Siap Hadapi Kerugian dalam Trading Kerugian adalah hal yang pasti pernah dialami oleh trader manapun, bahkan sejago apapun pasti pernah merasakan kerugian satu-dua kali. Baik itu trader pemula maupun yang sudah profesional sama-sama menghadapi risiko kerugian dalam trading. Namun biar begitu, ada satu hal yang membedakan antara mereka yang pernah mengalami rugi dan mengalami kegagalan dengan yang mengalami rugi tapi setelahnya pasti berhasil. Hal yang membedakan adalah cara bagaimana para trader ini menyikapi risiko dari kerugian tersebut. Apakah mampu dibatasi, atau justru malah menuai kerugian yang lebih besar. Sayangnya, dalam praktik trading sendiri, banyak trader yang membiarkan kerugian tersebut. Padahal, kerugian yang terjadi bisa dibatasi sebelum membengkak dan mengakibatkan kebangkrutan. Bagaimanapun trading adalah kegiatan yang memerlukan banyak perhitungan dan tingkat risiko yang tinggi. Jika terjatuh sekali, belum tentu seseorang tersebut memiliki mental yang kuat untuk dapat bangkit kembali dari keterpurukan. Ini pula yang membuat kebanyakan trader memilih untuk membiarkan kerugian. Karena, kebanyakan emosi yang tidak rela kehilangan uang dan harapan kerugian akan berbalik menjadi keuntungan membuat kita sebagai trader enggan melakukan proteksi dini. Ya, bukan hanya aset dalam bank atau aset fisik saja yang membutuhkan proteksi alias pelindung, tapi juga transaksi trading. Banyak yang berpikir bahwa melakukan proteksi dengan menghentikan transaksi dengan kerugian menunjukkan bahwa kita menerima kesalahan. Padahal ini adalah cara terbaik agar kerugian tidak semakin besar. Nah, berikut ini adalah hal-hal yang sebaiknya kita lakukan supaya lebih siap dalam menghadapi kerugian, dan tentu tahu bagaimana cara menyikapi risiko kerugian tersebut:
Jangan Terlalu Banyak Berharap Salah satu hal yang membedakan seorang trader dan gambler adalah sikap aktif dan pasif. Berbeda dengan gambler, para trader harus bersikap aktif dalam merealisasikan keuntungan dan membatasi kerugian. Berbeda dengan seorang gambler yang hanya perlu menaruh dananya untuk dipertaruhkan dan kemudian menanti apa yang akan terjadi pada
dana tersebut tanpa bisa melakukan apa-apa lagi, bahkan jika terjadi kerugian. Begitulah ketika kita hanya menaruh harapan saja pada saat bertrading. Berharap memang bagus, apalagi ditambah dengan sikap optimis, namun jika tanpa diiringi dengan usaha, harapan hanya jadi sebatas doa belaka. Untuk itu, kita juga harus bertanggung jawab merealisasikan keuntungan dan membatasi kerugian yang akan dihadapi. Kita sebagai trader tentunya bertanggung jawab pada hasil trading kita sendiri. Bukan pasar ataupun trader lain yang bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi pada transaksi trading kita. Itulah mengapa terlalu banyak berharap bisa membuat intuisi dan akal sehat kita menjadi lumpuh, tambah lagi kita juga mungkin akan kesulitan mengambil keputusan dengan bijaksana. Saat pergerakan pasar tidak sesuai dengan harapan kita, maka sikap terlalu berharap ini akan membuat kita terpaku pada kemauan kita. Walau begitu, kita juga harus tetap ingat bahwa apapun spekulasinya, pemikiran kita belum tentu 100% selalu benar. Hingga, kita juga tidak boleh memaksakan pemikiran tersebut karena pasar tidak akan peduli pada keinginan kita. Pasar hanya bergerak berdasarkan jual dan beli para trader lain. Karena itu, di saat kita sadar bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam transaksi, maka sebaiknya kita segera berhenti dan mengevaluasi kegiatan trading tersebut.
Jangan hanya Menyalahkan Orang atau Hal Lain Sebagai makhluk sosial, manusia tentu tak dapat hidup sendiri dan selalu membawa orang lain untuk turut serta berperan dalam kehidupannya. Namun ada kalanya, hubungan tersebut menjadi landasan untuk saling menyalahkan satu sama lain. Apalagi, manusia juga sering kali memiliki gengsi yang cukup tinggi hingga tidak mau dipersalahkan setelah mengalami suatu kerugian yang tentunya berbasis pada sebuah kesalahan. Begitu pula dengan seorang trader yang ketika mengalami kerugian sering kali menyalahkan situasi di sekitarnya. Entah itu broker atau rekan yang memberikan rekomendasi trading, suasana di sekitar, koneksi internet, bahkan menyalahkan pasar yang tidak berjalan sesuai keinginannya.
Sekali lagi perlu kita ingat bahwa pasar tidak memiliki kewajiban apapun untuk mengikuti keinginan para trader. Justru kita sebagai traderlah yang harus menyesuaikan diri dan mengikuti pergerakan pasar. Perlu diingat juga bahwa setiap keputusan dalam trading merupakan keputusan kita sendiri berdasarkan rekomendasi orang lain maupun analisa yang kita lakukan. Oleh karena itu, janganlah menyalahkan orang lain ketika kerugian itu datang. Dibutuhkan keberanian dan kerendahan hati untuk mengakui kesalahan dan melakukan langkah pertama dalam menyembuhkan rasa kecewa terhadap kegagalan. Secara psikologis, kita akan merasa lebih rileks, dan analisa selanjutnya yang kita lakukan akan lebih objektif dengan tidak melibatkan hal-hal yang tidak perlu. Karena terkadang, permasalah yang muncul bukan dikarenakan strategi yang buruk, tapi tindakan emosional para trader.
Jangan Menginginkan Dana yang Telah Hilang Kembali Lagi Banyak hal yang perlu kita ketahui dan sadari dari kegiatan trading. Beberapa di antaranya sudah dituliskan pada poin di atas, dan beberapa lagi akan kita bahas di poin ini. Salah satunya adalah mengenai pasar yang tidak menyebabkan kita mengalami kerugian. Ya, jikalau kita merugi, kitalah yang bertanggung jawab terhadap tindakan yang telah kita lakukan. Itulah mengapa, ketika keinginan untuk ‘balas dendam’ muncul, sebenarnya kita hanya menyimpan dendam pada diri kita sendiri. Saat mengalami kerugian, biasanya kita tidak akan berhenti trading untuk membalaskan kerugian yang sebelumnya dialami, atau berhenti dan tidak pernah lagi bertrading. Sejenak mari coba kita pikirkan, apakah transaksi yang satu berkewajiban terhadap transaksi lainnya? Tentu saja tidak karena pasar pun tidak akan peduli seberapa banyak kerugian atau keuntungan yang kita dapatkan. Karena itu, perlu dicatat bahwa sebuah transaksi sama sekali tidak berhubungan dengan transaksi berikutnya, atau transaksi lainnya. Maka dari itu, kita tidak dapat mengembalikan kerugian melalui transaksi berikutnya. Kita hanya dapat memetik keuntungan untuk dapat menutupi kerugian tersebut.
Gunakan Stop Loss Stop loss atau cut loss adalah salah satu fasilitas yang dimiliki oleh aplikasi trading untuk membatasi kerugian yang terjadi. Walaupun begitu, stop loss ini sering menjadi hal yang disesalkan oleh banyak trader karena bisa saja ketika membatasi trading dengan stop loss mereka harusnya bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Itulah mengapa, banyak juga trader yang tidak membutuhkan aplikasi ini, bahkan tidak begitu menganggapnya. Selain itu, banyak juga yang menganggap bahwa menaruh stop loss berarti transaksi akan rugi dan menunjukkan bahwa mereka telah gagal. Padahal, stop loss adalah salah satu cara terbaik untuk menghilangkan atau setidaknya meminimalisir efek emosional serta kerugian yang mungkin akan terjadi. Dengan stop loss, kita bisa memiliki dana lebih sebagai senjata pembalikan arah, dan tentu saja ini bisa sangat menguntungkan terutama saat keadaan pasar tidak sesuai dengan prediksi. Para anti stop loss kebanyakan justru membuat dana mereka terpenjara tanpa keuntungan sepeserpun karena itu berarti mereka anti dari melindungi uangnya sendiri.
Hindari Overtrading Kadang kita memulai kegiatan trading secara ‘baik-baik’, termasuk di dalamnya melakukan analisa pasar dan juga melakukan berbagai pertimbangan. Berbagai hal baik yang disebut sebagai beginner luck lalu muncul dan membuat kita lebih percaya diri. Namun sayangnya, hal seperti ini barangkali tidak akan terjadi dua kali. Hingga ketika pasar tidak bergerak sesuai dengan harapan dan menimbulkan kerugian, kita yang semula menganggap semua ‘baik-baik’ saja, kini menjadi ragu dan berharap supaya kerugian tersebut berbalik menjadi keuntungan. Tak jarang sebagian dari kita mungkin akan menahan transaksi sedikit lebih lama hingga bisa saja kerugian tersebut akan menjadi berkali-kali lipat lebih banyak. Kebanyakan kita akan merasa bingung dan kalut; apakah harus mengehntikan kerugian atau membiarkan saja. Salah satu keputusan yang tidak tepat adalah melanjutkan transaksi, bukannya menghentikannya. Padahal kebanyakan trader
profesional mengetahui bahwa ketika mereka mengalami kerugian, cara terbaik adalah berhenti dan mengakhiri aktivitas trading. Tidak berhenti alias terus-terusan bertransaksi (Overtrading) akan membuat mental kita lelah. Karena itu, berhentilah sejenak, tarik napas, dan coba melihat masalah dari berbagai sisi. Jangan takut bahwa sekali merugi, maka jika kita berhenti dan mengulang transaksi setelahnya, kita akan kembali merugi. Perlu kita ingat bahwa dalam trading, kita dapat menentukan waktu yang tepat untuk masuk, keluar, dan tidak melakukan apapun. Pasar trading juga tidak pernah tutup karena itu, kita tidak perlu takut akan kehilangan kesempatan. Karena itu, perlu kontrol diri yang baik dan tentunya bersikap bijak. Saat kita membuka suatu posisi, kita juga perlu berpikir bagaimana untuk menutup posisi tersebut.
Dari beberapa macam hal-hal yang seharusnya kita lakukan ketika menghadapi kerugian tersebut, ada banyak macam peringatan bagi kita yang sedang sibuk menjalani aktivitas trading. Semoga apa yang disampaikan dapat menjadi pengingat dan penambah semangat bagi kita semua. Happy trading!