Siaran Pers Realisasi Investasi Januari-September 2016 Mencapai Rp 453 Triliun Jakarta, 27 Oktober 2016 – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi pada triwulan ketiga (Juli-September) tahun 2016 tercatat sebesar Rp 155,3 triliun, meningkat 10,7% dibandingkan periode yang sama Tahun 2015. Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 55,6 triliun, meningkat 16,3% dibandingkan periode sama tahun lalu, sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 99,7 triliun atau tumbuh 7,8%. Kepala BKPM Thomas Lembong menyatakan, dengan tambahan capaian Triwulan III tersebut, realisasi investasi Januari-September 2016 mencapai 453,4 Triliun, meningkat 13,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (sebesar Rp 400 Triliun). Realisasi investasi PMDN, Januari-September meningkat 18,8% sebesar Rp 158,2 Triliun, sementara realisasi investasi PMA naik 10,6% sebesar Rp 295,2 Triliun. Realisasi investasi sepanjang JanuariSeptember 2016 dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 960.041 orang. “Dengan adanya implementasi kerjasama BKPM-POLRI dalam menciptakan jaminan keamanan untuk kegiatan investasi di Indonesia, dan tekad seluruh Kementerian/Lembaga terkait serta Pemerintah Daerah untuk memberikan kemudahan dan fasilitasi yang lebih baik kepada investor, termasuk memberantas dan membersihkan praktik pungutan liar (pungli) dalam pengurusan perizinan dan non-perizinan investasi, diharapkan kegiatan investasi baik PMA maupun PMDN di waktu mendatang akan meningkat signifikan. Sejak tahun 2014 BKPM telah mengimplementasikan perizinan secara online yang terintegrasi melalui Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) dan akan terus didorong juga untuk diterapkan di seluruh daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia. Dengan sistem perizinan online tersebut akan mengurangi tatap muka antara pengurus izin (investor) dengan pejabat yang menangani perizinan sehingga proses perizinan dapat terpantau dan terukur serta dapat mencegah terjadinya pungli”, demikian ungkap Kepala BKPM Thomas Lembong saat konferensi pers paparan capaian realisasi investasi Triwulan III 2016, hari ini (27/10).
Sepanjang periode Januari-September 2016, tercatat realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp 203,2 Triliun yang nilainya meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 180,7 Triliun. “Diperlukan upaya-upaya yang lebih intens dari berbagai Kementerian/Lembaga terkait termasuk Pemerintah Daerah untuk lebih meningkatkan kegiatan investasi di luar Pulau Jawa, termasuk memberikan kemudahan, penyederhanaan perizinan, dan memfasilitasi permasalahan yang dihadapi investor dalam merealisasikan investasinya”, ungkap Thomas Lembong, Kepala BKPM. Selanjutnya, Kepala BKPM menambahkan bahwa, “Berbagai penyederhanaan perizinan yang telah dilakukan secara terkoordinasi oleh berbagai Kementerian/Lembaga terkait termasuk Pemerintah Daerah telah dapat kita lihat hasil positifnya dengan naiknya peringkat Ease of Doing Business (EODB) menjadi 91, yang sebelumnya berada di peringkat 106. Hal ini merupakan pengakuan dari para pengusaha yang disurvey mengenai adanya kemudahan dalam melakukan usaha di Indonesia. Penyederhanaan perizinan ini tentunya akan turut mendorong realisasi investasi terus meningkat”. Realisasi PMDN Triwulan III tahun 2016 berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Timur (Rp 14,0 triliun); Jawa Barat (Rp 7,4 triliun); Banten (Rp 7,0 triliun); DKI Jakarta (Rp 3,8 triliun) dan Sumatera Selatan (Rp 3,6 triliun). Sedangkan, realisasi PMDN berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp 12,0 triliun); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (Rp 8,1 triliun); Industri Makanan (Rp 7,4 triliun); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp 5,0 triliun); dan Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp 4,7 triliun). Apabila seluruh sektor industri digabung, maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar Rp 24,7 triliun atau 44% dari total PMDN. Realisasi PMA Triwulan III tahun 2016 berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Barat (US$ 1,6 miliar); Jawa Timur (US$ 0,6 miliar); DKI Jakarta (US$ 0,6 miliar); Banten (US$ 0,6 miliar) dan Kalimantan Timur (US$ 0,6 miliar). Sedangkan, realisasi PMA berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik (US$ 1,2 miliar); Pertambangan (US$ 0,8 miliar); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (US$ 0,7 miliar); Tanaman Pangan dan Perkebunan (US$ 0,7 miliar) dan Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya (US$ 0,7 miliar). Apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar US$ 3,8 miliar atau 51,0 % dari total PMA.
‘’BKPM meminta kepada seluruh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi dan Kabupaten/Kota agar dalam proses penerbitan perizinan di daerah tidak melakukan pungli, serta mengurangi atau menghilangkan biaya retribusi yang dipungut dari perizinan tertentu yang tidak perlu dan memberatkan investor dan yang dapat menyebabkan biaya ekonomi tinggi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, memberikan kepastian hukum dan kenyamanan berusaha serta meningkatkan daya saing, sehingga mendorong investor dapat segera merealisasikan rencana investasinya“, demikian ungkap Kepala BKPM Thomas Lembong. Perkembangan Realisasi Investasi 2011 – September 2016 : Per Triwulan
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi: M. M. Azhar Lubis Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Jl. Jend. Gatot Subroto 44, Jakarta 12190, Indonesia Telepon: 021-5252008 ext.7001 HP: 08159525035 e-mail :
[email protected]
Lampiran Bahan Press Release BKPM Tanggal 27 Oktober 2016 Poin-Poin Realisasi Investasi Triwulan III dan Januari – September Tahun 2016 Berikut hal penting dari hasil realisasi investasi PMDN dan PMA pada Triwulan III Tahun 2016. 1.
Realisasi Investasi PMDN Realisasi PMDN berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp 12,0 triliun); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (Rp 8,1 triliun); Industri Makanan (Rp 7,4 triliun); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp 5,0 triliun); dan Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp 4,7 triliun). Apabila seluruh sektor industri digabung, maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar Rp 24,7 triliun atau 44% dari total PMDN. Realisasi PMDN berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Timur (Rp 14,0 triliun); Jawa Barat (Rp 7,4 triliun); Banten (Rp 7,0 triliun); DKI Jakarta (Rp 3,8 triliun) dan Sumatera Selatan (Rp 3,6 triliun).
2.
Realisasi Investasi PMA Realisasi PMA berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik (US$ 1,2 miliar); Pertambangan (US$ 0,8 miliar); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (US$ 0,7 miliar); Tanaman Pangan dan Perkebunan (US$ 0,7 miliar) dan Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya (US$ 0,7 miliar). Apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar US$ 3,8 miliar atau 51,0 % dari total PMA. Realisasi PMA berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Barat (US$ 1,6 miliar); Jawa Timur (US$ 0,6 miliar); DKI Jakarta (US$ 0,6 miliar); Banten (US$ 0,6 miliar) dan Kalimantan Timur (US$ 0,6 miliar). Realisasi PMA berdasarkan asal negara (5 besar) adalah Singapura (US$ 2,2 miliar); Jepang (US$ 1,6 miliar); R.R. Tiongkok (US$ 0,6 miliar); British Virgin Islands (US$ 0,5 miliar) dan Belanda (US$ 0,5 miliar).
3.
Sebaran Lokasi Proyek. Pada triwulan III tahun 2016, realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 87,6 triliun dan realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar Rp 67,7 triliun. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015 (sebesar Rp 65,5 triliun) terjadi peningkatan realisasi investasi di luar Pulau Jawa sebesar 3,4%.
4. Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia. Realisasi penyerapan tenaga kerja indonesia pada triwulan III tahun 2016 mencapai 278.132 orang yang terdiri dari proyek PMDN sebanyak 94.523 orang dan dari proyek PMA sebanyak 183.609 orang. Kumulatif Realisasi Investasi Periode Januari – September 2016 : Berikut hal penting dari hasil realisasi investasi PMDN dan PMA pada Januari - September 2016: 1. Realisasi Investasi PMDN. Realisasi PMDN berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp 25,4 triliun); Industri Makanan (Rp 24,0 triliun); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (Rp 17,2 triliun); Tanaman Pangan dan Perkebunan (Rp 16,9 triliun); dan Industri Mineral Non Logam (Rp 13,7 triliun). Sedangkan apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar Rp 75,4 triliun atau 47,7% dari total PMDN. Realisasi PMDN berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Timur (Rp 38,8 triliun); Jawa Barat (Rp 22,3 triliun); Banten (Rp 12,0 triliun); DKI Jakarta (Rp 11,8 triliun); dan Jawa Tengah (Rp 9,9 triliun). 2. Realisasi Investasi PMA Realisasi PMA berdasarkan sektor usaha (5 besar) adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik (US$ 2,8 miliar); Industri Kertas, Barang dari kertas dan Percetakan (US$ 2,6 miliar); Industri Kimia Dasar, Barang Kimia dan Farmasi (US$ 2,1 miliar); Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya (US$ 2,0 miliar); dan Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (US$ 1,7 miliar). Sedangkan apabila seluruh sektor industri digabung maka terlihat industri memberikan kontribusi sebesar US$ 13,1 miliar atau 61,0% dari total PMA. Realisasi PMA berdasarkan lokasi proyek (5 besar) adalah Jawa Barat (US$ 4,4 miliar); Sumatera Selatan (US$ 2,5 miliar); Banten (US$ 2,3 miliar); DKI Jakarta (US$ 2,2 miliar); dan Jawa Timur (US$ 1,6 miliar). Realisasi PMA berdasarkan asal negara (5 besar) adalah Singapura (US$ 7,1 miliar); Jepang (US$ 4,5 miliar); R.R. Tiongkok (US$ 1,6 miliar); Hongkong (US$ 1,6 miliar) dan Belanda (US$ 1,1 miliar). 3. Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia Realisasi penyerapan tenaga kerja Indonesia pada periode Januari s.d. September 2016 mencapai 960.041 orang yang terdiri dari proyek PMDN sebanyak 318.122 orang dan dari proyek PMA sebanyak 641.919 orang.
4. Realisasi investasi berdasarkan Wilayah pada periode Januari – September 2016 adalah: a. Wilayah Sumatera dengan realisasi investasi sebesar Rp 86,4 triliun (19,1%), terdiri dari PMDN sebesar Rp 26,3 triliun dan PMA sebesar US$ 4,4 miliar. b. Wilayah Jawa dengan realisasi investasi sebesar Rp 250,3 triliun (55,2%), terdiri dari PMDN sebesar Rp 95,6 triliun dan PMA sebesar US$ 11,2 miliar. c. Wilayah Kalimantan dengan realisasi investasi sebesar Rp 53,6 triliun (11,8%), terdiri dari PMDN sebesar Rp 28,8 triliun dan PMA sebesar US$ 1,8 miliar. d. Wilayah Sulawesi dengan realisasi investasi sebesar Rp 32,5 triliun (7,2%) terdiri dari PMDN sebesar Rp 5,9 triliun dan PMA sebesar US$ 1,9 miliar. e. Wilayah Bali dan Nusa Tenggara dengan realisasi investasi sebesar Rp 12,1 triliun (2,7%) terdiri dari PMDN sebesar 1,3 triliun dan PMA sebesar US$ 0,8 miliar f. Wilayah Maluku dan Papua dengan realisasi investasi sebesar Rp 18,6 triliun (4,1%), terdiri dari PMDN sebesar Rp 0,2 triliun dan PMA sebesar US$ 1,3 miliar.
Jakarta, 27 Oktober 2016 Badan Koordinasi Penanaman Modal