ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK DAN BALITA
Maya Suhayati Dosen Tetap STMIK Sumedang
[email protected]
ABSTRAK Pada masa tumbuh kembang anak dan balita, suatu saat mereka akan mengalami sakit. Meskipun merupakan penyakit yang ringan akan tetapi pada anak dan balita tidaklah demikian. Pada anak dan balita diperlukan penanganan dan pengobatan yang tepat. Kesalahan penanganan bisa menyebabkan fatal dan berdampak pada kehidupan mereka di masa yang akan datang. Solusi ini dapat dihindari jika para orang tua mempunyai pengetahuan tentang penyakit anak dan balita. Sehingga jika mereka sakit, mereka dapat mengetahui penyakit apa yang diderita dan tindakan apa yang dapat dilakukan dengan tepat. Penanganan yang tepat bukan hanya membantu penyembuhan, namun juga dapat mencegah timbulnya komplikasi lebih jauh. Dengan keterbatasan jumlah pakar yang berpengalaman dalam mendiagnosa penyakit anak dan balita, terutama di daerah terpencil dan pedesaan, maka dibuatlah sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit anak dan balita, yang mengadopsi pengetahuan cara-cara diagnosis penyakit berdasarkan gejala-gejala yang timbul. Kemudian akan diolah melalui proses analisa data sehingga komputer diharapkan mampu mendiagnosa penyakit anak dan balita. Kata-kata kunci : Sistem Pakar, Diagnosa Penyakit anak dan balita
1.
PENDAHULUAN Sistem pakar (expert system) adalah suatu sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Kusumadewi, 2003) dan Sistem Pakar adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan,fakta,dan teknik penalaran dalam memecahkan sesuatu masalah yang biasanya hanya dapat dilakukan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut(Martin dan Oxman,1988). Dengan adanya sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit dengan sebenarnya hanya bisa diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membentu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman.
Ketidakhadiran seorang dokter anak atau ahlinya yang bisa menentukan penyakit anak atau balita yang diderita beserta pengobatannya mengakibatkan proses penyembuhan menjadi lama atau bahkan mengakibatkan hal yang fatal bagi pasien.Tidak hanya itu,keterbatasan seorang dokter anak dalam mengidentifikasi penyakit juga menjadi penyebab terhambatnya proses penyembuhan. Selain itu posisi yang jauh dari tempat pelayanan kesehatan juga ikut menentukan lama tidaknya proses penyembuhan tersebut.Untuk menanggulangi hal tersebut di bangunlah suatu sistem komputer yang bisa diakses oleh pasien,yang dapat menggantikan peran seorang pakar apabila sewaktu-waktu tidak dapat hadir. Dengan bantuan sistem pakar ini,diharapkan dapat mempercepat proses identifikasi penyakit pada anak dan balita, penentuan obat serta proses penyembuhannya.Salah satu solusi untuk masalah tersebut adalah perancangan sistem pakar tentang diagnosis penyakit pada anak dan balita beserta solusi pengobatannya,tetapi perancangan sistem pakar beberasis komputer ini bukan menjadi solusi ketika komputer tidak tersedia pada waktu di butuhkan.
1.1 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana membangun aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada anak dan balita? 2. Apakah aplikasi yang dibangun dapat mendiagnosa gejala penyakit yang timbul, memberikan solusi pengobatan dan memberikan solusi pencegahannya? 1.2 Batasan Masalah 1. Aplikasi sistem pakar ini hanya untuk mendiagnosa gejala serangan penyakit, memberikan solusi pencegahan dan penanganan yang berupa pengobatan secara teknis (medis dan keperawatan). 2. Metode yang digunakan dalam pembangunan aplikasi sistem pakar ini menggunakan metode forward chaining (runut maju). 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Membangun aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit anak dan balita, serta memberi solusi penanganan dan pencegahannya. 2) Menggunakan metode runut maju (forward chaining) sebagai salah satu metode inferensi dalam membuat rancangan sistem dan membangun perangkat lunak sistem pakar. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam implementasi aplikasi ini adalah : 1. Dapat membantu paramedic atau non pakar untuk dapat menentukan suatu jenis penyakit pada anak dan balita 2. Dapat membantu masyarakat awam untuk dapat mendiagnosa penyakit pada anak dan balita, kemudian mendapatkan informasi pertolongan pertama dengan mudah secara cepat dan akurat.
2. LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang dapat mempelajari cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia (Minsky, 1989). Definisi lain diungkapkan oleh H.A.Simon (1987). Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas. 2.2 Sistem Pakar Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengethuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Kusumadewi, 2003). Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit dengan sebenarnya hanya bisa diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membentu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman. 2.2.1 Struktur Sistem Pakar Menurut Kusumadewi (2003), sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok yaitu, lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembangan digunakan sebagai pembangun sistem pakar dari segi pembangun komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi. Berikut gambar struktur sistem pakar menurut Sri Kusumadewi (2003):
2.2.2
Keuntungan Penggunaan Sistem Pakar
Menurut Kusrini (2005), ada beberapa keuntungan yang didapat dari penggunaan sistem pakar, antara lain : 1. Membuat seorang yang awam dapat bekerja seperti layaknya seorang pakar. 2. Dapat bekerja dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak pasti. 3. Meningkatkan output dan produktivitas. Sistem pakar dapat bekerja lebih cepat dari manusia. Keuntungan ini berarti mengurangi jumlah pekerja yang dibutuhkan, dan akhirnya akan mereduksi biaya. 4. Meningkatkan kualitas. 5. Sistem pakar menyediakan nasihat yang konsisten dan dapat mengurangi tingkat kesalahan. 6. Membuat peralatan yang kompleks lebih mudah dioperasikan karena sistem pakar dapat melatih pekerja yang tidak berpengalaman. 7. Handal (reliability). 8. Sistem pakar tidak dapat lelah atau bosan. Juga konsisten dalam memberi jawaban dan selalu memberikan perhatian penuh. 9. Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks. 10. Memungkinkan pemindahan pengetahuan ke lokasi yang jauh serta memperluas jangkauan seorang pakar, dapat diperoleh dan dipakai di mana saja. Merupakan arsip yang terpercaya dari sebuah keahlian sehingga user seolah-olah berkonsultasi langsung dengan sang pakar, meskipun mungkin sang pakar sudah pensiun. 2.3 Arsitektur Sistem Pakar Sistem pakar memiliki beberapa komponen utama, yaitu antarmuka pengguna (user interface), basis data sistem pakar (expert system database), fasilitas akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition facility), dan mekanisme inferensi (inference mechanism). Selain itu ada komponen yang hanya ada pada beberapa sistem pakar, yaitu fasilitas penjelasan (explanation facility) (Martin dan Oxman, 1988). Antarmuka pengguna adalah perangkat lunak yang menyediakan media komunikasi antara pengguna dengan sistem. Basis data sistem pakar berisi pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, merumuskan, dan menyelesaikan masalah. Basis data ini terdiri dari 2 elemen dasar : 1. 2.
Fakta, situasi masalah dan teori yang terkait. Heuristik khusus atau rules, yang langsung menggunakan pengetahuan untuk menyelesaiakan masalah khusus. Pengetahuan ini dapat berasal dari pakar, jurnal, majalah, dan sumber pengetahuan lain. Fasilitas Akuisisi pengetahuan merupakan perangkat lunak yang menyediakan fasilitas dialog antara pakar dengan sistem. Fasilitas akuisisi ini digunakan untuk memasukkan fakta-fakta dan kaidah-kaidah yang sesuai dengan perkembangan ilmu.Meliputi proses pengumpulan, pemindahan, dan perubahan dari kemampuan pemecahan masalah seorang pakar atau sumber pengetahuan terdokumentasi (buku,dll) ke program komputer. Yang bertujuan untuk memperbaiki dan atau mengembangkan basis pengetahuan (knowledge-base).
2.4 Representasi Pengetahuan Representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk mengodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis pengetahuan (Kusrini, 2005). Representasi dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting problema dan membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecahan problema. Bahasa representasi harus dapat membuat seorang pemrogram mampu mengekspresikan pengetahuan yangdiperlukan untuk mendapatkan solusi problema, dapat diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman dan dapat disimpan. Harus dirancang agar fakta-fakta dan pengetahuan lain yang terkandung di dalamnya dapat digunakan untuk penalaran. 2.4.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan kemampuan untuk membentuk model mental yang menggambarkan obyek dengan tepat dan merepresentasikannya dalam aksi yang dilakukan terhadap suatu obyek (Martin dan Oxman, 1988). Pengetahuan dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu : 1. 2. 3.
Pengetahuan prosedural (procedural knowledge), yang lebih menekankan pada bagaimana melakukan sesuatu. Pengetahuan deklaratif (declarative knowledge), yang menjawab pertanyaan apakah sesuatu bernilai salah atau benar. Pengetahuan tacit (tacit knowledge), merupakan pengetahuan yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa. Misalnya : Bagaimana cara kita memindahkan tangan.
2.4.2
Model Representasi Pengetahuan Pengetahuan dapat direpresentasikan dalam bentuk yang sederhana atau kompleks, tergantung dari masalahnya (Schnupp, 1989). Beberapa model representasi pengetahuan yang penting, adalah : a.
Logika Logika merupakan suatu pengkajian ilmiah tentang serangkaian penalaran, sistem kaidah, dan prosedur yang membantu proses penalaran. Logika merupakan bentuk representasi pengetahuan yang paling tua, yang menjadi dasar dari teknik representasi high level. Dalam melakukan penalaran, komputer harus dapat menggunakan proses penalaran deduktif dan induktif ke dalam bentuk yang sesuai dengan manipulasi komputer, yaitu berupa Logika Simbolik atau Logika Matematik. Metode itu disebut Logika Komputasional. Bentuk logika komputasional ada 2 macam, yaitu Logika Proposional atau Kalkulus yang merupakan suatu statemen atau pernyataan yang menyatakan benar (TRUE) atau salah (FALSE). Yang kedua yaitu Logika Predikat, merupakan suatu logika yang lebih canggih yang seluruhnya menggunakan konsep dan kaidah proporsional yang sama. Logika ini disebut juga dengan kalkukus predikat, yang memberi tambahan kemampuan untuk merepresentasikan pengetahuan dengan sangat cermat dan rinci. Penalaran deduktif ini bergerak dari penalaran umum menuju ke konklusi khusus. Umumnya dimulai dari suatu silogisme, atau pernyataan premis dan inferensi yang biasanya terdiri dari 3 bagian, yaitu premis mayor, premis minor, dan konklusi. Sedangkan penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif, dimulai dari masalah khusus menuju ke masalah umum. Penalaran ini menggunakan sejumlah fakta atau premis yang mantap untuk menarik kesimpulan umum. Pada penalaran
induktif, konklusi tidak selalu mutlak dapat berubah bilamana ditemukan fakta-fakta baru. b.
Jaringan Semantik (Semantic Nets) Konsep jaringan semantik diperkenalkan pada tahun 1968 oleh Ross Quillian. Jaringan semantik merupakan teknik representasi kecerdasan buatan klasik yang digunakan untuk informasi proposional (Giarrantano dan Riley, 1994). Yang dimaksud dengan informasi proposional adalah pernyataan yang mempunyai nilai benar atau salah. Informasi proporsional merupakan bahasa deklaratif karena menyatakan fakta. Representasi jaringan semantik merupakan penggambaran grafis dari pengetahuan yang memperlihatkan hubungan hirarkis dari obyek-obyek. Komponen dasar untuk merepresentasikan pengetahuan dalam bentuk jaringan semantik adalah simpul (node) dan penghubung (link). Simpul merepresentaikan obyek, konsep, atau situasi. Simpul digambarkan dengan kotak atau lingkaran. Penghubung menghubungkan antar simpul. Penghubung digambarkan dengan panah berarah dan diberi label untuk menyatakan hubungan yang direpresentasikan. c.
Object-Attribute-Value (OAV) Object dapat berupa bentuk fisik atau konsep. Attribute adalah karakteristik atau sifat dari object tersebut. Values (Nilai) – besaran / nilai / takaran spesifik dari attribute tersebut pada situasi tertentu, dapat berupa numerik, string atau boolean. Sebuah object bisa memiliki beberapa attribute, biasa disebut OAV Multi-attribute. d.
Bingkai (Frame) Bingkai berupa ruang-ruang (slots) yang berisi atribut untuk mendeskripsikan pengetahuan. Pengetahuan yang termuat dalam slot dapat berupa kejadian, lokasi, situasi, ataupun elemen-elemen lainnya. Bingkai digunakan untuk merepresentasikan pengetahuan deklaratif (Giarrantano dan Riley, 1994). Bingkai memuat deskripsi sebuah obyek dengan menggunakan tabulasi informasi yang berhubungan dengan obyek. Dengan demikian bingkai membantu menirukan cara seseorang mengorganisasikan informasi tentang sebuah obyek yang menjadi kumpulan data. Bingkai merupakan cara yang lebih kompleks untuk menyimpan obyek dan nilai atributnya bila dibandingkan dengan jaringan semantik. Bingkai menambahkan kecerdasan pada representasi data dan mengijinkan obyek untuk menurunkan nilai dari obyek yang lain. e.
Kaidah Produksi Kaidah menyediakan cara formal untuk merepresentasikan rekomendasi, arahan, atau strategi. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka (if-then). Kaidah ifthen menghubungkan anteseden (antecedent) dengan konsekuensi yang diakibatkannya. 2.5 Inferensi Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion) atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inference Engine (Mesin Inferensi). Ketika representasi pengetahuan pada bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunkan. Inference engine merupakan modul yang berisi program tentang bagaimana mengendalikan proses reasoning. Ada dua metode inferensi yang penting
dalam sistem pakar, yaitu runut maju (Forward Chaining) dan runut balik (Backward Chaining). a.
Runut Maju (Forward Chaining) Runut maju berarti menggunakan himpunan aturan kondis-aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Mungkin proses menambahkan data ke memori kerja. Proses diulang sampai ditemukan suatu hasil. Berikut ini menunjukkan bagaimana cara kerja metode runut maju. Data A=1
Aturan
Kesimpulan
Jika A=1 Dan B=2
Maka C=3
Gambar Runut Maju (Forward Chaining) Jika C=3 Maka D=4 Metode iniB=2 cocok digunakan untuk menangani masalah pengendalian (controlling) dan peramalan (prognosis) (Giarattano, 1994).
b.
Runut Balik (Backward Chaining) Runut balik merupakan metode penalaran kebalikan dari runut maju. Dalam runut balik, penalaran dimulai dengan tujuan merunut balik ke jalur yang akan mengarahkan ke tujuan tersebut (Giarrantano dan Riley, 1994). Sub Tujuan
Aturan
A=1
Jika A=1 Dan B=2
B=2
Maka C=3
Tujuan
D=4
Jika C=3 Maka D=4 Gambar Runut Balik (Backward Chaining)
Runut balik disebut juga sebagai goal-driven reasoning, merupakan cara yang efisien untuk memecahkan masalah yang dimodelkan sebagai masalah pemilihan terstruktur. Tujuan dari inferensi ini adalah mengambil pilihan terbaik dari banyak kemungkinan. Metode inferensi runut balik ini cocok digunakan untuk memecahkan masalah diagnosis (Schnupp, 1989).
2.6 Penyakit Anak dan Balita Dalam masa tumbuh kembang anak dan balita, suatu saat mereka akan mengalami sakit. Meskipun tergolong ringan dan sederhana, tetapi tetap membutuhkan penanganan dan pengobatan yang tepat. Karena apabila tidak tepat
atau kurang tepat maka bisa mengakibatkan hal yang fatal dan berdampak pada kehidupan mereka di masa yang akan datang, selain itu juga akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak di kemudian hari. Contoh penyakit sederhana seperti flu dan batuk, apabila tidak mendapatkan penaganan secara tepat, maka akan berdampak komplikasi yang nantinya akan mempengaruhi tumbuh kembang sang anak. Disamping itu juga akan menderita depresi atau stress akibat penyakit yang berkepanjangan. Penyakit Yang Sering Terjadi Pada Anak dan Balita a)
Akibat Gangguan Sistem Pernafasan Batuk-pilek Merupakan penyakit saluran pernafasan yang paling sering mengenai bayi dan anak. Batuk-pilek adalah infeksi primer nasofaring dan hidung yang juga dapat mengenai orang dewasa tetapi berbeda karakteristiknya. Penyebabnya adalah virus. Masa menular beberapa jam sebelum gejala timbul sampai 1-2 hari sesudah gejala hilang. Sinuitis Adalah radang sinus yang ada di sekitar hidung, dapat berupa sinusitis maksilaris atau sinusitis frontalis. Sinuitis dapat berlangsung akut maupun kronik, ia dapat mengenai anak yang sudah besar, saat sinus paranasal sudah berkembang. Sinuitis pada anak tersering dijumpai pada anak umur 6-11 tahun. Faringitis dan Tonsilofaringitis Radang faring pada bayi dan anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya, sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil, sehingga disebut sebagai tonsilofaringtis. Penyakit ini sering ditemukan pada bayi dan anak, dapat berupa tonsilofaringtis akut atau kronik. Laringitis Laringtis akut pada orang dewasa hanya penyakit ringan saja, tetapi pada anak berbeda, karena disertai batuk keras, suara serak sampai afoni, sesak nafas dan stridor. Hal ini disebabkan oleh edema laring dan sekitar pita suara terdapat gangguan. Penyebab laringtis umumnya adalah Streptococcus hemolyticus, Streptococcus viridans, pneumokokus, Staphylococcus, dan Haemophilus influenzae. Proses radang pada larings dipermudah oleh trauma, bahan kimia, radiasi, alergi dan pemakaian suara berlebihan. Difteria Suatu infeksi akut yang mudah menular, dan yang sering diserang terutama saluran pernafasan bagian atas, dengan tanda khas timbulnya “pseudomembran”. Penyebabnya adalah kuman Diphtheriae corynebacterium. Pertusis Disebut juga tussis quinta, whooping cough (batuk rejan). Penyebabnya adalah Bordetella pertussis (kuman yang tidak bergerak) atau Haemophilus pertussis. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, di tempat yang padat penduduknya, dapat berupa epidemi pada anak. Infeksi yang terjadi pada satu keluarga akan cepat menjalar pada keluarga yang lainnya. Dapat mengenai semua golongan umur. Penyakit ini terbanyak mengenai anak umur 1-5 tahun dan lebih banyak anak laki-laki daripada perempuan. Cara penularannya melalui kontak dengan pasien pertusis.
Bronkitis Suatu penyakit yang ditandai oleh adanya inflamasi bronkus. Secara klinis, para ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk yang merupakan gejala utama dan dominan. Bronkitis pada anak berbeda dengan bronkitis yang terdapat pada orang dewasa. Pada anak, bronkitis meupakan bagian dari berbagai penyakit saluran nafas lain, namun ia dapat juga merupakan penyakit tersendiri. Pneumonia Suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing. Anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak mampu mengatasinya dengan sempurna. Faktor lain yang mempengaruhinya ialah daya tahan tubuh menurun, misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, trauma pada paru, anestesia, aspirasi, dan pengobatan dengan antibiotik yang tidak sempurna. b) Akibat Gangguan Sistem Syaraf Tetanus Neonatorum Merupakan penyakit kejang yang sering dijumpai pada BBL yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan oleh infeksi selama masa neonatal, yang antara lain terjadi akibat pemotongan tali pusat atau perawatannya tidak aseptik. Kebanyakan terdapat pada bayi yang lahir dengan dukun peraji yang belum mengikuti penataran dari Depkes Tetanus Kebanyakan terdapat pada anak-anak yang belum pernah mendapatkan imunisasi tetanus (DPT), dan pada umumnya terdapat pada anak dari keluarga yang belum mengerti pentingnya imunisasi dan pemeliharaan kesehatan, seperti kebersihan lingkungan Kejang Demam Merupakan bangkitan kejang yang terjadi pad kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38°C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama golongan umur 6 bulan sampai 4 tahun. Penyebanya dapat karena infeksi, kerusakan jaringan otak dan faktor lain yang dpat menyebabkan gangguan pada fungsi otak. Epilepsi Grand mal : Merupakan sejenis epilepsi yang sering dijumpai pada anak. Pasien tidak ingat atau tidak tahu adanya serangan sejak semula. Sejak permulaan serangan pasien telah kehilangan kesadaran Petit Mal : Disebut juga sebagai kejang murni (typical absence) atau simple absence. Bangkitan berlangsung singkat hanya beberapa detik (5-15 detik). Pada serangan ini, selain terdapat kehilangan kesadaran dan melongo, dapat juga dijumpai mata bekedip dengan frekuensi 3 kali per detik, dan kesadaran menurun. Sinkop: Adalah menghilangnya kesadaran sepintas yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak. Sebelum kesadaran menghilang didapatkan gejala pendahuluan berupa rasa lemah, penglihatan gelap, keringat dingin, rasa tidak enak di perut, dan pucat.
Meningitis Purulenta Merupakan radang selaput otak yang menimbulkan eksudasi berupa pus, disebabkan oleh kuman nonspesifik dan nonvirus. Umumnya terdapat pada anak yang distrofik yang daya tahan tubuhnya rendah. Meningitis Tuberkulosa Terjadi akibat komplikasi penyebaran tuberkulosis primer, biasanya dari paru. Meningitis terjadi bukan karena terinfeksi selaput otak langsung oleh penyebaran hematogen, tetapi biasanya sekunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsum tulang belakang atau vertebra yang kemuadian pecah ke dalam araknoid. Dapat terjadi akibat pengobatan yang tidak sempurna atau pengobatan yang terlambat. Anak juga dapat menjadi buta atau tuli dan kadang-kadang menderita retardasi mental. c)
Akibat Gangguan Sistem Pencernaan Diare Adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur dengan lendir dan darah atau lendir saja. Tifus Abdominalis Merupakan penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran. Disentri Basiler Penyakit ini masih terdapat secara endemik di negara tropis termasuk Indonesia, dan pada umumnya terdapat pada mayarakat dengan kebersihan kurang. Mulamula gejalanya seperti pada gejala infeksi umum, yaitu, kelemahan tubuh yang diikuti oleh demam, kemuadian diare yang mengandung lendir atau darah. Sindrom Malabsorbsi Karbohidrat Gambaran klinis penyakit ini adalah diare sangat sering, cair, banyak sekali dan berbau asam, meteorismus, flatulens, dan kolik abdomen. Akibat kelainan ini, pertumbuhan anak terlambat bahkan dapat menjadi malnutrisi. Sindrom Malabsorbsi Lemak Gangguan ini pada umumnya dapat terjadi pada keadaan lipase tidak ada atau kurang, conjugated bile salts tidak ada atau kurang, mukosa usus halus (vili) atrofi atau rusak, gangguan limfe usus. Keadaan ini menyebabkan diare dengan tinja berlemak dan malabsorbsi lemak. Hepatitis A Hepatitis A terdapat di seluruh dunia. Cara infeksinya melalui mulut yang terbawa oleh makanan dan minuman. Infeksi ini menular dari orang ke orang dan biasanya terjadi di dalam lingkungan dengan sanitasi dan higiene yang kurang serta penduduknya yang padat. Hepatitis B Penyebanya adalah virus B, yang sampai sekarang belum dapat dibiak. Penyakit ini dapat ditularkan melalui dua jalur, yaitu secara transmisi vertikal (dari ibu ke anak) atau secara horizontal (dari anak ke anak). Bila seseorang terkena infeksi ini, sebagian pasien dapat sembuh bahkan menjadi kebal, tetapi sebagian lagi
akan memperlihatkan gejala kelainan seperti kulit, mata dan air kemih yang berwarna kuning. d) Akibat Infeksi Virus - Parotitis Epidemilka Merupakan infeksi akut, menular dengan gejala khas pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis. Penyebabnya adalah virus protitis. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemik atau epidemik. Penyebarannya terjadi dengan kontak langsung, percikan ludah, bahkan muntah, mungkin juga denga urine. Bayi sampai umur 6-8 bulan tidak dapat terjangkit karena masih dilindungi oleh antibodi yang didapatkan dari ibunya secara transplasental. - Demam Berdarah Dengue (DBD) Adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk (Aedes albopictus dan Aedes aegypti). Masa tunas 3-15 hari tetapi rata-rata 5-8 hari. Ditandai oleh demam mendadak tanpa sebab yang jelas, disertai gejala lain seperti lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada anggota badan, punggung, sendi, kepala dan perut yang menyerupai influenza biasa - Varisela Varisela ialah penyakit akut, menular ditandai oleh vesikel di kulit dan selaput lendir yang disebabkan oleh virus varisela. Dapat mengenai semua golongan umur termasuk neonatus (varisela kongenital), tetapi yang sering pada masa kanak-kanak. Biasanya seumur hidup varisela hanya diderita satu kali. - Morbili Merupakan penyakit virus akut, menular, yang ditandai dengan 3 stadium. Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Cara penularannya dengan deoplet dan kontak. 2.7 Pengobatan Penyakit Pada Anak dan Balita Terdapat 2 macam tindakan pengobatan yaitu, secara medis dan keperawatan. Pengobatan secara medis merupakan pengobatan yang diberikan berdasarkan etiologi dan uji resitansi. Pada cara ini, diberikan obat dan tindakan medis untuk menyembuhkan penyakit dan mencegah agar penyakit tidak semakin parah. Sedangkan pengobatan secara keperawatan merupakan usaha yang diperlukan untuk membantu tindakan medis. Cara ini biasanya berupa tindakan-tindakan yang bisa mengurangi rasa sakit yang diderita dan mengantisipasi adanya komplikasi. Dibawah ini ada beberapa pengobatan yang diterapkan pada penyakit yang diderita anak dan balita pada umumnya : Nama No
Penyakit
1.
Batuk Pilek
Tindakan Medis
Tindakan Keperawatan
- Berikan obat yang bersifat - Kompres dengan kompres simtomatis. hangat untuk menurunkan - Berikan obat gosok (sejenis suhu badan. balsem / vicks vaporup) dan - Hindarkan anak dari minum
2.
Diare
-
3.
Sinuitis
4.
Tonsilo Faringtis -
5.
Pertusis
-
6.
Laringtis
-
-
-
minyak kayu putih sebagai es. penghangat. - Berikan nutrisi dan gizi yang seimbang. Berikan obat anti sekresi. - Berikan air minum Berikan obat spasmolitik dan sebanyak-banyaknya, antibiotik. lebih bagus diberi oralit. - Hindarkan anak dengan makanan penyebab diare. Berikan antibiotik, - Perbaiki kondisi gigi dan antihistamin, dan pengobatan mulut, dan jaga simtomatik lainnya. kebersihan. Berikan antibiotik dengan - Anak harus sering dosis yang secukupnya. berkumur dan minum yang banyak. Berikan antibiotik, - Anak harus didampingi imunglobulin, ekspektoransia setiap kali batuk dan kodein - Berikan susu lebih banyak daripada takaran biasanya. - Sediakan tempat tersendiri untuk tempat muntahan anak. Berikan antibiotik dan - Anak harus diistirahatkan kortikosteroid dari bersuara. Berikan O2 untuk membantu - Isap lendir yang ada di pernapasan. tenggorokan. Berikan antidiphteria serum - Anak harus dirawat di dan antibiotik serta dalam kamar yang kortikosteroid. terisolasi. - Sediakan perlengkapan anak dan air yang desinfektan. Berikan antibiotik yang - Longgarkan pakaian anak mempunyai spektrum yang agar pernapasan tidak luas. terganggu. - Anak harus beistirahat di tempat tidur. Berikan antibiotik semisal - Berikan sari buah-buahan amoksilin dan golongan dan air minum yang makrolid. banyak. Hisap lendir secara kontinyu. - Baringkan anak agar Berikan tambahan O2 secara posisi kepala lebih tinggi. kontinyu. Segera hisap lendir yang - Selalu baringkan bayi keluar. dengan posisi kepala lebih tinggi.
7.
Difteria
-
8.
Pneumonia
-
9.
Bronkitis
-
10.
Tetanus
-
11.
Tetanus Neunotarum
-
12.
Petit Mal
- Berikan diazepam
- Longgarkan pakaian anak - Berikan air minum hangat.
13.
Kejang demam
14.
Sinkop
15.
Tifus Abdominalis
16.
Meningitis Tuberkulosa
-
Hisap semua lendir yang ada Berikan diazepa intravena Berikan kompres dingin Berikan diazepam
- Longgarkan pakaian anak. - Singkirkan semua benda di sekelilingnya. - Longgarkan pakaian anak - Berikan air minum hangat. - Berikan kloramfenikol atau - Berikan makanan yang kotrimoksazol lunak dan sari buah, serta - Isolasi anak, desinfeksi ekstra susu. pakaian dan ekskreta.. - Atur ruangan agar cukup ventilasi. - Berikan kombinasi obat antituberkolosis ditambah kortikosteroid. - Bila kejang berikan obat yang bersifat simtomatik.
17.
Meningitis Purulenta
- Bila masuk dalam status konvulsivus, berikan diazepam sesuai dosis. - Bila masuk hemophilus influenzae, berikan ampisilin intravena. -
18.
Disentri Basiler
- Berikan kontrimoksazol dan antibiotik. -
19.
Malabsorbsi Karbohidrat
- Berikan susu rendah laktosa selama 2-3 bulan kemudian diganti kembali dengan susu formula yang biasa. -
Posisikan anak selalu berbaring lurus tanpa bantal. Genggamkan bola / busa pada tangan anak, guna mencegah tangan anak mengepal. Ubah posisi berbaringnya setiap 3 jam. Letakkan guling di bawah lututnya. Posisikan anak selalu berbaring lurus tanpa bantal. Genggamkan bola / busa pada tangan anak, guna mencegah tangan anak mengepal. Ubah posisi berbaringnya setiap 3 jam. Letakkan guling di bawah lututnya Berikan makanan lunak dengan lauk yang tidak merangsang. Istirahatkan anak di tempat tidur. Hentikan pemakaian susu kaleng, dan ganti dengan yang lainnya. Hentikan konsumsi susu untuk sementara waktu.
20.
Malabsorbsi Lemak
- Berikan susu MCT (Medium Chain Tryglycerides) atau trigliserida dengan atom C6 – 12 buah. -
21.
Hepatitis A
22.
Hepatitis B
- Berikan pengobatan yang simtomatik - Berikan infus jika anak sering muntah. -
23.
Demam Berdarah
24.
Morbili
25.
Parotis Epidemika
26.
Varisela
- Segera bawa ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pengobatan. - Berikan pengobatan simtonatik dengan antipiretika. - Berikan obat analgetika dan kompres dengan air kompres dingin jika suhu anak meninggi.
- Pada anak penderita defisiensi imunitas, berikan serum munoglobulin. - Berikan bedak yang mengandung salisilat sesering mungkin. Tabel 2.1 : Pengobatan Penyakit Pada Anak dan Balita
2.8
Hentikan konsumsi makanan yang mengandung lemak. Hentikan konsumsi susu untuk sementara waktu. Anak harus istirahat di tempat tidur hingga ikterus hilang. Perawatan harus dilakukan di Rumah Sakit. Perbaiki kondisi umum anak. Berikan air minum yang banyak, jika bisa berikan air kelapa. Perhatikan kebutuhan nutrisi anak. Berikan makanan yang lunak. Berikan makanan cair dan lunak. Anak harus sering minum untuk membersihkan lendir. Jangan menggaruk vulva agar tidak membekas. Ganti pakaian sesering mungkin.
Pencegahan Penyakit Pada Anak dan Balita
Beberapa penyakit anak dan balita selain disebabkan oleh faktor genetik, bisa dicegah dengan berbagai macam cara seperti imunisasi dan pengetahuan dari orang tua akan pencegahan penyakit. Imunisasi dapat dilakukan di Posyandu terdekat, bidan atau dokter anak. Sedangkan pengetauan tentang pencegahan penyakit pada anak dan balita bisa didapatkan melalui buku, mengikuti penyuluhan tentang kesehatan, dan browsing internet. Dibawah ini bisa kita lihat beberapa cara untuk pencegahan penyakit pada anak dan balita : No. Nama Penyakit
Pencegahannya
1.
-
Batuk Pilek
Pertahankan kesehatan anak dengan memberikan makanan bergizi.
-
2.
3.
Diare
Sinuitis
-
4.
Tonsilo Faringtis
-
5.
Pertusis
6.
Laringtis
-
7.
Difteria
8.
Pneumonia
-
9.
Bronkitis
-
10.
Tetanus
-
11.
Tetanus Neunotarum
12.
Petit Mal
-
13.
Kejang demam
-
Jaga lingkungan agar tetap bersih dan sanitasi yang bagus. Hindarkan anak dari penderita batuk-pilek. Menjaga kebersihan pada anak. Membiasakan anak BAB / K di jamban, dan jamban harus bersih. Menjaga kebersihan lingkungan. Makanan harus selalu tertutup. Usahakan tidak makan di tempat terbuka. Air minum harus selalu dimasak. Perhatikan pola makan anak. Pertahankan kesehatan anak dengan makan yang bergizi. Hindarkan anak dari terserang batuk-pilek. Jangan banyak minum es. Pelihara kebersihan gigi dan mulut. Pelihara kesehatan lingkungan dan sanitasi. Berikan makanan yang bergizi pada anak dan balita. Memberikan vaksinasi pertusis hingga usia 6 tahun. Pelihara kebersihan diri dari lingkungan sekitar. Jika anak terserang batuk-pilek segera berikan obat, jangan sampai anak terlalu lama terserang batuk-pilek. Imunisasi Pencarian karier difteria dengan uji shick Jauhkan anak dari penderita difteria. Jika anak batuk-pilek disertai demam lebih dari 2 hari, segera bawa ke dokter/puskesmas. Anak yang daya tahan tubuhnya lemah jangan dibawa keluar malam hari. Memelihara kebersihan dan sanitasi lingkungan. Pemberian asupan yang bergizi pada anak dan balita. Jaga anak dari penyebab alergi (makanan, polusi. cuaca). Segera obati anak yang terkena batuk-pilek/ batuk saja. Berikan imunisasi tetanus (DPT) pada anak. Segera bersihkan luka dan tutup dengan kassa steril Memotong tali pusat dengan alat yang steril. Merawat tali pusat dengan antiseptik. Memberikan toksoid tetanus pada ibu hamil 3x berturut-turut pada trimester ketiga. Usahakan suhu tubuh anak stabil Usahakan suhu tubuh anak stabil Bila anak mengalami demam tinggi, berikan obat campuran antikonsulsan dan antipiretika.
14.
Sinkop
-
Berikan suplemen penambah darah
15.
Tifus Abdominalis
-
Menjaga kebersihan lingkungan dan hidup sehat
16.
Meningitis Tuberkolosa
-
17.
Meningitis Purulenta
-
18.
Disentri Basiler
-
Menjaga kebersihan lingkungan dan hidup sehat.
19.
Malabsorbsi Karbohidrat
-
Perhatikan pola makan Menjaga kebersihan lingkungan
20.
Malabsorbsi Lemak
21.
Hepatitis A
-
Hindari makanan yang mengandung lemak Menjaga kebersihan lingkungan Menjaga sanitasi dan higienitas diri sendiri dan lingkungan. Tidak jajan sembarangan, terutama di daerah dengan higienitas yang kurang. Menjaga sanitasi dan higienitas diri sendiri dan lingkungan. Tidak jajan sembarangan, terutama di daerah dengan higienitas yang kurang. Berikan vaksinasi pada ibu hamil. Berikan penyuluhan bagaimana cara memberantas nyamuk, terutama nyamuk Aides Aegypti. Berikan vaksin morbili pada bayi usia 15 bulan.
22.
Hepatitis B
-
23.
Demam Berdarah
-
24.
Morbili
-
25.
Parotis Epidemika
-
26.
Varisela
-
-
Berikan vaksinasi dengan virus parotis pidemika yang hidup, tetapi telah diubah sifatnya. Diberikan pada bayi berumur 15 bulan. Vaksinasi ini bisa deberikan pada orang dewasa yang telah melakukan kontak dengan pasien parotis epidemika. Berikan vaksin varisela yang live attenuated hanya pada pasien leukemia dan pasien lain yang menderita defisiensi imunologis. Berikan ZIG (Zoster Imun Globulin) pada anak yang sehat.
Tabel 2.2 : Pencegahan Penyakit Pada Anak dan Balita
3. PERANCANGAN SISTEM 3.1 Spesifikasi Hardware (Perangkat Keras)
Hardware atau perangkat keras merupakan semua peralatan fisik komputer yang terdiri dari unit input, proses, dan output. Beberapa kebutuhan perangkat keras yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi sistem pakar ini, antara lain : Spesifikasi perangkat keras minimun : 1. Intel Pentium 166 MHz or Higher (P2 400 MHz recommended) 2. RAM 128 MB 3. Harddisk 2 GB 4. VGA or Higher Resolution Monitor 5. Keyboard, mouse standard 3.2 Spesifikasi Software (Perangkat Lunak) Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah : 1. 2. 3. 4.
Sistem operasi Windows XP SP2 Bahasa Pemrograman PHP versi 5.1.6 AppServ sebagai Web Server Database MySQL versi 4.1.12a
3.3 Diagram Alir Data Merupakan suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan ke mana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. Sehingga dengan DAD ini kita bisa mengetahui dimana data disimpan dan bagaimana transformasi datanya.
Gambar Diagram Konteks Terdapat 3 entitas (user, admin, dan pakar). Semua entitas tersebut dapat masuk ke dalam sistem, tanpa harus login terlebih dahulu. Sistem ini akan memberikan pertanyaan berbagai gejala apa yang terjadi dan akan memberikan hasil diagnosis berdasarkan gejala-gejala yang diinputkan oleh user. Selain itu juga memberikan informasi lebih detail mengenai penyakit yang terdiagnosis. Terdapat dua pengguna,
antara lain pakar, yaitu pengguna yang ahli di bidang penyakit anak dan balita. Pakar harus login terlebih dahulu jika akan menginputkan data pakar. Jika sudah berhasil login, maka bisa memasukkan data penyakit, data gejala, data aturan, dan informasi kepakaran lainnya. Yang kedua adalah admin, yaitu sebagai pengatur pengguna, baik pakar maupun admin (administrator). Untuk mengatur data user, admin harus melakukan login sebagai admin terlebih dahulu, maka admin bisa menambah, mengedit atau menghapus data user.
DAD Level
Gambar Diagram Alir Data Level 1 Keterangan : 1. Proses 1 (Authentikasi Login) Pada proses ini terdapat dua tipe pengguna (user) yang harus login terlebih dahulu agar bisa masuk ke dalam sistem, yaitu pakar dan admin. Pakar memiliki hak akses untuk mengupdate data pada basis pengetahuan, sedangkan admin memiliki hak akses untuk pengaturan atau pengelolaan data pengguna (user). 2. Proses 2 (Pengaturan) Proses ini dilakukan oleh pakar, meliputi pengelolaan data basis pengetahuan dan data basis aturan. Masukan (input) berasal dari pakar berupa pengetahuan data
penyakit, gejala, aturan, pengobatan dan pencegahan. Data-data tersebut merupakan pengetahuan untuk proses diagnosa penyakit anak dan balita. 3. Proses 3 (Akuisisi Basis Pengetahuan) Pada proses ini bisa dilakukan oleh semua tipe pengguna tanpa harus login terlebih dahulu. Pengguna diminta memasukkan gejala yang tampak, sehingga akan didapat hasil diagnosis. 4. Proses 4 (Diagnosa Penyakit) Pada proses ini dilakukan oleh seorang admin (administrator), meliputi proses update data-data pengguna, yaitu data admin dan data pakar. 5. Proses 5 (Konfirmasi) Pada proses ini, pakar bisa mengirimkan pesan kepada admin melalui menu konfirmasi, dimana berisi tentang klarifikasi data-data sistem pakar yang ada. Yang kemudian admin akan mengupdate data sesuai permintaan pakar. Untuk bisa masuk ke halaman konfirmasi, pakar terlebih dahulu melakukan login sebaga pakar.
DAD Level 2 proses 1
Gambar DAD Level 2 Proses 1 Keterangan di atas menjelaskan proses pengelolaam data pengguna (admin dan pakar) yang dilakukan oleh admin. Terdiri dari dua proses yaitu, proses 1.1 (input data) yang menjelaskan pengelolaan pengguna sistem yang dilakukan admin. Proses yang kedua adalah proses login, dimana setiap pengguna baru harus lapor kepada admin dan memberikan data-data kepada admin. Kemudian admin akan menginputkan data pengguna, menentukan hak akses masing-masing pengguna, serta memnberikan ID user
dan password. Yang kedua, proses ini melibatkan satu tabel penyimpanan (tbl_user, untuk menyimpan data user).
DAD Level 2 Proses 2 Dt_gejala
MASYARAKAT Dt_atura n
Aturan
3.1 - Hasil diagnosa - Informasi pengobatan dan pencegahan penyakit
masukkan gejala
Gejala Dt_gejala
Dt_gejala Penyakit
3.2 Dt_penyakit Proses diagnosa penyakit
Gambar DAD Level 2 Proses 2 Pada proses akuisisi basis pengetahuan ini menjelaskan proses-proses dalam sistem secara menyeluruh. Seorang pakar dapat melakukan proses input data atau update basis pengetahuan. Dapat dilihat di atas, pada proses 2.1 hingga 2.5, terdapat data basis pengetahuan yang meliputi update data aturan, gejala, data penyakit, data pengobatan, dan data pencegahan. Data yang telah diinputkan akan disimpan dalam tabel penyimpanan yang akan digunakan pada proses berikutnya, yaitu diagnosa penyakit (proses 3). Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD)
Gambar Entity Relationship Diagram (ERD) Flowchart System Suatu permasalahan dapat diselesaikan dengan flowchart, karena flowchart merupkan bagan alir dari proses penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis. Dalam aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada anak dan balita ini, penyelesaian permasalahan dapat digambarkan pada bagan flowchart berikut ini :
Gambar Flowchart Untuk Update Data
4. Kesimpulan Membangun aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit anak dan balita dapat membantu paramedic atau non pakar untuk dapat menentukan suatu jenis penyakit pada anak dan balita serta membantu masyarakat awam untuk dapat mendiagnosa penyakit pada anak dan balita, kemudian mendapatkan informasi pertolongan pertama dengan mudah secara cepat dan akurat. Saran
Daftar Pustaka Kusumadewi S. dan Purnomo H., 2010, ”Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan”, Yogyakarta: Graha Ilmu Kristanto, Andri, 2004, Rekayasa Perangkat Lunak (Konsep Dasar), Yogyakarta : Penerbit Gava Media HM.,Jogiyanto, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta : CV. Andi Offset Turban, Efram, Aronson, Jay E, dan Peng-Liang, Ting, 2003, Decision Support Systems and Intelligent Systems (Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas), Yogyakarta: CV. Andi Offset Bin Ladjamudin.,Al-Bahra, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi:, Yogyakarta : Graha Ilmu