perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id i
SIKAP DAN NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN DALAM KOLOM PARODI SAMUEL MULIA PADA HARIAN KOMPAS EDISI MINGGU 2012 (Sebuah Analisis Wacana)
Disusun Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi
Skripsi Disusun Oleh : Dian Syariati D 0208054
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id ii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi dan siap diuji oleh Dewan Penguji Skripsi pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hari
: Selasa
Tanggal
: 11 Desember 2012
Pembimbing,
Drs. Subagyo, SU NIP. 19520917 198003 1 001
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id iii
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id iv
MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (Q.S Al. Insyirah: 5-6)
Untuk hari ini dan esok; aku hanya akan melihat mata, tangan, kaki, dan otak yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta hati dan mulut yang tiada pernah putus berdoa. (penulis)
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id v
PERSEMBAHAN
Karya ini khusus kupersembahkan, untukMu yang telah menempatkanku di Bumi yang indah, mendidikku tentang hidup dalam naungan berkah, serta Ibu, Dra. Alif Noor Anna, M.Si dan (alm) Ayah, Drs. Kaswan Darmadi, M.Hum tercinta untuk setiap peluh keringat dan air mata yang tertumpah. Teristimewa pula untuk kalian: Wahyu Budi Utomo, atul Laila dan Asri Kusuma Dewi.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini bukan sematamata karena kemampuan penulis, tetapi juga karena dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan setulus-tulusnya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ibu Prahastiwi Utari, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staf, yang telah memberikan bantuan dan fasilitas lain yang mendukung terselesaikannya skripsi ini. 3. Drs. Subagyo, SU, selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu, dorongan, dan arahan serta memacu penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Drs. Hamid Arifin, M.Si, selaku pembimbing akademis. 5. Drs. H. Nuryanto, M.Si dan Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Penguji yang memberi masukan untuk perbaikan skripsi yang lebih baik.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id vii
6. Segenap staf pengajar Program Studi Ilmu Komunikasi yang selama ini telah membimbing dan mengajarkan ilmunya selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga segala amal kebaikan dari semua pihak yang tersebut di atas mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari, skripsi ini masih belum sempurna karena berbagai keterbatasan. Oleh karenanya, saran dan kritik akan penulis terima karena sesungguhnya tidak ada alasan untuk merasa paling benar dan pandai dalam dunia ilmu pengetahuan. Akhirnya, dengan penuh kerendahan hati, penulis serahkan kepada pembaca dengan harapan semoga dapat memberi manfaat.
Surakarta, 12 Desember 2012
Penulis
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii MOTTO ....................................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v KATA PENGANTAR ................................................................................ vi DAFTAR ISI ............................................................................................. viii DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii ABSTRAK ................................................................................................ xiii BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6 E. Telaah Pustaka ............................................................................... 7 1. Komunikasi Massa ..................................................................... 7 2. Pers ............................................................................................ 10 3. Konstruksi Realitas dalam Komunikasi .................................. 11
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id ix
4. Kolom Parodi ............................................................................ 14 5. Wacana ..................................................................................... 17 6. Kepemimpinan F. Kerangka Konsep dan Pemikiran ................................................ 30 1. Kerangka Konsep ..................................................................... 30 a. Kepemimpinan (leadership) ............................................... 30 b. Kolom Parodi ...................................................................... 30 c. Analisis Wacana .................................................................. 31 2. Kerangka Pemikiran H. Metodologi ................................................................................... 33 1. Jenis Penelitian ......................................................................... 33 2. Metode Penelitian ..................................................................... 33 3. Objek Penelitian........................................................................ 34 4. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 35 5. Teknik Analisis Data ............................................................... 36 BAB II DESKRIPSI HARIAN UMUM KOMPAS ........................... 41 A. Sejarah Singkat ........................................................................... 41 B. Visi dan Misi ................................................................................ 43 C. Kebijakan Redaksional dan Nilai-nilai Dasar ............................ 44 D. Rubrikasi ...................................................................................... 46 E. Struktur Organisasi....................................................................... 50
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id x
F. Susunan Redaksi ........................................................................... 51 BAB III ANALISA KOLOM PARODI SAMUEL MULIA .............. 52 A. Tematik ........................................................................................ 52 B. Skematik ...................................................................................... 75 C. Semantik ..................................................................................
77
D. Sintaksis
96
E. Stilistik
.100
F. Retoris
104
BAB IV PENUTUP
.108
A. Kesimpulan
108
B. Saran
109
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
35
Tabel 1.2
38
Tabel 2.1
49
Tabel 3.1
64
Tabel 3.2
75
Tabel 3.3
84
Tabel 3.4
.
88
Tabel 3.5
92
Tabel 3.6
95
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
12
Gambar 1.2 Gambar Kera
32
Gambar 2.1
50
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xiii
ABSTRAK Dian Syariati, D0208054, SIKAP DAN NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN DALAM KOLOM PARODI SAMUEL MULIA PADA HARIAN KOMPAS EDISI MINGGU 2012 (Sebuah Analisis Wacana), Skripsi (S-1), Jurusan Ilmu Komunikasi, Program Studi Komunikasi Massa, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012. Topik kepemimpinan tidak akan pernah usang sepanjang perjalanan hidup manusia. Pemimpin dan cara kepemimpinannya tidak pernah bisa lepas dari pusat perhatian pengikut atau karyawan dan lingkungan sosial masyarakat karena keduanya menentukan ke mana arah perubahan. Apakah itu maju atau mundurnya organisasi, baik atau buruknya performa kinerja organisasi, bahkan hingga jatuh bangunnya sebuah bangsa. Harian Kompas juga turut merekam topik kepemimpinan ini melalui kolom karya Samuel Mulia. Kolom ini tidak sama seperti kolom pada surat kabar lainnya karena ditampilkan dalam bentuk parodi. Parodi sendiri dipandang dalam konteks menjadi sindiran, atau unsur lelucon lainnya. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana pandangan mengenai topik kepemimpinan dalam kolom parodi Samuel Mulia. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu memilih dan menentukan sumber secara sengaja dengan pertimbangan di mana sumber tersebut dianggap sesuai dengan masalah yang diteliti selama periode Januari Oktober 2012 dengan metode analisis wacana. Analisis yang digunakan adalah analisis teks Teun A. Van Dijk untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya teks. Secara keseluruhan, hasil analisis menunjukkan bahwa topik kepemimpinan yang diangkat dalam kolom parodi Samuel Mulia berkaitan dengan sikap dan nilai-nilai kepemimpinan. Hasil temuan juga menunjukkan hambatan psikologis dan komunikasi dari pemimpin serta dampaknya terhadap bawahannya. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pandangan Samuel Mulia mengenai topik kepemimpinan menitikberatkan pada sikap dan nilai-nilai kepemimpinan yang berkaitan dengan pelayanan terhadap bawahan. Keywords: sikap, nilai, kepemimpinan, kolom parodi, analisis wacana
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id xiv
ABSTRACT
Dian Syariati, D0208054, ATTITUDES AND VALUES OF LEADERSHIP IN COLUMN PARODY KOMPAS DAILY SUNDAY EDITION 2012 (A Discourse Analysis), Thesis (S-1), Mass Communication Departement, Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University Surakarta, 2012.
The topic of leadership will never be worn throughout the journey of human life. Leaders and how they lead can never escape from the limelight of followers or employees and the social environment because they determine where the direction of change. Is it progress or decline of an organization, good or bad of
Kompas daily also helped to record the topic of leadership through the columns in the other newspapers as they are displayed in the form of parody. Parody itself, viewed in the context of a satire or other types of a joke. This study aims to find out how the views on the topic of leadership in his research is qualitative descriptive method. Sampling was done by purposive sampling technique to select and determine the source intentionally by purpose it is considered to be appropriate to the problem under study during the period from January to October 2012 with the method of discourse analysis. The analysis used was text analysis of Teun A. Van Dijk to explain the structure and process of formation of the text. Overall, the analysis shows that the topic of leadership which is raised in the Samuel leadership. The findings also demonstrate the psychological and communication barriers of the leaders and their impact on subordinates. From the analysis it can be concluded that the views of Samuel Mulia on the topic of leadership focuses on the attitudes and values associated with the service of the leaders on subordinates. Keywords: attitudes, values, leadership, column parody, discourse analysis
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Topik kepemimpinan tidak akan pernah usang sepanjang perjalanan hidup manusia. Dengan berbagai masalah yang akan selalu muncul kemudian pertumbuhan jumlah manusia yang semakin meningkat sementara sumber daya alam semakin terbatas maka keadaan ini menuntut adanya para pemimpin yang mampu memimpin ke arah perubahan dan keadaan yang lebih baik. Para pemimpin adalah sentral dari roda organisasi, dari sistem tempat kita bernaung. Pemimpin dan cara kepemimpinannya tidak pernah bisa lepas dari pusat perhatian pengikut/karyawan dan lingkungan sosial masyarakat karena keduanya menentukan ke mana arah perubahan. Apakah itu maju atau mundurnya organisasi, baik atau buruknya performa kinerja organisasi, bahkan hingga jatuh bangunnya sebuah bangsa. Data Presiden Direktur PT Watson Wyatt Indonesia, Lilis Halim, yang juga direkam Kompas, Desember 2004 menunjukkan tingkat komitmen dan loyalitas karyawan Indonesia relatif masih rendah, bahkan 22 persen lebih rendah dibandingkan dengan pekerja 10 negara lain di kawasan Asia. Akibatnya, dua dari tiga karyawan Indonesia berencana pindah ke perusahaan lain jika tawaran jabatan, bidang pekerjaan, serta konpensasi sama dengan perusahaan tempat ia bekerja sekarang. Berdasarkan hasil penelitian terhadap
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
8000 responden dari 46 perusahaan di Indonesia, masalah kepemimpinan dan supervisi pekerja di Indonesia juga rendah karena karyawan Indonesia menilai tidak mendapat arahan pengembangan karier yang memadai dari atasannya, 1. Ini artinya, permasalahan kepemimpinan seringkali terletak pada penekanan kepribadian dan perilaku pemimpin itu sendiri. Harian Kompas juga turut merekam topik kepemimpinan ini dalam beritaberitanya maupun halaman opini seperti dalam kolomnya. Bila dunia industri media massa membangun komunikasi massa pada wilayah yang bersifat impersonal, antar orang tidak saling kenal, maka kolom di sebuah surat kabar justru membuka forum pertemuan yang bersifat personal. Ini dikarenakan kolom memiliki gaya penulisan yang amat individual yang mengekspresikan keyakinan kolumnis (penulis kolom)2. Semakin maraknya bisnis media cetak dalam kehidupan jurnalistik membuat berbagai surat kabar berusaha berinovasi untuk membuat tampilannya semakin menarik. Penciptaan kolom atau rubrik khusus menjadi salah satu upayanya. Oleh karena itu, Harian Kompas juga menghadirkan kolom pada Edisi Minggu yang bertajuk Kolom Parodi Samuel Mulia. Kolom ini tidak sama seperti kolom pada surat kabar lainnya karena ditampilkan dalam bentuk parodi. M. Alwi Dahlan mengutip apa yang dikatakan Piliang, bahwa parodi
1
Raja Bambang Sutikno, Mengoptimalkan Performa Karyawan dengan Prinsip Empati (Jakarta: UI-Press, 2005), (online, http://www.lpsp3.com/product/2/425/Kiat-Jitu-MengoptimalkanPerforma-Karyawan-Dengan-Prinsip-Empati/?o=default, diakses 1 Desember 2012) 2
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), p. 60.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
sendiri dipandang sebagai sebuah relasi formal atau struktur antara dua teks, tentunya dalam konteks menjadi sindiran, plesetan, atau unsur lelucon lainnya 3. Parodi membuka peluang seluas-luasnya bagi pembaca teks untuk membuat interpretasi masing-masing. Oleh karena itu, dalam hal ini parodi juga bisa dipandang sebagai suatu wacana.
seperti narasi namun tak jarang beberapa pernyataannya mengundang tanya, introspeksi diri, dan kritik sosial atas apa yang terjadi dalam masyarakat. Kolumnis Samuel Mulia menggagas kolom tersebut dengan bahasa populer yang santai, bertolak belakang dengan bahasa resmi
yang terkesan kaku
yang sering dipakai Harian Kompas. Meskipun ia tetap menyapa pembacanya -
diungkap menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Selain sebagai kolumnis di Harian Kompas Edisi Minggu, Samuel Mulia saat ini berprofesi sebagai seorang konsultan brand dan media. Ia juga pernah masuk dunia kedokteran dan dikenal sebagai fashion adviser sebelumnya. Dalam wawancaranya dengan Melissa Andini untuk The Jakarta Globe 4, Samuel mengaku bahwa ia adalah seorang gay, sehingga apapun yang 3
M. Alwi Dahlan, Manusia Komunikasi, Komunikasi Manusia (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2008), p.553 4
Melissa Andini, 2011, My Jakarta: Samuel Mulia, Human Analyst, http://www.thejakartaglobe.com/myjakarta/my-jakarta-samuel-mulia-human-analyst/425473, diakses pada Jumat, 19 Oktober 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
dilakukannya berkaitan dengan estetika. Hal ini juga tercermin dalam tulisannya yang sering menggunakan ungkapan atau kiasan. Pada kolomnya, Samuel Mulia tidak menganalogikan dirinya sebagai orang lain. Ia menjadi dirinya sendiri dengan segala kejadian yang pernah ia alami. Tulisan kolomnya adalah hasil analisanya terhadap perilaku orangorang di sekitarnya dan juga dirinya sendiri. Sehingga ia tak segan-segan mendeskripsikan kepribadiannya yang bersifat tempramen, tidak fleksibel, dan sering berprasangka buruk atau memusatkan perhatian pada hal yang negatif. Melalui strategi tersebut, kolumnis bertujuan untuk membujuk khalayak agar saling mengintrospeksi diri lewat analisa dari kisah-kisah hidup yang dihadirkannya. Tak terkecuali untuk topik kepemimpinan, Samuel Mulia menceritakan perilaku manusia di sekelilingnya kemudian menganalisanya dalam kaitannya dengan hubungan antara pemimpin dan anak buahnya. Meski dalam kurun waktu Januari hingga Oktober 2012 banyak sekali fakta yang berkaitan dengan topik kepemimpinan, seperti Pilkada (Pilihan Kepala Daerah), Pilgub (Pilihan Gubernur), atau kasus yang menimpa pemimpin institusi tertentu, namun kolomnya tidak serta merta mengacu pada salah satu peristiwa tersebut atau menunjuk pada tokoh tertentu yang dikenal masyarakat. Seperti yang dikatakan sebelumnya, Samuel Mulia lebih condong bercermin pada apa yang ia alami sendiri dan kemudian menganalisanya pada realita di masyarakat. Dalam penelitian ini, fokus permasalahan terletak pada opini (views) yang ingin disampaikan Samuel Mulia terkait dengan topik kepemimpinan. Bila
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
merujuk pada komunikasi, maka penelitian ini berada pada wilayah studi pesan sehingga metode yang penulis gunakan adalah analisis wacana teks. Berangkat dari penjelasan tersebut maka dalam penelitian ini penulis sengaja mengangkat sikap dan nilai-nilai kepemimpinan dalam Kolom Dalam hal ini, penulis tertarik pada pandangan Kompas sebagai media dan Samuel Mulia sebagai kolumnis, yang saat ini berprofesi sebagai konsultan brand dan media, di mana ia bekerja sama dengan timnya dalam menghadapi berbagai macam klien dengan berbagai macam permasalahan pula. Oleh karena itu penulis ingin melihat pandangan Samuel
Mulia
atau
penekanan
apa
yang
dibuat
terhadap
topik
kepemimpinannya dalam Kolom Parodi. Bagaimana ia memberikan argumen terhadap sifat dan sikap seorang pemimpin seolah ia mengkritisi dirinya sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: pandangan Samuel Mulia terhadap topik kepemimpinan pada Kolom Parodi di Harian Kompas Minggu periode Januari-Oktober
C. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pandangan Samuel Mulia terhadap topik kepemimpinan dalam Kolom Parodi di HU. KOMPAS Edisi Minggu periode Januari s.d. Oktober 2012.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. MANFAAT TEORITIS Studi
ini
diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan
mengenai
kepemimpinan, terutama sikap dan nilai-nilai kepemimpinan serta dampaknya terhadap perilaku pengikutnya.
2. MANFAAT PRAKTIS Studi ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pada pembaca untuk mengembangkan kemampuan media literasi (melek media).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
E. TELAAH PUSTAKA
1. Komunikasi Massa Secara umum, komunikasi massa merupakan proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa untuk menyampaikan informasi kepada khalayak yang luas dan heterogen secara serentak. Diantara unsurunsurnya, penekanan komunikasi massa terletak pada penggunaan salurannya atau media apa yang dipilih. Mulai dari televisi, surat kabar, majalah, buku, tabloid, pamflet, bahkan hingga komputer beserta aplikasinya dengan jaringan telepon, internet, juga satelit. Penekanan komunikasi massa juga terletak pada massa-nya. Konsep massa di sini merupakan sekelompok masyarakat dalam jumlah yang besar, menyebar, antara satu dengan yang lain tidak saling mengenal/bertemu/berhubungan secara personal. Adapun fungsi utama komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dennis McQuail5, yaitu: a. Menyediakan informasi b. Korelasi - Menjelaskan makna peristiwa dan informasi - Menunjang otoritas dan norma yang mapan - Melakukan sosialisasi, dan lain-lain c. Kesinambungan - Melestarikan nilai-nilai d. Menyediakan hiburan e. Mobilisasi - Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam berbagai bidang
5
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Erlangga, 1996), p. 73
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Komunikasi sebagai Proses dan Penumbuhan Makna Komunikasi bisa dipandang sebagai dua hal. Pertama, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan yang menimbulkan efek. Pandangan ini didukung oleh Harold D. Laswell yang menjelaskan komunikasi dengan who says what in which channel to whom with what effect?. Pandangan Laswell tersebut menunjukkan 5 unsur komunikasi, yakni: (1) Komunikator (source, sender), (2) Pesan (message), (3) Media (channel, medium), (4) Komunikan (receiver), dan (5) Efek (effect) Berdasarkan definisi Laswell, maka komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses 6. Sementara Hamidi mengatakan, bila suatu peristiwa komunikasi berlangsung maka akan tampak beberapa aspek di dalamnya: (a) komunikator, (b) komunikan, (c) pesan, (d) efek, (e) umpan balik, (f) kerangka rujukan atau frame of reference baik dari komunikator atau komunikan, (g) dunia pengalaman atau field of reference baik dari komunikator atau komunikan, dan (h) orientasi penggunaan media 7.
6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), p. 13 7
Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi (Malang: UMM Press, 2007), p. 37-38
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Kedua, komunikasi dipandang sebagai penumbuhan makna, dimana definisi komunikasi mengacu pada istilah bahasa latin yaitu communicare yang berarti to share with atau berbagi. Pandangan kedua ini, komunikasi dianggap sebagai sebuah kegiatan mencipta makna yang bertujuan menghadirkan makna tertentu di benak khalayak 8. Komunikasi tidak hanya berhenti pada proses transmisi pesan atau ketika pesan telah sampai kepada komunikan. Yang lebih utama adalah bagaimana menumbuhkan makna di benak khalayak. Untuk itu, penggunaan tanda atau simbol yang tepat dalam pesan menjadi sangat penting agar pesan dapat dipahami dengan mudah. Inti sebenarnya dari komunikasi adalah pesan itu sendiri. Hal ini
Seorang komunikan tidak bisa menentukan pesan yang akan diterimanya dari komunikator seperti yang diharapkan. Pesan yang diterima hanya dapat diinterpretasikan melalui framing dan persepsi masing-masing mengenai makna dibalik pesan tersebut.
8
Komunikasi sebagai Wacana
commit to user
-262
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
2. Pers Ada dua pengertian mengenai pers, yaitu pers dalam arti sempit dan luas. Pers dalam arti sempit menyangkut kegiatan komunikasi yang hanya dilakukan dengan perantaraan media cetak. Sedangkan pers dalam arti luas menyangkut kegiatan komunikasi baik yang dilakukan media cetak maupun media elektronik 9. Menurut teori tanggungjawab sosial pers, pers memiliki 6 fungsi pokok10, yakni: a. Melayani sistem politik yang memungkinkan informasi tentang segala masalah publik dapat diakses oleh masyarakat. b. Memberikan informasi kepada publik untuk memungkinkannya bertindak bagi kepentingannya sendiri. c. Melindungi hak-hak individu dengan bertindak sebagai watchdog (anjing penjaga) terhadap pemerintah. d. Melayani sistem ekonomi melalui media iklan. e. Memberikan hiburan f. Memelihara otonomi pada segi finansialnya agar tidak terjadi ketergantungan pada kepentingan ataupun pengaruh tertentu. Dalam teori tanggungjawab sosial, pers tidak hanya menjamin hak mayoritas rakyat tetapi juga menjamin hak golongan minoritas bahkan golongan oposisi untuk turut menyuarakan aspirasi dalam medianya. Teori ini telah diaplikasikan di banyak negara yang menganut sistem demokrasi, tak terkecuali Indonesia. Pasca runtuhnya rezim Soeharto dengan pecahnya gejolak reformasi pada tahun 1998, Pers Indonesia baru mulai menikmati kebebasannya 9
Hikmat & Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik;Teori dan Praktik (Bandung: PT. remaja Rosdakarya, 2009), p. 17 10
Hikmat & Purnama Kusumaningrat, Ibid, p. 22
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
setelah 32 tahun dikekang. Hal ini ditandai dengan dicabutnya SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Dengan dicabutnya SIUPP, secara otomatis bisnis perusahaan pers terasa lebih mudah. Bak cendawan di musim hujan, sejak itu perusahaan pers di Indonesia kian pesat. Bermunculan berbagai macam media cetak mulai dari surat kabar/koran, tabloid, dan majalah. Siapa saja berhak mendirikan perusahaan pers tanpa aturan yang berbelit dan penyampaian konten media tanpa unsur kepentingan/pengaruh tertentu. Hal ini didukung oleh UU RI Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers yang menyebutkan bahwa pers nasional sebagai wahana komunikasi massa, penyebar informasi, dan pembentuk opini harus dapat melaksanakan asas, fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya dengan sebaik-baiknya berdasarkan kemerdekaan pers yang professional, sehingga harus mendapatkan jaminan dan perlindungan hokum serta bebas dari campur tangan dan paksaan dari mana pun.
3. Konstruksi Realitas dalam Komunikasi Komunikasi dipandang sebagai secondhand reality. Menurut Ibnu Hamad, maksudnya di sini komunikasi dilakukan dalam rangka menciptakan kenyataan lain atau kenyataan kedua melalui pembentukan wacana sebagai pengganti dari realitas sebenarnya atau kenyataan yang pertama 11. 11
Ibnu Hamad, Op.cit, p. 263
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Cara yang ditempuh dalam pembentukan wacana adalah dengan mengkonstruksi realitas. Untuk melakukannya, pelaku konstruksi tidak terlepas dari aspek internal dan eksternal, dari kerangka rujukan (frame of reference) dan dunia pengalamannya (field of reference). Berikut adalah bagan proses konstruksi realitas menurut James Paul Gee seperti yang dikutip Hamad (2006):
Realitas Pertama: Keadaan, Benda, Pikiran, dan lain-lain
Dinamika Internal & Eksternal pelaku konstruksi
Sistem Komunikasi yang Berlaku
Wacana atau realita yang dikonstruksikan (teks, ucapan, artefak)
Makna, Citra, Kepentingan di balik wacana
Gambar 1.1 Proses Konstruksi Realitas
commit to user
Strategi Mengkonstruksi Realitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
Sehingga proses konstruksi ini mencakup beberapa hal seperti penggunaan bahasa baik kata hingga paragraf, pilihan fakta yang dimasukkan atau dikeluarkan, teknik menyajikan wacana di depan publik. Proses tersebut menghasilkan wacana atau realitas yang dikonstruksikan baik berupa teks, ucapan, atau artefak 12. Karena didasari berbagai faktor, maka wacana atau realitas yang dikonstruksikan itu mengandung makna tertentu dan kepentingan yang ingin diperjuangkan. Realitas itu dibentuk dan dikonstruksi sehingga realitas bisa berwajah ganda/plural. Setiap orang bisa memiliki konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas akibat pengalaman, preferensi, lingkungan yang akan menafsirkan realitas itu dengan konstruksinya masing-masing 13.
12
Ibnu Hamad, Ibid, p. 264
13
Panji, Komunikasi dan Konstruksi Sosial atas Realitas, (http://yearrypanji.wordpress.com/2008/06/04/komunikasi-dan-konstruksi-sosial-atas-realitas/, online) diakses pada Minggu, 14 Oktober 2012 pukul 16:29 wib
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
4. Kolom Parodi Pers dalam konteks media cetak/surat kabar, bila kita membuka halaman demi halaman, maka secara umum isinya dapat digolongkan kedalam tiga kelompok besar. Kelompok pertama adalah berita (news), kelompok kedua disebut opini (views) dan kelompok ketiga dinamakan iklan (advertising). Kelompok berita, meliputi antara lain berita langsung (straight news), berita mendalam (depth news), berita penyelidikan (investigative news), berita khas bercerita (feature news), berita gambar (photo news). Opini (views) adalah tulisan yang berisi pandangan, ide, opini, penilaian media atau penulisnya tentang suatu masalah atau peristiwa. Kelompok opini, meliputi tajuk rencana atau editorial, karikatur, pojok, artikel, kolom, esai dan surat pembaca. Dalam penelitian ini, objek yang diteliti dari surat kabar adalah salah satu dari kelompok opini, yaitu kolom. Kolom menurut AS Haris Menulis Artikel dan Tajuk Rencana
14
:
Opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang
14
Sumadiria. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana; Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis Profesional (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), p. 3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
terdapat dalam masyarakat. Kolom lebih banyak mencerminkan cap pribadi penulis. Sifatnya memadat memakna
Kolom merupakan tulisan jurnalistik yang bersifat personal dan selalu ditulis oleh seorang individu dan biasanya kolom dilihat dari siapa yang menulisnya. Jadi nama penulis dan judul tulisan sama-sama penting bagi sebuah kolom. Penulis kolom disebut kolumnis. Kolom memiliki daya tarik tersendiri dibanding berita, karena kolom memiliki daya tarik personal yang kental. Kolom juga sering memiliki pengaruh yang besar bagi pembaca karena ditulis oleh orang yang kompeten dalam bidangnya, menguasai masalah tersebut sekaligus indah dalam menyampaikan gagasan tersebut.
Kolom bukan merupakan pengembangan berita saja. Kolom bisa berupa hal-hal yang sudah lampau, hikayat masa silam yang dianalogikan dan diproyeksikan terhadap berita masa kini. Namun kini kolom hanya merupakan sudut pandang pembaca terhadap berita tersebut.
Parodi Hutcheon, seperti yang dikutip M. Alwi Dahlan mengatakan parodi menjadi perlawanan dan pembeda antara 2 teks. Parodi juga bisa dipandang sebagai sebuah seni; baik lakon ataupun tulisan menggunakan tema kritik dengan canda menertawakan diri sendiri15.
15
M. Alwi Dahlan, Op.cit, p. 553
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Yang bisa dijadikan objek parodi adalah gerakan, artis secara spesifik, literature, komentar editorial, karya individual, dan lain-lain. Kini, parodi masuk hampir di semua aspek media sebagai budaya popular kontemporer. Parodi membuka peluang seluas-luasnya bagi interpretasi masing-masing pihak 16. Mikhail Bakhtin menyatakan parodi sebagai bentuk representasi. Akan tetapi representasi yang
lebih
ditandai oleh pelencengan,
penyimpangan, dan plesetan makna representasi palsu. Sifat dan metode guna menghasilkan lelucon tersebut kaya dan beragam. Parodi merupakan bentuk dialogisme tekstual, yaitu dua teks atau lebih bertemu dan berinteraksi satu sama lain dalam bentuk dialog17. Dialog ini, seperti disebut sebelumnya, bisa berupa kritik serius, sindiran, atau permainan lelucon dari bentuk yang ada.
16
M. Alwi Dahlan, Ibid, p. 554
17
Purnomo Sidik Kustiyono, Strategi Resistensi terhadap Budaya Populer pada Kolom Parodi Samuel Mulia di Harian Kompas; Sebuah Analisis Wacana Kritis (UNS: Tesis, 2010), p. 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
5. Wacana Telah banyak definisi atau pengertian mengenai wacana yang dikemukakan oleh para ahli. Willis Edmonson dalam Sumarlam memberi pengertian
wacana
sebagai
suatu
peristiwa
terstruktur
yang
dimanifestasikan dalam perilaku bahasa atau yang lainnya 18. Tampak dalam definisi itu bahwa wacana ini menekankan pada adanya sifat keteraturan peristiwa yang dinyatakan dengan bahasa. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) seperti yang diungkap Sumarlam19, wacana dinyatakan sebagai kelas kata benda (nomina) yang mempunyai arti sebagai berikut: a. Ucapan; perkataan; tuturan; b. Keseluruhan tutur yang merupakan satu kesatuan; c. Satuan bahasa terlengkap, realisasinya tampak pada bentuk karangan yang utuh, seperti novel, buku, atau artikel. Selanjutnya diterangkan bahwa pengertian wacana pada poin ketiga dalam KBBI tidak jauh berbeda dengan yang tertuang dalam Kamus Linguistik susunan Harimurti Kridalaksana. Tampak pada batasan tersebut bahwa keutuhan atau kelengkapan makna di dalam sebuah wacana merupakan syarat penting yang harus dimilikinya. Sementara perspektif Baudliard dalam buku Kajian Serba Linguistik menyebutkan20:
18 19 20
Sumarlam, Teori dan Praktik Analisis Wacana (Surakarta: Pustaka Cakra, 2003), p. 5 Sumarlam, Ibid, p. 9 Bambang Kaswanti Purwo, Kajian Serba Linguistik (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), p. 292
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
writing on the contrary are always matter of illusion. Language and writing are living illusion of meaning,
Wacana itu mungkin menghasilkan pemahaman atas suatu berita. Namun demikian,
ketika
menafsirkan
lambang
kebahasaan,
menampilkan
gambaran maknanya, dan menyusun ulang pemahaman antara satu orang dengan yang lain tidak bisa persis sama. Tergantung pada interpretasi masing-masing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
6. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah proses di mana individu mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan umum 21. Pengertian ini dipertajam oleh Dubrin bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari anggota untuk mencapai tujuan22. Salah
satu
konsep
kepemimpinan
yang
menonjol
adalah
Charismatic Leadership dari Max Webber. Webber adalah ilmuwan sosial
akhirnya telah digunakan secara populer.
Max Webber: Kepemimpinan Kharismatik Webber mengatakan sebenarnya konsep kharisma diterapkan pada kualitas tertentu dan kepribadian seseorang berdasarkan yang dianggap luar biasa dan diperlakukan sebagai superhuman atau paling tidak pada kualitas dan kekuatan luar biasa yang spesifik. Maksudnya disini kepemimpinan kharimatik mengacu kepada seseorang yang memperoleh wewenang kepemimpinan melalui suatu pemberian dewa 23. Alexander Kuhn
21
menyebutkan,
adapula
yang
mengganggap
kepemimpinan
Northouse, P.G, Leadership; Theory and Practice (New Delhi: Response Book, 2003), p. 3
22
Dubrin, A.J, Leadership; Research Findings, Practice, and Skills (Boston: Houghton Mifflin Company, 2001), p. 3 23
Marshall & Molly G. Sashkin, Prinsip-prinsip Kepemimpinan (Jakarta: Erlangga, 2003), p.58
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
kharismatik sebagai bakat. Bahkan ada salah satu kamus yang mengartikannya sebagai keajaiban ilahi24. Definisi
Webber
tentang
kepemimpinan
kharismatik
menggambarkan dua aspek penting di dalamnya. Pertama, kualitas pemimpin yang luar biasa dan menjadi teladan itu sangat penting. Kedua, kualitas tersebut dievaluasi oleh pengikutnya. Ini berarti bahwa kharisma seorang pemimpin terletak di mata pengikutnya. Seperti yang diungkap oleh Tuomo Takala 25:
exemplary qualities are importance. Secondly, those qualities are evaluated by followers.
Sebuah penelitian tentang
wacana
kepemimpinan Presiden
Amerika Serikat, Barack Obama pada pemberitaan di surat kabar terkemuka di Finlandia juga mendukung hal tersebut26.
with the emphasis on his exceptional and attractive personality as well as his efficiency, his morality, and his excellent communication skills. In were presented as having a key role in the
Kharisma
Obama
sebagian
besar
terletak
penekanan
kepribadiannya yang luar biasa dan menarik, serta efesiensi, moralitas, dan
24
Alexander Kuhn, Charismatic Leaders; Harness the Power to Create Change, Journal Leadership Excellence, Vol 29, (2012, July 20), diakses tanggal 1 Desember 2012, (http://search.ebscohost.com), p 20 25
Tuomo Takala, dkk, Discourses of of the USA. Journal of Business Ethics. Vol 111, (2012, July 03), diakses tanggal 1 Desember 2012, (http://link.springer.com/article/10.1007/s10551-012-1389-0), p.3 26
Tuomo Takala, dkk, Ibid, p. 14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
keahlian komunikasi yang sangat baik. Faktor lainnya adalah perilaku pengikut yang membentuk kharismanya Selain itu, Webber juga berpendapat bahwa martabat raja yang bersifat turun-temurun adalah hasil dari kepemimpinan kharismatik. Artinya bila sang pemimpin kharismatik memperoleh ketenaran dan bersumber dari alur kepemimpinan yang jelas maka ia bisa membangun dinasti. Namun dalam konsep ini, Webber agaknya lebih tertarik pada dampak atau efek kepemimpinan kharismatik daripada sumber datangnya kharisma itu sendiri27.
27
Marshall & Molly G. Sashkin, Prinsip-prinsip Kepemimpinan (Jakarta: Erlangga, 2003), p. 58
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Pendekatan Modern Kepemimpinan Kharismatik Meski Webber telah memaparkan contoh-contoh tertentu mengenai istilah kepemimpinan kharismatik namun kalangan terpelajar berpikir ulang tentang hal tersebut. Robert House misalnya, ia memulai eksplorasi baru tentang charisma di mana tidak hanya perilaku yang berhubungan dengan kepemimpinan kharismatik saja yang diamati tetapi juga pada aspek kepribadian pemimpin. Pemikirannya ini didasarkan pada gagasan McClelland yang berkonsentrasi pada usaha memahami motivasi manusia 28. McClelland menyatakan bahwa kekuasaan adalah motivasi terbesar dari seorang pemimpin. Dalam sebuah institusi atau organisasi, ada banyak pekerjaan yang dicapai melalui kontribusi yang terkoordinasi dari banyak orang pula. Ini berarti seorang pemimpin melakukan pekerjaannya melalui upaya banyak orang. Dengan demikian, ia harus memiliki dan menggunakan kekuasaannya. Yang menarik, McClelland membagi tipe kekuasaan menjadi dua 29. Pertama,
kekuasaan prososial.
Kekuasaan prososial adalah
kekuasaan yang didistribusikan. Artinya, kekuasaan tidak hanya terpusat pada manajemen puncak, tetapi juga dipercayakan pada tingkatan bawahnya. Semakin banyak orang memiliki pengaruh maka semakin banyak pula pekerjaan yang dapat dilakukan. Kedua, kekuasaan yang 28 29
Marshall & Molly G. Sashkin, Ibid, p. 59 McClelland seperti yang dikutip Marshall & Molly G. Sashkin, Ibid, p. 59-60
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
dipribadikan. Tipe ini sudah lazim dilihat. Pemimpin menggunakan kekuasaannya untuk membedakan diri dari orang lain sekaligus untuk membuktikan
statusnya.
Biasanya tipe
seperti ini ingin
terlihat
mendominasi orang lain. Sementara itu, James M. Burns mencetuskan konsep baru yang juga bermula dari perluasan pemikiran kepemimpinan kharismatik, yaitu kepemimpinan transformasional. Ia berpendapat, kepemimpinan adalah ihwal mentransformasi orang dan organisasi sosial, bukan memotivasi pekerja untuk menukar kinerja mereka dengan upah30. Hal ini yang membawa Marshall dan Molly G. Sashkin berusaha menjelaskan hubungan antara pemimpin, pengikut, dan kekuasaan melalui tiga pola kepemimpinan31: 1. Pola Kepemimpinan Kharismatik Kepemimpinan kharismatik memperoleh ketaatan dengan cara meyakinkan pengikutnya agar bertindak seperti yang diperintahkan. Dengan begitu pengikut akan berekspektasi berkuasa seperti pemimpin. 2. Pola Kepemimpinan Transaksional Kepemimpinan Transaksional memperoleh ketaatan atau kerelaan dari ekspektasi pengikut terhadap award and punishment. 3. Pola Kepemimpinan Transformasional Pola kepemimpinan ini memperoleh ketaatan dari internalisasi nilai-nilai bersama yang menjadi pedoman bertindak. Marshall & Molly kemudian menguraikan elemen karakter kepemimpinan transformasional dengan tiga aspek kepribadian manusia, yaitu emosi, tindakan, dan kognisi. Dari sisi emosional, kepemimpinan 30 31
Marshall & Molly G. Sashkin, Ibid, p. 39 Marshall & Molly G. Sashkin, Ibid, p. 70-77
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
transformasional
membutuhkan
perasaan
kontrol
pribadi
melalui
kekuasaan. Dari sisi tindakan, karakteristik utama terletak pada optimism atau rasa percaya diri. Sementara dari segi kognisi, karakteristik kepemimpinan transformasional terletak pada visi yang dimilikinya 32. Selain konsep kepemimpinan kharismatik Webber, Indonesia juga memiliki konsep kepemimpinan Jawa yang sampai saat ini masih diapresiasi.
32
Marshall & Molly G. Sashkin, Ibid, p. 95-96
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Konsep Kepemimpinan Jawa; Hasta Brata Slamet Sugiharto dan Widyaiswara Utama dalam makalahnya yang berjudul Kepemimpinan Jawa mengungkapkan salah satu aspek yang membentuk Bangsa Indonesia adalah suku bangsa, terutama Suku Jawa sebagai
suku
mayoritas.
Keadaan
ini
dianggap
mempengaruhi
kompleksitas hubungan dalam sebuah kepemimpinan baik di masa lalu maupun sekarang. Sehingga pemahaman konsep kepemimpinan barangkali bisa membantu memahami konsep kepemimpinan di Indonesia 33. Salah satu konsep kepemimpinan Jawa yang masih banyak dijadikan acuan dan cukup luas diapresiasi adalah Konsep Hasta Brata. Istilah ini diambil dari buku Ramayana karya Yasadipura I pada akhir abad 18 (1729artinya langkah. Sehingga konsep ini berisi delapan langkah yang harus dimiliki seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya 34. Menurut konsep ini pemimpin harus mencontoh delapan watak dewa yang mencerminkan delapan sifat alam. Berikut penjelasannya 35:
33
Slamet Sugiharto & Widyaiswara Utama, Kepemimpinan Jawa (Pusdiklat Kementerian Dalam Negeri Regional Yogyakarta) 34
Sutrisna Wibawa, Nilai-nilai Etis Kepemimpinan Jawa dalam Serat Wedhatama Karya Mangkunegara IV (Universitas Negeri Yogyakarta, 2010) 35
Sutrisna Wibawa, Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
1. Bumi atau Tanah Bumi merupakan simbol dari Bathara Endra yang mencerminkan watak ajeg atau konsisten. Maksudnya, seorang pemimpin harus-lah tegas dan konsisten. Disamping itu, bumi juga menawarkan kesejahteraan bagi seluruh mahkluk hidup yang ada di atasnya. Tidak pandang bulu, tidak pilih kasih, dan tidak membeda-bedakan. Maka seorang pemimpin juga harus memikirkan kesejahteraan pengikutnya. 2. Matahari Matahari menjadi simbol Bathara Surya yang selalu memberi penerangan, kehangatan, serta energi merata ke seluruh pelosok bumi. Maka pemimpin harus memberi semangat, memberi pencerahan, membangkitkan motivasi dan memberi kemanfaatan pengetahuan bagi orang yang dipimpinnya. 3. Angin Angin adalah simbol Bathara Bayu. Angin pada dasarnya adalah udara yang bergerak dan udara ada di mana saja dan ringan bergerak ke mana saja. Jadi pemimpin itu harus mampu berada di mana saja dan bergerak ke mana saja dalam artian bahwa meskipun mungkin kehadiran seorang pemimpin itu tidak disadari, namun dia bisa berada dimanapun dia dibutuhkan oleh anak buahnya. 4. Laut atau Samudera Laut atau Samudera mencerminkan watak Bathara Kuwera. Laut atau samudra yang lapang dan luas, menjadi muara dari banyak aliran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
sungai. Artinya seorang pemimpin mesti bersifat lapang dada dalam menerima banyak kritik atau masalah dari anak buah. 5. Air Air menjadi simbol Bathara Baruna. Artinya, pemimpin harus berwatak adil dan menjunjung kesamaan derajat dan kedudukan ibarat air yang mengalir sampai jauh dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Meskipun wadahnya berbeda-beda, air selalu mempunyai permukaan yang datar dan merata. 6. Bintang Bintang merupakan simbol dari Bathara Yama. Bintang adalah penunjuk arah yang indah. Seorang pemimpin harus mampu menjadi panutan, menjadi tauladan dan mampu memberi petunjuk bagi orang yang dipimpinnya. 7. Bulan Bulan mencerminkan watak Bathara Candra yang selalu memberi penerangan saat gelap dengan cahaya yang sejuk dan tidak menyilaukan. Maksudnya di sini pemimpin harus mampu memberi kesempatan di kala gelap, memberi kehangatan di kala susah, memberi solusi saat ada masalah dan menjadi penengah di tengah konflik. 8. Api Api adalah simbol Bathara Brama yang bersifat membakar. Artinya seorang pemimpin harus mampu membangkitkan semangat anak buahnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Nilai-nilai Kepemimpinan Tentang Nilai kepemimpinan, Dale Carnegie dalam bukunya
kepemimpinan di dalam setiap diri manusia. Hal senada juga diungkapkan hnya memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin. Dan Kekuatan terdahsyat 36
.
Herman Musakabe memandang kepemimpinan sebagai suatu seni (art) dan ilmu (science) untuk mempengaruhi orang lain. Sehingga dar i orang-orang yang dipimpin muncul suatu kemauan, respek, kepatuhan, dan kepercayaan terhadap pemimpin untuk melaksanakan tugas dan tujuan yang ingin dicapai37. Selanjutnya turut dijelaskan bahwa nilai-nilai kepemimpinan adalah sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki seorang pemimpin agar kepemimpinannya efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berikut nilai-nilai kepemimpinan yang perlu dimiliki seorang pemimpin38:
36
Anonim, Sistem dan Nilai Kepemimpinan, (http://www.leadership-park.com/new/welcomedrink/sistem-dan-nilai-kepemimpinan.html), diakses Senin 15 Oktober 2012 pukul 21:36 wib 37
Herman Musakabe, Nilai-Nilai Kepemimpinan dan Peran Pemimpin Aparatur Pemerintah, (http://hermanmusakabe.nttprov.go.id/?p=26, online), diakses Senin, 15 Oktober 2012 pukul 20:29 wib 38
Herman Musakabe, Ibid, online
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
a. Integritas dan moralitas Integritas menyangkut mutu, sifat, dan keadaan yang memancarkan kejujuran dan kewibawaan. Sedangkan moralitas menyangkut akhlak, budi pekerti, ajaran tentang baik dan buruk, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan etika. b. Tanggung jawab Pemimpin harus bertanggungjawab dalam misi dan mandate yang dipercayakan kepadanya. c. Visi pemimpin Seorang
pemimpin
hampir
identik
dengan
visi
dalam
kepemimpinannya. Visi adalah ke mana arah organisasi dan orangorang yang dipimpin dibawa. d. Kebijaksanaan Kebijaksanaan
merupakan
kearifan
seorang
pemimpin
dalam
memutuskan sesuatu dengan adil. e. Keteladanan Keteladanan merupakan sikap dan tingkah laku pemimpin yang dapat dijadikan contoh untuk perunbahan yang lebih baik. f. Menjaga kehormatan Pemimpin harus menjaga kehormatan dirinya dan martabat institusi yang dipimpinnya. g. Beriman h. Kemampuan berkomunikasi Seorang pemimpin harus membangun komunikasi yang baik dengan orang-orang yang dipimpinnya karena keduanya dipandang sebagai satu keutuhan dan memiliki ketergantungan satu sama lain demi tujuan umum. i.
Komitmen meningkatkan kualitas SDM
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
F. KERANGKA KONSEP DAN PEMIKIRAN 1. KERANGKA KONSEP
a. Kepemimpinan (leadership) Herman Musakabe memandang kepemimpinan sebagai suatu seni (art) dan ilmu (science) untuk mempengaruhi orang lain. Sehingga dari orang-orang yang dipimpin muncul suatu kemauan, respek, kepatuhan, dan kepercayaan terhadap pemimpin untuk melaksanakan tugas dan tujuan yang ingin dicapai 39.
b. Kolom Parodi Kolom merupakan opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat dalam masyarakat. Kolom lebih banyak mencerminkan cap pribadi penulis. Sifatnya memadat memakna 40. Sementara parodi adalah sebuah komposisi dalam prosa atau puisi yang di dalamnya terdapat kecenderungan-kecenderungan pemikiran dan ungkapan karakteristik dalam diri seorang atau sekelompok pengarang diimitasi sedemikian rupa untuk membuatnya tampak absurd, khususnya dengan melibatkan subjek-subjek lucu, imitasi dari sebuah karya yang dibuat modelnya kurang lebih mendekati aslinya, 39
Herman Musakabe, Ibid, online
40
Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk Rencana; Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis Profesional (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), p. 3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
akan tetapi disimpangkan arahnya, sehingga menghasilkan efek kelucuan.
c. Analisis Wacana Analisis wacana menurut Sobur adalah studi tentang struktur pesan pada dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa. Kajian tentang pembahasaan realitas dalam sebuah pesan tidak hanya apa yang tampak dalam teks atau tulisan, situasi dan kondisi (konteks) seperti apa bahasa tersebut diujarkan akan membedakan makna subyektif atau makna dalam perspektif mereka 41.
41
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), p. 48
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
2. KERANGKA PEMIKIRAN Untuk mempermudah pencapaian tujuan penelitian, dibutuhkan kerangka pemikiran yang menjadi pembatas/rambu-rambu sekaligus pokok permasalahan yang ingin diteliti. Berdasarkan latar belakang, teori, dan masalah yang diangkat, didapat skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
Data Primer: teks pada Kolom Parodi Samuel Mulia harian Kompas Edisi Minggu yang mengandung topik kepemimpinan
Struktur Makro (Tematik)
Supersrtuktur (Skematik)
Struktur Mikro (Semantik) (Sintaksis) (Stilistik) (Retoris)
Penarikan Kesimpulan Pandangan terhadap topik kepemimpinan pada Kolom Parodi Samuel Mulia
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
G. METODOLOGI 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena 42. Karena mendeskripsikan maka penelitian ini juga disebut penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi suatu peristiwa, penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat suatu prediksi. Sehingga dalam konteks penelitian ini, penulis hanya memaparkan bagaimana pandangan mengenai topik kepemimpinan pada Kolom Parodi Samuel Mulia Harian Kompas Edisi Minggu Periode Januari
Oktober
2012.
2. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah analisis wacana mengingat penelitian ini memfokuskan pada studi pesan apa yang ingin disampaikan Samuel Mulia terkait topik kepemimpinan. Seperti telah disebutkan sebelumnya, analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan dalam komunikasi atau telaah melalui aneka fungsi bahasa. Sementara Pawito menyatakan analisis wacana sebagai suatu cara atau metode untuk mengkaji wacana yang terkandung di dalam pesan-pesan komunikasi baik secara tekstual maupun kontekstual. Analisis wacana berkenaan dengan isi 42
M.Djunaidi Ghony & Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), p. 13
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
pesan komunikasi yang sebagian diantaranya berupa teks,
yang
memungkinkan kita melihat bagaimana pesan-pesan diorganisasikan, digunakan dan dipahami43. Analisa
wacana
yang
sesungguhnya
berusaha
memahami
bagaimana realitas dibingkai, direproduksi dan didistribusikan ke khalayak. Analisis ini bekerja menggali praktek-praktek bahasa di balik teks
untuk
menemukan
posisi
ideologis
dari
narasi
dan
menghubungkannya dengan struktur yang lebih luas. Dengan demikian analisis wacana merupakan salah satu model analisa kritis yang memperkaya pandangan khalayak bahwa ada keterkaitan antara produk media, ekonomi dan politik. Keterkaitan ini dapat dimunculkan pada saat analisis wacana bergerak menuju pertanyaan bagaimana bahasa bekerja dalam sebuah konteks dan mengapa bahasa digunakan dalam sebuah konteks dan bukan untuk konteks yang lain.
3. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah terkait topik kepemimpinan di Harian Kompas Edisi Minggu selama periode Januari s.d. Oktober 2012. Dengan teknik purposive sampling, penulis mendapatkan 8 judul dari objek penelitian yang akan diteliti. Rinciannya sebagai berikut:
43
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: LKiS pelangi Aksara, 2007), p. 170
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Tabel 1.1 Topik Kepemimpinan pada Kolom Parodi Samuel Mulia Harian Kompas Edisi Minggu No.
Edisi
Judul
1.
12 Februari 2012
Tekan 9
2.
8 April 2012
Pimpinan
3.
15 April 2012
Sopir Taksi
4.
4 Maret 2012
Nyanyian Sumbang
5.
5 Agustus 2012
Fokus
6.
2 September 2012
Berjiwa
7.
7 Oktober 2012
Faith
8.
14 Oktober 2012
Kompetisi
4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data verbal dimana data dikumpulkan dengan cara mengamati dan mencatat fenomena yang diselidiki melalui penglihatan. Untuk menentukan artikel kolom yang akan diteliti sehubungan dengan topik kepemimpinan maka digunakan teknik sampling
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
karena dalam kurun waktu tersebut (Januari-Oktober 2012) tidak semua membahas tentang kepemimpinan. Logika sample pada penelitian kualitatif adalah keterwakilan (representativeness) dari sebagian populasi yang secara efektif diamati dan diteliti untuk mewakili seluruh populasi44. b. Data Kepustakaan, menelaah dan mengkaji bahan bacaan yang relevan
dengan
topik
yang
diteliti.
Antara
lain
dengan
menggunakan buku, majalah, tabloid, bulletin, brosur, dan internet yang memuat berita atau informasi tentang topik yang sedang diteliti. Adapun data-data primer dalam penelitian ini adalah Kolom Parodi Samuel Mulia terkait topik kepemimpinan di Harian Kompas Edisi Minggu selama periode Januari s.d. Oktober 2012.
5. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan adalah model analisis Teun A. Van Dijk. Pada penelitian ini, penulis hanya mengkaji topik, kerangka penulisan, diksi, gaya bahasa, dan kalimat tertentu dari Kolom Parodi Samuel Mulia yang menggambarkan mengenai kepemimpinan. Oleh
44
Pawito, Op.cit, p. 86
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
karena itu, kajian penelitian ini sebatas pada level teks. Berikut d imensi teks menurut Van Dijk yang terdiri dari 3 struktur 45: a. Struktur Makro, adalah makna umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang diangkat. b. Superstruktur, yaitu struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, tentang bagaimana bagian-bagian teks tersusun secara utuh. c. Struktur Mikro, merupakan makna wacana yang dapat diamati dari bagian kecil suatu teks yakni kata, kalimat, anak kalimat, proposisi, parafrase, dan gambar.
Struktur wacana Van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut:
45
Alex Sobur, Op.cit, p. 73-74
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Tabel 1.2 Struktur Wacana Van Dijk dalam Analisis Teks Struktur Wacana Struktur Makro
Hal yang diamati
Elemen
Tematik (Tema apa yang dikedepankan) Skematik (Bagaimana pendapat disusun dan dirangkai) Semantik (Makna apa yang ingin ditekankan dalam teks)
Topik
Struktur Mikro
Sintaksis (Bagaimana pendapat disampaikan)
Bentuk kalimat, koherensi, kata ganti
Struktur Mikro
Stilistik (Bagaimana pilihan kata yang dipakai) Retoris (Bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan )
Superstruktur
Struktur Mikro
Struktur Mikro
Skema
Latar, detail, maksud, praanggapan, nominalisasi
Leksikon
Grafis, Metafora, ekspresi
Sumber: Diadopsi dari Eriyanto (2002: 228-229)
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan semua elemen analisis dari struktur wacana Van Dijk, yaitu: Tematik, Skematik, Semantik, Sintaksis, Stilistik, dan Retoris. Tematik menunjuk pada apa yang ingin dikatakan dalam teks. Bisa juga disebut gagasan inti atau topik utama yang diangkat. Topik menggambarkan gagasan apa yang ditonjolkan Samuel Mulia ketika memandang suatu peristiwa yang dialaminya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Skematik menggambarkan bagaimana pendapat disusun dan dirangkai. Artinya, skematik menunjuk pada strategi untuk mendukung topik dengan menyusun tiap bagian teks dengan urutan tertentu. Semantik dalam skema Van Dijk menunjuk pada makna lokal, yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam tubuh teks. Analisis wacana juga memusatkan perhatian pada makna eksplisit maupun implisit. Dengan kata lain, semantik tidak hanya memaparkan bagian terpenting saja tetapi juga menggiring pada makna yang disembunyikan pada sisi tertentu suatu peristiwa Sintaksis merupakan strategi manipulatif untuk menampilkan diri sendiri secara positif dan pihak lawan secara negatif. Hal tersebut bisa dilihat melalui pemakaian koherensi, nominalisasi,
abstraksi, dan
pemakaian kata ganti. Stilistik memusatkan perhatiannya kepada cara penulis ini kolumnis
dalam hal
menyatakan maksudnya melalui bahasa. Gaya bahasa bisa
mencakup pilihan diksi atau leksikal, struktur kalimat, majas dan citraan, atau pola rima seperti dalam karya sastra. Sementara retoris merupakan gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Misalnya dengan ungkapan hiperbolik (melebih-lebihkan atau bertele-tele), gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (pemakaian kata-kata yang permulaannya sama bunyinya seperti sajak),
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
ejekan (ironi), interaksi (bagaimana kolumnis menempatkan dirinya diantara khalayak; formal, informal, atau santai), dan metafora (kiasan) 46.
46
Alex Sobur, Ibid, p. 78-85
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
BAB II DESKRIPSI HARIAN UMUM KOMPAS
A. SEJARAH SINGKAT Kompas merupakan perusahaan media massa yang besar, terkemuka, dan termasuk memiliki usia cukup lama dibandingkan media atau surat kabar lainnya. Tahun 1964, Presiden Soekarno mendesak Partai Katolik untuk mendirikan koran. Karena saat itu, berbagai pemberitaan Surat Kabar Harian Rakyat milik Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak berimbang dan dianggap telah mendominasi ranah politik negeri serta mempengaruhi langkah politik Presiden Soekarno. Awal tahun 1965, usaha Partai Katolik untuk menerbitkan surat kabar
mulai
dilaksanakan.
Didukung
oleh
Frans
Seda
Menteri
Perkebunan saat itu, pimpinan Partai Katolik, Ignatius Josef Kasimo beserta Petrus Kanisius Ojong, Jakoeb Oetama, dan perwakilan Organisasi Katolik lainnya membentuk Yayasan Bentara Rakyat. Yayasan ini nantinya akan menjadi payung penerbitan surat kabar milik Partai Katolik. Ketika keputusan penerbitan koran telah final, P.K Ojong dan Jakoeb Oetama ditunjuk untuk mendirikan perusahaan media. Namun suhu politik yang memanas saat itu membuat pekerjaan tersebut tidaklah mudah. Ada beberapa hambatan yang mengganjal, meski izin terbit telah dikantongi dari Presiden Soekarno. Mulai dari penghadangan penerbitan oleh PKI hingga izin operasi keluar oleh Panglima Militer Jakarta, Letnan
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Kolonel Dachja yang mensyaratkan 5000 tanda tangan pelanggan terpenuhi. Setelah semua persyaratan terpenuhi, surat kabar milik Partai Katolik ini pun akhirnya bisa terbit. Awalnya, harian ini akan diberi nama Bentara Rakyat sesuai dengan nama yayasan yang memayunginya. Namun atas usulan Presiden Soekarno pengurus yayasan
yang telah disetujui pula oleh para
akhirnya harian ini diberi nama Kompas yang berarti
penunjuk arah. Saat itu, PT. Kinta, perusahaan yang menerbitkan majalah bulanan Intisari yang didirikan oleh Petrus Kanisius Ojong dan Jakoeb Oetama akan bangkrut maka Kompas merekrut sebagian dari wartawan bulanan Intisari ini. Kompas edisi pertama dicetak oleh Percetakan Negara Eka Grafika
milik Harian Abadi yang berafiliasi pada Partai Majelis Syuro
Muslimin Indonesia (Masyumi)
dan terbit resmi pertama kali tanggal 28
Awal terbit, Kompas mendapatkan oplah sebesar 4.828 eksemplar. Menginjak tahun 70-an, Kompas juga dicetak di percetakan Surya Praba dan Jakarta Press karena adanya keterbatasan kapasitas cetak di PT. Kinta. Lama-kelamaan Kompas ingin memiliki percetakannya sendiri untuk menghindari ketergantungan dengan percetakan orang lain. Dengan bantuan kredit dari Bank BNI, akhirnya Kompas memiliki percetakannya sendiri. Menggunakan mesin cetak web offset merek Pacer buatan Inggris, percetakan tersebut mulai beroperasi dengan kapasitas cetak 20.000
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
eksemplar per jam. Sehingga oplah Kompas pun naik hingga 96.000 eksemplar dengan tebal 12 halaman tiap edisi47. Meski sempat dilarang terbit sampai dua kali yakni pada tanggal 2 Oktober 1965 dan 21 Januari 1978 dengan dalih untuk menghindari pemberitaan yang akan menimbulkan kebingungan masyarakat akibat kondisi politik negeri yang kian memanas, namun Kompas menunjukkan dirinya masih mampu bertahan dan bangkit. Seiring bergulirnya waktu, Kompas semakin berkembang pesat dengan oplah yang juga semakin meningkat dan tetap eksis sampai sekarang.
B. VISI DAN MISI Visi Kompas yakni menjadi institusi yang memberikan pencerahan bagi
perkembangan
masyarakat
Indonesia
yang
demokratis
dan
bermartabat serta menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan. Kompas ingin berpartisipasi membangun Masyarakat Indonesia Baru berdasar
dalam perbedaan. Untuk lebih spesifik, diuraikan sebagai berikut48: 1. Kompas adalah lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka. 2. Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok tertentu baik politik, agama, sosial, atau golongan ekonomi. 47
(online), (http://www.scribd.com/doc/4095740/Sejarah-Harian-Kompas-Sebagai-Pers-PartaiKatolik, diakses tanggal 18 Oktober 2012 ). 48
Haris Firdaus, Skripsi, Konstruksi Kompas dalam Dua Blog (Analisis Wacana Kritis Tentang Konstruksi Harian Umum Kompas dalam Blog Kompas Inside dan Inside Kompas), Surakarta, FISIP, Universitas Sebelas Maret, 2009.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
3. Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi posit if dengan segala kelompok. 4. Kompas adalah koran nasional yang berusaha mewujudkan aspirasi dan cita-cita bangsa. 5. Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang dikembangkan tetapi selalu memperhatikan konteks struktur kemasyarakatan dan pemerintah yang menjadi lingkungan.
Sementara Misi Kompas yaitu mengantisipasi dan merespon dinamika masyarakat
secara
professional,
sekaligus
memberi
arah
dengan
menyediakan dan menyebarluaskan informasi terpercaya. Bisa dikatakan, melalui misinya, Kompas ingin mengasah kepekaan masyarakat akan halhal di sekelilingnya melalui pemberitaan-pemberitaan yang mementingkan nilai kemanusiaan, keadilan, serta nasionalisme yang mengandung aspirasi dan cita-cita bangsa.
C. KEBIJAKAN REDAKSIONAL & NILAI-NILAI DASAR Kebijakan redaksional Kompas tertuang dalam beberapa pernyataan sebagai berikut49: 1. Tidak berpihak pada satu golongan, partai, maupun agama dalam pemberitaannya.
49
Rahajeng Dyah Utami, Skripsi, Pandangan Harian Kompas terhadap Kasus Bibit-Chandra (Analisis Wacana Teks pada Tajuk Rencana Kompas Periode 1 Oktober-31 Desember 2009), Surakarta, FISIP, Universitas Sebelas Maret, 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
2. Tidak membenarkan mengkritik seseorang mengenai hal-hal pribadi. 3. Mengutamakan check dan re-check dalam pemberitaan. 4. Menghargai hal-hal off the record. 5. Menghargai hak jawab baik dalam bentuk berita maupun surat pembaca. 6. Tidak membenarkan para wartawannya mencari keuntungan pribadi. 7. Tidak membuat berita-berita yang mengandung SARA. 8. Tidak ada kebijakan prosentase volume atau isi yang akan dimuat, baik politik, ekonomi, dan berita lainnya. Artinya, mana berita yang aktual dan bermanfaat bagi pembaca maka berita itu yang akan dimuat. Nilai-nilai Dasar Kompas Seluruh kegiatan dan keputusan dalam pemberitaan oleh Kompas harus berdasarkan dan mengikuti nilai-nilai sebagai berikut50 : 1. Menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan harkat dan martabatnya 2. Mengutamakan watak baik 3. Profesionalisme 4. Semangat kerja tim 5. Berorientasi pada keputusan konsumen (pembaca, mitra iklan, mitra kerja-penerima proses selanjutnya) 6. Tanggung jawab sosial 50
Al. Vivi Purwito Sari, Skripsi, Analisis Framing Berita Headline Freeport di Harian Kompas, Makasar, FISIP, Universitas Hasanudin, 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Selanjutnya bertingkah laku mengikuti nilai-nilai tersebut, dengan begitu akan memberikan jasa memuaskan bagi pelanggan.
D. RUBRIKASI Tiap harinya, Kompas terbit sebanyak 32 halaman. Di samping halaman tambahan untuk rubrik tertentu seperti Fokus, Kompas Muda, Kompas Kampus, Teropong, Karier, dan lain sebagainya. Untuk lebih jelasnya, diuraikan rubrikasi Harian Kompas sebagai berikut: 1. Headline atau Berita Utama. Terletak di halaman muka (front page) atau halaman 1. Berisi berita utama, yang terkini dan teraktual mengenai peristiwa nasional. Terdiri dari hardnews dan features, lengkap dengan foto. 2. Politik dan Hukum Terletak pada halaman 2 sampai dengan 5, berisi seputar berita-berita politik dan hokum yang terjadi di dalam negeri. 3. Opini Sesuai nama rubriknya, maka hanya berisi seputar opini berbagai pihak mengenai peristiwa tertentu, tajuk rencana, pojok, serta surat pembaca
sampai dengan 7. 4. Internasional Halaman internasional terletak pada halaman 8 sampai dengan 11. Berisi tentang berita-berita yang terjadi di luar negeri baik itu politik,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
hukum, keamanan, dan sebagainya disertai lengkap dengan foto pilihan. 5. Pendidikan dan Kebudayaan serta Lingkungan dan Kesehatan Rubrik Pendidikan dan Kebudayaan maupun rubrik Lingkungan dan Kesehatan terletak pada halaman yang sama yakni halaman 12. Kedunya berisi berita baik hardnews maupun features tentang pendidikan, kebudayaan, lingkungan, dan kesehatan. 6. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Terletak
pada
halaman
13,
berisi
seputar
berita
mengenai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 7. Umum Biasanya rubrik ini berisi lanjutan dari berita utama atau headline yang dibuat bersambung dan terletak pada halaman 14-15. 8. Sosok Merupakan halaman yang berisi ulasan dan biografi tokoh ternama, berprestasi atau mencipta suatu karya, dan melakukan hal-hal luar biasa yang dapat dijadikan teladan bagi para pembaca. Rubrik sosok terletak pada halaman 16. 9. Ekonomi Rubrik ini berada di halaman 17 sampai dengan 20 pada lembar tersendiri, terpisah dari lembar utama. Berisi mengani hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi, bisnis, dan keuangan. 10. Nusantara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Berisi hard news maupun soft news mengenai berita-berita lokal maupun dari daerah. Terletak pada halaman 21 sampai dengan 25. 11. Metropolitan Terdapat pada halaman 26 dan 27, berisi seputar berita mengenai kota metropolitan, Jakarta. 12. Olahraga Terdapat pada halaman 28 sampai dengan 31, berisi seputar berita olah raga baik dalam maupun luar negeri. 13. Nama dan Peristiwa Terdapat pada halaman 32, berisi seputar berita ringan orang-orang ternama, entah itu penyanyi/musisi, aktor/aktris, olahragawan, dan lain-lain, baik lokal maupun internasional. 14. Klasika Biasanya merupakan lembar tersendiri dan termasuk halaman akhir yang berisi kumpulan iklan, baik itu iklan baris, kolom, maupun display. Sedangkan untuk Kompas Minggu, meski ada beberapa substansi yang sama seperti hari biasa namun terdapat tambahan, yaitu beberapa rubric khusus berisi berita atau artikel yang berkaitan dengan human interest dan hiburan. Berikut rubrikasinya:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Tabel 2.1 Rubrikasi Kompas Minggu Rubrik Tetap
Hal
1. Headline
1
2. Umum
2, 11
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nusantara Metropolitan Olahraga Internasional Nama & Peristiwa Klasika
3 4 5-9 10 24 33-36
Rubrik Khusus Minggu 1. Foto Pekan ini Berisi rangkaian foto yang bercerita tentang suatu peristiwa (photo story) 2. Kehidupan Biasanya mengangkat artikel yang berkaitan dengan kepedulian terhadap sesama. Di dalamnya juga berisi sub rubrik seperti: -Perjalanan -Hiburan -Santap -Kontak & Kilasan Peristiwa -Konsultasi -Buku -Seni -Persona 3. Sosialita Di dalamnya berisi sub rubrik: -Daya -Aksen -Anak -TTS & Kartun -Aku & Rumahku -Hobi & Komunitas
commit to user
Hal 12
13
14 15 16 17 18 19 20-22 23
25
26 27 28-29 30 31 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
E. STRUKTUR ORGANISASI Gambar 2.1 Struktur Organisasi Harian Umum Kompas51 Pemimpin Umum Wakil Pemimpin Umum Badan Penelitian & Pengembangan
Pemimpin Perusahaan Sirkulasi Pemimpin Redaksi Wakil Pemimpin Redaksi
Perpustakaan & Dokumentasi
Iklan
Sekretaris Redaksi
Tim Penulis
Pemimpin Sirkulasi
Hal Opini
Redaktur Pelaksana
Hal Opini
Sekretaris
Waredpel I
Bid. Polkam
Waredpel II
Waredpel III
Metropolitan
Red. Feature
Luar Negeri
Pendidikan & Kebudayaan
Hukum & Kriminalitas
Red. Daerah
Ekonomi IPTEK
Red. Fotografi Olahraga Penyutingan
Red. Kompas Minggu
Red/ Wakil Bid. Produksi Tata Wajah
51
Al. Vivi Purwito Sari, Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
F. SUSUNAN REDAKSI Susunan redaksi Harian Kompas saat ini adalah sebagai berikut: Pimpinan Umum
:
Jakoeb Oetama
Wakil Pemimpin Umum
:
Agung Adiprasetyo, St. Sularto
Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab
:
Rikard Bagun
Wakil Pemimpin Redaksi
:
Trias Kuncahyono, Budiman Tanuredjo, Ninuk Mardiana Pambudy
Redaktur Senior
:
Ninok Leksono, Parengkuan
Redaktur Pelaksana
:
James Luhulima
Wakil Redaktur Pelaksana
:
Mohammad Bakir, Bambang Sigap Sumantri
Sekretaris Redaksi
:
Retno Bintarti, M. Nasir
commit to user
August
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
BAB III ANALISA KOLOM PARODI SAMUEL MULIA Kolom merupakan artikel yang bersifat sangat personal. Gaya penulisannya pun amat individual, mengekspresikan keyakinan atau kebenaran kolumnis. Ulasannya bersifat faktual dan menyentuh berbagai bidang 52. Sebagai salah satu bentuk opini, kolom bisa mempengaruhi pandangan-pandangan publik lewat personal appeal atau daya tarik kolumnisnya dan tentu saja dukungan media massa yang menghadirkannya. Seperti telah dijelaskan dalam latar belakang penelitian, tema kepemimpinan merupakan tema yang tidak pernah usang karena setiap manusia adalah pemimpin dalam kehidupannya. Oleh karena itu, ulasan Samuel Mulia yang santai namun cerdas dalam Kolom Parodi Harian Kompas Edisi Minggu, penulis rasa perlu dibahas secara mendalam untuk mengetahui bagaimana representasi pemimpin atau bagaimana pandangan Samuel mengenainya. Berikut hasil penelitiannya: A. TEMATIK Seperti dipaparkan dalam bab sebelumnya, Van Dijk membagi tingkatan atau struktur teks menjadi 3 bagian. Struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Struktur makro bisa dikatakan sebagai makna global dari teks yang dapat diamati melalui topik atau tema yang diangkat. Dengan demikian,
52
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), p. 60.
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
unsur tematik ini merupakan gagasan inti atau apa yang ingin dikatakan di dalam teks.
mengenai kepemimpinan, terdapat 5 tema pokok dari 8 kolom parodi yang diteliti selama periode Januari
Oktober 2012. Berikut adalah tema-tema
kepemimpinan yang diangkat melalui sudut pandang Samuel Mulia : 1. Pemimpin harus memiliki passion
Mulia menyebutkan bahwa pemimpin harus memiliki passion atau gairah
sebuah organisasi maupun perusahaan. Berkenaan dengan konteks ini, Samuel Mulia sedikit mengaitkan dengan konsep marketing mix. Marketing mix atau yang sering disebut bauran pemasaran terdiri atas empat elemen, yaitu product, price, place, dan promotion, yang disingkat dengan 4P
53
. Namun menurut Samuel, yang terpenting justru P yang satu
ini. People. Karena produk, hasil intelektualitas manusia yang acap kali mencengangkan hanyalah benda mati yang tak memiliki jiwa. Maka, manusia yang mengoperasikan benda mati tersebut memiliki jiwa
53
Morissan, Periklanan; Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), p. 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Menurutnya, pemimpin harus memiliki jiwa yang sehat dan passion agar apa yang dijalankannya, berjalan dengan benar. Buat saya, perusahaan itu bisa maju, mundur, bahkan bangkrut, itu bukan hebat atau buruknya orang keuangan semata, juga bukan hebat atau buruknya kemampuan tim lain di bawahnya, tetapi passion yang ada di dalam diri pemilik perusahaan (Kompas, Minggu, 12 Februari 2012:
Hal ini kemudian didukung juga dengan pernyataan: Passion-lah yang membuat seorang pemilik perusahaan atau pemimpin mengetahui apa yang ingin dicapai, bagaimana caranya mencapai, mengevaluasi apakah mungkin bisa mencapainya, serta tak hanya mengeluh irit, irit, irit, dan tak pernah merasa cukup akan hasil yang
Lebih lanjut, Samuel Mulia menyebutkan pemimpin harus mampu
benda mati, manusia di belakangnya tidak boleh malas, tidak boleh mengeluh, atau selalu mencari alasan. Tim yang mau berjalan extra miles itu karena melihat atasannya yang memiliki gairah berjalan extra miles tanpa mengeluh dan hanya punya satu tujuan, membuat orang lain dapat hidup lebih baik (Kompas,
Hal tersebut mengindikasikan bahwa pemimpin juga harus menjadi sumber teladan. Prinsip ini sesuai dengan gambaran konsep kepemimpinan kharismatik Max Webber. Dalam konsep kepemimpinan kharismatik, Bud
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Haney menyebutkan bahwa optimisme-lah yang menjadi kekuatan kepemimpinan kharismatik dalam mempengaruhi orang lain54. Marshall
&
Molly
G.
Sashkin
pun
mengungkapkan
paradoks
kepemimpinan untuk mentransformasi pengikut. Para pemimpin harus memiliki kebutuhan yang tinggi pada kekuasaan. Inilah yang memotivasi mereka untuk memimpin. Namun, pemimpin tidak bisa merencanakan semua langkah atau programnya seorang diri. Ia harus mentransformasi pengikut supaya mereka dapat bekerja sama untuk mentransformasi organisasi55. Dengan begitu, orang akan melihat bahwa pemimpin tersebut
Sementara dalam konsep Hasta Brata, apa yang diungkapkan Samuel Mulia ini sesuai dengan sikap pemimpin yang mencerminkan sikap Bathara Surya yang bersifat seperti matahari yakni memberi semangat dan Bathara Yama yang bersifat seperti Bintang yakni harus mampu menjadi panutan atau teladan. 2. kekuasaan saja. McClelland seperti yang dikutip Marshall & Molly secara tegas menyatakan
kekuasaan
menjadi
motivator
terbesar
bagi
seorang
54
Bud Haney, Charismatic Leaders; They are beacons of positivity, Journal Leadership Excellence, Vol 29, (2012, November 18), diakses tanggal 1 Desember 2012, (http://search.ebscohost.com), p 18 55
Marshall & Molly G. Sashkin, Prinsip-prinsip Kepemimpinan (Jakarta: Erlangga, 2003), p. 133
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
pemimpin. Ia kemudian membagi jenis kekuasaan ke dalam dua tipe, yaitu kekuasaan prososial dan kekuasaan yang dipribadikan56. Yang pertama kekuasaan prososial di mana kekuasaan itu nantinya akan dibagi. Artinya, pemimpin tidak hanya mencoba mempengaruhi orang lain, tetapi juga terbuka untuk dipengaruhi. Sedangkan tipe kekuasaan yang dipribadikan biasanya diekspresikan dengan meminta hak-hak khusus. Pemimpin menganggap kekuasaan itu lebih personal dan terlihat ingin mendominasi orang lain. Pada umumnya tipe pemimpin seperti ini banyak tidak disukai dan ditakuti karena akan melakukan apa saja untuk mempertahankan kekuasaannya. Hal ini seperti dicontohkan kolom parodi
Di suatu siang, salah satu tim kerja saya melaporkan di ruang rapat mengenai klien Mas. Baru saja saya sampai sudah dibombardir dengan pertanyaan dengan suara yang ketus dan menggertak. Apa sih susahnya kalau bilang Ruang rapat itu dipenuhi dengan kekesalannya mengenai isi mulut parau itu. Bahkan, salah satu manajer tempat di mana kami akan melakukan kerja sama dengan si mulut parau itu sempat bercerita pada anak buah saya itu, bahwa ia sejujurnya kapok bekerja sama dengan klien kami itu.
Kolom tersebut memperlihatkan pemikiran Samuel Mulia akan para pemimpin tipe kedua. Dalam tipe ini, para pemimpin seringkali mencari wibawa melalui kekuasaan yang dimilikinya. Acap kali pula mereka sok bossy dengan mengeluarkan kata-kata kasar kepada bawahannya. Mulut
56
Ibid, p. 60
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
yang
Samuel ingin menunjukkan bahwa pemimpin dengan tipe kedua bisa jadi membawa petaka bagi dirinya sendiri maupun orang di sekelilingnya. Karena dalam kepemimpinan kharismatik, kualitas pemimpin akan dievaluasi oleh pengikutnya. Baik
buruknya
perkataan
yang
diucapkan
menunjukkan
tingkat
kedewasaan dan tingkat pertumbuhan emosi seseorang. Hal ini dikatakan Samuel melalui perumpamaan sebagai berikut: Berulang kali saya menulis bahwa hasil yang keluar dari mulut adalah kalau pohon utamanya sehat walafiat. Yang bagian dalamlah mengambil bagian super penting.
Di akhir tulisan, Samuel Mulia mengutip salah satu pesan dari sebuah pr Pesan itu terlihat sederhana namun mengandung makna yang sangat dalam. Pesan itu bisa jadi menyindir dan membuat para pembacanya termasuk penulis sendiri
merasa malu. Ia seolah ingin mengatakan
bahwa orang pasti akan menua tetapi dewasa itu, belum tentu. 3. Pemimpin harus peka Para pemimpin yang baik semestinya bisa melayani karyawannya, sebagaimana karyawan yang baik melayani pemimpinnya. Hubungan saling melayani seperti selayaknya arus pesan dan feedback dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
komunikasi, berjalan dua arah, dan menguntungkan kedua belah pihak. Hal ini seperti diungkapkan Tao Te Ching yang dikutip Marshall & Molly57: Good leaders serve followers, just as good followers serve. A relationships of service goes both ways and benefits both. But to truly be of service is even more difficult for the leader than for the followers (Tao Te Ching, Chapter 61).
Namun pada kalimat terakhir Tao Te Ching memberikan penekanan bahwa
melayani dalam arti sesungguhnya akan lebih sulit bagi para pemimpin dibandingkan dengan para pengikutnya. Samuel Mulia pun menunjukkan betapa sulitnya pelayanan itu dilakukan seorang pemimpin lewat kisahnya sebagai berikut: Perusahaan yang disebut beruntung adalah ketika ia memiliki aset berupa staf yang bekerja dengan cinta. Itu tweet yang saya buat setelah menyaksikan bagaimana tim dari klien saya mampu melaksanakan sebuah acara di Pulau Dewata dengan hasil yang mengagumkan. Sebagai konsultan saya angkat topi dan kalau perlu angkat meja. Akan tetapi, setelah evaluasi acara di atas, saya terkaget
kaget karena
berada dekat dengan mereka. Mengapa waktu gladi resik yang dimulai pukul 10 malam dan berakhir pukul 2 pagi, saya sama sekali tidak melek bersama mereka. Apalagi sekian jam menjelang acara berlangsung saya juga tidak bersama mereka (Kompas, Minggu, 8 April 2012:
Protes dari karyawan Samuel yang menuntut perhatian darinya itu bukan berarti bahwa mereka cengeng. Para karyawan tidak butuh pemimpinnya ikut bekerja kasar seperti angkut-angkut barang tetapi keberadaan
57
Ibid, p. 69
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
pemimpin-lah yang membuat berbeda. Keberadaan pemimpin adalah bentuk dari sebuah dukungan. Hal ini seperti dalam konsep hasta brata bahwa pemimpin harus bersifat seperti angin. Maksudnya, Jadi pemimpin itu harus mampu berada di mana saja dan bergerak ke mana saja dalam artian bahwa meskipun mungkin kehadiran seorang pemimpin itu tidak disadari, namun dia bisa berada dimanapun dia dibutuhkan oleh anak buahnya. P
-
bahkan menaruh hal ini sebagai bagian dari nilai budaya yang harus diajarkan oleh pemimpin. Culture: Leaders instill three values compassion, sharing, and equality (Tao Te Ching seperti yang dikutip Marshall & Molly G. Sashkin, p. 111).
Para pemimpin menanamkan tiga nilai, yaitu bela rasa, berbagi, dan kesetaraan. Dengan ketiganya, loyalitas karyawan bisa terbentuk. Karena sebagai manusia, baik pemimpin maupun pengikutnya membutuhkan dukungan dan ingin dihargai satu sama lain. Loyalitas karyawan bukan didasari atas hasil kerja yang mencengangkan, tetapi dari bentuk dukungan pemimpin terhadap mereka. 4. Pemimpin sebagai pendengar Marshall & Molly G. Sashkin memiliki sepuluh skala dalam kategor i profil kepemimpinan atau TLP (The Leadership Profile). Salah satu skalanya
adalah
Kepemimpinan
commit to user
Komunikasi
(Communication
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Leadership). Dalam skala ini, para pemimpin mendengar dan memusatkan perhatian pada dengan siapa mereka berkomunikasi58. Tidak hanya terhadap koleganya tetapi juga karyawan/bawahannya. Hal inilah yang juga disoroti oleh Samuel Mulia. Tentang bagaimana seorang pemimpin itu tidak hanya sebagai pemberi komando yang mesti didengarkan tetapi ada kalanya pemimpin juga harus mendengarkan. Samuel menganalogikan pemimpin yang hanya ingin didengar saja dengan sopir taksi yang merasa lebih tahu seluk beluk jalanan dan tidak mau mendengar saran orang lain. Yang saya maksud begini. Karena mereka adalah sopir taksi yang setiap hari berada di jalan, acapkali kalau saya ingin memberi saran untuk memilih jalan lain di luar pengetahuan mereka, umumnya mereka ngotot untuk tetap pada pendirian yang dianggap terbaik
Berdasar ulasan tersebut, ini artinya, ada jenis pemimpin yang merasa lebih tahu dan tidak mau tahu secara bersamaan. Ia merasa lebih tahu karena ia telah berada di posisi atas dan sering mengatur berbagai hal sehingga ia tidak mau tahu akan hal lain yang mungkin benar. Padahal, sering tanpa disadari, manusia yang dianggap tidak tahu justru lebih tahu. Sikap seperti ini, menurut Samuel, sangat dekat dengan kesombongan. Biasanya mereka yang merasa lebih tahu tak mau mendengar, apalagi yang punya kuasa. Saya berpikir, apakah manusia itu kalau tahu lebih banyak harus menjadi arogan, jumawa, belagu, pongah, dan tidak mau mendengar?
58
Ibid, p. 198
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Maka dalam hal ini seorang pemimpin harus memiliki sifat seperti lautan atau samudera yang berarti lapang dada dalam menerima kritik dari anak buahnya. Pemimpin juga harus berwatak adil dan menjunjung persamaan derajat terhadap anak buahnya dalam hal penyampaian pendapat. Hal ini dalam konsep hasta brata ibarat air yang mengalir sampai jauh dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Meskipun wadahnya berbeda-beda, air selalu mempunyai permukaan yang datar. Dalam penyelesaiannya, Samuel menawarkan solusi agar para pemimpin dan pembaca tulisannya untuk mendengar. Mengubah posisi sebagai seorang pendengar yang baik. Hal ini disampaikan Samuel Mulia melalui kalimat-kalimat retorisnya sebagai berikut: Apakah susahnya menjadi pendengar? Dan, apakah susahnya mencoba solusi yang lain kalau itu bisa menjadi sebuah pilihan baru untuk bisa maju?.... Bagaimana kalau saran bawahan ternyata berhasil dengan baik?... Apakah seorang atasan bisa dengan berani mengatakan bahwa saya tidak tahu banyak? Apakah mereka akan merasa malu kalau di suatu saat di sebuah peristiwa berbeda, saran bawahannya yang jitu itu digunakan sebagai senjata unggul?
Samuel Mulia tak lupa menyisipkan pesan di sela-sela tulisannya agar kita meniru filosofi padi yang semakin berisi semakin merunduk. Mengapa? Karena saking berisinya padi sehingga ia tak mampu mendongak ke atas. Semakin banyak yang kita ketahui, semestinya semakin membuat kita lebih santun. Samuel mengatakan hal yang perlu disadari, karena di saat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
yang bersamaan, ada manusia yang juga lebih tahu, hanya saja ia berpredikat sebagai bawahan. 5. Terancam sebagai bukti tidak adanya kepercayaan diri pemimpin Dalam beberapa kolomnya, Samuel Mulia mengatakan salah satu sebab merasa terancam adalah salah fokus. Salah fokus artinya selalu memusatkan diri pada hal yang negatif atau merepotkan diri pada urusan orang lain. Oleh karena itu, para pemimpin harus bisa menggeser sudut pandangnya agar bisa fokus pada arah yang tepat. Demikian uraian Samuel: Kalau saja saya bisa fokus di arah yang tepat, saya bisa melihat fakta kalau manusia itu berhak melakukan apa pun yang dianggapnya baik untuk dirinya tanpa harus meminta persetujuan kepada seluruh umat. Bahwa saya setuju atau tidak, itu urusan saya. Dana kalau tidak setuju, saya tidak perlu naik pitam dan memaksa orang harus seperti saya.
Menurut Samuel, tidak adanya keyakinan bertindak atau kepercayaan diri juga bisa mengakibatkan pemimpin merasa terancam. Marshall & Molly berpendapat, tanpa keyakinan untuk bertindak, tindakan-tindakan seorang pemimpin mungkin tidak akan efektif dan dimaksudkan hanya untuk mempertahankan kontrol pemimpin saja 59. Maksudnya, tanpa keyakinan bertindak, pemimpin tidak bisa membebaskan dan memberdayakan dirinya apalagi pengikutnya karena ia merasa tidak dalam kendali (out of his control). 59
Ibid, p. 93
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Terancam adalah bukti bahwa seseorang tidak merasa bebas memaksimalkan kemampuannya .
Keyakinan bertindak terdiri dari dua elemen, yaitu kendali dan rasa percaya diri yang bekerja secara bersamaan. Rasa percaya diri pemimpin membuatnya merasa ada dalam kendali60. Beberapa ahli ilmu sosial menamakan
keyakinan
untuk
bertindak
sebagai
sebuah
ramalan
pemenuhan diri (self-fulfilling prophecy). Ini karena keyakinan melakukan sesuatu cukup sering mendorong kita untuk terus mencobanya 61. Terancam itu bukan sekedar karena keinginan untuk menguasai atau memonopoli bakal dijamah orang lain, tetapi mencerminkan tidak adanya kepercayaan diri terhadap apa yang dimiliki dan dijalaninya. Measure oneself againts others justru untuk membuat seseorang harus berkreasi. Berusaha mempertanggungjawabkan kemampuan yang telah diberikan Tuhan.
60 61
Ibid, p. 94 Ibid, p. 89
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
TABEL 3.1 TEMATIK KOLOM PARODI SAMUEL MULIA Tematik
Edisi
Judul Kolom
Pemimpin harus memiliki passion (gairah, keinginan besar)
12 Februari 2012
Tekan 9
2 September 2012
Berjiwa
4 Maret 2012
Nyanyian Sumbang
Pemimpin harus peka
8 April 2012
Pimpinan
Pemimpin sebagai pendengar
15 April 2012
Sopir Taksi
5 Agustus 2012
Fokus
7 Oktober 2012
Faith
14 Oktober 2012
Kompetisi
Kewibawaan pemimpin tidak bisa kekuasaan saja
Terancam sebagai bukti tidak adanya kepercayaan diri pemimpin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
B. SKEMATIK Skematik menggambarkan bentuk umum suatu teks. Bentuk wacana umum itu disusun dengan sejumlah kategori atau kerangka penulisan. Skematik
menjadi
strategi
komunikator
dalam
memberikan
alasan
pendukung62. Dalam hal ini, kolom termasuk ke dalam jenis artikel jurnalistik. Artikel jurnalistik tidak memakai Piramida Terbalik. Oleh karena itu, outline atau kerangkanya
bisa
mengikuti
kerangka
feature.
Metode
pengisahan
(storytelling) feature yang sering digunakan menurut Friedlander & Lee adalah kronologi, least-to-most-important, masalah dan solusi, katalog, repetitif, dan kombinasi63. Berikut penjelasannya: 1. Kronologi merupakan struktur penulisan naratif dan sederhana yang menyampaikan alur kisahnya permulaan hingga akhir dalam periode waktu tertentu. Bisa memakai alur mundur, alur maju, atau keduanya. 2. The least-to-most-important adalah model penyampaian hal yang kurang penting ke yang penting. Struktur ini kebalikan dari piramida terbalik berita. 3. Masalah dan Solusi ialah struktur yang menyampaikan permasalahan baru kemudian bergerak ke solusi.
62 63
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), p. 76 Septiawan Santana K, Op.cit, p. 55-56
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
4. Katalog pada intinya merupakan struktur yang membuat urutan menyangkut orang, tempat, atau berbagai kejadian kemudian dipaparkan masing-masing, seperti halnya tulisan perjalanan. 5. Repetitif ialah kerangka yang mengulang-ulang satu topik namun dengan berbagai penekanan yang berbeda. 6. Kombinasi
merupakan
model kerangka
yang
mengkombinasikan,
mengkreasikan, atau menggabungkan beberapa kerangka sebelumnya. Terlepas dari struktur penulisan tersebut, artikel jurnalistik biasanya terdiri dari beberapa elemen, seperti pernyataan ringkas (summary statement) yang berisi pesan utama dan detil 5W + 1H yang diwujudkan melalui latar belakang, berbagai fakta dan peristiwa, dan penyelesaian 64. Kolom Parodi Samuel Mulia yang penulis teliti ini, kebanyakan menggunakan struktur pengisahan yang terakhir, yakni kombinasi. Samuel Mulia biasanya menggunakan beberapa kronologi kejadian yang dialaminya kemudian dipaparkan penjelasannya. Pada paparan penjelasan kronologi ada masalah yang diangkat dan ditutup dengan penyelesaian atau kesimpulan di akhir tulisan. Berikut penjelasannya:
64
Ibid, p. 56
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
a. Tekan 9 Saya menekan angka sembilan pada telepon seluler seperti yang diperintahkan mesin penjawab telepon sebuah rumah sakit. Setelah menekan dan telinga mulai agak panas mendengar lagu ning nong ning nong, tak satu pun operator yang menghentikan lagu yang sungguh tak menarik itu. Mungkin seperti Anda, saya berpikir kejadian itu karena traffic-nya sedang ramai, apalagi kalau menekan pada pukul 07.00, waktu yang diketahui oleh banyak orang sebagai waktu tersibuk.
Judul Opening Background
Tiga jam setelah itu, sekitar pukul 10.00, saya mengulang kembali menghubungi rumah sakit itu dengan pikiran bahwa traffic akan lebih rendah. Tetapi sayang sejuta sayang, kejadian menekan angka sembilan dan kuping menjadi panas terulang kembali. Setelah melihat situasi semacam itu, otak mengirim pesan untuk membuka situs saja.
Kronologi 1
Saya mencari informasi di situs tentang dokter yang saya butuhkan. Setelah mem-browse dan tak menemukan apa yang dibutuhkan, saya memasukkan nam a dokter yang saya cari ke kolom search, hasilnya tertulis not found. Saya sampai berpikir mengapa kok situsnya tak diberi nama www.not-found.com saja? Saya menghubungi kembali menggunakan telepon pada pukul 14.00. Hasilnya? Yaa.. sami mawon. Saya pikir, traffic padat merayap setiap saat itu hanya ada di jalan raya. Karena sudah cukup menanggung rasa kesal, saya memutuskan untuk langsung mengunjungi rumah yang sakit itu, hanya untuk membuat perjanjian. Tak kurang dari sepuluh menit, urusan saya beres. Di saat itulah saya bertanya, mengapa tidak bisa beres di telepon dan di situs kalau bisa beres di depan mata. Saya teringat filosofi teman dekat saya, kalau bisa merepotkan, kenapa mesti dimudahkan. Suatu hari saya membaca tweet yang pesannya begini: TV ikut membantu membangun karakter manusia. Kemudian saya retweet. Siapakah yang membuat content sebuah stasiun TV? Manusia. Jadi kalau manusia yang melihat TV tidak memiliki karakter yang baik di kemudian hari, maka yang bertanggung jawab adalah..... Saya sengaja menulis titik-titik. Tak lama kemudian ada yang meretweet mengisi titik-titik itu dengan jawaban UFO. Saya tertawa tergelak.
Kronologi 2
Gairah Setelah dua kejadian itu, saya berpikir kalau dulu saya menganggap swasta lebih baik dari yang negeri, saya keliru besar. Keduanya memiliki dana, keduanya mampu menyediakan fasilitas, keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan, keduanya juga memiliki SOP dalam melayani.
Body
Namun, semuanya hanya benda mati. Yang mati itu bisa hidup kalau ada manusia yang mau menjawab dering yang berbunyi, ada manusia yang tidak korupsi. Yang mati bisa hidup kalau manusia di belakangnya tidak malas, tidak mengeluh, dan selalu mencari alasan ini dan itu. Buat saya, perusahaan itu bisa maju, mundur, bahkan bangkrut, itubukan hebat atau buruknya orang keuangan semata, juga bukan hebat atau buruknya kemampuan tim lain di bawahnya, tetapi passion yang ada di dalam diri pemilik perusahaan. Saya mengakui, saya tidak memiliki passion yang sama di beberapa perusahaan yang saya pimpin. Saya hanya merasa memiliki kewajiban tidak didasari dengan keinginan yang menggebu dan berapi-api.
Uraian Masalah
Passion-lah yang membuat seorang pemilik perusahaan atau pemimpin mengetahui apa yang ingin dicapai, bagaimana caranya mencapai, mengevaluasi apakah mungkin bisa mencapainya, serta tak hanya mengeluh irit, irit, irit, dan tak pernah merasa cukup akan hasil yang dicapai. Pada suatu sore, saya masuk ke lift. Ketika pintu hendak saya tutup, dua anak manusia, pria dan wanita, berlari-lari sambil melambaikan tangan agar pintu jangan ditutup dahulu. Keduanya sampai ke dalam dengan napas tersengal dan lift mulai bergerak. Beberapa detik sebelum berhenti di lantai dua, si wanita bertanya kepada entah tema
Kronologi 3
tahu mau ke mana dan mau melakukan apa serta tetap bermain telepon selulernya. Kejadian di dalam lift itu membat saya berpikir, kalau saya itu pemimpin, saya tak bisa seperti kedua anak manusia itu. Pemimpin tak bisa cuek dan manut saja, tak bisa bilang kita tu mau ke mana sih. Pemimpin adalah nahkoda yang sebaiknya memiliki gairah yang menyala dan inspiratif sehingga jajaran di sembilan itu sebanyak sembilan kali sembilan selama sembilan hari.
Penyelesaian Summary Statement
Tim yang mau berjalan extra miles itu karena melihat atasannya yang memiliki gairah berjalan extra miles tanpa mengeluh dan hanya punya satu tujuan, membuat orang lain dapat hidup lebih baik. Closing Statement bergairah melakukan yang negatif dan yang berapi-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
b. Nyanyian Sumbang Di suatu malam, rekan usaha kecil-kecilan saya mengirim BBM menanyakan kapan bisa bertemu. Saya balas dan minta maaf kalau sampai sepuluh hari ke depan baru tersedia waktu untuk bertemu. Saya jelaskan kalau saat BBM diterima saya sedang rapat, dan besok saya ke luar negeri dan setelah itu harus menghadiri acara reuni Hush enggak boleh ngomong gitu. Mulut itu mencipta lho
Judul Opening Background Kronologi 1
Di suatu siang, salah satu tim kerja saya melaporkan di ruang rapat mengenai klien kami yang mulutnya Masak, Mas. Baru saja saya sampai sudah dibombardir dengan pertanyaan dengan suara yang ketu enggak Ruang rapat itu dipenuhi dengan kekesalanya mengenai isi mulut parau itu. Bahkan, salah satu manajer tempat di mana kami akan melakukan kerja sama dengan si mulut parau itu sempat bercerita pada anak buah saya itu, u mengatakan venue kami sudah penuh dan enggak bisa dipakai pada hari itu, tapi akhirnya saya terima juga hanya karena ingat ada Mas aja. Coba enggak ada, ke laut aje
Kronologi 2
Demikianlah saudara-saudari, Bapak dan Ibu yang saya hormati, peristiwa macam itu saya yakini sudah pernah Anda alami. Kalau saya mengatakan alami, itu bisa dua kemungkinannya. Pertama, Anda yang jadi korban dari paraunya mulut seseorang yang bisa berpredikat bos, pemilik perusahaan, dan lain sebagainya. Kedua, Anda adalah si mulut parau itu. Mohon maaf kalau saya terasa menyinggung, saya sama seklai tidak berpikir demikian. Saya hanya menjelaskan, dalam hidup ini, selalu saja ada kemungkinan yang bisa terjadi. Kemungkinan jadi korban atau dikorbankan. Di hari Minggu ini, saya tak bermaksud membicarakan soal tingkat keparauan yang didendangkan, tetapi lebih kepada bercerita mengapa mulut itu bisa begitu sumbangnya dan terutama seperti kalimat yang di-BBM-kan rekan ari contoh, tak usah jauh-jauh, saya yang nyaris Anda kalee macam itu tak usah dihiraukan.
Body Uraian Masalah
Berulang kali saya menulis bahwa hasil yang keluar dari mulut adalah produk dari pabrik yang lokasinya di penting. Mengapa saya sering tak menaati aturan main, mengapa saya sebagai pimpinan sangat egois dan mudah naik pitam, tidak menggunakan mulutnya untuk bisa ramah dan disukai orang, itu karena pabriknya kacau. Mesinnya kotor dan jarang turun mesin Karena merasa terlalu mahal atau bisa jadi gengsi untuk turun mesin. Menjadi dewasa Turun mesin itu perlu untuk mengetahui sejauh apa kerusakan mulut. Kasar atau bersuara halus tetapi bertujuan menjilat. Di suatu sore menjelang malam, saya dihubungi salah satu bank yang meminta saya member i pelatihan selama dua hari. Awalnya soal mengubah cara pandang, pada akhirnya ia mengatakan, topiknya diubah menjadi bagaimana berdandan yang tepat ke kantor. Terus saya bertanya mengapa tiba-tiba ke urusan penampilan. Ia menjawab karena banyak karyawan kalau di kantor bisa menggunakan sandal, mengenakan kaus, dan lain sebagainya.
Kronologi 3
Saudara-saudari, Bapak dan Ibu yang saya hormati, itu sebuah contoh lain kalau yang di dalam mesinnya kotor, hasil yang dapat dilihat orang adalah kotor. Dan seperti mulut yang merupakan bagian tubuh yang paling ganas, kekotoran itu mendatangkan petaka buat yang bermulut parau dan manusia di sekelilingnya. Maka benar kata rekan usaha saya itu bahwa mulut itu mencipta. Mencipta malapetaka kalau yang disuarakan juga petaka. Atau menciptakan ketenteraman kalau yang digendingkan adalah gending yang menenteramkan, yang acap kali dinilai sebagai gending yang tidak tegas, dianggap juga sebagai tidak berwibawa karena terlalu lemot.
Uraian Masalah
Karena pernah sekali waktu saya mencari wibawa, merasakan apa yang disebut bos besar dan menunjukkan kekuasaan dengan cara mencipta petaka melalui mulut bersuara sumbang. Dulu, saya bangga karena ada yang keder mendengarnya, tetapi sekarang saya jadi malu sendiri karena semakin sering mulut bersuara parau, maka semakin sering saya menunjukkan betapa tidak matangnya pertumbuhan emosi, dan betapa tingkat kedewasaan saya seperti orang yang tak pernah naik kelas. Maka saya teringat, semoga Anda juga, sekali waktu sebuah produsen rokok pernah memiliki billboard dengan pesan yang mudah dicerna, sederhana kalimatnya, tetapi bermakna sungguh dalam. Tua itu pasti, dewasa itu pilihan!
commit to user
Summary Statement/ Closing Statement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
c. Pimpinan Perusahaan yang disebut beruntung adalah ketika ia meiliki aset berupa staf yang bekerja dengan cinta. Itu tweet yang saya buat setelah menyaksikan bagaimana tim dari klien saya mampu melaksanakan sebuah acara di Pulau Dewata dengan hasil yang mengagumkan. Sebagai konsultan saya angkat topi dan kalau perlu angkat meja.
Judul Opening Background
Peka Akan tetapi, setelah evaluasi acara di atas, saya terkaget mengapa sebagai komandan saya tak berada dekat dengan mereka. Mengapa waktu geladi resik yang dimulai pukul 10 malam dan berakhir pukul 2 pagi, saya sama sekali tidak melek bersama mereka. Apalagi sekian jam menjelang acara berlangsung saya juga tidak bersama mereka. Anda pikir mereka cengeng? Mereka bukan cengeng. Karena kalau demikian adanya, tak mungkin ada yang naik pohon kelapa untuk memasang dekorasi atau mengangkat sekian botol minuman ke tempat acara tanpa mengeluh dan bekerja dengan rela hati.
Kronologi 1
Perhatian itu dibutuhkan bawahan bukan karena mereka cengeng. Mereka tak membutuhkan saya naik pohon kelapa atau mengangkat ini dan itu, tetapi kehadiran seorang pemimpin di tengah mereka akan membuat semuanya berbeda. Dukunga itu yang mereka perlukan. Kalaupun saya bisa naik pohon juga, itu mungkin akan menambah nilai pada KPI saya sebagai pemimpin. Saya men saya mendengar Mas ngomel ngomel, dalam hati saya ngomong. Saya menangis saat evaluasi itu berjalan. Anda pikir saya cengeng? Ungkapan Helen Keller yang dikirimkan kepada saya oleh seorang teman dekat bisa menggambarkan mengapa saya meneteskan air mata. To be blind is bad, but worse is to have eyes and not see. Saya teringat akan masa lalu bersama ayah. Saya kecewa bahwa ia tidak bersama saya ketika saya membutuhkannya. Di suatu hari saya menjadi finalis sebuah lomba perancang mode, ayah berjanji untuk datang melihat karya anaknya yang bersusah payah untuk bisa masuk final sebuah lomba yang bergengsi itu. Saya katakan pada ayah kalau tiket acara itu telah dititipka di pintu depan karena ayah berpesan akan datang terlambat. Anda tahu? Ia tidak datang terlambat, ia sama sekali tidak datang. Ia datang ketika semua sudah usai karena ia tahu saya memenangi salah satu kategori yang dilombakan, ia memberi saya uang. Namun semua itu tak ada gunanya. Saya tak butuh uang, saya butuh dukungan.
Kronologi 2
Dihargai
tetapi sekarang saya seperti dirinya. Benarkah kalau dikatakan buah itu jatuhnya tak jauh dari pohonnya. Disaat evaluasi itu juga saya mendapaat jawaban dari sebuah pertanyaan yang selama ini menari nari di benak saya. Mengapa orang tak mau pacaran sama saya? Saya pernah berbicara dengan seorang yang sedang mencoba mendekati saya, kalau saya tidak suka ditelepon siang hari waktu makan siang dengan sebuah pertanyaan :
hal itu. Buat saya, menelepon pada siang hari itu sangat tidak kreatif. Buat saya ekspresi cinta itu tidak dijadwalkan dengan menelepon pada jam dan saat tertentu. Saya lupa kalau tak semua orang itu sama dengan saya.
Body /Uraian Masalah
Saya percaya pada pasangan atau anak buah saya kalau mereka bisa melakukan hal denga baik, tetapi itu saja ternyata tidak cukup. Manusia itu juga ingin mendapat kebahagiaan dengan mendapat perhatian, merasakan kehadiran orang yang dicintai, dan orang yang dilihatnya sebagai pimpinan. Anak buah juga ingin mendengar pimpinannya bisa mengucapkan terima kasih dan berani mengaku kalau salah. Apalagi kalau pimpinan macam saya yang punya kebiasaan berteriak terlebih dahulu sebelum mendengar penjelasan. Pertanyaan. Bukankah sebagai pimpinan, saya dan Anda juga manusia yang membutuhkan dukungan, perhatian, dan yang ingin dihargai meski telah membuat sejuta kesalahan? Nah, kalau Anda menangguk dalam hati, mulailah melatih untuk menjadi peka bahwa staf Anda itu adalah aset, mereka patut mendapatkan cinta Anda. Loyalitas karyawan itu bukan didasari dari hasil KPI, tetapi tercipta karena cinta dalam bentuk dukungan Anda kepada mereka. Saya perlu mengingatkan diri sendiri dan Anda kalau cinta itu tak pernah satu arah.
commit to user
Summary Statement
/
Closing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
d. Sk Sopir Taksi Saya adalah pengguna jasa transportasi bernama taksi sejak 1988. Dengan waktu yang nyaris 25 tahun itu, sudah barang tentu sejuta kejadian saya alami. Kalau mau dibeberkan semua, mungkin diperlukan sekian halaman untuk menuntaskan. Tetapi, satu kejadian yang sampai hari ini saya jumpai adalah sopir yang merasa lebih tahu selukbeluk Jakarta dengan rimbanya itu, dan ogah mendengar saran orang lain.
Judul Opening Background
Tahu segalanya Yang saya maksud begini. Karena mereka adalah sopir taksi yang setiap hari berada di jalan, acapkali kalau saya ingin memberi saran untuk memilih jalan lain di luar pengetahuan mereka, umumnya mereka ngotot untuk tetap pada pendirian yang dianggap terbaik. Kalau sudah begitu, saya jadi jengkel dan ingin sekali menjelaskan kalau mereka merasa mengetahui medan Jakarta luar-dalam sebagai sopir, maka saya juga tahu hal yang sama sebagai pengguna taksi selama nyaris seperempat abad. Dan, di Jakarta ini, saya tak hanya bergaul di jalan protokol, tetapi juga di jalan-jalan tikus. Itu belum termasuk kalau diajak menghabiskan waktu oleh beberapa teman yang doyannya berpetualang mengetahui isi perut kota metropolitan ini.
Kronologi 1
Dan yang paling menjengkelkan adalah ketika jalan yang saya sarankan mendadak macet total, si sopir mengomel dengan mengungkapkan berulang-ulang bahwa kalau saja saya percaya dengan saran mereka, kemacetan itu tak akan dihadapi. Padahal, acapkali jalan yang mereka pilihkan untuk saya juga bak ner aka. Biasanya kalau sudah begitu saya diam saja, dan umumnya mereka turut diam dan salah tingkah. Pelajaran apa yang saya dapatkan dari cerita di atas? Di dunia kerja di mana saya berada, ada karyawan dan pemilik perusahaan yang seperti sopir taksi itu. Mereka merasa lebih tahu tanpa menyadari kalau manusia yang mereka anggap tidak tahu malah lebih tahu. Ini adalah hal yang paling mengenaskan terutama kalau yang dianggap tidak tahu diam saja dan kemudian mulai menaruh ketidakpercayaan kepadanya. Tentu dengan pengalaman menggunakan taksi, saya juga menemukan beberapa sopir taksi yang dengan rendah hati membutuhkan petunjuk karena ia baru melakukan pekerjaan itu. Karena saya ini orangnya sangat negatif, nyaris semua saya pikirkan dari sisi yang negatif. Maka, kalau saya bertemu sopir macam begini, selalu saja hati saya
Summary Statement
Mengapa? Biasanya mereka yang merasa lebih tahu tak mau mendengar, apalagi yang punya kuasa. Saya berpikir, apakah manusia itu kalau tahu lebih banyak harus menjadi arogan, jumawa, belagu, pongah, dan tidak mau mendengar? Bukankah saya dan Anda pernah diberi pelajaran peribahasa yang bunyinya, seperti ini : Padi itu makin berisi katanya makin merunduk. Mengapa? Karena saking berisinya si padi tak mampu mendongak ke atas. Saya tidak tahu siapa yang menciptakan peribahasa itu, saya juga tidak tahu apakah ketika peribahasa itu diciptakan, orang yang mencipta merasakan seperti yang saya alami. Saya hanya ingin tahu, merasa terancamkah si sopir taksi karena saya lebih tahu dari mereka? Terancamkah seorang atasan atau pemilik perusahaan atau seorang creative director kalau anak buahnya punya pengalaman lebih? Apakah susahnya menjadi pendengar? Dan, apakah susahnya mencoba solusi yang lain kalau itu bisa menjadi sebuah pilihan baru untuk bisa maju? Dan, kalau solusi itu berakhir dengan amburadul, maka sama seperti sopir taksi, selalu saja ada yang akan menyuarakan kesalahan itu berulang kali baik di runag rapat, di tempat pertemuan, di mana saja, bahkan di sebuah pesta sekalipun.
Body / Uraian Masalah
Bagaimana kalau saran bawahan ternyata berhasil dengan baik? Apakah perasaan si sopir taksi atau seorang atasan kalau ternyata saran saya dan bawahan mereka jitu? Apakah si sopir taksi tak merasa malu kalau di suatu saat ketika ia mengantar penumpang lain, ia menggunakan jalan yang pernah saya tunjukkan yang pada awalnya dianggap tidak benar? Apakah seorang atasan bisa dengan berani mengatakan bahwa saya tidak tahu banyak? Apakah mereka akan merasa malu kalau di suatu saat di sebuah peristiwa berbeda, saran bawahannya yang jitu itu digunakan sebagai senjata unggul? Atau saya dan Anda mirip seperti sopir taksi yang rendah hati pada awalnya saja karena belum tahu apaapa, kemudian menjadi pongah setelah sekian tahun saya dan Anda tahu segalanya, dan lupaa kalau di saat yang bersamaan ketika saya dan Anda tahu segalanya, ada manusia yang juga sama-sama tahu segalanya, hanya saja mereka berpredikat bawahan.
Summary Statement
Ini pekerjaan rumah dari saya. Coba Anda hitung berapa kali Anda gagal sebelum duduk di tempat tertinggi? Berapa kali si sopir taksi keliru sebelum ia mengetahui isi perut kota Jakarta ini?
Closing Statement
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
e. Skematik Kolom Fokus Dua hari sebelum tenggat menyetor tulisan ini, saya menulis tentang isi kepala saya di sebuah social media. Cara menulis pendapat itu dengan penuh sindiran yang membuat orang lain berkomentar atas apa yang saya tulis.
Judul Opening Background
Memilih dan memilah Di pagi itu, saya mengomentari soal manusia yang tidak peka bahwa keterkenalannya sudah surut seperti air laut, soal seseorang yang sok berpengetahuan luas seolah olah hanya dia yang bisa membeli buku dan membrowsing internet, soal seorang manusia yang kerjanya hanya menggunting pita dimana mana, sampai tidak tahu lagi kapan harus berhenti tampil di mana mana.
Kronologi 1
Soal manusia yang show off. Membeberkan foto barang barang mewahnya, memberi tahu kalau ia bangun pagi di belahan bumi utara, dan tertidur di bumi selatan, tanpa lupa memberi tahu jagat raya kalau sedang ada di lapangan terbang, tepatnya di lounge kelas bisnis sebuah maskapai penerbangan bergengsi. Social media telah memberi peluang baru sehingga saya dapat membaca dan melihat aktivitas orang lain. Itulah yang menyebabkan saya dengan mudah merepotkan diri dengan urusan orang lain. Salah satu teman saya yang senangnya menyindir merasa tersinggung karena salah satu teman yang dianggapnya dekat belakangan sudah jarang mengajaknya pergi. Saya mirip seperti teman saya itu. Salah fokus.
Body / Uraian Masalah
Salah fokus adalah memusatkan pada yang negatif. Dengan demikian, saya langsung tersinggung dengan bertanya mengapa ia tidak mengajak saya lagi? Seharusnya, fokus itu pada yang positif, yaitu mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri, mengapa teman saya tidak mau lagi mengajak saya pergi. Jadi sama halnya ketika saya naik pitam karena memusatkan perhatian kepada pesaing yang merekrut
Summary Statement
anak pesaing itu dari pada mengevaluasi diri sendiri. Fokus di arah yang tepat memberi kemampuan memilih dan memilah yang benar. Perbedaan itu penghormatan Kalau saja saya bisa fokus di arah yang tepat, saya bisa melihat fakta kalau manusia itu berhak melakukan apa pun yang dianggapnya baik untuk dirinya tanpa harus meminta persetujuan kepada seluruh umat. Bahwa saya setuju atau tidak, itu urusan saya. Dana kalau tidak setuju, saya tidak perlu naik pitam dan memaksa orang harus seperti saya. Kemudian saya berpikir sejenak, dan akhirnya saya menemukan fakta kalau ternyata saya ini manusia yang kontradiktif. Saya mengerti kalau manusia itu berbeda, kalau hidup makin berwarna makin seru. Saya tahu bahwa pemaksaan untuk menjadi sama itu seperti neraka rasanya. Tetapi acap kali saya senang untuk membuat sama, senang menciptakan neraka buat diri sendiri dan orang lain. Nerakanya dalam bentuk sebuah perasaan bahwa pendapat saya lebih bijak. Tidak mau sama telah membuat saya terancam. Padahal, yang berbeda dengan saya tak merasa melakukan ancaman, hanya mengekspresi pemikiran mereka saja. Terancam itu sebuah bentuk salah fokus. Karena salah fokus, saya melakukan rekayasa untuk menjatuhkan. Salah fokus itu mampu mengubah manusia menjadi begitu picik dan kerdilnya. Merepotkan diri dengan urusan orang lain itu adalah salah satu bentuk salah fokus.
Body / Uraian Masalah
Soal asmara saja. Kutub negatif mengatakan saya tidak pantas dicintai. Saya tak memiliki nilai untuk dicintai. Kutub positif berdendang saya memiliki nilai yang pantas untuk dicintai. Karena salah fokus, yang pertama
uda pasti, te memiliki nilai yang pantas untuk dicintai, bukan karena saya kurang bergaul, tetapi bertahun lamanya saya memberi prioritas kepada kenegatifan di atas segala galanya. Terlalu negatif itu membuat kader sebelum perang menyaring. Kalaupun ada, yang disaring sampah. Nah, kalau yang saya undang negatif, yaaa... yang datang negatif. Tentu mustahil kalau saya menabur bibit jagung menggarap tuaiannya dalam bentu buah pisang, bukan? Maka, kalau saya melihat perbedaan itu sebagai sebuah ancaman, yang harus membenahi diri itu saya. Lensa yang positif memampukan melihat sebuah perbedaan sebagai penghormatan kepada sesama manusia. Penghormatan bahwa setiap orang boleh show off, boleh menggunting pita sampai akhir hayatnya, boleh merasa kalau pamornya tak pernah surut, boleh berhenti berteman dengan saya tanpa saya terpancing untuk mengomentarinya dengan cara menyindir. Penghormatan itu hanya bisa dilakukan kalau tidak salah fokus.
commit to user
Summary / Closing Statement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
f. Berjiwa
Judul
Saya sedang menikmati foto-foto indah yang diabadikan seorang teman saat sedang menghabiskan liburan panjangnya di sebuah hotel di Pulau Dewata. Selain keindahan hasil jepretannya, saya terpesona dengan komentar singkatnya
Opening Background Kronologi 1
sarana yang super modern boleh saja datang menyer P=People Saya diajarkan dan pernah membaca marketing mix, soal P yang ini dan P yang itu. Tetapi, yang terpenting P yang satu ini. People. Hotel, rumah tangga, perusahaan, produk apa pun itu bisa diciptakan dengan intelektualitas manusia yang acap kali mencengangkan. Tetapi, produk adalah benda mati yang tak memiliki jiwa. Maka, manusia yang mengoperasikan benda mati tersebut memiliki jiwa yang bisa membantu benda mati itu -hotel berbintang yang menyerbu Pulau Dewata itu, tetapi manusianya yang membuat hotel lawas itu memiliki kepribadian yang memikat. Bukan hanya soal keramahtamahan dalam menyapa dan melayani. Itu saya yakin bisa dipelajari dan kemudian dipraktikkan dengan hati yang berjiwa sehat, atau yang hanya manis di bibir saja seperti yang menjalankan SOP dengan terpaksa.
Body Uraian Masalah
Manusia yang berjiwa sehat itu bisa membuat kolam renang bukan sebagai kolam berair untuk berenang, tetapi memikirkan kenyamanan. Menempatkan lokasi kolam renang dengan benar, menanam pepohonan yang tepat di sekelilingnya, tanpa menghalangi sinar surya agar bisa tetap menghangatkan. Bukan membuat kolam renang yang dirancang sejajar dengan horizon, yang sudah dibuat oleh sejuta hotel-hotel baru yang hanya bisa meniru. Yang membuat kolam tidak dengan jiwanya sendiri, tetapi meminjam jiwa orang lain. S
If you ch
Itu mengapa sekarang saya mengerti ada hotel mewah yang tidak membuat nyaman, bukan hanya karena stafnya
Summary Statement
kedahsyatan benda mati yang memiliki nyawa it u. Hotel yang hanya menawarkan gengsi tanpa memikirkan pentingnya memiliki sebuah hotel yang memiliki jiwa. P=Process Kejadian di atas membuat saya melihat kembali ke dalam hidup saya sebagai manusia. Saya menghiasi raga yang terlihat itu dengan sejuta pesona benda mati yang memberi gengsi, tetapi saya mengenakannya hanya untuk gengsi dan tidak karena saya menempatkan kepribadian saya di atas segala gengsi. Badan saya kekurusan atau kegemukan karena saya tidak mencintai diri saya. I spoiled my life, bukan I love my life. Saya menghiasi apartemen saya begitu rupa sehingga terlihat indah, tetapi tidak mampu mengundang manusia untuk mampir dan duduk dan merasa nyaman karena mereka merasakan jiwa di dalam tempat tinggal itu. Saya mendekornya untuk sebuah gengsi. Itu mengapa yang datang bukan manusia yang mau merasa nyaman, melainkan majalah interior untuk mengabadikan benda mati yang benar-benar mati itu.
Uraian Masalah
Saya tak pernah berpikir kalau membuat tempat tinggal itu harus nyaman untuk manusia yang bernama pasangan, anggota keluarga, dan teman. Bukan mendekornya bak sebuah rumah contoh, sebuah ruang pameran, sebuah toko interior, atau sebuah museum untuk mempertontonkan betapa kayanya saya, betapa saya manusia penuh selera. Sesuat u yang indah,
Sebagai manusia, saya juga harus punya jiwa dalam menjalani persahabatan, bisnis, dan sebagainya. Usaha itu bukan hanya soal cash flow semata, bukan hanya soal bertanya tanpa henti kapan BEP, tidak hanya soal mengecek ini dan itu. Tetapi sebuah usaha yang dibangun dengan manusianya yang berniat memajukannya, yang dieksekusi dengan passion bukan dengan kalkulator semata. Soal hubungan dengan pasangan. Saya harus menikah atau menjalani hubungan karena saya memiliki passion
Penyelesaian
menggebu-gebu. Saya tak menikahi hanya dengan alasan pasangan saya adalah anak seorang yang mampu membuat senjata jembatan di Indonesia, misalnya, bukan karena nama pasangan atau calon saya ada di daftar seratus orang terkaya di dunia, atau cucunya orang terkaya itu. Jadi di mana Anda akan menginap, di mana Anda membangun istana, di situ lah orang lain bisa melihat dan merasakan dengan nyata bahwa Anda
commit to user
Closing Statement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
g. Judul Di suatu pagi saya membaca status seorang teman yang di-posting-nya di salah satu social media. Begini bunyinya. Pesawat yang ditumpanginya berangkat pukul tujuh malam, sampai pukul lima sore visa belum juga di tangan. Maka ia tetap berangkat ke lapangan terbang, singkat cerita visanya di genggaman tangan tepat sekian menit sebelum check -in counter ditutup.
Opening Background Kronologi 1
Panik Seandainya kejadian itu sedang Anda hadapi, apa yang akan Anda lakukan? Kalau saya? Sudah saya batalkan saja kepergian itu. Apalagi orang macam saya ini semua harus terkontrol, semua harus dalam aturan main yang benar, semua harus sesuai prosedur, semua harus begini, semua harus begitu. Maka sering kali saya mati mendadak karena saya ini jauh dari fleksibel. Menggerutu dan mempertanyakan sebuah keadaan adalah ciri khas hidup saya. Mengapa dia kok gitu, mengapa kok harus begini. Mengapa saya yang harus mengalami ini, apalagi kalau peristiwanya datang tapi salah alamat ke tempat saya. Seperti bulan lalu, saya pernah bercerita kalau sebuah provider melayangkan surat agar saya sesegera membayar tagihan CDMA. Saya ini jengkel karena saya tak pernah menggunakan CDMA. Peristiwa ini membuat saya bertanya mengapa hal ini harus menimmpa saya, sehingga jadwal kerja saya porak poranda. Kejadian macam itu sudah berjuta kali terjadi, tetapi toh selalu saja saya naik pitam. Sehingga saya sendiri sering kewalahan dan kelelahan oleh sifat saya yang tidak fleksibel. Belum lagi saya ini didukung dengan sifat buruk lainnya, yaitu melihat sesuatu, mendiskusikan sesuatu dengan menggunakan kacamata yang negatif. Jadi sudah tidak fleksibel, negatif pula. Benarlah kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, tertimpa CDMA pula. Maka kalau kembali pada kejadian di atas, dengan kepribadian saya yang seperti itu maka saya paniknya setengah mati. Maka sebelum saya mati beneran, dan daripada saya diserang rasa panik, saya akan mengambil keputusan untuk membatalkan pergi. Karena tidak fleksibel, maka acapkali keputusan yang saya buat hanya memiliki satu tujuan yaitu melindungi saya dari kekecewaan, dari kegagalan, dari porak porandaknya hati saya.
Body / Uraian Masalah
Skenario Kalau mengambil contoh soal visa di atas, saya sendiri tahu bahwa saya tak memiliki kuasa untuk merayu mereka yang di kedutaan besar untuk mengeluarkan visa sesuai dengan apa yang saya kehendaki. Saya tahu, saya ini orang biasa yang tak berdaya dan tak memiliki kuasa untuk menghubungi orang dalam untuk mempercepat pembuatan visa itu, saya tahu bahwa di dunia luar tak bisa saya kontrol, tetapi susah sekali rasanya untuk menerima keadaan itu. Kekecewaan yang sering kali saya rasakan juga datang karena saya senang sekali berkhayal dan membuat skrip atas semua kejadian di luar saya. Dan kalau skrip yang saya bayangkan itu tidak terjadi saya jengkelnya setengah mati. Misalnya, kalau saya bepergian bersama teman, maka sebelum peristiwa itu terjadi saya mulai membayangkan dan merencanakan bahwa acara bepergian itu akan begini, akan begitu, akan ini, akan itu. Dan nanti kalau dalam kenyataan skrip saya tidak berjalan seperti yang saya kehendaki, saya mulai naik pitam. Anda pikir saya naik pitam ke teman saya? Keliru besar. Saya kesal sama diri saya sendiri karena saya sendiri tahu bahwa saya tak bisa menjadi sutradara kehidupan ini, apalagi kehidupan orang lain dan kehidupan yang akan datang. Saya selalu mengharap orang lain atau kejadian itu, sesuai dengan skenario yang saya buat. Bahwa skenario saya kadang tidak baik, buat saya enggak masalah asal tereksekusi. Hidup saya selalu begitu. Kalau ingin memiliki hubungan asmara, saya juga membuat skenario supaya pasangan saya melakukan apa yang saya mau. Anehnya, semakin saya tahu bahwa a scripted love affair itu tidak benar, semakin saya buat kekeliruan itu. Saya tak bisa menerima kalau pasangan saya diam saja ketika saya mengirim pesan I missed you. Atau saya tak bisa menerima kalau saya mengirim emoticon hug, saya tak menerima balasan apa pun. Sehingga tidak mendapat respons yang sesuai skrip yang saya harapkan, meninggalkan saya dalam keadaan limbung dan merasa tidak bernilai. Beberapa hari yang lalu, saya bertanya mengapa semua itu terjadi. Mungkin ini faktor utamanya. Saya ini tidak memiliki faith atau keyakinan tentang apa yang saya jalani, tentang apa yang sudah saya terima, tentang apa yang saya cintai. Faith itu yang memampukan I set my partner free. I set myself free. Karena semakin saya genggam dan tak membiarkannya free, semakin kental kalau saya menunjukkan tidak memiliki kepercayan tentang apa yang saya jalani. Begitu saya kehilangan faith, saya kehilangan segalanya. Kalau sudah kehilangan dengan mudahnya saya protes pada Sang Khalik, padahal yang keliru itu saya. Tanpa faith orang lain. Tanpa faith, saya akan limbung, ngomel, protes, dan bukan malah memperjuangkan sebuah kehidupan dengan hari legowo.
Summary Statement
Closing Statement
Nurani saya n
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
h. Kompetisi Di suatu pagi ketika baru saja tiba di kantor seorang klien, saya mendengar klien saya itu berbicara dengan suara tinggi serta wajah yang sangat kesal. Sementara pagi itu, saya juga hadir dengan mata yang masih riyep riyep dan semangat yang baru terisi setengahnya karena terbangun pada pukul tiga pagi dan tak bisa terlelap lagi hingga waktunya bertugas ke kantor klien itu.
Judul Opening Background
Tidak tenang Mengapa ia naik pitam di pagi itu? Alasannya hanya satu. Ia baru mendengar bahwa pesaingnya ikut ikutan melakukan eksekusi yang persis sama seperti yang dilakukan. Dan lebih dongkolnya lagi, pesaingnya melakukan eksekusi itu di lokasi yang tak berbeda. Jadi, kalau mengingat soal marketing mix, promotion dan placement yang dibuat klien saya juga dibuat pesaingnya. Plek.
Kronologi 1
Pagi itu dengan nyawa yang tak terkumpul lengkap, saya menasihatinya untuk menerima keadaan itu. Saya menambahkan, kalau semua orang meniru hal sama, rezeki yang diberikan Tuhan tak pernah sama. Jadi, saya menyemangati untuk tak perlu khawatir menyarankan masuk ke ruang rapat untuk berdoa menenangkan pemikirannya.
Kejadian pagi itu menginspirasi saya untuk mengunggah soal berkompetisi di salah satu media sosial. Begini, kalau Anda berada di dunia bisnis, kompetisi dimaksudkan untuk agar Anda mawas diri, kreatif, dan bukan malah menjadi ketakutan kemudian mengancam dan menjadi tukang contek. Untuk apa sekolah jauh jauh ke luar negeri,berbahasa Inggris sefasih Ratu Inggris, tetapi memiliki jiwa yang sangat miskin. Oleh karena itu, kalau sudah lulus sekolah bisnis, sudah menerima gelar S pendidikan formal saja. Moral Anda juga diasah. Sekolah pembenahan moral itu tidak tersedia di kelas kelas bisnis, adanya di sekolah bernama nurani. Maka jangan terlalu sering tidak hadir di kelas nurani, tetapi rajin hadir di kelas cash flow. Sebab, pada suatu hari n -nya, itu tak masalah. Masalah akan timbul kalau saatnya tiba Anda harus pulang ke rumah, Anda sedang berada di puncak kebutaan itu. Tenang, bos!
Body /
Setelah mengirim pemikiran yang lumayan panjang itu, saya malah jadi tertarik untuk menulis soal kompetisi di hari Minggu yang santai ini. Apa arti compete? Ini artinya, measure oneslelf againts others. Jadi mengukur diri sendiri, bukan meniru orang lain. Bukan menyerobot punya orang lain. Bukan berarti naik pitam, merasa terancam dan kemudian mengancam. Bukan berarti memblokir keuntungan orang. Hanya disuruh mengukur kemampuan dan membandingkan dengan pesaing. Tak ada unsur tak ada perintah untuk mengalahkan.
Uraian Masalah
Mengapa arti yang mulia itu kemudian malah diartikan negatif dan membangkitkan rasa terancam? Karena yang merasa terancam tidak pernah mengukur dirinya sendiri karena biasanya merasa diri di atas angin. Bahkan, bisa jadi, ia tidak memiliki alat ukur sehingga ukuran yang dipakai adalah emosi. Terancam itu bukan sekedar karena keinginan untuk menguasai atau memonopoli bakal dijamah orang lain, tetapi mencerminkan tidak adanya kepercayaan diri terhadap apa yang dimiliki dan dijalaninya. Measure oneself againts others justru untuk membuat seseorang harus berkreasi. Berusaha mempertanggungjawabkan kemampuan yang telah diberikan Tuhan. Jadi, kalau rasa terancam mulai timbul dan bereaksi negatif, itu sebuah tanda bahwa saya dan atau Anda sedang tidak bertanggung jawab terhadap kepandaian yang diberikan Tuhan. Terancam adalah bukti bahwa seseorang tidak merasa bebas memaksimalkan kemampuannya. Orang macam ini tak akan bisa berterima kasih untuk kompetisi yang ada di hadapannya. Ia tak bisa lagi melihat bahwa kompetisi adalah sebuah jalan untuk menemukan kemampuan diri sendiri yang ternyata luar biasa dan tak pernah terpikirkan sebelumnya. Mengekor usaha orang lain itu bukan sebuah tanda kebodohan, melainkan sebuah tanda kemalasan.
Kemampuan bahasa inggris saya sangat terbatas. Tetapi kalau membaca kalimat di atas, terutama kalimat and it keeps us on our toes, saya masih bisa mengerti. Tanpa mengurangi rasa hormat, bisakah Anda juga mengerti, terutama mereka yang sering sekali merasa terancam dengan adanya kompetisi?
commit to user
Summary Statement
Closing Statement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
Tabel 3.2 SKEMATIK KOLOM PARODI SAMUEL MULIA No 1.
Edisi dan Judul Kolom 12 Februari 2012 Tekan 9
2.
4 Maret 2012 Nyanyian Sumbang
Skematik Pada opening background diceritakan awal mula kejadian (kronologi 1) tentang bagaimana Samuel Mulia yang tak pernah mendapat respon ketika menghubungi call center sebuah rumah sakit hingga akhirnya ia harus datang langsung. Kemudian dilanjutkan kronologi 2 tentang tweet yang ia baca. Selanjutnya dipaparkan ulasan pendapat Samuel mengenai passion yang harus dimiliki seorang pemimpin yang berkaitan dengan 2 kejadian sebelumnya. Samuel mengisahkan kronologi 3 mengenai kejadian yang dialaminya saat berada di lift kemudian diikuti ulasan pendapatnya yang berkaitan dengan kronologi 3 bahwa pemimpin harus mampu mendorong bawahannya ke arah yang lebih baik sebagai suatu kesimpulan. Tulisan ditutup dengan pernyataan tentang passion yang bisa berakibat baik atau sebaliknya. Pada opening background diceritakan kronologi 1 mengenai isi BBM (Blackberry Messenger) teman yang mengatakan bahwa mulut itu mencipta. Disusul kronologi 2 mengenai bagaimana tim kerjanya opininya mengenai kedua kejadian tersebut, bila yang keluar dari mulut itu parau berarti pabrik dalamnya kacau. Selanjutnya, dikisahkan kronologi 3 tentang topik bagaimana berdandan yang tepat ke kantor saat Samuel diminta menjadi pembicara di sebuah acara. Ia melanjutkan opininya sebagai summary statement, bahwa mulut yang sering berkata kasar menandakan tidak matangnya pertumbuhan emosi seseorang. Tulisan
3.
8 April 2012 Pimpinan
4.
15 April 2012 Sopir Taksi
Pada opening background dikisahkan awal mula kronologi 1 tentang Samuel yang bertindak sebagai pemimpin tidak berada dengan timnya yang bekerja keras menghasilkan acara yang mengagumkan. Ia kemudian mengisahkan kronologi 2 saat dulu ayahnya tidak datang ketika ia mengikuti lomba perancang mode. Selanjutnya, ia memaparkan pendapatnya mengenai kedua kejadian tersebut bahwa pemimpin harus tahu saat anak buah membutuhkannya. Tulisan ditutup dengan summary statement, loyalitas karyawan itu didasari dukungan pemimpin kepada mereka. Pada opening background dikisahkan kronologi 1 tentang bagaimana Samuel menanggapi sopir taksi yang merasa lebih tahu jalanan dan tidak mau mendengar saran orang lain. Kemudian Samuel memberi kesimpulan dari kejadian tersebut bahwa ketika seseorang belum tahu, ia rendah hati, tetapi ketika ia tahu, soknya setengah mati. Selanjutnya, Samuel menguraikan pendapatnya tentang pemimpin yang seringkali tidak mau menjadi pendengar. Disusul dengan kesimpulan bahwa bawahan bisa saja sama-sama tahu segalanya seperti halnya pemimpin. Tulisan ditutup dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
pertanyaan untuk instrospeksi diri.
5.
5 Agustus 2012 Fokus
6.
2 September 2012 Berjiwa
7.
7 Oktober 2012 Faith
8.
14 Oktober 2012 Kompetisi
Pada opening background, Samuel menceritakan tentang pendapatnya mengenai manusia yang suka pamer di social media. Kemudian ia menguraikan permasalahannya mengenai dirinya yang sering salah fokus. Diikuti dengan kesimpulan singkat bahwa memilih dan memilah mampu membantu kita untuk fokus di arah yang tepat. Ia menjelaskan kembali tentang salah fokus akibat perbedaan yang membuat kita merasa terancam. Tulisan ditutup dengan kesimpulan bahwa kita harus menghormati setiap perbedaan. Opening background dimulai dengan cerita mengenai komentar teman Samuel tentang hotel yang berjiwa saat temannya itu berlibur di Bali. Kemudian Samuel menyatakan pendapatnya bahwa hanya manusia yang berjiwa sehatlah yang mampu membuat benda mati itu memiliki jiwa. Selanjutnya, Samuel mengintrospeksi dirinya sendiri tentang hidupnya, hubungannya dengan pasangan, dan lain-lain. Tulisan ditutup dengan pengulangan kesimpulan sebelumnya. Opening background dimulai dengan cerita teman Samuel yang hampir tak mendapatkan visa sebelum pesawat take off. Kemudian Samuel menguraikan pendapat dan kebiasaannya yang sering naik pitam bila ada hal yang terjadi di luar rencananya. Selanjutnya, ia menyimpulkan mungkin itu terjadi karena ia kehilangan faith. Tulisan ditutup dengan pernyataan sindiran yang mengatakan hidup kita menyedihkan karena kita mau orang lain berubah untuk kita, tapi kita sendiri tidak mau berubah. Opening background dimulai dengan cerita klien Samuel yang naik pitam ketika menghadapi kompetisi/persaingan. Selanjutnya, Samuel menguraikan pendapatnya, kompetisi itu bukan untuk membuat kita merasa terancam tetapi untuk mengukur sejauh mana kemampuan diri. Tulisan ditutup dengan kesimpulan bahwa kompetisi itu justru membuat kita lebih kreatif dan menjaga agar kita tetap teguh pada pendirian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
C. SEMANTIK Hal terpenting dalam analisis wacana adalah makna yang terkandung dalam struktur teks. Dalam konteks ini, maka elemen semantik menjadi kunci. Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal yang muncul dari hubungan antar kalimat atau antar proposisi yang membangun makna tertentu, baik itu ekplisit maupun implisit. 1. Latar Latar suatu peritiwa tentu dihadirkan untuk memberi arah hendak ke mana suatu teks itu dibawa. Latar merupakan elemen wacana yang dapat menjadi pembenar ide yang diangkat dalam teks 65. Setelah dianalisis, ternyata hampir semua Kolom Parodi Samuel Mulia yang penulis teliti menggunakan latar suatu peristiwa atau kisah yang dialami oleh Samuel. Hal ini akan dijabarkan sebagai berikut: a. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 12 Februari 2012 berjudul Tekan 9, latar yang diungkapkan untuk mendukung tema yaitu kisah saat Samuel tidak mendapat respon dari call center sebuah rumah sakit. Saya menekan angka sembilan pada telepon seluler seperti yang diperintahkan mesin penjawab telepon sebuah rumah sakit. Setelah menekan dan telinga mulai agak panas mendengar lagu ning nong ning nong, tak satu pun operator yang menghentikan lagu yang sungguh tak menarik itu. Mungkin seperti Anda, saya berpikir kejadian itu karena traffic-nya sedang ramai, apalagi kalau menekan
65
Alex Sobur, Op.cit, p. 79
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
pada pukul 07.00, waktu yang diketahui oleh banyak orang sebagai waktu tersibuk. Tiga jam setelah itu, sekitar pukul 10.00, saya mengulang kembali menghubungi rumah sakit itu dengan pikiran bahwa traffic akan lebih rendah. Tetapi sayang sejuta sayang, kejadian menekan angka sembilan dan kuping menjadi panas terulang kembali. Setelah melihat situasi semacam itu, otak mengirim pesan untuk membuka situs saja. Saya mencari informasi di situs tentang dokter yang saya butuhkan. Setelah mem-browse dan tak menemukan apa yang dibutuhkan, saya memasukkan nama dokter yang saya cari ke kolom search, hasilnya tertulis not found. Saya sampai berpikir mengapa kok situsnya tak diberi nama www.not-found.com saja? Saya menghubungi kembali menggunakan telepon pada pukul 14.00. Hasilnya? Yaa.. sami mawon. Saya pikir, traffic padat merayap setiap saat itu hanya ada di jalan raya. Karena sudah cukup menanggung rasa kesal, saya memutuskan untuk langsung mengunjungi rumah yang sakit itu, hanya untuk membuat perjanjian. Tak kurang dari sepuluh menit, urusan saya beres. Di saat itulah saya bertanya, mengapa tidak bisa beres di telepon dan di situs kalau bisa beres di depan mata. Saya teringat filosofi teman dekat saya, kalau bisa merepotkan, kenapa mesti dimudahkan.
Penggunaan latar tersebut bertujuan untuk menjelaskan judul kolom, bahwa Samuel telah menekan angka sembilan pada telepon selulernya sesuai perintah mesin penjawab telepon sebuah rumah sakit namun tak kunjung mendapat respon. Hingga akhirnya ia mengunjungi langsung rumah sakit tersebut dan dilayani dengan cepat, berbanding terbalik ketika dihubungi melalui call center-nya. Selain itu, latar tersebut juga berusaha menjelaskan bahwa hal itu bisa terjadi karena manusia yang bekerja di belakangnya. Perusahaan adalah benda mati, yang bisa
b. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 4 Maret 2012 berjudul Nyanyian Sumbang, latar yang digunakan ada 2. Pertama, yakni kisah teman Samuel yang mengatakan bahwa mulut itu mencipta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Di suatu malam, rekan usaha kecil-kecilan saya mengirim BBM menanyakan kapan bisa bertemu. Saya balas dan minta maaf kalau sampai sepuluh hari ke depan baru tersedia waktu untuk bertemu. Saya jelaskan kalau saat BBM diterima saya sedang rapat, dan besok saya ke luar negeri dan setelah itu harus menghadiri acara reuni fakultas kedokteran di Pulau Dewata. Kemudian saya Hush enggak boleh
Sementara latar kedua mengenai kisah anak buah Samuel yang menghadapi klien bersuara sumbang atau bermulut kasar. Di suatu siang, salah satu tim kerja saya melaporkan di ruang rapat mengenai sampai sudah dibombardir dengan pertanyaan dengan suara yang ketus dan Kemudian ia bercerita panjang lebar soal mulut yang berkicau parah itu. Ruang rapat itu dipenuhi dengan kekesalannya mengenai isi mulut parau itu. Bahkan, salah satu manajer tempat di mana kami akan melakukan kerja sama dengan si mulut parau itu sempat bercerita pada anak buah saya itu, bahwa ia sejujurnya kapok bekerja sama dengan kli mengatakan venue kami sudah penuh dan enggak bisa dipakai pada hari itu, tapi akhirnya saya terima juga hanya karena ingat ada Mas aja. Coba enggak ada, ke
Melalui kedua latar tersebut, Samuel ingin menjelaskan bahwa mencari wibawa pemimpin tidak bisa dilakukan dengan memainkan kuasanya melalui mulut yang sering bersuara kasar. Hal itu justru menunjukkan ketidakmatangan pertumbuhan emosi seseorang. c. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 8 April 2012 berjudul Pimpinan, latar yang digunakan juga ada 2 kisah. Pertama, kisah Samuel yang saat itu bertindak sebagai pemimpin, tidak memberi dukungan kepada tim kerjanya saat mereka bekerja keras untuk menghasilkan acara yang mengagumkan. Perusahaan yang disebut beruntung adalah ketika ia meiliki aset berupa staf yang bekerja dengan cinta. Itu tweet yang saya buat setelah menyaksikan bagaimana tim dari klien saya mampu melaksanakan sebuah acara di Pulau Dewata dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
hasil yang mengagumkan. Sebagai konsultan saya angkat topi dan kalau perlu angkat meja. Akan tetapi, setelah evaluasi acara di atas, saya terkaget
kaget karena merka
mereka. Mengapa waktu geladi resik yang dimulai pukul 10 malam dan berakhir pukul 2 pagi, saya sama sekali tidak melek bersama mereka. Apalagi sekian jam menjelang acara berlangsung saya juga tidak bersama mereka.
Saya mengomel dan cemberut saat acara berlangsung. Saat evaluasi salah satu staf b ngomel ngomel, dalam hati saya ngomong. saat evaluasi itu berjalan. Anda pikir saya cengeng? Ungkapan Helen Keller yang dikirimkan kepada saya oleh seorang teman dekat bisa menggambarkan mengapa saya meneteskan air mata. To be blind is bad, but worse is to have eyes and not see.
Latar kedua, Samuel menceritakan ayahnya yang dulu tak datang saat Samuel mengikuti dan memenangkan lomba perancang mode. Saya teringat akan masa lalu bersama ayah. Saya kecewa bahwa ia tidak bersama saya ketika saya membutuhkannya. Di suatu hari saya menjadi finalis sebuah lomba perancang mode, ayah berjanji untuk datang melihat karya anaknya yang bersusah payah untuk bisa masuk final sebuah lomba yang bergengsi itu. Saya katakan pada ayah kalau tiket acara itu telah dititipka di pintu depan karena ayah berpesan akan datang terlambat. Anda tahu? Ia tidak datang terlambat, ia sama sekali tidak datang. Ia datang ketika semua sudah usai karena ia tahu saya memenangi salah satu kategori yang dilombakan, ia memberi saya uang. Namun semua itu tak ada gunanya. Saya tak butuh uang, saya butuh dukungan.
Melalui kedua latar tersebut, Samuel ingin menjelaskan bahwa dukungan itu tidak hanya dalam bentuk materiil tetapi juga immateriil. Pemimpin harus tahu kapan anak buahnya membutuhkan dukungan darinya, meski hanya dengan keberadaannya saja. d. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 15 April 2012 berjudul Sopir Taksi, latar yang digunakan adalah kisah saat Samuel menghadapi sopir taksi yang merasa lebih tahu seluk beluk jalanan dan tidak mau mendengar saran orang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
Saya adalah pengguna jasa transportasi bernama taksi sejak 1988. Dengan waktu yang nyaris 25 tahun itu, sudah barang tentu sejuta kejadian saya alami. Kalau mau dibeberkan semua, mungkin diperlukan sekian halaman untuk menuntaskan. Tetapi, satu kejadian yang sampai hari ini saya jumpai adalah sopir yang merasa lebih tahu seluk-beluk Jakarta dengan rimbanya itu, dan ogah mendengar saran orang lain. Yang saya maksud begini. Karena mereka adalah sopir taksi yang setiap hari berada di jalan, acapkali kalau saya ingin memberi saran untuk memilih jalan lain di luar pengetahuan mereka, umumnya mereka ngotot untuk tetap pada pendirian yang dianggap terbaik. Kalau sudah begitu, saya jadi jengkel dan ingin sekali menjelaskan kalau mereka merasa mengetahui medan Jakarta luar-dalam sebagai sopir, maka saya juga tahu hal yang sama sebagai pengguna taksi selama nyaris seperempat abad. Dan, di Jakarta ini, saya tak hanya bergaul di jalan protokol, tetapi juga di jalanjalan tikus. Itu belum termasuk kalau diajak menghabiskan waktu oleh beberapa teman yang doyannya berpetualang mengetahui isi perut kota metropolitan ini. Dan yang paling menjengkelkan adalah ketika jalan yang saya sarankan mendadak macet total, si sopir mengomel dengan mengungkapkan berulangulang bahwa kalau saja saya percaya dengan saran mereka, kemacetan itu tak akan dihadapi. Padahal, acapkali jalan yang mereka pilihkan untuk saya juga bak neraka. Biasanya kalau sudah begitu saya diam saja, dan umumnya mereka turut diam dan salah tingkah.
Latar tersebut digunakan untuk mengumpamakan pemimpin yang seringkali merasa lebih tahu dan tidak mau mendengar saran dari bawahannya. e. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 5 Agustus 2012 berjudul Fokus, Samuel menggunakan latar mengenai kisahnya ketika mengomentari manusia yang suka pamer di social media. Di pagi itu, saya mengomentari soal manusia yang tidak peka bahwa keterkenalannya sudah surut seperti air laut, soal seseorang yang sok berpengetahuan luas seolah olah hanya dia yang bisa membeli buku dan membrowsing internet, soal seorang manusia yang kerjanya hanya menggunting pita dimana mana, sampai tidak tahu lagi kapan harus berhenti tampil di mana mana. Soal manusia yang show off. Membeberkan foto barang barang mewahnya, memberi tahu kalau ia bangun pagi di belahan bumi utara, dan tertidur di bumi selatan, tanpa lupa memberi tahu jagat raya kalau sedang ada di lapangan terbang, tepatnya di lounge kelas bisnis sebuah maskapai penerbangan bergengsi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Social media telah memberi peluang baru sehingga saya dapat membaca dan melihat aktivitas orang lain. Itulah yang menyebabkan saya dengan mudah merepotkan diri dengan urusan orang lain. Salah satu teman saya yang senangnya menyindir merasa tersinggung karena salah satu teman yang dianggapnya dekat belakangan sudah jarang mengajaknya pergi. Saya mirip seperti teman saya itu. Salah fokus.
Latar tersebut bertujuan untuk menjelaskan bahwa salah fokus akan membawa pada hal yang negatif dan membuat kita merasa terancam akan perbedaan. Kita harus memilih dan memilah agar bisa fokus pada arah yang benar, agar kita bisa menghormati perbedaan. f. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 2 September 2012 berjudul Berjiwa, latar yang digunakan tentang bagaimana teman Samuel mengomentari sebuah hotel yang menurutnya memiliki jiwa. Saya sedang menikmati foto-foto indah yang diabadikan seorang teman saat sedang menghabiskan liburan panjangnya di sebuah hotel di Pulau Dewata. Selain keindahan hasil jepretannya, saya terpesona dengan komentar singkatnya saja datang
Melalui latar tersebut, Samuel ingin menjelaskan bahwa kita tidak bisa hanya menghiasi diri dengan benda mati yang bergengsi tinggi namun sia di belakangnya harus memiliki jiwa yang sehat agar tercermin juga pada benda mati yang dijalankannya agar juga berkepribadian memikat. g. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 7 Oktober 2012 berjudul Faith, Samuel menggunakan latar kisah temannya yang hampir tak mendapatkan visa sebelum boarding pesawat. Di suatu pagi saya membaca status seorang teman yang di-posting-nya di salah satu social media
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
n kerja saya ke luar negeri. Pesawat yang ditumpanginya berangkat pukul tujuh malam, sampai pukul lima sore visa belum juga di tangan. Maka ia tetap berangkat ke lapangan terbang, singkat cerita visanya di genggaman tangan tepat sekian menit sebelum check-in counter ditutup.
Melalui latar tersebut, Samuel mengumpamakan dirinya sendiri bahwa ia pasti sudah membatalkan kepergian itu bila menghadapi hal yang dialami temannya. Kolomnya berusaha mengingatkan bahwa kita seringkali akan terbawa emosi bila ada hal yang terjadi di luar dugaan atau di luar rencana yang sudah kita buat. Menurut Samuel, hal itu bisa terjadi karena kita tidak memiliki faith atau keyakinan atas apa yang kita lakukan, atas apa yang sudah kita terima. h. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 14 Oktober 2012 berjudul Kompetisi, latar yang digunakan adalah kisah klien Samuel yang tidak tahan menghadapi kompetisi. Mengapa ia naik pitam di pagi itu? Alasannya hanya satu. Ia baru mendengar bahwa pesaingnya ikut ikutan melakukan eksekusi yang persis sama seperti yang dilakukan. Dan lebih dongkolnya lagi, pesaingnya melakukan eksekusi itu di lokasi yang tak berbeda. Jadi, kalau mengingat soal marketing mix, promotion dan placement yang dibuat klien saya juga dibuat pesaingnya. Plek. Pagi itu dengan nyawa yang tak terkumpul lengkap, saya menasihatinya untuk menerima keadaan itu. Saya menambahkan, kalau semua orang meniru hal sama, rezeki yang diberikan Tuhan tak pernah sama. Jadi, saya menyemangati untuk tak perlu khawatir menyarankan masuk ke ruang rapat untuk berdoa menenangkan pemikirannya.
Latar tersebut bertujuan untuk menjelaskan bahwa kompetisi itu ada agar kita lebih mawas diri, lebih kreatif, dan bukan malah membuat kita takut atau bahkan merasa terancam.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
Tabel 3.3 Latar Kolom Parodi Samuel Mulia No 1.
Edisi dan Judul Kolom 12 Februari 2012 Tekan 9
2.
4 Maret 2012
Latar Tentang bagaimana Samuel Mulia yang tak pernah mendapat respon ketika menghubungi call center sebuah rumah sakit hingga akhirnya ia harus datang langsung. Mengenai isi BBM (Blackberry Messenger) teman yang mengatakan bahwa mulut itu mencipta. Dan juga mengenai
Nyanyian Sumbang 3.
4.
Pimpinan
Tentang Samuel yang bertindak sebagai pemimpin namun tidak berada bersama dengan timnya yang bekerja keras menghasilkan acara yang mengagumkan. Ia kemudian mengisahkan kronologi 2 saat dulu ayahnya tidak datang ketika ia mengikuti lomba perancang mode.
15 April 2012
Tentang Samuel yang menanggapi sopir taksi yang merasa lebih tahu jalanan dan tidak mau mendengar saran orang lain.
8 April 2012
Sopir Taksi 5.
5 Agustus 2012
Tentang pendapat Samuel mengenai manusia yang suka pamer di social media.
Fokus 6.
2 September 2012
Cerita mengenai komentar teman Samuel tentang hotel yang berjiwa saat temannya itu berlibur di Bali.
Berjiwa 7.
7 Oktober 2012
Cerita teman Samuel yang hampir tak mendapatkan visa sebelum pesawat take off.
Faith 8.
14 Oktober 2012
Cerita klien Samuel yang naik pitam ketika menghadapi kompetisi/persaingan.
Kompetisi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
2. Detail Detail merupakan suatu kontrol informasi yang ditampilkan seorang komunikator. Detail berhubungan dengan apakah sisi informasi tertentu diuraikan secara panjang atau tidak 66. Komunikator, dalam hal ini kolumnis
Samuel Mulia
menampilkan secara berlebihan informasi
yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Setelah dianalisis, kebanyakan detail yang ditampilkan dalam kolom adalah pengalaman pribadi dari kolumnis, Samuel Mulia sendiri. Berikut penjelasannya. a. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 12 Februari 2012 berjudul Tekan 9, Samuel mengungkapkan detail mengenai kisahnya saat tak mendapat respon dari call center dan website sebuah rumah sakit. Saya menekan angka sembilan pada telepon seluler seperti yang diperintahkan mesin penjawab telepon sebuah rumah sakit. Setelah menekan dan telinga mulai agak panas mendengar lagu ning nong ning nong, tak satu pun operator yang menghentikan lagu yang sungguh tak menarik itu. Mungkin seperti Anda, saya berpikir kejadian itu karena traffic-nya sedang ramai, apalagi kalau menekan pada pukul 07.00, waktu yang diketahui oleh banyak orang sebagai waktu tersibuk.
Tiga jam setelah itu, sekitar pukul 10.00, saya mengulang kembali menghubungi rumah sakit itu dengan pikiran bahwa traffic akan lebih rendah. Tetapi sayang sejuta sayang, kejadian menekan angka sembilan dan kuping menjadi panas terulang kembali. Setelah melihat situasi semacam itu, otak mengirim pesan untuk membuka situs saja. Saya mencari informasi di situs tentang dokter yang saya butuhkan. Setelah mem-browse dan tak menemukan apa yang dibutuhkan, saya memasukkan nama dokter yang saya cari ke kolom search, hasilnya tertulis not found. Saya sampai berpikir mengapa kok situsnya tak diberi nama www.not-found.com saja? Saya 66
Alex Sobur, Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
menghubungi kembali menggunakan telepon pada pukul 14.00. Hasilnya? Yaa.. sami mawon. Saya pikir, traffic padat merayap setiap saat itu hanya ada di jalan raya. Karena sudah cukup menanggung rasa kesal, saya memutuskan untuk langsung mengunjungi rumah yang sakit itu, hanya untuk membuat perjanjian. Tak kurang dari sepuluh menit, urusan saya beres. Di saat itulah saya bertanya, mengapa tidak bisa beres di telepon dan di situs kalau bisa beres di depan mata. Saya teringat filosofi teman dekat saya, kalau bisa merepotkan, kenapa mesti dimudahkan.
b. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 4 Maret 2012 berjudul Nyanyian Sumbang, detail yang diungkap adalah cerita tim kerja Samuel yang menghadapi klien yang bermulut kasar. Di suatu siang, salah satu tim kerja saya melaporkan di ruang rapat mengenai Masak, Mas. Baru saja saya sampai sudah dibombardir dengan pertanyaan dengan suara yang ketus dan menggertak. A Kemudian ia bercerita panjang lebar soal mulut yang berkicau parah itu. enggak dibaca udah main nyamber Ruang rapat itu dipenuhi dengan kekesalannya mengenai isi mulut parau itu. Bahkan, salah satu manajer tempat di mana kami akan melakukan kerja sama dengan si mulut parau itu sempat bercerita pada anak buah saya itu, bahwa ia mengatakan venue kami sudah penuh dan enggak bisa dipakai pada hari itu, tapi akhirnya saya terima juga hanya karena ingat ada Mas aja. Coba enggak ada, ke laut aje
c. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 8 April 2012 berjudul Pimpinan, Samuel mengungkapkan detail cerita saat ia menjadi pemimpin namun tak bisa memberi dukungan moril kepada anak buahnya. Perusahaan yang disebut beruntung adalah ketika ia memiliki aset berupa staf yang bekerja dengan cinta. Itu tweet yang saya buat setelah menyaksikan bagaimana tim dari klien saya mampu melaksanakan sebuah acara di Pulau Dewata dengan hasil yang mengagumkan. Sebagai konsultan saya angkat topi dan kalau perlu angkat meja. Akan tetapi, setelah evaluasi acara di atas, saya terkaget kaget karena mereka apa sebagai komandan saya tak berada dekat dengan mereka. Mengapa waktu geladi resik yang dimulai pukul 10 malam dan berakhir pukul 2 pagi, saya sama sekali tidak melek bersama mereka. Apalagi sekian jam menjelang acara berlangsung saya juga tidak bersama mereka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
Saya mengomel dan cemberut saat acara berlangsung. Saat evaluasi salah satu ngomel ngomel, dalam hati saya ngomong. menangis saat evaluasi itu berjalan. Anda pikir saya cengeng? Ungkapan Helen Keller yang dikirimkan kepada saya oleh seorang teman dekat bisa menggambarkan mengapa saya meneteskan air mata. To be blind is bad, but worse is to have eyes and not see.
Samuel juga memaparkan detail cerita ketika ayahnya tak datang saat Samuel mengikuti dan memenangkan lomba perancang mode. Saya teringat akan masa lalu bersama ayah. Saya kecewa bahwa ia tidak bersama saya ketika saya membutuhkannya. Di suatu hari saya menjadi finalis sebuah lomba perancang mode, ayah berjanji untuk datang melihat karya anaknya yang bersusah payah untuk bisa masuk final sebuah lomba yang bergengsi itu. Saya katakan pada ayah kalau tiket acara itu telah dititipka di pintu depan karena ayah berpesan akan datang terlambat. Anda tahu? Ia tidak datang terlambat, ia sama sekali tidak datang. Ia datang ketika semua sudah usai karena ia tahu saya memenangi salah satu kategori yang dilombakan, ia memberi saya uang. Namun semua itu tak ada gunanya. Saya tak butuh uang, saya butuh dukungan.
d. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 15 April 2012 berjudul Sopir Taksi, Samuel mengungkap detail kisah saat ia menghadapi sopir taksi yang merasa lebih tahu seluk beluk jalanan dan tidak mau mendengar saran orang lain. Saya adalah pengguna jasa transportasi bernama taksi sejak 1988. Dengan waktu yang nyaris 25 tahun itu, sudah barang tentu sejuta kejadian saya alami. Kalau mau dibeberkan semua, mungkin diperlukan sekian halaman untuk menuntaskan. Tetapi, satu kejadian yang sampai hari ini saya jumpai adalah sopir yang merasa lebih tahu seluk-beluk Jakarta dengan rimbanya itu, dan ogah mendengar saran orang lain. Yang saya maksud begini. Karena mereka adalah sopir taksi yang setiap hari berada di jalan, acapkali kalau saya ingin memberi saran untuk memilih jalan lain di luar pengetahuan mereka, umumnya mereka ngotot untuk tetap pada pendirian yang dianggap terbaik. Kalau sudah begitu, saya jadi jengkel dan ingin sekali menjelaskan kalau mereka merasa mengetahui medan Jakarta luar-dalam sebagai sopir, maka saya juga tahu hal yang sama sebagai pengguna taksi selama nyaris seperempat abad.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
Dan, di Jakarta ini, saya tak hanya bergaul di jalan protokol, tetapi juga di jalanjalan tikus. Itu belum termasuk kalau diajak menghabiskan waktu oleh beberapa teman yang doyannya berpetualang mengetahui isi perut kota metropolitan ini. Dan yang paling menjengkelkan adalah ketika jalan yang saya sarankan mendadak macet total, si sopir mengomel dengan mengungkapkan berulangulang bahwa kalau saja saya percaya dengan saran mereka, kemacetan itu tak akan dihadapi. Padahal, acapkali jalan yang mereka pilihkan untuk saya juga bak neraka. Biasanya kalau sudah begitu saya diam saja, dan umumnya mereka turut diam dan salah tingkah.
Tabel 3.4 Detail Kolom Parodi Samuel Mulia No
Edisi dan Judul Kolom
1.
12 Februari 2012 Tekan 9
2.
4 Maret 2012
Detail Tentang bagaimana Samuel Mulia yang tak pernah mendapat respon ketika menghubungi call center sebuah rumah sakit hingga akhirnya ia harus datang langsung. Mengenai isi BBM (Blackberry Messenger) teman yang mengatakan bahwa mulut itu mencipta. Dan juga mengenai
Nyanyian Sumbang 3.
4.
Pimpinan
Tentang Samuel yang bertindak sebagai pemimpin namun tidak berada bersama dengan timnya yang bekerja keras menghasilkan acara yang mengagumkan. Ia kemudian mengisahkan kronologi 2 saat dulu ayahnya tidak datang ketika ia mengikuti lomba perancang mode.
15 April 2012
Tentang Samuel yang menanggapi sopir taksi yang merasa lebih tahu jalanan dan tidak mau mendengar saran orang lain.
8 April 2012
Sopir Taksi 5.
5 Agustus 2012
-
Fokus 6.
2 September 2012
-
Berjiwa 7.
7 Oktober 2012
-
Faith 8.
14 Oktober 2012
-
Kompetisi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
3. Maksud Elemen maksud melihat apakah teks itu disampaikan secara eksplisit atau tidak, apakah fakta disajikan secara telanjang atau tidak. Sebaliknya informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar. Elemen detail dan maksud bertujuan sama yakni menguntungkan pihak komunikator67. Berikut penjelasannya: a. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 12 Februari 2012 berjudul Tekan 9,
maksud yang diungkap secara implisit, yakni mengenai
pelayanan rumah sakit yang buruk. Karena sudah cukup menanggung rasa kesal, saya memutuskan untuk langsung mengunjungi rumah yang sakit itu, hanya untuk membuat perjanjian. Tak kurang dari sepuluh menit, urusan saya beres. Di saat itulah saya bertanya, mengapa tidak bisa beres di telepon dan di situs kalau bisa beres di depan mata. Saya teringat filosofi teman dekat saya, kalau bisa merepotkan, kenapa mesti dimudahkan.
b. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 4 Maret 2012 berjudul Nyanyian Sumbang, maksud diungkapkan secara implisit melalui pengalamannya sendiri bahwa berkata kasar itu menunjukkan betapa kita belum dewasa. Karena pernah sekali waktu saya mencari wibawa, merasakan apa yang disebut bos besar dan menunjukkan kekuasaan dengan cara mencipta petaka melalui mulut bersuara sumbang. Dulu, saya bangga karena ada yang keder mendengarnya, tetapi sekarang saya jadi malu sendiri karena semakin sering mulut bersuara parau, maka semakin sering saya menunjukkan betapa tidak matangnya pertumbuhan emosi, dan betapa tingkat kedewasaan saya seperti orang yang tak pernah naik kelas.
67
Alex Sobur, Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
c. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 8 April 2012 berjudul Pimpinan, maksud diungkapkan secara eksplisit bahwa kita sebagai sesama manusia saling membutuhkan dukungan dan perhatian. Pertanyaan. Bukankah sebagai pimpinan, saya dan Anda juga manusia yang membutuhkan dukungan, perhatian, dan yang ingin dihargai meski telah membuat sejuta kesalahan? Nah, kalau Anda menangguk dalam hati, mulailah melatih untuk menjadi peka bahwa staf Anda itu adalah aset, mereka patut mendapatkan cinta Anda.
d. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 15 April 2012 berjudul Sopir Taksi, maksud yang diungkap secara implisit, yaitu bahwa seharusnya kita tidak boleh merendahkan pendapat orang lain. Bagaimana kalau saran bawahan ternyata berhasil dengan baik? Apakah perasaan si sopir taksi atau seorang atasan kalau ternyata saran saya dan bawahan mereka jitu? Apakah si sopir taksi tak merasa malu kalau di suatu saat ketika ia mengantar penumpang lain, ia menggunakan jalan yang pernah saya tunjukkan yang pada awalnya dianggap tidak benar? Apakah seorang atasan bisa dengan berani mengatakan bahwa saya tidak tahu banyak? Apakah mereka akan merasa malu kalau di suatu saat di sebuah peristiwa berbeda, saran bawahannya yang jitu itu digunakan sebagai senjata unggul? Atau saya dan Anda mirip seperti sopir taksi yang rendah hati pada awalnya saja karena belum tahu apa-apa, kemudian menjadi pongah setelah sekian tahun saya dan Anda tahu segalanya, dan lupaa kalau di saat yang bersamaan ketika saya dan Anda tahu segalanya, ada manusia yang juga sama-sama tahu segalanya, hanya saja mereka berpredikat bawahan.
e. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 5 Agustus 2012 berjudul Fokus, dijelaskan bahwa kita perlu menghormati perbedaan. Maksud ini disampaikan secara implisit. Kalau saja saya bisa fokus di arah yang tepat, saya bisa melihat fakta kalau manusia itu berhak melakukan apa pun yang dianggapnya baik untuk dirinya tanpa harus meminta persetujuan kepada seluruh umat. Bahwa saya setuju atau tidak, itu urusan saya. Dan kalau tidak setuju, saya tidak perlu naik pitam dan memaksa orang harus seperti saya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
f. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 2 September 2012 berjudul Berjiwa, maksud yang diungkapkan secara implisit lagi, yakni mengenai kepribadian baik yang harus tercermin dalam setiap langkah dan pada apapun yang sedang kita jalankan. Itu mengapa sekarang saya mengerti ada hotel mewah yang tidak membuat nyaman, bukan hanya karena stafnya yang arogan, melainkan sebuah bangunan Mereka mempromosikan kedahsyatan benda matinya, bukan kedahsyatan benda mati yang memiliki nyawa itu. Hotel yang hanya menawarkan gengsi tanpa memikirkan pentingnya memiliki sebuah hotel yang memiliki jiwa. Kejadian di atas membuat saya melihat kembali ke dalam hidup saya sebagai manusia. Saya menghiasi raga yang terlihat itu dengan sejuta pesona benda mati yang memberi gengsi, tetapi saya mengenakannya hanya untuk gengsi dan tidak karena saya menempatkan kepribadian saya di atas segala gengsi. Badan saya kekurusan atau kegemukan karena saya tidak mencintai diri saya. I spoiled my life, bukan I love my life.
g. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 7 Oktober 2012 berjudul Faith, dijelaskan bahwa kepercayaan pada apa yang dijalankan itu membuat kita mampu menerima perbedaan atau perubahan dari orang lain. Maksud ini diungkapkan secara implisit. Beberapa hari yang lalu, saya bertanya mengapa semua itu terjadi. Mungkin ini faktor utamanya. Saya ini tidak memiliki faith atau keyakinan tentang apa yang saya jalani, tentang apa yang sudah saya terima, tentang apa yang saya cintai. Faith itu yang memampukan I set my partner free. I set myself free. Karena semakin saya genggam dan tak membiarkannya free, semakin kental kalau saya menunjukkan tidak memiliki kepercayaan tentang apa yang saya jalani.
h. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 14 Oktober 2012 berjudul Kompetisi, maksud diungkapkan secara eksplisit bahwa kompetisi itu tidak dimaksudkan untuk membuat seseorang merasa terancam, tapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
ditujukan agar kita mengukur kemampuan diri, tidak hanya meniru ide orang lain. Setelah mengirim pemikiran yang lumayan panjang itu, saya malah jadi tertarik untuk menulis soal kompetisi di hari Minggu yang santai ini. Apa arti compete? Ini artinya, measure oneslelf againts others. Jadi mengukur diri sendiri, bukan meniru orang lain. Bukan menyerobot punya orang lain. Bukan berarti naik pitam, merasa terancam dan kemudian mengancam. Bukan berarti memblokir keuntungan orang. Hanya disuruh mengukur kemampuan dan membandingkan dengan pesaing. Tak ada unsur tak ada perintah untuk mengalahkan.
Tabel 3.5 Maksud Kolom Parodi Samuel Mulia Edisi
Judul Kolom
Maksud
12 Februari 2012
Tekan 9
Implisit
4 Maret 2012
Nyanyian Sumbang
Implisit
8 April 2012
Pimpinan
Eksplisit
15 April 2012
Sopir Taksi
Implisit
5 Agustus 2012
Fokus
Implisit
2 September 2012
Berjiwa
Implisit
7 Oktober 2012
Faith
Implisit
14 Oktober 2012
Kompetisi
Eksplisit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
4. Praanggapan Praanggapan atau bisa disebut juga pengandaian merupakan strategi lain untuk memberi citra tertentu dan untuk mendukung makna teks. Pengandaian disajikan untuk memberi pernyataan yang dipandang terpercaya
dan
karenanya
tidak
perlu
dipertanyakan68.
Berikut
penjelasannya: a. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 12 Februari 2012 berjudul Tekan 9, praanggapan yang muncul adalah perumpamaan mengenai manusia yang berkepribadian baik. Namun, semuanya hanya benda mati. Yang mati itu bisa hidup kalau ada manusia yang mau menjawab dering yang berbunyi, ada manusia yang tidak korupsi. Yang mati bisa hidup kalau manusia di belakangnya tidak malas, tidak mengeluh, dan selalu mencari alasan ini dan itu.
b. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 4 Maret 2012 berjudul Nyanyian Sumbang, praanggapan yang muncul ialah perumpamaan bahwa hasil yang keluar akan baik bila proses yang di dalam juga baik. Berulang kali saya menulis bahwa hasil yang keluar dari mulut adalah produk dari pabrik yang lokasinya di dalam. utamanya sehat walafiat. Yang bagian dalamlah mengambil bagian super penting. Mengapa saya sering tak menaati aturan main, mengapa saya sebagai pimpinan sangat egois dan mudah naik pitam, tidak menggunakan mulutnya untuk bisa ramah dan disukai orang, itu karena pabriknya kacau. Mesinnya kotor dan jarang turun mesin Karena merasa terlalu mahal atau bisa jadi gengsi untuk turun mesin.
68
Alex Sobur, Ibid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
c. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 15 April 2012 berjudul Sopir Taksi, praanggapan yang muncul adalah hubungan sebab-akibat mengenai sesuatu yang gagal pasti akan dikritik atau dikomentari orang. Apakah susahnya menjadi pendengar? Dan, apakah susahnya mencoba solusi yang lain kalau itu bisa menjadi sebuah pilihan baru untuk bisa maju? Dan, kalau solusi itu berakhir dengan amburadul, maka sama seperti sopir taksi, selalu saja ada yang akan menyuarakan kesalahan itu berulang kali baik di ruang rapat, di tempat pertemuan, di mana saja, bahkan di sebuah pesta sekalipun.
d. Dalam Kolom Parodi Samuel Mulia tanggal 7 Oktober 2012 berjudul Faith, praanggapan yang muncul mempersepsikan ketidakberdayaan seseorang bila ia tidak memiliki faith atau keyakinan. Begitu saya kehilangan faith, saya kehilangan segalanya. Kalau sudah kehilangan dengan mudahnya saya protes pada Sang Khalik, padahal yang keliru itu saya. Tanpa faith keliru, bukan orang lain. Tanpa faith, saya akan limbung, ngomel, protes, dan bukan malah memperjuangkan sebuah kehidupan dengan hari legowo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
Tabel 3.6 Praanggapan Kolom Parodi Samuel Mulia Edisi
Judul Kolom
Praanggapan
12 Februari 2012
Tekan 9
Perumpamaan mengenai manusia yang berkepribadian baik.
4 Maret 2012
Nyanyian Sumbang
Perumpamaan bahwa hasil yang keluar akan baik bila proses yang di dalam juga baik
8 April 2012
Pimpinan
15 April 2012
Sopir Taksi
5 Agustus 2012
Fokus
-
2 September 2012
Berjiwa
-
7 Oktober 2012
Faith
14 Oktober 2012
Kompetisi
-
Hubungan sebab-akibat mengenai sesuatu yang gagal pasti akan dikritik atau dikomentari orang.
Ketidakberdayaan seseorang bila ia tidak memiliki faith atau keyakinan.
commit to user
-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
D. SINTAKSIS Sintaksis merupakan strategi manipulatif untuk menampilkan dir i sendiri secara positif dan pihak lawan secara negatif. Hal tersebut bisa dilihat melalui pemakaian koherensi, nominalisasi, abstraksi, dan pemakaian kata ganti 69. Berikut hasil analisanya: 1. Koherensi, merupakan pertalian atau jalinan antar kalimat dalam teks. Dua kalimat yang menggambarkan fakta berbeda dapat dihubungan sehingga tampak koheren. Koherensi juga dapat ditampilkan melalui hubungan sebab-akibat atau penjelas. Hal ini bisa dilihat dari kata hubung yang dipakai (dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun). (a). Tim yang mau berjalan extra miles itu karena melihat atasannya yang memiliki gairah berjalan extra miles tanpa mengeluh dan hanya punya satu tujuan, membuat orang lain dapat hidup lebih baik. (Tekan 9) Koherensi ini memberi kesan bahwa teladan dari pemimpin-lah yang mampu membuat anak buahnya termotivasi. (b). Mengapa saya sebagai pimpinan sangat egois dan mudah naik pitam.. karena pabriknya kacau (Nyanyian Sumbang) Koherensi ini memberi kesan bahwa jiwa yang tidak sehat menjadi penyebab munculnya emosi dan amarah.
69
Alex Sobur, Ibid, p. 80
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
(c). Atau saya dan Anda mirip seperti sopir taksi yang rendah hati pada awalnya saja karena belum tahu apa-apa.. kemudian menjadi pongah setelah sekian tahun saya dan Anda tahu segalanya, (Sopir Taksi)
Koherensi
ini
memberi
kesan
bahwa
ketidaktahuan
yang
menyebabkan rendah hati, sementara sombong dikarenakan merasa sudah tahu. (d). Mereka tak membutuhkan saya naik pohon kelapa atau mengangkat ini dan itu, tetapi kehadiran seorang pemimpin di tengah mereka akan membuat semuanya berbeda. (Pimpinan) Koherensi ini memberi kesan kehadiran seorang pemimpin adalah bentuk dukungan bagi anak buah. (e). Nah, karena salah fokus, Saya marah dan ingin membalas dendam terhadap pesaing itu.. (Fokus) Koherensi ini memberi kesan salah fokus membawa pada hal yang negatif.
2. Nominalisasi, merupakan strategi yang berkaitan dengan pengubahan kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina). Umumnya, hal ini dilakukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
dengan memberi imbuhan pe-an. Nominalisasi dapat memberi sugesti pada khalayak adanya suatu generalisasi.
Verba
: Saya tahu bahwa memaksa untuk menjadi sama itu seperti neraka rasanya.
Nominalisasi : Saya tahu bahwa pemaksaan untuk menjadi sama itu seperti neraka rasanya.
3. Abstraksi, adalah strategi yang berkaitan dengan apakah informasi mengenai suatu peristiwa atau aktor sosial ditampilkan dengan petunjuk konkret atau abstrak.
Abstraksi: Setelah dua kejadian itu, saya berpikir kalau dulu saya menganggap swasta lebih baik dari yang negeri, saya keliru besar. Pada kalimat tersebut, Samuel Mulia tidak menyebutkan secara spesifik yang swasta itu apa dan yang negeri itu apa. Keduanya mengacu kepada institusi swasta dan institusi negeri. Institusi di sini bisa berarti banyak hal, bisa institusi pendidikan, institusi kesehatan, perusahaan umum, dan lain-lain. Sehingga melalui abstraksi tersebut, objek tidak ditunjukkan sebagai sesuatu yang berdiri sendiri tetapi dipandang sebagai suatu kelompok atau komunitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
Abstraksi: Biasanya mereka yang merasa lebih tahu tak mau mendengar, apalagi yang punya kuasa.
pada banyak orang atau siapa saja yang merasa lebih tahu. Maka abstraksi ini juga ingin membuat objek dipandang sebagai suatu kelompok atau komunitas. 4. Kata ganti Dalam semua kolom yang diteliti, Samuel Mulia menggunakan sikap
itu,
sebagai representasi sikap bersama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
E. STILISTIK Dalam konteks ini, hal yang diteliti adalah gaya bahasa. Gaya bahasa dipandang sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa) 70. Stilistik memusatkan perhatiannya kepada cara penulis kolumnis
dalam hal ini
menyatakan maksudnya melalui bahasa. Gaya bahasa bisa
mencakup pilihan diksi atau leksikal, struktur kalimat, majas dan citraan, atau pola rima seperti dalam karya sastra 71. Namun dalam penelitian ini, penulis membatasi pada analisa dari segi pilihan diksinya saja. Gorys Keraf mengatakan pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu. Pilihan diksi tidak hanya menyatakan kata-kata mana yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan tetapi juga bisa menyangkut masalah gaya bahasa dan ungkapan72. Berikut hasil analisanya: 1. -
70 71 72
Paragraf 12 Pemimpin adalah nahkoda yang sebaiknya memiliki gairah yang menyala dan inspiratif sehingga jajaran di bawahnya dapat dan menjadi mampu membuat orang lain tak perlu sampai menekan tombol angka sembilan itu sebanyak
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), p. 113 Alex Sobur, Op.cit, p. 82 Gorys Keraf, Op.cit, p. 22-23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
denotatif (makna sebenarnya) maka artinya hampir sama dengan kata
2. -
Paragraf 10 Atau menciptakan ketenteraman kalau yang digendingkan adalah gending Pilihan diksi yang dipakai adalah kata
diantara pilihan kata yang lain menunjukkan bahwa kolumnis ingin memberi kesan memperhalus makna. 3. -
Paragraf 2
ngotot untuk tetap pada
dalam konteks tersebut subyek dikonotasikan secara negatif. 4. -
Paragraf 2 melayangkan
kaget karena merka mengapa sebagai komandan saya tak berada
terhadap kinerja atasan. Meski hampir sama artinya dengan kata
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
untuk menunjukkan ketidakpuasan. -
Paragraf 8
Pimpinan harus peka ketika
nya
-
orang tua yang memberi tuntunan kepada anak-anaknya. 5. -
Paragraf 14 Jadi di mana Anda akan menginap, di mana Anda membangun istana
sini mengacu pada makna konotatif yang mengandung nilai
6. -
Paragraf 4 Kejadian macam itu sudah berjuta kali terjadi, tetapi toh selalu saja saya naik pitam
konotatif yang berarti marah. 7. -
Paragraf 13
Mengekor usaha orang lain itu bukan sebuah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
Senada dengan Gorys Keraf, hasil analisa pilihan kata di atas lebih banyak berkaitan dengan makna konotatif73. Hal ini disebabkan karena kolumnis ingin menimbulkan rasa emosional tertentu tidak senang
setuju atau tidak setuju, senang atau
kepada para pembacanya.
Pilihan kata yang dipakai
memperlihatkan bahwa kolumnis juga memendam perasaan yang sama.
73
Gorys Keraf, Ibid, p. 29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
F. RETORIS Retoris merupakan gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Misalnya dengan ungkapan hiperbolik (melebih-lebihkan atau bertele-tele), gaya repetisi (pengulangan), aliterasi (pemakaian kata-kata yang permulaannya sama bunyinya seperti sajak), ejekan (ironi), interaksi (bagaimana kolumnis menempatkan dirinya diantara khalayak; formal, informal, atau santai), dan metafora (kiasan) 74. Berdasarkan penjelasan tersebut, didapatkan hasil analisa sebagai berikut: 1. Hiperbolik a. Paragraf 1 Sebagai konsultan saya angkat topi dan kalau perlu angkat meja.
b. Paragraf 6 Karena tidak fleksibel, maka acapkali keputusan yang saya buat hanya memiliki satu tujuan yaitu melindungi saya dari kekecewaan, dari kegagalan, dari porak porandanya hati saya
c. Paragraf 3 Pagi itu dengan nyawa yang tak terkumpul lengkap, saya menasihatinya untuk menerima kea
74
Alex Sobur, Op.cit, p. 83-84.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
2. Gaya Repetisi a. Paragraf 6 Keduanya memiliki dana, keduanya mampu menyediakan fasilitas, keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan, keduanya Paragraf 7 Yang mati itu bisa hidup kalau ada manusia yang mau menjawab dering yang berbunyi, ada manusia yang tidak korupsi. Yang mati bisa hidup kalau manusia di belakangnya tidak malas, tidak mengeluh, dan selalu mencari alasan ini dan itu.
3. Ejekan/Ironi a. Paragraf 2 Kemudian ia bercerita panjang lebar soal mulut yang berkicau parah
b. Paragraf 13 Atau saya dan Anda mirip seperti sopir taksi yang rendah hati pada awalnya saja karena belum tahu apa-apa, kemudian menjadi pongah setelah sekian tahun saya dan Anda tahu segalanya, dan lupaa kalau di saat yang bersamaan ketika saya dan Anda tahu segalanya, ada manusia yang juga sama-sama tahu segalanya, hanya saja mereka berpredikat bawahan.
4. Interaksi Interaksi yang digunakan dalam kolom yang penulis teliti adalah sikap formal. a.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
Paragraf 4 Demikianlah saudara-saudari, Bapak dan Ibu yang saya hormati, peristiwa macam itu saya yakini sudah pernah Anda Paragraf 9 : Saudara-saudari, Bapak dan Ibu yang saya hormati, itu sebuah contoh lain kalau yang di dalam mesinnya kotor,
5. Metafora/Kiasan dan Ungkapan a. Kiasan, Paragraf 7 pohon utamanya sehat walafiat. Yang bagian dalamlah mengambil bagian super penting. Mengapa saya sering tak menaati aturan main, mengapa saya sebagai pimpinan sangat egois dan mudah naik pitam, tidak menggunakan mulutnya untuk bisa ramah dan disukai orang, itu karena pabriknya kacau. Mesinnya kotor dan jarang turun mesin karena
b. Ungkapan, Paragraf 8 Bukankah saya dan Anda pernah diberi pelajaran peribahasa yang bunyinya, seperti ini : Padi itu makin berisi katanya makin merunduk.
c. Ungkapan, Paragraf 5 Ungkapan Helen Keller yang dikirimkan kepada saya oleh seorang teman dekat bisa menggambarkan mengapa saya meneteskan air mata. To be blind is bad, but worse is to have eyes and not see.
d.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
Kiasan, Paragraf 12 Tentu mustahil kalau saya menabur bibit jagung menggarap tuaiannya dalam bentu buah pisang,
e. Ungkapan, Paragraf 7 ife plan and guess what they have planned for you? Not much. Kiasan: Paragraf 8 Itu mengapa sekarang saya mengerti ada hotel mewah yang tidak membuat nyaman, bukan hanya karena stafnya yang arogan, melainkan Paragraf 15 : merasakan dengan nyata bahwa Anda memang piawai
f. Ungkapan, Paragraf 14 Competition is always a fantastic thing, and the computer industry is
keeps us on our toes.
Berangkat dari analisa di atas, maka strategi retoris yang digunakan Samuel Mulia bertujuan untuk membujuk dan beberapa diantaranya menjadi alasan pembenar atas pendapat yang diungkapkan kepada khalayak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN Pada sasaran akhir dari penelitian ini, penulis ingin menjawab rumusan permasalahan penelitian dan membuktikan tujuan penelitian. Melalui hasil interpretasi dan analisa data pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari seluruh hasil analisa teks yang penulis lakukan terhadap Kolom Parodi Samuel Mulia di Harian Kompas Edisi Minggu, pandangan mengenai topik kepemimpinan muncul dari beberapa sisi, yaitu sikap dan nilai-nilai kepemimpinan, hambatan psikologis dan komunikasi dari pemimpin, dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar terutama yang mempengaruhi sikap bawahan. Namun, dari kesemuanya itu, Samuel Mulia lebih menitikberatkan pada sikap dan nilai-nilai kepemimpinan yang berkaitan dengan pelayanan pemimpin terhadap bawahan. 2. Dipandang dari pendapatnya, Samuel Mulia banyak mengungkap sisi kepribadian dan karakter kepemimpinannya yang seringkali merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Akibat ini diposisikan sebagai dampak dari tidak adanya satu atau beberapa prinsip-prinsip kepemimpinan yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin.
commit to user 108
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
3. Ketiga, terkait dengan wacana kepemimpinan, Kompas dalam hal ini melalui Kolom Parodi Samuel Mulia menyetujui atau setidaknya ingin mengungkapkan hal-hal yang membuat suatu kepemimpinan itu menjadi tidak efektif. Dengan kata lain, Kompas juga turut mengkritik pola kepemimpinan yang seringkali merugikan orang banyak. 4. Kolom Parodi Samuel Mulia dikategorikan sebagai sebuah kolom humor karena penulisan dan penyampaian maksudnya memakai bahasa sindiran, ironi, atau mengandung unsur lucu yang menghibur masyarakat.
B. SARAN 1. Pada penelitian ini, penulis hanya membatasi pada level analisa teks saja. Sedangkan penelitian masih bisa dikembangkan dengan analisa konteks sosial agar dapat menggali data dan kesimpulan secara lebih mendalam.
Untuk itu,
diharapkan generasi
selanjutnya dapat
memperoleh hasil yang lebih rinci mengenai wacana kepemimpinan, baik itu nanti menggunakan metode yang sama atau metode yang berbeda sekalipun. 2. Hasil dalam penelitian ini kiranya dapat dijadikan suatu pembelajaran bagi pembaca, terutama bagi pihak-pihak yang terpilih untuk menjadi panutan
masyarakat
agar
mampu
kepemimpinan dengan baik.
commit to user
menerapkan
prinsip-prinsip