PRODUKTIVITAS DAN PENGUKURAN KERJA PROSES PRODUKSI MEDIUM DENCITY FIBREBOARD (MDF)
Ch. Desi Kusmindari*), Andang Aprianto, *) Dosen Universitas Bina Darma, Palembang Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12, Palembang Pos-el :
[email protected]
Abstract : Technological growth progressively go forward to bring the remarkable impact for various area. To face the tight emulation in industry and to improve the work productivity used work productivity measurement. Intention of this research are : (1) measure standard time for Medium of Density Fibreboard production process, (2) Medium of Density Fibreboard production process at shift I and shift II, (3) knowing factors influencing productivity storey level produce the Medium of Density Fibreboard at shift I and shift II. Result from this research are standard time data for MDF production is 561.32 minute, performance indicator at november 2008 at shift I is 240 and shift II 615. The work productivity index at shift I is - 58.97 and shift II is - 7.5, Factors influencing work productivity at PT. Prima Sumatra Fibreboard is raw material factor, machine, labour and method. Keyword: Work measurement, work productivity, OMAX Abstrak: Untuk menghadapi persaingan yang ketat, industri yang memproduksi barang jadi atau jasa perlu meningkatkan produktivitas kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) menghitung waktu baku proses produksi Medium Density Fibreboard, (2) menghitung produktivitas proses produksi Medium Density Fibreboard pada shift I dan shift II, (3) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas produksi Medium Density Fibreboard pada shift I dan shift II. Hasil dari penelitian ini adalah data waktu baku perusahaan adalah 487 menit, data waktu baku dari penelitian adalah 561.32 menit, indikator performansi bulan november 2008 pada shift I adalah 240 nilai indeks produktivitas kerja - 58.97, indikator performansi bulan november 2008 pada shift II adalah 615, nilai indeks produktivitas kerja adalah - 7.51, nilai produktivitas kerja pada shift II masih kurang dari harapan perusahaan, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pada PT. Sumatera Prima Fibreboard adalah faktor bahan baku, mesin, tenaga kerja dan metode. Kata kunci: Pengukuran waktu kerja, produktivitas kerja , OMAX
tetap bertahan dan dapat terus meningkatkan 1. PENDAHULUAN
keuntungan yang diperoleh. Seiring dengan itu perusahaan
Perkembangan teknologi semakin lama
dituntut
pula
untuk
terus
meningkatkan kinerjanya dengan upaya-upaya
semakin maju membawa dampak yang luar biasa
mengatur
pada berbagai bidang, antara lain industri, baik
propesional, sehingga perusahaan akan dapat
industri manufaktur maupun jasa. Perusahaan-
berproduksi lebih efektif dan efisien yang
perusahaan yang bergerak di berbagai bidang
akhirnya perusahaan akan mampu bersaing serta
industri tersebut harus siap untuk menghadapi
mendapatkan keuntungan.
segala
sistem
menjadi
lebih
tingginya tingkat persaingan jika mereka ingin Produktivitas dan Pengukuran Kerja proses Produksi MDF…………………….(Desi & Andang)
85
Untuk menghadapi persaingan yang
produksi Medium Density Fibreboard untuk
ketat ini industri yang memproduksi barang jadi
menganalisis produktivitas kerja proses produksi
atau jasa guna meningkatkan produktivitas kerja,
Medium Density Fibreboard pada PT. Sumatera
baik dengan jalan menganalisa waktu proses
Prima Fibreboard ?
produksi
maupun
menggunakan
Agar tidak terjadi penyimpangan dalam
pemahaman tentang peningkatan produktivitas
penelitian ini maka masalah yang akan dibahas
kerja.
seefisien
dibatasi hanya pada : (1) bagian produksi
mungkin penggunaan alat-alat canggih dapat
Medium Density Fibreboard (MDF) pada PT.
mempercepat proses pekerjaan pada proses
Sumatera Prima Fibreboard, (2) pengukuran
produksi Medium Density Fibreboard yang
waktu kerja proses produksi MDF dengan
berorientasi pada pencapaian kualitas yang baik
menggunakan jam henti untuk menentukan
dengan menerapkan manajemen waktu terhadap
waktu baku, (3) pengukuran produktivitas
proses produksi Medium Density Fibreboard
dengan menggunakan metode objektive matrix
(MDF)
(OMAX).
Dengan
yang
dengan
penerapan
diproses
waktu
mulai
dari
proses
pengulitan sampai pada proses pengepakan.
Tujuan dari penelitian ini adalah : (1)
Untuk mendapatkan output atau hasil
menghitung waktu baku proses produksi Medium
perlu ada proses produksi, proses produksi
Density
merupakan interaksi antara bahan dasar, bahan-
produktivitas proses produksi Medium Density
bahan pembantu, tenaga kerja dan mesin-mesin
Fibreboard pada shift I dan shift II, (3)
serta alat-alat perlengkapan yang dipergunakan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
dan
tingkat produktivitas produksi Medium Density
kemampuan
untuk
mengoperasikan.
Pengaturan terhadap interaksi dari berbagai
Fibreboard,
(2)
menghitung
Fibreboard pada shift I dan shift II.
faktor produksi tersebut akan dapat memperbaiki tingkat efektifitas serta efisiensi dari proses
2. METODOLOGI PENELITIAN
produksi. Hasil identifikasi masalah yang telah
2.1. Obyek Penelitian
dilakukan maka permasalahan yang dihadapi Penelitian dilakukan pada PT Sumatera
pada proses pengulitan sampai pada proses maksimalnya
Prima Fibreboard yang berlokasi di jalan raya
produktivitas pekerja antara shift I dan shift II,
Inderalaya-Palembang Km 28 ,Desa Tj. Seteko,
(2) diperlukan adanya perhitungan waktu proses
Kec Inderalaya Kab. Ogan Ilir.
pengepakan
:
(1)
kurang
Penelitian dilakukan pada bagian proses
produksi pada proses pengulitan sampai pada
produksi
proses pengepakan.
maka
pembuatan
édium
Density
Berdasarkan latar belakang masalah
Fibreboard dari bulan november – desember
permasalahan
2008.
yang
timbul
yaitu
bagaimana menentukan waktu kerja proses
86
Jurnal Imiah TEKNO Vol 6. No 2, Oktober 2009: 85 - 96
Sebaliknya pengukuran secara tidak
2.2. Data Penelitian
langsung melakukan perhitungan waktu tanpa Data yang dibutuhkan adalah data
harus berada ditempat pekerjaan, yaitu membaca
tentang jumlah produksi, data tentang waktu
tabel-tabel
proses produksi, data tentang faktor penyebab
jalannya
terhambatnya produksi.
pekerjaan atau gerakan. Adapun yang termasuk
yang tersedia asalkan mengetahui pekerjaan
melalui
elemen-elemen
kedalam kelompok dan golongan ini adalah data 2.3. Metode pengolahan data
waktu baku dan waktu gerakan. Dengan salah satu cara-cara ini waktu
Metode
yang
digunakan
dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan
penelitian ini adalah melakukan perhitungan
akan
waktu baku dengan menggunakan metode jam
pengukuran waktu ditujukan untuk mendapatkan
henti dan menghitung peroduktivitas kerja
waktu
dengan menggunakan model OMAX.
dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja
dapat
baku
ditentukan.
pekerjaan
Lebih
yaitu
jauh
waktu
lagi
yang
normal untuk menyelesaikan pekerjaan yang 2.4. Pengukuran Waktu.
dijalankan dalam sistem kerja terbaik. Harap diperhatikan waktu baku ini kata-kata wajar,
Pengukuran waktu adalah waktu yang
normal dan terbaik ini dimaksudkan untuk
pantas untuk diberikan kepada pekerja untuk
menunjukan bahwa waktu baku yang dicari
menyelesaikan suatu pekerjaan. Tentu dari suatu
bukan waktu penyelesaian pekerjaan yang
kondisi kerja yang ada dapat dicari waktu yang
diselesaikan secara tidak wajar seperti terlampau
pantas tersebut, artinya akan didapat juga waktu
cepat atau dilakukan dengan terlampau lambat.
yang pantas untuk menyelesaikan pekerjaan
Bukan yang diselesaikan oleh seorang pekerja
dengan kondisi seperti yang bersangkutan.
yang istimewa terampilnya atau lamban dan
Pada
garis
besarnya
teknik-teknik
pemalas dan bukan pula yang mengerjakannya
pengukuran waktu dibagi dalam dua bagian
dalam sistem kerja yang belum baik atau tidak
(Wignjosoebroto, 2000 : 170) yaitu : (1)
terampil.
pengukuran waktu secara langsung dan (2) pengukuran waktu secara tidak langsung. Pengukuran disebut
demikian
waktu
langsung
pengukurannya
Menurut Wikipedia, stopwatch adalah
dilakukan atau dilaksanakan secara langsung
alat yang digunakan untuk mengukur lamanya
yaitu
yang
waktu yang diperlukan dalam suatu kegiatan.
bersangkutan dikerjakan atau dijalankan. Dua
Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai
cara yang ada didalamnya adalah cara jam henti
dengan menekan tombol di atas dan berhenti
dan sampling pekerjaan.
sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai
ditempat
karena
secara
2.5. Jam Henti (Stopwatch)
dimana
pekerjaan
waktu yang berlalu. Kemudian dengan menekan Produktivitas dan Pengukuran Kerja proses Produksi MDF…………………….(Desi & Andang)
87
tombol yang kedua kemudian memasang lagi
dan (5) indikasi keluaran (output) yang mampu
stopwatch pada nol. Tombol yang kedua juga
dihasilkan oleh seorang pekerja.
digunakan
sebagai
perekam
waktu.
(/www.wikipedia.go.id)
Waktu baku ini merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki
Penelitian kerja dan analisa metoda kerja
tingkat
kemampuan
rata-rata
untuk
pada dasarnya akan memusatkan perhatiannya
menyelesaikan suatu pekerjaan. Di sini sudah
pada
akan
meliputi kelonggaran waktu yang diberikan
diselesaikan. Dengan mengaplikasikan prinsip
dengan memperhatikan situasi dan kondisi
dan teknik pengaturan cara kerja yang optimal
pekerjaan yang harus diselesaikan tersebut.
dalam sistem kerja tersebut, maka akan diperoleh
Dengan demikian maka waktu baku yang
alternatif
yang
dihasilkan dalam aktivitas pengukuran kerja ini
dianggap memberikan hasil yang paling efektif
akan dapat digunakan sebagai alat untuk
dan efisien. Suatu pekerjaan akan dikatakan
membuat rencana penjadwalan kerja yang
diselesaikan
waktu
menyatakan berapa lama suatu kegiatan itu harus
penyelesaiannya berlangsung paling singkat.
berlangsung dan beberapa output yang akan
Untuk menghitung waktu baku (standard time)
dihasilkan serta berapa pula jumlah tenaga kerja
penyelesaian pekerjaan guna memilih alternatif
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
metoda
perlu
tersebut. Di sisi lain dengan adanya waktu baku
diterapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik
yang sudah ditetapkan ini akan dapat pula
pengukuran kerja. Pengukuran waktu kerja ini
ditentukan upah atau pun insentif/bonus yang
akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk
harus dibayar sesuai dengan performance yang
menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna
ditunjukkan oleh pekerja.
bagaimana
metoda
suatu
pelaksanaan
secara
kerja
pekerjaan
yang
efisien
kerja
apabila
terbaik,
maka
menyelesaikan suatu pekerjaan. Secara singkat
Pada
garis
besarnya
teknik-teknik
5 pengukuran kerja adalah metoda penetapan
pengukuran waktu kerja ini dapat dibagi atau
keseimbangan antara kegiatan manusia yang
dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu
dikontribusikan
pengukuran waktu kerja secara langsung dan
dengan
unit
output
yang
dihasilkan.
pengukuran kerja secara tidak langsung. Cara
Waktu baku ini
diperlukan
pertama disebut demikian karena pengukurannya
terutama sekali untuk (Wignjosoebroto, 2000 :
dilaksanakan secara langsung yaitu di tempat
170) : (1) perencanaan kebutuhan tenaga kerja
dimana pekerja yang diukur dijalankan. Dua cara
(man power planning), (2) estimasi biaya-biaya
termasuk di dalamnya adalah cara pengukuran
untuk
kerja
upah
karyawan
sangat
atau
pekerja,
(3)
dengan
menggunakan
jam
henti
penjadwalan produksi dan penganggaran, (4)
(stopwatch) dan sampling kerja (work sampling).
perencanaan
dan
Sebaliknya cara tidak langsung melakukan
insentif bagi karyawan atau pekerja berprestasi,
perhitungan waktu kerja tanpa si pengamat harus
sistem
pemberian
bonus
di tempat pekerjaan yang diukur. Di sini
88
Jurnal Imiah TEKNO Vol 6. No 2, Oktober 2009: 85 - 96
aktivitas yang dilakukan hanya melakukan
Langkah kelima perhitungan standard deviasi
perhitungan waktu kerja dengan membaca tabel-
dari distribusi harga rata-rata sub grup dengan
tabel waktu yang tersedia.
menggunakan rumus (Sutalaksana, 1997 : 133) :
x / n …………………(2.4) 2.6. Menguji Keseragaman Data Dimana : n adalah besar sub grup Langkah pertama yaitu menguji keseragaman data, memasukan data hasil pengukuran waktu
Langkah keenam yaitu penentuan batas kontrol atas dengan batas kontrol bawah, dengan menggunakan
kedalam sub-grup. Langkah kedua menghitung harga K dengan
rumus
(Anggawisastra,
Sutalaksana, Tjakratmadja, 1997 : 133) :
rumus :
BKA x 3 x ……………….(2.5)
k = 1 + ( 3,3 log n )… …………………(2.1)
BKB x 3 x ...…………….(2.6)
Dimana : k adalah harga banyaknya sub grup
Dimana :
yang terbentuk.
BKA adalah batas kontrol atas
Langkah ketiga yaitu menentukan rata-rata dari
BKB adalah batas kontrol bawah
harga rata-rata sub grup yaitu dengan rumus
Batas kontrol ini yang merupakan batas kontol
(Sutalaksana, 1997 : 133) :
apakah sub grup “seragam“ atau tidak.
x
x
i
k
…………………….. (2.2)
Dimana: x adalah waktu rata-rata dari
2.7. Perhitungan Uji Kecukupan Data
sub grup ke-1
x i adalah total rata-rata sub grup k
adalah harga banyaknya sub grup
Adapun
langkah
kerja
yang
dipersiapkan dalam melakukan uji kecukupan data ini yaitu : (Sutalaksana, 1997 : 134)
yang terbentuk Langkah keempat perhitungan standard deviasi
1. Menentukan total harga x atau
sebenarnya waktu penyelesaian dengan rumus :
2. Menentukan total x 2 atau
σ =
harus
x
x
2
j
n 1
x
x 2
3. Menentukan jumlah pengamatan yang …………(2.3)
telah dilakukan, dengan menggunakan
Dimana :
rumus : N’ dengan derajat ketelitian 5%
n adalah jumlah pengamatan pendahulu
dan tingkat keyakinan 95%, (Dharsuky,
yang dilakukan
2004 : 2) :
x adalah waktu penyelesaian yang teramati
selama
pendahulu dilakukan.
pengukuran
2 2 N’= 40 N . x j x j ..............................(2.7) 2
x
j
Dimana : N’ = uji kecukupan data N = jumlah pengamatan
Produktivitas dan Pengukuran Kerja proses Produksi MDF…………………….(Desi & Andang)
89
Langkah terakhir yaitu menyimpulkan jika
dengan 1, artinya waktu siklus rata-rata sudah
N’
normal. Jika bekerjanya terlalu lambat maka
pengukuran yang diperlukan ternyata masih
untuk
lebih besar dari pada pengukuran yang telah
memerisa harga p1, dan sebaliknya p1, jika
dilakukan N’>N maka pengukuran tahap
dianggap bekerja cepat.
selanjutnya harus dilakukan.
menormalkannya
pengukuran
harus
c. Hitung waktu baku dengan : Wb = Wn + a . Wn …………(2.10)
2.8. Perhitungan Waktu Baku Dimana Jika
pengukuran-pengukuran
a
adalah
kelonggaran
telah
(allowance) yang diberikan kepada pekerja
selesai yaitu semua data yang didapat memiliki
untuk menyelesaikan pekerjaan disamping waktu
keseragaman yang dikehendaki, dan jumlahnya
normal. Kelonggaran ini diberikan untuk hal-hal
telah memenuhi tingkat ketelitian dan keyakinan
seperti kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa
yang diinginkan, maka selesailah kegiatan
fatique, dan gangguan-gangguan yang mungkin
pengukuran waktu. Langkah selanjutnya adalah
terjadi yang tidak dapat dihindarkan oleh
mengolah data tersebut sehingga memberikan
pekerja. Umumnya kelongaran dinyatakan dalam
waktu
persen dari waktu normal.
baku.
Cara
yang
dilakukan
untuk
mendapatkan waktu baku dari data yang terkumpul
itu
adalah
sebagai
berikut
2.9. Produktivitas.
(Sutalaksana, 1997 : 137) : a.
Kata produktivitas adalah kata yang
Hitung waktu siklus rata-rata dengan :
Ws
x
sering
i
………………(2.8)
N
sama dengan yang telah dibahas sebelumnya.
ini
…………….(2.9)
diperhitungkan
jika
pengukur
berpendapat bahwa operator bekerja dengan kecepatan perhitungan
tidak waktu
wajar,
sehingga
hasil
perlu
disesuaikan
atau
dinormalkan dulu untuk mendapatkan waktu siklus rata-rata yang wajar. Jika pekerja bekerja dengan wajar, maka faktor penyesuaian p sama
pidato
politik.
Pada
kenyataannya
untuk mempromosikan sebuah produk atau jasa.
produktivitas,
Masing-masing
mempunyai
pendekatan dan penekanan yang berbeda. Chen, Gray,
Greenberg,
Mali,
Mundel,
Sumant,
Webber, dan Whitmore ada beberapa ahli yang membuat definisi mengenai produktivitas selain itu beberapa lembaga juga memberikan definisi tersendiri.
Definisi
produktivitas
menurut
Gordon K.C Chen adalah perbandingan antara output yang diproduksi dengan unit sumber daya yang
90
tulisan,
Banyak ahli mengemukakan definisi
Dimana p adalah faktor penyesuaian. Faktor
berbagai
produktivitas hanya sebuah kata yang digunakan
b. Hitung waktu normal dengan : Wn = Ws x p
didalam
dimedia massa, buku-buku ilmiah, serta televisi, bahkan
Dimana xi dan N menunjukan arti yang
dijumpai
digunakan
selama
proses.
Asian
Jurnal Imiah TEKNO Vol 6. No 2, Oktober 2009: 85 - 96
Productivity Organization, Organization for
mengalami
Economic
kehidupannya.
Cooperation
and
Development,
International Labor Organization, dan Dewan
penurunan
Produktivitas
dalam
standar
didefinisikan
sebagai
produktivitas Nasional adalah contoh lembaga
hubungan antara input dan output suatu sistem
yang
produksi. Hubungan ini sering lebih umum
memberi
definisi
tersendiri
untuk
produktivitas.
dinyatakan sebagai rasio output dibagi input.
Dari sekian banyak pendapat, definisi
Jika lebih banyak output yang dihasilkan dengan
produktivitas dapat dikelompokan menjadi tiga,
input
yang
sama,
maka
disebut
terjadi
yaitu :
peningkatan produktivitas. Begitu pula kalau
1. Produktivitas adalah rasio dari apa yang
input yang lebih rendah dapat menghasilkan
dihasilkan (output) terhadap keseluruhan
output yang tetap, maka produktivitas dikatakan
sumber daya yang digunakan (input).
meningkat (Arman Hakim Nasution, 2006 : 421)
2. Produktivitas adalah suatu sikap mental yang
selalu
mempunyai
pandangan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian
produktivitas
dalam
bahwa mutu kehidupan hari ini harus
hubungannya dengan efisiensi dan efektivitas
lebih baik dari hari kemarin dan mutu
adalah sebagai berikut :
kehidupan hari esok harus lebih baik dari
1. Perubahan
hari ini.
efektivitas
menghasilkan
efisiensi
penggunaan
keluaran
3. Produktivitas adalah interaksi terpadu
2. Perubahan
antara tiga faktor esensial yaitu investasi,
masukan
manajemen, serta tenaga kerja. Produktivitas sering pula dihubungkan
2.10.
Manfaat Pengukuran Produktivitas
dengan efisiensi dan efektivitas suatu sistem. Efisiensi
merupakan
suatu
ukuran
yang
menggambarkan tingkat penghematan dalam
Ada
lima
manfaat
utama
pengukuran produktivitas, antara lain :
menggunakan sumber daya. Pengertian efisiensi
1. Pengukuran
disini lebih berorientasi pada masukan dari pada
sebagai
keluaran. Efektivitas merupakan suatu ukuran
kemampuan
yang menggambarkan seberapa jauh target dapat
mencapai tujuan perusahaan.
dicapai. Pengertian efektivitas lebih berorientasi
motor
produktivitas
indikator
2. Pengukuran
digunakan
yang
suatu
menilai
sistem
produktivitas
untuk pengambilan
pada keluaran dari pada masukan.
dari
dalam
digunakan
keputusan
yang
Peningkatan produktivitas merupakan
berkaitan dengan usaha peningkatan
penggerak
performansi perusahaan.
keuntungan
kemajuan
perusahaan.
ekonomi
dan
Produktivitas
juga
3. Pengukuran
produktivitas
penting untuk meningkatkan upah penerimaan
sebagai
bahan
perseorangan. Suatu negara yang tidak dapat
perusahaan/sistem
meningkatkan produktivitasnya akan segera
perusahaan/sistem lain.
digunakan
pembanding
Produktivitas dan Pengukuran Kerja proses Produksi MDF…………………….(Desi & Andang)
suatu dengan
91
4. Pengukuran untuk
produktivitas
digunakan
meramalkan
kondisi
pengukuran
produktivitas
parsial
yang
dikembangkan untuk memantau produktivitas di
perusahaan/sistem pada masa yang akan
tiap
datang termasuk merumuskan target-
produktivitas yang sesuai dengan keberadaan
target yang ingin dicapai.
bagian
5. Pengukuran
produktivitas
digunakan
bagian
perusahaan
tersebut
dikembangkan
dengan
(objective). oleh
kriteria
Metode
seorang
ini
professor
untuk meningkatkan kesadaran suatu
produktivitas dari Departemen Of Industrial
perusahaan/sistem
Engineering at Oregon State University, yaitu
akan
pentingnya
usaha-usaha peningkatan produktivitas.
James L. Riggs, PE. Omax diperkenalkan pada tahun 80-an di Amerika Serikat.
2.11.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi usaha peningkatan Produktivitas.
Adapun kegunaan dari Omax adalah : 1. Sebagai sarana pengukuran produktivitas. 2. Sebagai
Pada hakikatnya produktivitas kerja akan banyak ditentukan oleh dua faktor utama
Faktor
3. Alat pemantau pertumbuhan produktivitas Dalam OMAX diharapkan aktivitas seluruh personil perusahaan untuk turut menilai,
berhubungan dengan pemakaian dan
memperbaiki, dan mempertahankan, karena
penerapan metode kerja yang lebih
sistem ini merupakan sistem pengukuran yang
efektif dan efisien, atau penggunaan
diserahkan langsung ke bagian-bagian unit
bahan baku yang lebih ekonomis.
proses industri.
manusia
yaitu
masalah
yang
Faktor
Teknis
memecahkan
produktivitas.
(Wignjosoebroto, 2000 : 9) yaitu:
alat
yaitu
factor
factor
yang
mempunyai pengaruh terhadap usaha-
Langkah-langkah yang dilakukan pada proses OMAX adalah:
usaha yang dilakukan manusia didalam
Support
Commitment
Coordination
Introduction
Criteria
Priorities
Scores
Objectives
Start up
Feed back
Maintenance
menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Disini ada dua hal pokok yang menentukan, yaitu kemampuan kerja (ability) dari pekerja tersebut dan yang lain adalah motivasi kerja yang merupakan pendorong kearah kemajuan dan peningkatan prestasi kerja atas seseorang.
Gambar 2.1 Sebelas blok model OMAX Sumber : Arman Hakim Nasution,2006:448 Dari kesebelas blok tersebut terdapat tiga aspek yang penting dalam OMAX, yaitu:
2.12.
Model Objectives Matrix (OMAX) Menurut Arman (2006 : 447-450),
1. Awareness (kesadaran), yaitu: a. Mengerti masalah produktivitas
Objectives Matrix (OMAX) adalah suatu sistem
92
Jurnal Imiah TEKNO Vol 6. No 2, Oktober 2009: 85 - 96
b. Ada kemungkinan peningkatan
B. Blok kuantifikasi, terdiri atas:
produktivitas
1. Skala,
c. Mampu meningkatkan produktivitas 2. Improve (memperbaiki)
angka-angka
yang
menunjukkan tingkat performansi dari
a. Mengenal pekerjaan yang akan
yaitu
pengukuran
tiap
kriteria
produktivitas. Terdiri dari sebelas
diperbaiki
bagian dari 0 sampai dengan 10.
b. Mampu dan menjalankan perbaikan
Semakin besar skala, semakin baik
3. Maintenance (pemeliharaan)
produktivitasnya. Kesebelas skala
a. Mempertahankan kemajuan
tersebut dibagi menjadi tiga bagian,
b. Memelihara semangat maju
yaitu:
Pengukuran dengan OMAX
a. Level 0, yaitu nilai produktivitas
dilakukan pada sebuah matriks objektif.
yang terburuk yang mungkin
Bentuk matriks tersebut adalah sebagai
terjadi.
berikut:
b. Level 3, yaitu nilai produtivitas
A
performansi sekarang
1 2 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
B 3
4
C
c. Level
10,
yaitu
nilai
produktivitas yang diharapkan sampai periode tertentu. Kenaikan
nilai
produktivitas
5
disesuaikan Gambar 2.2 Matriks struktur OMAX Sumber : Arman Hakim Nasution,2006:449
interporasi. 2. Skor, yaitu nilai level dimana nilai
Misalnya jika output/jam = 100
A. Blok pendefinisian, terdiri atas: 1. Kriteria produktivitas, yaitu kriteria yang menjadi ukuran produktivitas pada bagian atau departemen yang diukur
produktivitasnya.
Misalnya, untuk departemen produksi yang
cara
pengukuran produktivitas berbeda.
Keterangan:
akan
dengan
menjadi
kriteria
adalah
output/jam,scrap/100 unit, dll. kriteria ini sebaiknya lebih Dari satu. 2. Performansi sekarang, yaitu nilai tiap produktivitas berdasarkan pengukuran terakhir. Misalnya output/jam = 100, scrap/100 unit -4.
terletak pada level 5, maka skor untuk pengukuran itu adalah 5. Jika terdapat pengukuran yang tidak tepat sesuai dengan angka pada matriks, lakukan pembulatan ke bawah. 3. Bobot, yaitu besarnya bobot dari tiap kriteria produktivitas terhadap total produktivitas. Jumlah tiap bobot dari tiap kriteria adalah 100. 4. Nilai, merupakan perkalian tiap skor dengan bobotnya.
Produktivitas dan Pengukuran Kerja proses Produksi MDF…………………….(Desi & Andang)
93
5. Indikator produktivitas, merupakan
Lanjutan Tabel 1 Perbandingan Waktu Baku
jumlah dari tiap indeks produktivitas (IP),
sehingga
dihitung
persentase
Proses Produksi MDF
sebagai
kenaikan/penurunan
terhadap performansi sekarang.
Waktu Baku (Menit) Proses Produksi Perusahaan
Hasil Penelitian
25 65 9 20
28.5 75.6 9.35 23.7
487
561.32
Ruangan Penampungan Pengamplasan Pemotongan Pengemasan
3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Total
3.1.
Analisa Waktu Baku Proses produksi
Sumber : data pengamatan
Medium Density Fibreboard Penerapan permasalahan
analisa aliran
waktu produksi
Dari hasil pengamatan dan perhitungan
baku
pada
biasanya
digunakan untuk menentukan tingkat aliran waktu produksi supaya perusahaan berada pada titik normal. Analisa waktu baku memberikan informasi bagaimana pola hubungan dari ke 17 elemen kegiatan yang ada pada proses produksi MDF pada PT. Sumatera Prima Fibreboard, dan waktu yang paling banyak digunakan serta waktu yang paling sedikit digunakan dari ke 17 elemen
proses
produksi
MDF
mulai
dari
proses
pengulitan sampai pada proses pengepakan adalah 561.32 menit atau 9.4 jam. Berdasarkan data waktu baku yang di peroleh dari perusahaan mulai dari proses pengulitan sampai pada proses pengepakan adalah 487 menit sedangkan waktu baku yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 561.32 menit dengan demikian terdapat selisih waktu sebesar 74.32 menit. Itu disebabkan karena penulis tidak dapat
kegiatan tersebut diantaranya : Tabel 1 Perbandingan Waktu Baku Proses
menghindari beberapa faktor yang terjadi yaitu kelonggaran
Produksi MDF Waktu Baku (Menit) Perusahaan
Hasil Penelitian
46 62 25 15 30 20 15 30 30 18 12 45 20
53.13 72.6 28.8 16.24 33.2 21.8 17.2 34.5 34.7 20.9 14 53.4 23.7
untuk
kebutuhan
pribadi,
kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatigue, kelonggaran
Proses Produksi
Pengupasan kulit Pembentukan chip Pengklasifikasian chip Pencucian chip Penggerusan chip Penyemprotan glue Pengeringan panas Pengklasifikasian fiber Penampungan sementara Proses pembentukan mat Pengepresan awal Pengepresan panas Pendinginan
di atas maka jumlah keseluruhan waktu baku
untuk
hambatan-hambatan
tak
terhindarkan. Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa seseorang yang berkualitas baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan atau tempo kerja yang normal. Walaupun demikian pada prakteknya kita akan melihat bahwa tidaklah mungkin seseorang akan mampu bekerja secara terus menerus sepanjang hari tanpa adanya istirahat dan interaksi sama sekali. Di sini kenyataanya seseorang akan sering menghentikan waktu kerja dan membutuhkan
94
Jurnal Imiah TEKNO Vol 6. No 2, Oktober 2009: 85 - 96
waktu-waktu khusus untuk keperluan seperti
(4) waktu baku penelitian tidak memenuhi target
kebutuhan pribadi, istirahat melepas lelah, dan
perusahaan, (5) data dari penelitian belum
alasan-alasan lain yang di luar kontrolnya.
seragam untuk dinyatakan dalam batas kendali yang diinginkan, (6) indikator performansi bulan
3.2.
Analisa Produktivitas dengan metode
november 2008 pada shift I adalah 240, (7) nilai
OMAX
indeks produktivitas kerja bulan november 2008 pada shift I adalah - 58.97, (8) penurunan nilai
Dalam penerapan OMAX diperlukan beberapa
data,
data
dalam
penelitian
produktivitas kerja pada bulan november 2008,
ini
(9) indikator performansi bulan november 2008
diperoleh dari bagian produksi PT. Sumatera
pada shift II adalah 615, (10) nilai indeks
Prima Fibreboard data-data yang diperoleh
produktivitas kerja bulan november 2008 pada
antara lain : (1) Jumlah produk baik yang
shift II adalah - 7.51, (11) nilai produktivitas
dihasilkan (JPB), (2) Jumlah produk cacat yang
kerja pada shift II masih kurang dari harapan
dihasilkan (JPC), (3) Jumlah tenaga keja (JTK),
perusahaan,
(4) Jumlah waktu kerja (JWK) dan (5) Jumlah
mempengaruhi produktivitas kerja pada PT.
bahan baku yang digunakan (JBB).
Sumatera Prima Fibreboard adalah faktor bahan
Data-data tersebut merupakan data setiap
(12)
Faktor-faktor
yang
baku, mesin, tenaga kerja dan metode.
hari selama 1 bulan, dimulai dari tanggal 3 November sampai dengan 4 Desember 2008 . Berdasarkan
hasil
pengukuran
data
produktivitas kerja pada shift I di dapat nilai58.97 dan shift II adalah -7.51.Nilai tersebut menunjukkan penurunan
produktivitas
sedangkan
mengalami
faktor-faktor
yang
mempengaruhi produktivitas kerja pada shift 1 dan 2 adalah faktor bahan baku, mesin, tenaga kerja dan metode. Keempat faktor ini harus manjadi
perhatian
perusahaan
untuk
memperbaiki produktivitas sehingga tercapai tingkat produktivitas kerja yang diinginkan. 3.
DAFTAR RUJUKAN
SIMPULAN
Dari hasil perhitungan, maka simpulan yang dapat diambil adalah : (1) data waktu baku perusahaan adalah 487 menit, (2) data waktu baku dari penelitian adalah 561.32 menit, (3) selisih waktu baku adalah sebesar 74.32 menit,
Arman, Hakim Nasution. 2006. Manajemen Industri. Penerbit Andi. Yogyakarta. Dharsuky Abikusno. 2004. Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Study. Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara. Gunawan. 2002. Penerapan Model Objectives Matrik Dalam Pengukuran Produktivitas Pada Unit Produksi Di PT. Tunas Baru Lampung Cabang Palembang. STT MUSI. Palembang. Kusuma, Hendra. 2004. Manajemen Produksi dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta, Andi. Heryanto, Deddy, 1998. Studi Perbandingan Shift Kerja Karyawan Bagian Crumb Rubber Di PT. PD Sunan Rubber Palembang Sebagai Bahan Analisa Untuk Meningkatkan Performansi /Produktivitas Kerja. STT MUSI. Palembang.
Produktivitas dan Pengukuran Kerja proses Produksi MDF…………………….(Desi & Andang)
95
Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Cetakan Pertama. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. Pratama, Rayner. Penentuan Waktu Baku Proses Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Di PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Sungai Niru, Universitas Bina Darma, Palembang, 2007. Sutalaksana, Iftikar Z, Ruhana Anggawisastra, John H. Tjokraatmadja. 1997. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung. Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Egronomi Studi Grak dan Waktu. Edisi 1 Cetakan ke-II, Penerbit Guna Widia. Jakarta.
96
Jurnal Imiah TEKNO Vol 6. No 2, Oktober 2009: 85 - 96