FENOMENA PENGGUNAAN NAMA DIRI PADA BERITA DUKA SURAT KABAR KOMPAS DAN SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2012
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh: PUJI ASRIANINGSIH A 310 090 016
PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismilahirrohmanirrohim Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Nama NIM Fakultas/Jurusan Jenis Judul
: PUJI ASRIANINGSIH : A 310 090 016 : FKIP / PBSID : Skripsi :
FENOMENA PENGGUNAAN NAMA DIRI PADA BERITA DUKA SURAT KABAR KOMPAS DAN SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2012 Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk 1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpan, mengalihkan mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta mengaihkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. 3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukumyang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Surakarta, 22 Agustus 2013 Yang menyatakan
PUJI ASRIANINGSIH
HALAMAN PENGESAHAN FENOMENA PENGGUNAAN NAMA DIRI PADA BERITA DUKA SURAT KABAR KOMPAS DAN SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2012
Yang dipersiapkan dan disusun oleh: PUJI ASRIANINGSIH A 310090016
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal,
September 2013
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat. 1. Prof. Dr. Markhamah, M. Hum.
(
)
2. Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum.
(
)
3. Drs. Agus Budi Wahyudi, M. Hum.
(
)
Surakarta, September 2013 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan,
(Dra. Nining. Setyaningsih, M.Si NIK. 403
FENOMENA PENGGUNAAN NAMA DIRI PADA BERITA DUKA SURAT KABAR KOMPAS DAN SOLOPOS EDISI NOVEMBER 2012 ABSTRAK Puji Asrianingsih, A310090016, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013
Penelitian ini bertujuan untuk:1) mendeskripsikan komponen nama diri orang yang meninggal pada berita duka dalam surat kabar Kompas dan Solopos edisi November 2012,2) mendeskripsikan struktur nama diri pada berita duka dalam surat kabar Kompas dan Solopos edisi November 2012, 3) mendeskripsikan maksud nama diri orang yang meninggal suami/istri pada berita duka surat kabar Kompas dan Solopos edisi November 2012. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode simak dan cakapdan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan dan agih. Data dianalisis sesuai dengan bahasa sebagai alat penentunya secara unsur langsung yaitu mengenai komponen nama diri orang yang meninggal, struktur nama diri, dan maksud nama diri orang yang meninggal. Hasil penelitian menyatakan bahwa 1) Komponen nama diri orang yang meninggal dari istri / suami dan anak serta cucu pada berita duka dalam surat kabar Kompas memiliki 3 model komponen yaitu komponen model 1, model, dan model 3, sedangkan Solopos memiliki 2 model komponen yaitu komponen model 1 dan model 3. 2) Struktur nama diri pada berita duka dalam surat kabar Kompas dan Solopos mencakup dua hal sebagai berikut : a) Nama diri orang yang meninggal, b) Nama dari suami/istri orang yang meninggal).3) Maksud nama diri orang yang meninggal suami/istri pada berita duka dalam surat kabar Kompas dan Solopos disesuaikan dengan data yaitu orang yang meninggal dan suami/istri orang yang ditinggalkan, agar nama memiliki keberkahan yaitu agar laki-laki dan perempuan memiliki jiwa yang kuat, hati yang bersih, dan memiliki jiwa yang baik.
Kata Kunci : nama diri, berita duka, struktur.,maksud.
A. PENDAHULUAN Perkembangan dalam pemberian nama diri khususnya pada nama-nama diri yang dilakukan oleh orang Jawa, orang Jepang, dan orang Cina atau Tionghoa. Dalam hal ini bukan makna nama yang menjadi pertimbangan utama, melainkan wujud fisik nama tersebut. Selain alasan komersial, ada pula alasan ketidakcocokan antara nama dan penyandangnya yang menimbulkan hal-hal buruk. Pemberian nama umumnya tidak dilakukan sembarangan. Misanya nama Sugiharto, diharapkan kelak ia kaya raya sesuai dengan makna namanya. Apa pun alasannya, pemilihan sebuah nama pasti tidak sembarang sebagaimana juga penggantian nama (Sotyati 2002: 1). Oleh karena itu, nama harus diganti khususnya dalam tradisi Tionghoa yaitu mengganti nama Cina dengan nama Indonesia. Di samping sebagaimana tradisi Tionghoa, selalu menggunakan nama-nama keluarga pemberian kakeknya, seperti Liem, Lie, Kwee, Tjan, Boen, Nyoo, Jo, Tan, Oei, dan seterusnya (Susanti, 2007). Menurut Tan, (dalam Markhamah, 2000: 38), nama diri di kalangan orang Cina merupakan salah satu alat untuk menunjukkan bahwa hubungan kekeluargaan mereka sangat kuat dan dekat. Penggunaan nama diri nama Cina merupakan satu-satunya ciri budaya yang dapat diandalkan untuk mengenali bahwa dirinya masyarakat keturunan Cina. Pada masa Orde Baru Tahun 1966 dan berdasarkan Kepetusan Pemerintah Nomor 127/U/Kep/12/1966, orang-orang keturunan Tionghoa dihimbau untuk mengganti namanya agar terdengar seperti nama Indonesia. Nama keturunan Tionghoa dalam berita duka akan dipaparkan dengan melihat penggunaan nama Indonesia, pemakaian nama Tionghoa, dan pemakaian nama keduanya. Data diambil dari dua surat kabar, yaitu Kompas dan Solopos edisi November 2012. Data diambil secara acak. Penggunaan dua surat kabar tersebut disebabkan dua surat kabar itu yang tersedia dan mewakili surat kabar nasional dan surat kabar lokal.
1
Penelitian diatas mengenai penggunaan nama diri pada berita duka dalam surat kabar Kompas dan Solopos edisi November 2012 khususnya pada nama Tionghoa. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan komponen nama diri orang yang meninggal dari istri/suami dan anak seta cucu pada berita duka dalam surat kabar Kompas dan Solopos edisi November 2012, 2) Mendeskripsikan struktur nama diri pada berita duka dalam surat kabar Kompas dan Solopos edisi November 2012, 3) Mendeskripsikan maksud nama diri orang yang meninggal suami/istri pada berita duka surat kabar Kompas dan Solopos edisi November 2012. Pada penelitian yang relevan ini ditunjukkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Wardiyanto (2010) dalam skripsinya dengan judul “Makna Referensial Pada
Nama Genteng Di Desa Bekonang
Kecamatan Mojolakban Kabupaten Sukoharjo”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses penamaan genteng diambil dari nama pemilik, nama daerah, dan harapan agar mudah dikenal. Proses penamaan genteng dengan harapan mudah dikenal ada 15 data nama-nama tersebut pada umumnya berbentuk kata verbal, nomina, dan bilangan. Hasil penelitian ini dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu pada proses penamaan genteng di Desa Bekonang Kecamatan Mojolakban Kabupaten Sukoharjomemiliki harapan agar gentengnya dapat dikenal oleh semua orang, sedangkan peneliti penggunaan nama diri pada berita duka pada surat kabar Kompas dan Solopos yang memiliki komponen, struktur dan maksud nama diri yang memiliki harapan dan keberkahan sesuai dengan jenis kelamin dan nama marganya agar perempuan memiliki wajah yang cantik, memiliki jiwa yang baik, umur yang panjang, laki-laki yang memiliki jiwa yang kuat, memilki hati yang bijaksana, memiliki cinta yang berlimpah, dst. Penelitian berikutnya oleh Suhadi (2007) dalam skripsinya dengan judul “Sistem Sapaan Dalam Bahasa Jawa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata sapaan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sapaan, diantaranya nama
2
diri, kekerabatan, gelar kebangsaan, gelar pendidikan dan perilaku perbuatan. Hasil penelitian ini selanjutnya yaitu bahwa hasil sapaan dapat menunjukkan perbedaan untuk menggolongan nama diri, kekerabatan beserta semua gelar yang dimiliki oleh seseorang. Sedangakan peneliti menggunakan nama diri pada berita duka untuk mengetahui beberapa hal yang mengacu pada orang yang meninggal yang menggunakan nama diri Indonesia, Cina, Cina– Indonesia, dan Indonesia-Cina. Penelitian Aini (2011) dengan judul “Makna Referensial Pada Nama Masjid Di Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen”. Hasil penelitian ini tentang nama masjid di Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen. Dalam memberikan nama terhadap masjid menggunakan Bahasa Arab adalah 18 masjid. Nama masjid yang termasuk dalam makna referensial ada 17 masjid dan mengandung makna leksikal ada 17 masjid. Masing-masing makna mengandung harapan agar mendapat ridho Allah SWT. Hasil penelitian ini tentang pemberian nama pada masjid yang menggunakan bahasa arab agar nama masjid itu memiliki berkah dari allah. Sedangkan hasil dari peneliti penggunaan nama diri pada berita duka agar nama diri memiliki maksud yang memiliki harapan daan keberkahan sesuai dengan jenis kelamin dan nama marganya. Penelitian selanjutnya oleh Cahyaningsih (2003) dalam skripsinya yang berjudul “Makna Referensial Pada Nama Apotik di Kota Surakarta”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa makna referensial nama-nama Apotik di Surakarta. Hasil penelitian ini tentang nama-nama apotik yang ada di daerah Surakarta. Sedangkan hasil peneliti tentang penggunaan nama diri pada berita duka dalam surat kabar Kompas dan Solopos tentang orang yang meninggal yang biasanya menggunakan nama Indonesia, Cina, Cinaindonesia, dan Indonesia- Cina.
B. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah mencakup semua pihak yang memberikan informasi yang diperlukan
3
dalam penelitian ini.Khususnya masyarakat keturunan Cina atau Tionghoa yang menulis berita duka pada surat kabar Kompas dan Solopos. Objek penelitian dapat diartikan sebagai sasaran penelitian yang tidak boleh lepas dari masalah penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah penggunaan nama diri pada berita duka dalam surat kabar Kompas dan Solopos edisi November 2012. Data dalam penelitian ini adalah nama diri dalam berita duka surat kabar Kompas dan Solopos edisi November 2012. Sumber data dalam penelitian ini adalah daftar nama yang tertulis pada berita duka surat kabar Kompas dan Solopos edisi November 2012. Teknik pengumpulan data, menurut Sudaryanto (1993: 133) ada dua macam metode penyediaan data yaitu metode simak dan cakap. Penelitian ini menggunakan kedua metode tersebut dan dokumentasi. Metode simak digunakan untuk menemukan nama diri pada berita duka yang akan dijadikan data. Metode ini kemudian dilanjutkan dengan teknik catat, yaitu peneliti mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiaannya dari penggunaan bahasa tersebut secara tertulis. Metode kedua yang digunakan adalah cakap. Metode cakap diikuti teknik dasar yang berupa teknik pancing dan teknik lanjutannya berupa teknik cakap bertemu muka. Peneliti mengadakan wawancara dengan narasumber dan berusaha memancing informan untuk berbicara. Teknik wawancara ini yang digunakan penelitian adalah teknik wawancara bebas terpimpin yaitu pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang diteliti yaitu tentang nama diri pada berita duka. Pihak yang akan diwawancarai adalah orang-orang yang masih memiliki keturunan Cina asli, dan keturunan Cina campuran yaitu keturunan Cina dan keturunan Indonesia. Data yang akan digali yaitu tentang nama diri orang yang meninggal khususnya nama diri suami dan istri pada berita duka surat kabar Kompas dan Solopos edisi November 2012. Dalam metode ini peneliti juga menggunakan teknik rekam dan dokumentasi.
4
Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi data. Triangulasi data dilakukan dengan cara memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Keabsahan data yang diperoleh berasal dari surat kabar Kompas dan Solopos edisi November 2012. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan dan agih. Metode padan adalah metode analisis data yang alat penentunya berada diluar bahasa, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan atau diteliti. Metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1993: 15).
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Komponen nama diri pada Kompas dan Solopos a. Komponen model 1 Komponen atas nama diri orang yang meninggal model 1 terdiri dari umur, nama suami/istri orang yang meninggal.Pada data yang menggunakan model 1 adalah Kompas 1 data dan Solopos 1 data. Berikut ini salah satu contoh data model 1 yaitu nama orang yang meninggal : Tjong Bie Hoei. Umur orang yang meninggal : 83 tahun. Nama istri/suami orang yang meninggal : Alm. Bp. Liem Sioe Kong (Soedarmo salim). Nama orang yang meninggal : Tonny Djoeheidi Pranoto. Umur orang yang meninggal : 58 tahun. Nama suami/istri orang yang meninggal : Elizabeth Kristina (Mey Hwa). b. Komponen model 2 Komponen atas nama diri orang yang meninggal pada model 2 terdiri dari umur, nama suami/istri orang yang meninggal beserta nama anak dan menantu. Pada data yang menggunakan model 2 adalah Kompas 2 data. Berikut ini salah satu contoh data model 2 yaitu nama orang yang meninggal : Tjen A Kai. Umur orang yang meninggal : 94
5
tahun. Nama suami/istri orang yang meninggal : Bong ban Khun (alm).Nama anak : Bong Tong sen, Bong Yam Sen, Bong Nyong Lie, Bong Nyong Fuk, Bong Lie Lian, Bong Yung Sen, Bong Tet Sen, Bong Mie Lian, Bong sun Lian, Bong Cun, Lian, Bong Fan Sen.Nama menantu : Ma Mui yun, Tjen Nyong Yui, Thong Kuet Sen, Thong Yun Tjoi, Tjong Khin Tjun,Yauw Kiem Lioe, Liu Khiuk Fa, Ng Hoi Chan, Liu Kian Nam, Tjen Djung Sen, Lim po Cu. Nama orang yang meninggal : Hapsoro Setyawan (Tjia Ling Hway). Umur orang yang meninggal : 86 tahun. Nama suami/istri orang yang meninggal : Gunarti (Tan Swatt Bwee). Nama anak : Darjoto Setyawan, Darmono Setyawan, Juliarti Setyawan, dst). Nama menantu / cucu : menantu ( Felissa Tjan, Honny Cristina, Budi Armyn, dst), cucu (Devina Eka Setyawan, Febiana Dwi Setywan, dst). c. Komponen model 3 Komponen atas nama diri orang yang meninggal pada model 3 terdiri dari umur, nama suami/istri orang yang meninggal, disertai dengan nama papa, papa mertua, mama, mama mertua, anak, menantu, cucu, saudara, dan saudara ipar. Data yang menggunakan model 3 adalah Kompas 2 data dan Solopos 4 data. Berikut ini salah satu contoh data Solopos dan Kompas model 3. Nama orang yang meninggal : Andi Hatawan Jamin (Zhang Guan Yun). Umur orang yang meninggal : 60 tahun. Nama suami/istri orang yang meninggal Tjhia Sioe Kim (Metta Karuna). Papa / papa mertua : Tjong Fa Sin / Tan Soen Jong. Mama/mama mertua : Tjoe Sinta Nilamsari / Tjhia Thjin Kiauw. Anak / menantu /cucu : anak (Gracia handayani, The Karlina), menantu (Robert Kianto Halim, Stefanus Tedjakusuma), cucu (Reagan Halim). Saudara/saudara Ipar : saudara (Bambamg Parnadi, Ayda Taboelan, dst), Saudara Ipar (Krispina Hosein, Jordanto Sumali, dst). Data dari Kompas : Leily Seng Tjoa. Umur orang yang meninggal : 50 tahun. Nama suami/istri orang yang meninggal : Jacob Lo.
6
Papa/papa mertua: Sandy Seng (alm)/Ibrahim Larazus (alm). Mama/mama mertua: Eni Tjoa / Sarah Hosea (alm). Anak: Loren Irna P, Jason Ibrahim, Lowinda Massie Dwitama, Calvin Loweleno, Dennis Sandy. Nama orang yang meninggal : Johannes Soetandio (Tan Swie Siang). Umur orang yang meninggal : 70 tahun. Nama suami/istri orang yang meninggal : Agnes Setiawaty Soetandio (Ong Tien Nio). Anak: Agus Widjaja Soetandio (Tan Tjien Hwe), Eddy Hartanto Soetandio (Tan Tjien Liang), Hendro Pranoto Soetandio (Tan Tjien Hauw). Anak menantu: Sri Mulyani ( Ong Kiem Lian), Yunita Chandra. Cucu: Linda Laurensia Soetandio, Elene Erensia Soetandio, Keylene Theresa Tan, dst. Nama orang yang meninggal : Johannes Soetandio(Tan Swie Siang). Umur orang yang meninggal : 70 tahun. Nama suami/istri orang yang meninggal : Agnes Setiawaty Soetandio (Ong Tien Nio). Anak: Agus Widjaja Soetandio (Tan Tjien Hwe), Eddy Hartanto Soetandio (Tan Tjien Liang), Hendro Pranoto Soetandio (Tan Tjien Hauw). Anak menantu: Sri Mulyani ( Ong Kiem Lian), Yunita Chandra. Cucu: Linda Laurensia Soetandio, Elene Erensia Soetandio, Keylene Theresa Tan, dst. 2. Struktur nama diri orang yang meninggal Pada berita duka srtuktur nama diri terdiri dari nama Indonesia saja, nama Cina saja, dan campuran (Indonesia – Cina). Nama Cina dikatakan Superordinat karena nama ini ditempatkan dimuka. Namun hal ini berkaitan juga dengan peraturan pemerintah Keputusan
Presidium
Kabinet
No.127/U/Kep.12/1966.
Mengingat
Undang-Undang No. 4 tahun 1961 memutuskanperaturan ganti nama bagi warga negara Indonesia yang memakai nama Cina tentang nama diri keturunan Cina. Nama Indonesia dikatakan Subordinat karena nama ini ditempatkan dibelakang nama Cina.
7
Mengingat Undang-Undang No. 4 tahun 1961 memutuskan peraturan ganti nama bagi warga negara Indonesia yang memakai nama Cina tentang nama diri keturunan Cina. Nama Cina dikatakan Subordinat karena nama ini ditempatkan dibelakang nama Indonesia. Pada nama ini terdapat nama marga keturunan Cina. Struktur nama diri pada Kompas dan Solopos memiliki kesamaan terdiri dari nama diri orang yang meninggal dan nama suami/istri orang yang meninggal. Berikut ini contoh data dari Kompas dan Solopos : (1) Nama diri orang yang meninggal Nama diri orang yang meninggal yang menggunakan nama Indonesia saja. Pada data Kompas tidak ada nama diri menggunakan nama Indonesia saja, sedangkan Solopos 1 data. Contoh : Tonn y Djoeheidi Pranoto dalam usia 58 tahun. Nama diri orang yang meninggal yang menggunakan nama Cina saja. Nama diri ini merupakan kebalikan dari penggunaan
nama
Indonesia. Pada nama diri ini orang yang meninggal hanya menggunakan nama Cina saja tidak diikuti dengan nama Indonesia. Di belakang nama Cina orang yang meninggal diikuti umur atau usia pada saat meninggal dunia. Pada Kompas 3 data, sedangkan Solopos tidak menggunakan nama Cina saja. Contoh : Tjong Bie Hoei dalam usia 83 tahun. (data 1). Nama diri orang yang meninggal yang menggunakan nama Indonesia – Cina.Untuk penggunaan nama diri orang yang meninggal ada yang menggunakan nama Indonesia dan nama Cina atau nama Indonesia di depan dan nama Cina dibelakang nama Indonesia yang sama-sama dilengkapi dengan umur atau usia pada saat meninggal dunia. Pada Kompas 2 data, sedangkan Solopos 3 data. Contoh : Data 3, Andi Hartawan Jamin ( Zhang Guan Yun) dalam usia 60 tahun.
8
Nama diri orang yang meninggal yang menggunakan nama Cina–Indonesia. Pada struktur nama diri orang yang meninggal yang menggunakan nama Cina dan nama Indonesia pada surat kabar Kompas merupakan kebalikan dengan struktur nama diri orang yang meninggal menggunakan nama Indonesia dan nama Cina. Pada data surat kabar Kompas tidak ada yang termasuk pada nama orang yang meninggal dengan nama Cina-Indonesia sedangkan Solopos 1 data. Contoh : Ny. Thio Tsiang Lie (Liana Sethiowati) dalam usia 66 tahun. (data 3). (2) Nama dari suami /istri orang yang meninggal Nama diri suami/istri orang yang meninggal yang menggunakan nama Indonesia saja. Untuk nama diri suami/istri orang yang meninggal yang hanya menggunakan nama Indonesia saja. Pada data Kompas tidak menggunakan nama diri suami/istri orang yang meninggal yang menggunakan nama Indonesia saja. Nama diri suami/istri orang yang meninggal yang menggunakan nama Cina saja. Pada orang yang meninggal untuk suami atau istri berfokus pada nama Cina saja. Hal ini merupkan kebalikan dari penggunaan nama Indonesia. Contoh: Bong Ban Khun. (data 2). Nama diri suami/istri orang yang meninggal yang menggunakan nama Indonesia-Cina. Dalam hal ini nama diri orang yang meninggal sama-sama menggunakan nama Indonesia dan nama Cina. Nama Indonesia berada didepan sedangkan nama Cina dibelakang. Contoh : Gunarti (Tan Swat Bwee). (data 5). Nama diri suami/istri orang yang meninggal yang menggunakan nama Cina–Indonesia. Untuk nama diri suami/istri orang yang meninggal disamping menggunakan nama Indonesia dan Cina, ada
9
yang menggunakan nama Cina dan dan nama Indonesia. Pada nama Cina berada didepan dan nama Indonesia berada dibelakang. Contoh :Alm. Bp. Liem Sioe Kong (Soedarmo Salim). (data 1). 3. Maksud nama diri dansuami/istri orang yang meninggal pada surat kabar Kompas dan Solopos. Analisis maksud nama diri orang yang meninggal difokuskan pada nama Cina dari suami/istri yang terdapat pada Kompas dan Solopos yaitu memiliki jenis kelamin, harapan, dan nama marganya. Misalnya pada data orang yang meninggal pada Kompas. Nama Liem Sioe Kong (Soedarmo Salim), maksud dari nama ini adalah Liem merupakan nama marganya, Sioe Kong merupakan jenis kelamin laki-laki yang bijak. Harapanya agar memiliki perilaku yang mencerminkan kebijakan. Nama Indonesia yaitu Andy Hartawan Jamin merupakan nama diri yang memiliki jenis kelamin laki-laki. Sedangkan nama Cina yaitu Zhang Guan Yun. Zhang merupakan nama marga, Guan artinya membuka, Yun artinya hati. Pada nama ini terdapat jenis kelamin dan harapan serta nama marganya. Jenis kelaminnya adalah laki-laki. Harapannya agar untuk lakilaki ini memiliki hati yang selalu terbuka dansabar. Pada data Solopos bernama Kho Kian Dho yang berjenis kelamin laki-laki, bahwa Kho merupakan nama marga, Kian Dho artinya cinta yang menumpuk. Harapannya agar memberikan cinta yang menumpuk. Nama Cina yaitu Tjen A Kai. Tjen merupakan nama marga,
A
Kai artinya berhati-hati. Pada nama ini terdapat jenis kelamin dan harapan serta nama marganya. Jenis kelaminnya adalah perempuan. Harapan-nya agar untuk perempuan ini selalu berhati-hati dalam setiap apa yang dilakukan. Pada nama Indonesia yaitu Komariya merupakan nama diri yang memiliki jenis kelamin perempuan. Sedangkan nama Cina yaitu Tan Khwan Nio. Tan merupakan nama marga, Khwan artinya perempuan, Nio
10
artinya perempuan. Pada nama ini terdapat jenis kelamin dan harapan serta nama marganya. Jenis kelaminnya adalah perempuan. Harapannya agar perempuan ini memiliki jiwa yang memiliki cita-cita atau keinginan tinggi. Pada nama Indonesia yaitu Tomas Salim merupakan nama diri yang memiliki jenis kelamin laki-laki. Sedangkan nama Cina yaitu Phoa Hong Liem. Phoa merupakan nama marga, Hong artinya baik, Liem adalah (kamus Cina, 2010; 238). Pada nama ini terdapat jenis kelamin dan harapan
serta
nama
marganya.
Jenis
kelaminnya
adalah
laki-
laki.Harapannya untuk laki-laki ini memiliki jiwa yang baik Hasil penelitian diatas bila dibandingkan dengan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh : Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan Putut Wardiyanto (2010). Persamaannya pada maksud nama sama-sama ada harapan. Selain persamaan ada juga perbedaan hasil. Perbedaan hasilnya adalah terdapatnya daerah dalam penelitiannya yaitu Di Desa Bekonang Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan Suhadi (2007). Persamaannya pada hasil penelitian membahas tentang nama diri. Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan Aini (2011). Persamaannya pada maksud nama sama-sama ada harapan. Selain persamaan ada juga perbedaan hasil. Perbedaan hasilnya adalah terdapatnya daerah dalam penelitiannya yaitu Di Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen. Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan Cahyaningsih (2003). Persamaannya pada maksud nama sama-sama ada harapan. Selain persamaan ada juga perbedaan hasil. Perbedaan hasilnya adalah terdapatnya daerah dalam penelitiannya yaitu di Kota Surakarta.
11
D. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis mengenai Fenomena penggunaan nama diri pada berita duka surat kabar Kompas dan Solopos edisi November 2012, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, Komponen nama diri orang yang meninggal pada berita duka dalam surat kabar Kompas memiliki 3 model komponen yaitu komponen model 1, model, dan model 3, sedangkan Solopos memiliki 2 model yaitu model 1 dan model 3. Model 1 terdiri atas komponennya nama orang yang meninggal, umur, nama suami/istri orang yang meninggal. Model 2 terdiri atas komponennya nama orang yang meninggal, umur, nama suami/istri orang yang meninggal, beserta nama anak dan menantu. model 3 terdiri atas nama orang yang meninggal, umur, nama suami/istri orang yang meninggal, disertai dengan nama papa, papa mertua, mama, mama mertua, anak, menantu, cucu, saudara dan saudara ipar. Kedua, struktur nama diri pada berita duka dalam surat kabar Kompas dan Solopos mencakup dua hal sebagai berikut : a) Struktur nama diri pada Kompas meliputi : Nama diri orang yang meninggal (nama diri orang yang meninggal yang menggunakan nama Indonesia saja, nama diri orang yang meninggal yang menggunakan nama Cina saja, nama diri orang yang meninggal yang menggunakan nama Indonesia-Cina, nama diri orang yang meninggal yang menggunakan nama Cina-Indonesia) dan Nama dari suami/istri orang yang meninggal (nama dari suami/istri orang yang meninggal yang menggunakan nama Indonesia saja, Cina saja, IndonesiaCina, Cina-Indonesia). b) Struktur nama diri pada Solopos : Nama diri orang yang meninggal (nama diri orang yang meninggal yang menggunakan nama Indonesia saja, Cina saja, Indonesia-Cina,Cina-Indonesia) dan Nama dari suami/istri orang yang meninggal (nama dari suami/istri orang yang meninggal yang menggunakan nama Indonesia saja, Cina saja, IndonesiaCina, Cina-Indonesia). Ketiga, maksud nama diri orang yang meninggal suami/istri pada berita duka dalam surat kabar Kompas dan Solopos mencakup jenis kelamin,
12
harapan, serta nama marganya, disesuaikan dengan data yaitu orang yang meninggal dan suami/istri orang yang ditinggalkan.
E. DAFTAR PUSTAKA Cahyaningsih. 2003. Makna Referensial Pada Nama Apotik Di Kota Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dian P. Hasesa. 2012. Kamus Mandarin dan Indonesia. Yogyakarta. Indonesia Tera Keputusan. Pemerintah. Kep.Pem. Nomor: 127/U/Kep/12/1996. Markhamah. 2000. Etnis Cina Kajian Linguistik Kultural. Surakarta. Muhammadiyah University Press. Nurul. Aini. 2011. Makna Referensial Pada Nama Masjid Di Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sotyati. 2002. "Nama Lahir, Nama Komersial, Apalah Arti Sebuah Suara Pembaruan, 2 Juli 2002.
Nama”.
Suhadi. 2007. Sistem Sapaan Dalam Bahasa Jawa. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik. Yogyakarta: Atma Pustaka. Susanti, Ika Maya. 2007. “Kelahiran Bayi dalam Masyarakat Tionghoa”. http://repository.upi.edu/operator/upload/pro 2007.pdf. Di akses pada Kamis, 8 November 2012. Pukul 20.00 WIB. Wardiyanto. Putut. 2010. Makna Referensial Pada Nama Genteng Di Desa Bekonang Kecamatan Mojolakban Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
13