TEKNIK ANALISA LAPORAN KEUANGAN DENGAN MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS SUMMANTH & OBJECTIVE MATRIX (OMAX) GUNA MENUNJANG PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL
PRIBADIYONO
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005
TEKNIK ANALISA LAPORAN KEUANGAN DENGAN MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS SUMMANTH & OBJECTIVE MATRIX (OMAX) GUNA MENUNJANG PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL Abstrak Generally measurement performance of company's finance conducted with conventional method ratio finance. Finance performance measurement technique with Productivity method is one of new method which not yet common applied in some company. Common formula of productivity is output/input. Output as company result work and input as company resources, that formula relation explain how far company resources yield output. This research apply Technique of Measurement of Productivity to measure performance of finance in Company of Drinking Water Area ( PDAM) of Regency of X during 4 ( four) period or 4 (four) year. The result indicate that company earning which increasing from year to year is really joined with productivity degradation, its meaning is company resources released by much more big from year to year which actually ill assorted with the company earnings improvement, or resources expenditure input less be efficient and effective to yield output.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan persaingan bisnis secara regional maupun internasional di era liberalisasi dan globalisasi terlihat semakin tajam yang ditunjang dengan fleksibilitas faktor-faktor bisnis termasuk harga, mutu dan sebagainya. Oleh karena itu, pelaku-pelaku bisnis atau perusahaan perlu untuk melakukan suatu evaluasi terhadap perilaku kinerja dan produktivitasnya. Dimana produktivitas merupakan salah satu pengukur kinerja, baik secara individu, kelompok, unit ekonomi individual, industri, maupun kinerja perekonomian nasional, bahkan secara internasional, kerena melalui produktivitas dapat diketahui sejauh mana kinerja yang telah diraih.Dengan demikian percepatan pertumbuhan ekonomi akan terkendali dan sumber daya perusahaan sebagai tuas kendali (leverage) dapat dengan mudah dikendalikan karena pertumbuhan perusahaan adalah sebagai agregat dari pertumbuhan ekonomi regional. Untuk melakukan suatu evaluasi dibutuhkan laporan yang dapat memberikan informasi tentang produktivitas, sehingga perusahaan dapat membuat rencana strategis terhadap unit-unit yang memungkinkan untuk ditingkatkan produktivitasnya. Pengukuran produktivitas merupakan suatu informasi penting untuk menilai efisiensi dan sefektivitas pelaksanaan suatu program, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam menentukan arah pengembangan perusahan untuk masa mendatang. Dengan mengevaluasi hasil pengukuran produktivitas, akan diketahui faktor-faktor penyebab turunnya produktivitas, sehingga dari hasil evaluasi tersebut dapat direncanakan usaha peningkatan produktivitas.
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 Hasil pengukuran produktivitas pada suatu waktu merupakan tolok ukur bagi peningkatan produktivitas di waktu mendatang. Dengan menganalisa hasil pengukuran produktivitas kita dapat mengetahui operasional sumberdaya yang ada sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk waktu mendatang, dengan demikian tingkat produktivitas dapat terus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Produktivitas suatu perusahaan dapat ditinjau dari aspek finansial maupun non finansial. Pengukuran produktivitas berdasarkan aspek finansial dapat dilakukan dengan menggunakan data laporan keuangan sedangkan pengukuran produktivitas berdasarkan aspek non finansial dapat dilakukan dengan menggunakan data dari proses produksi. 1.2 Permasalahan Pengukuran Produktivitas Ada beberapa permasalahan yang berhubungan dengan pengukuran produktivitas perusahaan, yaitu : 1. Bagaimana perusahaan dapat mengetahui produktivitasnya pada saat ini? 2. Sumber daya apa yang menyebabkan kenaikan dan penurunan produktivitas perusahaan? 3. Berapa standar produktivitas yang akan datang? 4. Berapa budget sumber daya (input) yang akan datang? 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas Terdapat beberapa tujuan yang bisa dicapai dalam pengukuran produktivitas perusahaan, antara lain : 1. Untuk mengetahui produktivitas yang dicapai oleh perusahaan pada saat ini dengan menampilkan kurva Indek Produktivitas. 2. Dapat diketahuinya sumber daya yang dominan menyebabkan kenaikan dan penurunan produktivitas perusahaan. 3. Merencanakan standar produktivitas tahun yang akan datang. 4. Merencanakan budget sumber daya (input) tahun yang akan datang. 1.4 Manfaat Pengukuran Produktivitas 1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber itu. 2. Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas. 4. Perencanaan target tingkat produktivitas dimasa mendatang dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas sekarang. 5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas (productivity gap) yang ada diantara tingkat produktivitas yang direncanakan (produktivitas ekspektasi) dan tingkat produktivitas yang diukur (produktivitas aktual). 6. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada saat skala nasional maupun global. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
2
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan itu. 8. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas secara terus-menerus (continuous productivity improvement). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Produktivitas Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya dipandang dari sisi output, maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu: sisi input dan sisi output. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisien penggunaan input dalam memproduksi output (barang/jasa). Summanth (1985) memperkenalkan suatu konsep formal yang disebut sebagai siklus produktivitas (productivity cycle) untuk dipergunakan dalam peningkatan produktivitas terus menerus. Pada dasarnya konsep siklus produktivitas terdiri dari empat tahap utama, yaitu: 1. Pengukuran Produktivitas 2. Evaluasi Produktivitas 3. Perencanaan Produktivitas 4. Perbaikan Produktivitas Tahap 1 Pengukuran Produktivitas Tahap 4 Perbaikan Produktivitas
Tahap 2 Evaluasi Produktivitas Tahap 3 Perencanaan Produktivitas
Gambar 1. Siklus Produksi Sumber : David J. Summanth, th 1984, hal.48
Siklus produktivitas merupakan suatu proses kontinu, yang melibatkan aspekaspek pengukuran, evaluasi, perencanaan dan pengendalian. Berdasarkan konsep siklus produktivitas, secara formal program peningkatan produktivitas harus melalui pengukuran produktivitas dari sistem itu sendiri. Apabila produktivitas dari sistem industri telah dapat diukur, langkah berikutnya adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual itu untuk diperbandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara tingkat produktivitas aktual dan rencana (productivity gap) merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan kesenjangan produktivitas itu. Berdasarkan evaluasi ini, selanjutnya dapat direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk mencapai target produktivitas yang telah direncanakan, berbagai program formal dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas terus menerus. Siklus produktivitas dilakukan secara kontinu untuk mencapai peningkatan produktivitas terus menerus dalam sistem industri. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
3
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005
2.2 Unsur-Unsur Produktivitas (Ravianto,1998) 1. Efisiensi Merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan (input) yang direncanakan dengan penggunaan masukan yang sebenarnya dilaksanakan. 2. Efektivitas Merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai baik secara kualitas ataupun waktu. 3. Kualitas Suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh telah dipenuhi berbagai persyaratan, spesifikasi dan atau harapan konsumen. 2.3 Konsep-Konsep Produktivitas (Bain,2001) 1. Konsep Teknis Rasio dari output yang dihasilkan (dimana kontribusi dari pencapaian misi), dari tiap unit sumber daya yang digunakan (input), dibandingkan menjadi sebuah rasio yang pada suatu waktu dengan kualitas yang sama atau meningkat. Jadi produktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut : Output Produktivi tas = Input 2. Konsep Manajemen Rasio dari efektivitas pelaksanaan tugas dari efisiensi penggunaan sumbersumber daya dengan benar. 3. Konsep Sosial Sebuah pemikiran tentang sikap – pengembangan secara terus menerus dari apa yang telah ada. Hal ini berdasarkan keyakinan bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin dan besok harus lebih baik dari hari ini. Jadi merupakan sebuah tujuan bagi siapapun untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. 2.4 Tipe Dasar Produktivitas (Ravianto,1998, Syarif,1997) 1. Produktivitas Total Merupakan rasio keluaran total terhadap semua faktor masukan. Jadi pengukuran produktivitas total mencerminkan pengaruh bersama dari semua masukan dalam menghasilkan keluaran. 2. Produktivitas Total Faktor Merupakan perbandingan antara keluaran bersih dengan masukan tenaga kerja dan masukan kapital. Keluaran bersih adalah keluaran total dikurangi jumlah nilai barang dan jasa yang dibeli. Sedangkan pada tipe faktor masukan hanya faktor tenaga kerja dan kapital. 3. Produktivitas Parsial Merupakan perbandingan antara keluaran dengan salah satu input. 2.5 Pengukuran Produktivitas Ada beberapa model pendekatan pengukuran produktivitas, diantaranya yaitu pengukuran produktivitas model Summanth dan model Omax (Objectives Matrix). 1. Model Summanth (1984) Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
4
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 Model pengukuran produktivitas total dan parsial ini dikembangkan oleh David J. Summanth untuk ruang lingkup perusahaan dengan mempertimbangkan seluruh faktor masukan (input) dan keluaran (output). 2. Model Omax (Objectives Matrix) Objectives Matrix (Omax) adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial dan produktivitas total yang dikembangkan untuk memantau produktivitas di tiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut (obyektif). Metode ini dikembangkan oleh seorang profesor produktivitas dari Departemen of Industrial Engineering at Oregon State University yaitu Prof. James L. Riggs, PE.(1995) Rancangan OMAX yang ada sekarang terbentuk ketika para manager diminta untuk menilai kepentingan relatif dari tiap-tiap unit kriteria produktivitas dengan suatu sistem pembobotan. III. METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan yaitu laporan keuangan perusahaan PT. X (BUMN) khususnya laporan laba-rugi karena untuk mengklasifikasi variabel keluaran (output) dan variabel masukan (input) sudah tersedia di sana. 3.2 Perhitungan Produktivitas Finansial Menggunakan dua model pendekatan pengukuran produktivitas, yaitu Summanth dan Omax: 1. Model Summanth Pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio output/input dan angka indeks. Langkah-langkah pengukuran produktivitas model Summanth : a. Menetapkan jumlah periode pengukuran dan memilih periode dasar (catteries paribus). b. Mengklasifikasi variabel pengukuran output dan input. c. Mentabulasi data seluruh variabel selama periode yang telah ditetapkan. d. Menghitung produktivitas total dan produktivitas parsial per periode. e. Mengindekskan nilai produktivitas total dan produktivitas parsial masingmasing periode berdasarkan indeks produktivitas periode dasar (100 indeks). f. Menginterpretasikan indeks produktivitas total dan produktivitas parsial selama periode pengukuran secara grafis. 2. Model Omax (Objective matrix) Pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan unjuk kerja (produktivitas & performance). Langkah-langkah pengukuran produktivitas & performance model Omax : a. Menetapkan jumlah periode pengukuran dan memilih periode dasar (catteries paribus). b. Menentukan kriteria produktivitas c. Menghitung nilai performance masing-masing kriteria produktivitas per periode. d. Menghitung rata-rata dan standard deviasi nilai performance masingmasing kriteria selama periode pengukuran. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
5
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 e. Menetukan pembobotan masing-masing kriteria berdasarkan tingkat kepentingannya. f. Membuat tabel matrix penilaian masing-masing kriteria pada skala nilai 0 sampai dengan 10. g. Mentransformasikan seluruh data ke dalam matrix performance per periode. h. Menginterpretasikan skor masing-masing kriteria dan skor prestasi hasil perhitungan matrix performance selama periode pengukuran secara grafis. 3.3 Klasifikasi Variabel - Output : Jumlah Pendapatan Usaha - Input : 1. Biaya Bahan Baku (BB) 2. Biaya Pengolahan BB 3. Biaya Transmisi dan Distribusi 4. Biaya Umum & Administrasi Klasifikasi variabel di atas sebagai variabel model Summanth sedangkan untuk model Omax menggunakan kriteria produktivitas yang terdiri dari 4 (empat) kriteria, yaitu : Jumlah Pendapatan Usaha Biaya Bahan Baku (BB) Jumlah Pendapatan Usaha Kriteria 2. Biaya Pengolahan BB Jumlah Pendapatan Usaha Kriteria 3. Biaya Transmisi dan Distribusi Jumlah Pendapatan Usaha Kriteria 4. Biaya Umum & Administrasi
Kriteria 1.
IV. HASIL PENELITIAN 4.1 Pengukuran Produktivitas Model Summanth Diketahui tabulasi dari data laporan laba-rugi yang sudah klasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1 Data Output - Input KLASIFIKASI DATA OUTPUT-INPUT
1 2 3 4
OUTPUT Jumlah Pendapatan Usaha INPUT Biaya Bahan Baku (BB) Biaya Pengolahan BB Biaya Transmisi & Distribusi Biaya Umum & Administrasi INPUT TOTAL
PERIODE TH ke1
2
3
4
14.257.015.787,40
17.635.255.832,17
19.134.535.875,40
21.997.085.018,68
609.176.412,87 2.711.799.757,96 3.533.299.688,56 6.331.494.071,71 13.185.769.931,10
558.950.121,94 2.723.090.237,67 4.273.443.783,13 8.836.572.131,17 16.392.056.273,91
627.766.637,79 2.677.720.394,94 3.882.140.655,24 13.487.434.690,37 20.675.062.378,34
987.963.523,27 4.630.984.487,19 4.018.295.566,82 15.446.301.384,15 25.083.544.961,43
Dari data di atas selanjutnya kita mengitung produktivitas total dan produktivitas parsial sehingga diperoleh data sebagai berikut: Tabel 2 Ratio Produktivitas PRODUKTIVITAS 1 2 3 4
PARSIAL Biaya Bahan Baku (BB) Biaya Pengolahan BB Biaya Transmisi & Distribusi Biaya Umum & Administrasi TOTAL
PERIODE TH ke1
2
3
4
23,40 5,26 4,04 2,25 1,08
31,55 6,48 4,13 2,00 1,08
30,48 7,15 4,93 1,42 0,93
22,27 4,75 5,47 1,42 0,88
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
6
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 Dengan menggunakan Periode Tahun ke-1 sebagai tahun dasar maka kita dapat mengindekskan nilai produktivitas total dan produktivitas parsial masingmasing periode berdasarkan indeks produktivitas periode dasar. Tabel 3 Indek Produktivitas PERIODE TH ke-
INDEK PRODUKTIVITAS 1 2 3 4
PARSIAL Biaya Bahan Baku (BB) Biaya Pengolahan BB Biaya Transmisi & Distribusi Biaya Umum & Administrasi TOTAL
1
2
3
4
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
134,81 123,18 102,27 88,63 99,50
130,24 135,92 122,15 63,00 85,59
95,13 90,35 135,67 63,24 81,11
Dari angka indeks produktivitas selanjutnya untuk menginterpretasikan indeks produktivitas total dan produktivitas parsial selama periode pengukuran dapat dilakukan secara grafis. Grafik 1 Produktivitas Keuangan Model Summanth
Grafik Produktivitas Model Summanth 140,00
Indek Produktivitas
130,00 120,00 110,00 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00
1
2
3
4
Biaya Bahan Baku (BB)
100,00
134,81
130,24
95,13
Biaya Pengolahan BB
100,00
123,18
135,92
90,35
Biaya Transmisi & Distribusi
100,00
102,27
122,15
135,67
Biaya Umum & Administrasi
100,00
88,63
63,00
63,24
TOTAL
100,00
99,50
85,59
81,11
4.2Pengukuran Produktivitas Model Omax Menghitung nilai performance masing-masing kriteria produktivitas beserta rata-rata, standard deviasi dan pembobotan masing-masing kriteria selama periode pengukuran sebagai berikut:
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
7
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 Tabel 4 Kriteria Omax, Produktivitas, Bobot, Standar Deviasi PRODUKTIVITAS Periode th ke 1 2 3 4
KRITERIA PRODUKTIVITAS Jumlah Pendapatan Usaha
1
Biaya Bahan Baku (BB)
3 4
23,40 31,55 30,48 22,27 26,92
4,77
3,70
5,26 6,48 7,15 4,75
5,91
1,1
16,92
4,04 4,13 4,93 5,47
4,64
0,69
20,85
2,25 2,00 1,42 1,42
1,77
0,42
58,54
Jumlah Pendapatan Usaha
2
STANDARD BOBOT (%)
RATA2 DEVIASI
Biaya Pengolahan BB Jumlah Pendapatan Usaha Biaya Transmisi dan Distribusi Jumlah Pendapatan Usaha Biaya Umum & Administrasi
Pembobotan di atas mengacu pada besar nilai masing-masing input (parsial) terhadap total input. Selanjutnya membuat tabel matrix penilaian masing-masing kriteria pada skala nilai 0 sampai dengan 10. Tabel 5 Objective Matrix TABEL MATRIX PENILAIAN 2
3
4
60,29
13,60
9,44
4,70
10
55,52
12,50
8,75
4,29
9
50,76
11,40
8,07
3,87
8
45,99
10,30
7,38
3,45
7
41,22
9,20
6,70
3,03
6
36,46
8,10
6,01
2,61
5
31,69
7,01
5,33
2,19
4
26,92
5,91
4,64
1,77
3
22,16
4,81
3,96
1,35
2
17,39
3,71
3,27
0,94
1
12,63
2,61
2,59
0,52
0
Tingkat Nilai
Kriteria Produktivitas
1
Mentransformasikan seluruh data ke dalam matrix performance per periode.
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
8
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 Tabel 6 Matrix Performance 4 Tahun Periode MATRIX PERFORMANCE TAHUN ke - 1 1
2
3
4
23,40
5,26
4,04
2,25
Kriteria Produktivitas Performance
2 3,70 7,39
2 16,92 33,83
2 20,85 41,70
4 58,54 234,16
Nilai Bobot Jumlah
Petunjuk Prestasi
Periode Sekarang 317,08
Periode Lalu
Indek
Keterangan
-
-
-
MATRIX PERFORMANCE TAHUN ke - 2 1
2
3
4
31,55
6,48
4,13
2,00
Kriteria Produktivitas Performance
3 3,70 11,09
3 16,92 50,75
2 20,85 41,70
3 58,54 175,62
Nilai Bobot Jumlah
Petunjuk Prestasi
Periode Sekarang 279,15
Periode Lalu
Indek
Keterangan
317,08
-12%
turun
MATRIX PERFORMANCE TAHUN ke - 3 1
2
3
4
30,48
7,15
4,93
1,42
Kriteria Produktivitas Performance
3 3,70 11,09
4 16,92 67,66
3 20,85 62,55
2 58,54 117,08
Nilai Bobot Jumlah
Petunjuk Prestasi
Periode Sekarang 258,38
Periode Lalu
Indek
Keterangan
279,15
-7%
turun
MATRIX PERFORMANCE TAHUN ke - 4 1
2
3
4
22,27
4,75
5,47
1,42
Kriteria Produktivitas Performance
2 3,70 7,39
1 16,92 16,92
4 20,85 83,40
2 58,54 117,08
Nilai Bobot Jumlah
Petunjuk Prestasi
Periode Sekarang 224,78
Periode Lalu
Indek
Keterangan
258,38
-13%
turun
Menginterpretasikan skor masing-masing kriteria dan skor prestasi hasil perhitungan matrix performance selama periode pengukuran secara grafis.
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
9
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 Grafik 2 Performance Keuangan Model Omax
Grafik Produktivitas Model Omax 350,00
Petunjuk Prestasi
300,00 250,00 200,00 150,00 100,00 50,00 0,00
1
2
3
4
Kriteria 1
7,39
11,09
11,09
7,39
Kriteria 2
33,83
50,75
67,66
16,92
Kriteria 3
41,70
41,70
62,55
83,40
Kriteria 4
234,16
175,62
117,08
117,08
Total
317,08
279,15
258,38
224,78
V. PEMBAHASAN Hasil dari pengukuran produktivitas dengan menggunakan dua model pengukuran di atas sama-sama memberikan indikator terjadinya penurunan produktivitas di perusahan tersebut dan ini sangat mudah diinterpretasikan secara grafis. Hasil pengukuran berdasarkan model Summanth secara grafis menunjukkan terjadinya penurunan produktivitas dari periode tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-4, hal ini bertolak belakang dengan jumlah pendapatan perusahaan yang dari tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-4 terus mengalami peningkatan. Penurunan produktivitas sampai dengan tahun ke-3 lebih banyak disebabkan aktivitas pengelolaan Biaya Umum & Administrasi, namun penurunan pada tahun ke-4 lebih banyak disebabkan aktivitas pengelolaan Biaya Bahan Baku dan Biaya Pengolahan Bahan Baku. Hasil pengukuran berdasarkan model Omax secara grafis memberikan kesimpulan yang hampir sama dengan hasil pengukuran berdasarkan model Summanth, namun dengan dimasukkannya faktor kompetensi masing-masing kriteria akan lebih memudahkan dalam menginterpretasikan secara grafis. Faktorfaktor produktivitas pada masing-masing kriteria yang secara grafis dekat dengan grafik produktivitas total mengindikasikan bahwa faktor tersebut pergerakannya mempunyai pengaruh yang lebih dominan. VI. KESIMPULAN 1. Pengukuran produktivitas di suatu perusahaan menghasilkan informasi perilaku kinerja yang signifikan terhadap pencapaian sejauhmana sumberdaya perusahaan menghasilkan output/hasil kerja perusahaan.
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
10
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005 2. Faktor-faktor penyebab terjadinya penurunan produktivitas juga dengan cepat akan dapat dideteksi sehingga bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk perencanaan dan perbaikan produktivitas yang akan datang. 3. Tolok ukur meningkatnya produktivitas perusahaan tidak bisa dilihat dari meningkatnya pendapatan perusahaan saja, tetapi dipengaruhi oleh efektifitas dan efisiensi faktor-faktor sumber daya yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA Bain David, 2001, The Productivity Prescription the Manager’s Guide to Improving Productivity and Profits, McGraw-Hill Book Company. Putra, J. Ravianto, 1998, Dasar-Dasar Produktivitas, Universitas Terbuka. Riggs, L. James, 1995, Producing Systems: Planning, Analysis and Control Fourth, Edition, John Wiley & Saw New York Chichester Brisbane, Toronto, Singapura. Summanth, J. David, 1984, Productivity Engineering and Management: Productivity Measurement in Manufacturing and Service Organization, McGraw-Hill Book Company. Syarif Rusli, 1997, Seri Manajemen dan Produktivitas: Produktivitas, Edisi Revisi.
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
11
Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, 23-24 November 2005
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur
12