SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI) Raja Fahmi Siregar1, Novrianti 2 Raja Fahmi Siregar1 Alumni Fakultas Teknik UM Palangka Raya Novrianti2 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
ABSTRAK Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Kecamatan Medan Sunggal merupakan salah satu kecamatan yang terletak dalam wilayah Pemerintah Kota Medan. Daerah ini terdiri dari pertokoan, perkantoran dan pemukiman atau perumahan yang relatif padat. Kondisi topografi daerah ini termasuk kategori sangat landai dengan kemiringan rata-rata 0,00033 ketinggian yang berkisar antara 2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Permasalahan yang terjadi pada sistem drainase Kecamatan Medan Sunggal yaitu setiap tahunnya selalu tergenang air, khususnya pada musim penghujan. Oleh karena itu dalam kajian ini yang akan dibahas kondisi dari saluran drainase yang terdapat pada ruas jalan tersebut yaitu untuk menganalisis debit aliran pada saluran drainase dan mengevaluasi kondisi dari penampang saluran drainase yang terdapat di kawasan Kecamatan Medan Sunggal, membandingkan antara Qrencana dengan Q yang ada dilapangan untuk mengetahui daerah mana yang memenuhi dan tidak memenuhi syarat atau banjir. Penelitian ini dilakukan terlebih dahulu dengan melakukan studi pustaka yang berasal dari buku, jurnal dan catatan kuliah dijadikan dasar dalam penelitian, pengumpulan data primer berupa dokumentasi lokasi penelitian, kemudian data sekunder berupa data yang didapat dari instansi yang berkait yaitu, data curah hujan selama 10 tahun. Hasil Evaluasi Debit Saluran dengan Debit Rencana Saluran Drainase Periode Ulang 5 Tahun yang di tinjau pada JL.PDAM Sunggal depan PAM Tirtanadi Medan, didapatkan hanya saluran drainase 1 yang masih mampu menampung debit air hujan sedangkan saluran drainase yang lainnya tidak dapat menampung air dalam saluran. Dapat di tarik kesimpulan bahwa drainase tersebut tidak dapat lagi menampung air hujan pada kawasan tersebut sehingga diperlukan penambahan dimensi ulang pada drainase tersebut agar drainase itu dapat mampu menampung air hujan dengan baik sehingga tidak lagi menimbulkan banjir di kawasan tersebut. Kata kunci: analisis hidrologi, analisis hidrolika, drainase, debit.
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 2, Nomor 2, Juni 2014 34
Penanggulangan dan pembenahan sistem drainase
PENDAHULUAN
harus serentak dengan sistem yang terpadu dan berkelanjutan mulai dari hulu sampai hilir DAS.
Latar Belakang Banjir merupakan kata yang sangat popular di Indonesia, khususnya musim hujan. Peristiwa ini hampir
setiap
permasalahan
ini
tahun sampai
berulang, saat
ini
namun belum
terselesaikan, bahkan cenderung makin meningkat, baik
frekuensinya,
luasannya,
kedalamannya,
maupun durasinya. Akar permasalahan banjir di perkotaan berawal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat, diatas rata-rata pertumbuhan nasional, akibat urbanisasi, baik migrasi musiman maupun permanen. Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan perkotaan menjadi kurang tertata. Pemanfaatan lahan yang kurang tertata inilah yang menyebabkan persoalan drainase di
Sistem Drainase Perkotaan merupakan salah satu komponen prasarana perkotaan yang sangat erat kaitannya dengan penataan ruang. Bencana banjir yang sering melanda sebagian besar wilayah dan kota di Indonesia disebabkan oleh kurang dalam penataan ruang. Pengelolaan dan perawatan sistem drainase yang tidak mendapat prioritas menimbulkan
masalah
dalam
penanggulangan banjir. Sistem drainase yang ada sering tidak mampu menampung debit aliran yang terjadi. Sehingga air meluap dan menimbulkan banjir
atau
pun genangan
yang merugikan
penduduk. Salah satu alternatif penanggulangan banjir yang sering dilakukan adalah dengan perbaikan pada lokasi setempat. Upaya ini menjadi kurang
efektif
untuk
jangka
keadaan di kawasan Jalan PDAM Sunggal Depan PAM Tirtanadi Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan. Daerah tersebut masih digenangi banjir hal ini diketahui berdasarkan peta genangan banjir dan tabel titik-titik genangan banjir Kota Medan yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan. Kota Medan secara geografis terletak di antara 2 27'-2 47' Lintang Utara dan 98 35'-98 44' Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada di bagian Utara Propinsi Sumatera Utara dengan topografi miring ke arah Utara dan berada pada ketinggian tempat 2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota
Medan
adalah
265,10
km2
secara
administratif terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan dengan jumlah penduduk 1.899.327
perkotaan menjadi sangat kompleks.
banyak
Pada kajian ini yang diangkat adalah kondisi dari
panjang.
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 2, Nomor 2, Juni 2014
jiwa. Wilayah Kecamatan Medan Sunggal ini berdekatan dengan Daerah Aliran Sungai Belawan. Oleh karena itu dalam kajian ini yang akan dibahas kondisi dari saluran drainase yang terdapat di ruas Jalan PDAM Sunggal Depan PAM Tirtanadi Kecamatan Medan Sunggal. Diangkatnya permasalahan tersebut karena genangan yang terjadi di kawasan jalan tersebut sangatlah dipengaruhi oleh kondisi dari kapasitas saluran drainase. Beberapa dari titik-titik genangan yang ada merupakan daerah cekungan sehingga sulit untuk mengalirkannya dengan konsep drainase sederhana, dengan tingkat kesulitan yang tinggi biasanya menelan biaya yang relatif cukup besar, masyarakat masih menganggap bahwa badan air merupakan tempat pembuangan sampah, sampah
35
dibuang sembarangan di jalan dan kemudian dibawa air hujan masuk ke saluran, air menjadi kotor
dan
tersumbat
saluran dan
menjadi
meluap
pada
penuh musim
sampah, hujan,
penyerobotan lahan umum, bantaran sungai, saluran
drainase
jalan
raya,
mengakibatkan
Tabel 2.1 Parameter statistik yang penting Parameter
Sampel
penampang sungai/ saluran berkurang, bukaan/ lubang di sisi-sisi jalan yang berfungsi untuk
X
Rata-rata
Populasi
n
1 Xi n i 1
menampung dan menyalurkan limpasan air hujan
(Street Inlet) yang tidak terawat dengan baik sehingga menyulitkan air untuk mengalir dari jalan
1 2 2
x
yang berada sepanjang jalan menuju ke saluran Simpanga n Baku
menuju saluran yang ada. Secara khusus penyebab terjadinya banjir/ genangan periodik maupun genangan permanen pada sistem drainase Kota
CV
Koefesien Variasi
Medan adalah kurangnya saluran induk yang melayani sistem drainase PAM Tirtanadi Kota
s x
CV
n
Koefesien Skewness
G
Medan, sedangkan saluran-saluran induk yang ada
n ( x i x) 3
i 1
(n 1)(n 2) s
3
x 3
2
sekarang ini beberapa diantaranya dalam kondisi yang terlalu dangkal sehingga sulit untuk menarik air dari daerah sekitarnya. Kajian Pustaka Yang Relevan
B. Pengujian Distribusi Probabilitas Curah Hujan Rancangan Data
Hidrologi
yang
dipakai
mengestimasi banjir rancangan atau A. Perhitungan Curah Hujan Rencana
untuk
pun debit
andalan menggunakan analisis frekuensi belum
Dalam ilmu statistik dikenal beberapa
tentu sesuai dengan distribusi-distribusi yang
macam distribusi frekuensi dan empat jenis
dipilih, untuk itu perlu dilakukan uji kesesuaian
distribusi yang paling banyak digunakan dalam
distribusi ( Lily Montarcih, 2010 ). Pengujian yang
bidang hidrologi adalah:
digunakan yaitu:
1.
Distribusi Normal
1. Uji Smirnov Kolmogorof
2.
Distribusi Log Normal
2. Uji chi square (X2)
3.
Distribusi Log Pearson III
4.
Distribusi Gumbel
Dalam statistik dikenal beberapa parameter
1.
Uji Smirnov Kolmogorof Uji
Smirnov Kolmogorof
adalah
uji
yang berkaitan dengan analisis data yang meliputi
distribusi terhadap penyimpangan data ke
rata-rata, simpangan baku, koefesien variasi dan
arah horisontal untuk mengetahui suatu
koefesien skewness (kemencengan).
data sesuai dengan jenis sebaran teoritis yang dipilih atau tidak. Uji Smirnov Kolmogorof
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 2, Nomor 2, Juni 2014
sering
juga
disebut
uji
36
kecocokan
non-parametic,
karena
maks
pengujiannya tidak menggunakan fungsi
= [Pe-Pt] ........................... (2.2)
Dimana:
distribusi tertentu. Pengujian dilakukan
= selisih
maks
dengan membandingkan probabilitas tiap
maksimum
antara
peluang empiris dan teoritis Pe
= peluang empiris
Pt
= peluang teoritis = simpangan kritis (dari tabel)
cr
data, antara sebaran empiris dan sebaran Kemudian dibandingkan antara
teoritis, yang dinyatakan dalam . Harga 36 terbesar (
kritis (dari Tabel Smirnov Kolmogorof)
dan jika
cr
maks) dibandingkan dengan
maks >
cr berarti
maks dan
gagal.
2. Uji Chi Square (X2)
dengan tingkatan keyakinan (α) tertentu. Uji Chi Square dilakukan untuk uji Distribusi dianggap sesuai jika:
maks <
kesesuaian distribusi. Rumus Chi Square
kritis.
(X2) adalah:
Sebelum melakukan uji kesesuaian terlebih dahulu dilakukan plotting data dengan tahapan sbb:
Dimana:
1. Data hujan harian maksimum tahunan
X2hitung = harga Chi Square hitung
disusun dari besar kecil. 2. Hitung probailitasnya dengan rumus Weilbull (Sri Harto,1993:179): P
( Fe Ft ) 2 .................. (2.3) Ft i 1 k
X2hitung =
=
............... (2.1)
Fe
= frekuensi pengamatan kelas j
Ft
= frekuensi teoritis kelas j
k
= jumlah kelas
Derajat bebas dk dirumuskan sebagai
Dimana:
berikut:
P = probabilitas( )
-
dk = k - 1 jika frekuensi dihitung
n = jumlah data
tanpa mengestimasi parameter dari
m = nomor urut data
sampel.
3. Plotting
data
debit
(X)
-
dengan
dk = k - (1 - m) jika dihitung dengan mengestimasi
probabilitas (P)
m
parameter
dari
sampel.
4. Tarik garis durasi dengan mengambil 2 (garis
Harga X2 dengan derajat bebas (v) seperti
teoritis berupa garis lurus) dan 3 titik
tersebut di atas dibandingkan dengan X2 dengan
pada Metode Log Pearson III (garis
tingkat keyakinan (α) tertentu. Jika X2hitung < X2
teoritis berupa garis lengkung kecuali
berarti data sesuai dengan distribusi ybs:
titik pada Metode
Gumbel
untuk Cs= 0, garis teoritis berupa garis lurus). Persamaan yang digunakan
adalah
(Shahin,1976:188) sbb: Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 2, Nomor 2, Juni 2014
Waktu Konsentrasi (Tc) Waktu Konsentrasi untuk saluran air hujan daerah
perkotaan
terdiri
dari
waktu
yang
37
diperlukan
oleh
mengalir
Metode yang dipakai dalam perhitungan
saluran
intensitas curah hujan adalah Metode Mononobe
terdekat (t0) dan waktu pengaliran dalam saluran
yaitu apabila data hujan jangka pendek tidak
ke titik yang dimaksud (td). Dalam penelitian ini
tersedia yang ada hanya data hujan harian.
drainase yang akan di tinjau sepanjang 150 m di
Persamaan umum yang
bagi menjadi 4 titik tinjauan dan drainase yang di
menghitung hubungan antara intensitas hujan T
teliti sebelah kiri dan kanan badan jalan. Maka
jam dengan curah hujan maksimum harian sebagai
untuk menghitung waktu konsentrasinya adalah
berikut:
dipermukaan
limpasan
untuk
untuk
mencapai
tanah
sebagai berikut:
I=
2 n 0,167 T0 3,28 L S 3 ..................... (2.4) Td
LS 60
Tc T0 Td
.............................................(2.5)
............................................(2.7)
I
= Intensitas hujan (mm/jam)
t
= lamanya hujan (jam)
R24
= curah hujan maksimum harian (selama24 jam) (mm)
............................................ (2.6)
Koefisien Limpasan (Runoff) Dalam perencanaan drainase, bagian air hujan yang menjadi perhatian adalah aliran
L = panjang lintasan aliran diatas permukaan
permukaan (surface runoff), sedangkan untuk
lahan (m) LS = panjang lintasan aliran didalam saluran (m) S = kemiringan lahan
Dalam hal ini nilai S (Kemiringan Lahan) yang digunakan dalam perhitungan berdasarkan Tabel Kemiringan Melintang Normal Perkerasan Petunjuk
tetapi
limpasan
(runoff).
desain
drainase
bawah permukaan (subsurface flow). Ketetapan dalam debit air
sangatlah
menentukan
penting
tinggi
atau
kedalaman air hujan persatuan waktu. Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin periode
ulangnya
makin
dalam penentuan
koefisien pengaliran
(C). Pengambilan harga C harus disesuaikan
Analisis Intensitas Curah Hujan adalah
besarnya
dimensi saluran. Disamping penentuan luas daerah
dibutuhkan besaran harga
besar
adalah
pelayanan drainase dan curah hujan rencana, juga
permukaan jalan No. 008/T/BNKT/1990)
hujan
Limpasan
yang tertunda pada cekungan-cekungan, dan aliran
V = kecepatan aliran didalam saluran (m/detik)
(sumber:
pengendalian banjir tidak hanya aliran permukaan,
gabungan antara aliran permukaan, aliran-aliran
n = angka kekasaran manning
Intensitas
untuk
Dimana:
Keterangan:
Jalan.
(
dipergunakan
tinggi
pula
intensitasnya (Suripin,2004).
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 2, Nomor 2, Juni 2014
dengan dengan rencana perubahan tata guna lahan yang terjadi datang. Berikut ini
pada
waktu
yang
akan
koefisien C untuk metode
rasional, pada Tabel Koefisien Pengairan (C) (Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan Direktorat Jendral Bina Marga)
38
Luas Daerah Pengairan (A)
B
skala 1 : 50.000 – 1 : 25.000. Jika luas daerah pengaliran relatif kecil diperlukan peta dalam skala
...................(2.12)
Penampang trapesium paling ekonomis
Batas-batas daerah pengairan ditetapkan berdasarkan peta topografi, pada umumnya dalam
= P-2h
adalah jika kemiringan dindingnya m = 1/
atau
0
O = 60 . Dapat dirumuskan sebagai berikut: B
=
.................................(2.13)
A
=
................................ (2.14)
yang lebih besar. Dalam praktek sehari-hari, serimg terjadi tidak tersedia peta topografi ataupun peta pengukuran lainnya yang memadai sehingga 38 menetapkan batas daerah pengaliran merupakan suatu
pekerjaan
yang
sulit.
Jika
tidak
- Kemiringan
dinding
saluran
m
(berdasarkan kriteria) - Luas penampang (A) = (b + mh) h (m2)
memungkinkan memperoleh peta topografi yang
- Keliling basah (P) = b+2h
memadai, asumsi berikut dapat dipakai sebagai
- Jari-jari hidrolik R =
(m)
(m)
bahan pertimbangan. (m3/det)
- Kecepatan aliran V= Analisis Debit Rencana
Dimensi Saluran
Umumnya untuk menentukan debit aliran
Perhitungan dimensi saluran didasarkan
akibat air hujan diperoleh dari hubungan rasional
pada debit harus ditampung oleh saluran (Qs
antara air hujan dengan limpasannya (Metode
dalam m3/det) lebih besar atau sama dengan debit
Rasional). Adapun rumusan perhitungan debit
rencana yang diakibatkan oleh hujan rencana (QT
rencana Metode Rasional adalah sebagai berikut:
dalam m3/det) (Wesli. 2008).
Q=
............................................ (2.8) METODE PENELITIAN
Dimana:
Penelitian
C
= koefisien limpasan air hujan
I
= intensitas
curah
hujan
mengenai
“Analisis
Sistem
Drainase Untuk Menanggulangi Banjir Pada selama
waktu
konsentrasi (mm/jam) A
= luas daerah pengaliran (km2)
Q
= debit maksimum (m3/det)
Kecamatan Medan Sunggal” Penelitian ini di lakukan di wilayah studi kasus Jalan Sunggal depan PAM Tirtanadi. Sedangkan waktu penelitian dilakukan bulan Agustus 2014.
Analisa Hidrolika Saluran Terbuka Debit aliran bila menggunakan rumus Manning
Lokasi Penelitian
(Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan): Q
= A.V ................................... (2.9)
Penampang Saluran A
= (B+mh)h ............................(2.10)
P
= B+2h
..................(2.11)
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 2, Nomor 2, Juni 2014
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian
39
Metode dan Tahapan Penelitian
Mulai
Tugas akhir ini disusun dengan tahapan sebagai berikut:
Kegiatan Penelitian
a) Mengumpukan beberapa literatur dari Pengambilan Data
buku, makalah, jurnal dan catatan kuliah yang berkaitan dengan studi pustaka. b) Data primer: Survei Lokasi di Jalan 39 Sunggal Depan PAM Tirtanadi.
Data Primer : Survei Lokasi
Data Sekunder Data Curah Hujan
c) Data skunder: data Curah Hujan Harian Maksimum selama 10 Tahun terakhir yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
1. 2.
d) Menganalisa Data yang ada, yaitu:
Pengolahan Data Analisis Hidrologi (Menentukan Curah Hujan Harian Maksimum) Analisis Drainase (Debit maksimum dari saluran drainase eksisting dihitung dengan persamaan Manning.
1. Analisa Hidrologi: analisa frekuensi curah
hujan,
permukaan, konsentrasi,
koefisien
aliran
analisis analisa
Analisis Data
waktu koefisien
Hasil dan Kesimpulan
limpasan, analisa intensitas curah hujan, analisa debit rencana
Selesai
2. Analisa Hidraulika: analisa kapasitas penampang saluran, evaluasi debit saluran dengan debit rencana.
Gambar 3.2 Diagram Alir Metode Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1 Data curah hujan maksimum tahunan No Tahun Curah hujan 1 2010 72,4 2 2008 82,4 3 2011 82,5 4 2005 87,9 5 2007 88,2 6 2012 93 7 2003 97,6 8 2004 100,2 9 2009 112,5 10 2006 124,8 (Sumber: Badan Meteorologi) Klimatologi dan Geofisika)
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 2, Nomor 2, Juni 2014 40
periode ulang 5 Tahun terlihat bahwa metode
Analisa Hidrologi
distribusi Gumbel Periode ulang 5 Tahun yang
a. Analisa Curah Hujan Rencana Maksimum
paling
Tabel 4.11 Rekapitulasi Analisa Curah Hujan Rencana Maksimum No
Periode
Normal
Ulang
Log
Log
Normal
Person
(T)
ekstrim
sehingga
data
inilah
yang
digunakan untuk analisa berikutnya.
Gumbel
b. Uji Distribusi Probabilitas Curah Hujan
III
Rencana
Tahun 1
2
94.15
93.32
94.63
92.14
Hasil Uji Distribusi Probabilitas Log
2
5
107.13
106.24
82.36
110.53
Pearson Type III
3
10
113.93
113.69
76.13
122.56
4
20
119.49
120.75
121.68
134.32
5
50
125.82
128.04
65.25
149.59
6
100
130.15
133.69
61.44
160.95
Uji Kesesuaian Distribusi Probabilitas
Chi-Square (X2)
Smirnov-Kolmogorov Δmaks
Δcr
Ket
X2Hitung
X2cr
Ket
0,102
0,409
Diterima
2.00
3,84
Diterima
(Sumber: Hasil Penelitian) Dari
Hasil
Frekuensi
curah
hujan
berdasarkan empat jenis distribusi dengan periode ulang 5 tahun, maka didapat nilai curah hujan dengan metode distribusi Gumbel XT = 110.53 mm.
Log Pearson Type III
(Sumber: Hasil Perhitungan, 2015) Berdasarkan tabel 4.17 dapat disimpulkan bahwa hasil metode distribusi probabilitas Log Pearson Type
III
dapat
diterima,
maka
distribusi
probabilitas Log Pearson Type III dapat digunakan untuk data hujan yang ada.
Gambar 4.1
Grafik Curah Hujan Maksimum dan Periode Ulang 40
( Sumber: Hasil Penelitian) Dari hasil analisa distribusi frekuensi hujan
Tabel 4.28 Hasil Evaluasi Debit Saluran dengan Debit Rencana Saluran Drainase Periode Ulang 5 Tahun No
Lokasi saluran drainase
Qs Qp rencana Keterangan (m³/det) ( m³/det )
1 Saluran Drainase 1
3,125 > 2.256
Memenuhi
2 Saluran Drainase 2
1,165 < 2.211
Tidak Memenuhi
3 Saluran Drainase 3
1,165 < 2.138
4 Saluran Drainase 4
1,165 < 2.085
Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi
(Sumber: Hasil Penelitian, 2015) Dari hasil evaluasi perhitungan diatas untuk debit banjir rencana (QP) untuk periode
dengan berbagai metode. maka yang digunakan Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 2, Nomor 2, Juni 2014
ulang 5 tahun didapatkan hanya saluran drainase 41
yang 1 yang masih mampu menampung debit air
(QS > QR). Hanya satu saluran yang memenuhi
hujan sedangkan saluran drainase yang lainnya
syarat yaitu Saluran I (satu) QS > QR atau
tidak dapat menampung air dalam saluran. Untuk
3,125 m3/detik > 2,256 m3/detik sedangkan
itu
saluran
perlu
dilakukan
penampang
perubahan
dimensi
pada seluruh drainase tersebut
yang
lain
tidak
memenuhi
dikarenakan nilai QS < QR.
sehingga saluran tersebut dapat menampung air dalam saluran, untuk menampung air hujan sehingga kawasan tersebut tidak lagi banjir. Selain
5.2 Saran Berdasarkan hasil studi penanggulangan
ada
banjir di jalan PDAM Sunggal depan PAM
beberapa faktor lain yang menyebabkan banjir,
Tirtanadi Medan. Penulis mencoba mengemukakan
yaitu adanya sedimen yang menumpuk di dalam
saran bagi perawatan dan pemeliharaan saluran
drainase, sampah masyarakat yang di buang ke
drainase tersebut:
penambahan
dalam
dimensi
drainase
drainase
tersebut. Oleh
tersebut
sebab
itu,
drainase tersebut harus dilakukan perencanaan
1. Memperbaiki saluran yang ada agar berfungsi secara optimal. 2. Memperbaiki dan membersihkan lubang-
ulang.
lubang/bukaan di sisi jalan (street inlet) agar Kesimpulan
dapat mengalirkan limpasan air hujan ke
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa
saluran drainase dengan maksimal. 3. Membersihkan saluran drainase dari sampah
kesimpulan sebagai berikut:
dan sedimen sehingga dapat mengalirkan air
1.
dengan maksimal.
Periode ulang yang digunakan dalam analisis ini adalah periode ulang 5 tahun, karena saluran drainase yang ada termasuk dalam saluran sekunder (Wesli. 2008. Drainase
DAFTAR PUSTAKA
Perkotaan) 2.
41 Nilai curah hujan maks pada periode 5 tahun diperoleh berdasarkan distribusi Gambel (R24)
CD Soemarto. 1997. Hidrologi Teknik. Penerbit Usaha Nasional, Surabaya.
= 110,53 mm. Sedangkan nilai debit rencana saluran (Qmaks) pada periode ulang 5 tahun
Linsley, R.K. 1989. Hidrologi untuk Insinyur.
pada masing-masing saluran adalah 2,256
Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.
m3/detik pada saluran 1, 2,211 m3/detik pada
Lily Montarcih. 2010. Hidrologi Teknik Dasar.
3
saluran 2, 2,138 m /detik pada saluran 3, dan
CV Citra Malang.
3
2,085 m /detik pada saluran 4. 3.
Dari kajian didapatkan hasil debit dari periode ulang 5 tahun kapasitas tampung yang
M.Eng, Suripin Ir. Dr, 2003. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. ANDI Offset, Yogyakarta.
disyaratkan adalah debit saluran > debit rencana atau
Wesli. 2008. Drainase Perkotaan. Penerbit Graha Ilmu., Yogyakarta.
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 2, Nomor 2, Juni 2014
42
99
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 2, Nomor 2, Juni 2014
Media Ilmiah Teknik Sipil, Volume 2, Nomor 2, Juni 2014