran dengan skor 0,479. Terpilihnya potensi pemasaran sebagai faktor yang paling berpengaruh menunjukkan bahwa dalam melakukan usaha agribisnis, faktor tersebut sangat menentukan tingkat keberhasilan usaha dibanding dengan faktor lainnya, yaitu kelayakan usaha dan potensi wilayah.
Gambar 25. Hasil perhitungan AHP dengan menggunakan expert choice Aktor yang paling berpengaruh yaitu pemangku kebijakan (Direktur Pembiayaan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian) dengan skor 0,376 diikuti oleh ketua gapoktan dengan skor 0,200. Hal ini menunjukkan bahwa pemangku kebijakan selaku pihak yang pertama memutuskan gapoktan penerima dana BLM-PUAP mempunyai peranan penting dalam keberhasilan gapoktan. Selanjutnya, ketua gapoktan selaku pimpinan atau pengambil kebijakan ditingkat gapoktan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan tingkat keberhasilan usahatani
42
anggota gapoktan dan keberhasilan kinerja gapoktan itu sendiri. Apabila kita mengambil ketua gapoktan sebagai aktor utama, maka tujuan yang akan menjadi prioritas yaitu peningkatan pendapatan dengan skor 0,417, sedangkan alternative usahatani terbesar pada usaha simpan pijnam dengan skor 0,282, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 26 dan 27.
Gambar 26. Prioritas tujuan apabila dipilih ketua gapoktan sebagai aktor
Gambar 27. Prioritas alternatif usahatani untuk actor ketua gapoktan dan tujuan peningkatan pendapatan Pada unsur tujuan, prioritas utama yaitu peningkatan lapangan kerja dengan skor 0,426. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan lapangan kerja merupakan tujuan utama dari pengembangan usaha agribisnis perdesaan. Peningkatan lapangan kerja ini akan menimbulkan multiplier effect, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan pengembangan kelompok. Secara keseluruhan, prioritas alternatif usaha gapoktan secara berturutturut yaitu simpan pinjam (0,286), usahatani hortikultura (0,243), usahatani tanaman pangan (0,204), usahatani ternak kecil (0,149), dan usahatani ternak
43
besar (0,118). Akan tetapi, apabila kota khususkan pada tujuan peningkatan lapangan kerja, maka alternatif tertinggi berada pada usahatani hortikultura dengan skor sebesar disusul dengan usaha simpan pinjam sebesar 0,238 dan usahatani tanaman pangan sebesar 0,237.
Gambar 28. Alternatif usahatani pada tujuan peningkatan lapangan kerja Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan AHP maupun CPI, pada sektor on-farm, alternatif pertama fokus usaha gapoktan yaitu usahatani hortikultura, dalam hal ini cabai. Sedangkan apabila digabung dengan sektor off-farm, maka usaha simpan pinjam menjadi pilihan utama. Akan tetapi, karena pada pelaksanaan usaha simpan pinjam jenis usaha yang dilakukan anggota sangat variatif, maka pengelolaannnya sebaiknya dipisahkan dari pengelolaan usaha on-farm. Hasil analisis ini memberi petunjuk kepada ketua kelompok tani, ketua gapoktan, PMT, dan/atau PPL untuk menganjurkan anggotanya melakukan usahatani hortikultura khususnya cabai. Hasil ini pun dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan pengaturan jenis usahatani yang dilakukan anggota, sehingga tidak serta merta seluruh anggota melakukan usahatani cabai. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penurunan harga produk yang besar pada saat panen raya. Penetapan fokus usaha dengan metode AHP pada model pengembangan memberikan fasilitas pemasukan data untuk tiga partisipan dan perhitungan gabungan sebagaimana fasilitas dalam software expert choice. Sub-sub menu pada sub menu AHP ini terdiri dari Sub-sub menu Tambah Data yang memberikan fasilitas pemasukan data goal, faktor, aktor, tujuan, dan alternatif, Sub-sub menu Perbandingan AHP yang memberikan fasilitas input data AHP berdasarkan data partisipan, serta Sub-sub menu Daftar AHP yang menampilkan hasil dari perhitungan AHP. Laman Sub-sub menu pada menu AHP seperti disajikan pada Gambar 29 sampai Gambar 31. Diagram aliran data untuk AHP disajikan pada Gambar 32.
44
Gambar 29. Sub-sub menu tambah data AHP pada SIPK-GP 1.13 Perhitungan data masing-masing partisipan telah sesuai dengan yang dihasilkan oleh expert choice. Sedangkan untuk perhitungan data gabungan, hasil yang diperoleh tidak sama dengan yang dihasilkan oleh expert choice, akan tetapi hasil tersebut sama dengan hasil perhitungan secara manual dengan menggunakan rumus perkalian matriks dalam excel. Selain itu, model ini belum melakukan perhitungan integrasi untuk skor alternatif terhadap goal. Seperti halnya expert choice, model ini pun belum melakukan perhitungan integrasi skor untuk aktor dan tujuan.
Gambar 30. Input perbandingan AHP pada Sub-sub menu Perbandingan AHP
45
Gambar 31. Sub-sub menu daftar AHP pada sub menu AHP di SIPK-GP 1.13
Gambar 32. Diagram aliran data level 1 pada model pengembangan dengan AHP
46
Hasil penetapan fokus usaha dengan menggunakan metode CPI pada model pengembangan usaha diperoleh hasil seperti ditunjukan pada Gambar 33. Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa cabai merupakan prioritas utama fokus usaha gapoktan dengan skor sebesar 206,64. Skor hasil perhitungan dengan menggunakan sistem sama dengan perhitungan secara manual. Hal ini menunjukkan bahwa sistem telah sesuai dan dapat dipergunakan. Diagram aliran data level 1 untuk model pengemabgan dengan CPI disajikan pada Gambar 34.
Gambar 33. Perhitungan CPI pada SIPK-GP 1.13 Poktan Detail data usahatani (biaya investasi, biaya tetap, biaya variable, dan penghasilan usahatani)
Pengelompokkan data
Biaya dan penghasilan bulanan
Pengolahan data I Nilai NPV, IRR, Net B/C, dan BEP masing-masing jenis usahatani
Pengolahan data II Skor masing-masing jenis usahatani
Gapoktan/ BPTP/PMT/PPL
Gambar 34. Diagram aliran data level 1 pada model pengembangan dengan CPI
47
Penetapan fokus usaha dengan menggunakan metode CPI untuk tiga jenis usahatani utama yang dilakukan ketiga gapoktan sampel disajikan pada Tabel 20 dan 21. Berdasarkan Tabel 21, diketahui bahwa usahatani yang paling menguntungkan yaitu usahatani cabai yang termasuk dalam usahatani hortikultura. Hal ini menunjukkan bahwa penetapan fokus usaha gapoktan dengan menggunakan AHP sejalan dengan penetapan fokus melalui metode CPI. Tabel 20. Nilai-nilai analisa kelayakan usaha untuk perhitungan CPI
No Jenis Usahatani 1 Padi 2 Cabai 3 Jagung
NPV 482,239 2,005,179 772,444
Trend
IRR Net B/C 16.81% 1.13 31.29% 1.79 38.32% 1.49
(+)
(+)
(+)
BEP 1,263 259 661 (-)
Tabel 21. Perhitungan CPI untuk tiga jenis usahatani utama gapoktan
No Jenis Usahatani 1 Padi 2 Cabai 3 Jagung Bobot
NPV 100 416 160 0.2
IRR Net B/C 100 100 186 159 228 132 0.3
0.3
BEP SKOR Peringkat 20 84 3 100 207 1 39 148 2 0.2
C. Evaluasi User Evaluasi sistem dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dikembangkan telah sesuai dengan kebutuhan atau masih memerlukan beberapa tambahan/perbaikan. Pada pengembangan SIPK-GP 1.13 ini evaluasi dilakukan oleh auditor yang merupakan salah satu calon user dari sistem. Evaluasi dilakukan terhadap kecukupan input data dan kecukupan output dari sistem yang merupakan informasi yang akan digunakan oleh auditor dalam pelaksanaan tugasnya. Hasil evaluasi tersebut disajikan pada Tabel 22. Berdasarkan Tabel 22. diketahui pada indikator input, dari 8 orang responden 7 responden menyatakan setuju atau sangat setuju untuk seluruh sub indikator yang terdiri dari jenis data yang diinput telah sesuai kebutuhan, proses input data mudah, dan proses pembaharuan data mudah, sedangkan satu responden menyatakan cukup setuju pada sub indikator jenis data yang diinput telah sesuai dengan kebutuhan. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitasi dan konfigurasi input data pada sistem telah cukup memadai atau sesuai dengan kebutuhan user. Pada indikator output, dari 8 responden, sebanyak 7 responden menyatakan setuju atau sangat setuju pada seluruh sub indikator output, sedangkan satu orang responden menyatakan cukup setuju pada sub indikator
48
relevansi informasi yang dihasilkan terhadap yang dihasilkan gapoktan dan akurasi informasi yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang dihasilkan sistem telah sesuai dengan kebutuhan user. Dengan demikian, sistem yang dikembangkan telah memenuhi kebutuhan user dan siap untuk digunakan. Tabel 22. Hasil evaluasi sistem oleh calon user No
1 2 3 4 5 6 7
Indikator Penilaian INPUT jenis data yang diinput telah sesuai kebutuhan proses input data mudah proses perbaruan data mudah OUTPUT kelengkapan informasi yang dihasilkan keandalan informasi yang dihasilkan terhadap informasi yang diharapkan relevansi informasi yang dihasilkan terhadap yang dihasilkan gapoktan akurasi informasi yang dihasilkan
PENDAPAT RESPONDEN 1
2
3
4
5
6
7
8
SS SS SS
SS SS SS
SS SS SS
CS S S
S S S
S S S
SS SS SS
S S SS
SS
S
SS
S
S
S
S
S
SS
SS
SS
S
S
S
SS
S
SS
SS
SS
CS
S
S
S
SS
SS
S
SS
CS
S
S
SS
S
Keterangan: STS = sangat tidak setuju (1); TS = tidak setuju (2); CS = cukup setuju (3); S = setuju (4); SS = sangat setuju (5)
D. Implikasi Manajemen Implementasi SIPK-GP 1.13 pada pelaksanaan Program PUAP di Kementerian Pertanian akan menimbulkan implikasi manajemen mulai dari tingkat pusat dan provinsi (aspek strategis dan taktis) sampai dengan gapoktan (aspek teknis), baik pada sisi perencanaan maupun pada pelaksanaan kegiatan. Sistem ini menghasilkan output yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai level manajemen pada pelaksanaan kegiatan PUAP. Manual instalasi SIPK-GP 1.13 disajikan pada Lampiran 21. 1.
Aspek strategis Direktorat Pembiayaan Pertanian selaku penanggung jawab kegiatan dan penentu kebijakan, perlu melakukan beberapa perubahan kebijakan pelaksanaan kegiatan, yaitu a. melakukan revisi Pedoman Umum PUAP antara lain dengan melakukan penambahan persyaratan gapoktan penerima dengan persyaratan teknis sebagaimana yang digunakan pada model seleksi gapoktan b. perubahan metode seleksi gapoktan, dengan melakukan input data teknis (nama anggota, tanggal lahir/usia, luas lahan yang dimiliki, status lahan, modal awal yang dimiliki, dan jenis usahatani yang dilakukan) gapoktan calon penerima bantuan kedalam SIPK-GP 1.13 untuk diolah dan hasilnya diperoleh melalui model seleksi gapoktan, selain melakukan verifikasi administrasi sebagaimana yang selama ini dilakukan c. sosialisasi kepada instansi terkait (BPTP provinsi dan dinas lingkup pertanian) tentang perubahan Pedoman Umum PUAP d. melakukan penggandaan SIPK-GP 1.13 untuk diujiterapkan pada beberapa gapoktan penerima BLM-PUAP
49
e. penambahan biaya pengadaan komputer dan printer pada komponen biaya dalam rencana usaha gapoktan, serta f. menambahkan materi aplikasi SIPK-GP 1.13 pada pelaksanaan pelatihan penyelia mitra tani dan gapoktan penerima dana BLM-PUAP 2.
Aspek taktis BPTP selaku koordinator di provinsi bekerja sama dengan dinas terkait perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut a. menginstruksikan PMT dan/atau PPL untuk melakukan pendataan atas biaya-biaya yang dikeluarkan anggota gapoktan dalam melakukan usahataninya serta penghasilan yang diperoleh anggota gapoktan dari usahatani yang dilakukannya. Data tersebut digunakan sebagai input pada model wilayah usaha b. meningkatkan sosialisasi dan pembinaan kepada gapoktan, khususnya yang berkaitan dengan tertib administrasi, sehingga data yang diperlukan oleh sistem selalu tersedia dan dapat diinput tepat waktu c. melakukan analisa atas komponen-komponen dalam model wilayah usaha, untuk dilakukan efisiensi biaya usahatani dan mengurangi kehilangan hasil panen
3.
Aspek teknis Data merupakan hal yang sangat menentukan efektifitas pemanfaatan sistem, karena apabila data yang diinput tidak benar, akurat, dan lengkap, maka sistem tidak akan menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan. PMT/PPL selaku bagian dari manajemen yang langsung berhubungan dengan gapoktan perlu meningkatkan monitoring dan pembinaan pengelolaan administrasi keuangan untuk menjamin ketersediaan, keakuratan, dan ketertiban pencatatan yang dilakukan oleh gapoktan. Dipihak lain, gapoktan selaku pelaksana utama kegiatan PUAP, perlu menetapkan anggota yang akan ditugaskan sebagai pengguna sistem.
4.
Aspek sosial SIPK-GP 1.13 melalui model pengembangan, memberi output berupa prioritas usahatani yang paling layak dilakukan oleh anggota gapoktan. Model ini memungkinkan gapoktan untuk mengatur atau melakukan penjadwalan jenis usahatani yang dilakukan oleh anggotanya. Hal ini memerlukan adanya agenda rutin dari gapoktan untuk melakukan pertemuan mengenai penjadwalan jenis usahatani yang dilakukan oleh anggotanya, sehingga masing-masing anggota tidak hanya melakukan satu jenis usahatani, tetapi beberapa jenis usahatani sesuai dengan prioritasnya dilakukan oleh anggota secara bergiliran. Hal ini pun menuntut peran PPL untuk aktif memberikan penyuluhan usahatani kepada anggota terutama yang tidak terbiasa melakukan berbagai jenis usahatani.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan Gapoktan PUAP atau disingkat SIPK-GP 1.13 adalah sistem informasi manajemen untuk pengelolaan kinerja gapoktan penerima dana PUAP dan penunjang keputusan gapoktan dalam memilih fokus usaha dari kelompok tani anggotanya. Sistem ini dirancang untuk beberapa pengguna sesuai dengan kepentingan masing-masing dengan pengguna utama yaitu gapoktan penerima dana BLM-PUAP. Sistem ini digunakan oleh gapoktan untuk pengelolaan data terkait dengan kinerja gapoktan, yang selama ini menjadi kelemahan gapoktan. Model yang digunakan terdiri dari model seleksi gapoktan, model wilayah usaha, model kinerja, dan model pengembangan usaha. Keempat model tersebut masing-masing secara berturut-turut pada menu Seleksi Gapoktan, Kelayakan Usaha, Kinerja Gapoktan dan Laporan, serta menu Fokus Usaha. Selain keempat menu tersebut, sistem pun memiliki menu Profil Gapoktan dan Usahatani. Menu Profil Gapoktan digunakan untuk melakukan input data gapoktan dan data kinerja gapoktan berupa penyaluran dan pengembalian dana gapoktan ke dan dari kelompok tani anggota serta penyaluran dan pengembalian dana kelompok tani ke dan dari anggota kelompok tani. Menu Usahatani digunakan untuk melakukan input komponen biaya dan penghasilan usahatani. Data pada Menu Usahatani digunakan sebagai dasar perhitungan analisa usaha yang digunakan untuk penetapan fokus usaha pada model pengembangan. Hasil verifikasi pada seluruh model menunjukkan bahwa model yang dibangun pada sistem telah sesuai dengan perhitungan secara manual. Model seleksi tidak dapat dilakukan secara akurat karena keterbatasan data yang dapat diberikan oleh gapoktan sampel. Berdasarkan uraian-uraian di atas, Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan Gapoktan PUAP atau disingkat SIPK-GP 1.13 ini dapat mendukung pengelolaan manajemen gapoktan. Melalui pemanfaatan sistem ini diharapkan kinerja gapoktan secara riil dapat diketahui, yang pada akhirnya akan meningkatkan akurasi capaian kinerja program PUAP secara nasional. Dalam pelaksanaan verifikasi model, terhadap data usahatani yang digunakan sebagai input bagi sistem, diperoleh informasi sebagai berikut. 1. Pada model wilayah usaha diperoleh hasil bahwa ketiga jenis usaha utama dari gapoktan contoh (padi, cabai, dan jagung) layak dilakukan baik berdasarkan NPV, net B/C, maupun IRR. 2. Pada model kinerja memberikan hasil bahwa kinerja Gapoktan Sumber Makmur sebesar 84 dan termasuk pada kategori baik. 3. Pada model pengembangan dengan menggunakan metode AHP memberikan hasil bahwa usahatani hortikultura menjadi prioritas utama, sejalan dengan hasil menggunakan metode CPI yang memberikan kesimpulan bahwa usahatani cabai merupakan prioritas utama untuk usaha gapoktan. Metode AHP pada sistem belum memberikan nilai integrasi dari alternatif yang dihasilkan, tetapi
51
hasil pada masing-masing level telah sesuai dengan perhitungan menggunakan software expert choice.
B. Saran 1.
2.
3.
Efektifitas sistem ini sangat tergantung dari ketersediaan data pada gapoktan. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem ini akan lebih efektif bila dimanfaatkan untuk manajemen gapoktan yang relatif baru atau yang operasional pemanfaatan dananya belum terlalu besar, sehingga penelusuran data untuk input awal tidak terlalu sulit. Pada tahap awal penggunaan di gapoktan, sistem ini dioperasionalkan oleh penyelia mitra tani atau penyuluh lapangan untuk beberapa gapoktan. Pada tahap selanjutnya masing-masing gapoktan dapat mengoperasionalkan sistem secara mandiri. Sistem ini masih dapat dikembangkan terutama pada model pengembangan dengan metode AHP. Pada model ini masih dapat dikembangkan dengan melakukan perhitungan integrasi pada alternatif. Selain itu, variable-variabel pada model seleksi dan kinerja dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anita AS, Umi S. 2011. Analisis Pendapatan Penerima Bantuan Langsung Masyarakat-Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (BLM-PUAP) di Kabupaten Barito Kuala. Jurnal Agribisnis Perdesaan 01(04):285-303. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Statistik Indonesia 2012. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Berry, R. S. Y. 1999. Collecting data by in-depth interviewing. Paper presented at the British Educational Research Association Annual Conference, University of Sussex at Brighton, September 2 - 5 1999. Boyce C, P. Neale. 2006. Pathfinder International Tool Series. Monitoring and Evaluation – 2. Conducting In-Depth Interviews: A Guide for Designing and Conducting In-Depth Interviews for Evaluation Input. Pathfinder International. USA. Cain J D, K. Jinapala, I.W. Makin, P.G. Somaratna, B.R. Ariyaratnab, L.R. Pererab. 2003. Participatory Decision Support for Agricultural Management. A Case Study from Sri Lanka. Agricultural System 76(2003): 457-482. Febriani A. 2003. Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Agroindustri Daging Ayam. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hubeis, Musa. 2009. Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor J.P. Shim, M. Warkentin, J.F. Courtney et al. 2002. Past, Present, and Future of Decision Support Technology. Decision Support Systems 33(2):111-126. [Kementan] Kementerian Pertanian. 2011. Permentan No. 11/Permentan/OT.140/3/2011. Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Tahun 2011. Jakarta. . 2011. Petunjuk Teknis Verifikasi dan Penyaluran Dana PUAP 2011. Jakarta Kornkaew, Artit. 2012. Management Information System Implementation Challenges, Success Key Issues, Effects and Consequences: A Case Study of Fenix System. Jonkoping International Business School. Jonkoping University. Levin, R I, D S. Rubin, J P. Stinson, E S. Gardner, Jr. 2002. Pengambilan Keputusan Secara Kuantitatif (Terjemahan). PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Manetsch, T.J dan G.L. Park. 1977. System Analysis and Simulation with Application to Economic and Social Systems. Michigan State of University. Michigan. Marimin. 2008. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, Grassindo, Jakarta. . 2009. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial, IPB Press, Bogor. McLeod R, Schell G. 2005. Management Information System (Terjemahan). Prentice Hall.
53
Mohemad, R, A R. Hamdan, Z A. Othman, N M M. Noor. 2010. Decision Support System (DSS) in Construction Tendering Processes. “International Journal of Computer Science Issues” 7 Issue 2 (1):35-45. Nugroho, A. 2002. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek. Jakarta. O’Brien, J. A. (2004) Management Information Systems: Managing Information Technology In The Business Enterprise (6 th ed.). New York , McGrawHill/Irwin. Purwandari, Nuraini. 2010. Materi Praktikum Sistem Informasi (Perteman Kedua). Laboratorium Informasi. Universitas Gunadarma. Ratih, K. 2011. Sistem Penunjang Keputusan Manajemen Rantai Pasok Sutera Alam Berbasis Web (Studi Kasus di Rumah Sutera Alam Ciapus, Bogor). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sauter, V L. 2010. Decision Support Systems For Business Inteligence Second Edition. John Wiley and Sons Inc. Publication. New Jersey. Shinta A dan R. Ainiyah. 2010. Analisa Kelayakan Usaha Finansial Usahatani Melati (Jasminum sambac L) dan Usahatani Sedap Malam (Polianthes tuberose L). “Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian (AGRISE)” 10(3):203-212. Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis. CV. Andi Offset. Jakarta. Triantaphyllou, E dan S H. Mann. 1995. Using The Analytic Hierarchy Process For Decision Making In Engineering Applications: Some Challenges. “International Journal of Industrial Engineering: Application and Practice 2(1):35-44.
LAMPIRAN
55
Lampiran 1. Format Laporan Penyaluran Dana BLM-PUAP Kepada Kelompok Tani LAPORAN PENYALURAN DANA BLM-PUAP KEPADA KELOMPOK TANI Bulan Tahun Nama Gapoktan Nama Ketua Desa Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi
No
: : : : : : : :
Nama Kelompok Tani
Kode Usaha Produktif
Nilai BLMPUAP
………, ……………………. Ketua GAPOKTAN (…………………………….) Catatan: Kode Produksi 1.1 : Tanaman Pangan 1.2 : Hortikultura 1.3 : Peternakan 1.4 : Perkebunan 2.1 : Industri Rumah Tangga Pertanian 2.2 : Pemasaran Hasil Pertanian Skala Mikro 2.3 : Usaha lain Berbasis Pertanian 55
56
Lampiran 2. Format Laporan Penyaluran Dana BLM-PUAP Kepada Petani Anggota LAPORAN PENYALURAN DANA BLM-PUAP KEPADA PETANI ANGGOTA Bulan Tahun Nama Gapoktan Nama Kelompok Tani Nama Ketua Desa Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi
No
: : : : : : : : :
Nama Petani Anggota
Kode Usaha Produktif
Nilai BLMPUAP
………, ……………………. Ketua GAPOKTAN (…………………………….) Catatan: Kode Produksi 1.1 : Tanaman Pangan 1.2 : Hortikultura 1.3 : Peternakan 1.4 : Perkebunan 2.1 : Industri Rumah Tangga Pertanian 2.2 : Pemasaran Hasil Pertanian Skala Mikro 2.3 : Usaha lain Berbasis Pertanian
57
Lampiran 3. Format Laporan Perkembangan Usaha Gapoktan LAPORAN PERKEMBANGAN USAHA GAPOKTAN Bulan Tahun Nama Gapoktan Nama Ketua Desa Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi
No
Nama Kelompok Tani
: : : : : : : :
Kode Usaha Produktif
Modal Usaha (Rp)
Niai Usaha Akhir (Rp)
Pendapatan (Rp)
Ket.
TOTAL ………, ……………………. Ketua GAPOKTAN (…………………………….) Catatan: Kode Produksi 1.1 : Tanaman Pangan 1.2 : Hortikultura 1.3 : Peternakan 1.4 : Perkebunan 2.1 : Industri Rumah Tangga Pertanian 2.2 : Pemasaran Hasil Pertanian Skala Mikro 2.3 : Usaha lain Berbasis Pertanian
57
58
Lampiran 4. Format Laporan Perkembangan Usaha Kelompok Tani LAPORAN PERKEMBANGAN USAHA KELOMPOK TANI Bulan Tahun Nama Gapoktan Nama Kelompok Tani Nama Ketua Desa Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi
No
Nama Petani Anggota
: : : : : : : : :
Kode Usaha Produktif
Modal Usaha (Rp)
Nilai Usaha Akhir (Rp)
Pendapatan (Rp)
Ket.
TOTAL ………, ……………………. Ketua GAPOKTAN (…………………………….) Catatan: Kode Produksi 1.1 : Tanaman Pangan 1.2 : Hortikultura 1.3 : Peternakan 1.4 : Perkebunan 2.1 : Industri Rumah Tangga Pertanian 2.2 : Pemasaran Hasil Pertanian Skala Mikro 2.3 : Usaha lain Berbasis Pertanian Lampiran 9. Format Laporan Tahunan Gapoktan
59
Lampiran 5. Format laporan tahunan gapoktan LAPORAN TAHUNAN GAPOKTAN Tahun Nama Gapoktan Nama Ketua Desa Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi
No
Nama Kelompok Tani
: : : : : : :
Kode Usaha Produktif
Modal Usaha (Rp)
Niai Usaha Akhir (Rp)
Pendapatan (Rp
Ket.
TOTAL ………, ……………………. Ketua GAPOKTAN (…………………………….) Catatan: Kode Produksi 1.1 : Tanaman Pangan 1.2 : Hortikultura 1.3 : Peternakan 1.4 : Perkebunan 2.1 : Industri Rumah Tangga Pertanian 2.2 : Pemasaran Hasil Pertanian Skala Mikro 2.3 : Usaha lain Berbasis Pertanian
59
Lampiran 6.
Format Laporan Rekapitulasi Rencana Usaha Bersama Gapoktan Tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi REKAPITULASI RENCANA USAHA BERSAMA GAPOKTAN
Provinsi Kabupaten/Kota Tahun
No
: : :
Nama Gapoktan
Alamat Gapoktan Desa Kecamatan
Nama
Bank Cabang/Unit
No. Rekening
Jumlah (Rp)
TOTAL RUPIAH ………, ……………………. Menyetujui, Tim Pembina PUAP Provinsi
(…………………………….)
1
61
Lampiran 7. Kuesioner AHP
KUESIONER ANALITYC HIERARCHY PROCESS (AHP) Pengantar Pengisian kuesioner ini bertujuan untuk menentukan fokus usahatani yang dilakukan gapoktan. Landasan utama pengisian kuesioner ini adalah hierarki (struktur AHP) dengan komponen-komponen yang telah disusun berdasarkan literatur.
62
Petunjuk Pengisian : Dalam bagian ini responden diminta untuk membandingkan dua elemen yang terdapat dalam kolom kiri (A) dan kolom kanan (B) dengan memberikan skala pada kolom yang disediakan. Adapun ketentuan dalam memberikan skala ini sebagai berikut : Tingkat Kepentingan 1 3 5 7 9 2, 4, 6 , 8 Perhatian
Definisi A sama penting dengan B A sedikit lebih penting dari B A jelas lebih penting dari B A sangat jelas lebih penting dari B A mutlak lebih penting dari B Diberikan apabila terdapat sedikit perbedaan dengan patokan diatas Konsistensi penilaian sangat penting dalam penelitian ini
Contoh : Saudara diminta untuk membandingkan tingkat kepentingan antara ‘A’ dan ‘B’ 1. Jika Saudara mengangap ‘A’ (kolom sebelah kiri) sedikit lebih penting dari ‘B’ (kolom sebelah kanan), maka: Kolom Kiri A
Kolom Kiri Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9 √
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan B
2. Jika Saudara menganggap ‘A’ (kolom sebelah kiri) sama penting dengan ’B’ (kolom sebelah kanan, maka : Kolom Kiri A
Kolom Kiri Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Sama 1 √
Kolom Kanan Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan B
3. Jika Saudara mengangap ‘B’ (kolom sebelah kanan) sangat jelas lebih penting dari ‘A’ (kolom sebelah kiri), maka: Kolom Kiri A
Kolom Kiri Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9 √
Kolom Kanan B
Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
63
Struktur Hirarki Penetapan Fokus Usahatani Gapoktan Penerima Dana BLM-PUAP
Fokus Usaha Gapoktan
Kelayakan Usaha
Pemangku Kebijakan
Kepala BPTP Provinsi
Peningkatan Pendapatan
1. Usahatani tanaman pangan 2. Usahatani hortikultura 3. Usahatani ternak besar 4. Usahatani ternak kecil 5. Simpan pinjam
Potensi Wilayah
Ketua Gapoktan
Peningkatan Lapangan Kerja
1. Usahatani tanaman pangan 2. Usahatani hortikultura 3. Usahatani ternak besar 4. Usahatani ternak kecil 5. Simpan pinjam
Fokus
Potensi Pemasaran
Penyelia Mitra Tani
Penyuluh Lapangan
Pengembangan Kelompok
1. Usahatani tanaman pangan 2. Usahatani hortikultura 3. Usahatani ternak besar 4. Usahatani ternak kecil 5. Simpan pinjam
Faktor
Aktor
Tujuan
Alternatif
64
I. Perbandingan Faktor/Perbandingan Antar Elemen Faktor Terhadap Fokus Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya : Kolom Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan Potensi Wilayah Potensi Pasar
Kelayakan Usaha
Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya : Kolom Kiri Kelayakan Usaha Potensi Wilayah
2
Kolom Kiri Lebih Penting 3 4 5 6 7 8 9
Sama 1
2
Kolom Kanan Lebih Penting 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan Potensi Wilayah Potensi Pasar Potensi Pasar
Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
65
II. Perbandingan Aktor Terhadap Faktor 2.1.Perbandingan Aktor terhadap Elemen Faktor Kelayakan Usaha
Kelayakan Usaha
Pemangku Kebijakan
Potensi Wilayah
Kepala BPTP Provinsi
Ketua Gapoktan
Potensi Pemasaran
Penyelia Mitra Tani
Penyuluh Lapangan
Faktor
Aktor
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Kelayakan Usaha. Kolom Kiri
Pemangku Kebijakan
Kepala BPTP provinsi Ketua Gapoktan Penyelia Mitra Tani
2
Kolom Kiri Lebih Penting 3 4 5 6 7 8 9
Sama 1
2
Kolom Kanan Lebih Penting 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan Kepala BPTP provinsi Ketua Gapoktan Penyelia Mitra Tani Penyuluh Lapangan Ketua Gapoktan Penyelia Mitra Tani Penyuluh Lapangan Penyelia Mitra Tani Penyuluh Lapangan Penyuluh Lapangan
Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
66
2.2.Perbandingan Aktor terhadap Elemen Faktor Potensi Wilayah
Kelayakan Usaha
Pemangku Kebijakan
Kepala BPTP Provinsi
Potensi Wilayah
Ketua Gapoktan
Potensi Pemasaran
Penyelia Mitra Tani
Penyuluh Lapangan
Faktor
Aktor
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Potensi Wilayah Kolom Kiri
Pemangku Kebijakan
Kepala BPTP provinsi Ketua Gapoktan Penyelia Mitra Tani
2
Kolom Kiri Lebih Penting 3 4 5 6 7 8 9
Sama 1
2
Kolom Kanan Lebih Penting 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan Kepala BPTP provinsi Ketua Gapoktan Penyelia Mitra Tani Penyuluh Lapangan Ketua Gapoktan Penyelia Mitra Tani Penyuluh Lapangan Penyelia Mitra Tani Penyuluh Lapangan Penyuluh Lapangan
Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
67
2.3.Perbandingan Aktor terhadap Elemen Faktor Potensi Pemasaran Kelayakan Usaha
Pemangku Kebijakan
Kepala BPTP Provinsi
Potensi Wilayah
Ketua Gapoktan
Potensi Pemasaran
Penyelia Mitra Tani
Faktor
Penyuluh Lapangan
Aktor
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Potensi Pemasaran. Kolom Kiri
Pemangku Kebijakan
Kepala BPTP provinsi Ketua Gapoktan Penyelia Mitra Tani
2
Kolom Kiri Lebih Penting 3 4 5 6 7 8 9
Sama 1
2
Kolom Kanan Lebih Penting 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan Kepala BPTP provinsi Ketua Gapoktan Penyelia Mitra Tani Penyuluh Lapangan Ketua Gapoktan Penyelia Mitra Tani Penyuluh Lapangan Penyelia Mitra Tani Penyuluh Lapangan Penyuluh Lapangan
Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
68
III. Perbandingan Tujuan terhadap Aktor 3.1.Perbandingan Tujuan terhadap Aktor Pemangku Kebijakan
Pemangku Kebijakan
Kepala BPTP Provinsi
Peningkatan Pendapatan
Ketua Gapoktan
Penyelia Mitra Tani
Peningkatan Lapangan Kerja
Penyuluh Lapangan
Pengembangan Kelompok
Aktor
Tujuan
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Pemangku Kebijakan. Kolom Kiri
Kolom Kiri Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan
Peningkatan Lapangan Kerja Pengembangan Kelompok Peningkatan Lapangan Kerja Pengembangan Kelompok Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya. Peningkatan Pendapatan
69
3.2.Perbandingan Tujuan terhadap Kepala BPTP provinsi
Pemangku Kebijakan
Kepala BPTP Provinsi
Peningkatan Pendapatan
Ketua Gapoktan
Penyelia Mitra Tani
Peningkatan Lapangan Kerja
Penyuluh Lapangan
Pengembangan Kelompok
Aktor
Tujuan
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Kepala BPTP provinsi. Kolom Kiri Peningkatan Pendapatan Peningkatan Lapangan Kerja
Kolom Kiri Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan Peningkatan Lapangan Kerja Pengembangan Kelompok Pengembangan Kelompok
Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
70
3.3.Perbandingan Tujuan terhadap Aktor Ketua Gapoktan
Pemangku Kebijakan
Kepala BPTP Provinsi
Peningkatan Pendapatan
Ketua Gapoktan
Peningkatan Lapangan Kerja
Penyelia Mitra Tani
Penyuluh Lapangan
Pengembangan Kelompok
Aktor
Tujuan
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap Ketua Gapoktan. Kolom Kiri Peningkatan Pendapatan Peningkatan Lapangan Kerja
Kolom Kiri Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan Peningkatan Lapangan Kerja Pengembangan Kelompok Pengembangan Kelompok
Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
71
3.4.Perbandingan Tujuan terhadap Aktor Penyelia Mitra Tani
Pemangku Kebijakan
Kepala BPTP Provinsi
Peningkatan Pendapatan
Ketua Gapoktan
Penyelia Mitra Tani
Peningkatan Lapangan Kerja
Penyuluh Lapangan
Pengembangan Kelompok
Aktor
Tujuan
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Penyelia Mitra Tani. Kolom Kiri Peningkatan Pendapatan Peningkatan Lapangan Kerja
Kolom Kiri Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan Peningkatan Lapangan Kerja Pengembangan Kelompok Pengembangan Kelompok
Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
72
3.5.Perbandingan Tujuan terhadap Aktor Penyuluh Lapangan
Pemangku Kebijakan
Kepala BPTP Provinsi
Peningkatan Pendapatan
Ketua Gapoktan
Penyelia Mitra Tani
Peningkatan Lapangan Kerja
Penyuluh Lapangan
Pengembangan Kelompok
Aktor
Tujuan
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Penyuluh Lapangan. Kolom Kiri Peningkatan Pendapatan Peningkatan Lapangan Kerja
Kolom Kiri Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan Peningkatan Lapangan Kerja Pengembangan Kelompok Pengembangan Kelompok
Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
73
IV. Perbandingan Alternatif Strategi terhadap Tujuan 4.1.Perbandingan Alternatif Strategi terhadap Tujuan Peningkatan Pendapatan Peningkatan Pendapatan
1. 2. 3. 4. 5.
Usahatani tanaman pangan Usahatani hortikultura Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil Simpan pinjam
1. 2. 3. 4. 5.
Peningkatan Lapangan Kerja
Pengembangan Kelompok
Usahatani tanaman pangan Usahatani hortikultura Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil Simpan pinjam
1. 2. 3. 4. 5.
Tujuan
Usahatani tanaman pangan Usahatani hortikultura Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil Simpan pinjam
Alternatif
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu alternatif dengan alternatif lainnya (besarnya pengaruh strategi) terhadap elemen Peningkatan Pendapatan Kolom Kiri
Usahatani tanaman pangan
Usahatani hortikultura Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil
Kolom Kiri Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Sama 1
Kolom Kanan Lebih Penting 2 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan Usahatani hortikultura Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil Simpan pinjam Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil Simpan pinjam Usahatani ternak kecil Simpan pinjam Simpan pinjam
Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
74
4.2.Perbandingan Alternatif Strategi terhadap Tujuan Peningkatan Lapangan Kerja Peningkatan Pendapatan
1. 2. 3. 4. 5.
Usahatani tanaman pangan Usahatani hortikultura Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil Simpan pinjam
1. 2. 3. 4. 5.
Peningkatan Lapangan Kerja
Pengembangan Kelompok
Usahatani tanaman pangan Usahatani hortikultura Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil Simpan pinjam
6. 7. 8. 9. 10.
Tujuan
Usahatani tanaman pangan Usahatani hortikultura Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil Simpan pinjam
Alternatif
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu alternatif dengan alternatif lainnya (besarnya pengaruh strategi) terhadap elemen Peningkatan Lapangan Kerja Kolom Kiri
Usahatani tanaman pangan
Usahatani hortikultura Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil
2
Kolom Kiri Lebih Penting 3 4 5 6 7 8 9
Sama 1
2
Kolom Kanan Lebih Penting 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan Usahatani hortikultura Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil Simpan pinjam Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil Simpan pinjam Usahatani ternak kecil Simpan pinjam Simpan pinjam
Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
75
4.3.Perbandingan Alternatif Strategi terhadap Tujuan Pengembangan Kelompok Peningkatan Pendapatan
1. 2. 3. 4. 5.
Usahatani tanaman pangan Usahatani hortikultura Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil Simpan pinjam
6. 7. 8. 9. 10.
Peningkatan Lapangan Kerja
Pengembangan Kelompok
Usahatani tanaman pangan Usahatani hortikultura Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil Simpan pinjam
1. 2. 3. 4. 5.
Tujuan
Usahatani tanaman pangan Usahatani hortikultura Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil Simpan pinjam
Alternatif
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu alternatif dengan alternatif lainnya (besarnya pengaruh strategi) terhadap elemen Pengembangan Kelompok Kolom Kiri
Usahatani tanaman pangan
Usahatani hortikultura Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil
2
Kolom Kiri Lebih Penting 3 4 5 6 7 8 9
Sama 1
2
Kolom Kanan Lebih Penting 3 4 5 6 7 8 9
Kolom Kanan Usahatani hortikultura Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil Simpan pinjam Usahatani ternak besar Usahatani ternak kecil Simpan pinjam Usahatani ternak kecil Simpan pinjam Simpan pinjam
Keterangan : Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting; 5=jelas lebih penting; 7=sangat jelas lebih penting; 9=mutlak lebih penting; nilai 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
Lampiran 8. Daftar Pertanyaan Tahap Evaluasi User DAFTAR PERTANYAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP No
Uraian INPUT 1 jenis data yang diinput telah sesuai kebutuhan 2 proses input data mudah 3 proses perbaruan data mudah
4 5 6 7
OUTPUT kelengkapan informasi yang dihasilkan keandalan informasi yang dihasilkan terhadap informasi yang diharapkan relevansi informasi yang dihasilkan terhadap yang dihasilkan gapoktan akurasi informasi yang dihasilkan
Keterangan Skala Penilaian 1 : sangat tidak setuju 2 : tidak setuju 3 : cukup setuju 4 : setuju 5 : sangat setuju
1
Skala Penilaian 2 3 4
5
77
Lampiran 9. Data Umum Gapoktan Madu Makmur FORM WAWANCARA GABUNGAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA PUAP
A. Identitas Gapoktan 1. Nama Gapoktan
: MADU MAKMUR
2. Alamat a. Desa/Kelurahan
: Madurejo
b. Kecamatan
: Prambanan
c. Kabupaten/Kota
: Sleman
d. Provinsi
: DI. Yogyakarta
3. Tanggal pengukuhan
:
4. Luas lahan budidaya
:
5. Jenis usaha yang dilakukan
: tanaman pangan/peternakan/pengolahan hasil
6. Jumlah anggota
:
a. Awal
: 16 kelompok tani
b. Saat ini
: 23 kelompok tani
7. Jumlah kelompok tani
: 23 kelompok tani
B. Data Keuangan PUAP 1. Nama Bank
: BRI Prambanan
2. Nomor Rekening
: 0247.01.018800.50.1
3. Tanggal penerimaan
: Desember 2009
4. Jumlah dana yang diterima
: Rp100.000.000,00
5. Jumlah penyaluran dana
: Rp423.650.000,00
a. Tahap 1
: Rp100.000.000,00
b. Tahap 2
: Rp34.000.000,00
c. Tahap 3
: Rp96.000.000,00
d. Tahap 4
: Rp14.700.000,00
e. Tahap 5
: Rp35.700.000,00
f.
Tahap 6
: Rp57.750.000,00
g. Tahap 7
: Rp32.500.000,00
h. Tahap 8
: Rp8.000.000,00
i.
: Rp20.000.000,00
Tahap 9
78
j.
Tahap 10
: 25.000.000,00
6. Jumlah penambahan dana
: Rp32.130.500,00
7. Saldo per Januari 2013
:
8. Kas di bendahara
: Rp8.814.000,00
9. Piutang anggota
: Rp101.732.000,00
10. Penambahan asset
: (sama dengan penambahan dana)
11. Pengeluaran lainnya
: Rp25.000.000,00 (dipinjam LDPM)
79
Lampiran 10. Data Umum Gapoktan Bimo Makmur FORM WAWANCARA GABUNGAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA PUAP
C. Identitas Gapoktan 8. Nama Gapoktan
: BIMO MAKMUR
9. Alamat e. Desa/Kelurahan
: Bimomartani
f.
: Ngemplak
Kecamatan
g. Kabupaten/Kota
: Sleman
h. Provinsi
: DI. Yogyakarta
10. Tanggal pengukuhan
: 10 Pebruari 2008
11. Luas lahan budidaya
: 440 ha
12. Jenis usaha yang dilakukan
: padi/jagung/tembakau/horti
13. Jumlah anggota
:
c. Awal
: 12 kelompok tani
d. Saat ini
: 13 kelompok tani
14. Jumlah kelompok tani
: 13 kelompok tani
D. Data Keuangan PUAP 12. Nama Bank
: BRI Sleman
13. Nomor Rekening
: 0247-01-018295.50-2
14. Tanggal penerimaan
: 11 Nopember 2009
15. Jumlah dana yang diterima
: Rp100.000.000,00
16. Jumlah penyaluran dana
: Rp900.000.000,00
Tahap 1-9 masing-masing Rp100.000.000,00 dengan rincian Rp40.000.000 untuk produksi dan Rp60.000.000,00 untuk pemasaran 17. Jumlah penambahan dana
: Rp25.801.000,00
18. Saldo per Januari 2013
: Rp125.801.000,00
19. Kas di bendahara
: Rp9.184.690,00
20. Piutang anggota
: Rp116.616.310,00
21. Penambahan asset
: (sama dengan penambahan dana)
22. Pengeluaran lainnya
:-
80
Lampiran 11. Data Umum Gapoktan Sumber Makmur FORM WAWANCARA GABUNGAN KELOMPOK TANI PENERIMA DANA PUAP
E. Identitas Gapoktan 15. Nama Gapoktan
: SUMBER MAKMUR
16. Alamat i.
Desa/Kelurahan
: Sumberharjo
j.
Kecamatan
: Prambanan
k. Kabupaten/Kota
: Sleman
l.
: DI. Yogyakarta
Provinsi
17. Tanggal pengukuhan
: 14 Pebruari 2008
18. Luas lahan budidaya
: 432 ha
19. Jenis usaha yang dilakukan
: padi/kedelai /cabai
20. Jumlah anggota
:
e. Awal
: 983 orang
f.
: 1.278 orang
Saat ini
21. Jumlah kelompok tani
: 26 kelompok tani
F. Data Keuangan PUAP 23. Nama Bank
: BRI Sleman
24. Nomor Rekening
:
25. Tanggal penerimaan
: 9 Desember 2009
26. Jumlah dana yang diterima
: Rp100.000.000,00
27. Jumlah penyaluran dana
: Rp530.000.000,00
k. Tahap 1
: Rp100.000.000,00
l.
Tahap 2
: Rp35.000.000,00
m. Tahap 3
: Rp49.000.000,00
n. Tahap 4
: Rp61.000.000,00
o. Tahap 5
: Rp55.000.000,00
p. Tahap 6
: Rp55.000.000,00
q. Tahap 7
: Rp51.000.000,00
r.
Tahap 8
: Rp84.000.000,00
s. Tahap 9
: Rp40.000.000,00
81
28. Jumlah penambahan dana
: Rp42.823.000,00
29. Saldo per Januari 2013
: Rp123.734.000,00
30. Kas di bendahara
: Rp6.534.000,00
31. Piutang anggota
: Rp79.200.000,00
32. Penambahan asset
: (sama dengan penambahan dana)
33. Pengeluaran lainnya
: Rp10.089.000,00
Lampiran 12. Hasil penilaian variable seleksi gapoktan untuk Gapoktan Madu Makmur FORM VERIFIKASI PERSYARATAN GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP Nama Gapoktan : MADU MAKMUR No
Uraian
A Jaminan ketersediaan lahan usahatani/sarana 1. >80% anggota tidak memiliki lahan sendiri 2. 20-40% anggota memiliki lahan sendiri 3. 41-60% anggota memiliki lahan sendiri 4. 61-80% anggota memiliki lahan sendiri 5. >80% anggota memiliki lahan sendiri B Pengalaman usahatani 1. >80% anggota tidak memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 2. 20-40% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 3. 41-60% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 4. 61-80% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 5. >80% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir C Modal Sendiri 1. >80% anggota tidak memiliki modal sendiri 2. 20-40% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani 3. 41-60% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani 4. 61-80% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani 5. >80% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani D Usia Petani 1. >80% anggota berada pada usia diatas 64 tahun 2. 20-40% anggota berada pada usia 15-64 tahun 3. 41-60% anggota berada pada usia 15-64 tahun 4. 61-80% anggota berada pada usia 15-64 tahun 5. >80% anggota berada pada usia 15-64 tahun
1
2
SKOR 3
4
5 4
5
1
5
Lampiran 13. Hasil penilaian variabel seleksi gapoktan untuk Gapoktan Bimo Makmur
FORM VERIFIKASI PERSYARATAN GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP Nama Gapoktan : BIMO MAKMUR No
Uraian
A Jaminan ketersediaan lahan usahatani/sarana 1. >80% anggota tidak memiliki lahan atau sewa lahan untuk 1 tahun 2. <=30% anggota tidak memiliki lahan, >=70% anggota sewa lahan untuk 1 tahun 3. 50% anggota memiliki lahan sendiri, 50% anggota sewa lahan untuk 1 tahun 4. >=80% anggota memiliki lahan sendiri <=20%sewa lahan untuk 2 tahun 5. seluruh anggota memiliki lahan sendiri B Pengalaman usahatani 1. >80% anggota tidak memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 2. 20-40% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 3. 41-60% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 4. 61-80% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 5. >80% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir C Modal Sendiri 1. >80% anggota tidak memiliki modal sendiri 2. 20-40% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani 3. 41-60% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani 4. 61-80% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani 5. >80% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani D Usia Petani 1. >80% anggota berada pada usia diatas 64 tahun 2. 20-40% anggota berada pada usia 15-64 tahun 3. 41-60% anggota berada pada usia 15-64 tahun 4. 61-80% anggota berada pada usia 15-64 tahun 5. >80% anggota berada pada usia 15-64 tahun
1
2
SKOR 3
4
5 5
5
1
5
Lampiran 14. Hasil penilaian variabel seleksi gapoktan untuk Gapoktan Sumber Makmur
FORM VERIFIKASI PERSYARATAN GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP Nama Gapoktan : SUMBER MAKMUR No
Uraian
A Jaminan ketersediaan lahan usahatani/sarana 1. >80% anggota tidak memiliki lahan 2. 20-40% anggota memiliki lahan 3. 41-60% anggota memiliki lahan sendiri 4. 61-80% anggota memiliki lahan sendiri 5. >80% anggota memiliki lahan sendiri B Pengalaman usahatani 1. >80% anggota tidak memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 2. 20-40% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 3. 41-60% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 4. 61-80% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir 5. >80% anggota memiliki pengalaman usahatani selama 6 tahun terakhir C Modal Sendiri 1. >80% anggota tidak memiliki modal sendiri 2. 20-40% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani 3. 41-60% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani 4. 61-80% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani 5. >80% anggota memiliki modal sendiri >=50% dari modal usahatani D Usia Petani 1. >80% anggota berada pada usia diatas 64 tahun 2. 20-40% anggota berada pada usia 15-64 tahun 3. 41-60% anggota berada pada usia 15-64 tahun 4. 61-80% anggota berada pada usia 15-64 tahun 5. >80% anggota berada pada usia 15-64 tahun
1
2
SKOR 3
4
5 4
5
1
5
Lampiran 15. Komponen analisa usahatani padi
No A. Biaya Investasi 1 sewa lahan
Uraian
Jumlah
Satuan
3000 m2
Harga Satuan (Rp) 750.00
Total Biaya Investasi per 3.000 m2 per MT Total Biaya Investasi per ha per tahun B. Biaya Tetap 1 benih 2 pupuk urea 3 phonska 4 kompos 5 pengolahan tanah 6 penanaman 7 penyiangan/pemupukan 8 penyemprotan
7.5 60 90 3000 1 15 12 2
kg kg kg kg paket HOK HOK HOK
8,000.00 2,000.00 2,340.00 500.00 570,000.00 30,000.00 40,000.00 30,000.00
2 paket 4 HOK
50,000.00 30,000.00
100,000.00 120,000.00 220,000.00 2,200,000.00
D. Jumlah Total Biaya per 3.000 m2 per MT
4,420,600.00
E. Jumlah Total Biaya per ha per tahun
Total Penghasilan Kotor per 3.000 m2 per MT Total Penghasilan Kotor per ha per tahun
60,000.00 120,000.00 210,600.00 1,500,000.00 570,000.00 450,000.00 480,000.00 60,000.00 3,450,600.00 34,506,000.00
Total Biaya Variabel per 3.000 m2 per MT Total Biaya Variabel per ha per tahun
F. Penghasilan 1 panen
2,250,000.00 750,000.00 7,500,000.00
Total Biaya Tetap per 3.000 m2 per MT Total Biaya Tetap per ha per tahun C. Biaya Variabel per Musim Tanam 1 pestisida 2 biaya panen
Harga Total (Rp)
44,206,000.00 1,950 kg/3000m2/MT
3,500.00
6,825,000.00 6,825,000.00 68,250,000.00
Lampiran 16. komponen analisa usahatani cabai
No
Uraian
A. Biaya Investasi sewa lahan
Jumlah
Satuan
400 m2
Harga Satuan (Rp)
750.00
Total Biaya Investasi per 400 m2 per MT Total Biaya Investasi per ha per tahun B. Biaya Tetap benih mulsa ajir pupuk urea pupuk daun kapur pertanian kompos/pupuk kandang tenaga pemupukan dasar pemupukan susulan I pemupukan susulan II pemupukan susulan III pemupukan susulan IV pemupukan susulan V pemupukan susulan VI pemupukan susulan VII tenaga pengolahan tanah tenaga pemasangan mulsa tenaga penanaman tenaga pemasangan ajir dan pengikatan tenaga pemupukan susulan
0.44 1 640 40 0.4 40 160 1 48 48 64 64 80 80 80 1 1 1 4 7
pack rol batang kg kg kg kg HOK kg kg kg kg kg kg kg paket HOK HOK HOK HOK
110,000.00 500,000.00 500.00 2,000.00 27,000.00 300.00 500.00 30,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 750,000.00 30,000.00 30,000.00 30,000.00 30,000.00
1 paket 12 HOK
480,000.00 30,000.00
480,000.00 360,000.00 840,000.00 42,000,000.00
D. Jumlah Total Biaya per 400 m2 per MT
4,139,200.00
E. Jumlah Total Biaya per ha per tahun
Total Penghasilan Kotor per 400 m2 per MT Total Penghasilan Kotor per ha per tahun
48,400.00 500,000.00 320,000.00 80,000.00 10,800.00 12,000.00 80,000.00 30,000.00 96,000.00 96,000.00 128,000.00 128,000.00 160,000.00 160,000.00 160,000.00 750,000.00 30,000.00 30,000.00 120,000.00 210,000.00 3,149,200.00 157,460,000.00
Total Biaya Variabel per 400 m2 per MT Total Biaya Variabel per ha per tahun
F. Penghasilan 1 panen
300,000.00 150,000.00 7,500,000.00
Total Biaya Tetap per 400 m2 per MT Total Biaya Tetap per ha per tahun C. Biaya Variabel per Musim Tanam pestisida biaya panen
Harga Total (Rp)
206,960,000.00 576 kg/400m2/MT
16,000.00
9,216,000.00 9,216,000.00 460,800,000.00
Lampiran 16. komponen analisa usahatani cabai
No
Uraian
A. Biaya Investasi sewa lahan
Jumlah
Satuan
400 m2
Harga Satuan (Rp)
750.00
Total Biaya Investasi per 400 m2 per MT Total Biaya Investasi per ha per tahun B. Biaya Tetap benih mulsa ajir pupuk urea pupuk daun kapur pertanian kompos/pupuk kandang tenaga pemupukan dasar pemupukan susulan I pemupukan susulan II pemupukan susulan III pemupukan susulan IV pemupukan susulan V pemupukan susulan VI pemupukan susulan VII tenaga pengolahan tanah tenaga pemasangan mulsa tenaga penanaman tenaga pemasangan ajir dan pengikatan tenaga pemupukan susulan
0.44 1 640 40 0.4 40 160 1 48 48 64 64 80 80 80 1 1 1 4 7
pack rol batang kg kg kg kg HOK kg kg kg kg kg kg kg paket HOK HOK HOK HOK
110,000.00 500,000.00 500.00 2,000.00 27,000.00 300.00 500.00 30,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 2,000.00 750,000.00 30,000.00 30,000.00 30,000.00 30,000.00
1 paket 12 HOK
480,000.00 30,000.00
480,000.00 360,000.00 840,000.00 42,000,000.00
D. Jumlah Total Biaya per 400 m2 per MT
4,139,200.00
E. Jumlah Total Biaya per ha per tahun
Total Penghasilan Kotor per 400 m2 per MT Total Penghasilan Kotor per ha per tahun
48,400.00 500,000.00 320,000.00 80,000.00 10,800.00 12,000.00 80,000.00 30,000.00 96,000.00 96,000.00 128,000.00 128,000.00 160,000.00 160,000.00 160,000.00 750,000.00 30,000.00 30,000.00 120,000.00 210,000.00 3,149,200.00 157,460,000.00
Total Biaya Variabel per 400 m2 per MT Total Biaya Variabel per ha per tahun
F. Penghasilan 1 panen
300,000.00 150,000.00 7,500,000.00
Total Biaya Tetap per 400 m2 per MT Total Biaya Tetap per ha per tahun C. Biaya Variabel per Musim Tanam pestisida biaya panen
Harga Total (Rp)
206,960,000.00 576 kg/400m2/MT
16,000.00
9,216,000.00 9,216,000.00 460,800,000.00
Lampiran 17. komponen analisa usahatani jagung
No A. Biaya Investasi sewa lahan
Uraian
Jumlah
Satuan
1250 m2
Harga Satuan (Rp) 750.00
Total Biaya Investasi per 1.250 m2 per MT Total Biaya Investasi per ha per tahun B. Biaya Tetap benih pupuk urea NPK kompos/pupuk kandang tenaga pengolahan tanah tenaga penanaman tenaga pemupukan tenaga pemeliharaan
1.5 60 60 200 1 3 3 4
kg kg kg kg paket HOK HOK HOK
40,000.00 2,000.00 2,500.00 500.00 750,000.00 30,000.00 30,000.00 25,000.00
12.5 liter 2 HOK
1,500.00 30,000.00
18,750.00 60,000.00 78,750.00 1,890,000.00
D. Jumlah Total Biaya per 1.250 m2 per MT
1,851,250.00
E. Jumlah Total Biaya per ha per tahun
Total Penghasilan Kotor per 1.250 m2 per MT Total Penghasilan Kotor per ha per tahun
60,000.00 120,000.00 150,000.00 100,000.00 750,000.00 90,000.00 90,000.00 100,000.00 1,460,000.00 35,040,000.00
Total Biaya Variabel per 1.250 m2 per MT Total Biaya Variabel per ha per tahun
F. Penghasilan 1 panen
937,500.00 312,500.00 7,500,000.00
Total Biaya Tetap per 1.250 m2 per MT Total Biaya Tetap per ha per tahun C. Biaya Variabel per Musim Tanam pestisida biaya panen
Harga Total (Rp)
44,430,000.00 1,200 kg/1.250m2/MT
2,800.00
3,360,000.00 3,360,000.00 80,640,000.00
Lampiran 18. Hasil penilaian variabel kinerja gapoktan untuk Gapoktan Madu Makmur FORM PENILAIAN KINERJA GAPOKTAN Nama Gapoktan: MADU MAKMUR No
Uraian
A Jumlah penyaluran dana BLM-PUAP 1. penyaluran kurang dari 100% 2. akumulasi penyaluran 110-150% dari dana awal BLM-PUAP 3. akumulasi penyaluran 151-175% dari dana awal BLM-PUAP 4. akumulasi penyaluran 176-200% dari dana awal BLM-PUAP 5. akumulasi melebihi 200% dari dana awal BLM-PUAP B Jumlah pengembalian pokok pinjaman 1. jumlah pengembalian pokok pinjaman kurang dari 10% 2. jumlah pengembalian pokok pinjaman 11-35% 3. jumlah pengembalian pokok pinjaman 36-70% 4. jumlah pengembalian pokok pinjaman 71-95% 5. jumlah pengembalian pokok pinjaman 96-100% C Jumlah pembayaran bunga pinjaman 1. jumlah pembayaran bunga pinjaman kurang dari 10% 2. jumlah pembayaran bunga pinjaman 11-35% 3. jumlah pembayaran bunga pinjaman 36-70% 4. jumlah pembayaran bunga pinjaman 71-95% 5. jumlah pembayaran bunga pinjaman 96-100% D Jumlah penambahan modal/aset 1. tidak terdapat penambahan modal/aset 2. penambahan modal/aset 10-35% dari dana awal 3. penambahan modal/aset 36-70% dari dana awal 4. penambahan modal/aset 71-95% dari dana awal 5. penambahan modal/aset lebih dari 95% dari dana awal
1
SKOR 3
2
4
5 5
4
3
2
Lampiran 19. Hasil penilaian variabel kinerja gapoktan untuk Gapoktan Bimo Makmur FORM PENILAIAN KINERJA GAPOKTAN Nama Gapoktan: BIMO MAKMUR No
Uraian
A Jumlah penyaluran dana BLM-PUAP 1. penyaluran kurang dari 100% 2. akumulasi penyaluran 110-150% dari dana awal BLM-PUAP 3. akumulasi penyaluran 151-175% dari dana awal BLM-PUAP 4. akumulasi penyaluran 176-200% dari dana awal BLM-PUAP 5. akumulasi melebihi 200% dari dana awal BLM-PUAP B Jumlah pengembalian pokok pinjaman 1. jumlah pengembalian pokok pinjaman kurang dari 10% 2. jumlah pengembalian pokok pinjaman 11-35% 3. jumlah pengembalian pokok pinjaman 36-70% 4. jumlah pengembalian pokok pinjaman 71-95% 5. jumlah pengembalian pokok pinjaman 96-100% C Jumlah pembayaran bunga pinjaman 1. jumlah pembayaran bunga pinjaman kurang dari 10% 2. jumlah pembayaran bunga pinjaman 11-35% 3. jumlah pembayaran bunga pinjaman 36-70% 4. jumlah pembayaran bunga pinjaman 71-95% 5. jumlah pembayaran bunga pinjaman 96-100% D Jumlah penambahan modal/aset 1. tidak terdapat penambahan modal/aset 2. penambahan modal/aset 10-35% dari dana awal 3. penambahan modal/aset 36-70% dari dana awal 4. penambahan modal/aset 71-95% dari dana awal 5. penambahan modal/aset lebih dari 95% dari dana awal
1
SKOR 3
2
4
5 5
5
5
2
Lampiran 20. Hasil penilaian variabel kinerja gapoktan untuk Gapoktan Sumber Makmur FORM PENILAIAN KINERJA GAPOKTAN Nama Gapoktan: SUMBER MAKMUR No
Uraian
A Jumlah penyaluran dana BLM-PUAP 1. penyaluran kurang dari 100% 2. akumulasi penyaluran 110-150% dari dana awal BLM-PUAP 3. akumulasi penyaluran 151-175% dari dana awal BLM-PUAP 4. akumulasi penyaluran 176-200% dari dana awal BLM-PUAP 5. akumulasi melebihi 200% dari dana awal BLM-PUAP B Jumlah pengembalian pokok pinjaman 1. jumlah pengembalian pokok pinjaman kurang dari 10% 2. jumlah pengembalian pokok pinjaman 11-35% 3. jumlah pengembalian pokok pinjaman 36-70% 4. jumlah pengembalian pokok pinjaman 71-95% 5. jumlah pengembalian pokok pinjaman 96-100% C Jumlah pembayaran bunga pinjaman 1. jumlah pembayaran bunga pinjaman kurang dari 10% 2. jumlah pembayaran bunga pinjaman 11-35% 3. jumlah pembayaran bunga pinjaman 36-70% 4. jumlah pembayaran bunga pinjaman 71-95% 5. jumlah pembayaran bunga pinjaman 96-100% D Jumlah penambahan modal/aset 1. tidak terdapat penambahan modal/aset 2. penambahan modal/aset 10-35% dari dana awal 3. penambahan modal/aset 36-70% dari dana awal 4. penambahan modal/aset 71-95% dari dana awal 5. penambahan modal/aset lebih dari 95% dari dana awal
1
2
SKOR 3
4
5 5
4
4
3
91
Lampiran 21. Manual Instalasi SIPK-GP 1.13 Dalam rangka implementasi SIPK-GP 1.13, langkah awal yang dilaksanakan yaitu melakukan instalasi sistem pada komputer yang akan digunakan. Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengcopy paket instalasi SIPK-GP 1.13 yang terdiri dari installer xampp, data sql, dan data php dari sistem, selanjutnya ikuti langkah-langkah sebagai berikut. 1. Instalasi xampp a. Pada folder paket Instalasi SIPK-GP 1.13, tekan ganda xampp installer, selanjut ikuti langkah-langkah instalasi dengan menekan tombol next b. Setelah instalasi selesai pada jendela xampp (yang muncul secara otomatis) tekan ikon start untuk Apache dan Mysql. 2. Importasi data sql a. Buka salah satu browser yang tersedia pada computer yang digunakan untuk instalasi. Sistem ini didesain dengan menggunakan browser Google Chrome versi 29.0.1547.76, sehingga akan optimal dengan menggunakan browser versi tersebut. b. Pada browser tersebut ketik localhost/phpmyadmin, kemudian tekan enter dan akan muncul laman phpMyadmin c. Tekan menu database, ketikan nama gapoktan pada kolom create database, kemudian tekan tombol create. Akan muncul nama tabel gapoktan pada bagian kiri laman phpMyadmin d. Tekan tabel gapoktan, selanjutnya tekan menu import lalu tekan choose file. Pilih gapoktan.sql pada folder Instalasi SIPK-GP 1.13 yang telah dicopy sebelumnya, kemudian tekan go. Tabel-tabel sql telah dimasukkan pada tabel gapoktan. Tabel-tabel database telah tersedia. 3. Copy data php Copy folder gapoktan pada paket Instalasi SIPK-GP 1.13, kemudian paste pada subfolder htdocs di folder xampp pada drive c. Data php dari sistem telah tersedia. 4. Menggunakan SIPK-GP 1.13 a. Buka atau kembali ke menu browser, pilih tab new window, kemudian pada alamat tujuan ketik localhost/gapoktan/index.php lalu tekan enter b. Pada laman utama pilih login. Pada tahap awal pilih login admin dengan password dasar admin dan level admin. Setelah proses login selesai, lanjutkan dengan pembuatan input user untuk masing-masing user sebagai berikut 1) Gapoktan Admin terlebih dahulu memasukkan data umum gapoktan pada subsubmenu tambah data di submenu data gapoktan dalam menu profil gapopktan. Setelah input data umum gapoktan selesai dilakukan dan disimpan, admin melakukan input user melalui menu input user. Pada menu input user, admin melakukan pengisian username, password, nama gapoktan, memilih level sebagai gapoktan, memilih nama
92
gapoktan sesuai dengan pemilik username, dan menekan ikon simpan untuk menyelesaikan proses input user. Sebagaimana gambar berikut.
Setelah selesai proses input user, gapoktan dapat menggunakan sistem setelah terlebih dahulu login sesuai dengan gapoktannya. Login dilakukan dengan mengisi nama login user, password, dan memilih level sebagai gapoktan, kemudian tekan tombol login, sebagaimana gambar berikut.
93
Setelah berhasil login, gapoktan dapat memulai memanfaatkan menumenu yang tersedia dalam sistem, yaitu. a) Melihat, mencetak data, dan mengubah data gapoktan Pilih sub menu data gapoktan di menu profil gapoktan akan muncul tampilan sebagai berikut
Pada tampilan tersebut klik ikon view, shingga muncul tampilan sebagai berikut
Apabila data tersebut akan dicetak, klik tombol print dan akan muncul tampilan sebagai berikut
P a d
94
Pada tampilan tersebut, seperti halnya akan mencetak dokumen lain, terlebih dahulu pilih printer sesuai dengan printer yang terhubung ke komputer, kemudian tekan tombol print untuk mencetak. Apabila akan mengubah data gapoktan, pada tampilan rekapitulasi data gapoktan klik edit sehingga muncul tampilan sebagai berikut
Lakukan perubahan yang diinginkan, kemudian tekan ikon simpan untuk mengakhiri. b) Menambah/memasukkan, melihat, dan mengubah data poktan Pilih submenu data poktan pada menu profil gapoktan sehingga muncul tampilan sebagai berikut
U
Untuk menambah/memasukkan data poktan, tekan tombol tambah data dan akan muncul tampilan sebagai berikut
95
Pada tampilan tersebut, isi seluruh kolom yang telah disediakan dan diakhiri dengan menekan ikon simpan untuk menyimpan data poktan. Tampilan akan kembali ke rekapitulasi data poktan, untuk menambah poktan baru, tekan tombol tambah dan lakukan proses pengisian data poktan seperti dijelaskan sebelum, sehingga setelah pengisian data poktan selesai akan diperoleh rekapitulasi data poktan seperti tampailan berikut.
Pada tampilan ini user dapat melihat data poktan yang telah diinput atau melakukan perubahan terhadap data poktan. Langkah-langkah yang dilakukan sama seperti saat melihat dan mengubah data gapoktan.
96
c) Menambah, melihat, mengubah, dan menghapus data anggota poktan Pilih submenu data anggota poktan pada menu profil gapoktan, kemudian tekan tombol tambah data sehingga muncul tampilan sebagai berikut
Pada tampilan tersebut pilih kelompok tani dimana anggota yang akan dimasukkan terdaftar, kemudian isi semua kolom yang disediakan. Untuk status lahan pilih H untuk lahan berstatus hak oktan milik, S untuk lahan berstatus sewa, dan G untuk lahan berstatus garap. Modal awal diisi dengan modal awal yang dimiliki anggota bersangkutan untuk melakukan usahataninya. Akhiri dengan menekan ikon simpan. Untuk melihat, mengubah, dan/atau menghapus data anggota poktan, kembali pilih submenu data anggota poktan pada menu profil gapoktan, kemudian tekan pilihan rekapitulasi data anggota poktan dan pilih poktan dimaksud pada kolom nama poktan, sehingga muncul tampilan sebagai berikut.
97
Pada tampilan tersebut user dapat melihat data masing-masing anggota dan mengubah data anggota dengan proses yang sama seperti pada menu data poktan dan gapoktan. Selain itu dengan menekan ikon hapus, user dapat menghapus anggota poktan. d) Memasukkan/menambah dan mengubah data penyaluran ke poktan Pilih submenu penyaluran pada menu profil gapoktan, kemudian tekan pilihan tambah data, sehingga muncul tampilan sebagai berikut.
Pada tampilan tersebut, pilih nama poktan kemudian isi kolomkolom yang disediakan dan akhiri dengan menekan ikon simpan. Untuk mengubah data penyaluran ke poktan, pilih kembali sub menu penyaluran dan pilih nama poktan, sehingga muncul tampilan sebagai berikut
Pada tampilan tersebut dapat dilakukan edit pada transaksi tertentu dengan cara menekan ikon edit. Proses edit sama seperti pada edit gapoktan dan poktan.
98
e) Memasukkan/menambah dan mengubah data pinjaman anggota poktan Pilih submenu pinjaman anggota, kemudian tekan pilihan tambah data, sehingga muncul tampilan sebagai berikut
Pada tampilan tersebut pilih nama poktan dan kode resi poktan (merupakan kode resi pinjaman poktan dari gapoktan yang akan disalurkan). Setelah memasukkan kode resi poktan, akan muncul jumlah dana yang tersedia untuk disalurkan, selanjutnya pilih sama anggota yang akan menerima dan isi nomor resi pinjaman ke petani serta kolom-kolom lainnya yang tersedia dan diakhiri dengan menekan ikon simpan. Untuk melakukan perubahan data, kembali pilih submenu pinjaman anggota, pilih nama poktan dan nama anggota, sehingga muncul tampilan sebagai berikut
Pada tampilan tersebut dapat dipilih tombol edit untuk melakukan perubahan data penyaluran. Proses edit data penyaluran sama seperti saat mengubah data gapoktan.
99
f) Memasukkan/menambah dan mengubah data pengembalian dana poktan Pilih submenu pengembalian dana poktan dan tekan pilihan tambah data, sehingga muncul tampilan sebagai berikut
Pada tampilan tersebut pilih nama poktan dank ode resi pinjaman yang akan dikembalikan. Setelah memilih kode resi, secara otomastis akan muncul tanggal jatuh tempo, sisa pokok pinjaman, dan sisa bunga pinjaman. Selanjutnya pilih tanggal pembayaran, isi jumlah bayar pokok, dan jumlah bayar bunga. Setelah kolom jumlah bayar pokok diisi akan muncul secara otomatis nilai sisa pokok saat ini dan setelah kolom jumlah bayar bunga diisi, akan muncul nilai sisa bunga saat ini. Akhiri pengisian data dengan menekan ikon simpan. Untuk mengubah data pengembalian poktan, kembali pilih submenu pengembalian dana poktan dan tekan pilihan rekapitulasi pengembalian dana poktan dan pilih nama poktannya, sehingga muncul tampilan sebagai berikut
100
Pada tapilan tersebut, tekan ikon edit pada transaksi yang akan diubah. Proses edit seperti pada saat melakukan perubahan data gapoktan. g) Memasukkan/menambah dan mengubah data pengembalian dana anggota Pilih submenu pengembalian dana anggota pada menu profil gapoktan, kemudian tekan pilihan tambah data, sehingga muncul tampilan sebagai berikut
Pada tampilan tersebut pilih nama poktan, nama anggota, dan nomor resi pinjaman anggota yang akan dibayar. Setelah kode resi dipilih, secara otomatis akan muncul tanggal jatuh tempo, sisa pokok pinjaman, dan sisa bunga pinjaman. Kemudian isi tanggal pembayaran, jumlah bayar pokok, dan jumlah bayar bunga. Pada saat jumlah bayar pokok diisi, pada kolom sisa pokok saat ini akan muncul nilai secara otomatis, sedangkan pada saat jumlah bayar bunga diisi, pada kolom sisa bunga saat ini akan muncul nilai secara otomatis. Akhiri proses dengan menekan ikon simpan. Untuk melakukan perubahan terhadap data pengembalian anggota, kembali pilih sub menu pengembalian dana anggota, pilih nama poktan dan nama anggota dimaksud. Pada tampilan yang muncul, ketik ikon edit pada transaksi yang akan diperbaiki/diubah. Proses mengubah transaksi tersebut sama dengan proses mengubah data gapoktan. Tampilan rekapitulasi pengembalian dana anggota sebagaimana gambar berikut.
101
h) Memasukan/menambah dan mengubah data potensi wilayah Pilih submenu potensi wilayah pada menu profil gapoktan, kemudian tekan tombol edit, sehingga muncul tampilan sebagai berikut.
Pada tampilan tersebut, masukan teks mengenai potensi wilayah yang telah disiapkan pada bidang teks. Akhiri proses dengan menekan ikon simpan. i) Memasukkan/menambah dan mengubah data potensi pemasaran Pilih submenu potensi pemasaran pada menu profil gapoktan, kemudian tekan tombol edit, sehingga muncul tampilan sebagai berikut.
102
Pada tampilan tersebut, masukan teks mengenai potensi pemasaran yang telah disiapkan pada bidang teks. Akhiri proses dengan menekan ikon simpan. j) Biaya usahatani Pilih submenu biaya usahatani pada menu usahatani, kemudian tekan pilihan tambah data, sehingga muncul tampilan sebagai berikut
Pada tampilan tersebut, pilih jenis usaha dan jenis biaya (investasi, tetap, atau variable), kemudian isi nama biaya, satuan, dan harga satuan. Lakukan untuk setiap jenis biaya yang ada dan diakhiri dengan menekan ikon simpan pada setiap memasukkan jenis biaya. Untuk melakukan perubahan terhadap biaya usahatani, pilih
103
kembali submenu biaya usahatani atau tekan pilihan rekapitulasi biaya usahatani pada tampilan input biaya usahatani, kemudian pilih jenis usahatani sehingga muncul tampilan seperti berikut
Pada tampilan tersebut, tekan ikon edit pada jenis biaya yang akan diubah. Proses mengubah data sama seperti pada saat mengubah data gapoktan. k) Daftar penghasilan usahatani Pilih submenu daftar penghasilan usahatani pada menu usahatani, kemudian tekan pilihan tambah data, sehingga muncul tampilan sebagai berikut
104
Pada tampilan tersebut, pilih jenis usahatani, kemudian iskolom nama, satuan, dan harga. Proses diakhiri dengan menekan ikon simpan. Untuk mengubah data penghasilan usahatani, pilih kembali submenu daftar penghasilan usahatani atau pilihan rekapitulasi penghasilan usahatani dan pilih jenis usahataninya, sehingga muncul tampilan seperti berikut
Pada tampilan tersebut tekan ikon edit pada nama penghasilan yang akan diubah. Proses mengubah data sama seperti pada saat mengubah data gapoktan. l) Rincian pengeluaran usahatani Pilih submenu rincian pengeluaran usahatani pada menu usahatani, kemudian tekan pilihan tambah data, sehingga muncul tampilan sebagai berikut
Pada tampian tersebut, pilih jenis usaha, jenis biaya, nama biaya. Setelah nama biaya dipilih secara otomatis akan keluar satuan dan
105
harga satuannya. Isikan jumlah barang dan pilih bulan keberapa barang/pengeluaran tersebut dilakukan. Akhiri proses dengan menekan ikon simpan. Untuk melakukan perubahan terhadap rincian pengeluaran, pilih kembali submenu rincian pengeluaran usahatani atau dengan menekan pilihan rekapitulasi rincian pengeluaran usahatani, kemudian pilih jenis usahanya, sehingga muncul tampilan seperti berikut
Pada tampilan tersebut, tekan ikon edit sesuai dengan uraian pengeluaran yang akan diubah/diperbaiki. Proses edit data seperti padasaat melakukan perubahan data gapoktan. m) Rincian penghasilan usahatani Pilih submenu rincian penghasilan usahatani pada menu usahatani, kemudian tekan pilihan tambah data sehingga muncul tampilan sebagai berikut
106
Pada tampilan tersebut, pilih jenis usahatani dan nama jenis penghasilannya. Pada saat nama penghasilan diisi, secara otomatis akan muncul satuan dan harganya. Kemudian isi jumlah barang (kuantitas dari nama penghasilan) dan pilih dibulan keberapa penghasilan tersebut diterima. Proses input diakhiri dengan menekan ikon simpan. Untuk melakukan perubahan data rincian penghasilan, pilih kembali submenu rincian penghasilan usahatani atau tekan pilihan rekapitulasi rincian penghasilan usahatani kemudian pilih jenis usaha, sehingga muncul tampilan seperti berikut
Pada tampilan tersebut, tekan ikon edit sesuai dengan uraian penghasilan yang akan diperbaharui. Proses edit sama seperti pada saat mengubah data gapoktan. n) Laporan penyaluran dana gapoktan Pilih submenu penyaluran dana gapoktan pada menu laporan, kemudian pilih bulan dan tahun penyaluran, sehingga muncul tampilan seperti pada gambar berikut
107
Pada tampilan tersebut, tekan ikon print untuk melakukan pencetakan laporan. Laporan yang dihasilkan merupakan akumulasi penyaluran sampai dengan bulan dan tahun yang dipilih. Proses pencetakan dokumen sama seperti pada saat mencetak data gapoktan. o) Laporan penyaluran dana poktan Pilih submenu penyaluran dana poktan pada menu laporan, kemudian pilih bulan, tahun, dan nama poktan sehingga muncul tampilan seperti berikut
Pada tampilan tersebut, tekan ikon print untuk melakukan pencetakan laporan. Laporan yang dihasilkan merupakan akumulasi penyaluran dana poktan ke anggota sampai dengan bulan dan tahun yang dipilih. Proses pencetakan dokumen sama seperti pada saat mencetak data gapoktan. p) Laporan perkembangan usaha gapoktan Pilih submenu perkembangan usaha gapoktan pada menu laporan, kemudian pilih bulan dan tahun laporan yang diinginkan, sehingga muncul tampilan seperti pada gambar berikut
108
Pada tampilan tersebut, tekan ikon print untuk melakukan pencetakan laporan. Proses pencetakan dokumen sama seperti pada saat mencetak data gapoktan. q) Laporan perkembangan usaha poktan Pilih submenu perkembangan usaha poktan pada menu laporan, kemudian pilih bulan, tahun, dan nama poktan sehingga muncul tampilan seperti gambar berikut
Pada tampilan tersebut, tekan ikon print untuk melakukan pencetakan laporan. Proses pencetakan dokumen sama seperti pada saat mencetak data gapoktan. r) Laporan tahunan gapoktan Pilih submenu laporan tahunan gapoktan pada menu laporan, kemudian pilih tahun laporan yang diinginkan sehingga muncul tampilan seperti gambar berikut
109
Pada tampilan tersebut, tekan ikon print untuk melakukan pencetakan laporan. Proses pencetakan dokumen sama seperti pada saat mencetak data gapoktan. s) Laporan analisa usahatani Pilih submenu laporan analisa usahatani pada menu laporan, kemudian pilih jenis usahatani yang diinginkan sehingga muncul tampilan seperti gambar berikut
Pada tampilan tersebut, tekan ikon print untuk melakukan pencetakan laporan. Proses pencetakan dokumen sama seperti pada saat mencetak data gapoktan. t) Ubah password Pilih menu ubah password, sehingga muncul tampilan sebagai berikut
Pada tampilan tersebut, masukan password lama, password baru yang diinginkan, dan verifikasi password baru pada kolom-kolom yang telah disediakan. Akhiri proses dengan menekan ikon simpan. Setelah itu untuk login harus menggunakan password baru.
110
2) BPTP Sama halnya dengan user gapoktan, sebelum menggunakan sistem, BPTP pun harus dibuatkan user id oleh admin. Setelah memperoleh user id, petugas BPTP dapat memanfaatkan fasilitas dari sistem yang terdiri dari a) Menu kelayakan usaha yang terdiri dari submenu NPV, Net B/C, IRR, dan BEP Submenu NPV digunakan dengan memilih submenu tersebut, kemudian masukan nilai discount factor dan pilih jenis usahanya, sehingga akan otomatis diperoleh nilai NPV dan simpulan analisa, seperti gambar berikut
Submenu net B/C digunakan dengan memilih submenu tersebut, kemudian masukkan nilai discount factor dan pilih jenis usaha, sehingga muncul tampilan seperti berikut
Submenu IRR digunakan dengan memilih submenu tersebut, kemudian pilih jenis usaha dan masukkan nilai discount factor 1 dan 2 sesuai dengan petunjuk pada tampilan submenu tersebut, sehingga muncul tampilan seperti gambar berikut
111
Submenu BEP digunakan dengan meilih submenu tersebut, kemudian pilih jenis usaha danasumsi yang akan digunakan, sehingga muncul tampilan seperti gambar berikut
b) Menu kinerja gapoktan Pilih menu kinerja gapoktan kemudian pilih gapoktan yang akan dilihat kinerjanya, setelah gapoktan dipilih secara otomatis akan muncul hasil penilaian dan kesimpulan kinerja gapoktan seperti gambar berikut.
112
c) Menu fokus usaha yang terdiri dari submenu AHP dan CPI Untuk memanfaatkan AHP, pilih submenu AHP, kemudian tekan pilihan tambah, masukan goal, serta pilih dan masukkan factor, actor, tujuan, dan sasaran. Tampilan awal submenu seperti gambar berikut.
Setelah selesai melakukan input pada halaman tambah, pilih halaman perbandingan AHP, kemudian pilih partisipan (sistem ini membatasi jumlah partisipan sebanyak 3 orang) dan tabel faktor, sehingga muncul tampilan seperti gambar berikut
Pada tabel tersebut, masukan data hasil survey dengan mengikuti petunjuk yang tersedia pada sistem. Masih pada halaman yang sama, pilih tabel aktor, kemudian pilih nama faktor, sehingga muncul tampilan seperti gambar berikut
113
Pada tabel tersebut masukan data hasil survey sesuai petunjuk yang tersedia pada sistem. Lakukan pemasukan data survey untuk masing masing aktor. Masih pada halaman yang sama, pilih tabel tujuan, kemudian pilih nama faktor dan nama tujuan, sehingga muncul tampilan seperti gambar berikut
Pada tabel tersebut masukan data hasil survey sesuai dengan petunjuk yang tersedia pada sistem. Lakukan input data tersebut untuk masing-masing actor pada masing-masing faktor. Masih pada halaman yang sama, pilih tabel alternatif, kemudian pilih nama faktor, actor, dan tujuan sehingga muncul tampilan seperti berikut
114
Pada tabel tersebut masukkan data hasil survey sesuai petunjuk yang tersedia dalam sistem. Lakukan pengisian data tersebut untuk masing-masing tujuan, aktor, dan faktor. Ulangi penginputan data tersebut untuk partisipan lainnya. Selanjutnya pilih ikon daftar AHP dan pilih partisipan pada halaman tersebut dan tekan ikon plus pada tabel yang muncul akan diperoleh tampilan seperti gambar berikut
Untuk memanfaatkan submenu CPI, pada submenu tersebut pilih jumlah usahatani yang akan diperbandingkan dan pilih nama-nama usahatani yang muncul pada tabel. Setelah langkah tersebut dilakukan pada tabel akan muncul nilai-nilai secara otomatis. Selanjutnya tentukan trend dari masing-masing faktor analisa. Setelah penetapan trend dilakukan akan muncul secara otomatis nilai-nilai pada tabel berikutnya. Selanjutnya masukkan bobot untuk masing-masing faktor analisa dan secara otomatis akan muncul simpulan peringkat dari alternative usahatani yang
115
diperbandingkan. Tampilan hasil submenu CPI, seperti gambar berikut
d) Menu ubah password Pemanfaatan menu ubah password sama dengan pada saat mengubah password gapoktan e) Menu logout Pemanfaatan menu logout sama dengan pada saat logout dari user gapoktan 3) Direktorat Menu yang dapat dimanfaatkan oleh petugas pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian terdiri dari menu profil gapoktan, usahatani, laporan, seleksi gapoktan, kelayakan usaha, kinerja gapoktan, kelayakan usaha, kinerja gapoktan, focus usaha, ubah password, dan logout. Untuk menu-menu yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, prosedur dan cara pemanfaatannya sama. Sedangkan untuk menu seleksi gapoktan, cara pemanfaatannya yaitu pilih menu seleksi gapoktan, kemudian pilih nama gapoktan yang akan dilihat nilainya berdasarkan data yang telah diinput. Setelah nama gapoktan dipilih, akan muncul tabel hasil seleksi dengan kesimpulannya, seperti pada gambar berikut
116
4) Inspektorat Menu-menu yang tersedia untuk Inspektorat Jenderal sama dengan menu-menu yang tersedia untuk direktorat, sehingga prosedur dan cara pemanfaatannya pun sama.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 29 Mei 1972 sebagai anak pertama dari pasangan Abdullah Dahlan dan Permana. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, lulus pada tahun 1996. Pada tahun 2002 penulis menikah dan saat ini telah dikaruniai dua orang anak. Pada tahun yang sama penulis diterima bekerja sebagai auditor di Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. Untuk meningkatkan kualitas individu dan mengembangkan wawasan, penulis memutuskan untuk melanjutkan studi di Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Program Studi Industri Kecil Menengah pada tahun 2011. Sejak tahun 2004 penulis telah beberapa kali membuat karya tulis, khususnya dalam bidang audit dan dimuat di Majalah Media Auditor yang diterbitkan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. Selain itu, penulis pun beberapa kali terlibat dalam penyusunan pedoman kegiatan lingkup Kementerian Pertanian.