Dari Redaksi Single Investor Identification (SID) menjadi fondasi dari rencana besar pengembangan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) serta Self Regulatory Organization (SRO) untuk pengembangan infrastruktur pasar modal. Rencana pengembangan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penambahan jumlah Emiten, jumlah investor dan peningkatan transaksi perdagangan. Langkah-langkah apa yang akan dilakukan? Simak dalam artikel utama Fokuss kali ini. Kami sajikan pula kisah tim de legasi KSEI saat berada di Mumbai, India, ketika menjadi peserta The Asia Pacific Central Depository Group (ACG) Cross Training Seminar ke 14. Seputar Seminar Emiten yang menjadi acara tahunan KSEI juga dilaporkan pada edisi kali ini. Seminar Emiten ini membahas mengenai peran media sosial sebagai sarana menyampaikan informasi. Simak pula kehadiran dan manfaat Indonesian CaMEL untuk mendukung program edukasi pasar modal. Seperti biasa, ikuti pula ber bagai aktivitas dan data statistik KSEI. Selamat Membaca. Redaksi
Website KSEI www.ksei.co.id �������������
������������� email �������������� ��������������
[email protected] ��������������� Toll Free ��������������� ����������������� 0800 -1- 865734 ����������������� ������������������ Call Center KSEI ������������������ 021 - 515 2855
SID, Fondasi Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal
Saat diperkenalkan pada peluncuran perdana Investor Area Juni 2009, Single Investor Identification (SID) baru dikenal sebatas data pelengkap bagi investor untuk login ke Fasilitas AKSes. Kini, SID telah diterapkan pada berbagai pengembangan infrastruktur pasar modal.
F
asilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) yang disediakan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), menjadi proyek pertama yang menerapkan salah satu manfaat dari Single Investor Iden tification (SID) yang merupakan bagian dari rencana besar Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan
Self Regulatory Organizations (SRO) untuk pengembangan infrastruktur pasar modal. Sejalan dengan pelaksanaan pengembangan infrastruktur pasar modal, SID secara bertahap diterapkan untuk persiapan pengembangan proyek Straight Through Processing (STP). Pada fase awal di bulan April 2011, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mene
daftar isi 1
SID, Fondasi Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal
3
The 14th ACG Cross Training Seminar
4
Seminar Emiten 2012:
6
Mendorong Edukasi Lewat Indonesian CaMEL
7
Undian Berhadiah Kartu AKSes Periode III:
8
aktivitas & Statistik
Berbagi Informasi dari Mumbai Media Sosial & Perusahaan Publik
Banyak Kesempatan Raih Hadiah
03 Edisi
Tahun 2012
������������� ����������
Edisi 03, 2012
rapkan kewajiban pencantuman trading ID bagi nasabah Perusahaan Efek ketika me lakukan transaksi di BEI. Trading ID yang digunakan adalah rangkaian kode unik bagi setiap investor yang merupakan bagian dari SID miliknya. Dengan penerapan kewajiban pencantuman SID sebagai trading ID, informasi data perdagangan di Bursa menjadi lebih jelas. Bila sebelumnya informasi pihak yang melakukan instruksi jual-beli Efek di Bursa masih dikelompokkan sesuai kode Anggota Bursa dan pihak asing atau lokal, maka dengan penerapan SID ini, dari data perdagangan secara langsung dapat
Fokuss
“Dengan penerapan kewajiban pencantuman SID sebagai trading ID, informasi data perdagangan di Bursa menjadi lebih jelas”
diketahui pihak yang melakukan transaksi sampai level nasabah. Fasilitas ini sangat mendukung fungsi pengawasan pihak otoritas pasar modal atas transaksi di Bursa agar dapat berjalan secara wajar. Tahap selanjutnya dalam proyek STP ini adalah pengembangan proses netting dan kliring di PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), hingga proses penye lesaian transaksi di sistem e-Clears milik KPEI dan C-BEST milik KSEI. Berdasarkan data transaksi dari BEI yang telah dilengkapi dengan informasi SID, sistem e-Clears di KPEI dikembangkan untuk melakukan penghitungan hak dan kewajiban penye lesaian transaksi hingga level nasabah. Atas hasil perhitungan hak dan kewajiban penyelesaian transaksi tersebut, berdasarkan SID milik nasabah yang dikombinasikan dengan informasi data nasabah di KSEI, maka secara otomatis sistem akan memfasilitasi proses serah terima Efek atau dana nasabah langsung dari Sub Rekening Efek nasabah. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses di sistem back office Perusahaan Efek dengan mengurangi proses input instruksi ke sistem e-Clears dan C-BEST untuk proses alokasi dan settlement terkait Sub Reke ning nasabah. Sistem back office cukup memastikan kesesuaian proses dan hasil penyelesaian transaksi nasabah dengan proses rekonsiliasi data. Penerapan SID untuk pengembangan STP tentu memerlukan persiapan yang memadai dari sisi Perusahaan Efek, baik sebagai Anggota Bursa BEI, Anggota Kliring KPEI maupun Pemegang Rekening KSEI. Persiapan yang paling mendasar adalah kelengkapan dan keterkinian data nasabah. Secara ideal, SID diharapkan menjadi identitas tunggal dan unik bagi setiap investor pasar modal. Meskipun investor tersebut memiliki satu atau beberapa Sub Rekening Efek di KSEI melalui satu atau beberapa Pemegang Rekening, SID yang dimiliki seharusnya cukup satu. Salah satu faktor yang dapat mendukung agar konsep ini dapat berjalan adalah bila data nasabah di sistem back office telah lengkap tersedia. Basis data nasabah harus selalu diperbaharui sesuai kondisi
terkini dan selalu dilakukan pelaporan ke KSEI untuk proses pengkinian data. Selain memerlukan kesadaran dan partisipasi aktif dari nasabah, diperlukan juga kesiapan sistem back office untuk administrasi data nasabah dan proses pelaporan guna pembentukan SID dan proses pengkinian data yang efisien. Persiapan yang diperlukan di sistem Perusahaan Efek mencakup juga pengembangan fitur-fitur untuk proses-proses terkait penerapan SID itu sendiri. Dengan data nasabah yang lengkap, terkini, dan SID yang akurat, tentunya pencantuman SID sebagai trading ID dapat terintegrasi secara otomatis saat penyampaian order jual-beli atas nama nasabah terkait ke BEI. Demikian juga dengan proses rekonsiliasi atas data transaksi dari BEI dan data hasil perhitungan hak dan kewajiban penye lesaian transaksi dari KPEI, harus dapat dilakukan secara otomasi sehingga cepat dan efisien. Terkait proses penyelesaian transaksi, secara umum sistem di Perusahaan Efek juga perlu memiliki fasilitas untuk memastikan kewajiban penyelesaian transaksi atas nama nasabah tersedia di Sub Reke ning Efek penyelesaian nasabah. Khusus penyelesaian transaksi nasabah berupa hak dan kewajiban dana, proyek STP ini tidak bisa dilepaskan dari ketentuan penerapan pembukaan Rekening Dana Nasabah. Persiapan infrastruktur dan sistem yang telah dilakukan KSEI bersama Bank Pembayaran, pada saat penerapannya oleh Perusahaan Efek, perlu didukung dengan kesiapan sistem back office. Pada tahap awal implementasi, kurang siapnya basis data nasabah yang lengkap dan terkini di Perusahaan Efek, serta kepemilikan SID yang valid dan sinkron dengan data di KSEI sempat menimbulkan kendala pembukaan Rekening Dana Nasabah di Bank Pembayaran. Demikian juga dengan kesiapan sistem bank untuk melakukan administrasi Rekening Dana Nasabah yang masih memerlukan pengembangan lebih lanjut. Pengembangan sistem back office dan Bank Pembayaran terkait penerapan SID untuk pembukaan dan administrasi Rekening Dana Nasabah untuk menun-
Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi: Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Novian Harry Wibowo, Ahmad Nooriman, M. Ridwan, Rachmat Irfan, Adisty Widyasari, Dimas Prayogo • Penanggung Jawab: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI • Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • Sirkulasi: Unit Komunikasi Perusahaan KSEI
[ Alec Syafruddin ]
The 14th ACG Cross Training Seminar
Berbagi Informasi dari Mumbai
C
entral Depository Services (India) Limited (CDSL) menjadi tuan rumah ACG Cross Training Seminar ke-14. Acara yang digelar 26 Mei - 31 Mei 2012 dihadiri sekitar 70 peserta. Para de legasi yang hadir mewakili lembaga kliring dan depository dari berbagai negara di Asia yang tergabung dalam The Asia Pacific Central Depository Group (ACG), serta delegasi undangan dari Afrika Selatan. Sementara dari indonesia dihadiri dua institusi, yaitu PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Seminar hari pertama diisi pemaparan dari Shashi Kumar perwakilan Securities and Exchange Board of India, tentang kondisi pasar modal India dan berbagai implementasi perlindungan investor. Pemaparan itu menarik untuk disimak, karena menggambarkan betapa besar pasar di India. Pasar modal di India dimulai sejak 1875 dan terus berkembang. Saat ini, India memiliki dua Bursa (National Stock Exchange of India & Bombai Stock Exchange) dan dua depository, dengan jumlah partisipan sebanyak 10.263 Perusahaan Efek, 6.766 perusahaan terdaftar dan 850 partisipan depository. Perlindungan investor yang diterapkan di India antara lain pemisahan dana
nasabah, pelarangan penggunaan dana dari akun nasabah oleh Perusahaan Efek, kewajiban penyediaan laporan Efek dan dana untuk nasabah, rekonsiliasi Efek dan dana nasabah secara berkala, serta tindak an tegas atas pelanggaran yang dilakukan Perusahaan Efek. Tim delegasi dari India, Cina, Singapura, Thailand, Jepang, Indonesia dan Afrika Selatan kemudian melakukan sesi perbandingan dan pertukaran informasi penerapan bisnis di pasar modal. Pada sesi ini, dijelaskan perbedaan proses bisnis dan penyelesaian transaksi dari berbagai ne
“Di masa mendatang bukan tidak mungkin penyelesaian transaksi yang lebih cepat dapat diwujudkan”.
Edisi 03, 2012
Pengembangan Central Securities Depository dari berbagai negara Asia Pasifik menjadi materi pembahasan ACG Cross Training Seminar di Mumbai, India.
Fokuss
jang proses STP ini, telah dilakukan bersama vendor back office dan ditargetkan selesai pada Juni 2012. Dari sisi investor, manfaat yang paling utama dari penerapan SID pada proyekproyek pengembangan infrastruktur pasar modal adalah transparansi atas semua kegiatan investasinya di pasar modal. Investor juga diharapkan merasa lebih nyaman dan tidak perlu khawatir dengan keberadaan portofolio investasinya karena baik Efek maupun dana sudah ditempatkan pada Sub Rekening Efek yang dibuka di KSEI dan Rekening Dana Nasabah yang dibuka di bank. Dengan memiliki nomor SID, maka investor dapat merasa yakin telah tercatat sebagai investor pasar modal Indonesia. Melalui Fasilitas AKSes, investor dapat memonitor semua kegiatan investasinya, mulai dari data transaksi, data hak dan kewajiban penyelesaian transaksi maupun data saldo dan mutasi Efek dan dana di Sub Rekening Efek maupun Rekening Dana Nasabah. Kenyamanan dalam ber investasi di pasar modal dan kepastian akan keberadaan portofolio investasi yang setiap saat dapat dicek dan dimoni tor ini diharapkan bisa mendukung program sosialisasi agar masyarakat Indonesia semakin tertarik dan giat berinvestasi di pasar modal. Dengan proyek-proyek pengembang an yang telah dilakukan, infrastruktur pasar modal diharapkan siap untuk meng antisipasi peningkatan jumlah Emiten, jumlah investor dan aktivitas transaksi. Proses dan kegiatan di sisi pelaku pasar diharapkan dapat tetap dilakukan secara efisien, tidak serta merta ikut meningkat karena lonjakan perkembangan pasar. Pengawasan atas kegiatan dan penyelenggaraan kegiatan di pasar modal oleh otoritas juga diharapkan lebih efisien dan efektif dilakukan agar semua tetap berjalan dengan teratur dan wajar. Tidak mudah untuk mewujudkan itu semua. Proyek-proyek yang telah siap dan berjalan masih perlu disempurnakan dan pelaksanaannya harus dimonitor secara berkelanjutan untuk dilakukan perbaikan bila diperlukan. Demikian juga dengan proyek-proyek lain yang masih dalam persiapan atau pengembangan. Diperlukan kerja keras, kerjasama dan dukungan dari semua pihak, baik dari otoritas pasar modal, SRO dan pelaku pasar, untuk bersa ma-sama mengembangkan pasar modal Indonesia menjadi semakin baik. l
Edisi 03, 2012 Fokuss
gara. Semakin singkat waktu penyelesaian transaksi, diharapkan semakin menekan risiko antar pihak yang bertransaksi. Indo nesia, Jepang, Singapura dan Thailand masih menggunakan skema T+3 untuk waktu penyelesaian transaksinya. Di masa mendatang bukan tidak mungkin penye lesaian transaksi yang lebih cepat dapat diwujudkan. Sesi gugus tugas hukum (Legal Task Force) berperan untuk membahas kemungkinan penyelesaian transaksi antar negara, mengingat semakin meningkatnya permintaan transaksi antar negara di Asia Pasifik. Diantara banyaknya transaksi antar negara yang telah terjadi saat ini, risiko hukum kurang mendapatkan perhatian. Tujuan dari gugus tugas ini adalah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian transaksi antar negara yang aman secara hukum dengan lebih mengenal perbedaan masing-masing kerangka hukum di negara Asia Pasifik. Perbedaan tata laksana hukum di masing-masing negara penyelenggara transaksi menimbulkan legal gap, dan jika semakin besar akan semakin besar pula risiko hukum yang timbul. Inilah yang sedang diupayakan bersama untuk ditemukan jalan keluarnya. Tentunya kebijakan pemerintah akan diperlukan jika nantinya kesepakatan peraturan tentang transaksi lintas negara telah terbentuk, terutama untuk kawasan Asia Pasifik. Pada sesi pembahasan mengenai pengembangan bisnis baru, ada beberapa informasi dari delegasi lain yang menarik untuk disimak. Salah satunya dari Central Depository Company of Pakistan Limited (CDC), yang mengembangkan Fund Ma nagement System (FMS), untuk meng akomodir jumlah Reksa Dana yang terus bertambah dan agar pengoperasiannya lebih efisien.
“Perbedaan tata laksana hukum di masing-masing negara penyelenggara transaksi menimbulkan legal gap yang bisa menimbulkan risiko hukum.”
Sedangkan Korea Securities Depository (KSD) mengembangkan sistem FundNet yang dikembangkan sejak tahun 2001 dan baru diluncurkan tahun 2004. FundNet adalah Fund Network Hub untuk industri aset manajemen yang dioperasikan KSD, merupakan infrastruktur pendanaan multi fungsi secara otomatisasi dan berstandardisasi. Dengan sistem ini, pengguna akan dapat melakukan deposit, settlement, en titlement, derivatives dan aktivitas penda naan lainnya. Hingga saat ini FundNet terus dikembangkan sesuai keperluan. Pada sesi gugus tugas teknologi, di bahas mengenai pengembangan tekno logi dan efisiensi biaya. Delegasi dari Pa kistan memaparkan bagaimana efisiensi dari sisi teknologi diterapkan, antara lain dengan memberdayakan tenaga IT dengan maksimal, meminimalisasi penggunaan konsultan atau vendor IT, menerapkan otomatisasi untuk efisiensi penggunaan tenaga kerja, mengembangkan software inhouse dan meninjau kembali kontrak lisensi piranti lunak untuk menghapus biaya sofware yang tidak diperlukan. Sementara Japan Securities Depository Cen ter Inc. (JASDEC) berpendapat, ada kaitan yang erat antara strategi bisnis dengan efisiensi IT. Karena menurut mereka, untuk melakukan efisiensi IT, strategi bisnis perusahaan perlu diubah. Vietnam Securities Depository (VSD) memaparkan pengurangan biaya IT mela lui pengurangan aset yang tidak lagi diperlukan sehingga mengurangi biaya pe rawatan. Konsolidasi penggunaan server, database dan aplikasi, bisa menghemat banyak biaya, namun berisiko terhadap keamanan data. Sedangkan dari Taiwan, mengusulkan penggunaan virtualisasi, cloud computing sebagai alternatif, serta menghentikan proyek-proyek yang memberikan nilai rendah kepada perusahaan karena biayanya yang tidak sedikit. Hal menarik lainnya adalah penerapan sistem elektronik Initial Public Offering atau Elektronik IPO (E-IPO) yang disampaikan Bursa India. Penerapan ini akan sangat menghemat waktu, tempat dan biaya karena semuanya dilakukan secara virtual di bawah pengawasan Bursa India. Seminar berakhir pada 31 Mei 2012, ditutup dengan penyampaian kesan kesan dari peserta Seminar. Secara keseluruhan jalannya seminar sangat baik, diselingi dengan sesi destressing yang menghibur. Membuat seluruh peserta tidak pernah absen dari seminar tersebut. l [Rachmat Irfan & Yanu Suandika]
S
ebagai bentuk apresiasi PT Kusto dian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terhadap dukungan para pemakai jasanya, KSEI kembali mengadakan ke giatan Seminar Emiten 2012. Acara yang telah diadakan sejak tahun 2009 ini sekaligus bertujuan untuk meningkatkan hu bungan kerjasama yang baik antara KSEI dengan Perusahaan Terdaftar (Emiten). Dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2012 di Ballroom 1, The Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, seminar tahun ini bertema “Layanan Jasa KSEI dan Pe manfaatan Media Sosial Bagi Perusaha an Publik” terbagi menjadi dua sesi. Sebelum sesi seminar dimulai, Sulistyo Budi, Direktur KSEI memberikan kata sambutan dan menyampaikan harapan agar peserta seminar memperoleh man faat dari acara tersebut. Pada sesi pertama yang disampaikan Gusrinaldi Akhyar, Kepala Divisi Jasa Kustodian Sentral KSEI dan Syafruddin, Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan Usaha KSEI, dipaparkan tentang perkembangan layanan jasa terbaru KSEI. Kedua pembicara membahas mengenai pengembangan terbaru Single Investor Identification (SID) serta penggunaannya, serta penyesuaian Daftar Pemegang Saham (DPS) atau Daftar Pemegang Obligasi (DPO) terkait SID dan penyampaian informasi corporate action ke KSEI SID merupakan identitas tunggal milik investor pasar modal yang telah membuka Sub Rekening Efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian, yang mencantumkan data investor seperti nama, kewarganegaraan, tipe investor, status, alamat, hingga nomor identitas (KTP/NPWP/passport). SID berfungsi sebagai sarana keterbukaan informasi dan perlindungan bagi investor melalui monitoring kepemilikan portofolio Efek dan dana secara langsung dengan cara login ke Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas). SID juga wajib diinformasikan pada setiap order transaksi di Bursa Efek Indonesia dan pada proses Straight Through Process ing (STP) yang mencakup trading, kliring, maupun settlement, yang nantinya dapat dilakukan secara otomatis. Seperti dipaparkan Gusrinaldi, informasi SID ini juga akan ditambahkan pada data pemegang Efek setiap Emiten untuk mengetahui informasi investor yang memegang Efeknya dengan lebih mudah. Dengan adanya SID, bila ada investor yang memiliki lebih dari satu Sub Rekening Efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian, mereka menjadi le bih mudah teridentifikasi.
Seminar Emiten 2012:
Media Sosial & Perusahaan Publik diantaranya untuk memonitor keluhankeluhan konsumen (customer care) serta berinteraksi dengan konsumen, memba ngun reputasi perusahaan, menyampaikan informasi seputar produk perusahaan, menyampaikan program-program perusa haan, dan dapat digunakan untuk kepen tingan marketing dan promosi. Rangkaian kegiatan Seminar Emiten 2012 yang dihadiri oleh 326 peserta tersebut, ditutup dengan acara makan siang dan ramah tamah. Dengan diselenggarakannya Seminar Emiten 2012 ini, diharapkan perwakilan Emiten yang hadir dapat memperoleh manfaat dan pengetahuan baru, khususnya mengenai cara memanfaatkan media sosial untuk kepentingan perusahaan. l [M. Frantau Baskara]
negara dengan pengguna Twitter paling aktif nomor tiga di dunia. Fakta tersebut turut didukung pengguna internet di Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa perusahaan di Indonesia juga mulai memanfaatkan perkembangan media sosial untuk keperluan publikasi dan sarana informasi. Terlihat dari beberapa perusahaan di Indonesia yang telah memiliki account pada media sosial populer seperti Facebook dan Twitter. Perusahaan tampaknya mulai sadar akan pentingnya penggunaan media sosial karena banyak stakeholder yang memiliki account di media sosial, mulai dari masyarakat umum, konsumen, hingga influencer, seperti pejabat, politikus, dan juga kompetitor yang opininya dapat mempengaruhi publik. Enda juga memaparkan beberapa hal yang diharapkan oleh seseorang ketika melihat brand perusahaan di media sosial. Dari sisi konsumen, media sosial diharapkan dapat berperan sebagai hotline num ber yang bisa dihubungi jika ada masalah yang dihadapi, penyedia informasi seputar promo-promo terbaru, informasi produk maupun informasi lainnya. Sedangkan dari sisi perusahaan, manfaat media sosial
Fokuss
Pengembangan lanjutan SID ini nantinya juga diperuntukkan bagi pemegang saham fisik (warkat) dan juga pemegang Reksa Dana. Di akhir sesi, Gusrinaldi mengingatkan Emiten agar selalu menyampaikan kegiatan corporate action secara tepat waktu agar informasi ini dapat disampaikan lebih cepat kepada Pemegang Reke ning KSEI dan juga kepada publik. Seminar kemudian dilanjutkan de ngan talkshow mengenai media sosial de ngan pembicara Enda Nasution, Managing Director SalingSilang.com. Didampingi Amanda Valani jurnalis Metro TV selaku moderator, Enda membahas mengenai “Pemanfaatan Media Sosial Bagi Perusahaan Publik”. Dengan mengutip pepatah Jawa “mangan ora mangan, sing penting ngumpul” sebagai pembuka, Enda memaparkan bahwa bagi orang Indonesia hubungan sosial itu merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kultur kebudayaan Indonesia. Saat ini hubungan sosial berkembang sangat cepat melalui media sosial seperti blog, Facebook, Twitter dan sebagainya. Berdasarkan data yang dipaparkan Enda, Indonesia menjadi penguna Facebook tertinggi kedua di dunia dan juga merupakan
Edisi 03, 2012
Media sosial kini menjadi sebuah media baru yang digunakan perusahaan untuk menyampaikan informasi. Inilah yang antara lain dipaparkan pada Seminar Emiten 2012.
“Pengembangan lanjutan SID juga diperuntukkan bagi pemegang saham fisik dan juga pemegang Reksa Dana.”
Mendorong Edukasi Lewat Indonesian CaMEL Dengan dukungan Bapepam–LK, para SRO telah meresmikan berdirinya Indonesian CaMEL untuk mendukung program edukasi pasar modal. Lembaga ini diharapkan jadi pusat rujukan data dan informasi yang modern.
Edisi 03, 2012
A
Fokuss
tas prakarsa Self Regulatory Or ganization (SRO), yaitu PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) serta dukungan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), PT Indonesian Capital Market Electronic Library (Indonesian CaMEL) resmi berdiri tanggal 23 April 2012 lalu. Institusi tersebut berfungsi sebagai pendukung program edukasi pasar modal. Saat peresmian, Ketua Bapepam-LK, Nurhaida menandaskan, kehadiran Indonesian CaMEL merupakan bukti kepedulian masyarakat pasar modal Indonesia akan tersedianya sistem informasi yang modern dan kredibel. Hal ini sejalan de ngan komitmen regulator dan pelaku pa sar, sebagaimana tertuang dalam Master Plan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan 2010 - 2014.
“Selain penyediaan data dan informasi, Indonesian CaMEL juga akan berpartisipasi aktif dalam program edukasi pasar modal.”
Ditemui di kantornya, Direktur Indonesian CaMEL, Djoko Saptono membenarkan bahwa institusi ini memang didirikan untuk menjawab kebutuhan akan informasi pasar modal yang makin meningkat. Apalagi, kata Djoko, beberapa tahun terakhir pasar modal berkembang sangat pesat, seperti tercermin pada peningkatan volume, frekuensi, dan nilai transaksi pasar. Sejalan dengan itu, partisipasi publik pun meningkat. ”Peningkatan aktivitas pelaku pasar modal perlu dukungan fasilitas informasi yang mumpuni sehingga perkembangan ini terus berjalan optimal,” terang Djoko. Untuk mendukung komitmen itu, Indonesian CaMEL bertekad terus menyediakan fasilitas pendukung pe nyebaran informasi seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat. Dengan begitu, Indonesian CaMEL pantas menjadi ru
jukan informasi dan edukasi pasar modal Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi Indonesian CaMEL, yaitu menjadi centre of excellence pusat informasi pasar modal di Indonesia. Sejalan dengan visi tersebut, institusi ini diarahkan untuk menyediakan akses data dan informasi yang terus dilengkapi. “Fokus kami menyediakan data digital, tetapi hard copy tetap disiapkan. Untuk data digital, sementara ini memang belum bisa diakses online, tetapi kita tengah mempersiapkan fasilitasnya agar
[Redaksi]
Undian Berhadiah Kartu AKSes Periode III:
Banyak Kesempatan Raih Hadiah
S
etelah berakhirnya Undian Ber hadiah Kartu AKSes Periode II (22 Februari 2012 - 27 Mei 2012), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melakukan penarikan pemenang undian pada tanggal 31 Mei 2012 lalu. Undian Berhadiah Kartu AKSes Periode II yang berlangsung selama kurang lebih tiga bulan, diikuti 1.387 investor, dengan hadiah berupa 1 unit Piaggio Zip 100, 10 unit iPhone 4S dan 10 unit Samsung Galaxy Note. Bertempat di kantor KSEI, penarikan pemenang dilakukan di hadapan notaris, kepolisian, Departemen Sosial, serta per wakilan dari KSEI. Hadiah utama berupa 1 unit Piaggio Zip 100 dimenangkan Sho Rapon Rianto, investor yang berdomisili di wilayah Jawa Timur. Dengan adanya pemenang Undian Berhadiah Kartu AKSes Periode II, para investor yang belum beruntung di harapkan tidak berkecil hati karena KSEI masih mengadakan undian berhadiah periode berikutnya. “Undian Berhadiah Kartu AKSes sudah menjadi bagian dari rencana kegiatan KSEI sepanjang tahun 2012. Dengan demikian, bagi para investor yang belum berhasil menjadi pemenang undian, masih ber kesempatan di periode III dan IV, dengan hadiah yang tak kalah menarik. Semoga dengan undian berhadiah, investor sema kin termotivasi untuk melakukan moni
toring,” kata Syafruddin, Kepala Divisi Pe nelitian dan Pengembangan Usaha KSEI. Undian Berhadiah Kartu AKSes Perio de III diselenggarakan mulai 25 Juni 2012 hingga 16 September 2012. Selama periode tersebut, investor yang melakukan login ke website Fasilitas AKSes (http:// akses.ksei.co.id) atau AKSes Mobile akan memperoleh nomor undian yang diundi di akhir periode untuk memperebutkan hadiah-hadiah menarik berupa 1 unit Honda PCX, 10 unit Samsung Galaxy S III dan 10 unit Nokia Lumia 900.
Gunakan Kartunya dan raih hadiahnya! [ Redaksi ]
“Para investor yang belum berhasil menjadi pemenang undian masih berkesempatan di periode berikutnya.”
Edisi 03, 2012
Undian Berhadiah Kartu AKSes Periode III segera berlangsung mulai akhir Juni 2012, dengan hadiahhadiah yang tidak kalah menarik.
Fokuss
ke depan informasi ini bisa diakses lebih luas,” tegas Djoko Saptono. Saat ini Indonesian CaMEL telah memiliki sistem bernama Capital Market Electronic Document System (CmeDS). Dengan teknologi ini, seluruh data digital tentang pasar modal Indonesia bisa diakses. Sejak awal sistem ini sudah dirancang dengan tujuan distribusi informasi, yang diharapkan sejalan de ngan perkembangan pasar modal. Ke lak, jika sudah online, sistem ini bisa dihubungkan dengan lingkungan yang terkait, seperti Pojok Bursa di kampuskampus maupun Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) di berbagai kota. Selain penyediaan data dan informasi, Indonesian CaMEL juga akan berpartisipasi aktif dalam program edukasi pasar modal melalui kegiatan seminar maupun kursus. Program-program ini, kata Djoko, bisa disinergikan dengan kegiatan sosia lisasi oleh SRO maupun Bapepam-LK. Layanan data dan informasi yang tersedia mencakup informasi publik dari SRO, Bapepam-LK, Anggota Bursa, mau pun lembaga terkait lainnya. Bentuknya seperti Laporan Tahunan, Laporan Ke uangan, Prospektus, Pengumuman, mau pun Peraturan. Sebagian besar data ini sudah tersedia dalam format softcopy yang dapat dicetak menjadi dokumen. Djoko berjanji, pihaknya akan terus berupaya melengkapi berbagai data dan informasi yang diperlukan baik dari regulator maupun sumber terkait lain. Indonesian CaMEL menyediakan sistem untuk mempermudah pencarian data dan informasi bagi pengguna jasanya. Dengan demikian, pengguna jasa bisa menggunakan katalog elektronik bila ingin mencari informasi yang dibutuhkan. Sementara itu, lanjut Djoko, tersedia se kitar 1.000 judul buku-buku referensi pasar modal, baik dari dalam maupun luar negeri, yang akan terus ditambah. Jika Anda berkesempatan menyambangi Indonesian CaMEL di tower II, lantai satu, Gedung BEI, Anda akan menemukan fasilitas-fasilitas seperti Computer Zone, Kids Zone, internet dan hotspot, ruang meeting serta fasilitas Coffee Shop. Kids Zone merupakan sarana yang tergolong baru dengan target mengenalkan pasar modal lebih dini pada pelajar sekolah dasar maupun menengah pertama. Karena Indonesian CaMEL beroperasi sebagai peseroan terbatas, perlahan-lahan institusi ini ditata untuk bisa menghidupi diri sendiri. l
aktivitas ‘Risk Awareness Management Program’ KSEI 2012 KSEI mengadakan kegiatan KSEI Risk Awareness Management Program 2012 di Lembang, Bandung, pada 26 Mei 2012, yang diikuti seluruh karyawan. Kegiatan yang bertemakan ‘Mitigate Risks by Complying with Rules’, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran karyawan atas kebijakan Bussiness Continuity Management (BCM), Kebijakan Manajemen Risiko (MR) dan Good Corporate Governance (GCG). Dengan tiga Kebijakan ini, KSEI memiliki pedoman untuk menjalankan operasional perusahaan dalam segala kondisi, melakukan pemantauan dan mitigasi terhadap risiko perusahaan, dan senantiasa mematuhi peraturan di industri pasar modal melalui tata kelola perusahaan yang baik. Setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan kesadaran karyawan atas kebijakan perusahaan sema kin meningkat dan karyawan memperoleh pembelajaran dan pe mahaman mengenai implementasi kebijakan perusahaan. l
Pameran Investasi Syariah di Pasar Modal 2012
Edisi 03, 2012
Pada tanggal 19 - 20 Juni 2012, Bapepam-LK bersama Islamic Research and Training Institute dan Islamic Development Bank (IDB) menyelenggarakan konferensi pasar modal syariah di Hotel Borobudur, Jakarta. Dengan tema ‘Toward Resilient, Robust and Competitive Islamic Capital Market’, konferensi ini diselenggarakan untuk mengetahui peranan pasar modal syariah dalam sistem keuangan syariah, serta dampaknya pada peningkatan investasi, stabilitas pasar dan pembangunan sosial ekonomi. Selain konferensi, digelar juga pameran investasi syariah di pasar modal yang diikuti SRO dan perusahaan penyedia jasa investasi syariah. Melalui acara ini, diharapkan pengetahuan pelaku pasar dan masyarakat mengenai pasar modal syariah semakin meningkat. l
‘Team Building’ Pemakai Jasa KSEI 2012 Dalam rangka silaturahmi dan mempererat hubungan dengan para pemakai jasa di tahun 2012, KSEI menyelenggarakan Team Building Pemakai Jasa. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tema yang diangkat tahun ini adalah ‘Survival Base Camp’, yang berfokus pada kerjasama dan kekompakan tim. Diadakan di Buyan Camp, Bedugul, Bali, Team Building kali ini diikuti 160 peserta yang merupakan perwakilan dari Perusahaan Efek, Bank Kustodian, Biro Administasi Efek, Bank Pembayaran, BEI dan KPEI. Di area ‘Survival Base Camp’, para peserta yang terbagi menjadi lima kelompok melakukan berbagai permainan bernuansa militer, yaitu Soldier Base Camp, Targeting Point Soldier, Soldier Stretcher dan Water Balloon War. Sebagai penutup rangkaian kegiatan Team Building ini, seluruh peserta menikmati santap malam pada acara Gala Dinner di The Stone Entertainment, Kuta, Bali, dengan menyajikan hiburan menarik seperti live band performance dancer, dan ditutup dengan pembagian doorprize. l
statistik ����������������� ����������������������������
������������������������������������������������������������������ ����������������������������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
Fokuss
���������������������������������� ����������������������������
����������������������������������������������� ����������������������������
����������������������
�������� �������
��������
�������
�������
�������
�������
�������
�������� ��������
�������
�������
��������
�������
�������
�������
�������
�������
�������
�������