APLIKASI SISTEM PAKAR MENDEKTEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT CACINGAN PADA ANAK BALITA
Naskah Publikasi
Diajukan oleh Eka Ristianingrum 08.12.3314
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
EXPERT SYSTEM APPLICATION FOR DISEASE PREVENTION AND EARLY DETECTION WORM IN CHILDHOOD
APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDEKTEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT CACINGAN PADA ANAK BALITA Eka Ristianingrum Jurusan Sistem Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT Development of symptoms of intestinal worms is influenced many factors ranging from temperature factors, the climate of tropical countries including one country Indonesia, body hygiene, environmental sanitation, social, economic, and population density. Therefore, they are susceptible to worms exposed to the disease if they live in environments that are not clean. To that end, mothers in particular also need to know the symptoms of intestinal worms, so that children can watch and learn more about the signs of worms for early prevention. In addition, the importance of knowing the symptoms and signs of intestinal worms worms are as relief to the children so that not too long worm nest. Many a mother realizes too late that his son had been exposed to intestinal worms. A mother knows her child after the periksaakan worms exposed to the pediatrician, whereas when the check with your pediatrician should be in line with other patients and doctors were examining patients one by one manually by medical science that is owned, nurses only equipment needed to help prepare physicians , helps during patient registration. Things like that in a sense less effective. Therefore, the author tries to give a solution to this problem is to build Expert Systems Applications To Mendekteksi Early Worms Symptoms And Prevention In Childhood. Expert System Applications To Dectection Early Symptoms And Prevention In Childhood Diseases Worms is an application created with Microsoft Visual Basic programming language and Microsft Accsess 6.0 as database processing. The function of this application is as a tool for early mendekteksi and prevent symptoms of worms that could detection worms symptoms early and can be treated before the disease becomes more severe intestinal worms and leads into a more dangerous disease. Key words: Expert System, Diseases Worms, Childhood
1.
Pendahuluan Berkembangnya gejala cacingan dipengaruhi banyak faktor mulai dari faktor suhu,
iklim Negara tropis termasuk salah satunya Negara Indonesia, kebersihan tubuh, sanitasi lingkungan, sosial ekonomi, dan kepadatan penduduk. Oleh karena itu, rentan bagi mereka terkena penyakit cacingan jika tinggal di lingkungan yang tidak bersih. Untuk itu, para ibu khususnya juga perlu mengetahui gejala penyakit cacingan, agar anak bisa di awasi serta lebih mengenal tanda–tanda cacingan untuk pencegahan dini. Selain itu, pentingnya mengetahui gejala cacingan dan tanda–tanda cacingan adalah sebagai pertolongan kepada anak agar cacing tidak terlalu lama bersarang. Kebanyakan seorang ibu telat menyadari bahwa anaknya telah terkena cacingan. Seorang ibu mengetahui anaknya terkena cacingan setelah di periksaakan ke dokter anak, sedangkan saat di periksakan ke dokter anak harus mengantri dengan pasien-pasien lain dan dokter pun memeriksa satu persatu pasien secara manual dengan ilmu kedokteran yang dimiliki, perawat hanya membantu menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dokter, membantu saat pendaftaran pasien. Hal seperti itu di rasa kurang efektif. Oleh karena itu penulis mencoba memberi solusi untuk masalah tersebut yaitu dengan membangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendekteksi Dini Dan Pencegahan Gejala Penyakit Cacingan Pada Anak Balita. Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendekteksi Dini Dan Pencegahan Gejala Penyakit Cacingan Pada Anak Balita adalah aplikasi yang dibuat dengan bahasa pemograman Microsoft Visual Basic 6.0 dan Microsft Accsess sebagai pengolahan databasenya. Adapun fungsi dari aplikasi ini adalah sebagai alat bantu untuk mendekteksi dini dan mencegah gejala penyakit cacingan agar gejala penyakit cacingan bisa didektesi lebih dini dan bisa di obati sebelum penyakit cacingan tersebut menjadi semakin parah dan mengarah menjadi penyakit yang lebih bahaya.
2.
Landasan Teori
2.1
Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan,
fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Martin dan Oxman, 1988). Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktifitas pemecahan masalah. Beberapa aktifitas pemecahan masalah yang dimaksud antara lain: pembuatan keputusan (decicion making), pemaduan pengetahuan (knowledge fusing), pembuatan design
(design),
perancangan
(planning),
prakiraan
(forecasting),
pengaturan
(regulating), pengendalian (controlling), diagnosis (diagnosing), perumusan (prescribing), penjelasan (explaining), pemberian nasihat (advising), dan pelatihan (tutoring). Selain itu
sistem pakar juga dapat berfungsi sebagai asisten yang pandai dari seorang pakar (Martin dan Oxman, 1988).
2.1.1 Konsep Dasar Sistem Pakar Menurut Turban (1995) menyatakan bahwa konsep dasar dari suatu sistem pakar mengandung beberapa unsur/elemen, yaitu keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan. 1.
Keahlian Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, eksperimen atau uji coba, membaca atau pengalaman.
2.
Pakar atau ahli (Expert) Seorang pakar adalah seorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar pokok permasalahan (domain), menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecahkan aturan-aturan jika dibutuhkan, dan memerlukan relevan atau tidaknya keahlian mereka.
3.
Pemindahan keahlian Pemindahan keahlian dari para ahli ke media elektronik seperti komputer untuk kemudian dialihkan lagi pada orang yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari sistem pakar
4.
Menarik kesimpulan Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan untuk menalar. Komputer diprogram sehingga dapat membuat kesimpulan. Pengambilan keputusan ini dilaksanakan oleh komponen yang disebut inference engine.
5.
Aturan (Rule) Kebanyakan sistem pakar adalah sistem-sistem berbasis rule, pengetahuan disimpan dalam bentuk rule-rule sebagai prosedur pemecahan masalah.
6.
Kemampuan menjelaskan (Explanation Capability) Keistimewaan lain dari sistem pakar adalah kemampuan menjelaskan dari mana asal sebuah atau rekomendasi diperoleh.
2.1.2 Mesin Inferensi Terdapat dua pendekatan untuk mengenali inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan. Yaitu pelacakan ke belakang (backward chaining) dan pelacakan ke depan (forward chaining).
Pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori tujuan (gool-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya. Proses berlanjut sampai semua kemungkinan ditemukan. Gambar 2.1 berikut menunjukkan proses backward chaining
Gambar 2.1 Proses backward chaining Pelacak ke depan adalah pendekatan yang dimotori data (data-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai bagian IF dari aturan IF-THEN. Gambar 2.2 menunjukkan proses forward chaining.
Gambar 2.2 Proses forward chaining Kedua metode inferensi tersebut dipengaruhi oleh tiga macam penelusuran, yaitu: 1.
Depth-first search, melakukan penelusuran kaidah secara mendalam dari simpul akar bergerak ke tingkat dalam yang berurutan.
Gambar 2.3 Diagram alir teknik penelusuran Depth-first search 2.
Breadth-first search, bergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada setiap tingkat diuji sebelum pindah ke tingkat selanjutnya.
Gambar 2.5 Diagram alir teknik penelusuran Breadth-first search 3. Best-first search, bekerja berdasarkan kombinasi kedua metode sebelumnya.
2.1.3 Kaidah Produksi Kaidah menyediakan cara formal untuk merepresentasikan rekomendasi, arahan, atau strategi (Kusrini, 2006). Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk: JIKA [premis] MAKA [konklusi] JIKA [masukan] MAKA [keluaran] JIKA [kondisi] MAKA [tindakan] JIKA [anteseden] MAKA [konsekuen] JIKA [data] MAKA [hasil] JIKA [tindakan] MAKA [tujuan] Premis mengacu pada fakta yang harus benar sebelum konklusi tertentu dapat diperoleh.
2.2 Cacingan Infeksi Cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh manusia dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi dari tubuh manusia. Cacingan biasanya terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan baik terhadap diri sendiri ataupun terhadap lingkungannya. Cacingan dapat menular melalui larva/telur yang tertelan dan masuk ke dalam tubuh. Cacing merupakan hewan tidak bertulang yang berbentuk lonjong & panjang yang berawal dari telur/larva hingga berubah menjadi bentuk cacing dewasa. Cacing dapat menginfeksi bagian tubuh manapun yang ditinggalinya seperti pada kulit, otot, paru-paru, ataupun usus/saluran pencernaan.
2.3 Pengenalan Visual Basic 6.0 Visual
Basic
Merupakan
bahasa
pemrograman
Visual
sehingga
dapat
mempermudah dalam mendesain tampilan program atau lebih dikenal dengan istilah user interface. Pemrograman Visual Basic 6.0 memberikan kemudahan bagi programmer dalam membuat sebuah program, karena dalam Visual Basic 6.0 telah disediakan Intelligent IDE yang cerdik dan aktif membantu, sehingga tidak perlu mengingat-ingat syntax prosedur yang sering lupa, Auto List Member dan Auto Quick akan selalu menampilkan pilihan. Selain kemudahan tersebut, Visual Basic 6.0 juga memiliki kecepatan proses yang tinggi dan keunggulan dalam file eksekusi (EXE) yang dihasilkan, yang mampu berdiri sendiri diluar software pembangunnya serta ukurannya yang kecil. Selain
kemudahan
pemrograman,
kekuatan
lain
Visual
Basic
6.0
adalah kemampuannya yang canggih dalam bidang database. Visual Basic 6.0 menghadirkan banyak fasilitas baru yang mempercanggih aplikasi database, antara lain
ADO (ActiveX Data Object), OLE DB pada Interface COM (Component Object Model), Query Designer dan Database Designer, Setup Wizard dan Data Report, Data Source dan Window data View, SQL Editor, Kontrol Flex Grid, Data Repeater, Data Form Wizard dan Data Object Wizard, File System Object, Format Object, Kontrol DataGrid, Kontrol Data list, dan Kontrol DataCombo.
2.4 Microsoft Office Accsess 2007 Microsoft Accsess merupakan program database yang sudah popular dan banyak digunakan saat ini. Ini dikarenakan oleh kemudahannya dalam pengolahan berbagai jenis database serta hasil akhir berupa laporan dengan tampilan dengan desain yang lebih menarik. Pada Microsoft Accsess 2007, sebuah database yang diolah tersebut disempan dalam sebuah file dengan ekstensi .accdb (Accsess database). Didalam berkas inilah semua objek yang terkait dengan database termasuk table disimpan. Dalam Microsoft Accsess, istilah kolom yang biasa dipakai pada basis data rasional disebut field dan baris biasa disebut record. Database pada Accsess lebih dari sekedar data. Dalam pengoprasian data pada table database didukung oleh lima obyek lainnya, yaitu:
Query Digunakan untuk mencari dan menampilkan data yang memenuhi syarat tertentu dari satu atau lebih.
Form Digunakan untuk menampilkan data, mengisi data dan menyebutkan yang ada didalam.
Report Digunakan untuk menampilkan laporan hasil analisa data.
Macro Untuk mengoptimalkan perintah-peritah yang sering digunakan untuk mengolah data.
Module Digunakan untuk perancangan berbagai modul aplikasi pengolahan database tingkat lanjut sesuai dengan kebutuhan.
(Mahir Dalam 7 Hari Microsoft Accsess 2007. Yogyakarta: ANDI. Hal.3)
3.
Analisis
3.1
Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi
yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi
dan mengevaluasi permasalahan dan hambatan yang terjadi serta perbaikannya. Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem dan sebelum tahap desain sistem. Tahap analisis sistem merupakan tahap yang kritis dan sangat penting. Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam analisis sistem. Adapun masalah yang terjadi kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit cacingan tanpa mengetahui tindakan perawatan yang tepat yang harus dilakukan. Masyarakat awam khususnya seorang ibu akan sulit mendapatkan informasi tentang cacingan atau penyakit cacingan yang diderita jika dokter tidak ada ditempat atau sibuk mengurus pasien-pasiennya, sehingga user dalam hal ini perawat dokter mampu menangani pasien. Dari masalah yang ada maka dibuat sebuah sistem yang dapat membantu saat dokter sedang tidak berada ditempat atau dokter sedang sibuk mengurus pasienpasiennya yaitu dengan membuat aplikasi sistem pakar yang dapat berperan sebagai pakar (dokter). Dengan kata lain terjadi pemindahan atau proses pengolahan informasi yang bersifat heuristic yang artinya membangun dan mengoprasikan basis pengetahuan dari seorang pakar ke sebuah sistem komputer. Pengetahuan dari seorang pakar disimpan dalam suatu basis pengetahuan, dengan bantuan mesin inferensi dan memori kerja maka proses penarikan kesimpulan dalam mendiagnosa penyakit yang diderita berdasarkan gejala yang dirasakan dapat dilakukan.
3.2 Deskripsi Sistem Deskripsi
sistem
adalah
gambaran
umum
tentang
sistem
yang
akan
dikembangkan. Sistem pakar untuk mendekteksi dini dan pencegahan penyakit cacingan pada anak balita ini merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis penyakit cacingan yang diwujudkan dengan adanya dialog antara pengguna dengan sistem. Pada proses ini sistem akan memberikan daftar berupa faktafakta yang telah disimpan dalam sistem berupa basis pengetahuan, untuk dapat melakukan diagnosis, data gejala harus sudah tersedia. Jika tidak tersedia, maka dianggap tidak tahu. Jawaban yang diberikan pengguna akan diproses, apabila hasil diagnosis menunjukkan bahwa anak tersebut terkena penyakit cacingan, maka sistem memberikan solusi untuk mengobati penyakit cacingan dan rekomendasi untuk pencegahan terkena penyakit cacingan kembali.
3.3 Akuisisi Pengetahuan Akuisisi pengetahuan pada sistem pakar untuk pencegahan penyakit cacingan pada anak balita didapat dari:
mendekteksi dini dan
1. Pakar dari objek penyakit cacingan yaitu dokter anak dr.Hepi adi dan bidan Endang sm dan ditambah refrensi dari buku dan internet. 2. Artikel-artikel dan jurnal dari internet.
3.4 Representasi Pengetahuan Sistem pakar untuk mendekteksi dini dan pencegahan penyakit cacingan pada anak balita ini menggunakan basis pengetahuan, basis aturan dan mesin inferensi untuk mendiagnosa penyakit serta memberikan informasi tentang jenis cacing yang menyebabkan penyakit cacingan. Basis pengetahuan berisi fakta-fakta yang dibutuhkan oleh sistem, basis aturan berisi aturan analisis sedangkan mesin inferensi digunakan untuk menganalisis fakta-fakta yang dimasukkan oleh user sehingga dapat ditentukan suatu kesimpulan. Data-data yang menjadi input pada sistem pakar ini adalah data fakta yang diperoleh dari informasi seorang pakar, internet yang telah dicocokkan dengan penelitian seorang pakar
3.4.1 Penyusunan Basis Pengetahuan Basis pengetahuan yang diperlukan sistem terdiri dari data gejala, data penyakit, data pencegahan penyakit, dan data solusi. Adapun tabel yang memuat tentang basis pengetahuan dapat dilihat pada table dibawah ini : Tabel 3.1 Basis Pengetahuan Data Gejala Gejala Kd_Gejala
Gejala
G001
Nafsu makan berkurang
G002
Sering sakit perut
G003
Mata pucat
G004
Batuk tak sembuh-sembuh
G005
Diare
G006
Disentri ( diare disetai darah atau berlendir )
G007
Anemia atau kurang darah
G008
Berat badan menurun
G009
Cacing dalam kotoran atau feses
G010
Lesu
G011
Tak bergairah
G012
Terlihat Pucat
G013
Rentan terhadap penyakit
G014
Gatal-gatal di sekitar anus
G015
Sulit tidur
G016
Perut buncit
G017
Suka mengantuk
G018
Rasa mual
G019
Muntah ada cacing
G20
Perut kembung Tabel 3.2 Basis Pengetahuan Data Penyakit Penyakit
Kd_Penyakit
Penyakit
P001
Penyakit cacing gelang
P002
Penyakit cacing cambuk
P003
Penyakit cacing tambang
P004
Penyakit cacing kremi
P005
Penyakit cacing pita Tabel 3.3 Basis Pengetahuan Solusi Solusi
Kd_Solusi
Solusi
S001
Penanganan untuk mengatasi infeksi cacing dengan obatobatan merupakan pilihan yang dianjurkan. Obat anti cacing Golongan Pirantel Pamoat (Combantrin dan lainlain) merupakan anti cacing yang efektif untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang disebabkan parasit cacing.
S002
Vitamin penambah nafsu makan untuk balita
S003
Obat batuk untuk balita
S004
Obat diare untuk balita
S005
Obat disenteri untuk balita
S006
Antibiotik untuk meningkatkan kekebalan tubuh atau imunitas pada balita
S007
Obat anti muntah
S008
Pengobatan menggunakan Albendazole yang berfungsi untuk memutuskan rantai kehidupan cacing: cacing dewasa, telur dan larva.
S009
Menggunakan obat Mebendazole untuk membunuh semua stadium cacing.
Tabel 3.4 Basis Pengetahuan Data Pencegahan Penyakit Pencegahan Penyakit Kd_Pencegahan Penyakit Pencegahan_Penyakit E001
Biasakan untuk selalu hidup bersih, seperti cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar dengan sabun. Kemudian potonglah kuku secara berkala agar tetap pendek dan bersih.
E002
Biasakan anak untuk selalu menggunakan sandal atau sepatu bila keluar rumah, terutama bila berjalan di tanah. Tanah, terutama yang lembap, merupakan
tempat
favorit
cacing
untuk
berkembang biak. E003
Jangan lupa memilih dan mengolah makanan dengan
bersih.
Misalnya,
mencuci
sayuran
dengan air yang mengalir. Kemudian tidak membiarkan makanan dihinggapi lalat karena biasanya
lalat
mampu
membawa
telur-telur
cacing. E004
Bila ingin makan sayuran mentah (lalapan) atau buah-buahan, cucilah dengan air bersih yang mengalir.
E005
Biasakan anak untuk tidak jajan jenis makanan di tempat sembarangan.
E006
Jangan mengonsumsi daging sapi atau babi yang masih mentah atau dimasak kurang matang berisiko terinfeksi cacing pita.
3.4.2 Penyusunan Basis Aturan Selain berisi fakta-fakta yang dibutuhkan sistem, basis pengetahuan juga memerlukan sistem yang terdiri dari aturan gejala penyakit, aturan pencegahan penyakit, dan aturan solusi. Pembentukan basis pengaturan ditujukkan pada tabel berikut ini: Tabel 3.5 Basis Aturan Gejala Penyakit Aturan Gejala Penyakit No 1
Aturan Gejala Penyakit IF mengalami Nafsu makan berkurang (G001) dan Sering sakit perut (G002) atau salah satunya AND Mata pucat (G003) AND Batuk tak sembuh-sembuh (G004) THEN cacing gelang (P001)
2
IF mengalami Diare (G005) dan Disentri (Diare disertai darah atau berlendir) (G006) atau salah satunya AND Anemia (G007) AND Berat badan Menurun (G008) AND Cacing dalam kotoran atau feses (G009) THEN cacing cambuk (P002)
3
IF mengalami Lesu (G010) dan Tak bergairah (G011) atau salah satunya AND Terlihat pucat (G012) AND Rentan terhadap penyakit (G013) THEN cacing tambang (P003)
4
IF mengalami Gatal-gatal disekitar anus (G014) dan Sulit tidur (G015) atau salah satunya AND Perut buncit (G016) AND Suka mengantuk (G017) THEN cacing kremi (P004)
5
IF mengalami Rasa mual (G018) dan Muntah ada cacing (G019) atau salah satunya AND Perut Kembung (G020) THEN cacing pita (P004)
Tabel 3.6 Basis Aturan Solusi Penyakit Aturan Solusi Penyakit No.
Aturan Solusi Penyakit
1
IF cacing gelang (P001) THEN penanganan untuk mengatasi infeksi cacing dengan obat-obatan merupakan pilihan yang dianjurkan. Obat anti cacing Golongan Pirantel Pamoat (Combantrin dan lain-lain) merupakan anti cacing yang efektif untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang disebabkan parasit cacing (S001) AND Vitamin penambah nafsu makan untuk balita (S002) AND Obat batuk untuk balita (S003)
2
IF cacing cambuk (P002) THEN penanganan untuk mengatasi infeksi cacing dengan obat-obatan merupakan pilihan yang dianjurkan. Obat anti cacing Golongan Pirantel Pamoat (Combantrin dan lain-lain) merupakan anti cacing yang efektif untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang disebabkan parasit cacing (S001) AND Vitamin penambah nafsu makan untuk balita (S002) AND Obat diare untuk balita (S004) AND Obat disenteri untuk balita (S005) AND menggunakan obat Mebendazole untuk membunuh semua stadium cacing (S009)
3
IF cacing tambang (P003) THEN Antibiotik untuk meningkatkan kekebalan tubuh atau imunitas pada balita (S006) AND pengobatan menggunakan Albendazole yang berfungsi untuk memutuskan rantai kehidupan cacing: cacing
dewasa,
telur
dan
larva
(S008)
AND
menggunakan
obat
Mebendazole untuk membunuh semua stadium cacing (S009) 4
IF cacing kremi (P004) THEN penanganan untuk mengatasi infeksi cacing
dengan obat-obatan merupakan pilihan yang dianjurkan. Obat anti cacing Golongan Pirantel Pamoat (Combantrin dan lain-lain) merupakan anti cacing yang efektif untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang disebabkan parasit cacing (S001) AND pengobatan menggunakan Albendazole yang berfungsi untuk memutuskan rantai kehidupan cacing: cacing dewasa, telur dan larva (S008) 5
IF cacing pita (P005) THEN penanganan untuk mengatasi infeksi cacing dengan obat-obatan merupakan pilihan yang dianjurkan. Obat anti cacing Golongan Pirantel Pamoat (Combantrin dan lain-lain) merupakan anti cacing yang efektif untuk mengatasi sebagian besar infeksi yang disebabkan parasit cacing (S001) AND Obat anti muntah (S007) AND menggunakan obat Mebendazole untuk membunuh semua stadium cacing (S009)
Tabel 3.7 Basis Aturan Pencegahan Penyakit Aturan Pencegahan Penyakit No
Aturan Pencegahan Penyakit
1
IF Penyakit Cacing Gelang (P001) THEN biasakan untuk selalu hidup bersih, seperti cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar dengan sabun. Kemudian potonglah kuku secara berkala agar tetap pendek dan bersih (E001) AND biasakan anak untuk selalu menggunakan sandal atau sepatu bila keluar rumah, terutama bila berjalan di tanah. Tanah, terutama yang lembap, merupakan tempat favorit cacing untuk berkembang biak (E002)
2
IF Penyakit Cacing Cambuk (P002) THEN biasakan untuk selalu hidup bersih, seperti cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar dengan sabun. Kemudian potonglah kuku secara berkala agar tetap pendek dan bersih (E001) AND
jangan lupa memilih dan mengolah makanan dengan bersih.
Misalnya, mencuci sayuran dengan air yang mengalir. Kemudian tidak membiarkan makanan dihinggapi lalat karena biasanya lalat mampu membawa telur-telur cacing (E003) 3
IF Penyakit Cacing Tambang (P003) THEN biasakan untuk selalu hidup bersih, seperti cuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar dengan sabun. Kemudian potonglah kuku secara berkala agar tetap pendek dan bersih (E001) AND biasakan anak untuk selalu menggunakan sandal atau sepatu bila keluar rumah, terutama bila berjalan di tanah. Tanah, terutama yang lembap, merupakan tempat favorit cacing untuk berkembang biak (E002)
4
IF Penyakit Cacing Kremi (P004) THEN jangan lupa memilih dan mengolah makanan dengan bersih. Misalnya, mencuci sayuran dengan air yang mengalir.
Kemudian tidak membiarkan makanan dihinggapi lalat karena biasanya lalat mampu membawa telur-telur cacing (E003) AND Bila ingin makan sayuran mentah (lalapan) atau buah-buahan, cucilah dengan air bersih yang mengalir (E004) AND Biasakan anak untuk tidak jajan jenis makanan di tempat sembarangan (E005) 5
IF Penyakit Cacing Pita (P005) THEN jangan lupa memilih dan mengolah makanan dengan bersih. Misalnya, mencuci sayuran dengan air yang mengalir. Kemudian tidak membiarkan makanan dihinggapi lalat karena biasanya lalat mampu membawa telur-telur cacing (E003) AND Bila ingin makan sayuran mentah (lalapan) atau buah-buahan, cucilah dengan air bersih yang mengalir (E004) AND jangan mengonsumsi daging sapi atau babi yang masih mentah atau dimasak kurang matang berisiko terinfeksi cacing pita
3.5 Mesin Inferensi Mesin inferensi adalah bagian sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola terentu. Selama proses konsultasi mesin inferensi menggunakan strategi forward chaining atau penalaran maju, dimana penelusuran pada sistem mencari gejala penyakit yang diderita hingga didapat kesimpulan penyakit sesuai rule yang ada. Berikut ini merupakan penelusuran yang digunakan dengan menggunakan Decision Tree, yaitu sebagai berikut:
Gambar 3.1 Decision Tree Keterangan: G001-G020 merupakan gejala P001-P005 merupakan penyakit cacingan Penyusunan Decision Tree di atas berdasarkan kaidah produksi (rule) yang telah dibuat sebagai basis aturan yang telah disebutkan sebelumnya. Berdasarkan Decision Tree tersebut, sistem akan melakukan penelusuran penyakit berdasarkan gejala yang ada dengan mengajukan pertanyaan (dalam hal ini gejala cacingan) kepada pengguna sistem. Pengguna harus menjawab pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak dengan mempertimbangkan jawaban yang paling mendekati dengan pertanyaan/gejala yang diajukan sistem. Pengguna harus menjawab
ya atau tidak, namun jika ragu-ragu tetap harus menjawab ya atau tidak dengan mempertimbangkan jawaban yang paling mendekati dengan pertanyaan gejala yang diajukan oleh sistem. Berdasarkan jawaban pengguna tersebut, sistem akan melanjutkan penelusuran ke gejala berikutnya, dan menanyakan pertanyaan/gejala berikutnya. Misalnya pertama kali gejala G001 yang akan ditanyakan, jika pengguna menjawab ya (gejala tersebut memang sesuai dengan yang di alami pasien ) maka pertanyaan/gejala berikutnya yang ditanyakan adalah gejala G002 sampai sistem dapat menyimpulkan sebuah penyakit dari gejala-gejala yang di inputkan. Sebaliknya jika pengguna menjawab tidak (gejala pertama tidak dialami pasien) maka pertanyaan/gejala berikutnya yang akan ditanyakan adalah gejala berikutnya. Begitu seterusnya sampai diperoleh kesimpulan penyakit P001 atau P002 atau P003 dan seterusnya. Setiap penyakit memiliki gejala yang berbeda-beda untuk menyimpulkan sebuah penyakit dari gejala, gejala yang di inputkan harus 50% lebih dari jumlah gejala untuk satu penyakit. Jika penelusuran tidak sampai mendapat kesimpulan, sistem akan mencari penyakit yang paling mendekati kemungkinan penyakit cacingan yang diderita.
3.6 Perancangan Sistem Perancangan fungsional sistem merupakan tahap awal untuk merancang semua proses dan aliran data yang terjadi dalam sistem
3.7 Perancangan Database Database merupakan bagian dari implementasi sistem pakar yang digunakan untuk menyimpan semua data, baik basis pengetahuan maupun basis aturan.
3.7.1
Entity Relationship Diagram ERD adalah diagram yang memperlihatkan entitas-entitas yang terlibat
dalam suatu sistem serta hubungan-hubungan (relasi) antar entitas. Penekanan pada ERD adalah tabel-tabel yang merepresentasikan entitas-entitas serta tabel-tabel yang merepresentasikan entitas-entitas itu sendiri. Entitas yang terlibat dalam sistem pakar mendekteksi dini dan pencegahan penyakit cacingan pada anak balita. Dari entitas yang terlibat dapat dibuat suatu diagram hubungan antara entitas seperti yang dapat dilihat pada gambar 3.2 dan hubungan antar tabel dapat dilihat pada gambar 3.3
Gambar 3.2 Entity Relationship Diagram
Keterangan dari gambar 3.2 adalah sebagai berikut: a. Dari hubungan entity GEJALA dan PENYAKIT maka dihasilkan tabel ATURAN_GEJALA_PENYAKIT yang dapat menentukan penyakit berdasarkan gejala yang dialami. b. Dari
hubungan
entity
PENYAKIT dan SOLUSI
maka
dihasilkan tabel
ATURAN_SOLUSI yang dapat menentukan solusi yang tepat untuk penyakit tertentu. c.
Dari hubungan entity PENYAKIT dan PENCEGAHAN maka dihasilkan tabel ATURAN_PENCEGAHAN yang dapat memberikan pencegahan yang tepat untuk penyakit cacingan.
d. Entity USERS PAKAR dapat berdiri sendiri, yang dapat digunakan pakar untuk mengakses fasilitas sistem secara keseluruhan.
3.7.2 Mapping table Entitas-entitas tersebut akan disimpan dalam bentuk tabel, sehingga dapat dibuat antar tabel seperti yang ditunjukkan gambar 3.3
Gambar 3.3 Relasi Antar Tabel Keterangan: Tabel Utama
: T.GEJALA, T.PENYAKIT, T.SOLUSI, T.PENCEGAHAN
Tabel Aturan
: T.ATURAN_GEJALA_PENYAKIT, T.ATURAN_SOLUSI, T.ATURAN_PENCEGAHAN
Tabel Tambahan : T.USER PAKAR
4.
Implementasi Sistem
4.1
Implementasi Implementasi program aplikasi “ Sistem pakar mendekteksi dini dan pencegahan
penyakit cacingan pada anak balita” menggunakan Metode Forward Chaining merupakan tahap paling penting dimana sistem yang sudah dirancang, diimplementasikan untuk menghasilkan pada keadaan yang sebenarnya. Dari hal ini dapat diketahui apakah sistem yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tidak.
Tahap perancangan aplikasi telah dikerjakan. Mulai dari rancangan sistem, rancangan input output, rancangan database dan rancangan antar muka (user interface). Semua rancangan ini digunakan untuk mempermudah dalam penjabaran sistem ke dalam bahasa pemograman.
4.1.1 Login sebagai Pakar Jika user memilih menu pakar pada form login maka pakar diharuskan mengisi username dan password untuk dapat masuk pada menu pakar selanjutnya. Berikut adalah desain form login sebagai pakar.
Gambar 4.1 Form Login (PAKAR) 4.1.2 Form utama pakar Setelah berhasil login sebagai pakar maka akan masuk ke form utama pakar. Dalam form ini pakar dapat mengisikan basis pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang gejala cacingan, solusi, pencegahan, aturan gejala, aturan solusi dan aturan pencegahan.
Gambar 4.2 Form Utama pakar
4.1.3 Form input data jenis cacingan Pada form ini seorang pakar dapat memasukkan kode cacingan dan jenis penyakit cacingan. Dalam form ini juga menyediakan fasilitas untuk menyimpan data baru, mengolah data lama, membatalkan perubahan dan menghapus data yang dikehendaki oleh seorang pakar. Adapun tampilan dari form input data jenis cacingan adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3 Form Input Data Jenis Cacingan
4.1.4 Login sebagai Pengguna Jika user memilih menu pengguna pada form login maka pengguna diharuskan mengisi username untuk dapat masuk pada menu pengguna selanjutnya. Berikut adalah desain form login sebagai pengguna:
Gambar 4.4 Form Login (Pengguna)
4.1.5 Form utama pengguna Setelah berhasil login sebagai pengguna maka akan masuk ke form pengguna. Dalam form ini pengguna dapat melakukan konsultasi.
Gambar 4.5 Form Utama Pengguna
4.1.6 Menu Konsultasi Menu ini digunakan oleh seorang user/pengguna untuk melakukan konsultasi. Untuk pengguna melakukan login terlebih dahulu. Di sini pengguna hanya dapat melakukan konsultasi saja terhadap sistem. Untuk melakukan konsultasi pilih menu konsultasi
Gambar 4.6 Menu Konsultasi Setelah pengguna masuk pada form pertanyaan yang digunakan sebagai konsultasi yang selanjutnya untuk dapat dihasilkan kesimpulan berupa hasil diagnosa, solusi dan pencegahan. Dari jawaban-jawaban yang diberikan dari sistem maka sistem akan melakukan penelusuran terhadap jenis cacing yang sesuai dengan jawaban dari pertanyaan. Penelusuran ini berdasarkan dari Decision Tree (pohon keputusan yang telah ada). Dari hasil penelusuran ini dapat dilihat kemungkinan cacingan yang diderita beserta solusi dan pencegahannya. Berikut ini contoh form hasil diagnosa.
Gambar 4.7 Form Hasil Penelusuran 5.
Penutup
5.1
Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dan hasil
pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan: 1. Program sistem pakar mendekteksi dini dan pencegahan penyakit cacingan pada anak balita ini dapat digunakan sebagai pengganti pakar apabila seorang pakar sibuk dengan kegiatan lainnya, jadi program dapat berfungsi sebagai pakar yang dapat menentukan jenis cacingan yang dialami dan solusi pencegahan berdasarkan gejala-gejala yang dialami pasien selama permasalahan tersebut sesuai dengan batasan masalah yang ada dalam sistem. 2. Program sistem pakar ini memberikan informasi kepada pemakai mengenai jenis cacingan yang diderita berdasarkan gejala-gejala yang dialami.
5.2
Hasil Pengujian Tingkat kebenaran aplikasi sistem pakar ini adalah 20 contoh kasus dengan 18 hasil pengujian program sama dan 2 hasil tidak sama jadi prosentase hasil pengujian aplikasi sistem pakar 18 x 100% = 90% 20
Daftar Pustaka Tim Penerbit Andi, Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic, Andi Offset, Yogyakarta, 2003 Kusrini, S.Kom, Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Andi Offset, Yogyakarta, 2006 Arhami, M, Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta, 2005 Kusrini, S.Kom, Aplikasi Sistem Pakar, Andi Offset, Yogyakarta, 2006
Slazh Pardede, Hati-Hati Cacingan Bukan Penyakit Sepele, 1 Mei 2011 /http://www.slazhpardede.files.wordpress.com, 17 November 2011
Koran Indonesia Sehat, Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit Cacingan, 10 November 2010 /http://www.koranindonesiasehat.wordpress.com, 12 Oktober 2011 Yusri, Cacingan Pada Anak, 24 Mei 2011 /http://www.cacingan-pada-anak.com , 17 November 2011. Rafifsafaalzena, Diagnosis dan Cara Mengobati Cacingan Pada Anak, 18 Agustus 2010 /http://www.rafifsafaalzena.blogspot.com , 16 November 2011
LAMPIRAN Perhitungan prosentase kemungkinan cacingan yang diderita balita. Prosentase kemungkinan cacingan yang diderita diperoleh berdasarkan gejala-gejala yang telah dijawab dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Adapun langkah perhitungan untuk prosentase cacingan yang diderita adalah sebagai berikut: Prosentase cacingan = Gejala yang dialami
X 100%
Total gejala suatu cacingan Keterangan: 1. Prosentase cacingan merupakan prosentase hasil kemungkinan cacingan yang diderita. 2. Gejala yang dialami merupakan jumlah gejala-gejala yang telah dijawab dalam proses konsultasi. 3. Total gejala suatu cacingan merupakan jumlah semua gejala pada satu jenis penyakit cacingan. Sebagai contoh: 1. Gejala yang telah dijawab dalam proses konsultasi adalah: G001
Nafsu makan berkurang
G002
Sering sakit perut
G003
Mata Pucat
Gejala yang mendekati penyakit di atas adalah Penyakit Cacing Gelang dengan total gejala adalah: G001
Nafsu makan berkurang
G002
Sering sakit perut
G003
Mata Pucat
G004
Batuk tak sembuh-sembuh
Langkah perhitungannya: Prosentase cacingan= Gejala yang dialami Total gejala suatu cacingan
X 100%
Prosentase cacingan=
3 4
Prosentase cacingan= 75%
X 100%