SHOLAWAT ANGKLUNG ELING PATI (Kajian Deskriptif Kehadiran Seni Islam di Masyarakat Dusun Karasan Palbapang Bantul Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Oleh :
ERI SASONGKO ENDRATMO NIM : 10120054
JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Jenjang/ jurusan
: Eri Sasongko Endratmo : 10120054 : S1/Sejarah dan Kebudayaan Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian yang dirujuk sumbernya.
ii
iii
iv
MOTTO
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Belajar dan berjuang untuk mendapatkan Ridho Illahi (my self)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala puji syukur kehadirat-Mu ya Allah atas segala nikmat yang Engkau berikan, hingga hamba-Mu mampu menyelesaikan tugas skripsi ini.
Shalawat serta salam selalu terlimpahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW atas semua jasanya yang membawa manusia pada zaman yang terang benderang.
Ibunda tercinta Sumardini. Kaulah wanita yang berjasa dalam hidup ini. Keringatmu, langkahmu, tangismu, tawamu, dan doa-doamu adalah semangat bagiku. Karya ini untuk semua perjuangan yang telah kau berikan. Langkahku tak akan berhenti sebelum aku dapat membahagiakanmu.
Bapakku Samingun. Kau ajari aku berdiri dengan tegap, sabar dalam menghadapi cobaan, hingga pada akhirnya aku dapat membuktikan kepadamu bahwa semua yang telah kau berikan tak pernah sia-sia dalam hidup ini.
Kakakku tercinta: Mas Endri dan adik-adikku: Ari & Wulan tersayang yang telah banyak memberikan bantuan moril maupun materiil
Terima kasihku kepada K.H. Habib A Syakur, M.Ag dan Arwan Ismanu, S.Pd.I yang telah membangkitkan gairah semangat hidupku.
Saudara-saudaraku angkatan 2010 SKI bersama kalian aku mengerti akan arti persaudaraan. Bersama kalian aku belajar memahami dan menghormati. Wajah kalian tak akan pernah terhapus dalam ingatanku.
Almamaterku Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. vi
ABSTRAKSI Sholawat Angklung Eling Pati (Kajian deskriptif kehadiran seni Islam di masyarakat Dusun Karasan Palbapang Bantul Yogyakarta) Oleh : Eri Sasongko Endratmo NIM: 10120054 Sholawat merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang patut untuk dilestarikan. Esensi Sholawat tidak terlepas oleh pengagungan terhadap baginda Nabi Agung Muhammad SAW serta puji-pujian terhadap beliau. Nilai-nilai budaya yang kental akan Islam ini merupakan salah satu apreasi bentuk dakwah yang dahulu pernah digunakan oleh para wali dalam dakwah Islam. Islam yang bergumul dengan kebudayaan setempat menjadikan lahirnya salah satu kesenian yaitu kesenian Sholawat Angklung Eling Pati yang muncul pada awal tahun 2012, mempunyai corak berbeda dengan jenis sholawat lainnya. Sholawat Angklung Eling Pati merupakan kesenian yang bernafaskan Islam. Sholawat ini terdapat di Dusun Karasan Desa Palbapang Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul. Sholawat Angklung Eling Pati ini termasuk kedalam kearifan budaya lokal yang unik. Hal itu tidak terlepas dari lagu-lagu sholawat yang dibawakannya. Sholawat ini merupakan hasil proses akulturasi budaya yaitu antara budaya Sunda dan budaya Jawa. Budaya kedua membentuk suatu kesenian Islam yaitu Sholawat Angklung Eling Pati. Sisi budaya Jawa dalam Sholawat Angklung ini yaitu adanya alat musik gamelan-gamelan yang biasa digunakan oleh beberapa pemain untuk mengiringi lagu sholawat yang dibawakannya. Selain itu, Sholawat Angklung ini juga menggunakan lagu-lagu yang berbahasa Jawa dengan menggunakan irama yang berbeda dengan sholawat lainnya.Yang unik lagi dalam Sholawat ini adalah adanya salah satu alat musik yang berasal dari Sunda yaitu angklung. Perpaduan musik yang dihasilkan dapat menarik hati setiap orang yang mendengarkannya. Hal inilah yang mendasari Sholawat Angklung Eling Pati untuk digunakan dalam syiar Islam di Bantul. Pokok permasalahan yang dibahas dalam pembahasan ini adalah fungsi Sholawat Angklung Eling Pati dalam masyarakat di Bantul. Metode pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam observasi, wawancara dan dokumentasi ini peneliti gunakan untuk menghasilkan data yang komplit dan spesifik. Kata kunci: Budaya lokal Islam, Sholawat Angklung Eling Pati, dan Fungsi.
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
1. Konsonan Huruf Arab
Nama
Huruf latin
Nama
Alif Ba
Tidak dilambangkan B
Tidak dilambangkan Be
Ta
T
Te
Tsa
Ts
te dan es
Jim
J
Je
Ha
H
Kha
Kh
ha dengan garis di bawah ka dan ha
Dal
D
De
Dzal
Dz
de dan zet
Ra
R
Er
Za
Z
Zet
Sin
S
Es
Syin
Sy
es dan ye
Shad
Sh
es dan ha
Dlad
Dl
de dan el
Tha
Th
te dan el
Dha
Dh
de dan ha
viii
Huruf Arab
Nama
Huruf latin
Nama
„ain
„
Ghain
Gh
koma terbalik di atas ge dan ha
Fa
F
Ef
Qaf
Q
Qi
Kaf
K
Ka
Lam
L
El
Mim
M
Em
Nun
N
En
Wau
W
We
Ha
H
Ha
lam alif
La
el dan a
Hamzah
ꞌ
Apostrop
Ya
Y
Ye
2. Vokal a. Vokal tunggal Tanda
Nama Fathah
Huruf Latin A
Nama A
Kasrah
I
I
Dlammah
U
U
ix
b. Vokal Rangkap Tanda
ي...َ و...َ
Nama Fathah dan ya
Gabungan huruf Ai
Nama a dan i
Fathah dan wau
Au
a dan u
Huruf Latin
Nama a dengan caping di atas i dengan caping di atas u dengan caping di atas
Contoh: : husain : haula
3. Maddah Tanda
Nama Fathah dan alif Kasrah dan ya
ȋ
Dlammah wau
ȗ
dan
4. Ta Marbutah a. Ta Marbutah yang dipakai di sini dimatikan atau diberi harakat sukun, dan transliterasinya adalah /h/. b. Kalau kata yang berakhir dengan ta marbuthah diikuti oleh kata yang bersandang /al/, maka kedua kata itu dipisah dan ta marbuthah ditransliterasikan dengan /h/. Contoh: : Fathimah : Makkah al-Mukarramah
x
5. Syaddah Syaddah/tasydid dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang bersaddah itu. Contoh: : rabban : nazzala 6. Kata Sandang Kata sandang
ال
dilambangkan dengan “al”, baik yang diikuti dengan
huruf syamsiyah maupun yang diikuti dengan huruf qamariyah. Contoh: الشمش: al-Syamsy الحكمة
: al- Hikmah
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan segala macam bentuk kenikmatan, baik nikmat Islam, Iman dan Ihsan. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada uswatun hasanah baginda Nabi Agung Muhammad SAW. Penulisan skripsi dengan judul “Sholawat Angklung Eling Pati (Kajian deskriptif kehadiran seni Islam di masyarakat Dusun Karasan Palbapang Bantul)” ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Humaniora, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tidak lupa hingga sampai detik akhir terselesaikannya penulisan skripsi ini semuanya tidak terlepas dari bantuan materil, moril dan spiritual dari seluruh pihak. Dengan kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarnya kepada : 1. Prof. Dr. H. Musa Asy‟arie selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Dr. Hj. Siti Maryam, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
xii
3. Dra. Himayatul Ittihadiyah, M. Hum. selaku Ketua Jurusan SKI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 4. Bapak Drs. H. Maman A. Malik Sy., M.S selaku dosen pembimbing tugas akhir skripsi. Beliau yang telah banyak memberikan banyak dukungan, motivasi, dan masukan serta meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Bapak Drs. Irfan Firdaus selaku pembimbing akademik penulis. 6. Kedua orang tua yang telah membesarkan, mendidik, dan selalu memberikan perhatian yang besar kepada penulis beserta segenap keluarga besar. 7. Seluruh rekan-rekan seperjuangan, mahasiswa Sejarah dan Kebudayaan Islam Angkatan 2010: kang Opik, Fatih, Amin, Rosyid, Alwi, Tahanil, Ros, Ani, Ida dll., khususnya pemain futsal Sekeis Akur dan rekan-rekan seperjuangan kosentrasi budaya serta semuanya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 8. Paguyuban Sholawat Angklung Eling Pati Dusun Karasan Palbapang Bantul terutama Pak Hartono, Pak Hariyanto dan lainnya. Seluruh masyarakat Dusun Karasan terlebih kepada tokoh masyarakat yang telah banyak membantu penulis dalam mendapatkan data. 9. Semua pihak yang telah membantu penulisan tugas akhir skripsi ini.
xiii
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan tugas akhir skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan guna menyempurnakan laporan tugas akhir skripsi ini. Semoga laporan tugas akhir skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca dan mengkajinya.
Yogyakarta, 08 Desember 2013 Penulis
Eri Sasongko Endratmo NIM. 10120054
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
Halaman i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................
ii
HALAMAN NOTA DINAS ....................................................................
iii
HALAMAN MOTTO ..............................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………….....……..……………...…....
v
ABSTRAKSI …….................…………..………………..….…..….......
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI …….……...………..….……..…….....
vii
KATA PENGANTAR ……………..…......…………..………………...
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xvi
BAB I : PENDAHULUAN ……....……………...……...........................
1
A. Latar Belakang Masalah ……............………….…………......
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ...………..……………….......
6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .....……………….....……....
7
D. Kajian Pustaka ……….....……....………………………….....
8
E. Landasan Teori ………….................………………………....
10
F. Metode Penelitian ………......………………………………...
12
G. Sistematika Pembahasan ……......………………………….....
15
BAB II : GAMBARAN UMUM DUSUN KARASAN PALBAPANG BANTUL …….....….................................................................
17
A. Kondisi Geografis ….......……......…………………………....
17
B. Kondisi Ekonomi …...................…………......…………….....
19
C. Kondisi Pendidikan ….............……….......…………………...
21
D. Kondisi Sosial Budaya …....…............……………………......
23
E. Kondisi Keagamaan ……....…......….......………………….....
28
BAB III : DESKRIPSI SHOLAWAT ANGKLUNG ELING PATI........
31
A. Latar Belakang Sholawat Angklung Eling Pati ……................
31
xv
1. Latar Belakang Agama ……….............................................
31
2. Latar Belakang Sosial-Budaya ….…..……………..............
39
B. Sejarah Perkembangan Sholawat Angklung Eling Pati .............
43
C. Pertunjukkan Kesenian Sholawat Angklung Eling Pati ............
49
1. Pemain ………………………...............................................
49
2. Seragam …….........………………………………................
51
3. Instrumen Sholawat Angklung Eling Pati ……….................
52
4. Waktu dan Tempat ………………..........................…..........
55
5. Alur Pementasan Sholawat Angklung Eling Pati .................
55
D. Pembacaan Sholawat Angklung Eling Pati ..............................
63
BAB IV : FUNGSI SHOLAWAT ANGKLUNG ELING PATI ….…....
73
A. Fungsi Keagamaan …….............……...…………….…...........
73
B. Fungsi Sosial ………..............……………………..……........
78
C. Fungsi Hiburan ......………...……………………...…….........
81
D. Fungsi Ekonomi .......................................................................
83
BAB V : PENUTUP ................................………….………...…….…...
86
A. Kesimpulan ………………………...……….......……….........
86
B. Saran ………..………………………………...…………........
87
DAFTAR PUSTAKA ……………………………........……………......
89
DAFTAR INFORMAN ...........................................................................
92
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......………………………..…………...…...
93
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................
102
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Peta Kabupaten Bantul .........................................................
93
Lampiran 2. Peta Dusun Karasan .............................................................
94
Lampiran 3. Foto Personil Sholawat Angklung Eling Pati ......................
95
Lampiran 4. Foto Kegiatan Sholawat Angklung Eling Pati .....................
96
Lampiran 5. Foto Audience Sholawat Angklung Eling Pati ....................
97
Lampiran 6. Foto Alat Musik Sholawat Angklung Eling Pati .................
98
Lampiran 7. Foto CD Dokumentasi Sholawat Angklung Eling Pati .......
100
Lampiran 8. Syair Sholawat Angklung Eling Pati ...................................
101
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar.1 Dengan kata lain, kebudayaan merupakan suatu hal yang melekat di dalam suatu masyarakat, dan menjadi satu ciri yang khusus dari masyarakat itu sendiri. Kebudayaan memiliki sifat yang dinamis tidak statis, artinya dapat berubah, dan mengalami perubahan-perubahan secara kontinyu.2 Perubahan kebudayaan merupakan akibat dari perubahan kondisi masyarakat yang menjadi penggerak
kebudayaan
tersebut.
Perubahan
kebudayaan
dapat
berupa
perkembangan ke arah yang lebih baik dan juga dapat mengalami kemunduran. Kemunduran dapat menghilangkan suatu budaya yang ada di masyarakat, sebaliknya perkembangan yang menuju ke arah yang lebih baik akan mengantarkan masyarakat kepada kemajuan budaya tersebut. Masyarakat dalam beragama tidak dapat lepas dari budaya atau tradisi yang membentuknya. Demikian pula dalam berbudaya, orang tidak dapat lepas dari keyakinan dasar mengenai kehidupan yang di dalamnya agama berperan besar. Dilihat dari sudut pandang budaya, teologi adalah bagian dari budaya juga.3
1
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi I, (Jakarta: PT Rineka Cipta Anggota IKAPI, 1996), hlm. 72. 2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1982), hlm. 186. 3 Machasin, “Silaturrahim Kebudayaan Islam dan Peran IAIN Sunan Kalijaga” dalam M. Amin Abdullah (ed.), Rekonstruksi Metodologi Ilmu-Ilmu Keislaman, (Yogyakarta: SUKA-Press, 2003, viii), hlm. 75.
1
2
Islam adalah agama yang berkarakteristikan universal dengan pandangan hidup mengenai persamaan, keadilan, takaful4, kebebasan, dan kehormatan serta memiliki konsep teosentrisme yang humanistik sebagai nilai inti (core value) dari seluruh ajaran Islam, dan karenanya menjadi tema peradaban Islam.5 Peradaban Islam adalah kesopanan, akhlak dan tata krama yang diatur sesuai syariat Islam. Dengan pengertian lain, peradaban Islam adalah bagian dari kebudayaan Islam yang meliputi berbagai aspek seperti moral, kesenian, dan ilmu pengetahuan, serta meliputi juga kebudayaan yang memiliki sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang luas.6 Islam melalui sumber utamanya al-Qur’an sangat menghargai seni. Seni adalah fitrah, kemampuan berseni merupakan salah satu perbedaan manusia dengan makhluk lain. Jika demikian, Islam pasti mendukung kesenian selama penampilannya mendukung fitrah manusia yang suci dan karena itu pula Islam bertemu dengan seni dalam jiwa manusia.7 Kehidupan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam menggambarkan bahwa sejak dahulu bangsa Indonesia telah memiliki budaya, tradisi dan seni yang sangat tinggi. Berbagai bentuk tradisi, seni budaya yang ada di masyarakat Jawa itupun juga beragam, termasuk kesenian yang bernafaskan Islam seperti Sholawatan, Samroh, Barzanji, Badui, Angguk, Emprak, Mondreng dan masih banyak lagi. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman kesenian tersebut mulai 4
Takaful menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) mempunyai arti penjaminan, situs http: //kbbi.web.id// diakses pada tanggal 6 April 2013. 5 Kuntowijoyo, Paradigma Islam, (Jakarta: Mizan, Cet. III, 1991), hal. 229. 6 M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Bagaskara, Cet. III), hal. 36. 7 Quraish Shihab, Islam dan Kesenian, (Yogyakarta: Majelis Kebudayaan Muhammadiyah Universitas Ahmad Dahlan, 1995), hlm. 1.
3
ditinggalkan oleh masyarakat. Sementara itu, di Dusun Karasan Desa Palbapang Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul terdapat kesenian yang bercirikan Islam yaitu Sholawat Angklung Eling Pati. Sholawatan yang berasal dari bahasa Arab yaitu shalawȃ t merupakan bentuk jamak dari kata shalȃ t yang berarti shalat, sembahyang, rahmat, berkah atau doa. Shalawȃ t dalam istilah, kemudian diartikan sebagai do’a yang diperuntukkan kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini berdasar atas perintah Allah kepada orang-orang yang beriman sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 56.
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”8 Bersholawat dari orang mukmin berarti berdoa supaya Nabi Muhammad SAW dianugerahi rahmat, misalnya dengan mengucapkan Allȃ humma shalli ‘alȃ Muhammad ataupun Allȃ humma shalli ‘alȃ sayyidina Muhammad. Karena ayat al-Quran tersebut merupakan perintah yang mesti harus dipenuhi, maka seorang muslim yang taat tidak pernah untuk tidak bersholawat dalam kehidupan sehariharinya, paling tidak ketika ia menegakkan shalat. Bahkan sholawat itu pun biasa diucapkan oleh seorang muslim untuk mengawali pembicaraannya ketika berdiri di atas mimbar, saat doa dan lain sebagainya. 8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah atau Penafsiran al-Qur’an, hlm. 426.
4
Berangkat dari kehendak untuk melaksanakan perintah al-Qur’an tersebut, hasrat seni kaum muslimin telah mendorong lahirnya ucapan-ucapan kalimah sholawat kreasi baru dalam berbagi variasi dan ragamnya yang dari aspek susunan katanya tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Ketika perintah itu direalisasikan dalam kemasan seni yang artistik, maka diharapkan menjadi semakin menarik dan menyenangkan bagi banyak orang untuk melaksanakannya. 9 Sholawat Angklung Eling Pati merupakan kesenian yang bernafaskan Islam, dan termasuk dalam kearifan budaya Islam lokal yang unik. Hal itu tidak terlepas dari lagu-lagu sholawat yang dibawakannya. Sholawatan ini memiliki ciri khas yang unik dan khusus yaitu akulturasi10 antara kebudayaan Sunda, Jawa, dan Islam. Sisi budaya Jawa dalam Sholawat Angklung ini ditandai dengan adanya gamelan-gamelan yang biasa digunakan oleh beberapa pemain Sholawat Angklung Eling Pati untuk mengiringi lagu sholawat yang dibawakannya. Selain itu, Sholawat ini menggunakan lagu-lagu yang berbahasa Jawa dengan irama musik yang berbeda dengan sholawatan lainnya. Yang unik lagi dalam Sholawat ini adalah adanya salah satu alat musik yang berasal dari Sunda yaitu angklung11. Perpaduan musik yang dihasilkan dapat menarik hati setiap orang yang mendengarkannya.
9
Maman A. Malik, “Slawatan Montro Suka Lestari Kauman Pleret Bantul Yogyakarta” dalam Dudung Abdurrahman (ed.), Islam dan Budaya Lokal dalam Seni Pertunjukkan Rakyat, (Yogyakarta: Lembaga Penelitian UIN Sunan Kalijaga, 2006), hlm. 161-162. 10 Akulturasi dalam hal ini dipahami sebagai kontak budaya satu dengan yang lain sehingga terjadi penyatuan budaya, dalam akulturasi ini budaya satu dan budaya lain masih nampak atau kelihatan. Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press), hlm. 100. 11 Angklung menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) mempunyai arti alat musik tradisional yang dibuat dari tabung bambu, situs http: //kbbi.web.id/ diakses pada tanggal 7 Mei 2013.
5
Sholawat Angklung Eling Pati mempunyai misi untuk membawa kemakmuran akan syiar Islam di Bantul. Para pemain Sholawat ini terinspirasi untuk mencontoh dakwah yang dibawakan oleh walisanga dengan membentuk grup Sholawat Angkung Eling Pati. Walisanga mempunyai cara sendiri dalam mendakwahkan Islam yaitu menggunakan kesenian, sehingga dakwah tersebut dapat diterima oleh masyarakat Jawa pada masa itu. Misalnya melalui wayang, seperti apa yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga, dan gamelan yang banyak diminati oleh masyarakat setempat.12 Dalam menjalankan misinya, kesenian Sholawat ini banyak menghadapi tantangan. Pertama, kesenian Sholawat ini banyak dipertentangkan oleh sebagian kelompok yang menganggap bahwa kesenian ini tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan termasuk dalam bid’ah. Hal inilah yang menjadi salah satu tantangan kesenian Sholawat Angklung Eling Pati. Kedua, perkembangan dan kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang sangat pesat ternyata juga mempunyai dampak negatif terhadap keberlangsungan Sholawat Angklung Eling Pati. Kedua hal tersebut memberikan ancaman tersendiri bagi eksistensi grup Sholawat Angklung Eling Pati. Sebagian kelompok secara terang-terangan ingin menghilangkan kesenian sholawat tersebut, karena tidak sepaham dengan ajaran yang mereka pegangi. Selain itu, yang menjadikan kewaspadaan grup Sholawat ini adalah banyaknya masyarakat yang mempunyai pola berfikir sekuler, sehingga budaya lokal mulai ditinggalkan.
12
Wawancara dengan Zuhdi Nurdayat pada tanggal 23 Maret 2013.
6
Dengan mencermati setiap event yang diselenggarakan di masyarakat, mereka justru lebih berminat untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan era modern seperti menonton film, televisi, dan internet.13 Hal inilah yang menjadikan tantangan tersendiri bagi Sholawat Angklung Eling Pati dalam syiar Islam yang digerakkannya.
B. Batasan dan Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, agar tidak terjadi pelebaran dalam pembahasan maka penelitian ini difokuskan pada kontribusi Sholawat Angklung Eling Pati di Dusun Karasan dalam syiar Islam di Bantul. Untuk mempermudah dan mengarahkan penelitian, diajukan beberapa pertanyaan pokok sebagai berikut : 1.
Apa yang melatarbelakangi munculnya Sholawat Angklung Eling Pati Dusun Karasan Palbapang Bantul?
2.
Bagaimana perkembangan Sholawat Angklung Eling Pati Dusun Karasan Palbapang Bantul?
3.
Apa saja fungsi Sholawat Angklung Eling Pati Dusun Karasan Palbapang Bantul?
13
Ibid.,
7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas, yaitu: 1.
Untuk mengetahui latar belakang munculnya Sholawat Angklung Eling Pati Dusun Karasan Palbapang Bantul.
2.
Untuk mengetahui perkembangan Sholawat Angklung Eling Pati Dusun Karasan Palbapang Bantul.
3.
Untuk mengetahui fungsi yang dihasilkan grup Sholawat Angklung Eling Pati Dusun Karasan Palbapang Bantul.
Adapun kegunaan dari penelitian ini antara lain: 1.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan dan bahan perbandingan untuk penelitian lebih lanjut mengenai kesenian sholawatan.
2.
Menambah khazanah keilmuan dan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya tentang kesenian sholawatan.
3.
Penelitian ini juga diharapkan memiliki arti penting untuk melestarikan Sholawat Angklung Eling Pati. Selain itu penelitian ini juga berguna untuk melanjutkan misi dari Sholawat Angklung Eling Pati dalam mensukseskan syiar Islam di Bantul.
8
D. Kajian Pustaka Penelitian tentang kesenian sholawat bukan penelitian yang baru, dan sudah banyak yang melakukannya. Penelitian-penelitian itu telah banyak dituangkan baik ke dalam jurnal ilmiah, buku, skripsi, tesis maupun disertasi. Akan tetapi, penelitian yang berkaitan dengan Sholawat Angklung Eling Pati belum ada yang melakukannya. Hal ini kemudian menjadi landasan peneliti untuk meneliti sholawatan ini. Berikut ini beberapa hasil penelitian tentang Sholawat yang sempat penulis telaah: Dalam tulisan Muhammad Zuhdan yang berjudul “Sholawat Mudo Palupi Giriloyo Wukirsari Imogiri Bantul” disebutkan bahwa di dalam Sholawat ini terdapat akulturasi antara Islam dan Jawa yang terlihat dalam aspek tarian, syair/ lagu, dan alat musik. Akulturasi yang terdapat dalam seni tari atau gerakan terlihat dalam setiap tarian yang dimunculkan seperti leyek. Dari aspek lagu, Sholawat ini memadukan syair-syair sholawat yang dipadukan dengan syair lagu Jawa seperti dandanggula, pangkur, sinom, dan lain-lainnya. Adapun alat musik yang digunakannya berjumlah 7 buah.14 Misbachul Munir dalam “ Tradisi Maulid dalam Kultur Jawa (Studi kasus terhadap Shalawatan Emprak di Klenggotan, Srimulyo, Piyungan)” memaparkan tentang perwujudan peringatan maulid yang dilakukan dalam kultur Jawa yaitu Shalawatan Emprak. Penelitian ini terfokus pada pergumulan budaya dalam proses interaksi antara Islam dan Jawa, khususnya di wilayah sastra dalam teks naskah sholawatan dan unsur-unsur pertunjukan lain pada umumnya. Selain itu, 14
Muhammad Zuhdan, “Sholawat Mudo Palupi Giriloyo Wukirsari Imogiri Bantul”, Skripsi (tidak diterbitkan), Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010.
9
tulisan ini mempunyai titik tekan pada aspek sejarah maulid. Akan tetapi, skripsi ini tidak menjelaskan bagaimana perpaduan antara budaya Jawa dan Islam secara umum.15 Kuntowijoyo dalam Tema Islam dalam Pertunjukkan Rakyat Jawa: Kajian Aspek sosial, Keagamaan, dan Kesenian.16 Buku ini membahas tentang beberapa kesenian tradisional di daerah Jawa yang bernafaskan Islam dengan mengambil lokasi di Sleman Yogyakarta, yaitu: Tari Badui, Slawatan Mondreng dan Emprak. Kesenian tersebut banyak dinikmati masyarakat umum, kemudian dalam perkembangannya dapat menyebar ke seluruh tanah Jawa. Dalam buku ini juga dipaparkan beberapa kesenian tradisional termasuk kesenian sholawatan dengan jelas. Wildana Warganita dalam Spiritualitas Shalawat: Kajian sosio-sastra nabi Muhammad SAW menjelaskan banyak hal tentang sholawat. Menurut Wildana, di dalam sholawat terdapat titik temu ajaran dan budaya. Ia menjelaskan faktor pendorong geliat sholawat dan membahas dengan rinci dimensi spiritualitas dan juga dimensi sosial yang terdapat di dalamnya. Peneliti sangat terbantu dengan adanya buku yang mengkaji tentang sholawat ini. Buku ini juga menjadi referensi utama bagi peneliti untuk melakukan penelitian tentang Sholawat Angklung Eling Pati.17
15
Misbachul Munir, “Tradisi Maulid Dalam Kultur Jawa (Studi kasus terhadap Shalawatan Emprak di Klenggotan, Srimulyo, Piyungan)”, Skripsi (tidak diterbitkan), Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, 2012. 16 Kuntowijoyo, Tema Islam dalam Pertunjukkan Rakyat Jawa: Kajian Aspek sosial, Keagamaan, dan Kesenian, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986). 17 Wildana Wargadinata, Spiritualitas Salawat Kajian Sosio-Sastra Nabi Muhammad SAW Cet 1, (Malang: UIN Maliki Press, 2010).
10
Perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan: Sholawat Angklung Eling Pati merupakan hasil dari akulturasi antara budaya Sunda dan budaya Jawa. Budaya Jawa dalam hal ini diwakili oleh alat musik gamelan yang digunakan pemain Sholawat Angklung Eling Pati untuk mengiringi pembacaan sholawat Jawa. Selain itu, Sholawatan ini juga menggunakan alat musik yang berasal dari Sunda yaitu Angklung.
E. Landasan Teori Pemahaman terhadap budaya terkadang berbeda antara satu individu dengan individu lain. Dalam memahami budaya setidaknya ada dua: pertama, memandang bahwa budaya itu sebagai sistem atau organisasi makna, dalam kaitan ini budaya dianggap semacam pita kesadaran tempat tersimpan memori kolektif suatu kelompok tentang mana yang dianggap benar atau salah, dan mana yang dianggap baik atau buruk. Kedua, memandang budaya sebagai sistem adaptasi suatu kelompok masyarakat terhadap lingkungannya. Budaya ini ditempatkan pada keseluruhan cara hidup suatu masyarakat yang diwariskan, dipelihara dan dikembangkan secara turun temurun.18 Sholawat Angklung Eling Pati merupakan salah satu bentuk budaya yang sudah dikemas Islami, dan dipandang perlu untuk dipelihara dan dikembangkan oleh masyarakat agar tetap eksis. Kesenian Sholawatan ini merupakan suatu budaya yang unik di Dusun Karasan. Kesenian Sholawat Angklung Eling Pati adalah salah satu kesenian Islam yang mempunyai ciri khas yaitu adanya
18
Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hlm. 17.
11
instrumen yang berbeda dengan sholawatan lainnya dan mempunyai nilai-nilai yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Untuk memahami Sholawat Angklung Eling Pati secara menyeluruh, penelitian ini akan menggunakan pendekatan histori-analisis. Pendekatan histori digunakan peneliti untuk mendapatkan muatan sejarah yang valid dan lengkap. Analisis ini menggunakan ilmu bantu antropologi untuk mengetahui perilaku sosial masyarakat, status dan gaya hidup, sistem kepercayaan yang mendasari gaya pola hidup dan sebagainya. 19 Pendekatan yang dilakukan dengan mengumpulkan dan mencatat bahan-bahan guna mengetahui keadaan masyarakat yang bersangkutan tanpa melupakan masa lampau.20 Adapun teori yang akan dipakai adalah teori fungsionalisme-struktural yang dikemukan oleh Alfred Reginald Radcliffe Brown (1881-1952). Penggunaan teori ini dimaksudkan untuk mengungkap fungsi sholawat tersebut bagi masyarakat pendukungnya di Dusun Karasan Palbapang Bantul. Inti teori fungsionalisme-struktural Radcliffe Brown adalah bahwa budaya itu bukan untuk memuaskan individu, melainkan untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakat.21 A. R. Radcliffe Brown berpandangan bahwa dalam kehidupan manusia terdapat hubungan sosial yang khusus dan membentuk suatu keseluruhan yang padu. Fungsi ini berkaitan dengan peranan Sholawat Angklung Eling Pati dalam syiar Islam di Bantul. Bentuk upaya-upaya grup Sholawat Angklung Eling Pati inipun tidak terlepas dan erat kaitannya dengan kontribusinya dalam syiar Islam di Bantul. Sementara itu, fungsi sosial yang dimiliki oleh sholawatan ini menjadi 19
Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dan Pendekatan Sejarah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), hlm. 4. 20 Harsojo, Pengantar Antropologi, (Bandung: Bina Cipta, 1977), hlm. 19. 21 Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm. 109.
12
salah satu faktor penyebab dipertahankannya eksistensi kesenian ini hingga sekarang.
F. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilaksanakan di tengah-tengah kancah kehidupan masyarakat luas. Dengan penelitian lapangan ini diharapkan data yang didapatkan lebih banyak. Masyarakat yang diteliti yaitu masyarakat Dusun Karasan Desa Palbapang Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian budaya dengan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang difokuskan pada gejala-gejala umum yang ada pada kehidupan manusia.22 Adapun tahapan-tahapan yang akan ditempuh dalam penelitian ini sebagai berikut: 1.
Perencanaan Penelitian (Research Planing) Tahapan ini merupakan tahap awal untuk melakukan penelitian. Peneliti dalam tahap ini merumuskan persoalan secara jelas, menentukan objek kajian, menentukan sumber data (data sources) dan selanjutnya menentukan metode pengumpulan data.23
22
Saifudin Anwar, Metode Penelitian, Cet. X, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm.
19. 23
Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2010), hlm. 5.
13
2.
Metode Pengumpulan Data Langkah-langkah dalam tahap pengumpulan data ini adalah : a. Observasi atau pengamatan Dalam observasi ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lapangan berdasarkan objek yang dikaji. Observasi dalam penelitian
ini
dilakukan
dengan
cara
merumuskan
masalah,
membandingkan masalah yang dirumuskan dengan kenyataan lapangan, dan memahami secara detail objek penulisan. Pengamatan ini digunakan peneliti untuk memperoleh data. b. Interview atau wawancara Penelitian ini dilakukan secara bebas terpimpin, yaitu pertanyaanpertanyaan yang dilontarkan sudah dibuat terlebih dahulu yang hanya merupakan garis besar saja, dan dalam penyampaiannya dilakukan secara bebas sehingga tidak terjadi ketegangan. Wawancara dilakukan setelah ada kesepakatan bersama untuk bertemu atau juga saat latihan kesenian Sholawat Angklung Eling Pati. Tidak menutup kemungkinan data diperoleh melalui obrolan atau guyonan antara informan dengan peneliti, sehingga lebih mendalam mendapatkan data di saat santai. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan berbagai pihak seperti para pemain Sholawat Angklung Eling Pati, tokoh masyarakat, tokoh agama, masyarakat Dusun Karasan, perangkat Desa Palbapang serta semua pihak yang terlibat dari adanya grup Sholawat Angklung Eling Pati.
14
c. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data sekunder sebagai pelengkap data primer. Dalam hal ini penulis menggunakan data yang berupa dokumentasi seperti rekaman CD dan foto. Foto yang diambil oleh peneliti merupakan foto yang berkaitan langsung dengan kegiatan Sholawat Angklung Eling Pati. Foto inilah yang disebut dengan data pendukung.
3.
Analisis Data Dalam menganalisis data, peneliti berusaha mendeskripsikan objek penelitian sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Peneliti menggunakan model interaktif dengan melalui tiga proses yaitu: Pertama, reduksi data yaitu menyeleksi dan mengubah data mentah yang berasal dari lapangan. Kedua, pemaparan data yaitu memaparkan gambaran keseluruhan data yang diperoleh dari lapangan dan disajikan dalam bentuk teks deskriptif yang berupa informasi maupun hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Yang ketiga adalah simpulan melalui pelukisan dan verifikasi, yaitu mengadakan kritik terhadap data yang diperoleh untuk mendapatkan data yang benar dan valid.24
24
Hasan Usman, dkk., Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 207.
15
4.
Pengambilan Kesimpulan dan Penulisan Laporan Tahap ini merupakan tahapan terakhir dari seluruh proses penelitian. Peneliti berusaha menuangkan ide-ide yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan dan menuliskan dalam bentuk tulisan ilmiah, sistematis dan logis.
G. Sistematika Pembahasan Penelitian ini disajikan dalam suatu rangkaian pembahasan secara sistematis yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Secara spesifik pembahasan skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Adapun rincian lima bab tersebut sebagai berikut: Bab pertama merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Pembahasan dalam bab ini merupakan uraian pokok yang menjadi bahasan selanjutnya. Bab kedua membahas tentang gambaran umum daerah penelitian yaitu Dusun Karasan Palbapang Bantul yang mencakup kondisi geografis, kondisi ekonomi, kondisi pendidikan, kondisi sosial-budaya dan kondisi keagamaan. Pembahasan
ini
dimaksudkan
untuk
memberikan
gambaran
tentang
perkembangan kondisi masyarakat Dusun Karasan sebagai gambaran awal tentang pembahasan yang akan dikaji. Bab ketiga akan mengulas tentang deskripsi objek, yang mengandung pembahasan tentang latar belakang Sholawat Angklung Eling Pati dilihat dari
16
aspek agama dan sosial-budaya, sejarah perkembangan Sholawat Angklung Eling Pati, pertunjukkan kesenian Sholawat Angklung Eling Pati dan pembacaan sholawat oleh grup Sholawat Angklung Eling Pati dalam masyarakat. Bab keempat membahas tentang fungsi Sholawat Angklung Eling Pati yang mencakup pembahasan seputar fungsi agama, fungsi sosial, fungsi hiburan dan fungsi ekonomi yang muncul sebab adanya Sholawat Angklung Eling Pati di Dusun Karasan Palbapang Bantul. Bab kelima berisi tentang penutup, dalam bab ini meliputi kesimpulan mengenai jawaban dari perumusahan masalah hasil penelitian serta memberikan saran-saran. Pada bagian akhir dicantumkan daftar pustaka, lampiran-lampiran dan curiculum vitae.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dipaparkan peneliti pada bab-bab sebelumnya dan juga berdasarkan analisis yang dilakukan, berdasarkan fakta dan data yang didapatkan peneliti selama penelitian yang ada kaitannya dengan Sholawat Angklung Eling Pati Dusun Karasan Palbapang Bantul, kemudian didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Sholawat Angklung Eling Pati muncul ditengah masyarakat Dusun Karasan pada era akhir-akhir ini. Sholawat ini lahir di masyarakat Dusun Karasan dilatar belakangi oleh faktor agama maupun sosial-budaya. Kesenian ini dibentuk sebagai salah satu alternatif untuk memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat Bantul pada umumnya dan masyarakat dusun Karasan pada khususnya dalam bidang keagamaan maupun sosial. 2. Sejak Sholawat Angklung Eling Pati dibentuk pada tanggal 5 Maret 2012 sampai
dengan
penelitian
ini
dilakukan,
Sholawat
ini
mengalami
perkembangan yang positif. Hal itu dapat direkam dari gerak langkah grup Sholawat Angklung Eling Pati dalam pentasnya. Banyak permintaan untuk pentas di daerah Bantul, ini menandakan bahwa kesenian Sholawat Angklung Eling Pati sudah dikenal masyarakat luas. 3. Sholawat Angklung Eling Pati merupakan kesenian yang bercirikan Islam mempunyai beberapa fungsi. Kesenian Sholawat Angklung Eling Pati tidak
86
87
lepas dari seputar aktifitas dakwah. Dalam pertunjukkannya sebagai media dakwah, kesenian Sholawat Angklung Eling Pati ini mempunyai dua sasaran yaitu sasaran internal dan eksternal. Sasaran internal yaitu bagi pelaku seni sendiri (pemain alat musik dan pembawa lagu), di samping dapat menyalurkan bakat seninya dengan bergabung pada grup Sholawat Angklung Eling Pati, juga dapat tergugah hatinya yang kemudian mengamalkan ajaran-ajaran Islam seperti
yang
terkandung
dalam
syair-syairnya.
Sedangkan
sasaran
eksternalnya adalah bagi masyarakat umum. Selain mempunyai fungsi keagamaan, kesenian Sholawat Angklung ini juga mempunyai fungsi sosial, hiburan dan ekonomi. Banyak manfaat dengan adanya sebuah kesenian Sholawat Angklung Eling Pati, baik terhadap pendukungnya maupun lingkungan sekitarnya.
B. Saran Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, penulis perlu menyampaikan beberapa saran kepada: 1. Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul Dalam menjaga kearifan lokal, sangat membutuhkan dukungan moril maupun materil dari segala pihak, terutama dari pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul. Kesenian Sholawat Angklung Eling Pati patut untuk diperhatikan agar tetap eksis keberadaannya.
88
2. Masyarakat a) Masyarakat Indonesia pada umumnya, terlebih khusus untuk masyarakat Bantul hendaknya selalu nguri-nguri budaya lokal Islam yaitu Sholawat Angklung Eling Pati. Selain itu sebaiknya kesenian ini sebagai identitas lokal yang menjadi bagian kehidupan kita. b) Untuk seluruh masyarakat Bantul supaya selalu mendukung dan mengapresiasi kesenian Sholawat Angklung Eling Pati agar dapat diwariskan untuk generasi selanjutnya. 3. Peneliti selanjutnya a) Bagi peneliti yang ingin mendalami tentang kebudayaan dan kesenian yang bernafaskan Islam agar terlebih dahulu memahami karakter masyarakat dan senantiasa menghormati pelaku seni tersebut. b) Sholawat Angklung Eling Pati sebagai budaya Islam lokal sangat berpotensi untuk dikaji lebih dalam. Semoga ada kelanjutan dari penelitian ini.
89
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abdul Karim, M. 2011. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Bagaskara. Abdullah, Taufik , dkk.1991. Metode Penelitian Agama: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: PT Tiara Wacana. Abdurahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: ArRuzz Media. ________. 1998. Pengantar Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: IKFA Press. ________. (ed.). 2006. Islam dan Budaya Lokal dalam Seni Pertunjukkan Rakyat. Yogyakarta: Lembaga Penelelitian UIN Sunan Kalijaga. Amin, M. Masyhur. 1980. Metoda Da’wah Islam dan Beberapa Keputusan Pemerintah tentang Aktivitas Keagamaan. Yogyakarta: Sumbangsih. Anwar, Saifudin. 2010 . Metode Penelitian cet X. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Damami, Muhammad. 2002. Makna Agama Dalam Masyarakat Jawa. Yogyakarta: LESFI. Depatermen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah atau Penafsiran al-Qur’an. Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Gazalba, Sidi. 1977. Pandangan Islam tentang Kesenian. Jakarta: Bulan Bintang. Harsojo. 1977. Pengantar Antropologi. Bandung: Bina Cipta. Jirhanuddin. 2010. Perbandingan Agama Pengantar Studi Memahami AgamaAgama. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Kartodirjo, Sartono. 1991. Pendekatan Ilmu Sosial dan Pendekatan Sejarah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Koenjtaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.
90
________. 1996. Pengantar Antropologi I. Jakarta: PT Rineka Cipta Anggota IKAPI. ________. 1997. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Cet. 18 Jakarta: Gramedia. ________. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi Cet. Ke 8. Jakarta: Rineka Cipta. Kuntowijoyo. 1991. Paradigma Islam. Jakarta: Mizan. ________. 1986. Tema Islam dalam Pertunjukkan Rakyat Jawa: Kajian Aspek sosial, Keagamaan, dan Kesenian. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. L. Palas, Daniel. 2003. Dekonstruksi Kebenaran Kritik Tujuan Teori Agama. Yogyakarta: IRCIOD. Abdullah, M. Amin, dkk. 2003. Rekonstuksi Metodologi Ilmu- Ilmu Keislaman. Yogyakarta: SUKA-Press. Muthohar, Ahmad. 2011. Maulid Nabi Menggapai Keteladanan Rasulullah Saw. Yogyakarta: Pustaka Pesantren. Satori, Djam’an dkk. 2011. Metode Penelitian Kualitatif cet. 3. Bandung: Alfabeta. Soekanto, Soerjono. 1985. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali. Umar, Husein. 1996. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara. Shihab, Quraish.1995. Islam dan Kesenian. Yogyakarta: Majlis Kebudayaan Muhammadiyah Universitas Ahmad Dahlan. Wargadinata, Wildana. 2010. Spiritualitas Salawat kajian sosio- sastra Nabi Muhammad Saw Cet 1. Malang: UIN Maliki Press. Yusuf, Mundzirin dkk. 2005. Islam dan Budaya Lokal. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.
91
B. Skripsi : Muhammad Zuhdan, “Sholawat Mudo Palupi Giriloyo Wukirsari Imogiri Bantul”, Skripsi (tidak diterbitkan), Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010. Misbachul Munir, “Tradisi Maulid Dalam Kultur Jawa (Studi kasus terhadap Shalawatan Emprak di Klenggotan, Srimulyo, Piyungan)”, Skripsi (tidak diterbitkan), Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, 2012. Ahmad Mustangin, “Nilai dan Fungsi Kesenian Kojan dalam Masyarakat Mlangi”, Skripsi (tidak diterbitkan), Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004. Maisunah, “Fungsi Kesenian Tradisional Topeng Ireng Aki Sutopo Di Dusun Ngadiwinatan II Karanganyar Borobudur Magelang Jawa Tengah”, Skripsi (tidak diterbitkan), Fakultas Isoshum, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011.
C. Situs Internet: http://www.desantara.or.id/05-2013/3799/wajah-lain-dari-tegalrejo/ http://kbbi.web.id/
92
DAFTAR INFORMAN
No
Nama
Umur
Jabatan
1
Bapak Marsudi
47 thn
Kadus Karasan
2
Ibu Tunik
45 thn
3
Ibu Subarsan
60 thn
4
Matori
25 thn
5
Bapak Sardi
49 Thn
6
Bapak H. Hartono
49 Thn
7
Bapak Haryanto
56 Thn
8
Bapak Zuhdi Nurdayat
49 Thn
9
Bapak Eko Suparno
59 Thn
10
Bapak Tukiman
57 Thn
11
Bapak Maryadi
62 Thn
12
Bapak Katijo
51 Thn
13
Bapak Sumardi
52 Thn
Alamat
Karasan Palbapang Bantul Pengurus Lansia Karasan Palbapang Bantul Pengurus Karasan Posyandu Palbapang Bantul Remaja Masjid Karasan dan ketua Study Palbapang Club Bantul Pengurus Tani Karasan Palbapang Bantul Pimpinan Cepor Lor Sholawat Palbapang Angklung Eling Bantul Pati Pemain Sholawat Karasan angklung Eling Palbapang Pati Bantul Pemain Sholawat Karangmojo angklung Eling Trirenggo Bantul Pati Pemain Sholawat Karasan angklung Eling Palbapang Pati Bantul Pemain Sholawat Karasan angklung Eling Palbapang Pati Bantul Pemain Sholawat Karasan angklung Eling Palbapang Pati Bantul Pemain Sholawat Gandon angklung Eling Palbapang Pati Bantul Pemain Sholawat Gandon angklung Eling Palbapang Pati Bantul
93
95
Lampiran 3 Foto Personil Sholawat Angklung Eling Pati
(Foto koleksi grup Sholawat Angklung Eling Pati)
96
Lampiran 4 Foto kegiatan Sholawat Angklung Eling Pati
Foto pemain Sholawat Angklung Eling Pati yang memakai baju lurik saat mereka pentas di Gandon pada tanggal 7 Juli 2012 dan saat mereka pentas memakai baju putih di rumah Hariyanto pada tanggal 10 Juni 2013.
97
Lampiran 5 Foto Audience Sholawat Angklung Eling Pati
(Foto diambil saat grup Sholawat Angklung Eling Pati pentas di Sewon pada tanggal 28 Oktober 2013)
(Foto diambil saat grup Sholawat Angklung Eling Pati pentas di rumah Hariyanto pada tanggal 10 Juni 2013)
98
Lampiran 6 Foto alat musik Sholawat Angklung Eling Pati
Gambar 1. Angklung Bass
Gambar 2. Angklung Gambang
Gambar 3. Angklung Imbal
Gambar 4. Angklung Melodi
Gambar 5. Gendang Besar
Gambar 6. Gendang Kecil
99
Gambar 7. Gong atau Bass
Gambar 8. Kempul
Gambar 9. Ketipung
Gambar 10. Simbal dan kecrek
100
Lampiran 7 Foto CD Dokumetasi Kegiatan Sholawat Angklung Eling Pati
101
Lampiran 8 Syair Sholawat Angklung Eling Pati
102
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri Nama Tempat/tgl. Lahir Nama Ayah Nama Ibu Asal Sekolah Alamat Rumah E-mail Facebook No. Hp
: Eri Sasongko Endratmo : Bantul, 16 September 1992 : Samingun : Sumardini : SMK M 1Bambanglipura Bantul : Guyengan RT 02 Dk. Ngringinan Palbapang Bantul Yogyakarta :
[email protected] :
[email protected] : 085743608089
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal a. TK Taman Putra Palbapang tahun lulus 1998 b. SD N 1 Palbapang Bantul tahun lulus 2004 c. SMP YP Bantul tahun lulus 2007 d. SMK M 1 Bambanglipura tahun lulus 2010 2. Pendidikan Non-Formal a. PP. Al-Imdad Kauman Wijirejo Pandak Bantul C. Pengalaman Organisasi 1. Pengurus Anak Cabang IPNU Kecamatan Bantul 2. Pengurus Cabang IPNU Kabupaten Bantul 3. Relawan LAZIZ Masjid Syuhada Kota Baru Yogyakarta 4. Komunitas GenBI UIN Sunan Kalijaga
Bantul, 08 Desember 2013
(Eri Sasongko Endratmo)
93
Lampiran 1 Peta Kabupaten Bantul
94
Lampiran 2 Peta Dusun Karasan