Sismtem informasi manajemen Kasus: salesforce.com Cloud Services Go Mainstream Layanan komputasi awan jadi yg utama
NAMA KELOMPOK: RIZKI AMBARWATI KHARISMA GARDIKA P. FADLI FAUZI AHMAD SYAHABUDDIN
1012000140 1412000052 1112000331 1112000342
Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi & Bisnis
ABFI INSTITUTE PERBANAS Jakarta 2015
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Cloud Services Go Mainstream” dalam bentuk yang sederhana. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen di ABFII INSTITUTE PERBANAS. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga apa yang telah saya sampaikan dalam makalah ini dapat berguna dan bermanfaat serta bagi para pembaca.
Jakarta, 23 Maret 2015
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Seiring dengan pesatnya teknologi IT di Indonesia yang bersinergi universal. Software as s Service (SaaS) base on cloud menjadi suatu kemajuan dan kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat Indonesia. Dimana saat ini pengguna internet adalah suatu keharusan dan kebutuhan yang sangat penting. Apalagi dengan kondisi yang selalu menginginkan serba cepat,flexible, online dan update. Tentunya masyarakat Indonesia mengenal Facebook, Google, Dropbox,Twitter,Youtube,Yahoo, dan lainlain. Semua berbasis cloud dan tanpa disadari kita menjadi pengguna. Seringkali kita menyimpan data-data di cloud dan kemudian masalah security menjadi aspek yang dilema. Hal tersebut menjadi paradigma dan menjadi suatu pemikiran bagaimana suatu aplikasi SaaS bisa memenuhi dan turut serta bisa digunakan di dalam dunia kerja dan dapat terintegrasi dengan si perusahaan tersebut dengan keamanan data yang bisa dihandalkan. setiap usaha yang berbasis information technology pasti menerapkan komputasi awan Seluruh nama besar seperti IBM, Microsoft, Google, dan Apple, saat ini sedang terlibat dalam peperangan untuk menjadi penguasa terbesar terhadap awan ini. Tentu saja masing-masing mengeluarkan jurusnya sendiri-sendiri. komputasi awan merupakan model akses jaringan bersama dengan konfigurasi sumber daya yang menggunakan jaringan, server, storage (tempat penyimpanan data), aplikasi, dan layanan yang dapat digunakan setiap saat. Contohnya, Apabila Anda memiliki akun e-mail atau Facebook, misalnya, Anda dapat mengakses akun tersebut di mana pun, kapan pun, dan dengan perangkat apa pun asalkan terhubung dengan Internet. Artinya, perusahaan tempat Anda membuat akun itu telah menerapkan komputasi awan. Anda tidak perlu pusing memikirkan di mana mereka
menyimpan data atau dengan teknologi apa jaringan itu bisa berjalan. Yang penting, Anda dapat mengakses informasi yang diinginkan dengan cepat dan aman. Cloud Computing, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi komputasi awan--beberapa tahun terakhir ini telah menjadi buzzword terpanas di dunia teknologi informasi (TI). Contohnya Salesforce, yang menjual layanan aplikasi Customer Relationship Management. Kecepatan dan keamanan menjadi isu penting dalam dunia cloud computing.
1.2 TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kegunaaan dari salesforce, tantangan yang dihadapi
BAB II DASAR TEORI Komputasi awan (bahasa Inggris: cloud computing) adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('komputasi') dan pengembangan berbasis Internet ('awan'). Awan (cloud) adalah metefora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. yaitu suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet ("di dalam awan") tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing "Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain." Komputasi awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap
Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan
perangkat
lunak
dan
data
yang
tersimpan
di
server.
Komputasi awan saat ini merupakan trend teknologi terbaru, dan contoh bentuk pengembangan dari teknologi Cloud Computing ini adalah iCloud. Tipe-tipe Komputasi Awan Ada 3 tipe komputasi awan : 1. Infrastructure as a Service Vendor (IaaS) Penyedia jasa memberikan klaster server, jaringan, sistem penyimpanan yang didesain mennggantikan fungsi data center. Contoh : Elsatic Compute Cloud (EC2) dan Simple Storage Service milik Amazon
2. Platform as a Service Vendor (PaaS) Menyediakan virtualized servers yang memungkinkan para pengguna menjalankan aplikasi yang tersedia atau mengembangkan aplikasi baru tanpa harus pusing memikirkan bagaimana memaintain sistem operasi, server, load balancing atau kapasitas komputasi. Contoh : model ini adalah Azure milik Microsoft dan Force.com milik Salesforce.
3.
Software as a Service (SaaS) Model ini memungkinkan seluruh fungsi aplikasi perangkat lunak dijalankan via web
browser, bukan lagi pada aplikasi yang tertancap di komputer user. Contoh : Gmail dan aplikasi lain (Doc dan sebagainya) milik Google, instant messaging dari AOL, Yahoo, Skype, dll. Teknologi di Belakang Komputasi Awan Semua teknologi IT saat ini terlibat di layanan komputasi awan ini mulai dari teknologi infrastruktur yang scalable, platform pengembangan, bahasa/language pemrograman, dan sebagainya. Tetapi jika kita berfokus ke standar interkoneksi antar layanan ini maka kita tidak akan lari dari spesifikasi SOA (Service Oriented Architecture). Platform pengembangan yang mainstream untuk SOA saat ini adalah Java Enterprise Edition (JEE) dan Microsoft .NET platform. JEE saat ini masih menggunakan bahasa Java. Sedangkan Microsoft .NET mendukung berbagai
bahasa
seperti
C#,
C++,
Python,
Visual
Basic,
dan
lain
sebagainya.
Di bidang infrastruktur juga tidak ketinggalan dimana berbagai sistem operasi server saat ini sudah mampu melakukan clustering baik untuk filesystem maupun resource RAM. Salah satu produk yang khusus ditujukan untuk pembangunan infrastrukur terdistribusi dan cukup banyak disebut di dalam berbagai literatur adalah proyek Hadoop. Beberapa istilah dalam komputasi awan
Layanan: Cloud meliputi perangkat lunak dan keras, mulai dari email sampai
kepada seluruh platform teknologi Informasi. Hosted: Orang lain yang membuat layanan atau aplikasi yang tersedia bagi Anda
melalui Cloud. Kapasitas layanan yang dinamis dan elastik: Cloud mengalokasikan sumber daya
komputasi sesuai perubahan permintaan. Layanan sesuai permintaan: Anda bisa mendapatkan apa yang Anda butuhkan
ketika Anda membutuhkannya Akses jaringan: Cloud membawa akses jaringan berbasis (dan manajemen) perangkat lunak dan jasa. Artinya, pengguna dapat mengakses di mana saja dan
kapan saja. Pooling sumber daya: Sebuah wadah besar yang digunakan untuk berbagi oleh
pengguna-sumber daya independen dengan biaya yang terjaga. Alokasi sumber daya yang fleksibel: Seiring permintaan yang fluktuatif, layanan cloud dapat meningkat dengan cepat. Anda tidak perlu khawatir membawa server
online baru atau mengalokasikan sumber daya. Layanan terukur: Penggunaan dapat diukur – seringkali per-pengguna atau perjam. Ini berarti Anda hanya membayar untuk apa yang Anda gunakan saja.
Tingkatan layanan dapat ditentukan secara sepakat. Software as a Service (SaaS): suatu model penyampaian aplikasi perangkat lunak oleh suatu vendor perangkat lunak yang mengembangkan aplikasi web yang dinaungi dan dioperasikan (baik secara mandiri maupun melalui pihak ketiga) untuk digunakan oleh pelanggannya melalui Internet. SaaS memberikan kemudahan bagi pengguna untuk bisa memanfaatkan sumberdaya perangkat lunak dengan cara berlangganan. Sehingga tidak perlu mengeluarkan investasi baik untuk pengembangan in-house ataupun pembelian lisensi. Melalui langganan via web, pengguna dapat langsung menggunakan berbagai fitur yang
disediakan oleh penyedia layanan. Platform as a Service (PaaS): layanan yang menyediakan modul-modul siap pakai yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi, yang tentu
saja hanya bisa berjalan di atas platform tersebut. Seperti juga layanan SaaS, pengguna PaaS tidak memiliki kendali terhadap sumber daya komputasi dasar seperti memori, media penyimpanan, tenaga untuk proses dan lain-lain yang
semuanya diatur oleh penyedia layanan ini. Infrastructure as a Service (IaaS): kadang-kadang disebut sebagai Hardware Layanan (Haas), merupakan layanan yang ‘menyewakan’ sumberdaya teknologi informasi dasar, yang meliputi media penyimpanan, tenaga pemroses, memori, sistem operasi, kapasitas jaringan dan lain-lain, yang dapat digunakan oleh
penyewa untuk menjalankan aplikasi yang dimilikinya. Public Cloud: menggambarkan komputasi awan dalam pengertian umum yang tradisional, dimana sumber daya secara dinamis ditetapkan atas dasar finegrained (jaringan halus), dengan layanan mandiri melalui Internet (aplikasi web / layanan web) melalui penyedia off-site sebagai pihak ketiga, dimana tagihannya
cukup berdasarkan penggunaan. Private Cloud: jaringan proprietary atau data center yang mensuplai layananlayanan ter-host kepada orang-orang dalam jumlah terbatas. Private Cloud adalah sebuah infrastruktur layanan Cloud, dioperasikan hanya untuk sebuah organisasi tertentu. Infrastruktur Cloud itu bisa saja dikelola oleh organisasi tersebut atau oleh pihak ketiga. Lokasinya pun bisa on-site atau pun off-site. Biasanya hanya organisasi dalam skala besar saja yang mampu memiliki atau mengelola private
cloud ini. Hybrid Cloud: komposisi dari dua atau lebih infrastruktur Cloud (privat, komunitas atau publik). Di mana meskipun secara entitas mereka tetap berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi atau mekanisme yang memungkinkan
portabilitas
data
dan
aplikasi
antar
Cloud
itu.
“On-Premise”: Perangkat lunak yang tidak berada dalam sebuah fasilitas terpencil (server farm atau pada suatu awan di internet), namun terinstal dan dijalankan pada komputer di sebuah gedung milik orang atau organisasi yang
menggunakan perangkat lunak tersebut. Data Center: fasilitas yang digunakan untuk meletakkan perangkat server (tempat berjalannya aplikasi) dan perangkat jaringan lainnya. Ruangan untuk pusat data harus didesain secara khusus karena perangkat ini membutuhkan lingkungan
yang spesifik (rentang temperatur 18 – 23 derajat Celsius, kelembaban tertentu, dan tekanan tertentu). Isu Keamanan Isu keamanan akan menjadi serius jika kita ingin memanfaatkan layanan seperti ini, akan tetapi ini bisa diminimalisir dengan menggunakan aplikasi yang berjalan di platform vendor yang terpercaya.
Contohnya
Google,
Amazon,
Microsoft,
dan
lain-lain.
Manfaat Komputasi Awan 1. Dunia industri tidak perlu menginvestasikan infrastruktur publik yang tentunya memerlukan biaya tidak sedikit. 2. Untuk pengembang aplikasi maka saatnya sebagai individu maupun bagian dari tim developer dapat lebih fokus ke pengembangan ide dan imajinasi untuk mendapatkan hasil akhir produk. 3. Bagi kita sebagai praktisi, pemberi jasa atau bergerak di industri solusi IT, kesempatan baru tentu sangat terbuka. Dengan pengembangan terkini yang telah bergeser dari pengembangan aplikasi desktop yang sangat bergantung kepada sistem operasi ke arah pengembangan platform SOA dan berdaya jangkau global hal ini berpeluang membuka pasar baru yang tidak terbatas. 4. Bagi pebisnis di bidang infrastruktur tentunya ini menjadi peluang yang besar karena dengan meningkatnya penggunaan layanan SaaS ini akan meningkatkan penggunaaan bandwidth internet. 5. Integrasi aplikasi dengan berbagai device. Dengan infrastruktur yang ditawarkan terutama oleh Google dan Micosoft Live Mesh, maka integrasi aplikasi kita dengan layanan mereka lainnya terutama di layanan aplikasi mobile device - seperti misalnya Google Android - akan sangat terbuka lebar.
BAB III ANALISA DAN MENJAWAB PERTANYAAN
3.1 Analisa Untuk menikmati listrik di rumah, Anda tidak perlu membuat pembangkit listrik sendiri kan? Yang perlu Anda lakukan hanya membayar sesuai pemakaian ke PLN. Nah, kirakira begitu juga gambaran singkat tentang Cloud Computing. Anda tidak perlu investasi besar-besaran untuk: sejumlah server, listrik, ruang server, staf operasional, storage,
software dan biaya terkait pengelolaan infrastruktur IT lainnya. Anda tinggal bayar sesuai pemakaian, semacam sewa lah.
Anda juga bisa “seenaknya” menaikan/menurunkan spesifikasi infrastruktur tadi sesuai kebutuhan komputasi Anda. Jika Anda membutuhkan lebih banyak storage atau prosesor untuk minggu ini saja misalnya, abrakadabra, bisa Mas, asal mbayar :)
Buat pengembang aplikasi, cloud computing juga menjadi angin surga. Jaminan komputasi yang fleksibel membuat mereka tidak perlu (terlalu) khawatir tentang keterbatasan infrastruktur. Jika aplikasi membutuhkan pemrosesan data yang dahsyat (contoh facebook: mencari siapa yang kemungkinan bisa menjadi teman), Anda tinggal tambahkan hardware tanpa mengubah kode program (idealnya..hehe). Jadi, jika hari ini aplikasi Anda dipakai 10 user, dan besok-besok menjadi 10 juta user, ga perlu panik. Asal kuat mbayar ;)
Selain sewa infrastruktur yang fleksibel, bisnis cloud computing pun sudah bervariasi hingga menyentuh layanan aplikasi siap pakai yang dapat diakses lewat internet. Contohnya Salesforce, yang menjual layanan aplikasi Customer Relationship Management. Amazon malah sampai menyediakan layanan plus-plus (ehem…), macam sewa armada transportasi dan jaringan gudangnya. Dan seperti realitas di bisnis konvensional, ada juga yang berperan sebagai makelar/aggregator, yang mengumpulkan layanan berbagai provider lalu membuat paket-paket yang disesuaikan kebutuhan pengguna. Salesforce.com adalah vendor Software as a Service (SaaS) yang menyediakan aplikasi customer relationship management (CRM)
Salesforce sendiri memiliki beberapa produk dan service. Produk-produk yang di milik yaitu:
Sales Cloud (salesesforce automation and CRM) Service Cloud (customer service, services, and help desk) Exacttarget Marketing Cloud (email, mobile, social and website marketing) Salesforce1 Platform (cloud application development) Salesforce Chatter(enterprise sosial network)
Work.com (sales performance development)
3.2 Pertanyaan :
1. Bagaimana salesforce.com menggunakan cloud computing? Salesforce.com menyediakan manajemen hubungan konsumen (costumer relationship management) dan aplikasi untuk perangkat lunak yang menjadikan perangkat lunak sebagai jasa sebagai model bisnis melalui internet. Cloud computing juga dikenal sebagai on-demand computing, mengeliminasi kebutuhan bisnis dalam invetasi hardware dan software dan mengurangi waktu untuk mengimplementasikan program baru. Pelanggan dari salesforce.com tidak perlu membeli atau memelihara perangkat keras apapun, juga tidak perlu menginstal sistem operasi khusus, server untuk database, atau aplikasi server. Selain biaya langganan bulanan, bisnis mengurangi biaya lisensi dan perawatan. Pengguna mengakses cloud salesforce.com melalui penjelajah web standar atau menggunakan perangkat mobile. Bisnis yang menggunakan cloud salesforce.com memiliki waktu penetapan skala bisnis mereka yang lebih mudah, mereka hanya menyesuaikan jumlah langganan pada cloud. Sales force.com menawarkan beberapa penyesuaian software sehingga bisnis dapat menyesuaikan software pada proses bisnis yang unik. Hal tersebut menawarjan 3 jenis clouds: sales cloud, service cloud, dan custom cloud. Penjualan dan jasa cloud membantu bisnis berimprovisasi pada penjualan dan jasa kepada pelanggan. Custom cloud menyediakan tempat untuk para konsumen untuk membangun aplikasi mereka sendiri untuk digunakan antara jaringan penjualan yang lebih luas
2. Tantangan:
a. Peningkatan kompetitor baik dari pemimpin industri tradisional maupun dari penantang baru yang berharap dapat mereplikasi sukses salesforce b. Mengekspansi model bisnis tersebut ke daerah lain c. Memastikan sistem tersedia setiap saat tanpa berhenti
d. Mempertahanka sistem terhadap pelanggaran keamanan Salesforce menjawab 2 tantangan pertama dengan bekerja sama dengan google fan mengkombinasikan jasanya dengan gmail, google docs, google talk, dan google calendar untuk membolehkan konsumen untuk menyelesaikan lebih banyak tugas melalui web. Salesforce.com dan google berharap kerjasama tersebut dapat menggembleng pertumbuhaan yang lebih jauh pada software on-demand. Dengan bekerja sama dengan apple, salesforce.com dapat mengembangkan aplikasinya pada iphone dimana penggunanya akan memiliki akses data mereka dimana dan kapan saja. Melalui kerjasama dengan amazon.com, konsumen dapat memanfaatkan jasa komputer cloud amazon.com yang dapat menangani tugas yang membutuhkan dukungan pemrosesan lebih atau kapasitas penyimanan yang lebih besar. 3. Bisnis menengah kebawah sangat dimungkinkan untuk beralih ke salesforce.com karena faktor biaya dan kurangnya sumberdaya yang dimiliki unuk menyediakan kapasitas komputer dengan tingkat yang sama. Bisnis yang mencoba meningkatkan kecanggihan kemampuan komputer mereka dapat juga mengambil keuntungan dari beraih ke salesforce.com selama keduanya kompatibel. Bisnis yang bergantung pada manajemen pelanggan yang cerdas akan memperoleh keuntungan yang lebih besar dari menggunakan alat yang tersedia di salesforce.com, juga perusahaan yang meiliki tim penjualan dan pemasaran dapat mengambil keuntungan dengan model bisnis software sebagai jasa. 4. Bisnis harus menaksir biaya dan keuntungan dari jasa. Menukur seluruh masyarakat, organisasi, dan isu teknologi. Mempertimbangkan apakah software tersebut terintegrasi dengan baik dengan sistem sebelumnya, kemudian mempertimbankan apakah software tersebut menggunakan tingkat jasa dan kemampuan yang dapaat diterima sistem yang sebelumnya.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Salesforce.com merupakan aplikasi SaaS Customer Relation Management (CRM) yang diciptakan oleh Marc Benioff sejak Februari tahun 1999 di Delaware Amerika Serikat, Salesforce.com memberikan peningkatan service CRM dengan new edition,feature-feature, dan termasuk produk-produknya seperti : Sales cloud, Service Cloud, Chatter, Marketing Cloud, Salesforce Platform, Salesforce work.com. Dengan aplikasi high tech yang easy ,user friendly dan berbasis website, menjadi penunjang bagi perusahaan untuk meningkatkan Return Of Investment (ROI). Salah satu Perusahaan yang menyediakan Layanan Salesforce di Indonesia adalah PT Lintas Media Danawa (LMD). LMD merupakan satu-satunya partner Salesforce.com di Indonesia. 4.2 Saran Asumsi dasar supaya bisnis cloud computing bisa berjalan adalah konektivitas “yang baik” antara pelanggan dengan provider cloud computing. Selain handal, yang disebut konektivitas “yang baik” juga harus cepat dan murah. Sialnya, hal mendasar semacam ini masih mimpi buat Indonesia ;) Belum lagi faktor-faktor penghambat lain macam data privacy & security atau belum standarnya bahasa pemrograman untuk mengendalikan cloud computing. So, saya tidak melihat bisnis ini akan menjadi mainstream buat dimainkan di Tanah Air dalam waktu dekat. Sebaliknya, para pengembang aplikasi di Indonesia justru bisa mulai bermain bisnis ini untuk meraih pasar di luar Indonesia yang sudah siap (memiliki konektivitas lebih baik). Peluangnya dengan menjual konten, aplikasi, atau fungsi pemrosesan data. Infrastruktur Cloud computing bisa sewa ke Amazon EC/SC, Google AppEngine dan lain sebagainya. Imagination is the limit
DAFTAR PUSTAKA
Laudon, Kenneth C. dan Jane P. Laudon. 2010. Management information systems managing the digital firm. Jakarta : Prentice Hall, Salemba Empat (edisi translasi) buku:Riding the Wave: Strategi Andal: Menaklukkan Industri Software Oleh Teguh S.Pamudi
http://en.m.wikipedia.org/wiki/Hulu http://nizamghazi.com/tag/apa-itu-hulu-com/ http://id.m.wikipedia.org/wiki/YouTube http://gapteka-z.blogspot.com/2012/05/pengertian-dan-manfaat-internet-dalam.html?m=1