PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SIKAP, KETERAMPILAN MENYUSUN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN KETERAMPILAN MELAKUKAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DARI DUA ORANG GURU SMP KELAS VIII DI KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh : Margareta Hesti Kurniasari NIM: 091424020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Rasa syukur yang mendalam kupanjatkan kehadirat-Mu ya Allah. Dengan rahmat-Mu kupersembahkan karya ini kepada: Ayah Paulus Agus Sunaryanto dan Ibu CA. Dwi Purnami yang tak pernah lelah mendoakan serta mendukungku. Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Agamaku, Nusa dan Bangsa
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Margareta Hesti Kurniasari. 2016. SIKAP, KETERAMPILAN MENYUSUN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN KETERAMPILAN MELAKUKAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINSTIFIK DARI DUA ORANG GURU SMP KELAS VIII DI KABUPATEN KLATEN. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap, keterampilan menyusun rancangan pembelajaran dan keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dari dua orang guru SMP kelas VIII di Kabupaten Klaten. Subjek penelitian ini adalah guru kelas VIII SMP di Kabupaten Klaten. Objek dalam penelitian ini adalah sikap, keterampilan menyusun rancangan pembelajaran dan keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan alat bantu dengan lembar kuesioner sikap guru, lembar penilaian RPP dan lembar observasi. Data dianalisis dengan menggunakan skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua orang guru tersebut menunjukkan sikap positif terhadap pendekatan saintifik. Dalam keterampilan menyusun RPP yang dilakukan guru adalah menyusun RPP yang menjabarkan langkah Pendekatan Saintifik. Guru sudah melaksanakan pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifk meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan. Namun pelaksanaan pembelajran tersebut belum maksimal. Kata kunci: sikap, keterampilan dalam pembelajaran saintifik
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Margareta Hesti Kurniasari. 2016. Attitude, Arrange Skills Design Implementation of Learning and Doing the Learning Skill Using a Scientific Approach of Two Teachers VIIIth Grade Junior High School in the District Klaten. Thesis. Physics Education Study Program. Department of Mathematics and Natural Sciences. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University Yogyakarta. This study aimed to describe the attitude, skill learning and skills is drafting perform learning to use the scientific approach of two junior high school teacher in class VIII in Klaten District. This research subject is class VIII junior high school teachers in the district of Klaten. The object of this research is the attitude, skill learning and skills is drafting perform learning using a scientific approach. Instruments in this study were researchers used a questionnaire tools with teacher attitudes, assessment sheets RPP and observation sheet. Data were analyzed by using Likert scale. The results showed that two teachers showed a positive attitude towards scientific approach. In preparing RPP skills that teachers are preparing lesson plans that outline measures Scientific Approach. Teachers are already implementing learning using Saintifk approach includes activities to observe, ask, gather information / try, associate / reasoning, and communicate. However pembelajran implementation is not maximized. Keywords: attitudes, skills in scientific learning
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat, bimbingan dan kesempatan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sikap, Keterampilan Menyusun Rancangan Pembelajaran dan Keterampilan Melakukan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik dari Dua Orang Guru SMP Kelas VIII di Kabupaten Klaten”. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat dukungan doa, semangat dan bantuan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itun penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Bapak Drs. Johannes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak Edi Santosa, M.s., selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 4. Bapak Drs. Domi Severinus,M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan iklhas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, dan masukan yang membangun dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberi semangat dan motivasi 6. Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma
yang telah membantu
memberikan bekal pengetahauan kepada penulis 7. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam melancarkan perijinan surat ke sekolah 8. Dra. Woro Subaningsih selaku Kepala Sekolah SMP Negeri Y Klaten dan Marjadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP negeri X Klaten beserta guruguru yang telah mengizinkan dan membantu penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan penulisan skripsi 9. Bapak Muhammad Arifin Gunawan selaku guru fisika SMP Negeri Y Klaten dan Ibu Indah Parwati selaku guru fisika SMP Negeri X Klaten yang telah memberikan dukungan, bantuan dan masukan dalam penelitian 10. Siswa SMP Negeri X Klaten dan SMP Negeri Y Klaten yang menjadi partisipan dan mendukung dalam penelitian. 11. Kedua Orang Tua saya tercinta Bapak Paulus Agus Sunaryanto dan Ibu Cordola Agata Dwi Purnami yang telah memberikan dukungan materi maupun moril serta doa, kasih sayang sehingga saya termotivasi untuk tetap berjuang 12. Suami tercinta Yohanes Ady Pratama yang telah memberi dukungan doa, kasih sayang sehingga saya termotivasi untuk tetap berjuang
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Ananda tercinta Gregorius Denias Asa Pradipta yang telah memberi dukungan, motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Kakak tercinta Stevanus Agus Kurniawan yang telah memberikan doa dan dukungan 15. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika umumnya dan Program Studi Fisika 2009 Khususnya 16. Semua pihak yang tidak penulis sebut satu persatu yang telah membantu dalam menyelasaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Penulis mengharpkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Yogyakarta, 14 Oktober 2016 Penulis
Margareta Hesti Kurniasari
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………….…ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………...iii HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………...…….iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………….…v HALAMAN PENYATAAN PERSTUJUAN PUBLIKASI …….………………… vi ABSTRAK ………………………………………………………...…………...…..vii ABSTRACT ……………………………………………………………...…….....viii KATA PENGANTAR …………………...…………………………………………ix DAFTAR ISI ….……………………………………………………………...…....xii DAFTAR TABEL …….………………………………………..…………………xvi DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….……........ xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………...…………………………………….……. 1 B. Perumusan Masalah ……………….………………………………........……....5 C. Tujuan Penelitian ………..………………………………...……….……..…… 6 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………….……….… 6 BAB II DASAR TEORI A. Pendekatan Konstruktivistik ………………….……………………….….…… 8
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pengertian Konstruktivisme …………………………………...….….…….. 8 2. Pembelajaran Konstruktivisme …………………………………….…...… 11 B. Kurikulum ………………………………………………………..……….….. 15 1. Pengertian Kurikulum ……………………………………………….......... 15 2. Pengertian Kurikulum 2013 …………………………………………...….. 16 3. Tujuan Kurikulum 2013 ……………………………………………...…… 16 C. Pendekatan Saintifik …………………………………………………………. 17 1. Pengertian Pembelajaran Saintifik …………………………………...…… 17 2. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ………………………. 19 3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ………...……. 20 4. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik…….20 5. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran ……………………. 22 D. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………………………….…..... 25 1. Pengertian RPP …………………………………………………….....…… 25 2. Landasan RPP ………………………………………………………….…. 25 3. Kompponen RPP …………………………………………………......…… 26 4. Langkah-Langkah Menyusun RPP ……………………………………...... 26 E. Sikap Guru dalam Proses Belajar Mengajar …...…………………………….. 33 1. Pengertian Sikap ……………………………………………………...…… 33 2. Kategori Sikap Guru Terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik ………………...……...............................................................…. 37 3. Proses Belajar Mengajar ……………………………….………...……….. 39 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian …………...…………….……………………………………. 42 B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………...…….…………...… 42 1. Tempat Penelitian ……………………..……………………...…………… 42 2. Waktu Penelitian …………………………………………………...……... 42 C. Subyek dan Obyek Penelitian …………………………………………….….. 43 1. Subyek Penelitian …………………………………...………………..…… 43 2. Obyek Penelitian ……………………………...……………………..……. 43 D. Prosedur Penelitian ………………………………...………………………… 43 1. Orientasi Sekolah ……………………………...…………………...…...… 44 2. Membuat Instrumen Penelitian ……………………………………......….. 44 3. Mengumpulkan Data …………………………………………..………….. 44 4. Menganalisis Data ……………………………………….……..…………. 45 5. Membuat Kesimpulan …………………………………………………..… 45 E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………….……... 46 1. Metode Angket …………………………….…………………………….... 46 2. Metode Dokumentasi …………………….……………………………..… 46 3. Metode Observasi …………………………………..…………………...… 46 F. Instrumen Penelitian ……………………………………….….…………..…. 47 1. Lembar Sikap Guru …………………………………….…………….…… 47 2. Lembar Penilaian ………………………………...…...…………………… 47 3. Lembar Observasi Kelas dan Video ………………………...………...…... 49 xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Metode Analisis Data ……….………………….…………………..……….... 52 1. Analisis Data Lembar Sikap Guru ………………..........………………...... 52 2. Analisis Data Lembar Keterampilan Menyusun RPP ……………...……... 54 3. Analisi Data Lembar Keterampilan Melakukan Pembelajaran…………..…55 BAB IV DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Sekolah dan Guru ……….………………………………... 57 1. SMP Negeri X Klaten ……………………………………......…………… 57 2. SMP Negeri Y Klaten ……………………………………...…...………… 58 B. Perencanaan Penelitian ……………………………………...……………….. 59 C. Pelaksanaan Penelitian ………………………………………………..……… 60 1. SMP Negeri X Klaten …………………………...…………...……………. 61 2. SMP Negeri Y Klaten ………………...………………...…………………. 62 D. Analisis dan Pembahasan ………..………………………….……………….. 64 1. Analisis dan Pembahasan Lembar Sikap Guru ………………..…….……. 64 2. Analisis dan Pembahasan Lembar Keterampilan Menyusun RPP …...…… 67 3. Analisis dan Pembahasan Lembar Keterampilan Melakukan Pembelajaran………………………………………………………………. 69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ……………………………………………………………..... 94 B. SARAN……………………………………………………………...….....….. 95 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….……….. 97
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Prosedur Penelitian …………………………………………………..... 43 Tabel 3.2. Komponen RPP yang Dinilai ………………………………………….. 47 Tabel 3.3. Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ………………………. 50 Tabel 3.4. Skala Likert Sikap Guru …………………………………………...….. 52 Tabel 3.5. Skor Lembar Sikap Guru ……………………………………………… 53 Tabel 3.6. Skala Likert Keterampilan Menyusun RPP …………………………… 54 Tabel 3.7. Skor Lembar Keterampilan Menyusun RPP ………………………….. 55 Tabel 3.8. Skala Likert Keterampilan Melakukan Pembelajaran ………………… 55 Tabel 3.9. Skor Lembar Keterampilan Melakukan Pembelajaran …………….….. 56 Tabel 4.1. Hasil Skor Lembar Sikap Guru ………………………………………... 65 Tabel 4.2. Hasil Skor Keterampilan Menyusun RPP …………………………...… 67 Tabel 4.3. Hasil Skor Keterampilan Melakukan Pembelajaran ………………...… 69
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A.1. Surat Permohonan Ijin Penelitian ……………………………..….. 99 Lampiran A.2. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari BAPPEDA Kabupaten Klaten ………………………………………………... 101 Lampiran A.3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMP Negeri X Klaten …………………………………………………………..... 102 Lampiran A.4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMP Negeri Y Klaten ……………………………………………………..…….. 103 Lampiran A.5. Jadwal Pelajaran SMP Negeri X KLaten……………………..…. 104 Lampiran A.6. Jadwal Pelajaran SMP Negeri Y Klaten ………………………… 105 Lampiran A.7. Lembar sikap Guru……………………………………………..... 106 Lampiran A.8. Lembar Keterampilan Menyusun RPP ………………………….. 110 Lampiran A.9. Lembar Keterampilan Melakukan Pembelajaran ……………….. 112 Lampiran B.1. Data Lembar Sikap Guru SMP Negeri X Klaten …………..…… 116 Lampiran B.2. Data Lembar Sikap Guru SMP Negeri Y Klaten ……………….. 120 Lampiran B.3. Data Lembar Keterampilan Menyusun RPP SMP Negeri X Klaten ………………………………………………………….... 124 Lampiran B.4. Data Lembar Keterampilan Menyusun RPP SMP Negeri Y Klaten ………………………………………………………...….. 129 Lampiran B.5. Data Lembar Keterampilan Melakukan Pembelajaran SMP Negeri X Klaten …………………………………………………...………. 134 Lampiran B.6. Data Lembar Keterampilan Melakukan Pembelajaran SMP Negeri Y xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Klaten ……………………………………………………………. 138 Lampiran C.1 RPP SMP Negeri X Klaten ………………………………………. 143 Lampiran C.2. RPP SMP Negeri Y Klaten ……………………………………… 161 Lampiran C.3. Foto-Foto Kegiatan Saat Pembelajaran …………………………. 183
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tuntutan berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar dihadapkan pada berbagai tantangan yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi yang semakin pesat perkembangannya. Ilmu
pengetahuan
yang semakin
berkembang
terus-menerus
menuntut
meningkatnya kualitas pendidikan. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Peningkatan mutu kualitas pendidikan, seorang guru harus siap untuk menghadapi berbagai perubahan pendidikan. Persiapan profesionalisme atau persiapan dalam bidang pendidikan, bertujuan untuk membekali diri dengan pengetahuan, keahlian dan kecakapan dalam bidang tertentu. Guru memegang peranan penting dalam perbaikan sumber daya manusia. Dalam proses belajar mengajar seorang guru memiliki sikap yang berbeda-beda dihadap peserta didik. Sikap guru yang diperhatikan tersebut merupakan pancaran kepribadian guru yang sebenarnya. Sikap yang dimiliki guru dalam proses belajar-mengajar tersebut dipengaruhi oleh konsep diri yang dimilikinya. Sikap merupakan kecenderungan atau kesiapan seseorang untuk bereaksi atau
bertindak
menurut
cara
sesuatu
1
obyek
baik
manusia
maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
bukan manusia (Sinurat, 2002 : 1). Demikian juga sikap seorang guru dalam proses belajar mengajar akan menunjukkan kesiapan untuk bertindak sesuatu yang dianggapnya terbaik. Sikap guru terhadap dirinya sendiri sangat dipengaruhi oleh cara orang sekitarnya memberlakukannya terutama ketika masa kanak-kanak, dimana ia belum mampu menyaring benar tidaknya perkataan orang lain tentang dirinya. Guru profesional dalam bidangnya, harus banyak berlatih mengembangkan pengetahuan dan kecakapaannya tersebut. Kesiapan seorang guru sangat mempengaruhi proses belajar peserta didik. Guru profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
menyusun sistematis
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap agar
pembelajaran
berlangsung
secara
interaktif,
dan
inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Kurikulum 2013 sangat menuntut kesiapan guru dan sekolah dalam menghadapi kurikulum tersebut. Dalam hal ini sebaik apapun sebuah kurikulum, jika tidak didukung oleh kesiapan guru dan sekolah maka semua itu akan sia-sia. Sosialisasi kurikulum baru atau kurikulum 2013 belum merata, sehingga banyak guru yang masih belum memahami dengan baik apa dan bagaimana cara mengimplementasikan kurikulum 2013, sehingga hasilnya masih sangat diragukan. Berkaitan dengan kenyataan tersebut seharusnya sebelum kurikulum 2013 dilaksanakan, harus ditingkatkan dulu kesiapan guru dan sekolah dalam melaksanakan kurikulum baru. Perubahan kurikulum pendidikan untuk penyempurnaan mutu pendidikan, merupakan topik yang menarik untuk didiskusikan. Keberhasilan penyelenggaraan kurikulum tentu tidak terlepas dari tanggungjawab sumber daya manusia di bidang pendidikan (guru) serta tidak kalah pentingnya dukungan dari masyarakat sendiri. Pengembangan kurikulum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
dilakukan untuk semakin menjamin kualitas pendidikan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional, yakni mengembangkan potensi perserta didik. Mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh mutu dan kualitas para pengajarnya, maka sistem pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari sistem kurikulum yang diterapkan. Dimana kurikulum tersebut menjadi pedoman bagi para pengajar. Guru IPA di SMP, sudah tidak asing jika menggunakan pendekatan saintifik pada kurikulum 2013. Dengan demikian persoalan dalam membuat sebuah perencanaan proses pembelajaran juga tidak begitu terlalu sulit. Kesiapan guru dalam menerapakan kurikulum 2013 dapat dilihat dari perencanaan proses pembelajaran yang dibuat oleh guru. Rencana pelaksanaan pembelajaran sangat bermanfaat bagi guru sebagai arah pedoman pembelajaran. Kesiapan guru SMP dapat ditinjau dari pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: ”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Namun pedoman dan arah RPP yang sudah diamanatkan seperti tersebut di atas mengalami interpretasi yang meluas dan melebar. Tidak hanya dilihat dari RPP saja tetapi juga dilihat sikap dan keterampilan guru dalam proses belajar mengajar menggunakan pendekatan saintifik. Tak dapat dipungkiri, semakin lama bentuk dan ketebalan RPP semakin meluas dan berlembar-lembar.
B. Perumusan Masalah Dari uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana sikap guru terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik di SMP Kelas VIII di Kabupaten Klaten? 2. Bagaimana keterampilan guru dalam menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik di SMP Kelas VIII Di Kabupaten Klaten? 3. Bagaimana
keterampilan
guru
dalam
melaksanakan
menggunakan pendekatan saintifik di SMP Kabupaten Klaten?
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
C. Tujuan Penelitian Tujuan penulis ini adalah: 1. Untuk mengetahui sikap guru dalam pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik di SMP Kelas VIII di Kabupaten Klaten. 2. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik di SMP Kelas VIII Di Kabupaten Klaten. 3. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik di SMP Kabupaten Klaten.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Guru Sebagai sumber informasi dan sebagai bahan pertimbangan untuk menerapkan kurikulum 2013 kepada peserta didik. Dapat memudahkan guru dalam menyiapkan kurikulum baru dan diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru untuk melakukan penilaian sesuai dengan standar penilaian pendidikan. 2. Bagi Sekolah Sebagai sumbar informasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membuka wawasan tentang pentingnya melakukan penilaian sesuai dengan kurikulum baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
3. Bagi peneliti Dapat menambah wawasan yang luas dan bisa mengetahui kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum baru kepada peserta didik pada mata pelajaran fisika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
BAB II DASAR TEORI
A. PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK 1. Pengertian Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual yaitu pengetahuan dibagun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tibatiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna pengalaman nyata. Menurut Slavin seperti dikutip oleh Dibyo, Bambang (2013) teori konstruktivistik adalah teori yang menyatakan bahwa peserta didik secara individual harus menemukan dan mentransformasi informasi kompleks mengecek informasi yang baru terhadap aturan-aturan informasi yang lama, dan merevisi aturanaturan yang lama bila sudah tidak sesuai lagi. Filsafat konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi. Menurut Glasersfeld dalam Dibyo, Bambang (2013) konstruktivisme sebagai teori pengetahuan dengan akar dalam ”filosofi, psychology,
dan
cybemetics”.
Von
Glasersfeld
mendefinisikan
konstruktivisme radikal selalu membentuk konsepsi pengetahuan, Ia melihat pengetahuan sebagai hal yang dengan aktif menerima apapun melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
pemikiran sehat atau melalui komunikasi. Apabila peserta didik yang menekuni pengetahuan itu, maka pengetahuan yang akan diperoleh adalah bentukan peserta didik sendiri. Dalam hal ini, pengetahuan bukanlah suatu bentukkan yang sudah jadi atau sudah ada sejak lahir namun sesuatu yang harus dibentuk sendiri dalam pemikiran sendiri. This, according to Piaget and Inhelder in Grennon Brooks, J dan G. Brooks.M, (1993:5), occurs because knowledge comes neither from the subyek nor the obyek, but from the unity of the two. Menurut Piaget dan Inhelder dalam Grennon Brooks, J dan G. Brookss. M, (1993), pengetahuan terjadi karena bukan datang dari satu subyek atau obyek, tetapi melainkan dari dua kesatuan tersebut. Teori
konstruktivisme
memiliki
kelebihan
dan
kekurangan
(Dibyo,Bambang,2013): a. Kelebihan: 1) Pembelajaran konstruktivistik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa peserta didik sendiri. 2) Pembelajaran
konstrukivistik
memberi
pengalaman
yang
berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki peserta didik sehingga
peserta
didik
terdorong
untuk
membedakan
dan
memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
3) Pembelajaran konstruktivistik memberi peserta didik kesempatan untuk berfikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong speserta ddiik berfikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat 4) Pembelajaran konstruktivistik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba gagasan baru agar peserta didik terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan bebrbagai konteks. 5) Pembelajaran konstruktivistik mendorong peserta didik untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka
serta
memberi
kesempatan
peserta
didik
untuk
mengidentifikasi perubahan gagasan mereka. 6) Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung peserta didik mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar. b. Kekurangan 1) Peserta didik mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksi peserta didik tidak cocok dengan hasil konstruksi para ahli sehingga menyebabkan miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
2) Konstruktivistik menanamkan agar peserta didik membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap peserta didik memerlukan penanganan yang berbeda-beda. 3) Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreativitas peserta didik. 2. Pembelajaran Kontruktivistik Gagne dalam Siregar, E dan Nara Hartini (2001), instruction as a set of external design to support the several processes of learning, which are internal (pembelajaran adalah seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal). Lebih lanjut Gagne dalam Siregar, E dan Nara Hartini (2001), mengemukakan suatu definisi pembelajaran yang lebih lengkap: instruction ia intended to promote learning, external situation need to be arranged to active, support and maintain the internal processing that constitutes each learning event. Pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar. Menurut Von Glaserfeld dalam Suparno (1997:21) konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
siswa adalah konstruksi (bentukan) peserta didik sendiri, ia menegaskan bahwa pengetahuan bukan suatu tiruan dari kenyataan. Von Glaserfeld dalam Suparno (1997) menyebutkan bahwa pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu dia berinteraksi dnegan lingkungan. Maka proses pembelajaran konstruktivistik merupakan suatu teori yang menganggap bahwa belajar adalah proses untuk membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata dari lapangan. Artinya peserta didik akan cepat memiliki pengetahuan jika pengetahuan itu dibangun atas dasar realitas yang ada di dalam masyarakat. Konsekuensinya pembelajaran harus mampu memberikan pengalaman nyata bagi peserta didik. Sedangkan dalam proses belajar mengajar yang harus aktif adalah peserta didik. Peserta didik sebisa mungkin harus menggali pengetahuan yang telah dimilikinya. Kreatifitas dan keaktifan peserta didik akan membantu mereka untuk menjadi orang yang kritis menganalisa suatu hal karena mereka diajak untuk berpikir bukan hanya meniru yang telah ada (Suparno,1997:81). Sedangkan Jacqueline Grennon Brooks dan Martin G. Brooks (1993) menawarkan lima prinsip kunci konstruktivistik teori belajar. Menurutnya terdapat lima panduan prinsip konstruktivisme: Prinsip 1: Permasalahan yang muncul sebagai hal yang relevan dengan peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Dalam banyak contoh, masalah style anda mengajar mungkin akan menjadi relevan dengan selera untuk peserta didik, dan mereka akan mendekatinya, merasakan keterkaitannya kepada kehidupan mereka. Prinsip 2: Struktur belajar di sekitar konsep-konsep utama Mendorong peserta didik untuk membuat makna dari bagian-bagian yang menyeluruh/utuh ke dalam bagian-bagian yang terpisah-pisah. Hindari mulai dengan bagian-bagian dahulu untuk membangun kemudian sesuatu yang “menyeluruh/utuh”. Prinsip 3: Carikan dan hargai poin-poin pandangan peserta didik sebagai jendela memberi alasan mereka. Tantangan gagasan dan pencarian elaborasi yang tepat ditangkap siswa, sering mengancam banyak peserta didik. Maksudnya adalah bahwa sering para siswa di dalam kelas yang secara tradisional mereka tidak bisa menduga serta menghubungkan apa yang guru maksudkan untuk jawaban yang benar dan cepat, agar ia tidak berada di luar topik dari diskusi kelas yang diadakan. Mereka harus betul-betul “masuk” dan “sibuk” ikut mengkaji tugas-tugas dalam belajar sebagai konstruktivis lingkungan melalui pertanyaan-pertanyaan, sanggahan, ataupun jawaban yang diajukan Prinsip 4: Sesuaikan pembelajaran dengan perkiraan menuju pengembangan peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
Memperkenalkan topik kajian pengembangan dengan tepat atau sesuai, adalah suatu awal yang baik untuk dapat dipahami pengembangan konsep berikutnya Prinsip 5: Nilai hasil belajar peserta didik dalam konteks pembelajaran. Geser atau ubah penilaian itu harus benar-benar sedang menilai apa yang benar-benar sedang terjadi saat penilaian itu. Berlangsung, dan jangan sekali-kali menilai itu dalam kebiasaan skor yang diperoleh seseorang dari waktu ke waktu. Ekspresi anda bisa bervariasi, kadang-kadang optimis, periang, namun sesekali bisa pesimis, sedih, maupun marah. Namun perlu diingat marahnya seorang guru dalam kerangka sedang mendidik, dalam konteks pembelajaran, bukan marah mengekspresikan kekesalan. Dalam sistem belajar mengajar yang konstruktivis guru diberi kebebasan untuk mengajar dikelasnya sesuai dengan keadaan peserta didik. Guru perlu diberi kebebasan untuk menggunakan metode yang relevan yang menuntut keaktifan peserta didik. Guru sebaiknya menyediakan prasarana yang akan meningkatkan kreativitas peserta didik dalam membentuk pengetahuan (Suparno, 1997:83). Maka proses belajar konstruktivistik adalah pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuaru pada pemutahiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
B. KURIKULUM 1. Pengertian Kurikulum Kurikulum dalam pandangan klasik, dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah atau madrasah. Pelajaran – pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah atau madrasah, itulah kurikulum. Kurikulum mempunyai berbagai macam arti, yaitu 1) sebagai rencana pembelajar, 2) sebagai rencana belajar peserta didik, 3) sebagai pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik dari sekolah atau madrasah (Sholeh 2013 : 20). Pengertian kurikulum diatas dapat diartikan juga bahwa kurikulum merupakan “peta jalan” yang akan menjadi acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Dengan demikian, kurikulum mempunyai peranan sentral karena menjadi arah atau titik pusat dari proses pendidikan. Fungsi kurikulum bagi guru yaitu kurikulum sebagai alat pedoman bagi guru dalam melaksanakan program pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan atau sekolah dimana guru itu mengajar (Sholeh 2013: 26). Sejalan dengan penerapan manajemen pendidikan berbasis sekolah, guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulm tetapi juga sebagai perancang dan penilai kurikulum itu sendiri. Dengan demikian, guru selalu dituntut untuk meningkatkan kemampuannya sesuai dengan perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
kurikulum bagi guru merupakan suatu hal yang mutlak dan menjadi kewajibannya. 2. Pengertian Kurikulum 2013 Menurut E.Mulyasa, kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi lahir sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan terhadap kurikulum sebelumnya, serta sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan dunia kerja. Kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam negara 3. Tujuan Kurikulum 2013 Menurut E.Mulyasa, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap konsep yang dipelajarinya secara konseptual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
C. PENDEKATAN SAINTIFIK 1. Pengertian Pembelajaran Saintifik Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar, bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
tetapi
yang
lebih
penting
adalah
bagaimana
pengetahuan,
keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998). Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses
sains
adalah
model
pembelajaran
yang
mengintegrasikan
keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu. Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan peserta didik dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan. Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap peserta didik belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup peserta didik melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).Sesuai dengan karakteristik fisika sebagai bagian dari natural science, pembelajaran fisika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah 2. Tujuan Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah: a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik. b. Untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik. c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan. d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi. e. Untuk melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah. f. Untuk mengembangkan karakter peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik b. Pembelajaran membentuk students’ self concept c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir peserta didik f. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan motivasi mengajar guru g. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan dalam komunikasi h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hokum, dan prinsip yang dikonstruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya 4. Langkah-Langkah Umum Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya,
mencoba/mengumpulkan
data,
mengasosiasi/menalar,
dan
mengkomunikasikan a. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak. b. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan peserta didik dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar peserta didik memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah. c. Kegiatan mencoba/mengumpulkan data bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur
dengan
mengumpulkan
data,
mengembangkan
kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan,
merancang,
dan
melaksanakan
eksperimen,
serta
memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini. d. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
sehingga peserta didik melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan,
membuat
kategori,
menyimpulkan,
dan
memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif. e. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik.
Kegiatan
ini
dilakukan
agar
peserta
didik
mampu
mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya 5. Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagai contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa peserta didik dengan nada bersemangat dan gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran peserta didik dan menanyakan ketidakhadiran peserta didik apabila ada yang tidak hadir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Dalam metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh peserta didik. Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar peserta didik yang belum paham suatu konsep dapat memahami konsep tersebut, sedangkan peserta didik yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut
dapat
dihilangkan. Pada
kegiatan pendahuluan,
disarankan guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh” atau “ganjil” (discrepant event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada diri peserta didik. Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) peserta didik. Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan peserta didik secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh peserta didik dengan bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan yang diberikan di muka. Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh peserta didik. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga. Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir pesertan didik hingga situasi baru yang tak terduga. Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan peserta didik, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut. Menyajikan atau mengajak peserta didik mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/atau rekonstruksi sehingga peserta didik mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut a. Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori b. Mendorong peserta didik aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen c. Memaksimalkan
pemanfaatan
tekonologi
dalam
mengolah
data,
mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena d. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam mengomunikasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki melalui presentasi dan/atau unjuk karya dengan aplikasi pada situasi baru yang terduga sampai tak terduga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
D. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) 1. Pengertian RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut Kunandar (2007 : 262-263), rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan salam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh. Lingkup dari RPP paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri minimal atas 1 (satu) indikator untuk minimal 1 (satu) kali pertemuan. RPP ini sekurangkurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Manfaat dari adanya RPP ini agar pembelajaran yang terjadi di dalam kelas dapat mencapai hasil maksimal, karena segala sesuatu yang telah direncanakan terlebih dahulu akan mendapatkan hasil terbaik 2. Landasan Pengembangan RPP Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20: “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. 3. Komponen RPP Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007, komponen RPP adalah: Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. 4. Langkah-Langkah Menyusun RPP a. Menuliskan identitas mata pelajaran yang meliputi: sekolah, mata pelajaran, tema/subtema, kelas/semester, alokasi waktu b. Menuliskan Standar Kompetensi Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. Pada bagian ini dituliskan standar kompetensi mata pelajaran, cukup dengan cara mengutip pada standar isi atau silabus pembelajaran c. Menuliskan Kompetensi Dasar Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi. Pada bagian ini dituliskan kompetensi dasar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
harus dimiliki peserta didik setelah proses pembelajaran berakhir, cukup dengan cara mengutip pada standar isi atau silabus pembelajaran. d. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Contoh kata kerja operasional antara lain mengidentifikasi, menghitung,
membedakan,
menyimpulkan,
menceritakan
kembali,
mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan. Indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh guru dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian hasil belajar dan disesuaikan dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator dikembangkan oleh guru sekolah sesuai dengan kondisi daerah dan sekolah masing-masing. Dalam membuat indikator ini, guru juga perlu melihat KD yang sama di kelas sebelum dan sesudahnya agar lebih tepat dalam menentukan indikator sesuai dengan kelas di mana KD tersebut diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
e. Merumuskan Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah ditentukan. Tujuan ini difokuskan tergantung pada indikator yang dirumuskan dari SK dan KD pada Standar Isi mata pelajaran yang akan dipelajari peserta didik. f. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk peta konsep sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi g. Alokasi Waktu Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. h. Menuliskan Metode Pembelajaran Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pada bagian ini dituliskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
semua metode yang akan digunakan selama proses pembelajaran berlangsung i. Merumuskan Kegiatan Pembelajaran 1) Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pada pendahuluan ini secara garis besar dapat memuat hal-hal sebagai berikut: a) Deskripsi singkat; Deskripsi singkat adalah penjelasan singkat (secara global) tentang isi pelajaran yang berhubungan dengan kompetensi yang diharapkan. Hal ini dimaksudkan agar pada permulaan kegiatan belajarnya, peserta didik telah mendapat jawaban secara global tentang isi pelajaran yang akan dipelajari. b) Relevansi;Relevansi adalah kaitan isi pelajaran yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik atau dengan pekerjaan yang dilakukannya sehari-hari. Dalam hal ini dapat juga dengan mengingatkan kembali materi prasyarat (apersepsi). c) Tujuan/kompetensi; Tujuan adalah kemampuan atau kompetensi yang akan dicapai peserta didik pada akhir proses belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
2) Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran
menyenangkan,
dilakukan
menantang,
secara
memotivasi
interaktif, peserta
inspiratif,
didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Menurut Nursyam (2009:1), eksplorasi adalah kegiatan pembelajaran yang didesain agar tercipta suasana kondusif yang memungkinkan peserta didik dapat melakukan aktivitas fisik yang memaksimalkan penggunaan panca indera dengan berbagai cara, media, dan pengalaman yang bermakna dalam menemukan ide, gagasan, konsep, dan/atau prinsip sesuai dengan kompetensi mata pelajaran. Elaborasi adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan peserta didik mengembangkan ide, gagasan, dan kreasi dalam mengekspresikan konsepsi kognitif melalui berbagai cara baik lisan maupun tulisan sehingga timbul kepercayaan diri yang tinggi tentang kemampuan dan eksistensi dirinya. Konfirmasi adalah kegiatan pembelajaran
yang
diperlukan
agar
konsepsi
kognitif
yang
dikonstruksi dalam kegiatan eksplorasi dan elaborasi dapat diyakinkan dan
diperkuat
sehingga
timbul
motivasi
yang
tinggi
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
mengembangkan kegiatan eksplorasi dan elaborasi lebih lanjut. Pada kegiatan inti ini peserta didik mendapat fasilitas atau bantuan untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Pada kegiatan inti secara garis besar berlangsung hal - hal berikut: a) Memulai pembelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang nyata (riil) bagi peserta didik sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga peserta didik segera terlibat dalam pelajaran secara bermakna; b) Permasalahan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran; c) Peserta didik mengembangkan model-model simbolik secara informal terhadap persoalan/masalah yang diajukan; d) Pembelajaran berlangsung secara interaktif, dimana peserta didik menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban temannya (peserta didik lain), menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya, dan mencari alternatif yang lain. 3) Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut, yaitu seperti berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
a) Penarikan kesimpulan dari apa-apa yang telah dipelajari dalampembelajaran sesuai tujuan yang akan dicapai; b) Melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pembelajaran; c) Pemberian tugas atau latihan. j. Menuliskan Penilaian Hasil Belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian. k. Menentukan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.
media/alat/bahan/sumber
Pada belajar
bagian yang
ini
dituliskan
digunakan
selama
semua proses
pembelajaran berlangsung. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rencana pelaksaaan pembelajaran yang berorientasi pembelajaran terpadu dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses yang menjadi pedoman bagi guru dalam proses belajar mengajar. Menurut Trianto (2011: 108), secara umum dalam mengembangkan RPP harus berpedoman pada prinsip pengembangan RPP, yaitu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
a. Kompetensi yang direncanakan dalam RPP harus jelas, konkret, danmudah dipahami. b. RPP harus sederhana dan fleksibel. c. RPP yang dikembangkan sifatnya menyeluruh, utuh, dan jelas pencapaiannya. d. Harus koordinasi dengan komponen pelaksana program sekolah, agar tidak mengganggu jam pelajaran yang lain.
E. Sikap Guru Dalam Proses Belajar Mengajar 1. Pengertian Sikap Dalam arti sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Brono dalam Muhibbin (1995:120), sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relative menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang lain atau barang tertentu. Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu kecenderungan peserta didik untuk bertindak dengan cara tertentu (Muhibbin Syah, 1995 : 120). Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto (1990 : 136), sikap (attitude) adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk beraksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi. Sebagai reaksinya maka sikap akan selalu berhubungan dengan dua alternative, yaitu senang atau tidak senang, menurut / melaksanakannya atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
menjauhi / menghindari sesuatu. Bagaimana sikap kita terhadap berbagai hal dalam hidup kita adalah termasuk kedalam kepribadian kita. Komponen sikap yang diutarakan oleh David Krech, Richard S, Crutcfield dan Egerton L. Ballachey (Assael, 1995 ; 267-269) dalam bukunya yang berjudul “Individual in Society” adalah meliputi: a. Komponen kognitif (The Cognitive Component) Komponen ini merupakan suatu sikap terdiri dari kepercayaan mengenai suatu obyek tertentu. Kognisi yang melekat pada system sikap itu merupakan kepercayaan evaluatif terhadap obyeknya yang meliputi penilaian menguntungkan atau tidak menguntungkan, dapat diterima atau tidak diterima, baik atau buruk, dan lain-lain. b. Komponen perasaan (The Feeling Component) Komponen ini merupakan komponen perasaan yang menunjukkan adanya emosi dalam hubungannya dengan obyek. Suatu obyek dapat dirasakan menyenangkan atau tidak menyenangkan, disukai atau tidak disukai. Bobot emosional inilah yang membuat sikap mempunyai sifat mendesak atau bergerak dalam berhubungan dengan obyek. c. Komponen kecenderungan bertindak (The Action Tendecy Component) Komponen ini mencakup kesiapan-kesiapan bertingkah laku yang berkaitan dengan sikap. Jika seseorang bersikap positif terhadap suatu obyek, maka ia cenderung membantu atau mendukung obyek tersebut;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
sebaliknya apabila ia bersikap negative, ia cenderung untuk menghukum, merusak atau memusnahkan obyek tersebut. Komponen-komponen sikap tersebut berpengaruh terhadap kesiapan bertindak seseorang dalam menghadapi suatu obyek. Obyek yang dihadapi seseorang menentukan apakah sikap itu termasuk sikap individual atau sikap sosial. Sikap individual adalah sikap yang terdapat pada seseorang dalam hubunganya dengan kesukaannya atau ketidaksukaannya secara pribadi terhadap suatu obyek. Sedangkan sikap sosial adalah sikap yang terdapat pada sekelompok
orang
dan
masyarakat
atau
seluruh
masyarakat
yang
dimanifestasikan dalam bentuk kegiatan yang sama dan dilakukan berulangulang (Onong Uchjana Effendy. 1983:90-91). Terbentuknya
sikap atau
berubahnya sikap dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut (Suharsimi. 1990 : 259-268) : a. Hal-hal yang ada didalam diri guru 1) Keadaan dan kondisi tubuh, baik yang dilihat secara nyata dari luar maupun yang tidak (seperti mengidap penyakit dalam), seseorang akan terpengaruh dari apa yang ada dalam dirinya tersebut. Bagaimana mereka bersikap dan berperilaku sangat dilandasi oleh bagaimana orang tersebut menyadari akan dirinya. Jika seorang guru merasa bahwa dirinya normal maka sikap dan perilakunya akan mantap. 2) Keadaan psikis guru yang kurang baik akan berpengaruh terhadap sikap dan perilakunya di dalam menghadapi siswa. Apabila dia penggugup,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
kurang sabar, kurang teliti, pendendam dan sifat negative lainnya akan dapat mengganggu arus komunikasi belajar mengajar dengan peserta didik, akhirnya kualitas pembelajaran tidak seperti yang diharapkan b. Hal-hal yang ada diluar guru 1) Subyek didik merupakan satu diantara beberapa faktor di luar diri guru yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku guru di kelas, di lingkungan sekolah, bahkan mungkin di rumahnya ketika didatangi oleh peserta didiknya 2) Pimpinan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah dan wakil-wakilnya secara langsung maupun tidak, merupakan “motor pemggerak” bagi guru untuk bersikap dan berperilaku. Apabila pimpinan sekolah besikap baik kepada guru akan memberikan motivasi dan dorongan untuk halhal yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas mengajar dan tugas-tugas lainya di sekolah, maka guru yang bersangkutan akan melaksanakan tugasnya dengan mantap dan bergairah. 3) Teman sejawat guru, merupakan lingkungan yang menyebabkan guru merasakan hidup dalam “satu korps” yang keberadaannya akan memantapkan hal-hal yang dilakukannya. Kesetiakawanan antar guru akan membentuk iklim oraganisai sekolah, selain memberikan peluang bagi para guru untuk bekerjasama juga mempunyai dampak positif yaitu memberikan dorongan dan motivasi kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
4) Pegawai tata usaha Untuk memenuhi kebutuhan pengajaran guru mungkin berhubungan dengan pegawai tata usaha untuk meminta atau meminjam alat-alat pelajaran, buku pegangan atau media pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan pribadinya guru berhubungan dengan pegawai tata usaha untuk mengambil gaji, mengurus berbagai surat keterangan atau kenaikan pangkatnya. Apabila tidak/kurang harmonis dalam hubungan tersebut, tidak mustahil bahwa guru menjadi kecewa, murung, atau diliputi perasaan negative lainnya. 5) Situasi lingkungan yang kurang mendukung seperti letak geografis, kebersihan, keamanan, keeratan dan keserasian dengan masyarakat sekitar, akan mempunyai pengaruh langsung bagi pandangan guru terhadap lingkungan tersebut. Akhirnya sikap dan perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran 6) Orang tua peserta didik, merupakan sumber lain sebagai salah satu faktor yang ikut menentukan sikap dan perilaku guru khususnya dalam berhubungan dengan sikap di sekolah 2. Kategori Sikap Guru Terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Guru merupakan garda terdepan di setiap perubahan orientasi pendidikan. Keberhasilan pendidikan secara umum tergantung pada kualitas guru termasuk pada implementasi kurikulum, guru menjadi kunci sukses dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
tidaknya kurikulum yang ada guru selalu mempersiapkan diri dengan segala perubahan dan mengantisipasi dengan meningkatkan kompetensinya. Ada tiga kategori sikap guru tehadap pembelajaran dengan pendekatan saintifik, yaitu: a. Guru responsive, merupakan guru respon terhadap pengembangan kurikulum. Sikap guru responsive selalu melakukan uji coba atau semacam eksperimen dalam pembelajaran. Kelemahan sikap ini yaitu jika guru sering
melakukan
inovasi
dan
melaksanakan
eksperimen
dapat
menimbulkan kebingungan. Ketika uji coba sedang dilaksanakan, ternyata kondisi telah berubah lagi secara berkelanjutan, sehingga tak mungkin kurikulum benar-benar relevan dengan kebutuhan masyarakat. b. Guru tradisional, merupakan para guru patuh pada kurikulum yang ada atau sedang dilaksanakan tanpa berusaha melakukan usaha perubahan dan perbaikkan. Sikap tradisional ini memiliki kelemahan karena kenyataan perubahan terus berlangsung. Jika tidak mengikuti perubahan, maka sekolah ketinggalan dalam mempersiapkan peserta didik dan tidak cocok dengan tuntutan masyarakat. c. Guru Self-Confidence, dimana para guru yang menentukan isi kurikulum bergantung selera atau minat dan kemampuan guru sendiri. Kelemahan sikap ini terlalu menekankan pada minat dan kemampuan guru secara individual akan menyebabkan kurikulum menjadi terlalu berat bagi peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
3. Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar meliputi dua hal yaitu belajar mengajar. Belajar mengajar adalah suatu proses dimana ada proses interaksi antara yang belajar dengan yang mengajar. a. Dalam pengertian yang umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu yang dikenal dengan guru. Pengetahuan tersebut dikumpulkan dari sedikit demi sedikit hingga akhirnya menjadi banyak. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar (Ali Imron, 1996:2-3). Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat kuat dan fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tersebut tergantung pada proses beklajar yang dialami oleh peserta didik, baik ketika ia berada di seikolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri oleh karena itu, pemahaman yang benar mengenai arti belajar mutlak diperlukan oleh para pendidik (Muhibbin, 1995:88) b. Menurut Muhamad (1983 : 3) mengajar adalah suatu upaya pendidikan dalam memberikan rangsangan, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada peserta didik agar terjadi proses belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Gagne dan Briggs (Muhamad, 1983 : 3), yang menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
“Instruction is a set such way that learning is facilitated” dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa yang penting dalam mengajar adalah upaya guru menyampaikan bahan, juga bagaimana siswa dalam mempelajari bahan sesuai dengan tujuan. Dalam hal ini seorang guru bertindak sebagai director dan facilitator of learning yaitu sebagai pengarah dan pemberi fasilitas untuk terjadinya proses belajar. Proses belajar mengajar yang dialami peserta didik akan menghasilkan perubahan baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Untuk memperbaiki dan mengoptimalkan proses belajar mengajar maka perlu diperhatikan beberapa aspek yang meliputi pengajaran, interaksi anatar subyek pendidikan dan perlengkapan (alat dan sumber belajar). 1) Interaksi antara subyek pendidikan Interaksi peserta didik dan pendidik berkenaan dengan komunikasi atau hubungan timbal balik dua arah antara pendidik dan peserta didik. Hal ini dapat dilihat dalam Tanya jawab atau dialog, bantuan pendidik terhadap peserta didik yang membutuhkan bantuan dan diskusi antar peserta didik. 2) Perlengkapan (alat dan sumber belajar) Keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari kelengkapan yang dapat dipakai oleh peserta didik dalam belajar dan pendidik dalam mengajar. Perlengkapan yang berupa alat dan sumber belajar berfungsi sebagai penunjang dan daya dukung keberhasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
proses belajar mengajar sehingga dapat mempermudah peserta didik mengajar. 3) Efektivitas pengajaran Efektivitas pengajaran berkenaan dengan jalan upaya teknik atau strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara tepat dan cepat (Nana Sudjana, 1990 : 35)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus. Pada penelitian ini kesimpulan yang dihasilkan hanya berlaku untuk subjek yang diteliti saja dan berlaku untuk jangka waktu tertentu. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakasanakan untuk memperoleh informasi tentang situasi gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 2007). Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk melukiskan kondisi “apa yang ada” dalam suatu situasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai sikap, keterampilan menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dan keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dari dua orang guru SMP kelas VIII di Kabupaten Klaten.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri kelas VIII Kabupaten Klaten 1. Tempat Penelitian SMP Negeri X Klaten dan SMP Negeri Y Klaten 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 29 Juli-29 September 2015
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah Bapak/Ibu guru kelas VIII SMP Negeri X dan SMP Negeri Y di Kabupaten Klaten 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah sikap, keterampilan menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dan keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dari dua orang guru SMP kelas VIII di Kabupaten Klaten.
D. Prosedur Penelitian Orientasi Sekolah
Membuat Instrumen Penelitian
Mengumpulkan Data
Menganalisis Data
Membuat Kesimpulan
Tabel 3.1. : Prosedur Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Penjelasan untuk masing-masing prosedur di atas yaitu: 1. Orientasi Sekolah Orientasi sekolah bertujuan agar peneliti mengetahui situasi sekolah dan kondisi guru yang akan dilakukan penelitian. Kemudian bertemu dengan guru mata pelajaran IPA untuk mengkonsultasikan penelitian serta memohon ijin penelitian. 2. Membuat Instrumen Penelitian Setelah melakukan orientasi sekolah dan mendapat ijin penelitian dari sekolah dan guru mata pelajaran IPA, kemudian membuat instrumen penelitian, seperti angket, lembar penilaian RPP, lembar observasi guru dalam proses belajar mengajar. 3. Mengumpulkan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan tiga metode pengumpulan data yaitu : a. Metode Angket atau kuesioner Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi dengan jawaban yang sesuai dengan responden yang sebenarnya. Data yang ingin dicari dengan menggunakan kuesioner adalah data variabel sikap guru dalam proses belajar mengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
b. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan mengutip dari catatan-catatan yang berhubungan dengan menganalisis RPP dari dua orang guru IPA SMP kelas VIII, meminta ijin kepada guru untuk meminjam RPP yang dibuat dalam proses belajar mengajar. c. Metode Observasi Observasi adalah mengamati secara langsung saat guru melakukan proses belajar mengajar di kelas. Dilakukan dengan lembar observasi untuk mengetahui sikap dan keterampilan dalam belajar mengajar dengan pendekatan saintifik. 4. Menganalisis Data Setelah melakukan metode dokumentasi, wawancara dan observasi, kemudian menganalisis data yang diperoleh sehingga diketahui Bagaimana sikap, keterampilan
menyusun
Rancangan
Pelaksanaan
Pembelajaran
dan
keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dari dua orang guru SMP kelas VIII di Kabupaten Klaten. 5. Membuat Kesimpulan Membuat kesimpulan akhir setelah mengetahui sikap, keterampilan menyusun Rancangan
Pelaksanaan
Pembelajaran
dan
keterampilan
melakukan
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dari dua orang guru SMP kelas VIII di Kabupaten Klaten, apakah sudah tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan tiga metode pengumpulan data yaitu : 1. Metode Angket atau Kuesioner Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi dengan jawaban yang sesuai dengan responden yang sebenarnya. Data yang ingin dicari dengan menggunakan kuesioner adalah data variabel sikap guru dalam proses belajar mengajar menggunakan Pendekatan Saintifik dari Dua Orang Guru SMP Kelas VIII di Kabupaten Klaten. 2. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan mengutip dari catatan-catatan yang berhubungan dengan guru mengenai Keterampilan Menyusun Rancangan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik dari Dua Orang Guru SMP Kelas VIII di Kabupaten Klaten. 3. Metode Observasi Observasi
adalah mengamati secara langsung keadaan sekolah dengan
permasalahannya dan kegiatan yang dilakukan. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat secara langsung Sikap, Keterampilan Melakukan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik dari Dua Orang Guru SMP Kelas VIII di Kabupaten Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
F. Instrumen Penelitian 1. Lembar Sikap Guru Kuesioner ini diberikan kepada guru hanya sekali dalam satu kelas selama peneliti melakukan penelitian yaitu sesudah pelajaran fisika dilaksanakan, dengan tujuan mengetahui sejauh mana sikap guru mengenai proses belajar mengajar dengan pendekatan saintifik. 2. Lembar Keterampilan Menyusu RPP Lembar penilaian RPP dilakukan untuk mengetahui kesiapan, keterampilan guru dalam menyusun RPP dengan pendekatan saintifik. Peneliti meminjam RPP guru untuk dilihat sudah sesuai atau tidak dengan pendekatan saintifik. Tabel 3.2. : Komponen RPP yang dinilai No
Komponen RPP
Isi
1.
Identitas Sekolah
Nama Satuan pendidikan
2.
Kelas/Semester
Keterangan kelas/semester
3.
Identitas Topik
Keterangan topik
4.
Identitas Subtopik
Keterangan subtopic
5.
Alokasi Waktu
Keterangan waktu sesuai dengan keperluan untuk mencapai KD
6.
Kompetensi Inti
Gambaran
katagorial
kompetensi
dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan 7.
Kompetensi Dasar
Kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan pelajaran 8.
9.
10.
Indikator
Penanda pencapaian kompetensi yang dapat
Pembelajaran
diukur
Tujuan
Dirumuskan
Pembelajaran
menggunakan kata kerja operasional
Materi
Rincian materi pokok yan g ditulis dlam
Pembelajaran
bentuk butir-butir sesuai rumusan indikator
berdasarkan
KD
dengan
ketercapaian kompetensi 11.
Metode
Metode yang digunakan
pembelajaran 12.
Media,Alat,dan Sumber Pembelajaran a. Media pembelajaran b. Alat Pembelajaran
Alat
bantu
proses
pembelajaran
yang
digunakan untuk menyampaikan materi Alat
bantu
yang
digunakan
untuk
memudahkan memberikan pegertian kepada peserta didik
c. Sumber Belajar
Sumber yang digunakan untuk memudahkan memberikan pegertian kepada peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
13.
Langkah-langkah
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanankan
Kegiatan
meliputi:
Pembelajaran
a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan
Inti
keterampilan kegiatan
(melaksanakan ilmiah
yang
mengamati,
mengumpulkan
lima
meliputi menanya,
informasi/mencoba,
menalar, dan mengkomunikasikan) c. Kegiatan Penutup 14.
Penilaian a. Jenis/teknik
Jenis/teknik yang digunakan
Penilaian b. Bentuk
Instrumen yang digunakan
Instrumen c. Pedoman
Pedoman penskoran yang digunakan
Penskoran
3. Lembar Observasi Kelas dan Video Observasi dilakukan oleh peneliti untuk melihat kelas, bagaimana keterampilan guru dalam proses belajar mengajar menggunakan Pendekatan Saintifik melalui pelajaran IPA kelas VIII. Peneliti menggunakan video untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
merekam kegiatan pembelajaran di kelas. Peneliti membuat lembar observasi untuk mellihat keterampilan guru dalam kegiatan pembelajran dengan pendekatan saintifik pengambilan video dilakukan pada kelas VIII SMP Negeri X dan VIII SMP Negeri Y Klaten. Tabel 3.3. : Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran No
Pembelajaran berbasis Pendekatan
Komponen yang akan diteliti
Saintifik 1.
Kegiatan
Mengamati kegiatan apa yang dilakukan oleh
pendahuluan
guru
dan
peserta
didik
pada
kegiatan
pendahuluan 2.
Kegiatan inti
Mengamati pelaksanaan
keterampilan
ilmiah
yang
dilakukkan guru dan peserta diddik. Kegiatan ilmiah yang harus dilakukan dijabarkan sebagai berikut: a. Keterampilan mengamati meliputi: 1) Kegiatan melihat dengan atau tanpa alat 2) Kegiatan menyimak 3) Kegiatan mendengar 4) Kegiatan membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
b. Keterampilan menanya meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Kegiatan bertanya dari guru ke peserta didik 2) Kegiatan bertanya dari peserta didik ke guru (merumuskan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipaahami dari apa yang
diamati
dan
merumuskan
pertanyaan untuk menambah informasi tentang apa yang diamati) 3) Kegiatan bertanya antara peserta didik dengan peserta didik lain c. Keterampilan
mengumpulkan
informasi/mencoba meliputi kegiatan: 1) Melakukan eksperimen sederhana 2) Mengamati objek/kejadian/aktifitas 3) Membaca sumber lain selain buku teks d. Keterampilan menalar meliputi kegiatan 1) Mengolah/membahas bersifat
menambah
kedalaman
informasi
yang
keleluasaan
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
2) Mengolah/membahas
informasi
yang
bersifat mencari solusi 3) Menarik suatu kesimpulan e. Keterampilan mengkomunikasikan secara: 1) Lisan 2) Tulisan 3) Media lain 3.
Kegiatan Penutup
Mengamati kegiatan apa yang dilakukan oleh guru dan peserta didik pada kegiatan penutup
G. Metode Analisis Data 1. Analisis Data Lembar Sikap Guru Untuk mengetahui sikap guru terhadap pembelajaran IPA dengan pendekatan saintifik, peneliti menggunakan kuesioner nilai sikap. Jawaban guru mengunakan skala Likert, yaitu dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.4.: Skala Likert Sikap Guru Pertanyaan Positif
Skor
Pertanyaan Negatif
Sangat Setuju (SS)
4
Sangat Tidak Setuju (STS)
Setuju (S)
3
Tidak Setuju (TS)
Tidak Setuju (TS)
2
Setuju (S)
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Sangat Setuju (SS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Kuesioner terdiri dari 15 pernyataan dengan 4 (empat) pilihan jawaban untuk mengukur sikap siswa. Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Skor butir pernyataan bersifat positif maupun negatif a. Skor untuk sikap Guru Skor minimal = 1 x 15 = 15 Skor maksimal = 4 x 15 = 60 Range = 60 – 15 = 45 b. Pembagian interval Range dibagi dalam 5 interval, maka lebar interval 45 : 5 = 9 Skor ini diklasifikasikan menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi (Sangat Baik), Tinggi (Baik), cukup, rendah (Sangat Kurang). Berdasarkan kategori ini Dapat ditentukan nilai-nilai sikap guru. Penentuan kategori hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 3.5. : Skor Kuesioner Sikap Guru No
Skor Sikap Guru
Kategori
1
51 – 60
Sangat tinggi
2
42 – 50
Tinggi
3
33 – 41
Cukup
4
24 – 32
Rendah
5
15 – 23
Sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
2. Analisis Data Keterampilan Menyusun RPP Untuk mengetahui instrumen RPP, peneliti menggunakan kuesioner nilai penilaian RPP. Jawaban mengunakan skala Likert, yaitu dengan kriteria sebagai berikut: Table 3.6. : Skala Likert RPP Sudah Lengkap
Kurang Lengkap
Tidak Ada
(3)
(2)
(1)
Kuesioner terdiri dari 20 pernyataan dengan 3 (tiga) pilihan jawaban untuk mengukur sikap siswa. Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Skor butir pernyataan bersifat positif maupun negatif a. Skor untuk RPP Skor minimal = 1 x 20 = 20 Skor maksimal = 3 x 20 = 60 Range = 60 – 20 = 40 b.
Pembagian interval Range dibagi dalam 5 interval, maka lebar interval 40 : 5 = 8 Skor ini diklasifikasikan menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi
(Sangat Lengkap), Tinggi (Lengkap), cukup, rendah (Sangat Tidak Lengkap). Berdasarkan kategori ini Dapat ditentukan nilai-nilai sikap guru. Penentuan kategori hasil pengukuran dapat dilihat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Tabel 3.7. : Skor Kuesioner RPP No
Skor RPP
Kategori
1
52 – 60
Sangat tinggi
2
44 – 51
Tinggi
3
36 – 43
Cukup
4
28 – 35
Rendah
5
20 – 27
Sangat rendah
3. Analisis Observasi Keterampilan Melakukan Pembelajaran Untuk mengetahui sikap guru terhadap pembelajaran IPA dengan pendekatan saintifik, peneliti menggunakan kuesioner nilai sikap. Jawaban guru mengunakan skala Likert, yaitu dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.8. : Skala Likert Observasi Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang Baik
(3)
(2)
(1)
(0)
Kuesioner terdiri dari 28 pernyataan dengan 4 (empat) pilihan jawaban untuk mengukur sikap siswa. Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Skor butir pernyataan bersifat positif maupun negative 1) Skor untuk observasi Skor minimal = 0 x 28 = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Skor maksimal = 3 x 28 = 84 Range = 84 – 0 = 84 2) Pembagian interval Range dibagi dalam 5 interval, maka lebar interval 84 : 5 = 16,8 dibulatkan menjadi 17 Skor ini diklasifikasikan menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi (Sangat Baik), Tinggi (Baik), cukup, rendah (Sangat Kurang Baik). Berdasarkan kategori ini Dapat ditentukan nilai-nilai sikap guru. Penentuan kategori hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 3.9.: Skor Kuesioner Observasi No
Skor Observasi
Kategori
1
68 – 84
Sangat tinggi
2
51 - 67
Tinggi
3
34 – 50
Cukup
4
17 – 33
Rendah
5
0 – 16
Sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
BAB IV DATA DAN ANALISIS
A. Gambaran Umum Sekolah dan Guru 1. SMP Negeri X Klaten a. Lokasi Sekolah Jalan DR. Wahidin Sudiro Husodo no.26 Klaten. b. Visi dan Misi 1) Visi “ Meningkatkan Prestasi dengan Taqwa dan Santun” 2) Misi a) Untuk melaksanakan
pembelajaran dan
bimbingan secara
intensifuntuk mencapai tingkat ketuntasandan daya serap yang tinggi b) Menumbuhkan semangat berprestasi secara intensif kepada seluruh warga sekolah c) Mengembangkan dukungan orangtua dan masyarakat secara optimal d) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan agama serta budi pekerti yang luhur untuk hidup arif dan santun e) Mengembangkan hangrungkebi
sikap
rumongso
handarbeni
wajib
melu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
c. Guru Latar belakang guru P tersebut adalah lulusan keguruan. Usia Guru P adalah 37 tahun. Guru P sudah menagajar selama 12 tahun. Guru P mengampu bidang studi Biologi. Semenjak sekolah menerapkan kurikulum 2013 maka guru P tersebut harus mengajar IPA sesuai dengan Pendekatan Saintifik. Dimana guru P ini harus mempelajari yang bidang studi Fisika akan tetapi guru P tersebut tidak mengalami kesulitan dalam memperdalam bidang studi fisika, guru P mengatakan bahwa fisika mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 2. SMP Negeri Y Klaten a. Lokasi Sekolah Jalan Pemuda Selatan 4, Klaten Tengah b. Visi dan Misi 1) Visi “ Unggul dalam prestasi, mampu bersaing di era global dan terpuji dalam budi pekerti (Having high achievement, Being able to compete in global era and having good attitude & aptitude) “ 2) Misi a) Menumbuhkan daya kompetisi untuk berprestasi di tingkat internasional kepada seluruh warga sekolah dan menggali karakteristik budaya daerah. (Encourging the competitive for all of the school elemnts and improving our cultural characteristics)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
b) Mendorong, meningkatkan dan membantu setiap siswa untuk mengenal potensi dirinya sehingga dikembangkan secara optimal. (motivating, increasing and helping every student to understand their own potential comperence so that they can improve them optimally) c. Guru Latar belakang guru Q tersebut adalah lulusan keguruan. Guru Q berumur 45 tahun. Guru Q sudah mengajar selama 16 tahun 10 bulan. Guru Q mengampu bidnag studi Fisika. Semenjak sekolah menerapkan kurikulum 2013 maka guru tersebut harus mengajar IPA sesuai dengan Pendekatan Saintifik. Dimana guru Q ini harus mempelajari yang bidang studi Biologi akan tetapi guru Q tersebut mengalami kesulitan dalam memperdalam bidang studi Biologi dikarenakan Biologi banyak hafalan dan nama ilmiah yang harus dipahami dibandingkan dengan bidang studi Fisika. Akan tetapi kesulitan yang dialami guru Q dalam berjalannya waktu masalah tersebut dapat terselesaikan.
B. Perencanaan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa perencanaan dan persiapan, agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan lancar. Adapun beberapa hal yang disiapkan yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
1. Mempersiapkan Inmstrumen Penelitian seperti Kuesioner Sikap, Lembar Observasi, Lembar Penilaian RPP dan alat – alat pengambilan gambar untuk proses pengamatan selama penelitian. 2. Memasukkan surat ijin dan meminta ijin penelitian kepada Kepala Sekolah SMP Negeri X Klaten dan SMP Negeri Y Klaten. 3. Meminta ijin kepada guru SMP Negeri X Klaten dan SMP Negeri Y Klaten dan membicarakan untuk memulai penelitian.
C. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri X Klaten dan SMP Negeri Y Klaten pada bulan Juli dan berakhir bulan September. Subyek penelitian adalah guru SMP Negeri X Klaten dan SMP Negeri Y Klaten. Dalam penelitian ini penulis berperan sebagai peneliti meneliti guru dalam melakukan proses belajar mengajar dengan pendekatan saintifik. Sampel yang digunakan dalam penelitian dan analisis data adalah guru P di SMP Negeri X Klaten dan guru Q di SMP Negeri Y Klaten. Dimana pada saat melakukan penelitian waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada waktu yang berbeda, dikarenakan adanya jadwal pelajaran yang bertabrakan. Peneliti melaksanakan penelitiannya sesuai dengan jadwal yang telah disepakati masing-masing guru yang mengajar di SMP tersebut, berikut alur pelaksanaan penelitiannya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
1. SMP Negeri X Klaten Sebelum penelitian dimulai peneliti mempersiapkan instrumen-instrumen yang akan digunakan untuk penelitian. Instrumen-instrumen penelitian antara lain: Lembar Kuesioner Sikap Guru, Lembar Kuesioner Penilaian RPP. Peneliti memberi surat izin penelitian disekolah pada tanggal 27 Juli 2015, surat diterima bagian administrasi sekolah untuk diberikan kepada Kepala Sekolah. Pada hari berikutnya peneliti ditelepon oleh pihak administrasi bahwa surat sudah diterima dan diperbolehkan untuk melakukan penelitian serta membicarakan jadwal penelitian dengan guru IPA kelas VIII nama guru tersebut dengan inisial P, akan tetapi peneliti tidak dapat berbicara dengan guru P dikarenakan guru P yang bersangkutan sedang ada acara keluar sekolah. Beberapa hari kemudian tepatnya tanggal 5 Agustus 2015 peneliti bertemu dengan guru P peneliti berencana hanya untuk membicarakan alur penelitiannya, pada hari itu juga peneliti diperbolehkan lanngsung untuk melihat kondisi kelas yang akan digunakan untuk pengambilan data saat penelitian. Pada saat peneliti melakukan observasi awal dikelas untuk melihat kondisi kelasnya, peneliti mendapatkan suasana kelas yang kondusif dan siswa aktif, Setelah selesai melakukan observasi kelas, peneliti membuat janji dengan guru P untuk jadwal penelitian. Pada tanggal 12 Agustus 2015 peneliti mengambil data penelitian dengan acara merekam semua aktifitas guru P pada saat proses belajar mengajar berlangsung, pada saat itu guru P menjelaskan tentang topik Gerak Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Makhluk Hidup dan Benda. guru P menerangkan tentang Gerak Benda dengan materi Hukum Newton, sebelum masuk ke materi Hukum Newton guru P memflashback materi yang sebelumnya kepada siswa dengan memberi pertanyaan. Hasil rekaman tersebut digunakan peneliti dalam mengisi lembar Observasi, peneliti juga meminjam RPP guru P untuk dokumentasi lembar penilaian RPP serta peneliti memberi lembar kuesioner sikap kepada guru P untuk diisi tentang sikap guru terhadap pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Dalam penelitian peneliti menemukan kendala saat penelitian antara lain: jadwal yang telah disepakati dengan guru P yang berubah, adapun guru P yang sedang ada acara keluar untuk mengikuti pelatihan serta workshop, alat yang digunakan saat penelitian dalam jumlah yang terbatas sehingga peneliti merekam dengan menggunakan kamera HP. Penelitian di SMP N 4 Klaten berakhir pada tanggal 26 Agustus 2015. 2. SMP Negeri Y Klaten Sebelum penelitian dimulai peneliti mempersiapkan instrument-instrumen yang akan digunakan untuk penelitian. Instrumen-instrumen penelitian antara lain: Lembar Kuesioner Sikap Guru, Lembar Kuesioner Penilaian RPP. Peneliti memberi surat izin penelitian disekolah pada tanggal 27 Juli 2015, surat diterima bagian administrasi sekolah untuk diberikan kepada Kepala Sekolah. Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah, peneliti berkonsultasi dengan guru mata pelajaran IPA kelas VIII untuk membahas kelas yang akan diteliti dan jadwal pelaksanaan penelitian, akan tetapi guru yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
direkomendasikan oleh kepala sekolah tidak bisa untuk menjadi pembimbing selama dilakukan penelitian. Akhirnya diberi saran oleh guru pertama untuk menghubungi guru IPA kelas VIII yang lainnya nama guru IPA kelas VIII dengan inisial Q. Setelah bertemu dengan guru Q dan membuat janji jadwal penelitian, akan tetapi peneliti memberitahu kepada guru Q bahwa penelitian akan dilakukan setelah peneliti menyelesaikan penelitian dengan guru P terlebih dahulu dikarenakan agar jadwalnya tidak berbenturan. Setelah peneliti selesai melakukan penelitian dengan guru P maka peneliti segera berkonsultasi dengan guru Q untuk membuat janji penelitian akan dilaksanakan. Peneliti memulai penelitian dengan guru Q pada tanggal 8 September 2015 dikarenakan guru Q sedang ada acara keluar sekolah maka peneliti diminta oleh guru Q untuk menunggu peserta didik untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan guru Q, saat itu juga peneliti melakukan observasi awal untuk melihat kondisi kelas yang akan digunakan saat pengambilan data penelitian dengan kondisi kelas yang kondusif dan aktif. Pada tanggal 17 September 2015 peneliti melakukan penelitian dengan merekam semua aktifitas guru Q pada proses belajar mengajar berlangsung, guru Q mengajar dengan topic Rangka,Otot dan Prinsip Pesawat Sederhana. Ketika mengajar guru Q memberi pertanyaan tentang materi lalu sebelum memulai materi yang baru, peserta didik diminta membentuk kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru Q. Peneliti meminjam RPP guru Q untuk mengisi lembar Penilaian RPP, lembar Observasi didapatkan dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
rekaman saat guru Q mengajar dan lembar Sikap dberikan kepada guru Q seusai dikelas. Dalam penelitian ini peneliti menemukan kendala saat penelitian berlangsung antarlain: perubahan waktu penelitian dikarenakan guru Q sedang ada acara workshop dan mengikuti pelatihan diluar sekolah, waktu yang singkat saat memberikan materi dikarenakan akan ada ulangan MID semester. Penelian berakhir pada tanggal 29 September 2015.
D. Data dan Pembahasan Hasil penelitian atau data penelitian yang diperoleh menggunakan instrumen penelitian yang bertujuan untuk mengetehui sikap, keterampilan menyusun rancangan
pembelajaran
dan
keterampilan
melakukan
pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik dari dua orang guru SMP kelas VIII di Kabupaten Klaten. Hasil penelitian ini menggunakan tiga instrument penelitian, yakni kuesioner sikap guru, lembar instrumen penilaian RPP dan lembar observasi 1. Analisis dan Pembahasan Lembar Sikap Guru Hasil
pengisian
kuesioner
mengenai
sikap
guru
melakukan
pembelajaran menggunakan pendekatan saitifik dari dua orang guru SMP kelas VIII di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada table di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Tabel 4.1. : Hasil Skor Lembar Sikap Sekolah
SMP
Guru
Skor
Persentase Kategori
IPA
Sikap
(%)
Negeri
X
P
48
80
Tinggi
Negeri
Y
Q
53
88,3
Sangat Tinggi
Klaten SMP Klaten
a. SMP Negeri X Klaten Dari hasil data yang didapat mengenai Sikap guru dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik, maka guru P memperoleh skor 48(empat puluh delapan) dari skor maksimum 60(enam puluh) dengan persentase 80% tergolong dalam kategori tinggi. Berdasarkan lembar sikap yang telah dibuat oleh peneliti guru P yang memiliki pengalaman kerja selama 12(dua belas) tahun mengisi lembar sikap dengan sebagian besar menjawab dengan jawaban sangat setuju dan setuju dengan adanya pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dimana dari 15(lima belas) pernyataan guru P menjawab sangat setuju(SS) sejumlah 4(empat), setuju(S) berjumlah 10(sepuluh) dan tidak setuju berjumlah 1(satu). Dengan alasan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik sangat baik, bisa diterima, sudah berjalan sesuai yang diharapkan, pembelajaran menjadi lebih efektif, menjadikan peserta didik lebih aktif, dapat menghilangkan rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
bosan,
metode
yang
digunakan
bervariasi,
mudah
diimplementasi,
menumbuhkan rasa kepedulian perserta didik dengan keadaan lingkungan dan masyarakat sekitar. b. SMP Negeri Y Klaten Dari hasil data yang didapat mengenai sikap guru dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik, maka guru Q memperoleh skor 53(lima puluh tiga) dengan skor maksimum 60(enam puluh) dengan persentase 80% tergolong dalam kategori sangat tinggi. Berdasarkan lembar sikap yang telah dibuat oleh peneliti guru Q yang memiliki pengalaman kerja selama 16(enam belas) tahun 10(sepuluh) bulan mengisi lembar sikap dengan sebagian besar menjawab dengan jawaban sangat setuju, setuju dan tidak setuju dengan adanya pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dimana dari 15(lima belas) pernyataan guru Q menjawab sangat setuju(SS) sejumlah 8(delapan) dan setuju(S) berjumlah 7(tujuh). Dengan alasan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik sangat baik, bisa diterima, sudah berjalan sesuai yang diharapkan, pembelajaran menjadi lebih efektif, menjadikan peserta didik lebih aktif, dapat menghilangkan rasa bosan, metode yang digunakan bervariasi, mudah diimplementasi, menumbuhkan rasa kepedulian perserta didik dengan keadaan lingkungan dan masyarakat sekitar. Guru Q memberi jawaban tidak setuju atas pernyataan yang telah diberikan oleh peneliti mengenai sikap guru mengenai pembelajaran dengan pendekatan saintifik dikarenakan pada saat melakukan pembelajaran waktu yang tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
dengan yang ditentukan dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saitifik, sehingga pada saat mengajar ada materi yang akan disampaikan tidak sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan sebelumnya. 2. Analisis dan Pembahasan Lembar Keterampilan Menyusun RPP Hasil lembar instrumen penilaian RPP mengenai keterampilan menyusun rancangan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dari dua orang guru SMP kelas VIII di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2. : Hasil Skor Keterampilaan Menyusun RPP Sekolah SMP
Guru IPA
Skor RPP
Persentase(%) Kategori
Negeri
X P
52
86,7
Sangat Tinggi
Negeri
Y Q
59
98,3
Sangat Tinggi
Klaten SMP Klaten
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru tidak menyusun RPP kelas VIII semester 1 seluruhnya tetapi bersama-sama saat kegiatan KKG se-Kabupaten Klaten dan sudah selesai pada bulan Agustus 2014. Kegiatan menyusun RPP yang dilakukan guru diperbolehkan Kemendikbud tetapi RPP akan lebih cocok jika dikembangkan secara individu yaitu oleh guru sendiri dengan memperhatikan kondisi peserta didik yang diampu (sesuai prinsip kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
panduan penyusunan RPP). Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, terlebih dahulu guru membuat perangkat pembelajaran berupa RPP. Guru telah membuat RPP selama satu semester, sehingga guru tidak setiap hari membuat RPP. Hal ini dikarenakan di Kabupaten Klaten hanya ada 5 sekolah menengah pertama yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 selama tiga semester. Sekolah tersebut adalah SMP N 2 Klaten, SMP N 4 Klaten, SMP N 1 Delanggu, SMP N 1 Prambanan dan SMP PGRI Klaten memiliki sedikit perbedaan muatan pembelajaran. Komponen-kompenen RPP Kurikulum 2013 yang dibuat oleh Guru P dan Q antara lain, identitas sekolah, identitas topik/sub topik, kelas/semester, alokasi waktu, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, pembelajaran remedial, dan pengayaan, media/alat, bahan, dan sumber belajar. Guru sudah menjabarkan pendekatan saintifik dalam kegiatan inti yang meliputi kegiatan 5M. Kegiatan 5M tersebut meliputi kegiatan
mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi/mencoba,
mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan. Penulisan kegiatan 5M dalam RPP tidaklah urut. Guru memberikan keterangan secara spesifik kegiatan yang merupakan kegiatan 5M, dengan cara memberi keterangan kegiatan dalam tanda kurung. Berikut ini adalah salah satu langkah pembelajaran dalam RPP yang menggambarkan pelaksanaan Pendekatan Saintifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
1) Guru membimbing peserta didik untuk mengamati gambar materi pada LKS (mengamati). 2) Peserta didik mengkomunikasikan hasil dari diskusi pengamatan 3) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengecek pemahaman peserta didik. Dalam menjabarkan pendekatan saintifik pada RPP, guru mengacu pada buku guru. Dalam seluruh RPP yang disusun guru, semua kegiatan pembelajaran yang menjabarkan pendekatan saintifik sama dengan kegiatan yang ada pada buku
guru.
Guru
belum
mengembangkan
kegiatan
pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik. 3. Analisis
dan
Pembahasan
Lembar
Keterampilan
Melakukan
Pembelajaran Hasil lembar observasi mengenai keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dari dua orang guru SMP kelas VIII di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Hasil Skor Keterampilan Melakukan Pembelajaran Sekolah
SMP Negeri X Klaten
Guru
Skor
Persentase
IPA
Observasi
(%)
P
72
85,7
Kategori
Sangat Tinggi
SMP Negeri Y Klaten
Q
66
78,6
Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
a. SMP Negeri X Klaten Penelitian pelaksanaan pembelajaran di kelas VIII dilaksanakan selama tema Gerak Makhluk Hidup dan Benda dengan sub tema Gerak Benda yaitu mulai tanggal 12 sampai 24 Agustus 2015. Hasil observasi menunjukkan dalam sehari guru P tidak hanya menyelesaikan satu pembelajaran saja tetapi lebih. Guru P juga memberi tugas hampir setiap hari. Pembelajaran di kelas VIII yang direncanakan guru berpedoman pada buku IPA SMP kelas VIII, Puskurbuk, LKS peserta didik dan ditambah internet. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari kegiatan pendahuluan dilanjutkan kegiatan inti dan diakhiri dengan kegiatan akhir/penutup. 1) Kegiatan Pendahuluan Hasil observasi menunjukkan kegiatan yang dilakukan guru P pada kegiatan pendahuluan meliputi menyiapkan fisik peserta didik dan psikis peserta didik untuk siap belajar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi), dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan pendahuluan yang dilaksanakan guru P dijabarkan sebagai berikut. a) Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik untuk siap belajar Hal yang dilakukan guru P untuk mengkondisikan siswa siap belajar adalah dengan: meminta peserta didik yang masih berbicara atau sibuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
mengerjakan PR untuk menutup buku dan duduk tenang di kursi masingmasing. Guru P meminta peserta didik untuk duduk dengan tenang. Keadaan kelas mulai tertib. Memberi salam “Selamat Pagi, anak-anak” adalah salam yang diucapkan guru P setiap pagi sebelum memulai pembelajaran. Sebenarnya setiap kali guru P terlihat memasuki ruangan di pagi hari peserta didik selalu menyambut guru P dengan sapaan “Selamat pagi”. Guru P menjawab salam peserta didik dengan ucapan, “Pagi” sambil tersenyum. Berdoa. Kegiatan setelah peserta didik tenang dan siap adalah berdoa. Kegiatan tambahan setelah berdoa selesai adalah guru P menanyakan presensi dan kabar peserta didik. b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaam tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi) Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa guru P memberikan apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik sebagai pengantar untuk masuk ke materi yang akan dipelajari. Bentuk apersepsi guru P berupa kegiatan Tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yang dijabarkan sebagai berikut. Observasi 1 adalah kegiatan pembelajaran ke-1 pada tema Gerak Makhluk Hidup dan Benda. Pembelajaran ke-1 dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Agustus 2015. Kelas VIII A akan mempelajari subtema Gerak Benda, guru P memberikan apersepsi dengan menanyakan kelembaman berdasarkan percobaan . Peserta didik mempunyai jawaban yang bermacam-macam. Selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
guru P membimbing peserta didik melihat macam-macam percobaan pada buku peserta didik dan meminta peserta didik menganalisis
masing-
masing percobaan. c)
Menyampaikan Tujuan Pembelajaran/KD yang akan Dicapai Kegiatan guru P menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sudah muncul walaupun hanya satu kali selama pembelajaran di Tema Gerak Makhluk Hidup dan Benda yaitu pada Observasi 1. Pembelajaran di kelas VIII sudah sampai pada subtopik Gerak Benda guru P menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari itu yaitu menganalisis sifat kelembaman Kegiatan yang dilakukan guru pada kegiatan pendahuluan meliputi (1) kegiatan menyiapkan fisik dan psikis peserta didik untuk siap belajar melalui kegiatan meminta peserta didik untuk duduk tenang di kursi masing-masing, memberi salam, berdoa, dan menanyakan kabar peserta didik, (2) mengajukan pertanyaan-pertanyaam tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi), dan (3) menyampaikan tujuan pembelajaran/KD yang akan dicapai. Guru P kadang-kadang mengingatkan PR di kegiatan pendahuluan. Kegiatan guru P menyampaikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas tidak muncul di kegiatan pendahuluan tetapi sebelum peserta didik melaksanakan kegiatan mencoba. Guru P biasanya langsung meminta peserta didik membuka buku peserta didik Gerak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Benda setelah memberikan apersepsi. Tahap pembelajaran selanjutnya adalah kegiatan inti yaitu menerapkan lima keterampilan ilmiah yang ada pada pendekatan saintifik yang meliputi keterampilan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan.
Pelaksanaan
kegiatan
inti
di
kelas
VIII
dideskripsikan pada paragraf di bawah ini. 2) Kegiatan Inti SMP Negeri X Klaten yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 sehingga kegiatan pembelajarannya menggunakan Pendekatan Saintifik. Penerapan pendekatan
saintifik/ilmiah
keterampilan-keterampilan mengumpulkan
mendorong ilmiah
peserta
meliputi:
informasi/mencoba,
didik
mengamati,
melakukan menanya,
mengasosiasi/menalar,
dan
mengkomunikasikan. Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran di kelas VIII sudah menerapkan pendekatan saintifik. Hasil Observasi Pembelajaran dan telah diperinci pada berikut. a) Keterampilan Mengamati Guru P selalu mengarahkan peserta didik untuk melaksanakan keterampilan mengamati pada setiap kali pembelajaran. Keterampilan mengamati dilaksanakan melalui kegiatan melihat, mendengar dan menyimak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
i.
Kegiatan Melihat Kegiatan melihat selalu ada dalam setiap pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan melihat di kelas VIII adalah peserta didik melihat gambar/gambar berseri/gambar ilustrasi pada buku/papan tulis/slide yang sudah disiapkan guru/buku cerita yang dibawa siswa sesuai arahan guru P. Peserta didik terlihat tidak mengalami kesulitan. Hasil observasi didukung dengan pernyataan guru P di bawah ini. “Tidak. Peserta didik tidak kesulitan dalam mengamati karena hanya mengamati gambar.” (Rabu, 12 Agustus 2015) Guru P mengatakan bahwa peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan melihat.
ii.
Kegiatan Menyimak Kegiatan menyimak di kelas VIII adalah menyimak penjelasan guru P tentang isi teks/materi yang sedang dipelajari. Saat kegiatan menyimak sebagian besar peserta didik terlihat melakukan dengan sungguh-sungguh yang ditandai dengan bersikap tenang dan melihat ke arah guru P. Namun, ada peserta didik yang menyimak sambil mengobrol dengan teman semeja ataupun teman dibelakangnya, seperti pada pembelajaran hari Rabu, 12 Agustus 2015.
iii.
Kegiatan Mendengar Kegiatan mendengarkan adalah mendengarkan penjelasan guru mengenai
soal/tugas
yang
harus
dikerjakan.
Peserta
didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
mendengarkan dengan tertib ketika guru P menjelaskan perintah. Kadang suasana menjadi cukup ramai, Guru P meminta kepada peserta didik agar tenang dan kemudian melanjutkan penjelasan. b) Keterampilan Menanya Kegiatan bertanya yang sudah dilaksanakan di kelas VIII meliputi kegiatan bertanya dari guru P ke peserta didik, dari siswa ke guru P , dan antara peserta didik dengan peserta didik lain. i. Kegiatan bertanya dari guru ke peserta didik Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa kegiatan bertanya dari guru P ke peserta didik sering muncul. Guru P bertanya tentang materi yang sedang dipelajari, menanyakan sudah paham atau belum, menanyakan PR, dan menanyakan apakah itu kelembaman, mengerjakan soal secara berkelompok. Guru P menanyakan arti, jenis dari Hukum Newton I. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru P dengan menyebutkan kelembaman. Pada kesempatan bertanya yang lain peserta didik beberapa kali terlihat aktif menjawab pertanyaan yang sampaikan guru P. Pertanyaan yang diajukan guru P berada pada tingkatan kognitif yang lebih rendah dengan sub-tingkatan pada pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. ii.
Kegiatan bertanya dari siswa ke guru Kegiatan merumuskan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati dan merumuskan pertanyaan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
menambah informasi sudah muncul/terlaksana walaupun tidak sering. Kegiatan peserta didik bertanya ke guru P yang sering muncul adalah bertanya
untuk
konfirmasi
tentang
tugas/jawaban/peraturan
permainan yang belum jelas. iii.
Kegiatan bertanya antara peserta didik dengan peserta didik lain Selain bertanya kepada guru P, peserta didik juga bertanya kepada peserta didik lain. Pertanyaan yang diajukan antara lain tentang maksud soal, bertanya karena tugas yang diberikan guru P.
c) Keterampilan Mengumpulkan Informasi/ Mencoba/ Eksperimen Pelaksanaan
keterampilan
mengumpulkan
informasi/mencoba/eksperimen meliputi kegiatan belajar melakukan percobaan, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktifitas, dan melakukan wawancara dengan nara sumber. Berdasarkan hasil observasi kegiatan mencoba tidak selalu ada pada setiap pembelajaran tetapi selalu ada pada setiap subtema. Kegiatan membaca sumber lain selain buku teks dan melakukan wawancara
dengan
nara
sumber
belum
muncul
atau
belum
dilaksanakan, sedangkan kegiatan mengamati objek/kejadian/aktifitas menyertai kegiatan mencoba yang dilaksanakan. Guru P berusaha memberikan kesempatan dan membimbing kepada peserta diidk untuk melaksanakan kegiatan mencoba. Misalnya, pada subtopik Gerak Benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
pembelajaran hari Rabu tanggal 12 Agustus 2015 peserta didik diminta merasakan perbedaan terhadap percobaan tentang Hukum Newton I. Dengan membuat kelompok peserta didik dapat mencoba percobaan tentang Hukum Newton I dengan percobaan kertas yang ditarik dengan diberi beban berupa botol minum yang berisi air diatas kertas. Percobaan dilakukan dengan menarik kertas dengan tarikan pelan, sedang, dan cepat untuk melihat apa yang terjadi. Peserta didik terlihat antusias saat melakukan percobaan tersebut dengan bergantian peserta didik untuk mencoba percobaan tersebut. d) Keterampilan Mengasosiasi/Menalar Guru P melatih peserta didik menalar dengan mengajak siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang sedang dipelajari. Guru P juga membantu peserta didik mengasosiasi/mengolah informasi hasil percobaan yang telah dikumpulkan. Misalnya pada pembelajaran hari Rabu tanggal 12 Agustus 2015(Observasi 1). Observasi 1 pada subtema ke-1 yaitu Gerak Benda, guru P meminta peserta didik melakukan diskusi kelompok. Kegiatan peserta didik mengasosiasi informasi atau data dengan cara menelaah tabel dan berdiskusi masih memerlukan bantuan guru P. Guru P harus mengawali dan mengarahkan kegiatan apasaja yang dilakukan peserta didik untuk mengumpulkan data yang diperlukan dan menemukan kesimpulan. Guru P menerangkan bahwa peserta didik kelas VIII masih kesulitan dalam menalar. Misalnya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
memecahkan masalah/tugas. Guru P harus mengawali dengan penjelasan terlebih dahulu dan memberikan cara beserta contoh. Peserta didik mendengarkan penjelasan guru P kemudian bertanya kepada siswa lain. Peserta didik dibimbing guru P menelaah tabel yang telah terisi dan membuat kesimpulan. e) Kegiatan Mengkomunikasikan Kegiatan mengkomunikasikan di kelas VIII dilakukan secara lisan dan tertulis. Kegiatan mengkomunikasikan secara lisan yang berupa menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh guru P. Misalnya pada pembelajaran hari Rabu, 12 Agustus 2015, guru meminta peserta didik menyebutkan macam-macam Hukum Newton. Peserta didik menyebutkan macam-macam Hukum Newton yang mereka ketahui. Kegiatan mengkomunikasikan secara lisan baru sebatas menjawab pertanyaan yang diajukan guru
P. Kegiatan seperti
melakukan presentasi di depan kelas. Kegiatan mengkomunikasikan yang kedua secara tertulis. Hasil observasi di kelas VIII selama pembelajaran di topik Gerak Makhluk Hidup dan Gerak Benda kegiatan mengkomunikasikan secara tertulis adalah menuliskan jawaban dari tugas-tugas yang diberikan guru P baik di buku tulis, buku peserta didik. Misalnya seperti pada pembelajaran hari Rabu, 12 Agutus 2015 guru P memberikan tugas kepada peserta didik untuk menggambar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
menuliskan hasil percobaan seesuai dengan hukum Newton dan Jenis Hukum Newton. Peserta didik dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru P. Kegiatan mengkomunikasikan hasil berupa laporan sudah muncul. 3) Kegiatan Akhir/Penutup Kegiatan penutup yang dilaksanakan guru P meliputi kegiatan membuat rangkuman walaupun tidak dilakukan di setiap kali pembelajaran teramati hanya dilakukan sebanyak tiga kali, memberi tugas berupa PR secara individu, berdoa dipimpin, dan mengucapkan salam penutup. Kegiatan yang tidak dilaksanakan guru P pada kegiatan penutup adalah kegiatan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, kegiatan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, kegiatan merencanakan kegiatan tindak lanjut/remidi, dan kegiatan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Hasil observasi didukung dengan pernyataan guru P berikut ini. “Memberikan PR, menyampaikan pesan motivasi, berdoa, dan mengucapkan salam. Kegiatan membuat kesimpulan kadang ada kadang tidak.” (Rabu, 12 Agustus 2015) Berikut penjelasan rinci mengenai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan guru P dan peserta didik pada kegiatan penutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
a) Membuat rangkuman/kesimpulan materi Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan akhir/penutup ada kegiatan dimana guru P membantu peserta didik membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari walaupun tidak dilakukan di akhir pembelajaran. b) Memberi tugas individu Guru P hampir setiap hari memberikan tugas kepada peserta didik. Tugas diberikan di akhir pembelajaran. Guru P memberikan tugas individu berupa PR. Siswa mencatat PR yang diberikan guru. Biasanya materi atau latihan yang tidak sempat dikerjakan atau dipraktekkan di sekolah dijadikan tugas rumah atau PR. Misalnya seperti menggambar dengan teknik pencerminan menggunakan cat air. Karena waktu pembelajaran sangat mepet maka guru P meminta siswa mencoba di rumah dan dikumpulkan minggu depan. c) Berdoa Berdoa adalah kegiatan yang selalu ada di akhir pembelajaran. Kegiatan berdoa bersama-sama dipimpin oleh peserta didik yang bertugas memimpin doa pada hari itu. d) Mengucapkan salam penutup Kegiatan paling akhir pada kegiatan penutup adalah salam penutup. Guru P mengucapkan salam penutup dan peserta didik menjawab. Peserta didik kemudian duduk tenang dan menunggu giliran ditunjuk keluar kelas untuk pulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
b. SMP Negeri Y Klaten Penelitian pelaksanaan pembelajaran di kelas VIII dilaksanakan selama tema Rangka, Otot dan Prinsip Pesawat Sederhana yaitu mulai tanggal 8 sampai 29 September 2015. Guru Q dan peserta didik kelas VIII hanya mempunyai waktu lebih kurang tiga minggu untuk menyelesaikan tema Rangka, Otot dan Prinsip Pesawat Sederhana padahal waktu ideal untuk menyelesaikan satu tema adalah satu bulan. Hal ini terjadi karena pada tanggal 1 Oktober 2015 sekolah akan mengadakan UTS (Ulangan Tengah Semester) sehingga pembelajaran dipercepat. Hasil observasi menunjukkan dalam sehari guru Q tidak hanya menyelesaikan satu pembelajaran saja tetapi lebih. Guru Q juga memberi tugas hampir setiap hari. Mempercepat pembelajaran dan memberi tugas kepada peserta didik adalah cara guru Q mengoptimalkan waktu yang ada untuk menyampaikan seluruh materi yang ada tepat sebelum UTS dilaksanakan. Pembelajaran di kelas VIII
yang direncanakan guru
berpedoman pada buku guru dan buku peserta didik terbitan Kemendikbud dan ditambah LKS peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari kegiatan pendahuluan dilanjutkan kegiatan inti dan diakhiri dengan kegiatan akhir/penutup. 1) Kegiatan Pendahuluan Hasil observasi menunjukkan kegiatan yang dilakukan guru Q pada kegiatan pendahuluan meliputi menyiapkan fisik peserta didik dan psikis peserta didik untuk siap belajar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi), dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan pendahuluan yang dilaksanakan guru Q dijabarkan sebagai berikut. i. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik untuk siap belajar Hal yang dilakukan guru Q untuk mengkondisikan peserta didik siap belajar adalah dengan: meminta siswa yang masih berbicara atau sibuk mengerjakan tugas untuk menutup buku dan duduk tenang di kursi masing-masing. Seperti pada kegiatan pembelajaran hari Kamis, 17 September 2015, suasana kelas ramai karena peserta didik sedang bergerombol dan mengobrol. Guru Q meminta peserta didik untuk kembali ke kursi masing-masing dan duduk dengan tenang. Keadaan kelas mulai tertib, memberi salam “Selamat Pagi, anak-anak” adalah salam yang diucapkan guru Q setiap pagi sebelum memulai pembelajaran. Sebenarnya setiap kali guru Q terlihat memasuki ruangan di pagi hari peserta didik selalu menyambut guru Q dengan sapaan “Selamat pagi, Pak”. Guru Q menjawab salam peserta didik dengan ucapan, “Pagi” sambil tersenyum. Kegiatan setelah peserta didik tenang dan siap adalah guru Q menanyakan presensi dan kabar peserta didik. ii.
Mengajukan pertanyaan-pertanyaam tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa guru Q memberikan apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik sebagai pengantar untuk masuk ke materi yang akan dipelajari. Bentuk apersepsi guru Q berupa kegiatan Tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yang dijabarkan sebagai berikut. Kegiatan pembelajaran ke-1 pada tema Rangka, Otot dan Prinsip Pesawat Sederhana. Pembelajaran dilaksanakan pada hari Selasa,22 September 2015. Kelas VIII akan mempelajari subtema Jenis Pesawat sederhana dan keuntungan mekanik, prinsip kerja Pesawat sederhana pada otot dan rangka manusia. Guru Q memberikan apersepsi dengan menanyakan pesawat sederhana yang diketahui peserta didik. Peserta didik mempunyai jawaban yang bermacam-macam. Ada yang menjawab katrol, pengungkit, bidang miring, roda berporos. Selanjutnya guru Q membimbing peserta didik untuk mencari manfaat dari pesawat sederhana dan meminta peserta didik menyebutkan nama bagian pesawat sederhana yang ada pada kehidupan sehari-hari. iii. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran/KD yang akan Dicapai Kegiatan guru Q menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sudah muncul walaupun hanya satu kali selama pembelajaran di Tema Rangka, Otot dan Prinsip Pesawat Sederhana. Pembelajaran di kelas VIII sudah sampai pada subtema Jenis Pesawat sederhana dan keuntungan mekanik, prinsip kerja Pesawat sederhana pada otot dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
rangka manusia.. Guru Q menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari itu yaitu kegunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan hubunganya dengan kerja otot pada struktur rangka manusia. Kegiatan yang dilakukan guru pada kegiatan pendahuluan meliputi (1) kegiatan menyiapkan fisik dan psikis peserta didik untuk siap belajar melalui kegiatan meminta peserta didik untuk duduk tenang di kursi masing-masing, memberi salam, berdoa, dan menanyakan kabar peserta didik, (2) mengajukan pertanyaanpertanyaam tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi), dan (3) menyampaikan tujuan pembelajaran/KD
yang
akan
dicapai.
Guru
Q
kadang-kadang
mengingatkan tugas dikegiatan pendahuluan. Kegiatan guru Q menyampaikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan siswa untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas tidak muncul di kegiatan pendahuluan tetapi sebelum peserta didik melaksanakan kegiatan mencoba. Guru Q biasanya langsung meminta peserta didik membuka LKS peserta didik setelah memberikan apersepsi. Tahap pembelajaran selanjutnya adalah kegiatan inti yaitu menerapkan lima keterampilan ilmiah yang ada pada pendekatan saintifik yang meliputi keterampilan mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi/mencoba,
mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan. Pelaksanaan kegiatan inti di kelas VIII dideskripsikan pada paragraf di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
2) Kegiatan Inti SMP Negeri Y Klaten adalah SMP yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 sehingga kegiatan pembelajarannya menggunakan Pendekatan Saintifik. melakukan
Penerapan
pendekatan
saintifik/ilmiah
keterampilan-keterampilan
ilmiah
mendorong siswa
meliputi:
mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan. Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran di kelas VIII sudah menerapkan pendekatan saintifik.. a) Keterampilan Mengamati Guru Q selalu mengarahkan peserta didik untuk melaksanakan keterampilan mengamati pada setiap kali pembelajaran. Keterampilan mengamati
dilaksanakan
melalui
kegiatan
melihat,
mendengar,
menyimak, dan membaca. b) Kegiatan Melihat Kegiatan melihat selalu ada dalam setiap pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan melihat di kelas VIII adalah peserta didik melihat LKS, slide yang sudah disiapkan guru Q yang dibawa peserta didik sesuai arahan guru Q. Peserta didik terlihat tidak mengalami kesulitan. Guru Q mengatakan bahwa peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan melihat. Kegiatan melihat di kelas VIII hanya sebatas melihat gambar, guru Q hanya sekali menggunakan media powerpoint.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
c) Kegiatan Menyimak Kegiatan menyimak di kelas VIII adalah menyimak penjelasan peserta didik tentang isi teks/materi yang sedang dipelajari, menyimak cerita/teks/bacaan
yang
dibacakan
peserta
didik
pada
saat
mempresentasikan hasil dari diskusinya. Saat kegiatan menyimak sebagian besar peserta didik terlihat melakukan dengan sungguhsungguh yang ditandai dengan bersikap tenang dan melihat ke arah kelompok
peserta
didik
yang
sedang
mempresentasikan
hasil
diskusinya. Namun, ada peserta didik yang menyimak sambil mengobrol dengan teman semeja ataupun teman dibelakangnya. Ketika peserta didik lain menyimak penjelasan dari beberapa kelompok peserta didik tentang pesawat sederhana, guru Q menegur kepada peserta didik agar memyimak yang dipresentasikan oleh kelompok yang berada didepan. Guru Q meminta peserta didik memperhatikan dan mengulang kembali penjelasan yang telah disampaikan kelompok yang maju daklam mempresentasikan hasil diskusi. d) Kegiatan Mendengar Kegiatan mendengarkan adalah mendengarkan penjelasan guru Q mengenai soal/tugas yang harus dikerjakan. Kadang berlangsung dengan tenang. Peserta didik mendengarkan dengan tertib ketika ada kelompok yang maju untuk menyampaikan hasil diskusi. Kadang suasana menjadi cukup ramai. Kejadian itu membuat suasana kelas menjadi gaduh. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Q meminta peserta didik untuk mendengarkan kelompok yang sedang maju dan kemudian melanjutkan penjelasan. e) Kegiatan Membaca Kegiatan membaca dilakukan dengan dua cara yaitu membaca individu dan membaca bersama-sama/serempak. Kesimpulan dari pelaksanaan keterampilan mengamati yang terdiri dari kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca adalah guru Q berusaha mengarahkan peserta didik untuk melaksanakan kegiatan mengamati. Keterampilan mengamati yang dilaksanakan di kelas VIII yaitu (1) melihat gambar/gambar berseri/gambar ilustrasi pada buku /slide yang sudah disiapkan guru/buku cerita yang dibawa oleh peserta didik, (2) menyimak penjelasan guru Q tentang isi teks/materi yang sedang dipelajari, menyimak cerita/teks/bacaan
yang dibacakan
kelompok peserta didik yang disuruh guru Q untuk menyampaikan hasil dari diskusi, (3) mendengar arahan tugas dari guru, dan (4) membaca hasil diskusi secara bersamasama/serempak. f) Keterampilan Menanya Kegiatan bertanya yang sudah dilaksanakan di kelas VIII meliputi kegiatan bertanya dari guru Q ke peserta didik, dari peserta didik ke guru Q, dan antara peserta didik dengan peserta didik lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
i.
Kegiatan bertanya dari guru ke peserta didik Berdasarkan hasil observasi ditemukan bahwa kegiatan bertanya dari guru Q ke peserta didik sering muncul. Guru Q bertanya tentang materi yang sedang dipelajari, menanyakan sudah paham atau belum, menanyakan tugas. Guru Q menanyakan pesawat sederhana yang ada dalam kegidupan sehari-hari. Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru Q dengan menyebutkan katrol, pengungkit, tuas dan bidang miring. Pada kesempatan bertanya yang lain peserta didik beberapa kali terlihat aktif menjawab pertanyaan yang sampaikan guru Q. Pertanyaan yang diajukan guru Q berada pada tingkatan kognitif yang lebih rendah dengan
sub-tingkatan
pada
pengetahuan,
pemahaman,
dan
penerapan. ii.
Kegiatan bertanya dari peserta didik ke guru Kegiatan merumuskan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati dan merumuskan pertanyaan untuk menambah informasi sudah muncul/terlaksana walaupun tidak sering. Kegiatan peserta didik bertanya ke guru Q yang sering muncul
adalah
bertanya
untuk
konfirmasi
tentang
tugas/jawaban/peraturan permainan yang belum jelas. Kegiatan bertanya tentang informasi yang tidak dipahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
iii.
Kegiatan bertanya antara peserta didik dengan peserta didik lain Selain bertanya kepada guru Q, peserta didik juga bertanya kepada peserta didik lain. Pertanyaan yang diajukan antara lain tentang maksud soal, bertanya karena tugas yang diberikan guru Q untuk berdiskusi
g) Keterampilan Mengumpulkan Informasi/ Mencoba/ Eksperimen Pelaksanaan
keterampilan
mengumpulkan
informasi/mencoba/eksperimen meliputi kegiatan belajar melakukan percobaan, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktifitas, dan melakukan wawancara dengan nara sumber. Berdasarkan hasil observasi kegiatan mencoba tidak selalu ada pada setiap pembelajaran tetapi selalu ada pada setiap subtema. Guru Q berusaha memberikan kesempatan dan membimbing kepada peserta didik untuk melaksanakan kegiatan mencoba. Misalnya, pada subtema prinsip pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari pembelajaran hari Rabu tanggal 22 September 2015 peserta didik diminta mendiskusikan tugas yang diberikan guru Q secara berkelompok. Guru Q meminta peserta didik untuk mencari informasi tentang pesawat sederhana dengan berdiskusi dengan membentuk kelompok. h) Keterampilan Mengasosiasi/Menalar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Guru Q melatih peserta didik menalar dengan mengajak peserta didik melakukan tanya jawab mengenai materi yang sedang dipelajari. Guru Q juga membantu peserta didik mengasosiasi/mengolah informasi hasil percobaan yang telah dikumpulkan. Guru Q meminta peserta didik menyelesaikan masalah yang telah diberikan oleh guru Q mengenai pesawat sederhana. i) Kegiatan Mengkomunikasikan Kegiatan mengkomunikasikan di kelas VIII dilakukan secara lisan dan tertulis. Kegiatan mengkomunikasikan secara lisan yang berupa menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh guru Q. Misalnya pada pembelajaran hari Selasa tanggal 22 September 2015, guru Q meminta peserta didik menyebutkan macam-macam pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik menyebutkan macam-macam pesawat sederhana
yang mereka ketahui. Ada yang
menyebutkan katrol, tuas, bidang miring, pengungkit, dan roda berporos sebagai jenis pesawat sederhana. Peserta didik berusaha menjawab pertanyaan guru Q dengan mengangkat tangan agar ditunjuk untuk menjawab. Kegiatan mengkomunikasikan secara lisan baru sebatas menjawab pertanyaan yang diajukan guru Q. Kegiatan seperti melakukan presentasi di depan kelas sudah muncul dimana peserta didik diminta guru Q untuk menyampaikan hasil diskusi kepada peserta didik yang lain. Kegiatan mengkomunikasikan yang kedua secara tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Hasil observasi di kelas VIII selama pembelajaran di tema Rangka, Otot dan Prinsip Pesawat Sederhana kegiatan mengkomunikasikan secara tertulis adalah menuliskan jawaban dari tugas-tugas yang diberikan guru Q baik di buku tulis peserta didik maupun dalam kertas yang diberikan guru Q. Misalnya seperti pada pembelajaran hari Selasa, 22 September 2015 guru Q memberikan tugas kepada peserta didik untuk menuliskan jenis pesawat sederhana serta menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru Q. Peserta didik dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru Q. Kegiatan mengkomunikasikan hasil berupa laporan sudah muncul. 3) Kegiatan Akhir/Penutup Kegiatan penutup yang dilaksanakan guru Q meliputi kegiatan membuat rangkuman walaupun tidak dilakukan di setiap kali pembelajaran, memberi tugas berupa PR secara individu, berdoa dipimpin, dan mengucapkan salam penutup. Kegiatan yang dilaksanakan guru Q pada kegiatan penutup adalah kegiatan penilaian/refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, kegiatan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, dan kegiatan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Berikut penjelasan rinci mengenai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan guru Q dan peserta didik pada kegiatan penutup. a) Membuat rangkuman/kesimpulan materi Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan akhir/penutup ada kegiatan dimana guru Q membantu peserta didik membuat kesimpulan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
materi yang telah dipelajari walaupun tidak dilakukan di akhir pembelajaran, selama pembelajaran tema Rangka, Otot dan Prinsip Pesawat Sederhana
yaitu pada pembelajaran hari Jumat tanggal 18
September 2015 dan hari Selasa tanggal 22 September 2015. Penjelasan rinci kegiatan guru Q membantu peserta didik membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari adalah sebagai berikut. i.
Pembelajaran hari Jumat tanggal 18 September 2015 Salah satu kegiatan akhir/penutup pada hari Jumat adalah membuat rangkuman tentang materi yang telah dipelajari. Pada pembelajaran ini guru Q membuat kesimpulan tentang Rangka dan Otot. Siswa mendengarkan kesimpulan guru Q.
ii.
Pembelajaran hari Selasa tanggal 22 September 2015 Guru Q membimbing peserta didik dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan untuk membuat kesimpulan dari materi pesawat sederhana yang telah dipelajari. Peserta didik menyimpulkan jenis pesawat sederhana dan penyelesaian soal pada pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
b) Memberi tugas individu Guru Q hampir setiap hari memberikan tugas kepada peserta didik. Tugas diberikan di akhir pembelajaran. Guru Q memberikan tugas individu berupa tugas. Peserta didik mencatat tugas yang diberikan guru Q. Biasanya materi atau latihan yang tidak sempat dikerjakan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
dipraktekkan di sekolah dijadikan tugas rumah atau PR. Misalnya seperti membaca materi yang akan dijelaskan dikemudian hari. Karena waktu pembelajaran sangat mepet maka guru Q meminta peserta didik mencoba di rumah dan dikumpulkan minggu depan. c) Berdoa Berdoa adalah kegiatan yang selalu ada di akhir pembelajaran. Kegiatan berdoa bersama-sama dipimpin oleh peserta didik yang bertugas memimpin doa pada hari itu. Peserta didik yang bertugas untuk mempimpin. d) Mengucapkan salam penutup Kegiatan paling akhir pada kegiatan penutup adalah salam penutup. Guru Q mengucapkan salam penutup dan peserta didik menjawab. Peserta didik kemudian duduk tenang dan menunggu giliran ditunjuk keluar kelas untuk pulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Berdasarkan analisis dan pembahasan lembar tentang sikap guru dapat diperoleh kesimpulan bahwa skor yang diperoleh guru P termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan skor 48(empat puluh delapan) dari skor maksimum 60(enam puluh) dengan persentase 80% dan Guru Q termasuk dalam kategori tinggi dengan skor yang diperoleh 53(lima puluh tiga) dari skor maksimum 60(enam puluh) dengan persentase 88,3%. Dengan demikian SMP Negeri X dan SMP Negeri Y mengenai sikap dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik mempunyai respon positif terhadap adanya pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Dikarenakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik bisa diterima disekolah, pembelajaran lebih efektif, mendorong siswa lebih aktif dan metode yang bervariasi. 2. Berdasarkan analisis dan pembahasan tentang keterampilan guru dalam menyusun rancangan proses pembelajaran (RPP) diperoleh kesimpulan bahwa guru P memperoleh skor 52(lima puluh dua) dari skor maksimum 60(enam puluh) dengan presentase 86,7% dalam kategori sangat tinggi dan guru Q memperoleh skor 59(lima puluh sembilan) dari skor maksimum 60(enam puluh) dengan prosentase 98,3% dalam kategori sangat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Dikarenakan SMP di Kabupaten Klaten yang menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam menyusun RPP disusun secara bersamasama saat kegiatan KKG. 3. Berdasarkan analisis dan pembahasan tentang keterampilan guru melakukan pembelajaraan dengan pendekatan saintifik dapat diperoleh kesimpulan bahwa guru P memperoleh skor 72(tujuh puluh dua) dari skor maksimum 84(delapan puluh empat) dengan persentase 86% dalam kategori sangat tinggi dan guru Q memperoleh skor
67(enam puluh tujuh) dari skor
maksimum 84(delapan puluh empat) dengan persentase 80% dalam kategori tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru P dan guru Q sudah baik dalam keterampilan melakukan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Kegiatan pembelajaran dimulai
dari kegiatan pendahuluan dilanjutkan
kegiatan inti dan diakhiri dengan kegiatan penutup dengan menggunakan 5M. B. Saran Saran yang dapat peneliti sumbangkan sehubungan dengan penelitian sikap, keterampilan menyusun rancangan pembelajaran dan keterampilan melakukan pembelajaran menggunakan pendekataan saintifik (studi kasus di SMP Negeri Klaten) sebagai berikut: 1. Bagi Calon Guru Calon guru harus menggali keterampilan menyusun rancangan pembelajaran dan keterampilan melakukan pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
lebih baik dan mengetahui kondisi sekolah serta peserta didik. Sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat menyenangkan dan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat. 2. Bagi Guru Guru perlu mengggali kembali hal-hal yang baik dan kreatif dalam keterampilan menyusun RPP dan keterampilan melakukan pembelajaran dengan pendekatan saintifk agar berjalan dengan efektif saat pembelajaran IPA berlangsung. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan tema sama dan menambahkan subyek yang akan diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
DAFTAR PUSTAKA Ali Imron, Drs.,M.Pd., 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya Brooks,
J.G,&
Brooks.,M.,
(1993).
The
Case
For
Constructivist
Classrooms.Association for Supervision and Curriculum Development. Alexandria Virgina Bruce Joice & Marsha Weil. 1996. Model of Teaching 5th Ed. United States of American David, Keith, John, W. Neustrong. 1989. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Penerbit Erlangga Dibyo, Bambang. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Konstruktivistik dan Implikasinya Dalam Setting Bimbingan Konseling Furchan, A. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hidayat, H. Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Nana Sudjana, Dr. 1990. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Ngalim Purwanto, M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Nur, M. 1998. Teori-Teori Perkembangan. Surabaya: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Onong Uchjana Effendi. 1983. Psikologi Manajemen Edisi I. Yogyakarta: Andi Offset Siregar, Evelin dan Nara, Hartini. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia Suharmini Arikunto,Dr., 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: PT Rineka Cipta Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivis dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius Syah Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Jakarta: Gramedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Lampiran A.1. Surat Permohonan Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Lampiran A.2. Surat Permohanan Ijin Penelitian Dari BAPPEDA Kabupaten Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Lampiran A.3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMP Negeri X Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
Lampiran A.4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMP Negeri Y Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
Lampiran A.5. Jadwal Pelajaran SMP Negeri X Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Lampiran A.6. Jadwal Pelajaran SMP Negeri Y Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Lampiran A.7. Lembar Sikap Guru LEMBAR SIKAP GURU TERHADAP PEMBELAJARAN IPA dengan PENDEKATAN SAINTIFIK Petunjuk Pengisian Kuesioner A. Petunjuk Umum 1. Bacalah dengan teliti dan seksama semua pertanyaan dan pernyataan. 2. Jawablah semua pertanyaan dan pernyataan sesuai degan pendapat anda. 3. Jawablah langsung diberikan pada lembar kuesiioner ini. B. Petunjuk Khusus 1. Berilah tanda (V) pada kolom SS, S, ST, STS 2. Keterangan : SS:Sangat Setuju, S:Setuju, TS:Tidak Setuju, STS:Sangat Tidak Setuju C. Identitas Responden 1. Nama
:
2. Sekolah
:
3. Jenis Kelamin
:
4. Umur
:
5. Pengalaman kerja
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
No
Pertanyaan
SS
1.
Pembelajaran
dengan
pendekatan
Saitifik yang diterapkan di sekolah Bapak/Ibu dapat diterima atau tidak diterima 2.
Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan pendekatan Saintifik di sekolah sudah berjalan
sesuai
dengan
yang
diharapkan 3.
Pendekatan
Saintifik
baik
Untuk
pembelajaran IPA 4.
Keuntungan
pembelajaran
dengan
pendekatan Saintifik adalah peserta didik lebih aktif 5.
Bapak/Ibu
merasa
menggunakan
pembelajaran
dengan IPA
dengan pendekatan Saintifik dapat menghilangkan rasa bosan dan kurang minat peserta didik dalam pelajaran IPA
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
6.
Bapak/Ibu merasa peserta didik aktif dan terlibat langsung selama proses pembelajaran
dengan
pendekatan
Saintifik 7.
Bapak/Ibu merasa pembelajaran IPA dengan pendekatan Saintifik peserta didik tumbuh kepedulian lingkungan dan masyarakat
8.
Bapak/Ibu
merasa
metode
pembelajaran
dengan
pendekatan
Saintifik
bervariasi
dan
tidak
membosankan 9.
Bapak/Ibu merasa pembelajaran IPA dengan pendekatan Saintifik membuat peserta didik lebih tertarik terhadap pelajaran IPA
10.
Bapak/Ibu
akan
menerapkan
pembelajaran IPA dengan pendekatan Saintifik di sekolah Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
11.
Menurut Bapak/Ibu Pembelajaran IPA dengan pendekatan Saintifik adalah suatu
pembelajaran
yang
mudah
diimplementasikan. 12.
Menurut Bapak/Ibu pembelajaran IPA dengan pendekatan Saintifik efektif digunakan
13.
Pembelajaran saintifik yang diterapkan di
sekolah
sesuai
waktu
yang
ditentukan. 14.
Pembelajaran
Saintifik
dapat
memotivasi siswa dalam belajar 15.
Bapak/Ibu
melakukan
pembelajaran yang menjadi lebih
proses
membuat murid
berani mengemukan
pendapat Yogyakarta, …………………….. Guru kelas VIII
Observer
Nama: ……………………
Nama: …………………….
NIP. ………………………..
NIM. ………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Lampiran A.8. Lembar Keterampilan Menyusun RPP Lembar Keterampilan Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) A. Identitas Responden 1. Nama
:
2. Sekolah
:
3. Topik/Subtopik
:
B. Petunjuk Pengisian 1. Berilah tanda cek (V) pada skor (1,2,3) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut. 2. Berikan catatan atau saran untuk perbaikkan RPP sesuai penilaian Anda. 3. Keterangan : 1 : tidak ada, 2: kurang lengkap, 3: sudah lengkap Skor
Keterangan
No Komponen RPP 1 2 1
Identitas Sekolah
2
Kelas/Semester
3
Identitas Topik
4
Identitas Subtopik
5
Alokasi Waktu
6
Kompetensi Inti
7
Kompetensi Dasar
8
Indikator Pembelajaran
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
9
Tujuan Pembelajaran
10
Materi Pembelajaran
11
Metode Pembelajaran
12
Media,Alat dan Sumber Pembelajaran a. Media Pembelajaran b. Alat Pembelajaran c. Sumber Pembelajaran Langkah-Langkah
Kegiatan
13 Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti c. Kegiatan Penutup 14
Penilaian a. Jenis/teknik Penilaian b. Bentuk Instrumen c. Pedoman Penskoran Yogyakarta , …………………..
Guru kelas VIII
Observer
Nama:……………..
Nama: ……………………
NIP. …………………………
NIM. ……………..………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Lampiran A.9. Lembar Keterampilan Melakukan Pembelajaran Lembar Keterampilan Melakukan Pembelajaran A. Identitas Responden 1. Nama
:
2. Sekolah
:
3. Topik
:
B. Petunjuk Pengisian a. Berilah tanda cek (V) pada skor (0,1,2,3) sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut. b. Berikan catatan atau saran untuk observasi sesuai penilaian Anda. c. Keterangan : 0 : kurang baik, 1 : cukup, 2: baik, 3: sangat baik Aspek yang Diamati 0
Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi 1
Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman
peserta
didik
atau
pembelajaran
sebelumnya. 2
Mengajukan pertanyaan menantang.
3
Menyampaikan manfaat materi pembelajaran.
Kegiatan Inti Penguasaan Materi Pelajaran
1
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Aspek yang Diamati 1
0
Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran.
2
Kemampuan
mengkaitkan
materi
dengan
pengetahuan lain yang relevan, perkembangan Iptek , dan kehidupan nyata. 3
Menyajikan
pembahasan
materi
pembelajaran
dengan tepat. 4
Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkrit ke abstrak)
Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik 1
Melaksanakan
pembelajaran
sesuai
dengan
kompetensi yang akan dicapai. 2
Menfasilitasi kegiatan yang memuat komponen pendekatan Saintifik (5M)
3
Melaksanakan
pembelajaran
yang
bersifat
kontekstual. 4
Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).
5
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.
1
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Aspek yang Diamati
0
Penerapan Pendekatan scientific 1
Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana.
2
Memancing peserta didik untuk bertanya.
3
Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba.
4
Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati.
5
Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis.
6
Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berpikir yang logis dan sistematis).
7
Menyajikan
kegiatan
peserta
didik
untuk
berkomunikasi. Pemanfaatan
Sumber
Belajar/Media
dalam
Pembelajaran 1
Menunjukkan
keterampilan
dalam
penggunaan
sumber belajar dan media pembelajaran. 2
Menghasilkan pesan yang menarik.
Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran 1
Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.
2
Menunjukkan peserta didik.
sikap
terbuka
terhadap
respons
1
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Aspek yang Diamati 3
0
1
2
3
Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar.
Penggunaan
Bahasa
yang
Benar
dan
Tepat
dalamPembelajaran 1
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar.
Kegiatan Penutup Penutup pembelajaran 1
Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik.
2
Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio.
3
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.
Catatan:
Yogyakarta, ……………….. Guru kelas VIII
Observer
Nama: ……………………
Nama: ………………………
NIP. ……………………..
NIM. ………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
Lampiran B.1. Data Lembar Sikap SMP Negeri X Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Lampiran B.2. Data Lembar Sikap Guru SMP Negeri Y Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
Lampiran B.3. Data Lembar Keterampilan Menyusun RPP SMP Negeri X Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
Lampiran B.4. Data Lembar Keterampilan Menyusun RPP SMP Negeri Y Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
Lampiran B.5. Data Lembar Keterampilan Melakukan Pembelajaran SMP Negeri X Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
Lampiran B.6. Data Lembar Keterampilan Melakukan Pembelajaran SMP Negeri Y Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
Lampiran C.1. RPP SMP Negeri X Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
Lampiran C.2. RPP SMP Negeri Y Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
Lampiran C.3. Foto-Foto Kegiatan Saat Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI