SISTEM DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT PADA TERNAK UNGGAS SECARA ONLINE.
SKRIPSI
INEU MAULINA KARYANA HAMIJAYA
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
SISTEM DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT PADA TERNAK UNGGAS SECARA ONLINE.
INEU MAULINA KARYANA HAMIJAYA D24060495
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
RINGKASAN INEU MAULINA KARYANA HAMIJAYA. D24060495. Sistem Deteksi Dini Dan Pencegahan Penyakit Pada Ternak Unggas Secara Online. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Dr. Ir. Idat Galih Permana, MSc.Agr. Pembimbing Anggota : Dr. Despal, SPt. MSc.Agr. Peternakan ungas di Indonesia merupakan salah satu lini peternakan yang penting dan berpengaruh dalam menyumbang porsi protein hewani yang terjangkau oleh masyarakat. Penyakit unggas merupakan salah satu faktor penentu dalam menentukan tingkat pemanenan. Dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, penyebaran informasi tentang penyakit unggas bisa dilakukan dengan cepat dan mudah. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain program simulasi tentang penyakit unggas sehingga peternak bisa mengetahui penyakit yang menjangkiti unggasnya dengan cepat hanya dengan memasukkan gejala yang diketahui dan terlihat pada unggas yang sakit hanya lewat internet. Sistem ini disusun dengan metode SDLC yaitu dilakukan investigasi sistem, analisis sistem, desain, dan implementasi system. Tahap investigasi sistem meliputi pendefinisian masalah penyakit ternak serta pemahaman tentang cara penyebarannya. Tahap analisis sistem meliputi kebutuhan-kebutuhan sistem baik itu dari perangkat lunak, perangkat keras serta kebutuhan data input yang diperlukan dan informasi lainnya. Tahap desain sistem meliputi desain proses sistem, desain basis data sistem, dan desain tampilan (user interface) sistem. Tahap desain proses yaitu memodelkan aliran proses perangkat lunak Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas secara keseluruhan, serta memodelkan aliran proses sistem informasinya. Desain basis data merupakan proses pembuatan struktur basis data yang akan digunakan oleh perangkat lunak Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas. Tahap implementasi sistem meliputi kegiatan untuk memproses seluruh tahap desain sehingga menjadi aplikasi yang dapat dijalankan. Sistem ini cocok untuk penyakit yang memiliki gejala dalam namun tidak dapat digunakan untuk merekomendasikan pengobatan, hanya dapat digunakan untuk merekomendasikan pencegahan agar penyakit yang sama tidak menjangkiti lagi. Keunggulan dari program ini diantaranya bisa diujicobakan dimanapun selama terdapat koneksi internet. Kekurangan dari program simulasi ini diantaranya, program ini tidak 100% akurat dan tidak bisa menjalankan tes mendalam yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil tes penyakit yang lebih akurat. Kata-kata kunci: test alpha, test beta, online, penyakit, unggas
i
ABSTRACT Early Detection System And Disease Control To Poultry By Online I. M. K. Hamijaya, I. G. Permana, and Despal
Disease control on poultry farming can be one determining factor to get the economy success. A sick poultry will make the weight gain decreased, and result in economic losses. Poultry disease can be detected faster by the symptom shown by poultry itself. This Online Poultry Early Detection and Illness Prevention Information System (OPEDIPIS) could help farmer to detect the illness before its outbreak. This system diagnoses the desease by enter the symptome of the desease to computer system, and then the system compute the possible illness of the poultry based on the symptom that had been input to the system data base. The OPEDIPIS was developed using System Development Life Cycle Method (SDLC). SDLC consisted of 5 systems, they were investigation, analyze, design, implementation, and maintaining systems. The system is good for some disease that have symptoms in the vital body but it cant be used to cure the illness, this system can only recommend some prevention method to help stop spreading the disease. Keywords : information system, poultry, disease
ii
Judul : Sistem Deteksi Dini Dan Pencegahan Penyakit Pada Ternak Unggas Secara Online Nama : Ineu Maulina Karyana Hamijaya NIM : D24060495
Menyetujui,
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
(Dr. Ir. Idat Galih Permana, MSc.Agr.) NIM :
(Dr. Despal, SPt. MSc.Agr.) NIM :
Mengetahui, Ketua Departemen, Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
(Dr. Ir. Idat Galih Permana, MSc.Agr.) NIM :
Tanggal Ujian : 5 Oktober 2012
`Tanggal Lulus :
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 23 Oktober 1988 di Bandar Lampung, Lampung. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Iwan Karyana dan Ibu Euis Fatimah. Pendidikan dasar diselesaikan di SDN Inpres 080882, Medan, Sumatera Utara pada tahun 2000. Pendidikan menengah pertama diselesaikan di SLTPN 2 Bandar Lampung pada tahun 2003. Pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan di SMUN 2 Bandar Lampung pada tahun 2006. Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2006. Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif sebagai anggota di Dewan Pengawas Mahasiswa (DPM) Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor periode 2008 -2009.
iv
KATA PENGANTAR Tugas akhir ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Peternakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan pada Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas. Skripsi ini dilakukan di daerah Bogor, dengan mengumpulkan data untuk database dari sumber, kemudian melakukan wawancara terhadap user (peternak) di beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor, diantaranya Kecamatan Cibungbulang, Pamijahan dan Leuwiliang. Sebagai penutup kalimat, penulis sangat mengharapkan masukan-masukan untuk memperbaiki tulisan ini. Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu dan Bapak Dosen di IPB, karena banyak memberi dorongan dan nasehat yang sangat berarti untuk kemajuan penulis.
Bogor, 7 Februari 2013
Ineu Maulina K.H. NIM D24060495
v
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ...............................................................................................
i
ABSTRACT..................................................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
iii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................
v
DAFTAR ISI.................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .........................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
x
PENDAHULUAN .........................................................................................
1
Latar Belakang................................................................................... Tujuan ...............................................................................................
1 2
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
3
Penyakit Unggas ................................................................................ Cekaman (Stress) ............................................................................... Defisiensi Zat Makanan ..................................................................... Parasit ................................................................................................ Protozoa ............................................................................................ Bakteri ............................................................................................... Chronical Respiratory Disease (CRD) ............................................... Virus .................................................................................................. Sistem Informasi ................................................................................ PHP ................................................................................................... Konsep Kerja PHP ............................................................................. MySQL..............................................................................................
3 3 4 5 6 7 7 7 9 9 10 10
METODE......................................................................................................
12
Lokasi dan Waktu .............................................................................. Materi ................................................................................................ Metode .............................................................................................. 1. Investigasi Sistem ............................................................. 2. Analisis Sistem ................................................................. 3. Desain Sistem ................................................................... 4. Implementasi Sistem ........................................................ 5. Pemeliharaan Sistem ........................................................ Metode Deteksi..................................................................................
12 12 12 13 13 15 19 19 20
vi
Test Data ...........................................................................................
20
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................
21
Uji Coba Sistem.................................................................................
29
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................
34
Kesimpulan........................................................................................ Saran .................................................................................................
35 35
UCAPAN TERIMA KASIH .........................................................................
36
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
37
LAMPIRAN ..................................................................................................
38
vii
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Perbandingan Hasil Wawancara dengan Test ...........................................
30
2. Penyakit yang Tidak Muncul dalam Wawancara ......................................
31
viii
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Skema PHP .............................................................................................
10
2. Alur Pengembangan System Dengan Pendekatan SDLC ..........................
12
3. Skema Alir Data ......................................................................................
16
4. Use Case Umum Sistem .........................................................................
17
5. Tabel Relasi Penyakit Dan Gejala ............................................................
18
6. Use Case Relasi Gejala Dan Penyakit ......................................................
18
7. Use Case Aktor Dan Modul Diagnosa......................................................
19
8. Halaman Beranda ....................................................................................
22
9. Halaman Diagnosa...................................................................................
23
10. Interface Sistem Beta ...............................................................................
24
11. Modul Satu Sistem mode expand .............................................................
25
12. Modul 2 Sistem .......................................................................................
25
13. Modul 3 Sistem .......................................................................................
26
14. Halaman Konsultasi.................................................................................
27
15. Halaman Berita ........................................................................................
28
16. Test Akurasi Sistem Beta .........................................................................
29
17. Perubahan Module 1 ................................................................................
33
18. Perubahan Module 2 ................................................................................
34
ix
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Karakteristik Responden ..........................................................................
38
2. Penyakit dan Jumlah Gejala .....................................................................
39
3. Database Gejala Pada Test Beta ...............................................................
40
4. Hasil Test Beta Penyakit Avian Influenza ................................................
46
5. Hasil Test Beta Penyakit Pndulous Crop ..................................................
47
6. Hasil Test Beta Penyakit Berak Kapur .....................................................
48
7. Hasil Test Beta Penyakit Avian Colibacillosis .........................................
49
8. Hasil Test Beta Penyakit Newcastle Disease ............................................
53
9. Hasil Test Beta Penyakit Gumboro ..........................................................
55
10. Hasil Test Beta Penyakit Ascites..............................................................
59
11. Hasil Test Beta Penyakit Infectious Coryza / Snot ...................................
60
12. Hasil Test Beta Penyakit Cholera .............................................................
63
13. Hasil Test Beta Penyakit Marek's Disease ................................................
64
14. Hasil Test Beta Penyakit CRD .................................................................
65
15. Code Program..........................................................................................
68
x
PENDAHULUAN Latar Belakang Pengendalian penyakit pada peternakan unggas merupakan salah satu faktor penentu dalam kesuksesan usaha peternakan. Ternak yang sakit akan mengakibatkan konversi pakan turun, dan berakibat pada kerugian peternak. Penyakit ternak tidak bisa lepas dari pengawasan peternak, dan kelalaian dari pengawasan ini akan berakibat pada membengkaknya biaya pengobatan ternak yang sakit. Penyakit pada unggas dapat dideteksi dengan cepat dari gejala klinis yang tampak pada gejala fisik. Walaupun tingkat keakurasiannya tidak mencapai 100% tetapi diagnosa penyakit unggas secara klinis ini sangat diperlukan, karena dapat dengan segera diambil kesimpulan secara cepat mengenai penyakit yang menyerang unggas tersebut sehingga dapat diambil tindakan yang paling tepat. Akan tetapi, diagnosa penyakit unggas berdasarkan gejala klinis membutuhkan seorang yang benar-benar ahli di bidang ini. Diagnosa yang akurat hanya dapat diperoleh dengan test laboratorium, namun hal ini perlu dipertimbangkan karena tes secara mikroskopis ini membutuhkan waktu yang cukup lama, peralatan mahal dan tenaga ahli. Sistem informasi penyakit unggas akan sangat membantu peternak untuk mendiagnosa penyakit yang diderita oleh ternak unggas. Sistem ini membantu mendiagnosa penyakit dengan memasukkan ciri-ciri unggas yang sakit serta mengeluarkan hasil penyakit yang diduga menjangkiti ternak. Sistem ini tidak dapat mendiagnosa secara akurat karena diagnosa yang terbaik hanya dapat dilakukan oleh ahli dari kedokteran hewan, namun sistem ini mampu memberikan diagnosa yang cepat dan praktis untuk membantu peternak mendeteksi penyakit yang menjangkiti unggasnya dan mengambil keputusan yang cepat untuk menanggulanginya. Hingga saat ini, belum banyak tersedia sistem informasi penyakit unggas tersebut. Sistem Informasi Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit Pada Unggas diharapkan dapat membantu peternak untuk mendeteksi penyakit yang menjangkiti unggasnya dan mengambil keputusan yang cepat untuk menanggulanginya, dan mendiagnosa dengan menggunakan komputer, kemajuan sarana komunikasi seperti
1
internet banyak membantu masyarakat saat ini lewat internet dapat dengan mudah diakses informasi dimanapun peternak berada. Pendeteksian melalui internet (online) memiliki keunggulan karena tidak memerlukan instalasi software dan memungkinkan interaktif antara pembuat software dengan pengguna maupun sesama pengguna. Namun hingga saat ini, ketersediaan fasilitas itu masih terbatas.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini yaitu merancang dan membangun Sistem Informasi Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit Unggas Secara Online. Penelitian ini juga ditujukan untuk menguji akurasi hasil pendeteksian dengan data yang sebenarnya.
2
TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Unggas Pencegahan penyakit pada ternak ayam lebih utama dibandingkan pengobatan, sebab biaya untuk pencegahan relatif murah dibandingkan dengan pengobatan. Penyakit yang sering menyerang ternak ayam secara umum berdasarkan penyebabnya dapat dikelompokkan menjadi cekaman (stres), defisiensi zat makanan, parasit, penyakit karena protozoa, penyakit karena bakteri, penyakit karena virus, dan penyakit karena cendawan (Suprijatna et al., 2005) Mengetahui ciri-ciri ayam normal merupakan hal yang penting untuk mengetahui ayam yang sakit. Menurut Suprijatna et al., (2005) ayam yang sehat mempunyai ciri-ciri: konsumsi pakan dan ternak normal, kotoran normal tidak encer, giat melakukan aktivitas, bersuara normal, produksi telur normal, temperatur tubuh normal, berkisar 40.5 – 41.6° C, rata-rata 41.1° C, denyut jantung normal, berkisar 200-400 kali per menit, dan bernapas normal, berkisar 15-36 kali per menit. Menurut Ensminger (1992), studi yang mempelajari penyebab terjadinya penyakit disebut etiologi. Sebuah penyakit terkadang terjadi karena kombinasi dari dua penyebab atau lebih, diantaranya : (1) faktor tidak langsung yang dapat menurunkan ketahanan tubuh unggas, dan (2) faktor langsung yang menyebabkan penyakit menjangkiti unggas. Cekaman (Stress) Cekaman (stress) adalah suatu keadaan ketika ayam mengalami ketegangan karena kondisi lingkungan yang tidak nyaman. Cekaman mengakibatkan nafsu makan menurun dan kondisi tubuh lemah. Hal ini dapat mengakibatkan ayam mudah terserang penyakit, pertumbuhan terganggu, serta produksi telur menurun, dan akhirnya berhenti berproduksi (Suprijatna et al., 2005). Menurut Ensminger (1992), faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit secara tidak langsung biasanya disebut sebagai faktor stress, diantaranya kedinginan, ventilasi udara buruk, kandang terlalu padat, pemberian pakan dan tempat minum yang tidak
3
sesuai, dan unggas terlalu banyak mendapatkan perlakuan yang menggunakan obatobatan. Menurut Suprijatna et al. (2005), penyebab stress diantaranya cuaca/iklim (misalnya hujan lebat, angin deras, udara panas, dan udara dingin), suara (misalnya kebisingan, ledakan, suara kendaraan, dan pesawat terbang), kejutan (misalnya orang asing masuk kandang dan hewan liar), mekanis (misalnya potong paruh, vaksinasi, pindah kandang, dan perjalanan), makanan (misalnya pergantian pakan serta pakan dan minuman yang tidak cukup), dan kepadatan kandang(yaitu kandang yang terlalu padat). Lebih lanjut Suprijatna et al. (2005) menambahkan, pencegahan dan pengobatan penyakit yang diakibatkan oleh stree yaitu apabila terjadi perubahan cuaca atau setelah perlakuan vaksinasi dan perlakuan lainnya, perlu diberikan antistres. Defisiensi Zat Makanan Gejala umum yang tampak pada ayam yang menderita defisiensi zat makanan adalah pertumbuhan anak ayam terhambat, bobot badan menurun drastis (ayam dewasa), bulu kasar dan kusam, jengger kebiruan, berjalan pincang, lumpuh, tidak tenang, dan produksi telur menurun. Penyebabnya adalah defisiensi zat zat makanan karena kandungan zat-zat makanan tertentu kurang dalam pakan. Selain itu, dapat juga disebabkan karena rendahnya kualitas bahan campuran pakan yang digunakan (Suprijatna et al., 2005). Lebih lanjut Suprijatna et al. (2005) menambahkan, untuk mencegah defisiensi zat makanan diantaranya dapat dilakukan: teliti menghitung kebutuhan zat-zat makanan sesuai dengan periode pertumbuhan atau produksi, menggunakan bahan pakan yang beragam, jangan hanya satu jenis pakan, dan berikan zat-zat makanan tambahan, seperti premix. Apabila terjadi defisiensi maka pengobatan dilakukan dengan pemberian zat zat makanan yang dianggap kurang atau dengan pemberian premix melalui pakan atau air minum.
4
Parasit Parasit adalah organisme yang tinggal di dalam tubuh organisme lain, atau mendapatkan kebutuhannya dari organisme lain (Ensminger, 1992). Menurut Suprijatna et al. (2005) penyakit yang disebabkan oleh parasit dikelompokkan menjadi dua, yaitu ektoparasit dan endoparasit (Suprijatna et al,. 2005). a. Ektoparasit Ektoparasit menyebabkan unggas terlihat tidak tenang, mengurangi pertambahan bobot badan dan produksi telur, juga meninggalkan bekas pada kulit unggas (Ensminger, 1992). Ektoparasit adalah parasit yang menempel atau hidup pada tubuh ayam bagian luar, umumnya adalah kutu. Kutu menjadi parasit dengan memamah kulit dan bulu serta mengisap darah dan getah bening (Suprijatna et al., 2005). Menurut Suprijatna et al., (2005) gejala unggas yang terserang ektoparasit diantaranya ayam gelisah, tidak tenang sehingga stress, lesu dan kurang darah, pucat, pertumbuhannya terhambat, dan produksinya turun. Hal ini dapat dicegah dengan cara kandang harus selalu dibersihkan, konstruksi kandang harus mudah dibersihkan, dan kandang harus bebas dari sarang-sarang hewan liar. Apabila unggas dijangkiti maka dapat diobati dengan cara: (a) untuk mengatasi gurem yang menempel di sisik-sisik kaki, atau rendam kaki dengan minyak tanah. Selain itu, cat tempat bertengger dan dinding dengan carboleneum atau minyak anthresene, (b) cara tradisional dapat dilakukan dengan air larutan tembakau yang dioleskan pada tempat-tempat kutu atau gurem menempel, (c) olesi bulu atau tempat yang menjadi sarang kutu dengan nicotin sulfa, dan (d) Semprot kandang dengan malaion berdosis 4-5% dan pada ayam dengan dosis 0.5%. b. Endoparasit Endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam tubuh ternak, umumnya berupa berbagai jenis cacing dalam saluran pencernaan. Semua jenis umur ayam memungkinkan terserang endoparasit (Suprijatna et al., 2005). Gejala unggas yang terserang endoparasit adalah ayam lesu, pucat, kondisi tubuh menurun, dan dapat mengakibatkan kematian karena komplikasi. Apabila ayam mati dibedah, pada saluran pencernaannya terdapat banyak cacing dan terjadi kerusakan pada organ-
5
organ lainnya, pertumbuhan ayam muda terhambat, dan produksi ayam yang tengah bertelur cepat menurun. Lebih lanjut Suprijatna et al. (2005) menambahkan, endoparasit dapat dicegah dengan cara: (a) kandang harus selalu dibersihkan, tidak membiarkan kotoran menumpuk, (b) mencegah perkembangan lalat dan kecoa, (c) pada kandang litter, menjaga agar litter tidak lembab dan basah, litter harus berada dalam kondisi kering, dan (d) pemeliharaan ayam petelur dilakukan di kandang battery. Jika terjadi serangan endoparasit maka dapat dilakukan pengobatan dengan cara memberikan obat cacing secara rutin, terutama pada ayam yang diperlihara di kandang litter, dan memberikan berbagai jenis obat cacing, seperti Vermyzin, Worm X, dan Ascaricid. Dosis yang diberikan disesuaikan dengan petunjuk pada kemasan. Protozoa Protozoa adalah bentuk kehidupan hewan paling primitif dan paling sederhana, mereka hanya terdiri dari sel yang sederhana, penyakit ternak unggas yang disebabkan oleh protozoa yaitu coccidiosis, blackhead, trichimoniasis, hexamintiasis, dan leucocytozoonosis (Ensminger, 1992). a. Coccidiosis Gejala Coccidiosis yaitu: (a) kurus, bulu kusam, (b) kotoran mencret, berlendir, kemudian berdarah (merah kehitaman), (c) kedinginan, (d) produksi telur turun, (e) apabila dilakukan pembedahan maka usus terluka dan terjadi pendarahan, dan (f) pucat, lesu, mengantuk, dan sayap menggantung. Coccidiosis dapat dicegah dengan cara: (a) lakukan sanitasi yang baik. Upayakan kandang litter tidak lembab atau basah, (b) kandang jangan terlalu padat, (c) penambahan anti coccidiosis atau coccidiostat pada pakan atau air minum (noxal, trisulfa, cocciline, dan nocci). Apabila unggas terjangkit Coccidiosis maka dapat diobati dengan cara memberikan obat sulfa, seperti trisulfa, sulfa mezathine, dan sulfa quinoxalin. Dosis pemberian disesuaikan dengan petunjuk kemasan (Suprijatna et al., 2005).
6
Bakteri Bakteri adalah bentuk organisme kehidupan yang paling sederhana. Tidak semua bakteri berbahaya bagi kesehatan ternak. Kesuksesan kontrol penyakit yang disebabkan oleh bakteri berhubungan dengan bagaimana mengisolasi dan mengidentifikasi spesies yang mengakibatkan penyakit, dan menghindari terjadinya multiplikasi dan penyebaran organisme tersebut diantara ternak unggas (Ensminger, 2004). Chronical Respiratory Disease (CRD) Penyakit CRD disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum. Bakteri menyerang ayam pada semua tingkatan umur. Mortalitas meningkat berbarengan dengan penyakit lain. Biasanya, penyakit ini diderita bersamaan dengan penyakit tetelo atau NCD (New Castle Disease) dan IB (Infectious Bronchitis). Gejala CRD diantaranya ayam susah bernapas, ngorok dan bersin, keluar cairan dari hidung, nafsu makan menurun, pertumbuhan pada anak ayam terhambat, produksi telur ayam dewasa menurun, dan ayam lemah dan kurus. CRD dapat dicegah dengan cara: (a) menggunakan bibit ayam bebas CRD, (b) sebelum kandang dan peralatan digunakan, perlu dibersihkan dan disemprot dengan antihama, (c) tidak melakukan pemeliharaan ayam yang berbeda umur dalam satu kandang, (d) kurangi kunjungan orang yang tidak berkepentingan, (e) memberikan antistres setiap kali ayam mengalami stres. Virus Menurut Ensminger (1992), virus adalah agen penyebab penyakit yang (1) sangat kecil hingga mereka hanya dapat dilihat melalui mikroskop elektron, (2) dapat melewati lubang filter khusus yang akan menyaring bakteri umum, dan (3) hanya menyebar di jaringan hidup. Penyakit yang disebabkan oleh virus diantaranya Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis. a. Newcastle Disease 1) Gejala Waktu inkubasi pada penyakit Newcastle Disease, biasanya kurang dari satu minggu. Strain velogenik terkadang membuat unggas melemah dengan cepat dan
7
unggas dapat mati tanpa menunjukkan gejala klinis tertentu. Unggas yang bertahan lebih lama menunjukkan kesulitan bernapas yang berhubungan dengan organ pernapasan, atau otot yang bergetar, torticollis dan bahkan paralisis. Diare berwarna hijau juga biasanya menjadi catatan pada penyakit ini. Tingkat kematian sangat tinggi (Spradbrow, 1987). Lebih lanjut Spradbrow (1987) menambahkan, pada strain virus dengan patogenitas lebih rendah, perubahan pada pernapasan mendominasi fase klinis awal. Biasanya terjadi kesulitan bernapas, unggas terengah-engah dan terkadang batuk. Produksi telur turun drastis dan pada unggas yang bertahan hidup, tandatanda kerusakan saraf mungkin terlihat. Hal ini termasuk tanda-tanda terjadi paralisis dan torticollis, tingkat kematian bervariasi. Pada kasus kronis, juga menunjukkan leher yang memutar, pergerakan kepala yang memutar, dan ketidakmampuan untuk menyeimbangkan tubuh. unggas yang sembuh akan menunjukkan ciri leher yang tetap memutar (Hungerford, 1969). 2) Pencegahan Program kontrol vaksinasi penyakit Newcastle Disease diikuti dengan manajemen intensif sukses dan dapat meningkatkan pendapatan peternak. (Spradbrow, 1987). b. Infectious Bronchitis 1) Gejala Pada anak ayam, Infectious Bronchitis ditunjukkan dengan ciri-ciri ayam megapmegap, batuk, dan hidung sengau. Pada unggas berusia 2 bulan keatas, tidak terlihat tanda sengau atau sinus. Ayam tampak berkumpul di tempat yang hangat, menunjukkan tanda-tanda kedinginan (Hungerford, 1969). 2) Pencegahan Telah banyak dilakukan penelitian untuk menghasilkan vaksin strain virus yang polivalent (Hungerford, 1969).
8
3) Pengobatan Tidak ada perlakuan yang bisa dilakukan untuk mengobati penyakit ini, namun banyak perlakuan yang dapat dilakukan untuk mengurangi komplikasi penyakit ini (Hungerford, 1969). Sistem Informasi Menurut Steven (1996), sistem informasi adalah suatu sistem yang menggunakan teknologi informasi untuk mendapatkan, menyimpan, melakukan temu kembali, memanipulasi, atau menampilkan informasi yang digunakan dalam satu atau lebih proses bisnis. Menurut O’Brien (1999), sistem informasi adalah suatu sistem yang menerima sumber data sebagai input kemudian diproses menjadi suatu sistem informasi yang berupa keluaran (output) yang terdiri dari sumber daya perangkat keras (mesin dan media), perangkat lunak (program dan prosedur), dan sumber daya manusia (spesialis dan end user). Pengelolaan sumber daya informasi dilakukan melalui proses aktivitas sistem informasi yaitu pemasukan data (input), pengolahan data (processing), penyimpanan (storage), pengeluaran (output), dan pengendalian (control activities). PHP PHP merupakan bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk aplikasi web dinamis. PHP dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini. Pada prinsipnya PHP mempunyai fungsi yang sama dengan skrip-skrip seperti ASP (Active Server Page), Cold Fusion, ataupun Perl. Namun, perlu diketahui bahwa PHP bisa dipakai secara command line. Skrip PHP dapat dijalankan tanpa melibatkan web server maupun browser (Kadir, 2008). Konsep kerja PHP ditunjukkan oleh Gambar 1.
9
Konsep Kerja PHP
Gambar 1. Skema PHP Sumber : Kadir (2008)
Model kerja HTML(Hyper Text Markup Language) diawali dengan permintaan suatu halaman web oleh browser. Berdasarkan URL (Uniform Resource Locator) atau dikenal dengan sebutan alamat internet, browser mendapatkan alamat dari web server, mengidentifikasi halaman yang dikehendaki, dan menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh web server. Selanjutnya, web server akan mencarikan file yang diminta dan memberikan isinya ke web browser (atau yang biasa disebut browser saja). Browser yang mendapatkan isinya segera melakukan proses penerjemahan kode HTML dan menampilkannya ke layar pemakai. Jika yang diminta adalah halaman PHP, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1, maka permintaannya akan didapatkan oleh web server, kemudian isinya segera dikirimkan ke mesin PHP dan mesin inilah yang memproses dan memberikan hasilnya (berupa kode HTML) ke web server. Selanjutnya, web server menyampaikan ke klien (Kadir, 2008). MySQL MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk
10
turunan yang bersifat closed source atau komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan/seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis (Prasetyo, 2003).
11
MATERI DAN METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor mulai Maret 2011 sampai Mei 2012. Materi Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terdiri dari: komputer dengan spesifikasi Prosesor Intel Pentium 4, HDD 20Gb, DDR 64 Mb, monitor. Perangkat lunak terdiri dari: system operasi Windows XP, software pengolah gambar (Adobe Fireworks), software pengolah data (XAMPP, MySQL, Macromedia Dreamweaver), dan bahasa pemrograman (PHP, JavaScript, HTML). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari buku panduan penyakit dan jurnal. Metode Metode pengembangan Sistem Informasi Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit pada Ternak Unggas dilakukan dengan menggunakan pendekatan siklus hidup pengembangan system (System Development Life Cycle / SDLC). SDLC terdiri dari lima tahap, yaitu investigasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem dan pemeliharaan sistem, dengan alur pengembangan seperti Gambar 2 : Investigasi Sistem Analisis Sistem
Desain Sistem
Implementasi Sistem
Pemeliharaan Sistem
Gambar 2. Alur Pengembangan System dengan Pendekatan SDLC Sumber : O’Brien (1999)
12
Penelitian ini lebih berfokus pada merancang dan membangun sisem informasi, sehingga penelitian ini hanya sampai pada tahap implementasi sistem. Unuk pemeliharaan sistem yang merupakan tindakan modifikasi serta pengawasan tidak dilakukan, karena pemeliharaan sisem membutuhkan kontinuias dan berkala. Uraian dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut :
1. Investigasi Sistem Pada tahap ini dilakukan pendefinisian masalah penyakit ternak serta pemahaman tentang cara penyebarannya, gejala terserang penyakit ternak dan faktorfaktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ternak serta upaya pencegahannya diantaranya dengan menginformasikan metode yang berguna untuk mencegah penyebaran penyakit dan metode pengobatan penyakit. Tujuan dibangunnya sistem ini untuk mendiagnosa penyakit yang diderita ternak dengan memasukkan data ciri-ciri yang terdapat pada ternak unggas. Pada pengembangan Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini Penyakit pada Ternak Unggas ini, dilakukan dengan memasukkan data gejala penyakit yang terdeteksi serta jenis unggas yang terjangkit.
2. Analisis Sistem Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan sistem baik dari kebutuhan perangkat lunak maupun perangkat keras serta kebutuhan data inputnya. Analisis terhadap fungsi-fungsi yang terdapat pada perangkat lunak Sistem Informasi Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit pada Ternak Unggas serta penentuan pengguna sistem. Dari segi kebutuhan sistem, pengguna software Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas terdiri dari pengunjung (visitor), anggota (member), dan admin sistem. Target user aplikasi ini diantaranya peternak dan mahasiswa. User yang tidak mendaftarkan diri dianggap visitor dan user yang mendaftarkan diri dianggap member. Admin dari aplikasi ini diantaranya dosen dan dokter hewan, juga kontributor yang dianggap dapat menyokong perkembangan aplikasi
13
ini. Untuk mengelola aplikasi ini, administrator memiliki akses langsung ke sistem Administrasi yang dibuat khusus untuk mempermudah pengelolaan data. Mahasiswa dan peternak sebagai user/pengguna biasa dapat berinteraksi dengan aplikasi melalui ”Grafis Antarmuka” berbasis web sehingga dapat memanfaatkan sistem dengan mudah, yaitu : 1) Melakukan diagnosa penyakit ternak unggas dengan form yang berisi checklist list gejala, dan mengirimkan datanya dengan menekan tombol ”Diagnosa”, kemudian mendapatkan hasil diagnosa berupa jenis penyakit yang diderita serta saran pencegahan dan pengobatan yang diperlukan. 2) Pengguna yang melakukan registrasi pada sistem dapat menjadi anggota dan melakukan penyimpanan data penyakit untuk diolah menjadi file berformat .PDF yang dapat dicetak untuk kemudian diajukan kepada pihak terkait untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Untuk mendapatkan hasil diagnosa yang relevan maka dilakukan analisis terhadap input data yang dibutuhkan, yaitu : -
jenis penyakit unggas
-
gejala dari tiap jenis penyakit unggas tersebut, disertai dengan pemberian bobot kemungkinan gejala tersebut menandai jenis penyakit tertentu. Analisa output sistem dibutuhkan agar sistem dapat menyampaikan penyelesaian
penyakit yang relevan. Output yang dibutuhkan yaitu : -
jenis penyakit unggas sesuai dengan hasil perhitungan dalam sistem
-
metode pencegahan yang berguna untuk jenis penyakit tersebut.
-
Metode pengobatan yang mungkin dilakukan pada jenis penyakit tersebut. Penentuan input dan output yang akan digunakan dalam membangun sistem ini
juga dapat dilakukan dengan membuat kuesioner yang diisi oleh pengguna, yaitu mahasiswa dan peternak unggas. Mahasiswa dan peternak sebagai user/pengguna biasa dapat berinteraksi dengan aplikasi melalui graphic interface berbasis web sehingga dapat memanfaatkan sistem dengan mudah, yang dibahas pada bagian desain sistem.
14
3. Desain Sistem Tahap desain ini meliputi desain proses sistem, desain basis data sistem, dan desain tampilan (user interface) sistem (O’Brien, 1999). Tahap desain proses yaitu memodelkan aliran proses perangkat lunak Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas secara keseluruhan, serta memodelkan aliran proses sistem informasinya. Desain basis data merupakan proses pembuatan struktur basis data yang akan digunakan oleh perangkat lunak Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas. Pada desain user interface, dibuat tampilan halaman web yang menarik, mudah dimengerti oleh pengguna dan tidak menimbulkan kesalahan interpretasi, sehingga sistem dapat mencapai sasarannya. Dalam hal ini, dibutuhkan pemahaman secara mendalam tentang user yang akan menggunakan aplikasi, dan administrator yang akan menggunakan sistem admin untuk mengelola data yang terdapat pada sistem. Fitur yang disediakan oleh aplikasi ini diantaranya •
Daftar, edit hapus profil user.
•
Analisa penyakit. o Hasil diagnosa berupa persen jenis penyakit dan jenis penyakit yang kemungkinan besar diderita oleh ternak, dan saran pencegahan dan pengobatan yang dibutuhkan. o Data yang sudah didapatkan dapat di save untuk melihat riwayat penyakit yang diderita ternak.
•
F.A.Q yaitu modul yang berisi pertanyaan umum dan jawaban yang biasanya ditanyakan tentang sistem.
•
Modul keluhan dan pertanyaan yang dapat diisi peternak untuk kemudian dijawab oleh admin atau volunter yang terdiri dari dosen, dokter hewan, dan kontributor yang diangkat oleh admin, yang dianggap memiliki kualifikasi untuk menjawab pertanyaan.
•
User dapat membaca artikel terbaru tentang hal yang berhubungan dengan kesehatan ternak.
15
User visitor hanya dapat melakukan diagnosa, dan membaca artikel terbaru seputar kesehatan ternak. User member dapat mengakses profile pribadi, melakukan perubahan terhadap data pribadi dan menghapus data pribadi jika tidak diperlukan lagi, termasuk menghapus data diagnosa, juga menggunakan modul keluhan dan pertanyaan, namun tidak dapat menjawab pertanyaan yang terdapat pada modul pertanyaan. Admin dapat mengakses sistem admin, mengelola sistem admin, dan menjawab modul interaktif keluhan dan pertanyaan seperti tertera pada Gambar 3. Pada tahap desain basis datanya dibangun suatu struktur basis data yang akan digunakan oleh user untuk menyimpan datanya. Desain proses bertujuan untuk menentukan urutan kejadian mulai dari proses input sampai menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan user, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar aliran data untuk modul diagnosa Jenis Penyakit -A, B, C
Analisa -A, 1, x -B, 2, y -C, 3, z
Gejala -1, 2, 3
Gambar 3. Skema Alir Data Keterangan : A, B, C
: penyakit
1, 2, 3
: gejala
x, y, z
: bobot yang diberikan kepada gejala tergantung pada jenis penyakit yang diderita.
Berdasarkan hasil pengamatan, satu jenis penyakit memiliki beberapa gejala yang memiliki kemiripan dengan jenis penyakit lain, hal ini membuat diagnosa sulit dilakukan karena hasil tes gejala menunjukkan beberapa jenis penyakit yang persentasenya sama tinggi. Oleh karena itu dicari gejala khusus dari penyakit untuk menjadi indikator penentu yang menunjukkan pada sebuah penyakit yang spesifik, dan menaikkan tingkat akurasi sistem dalam mendeteksi sebuah penyakit. Pada Gambar 4, tabel penyakit, relasi, dan gejala dipisah, karena hubungan penyakit dengan gejala
16
merupakan hubungan ”banyak ke banyak” dan dapat mengakibatkan redundansi pada sistem basis data, sehingga dibuat tabel sendiri yang khusus membahas hubungan antara penyakit dengan gejala. Relasi antara penyakit dan gejala relasi dalam bentuk tabel ditunjukkan pada Gambar 5, sedangkan model relasi ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 4. Use Case Umum Sistem
Untuk memulai diagnosa, user memilih modul diagnosa untuk kemudian memilih gejala-gejala umum yang tampak pada unggas yang sakit, setelah itu user memilih gejala khusus yang tampak berdasarkan gejala umum yang dipilih (gejala khusus akan ditampilkan dibawah gejala umum untuk mempermudah user memilih
17
gejala yang tampak pada unggas), dan menekan tombol hasil untuk mendapatkan kalkulasi test diagnosa. Hasil kalkulasi didapatkan dengan menghitung jumlah gejala umum dan gejala khusus yang dipilih dibagi dengan jumlah total gejala yang tampak pada sebuah penyakit. Karena terbuka kemungkinan untuk muncul lebih dari satu penyakit, maka penyakit yang akan muncul sebagai hasil adalah dua jenis penyakit yang memiliki persentase paling tinggi, seperti tertera pada Gambar 7.
Gambar 5. Tabel Relasi Penyakit dan Gejala
Gambar 6. Use Case Relasi Gejala dan Penyakit
18
Gambar 7. Use Case Aktor dan Modul Diagnosa
4. Implementasi Sistem Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian perangkat lunak dan perangkat keras yang akan digunakan pada proses pembuatan Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas ini. Dari segi perangkat lunak yang harus disiapkan adalah sistem operasi, bahasa pemrograman, basis data, pengolah gambar. Sedangkan dari segi perangkat keras adalah hardware yang mendukung Sistem Informasi Deteksi Pencegahan Dini pada Ternak Unggas. Pada tahap ini juga dilakukan kegiatan untuk memproses seluruh tahap desain sehingga menjadi aplikasi yang dapat dijalankan.
5. Pemeliharaan Sistem Tahap ini merupakan tahap akhir dari pengembangan sistem. Pemeliharaan merupakan tahap dimana sistem yang dibuat perlu pengawasan, evaluasi sistem, serta modifikasi sistem jika sistem tersebut ada kesalahan atau ada penambahan informasi.
19
Metode Deteksi Metode deteksi yang dipakai oleh sistem isyarat dini adalah dengan memasukkan input data berupa gejala yang terdeteksi pada ternak. Pada sistem disediakan modul khusus untuk memilih gejala yang terlihat pada ternak unggas, beserta dengan penjelasan dan gambar jika gejala menunjukkan gejala visual yang spesifik, kemudian user dapat mengetahui hasil diagnosa setelah menekan tombol diagnosa. Uji deteksi ini mungkin disertai dengan beberapa uji coba dan akurasinya berdasarkan data-data laporan penyakit dan gejala-gejalanya dapat diperoleh dari peternakan atau dokter hewan.
Uji Coba Sistem Pada tahap ini program simulasi yang sudah jadi, diuji dengan menggunakan data yang dikumpulkan dengan mewawancarai user secara langsung. User yang diwawancara diantaranya pegawai peternakan, teknisi peternakan dan pemilik peternakan. User diminta untuk menyebutkan penyakit yang pernah terjadi di peternakannya dan menyebutkan gejala yang terlihat pada penyakit tersebut jika ada. Responden yang diwawancarai terdiri dari 9 teknisi peternak, 8 orang peternak, 2 orang peternak yang sudah pensiun, 2 orang anak kandang, dan 1 pemotong ternak unggas. Data yang didapatkan dari user dicatat dalam lembar wawancara, berisi nama, pekerjaan, pengalaman berternak, dan usia, serta list nama penyakit yang pernah terjadi di peternakan user. Setelah didapatkan data dari wawancara, data gejala akan diujikan ke dalam sistem untuk mendapatkan result penyakit.
20
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tingkat terjangkitnya penyakit adalah salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah peternakan, terutama peternakan unggas broiler dan layer. Untuk mengetahui penyakit yang menjangkiti unggas, perlu dilihat ciri-ciri yang terlihat pada tubuh unggas, dan bila unggas telah mati, organ dalam unggas harus dilihat untuk melihat tanda-tanda yang menunjukkan pada penyakit tertentu. Hal ini dibutuhkan untuk mencegah penyebaran penyakit, dengan mengetahui penyakit itu sendiri dan kemudian melakukan langkah pencegahan yang tepat. Pada penelitian ini sistem yang dibuat merupakan sistem dinamis berupa website agar lebih mudah dijangkau oleh semua kalangan, terutama oleh para peternak unggas agar lebih cepat mengetahui penyakit apa yang terjadi pada unggas yang terjangkit, untuk melakukan pengobatan dan pencegahan yang cocok dan tepat guna terhadap unggas dan agar kedepannya tidak terjadi hal serupa. Pada halaman pertama diperkenalkan nama website yaitu ”Sistem Pencegahan Penyakit Unggas Secara Dini”, yang terlihat pada Gambar 8. Untuk mempermudah user mengenali sistem, modul menu ditempatkan di bagian kiri atas, terdiri dari “Beranda”, “Diagnosa”, “Konsultasi”, “Berita”, “Alamat Penting”, dan “F.A.Q”. setiap halaman jika di-klik akan pindah ke halaman tersendri sesuai fungsinya masing-masing. Halaman ini juga memuat gambar konsultasi yang juga sekaligus merupakan link untuk mengisi konsultasi tentang unggas. Ucapan “Selamat Datang di website Unggas-Sehat.com” terdapat pada halaman utama untuk menyambut user, disertai dengan display gambar unggas untuk memperkuat estétika desain interface. Pemilihan warna abu-abu bertujuan untuk memperkuat kesan minimalis dan bersih. Pada halaman ini juga diperlihatkan overview potongan berita yang berhubungan dengan dunia nutrisi dan kesehatan secara umum. Halaman ini akan muncul jika logo unggas, judul website atau beranda di-klik.
21
Gambar 8. Halaman Beranda
Halaman kedua yaitu diagnosa akan muncul setelah di-klik menú “Diagnosa”, yang terlihat pada Gambar 9. Pada halaman ini pertanyaan langsung diperlihatkan, dan user dapat mengakses jawabannya setelah meng-klik kalimat pertanyaannya. Setelah user selesai memilih gejala dan pertanyaannya, user akan menekan tombol ”Lihat Hasil” untuk mendapatkan hasil dari tes penyakitnya. Gambar 9 adalah contoh modul pertanyaan dalam diagnosa ketika meng-klik pertanyaan pertama yaitu “apakah terlihat hal berikut ini pada kepala unggas”. Pilihan yang terdapat di pertanyaan ini yaitu “Muka cerah, mata bening, jengger merah, lubang hidung dan mulut bersih tidak berlendir atau tidak ada exudate, serta ayam tidak mengantuk” dan “muka buram, mata sayu, kadang kadang berair dan mengantuk, jengger pucat dan mengecil, serta lubang hidung dan mulut berlendir atau ada exudate.”.
22
Gambar 9. Halaman Diagnosa
Jika user memilih pilihan pertama maka tidak akan muncul hal apapun. Jika user memilih pilihan kedua maka akan muncul pilihan yang lebih spesifik yang terlihat pada kepala unggas. Hal yang sama juga terlihat pada module lainnya yang terdapat pada pertanyaan berikutnya. Pada pengujian data hasil wawancara, penguji memilih pilihan yang paling mendekati gejala yang diberikan oleh peternak. Sistem Beta memiliki tiga modul berurutan yang dua diantaranya merupakan modul pertanyaan yang harus dijawab oleh user. Interface sistem beta terlihat pada gambar 10. Pertanyaan modul pertama jika diuraikan terlihat pada Gambar 11. Modul pertama memiliki 3 level pertanyaan yang akan terlihat apabila user memilih gejala tertentu yang umum. Level 1 merupakan gejala umum yang akan terlihat pertama kali ketika user meng-expand pertanyaan. Jika Level 1 dipilih maka akan terlihat level 2 yang merupakan gejala khusus yang masih terkait dengan gejala umum dari level 1.
23
Gambar 10. Interface Sistem Beta Level 3 merupakan gejala paling khusus yang hanya akan mucul ketika level 2 dipilih. Pada contoh gambar, level 1 diantaranya yaitu “batuk”, “sinus/ada ingusnya”, “hidung dan mulut ada lendir”, dan sebagainya. Level 2 yaitu “bersin”, “mata berair” hanya bisa terlihat ketika level 1 yaitu “batuk” dipilih, dan level 3 yaitu ”nafas terengahengah” dan ”ngorok” hanya bisa terlihat ketika ”ayam sulit bernapas” dipilih oleh user. Hal ini dilakukan agar tidak semua gejala muncul pada permulaan, sehingga memperbaiki interface sistem, juga mempermudah user untuk memilih tiap kategorinya. Setelah user memilih gejala dari modul satu, user kemudian akan diarahkan ke Modul 2 dimana pertanyaan khusus yang mewakili gejala bagian dalam tubuh unggas diperlihatkan. Pertanyaan ini sangat spesifik dan hanya mewakili dua penyakit yang paling mungkin terjadi pada unggas berdasarkan hasil kalkulasi gejala yang dipilih pada modul satu. Setelah memilih proses dan gejala yang dirasa paling mendekati gejala yang nampak pada organ dalam unggas, user dapat memilih process untuk mendapatkan hasil test, atau memilih back jika user tidak yakin dengan pilihannya, dan kembali ke beranda. Modul 2 terlihat pada Gambar 12.
24
Gambar 11. Modul Sistem mode expand
Gambar 12. Modul 2 Sistem
Hasil test sistem yaitu hasil dari gejala yang dipilih terlihat pada Gambar 13. User diberikan hasil test berupa nama penyakit yang paling mungkin menjangkiti unggas, gejala yang dipilih, dan gejala lain yang tidak dipilih oleh user. Hasil ini terdapat pada modul tiga sistem beta.
25
Gambar 13. Modul 3 Sistem
Halaman ketiga memuat modul ”Konsultasi” seperti terlihat pada Gambar 14. Setiap orang bebas konsultasi disini tanpa harus menjadi member dari website ini. Disini diperlihatkan contoh input Penanya, Pertanyaan, Jawaban, dan Penjawab. Pada halaman ini terdapat link isi konsultasi yang jika di-klik akan mengarahkan ke halaman formulir yang harus diisi, setelah itu jika user menekan tombol tanya, maka akan muncul konfirmasi ”konsultasi sudah disimpan”. Untuk menjawabnya, tersedia link di bawah pertanyaan yang belum terjawab yang bisa di klik dan akan mengarahkan ke formulir jawaban yang bisa diisi oleh setiap user tanpa harus menjadi member terlebih dahulu.
26
Gambar 14. Halaman Konsultasi
Halaman keempat berisi berita yang berhubungan dengan dunia unggas, seperti terlihat pada Gambar 15. Berita dan informasi ini sangat penting untuk menjelaskan penyakit pada unggas secara umum. Halaman kelima berisi alamat penting yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang penyakit unggas, terutama apabila user membutuhkan tes lebih lanjut dari penyakit yang menjangkiti ternak unggas. Halaman keenam berisi frequently asked question yaitu pertanyaan yang paling sering ditanyakan. Halaman ini juga berfungsi sebagai halaman panduan yang menjelaskan cara untuk menggunakan website ini.
27
Gambar 15. Halaman Berita
Test sistem dilakukan dengan cara mewawancara narasumber yaitu user target dari program ini, diantaranya para peternak dan teknisi yang bergelut di bidang peternakan unggas. Wawancara narasumber dilakukan dengan mendatangi sumber langsung ke peternakan unggas yang tersebar di Kecamatan Cibungbulang, Pamijahan dan Leuwipanjang. jumlah responden yaitu sebanyak 24 orang, dan ditanyai langsung tentang jenis penyakit unggas tertentu dan responden diminta untuk menjelaskan ciri-ciri penyakit unggas tersebut berdasarkan pengalaman yang terjadi di lapangan, yaitu dengan cara yang umum dilakukan, yaitu dengan melihat tanda-tanda fisik unggas secara umum dan bila unggas telah mati, dengan membuka bagian dalam tubuhnya. Hasil wawancara diujikan ke sistem untuk menguji keakurasian sistem. Setelah didapatkan hasil tingkat akurasi sistem, dilakukan perbaikan sistem. Pada tahap ini,
28
dilakukan perombakan pada database, interface dan pertanyaan unggas agar lebih uservaluable dan mudah dimengerti system interface-nya.
Uji Coba Sistem
Setelah test system alpha, system diperbaiki di bagian database dan user interfacenya. Untuk bagian database, penyakit yang terdapat dalam system dikurangi hingga tinggal tersisa 23 penyakit yang terdiri dari 152 gejala. Pada tahap pengujian kedua ini untuk menghindari input yang salah, gejala hasil wawancara hanya dicocokkan dengan gejala penyakit yang sama yang terdapat pada database sistem. Hasil test terdapat 2 jenis, yaitu “Tidak Dapat Dilanjutkan” atau “Cocok”.
Hasil tes sistem ini pada peternak terlihat pada Gambar 16 dan Tabel 1.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
CRD/Mycoplasma Gallisepticum Infection Marek’s Disease Cholera Infectious Coryza/Snot Ascites Gumboro
7. 8. 9.
Newcastle Disease Avian Colibacillosis Berak Kapur (Pullorum Disease atau Fowl Typhoid) 10. Pendulous Crop 11. Avian Influenza
Gambar 16. Test Akurasi Sistem Beta
Dalam penelitian ini, didapatkan 12 jenis penyakit yang sesuai dengan database, 9 jenis penyakit yang tidak terdapat dalam database dan tidak jelas jika harus dikategorikan ke dalam penyakit tertentu, dan 1 jenis penyakit yang baru ditemukan pada awal abad 21 seperti yang terlihat pada Tabel 1.
29
Tabel 1. Perbandingan Hasil Wawancara dengan Test No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Penyakit
Jumlah ditemukan dalam wawancara 5 1 9 16 8 17 0 1 21 5 1
Pendulous Crop Avian Influenza Berak Kapur Avian Colibacillosis Newcastle Disease Gumboro Candidiasis Ascites Snot Cholera Marek's Disease Chronical Respiratory Disease(CRD) 11 Penyakit yang tidak terdapat dalam database Ngorok Coccidiosis Mencret Sudden Death Syndrome (SDS) Mencret Hijau Dingin Bengek Ngorok Kering Meriang Masuk angin
Jumlah yang dihasilkan dalam test 0 0 0 8 3 0 2 1 1 0 1 5
13 4 3 1 1 1 1 1 1 1
Penyakit ini didapatkan dari banyaknya kemunculan dalam wawancara, berdasarkan pengalaman peternak, tapi tidak akurat mengingat peneliti tidak menanyakan jumlah penyakit tertentu yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Untuk penyakit yang tidak terdapat dalam database, penyakit ini tidak diikutsertakan dalam test. Penyakit lain yang tidak muncul dalam wawancara terlihat pada Tabel 2.
30
Tabel 2. Penyakit yang Tidak Muncul Pada Wawancara Abscesses Acute Septicemia Aflatoxicosis Airsacculitis Alpha Virus Arizona Infection Atrhtitis / Synovitis Askariosis Aspergillosis Avian Tuberculossis Perosis Roundworms Tibial Dischondroplasia Pratyphoid Infection Mycoplasma Synoviae Infection Round Heart Disease Staphylococcis Xanthomatosis Zearalenone Mycotoxicosis Fowl Pox Gapeworms Eyeworms Favus Ergotism
Avian Viral Tumor Bedbugs Internal Laying Eggs Bloody Gut Breast Blister Bumblefoot Cacing Menyerang Usus Buntu Cacing Yang Menyerang Daerah Proventikulus Capillariosus Cellulitis Pneumovirus Infection Ruptured Gastrocnemius Trichothecene Mycotoxicosis Perosis
Cestodosis Collyriclum Faba Cropworms Cryptosporodiosis Dactylariosis Defisiensi Vitamin E Syndrom Encephalomalacia
Inclusion Body Hepatitis Infectious Laryngotracheitis Kanibalisme Kutu
Gizzardwormd
Blackflies Leucocytozoonosis Limberneck Lymphoid Leukosis
Viral Arthritis Pododermatitis Eggs Drop Syndrome 1976 Endocarditis Enteritis
Exudate Diathesis Muscular Dystrophy Discopondylitis Reticuloendotheliosis Tendon Rtungau Pneumovirus Infection
Hemorrhagic Syndrome Rickets Salpingitis
Hasil dari test beta ini terlihat pada Gambar 16. Jika dibandingkan dengan test alpha secara keseluruhan mengalami penurunan dan kenaikan. Pada penyakit Pendulous Crop dan Snot, pada test alpha masing-masing terdapat 5 kemunculan dan 21 kemunculan pada wawancara, pada test beta masing-masing tidak terdapat hasil dan hanya terdapat 1 hasil yang benar. Peningkatan Akurasi terlihat pada penyakit Marek’s Disease, Ascites, Colibacillosis, masing masing terdapat 1, 1, dan 16 kemunculan, pada
31
test alpha tidak mendapatkan result sedangkan pada test beta mendapatkan result masing masing 1, 1, dan 8 kasus yang cocok. Pada kasus CRD/Mycoplasma Gallisepticum Infection, terdapat 21 gejala yang tidak cocok dengan database dari 44 gejala yang dideskripsikan oleh user. Gejala yang paling banyak muncul yaitu berat badan turun (P005) dan kantung udara tampak mengeruh seperti awan dan berisi lendir (G018). Untuk penyakit yang tidak kunjung mengalami perbaikan akurasi, misalnya Gumboro, hal ini dikarenakan menurut peternak, Gumboro terjadi ketika kondisi tubuh ternak ayam sudah turun dan ayam sudah dijangkiti oleh penyakit lain selain Gumboro, bisa dikatakan Gumboro adalah kumpulan dari berbagai penyakit yang terjadi pada ayam dan Gumboro merupakan tahap paling parah yang terlihat pada ayam. Selain it terdapat gejala yang tidak disebutkan yaitu pembengkakan bursa of fabricious dan masa inkubasi selama 3 hari. Hal ini sangat penting mengingat gumboro biasanya hanya menyerang unggas dalam masa pertumbuhan yang masih memiliki bursa of fabricious. Untuk Avian Influenza, penyebab ketidak-akuratannya pada test beta adalah karena terlalu sedikit input gejala yang bisa dimasukkan sehingga tidak dapat melewati tahap gejala khusus. Untuk Pendulous Crop, penyebab ketidak-akuratannya yaitu dikarenakan penyakit ini kekurangan input bagian dalam tubuh yang cocok dengan gejala yang terdapat dalam database, sehingga database harus diperbaiki untuk mendapatkan result yang benar. Untuk Berak Kapur (Fowl Typhoid dan Pullorum Disease) hal yang menyebabkan ketidak-akurat-annya sistem ini yaitu dikarenakan gejala utama penyakit ini juga muncul dalam gejala penyakit lain, sedangkan untuk gejala bagian dalam tubuh unggasnya biasanya sudah komplikasi dengan gejala penyakit lain, sehingga keakuratannya sangat rendah. Untuk penyakit Avian Colibacillosis, penyebab ketidak-akuratannya yaitu adalah karena input databasenya kurang dan tidak tepat sehingga tidak bisa didapatkan gejala bagian dalam tubuh yang tepat untuk penyakit ini. Untuk penyakit Newcastle Disease, penyebab ketidak-akuratannya yaitu karena kekurangan input gejala yang tepat sehingga proses berhenti pada gejala khusus (gejala khusus tidak dapat dipilih karena tidak ada data yang cocok yang disebutkan dalam wawancara).
32
Untuk penyakit Snot, penyebab ketidak-akuratannya yang drastis adalah karena snot merupakan penyakit dasar yang hanya menunjukkan gejala luar dan tidak terlalu banyak menunjukkan gejala penyakit dari dalam tubuh unggas dan masih bisa diobati dalam keadaan hidup (tidak perlu dibuka) sehingga kekurangan input gejala bagian dalam tubuh unggas. Untuk penyakit Cholera, penyebab ketidak-akuratannya yaitu karena gejala diare hijau dan putih juga merupakan gejala dari penyakit lain. Pada penyakit CRD, penyebab ketidak-akuratannya yaitu karena kekurangan input gejala untuk dimasukkan ke dalam sistem. Setelah dilakukan test, database diperbaiki untuk meningkatkan efektivias dan mengurangi redudansi. Perbaikan ini mengubah struktur gejala umum pada module 1 dan gejala khusus pada module 2. Pada module 1, gejala digolongkan menjadi 5 bagian besar yaiu ‘Pernapasan’, ‘Pencernaan’, ‘Umum’, ‘Luar’, dan ‘Dalam’. Deskripsi gejala dipersimpel agar mudah dimengerti. Gejala yang hanya terlihat secara pos-mortem digabungkan dalam gejala umum seperti terlihat pada Gambar 17.
Gambar 17. Perubahan Module 1
33
Pada module 2, gejala khusus yang diberikan tidak hanya gejala yang tampak jika ayam sudah mati, namun juga gejala khusus yang terlihat ketika unggas masih hidup. Hal ini terlihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Perubahan Module 2 Pada module 3 tidak ada perubahan sama sekali karena yang diperbaiki hanya gejala yang muncul pada database.
34
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Software Sistem Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit Pada Unggas Sistem Alpha memiliki kekurangan bug error yang harus diperbaiki dan tidak akurat dalam mendeteksi penyakit dalam seperti Colibacillosis, CRD, dan Newcastle Disease. Software Test ini cocok untuk mendeteksi penyakit dalam seperti CRD, Colibacillosis, Ascites, Marek’s Disease, dan Newcastle Disease karena memiliki gejala yang bisa dilihat dalam tubuh unggas, namun hanya dapat digunakan untuk pencegahan penyakit saja, bukan untuk merekomendasikan pengobatan unggas.
Saran Perlu dilakukan perbaikan pada sistem mengikuti SDLC (System Development Life Cycle) yaitu siklus hidup pengembangan sistem, sehingga sistem selalu update dan berfungsi dengan baik.
35
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Allah SWT atas ujiannya, kepada Ibu Despal, Dr. S.Pt, MSc. Agr atas bimbingannya selama ini, kepada Bapak Idat Galih Permana, Dr. Ir. M.Sc atas kesabarannya selama ini, kepada bapak Asep Tata Permana, Ir. MSc selaku penguji seminar dan kepada Ibu Widya Hermana, Ir. MS selaku panitia ujian, Bapak Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr.Sc, selaku dosen penguji, atas bimbingan dan masukan selama penulis menimba ilmu di IPB. Terima kasih juga penulis haturkan kepada ibunda penulis atas kekuatannya membesarkan putrinya selama ini, kepada Sintha Wulandari Karyana yang sudah bersedia membantu proses penulisan skripsi ini. Lebih dari iu untuk rekan kerja di Studio Jotterpro dan teman-eman yang tidak sempat disebukan, penulis sanga berterima kasih atas dukungan doa dari teman-teman.
36
DAFTAR PUSTAKA Ensminger. 1992. Poultry Science. Interstate Publishers, Inc., Illinois. Hungerford, T. G. 1969. Diseases of Poultry including Cage Bords and Pigeons. Angus and Robertson, London. Kadir, A. 2008. Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP. Penerbit Andi, Yogyakarta. O’Brien. J.A. 1999. Management Information System. McGraw Hill. Arizona, USA. Prasetyo, D. D. 2003. Belajar Sendiri Administrasi Database Server MySQL. Elex Media Komputindo, Jakarta. Spradbrow, P.B. 1987. Newcastle Disease – An Overview. In : J.W. Copland (Ed.). Newcastle Disease in Poultry, A New Food Pellet Vaccine. Australian Centre for International Agricultural Research, Canberra. Steven, A. 1996. Information Systems : A Management Perspective. Second Edition. The Benjamin/Cumming Publishing Company, Inc., Menlo Park. Suprijatna, E., U. Atmomarsono, & R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta. Avian Biotech. 2012. Newcastle Disease. Avian Biotech. http://www.avianbiotech.com/ diseases/newcastle.htm [25 Oktober 2012] Vet-Klinik.com. 2012. Newcastle Disease. Vet-Klinik.com. http://www.veklinin.com/ perunggasan/Newcastle.Disease.html [25 Oktober 2012]
37
LAMPIRAN
38
Lampiran 1. Karakteristik Responden No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Uus Yusuf Dadeng Muchtar Ija Sueb Ipay Dirja Mad Nur Ardi Iwan Joni Asep Hastra
14 Sohib 15 Sanam 16 Komara 17 Salim 17 Badru 18 Warso 19 Mugio 20 Gawat 21 Aman
Pekerjaan Peternak Peternak Peternak mitra Pemotong Ternak Peternak (retired) Anak kandang Anak kandang Peternak (retired) Peternak Peternak Peternak Peternak Peternak Teknisi Peternakan Teknisi Peternakan Teknisi Peternakan Teknisi Peternakan Teknisi Peternakan Teknisi Peternakan Teknisi Peternakan Teknisi Peternakan Teknisis Peternakan
Pengalaman Jumlah L/P Umur Beternak Penyakit L 43 17 10 L 57 12 7 L 55 15 2 L 53 9 2 L 65 4 2 L 17 3 2 L 15 1 2 L 63 N.A. 4 L 17 1 3 L 15 ½ 2 L 17 2 5 L 20 2 4 L 26 4 7 L 26 12 8 L 27 5 3 L 40 20 8 L 24 8 5 L 33 6 4 L 28 6 6 L 38 7 6 L 29 1 6 L 24 2 4
38
Lampiran 2. Penyakit dan Jumlah Gejala No Nama Penyakit 1 Avian Colibacillosis 2 Infectious Bronchitis 3 Avian Influenza (Flu Burung) 4 Infectious Coryza (Coryza) 5 Mycoplasma Gallisepticum Infection (MG) 6 Newcastle Disease 7 Fowl Typhoid 8 Pullorum Disease/ Berak Putih / BWD 9 Candidiasis 10 Defisiensi Vitamin A 11 Pendulous Crop 12 Bluecomb 13 Coccidiosis/ Berak Darah 14 Histomoniasis / Blackhead 15 Infectious Bursal Disease / Gumboro 16 Infectious Stunting Syndrome / Ayam Unyil 17 Spirochetosis 18 Marek's Disease 19 Ascites 20 Fowl Cholera 21 Vibronic Hepatitis 22 Osteoporosis 23 Arthritis Atau Synovitis
Gejala Umum Gejala Dalam Umum Gejala Dalam Umum Gejala Dalam Umum Gejala Dalam Umum Gejala Dalam Umum Gejala Dalam Umum Gejala Dalam Umum Umum Gejala Dalam Umum Gejala Dalam Umum Umum Gejala Dalam Umum Gejala Dalam Umum Gejala Dalam Umum Gejala Dalam Umum Umum Umum Gejala Dalam Umum Gejala Dalam Umum Gejala Dalam Umum Umum Gejala Dalam Umum
Jumlah 3 8 2 3 4 3 4 3 3 3 9 3 2 7 5 3 1 4 1 2 3 1 1 1 5 4 2 4 2 3 3 2 1 1 4 3 5 1 1 2
38
Lampiran 3. Database Gejala Pada Test Beta No Penyakit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2
Kode Gejala B001 G001 G002 G003 G004 G005 G006 G007 G008 P001 P008 A001 A002 A004
2
Deskripsi pincang, berbaring dengan kaki di atas. terdapat luka di dalam kantung udara (airsac) terdapat nodul di sepanjang saluran usus, mesentery, dan hati. limpa tidak berkembang dan granulomas terjadi pada hati. pericarditis (radang kantung jantung) Myocarditis terjadi perubahan di kantung selaput jantung (pericardial sac) epicardium menjadi bengkak (edematous) terjadi arthropy pada thymus dan bursa of fabricius. ayam sulit bernapas kurus, kering, anoreksia (revisi) batuk (revisi) bersin (revisi) nafas terengah-engah menurunkan produksi telur hingga 50%, kerabang telur tidak beraturan, tipis, kasar, berkerut membentuk lingkaran, dan kualitasnya jelek. Putih telur berair
2
anak ayam menampakkan gejala lemah, mata berair, depresi dan bergerombol dekat pemanas.
G009
2 2 3 3 3 3 3 3
ayam produksi akan menunjukkan gejala berupa batuk, bersin, ngorok, di bagian hidung dan rongga sinus terdapat cairan berlendir, serta di daerah tenggorok dan cabang tenggorok berwarna merah dan terdapat lendir atau sumbatan berdarah. terjadi pendarahan di ovarium dan terdapat luka di saluran telur. (revisi) batuk (revisi) bersin (revisi) mata berair (revisi) kepala dan muka bengkak (revisi) sinus/ada ingusnya produksi telur menurun drastic
G010 G011 A001 A002 A006 A007 A015 C002
C004
38
3 3 3
Diare terjadi inflamasi di daerah trakea, sinus, kantong udara, dan conjunctiva. pada ayam petelur, terjadi perubahan bentuk pada oviduct.
D001 G012 G013
3 3 4 4 4 4 4 4 4
G014 P012 A008 A009 A015 A017 C001 D001 G015
4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
ada lendir yang berbentuk seperti jaring di bagian kantung udara, oviduct, atau di peritoneum. ayam tampak gugup. (revisi) lubang hidung bengkak (revisi) mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam (revisi) sinus/ada ingusnya (revisi) kepala digelengkan untuk mebebaskan sumbatan ingus produksi telur menurun Diare terjadi conjunctivitis ada luka di sepanjang saluran pernapasan dan sinus berupa catarrhal inflammation serta catarrhal conjunctivitis dan subcutaneous edema di wajah dan cuping. terjadi pneumonia dan airsacculitis.sinus mengandung cairan kental. nafasnya mengeluarkan suara (revisi) batuk (revisi) bersin (revisi) ngorok (revisi) sinus infraorbital bengkak produksi telur menurun kantung udara menebal dan tampak keruh seoerti awan dan berisi lendir. menyerang ayam antara 3-8 minggu
5 5 6 6 6 6
ada tanda catarrhal inflammation di saluran hidung, sinus, trachea, bronchi. Kantung udara menebal dan berisi folikel hyperplastic lymphoid di dindingnya, ada exudates seperti keju. berat badan turun, (revisi) ayam sulit bernapas (revisi) kepala dan leher bengkak (revisi) kepala memutar Lumpuh
G016 G017 P002 A001 A002 A005 A010 C001 G018 G019
G020 P005 A003 A011 A018 B002
38
6 6 6
diare kehijauan bulu tampak jatuh ke bawah Lumpuh
D002 E001 F001
6
ditemukan lesion yaitu congestion dan exudates di daerah trachea, congestion di paru, pendarahan di mukosa proventikulus
G021
6 6 6 6 6 7 7
G022 G023 P013 P014 P015 A019 A020
7 7
ada haemorrhagic dan necrotic bernanah di limpoid usus, pangkal usus buntu dan bursa of fabricious. ada kebuntuan di folikel sel telur jika yang terserang ayam yang sedang bertelur tubuh bergetar tidak kelihatan sakit atau sedikit saja terlihat sakit/hampir tidak ada kematian sama sekali anak ayam menunjukkan gejala gangguan pernapasan, nervous, dan tingkat kematian tinggi. (revisi) kepala pucat (revisi) jengger, pial, muka pucat empedu membesar, lengket pada hati, menimbulkan warna perunggu, serta hati membesat yang disertai dengan luka atau tanpa luka kecil berbentuk keropeng. terjadi pembesaran di bagian ginjal dan limpa.
7 7 7
di bgian jantung terjadi foci berwarna putih keabuan dan terjadi pericarditis(jantung dilapisi selaput yang berisi cairan) jantung berwarna pucat dan darah lebih cair. terjadi enteritis di bagian usus kecil bagian depan yang sering diikuti dengan nanah,
G026 G027 G028
7
terdapat oophoritis (calon telur pecah) dengan pendarahan, terjadi epngejuan atau arthropic di follikel dan orchitis
G029
7 7 8
terdapat peritonitis akibat telur pecah di dalam, pendarahan, perubahan bentuk dan warna telur. ayam dewasa mati tiba-tiba, terutama ketika cuaca panas. diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta
G030 P016 D003
8
pada ayam hidup, ditemukan modul myocarditis, pericarditis, dan kelenjar gonad yang tidak normal.indung telur tidak normal, terdapat pendarahan, atropic, atau folikelnya tidak berwarna
G031
G024 G025
38
8
ayam yang telah mati tampak basah, banyak pasta putih di sekitar ventrikulus, terdapat nodul berwarna abu-abu di bagian paru, hati, dinding ventrikulus, jantung, dinding saluran usus, limpa, dan eritoneum.hati membesar dan terdapat goresan berwarna kekuningan yang disertai dengan pendarahan.
G032
8 8 8 9 9
jika usus dibuka akan ditemukan vlek putih di bagian mukosa usus dan terdapat kotoran berkeju. ayam susah makan mengantuk dan lemah diare bulu berdiri.
G033 P007 P011 D001 E002
9 9 10 10 10 10 10
terdapat luka serius terutama di saluran pencernaan atas seperti mulut, pharynx, esophagus dan tembolok, proventikulus. pertumbuhan ayam terhambat (revisi) kelopak mata menebal (revisi) kelopak mata, mata, sinus bengkak (revisi) lubang hidung, mata ada cairan memanjang dan mengental kuning seperti keju produksi telur menurun bulu ayam menjadi kasar
G034 P003 A012 A013 A021 C001 E003
10 10 10 10 10 10 11 11 12 12 12 12 12
terdapat pustule seperti luka di bagian esophagus, mulut, pharynx, rhinitis, sinusitis, dan conjunctivitis. pertumbuhan ayam terhambat kurus, kering, anoreksia gejala ataxia ayam buta malam mengantuk dan lemah pembengkakan di bagian tembolok ayam komplikasi dengan benturan,luka bernanah, atau jamuran (mycosis) jengger dan pial berwarna biru tua. produksi telur menurun drastis produksi telur berhenti tiba-tiba diare enteitis, necrotizing, hepatic, pancreatic, lesion renal.
G035 P003 P008 P009 P010 P011 A022 P017 A023 C002 C003 D001 G036
38
13 14 14 14 14 14
G037 A024 B003 D004 F002 G038
14
radang usus bagian kepala tampak kehitaman, mata tertutup, kepala ditarik mendekati badan berdiri dengan sayap menggantung kotoran berwarna kuning, feces ada darahnya sayap jatuh terdapat luka berlubang berbentuk oval di bagian hati. usus buntu mengalami pembesaran dengan penebalan di bagian dindingnya.usus buntu sering berisi caseous cores berwarna kuning, abu-abu atau hijau.
14 14 14 14 15 15
di bagian hati akan tampak lingkaran tak beraturan berwarna kuning sampai abu-abu, tetapi bisa juga berwarna hijau atau merah. lubang di hati berdiameter 1-2cm, kemudian bersatu menghasilkan luka yang besar. ayam susah makan depresi diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta ayam sering mematuk dubur
G040 G041 P007 P018 D003 D005
15 15 15 15 15 16
pendarahan di bagian paha, otot pectoral, serta sambungan antara proventiculus dengan ampela. terjadi pembengkakan di bagian ginjal. saluran uretes berisi uretes. positif tes ELISA mengantuk dan lemah diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta bulu tidak normal, tumbuh tidak beraturan.pangkal bulu primer patah sehingga bulu mencuat seperti baling-baling dan tampak kusam. pertumbuhan ayam terhambat bentuk badan tidak normal, tumbuh tidak beraturan terdapat pembesaran pada folikel bulu dengan warna kemerahan (skin leucosis) terjadi pembesaran di bagian limpa dan terdapat ecchymotic atau necrosis. Jantung dan ginjal membesar dan menjadi pucat (pale) ayam haus, sering duduk di atas lantai mengantuk dan lemah terjadi pelunturan warna (discoloration) pada iris mata.
G042 G043 G044 G045 P011 D003
16 16 16 17 17 17 17 18
G039
E004 P003 P004 E005 G046 P006 P011 A025
38
18
20
terdapat tumor visceral dan terjadi infiltrasi lymphoid pada saraf tepi (peripheral) terdapat tumor pada alat pencernaan (visceral tumor) yaitu pada hati, jantung, ginjal, gonad, limpa, proventriculus, serta organ dan jaringan lainnya ayam lumpuh dan buta terdapat cairan berwarna putih kekuningan di daerah rongga dada sampai perut (thoraco abdominal) dan terjadi pembengkakan pada hati perut membengkak (revisi) telinga bengkak (revisi) hidung dan mulut ada lender (revisi) kepala memutar ditemukan pembengkakan di telapak kaki diare kehijauan diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta terdapat petechial dan ecchymotic hemmorrhages di beberapa tempat seperti hati, membran jantung, di dalam ampela, dan di dalam lemak perut
20 20 20 20 20 21 21
ditemukan goresan yang berhamburan pada hati yang membentuk luka kecil berlubang. fili-fili usus menebal sehingga usus mirip handuk. kurus, kering, anoreksia Depresi ditemukan pembengkakan di daerah persendian dan otot (revisi) kepala pucat (revisi) jengger bersisik
G051 G052 P008 P018 P021 A019 A026
21 21
pembengkakan secara umum terjadi di organ hati, ginjal, dan limpa.empedu akan menodai hati. terdapat catarrhal enteritis dengan atau tanpa petechial hemorrhage di mukosa usus
G053 G054
21 21 22 22 23
jantung akan dilapisi cairan dan biasanya akan bersamaan dengan myocardial flabbiness atau focal myocardial necrosis kurus, kering, anoreksia Lumpuh terjadi kerusakan di bagian paha (femur) sendi penghubung, urat, bursa synovial bengkak
G055 P008 B002 G056 P022
18 18 19 19 20 20 20 20 20 20
G047 G048 P019 G049 P020 A014 A016 A018 B004 D002 D003 G050
38
Lampiran 4. Hasil Test Beta Penyakit Avian Influenza No
No Kasus
1
69
Deskripsi Gejala dari peternak Jengger biru mengeluarkan ingus
Kode Database A015 -
Deskripsi Gejala
Hasil Test
sinus/ada ingusnya tidak ada yang cocok
tidak dapat dilanjutkan
38
Lampiran 5. Hasil Test Beta Penyakit Pendulous Crop No
No Kasus
1
20
2
22
3
92
4
98
5
86
Deskripsi Gejala dari peternak temboloknya besar daging kurang bagus ayam sehat temboloknya besar daging kurang bagus ayam sehat Temboloknya bengkak makan minumnya semangat tapi kotorannya sedikit Temboloknya bengkak makan minumnya semangat tapi kotorannya sedikit Temboloknya bengkak ayamnya sehat, badannya kecil
Kode Database A022 A022 A022 A022 A022 -
Deskripsi Gejala pembengkakan di bagian tembolok ayam tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok pembengkakan di bagian tembolok ayam tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok pembengkakan di bagian tembolok ayam tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok pembengkakan di bagian tembolok ayam pembengkakan di bagian tembolok ayam tidak ada yang cocok
Hasil Test tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan
38
Lampiran 6. Hasil Test Beta Penyakit Berak Kapur
No
No Kasus
1 2
17 24
3
27
4
29
5
41
6 7 8
45 52 59
9
78
Deskripsi Gejala dari peternak berak berwarna putih Dingin, merinding badannya panas feces putih ayamnya kecil berak warna putih berak kapur badannya panas tinggi murungkut warna berak putih berak berwarna hitam putih snot > gumboro + coli + berak kapur kotorannya putih cair berat badannya turun Cuma berak kapur lemas
Kode Database D003 D003 P011 D003 D003 P011 D003 D003 D003 P011 D003 P011
Deskripsi Gejala diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta ayam susah makan diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta tidak ada yang cocok mengantuk dan lemah diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta tidak ada yang cocok diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta ayam susah makan diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta mengantuk dan lemah
Hasil Test tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan
38
Lampiran 7. Hasil Test Beta Penyakit Avian Colibacillosis No
1
2
No Kasus 2
11
Deskripsi Gejala dari peternak
Kode Database
Deskripsi Gejala
Kaki kering bulunya kusam, kotor feces putih
P008 -
kurus, kering, anoreksia tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok terdapat luka di dalam kantung udara (airsac)
ada selaput udara keruh agak kekuningan
G001
Lemas
-
Usus berwarna merah gelap kurang lincah/murung bulu kusam, merinding, berdiri lumpuh kurang makan diare coklat cair lengket
G002 P008 -
tidak ada yang cocok terdapat nodul di sepanjang saluran usus, mesentery, dan hati tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok kurus, kering, anoreksia tidak ada yang cocok
3
19
ngorok air tidak steril pantatnya biru keras wajah, mata ayam butek kehitam-hitaman coli pasti mati setelah seminggu badan ayam mengecil, berat badan turun
P008
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok kurus, kering, anoreksia
4
34
hatinya kuning
-
perutnya kembung lemas gak bisa jalan gak bisa berdiri
G008 P008 B001 B001
tidak ada yang cocok terjadi arthropy pada thymus dan bursa of fabricious kurus, kering, anoreksia pincang, berbaring dengan kaki di atas pincang, berbaring dengan kaki di atas
5
39
Hasil Test tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
Cocok
38
6 7
8
9
10
11
43 48
55
63
71
74
beraknya putih
-
perutnya kembung Pucat wajahnya tidak bisa berjalan sesak nafas
G008 B001 P001
perutnya besar hatinya hitam
G008 -
paru-paru dan hati ada lendir kuning
G006
perutnya kembung badannya agak hitam di bagian perutnya beraknya cair
G008 -
dibuka perutnya ada cairan kuning makan turun berat badan turun tahan 2 hari
G008 P008 P008 -
Ayamnya kedinginan
-
perutnya merah agak kembung
G008
usus dalemnya merah bintik - bintik buntutnya merah kematian tinggi hati, jantung, semua saluran pernapasan ditutup lendir kuning, terus ditutup jaringan putih mata ngantuk bulu berdiri (merinding) tidur berdiri dengan sayap terkulai ke bawah muka kusut (cemberut), pucat kehitaman
G002 G006 B001 -
tidak ada yang cocok terjadi arthropy pada thymus dan bursa of fabricious tidak ada yang cocok pincang, berbaring dengan kaki di atas ayam sulit bernapas terjadi arthropy pada thymus dan bursa of fabricious tidak ada yang cocok terjadi perubahan di kantung selaput jantung (pericardial sac) terjadi arthropy pada thymus dan bursa of fabricious tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok terjadi arthropy pada thymus dan bursa of fabricious kurus, kering, anoreksia kurus, kering, anoreksia tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok terjadi arthropy pada thymus dan bursa of fabricious terdapat nodul di sepanjang saluran usus, mesentery, dan hati tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok terjadi perubahan di kantung selaput jantung (pericardial sac) tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok pincang, berbaring dengan kaki di atas tidak ada yang cocok
Cocok Cocok
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
Cocok
tidak dapat
38
dilanjutkan
12
13
14
80
81
88
dada hitam kebiruan
-
jantung ada lendir biru
G006
lambung penuh air berak berwarna hijau bulu kusut lemah jantungnya berlendir putih kepalanya bengkak matanya sedikit tertutup bulunya berdiri jalan sempoyongan beraknya putih ada ingusnya
G008 P008 G004 B001 -
di pinggang ada lendir agak keras
G008
kembung berak kapur merinding bulu-bulunya berdiri
G008 -
cairan di perut Pucat wajahnya Ayam murungkut Nafasnya ngap-ngapan Bulu merinding
G008 P001 -
Perut kembung hidupnya menyendiri jantung hati ada selaput putih kekuningan
G008 G006
tidak ada yang cocok terjadi perubahan di kantung selaput jantung (pericardial sac) terjadi arthropy pada thymus dan bursa of fabricious tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok kurus, kering, anoreksia pericarditis (radang kantung jantung) tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok pincang, berbaring dengan kaki di atas tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok terjadi arthropy pada thymus dan bursa of fabricious terjadi arthropy pada thymus dan bursa of fabricious tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok terjadi arthropy pada thymus dan bursa of fabricious tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok ayam sulit bernapas tidak ada yang cocok terjadi arthropy pada thymus dan bursa of fabricious tidak ada yang cocok terjadi perubahan di kantung selaput jantung
Cocok
tidak dapat dilanjutkan
Cocok
38
15
16
94
100
berak kapur Ayam murungkut Nafasnya ngap-ngapan Bulu merinding
P001 -
Perut kembung hidupnya menyendiri
G008 -
jantung hati ada selaput putih kekuningan berak kapur Susah Jalan, mau tiduran terus Bulunya agak berdiri
G006 B001 -
Jantungnya ada selaput putih kekuningan
G006
(pericardial sac) tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok ayam sulit bernapas tidak ada yang cocok terjadi arthropy pada thymus dan bursa of fabricious tidak ada yang cocok terjadi perubahan di kantung selaput jantung (pericardial sac) tidak ada yang cocok pincang, berbaring dengan kaki di atas tidak ada yang cocok terjadi perubahan di kantung selaput jantung (pericardial sac)
Cocok
Cocok
38
Lampiran 8. Hasil Test Beta Penyakit Newcastle Disease
No
1
No Kasus
3
Deskripsi Gejala dari peternak
Pendarahan di pernapasan bagian trachea di atas ampela ada benjolan dan di benjolan itu ada bintik bintik segaris kematian drastis feces hijau
Kode Database
G021
Deskripsi Gejala ditemukan lesion yaitu congestion dan exudates di daerah trachea, congestion di paru, pendarahan di mukosa proventikulus tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok diare kehijauan
kepala bengkak dan berputar-putar
D002 A011, A018
Hasil Test
Cocok
kepala dan leher bengkak, kepala memutar
2
14
berak putih kehijauan tidak mau makan, lemas pusing, berputar-putar hari kedua langsung mati
D002 A018 -
diare kehijauan tidak ada yang cocok kepala memutar tidak ada yang cocok
3
31
mati badannya berwarna biru
-
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
4
47
5
54
dari mulut keluar lendir atam tidak segar bobotnya ringan merinding tidak mau makan berak basah diam ada lendir makan turun badan bintik-bintik merah
B002 -
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok lumpuh tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan
Cocok
38
bulu dengan kulit lengket, susah dicabut langsung mati
-
usus bengkak
G022
hati hancur
G022
ampela bintik-bintik kematian 37%
G022 -
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok ada haemmorrhagic dan necrotic bernanah di limphoid usus, pangkal usus buntu dan bursa of fabricious ada haemmorrhagic dan necrotic bernanah di limphoid usus, pangkal usus buntu dan bursa of fabricious ada haemmorrhagic dan necrotic bernanah di limphoid usus, pangkal usus buntu dan bursa of fabricious tidak ada yang cocok
6
67
kematian paling tinggi > 70% ayam kedinginan, berkumpul
-
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
7
83
Matinya sekaligus
-
tidak ada tanda-tanda khusus beraknya warna hijau untuk 21 hari keatas bulunya berdiri tidak bisa jalan kedinginan tidak mau makan 2 hari mati
P014 D002 B002 -
tidak ada yang cocok tidak kelihatan sakit atau sedikit saja terlihat sakit/hampir tidak ada kematian sama sekali diare kehijauan tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok lumpuh tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
8
60
tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan
Cocok
38
Lampiran 9. Hasil Test Beta Penyakit Gumboro No
No Kasus
Deskripsi Gejala dari peternak
1
9
2
13
Bursa fabricious bengkak, warnanya agak merah kusam ngorok Fecesnya putih (berak kapur) penurunan daya tahan tubuh inkubasi 3 hari tremor (kedinginan) bulunya berdiri
Kode Database
Deskripsi Gejala
D003 -
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
yang sakit berkumpul bersama di pantatnya ada benjolan suhu badan tinggi makan kurang masa inkubasi 3 hari, puncak di hari kedua, ada kematian. demam pengaruh cuaca bintik-bintik di pantat dalam kaku gemetar
-
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
-
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
3
18
badan ayam panas bulunya berdiri kedinginan ngorok lehernya banyak lendir 3 hari inkubasi
-
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
4
30
badannya panas tinggi langsung mati
-
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
Hasil Test tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
38
5 6
32 35
Murung meriang
P011 -
mengantuk dan lemah tidak ada yang cocok
7
38
merungkut beraknya hijau
P011 -
mengantuk dan lemah tidak ada yang cocok
8
42
mati murungkut bulunya merinding beraknya hitam putih
P011 D003
tidak ada yang cocok mengantuk dan lemah tidak ada yang cocok diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta
9
46
10
53
meriang tidur sambil berdiri bulu-bulunya berdiri mati banyak bisa sampe 1% merinding tidak mau makan berak basah diam ada lendir makan turun
P011 -
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok mengantuk dan lemah tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
11
62
beraknya berair
-
tidak ada yang cocok
12
64
bursa fabricious sebesar kelereng mata ngantuk merinding bursa bengkak umur 1kg>bengkak bursa konsumsi pakan naik luar biasa, langsung turun kematian tinggi 3 hari biasanya penyakit ikutan mengikuti
P011 -
tidak ada yang cocok mengantuk dan lemah tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
Candidiasis
tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan
38
14
77
ada bintik merah di paha lemas matinya banyak, 3 hari bulunya berdiri kakinya ke belakang, kepala nunduk mati berak kapur kedinginan makannya turun berat badan turun
G042 P011 D003 -
diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta pendarahan di bagian paha, otot pectoral, serta sambungan antara proventiculus dengan ampela pendarahan di bagian paha, otot pectoral, serta sambungan antara proventiculus dengan ampela tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta tidak ada yang cocok pendarahan di bagian paha, otot pectoral, serta sambungan antara proventiculus dengan ampela mengantuk dan lemah tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
15
82
merinding berak kehijauan 3 hari inkubasi
-
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
16
93
Bulunya merindaing, berdiri
-
Kulit paha dan dada totol-totol merah bursa fabricious bengkak merah berak kapur Lemas Pucat wajahnya
G042 D003 P011 P011
tidak ada yang cocok pendarahan di bagian paha, otot pectoral, serta sambungan antara proventiculus dengan ampela tidak ada yang cocok diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta mengantuk dan lemah mengantuk dan lemah
13
17
75
99
berak kapur
D003
bintik merah di dada
G042
bintik merah di paha bulunya merinding, kusut makan kurang beraknya keluar kapur kematian naik 2% > 3 hari
G042 D003 -
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
Candidiasis
38
kepalanya bengkak ada ingusnya perutnya hitam
-
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
38
Lampiran 10. Hasil Test Beta Penyakit Ascites No 1
No Kasus 8
Kode Database
Deskripsi Gejala dari peternak suhu ruangan terlalu dingin kuning telurnya tidak terbakar sempurna
penimbunan cairan di dalam perut tapi di luar usus kotoran putih
Deskripsi Gejala
-
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
P020, G049 -
perut membengkak, terdapat cairan berwarna putih kekuningan di daerah rongga dada sampai perut (thoraco abdominal) dan terjadi pembengkakan pada hati tidak ada yang cocok
Hasil Test Cocok
38
Lampiran 11. Hasil Test Beta Penyakit Infectious Coryza/Snot No Kasus
1
7
2
12
Kepalanya bengkak berak pakan ada ingusnya
3
21
Kepala bengkak Mata besar badan normal selain kepala
4
23
Kepala bengkak Mata besar badan normal selain kepala
Kode Database A008, A009 A008, A009 D001 A015 A008, A009 A009 A008, A009 A009 -
5
25
Matanya besar
A009
mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam
6
26
Matanya besar
A009
mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam
7
28
Mati dadanya biru keluar lendir tidak bergairah
-
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
8
33
Matanya bengkak mengeluarkan ingus ayam masih bisa berdiri
A009 A015 -
mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam sinus/ada ingusnya tidak ada yang cocok
9
36
matanya bengkak
A009
mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam
No
Deskripsi Gejala dari peternak Bengkak karena penimbunan dahak Nafas dari mulut
Deskripsi Gejala lubang hidung bengkak, mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam tidak ada yang cocok lubang hidung bengkak, mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam diare sinus/ada ingusnya lubang hidung bengkak, mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam tidak ada yang cocok lubang hidung bengkak, mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam tidak ada yang cocok
Hasil Test tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
38
10
37
bengkak mata
A009
mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam
11
44
matanya besar
A009
mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam
12
50
hidungnya berair matanya bengkak kematian tinggi bertahan 3 hari kayak ngorok
13
56
mata dan kepala bengkak tidk nafsu makan
A015 A009 A008, A009 -
hidung dan tenggorokan ada lendir berak cair
G017 D001
sinus/ada ingusnya mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok lubang hidung bengkak, mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam tidak ada yang cocok terjadi pneumonia dan airsacculitis, sinus mengandung cairan kental diare
14
61
matanya bengkak
A009
mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam
15
70
matanya bengkak matanya berair
16
76
kepala bengkak keluar lendir dari hidung tidurnya berdiri sayapnya menggantung
17
79
kepala bengkak mata tertutp ada ingusnya
A009 A008, A009 A015 A008, A009 A009 A015
mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam tidak ada yang cocok lubang hidung bengkak, mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam sinus/ada ingusnya tidak ada yang cocok lubang hidung bengkak, mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam sinus/ada ingusnya
18
85
Mata tertutup
A009 A008, A009 A015
mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam lubang hidung bengkak, mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam sinus/ada ingusnya
kepalanya bengkak ada sinus
tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan
Cocok
tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan
38
Kepala, matanya bengkak mata tertutp ada ingusnya
A008, A009 A009 A015 A008, A009 A009 A015
lubang hidung bengkak, mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam sinus/ada ingusnya lubang hidung bengkak, mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam sinus/ada ingusnya
ada ingusnya
A015
sinus/ada ingusnya
matanya membesar
A009
mata bengkak, terutama di dekat cuping ayam
19
91
Kepala, matanya bengkak mata tertutp ada ingusnya
20
97
21
102
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan
38
Lampiran 12. Hasil Test Beta Penyakit Cholera No 1
2
No Kasus
Deskripsi Gejala dari peternak 6
16
3
51
4
57
5
72
Pencernaan ada lendir keruh, lebih banyak dari seharusnya, di bagian usus
Kode Database
Deskripsi Gejala
kotoran hijau dan putih
D002, D003
tidak ada yang cocok diare kehijauan, diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta
Lemas
P008
Usus berwarna merah gelap kurang lincah/murung bulu kusam, merinding, berdiri lumpuh kurang makan diare coklat cair lengket beraknya hijau, dan berak putih berak kapur dan berak pakan, kotorannya agak basah sel telur tidak terbelah
G052 P018 P008 D002, D003
kurus, kering, anoreksia fili-fili usus menebal sehingga usus mirip handuk depresi tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok kurus, kering, anoreksia tidak ada yang cocok diare kehijauan, diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta
D003 -
diare berwarna putih, bentuknya seperti pasta tidak ada yang cocok
kurus ususunya kecil kepala bengkak mata tertutup hidung keluar ingus ayamnya ngorok bulunya kusut lemah beraknya warna hijau
P008 A016 P008 D002
kurus, kering, anoreksia tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok hidung dan mulut ada lendir tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok kurus, kering, anoreksia diare kehijauan
Hasil Test tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan
tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan tidak dapat dilanjutkan
38
Lampiran 13. Hasil Test Beta Penyakit Marek’s Disease No
1
No Kasus 4
Deskripsi Gejala dari peternak Kaki ke depan Lemas
Kode Database P019
Deskripsi Gejala
tidak ada yang cocok ayam lumpuh dan buta
Hasil Test Cocok
38
Lampiran 14. Hasil Test Beta Penyakit CRD No 1
2
No Kasus 1
15
Ngorok Fecesnya putih (berak kapur) Bulunya merinding Ingusan
Kode Database A005 -
Saluran pernapasan ada lendir keruh
G018
Deskripsi Gejala dari peternak
lemas usus berwarna merah gelap kurang lincah/murung bulu kusam, merinding, berdiri lumpuh kurang makan diare coklat cair lengket
P005 -
Deskripsi Gejala ngorok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok kantung udara menebal dan tanpak keruh seperti awan dan berisi lendir
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok berat badan turun tidak ada yang cocok
3
40
bersin waktu ayam kecil
A002
bersin
4
49
lehernya kayak stroke ayam melihat ke atas seperti uratnya terkilir
-
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok
5
58
berak kapur dan berak pakan, kotorannya agak basah usus bengkak sel telur tidak terbelah
6
66
ayam batuk, kronis lari ke ngorok
C001 A001, A005
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok produksi telur menurun batuk, ngorok
Hasil Test Cocok
Tidak dapat dilanjutkan
Tidak dapat dilanjutkan Tidak dapat dilanjutkan
Tidak dapat dilanjutkan
Tidak dapat
38
dilanjutkan
7
73
8
84
9
90
produksi tidak maksimal bobotnya kurang kematian CRD murni jarang kurus ususnya kecil kepala bengkak mata tertutup
C001 P005 P005 A010 A010
hidung keluar ingus ayamnya ngorok bulunya kusut lemah beraknya warna hijau
G018 A005 P005 -
Merinding berak warna putih kaki lumpuh, lemas
-
dibedah saluran trachea ada bintik merah, di ujung segitiga trachea sudah merah
G020
ada lendir, menggelengkan kepala
10
96
bersin, batuk
G018 A001, A002
dibedah saluran trachea ada bintik merah, di ujung segitiga trachea sudah merah
G020
ada lendir, menggelengkan kepala bersin, batuk
G018 A001,
produksi telur menurun berat badan turun tidak ada yang cocok berat badan turun tidak ada yang cocok sinus infraorbital bengkak sinus infraorbital bengkak kantung udara menebal dan tanpak keruh seperti awan dan berisi lendir ngorok tidak ada yang cocok berat badan turun tidak ada yang cocok
tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok tidak ada yang cocok ada tanda catarrhal inflamation di saluran hidung, sinus, trache, bronchi. Kantung udara menebal dan berisi folikel hyperplastic lymphoid di dindingnya, ada exudates seperti keju. kantung udara menebal dan tanpak keruh seperti awan dan berisi lendir bersin, batuk ada tanda catarrhal inflamation di saluran hidung, sinus, trache, bronchi. Kantung udara menebal dan berisi folikel hyperplastic lymphoid di dindingnya, ada exudates seperti keju. kantung udara menebal dan tanpak keruh seperti awan dan berisi lendir bersin, batuk
Cocok
Tidak dapat dilanjutkan
Cocok
Cocok
38
A002 11
101
ada ingusnya ayam menggelengkan kepala matanya bengkak
G018 A010
kantung udara menebal dan tanpak keruh seperti awan dan berisi lendir tidak ada yang cocok sinus infraorbital bengkak
Cocok
38
Lampiran 15. Code Program 1. Index.php
?>
include "connect.php";
family:'arial'; text-align:center;">
$artikel2 = mysql_query($artikel,
Selamat Datang di website Unggas-
$connect);
Sehat.com
$artikel3 =
mysql_fetch_array($artikel2);
echo "
$artikel3[judul]
";
/>
echo "
";
echo "
indent:1.27cm;text-
New Roman'">
align:justify;margin:20px;'>";
Unggas-sehat.com dibangun untuk
echo substr($artikel3['isi'], 0, 500);
mendapatkan gambaran penyakit yang
echo "...";?>
menjangkiti unggas dengan
href='baca.php?idartikel=
memasukkan dan memilih gejala yang
$artikel3['kunci'];?>'>Selengkapnya..
terjangkit. Unggas-sehat.com
color="#006666"/>
menyediakan ruang konsultasi gratis
MORE
satu pilihan untuk bertukar pendapat
tentang unggas atau sekedar konsultasi.
2. connect.php
3. program.php <script type="text/javascript"