ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DALAM “KLASIKA” SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MINGGU BULAN JANUARI-FEBRUARI 2013
Naskah Publikasi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
Erma Rokhmawati A 310 090 126
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DALAM “KLASIKA” SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MINGGU BULAN JANUARI-FEBRUARI 2013 Erma Rokhmawati, A.310090126, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013. email:
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada dua yaitu (1) Mendeskripsikan jenis penggunaan diksi dalam “Klasika” surat kabar harian Kompas edisi minggu bulan Januari – Februari 2013. (2) Mendeskripsikan makna terjadinya penggunaan diksi dalam “Klasika” surat kabar harian Kompas edisi minggu bulan Januari-Februari 2013. Penelitian ini menyangkut masalah mengenai bagaimana penggunaan diksi dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu Bulan Januari-Februari 2013. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah memfokuskan pada penggunaan diksi dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu Bulan Januari-Februari 2013. Data dalam penelitian ini adalah penggunaan diksi dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu. Sumber dalam penelitian ini adalah sumber tertulis yang berupa surat kabar harian Kompas khususnya dalam klasika yang berisi tentang klasifikasi iklan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah simak dan catat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentuk pemakaian diksi pada “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu, yaitu (1) Pemakaian kata khusus terdapat 4 data, (2) pemakaian kata istilah asing terdapat 6 data, (3) pemakaian kata indria: a) penggunaan indria peraba terdapat 1 data, b) penggunaan indria penglihatan terdapat 2 data, c) penggunaan indria penciuman terdapat 2 data, (4) pemakaian kata sinonim terdapat 8 data, (5) pemakaian kata konotasi terdapat 8 data, (6) pemakaian kata denotasi terdapat 1 data. Kata kunci: Diksi dan Klasika PENDAHULUAN Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk berkomunikasi, berinteraksi dalam kehidupan masyarakat. Menurut Chaer (2003: 4) sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem yang bersifat sistematis dan sekaligus sistematis. Yang dimaksud dengan sistematis adalah bahwa bahasa itu bukan suatu sistem
tunggal, melainkan terdiri pula dari beberapa subsistem, yaitu subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan subsistem semantik. Bahasa juga digunakan untuk berkomunikasi dalam bentuk iklan. Bahasa iklan merupakan satu wujud dari ragam bahasa jurnalistik sehingga mempunyai sebuah bentuk komunikasi yang khas. Ragam tersebut mengandung daya informatif persuasif sehingga harus mampu memilih kata yang dimengerti oleh khalayak pembaca atau pendengar. Bahasa iklan merupakan bahasa yang berfungsi untuk menyampaikan pesan tentang suatu produk di media, baik elektronik maupun media cetak. Sebagai sebuah bentuk komunikasi, iklan bisa menjadi alat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa. Pemakaian bahasa dalam surat kabar selayaknya dikemas dalam bentuk yang menarik dan variasi, sehingga pembaca tidak merasa bosan ketika membaca surat kabar. Selain bahasa yang digunakan menarik, dalam surat kabar juga terdapat kolom yang berisikan tentang kumpulan iklan yang dikemas secara menarik dan variasi. Dengan berbagai variasi yang terdapat dalam surat kabar para pembaca akan termotivasi untuk membacanya. Selain untuk memotivasi pembaca agar tertarik membacanya, surat kabar juga menjadi wadah masyarakat untuk menggali informasi. Suatu ide dapat diungkapkan melalui kata-kata yang dipilih oleh penulis sehingga membentuk sebuah kalimat. Kalimat yang saling terkait akan membentuk sebuah tulisan yang dapat disebar luaskan melalui media cetak agar ide atau gagasan sang penulis dapat dibaca dan dipahami oleh khalayak umum. Dengan demikian salah satu fungsi tulisan adalah untuk menyebar luaskan gagasan atau ide yang dimiliki penulis kepada khalayak umum yang membaca tulisan tersebut. Dalam media cetak atau Koran terdapat berbagai aspek kebahasaan, sehingga aspek kebahasaan yang akan digunakan oleh peneliti yaitu Diksi atau pilihan kata. Diksi yang mudah difahami membantu pembaca atau mempermudah pembaca menangkap isi bacaan, karena dengan diksi yang mudah difahami oleh para pembaca
Koran dapat dengan mudah menangkap apa yang dimaksudkan dalam bacaan tersebut. Koran harus menggunakan diksi yang santun, singkat, padat, dan jelas tetapi juga tetap diuraikan secara tuntas dan tanpa mengurangi makna atau inti dari artikel atau berita tersebut. Diksi itu sendiri adalah pilihan kata. Menurut Arifin (2000: 25) diksi adalah pilihan kata, memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka mendefinisikan “diksi” sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Pendapat lain diksi adalah dalam kemampuan memilih dan menggunakan dengan tepat kata-kata untuk menyampaikan suatu gagasan yang dimaksudkan. Karangan yang ditulis oleh penulis diplubikasikan melalui media cetak. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa. Media cetak adalah suatu media yang bersifat statis dan mengutamakan pesanpesan visual. Media cetak adalah suatu alat yang digunakan sebagai perantara untuk menginformasikan suatu hal atau masalah kepada masyarakat dalam bentuk cetak. Dalam Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu terdapat beberapa iklan, terutama “Klasika” yaitu klasifikasi iklan dimana didalamnya berisi tentang solusi dan tips seputar buah hati anda. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada surat kabar harian Kompas Edisi Minggu. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka peneliti mengambil judul “ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DALAM “KLASIKA” SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MINGGU BULAN JANUARI – FEBRUARI 2013”. Pemilihan judul ini, peneliti tetapkan dengan mengetahui diksi
yang digunakan dalam surat kabar Kompas. Pemilihan di pilih surat kabar karena diksi yang digunakan bervariasi. Selain itu, skripsi ini memberikan gambaran bahwa tidak selamanya bahasa yang digunakan resmi dan sopan. Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengkaji diksi yang digunakan dalam iklan surat kabar dan jenis diksi yang digunakan. Adapun rumusan masalah yang sudah ditentukan dalam penelitian ini adalah peneliti melakukan penelitian pada jenis dan makna terjadinya penggunaan diksi pada “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu. Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan jenis dan makna terjadinya penggunaan diksi dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu. Hasil dari suatu penelitian tentu diharapkan dapat member manfaat bagi pembacanya, baik dari segi teoretis maupun dari segi praktis. Segi teoretis adalah Menambah perbendaharaan teori dibidang kajian kebahasaan, khususnya mengenai diksi dalam iklan media cetak dan secara praktis penelitian ini diharapkan Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi selanjutnya yang berhubungan dengan penggunaan diksi. PENELITIAN RELEVAN Penelitian relevan berfungsi untuk memberikan pemaparan tentang penelitian sebelumnya yang telah dilakukan. Oleh karena itu beberapa penelitian terdahulu yang membahas topik penggunaan diksi dalam iklan dan dapat dijadikan sebagai tinjauan pustaka, antara lain A. Dewi Kurniawati (2012), Andi Suprayogo (2012), Anita Puspitasari (2012), Rini Indah Sulistyowati (2011), Arif Widiyanto (2012), Gandi Manindra (2013), Parwati (2012), Suci Tohari (2012), W. Eko Suryawan (2013), dan Yulie Nurmitasari (2011). Penelitian yang dilakukan oleh A. Dewi Kurniawati dengan judul “Diksi dan gaya Bahasa pada Majalah Nova Edisi Bulan September-Desember 2011”.
Disimpulkan bahwa diksi dan gaya bahasa berbeda, diksi pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frasa atau klausa tertentu menghadapi situasi, sedangkan makna tidak hanya digunakan untuk menyatakan makna mana yang perlu dipakai untuk mengungkapkan suatu gagasan, tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama meneliti diksi. Perbedaannya, penelitian ini meneliti iklan Klasika pada Koran Kompas, sedangkan penelitian sebelumnya meneliti diksi dan gaya bahasa pada majalah Nova. Andi Suprayogo (2012) yang berjudul “Karakteristik Diksi dan Gaya Bahasa Iklan dalam Surat Kabar Harian Kompas”. Hasil penelitian yang diperoleh adalah pemakaian diksi dalam istilah asing sangat mendominasi. Hal ini dapat terjadi karena kata-kata atau istilah asing dianggap menempati derajat yang lebih tinggi di banding bahasa Indonesia dan Daerah. Selain hal tersebut, kata-kata atau istilah asing yang digunakan dalam iklan, para pembuat iklan bertujuan calon konsumen (pembaca) memperoleh kesan bahwa produk yang ditawarkan tersebut berkelas Internasional. Penelitian yang dilakukan oleh Anita Puspitasari (2012) dengan judul “Analisis Diksi dan Variasi Kalimat dalam Rubrik Zodiac pada Majalah Keren Beken Edisi Oktober 2011”. Disimpulkan bahwa dalam penggunaan diksi pada wacana zodiac majalah Keren Beken terdapat empat jenis diksi dan tiga jenis kalimat. Jenis diksi tersebut adalah pemakaian kata tutur, pemakaian kata indria, pemakaian istilah asing, dan pemakaian makna. Jenis kalimatnya adalah kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama meneliti tentang diksi. Perbedaannya, penelitian ini meneliti tentang penggunaan diksi dalam iklan Klasika pada Kompas, sedangkan penelitian sebelumnya meneliti tentang diksi dan variasi kalimat dalam rubrik zodiac pada majalah Keren Beken.
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Widiyanto (2012) dengan judul “Analisis Diksi dan Penanda Konjungsi Rubrik Semarangan pada Suara Merdeka Edisi 14 Januari-11 Februari 2012”. Hasil penelitian yang dilakukan adalah datanya berupa kata, frasa, kalimat secara tertulis. Penggunaan diksi terdapat tujuh bentuk (1) pemakaian kata tutur, (2) pemakaian kata indria, (3) kata asing, (4) makna, (5) perubahan makna, (6) penanggalan konsonan, dan (7) penanggalan suatu kata; konjungsi terdapat dua bentuk (1) konjungsi koordinatif, dan (2) konjungsi subordinatif. Persamaan penelitian ini dengan peneliti lakukan adalah sama-sama meneliti tentang diksi. Perbedaannya, penelitian ini juga meneliti tentang penanda konjungsi, sedangkan peneliti tidak meneliti penanda konjungsi. Penelitian yang dilakukan oleh Gandi Manindra (2013) dengan judul “Penggunaan Diksi pada Kolom Unek-unek dalam Surat Kabar Harian Warta Jateng”. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentuk pemakaian diksi pada kolom unek-unek dalam surat kabar harian Warta Jateng (1) pemakaian kata khusus, (2) pemakaian kata asing (a) pemakaian kata dari bahasa Inggris, (b) pemakaian kata dari bahasa daerah (Jawa), (3) pemakaian kata-kata Indria (a) penggunaan indria penglihatan, (b) penggunaan indria pengecapan, (4) penggunaan kata-kata bersinonim, (5) penggunaan kata-kata berantonim, (6) penggunaan kata konotasi, dan (7) penggunaan kata denotasi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menganalisis tentang diksi sebagai landasan teorinya. Perbedaan penlitian ini meneliti tentang diksi pada iklan sedangkan penelitian terdahulu meneliti tentang kolom unek-unek pada surat kabar harian warta Jateng.
METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis
dan ideologi pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi (dalam Nana Syaodih, 2009: 52). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah memfokuskan pada penggunaan diksi dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu Bulan Januari 2013Februari 2013. Data dalam penelitian ini adalah penggunaan diksi dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu. Sumber dalam penelitian ini adalah sumber tertulis yang berupa surat kabar harian Kompas khususnya dalam klasika yang berisi tentang klasifikasi iklan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah simak dan catat. Metode ini digunakan untuk melakukan menyimak langsung data yang diteliti. Setelah data terkumpul pembahasan dilakukan dengan metode agih. Metode agih adalah metode analisis bahasa yang alat penelitiannya berada dalam bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 13). Dalam penelitian ini metode agih dilakukan dengan teknik dasar bagi unsur langsung. HASIL PENELITIAN Setelah data terkumpul dan dikelompokkan, selanjutnya yaitu melakukan analisis data. Pemilihan kata yang tepat pada “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas. Dengan melakukan analisis data dalam penelitian ini ditemukan adanya karakteristik diksi. 1. Pemakaian kata-kata khusus a. Kriteria dan metode pengujian yang seragam memang sangat valid dan diterapkan secara world wide.
Frase valid merupakan frasek husus, karena kata sahih sebagai frase umum. Kata valid bisa digantikan dengan kata sahih, tetapi penulis ingin menunjukkan prestigenya atau nilainya dengan menggunakan kata valid. Dengan menggunakan
kata valid maka pembaca atau pendengar akan berpikir bahwa kriteria dan metode pengujian yang seragam merupakan hal yang benar-benar tidak tergantikan. b. Sejak dulu, kaum hawa terkenal akan kecintaannya terhadap sepatu. Frase kaum hawa merupakan frase khusus karena memyatakan seorang wanita atau perempuan dibandingkan dengan frase Candra atau Riska, karena ini belum tentu bahwa dia seorang perempuan. Frase tersebut memberi penjelasan kepada pembaca bahwa dia adalah seorang perempuan. Oleh karena itu, kaum hawa merupakan karakteristik diksi yang memunyai sifat yang menyatakan dia seorang perempuan.
2. Pemakaian kata istilah asing a. Kriteria dan metode pengujian yang seragam memang sangat valid dan diterapkan secara world-wide. Kata world-wide merupakan kata yang berasal dari bahasa asing. Kata ini apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti mendunia. Kata tersebut digunakan dalam iklan karena untuk membujuk para konsumen agar percaya bahwa produk yang ditawarkan telah di uji dilaboratorium yang terjamin kualitasnya. b. Jadilah role model bagi putra putri anda karena ini adalah bagian penting proses pencapaian yang diharapkan. Kata role model merupakan kata yang berasal dari bahasa asing. Kata tersebut apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti contoh. Kata tersebut digunakan untuk menunjukkan contoh yang baik bagi putra-putrinya. Penulis
menggunakan kata tersebut supaya pembaca berpikir bahwa penulis orang yang berpendidikan dan berwawasan luas.
3. Pemakaian kata indria a. Penggunaan indria peraba Mengingat kulit yang sensitif, bayi memerlukan pakaian yang sesuai demi keamanan dan kesehatannya. (DIK/1b) Kata sensitif mengandung makna yang konkret menunjuk kepada objek yang dapat dirasakan, dilihat. Kata sensitif tersebut menggambarkan pengalaman pembaca setelah memakai produk yang ditawarkan atau yang diiklankan melalui media cetak atau media elektronik. Sehingga pembaca atau pendengar lebih hati-hati dalam memilih produk yang akan dipakai oleh bayi.
b. Penggunaan indria penglihatan Cukup batasi waktu menggunakan komputer, menonton TV, sibuk otak-atik ponsel, maupun mendengarkan MP3 Player (DIK/1i) Perhatikan apakah warnanya tampak kusam atau tidak. (DIK/1m) Kata menonton TV pada data (DIK/1i), dan kusam pada data (DIK/1m) dalam diksi termasuk pernyataan indria penglihatan. Katakata tersebut digunakan karena kata indria melukiskan suatu sifat yang khas dari pencerapan panca indria sehingga pemakaiannya harus tepat, makna yang terdapat dalam data tersebut memberi hubungan antara satu indria dengan indria lain yang dirasa begitu rapat. Pemakaian kata indria pada data tersebut bertujuan untuk merubah kebiasaan dan teliti dalam memilih atau menjaga sesuatu yang berharga, selain itu juga menambah solidaritas sosial dalam menjaga keharmonisan hubungan.
c. Penggunaan indria penciuman Dengan mencantumkan label Oeko Tex Standard 100, berarti sebuah produk tekstil dinyatakan bebas dari pestisida, logam berat, formaldehida, pewarna yang mengandung karsinogen(penyebab kanker), dan alergen (penyebab alergi) serta bebas bau,(bebas) asam dan tidak luntur (DIK/1h) Selain itu, udara lembap membuat sampah dan kotoran lebih cepat membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap.(DIK/4a) Kata asam pada data (DIK/1h), dan bau tak sedap pada data (DIK/4a), dalam diksi termasuk pernyataan indria penciuman. Katakata tersebut memberikan deskripsi kepada pembaca media cetak bahwa kata tersebut memberikan motivasi untuk melakukan sesuatu yang dapat membuat perubahan pada pembaca. 4. Pemakaian kata sinonim a. Agar waktu berburu busana seken menjadi lebih efektif dan efisien, ada baiknya untuk memilih waktu setelah libur panjang atau pada pertengahan minggu. (DIK/1o) Kata efektif dan efisien pada data (DIK/1o) mempunyai makna yang sama. Kata efektif memiliki arti menghasilkan atau sesuai. Kata efisien memiliki arti juga sesuai. Dalam konteks ini efektif dan efisien memiliki persamaan makna supaya dalam membeli atau memilih sesuatu sesuai dengan yang diinginkan. b. Jangan memberi tahu si kecil dengan apa yang Anda larang dan tidak diperbolehkan.
Kata larang dan tidak diperbolehkan pada data di atas mempunyai makna yang sama. Kata larang berarti memerintahkan supaya tidak melakukan sesuatu. Kata tidak diperbolehkan juga memilki arti supaya tidak melakukan sesuatu. Dalam konteks larang dan tidak
diperbolehkan memiliki persamaan makna yaitu tidak melakukan sesuatu yang dilarang.
5. Pemakaian kata konotasi Intinya baik anak perempuan maupun laki-laki, kasih sayang yang mereka dapat dari sang ayah dapat menjadi batu pijakan membangun hubungan positif dengan orang lain di masa depan.(DIK/3b) Kata batu pijakan pada data (DIK/3b) tidak diartikan sebagai batu yang dipijak atau yang diinjak, jika diartikan demikian batu yang diinjak, makna keseluruhan kalimat tersebut tidak logis atau tidak dapat dipahami. Makna kata batu pijakan pada data (DIK/3b) adalah langkah awal dalam memulai kehidupan yang baru di masa depan. Makna batu pijakan pada kalimat di atas disebut dengan makna konotasi, karena makna konotasi merupakan makna yang tidak sebenarnya.
Oleh karena itu, para ayah jangan membuat tuntutan pekerjaan sebagai “kambing hitam” dalam pengasuhan anak.(DIK/3c) Kata kambing hitam pada data (DIK/3c) tidak diartikan sebagai seekor hewan (kambing) yang warnanya hitam, jika diartikan demikian kambing itu berwarna hitam, makna keseluruhan kalimat tersebut tidak logis atau tidak dapt dipahami. Makna kata kambing hitam pada data (DIK/3c) adalah tersangka dalam suatu perkara yang tidak dilakukan. Makna kambing hitam pada kalimat di atas disebut dengan makna konotasi. Secara singkat makna konotasi diartikan sebagai makna tidak sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Oleh karena itu, makna konotasi sering disebut juga dengan istilah makna kias. 6. Pemakaian kata denotasi
Kamfer untuk meningkatkan produksi ASI dan meningkatkan selera makan.(DIK/3g) Kata selera makan pada data (DIK/3g) diartikan sebagai menambah nafsu makan, makna keseluruhan kalimat logis dan mudah dipahami. Makna kata selera makan ialah nafsu makan maksudnya makan dengan bersemangat. Makna selera makan pada kalimat di atas disebut dengan makna denotasi karena makna denotasi merupakan makna sebenarnya yang terdapat pada kata tersebut atau secara singkat makna denotasi diartikan sebagai makna sebenarnya. SIMPULAN Dari pembahasan analisis penggunaan diksi dalam “Klasika” Surat Kabar Harian Kompas Edisi Minggu, penulis mengambil beberapa simpulan mengenai diksi yang digunakan yaitu sebagai berikut. a. Pemakaian kata-kata khusus terdapat pada kata valid, kaum hawa, lima tips, berkutat. b. Pemakaian kata-kata istilah asing terdapat pada kata world-wide, role model, emotional bonding, rewards points, post, remote work atau telecommuting. c. Pemakaian kata-kata indria 1) Penggunaan indria peraba terdapat pada kata sensitif. 2) Penggunaan indria penglihatan terdapat pada kata menonton, kusam. 3) Penggunaan indria penciuman terdapat pada kata asam, bau tak sedap. d. Penggunaan kata bersinonim terdapat pada kata efektif-efisien, larang-tidak
diperbolehkan,
nutrisi-zat
relaks, joging, keok, dan temaram.
gizi,
berkas-berkas,
e. Penggunaan kata konotasi terdapat pada kata batu pijakan, kambing hitam, sejak dini, koceknya, membuka mata, memutar otak, malaikat mungil, pagar hati. f. Penggunaan kata denotasi terdapat pada kata selera makan. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: CV Akademika Pressindo. Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Kurniawati, A. Dewi. 2012. “Diksi dan Gaya Bahasa pada Majalah Nova Edisi Bulan September-Desember 2011”. Skripsi: Universitas Muhammdiyah Surakarta. Manindra, Gandi. 2013. “Penggunaan Diksi pada Kolom Unek-unek dalam Surat Kabar Harian Warta Jateng”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Puspitasari, Anita. 2012. “Analisis Diksi dan Variasi Kalimat dalam Rubrik Zodiac pada Majalah Keren Beken Edisi Oktober 2011”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suprayogo, Andi. 2012. “Karakteristik Diksi dan Gaya Bahasa Iklan dalam Surat Kabar Harian Kompas”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Widiyanto, Arif. 2012. “Analisis Diksi dan Penanda Konjungsi Rubrik Semarangan pada Suara Merdeka Edisi14 Januari-11 Februari 2012”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta.