SHALATSEBAGAIUPAYA PENANGGULANGAN STR.ESS Skripsi: Diajukan Kepada Fakultas Ilrnu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Mernenuhi Syarat Mernperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agan1a Islam (S.Pd.I) Pada Jurusan Pendidikan Agarna Islam.
Oleh:
Ferdinando Hendra Guci NIM: 104011000173 Oitt>ri1na
dari
l'ct . tua..ffll<
,~ ·... :•.=.::~-:-r:o~-,i ~·:.:.....tr1)
7 :- { : f.L
0
'""" . . . . . . . .
. ""'· 1n"."" , ..v.s.-:rz.····:::. ..................,, •••·•·•• ••.••. f..L."2..a oa&I ; ............................................. .
JURUSAN PENDIDIKAN A GAMA. ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ll<EGURUAN UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAJI
SHALAT SEBAGAi UP AYA PENANGGULANGAN STRESS
Skripsi : Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguman Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam. r
PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYAMID JAl'..A~TA
Oleh:
Ferdinando Hendra Guci NIM: 104011000173
(_:_~~~. ~ Prof. Dr. H. Moh. Ardani NIP: 150011680
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
LEMEAR PENGESAHAN Skripsi Yang Be1judul "Shalat Sebagai Upaya Penanggulangan Stress'', Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dan Telah Dinyatakan Lulus Dalam Ujian Munaqasyah Pada Tanggal 23 Oktober 2008 Di I-Iadapan Dewan Penguji. Karena !tu Penulis Berhak Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.l) Jakarta, 23 Oktober 2008 Panitia Uj ian Munaqasyah
Ketua Panilia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Dr. A. Fattah Wibisono, MA NIP : 150236009 Sekretaris Jurusan Ors. Sapiuddin Shiddiq, M.Ag. NIP: 150299477
Tanggal
11-:-.!.1.:-:-.oe \\-l\-6~
Penguj i I Ora. Hj. Elo Al- Bugis, MA NIP: 150268587 Penguji II Ors. Sapiuddin Shiddiq, M.Ag. NIP : 150299477
u-t1- 0 ~
Mengetahui, Dekan Fakultas llmu Tarbiyah Dan Keguruan
Tanda Tangan
LEMBARPERNYATAAN
Yang be1ianda tangan dibawah ini adalah: Nama
: Ferdinando Hendra Guci
NIM
: 104011000173
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Angkatan
: 2004
Alamat
: Jl. Semangka I No. 363 Rt 04/06 Perumnas I, KranjiBekasi Barat 17135.
Bahwa skripsi yang be1judul "Shalat Sebagai Upaya Penanggulangan Stress" dibawah bimbingan: Nama
: Prof. Dr. H. Moh. Ardani
NIP
: 15001680
Do sen
: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber referensi yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan asli atau merupakan jiplakkan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
KATA PENGANTAR 0
'11 ,'' 'Ji .ili1
~ ,. ,, J'
.:.r"' ; _.
,.
° r. . ,,
Alhamduiillahirabbif'a/amin, demikian kata yang pertama kali terucap sebagai ungkapan kcbahagiaan yang tak terlukiskan. Dengan sesungguhnya penulis bersyukur kehadirat Allah swt yang senantiasa melimpahkan karunia nikmat-Nya yang begitu besar dan tak terhingga, serta memberikan kekuatan yang luar biasa dan kemudahan untuk melawan keraguan dan ketakutan penulis dalam rnenuangkan ide dan gagasan, sehingga atas karunia rahmat-Nya penulis dapat rnenyelesikan tugas akhir skripsi ini. Shalawat beriring salarn semoga senantiasa teriim.pahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, tabi'in serta umatnya yang tetap istiqamah dengan risalah beliau hingga akhir zaman. Seba:;ai suatu proses, sejak awal hingga terselesaikan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari peran orang-orang disekitar penulis serta bantuan dari berbagai pihak, baik bernpa materi maupun imateri yang seluruh bantuan tersebut tidak dapat penulis imbangi dengan balasan apapun, melainkan 1.mgkapan rasa syukur kehadirat Allah swt, ucapan terima kasih dan doa yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam '·semoga Allah Swt mmbalas kebaikan
Selanjutnya Perkenankan Penulis untuk menyampaikan secara khusus Ucapan Terima Kasih dan Penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Dekan Fakultas Ilrnu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta beserta segenap Pembantu Dehm. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bpk. Dr. Zairnuddin, MAg selaku Dosen Penasehat Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan nasehat. motivasi kennrln n<'nnli"
11nt11k
Hidayatullah Jakarta lercinta, dan tak akan terlupakan ukiran tinta ernas sejarah pe1jalanan hidup penulis. 4. Bpk. Prof. Dr. H. Mohammad Ardani selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang clitengah-tengah kesibukan beliau masih berkenan memberikan bimbingan, masukan, kritik, saran, tempat berkeluh kesah, motivasi, nasehat kepacla penulis untuk selalu semangat dan jangan pernah puas clalarn mcnuntut ilmu, dengan apa yang beliau berikan penulis memiliki "himmah "semangat untuk meningkatkan kualitas diri clengan menuntut ilmu, baik secara formal maupun informal untuk menjacli yang lebih baik clari saat ini. 5. lbu Dra. Hj. Elo Al-Bugis, M.Ag selaku Dosen Penguji Munaqasah, serta closen pacla .lurusan Pencliclikan Agama Islam, yang telah banyak memberikan pencerahan kepacla penulis berupa ilmu pengetahuan, kritik
dan sarannya. 6.
Ayahancla, dan lbunda lercinta, yang tak henti-hentinya mencloakan, memperjuangkan
hidup
penulis,
mencurahkan
kasih
saying
clan
perhatiannya yang menjadi catatan sejarah terpenting clalam pe1jalanan hiclup penulis. hingga sarnpai kapanpun penulis tidak akan pernah lupakan, pahit gctir perjuangan hiclup yang telah beliau tunjukkan telah membuat penulis selalu optimis clalam menghaclapi segala ha!. Semoga Allah senantiasa menyayangi beliau cliclunia clan cliakhirat kelak. Amin ... 7. Kakancla Abang .lohansyah tersayang, yang telah banyak berkorban banyak waktu, tenaga, pikiran, materi, tempat berkeluh kesah, yang selalu mengajarkan arti hiclup, selalu memberikan support agar selalu optimis dalam hiclup, juga menjadi inspirasi penulis agar menjacli orang sukses baik cliclunia maupun diakhirat kelak (amin). 8. Aclik-aclikku yang telah banyak mencloakan sehingga penulis clapat menyelesaikan stucli clengan baik. 9. Wo Irwa11syah yang penulis hormati, terima kasih atas clukungan materi,
Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah Swt membalas segala amal baik Wo Irwan dengan sebaik-baik balasan.amin ya rabbal a'lamin. I 0. Bpk. I-I. Rizal St Pangulu selaku bapak angkat penulis yang telah banyak memberikan bantuan berupa materi, nasehat, support, d<m banyak mengajarkan penulis tentang agama, arti hidup yang diridhoi Allah swt, beserta segenap jamaah masjid Asy-Syuhada. Semoga Allah swt rnernbalas kebaikan beliau beserta segenap jamaah masjid asy-syuhada dengan kebaikan yang berlipat ganda, arnin ya rabbaI A'larnin. I I. Seiuruh sahabat/i yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih alas support yang telah diberikan, untuk kerjasarnanya, yang terpenting terima kasih atas doa yang kalian persernbahkan, sernoga kita semua menjadi orang sukses didunia hingga akhirat kelak (an1iin), pe1jalanan kita masih teramat panjang sahabat. .. selamat beijuang! ! Jika kalian suksesljangan lupa sejarah hidup kalian hingga kalian dapat menjadi seseorang yang sukses, dan semoga tali silaturahmi dan sejarah persahabatan yang pernah te1jalin selama ini tidak akan pernah putus sampai kapanpun, amin ya rabbal e'lamin. 12. De ummi Sarah Salamah yang telah banyak memberikan bantuan berupa pemikiran, tenaga, semoga Allah Swt membalas segala amal Baik De ummi dengan sebaik-baik balasan. Amin ya rabbal a' Jamin.
Jakarta, 23 Oktober 2008 Penulis,
ABSTRAK Ferdinando I-Icndra Guci
'"Shalat Sebagai Upava Penanggulangan Stress"
Skripsi ini be1judul "Sha/at Sebagai Upaya Penanggulangan Stress", yakni sebuah judul yang terinspirasi dari fenomena masyarakat modern yang tengah saldt akibat dari kemajuan teknologi industri-modernisasi yang tidak bisa dicluga sebelumnya dan tidak dapat dicegah perkembangannya, yang berimplikasi "Wabah Kegelisahan" sampai kepada fenomena psikosomatik, yang pada akhirnya upaya untuk mengatasi hal tersebut melakukan berbagai upaya seperti konsultasi kepada para ahli (dokter, psikolog, psikiater) rnelakukan kegiatankegiatan yang berlebihan, boros serta tidak bennanfaat, terlebih tidak memberikan solusi yang konstruktif dalam upaya mendapatkan ketenangan, ketentraman, pelegaan bathin, melepas kepenatan beban hidup, malah sebaliknya yang didapatkan yakni timbul masalah baru yang kemudian menambah beban hidup yang berkepanjangan. Hal ini terjadi karena kurangnya iman clan taqwa dalarn diri. Padahal Islam telah mengajarkan cara yang paling tepat untuk mengatasi ketegangan-ketegangan akibat beban masalah dalam mengarungi roda kehidupan, yang mana cara tersebut diajarkan langsung dari yang maha tahu lagi maha bijaksana, yakni Allah swt. Aclapun cara tekhnik yang dimaksd adalah "shalat" yang didirikan dengan khusyuk, sungguh-sungguh, dihayati, serta dilakukan terus-menerus. Suaiu penelitian yang dimotivasi oleh prinsip bahwa pelaksanaan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dapat memberikan solusi yang konstruktif dalam mengatasi pennasalahan-pennasalahan yang dihadapi kebanyakan orang dalan1 n1engarungi roda kchidupan, tcrlebih 1nasalah yang bcrhubungan dcngan kcjiv..1aan scscorang. Dari uraian diatas, pern1asalahan yang ingin dijavvab adalah shalat y-ang
bagaimanakah yang dapat dijadikan PsikothenyJi Religius clalam upaya pcnanggulangan stress, dan bagaimanakah implikasi ritual ibadah shalat terhadap orang yang menunaikannya dalam upaya penanggulangan stress. Maka pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan penelitian kepustakaan (Librmy Research), tekhnik analisis data ini dilakukan dengan menggunakan tekhnik analisis document tepatnya analisis isi (Contens Analisis). Dengan penelitian ini diharapkan agar khususnya penulis dan umumnya seluruh umat Islam yang membaca skripsi ini dapat lebih memahami tujuan, rungsi, serta manfaat shalat khusyuk, khususnya dalam upaya penanggulangan stress.
Wallahu 'a/am bish-shawab ...
DAFTARISI KATA PEN GANTAR ................................................................................. .i ABSTRAK ................................................................................................. iv DAFTAR !SI ............................................................................................... v
BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... I A. Latar Belakang Masalah ................................................................... I B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 8 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................ 8 D. Metodologi Penelitian ...................................................................... 9 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 10
BAB II: HAKIKAT SHALAT ................................................................... 12 A. Penge1iian Shalat.. ........................................................................... 12 B. Tujuan dan Fungsi Shalat.. .............................................................. 16 C. Keutamaan Shalat ........................................................................... 36 D. Hi km ah Shala!.. ................................................................................ 37 E. Nilai Pendidikan Yang Terkandung Dalam Ibadah Shalat.. .............. 42
BAB III: STRESS DAN KESEHATAN MENTAL ................................... 48 A. Stress .............................................................................................. 48 I. Penge1iian Stress ....................................................................... 48 2. Gejala Stress ............................................................................... 50 3. Sumber Stress (Stressor) ............................................................ 52 4. Proses Te1jadinya Stress ............................................................ 53 B. Kesehatan Mental ............................................................................ 54 I. Pengertian Kesehatan Mental. .................................................... 54
2. Karakteristik Mental Yang Sehat.. ............................................. 59 3. Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Manusia ......................... 66 4. Kiat Menqju Mental Yang Sehat ................................................ 70
BABIV: SHALAT YANG BERIMPLIKASI TERI-IADAP KETENANGAN DAN KETENTRAMAN JIWA .................................................... 76 A. Khusyuk Dalam Shala!. ................................................................... 76 B. Unsur-Unsur Khusyuk Dalam Shalat.. ............................................. 78 C. Kiat Menuju Khusyuk Dalam Shalat .............................................. 80 D. Hikmah Khusyuk Dal am Shalat. ...................................................... 85
BAB V : PENUTUP ................................................................................... 94 A. Kesimpulan ..................................................................................... 94 B. Saran ............................................................................................... 95
Daftar Pustaka .............................................. :............................................ 96 LAMPIRAN- LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Abad ke-20 masehi adalah suatu abad yang oleh ihnuwan disebut dengan abad kecemasan (the age of anxiety), beberapa gejalanya adalah peperangan antar bangsa, suku dan beberapa negara, resesi ekonomi yang melanda banyak negara, pencemaran alam akibat limbah industri, pergantian tata nilai yang serba cepat, munculnya berbagai krisis dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dan melunturnya nilai-nilai tradisi dan penghayatan agama sebagai akibat efek samping kemajuan teknologi industri-modernisasi, munculnya berbagai macam penyakit yang mengerikan dan sulit disembuhkan. Kondisi diatas jelas dapat mengakibatkan beban··beban psikologis yang tidak saja bagi pribadi-pribadi, tapi juga pada lingkungan, keluarga dan masyarakat yang lebih luas lagi. Akibatnya "wabah kegelisahan" seakanakan sedang melanda masyarakat modern, terutama yang masih hidup dinegara-negara maju. Di Indonesia sendiri, khususnya kota-kota besar, beban psikologis ini sudah lazim dirasakan dalam · kehidupan pribadi dan keluarga. Hal ini terungknp dalam berbgai keluhan seperti gelisah, serba tidak puas, perasaan serba ragu dan serba salah, frustasi, sengketa bathin dan sengketa dengan orang lain, merasa hampa kehilangan semangat hidup, munculnya berbagai penyakit psikosomatik dan lain-lain, keluhan dan perilaku mencerminkan ketidaktenangan. Untuk mengatasi ha! itu mereka melakukan berbagai upaya seperti konsultasi kepada para ahli (dokter, psikolog, psikiater), melakukan kegiatan-kegatan secara berlebihan, melarikan diri clari kenyataan hidup melalui minuman keras dan narkotika, bahkan takjarang bagi mereka yang tak kuat imannya mene1junkan cliri kedalam aliran kebathinan yang bathil,bahkan ada yang berusaha melakukan bunuh diri. 1
1 1-fanna Djun1hana Basta1nan, "Jntegrasi Psikologi dengan Jsla111 lv.fenuju Psikologi Js/a111i'', (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), Cet 1, Hal 155.
2
Semua ini merupakan ekses-ekses dari modernisasi yang tidak bisa diduga sebelumnya, dan tidak bisa dicegah perkembangannya, itulah gambaran sekilas dari masyarakat modern yang tengah sakit.
a. b. c. d. e. f.
Prof. Dr. zakiyah Daradjat membagi kebutuhan psychs dan sosial (rohani) yang sekunder manusia menjadi 6 macam, antara lain sebagai berikut: Kebutuhan akan kasih sayang Kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan akan rasa harga rnenghargai Kebutuhan akan rasa bebas Kebutuhan akan rnengenal Kebutuhan akan rasa sukses Apabila salah satu dari kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, orang akan menjadi gelisah, akan merasa ketegangan bathin (tension).2 Dengan kata lain bahwa ketika seseorang terhambat dalam memenuhi
kebutuhan psikisnya, maka cenderung orang tersebut akan mengalami frustasi dan frustasi yang berkepanjangan akan mengakibatkan seseorang rnenjadi stress. "Stress adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Stress juga dapat diartikan sebagai rcaksi tubuh terhadap lingkungan melalui meningkatnya tekanan internal tubuh dan ketegangan antara otot.
113
"lstilah stress, untuk menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang
dialan1i individu/ organisn1e agar ia beradaptasi atau 111enyesuaikan diri. 114 "Menurut D.Jvf Pestonjee (!992), mengemukakan bahwa seeara teoritis stress diartikan sebagai sebuah atau beberapa rangsangan pada tekanan yang dialami dan tidak dapat diakomodasikan atau ditahan yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan j iwa atau kerusakan pada kesehatan maupun tingkah laku orang tersebut. "5 "Stress yang berlebihan dapat menyebabkan "komplikasi" negatif dalam diri seseorang. Gangguan kesehatan, 2
bahkan gangguan relasi dengan orang
Zakiyah Daradjat, "Pendidikan Aga111a Dala111Pe111binaan111enta/'', (Bulan Bintang), hal 14.
3
Daniel Giordano A, dkk., "Controlling and Tension Pearson", (San Fransisco: Education.inc, 2005), (dielusuri n1clalui sun1ber \Vcb: lilln://all about stress.coin). 4 Jeffry. S. nevid, Spencer A. Rathus Bcrrly Grccnd, "Psiko/ogi Abnor111a/'', (Jakarta: Erlangga, 2003), Jil.I ed.5, hal 135. 5D.M.
Pestonjee, "Stress and Coping The indian E-.:perience", (Ne\v Delhi: Sage Publication, 1992), (ditelsuri melalui web: http://all about stress.com).
3
lainpun dapat terganggu bila seseorang mengalami stress, dalam beberapa kasus ekstrem stress bahkan dapat memicu kenginan untuk bunuh diri demi melarikan dii dari kondisi tertekan yang dialami." 6
(Girdano, 2005) membagi stress kepada dua bagian yaitu eustress atau stress positif,
adalah
stress
yang
menyebabkan
ancla
beradaptasi
dan
meningkatkan kemampuan adaptasi seseorang, Dan distress atau stress negatif yang menyebabkan sistem tubuh terganggu, serta menimbulkan masalah pada tub uh. Stress yang dialami seseorang dalam kehidupan baik itu stress positif ataupun stress negatif, tidak dapat dihindari, yang dapat dilakukan adalah mengenali respon stress, sumber stress, melakukan coping strategis (menangani stress) serta menanggulangi dalam keidupan sehari-hari, dengan melakukan tindakan tersebu maka seseorang dapat mengatur stress dengan jauh lebih baik se1ia menjalani hid up dengan lebih bahagia. 7 Di era yang serba cepat seperti saat ini, kita seakan tidak punya waktu lagi untuk dri kita sendiri, kita abdikan hampir seluruh waktu kita untuk memenuhi segala tuntutan yang ada. Tuntutan pekerjaan, ekonomi orang tua, keluarga, teman bahkan tuntutan dari diri kita sendiri. Demi memenuhi tuntutan hidup ini, semakin lama kita semakin tenggelam bergumul dengan segala bentuk tekanan yang dihasilkan oleh tuntutan-tuntutan tersebut. Tekanan-tekanan yang ada terang membuat kita merasa tidak dapat lagi berpikir dengan jernih, kelelahan yang luar biasa, secara perlahan-perlahan membuat kita menjadi sal
"siapakah saya?" Stress sesuatu yang dapat melanda dalam kehidupan manusia, segala masalah yang dihadapi oleh seseorang bisa menimbulkan stress, dan yang terpenting bukanlah bagaimana menghindari stress, namun bagaimana seseorang dapat atau mengatasi stress yang dialaminya. Tingkat stress yang tinggi dan seseorang tidak mampu lagi menghadapinya maka stress
6 Willian1s. S, "Managing Pressure/or Peak Pe1for111ance", (London: Kogan Page Lin1ited, 1994), (dite1usuri melalui web: http:// all about stress.com).
7 Girdano. D. A., "Controlling Stress and Tension (7 111 ed)", (San Fransisco: Pearson Education, inc), (ditclusuri melalui \Veb: http://all abou stress.con1).
4
akan rnenjadi awal rnalapetaka, untuk itu penyesuaian diri dan upaya rnengatasi stress menjadi sangat penting. 8 Mengapa kita perlu rnengelola stress dan bukan menghindarinya?, karena kita mernerlukan stress dalarn hidup kita!, tanpa stress hidup kita akan rnenuju pada kebosanan yang amat sangat yang justru akan rnenimbulkan kecenderungan bunuh diri bagi rnereka yang mengalaminya, dengan adanya stress kita dapat secara tidak Jangsung melatih diri untuk semakin berkembang dan tahan uji terhadap setiap tekanan yang datang demi mencapai kondisi optimal. Kondisi optimal merujuk pada pribadi yang penuh kemampuan, semangat, dan vitalitas yang mampu menghadpi tantangan, se11a selalu rnencari peluang untuk berkembang. 9
a. b. c. d. e. f. g. h. 1.
J.
Sebenarnya banyak sekali cara yang dikemukakan oleh para ahli untuk 10 menanggulangi atau mengelola stress, antara Jain adalah: Tertawa (ini merupakan cara terbaru yang paling arnpuh dalam mengatasi stress yang ditemukan oleh para ahli). Rekreasi. Rileksasi (yoga, meditasi, dan sebagainya). Bcrpikir positif selalu, karena dengan ini akan mernbuat perasaan menjadi lebih baik. Olah raga Tidur/istirahat panjang Membuat rencana dan rnempercaya bahwa rencana itu akan terlaksana dengan baik Curhat pada orang lain Membuat keputusan dengan hati-hati dan rnelihat konsekuensinya Makan makanan bergizi dan rninum air putih.
Diantara watak karakteristik manusia dalam me:njalani hidup ialah berkeluh kesah, kurang sabar dan kikir, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah swt, Qs. Al-Ma'arij ayat 19-23:
J.,11~ l~Jj
© ~jj?-;:il~ l~j © ~_,t,~ ~~101
.. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat ke/uh kesah lagi kikir, Apabi/a ia dilimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat ki/cir), KeC11ali orang-orang yang menge1:jakan shalat), Yang mereka itu tetap 111enge1jaka11 shalatnya ".
8
Seger Handoyo, "Jnsan Media Psiko/ogi", (Jakarta, 200). \Vil\iums, S., "Af{u1aging Pressure For Peak Pe1forn1ance" .. . 1 10 Girdano. D. A., "Controlling Stress and Tension (7 " eel)".. .
9
5
Ketika seseorang merasa bahwa semua yang diperolelrnya adalah atas usahanya sendiri, maka dalam dirinya telah tumbuh suatu penyakit kejiwaan dan penyakit itu akan semakin nampak se11a membawa seseoang itu cenderung kepada stress, apabila ia merasa cemas terhadap keamanan dirinya dan harta bendanya, serta mulai curiga terhadap orang disekelilingnya, ia lupa bahwa semua yang dipcrolehnya adalah amanah yang dititipkan oleh Allah swt untuk dipergunakan scbagaimana rnestinya, dan kelak akan dirninta pertanggungjawabannya. Manusia
hanya dapat bercncana dan ikhtiar, na1nun n1anusia tidak akan pcrnah tahu basil apa yang akan diperolehnya, kenyataan seperti ini mengharuskan kita untuk berikrar:
"Hanya Engkaulah yang kami sembah clan Hcmya kepada Engka11/ah kami 111en1inla pertolongan"
Ikrar yang singkat itu pada hakikatnya mampu mensugesti manusia untuk kembali kepada fitrahnya, yaitu mengenalikan dirinya sendiri, serta kelemahan dan kemampuan dirinya. A1tinya manusia dituntut untuk tawakkal setelah berdoa dan ikhtiar secara maksimal, kaerna sesungguhnya hanya Allah !ah yang menentukan hasil dari seseorang. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa seorang dapat dikatakan mengalami .stress apabila tidak dapat mengendalikan emosinya, ia juga tidak dapat memenuhi tuntutan-tuntutan dalam hidupnya, baik tuntutan dari diri sendiri, lingkungan, dan situasi yang ada dengan apa yang dimilikinya. Pelaksanaan ajaran agarna dalam kehidupan sehari-hari dapat membentengi seseorang dari kejatuhan pada gangguan jiwa dan dapat pula mengembalikan kesehatan jiwa bagi orang-orang yang gelisah karena kegelisahan-kegelisahan dan kecemasan-kecemasan pada umumnya datang dari ketidakpuasan atau kekecewaan, sedangkan agama dapat menolong seseorang untuk menerima kekecewaan sementara dengan jalan memohon ridho Allah swt dan terbayanglah kebahagiaan yang akan dirasakan dikemudian hari. Shalat, doa, permohonan ampun kepada Allah Swt, semuanya merupakan cara-cara pelegaan bathin yang akan
6
mengembalikan ketenangan dan ketentraman jiwa kepada orang-orang yang melakukannya. 11 "Diantara ibadah-ibadah dalam Islam, shalatlah yang membawa manusia kepada sesuatu yang amat dekat dengan Allah swt bila dihayati." 12 "Shalat adalah ibadah yang didalamnya te1jadi hubungan rohani antara makhluk dengan khaliknya. Shalat juga dipandang sebagai rnunajat berdoa dalarn hati yang khusyuk kepada Allah swt." 13 "Ibadah shalat yang dilakukan dengan baik berpengaruh besar bagi orang yang melakukannya, yaitu membawa ketenangan, ketentrarnan dan kedamaian. Dalam hidup masing-masing manusia yang hatinya tenang, tidak akan goncang dan sedih :,etika ditimpa nrnsibah." 14 Dengan shalat manusia tidak merasa sendirian dalam menghadapi kesulitan, ia tahu bahwa Allah swt dekat, dan maha penyayang, seorang yang husyuk dalam shalatnya merasakan bahwa dirinya sedang berhadapan dengan Allah swt, dengan kondisi kej iwaan seperti ini ia mampu mengungkapkan perasaannya kepada Allah swt, ia akan memohon dan mengadu kepada sang maha mengerti. Dengan shalat khusyuk segala persoalan yang dihadapinya, yang menghimpit dan menekannya akan teratasi, jiwanya akan menjadi tenang dan shalat adalah terapi yang paling tepat bagi segala penyakit bathin dan kejiwaan sehingga otaknya kembali melaksanakan tugasnya dengan baik. 15 Lalu
dimana
fungsi
shalat dalam
menciptakan
ketenangan jiwa?
Jawabannya adalah apabila kita menunaikan shalat dengan mengingat kebesaran dan kemahakuasaan Allah swt, serta kehinaan dan kerendahan diri kita dihadapanNya. Setiap kata yang dibaca, setiap gerak dan sikap yang dilakukan, semuanya menunjukkan bahwa manusia itu mengharapkan karuniaNya, semata-mata meminta ampun kepadaNya, serta meminta petunjukNya. Dalam menempuh pe1jalanan hidup kita be1janji bahwa segala sesuatu yang ada pada diri kita dan segala usaha yang kita lakukan adalah semata-mata untuk berbakti kepadaNya. 11 Zakiyah Daradjat, "Peranan Aga111a da/a111 Kesehatan Afenta/'', (Jakarta: CV. 1-Iaji Masagung, 1990), ha! 45. 12
13
14
fv1oh. Ardani, "lvfe111ahan1i Pern1asa/ahan F'iqh Dak1J1ah". (CV. karya !Vtulia), hal 46. Sururin, "J/Jnu Jilira Agan1a '', (Jakarta: PT. Raja Grafindo Pcrsada, 2004 ), I-lal 190.
Moh. Ardani, "Akh/ak-Tasa11•11f; Nilai-nilai Akh/ak/Budi Pekerli da/a111 Ibadah dan
Tasau 1 1if", (Jakarta: CV. I<.arya 1nulia). Hal 119. 15 Zakiyah Daradjat, "Sha/at A1enjadikan /-lidup ber111akna", (Jnkurtn: CV. Ruhnn1a, 1995),
Cct kc-6, hal 12.
7
Dan itu dilakukan berulang-ulang setiap hari sehingga kita semakin yakin bahwa Allah selalu mendengarkan keluhan-keluhan kita dalam shalat. Apabila sudah te1jadi kondisi dialogis antara hamba dengan sang khalik, maka akan terciptalah ketenangan dan ketentraman dalam jiwa. Sebagaimana firman Allah swt, Qs. ArRa' du ayat 28: i
"' ,.,
~ ,..
/. ~
"'
/f
;iii fa~ 'JI ,.. ,., .....
"(yaillU orang-orang yang beriman dan hali mereka mmyadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati 111enjacli tentercun 1 1 •
Gerakan-gerakan shalat secara terat.ur yang sesuai dcngan tuntunan R.asulu!ah SAW, sangat rclcvan dcngan i!n1u keschalan. Sikap dan tubuh
ketika melaksanakan shalat merupakan gerakan paling baik dan sempurna dalam mernelihara kondisi kesehatan tubuh manusia, karena shalat berpengaruh pada ernpat aspek: tubuh, jiwa, intelek dan ruh, juga membantu otak serta susunan syaraf untuk berfungsi secara efisien. 16 Dari bcrbagai fenomena yang te1jadi dalam kehidupan rnanusia, betapa pentingnya shalat bagi penycmbuhan gangguan kejiwaan, baik yang berkenaan dengan kecernasan dan kegoncangan rnaupun dalam bentuk penyakit fisik yang disebabkan kegoncangan jiwa (psikosornatik). Dalarn rnelaksanakan shalat sebagai pengobatan kejiwaan, tentu saja shalat yang didasarkan atas iman yang benar dan sesuai dengan tuntunan nabi SAW, serta bertujuan untuk tempat mengadu dan mengungkapkan perasaan atas masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Atas dasar fenomena inilah yang menstimulus dan rnenjadi motivatir bagi penulis untuk mengkaji dan memahami lebih dalam rnengenai implikasi shalat terhadap ketenangan dan ketentrarnan jiwa dalam upaya penanggulangan stress, oleh karenanya penulis bermaksud mengangkat pennasalahan tersebut dalam penelitian berbentuk skripsi kajian kepustakaan (/ibrwy research) dengan judul:
"SHALAT SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN STRESS"
16
Arif\Vibisono, "f-lubungan Sha/at dengan Kece111asan", (Studio So!o, 1998), Cet, I-Jal 43.
8
B. Idcntifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas,
maka
penulis dapat
mcngidentifikasi beberapa masalah, antara lain: I. Masih banyak dikalangan umat Islam yang belum menetahui dan tidak menghayati secara mendalam pentingnya shalat terhadap dirinya. 2. Masih banyak dikalangan umat Islam yang kurang memahami akan fungsi dan tujuan shalat, kcbanyakan dikalangan umat Islam menganggap bahwa shalat hanya ibadah ritual yang wajib dilaksanakan mnat Islam, dan belum menjadikan shalat sebagai kebutuhan dirinya akan Allah swt, salah satunya sebagai jalan menuju ketenangan dan ketentraman jiwa. 3. lbadah shalat memberikan pengaruh yang besar bagi mereka yang menunaikannya khususnya dalam upaya penanggulangan stress.
C. Pembatasan Dan I'eru1nusan Masalah
1. !>c1nbatasan Masalah
Dari beberapa rnasalah yang dapat diidentifikasi diatas, penulis melakukan pembatasan masalah sebagai berikut: a. Shalat yang dimaksud adalah shalat secara maknawi dan hakikat shalat itu sendiri dalam upaya penanggulangan stress. b. Stress yang dimaksud adalah stress cmosional, akibat dari tidak terpenuhi secara sempurna kebutuhan-kcbutuhan psikis (rohani) dan sosial. Schingga berimplikasi negatifterhadap orang yang bersangkutan.
2. Pcrumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah cliatas, maka masalah yang akan penulis teliti dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Shalat yang bagaimanakah yang dapat dijadikan solusi dalam upaya penanggulangan stress? b. Bagaimanakah implikasi ritual ibadah shalat terhadap orang yang menunaikannya dalam upaya penanggulangan stress .
9
D. Metodologi Penelitian
I. Jenis Penelitian Berdasarkan objek penelitian ini, jenis penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (librmJI reseach) dengan menggunakan cleskriptif analitis, maka kajian ini murni menggunakan penclekatan
l~ualitatif dengan
metode study pustaka. Yaitu berusaha rnengungkap dan rnenemukan secara sistematis berbagai data mengcnai shalat sebagai psikotherapi religius dalam upaya penanggulangan stress. Secara rinci penelitian ini berusaha menemukan jawaban, apakah shalat dapat d ijadikan psikotherapi religius
dalarn
upaya
penanggulangan
stress?,
dan
shalat
yang
bagaimanakah yang dirnaksud?, se1ia sejauhrnana implikasinya terhadap ketenangan dan ketentraman j iwa seorang yang menunaikan shalat?. Studi pustaka yang dimaksud meliputi pengumpulan informasi baik
dari buku yang tcrkait, 111ajalah, koran, jurnal, n1akalah-n1akalah n1aupun infonnasi
yang
sifatnya
personal
dengan
nara
sun1ber
ternan1a.
Pengu1npu!an bahan-bahan pustaka itu n1cliputi pustaka internal clan
eksternal. Tidak menutup kemungkinan penulis memperolch bahan bacaan dari diskusi berbagai forum.
2. Sumber Data 17 Sumber data penelitian ini terdiri atas data primer dan sekunder . Adapun sumber data/ nformasi primer ialah berisi bahan-bahan informasi yang diperoleh dari personal/ suatu lembaga sosial berupa buku-buku karya ilmiah Sedangkan sumber data/ informasi sekunder terd iri dari behan-bahan informasi
yang diperoleh dari majalah, buletin, atau berita dari media
massa dan data-data dari internet (website).
3. Tekhnik Pengolahan Data Dan Analisis Data Data-data yang telah terkumpul dari sumber-sumber primer maupun sekunder
dianalisis
dengan
menggunakan
penjelajahan
dokumen
17 Lexy. J. tvto!cong,. "A1etodolog; Penelitian Kua/itatif, (Bandung: Rernaja Rosda !(al'ya, 2001), Hal 163.
10
kepustakaan, diklasifikasikan sesuai tema masing-masing, diselcksi dan kcmudian disusun sesuai kategori data yang telah ditentukan, sehingga memasukkan dan mengcluarkan data dari kategori dilakukan alas dasar
yangjelas. Dari jenis data yang terkumpul seluruhnya berupa kata-kata, kalimat-kalimal maupun gambar maka analisis data dilakukan sejak tahap pengumpulan data. Strategi yang tepat untuk menganalisis jcnis data ini adalah stratcgi analisis kualitatif, strategi ini dimaksudkan bahwa analisis akan berlandaskandari data-data dan bermuara dari kesimpulan-kesimpulan umum, anlisis data dilakukan dengan enggunakan kerangka berpikir "induktif deskriptif' 18 • Tekhnik analisis data dilakukan dengan
menggunakan
analisis
dokumen, tepatnya analisis isi (content analysis). Analisis isi berarti "tekhnik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan yang dilakukan sccara objektif dan sistematik".
4. Pedoman Penelitian Penelitian ini berpedoman pada buku: I) pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta (harnid nasuhi, dkk, 2007); 2) metodologi penclitian kualitatif dan 3) tuntunan pn:yusunan karya ilmiah; rnakalah, skripsi, tesis dan disertasi (nana sudjana, 2007).
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian l. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah scbagai berikut: a. Mengingat banyaknya cara yang dikemukakan oleh para ahli untuk mengelola
atau
menanggulangi
stress.
Maka
melalui
penclitian
kepustakaan ini penulis ingin mengungkap lebih dalarn bahwa shalat adalah cara yang paling tepat untuk rnenanggulangi stress akibat dari
18
Nana Sudjana, "Tuntunan Penyelesaian Ka1ya 1/Jniah; Maka/ah-Skripsi-tesis-disertasi'', (Bandung: Sinar Baru Al-Gcnsindo, 2001), cct IV, ha! 7.
II
tekanan-tekanan atau benturan-benturan dalam kehidupan yang dialami setiap orang khususnya umat Islam.
b. Mengingat banyaknya clikalangan u1nat lsla111 yang bclu111 begitu mengelahui manfaat dari ritual ibadah shalat yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui penelitian kepustakaan ini penulis ingin mengungkap apakah benar ritual ibadah shalat berimplikasi terhadap ketenangan dan ketentraman jiwa bagi yang menunaikannya?jika memang benar!,
yang
menjadi
persoalan
kemudian
adalah;
shalat
yang
bagaimanakah sehingga berimplikasi ketenangan dan ketentraman jiwa bagi
yang 1nenunaikannya, khususnya dalan1 upaya pcnanggulangan
stress. 2. Manfaat Penclitian Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk rnemperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas llrnu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sekaligus bennanfaat untuk: a. Menambah wawasan penulis tentang shalat sebagai psikotherapi religius dalam upaya penanggulangan stress. b. Menjadi bahan bacaan yang bermanfaat khususnya bagi umat Islam sehingga dcngan harapan sctclah 1nen1baca skripsi ini dapat dian1alkan
dalam kehidupan sehari-hari. c. Menjadi masukan yang bermanfaat bagi pembaca skripsi ini khususnya penulis sendiri sebagai salah atau upaya yang harus dilakukan ketika rnengalarni
stress
emosional
khususnya di era modern saat ini.
dalam
menjalankan
roda
kehidupan,
BABU
HAKIKAT SHALAT A. Pengertian Shalat "Dalam bahasa arab kata "shalat" diartikan clengan "doa" dan pujian." 1 "Karena mernang sebahagian dari rangkaian perbuatan shalat ialah berdoa, artinya diclalarn banyak peke1jaan shalat itu dipanjatkan doa kepad2. Allah swt. Arli lain dari
kata
shalat
ialah at-Ta 'zhim
(meng-agung-kan),
karena
ibadah
ini
mengandung serangkaian perbuatan yang mencerm inkan pengagungan kepada Tuhan pencipta alarn semesta." 2 Pengertian yang seperti itu dapat kita ternukan antara lain clalarn Qs. AtTaubah ayat I 03 dan Qs. Al-Ahzab ayat 56 yang berbunyi sebagai berikut: 3 Qs. At-Taubah ayat: I 03
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (meryadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". 1
tiembing \Vijaya l(usun1a, "f!ikn1ah Sha/at untuk Pengobatan dan Kesehatan", (Jakarta: Pustaka Kartini, 1994), Cel !, Hal 59. 2 Rifal Syauqi Nawawi, "Sha/at Ilmiah dan A/amiah", (Jakarta: Fikahati Aneska, 2001), Hal 3 Syahn1inan Zaini, "Faedah Sha/at bagi Kehidupan Orang Beri111a11'', (Jakarta: Kala1n Mulia, 199 l ), Cet kel, Hal 1.
13
Qs. Al-Ahzab ayat: 56
·1
~
i
.1 ,_
Y+-'
1.r-4 :, 1~ ~, ---: _.:ST
/
1,itG ......
..Sesungguhnyu Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah sa/am penghormatan kepadanya ". Shalat menurut bentuk, sifat clan kaifiatnya: •,,,,, ,..;i; o<::1 • ,, }-:,,,,,;. _o\e1 .. ;\
I
4"'
-12llA
-~
~1~ -;;
,..
/
~ . ~1~
, "Sha/al ialah perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan sa/am, dengan cara mana tuhan disembah menurut syarat-syarat tertentu. Shalat menurut hakikatnya:
j)G,.
w ~) ~G-~
41 0~\ ~
.,;,.3
~~ lii1
Ji ~\ ~y }
,,
,...
.".)~'..\; J t.:..s')
/
~
'Sha/at ialah menghadapkan hati (jiwa) kepada Allah, menurut cara yang mendatangkan takut kepada-1Vva, serta membangkilkan keda/am hati rasa kebesaran-Nya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya ". Shalat menurut ruhnya: /
/
0
0/
'
J.
,,
/. ,,
/
~ ~)G:- 'JI) ~~ ::;. t_.~1) c.J;;_)1~ "111 ,_,11 ~.;.::;i1 : o)l:,di [.j~ ,,
,,
/
,,,,
$>
,,.
,,
)I
0
0/
.,.~\) ,.~'.'.UIJ _?I :-, c) c.J;;_)I J~ ,,
,,
,,
,,
,,
"Ruh shalat itu ialah menghadap Allah swt dengan sepenuh hati (jiwa) dan khusyuk dihadapan-Nya ser/a ikh/as kepada-Nya disertai dengan kehadiran hati dalam berdzikir, berdoa dan memuji". 4 Menurut Sayyicl Sabiq: 0
,JL,.S lii1 • ~ ~.
i.i
0
-;;
~ ;;_.:o·~ J'
14
"Shalat ialah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu di111ulai dengan takbir bagi Allah ta 'ala clan disudahi dengan 111e111beri salam " 5 Asal makna shalat menurut bahasa arab ialah "cloa ", tetapi yang dimaksud disini ialah "ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan clan perbuatan yang dimulai clengan takbir, disudahi dengan salam dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan".
6
Secara terminologis shalat ialah: ,,
,,;. '
,,
0
~
0
0/
) '<\ ;\)\ ) ~ <~I\\., ~ ~, -' J ' . , lw( (r. . -...,.. ~ u ) 0
"'
,..
"'
'
J
).
.,,..
'
J
Ji'"\., ,, .Y . ,, ·~12..i)
;.)) I o~G.
rt'
...
0
,,
,..
,,
,,..
•'
,
~
"'
,,
,l5Jo,) ,,,.
ilk;) (.0JI ~JJ ~ ('>L.JI) ~\~ ~) "'
,,
"'
J
.~\ ~ ~i:U) ,, ,, ,..
,,
...
J
,
oJ') ;fa ):"J ~5'£':}1 ,..,, ,. ,, ,,
"Sha/at ialah mengabdi kepada Allah dan mengagungkanNya dengan sejumlah bacaan, perbualan-perbualan lerlenlu, dimulai dengan mengucapkan takbir "allahuakbar", clan diakhiri dengan salam "assa/amu 'a/aikum warahmatullahi wa barakatuh" dengan a1uvan dan sislemalik lerlentu pula, diajarkan oleh agama Islam, yang alas dasar cahaya clan pelunjukNya kaum muslimin le/ah dapat meryalankannya"7 Dalam firmanNya, Allah menjelaskan bahwa- shalat adalah sebuah kewaj iban yang dibatasi oleh waktu-waktu tertentu, yang tidak boleh terlambat mengerjakannya". 8 Sebagaimana diterangkan dalam Qs. An-Nisa ayat I 03 sebagai berikut :
"-,~y.;:;, _ :' <.f'" '\-;..,j 1)~ J:.,j I:.'~ .. ,
:&T 1J.r-L_~ij 3j 'l:aJT ~~ J
J :.'
11~ ;
---: ~j~IT ~ 1-:.. ~15°3'1"'_1\ l~, ':it l·~ . :;Ls,T 11~ 0f1 "3,1"'_1\ ~ ~ ;
..__,..-,..-,,-
"Maka apabila kamu Telah men)'elesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waklu berdiri, di waklu duduk clan di waklu berbaring. Kemudian apabi/a kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (.~ebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat ilu adalah fardhu yang ditenlukan waklunya alas orangorang yang beriman ".
5
Sayyid Sabiq, "Fiqh Slnmnah !",Bandung: PT. al-Ma'arif, 1973, eel I, ha! 205. Sulaiman Rasyid, "Fiqh ls/a111 ", Bandung: PT. Sinar Baru Algcsindo, 1994, cet 27, ha! 53. 7 Rif'at Syauqi Na\Va\vi, Sha\at lln1iah dan Alan1iah ... , ha! 11. 8 J-Iiln1y Al-Khuly, "lvfukji=at Kesr.nnbuhan Dala111 Gerakan Sha/at", Hikai11 Pustaka, 2007, eel I, ha! 28. 6
15
"Menurut Prof Dr. M Hasby Ash-Shiddiqiey, shalat adalah melahirkan niat atau lcinginan dan keperluan kita kepacla Allah swt yang kita sembah, dengan perbuatan atau gerakan dan perkataan, keduanya bersamaan. "9 "Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa shalat adalah suatu ibadah yang dilakukan dengan anggota lahir (tubuh) dan bathin Uiwa atau hati) dalam bentuk gerakan dan ucapan tertentu untuk menggabungkan kebesaran Allah dan kesempurnaan kekuasaan Allah dan guna melahirkan keinginan dan keperluan kita kepada Allah." 10 "Shalat ialah ibadah pokok untuk mengingat Allah dan berdialog denganNya secara khusyuk guna membentuk jiwa yang anti
k~jahatan
atau senang
kebaikan yang dilaksanakan dengan beberapa perbuatan dan beberapa perkataan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salarn." 11 "Sesungguhnya kata "shalat" dari Allah untuk Nabi berarti rahmat, yang dari malaikat berarti istighfar (pennohonan ampun), sedangkan yang dari kita berarti doa dan ta'dzim." 12 Allah berfinnan dalam Qs. Al-Ahzab ayat 56:
i:::1; --: ..f\ \'~t:; J ----..:J,.;-'J ';:. "
,
"',~~tT ($" I;. (.)~ ~ I'-~,~' '"'T-; I • j J,jj 0 J
/
/
/
"Sesungguhnya Allah dan 111a/aikat-111alaikat-Nya bersha!awat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nab! dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya ".
"Shalat merupakan suatu aktifitas jiwa yang termasuk dalam kajian ilmu psikologi transpersonal, karena shalat adalah proses pe1jalanan spiritual yang pcnuh makna yang dilakukan seorang manusia untuk menemui tuhan semesta ala1n. 1113 9
I-len1bing Wijaya Kusun1a, "Hikn1ah Sha/at untuk Pengobatan clan Kesehatan" ... , l-Ial 60. I-Ien1bing Wijaya Kusun1a, "Hikn1ah Sha/at untuk Pengobatan clan Kesehatan''. . ., Hal 60. 11 Syahn1inan Zaini, "Faedah Sha/at bagi Kehidupan Orang Berin1an'', (Jakarta: l(alam Mulia, 1991), Cet I, Hal 6. 12 Rifat Syauqi Na\VU\vi MA, "Sha/at llnziah dan Ala111iah" ... , Hal 12. 13 Abu Sangkan, "Pe/atihan Sha/at Khusyuk", (Jakarta: '{ayasan Shalal l(husyuk dan 10
tvlanajemen Masjid Baitul Ihsan-Bank Indonesia), Cet. 13, Hal 7.
16
"Shalat adalah salah satu cara mengembalikan kesadaran ini dengan pe1jalanan mi'raj, yaitu menuju kepada ketinggian illahi yang luas sehingga kesadaran ruhani kembali kepada kedudukannya sebagai duta illahi (khalifatullah) yang membawa pesan-pesan ilahiyah." 14 Apabila kita ikuti takrif yang diatas, dapatlah dipahmni bahwa shalat itu mempunyai bentuk yang dapat disaksikan oleh pandangan mata. Dan inilah yang ditakrifkan oleh ulama ahli fiqh, yaitu perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratulihram dan disudahi dengan salam. Perkataan yang dilafadzkan
(kalam ja/11) dapat didengar dan perbuatan yang dilakukan (ruku', !'tidal, sujud, dan sebagainya) dapat dilihat. "Akan tetapi j ika ditinjau clari segi hakikat dan rub, shalat itu tidak terletak pada gerak lahir (harkahjismiyah) tetapi terletak dalam gerakjiwa dan gerak hati
(harkah nafsiyah) dan harkah qalbiyah Sedangkan gerak jiwa dan gerak hati itu tidak ada yang mengetahui kecuali Allah swt." 15
B. Tujuan Dan Fnngsi Shala!
Dari beberapa ayat dalam al-Qur'an dan hadits Rasulullah SAW dapat diambil
kesimpulan
bahwa Allah swt memerintahkan
hamba-Nya untuk 16 mendirikan shalat itu ada tujuannya, antara lain sebagai berikut: I. Agar manusia menyembah hanya kepada Allah swt saja, tunduk dan sujud kepada-Nya, dan agar manusia selalu ingat kepada Allah swt yang memberikan hidup dan kehidupan, sebagaimana firman Allah dalam Qs. Thaha ayat 14: ·
~ iS_f=~ ,o~T ~fj J,¥'G t;f 1; ~} '1 ;&\ Gf cf} "Sesungguhnya Aku lni adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang !wk) se/ain aku, Maka sembahlah Aku dan Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku ".
14
Abu Sangkan, "Pe/atihan Sha/at Khusyuk'' ... , I-Ia\ 9. ·rA. Lathief Rousydiy, "Ruh Sha/at dan !Jik111ahnya" ... , I-Ia! 26. 16 Ma\vardi Labay Ei-Shulthani, "Zikir dan Doa Mendirikan Sha/at yang Khusyuk Mencegah Aianusia c/ari Perbuatan Keji clan lvfungkar", (Jakarta: A\wMawardi Prin1a-Buncit, 1999), Cet. l(e15
II. Hal 33-35.
17
2. Agar manusia terhindar dari melakukan perbuatan kej i dan munkar, yang akan mendatangkan kehancuran, sebagaimana firman Allah dalam Qs. AlAnkabut ayat 45 : ,.. .... .... ~ ~ ,,, .... ~ .,,... ., .... 0 •1"-11 '. 1 0 •1"-11 .. \,~\--: J.,LJ\
~
...._:_)ft
:y+'-'
~J ,
,
~
-
ft
"Baca/ah apa yang Te/ah diwahyukan kepaclamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) clan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya sha/at itu mencegah clari (perbuatan- perbuatan) keji clan mungkar. clan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) aclalah /ebih besar (keuiamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan ··. 3. Agar agama Allah tetap tegak dan kalimah Allah tetap berkumandang dimuka bumi, sebagaimana had its nabi:
"Sha/at ada/ah tiangnya agama maka barang siapa yang mendirikannya sungguh ia telah mendirikan agamanya clan barang siapa yang meruntuhkannya maka sunggh a telah meruntuhkan aamanya "17 4. Untuk menjadi barometer antara orang Islam dan orang kafir, sebagaimana sabda Nabi SAW: ,.. ,..
;; '.>(aj I !\ J ,,
,..
,.
).
,.. ,,
),, ,.. \.(.\ 1) µ I ;j~ J:,,;iI ~
....
"Yang membedakan antara orang Islam dan orang kafir adalah meninggalkan shalat " 18
Dalam hadits lain:
17
Shodiq bin hasan, Abdullah bin lbrahin1, Sirajul Wahhab, "Shahih Alusli111'\ Daulah Qithr \Vizarah al-Auqof \vasy-Syu'un al-Islan1iyah,juz I, l-Ial.65, hadits ke 82. 18 Syaikh Muhan1n1ad Mukhtar Hassin, Zawaidul Ibnu Afajah, Beirut: J)nrul Qutb A!an1iyah, 1993, juzl, ha!. 166, hadits kc, 351.
18
"Barang siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja (mengingkari terang-terangan), maka ia telah menjadi kcifir " 19 Diclalam Al-Quran shalat disebutkan dengan berbagai fungsi, antara lain: 20 I. Shalat adalah pencegah perbuatan buruk, sebagairnana diterangkan dalan Qs. Al-Ankabut ayat 45:
~
&
,,
&
:&T3 ;bi ~T J;J3 µT3 e~JT J ,
~
"Baca/ah apa yang Te/ah diivahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab {Al Quran) dan Dirikanlah sha!at. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamacmnya dari ibadat-ibaclat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu ke1jaka11 ". Perbuatan keji adalah semua perkataan clan perbualan yang buruk, sementara yang rnungkar adalah apa saja yang ditolak oleh syariat. 2. Shalat adalah sarana meminta pertolongan kepada Allah swt, sebagaimana clalarn Qs. Al-Baqarah ayat 45:
"Jaclikan/ah sabar clan shalai sebagai penolongmu. clan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'".
3. Shalat adalah pelipurjiwa, sebagairnana diterangkan dalam Qs. Ar-Ra'du ayat 28:
19
Ahn1ad Abdurra\unan al-Banna, Fathur Rabbani A1usnad Syaikhoni, (Darns Shihab Al-Qahirnh),juz l, I-lal.23, hadits ke.77. http://nabi1-on-the-spot.blogspot.com.
'°
!111a111
Al1111ad bin flan1ba/ asy-
19
J
)."'~
((~ L'.'...J I ~ I\ "'"-~:'
.~
"(Yaitu) orcmg-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati merifadi tenteram". 4. Shalat adalah psikologi mutakhir, yang biasa disebut sebagai psikologi po. itif, telah menunjukkan besarnya pengaruh ketenangan terhadap 0
kreatifitas.
Menurut
Mihaly
Csiksmenmihoy
(ah Ii
psikologi)
111enge111ukakan bahwa shalat yang khusyuk menghasilkan kondisi flow
(tenang), adalah su111ber kebahagiaan dan sekaligus sumber kreatifitas. Dengan demikian bahwa shalat selain mendatangkan kebahagiaan shalat yang teratur akan dapat melahirkan kreatifitas. 5. Shalat sebagai sarana kesehatan tubuh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli dapat disi111pulkan bahwa shalat yang dilakukan secara teratur sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, menimbulkan ketenangan j iwa bagi yang rnenunaikannya.
Adapun rnenurut Drs. Ii Syahminan Zaini, fungsi dan manfaat shalat
antara lain sebagai bcrikut: 21 I. Shalat Sebagai Kebutuhan Pokok Manusia Mengingat rnanusia diciptakan terdiri atas dua unsur, yaitu jasmani dan ruhani, sebagairnana fir111an Allah dalam Qs. As-Sajadah ayat 7 dan 9:
"Yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah ".
21
Syah1ninun Zaini, "Faedah Sha/at bagi Kehidupa/1 Orang yang Berilnan" .. ., J·Ia!. 50-117.
20
"Kemudiun diu menyempumukan dan meniupkan ke dalamnya rah (c1jJtuan)-l\)1u dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan clan hati; {letapi) kwnu sedikit sekali ber.1yuk11r ". Kedua unsur tersebut membutuhkan makanan, aclapun makanan jasmani adalah scsuatu yang hcrasal clari tanah, scclangkan n1akanan ruhani ialah agan1a. .I ika keclua unsur terse but kurang rnakan, apalagi ticlak cliberi makan, maka
kccluanya akan mcnjadi sakit. Aki bat yang ditimbulkan oleh sakit ruhani itu lebih besar claripacla yang clitimbulkan oleh jasmani, sebab sakit jasmani umumnya hanya clitanggungkan oleh yang bersangkutan saja seclangkan sakit ruhani ticlak clitanggungkan oleh yang bersangkutan saja, karena kesehatan ruhani yang terganggu 111cndorong seseorang untuk berbuat hal-lml yang tidak baik, seperti mengganggu ketenangan orang lain, merampas hak orang lain, menyiksa orang lain, clan sebagainya, ha! ini terkait clengan sabcla Nabi: ,,.
w1 w
,,.
,,.
:.:.,~u
,,.
!;
}
,,.
y.
}
i:,'.:, ~ w1 ~ ~ ·(~
,,.
:;
,,.
1~: 4J~ ~1 ~ .,....
J l>Jb...,ll olJ_>)
,,.. ....
~
0: :,~1 ,,. _,
!.J.
~I~) ~\ ili' .. ,
"Katakanlah dan sesungguhnya pada jasad int ada segumpal darah (mudghah), apabila ia baik, baik pulalah jasad itu seluruhnya, apabila ia rusak maka rusak pulalah jasad itu seluruhnya, ketahuilah ia adalah kalbul rohani" (HR. Bukhari clan Muslim). 22 Dengan demikian berarti bahwa kebutuhan manusia akan agama jauh lebih besar clari kebutuhan rnanusia akan pangan. Apalagi jika clihubungkan clengan akhirat maka shalat merupakan satu-satunya yang akan menyelamatkan manusia. Sebagaimana firman Allah dalam Qs. Al-Muclatsir ayat 42-43:
21
"Apakah yang memasukkan kamu ke da/am Saqar (neraka) ?,Jvfereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang menge1jaka11 shalat". Dan haclits Nabi: j.
;;>
,,
j.,..
,,
,..
,..
~ JG ,;;')(a.]1 ;(:.w.J\ " , J..'.;J1 > \Y.. . ~ . ~~L. . .. ,,
,.
,,
(Jlpk.JI o\JJ) ~
,..
,
,
J ,.: ,..
J') 1 '
JI.:_, ::.W 0::.W 01) ,
,
"Ama/on yang perlama kali dihisab pada hari kiamal dari seorang hamba adalah shalar, jika ia baik, maka baik!ah semua amalannya, tetapi jika ia rusak, maka rusak/ah semua amalannya" (HR. Thabrani). 23 Dari uraian cliatas jelaslah, bahwa sha!at merupakan kebutuhan yang paling pokok bagi manusia.
2. Penyaclar Manusia Terhaclap Statusnya Menurut Al-Quran, status manusia hanya acla tiga, yaitu: a. Berhaclapan clengan Allah manusia punya status sebagai ciptaan clan abcli Allah, sebagaimana firmanNya clalam Qs. Aclz-Dzariyat ayat 56:
"Dan Aku ridak menciplakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku ". b. Berhaclapan clengan sesama 111am1sia, manusia punya status sebagai sauclara. Sebagaimana clalam Qs. An-Nisa ayat: I
"Hai sekalian manusia, bertakwa!ah kepada Tuhan-mu yang Telah menciprakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan islerinya: dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan Zaki-
22
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan lakilaki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminla satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Nfengawasi kamu ". c. Berhadapan dengan alam, manusia punya status sebagai penguasa dan pengelola alam sehingga makmur, sebagaimana dalam Qs. Hud ayat: 61
"Dan kepada Tsamud (Kami utm) saudara mcreka shaleh. Sha/eh berkata: Hai ka11111k11, sembahlah Allah, sekali-ku/i tidak ada bagimu 111han se/ain Dia. dia Te/ah menciptakan kamu dari b11111i (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, Karena itu mohon/ah ampunan-Nya, Kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesunggulm)'a Tlil1anku amat de/cat (rahmat-Nya) /agi memperkenankan (doa hamba-Nya)." Alat untuk n1enyadarkan n1anusia akan status-statusnya dan agar bersifat aktif didalamnya adalah shalat. Karena itu didalam shalat harus dibaca surat AlFatihah yang berisi tentang allah (ayat 1-4), tentang rnanusia (ayat 5-7) dan tentang alam (akhir ayat 2 dan 4). Dan didalam shalat harus dibaca pula salam, ha! ini memebri pengertian bahwa maiiusia harus sangat aktif didalam statusstatusnya, sebab salam itu mengandung maksud bahwa yang mengucapkannya harus menciptakan kesejahteraan bagi orang lain dimuka bumi ini.
3. Shala! Sebagai Pembukti Bamba Allah Swt Adapun yang disebut hamba Allah swt adalah makhluk yang mentaati aturan Allah. Aturan Allah itu ada 2 macam, yaitu sunatul/ah dan dinullah. Sunatullah ialah aturan Allah yang mengatur makhluk fisik dan dinullah ialah aturan yang mengatur makhluk psikis. Shala! adalah pembeda antara orang beriman dengan orang kafir. Dengan demikian jelaslah bahwa shalat adalah untuk membuktikan manusia sebagai
23
hamba Allah sedangkan orang yang belum atau tidak shalat adalah hamba thagut. Sebagaimana firman Allah dalam Qs. Al-Baqarah ayat: 257 /
""'
J
~.;Jlj ~)Ji J1 ~\ ~ ~;.~ i_p 1;
"Allah pelindung orang-orang yang beriman; dia mengeluarkan mereka dari kege/apan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang menge/uarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mere/ca itu adalah penghuni neraka; mereka keka/ di dalamnya ". 4. Per,1bukti Sebagai Manusia Menurut al-Quran manusia mempunyai beberapa sifat asli yang tidak dimiliki oleh makhluk yang lainnya, yaitu: a. Sifat taat, sebagaimana dalam Qs. A-Araf ayat: 172
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anakanak Adam dari sulbi mereka clan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya be1jirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi''. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) ada/ah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan T\1han)" b. Sifat baik, sebagaimana dalam Qs. At-Tin ayat: 4
24
"Sesungguhnya kami Te/ah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya". c. S1fat mulia, sebagaimana dalam Qs. Al-israa ayat: 70
J
~ @·~-iJ_;j ~\3 )\ ~ ~3 (.;1; ~
C.J .u53
"Dan Sesungguhnya Te/ah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mere/ca di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhlukyang Te/ah kami ciptakan". Oleh karena itu, apabila manusia tidak taat, baik, mulia, (kafir) kepada Allah maka mereka bukanlah nianusia, akan tetapi aclalah: a. Seburuk-buruk binatang melata sebagaimana dijelaskan dalam Qs. Al-Anfal ayat 55 dan Qs. Al-Bayyinah ayat 6: Qs. Al-Anfal ayat 55: ,}
,}
\~Jl OBJ~
,,,,
.,.
j. /
0
j. .,, ,..
/
-$...,
..,, ,., ,,
-
~
,.,, /. ,,,., ~
'1 ~ 13_)) cJ.)l 1~I -.3._'? '-? lj lJ I _(:;, u}
"Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, Karena mereka itu tidak beriman ". Qs. Al-Bayyinah ayat 6:
"Sesllnggllhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masllk) ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah seburuk-burllk makhluk".
25
b. Syaithon Sebagaimana dalam Qs. Al-An'am ayat 112:
"Dan Demikianlah kami jadika11 bagi riap-liap nabi iru musuh, yailu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenfa) Jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tingga/kanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan ". Dengan demikian berarti shalat adalah berfungsi untuk membuktikan manusia sebagai manusia menurut pandangan Allah swt.
5. Shalat Sebagai Pembersih Jasmani Shalat harus didahului dengan bersuci, sebagairnana sabda nabi: JJ.
{!,,
,,
...
J~::,. ~~\~~) )~ '
_;.,, ;)(p ? ...
J. '
;\)\
J
0
...
J.-o!. ~
"Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci clan tidak akan menrima shodaqoh dari harta rampasan yang be/um dibagi" (HR. Jarna'ah, kecuali Bukhari).
24
Bersuci ini ada dua macam, yaitu bersuci dari dari naj is dan bersuci dari hadats. Jadi jclaslah bahwa shalat benar-benar rnenghendaki agar manusia rnembersihkan dirinya dari segala macam kotoran sebelurn sebelum mereka melaksanakan shalat. Shalat adalah sarana untuk berdialog dengan Allah, dan Allah maha suci, sehingga untuk menghadap kepada yang rnaha suci tentulah harus suci pu la.
24
ivluhan1n1ad Jan1i! Aththar, Sunan r;,·1111td:i, (Beirut: Darul Fikri),juz 1, hadits ke~l I-la!. &3.
26
6. Shalat Sebagai Pembersih Rohani Rohani manusia pada asalnya adalah bersih. Yang menjadikan rohani manusia itu kotor adalah dosa yang diperbuat olch manusia itu sendiri, sebagaimana diterangkan dalam Qs. Al-Muthaffifin ayat: 14
"Seka/i-ka/i tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka 11sahakan itu menut11pi hati mere/ca". Menurut Islam kotoran rohani (dosa) itu hanya dapat dibersihkan dengan bertaubat nasuha, sebagairnana firman Allah dalarn Qs. Al-lrnran ayat: 135-136
"Dan (juga) orang-orang yang apabi/a menge1jci/ra11 perbuatan keji a/au menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memo/um amp1111 terhadap dosa-dosa mere/ca dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mere/ca tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mere/ca lvfengetahui, Mere/ca itu balasannya ialah ampunan dari 111han mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; clan 1111/ah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal ". Disinilah fungsi dan manfaat shalat sebagai penghapus dosa, sebab didalam bacaan shalat terkandung makna perrnohonan ampun atas dosa yang diperbuat. 25 7. Shalat Penyehat Jasmani Dalam ha! ini shalat menyehatkan jasmani, sudah banyak cendekiawan dan para dokter yang rnengungkapkan dalam bentuk tulisan, seperti yang 25
Syahn1inan Zaini, "f'aedah Sha/at bagi Kehidupan Orang Berbnan", (Jakarta: Kalmn
l\11ulia, 1991), Cct I, Hal 21-49.
27
ditulis 1-lilmy al-Khuly dengan mengutip pendapat Dr. Alexis Carel, bahwa kesehatan shalat dari segi wudhu ada banyak manfaat bagi orang yang mengerjakan wudhu dengan baik. Sebagian besar proses pembersihan dalam wudhu mengenai kulit manusia, karena kulit mempunyai peranan besar, yaitu sekitar 15% dari lrndar tubuh secara keseluruhan. 26 Dari segi gerak dan sikap tubuh ketika mengeijakan sahalat, seperti berdiri, ruku', sujud, duduk iflirasy, duduk tawaruk, dan sebagainya. Dalam ha! ini Dr.A. Saboe mengatakan: "ditinjau dari sudut ilmu kesehatan, setiap gerakan, sikap, perubahan dalam gerak dan sikap tubuh pada wakt:u melaksanakan shalat adalah paling sempurna dalam memelihara kondisi kesehatan tubuh. Dengan demikian jelaslah bahwa shalat menyehatkan jf'.smani.
8. Shalat Penyehat Rohani Shala! adalah untuk melatih kepercayaan kepada Allah swt. Perhatikanlah segala gerak-gerik dan sikap dalam shalat, segalanya mengisyaratkan dan menunjukkan akan kebesaran dan ketinggian allah swt serta kehinaan dan kerendahan manusia dihadapan Allah swt, semuanya menunjukkan kekuasaan dan kesempurnaan Allah swt, serta kelemahan dan kekurangan manusia dihadapan Allah swt. Pada keadaan inilah, shalat menyehatkan rohani dengan memberikan ketenangan dan ketentraman j iwa (rohani).
9. Shalat 3ebagai Pembaharu Janji Dengan Allah Salah satu bacaan dalam shalat ialah syahadat clan bacaan syahadat ini dalam shalat wajib ada 9 kali, yaitu pada bacaan tasyahud atau tahiyat, itulah sebabnya dikatakan minimal 9 kali setiap hari pe1janjian tersebut diperbaharui manusia.
~ 6 Heln1y al~l(huly, "Mukji::at Kese111buha11 da/a111 Gerakan Sha/at", (Jogjakarta: I~Iikan1
Pustaka, 2007), I-Jal 51.
28
10. Shalat Sebagai Media Berdialog Dengan Allah Sebagain1ana hadits:
cr-5'\J-I 013_;) ~G. ,,. ,,
).
R
o...-
,,.
~~
_,
,,.
,,.
}
,,.
;iJ
L?t:. WI ~~ r\_; \~\,,, ;s·::i.;..1 01 ,,.
,,.
,,.
,,.
"Sesungguhnya seseorang diantara kalian apabila sedang shalat, ia hanyalah berbisik clengan tuhannya, oleh sebab itu henclaklah ia perhatikan, hagaimana ia herhisik dengannya" (f-!R. Hakim). 27 11. Shalat Sebagai Media Untuk Mengingat Allah Allah mernrintahkan manusia agar mengingat Allah sebanyak-banyaknya, sebagaimana firmanNya dalarn Qs. Al-ahzab ayat: 41
"Hai orang-orang yang beriman, berzclikirlah (clengan menyebut nama) Allah. zikir yang sebanyak-banyaknya". Hal ini dikarenakan: a.
Dengan 111engingat Allah maka Allah akan rnengingat kita, sebagaimana firmanNya dalam Qs. Al-Baqarah ayat 152 :
"Karena itu, ingallah kamu kepacla-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu[98), dan beroyukur!ah kepada-Ku, clan janganlah kamu mengingkari (nikmal)-Ku ". b. Hati menjadi tentram, sebagaimana firmanNya dalam Qs. Ar-Ra'du ayat 28:
"(yailu) orang-orang yang beriman clan ha ti mereka manjacli tenteram dengan mengingal Allah. Jngatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati n1e11jat}i tenleran1 ".
29
c. Hidup akan mcnjadi bahagia, sebagaimana finnanNya clalam Qs. Al-A'la ayat 14-!5:
"Sesungguhnya berunlunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), Dan dia ingot nama Tuhannya, lalu dia sembahyang". akan tetapi jika manusia tidak mengingat Allah, maka: d. Akan menjadi gelisah, sebagaimana firmanNya dalam Qs. Thaha ayat 124: .. ;.,, . . ,::: ;:_ ,,,~,, .,, t
.:.Y.
J~~j ~ ~ J:\l
0µ
r.>f=) (~
if~I
(;j
"Dan barangsiapa be171aling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempil, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat da/am keadaan buta". e. Akan ditemani syetan, sebagairnana firmanNya dalarn Qs. Az-Zuhruf ayat 36:
"Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya oyaitan 61ang menyesatkan) Maka syaitan ltulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya ". Allah mengatakan bahwa media untuk mengingafNya adalah dengan shalat, sebagaimana firmanNya dalarn Qs. Thaha ayat 14:
t®i C>fa;i} ~~T ~f3 J,:< c'G tf ~fj :;_Jj 'Sf:&\ Gf cf] , "Sesungguhnya Aku Jni adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain aku, Maka sembahlah Aku dan Dirikan/ah shalat untuk mengingat Aku ". 12. Shalat Sebagai Media Mernohon Pertolongan Kepada Allah Swt Manusia adalah makhluk yang sangat memerlukan pertolongan Allah swt, ha! ini disebabkan oleh: a. Manusia adalah makhluk yang lemah, sebagaimana finnan Allah dalam Qs. An-Nisa ayat 28:
30
_
?
,..
}
r
J
,.,,_.. _,,
;:::_
J
_,,
_,,
t
,_,_,J
)~ ~P JI
~ I a.. ~;:,~ ~12#-j ~ J.¥· 01 a.JJ\
J
..l,!!-
"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dai1 manusia dijadikan bersifcd lemah ". b. Manusia
adalah
makhluk yang punya
ilmu
amat
sedikit sekali,
sebagaimana firman Allah dalam qs. Al-lsra ayat 85:
"Dem mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidak/ah kamu diberi pengetahuan me/ainkan sedikit". c. Manusia adalah makhluk yang berharap akan masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, manusia harus selalu memohon pertolongan agar kehidupannya baik diclunia maupun cliakhirat nanti menjacli selamat dan bahagia. Allah mengatakan bahwa pertolonganNya harns diminta dengan shalat, sebagaimana finnanNya dalam Qs. Al-Baqarah ayat 45:
"Jadikan/ah sabar dan sha/at sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang kln1:,yu" 13. Shalat Sebagai Media Mendapatkan Rahmat Allah Swt. Sebagaimana firmanNya dalam Qs. Al-Mukminun ayat 1-2: ,...
Q
.,,..
}
,,,
0~
,,,.., ,,.
(--f'yl.p
J
,..
~,..II
,..
J
,
J ,,.., ,,.,. ,..,,
t , ,.,
J ~ u,)Jl (~) (.l~µ1 ~1 ...\:9
"Sesungguhnya beruntung/ah orang-orang yang berima, (yaiti(! orangorang yang khusyu' dalam sembahyangnya"
31
Dan hadits:
(~..UI ol)J) :\.;,.,;_)\ "Duu rn/11/11/1 pe111h11/w pin/11 rnlmw!" (HR. Dailarni)~28 14. Shala! Sebagai Media Pencari Tempat Terpuji Disisi Allah
Setiap manusia pasti menginginkan suatu tempat terpuji bagi dirinya. Sebab hal itu sudah merupakan salah satu fitrahnya. Islam mengajarkan bahwa tempat yang paling terpuji hanyalah tempat orang beriman dan bertaqwa, sebagaimana firmanNya dalarn Qs. Al-Isra' ayat 79 dan Al-Hujurat ayat 13: Qs. Al-Isra' ayat: 79
"Dan pada sebahagian ma/am hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kom11 ke tempat yang Te1p1u·i ". Qs. Al-Hujurat a:1at l 3 :
"Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dart seorang lakila/d dan seorang perempuan dan menjaclikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mu/ia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal". Amal yang paling utama untuk mencapai tempat yang terpuji menurut Islam adalah shalat malam, sebagaimana firmanNya dalam Qs. Al-Israa ayat 79:
32
"Dan pada sebahagicm ma/am hari bersembahyang tahajud!ah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; A1udah-11111dahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang Terpuji ''. 15. Shalat Sebagai Penghalang Bencana Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kehidupan rnanusia sering dilanda bencana seperti banjir, gernpa, penyakit, dan sebagainya. Menurut Al-Quran, bencana-beneana· tersebut tirnbul oleh sebab ulah rnanusia sendiri, sebagairnana firman Allah dalarn Qs. An-nahl ayat l 12 dan Qs. Ar-Rum ayat 41: Qs. An-Nahl ayat 112:
"Dan Allah Te/ah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya a111w1 /agi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah merasakan kepada mere/ca pakaia ke/aparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat ". Qs. Ar-Rum ayat 41:
33
"Te/ah nampak kerusakan di darat dan di law' disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kemba/i (kejalan yang benar) ". Kemudian menurut Al-Quran dan sunnah, bencana-bencana tersebut dapat clielakkan atau dihalangi dengan clua cara, yaitu: a. Dengan beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, sebab dengan beriman clan bcrtaqwa kepada Allah swt akan terbukalah bagi manusia pintu barokah Allah dari langit dan bumi, sebagaimana firmanNya dalam Qs. Al-A'raf ayat 96:
. '.(Jj, ,
(..)
{~~0-~ "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri -beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka c/isebabkan perbuatannya ". b. Dengan do'a, sebagaimana sabda Nabi: ,..
Ct5"l:LI
,.. r;, )
)
J
/
o\JJ) ~(a;.11 ~). ~\PJJ\
"Do 'a dapal menangkis keietapan allah swt" (HR. I-Iakim)29 • 16. Shalat Sebagai Pembina Iman Pembinaan iman dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu: a. Dengan menambah ilmu, sebagaimana dalam firmanNya Qs. Fathir ayat 28:
::.
9
Abbas Ahn1ad Shiqr, Ahn1ad Abdul J~\\vad, Ja111i 'ul Ahadits, (Beirut: Darul Fikr, 1994), juz.
3, hadits kc-12163, Hal. 361.
34
"Dan demikian {pulcU di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnycU. Sesunggulmya yang takut kepada Allah di antara hambahamba-Nya, hanyalah u/ama[l258}. Sesungguhnya Allah lvfaha l'erkasa /agi Maha Pengampun ". b. Dengan memperbanyak ibadah terutama ibadah shalat, karena shalat itu addah untuk mengingat Allah swt, sebagaimana firmanNya dalam Qs. Thaha ayat 14:
"Sesungguhnya Aku lni adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain aku, Maka sembahlah Aku dan Dirikanlah sha/at untuk mengingat Aku ". Dengan kita n1en1pcrbanyak n1engingat Allah S\Vl, Lcntulah i111an kita akan 111cnjadi kual.
c. Menjauhi larangan Allah swt dan Rasu!Nya
17. Shalat Sebagai Pembina Ketaqwaan Salah satu alat untuk membina ketaqwaan manusia ialah shalat, sebab dalam shalat tersebut, manusia mengikrarkan antara lain: a. Berikrar hanya akan menyembah dan mentaati Allah swt semata dan akan meminta pertolongan hanya kepada Allah. b. Memohon diberi petunjuk kepadajalan yang lurus. c. Mohon ampunan atas dosa yang diperbuat. d. Mengulangi janji untuk mentaati allah swt.
35
18. Shalat Sebagai Penghapus Dosa
Sebagaimana hadits:
/
,,
,.I
....
j.,,.
,.,.
J
Jl9 ,~ ~~; ~ c.is':! : \~\j~ ~ ~~; /
/
JI '
.(oJy ~) \,(il:J-1 ~ ,\)i\ ~ ··nagaimana pendapat kamu, jika sebuah sungai mengalir didepan rumahmu dun ka11111 mmu/i di.1·c111a lima lwli setiap hari, apakah masih ado tertinggal lwtoran' ..rnhobot menjawa/J: ten!u saja tidak, Na/Ji berlwta: maka demikianlah slwlat lima wakt11, Allah menghapus dengannya dosa-dosa" (mutafaqun alaih). 30 19. Shalat Sebagai Penimbang Amal
Dalam !slam, shalat aclalah penimbang penentu) amal-mual ym1g lain. Kalan shalat sudah cliterima oleh Allah swt, maka amal-amal ym1g lain akm1 cliterima pula. clan scbaliknya. Scbagaimana sabcla Nabi SAW:
~l:s.
JG ,,
j.
j.
i)
,,.
j.,,.
/
,..
~ ~~ 0~ ,;)(di ~µJI /
,..
"'
,,
(j;
j.
/
~L,;J\ ~ ~l;..;,c: J~I
(01#1 olJ_;) ~
/
}G ,
,
,
'
~ o~ 01) ,
"Ama/an yang pertama kali dihisab pada hari kiamat dari seorang hamba adalah shalat, jika ia baik, maka baiklah semua amalannya, tetapi jika ia rusak, malw rusaklah semua amalannya" (HR. Thabrani). 31 20. Shalat Pembebas Dari Neraka Sebagaimana firman Allah swt clalam Qs. Al-Muclatsir ayat 42-43:
"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka) ?, " Mereka menjuwab: "Kami dahu/11 tidak lermasuk orong-orang yang menge17'akan shalat". Jacli, menurut ayat ini orang yang ticlak shalat akan masuk neraka clengan clemikian berarti jika kita menclirikan shalat, maka akan terbebas clari neraka.
'
0
Abbas Ah111ad Sh iqr. Ah111ad Abdul Jawad, Jami '11/ Ahadits, (Beirut: Dani! Fikr, 1994), juz.
36
C. Kcutamaau Shalat Menurut tengku muhammad hasbi ash-Shiddiqy, mengemukakan keutaan shalat antara lain sebagai berikut: 32
!. Shalat adalah fardhu yang mula-mula di fardhukan dari ibadat-ibadat badaniyah. 2. Shalat ialah tiang agama, sebagaimana sabda Nabi SAW:
~~
:;:, :;.:u1 r~I ~~ ~~\ ~ ~;.:U1 ~k,;. ~;~1 .Jill ,
"Sha/at ialah tiang agama, barang siapa mendirikan shalat, sesungguhnya ia telah mendirikan · agama dan barang siapa yang meruntuhkan shalat, sesungguhnya ia te/ah meruntuhkan agama" (HR. Baihaqi dari Umar ra). 33 3. Shalat difardhukan dimalam mi'raj dilangit, seluruh ibadah selain shalat diperintahkan Allah swt kepada Jibril untuk menyampaikan kepada Muhammad SAW, hanya shalat saja yang langsung Allah swt perintahkan kepada Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umatnya. 4. Shalat adalah akhir wasiat Nabi SAW kepada umatnya sewaktu beliau akan wafat, sebagaimana hadits: J
,..
,..
,..
,,
.~t.:./.I ~C) o)\.'.'..dl ,
,
)I '
J .iJJI ,
)
'
,,;Ji\
"lngatlah akan Allah, Allah terhadap shalat dan terhadap budakbudak sahaya yang engkau miliki" (HR. Ahmad). 34 5. Shalat adalah pennulaan amal yang dihisab diakhirat ibadah yang ditinggalkan umat didunia, sebagaimana hadits: ,.. )
,.,
,..
,..
J. /.,,
:.:J;,, 0~,,, :J')(o ,,,a.:ys1 ~:,; ~~\ a.; ~~i:., J)i ,, ,.. .~
)C
. , ' ~~ '.;~ 0~~ 01) ~
32 Tengku Muhan1n1ad I~Jasby ash-Shiddiqy, "Pedo111an Sha/at", (Sen1arang: PT. Pustaka Rizki Pulera, 1997), Hal 54-58. 33 Muhan1n1ad Jan1il Aththar, Su11an Tinnud=i, (Beirut: Darul Fikr, 1994), juz 1) hadits ke.413, Hal. 422. 34 Muhan1n1ad Jan1il Aththar, Sunan Tirn111cl=i, (Beirut: Darul Fikr, 1994),juz 2, hadits ke-162, Hui. 119.
37
"Ama/an-amalan yang mula-mula dihisab dari seorang hamba dihari kiamat ialah shalat, jika shalatnya diterima, diterima/ah semua amalan-amalannya yang lain, jika shalatnya ditolak. maka ditolaklah amalan-amalannya yang lain" (HR. Thabrani). 35 6. Shala!, seutama-utama syiar Islam, dan sekuat-kuat tali hubungan antara hamba dengan Allah swt, sebagaimana hadits:
"Sedekat-dekat hamba dengan tuhannya ialah dika/a hamba itu bersujud, maka perbanyaklah do 'a da/am siljud itu" (HR. Muslim). 36 Shalat-shalat fardhu adalah penghapus dosa-dosa kecil yang dike1jakan diantara waktu-waktu itu, selama tidak ada dosa-dosa besar yang dike1jakan, Shalat ialah kunci syurga, Tiada sesuatu yang difardhukan oleh Allah swt atas hamba-hambaNya, yang lebih disukaiNya sctelah tauhiddari pada shalat, Perumpamaan shalat fardhu adalah seperti neraca. Barang 37 siapa mencukupkannya, akan menrima takaran (pahala) yang cukup pula.
D. Hikmah Shala! "Mcnurut Imam Staikh Muhammad Abduh, bahwa yang dirnaksud dcngan hikmah adalah mengetahui rahasia dan faedah segala sesuatu, misalkan kita mcmbicarakan hikmah shalat, berarti rncmbahas tcntang rahasia dan raedah shalat.
Bagi yang n1endirikannya n1aupun bagi lingkungan 1nasyarakat un1un1nya. 1138 Hikmah pada hakikatnya adalah mengenal dan mernahami apa rahasia dan faedah dari segala sesuatu, malrn hikmah shalat berarti kita hendak mengenal dan memahami apa sebenarnya rahasia dan faedah ibadah shalat itu, terutama kepada jiwa dan akhlak orang-orang yang mendirikan shalat itu. Adapun hikmah sbalat antara lain sebagai berikut:
39
1. Mencegah dari perbuatan keji dan mungkar
Sebagaimana finnan Allah swt da!am Qs. Al-Ankabut ayat 45:
35 Abbas Ahn1ad Shiqr, Ahn1ad Abdul Ja\vad, Ja1ni'ul Ahadits, (Beirut: Darul Fikr, 1994), iuz.3, Hal. 300, hadils ke. 8762. 36 . Abbas Ahmad Shiqr, Ahmad Abdul Jawad, Jami'ul Ahadits, (Beirut: Darul Fikr, 1994), juz.2, Hal. 407, hadits ke. 3742. 31 Al-Ghaza\i, "Rahasia-Rahasia Sha/at", (Bandung: PT. Karisma). 38 TA. Lathief Rousydiy, "Ruh Sha/at dan hik111ahnya" .. ., I-Ia\ 207. 39 TA. Lalhief Rousydiy, "Ruh Sha/at clan Hikmalmya" .. ., Hal. 209-234.
38
"Baca/ah apa yang Te/ah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) clan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya sha/at itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. clan Sesungguhnya mengingat Allah (1·halat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan ". Ayat ini menegaskan bahwa hikmah pokok dari iabadah shalat ialah agar dengan pengaruh shalat kedalam diri manusia lantas mereka berhenti dari perbuatan keji dan mungkar, menjauhkan diri dari sifat-sifat kotor, membersihkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tercela.
2. Shalat 1,1cmbinajiwa dan mcmbersihkan ruh Dcngan ibac\at shalat yang tcrsu mencrus didirikan pada waktu-waktu yang telah clitentukan clan dengan cara yang scsuai dengan tuntunan Nabi SAW, maka jiwa menjadi bcrsih dan suci, baclan mcnjadi schat dan pikiran mcnjacli cerdas clan tangkas yang mempunyai kemampuan untuk menimbang clan mengambil keputusan yang tcpat dan benar, dan karenanya akan jadilah manusia yang baik, benar, adi\, serta mcncintai dan bcrbuat kebenaran clan kcadilan dimanapun ia beracla.
3. Shalat mcndiclik manusia berdisiplin dan mematuhi peraturan Scbagaimana firman Allah swt dalam Qs. An-Nisa ayat 103:
39
"lvfaka apabila kamu Te/ah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Ke111udian apabi/a kamu Te/ah merasa aman, lvfaka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu ada/ah fardhu yang ditentukan waktunya atas orangorang yang beriman ". Ayat diatas menjelaskan bahwa shalat meruapakan suatu kewajiban alas setiap muslim dan mukmin yang telah ditentukan waktunya. Oleh karenanya shalat melatih manusia agar disiplin dan patuh kepada aturan-aturan yang telah ditetapkan.
4. ShalaL 111cn1bina pcrsatuan clan pcrsan1aan antara scsan1a n1anusia
Shalat merupakan suatu iabadah yang pertamakali dimtjibkan kepada un1at ls!an1 secara \Vajib ain, din1ana setiap un1at n1uslii11 yang Lelah n1e1nenuhi
syarat maka wajib mendirikannya, didalam hal ini tidak ada perbedaan antara
orang yang bcrpangkat dcngan rakyat jelata, kaya dan n1iskin, pintar clan avvan1, semuanya wajib mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, dengan demikian akan terbina dan terbentuklah rasa persatuan dan rasa persan1aan, rasa senasib dan sepenanggungan, clan rasa pe1juangan.
5. Shala! menanamkan ketenangan dan ketentramanjiwa Hal ini ditegaskan dalam firman Allah dalam Qs. Al-Maarij ayat 19-23:
40
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabi/a ia mendapat kebaikan ia amal kikir, Kecuali orang-orang yang 111enge1jaka11 shalal, Yang mere/ca itu telap menge1jakan shalalnya ". Ayat tersebut menggambarkan sifat, karakter dan pembawaan manusia. Orang yang beriman akan senantiasa mendirikan shalat dan selalu ingat kepada Allah swt, dan orang yang mendirikan shalat akan tetap tenang dan tentram menghadapi segala keadaan dan peristiwa, ia tidak akan sombong karcna banyak rezeki yang ia terima scrta tidak kecwa dan putus asa apabila rnendapat musibah. la yakin scgala sesuatu yang te1jadi adalah kehendak dan ketentuan dari Allah swt, serta kejadian-kejadian yang rnenimpa dirinya ada hikmahnya.
6. Shalat rnelatih konsentrasi Shalat dapat melatih pikiran, memaharni permasalahan dan mengambil keputusan yang tepat. Bahwa shalat yang khusyuk yang hi.dup ruhnya adalah shalat dimana pikiran, perasaan, kemauan, dipusatkan (dikonsentrasikan) menjadi satu clengan tubuh clan dihadapkan kepada Allah swt, dengan demikian ia akan dapat menghadapi setiap problema/ pennasalahan dengan konsentrasi dan perhatian yang penuh.
7. Shalat menumbuhkan jiwa kepemirnpinan Ibadah shalat yang dilakukan · dengan selalu be1jarnaah, sesuai dengan sunah Rasulullah SAW akan memupuk jiwa kepemimpinan, karena dalam shalat be1jamaah ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dan dipatuhi , antara lain dalam memilih imam. Menurut Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqiey, dalam buku pedoman shalat mcngemukakan bahwa hikmah yang terkandung dalam shalat antara lain se bagar. ben.,cut: 40 L mengingatkan kepadaNya, 40
kita
kepada
menghidupkan
Allah khudu'
swt, dan
menghidupkan tunduk
rasa
kepadaNya
takut dan
'fengku l\!luhan11nad 1-Iasbi AshwShiddiqiey, "Pedo1nan Shala!", (Sen1arang: PT. Pustaka Rizki Putera, 1997), Hal 558-559.
41
menumbuhkan didalam jiwa, rasa kebesaran dan rasa ketinggian Allah swt serta mengEsakan kebesaran dan kekuasaanNya. 2. mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang, orang yang dapat rnenghadapi segala kesusahan dengan hati yang tctap dan tenang. Orang yang bcnar-benar shalat telah mendirikan shalat, tidak sckalikali takut akan kemiskinan dan kepapaan karena banyak mengeluarkan harta dijalan Allah swt. 3. menjadi penghalang untuk menge1jakan kemungkaran dan keburukkan, bacaan-bacaan dalam shalat serta gerakan-gcrakan yang kita lakukan dalam shalat dapat menghidupkan dalam perasaan kita rasa kebesaran Allah swt, karena perasaan inilah menyebabkan kita tidak berani melakukan maksiat dan membuat kita tidak berani
rneninggalkan
ketha'atan. Sebagairnana dalam Qs. Al-Ankabut ayat 45:
"Baca/ah apa yang Telah diwahyukan kepada11111, yaitu Al Kitab (Al Q11ra11) dan Dirikanlah shqlat. Sesungguhnya shalal ilu mencegah dari (perbuatan- perbualan) keji dan mungkar. clan Sesungg11hnya mengingat Allah (shalat) adalah /ebih besar (keulamaannya dari ibadat-ibadal yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu ke1jakan ". Menurut KH. Labay El-Shulthani, mengemukakan bahwa hikmah shalat antara Jain:
41
1. Sebagai sarana yang paling sempurna dan baik kepada Allah swt dan zikir
yang indah. 2. Mendidik rnanusia agar menghargai waktu/ disiplin.
41 ivh1\vardi Labay El-Shulthani, "Zikir dan Doa Afendirikan Shala! Yang Khll~J'lik A1encegah Aianusia Dari Perbuatan Keji dan A4ungkar", (Jakarta: Al-Ma\vardi Prin1a, 1999), Cet keII, I-Ia!
35
42
3. Mendidik manusia agar mencintai kebersihan dan kesucian, baik lahir maupun bathin. 4. Mendidik manusia agar selalu menghidup suburkan r~sa cinta kasih sesa111a n1anusia.
5. Mendidik manusia agar memilikijiwa sabar. 6. Mendidik manusia agar selalu ikhlas dalam ibadah dan amal shaleh. 7. Mendidik manusia agar tidak terlalu mengagungkan dunia.
E. Nilai Pendidikan Yang Tcrkandung Dalam Ibadah Shalat Nilai-nilai Pendidikan yang terkandung dalam ibadah shalat menurut Prof
Dr. H.M. Ardani, yakni:4 2 1. IY!emberikan Ketencmgan Dan Kedamaian lbadah shalat yang dilakukan denga1r baik, berpengaruh terhadap orang yang melakukannya, yaitu rnembawa ketenangan, ketentraman dan kedamaian dalam hiclupnya masing-masing. Manusia yang tenang hatinya tidak akan goncang dan sedih hatinya ketika clitimpa musibah. Dia akan bersabar untuk rnenahan cobaan te1'sebut. Disinilah shalat mendidik manusia untuk bersabar, dengan bersabar akan mendatangkan ketenangan jiwa, karena t>rang yang sabar yakin akan apa yang menimpa dirinya adalah atas kehendak Allah dan semuanya ada hikmahnya. Sistem berjamaah untuk melakukan shalat fardhu lima waktu adalah sistem yang baik, karena seem-a serentak dan sekaligus bermaksud mendidik, melatih, dan memberi faedah kepada jamaah, diantaranya adalah sifat ego is yang tercela dapat terkikis diganti dengan sifat sosial.
2. menambah serta i\1emperkuat Rasa Syukur Kepada Allah Swt. P~ngertian
syukur kepada Allah swt ialah merasa gembira atas pcmberian
dan karuniaNya, menyatakan kegembiraan itu dengan ucapan, perbuatan, memelihara, dan menggunakan karunia itu sesuai dcngan kehendakNya. Pada hakikatnya manusia banyak mendapat nikmat yang harus disyukuri, baik nikmat yang terdapat dalam tubuhnya, maupun nikmat yang berada diluar tubuhnya.
42 Muham1nad Ardhani, "Akh/ak Tascnf'lif (1\filai-1Vi/ai Akh!ak/ Bucli Pekerti f)a!an1 Ibadah Dan Tasa\1'1!/) ",(Jakarta: CV. Karya Mtilia), Hal I 19-135.
43
Me,rnrut Prof Zakiyah Daradjal, shalat lima waktu merupakan latihan bagi pembinaann disiplin pribadi. Ketaatan melaksanakan shalat pada waktunya, mcnumbuhkan untuk sccara tcratur dan tcrus menerus mclaksanakannya pada waktu yang ditentukan. Begitu waktu shalat tiba, orang yang taat beribadah akan segera tergugah hatinya untuk melaksanakan kewajiban shalat, biasanya ia akan melaksanakannya tepat waktu, karena takut akan terlalaikan atau te1jadi halangan
yang tidak disangka, andaikata ia tidak dapat segcra 1nelaksanakannya. n1aka ia akan berusuha 1ncnJaga clan 111encari pcluang untuk bcrgegas n1elaksanakannya.
J ika pada suatu ketika, keadaan tidak mengizinkannya untuk melakukan shalat pada waktunya ia akan gelisah, merasa berdosa, marah pada dirinya, mengapa ia sampai melalaikan kewajibannya, karena itu pada waktu yang lailn ia akan
berusaha
keras
menjaga
waktu
dan
memikirkan
bagaimana
cara
melaksanakan kewaj iban shalat pada waktunya dan tidak terabaikan sama sekali. 43 Apabila manusia mengitung-hitung nikmat Allah, amat sulit ia akan rnenghitungnya. Cara mensyukuri nikrnat adalah dengan cara melakukan peribadatan seperti shalat, dan sebagainya. Shala! fardhu merupakan cara untuk mcnsyukuri nikmat yang paling besar. Kcsyukuran orang yang bcrsyukur dan ticlak mempcrolch bahaya kekufuran orang yang rnengingkari nikmat, tetapi rnanfoat yukur itu kembali kepada
orang
yang
bersyukur
itu
sendiri,
karena
bersyukur
itu
dapat
rnenyelamatkan rnanusia dari bencana dan terhindar dari azab.
3. dapal Membersihkan Pikiran Dan Perbualan. Pada hakikatnya rnanusia tidak dapat mendekatkan diri kepada Allah swt clan
memproleh
keridhoanNya
selama
dia
kotor jiwanya,
pikiran
dan
perbuatannya. Apabila ia ingin bertaqarrub dan rnendapat kericlhoanNya, haruslah ia membersihkan dirinya dari peke1jaan-pekeijaan tercela dan sifat-sifat jahat. Sebagaimana firman Allah swt dalam Qs. Al-A'Ja ayat 14-15:
~3
ZakiyabDaradjat, "Sha/at i\4enjadikan Flidup Be/'Jnakna", (Jakarta: Ruhan1a, 1996), Cet ke 7, Hal 37.
44
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), Dem dia ingat nwna Tuhannya, la/u dia sembahyang ". Berdasarkan ayat tersebut shalat adalah suatu eara untuk 111embersihkan diri karena membiasakan shalat itu berarti rnendidik hati clan pikiran seseorang untuk 111e111baktikan dan rnenggerakkan arnal
kebaikan,
apabila manusia
meresapkan benar-benar segala baeaan shalat dari awal hingga akhir niscaya akan 111embentuk pikiran dan hatinya sebaik-baiknya. Bacaan-bacaan shalat yang berisi pujian, pengakuan, pengaduan dan doa adalah sebagai penuntunn jiwa kearah kebaikan, maka dengan meresapi baeaan dengan benar tidak!ah terpikir untuk berbuat jahat.
4. lvfendidik Rasa Persaudaraan Pada waktu shalat jamaah, anggota jamaah menghadapkan diri ke suatu arah, yaitu ka'bah dimekkah. Pernilihan suatu jurusan dalam shalat dimaksudkan untuk rnenjamin kesatuan perasaan dalam jamaah dan
l~esatuan
perasaan sosial.
Disanalah timbul perasaan senasib sepenanggungan, tirnbul kesadaran untuk mengabcli bersama-sa111a dihadapan Allah swt, timbul rasa saling bersaudara dan mernbutuhkan satu sarna lain, merasa bahwa kesempurnaan ibadah masingmasing dari rnereka itu tergantung jamaahnya, merasakan perlunya bantuan saudaranya dalam jamaah itu. Mereka itu satu sarna lain sating membantu dan 111enguatkan doa dan zikir yang klrnsyuk kepada Allah swt. Saling kenal 111engenal, cinta mencintai, merasakan hidup bersarna, suku clan bersekutu dikala duka. Dalam shalat jarnaah se111uanya sama berbaris dihadapan Allah swt tanpa perbedaan, serernpak rnematuhi komanclo pemimpin, komando imam didepannya, rnereka adalah bersaudara, diikat oleh Ukhuwah Jslamiyah.
5. lvfendidik Rasa Persamaan Dan Persatuan. Prinsip-prinsip persamaan dan persatuan telah ditanamkan sejak lahirnya islarn. Islam rne111buang segala bentuk diskriminasi, jenis tingkatan golongan 111anusia, islarn menetapkan rnenurnt fitrahnya bahwa rnanusia mempunyai nilai-
45
nilai yang sarna menurut pandangan Allah swt, tak ada ang superior dan tak ada pula yang inferior. Mereka jenis rnakhluk yang terhormat dan mempunyai kehorrnatan untuk rncndekati Allah swt seeara Jangsung dalarn rncncapai 111a1tabat yang tinggi yang te\ah disediakan Allcth bagi sctiap rnakhluk insan. Allah berfirman dalam qs. Al-Hujurat ayat 13:
"Hai manusia, Sesungguhnya kami 1nenciptaka11 lwmu dari .1·eorang /akiloki dan seorang perempuan dan menjadikan ka11111 berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu dis1:,f Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesunggulmya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengena/ ". Ayat tersebut menerangkan bahwa pada prinsipnya manusia itu sama, tidak ada kelebihan atas seseorang diatas orang lain, yang membedakan rnanusia satu dengan lainnya adalah arnal shaleh dan akhlak (ketaqwaan). Kondisi seperti ini amat terasa diwaktu shalat, persamaan mendorong kearah pcrsaudaraan yang murni, persamaan yang rnenirnbulkan rasa satu keluarga bcsar dari seluruh manusia, mcngabdi bersarna-sama kepada allah swt, bertakbir, ruku', sujud kepadaNya. Tidak ada perbedaan diantara mere\rn. Dengan demikian berkumpulnya kaum msu\imin da\am shalat Uamaah) mernpunyai rnakna persatuan yang bulat dibawah seorang pemimpin, persatuan yang bulat berdasarkan ikatan iman dan taqwa scrta rasa musawa (persamaan) dan ukhuwah yang mesra.
6 ivfendidik Sikap Disiplin Shalatjamaah mendidik hidup berorganisasi, hidup rapi, tertib dan tcratur. Rapi dalam berpakaian, tertib dalam mernenuhi syarat rukun dan teratur dalam membuat shaf dan barisan.
46
Didalam rukun-rukun ibadah shalat, Allah swt telah mengkaruniakan manusia dengan sistem yang lengkap untuk mengatur diri sebagai latihan, latihan anggota tubuh, melatih hawa nafsu, melatih akal pikiran, melatih tunduk dan taat kepada disiplin yang tetap. lbadah shalat harus dike1jakan dengan tertib dan tepat pada waktunya agar se111ua be1jalan dengan teratur dan seragan1. ~feruta1na ket:ertibanlah yang harus
diperhatikan dalam mengerjakan shalat. Berhubungan dengan itu, shalat antara lain mengandung arti dan maksud agar orang beriman yang melakukan shalat menjadi orang-orang yang tertib dan memperhatikan ketertiban. Akibat daripada ketertiban itu adalah ketenangan dan ketentraman hati dalam mcnghadapi cobaan dan godaan. Ketertiban dalam lahir terikat dalam bentuk ketenangan dalam bathin, karena tidak ada gangguan dan ketakutan se1ta kekacauan, sehingga ia 1ne1nperoleh kekuatan untuk n1e1nusatkan pikiran, dan
ketertiban hams diperhatikan terhadap orang lain, masyarakat, pimpinan, rakyat dan negara.
7. Ni/ai Pendidikan Toleransi (Tasamuh)
Islam membenarkan kaum muslimin bcrsifat toleransi, bcrbuat baik dan berlaku adil terhadap orang yang diluar islam selama tidak memerangi kaum muslimin. Hal ini selaras clengan finnan Allah swt dalam Qs. Al-Mumtahanah ayat 8:
"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan t1dak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-·orang yang ber/aku adi/".
47
Ayat ini menunjukkan bolehnya saling berbuat baik antara sesama kaum muslimin dan orang-orang diluar islam yang tidak rnernusuhi dan rnemerangi kaurn muslirnin. Jika urnat islarn dapat bertoleransi dengan pemeluk-pemeluk agama lain, tentu dengan sesama umat rnuslim seharusnya rnereka lebih bertoleransi. Karena itu perbedaan rnadzhab dan ideologi tidak dibenarkan memakai. alasan untuk tidak bertoleransi dan untuk rnenyingkirkan seorang rnuslirn dari jamaah. Semangat shalat jannah rnengikis sifat-sifat yang sernpit itu, perbedaan madzhab dalarn jamaah tidaklah menghalangi sahnya shalat berjamaah. Bukankah para sahabat nabi, tabi'in dan imam-ima111 mujtahid telah berbeda pendapat clalam beberapa masalah, misalnya tentang rnembaca basrnallah, qunut, wudhu clan sebagainya. Walaupun berbeda pendapat namun mereka tetap sukarela dalarn rnenunaikan shalat be1jamaah seperti yang dilakukan Abu Hanifah dan Syafi'I dan lain-lain. Yang bermakmum kepada ulma-ulama madinah dari golongan maliki yang tidak mcmbaca basmal lah kctika memulai surat al-Fatihah clalam slrnlat. "Dengan menghalangi
demikian
perbedaan
pendapat,
ailran,
madzhab,
tidak
berlangsungnya shalat be1jamaah diantara orang-orang yang
bcr!ainan n1adzhab, atau dengan kata lain, shalat bc1jan1aah 11arus diuatan1akan dengan mengabaikan antara perbedaan pendapat masalah Furu 'iyyah antara para anggota j ainaah.
1144
4-t tv1uhan1n1ad Ardani, "Nilai-Ni/ai Akhlak/ Budi Pekerti da/c1111 lbadat dan Tasawuf" ... , 1-Ial 137-\41.
BAB III STRESS DAN KESEHATAN MENTAL
A.STRESS 1. PENGERTIAN STRESS
Stress merupakan istilah yang berasal dari bahasa lalin "sfingere" yang beratti "keras" (stricm). lstilah ini mengalami perubahan seiring dengan perkembangan pcnelaahan yang bcrlanjut dari waktu kc w-aktu, dari slraise, strest,
stresce, dan stress. Abad ke-17 istilah stress diartikan sebagai kesukaran, kesusahan, kesulitan atau penderitaan. Pada abad ke-18 istilah ini digunakan dengan lebih mcnunjukkan kckuatan, tekanan, kctegangan, atau usaha keras berpusat pada benda dan manusia, "terutama kekuatan mental manusia". Dengan adanya perkembangan tersebut, istilah stress dirumuskan diantaranya:
1
a. Mc. Nerney dalam Grenberg (1984) mnyebutkan stress sebagai reaksi fisik, mental, dan kimiawi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan, dan merisaukan seseora11g.
b. lvfenurut Hardjana (1994), stress sebagai suatu keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi seseorang yang mengalami stress dan ha! yang dianggap mendatangkan stress membuat orang yang bcrsangkutan melihat ketidaksepadanan antara keadaan atau kondisi, dan sistem sumber daya biologis, psikologis, dan sosial yang ada padanya. c. Menurut Dadang Hawari, istilah stress clan depresi seringkali tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Setiap permasalahan kehidupan yang menimpa pada diri seseorang (stressor psikososial) dapat mengakibatkan 1
46.
Iyus, Yosep, "Kepermvatan Jh1 a'» (Bandung: PT. Rcfika Aditan1a, 2007), Cet 11 l·lal. 45~ 1
49
gangguan fungsi/ faal organ tubuh. Reaksi tubuh (fisik) ini dinamakan stress; dan manakala fungsi organ-organ tubuh itu sampai terganggu, dinarnakan distress. d. Hans Selye, seorang ahli fisiologi dan tokoh dibiclang stress terkernuka dari Universitas Montreal, mernmuskan stress sebagai berikut: Stress adalah tanggapan tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap tuntutan atasnya manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka ha! ini dinamakan distress. lstilah stress, untuk menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang clialami individu/ organisrne agar ia beradaptasi atau menyesuaikan diri. 2 "Stress
merupakan
bentuk ketegangan,
berlebihan, maka disebut sebagai distress."
bila
ketegangan
ini
telah
3
"Stress adalah suatu kondisi dimana. keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis, stress juga dapat diartikan sebagai reaksi tubuh terhadap lingkungan melalui meningkatnya tekanan internal tubuh dan ketegangan antara 4
otot tub uh. "
Menurut
D.lvL Pestonjee, 1992, mengemukakan bahwa secara teoritis
stress diartikan sebagai sebuah atau beberapa rangsangan pada tekanan yang dialami yang tidak dapat diakomodasikan atau ditahan, yang pada rrkhirnya dapat
:ncnycbabkan gangguan atau kcrusakan pada kcschatan n1aupun tingkah laku orang tersebut.
5
Pengertian stress menurut E.P. Ginting adalah rcaksi tubuh manusia kepada setiap tuntutan yang dialarni oleh seseorang dalam hal sebagai berikut:
6
a. Keletihan dan kelelahan akibat-kehidupan. b. Suatu keadaan yang dinyatakan olch suatu sindroma, khusus dari peristiwa biologis dan bisa menyenangkan maupun tidak rnenyenangkan. c. Mobilisasi pembelaan tubuh yang rnemungkinkan adaptasi terhadap peristiwa kekerasan atau ancarnan. d. Terganggunya mekanisrne keseimbangan clalam diri seseorang, yaitu "keseimbangan dalam" dan "keseimbangan luar" yang sifatnya fisik, 2
Jeffrey, S. Nevid, Spencer A, Rathus, Beverly Greene, "Psikologi Abnor111al'', (Jakarta: Er!angga), Jilid l, Edisi kc-5, I-la! 135. 3 ivlartoenocs,B.IZ.SI-L, "Stress dan Psiko/ogi", I-Jal 4. 4 Daniel, Giordano.A., dkk, "Contra/ling Stress and Tension", (San Fransisco: Pearson Education, Inc, 2005), (ditclusuri n1clalui wcb:http://all about strcss.co1n). 5 D.M. Pestonjce, "Stress and Coping The Indian £yperience", (NC\V Delhi: Sage Publication, 1992), ( ditc!usuri n1elalui \Veb: blln://all about strcss.con1). 6
E.P. Ginting, "Arfengatasi stress dan Penanggulangannya'', (Yogyakarta: Yayasan Andi, 1999). (ditelusuri melalui web: http://all about stress.com)
50
sosial, mental dan spiritual oleh karena perubahan yang mendadak yang sifatnya menyenangkan maupun tidak menyenangkan. e. Mengecilnya potensi seseorang karena adanya Iuka-Iuka perasaan, beban berat dan kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi dalam dil'i seseorang. Dari beberapa definisi stress yang dikemukakan para ahli, dapat ditarik benang merah bahwa stress merupakan reaksi tubuh dari suatu keadaan dan tuntutan yang dialami olehnya, danjuga merupakan suatu pembelaan dari keaclaan yang menakan tersebut. Pembelaan tersebut dapat mendorong adanya prosese adaptasi pada manusia sehingga manusia dapat lebih menyesuaikan diri pada peristiwa-peristiwa atau keadaan yang mengancam. Dengan kata lain stress adalah segala perasaan yang tidak menyenangkan · (unpleasure fee/ing.1) atau suatu keadaan dimana mental kita lelah (kelelahan mental). Stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena aclanya tekanan, hal ini dikarenakan stress biasanya dikenal dengan istilah tekanan, pleasure,
demand, yang mana tekanan dirasakan berbecla-beda oleh setiap individu.
2. GEJALA STRESS nscscorang yang sedang 1ncngala111i stress biasanya akan 1ncnunjukkan tanda-tanda dan gejala-gejala tertentu." 7 Dalam menghadapi suatu sumber stress, setiap orang dapat mengalami reaksi tubuh/ gejala yang sama ataupun berbeda, gejala/ reaksi tersebut terbagi atas 4 bagian, antara lain sebagai berikut:
8
a. Reaksi tisik Misalnya jantung berdetak dengan cepat, tangan berkeringat, said! kepala, sakit perut, temggorokkan kering, lidah rnnejadi kelu, kehilangan nafsu rnakan, insomnia, sulit bicara, badan gemetar, rnuntah-muntah, sulit bernafas, kelelahan yang berlebihan, otot tcgang, dan scbagainya. b. Reaksi Emosi Contohnya, rnarah-marah, cernas, mudah tersinggung, menjadi pesimis, rasa khawatir yang berlebihan, rasa sedih, menangis, mimpi buruk, suasana hati labil, clan merasa gaga!. !v1artoenoes, Bk. SJ~I., "Stress dan Psiko/ogi", flal. 49. Lazarus, R.S., dan Folkn1an. S., "Stress Appraisal and Coping", (Ne\V York: Springer, 1984 ), (di tel usuri melalu i sumber web: http://thehohos.blogspot.com/2005105/apa-itu-stress.html (21-012008). 7
8
51
c.
d
Reaksi Kogniti( Contohnya bcrpikir negatif, sulit konsentrasi, sulit berpikir, mudah lupa, kreatifitas menurun, hilangnya kontrol pada diri senidiri, sulit mendapat ide, dan sebagainya. Reaksi Tinr:kah La/cu Reaksi stress yang terlihat adalah nervous laughter, tidak sabar, merokok, memakai obat-obat terlarang, minum minurnan keras, menarik diri dari lingkungan, penin gkatan nafsu makan, agresif, tidak sabar, tertawa yang tidak terkontrol, cenderung melakukan kekerasan, kecerobohan, dorongan seksual menurun, dan sebagainya. Para
ahli
rncmbagi
stress
kepada
6
tahapan.
Setiap
tahapan
mcmperlihatkan sejumlah gejala-geja!a yang dirasakan oleh yang bersangkutan. Hal mana berguna bagi seseorang dalarn rang!rn mengenali gejala stress sebe!um memekrisakan ke dokter. Tahapan-tahapan stress tersebut dikemukakan oleh
Robert J Van Amberg (psikiater) sebagai berikut: 9 1. Stress Tingkat I Tahapan ini merupakan tingkat stress yang paling rmgan, clan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut: a. Scrnangat bcsar b. Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya c. Energi dan gugup berlebihan, kemampuan menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya. Tahapan ini biasanya rnenyenangkan dan bertambah semangat, tanpa disadari bahwa sebenarnya cadangan energinya sedang menipis. 2. Stress Tingkat II Dalam tahapan ini dampak stress yang menyenangkan mulai menghilang dan timbul kcluhan-keluhan dikarenakan cadangan energi tidak cukup lagi. Keluhan-kcluhan yang sering dikemukakan sebagai bcrikut: a. Merasa lctih sewaktu bangun pagi b. Merasa lelah setelah makan siang c. Merasa lelah menjelang sore d. Terkadang gangguan dalam sistem pencernaan (gangguan usus, perut kembung) terkadangjantung berde '.Jar e. Pe:·asaan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk (belakang leher) f. Perasaan tidak bisa santai. 3. Stress Tingkat III Pada tahapan ini keluhan keletihan semakin narnpak disertai dengan gejala-gejala: a. Gangguan usus lebih terasa (sakit perut, mulas, sering ingin ke toilet) b. Otot-otot terasa lebih tegang c. Perasaan tegang yang semakin meningkat 9
lyus, Yosep, S.kp., "Keperawata11Jiwa" ... , Hal. 52-54.
52
d. Gangguan tidur (sukar tidur, sering terbangun malam, dan sukar tidur kembali, atau bangun terlalu pagi) e. Badan terasa oyong, rasa-rasa mau pingsan (tidak sampai jatuh pingsan). Pada tahapan ini penderita sudah harus berkonsultasi pada dokter, kecuali kalau beban stress dikurangi dan tubuh dapat beristirahat atau relaksasi guna memulihkan suplay energi. 4. Stress Tingkat VI Tahapan ini sudah menunjukkan keadaan yang lebih buruk yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit b. Kegiatan-kegiatan yang semula menyenangkan, kini terasa sulit c. Kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan sosial dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya terasa sulit dan berat d. Tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan dan sering terbangun dini hari e. Perasaan negativistik f. Kemampuan berkonsentrasi menurun tajam g. Perasaan takut yang tidak dapat dijelaskan, tidak mengerti mcngapa. 5. Stress Tingkat V Tahapan ini merupakan keadaan yang lebih mendalam dari tahapan IV diatas. Yaitu: a. Keletihan yang mendalam (physical and psychological exchaustion) b. Untuk pcke1jaan-pekc1jaan yang sederhana sangat icrasa kurang mampu c. Gangguan sistem pcncernaan (said! maag, dan usus) lebih sering, sukar buang air besar, atau sebaliknya, feses cair dan sering kcbelakang d. Perasaan takut yang scmakin menjadi, mirip panik 6. Stress Tingkat VI Tahapan ini mcrupakan puncak yang merupakan keadaan gawat darurat. Tidak jarang penderita dalam tahapan ini dibawa ke !CCU. Gcjala-gejala pada tahapan ini cukup mengerikan, yakni: a. Debar jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan zat adrenalin yang dikeluarkan, karena stress tersebut cukup tinggi dalam peredaran darah. b. Nafas sesak, megap-megap c. Badan gemetaran, tubuh dingin, keringat bercucuran d. Tenaga untuk hal-hal yang ringan sekalipun tidak kuasa lagi, pingsan atau collaps.
3. SUMBER STRESS
lvfenurut Girdm10 (2005) dalam bukunya "controlling stress cmd lension a holistic approach" sumber stress dibagi dalam 4 kategori, antara lain sebagai berikut: 10 Girdano, D.A., Dusek, D.E., &Everly. G.S., "Controlling Stress and Tension (i 1' edition)", (San Fransisco: Pearson Benjan1in Cun1n1inggi 2005), (ditclusuri n1elalui \Veb: http://\V\V\v.he! pau idc.ore/111cnta\/strcss 111anagc1nent relief copinght111 ). 10
53
1. Job Stress, ialah stress yang disebabkan oleh faktor peke1jaan seperti : tumpukan peke1jaan yang menggunung, tu gas yang bertubi-lubi, gaj i yang tidak sesuai, bos semena-mena. 2. Psychosocial Stress, ialah stress yang disebabkan oleh tckanan dari segi hubungaii kita dengan kondisi sosial disekitar kita, misalnya perubahan dalam hidup, memasuki jenjang pendidikan barn, perceraian, pernikahan, putus cinta, frustasi karena kemacetan, kondisi ekonomi, diskriminasi karena perbedaan etnis, birokrasi berbelit-belit, kesendirian dan kebosanan. 3. Bioecological Stress, merupakan stress yang disebabkan oleh kondisi lingk.ungan, sun1ber stress ini dibagi n1enjadi en1pat bagian: a) Time and Body Rithms. Biasanya te1jacii akibat jet Jag, seperti akibat kelelahan yang be1jam-jam, bagi para wanita harmonal time misalnya pada saat sebelum dan saat menstruasi, serta pada saat menghadapi menopause wanita lebih mudah tersinggung dan · sensitif. b) Euting and Drinking Habits. Akibat malnutrisi (kekurangan gizi)
atau overnutrisi, pengkonsun1sian 1nakanan yang berbahay. c) Noise Polution (gangguan suara). Kcbisingan clikota-kota bcsar, kemacetan lalu lintas, dan scbagainya. d) Akibat climate dan attitude. Sterss ini te1jadi biasanya karena ada perubahan iklim, misalnya bagi anda yang senang mnedaki gunung,
seringkali
pergantian
cuaca · yang
ekstrin1
dapat
menirnbulkan hyperthermia. 4. Personality Stress, stress ini dibabkan oleh pcrmasalahan yang dialarni dalam diri sendiri (persepsi kita tentang segala sesuatu yang ada diseldtar kita) seperti harga diri, penghormatan terhadap diri sendiri, keprcayaan pada diri kita sendiri. Semakin positif kita memandang diri dan segala tekanan yang ada disekitar kita semakin kecil kernungkinankita mengalami stress.
4. PROSES TERJADINY A STRESS a. Seseorang yang dilanda stress, tubuhnya akan memanfaatkan zat gizi ekstra dibandingkan dengan ketika scseorang dalam kondisi normal. b. Tanpa disadari cadangan energi yan~5 tersimpan didalam tubuh dapat terkuras habis dan pada saat ini te1jadi yang disebut kelelahan mental atau stress. c. Tahap selanjutnya adalah berat badan turun drastis atau overweight. d. Habis energi, stamina terkuras dan daya tahan tubuh mclemah sehingga penyakit dengan mudah masuk kedalam tubuh kita. e. Stress mempengaruhi kejernihan pola berpikir seseorang karena otak sudah tidak mempunyai cukup energi untuk bekerja normal.
54
f.
Dalam keadaan ini orang dapat mengalami perasaan mulai clari resah, gelisah, cemas, takut sampai kepada frustasi berat atau putus asa. 11 Dengan
mengetahui
proses
te1jadinya
stress
seseorang
dapat
mengidentifikasikan apakah dirinya sedang mengalami stress atau rnasih dalam kondisi norma, namun yang terpenting aclalah bukan menghindari stress akan tetapi bagaimana seseorang dapat rnenanggulangi stress yang rnelanda dirinya sehingga tidak sehingga seseorang tidak te1jatuh kepada lembah kehancuran.
B. KESEHATAN MENTAL 1. PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL "Kesehatan mental secara etirnclogis terdiri dari kata "sehat" dan
"mental''. Sehat berasal dari bahasa arab yang suclah dijadikan bahasa Indonesia yang berarti: tidak sakit, sernbuh, benar, selamat, dan selamat dari aib."
12
Pada tahun 1984, organisasi kesehatan dunia (WHO: World Health Organization) menyatakan bahwa dirnensi kesehiitan manusia seutuhnya meliputi: a. Sehat secara jasmani/ fisik (biologik) b. Sehat secara kejiwaan (psikiatrik/ psikologik) c. Sehat secara sosial d. Sehat secara spiritual (kerohanian/ agama) Keempat dimensi sehat tersebut diatas diadopsi oleh The American Psychiatric Association dengan paradigma pendekatan bio-psycho-sociospiritual (APA, 1992). 13 "Sehat rnenurut definisi undang-undang pokok kesehatan republik Indonesia adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, mental, clan sosial, dan bukan hanya sekedar bebas dari penyakit, cacat, clan kelemahan (UU No.9, 14 tanggal 15 Oktober 1960, Bab I Pasal 2)."
11 Body-Jvlind Queendon1, '"Kcnuunpuan 1\nda Mcnghadapi Stress (l3agailnana Cara ivlenghadapi Stress?), (ditelusuri melalui \Vcb: http://\VW\v.n1ultiply.con1~journal/itc111/5). 12 Mahn1ud Yunus, "Ka111us Arab-Indonesia", (Jakarta: Hidakarya), Cct ke-8, I-Ia! 212. 13 Dadang 1-la\vari, "Psikiater Difnensi Religi Da/an1 Praktek Psikiatri dan psikologi", (Jakarta: Fakultas Kedokteran Univcrsitns Indonesia, 2002). 14 z,ikiyah Daradjat, "Zikir Sebagai Pe111binc1 Kesejahteraan Jilpa'', (Surabaya: P'f, Bina llmu, 1985), Cet. !, Hal 30.
55
"Sedangkan kata "mental" dalam bahasa inggris berarti: jiwa, rohani, bathin." 15 "Kata mental mempunyai pengertian yang sama jiwa, nyawa ataupun ruh, jadi kesehatan mental merupakan ilmu kesehatan jiwa yang mempermasalahkan kehidupan rohani yang sehat, dengan memandang pribadi manusia sebagai suatu totalitas psiko fisik yang kompleks.'.i 6 Dalam ilmu Psikiatri dan Psiehoterapi, kata "mental" sering digunakan sebagai ganti dari kata personality (kepribadian) yang berati bahwa mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap (attitude), dan perasaan yang dalam keseluruhan dan kebulatannya akan menentukan corak laku, cara menghadapi suatu ha!, yang menekan perasaan, n1engecewakan atau 1nenggen1birakan,.n1cnyenangkan, dan sebagainya. 17 "Ilmu kesehatan mental merupakan terjemahan dari "1\1ental Hygiene", secara etimologis mental hygiene berasal dari kata mental dan hygiene. Mental
(dari kata latin:
1nen,
n1enlis)
berarti ji\va, nyavva, sukn1a, ruh, scn1angat.
Sedangkan hygiene (dari kata yunani: hygiene) berarti ilmu tentang kesehatan. Menial hygiene sering disebut clcngan p.iychohygiene." 18
·
"Apakah yang dimaksud dengan kesehatan menta.l? Untuk menjawab perlanyaan ini perlu dilacak dari beberapa pengerlian yang dikemukakan olch beberapa pakar psikologi, dalam pe1jalanan sejarahnya, pengcrtian kcschatan mnetal mengalami perkembangan." 19 Antara lain sebagai berikut:
20
a. Kesehatan mental adalah terhindarnya scseorang dari gangguan dan penyakit j iwa (neorosis dan psikosis). b. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup.
15 tvl. Echols, Hasan Sadily, "Ka111us Inggris-lndonesia", (Jakarla: PT. Gran1edia, 1992), Cet. 20 Hal 378. 16 l(artini I(artono, "Hygiene lvfenta/ dan Keseha'an 1l1enta/ Da/a111 Js/a111", (Bandung: PT. lvlandar lvlaju, 1989), Cct. 6, Hal 3-4. 17 Zakiyah Daradjat, "Pendidikan Aga111a Dalcan Pen1binaan Aienta/", (Bulan Bintang), I"ial 38-39. 18
I~Icny Narcndrany J~Iidayati, Andry Yudiantoro,
"Psikologi Aga111a", (Jakarla: Jakarta Press,
2007), Cct. l, Hal. 148. 19
Sururin., "lhnu Jilva Aga111a", (Jakarta: PT. Raja Graflndo Persada, 2004), Cet. 1, I·Ial. 142.
20
Zakiyah Daradjat, "Kesehatan mental", (Jakarta: Gunung Agung, 1985), Hal. 1 J..13.
56
c. Kesehatan mnetal adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat, dan pembawaan yang semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain; serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakitjiwa. d. Kesehatan mental adalah terwujudn~·a keharmonisan yang sungguhsungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem yang biasa terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya. Dari pengertian diatas dapat diambil suatu batasan bahwa orang yang sehat mentalnya adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, mampu menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kogancangan yang biasanya, adanya keserasian fungsi jiwa dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna dan berbahagia serta dapat 21 menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin. "Kesehatan mental adalah suatu kondisi bathin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman, tentram. Upaya untuk menemukan ketenangan bathin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri scpcnuhnya kepada tulrnP).'"
2
Qs. Al-Ra'd ayat 28:
, ~~~j '
" (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenleranz ".
148.
21
Sururin., "Iln1u Jh:va Agan1a" ... , I-Ial. 143-144.
22
Jalaluddin, "Psikologi Aga111a", (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996), Cet. I, 1-lal. 146-
57
"Hai anak-anak Adam, jika datang kepada11111 ras11l-ras11l daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, Maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka clan ridak (pula) mereka bersedih hari". Qs. Al-Fath ayat 4:
"Dia-lah yang Telah menurunkan ketenangan ke dalam half orang-orang mukmin supaya keimanan mereka berlambah di samping keimancm mereka (yang Te/ah ada). clan kep11nyaa11 Allah-lah tentara. langit clan bumi clan adalah Allah Maha 111engetah11i /agi Maha Bijaksana". Louis. P. Thorpe mengemukakan bahwa kesehatan mnetal adalah tahap psikologi yang bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesehatan mental. 23
Saparinah Sad/I, guru besar fakultas psikologi UI, dalam tulisannya "Penganrar Dalam Kesehatan Jiwa" (1982) mengernukaJrnn tiga orientasi dalam kesehatanjiwa, yakni: 24 I. ()rienfasi kasik, scscorang dianggnp schat bila ia tak n1cn1punyai kcluhan tcrlentu, seperti: ketegangan, rasa lelah, cen1as, rcndah diri, atau pcrasaan
tak berguna, yang menimbulkan perasaan "sakit" atau "rasa tak sehat" scrta incngganggu efisicnsi kcgiatan sehari-hari.
2. Orientasi penyesuaian diri: seseorang dianggap sehat secara psikologis bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tunututan orangorang lain serta lingkungan sekitarnya. 3. Orientasi pengembangan potensi: seseornng dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa bila ia rnendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya meuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.
Zakiyah Daraqjat dalam pidato penyuluhannya sebagai guru besar kesehatan j iwa di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1984), rnengemukakan em pat buah rumusan kesehatan jiwa yang lazirn dianut oleh para ahli. Keempat rurnusan itu dsusun mulai dari yang khusus sampai dengan rumusan yang lebih umum,
23
24
I-Ienry Narendrany 1-lidayati, Andri Yudiantoro, "Psikologi Agan1a", Hal. 148.
J-Ianna Djumhana Bastan1un, "ln1egrasl Psikologi Dengan ls/a111 A1enuju [>s/kologi Isla111i", (Jakarta: Yayasan Insan l(ainil Pustaka Pclajar, 1995), Cet. I, I-Ial. 132.
58
sehingga dari urutan-urutan itu tergambar bahwa rumusan yang terakhir seakanakan meneakup rumusan-rumusan sebelumnya. I. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyaktjiwa (psichose). Definisi ini banyak clianut dikalangan psikiatri yang memandang manusia dari sudut atau sakitnya. 2. Kcsehatan mental adalah kcmampuan un!uk mcnycsuaikan cliri dcngan dirinya scndiri, dengan orang lain dan masyarakat seri.a lingkungan tempat ia hidup. Definisi ini lebih luas dan lebih umum karena clihubungkan clengan kehidupan sosial secara menyeluruh. Kemampuan mcnyesuaikan diri diharapkan akan menimbulkan ketentraman dan kebahagiaan hidup. 3. Kesehatan mental adalah terwujudnya kehannonisan yang sungguhsungguh antara fungsi-fungsi jiwa se1ja mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problema-problema yang biasa !e1jadi, serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan bathin (konflik). Definisi ini menunjukkan bahwa fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan, dan keyakinan harus saling menunjang clan beke1jasama sehingga menciptakan keharmonisan hiclup, yang mcnjauhkan orang dari sifat ragu-ragu dan bimbang, serta terhindar dari rasa gelisah dan konflik bathin. 4. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuafan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi, bakat dan pembawaan yang ada scmaksimal mungkin, schingga membawa kcpada kebahagiaan diri sendiri dan orang lain serta terhindar dari gangguan dan pcnyakitjiwa. Definisi keempat. ini lebih rnenekankan pada pengembangan clan pemanfaatan segala daya dan pembawaan yang dibawa sejak lahir schingga benar-bcnar n1en1bawa 111anfaat dan kebaikan bci orang lain dan dirinya. 5. Kesehatan mental adalah terwujuclnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan· clan tereiptanya penyesuaian dri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlanclaskan keirnanan clan ketaqwaan, serta bertujuan untuk rnencapai hidup yang bermakna clan bahagia didunia dan bahagia diakhirat. Definisi ini memasukkan unsur-unsur agarna yang sanat penting clan harus diupayakan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan pengembangan hubungan baik dengan sesarna manusia. 25 6. Menurut paharn ilrnu kedokteran, yang dimaksud dengan kesehatan mental
adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual,
25
l·lunna Djun1hana Bastatna, "fnlegrasi Psiko/ogi dcngan !sla111 Aic1111ju Psiko/ogi lsla111i",
Hal. 132-133.
59
emosional yang optimal pada diri seseorang, dan perkembangan itu selaras dcngan kcadaan orang lain. 26
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dirnaksud dengan kesehatan mental adalah adanya penyesuaian yang terealisasi dalam bentuk keserasian atau harmonisasi baik secara internal maupun eksternal. Artinya adanya keserasian hubungan antara individu dengan lingkungannya. Kondisi yang demikanlah menjadikan seseorang terlepas dari gangguan-gangguan ataupun hambatan-hambatan dalam hidupnya. Sehingga ia dapat clikatakan seseorang yang memilik mental yang sehat.
2. KARAKTERISTIK MENTAL YANG SEHAT Organisasi kesehatan dunia (WHO: World Health Organization) dalam sidang umum di geneva pada tahun 1959 memberikan kriteria jiwa atau mental yang sehat adalah sebagai berikut: 27 l. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kcnyataan itu buruk baginya. 2. Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya. 3. Merasa lcbih puas memberi daripada rnenerirna. 4. Sccara re lat if bebas dari rasa tegang dan cemas. 5.
13crhubungan dcngan orang lain sccura tc1long rncnolong clan saling n1en1uaskan.
6. Menerirna kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran untuk kemudian hari. 7. Menjuruskan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif. 8. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar. Menurut Prof Dr. Rusmin Tumanggor. lv!A., mengemukakan cir-eiri mental yang sehat adalah sebagai berikut: 1. Adjustment {penyesuaian c/iri): yaitu seseorang harus mampu menyesuaikan diri terhadap dirinya sendiri, soial buclaya dan agama yang d ianutnya. 2. Integrated personality {kepribadian utuh/ kokoh): yaitu semua aspek jiwanya (perasaan, pikiran, pemahaman, pengena.lan, dasar/ isi agama, 26
Dadang I-la\vari, "al-Qur'an J/11111 Kedokteran Jili'a dan J::esehatan Jiwa", Jakarla: PT. Dana Bakri Prin1a Yasa, I-la!. 11. 27 I·Ieny I-Ierindrany I-lidayaty, Andri Yudiantoro, "Psiko!ogi Aga111a" ... , l--Ial. 151.
60
penampilan, sikap (dalam), semuanya selalu beke1jasama setiap akan mclahirkan tingkah laku (diluar). Sebagaimana qs. An-nazmu ayat 3-4, yakni:
"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya, Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) ". Dan Qs. Al-Mukminun ayat 71, yakni:
"Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya kami Te/ah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu ". 3. Growth and development in causality laws (bertumbuh dan berkembang da/am hukum sebab-akbat): maksudnya selalu bertumbub dan berkembang bidupnya baik secara fisik maupun mental, jika dilandasi oleh pengalaman atau kejadian yang berwujud sebab-akibat. Qs. Yunus ayat 44:
~ ,. ~, •• , • ) , ..• . ti , I..:..J ,,r,~\ 0¥"' lf."'-°'I. ', , ~ ()
,
- ~ (f
. , j
G:°' ;,,•• , ,"'t1 ,, w ~, . ,,:; ,~~\"'I -
(..J
, ..
.)I
~
,.,
....,,
"Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia Ititlah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri ". Dan Qs. Al-Baqoroh ayat 195:
61
"Dan belarijakan/ah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesunggulmya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik". 4. Free of the senses of fi'ustation, coriflict, anxiety, and depression (be bas dari rasa gaga/, pertentangan bathin, kecemasan clan tekanan): rnaksudnya adalah bebas dari ketidakrnarnpuan rnengatasi rasa gaga!, melahirkan pikiran yang baik dalam situasi pertentangan bathin, surnber yang 1ncncen1askan dan tckanan bathin, jika yang bersangkutan didatangi oleh sumber-surnber tersebut dalarn kehidupannya sehari-hari.
Qs al- baqoroh ayat J 55-157:
"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikil ketakutan, kelaparan, kekurangan har/a, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa i/aihi raaji'uun", Mereka !tu/ah yang mendapat keberkatan yang Sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka clan mereka flu/ah orang-orang yang mendapal petunjuk ".
Dan Qs. Al-Baqoroh ayat: J 53
" Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sha/at sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar ".
5. Normatif (normal nilai), rnaksudnya adalah semua sikap dan tingkah laku yang dilahirkannya tidak ada yang lolos dari jaringan niat/ adat, agama/ peraturan/ undang-undang, dan Jain-Jain.
62
Qs. An-nisa ayat 59:
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah allah dan taatilah rasul (nya), dan u/il amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentcmg sesuatu, maka kemba/ikanlah ia kepada al/ah (al quran) dan rasul (sunnahnya), )ilea kamu benar-benar beriman kepada allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya ". 6. Responsibilily
(bertanggung
jmvab),
maksudnya
adalah
selalu
menunjukkan tenggung jawab atas segala pilihan yang dia lakukan. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits: 7. Maturidy (kematangan), yaitu terdapalnya kematangan dalam melakukan sesuatu sikap dan tingkah laku, dan tingkah laku itu dijalankan penuh pertin1bangan.
"Baca/ah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu". 8. Otonomi (berdiri sendiri), maksudnya adalah selalu bersifat mandiri atas kewaj iban atau tugas yang menjadi bebannya. Qs. Al-isra' ayat 15: ,, ,,..
~
,.,
I"\;:. 'I ·-·· '!-""" ~ "'
,,-:::
,,
.;;:
,,,
....
l.,.:,\..9 '\ :_ · ' : (..)'+" (;-" j /.
"'
'"'~~ .,,.
, ,
/.)
_,.
,.,.;;:
-;
,.., _,..,,.
..J
.;;:
(.£~\"~: , , .... "
W\..9 l§J.::.Jb\ V4 · :
&.
.,,
{
.,
,.,
,,,.
Si~)~~ ~~1;~ G'L:j 0).-ljJ~-oj)ij)_; ~j ,
(.
~ ~
63
"Barangsiapa yang berburt sesuai dengan hidayah (al/ah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesunggulmya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapal memikul dosa orang lain, Jan kami tidak akan meng'azab sebelum kami mengutus seorang rasul" Well decision making (pengambilan keputusan yang baik), maksudnya selalu baik dalam mengambil keputusan,
paling tidak
menggambarkan tiga ciri, yakni: dcmokratis, musyawarah. Sesuai dengan kebutuhan (human basic needs) dan memenuhi kebutuhan paling mendesak (physical quality of life
inde~
Menurut Hanna Djumhana Bastaman, karakteristikjiwa yang schat adalah sebagai berikut: 28 a. Bebas dari gangguan dan penyakit kejiwaan. b. Mampu secara lwes menyesuaikan diri dan menciptakan hubungan antar pribadi yang bennanfaat clan menyenangkan. c. Mengembangkan potensi-potensi pribadi yang baik dan bennanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan. d. Beriman dan bertaqwa kepada tuhan, dan berupaya menerapkan tuntutan agama dalam kehidupan sehari-hari. Kriteria sehatjiwa menurut Yahoda:
29
1. Sikap positif terhadap diri sendiri.
2. 3. 4. 5. 6.
Tumbuh kembang dan aktualisasi diri. lntegrasi (keseimbangan/ keutuhan). Otonomi. Persepsi real itas. Environmental mastery (kecakapan lingkungan)
dalarn
adaptasi
dengan
Menurut Maslow (1974) diantara aspek-aspek yang dianggapnya sebagai indikator terhadap kesehatan mental yang wajar adalah: "bahwa orang itu adalah manusia yang sempurna, sebab ia bertalian dengan sejumlah nilai-nilai, diantaranya adalah kejujuran kepada diri sendiri dan kepada orang lain, keberanian menyatakan apa yang dianggap benar, beke1ja keras menunaikan kerja 28
1-Ianna Djumhana Bastaman, "Jntegrasi Psiko!ogi dengan Js/a111 lvfenuj11 Psikologi Js/a111i", Hal. 134. 29 lyus Yosep, "Keperawatan Jiwa", (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), Cet 1, Hal. 2.
64
yang harus ditunaikannya, n1engetahui siapa dirinya, apa keinginannya, apa yang disukainya, n1engetahui apa yang baik baginy, dan n1enerin1a itu sen1ua tanpa inenggunakan cara bcladiri yang bcrtujuan untuk n1erusak ll1kLa yang sebenarnya.
Menurut Magarius (1974), tanda-tanda kesehatan mental yang wajar adalah "k.esediaan seseorang n1eneriina k.esanggupannya secara realistik, kesanggupan seseorang meikmati hubungan-hubungan sosialnya, kejayaan seseorang dalam pekerjaannya dan kerelaannya terhadap ke1ja tersebut, kegembiraan hidup secara umum, kesanggupan menghadapi kekecewaankekecewaan hidup sehari-hari, Juasnya horizontal kehidupan psikologis, kesanggupan memuaskan kebutuhan-kebutuhan dan motif-motif, ketetapan sikap, kesanggupan memikul tanggung jawab peke1jaan dan keputusan serta keseimbangan emosi. 30 "Bila dicermati secara seksama masing-masing butir kriteria mental sehat tersebut diatas bernuansa pesan-pesan moral stik religius. Dan selanjutnya WHO pacla tahun 1984 telah mendefinisikan batasan sehat menjadi empat dimensi yang meliputi bio-psiko-sosio-spiritual; yaitu, ditambah denan (i) beragama, beriman dan bertaqwa." 31 "Aspek agama dalam perumusan kesehatan mental harus masuk, karena agama memiliki peranan esar dalam kehidupan mansia. Agama merupakan kebutuhan psiks manusia yang perlu dipenuhi setiap orang yang mengharapkan ketentraman dan kebahagiaan. Kebutuhan psikis manusia akan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah tidak akan terpenuhi kecuali dengan agama." 32 Orang yang sehat mentalnya adalah orang-orang yang mampu rnerasakan kebahagiaan dalam hidup, karena orang-orang inilah yang dapat merasakan bahwa dirinya berguna, barharga dan mampu menggunakan segala potensi dan bakatna semaksimal mungkin dengan cara yang membawa kepada kebahagiaan dirinya dan orang lain. Disamping itu, ia mampu menyesuaikan diri dalam arti yang luas, terhindar dari kegelisahan-kegelisahan dan angguan jiwa serta tetap terpelihara rnoralnya.
30
1-lasan Langgu\ung, ''Teori-Teori Kesehata11 J4ental", (Jakarta: Pustaka Al-1-lusna, 1986), Cet. 1, Hal. 303-304. 31
Dadang1-la\Vari, "Psikiater Dilnensi Re/;gi Da/a111 Praktek Psikiatri dan Psikologi" ... , I-Ia!.
32
Hcny Narcndrany, Andri Yudiantoro, "Psiko/ogi Agan1a" ... , J:-Ial. 152.
\4,
65
Maka orang yang sehat mentalnya tidak akan merasa ambisius, sombong, rendah diri, dan apatis, tetapi ia adalah wajar, menghargai orang lain, percaya diri dan gesit. Setiap tindak dan tingkah lakunya ditunjukkan untuk 111encari kebahagiaan bersa1na, kepandaian dan pengetahuan yang dimilikinya digunakan untuk manfaat dan kebahagiaan bersama, kekayaannya digunakan untuk mcaolonng orang miskin dan melindungi ora·1g lemah. 33 Dalam konsep islam, mewujudkan keseimbangan antara jasmani dan rohani merupakan syarat mutlak untuk menjadi pribadi normal yang dapat menikmati kesehatan mental. Dalam al-Qur'an, kesehatan mental yang dimaksud disini adalah An-Nafs Al-lvfuthmainnah Uiwa yang tenang). Manusia normal adalah seseorang yang memiliki jiwa yang tenang. Jiwa ini menitikberatkan pada spek kesehatan dan kekuatan badan, memenuhi kebutuhan dasar dengan cara-cara yang halal, dan mcmenuhi kebutuhan spiritual dengan berpcgang teguh kepada aqidah tauhid, mendekatkan diri kepada Allah swt. Dengan menjalankan ibadah dan melakukan amal shaleh dan menjauhkan diri dari keburukan dan segala ha! yang dapat mcnyebabkan Allah murka. Manusia normal adalah seseorang yang selalu menempuh jalan lurus dalam setiap tingkah laku, perkataan dan 34 perbuatannya yang sesuai petunjuk al-Qur'an dan hadits. Dcngan demikan, penulis menarik kesimpulan bahwa karakteristik mental yang sehat diantaranya: a.
Berirnan kcpada Tuhan Yang maha Esa.
b. Setiap pcrilaku yang rnuncul tidak bebas dari nilai. c. Dalam bcrtindak penuh dengan pertimbangan.
d. Bertanggung javvab. e. Berkepribadian yang baik. f.
Berj iwa sosial tinggi.
g. Mandiri. h. Bebas dari tegang dan cemas.
i.
Memiliki filterisasi dalam diri.
J.
Merniliki rasa kasih sayang.
k. Dan lain-lain.
33 Zakiyah Daradjat, "Pendidikan Agcuna Da/a111 Pe111binaa11 Jlenta/", (Jakarta: Bulan Bintang), Cct. I, 1-"lal. 39. 34 I-Icny Narendrany, Andri Yudiantoro, "Psikologi Aga111a", (Jakarta: UIN Jakurtu Press, 2007), Cet. 1 1-fal. 159.
66
Menurut penulis, kesehatan mental seseorang belum sempurna apabila tidak rnemiliki jiwa keberagarnan yang baik dan benar. Dalam arti dapat mengapl ikasikannya a tau menjalankan ajaran agarnanya denan rnantap serta selalu rneningkatkan kualitas hablumminannasnya sebagai makhluk representasi dari
lwblumminallah, bukan malah sebaliknya, meningkatkan hablumminallah dengan tanpa mernbenahi hablumminannas, bahkan menjadi benalu dalarn populasinya. Dan inilah yang menjadi ciri utama dari metal yang sehat, dan apabila itu dilakukan dengan baik dan benar maka akan terwujudlah kesehatan mental yang sempurna, atau dengan kata lain menuju manusia yang paripurna (insan kamil).
3. PENGARUH KESEHATAN MENTAL TERHADAP MANUSIA Kondisi mental memang sangat menentukan dalam hidup ini, hanya orang yang sehat mentalnya sajalah yang dapat merasakan bahagia, mampu, berguna, dan sanggup menghadapi kesukaran-kesukaran atau rintanganrintangan dalarn hidup. Apabila kesehatan mentalnya terganggu, maka akan tampaklah gejalanya dalam segala aspek kehidupan. Misalnya, 35 perasaan, pikiran, kelakuan dan kesehatan. Menurut Prof Dr. zakiyah daradjat dari basil peneltian yang dilakukan terhadap pasien-pasien yang terganggu kesehatan mentalnya, dapat disirnpulkan bahwa kesehatan mental yang terganggu dapat mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang. Pengaruh ini dapat dibagi dalarn empat kelompok besar, yaitu: perasaan, pikiran/ kecerdasan, kelakuan dan kesehatan badan. Hal ini tergolong kepada gangguan j iwa. Adapun penga1:uh tersebut antara lain sebagai berikut:
36
A. Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Perasaan.
Perasaan adalah suatu keadaan dari diri individu pada suatu waktu atau disifatkan sebagai keadaanjiwa sebagai adanya suatu stimulus yang mengenainya. Kalau keadaan perasaan telah begitu melampaui batas hingga untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya mungkin terganggu, ha! ini menyangkut emosi. Dan terlihat adanya gangguan atau hambatan dalam diri individu tersebut. Perasaan tidak menyenangkan dan tidak mengenakan hati timbul pada manusia yang 35
Zakiyah Daradjat, "Pendidikan Agan1a dalan1 Pe111binaan Mentat', (Jakarta: Bulan
Binte.ng) Cet. I, Hal 91. 36
Zaki.:ah Daradjat, "Kesehatan A1ental", (Jakarta: Gunung Agung, 1985), Hal. 16.
67
merupakan reaksi psikis karena tidak mampunya manusia m<mghadapi problemaproblema kehidupan, sehingga timbullah perasaan seperti cemas, gelisah, takut, putus asa, dan sebagainnya. Perasaan tersebut pada manusia mungkin satu macam saja yang menonjol, mungkin pula dua atau lebih, bahkan mungkin semuanya terdapat pada satu orang. 37 Untuk lebih jelasnya, marilah kita tinjau tiap··tiap persoalan dengan contoh-contoh sebagai berikut: 38
a. Rasa Cemas (Gelisah) Perasaan tidak menentu, panik, takut, tanpa mengetahui apa yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan mcncemaskan itu. Contohnya, seorang ibu akan gelisah karena naknya terlambat pulang sekolah, pikirannya sudah bermacam-macam, takut kalau-kalau anaknya ditabrak moil, diculik orang dan sebagainya. Pendek kata, terlalu banyak hal-hal yang menyebabkan gelisah yang tidak pada tempatnya, bila tidak berusaha memikirkan bagaimana mengatasi kesukaran itu. b. Iri Hali Seringkali orang merasa iri hati atas kebahagiaan orang lain. Perasaan ini bukan karena kebusukan hatinya seperti biasa discmgka orang, akan tetapi karcna ia sendiri tidak merasakan bahagia dalam hidupnya. Contohnya, seorang ibu yang masih muda, cantik dan kaya, rnerasa iri kepada suaminya, karena anak-anaknya semuanya lebih senang kepada bapaknya daripada ibunya. la merasa bahwa suaminya kurang memperhatikannya atau tidak mengindahkan perasaannya. c. Rasa Sedih Sesungguhnya perasaan sedih itu banyak sekali te1jadi. Banyak kita melihat orang yang tidak pernah gembira dalam hidupnya. Sebabnya bermacarn-macam, ada ibu yang merasa kesepian karena anak-anaknya sudah besar, tidak banyak memerlukan lagi, sedangkan bapak sudah tidak sepe1ti dulu lagi. Kesedihan-kesedihan yang seperti itu, tidak disebabkan oleh suatu ha! atau persoalan secara langsung, akan tetapi oleh kesehatan mental yang terganggu. d. Rasa Rendah Diri clan Hilangnya Kepercayaan Kepada Diri Hal ini disebabkan oleh banyaknya problem yang dihadapi yang tidak rnendapatkan penyelesaian. Rasa rendah diri ini menyebabkan orang lekas tersinggung, karena itu ia rnungkin akan menjauhi pergaulan dengan orang banyak, menyendiri, tidak berani mengenrnkakan pendapat (karena takut salah), tidak bcrani rnengambil suatu inisiatif (takut tidak diterima orang). e. Pemarah
37 38
1-leny Nurendrany t-Iiclayati, Andri Yudiantoro, "Psiko/ogi Aga11111 ".,., Hal. 154-155. Zakiyah Daradjat, "Kesehatan J\4ental", (Jnkarta: Gunung Agung, l 985), I-la!. 17-20.
68
Sesungguhnya orang dalam suasana tertentu kadang-kadang perlu marah, akan tetapi kalau ia sering-sering marah yang tidak pada tempatnya atau tidak seimbang dengan sebab yang menimbulkan marah itu, malrn yang demikian ada hubungannya dengan kesehatan mental. Marah, sebenarnya ungkapan dari rasa hati yang tidak benar, biasanya akibat kekeeewaan, ketidakpuasan atau tidak tercapainya yang diinginkan. Semuanya dapat dikatakan bahwa penyebabnya pada kurang sehatnya mental.
B. Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Pikiran Atau Kecerdasan Reaksi psikis yang timbul karena ketegangan emosi menyebabkan n1anusia tanpa disadari kcn1a1npuan daya pikirnya terganggu. I<arena n1anusia yang n1engalan1i ketegangan en1osi, cnergi dan konsentrasi
pikirnya terkondisikan dan tertuju kepada hal-hal yang menyebabkan terganggunya perasaannya. Keadaan tersebut akan terus berlangsung sampai permasalahannya dapat diselesaikan atau diatasi, sehingga kondisi jiwanya menjadi stabil. 39
Contoh: Seorang anak laki-laki berumur 11 tahun, anak kedua dari 6 bcrsaudara, kesukaran yang dideritanya, disamping ia bodoh disekolah, pemalas, tidak mau belajar dirumah, juga menderita gangguan jiwa yang lain, yaitu keras kepala dan sering berkelahi. Walaupun ia pendiam, tapi dalam bergaul dengan kawankawannya atau adik-adiknya sering te1jadi perkelahian. Karena bodohnya disekolah, ia dipaksa belajar tambahan dirumah yang diberikan oleh guru khusus setiap hari. Tiap tahun ia naik kelas tetapi selalu dengan angka yang rendah. Latar belakang dari anak ini ialah orang tuanya harga-menghargai, perlakukan yang diterima terlalu keras, sering dipukul oleh orang tuanya akibat dari kenakalannya. Disamping itu ia merasa dibedakan dari saudaranya yang lain yang menjadi kebanggaan keluarga. Suasana rumah langga dan perlakuan orang tuanya yang sangat menekan perasaan itu, menyebabkan ia kebingungan dan benci melihat orang, ingin berbuat apa yang tidak disukai oleh orang tuanya (secara tidak sadar). la menjadi anak yang pemalas, bodoh, nakal, dan sebagainya. 40
39
40
Hcny Nai·cndrany i~lidayati, Andri Yudiantoro, "Psikologi Aga111a " ... , 1-lul. 155. Zakiyah Daradjal, "Kesehatan Mental" .. ., Hal. 23.
69
C. Pengaruh Kesehatan Mental Terhadap Perbuatan A tau Kelakuan Manusia yang terganggu kesehatan mentalnya adalah manusia yang mempunyai akhlak tidak terpuji, akhlak yang bruk timbul disebabkan, seseorang tidak mampu mengendalikan diri dan bijak terhadap dirinya sehingga te1jadi ketidakhannonisan fungsi-fungsi jiwa, yaitu tidak ada kcserasian dan ketjasama antara pikiran, perasaan dan sikap jiwa manusia, dan kemudian te1jadi ketidak tegasan manusia pada dirinya dalam berperilaku yang baik. 41
Contoh: Kemarahan dan pukulan orang tua itu tidak menyenangkan perasaan si anak, tapi ia takut melawan. Bila ia membela diri atau tidak mengungkapkan perasaan yang tidak enak itu, ia merasa tidak .puas, malrn te1jadilah pertentangan bathin, antara ingin melawan (membe!a diri) dan takut akan hukuman dan kekerasan orang tua yang jauh lebih kuat daripadanya. Untuk penyelesaiannya ia akan melakukan sesuatu yang tidak dsenangi orang tua ataupun melepaskan pcrasaan yang tertekan itu kepada kawannya (berkelahi), mengganggu adiknya atau merusak barang-barang kepunyaan orang tuanya. "Jadi,
ketidaktentraman hati atau
kurang sehatnya mental sangat
mempengaruhi kelakuan dan tindakan seseorang. "42
D. Pengaruh Kesehman Menial Terhadap Keseha/an Tubuh Kesehatan mental dapat menentukan kesehatan tubuh, menurut ilmu kedokteran menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang erat antara jiwa (psyche) dan tubuh (soma). Jika jiwa dalam kondisi kurang ormal, antara lain seperti cemas, gelisah, takut, putus asa dan lain-lain, maka tubuh turut menderita, yaitu dengan te1jadinya gangguan pada jantung, pernafasan, lambung, kadar gula, tekanan darah, dan sebagainya. Begitu pula sebaliknya jika jiwa berada dalam kondisi normal, maka tubuh atau badan pun normal atau sehat. Prosesnya yaitu kondisi yang tidak sehat te1jadi apabila manusia tidak mampu menghadapi dan mengatasi problema-problema kehidupan sehingga menimbulkan reaksi psikis, yaitu berupa kondisi jiwa atau emosi yang kurang normal. Maksudnya bila reaksi 41
I-Ieny Nai·endrany, Andri Yudiantoro, "Psikologi Aga111a'', I-Jal. 155.
42
Zakiyah Daradjat, "Kesehatan Afental" ... , I-Ial. 22.
70
psikis tersebut berlangsung lama maka akan menimbulkan reaksi fisiologis (fenomena psikosomatik) yang disalurkan melalui syaraf-syaraf otonom sehingga ditemukan keluhan-keluhan dan kelainan-kelainan pada alat-alat tubuh dalam bentuk gangguan fungsi organ tubuh. Begitu pula sebaliknya, manusia yang sehat mentalnya maka rcaksi psikis dan fisiologis tidak terjadi, tetapi dapat segera diatasi sehingga tidak menimbulkan reaksi fisiologis dalam bentuk gangguan pada
fungsi organ tubuh. 43
4. KIAT-KIAT MENUJU KESEHATAN MENTAL Tidak ada seorangpun didunia ini yang tidak ingin menikmati ketenangan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Dan semua orang berusaha untuk mencapainya, walaupun tidak semua dapat meraihnya. Ketenangan dan kebahagiaan itu adalah sebagai manifestasi dari konclisi mental yang sehat. Sedangkan kesehatan mental itu sendiri tidak mungkin terwujud melainkan harus diupayakan. Sebagai upaya untuk menciptakan dan mewujuclkan mental yang sehat diantaran
I) Menyadari Kelergantungan Kepada Allah Diabad teknologi ini kebanyakan umat manusia menguji kemampuan
dirinya, schingga berkcyakinan bah\va kehiclupn ini dapat cliatasinya tanpa can1pur tangan yang maha kuasa. Padahal orang yang berkata bahwa ia mampu berdiri sendiri dengan kekuatannya sendiri adalah tidak realistis . Disaclari atau tidak manusia sering melakukan suatu perbuatan yang tidak sesuai dan menyimpang dari aturan yang telah ditetapkannya. Ini rnenunjukkan akan adanya kekuatan lain yang mengendalikannya, dan manusia sendiri tidak mampu menghadapi ha! ini. Orang yang berpendiriannya seperti ini akan eepat mengalarni frustasi dan merasa kesepian dalam hidupnya. Kesadaran akan bergantungnya manusia kepada Allah akan memberikan kekuatan padanya. Kelemahan yang ada pada manusia tak perlu dicernaskan dan ditakuti, sebab kelemahan tersebut telah diganti dengan kekuatan Allah.
43
1-leny Narcndrany I-lidayati, Andri Yudiantoro, "Psikologi Agan1a" ... , Hal. 156-157.
71
"Hubungan yang terns menerus dengan kekuatan dan cinta kasih tuhan akan memberikan rasa aman yang perlu bagi kesehatan menta1"44 atas dasar ini, maka demi terwujudnya mental yang sehat perlu dipupuk kebiasaan untuk berhubungan a'1tara manusia dengan Allah yang direalisasikan dengan penuh kepatuhan kepadaNya. 2) Berbuat Sesuatu Untuk Kepentingan Orang Lain
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk komuntas yang saling membutuhkan antara sesamanya, oleh karena itu diantara mereka perlu adanya ke1jasama yang baik dan saling memberi, ketergantungan hidup dalam arti positif kepada orang lain sebagai tanda bahwa ia adalah sehat. Bila seseorang telah berbuat sesuatu yang berrnanfaat bagi orang lain biasanya ia merasa gembira dan lega hati, karena ia merasa bahwa hidupnya dibutuhkan orang lain. Ini menunjukkan bahwa kita jangan terllau memikirkan diri sendiri tetapi pikirkanlah kepenting2:1 orang lain. Hal ini telah ditauladani oleh Rasu1ullah SAW dalam berbagai aspek hidup dan kehidupannya, kehidupan beliau baik dari segi tenaga, harta maupun pemikiran selalu tercurahkan untuk kepentingan umatnya oleh karenanya pantaslah bila Allah rnenjulukinya sebagai "rahmatan lil'aalamin". Sebagaimana firmanNya:
"Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta aI am. 45
Berdasarkan penegasan dari Allah swt, tersebut diatas makajelas nabi kita, clisamping sebagai rasul Allah juga sebagai seorang psikologis ulung yang tahu betul tentang bagaimana upaya dalam mewujudkan mentalitas yang sehat. Dan beliau pula seorang yang memiliki mentalitas yang sempurna yang patut ditauladani oleh orang-orang yang ingin memiliki sehat mental. 3) Mau Menerima Kekurangan Dan Keterbatasan Josep A. Soiner, S.J., "Langkah~Langkah A1enuju Kesehatan A1ental", Alih bahasa Hadiosubrata, (Jakarta: Obor, Cet. I, 1989), Hal. 11. 45 Departe1nen Agan1a RI, "al~Qur 'an dan Terjen1ahnyaH, (Jakarta: Pcnggadaan l(itab Suci 44
A!~Qur'an),
I-la\ 508.
72
Orang yang rnau rnenyadari dan mau menerima kekurangan dan keterbatasan diri sendiri, tidak mungkin berbuat sesuatu diluar kemampuannya. Prinsip ini membuat seseorang sedikit mengalami kegagalan dalam hidupnya. Kestabilan hidup sangat didambakan oleh setiap orang . dan orang yang mau menyadari dan menerima keadaan dirinya, hidupnya akan stabil dan jauh dari kegoncangan. Untuk hidup sehat secara mental, selain kita harus siap menerima kakurangan dan keterbatasan dan juga kita tidak boleh menganggap orang lain sebagai orang lain paling sempurna. Kesadaran bahwa ticlak ada yang sempurna, sangat membantu seseorang dalam memahami. clan menerima perilaku dirinya dan orang lain.
4) 111ampu Mengendalikan Emosi "Emosi yang kuat dan peka tidaklah dianggap sebagai kekuarangan dan kelemahan"46 sebab dengan emosi yang kuat orang mempunyai kekuatan yang
1ne1nungkinkan untuk n1elakukan hal-hal yang
bes~r,
asalkan ia n1an1pu
mengendalikan dan mengarahkannya. Sepe1ti hanya atom yang mempunyai kekuatan yang luar biasa, kalau ia kendalikan dengan baik maka ia sangat bermanfaat daain kehidupan. Sementara orang yang tidak mampu mengendalikan emosinya, ia akan dilanda ketidak tentraman dalam hidupnya dan mengakibatkan penyakit neuritik (gangguan kejiwaan). Mennurut Prof. Dr. Zakiyah Daracljat, diantara syarat-syarat terpenting dalam pembangunan mental adalah:
a. Pendidikan Pembangunan mental, mulai sejak dari lahir sampai mencapai usaha dewasa (21 tahun), menjadi bahan dalam pembinaan mentalnya. Maka syarat-syarat yang diperlukan dalam pendidikan, baik dirumah, sekolah maupun masyarakat ialah: kebutuhan-kebutuhan pokoknya harus te1jamin baik kebutuhanjasmani, maupun kebutuhan psychis dan sosial. b. Pembinaan Moral Pembinaan moral harus dilakukan sejak kecil, sesuai dengan usianya. Pendidikan moral harus dilakukan pada pennulaan dirumah dengan latihan terhadap tindakan-tindakan yanng dipandang baik menurut ukuran46
Joseph, A. Son1111cr, S.J ., "Langkah-Langkah Aienuju Kesehatan A!e11ta/" .. ., Hal 21.
73
ukkuraan lingkungan dimana ia ia hidup, setelah itu barulah pengertianpengertian yang abstrak diajarkan. Pendidikan moral yang paling baik terdapat dalam agama. Maka pendidikan agama yang mengandung nilai-nilai moral perlu dilaksanakan sejak lahir dan dalam lingkungan masyarakat dimana ia hidup.
c. Pembinaan Jiwa Taqwa Pembangunan mental tak mungkin tanpa menanamkan jiwa agama pada tiap-tiap orang. Karena agamalah yang memberikan dari luar atau polisi yang mengawasi atau mengontrolnya. Karena setiapkali berpikir atau tertarik hatinya kepada hal-hal yang t~dak dibenarkan agama, taqwanya akan menjaga dan menahan dirinya dari kemungkinan jatuh kepada perbuatan yang dilarang agama. Mental yang sehat ialah yang beriman dan baertaqwa kepada Allah swt, dan mental yang beginilah yang akan membawa perbaikan hidup dalam masyarakat dan bangsa. 47 Dalam mendidik manusia, Islam menempuh metode pendidikan yang bertujuan merealisasikan keseimbangan pribadi manusia antara material dan spiritualnya. Dengan demikian manusia diharapkan dapat menjadi pribadi normal yang dapat menikmati kesehatan mental. Adapun metode pendidikan yang dimaksud ialah mencakup tiga hat: a. Memberi perhatian terhadap peningkatan spirituali.tas manusia melalui iman kepada Allah swt. Pasrah dan menjalankan berbagai macam ibaclah sehagai proses pendekatan diri kepadaNya. b. Membcri perhatian terhadap sisijasr.rnni manusia mclalui kontrol terhadap motivasi dan emosinya, serta melawan hawa nafsunya. c. Memberikan perhatian terhadap pembelajaran sifat dan kebiasaan yang significant bagi manusia untuk kematangan emosional dan sosial, perkembangan pribadi, kesiapan diri memikul beban tanggung jawab hidup, memainkan peran dalam perkembangan masyarakat, memakmurkan bumi dan menyiapkan pribadinya untuk hidup normal sehingga dapat merealisasikan kesehatan mentalnya.
47
Zakiyah Daradjat, "Pendidikan Aga111a dalan1 Pen1binaan Mental'', (Jakarta: Bulan Bintang), Hal. 42-45
74
Dalam pandangan Islam terhadap kesehatan mental antara lain dapat dilihat dari peranan Islam itu sendiri bagi kehidupan manusia, yang dapat dikcmukakan scbagai bcrikut: a. Agama Islam membcrikan tugas dan dan tqjuan bagi kchidupan manusia dicunia dan diakhirat. b. Ajaran Islam memberikan bantuan kejiwaan kepada manusia dalam n1enghadapi cobaan dan 1ncngatasi kesulitannya, ·scpcrti dcngan cara
sabardan solat. c. Ajaran Islam membantu orang dalam mcnumbuhkan dan membina pribadinya
yakni
melalui
penghayatan
nilai-nilai
kctaqwaan
dan
keteladanan yang diajarkan nabi Muhammad SAW. d. /\jaran !slam membcrikan tunlunan kcpada aka! agar bcnar dalam berpikir, yakni mclalui wahyu. e. Ajaran Islam merupakan obat jiwa, yakni obat dari segala penyakit hati yang terdapat dalam diri. f.
Ajaran Islam memberikan tuntunan bagi manusia dalam mcngadakan hubungan yang baik, yaitu dengan orang lain, alam dan lingkungan, serta hubungan manusia dengan Allah swt dan dirinya scndiri.
g. Ajaran Islam berperan dalam mendorong orang untuk berbuat baik dan taat se1ta mencegahnya dari berbuat jahat dan maksiat. h. Agama Islam dapat memenui kebutuhan psikis manusia. Tegasnya kesehatan mental itu dalam islam identik dengan ibadah atau pengembangan potensi diri yang dimiliki manusia dalam rangkan pengabdian kepada Allah swt dan agamanya untuk mendapatkkan Al-Naji> A/-Muthmainnah Uiwa yang tenang dan bahagia) dengan kesempurnaan iman dalam hidup, seperti yang dimaksud dalam firman Allah SWT, Qs. Al-Fajr ayat 27-30:
75
"Hai jiwa yang tenang, Kemba/ilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalamjama'ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dala111 SJ;urga-Ku ". Dapat pula dikatakan untuk meningkatkan kondisi kesehatan mental, yaitu dcngan irnan dan taqwa atau kebahagiaan clalarn hidup diclunia clan akhirat. Pada dasarnya agama mempunyai makna penting dalam berbagai fungsi kejiwaan, ada yanng berfungsi sebagai penyembuhan (kuraiif), pencegahan
(preventif) dan pembinaan (konstruktij) 48 Qs. Ar-Raad, ayat 28-29:
, 01~i3j
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Jngatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram, Orang-orang yang beriman dan beramal sa/eh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik". Qs. Al-lsra', ayat 82:
"Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmal bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu lidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian ".
48
Hen) Narendrany, Andri Yudiantoro, "Psikologi Agan1a" ... , l·fal. 192-194.
BAB IV Shalat yang Berimplikasi Terhadap Ketenangan dan Ketentraman Jiwa A. Khusyuk Dalam Shalat "Secara bahasa kata "khusyuk" diartikan dengan tunduk, rendah hati, takluk dan mendekat-baik tunduk hati maupun badan." 1 "Kata khwyuk berasal dari kata: ~- t··~:·- \<.~ yang berarti memusatkan segala rub hati dan pikiran seorang mushalli kepada semua gerakan dan baeaan dalam shalat, sehingga pikiran dan hatinya hanya terfokus didalam shalat semata." 2
"Khusyuk menurut pengertian syariat adalah tunduk yang ada kalanya clalam hati atau dcngan badan seperti diam, atau keduanya. Khusyuk berarti jiwa raga tunduk dan penuh taat dalam menge1jakan dihadapan Allah swt." 3
"Khusyuk adalah ketenangan hati dan keengganannya mengarah kepada kedurhakaan." 4
Khusyuk ialah menyengaja, ikhlas dan tunduk lahir dan bathin; dengan menyempurnakan keindahan bentuk/ sikap lahirnya, serta memenuhinya dengan
1 tv!oh. Sholch, "Terapi Slfa/at Tahajjud A4enye111buhkan Berbagai Penyakit", (Jakarta: PT. tv!izan publika, 2006), Ce!. I, Hal 94. 'h!tp://republika.eo.id/kolom delail.asp?id=2827582-kal id=!4. 3 Moh. Sholeh, "Terapi SHa/at Tahajjud Menyembuhkan Berbagai Penyakit" ... , Hal 95. 4 M. Quraish ·Shihab, "Ta/sir Al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian al-quran) Vohune 1 Sura! a/-F"atihah, Surat al-Baqarah", (Jakarta: lcnlcra hati)
77
kehadiran hati, kesadaran dan pengertian (penta'rifan) segala ucapan dan bentuk/ sikap lahir itu. 5
"Khusyuk adalah merendahkan diri didalam shalat (tawadhu) dan hendaknya seorang hamba menghadap Tuhannya dengan penuh konsentrasi." 6
Ju ~-~~1;J13 ~1 ~u,;3 ~~y1 · Khu.1yuk ia!ah: lunduk dan lawadhu' serla berteangan hati clan segala anggota tubuh kepada Allah swt ". 7 Adapun khusyuk menurut ahli tafsir antara lain sebagai berikut: 8 I. Menurut Jbnu Abbas, mcngcmukakan arli kata kha.1yi 'un dalam Al-Quran adalah orang yang takut dan tenang anggota badan clan hatinya. 2. Menurut Ali Bin Abi Thalib, mengemulrnkan bahwa khusyuk itu adalah khusyuk hati, maksudnya khusyuk itu ternpatnya didalam hati dan yang mesti khusyuk itu adalah hati itu senairi. 3. Menurut Jbnu Katsir mengemukakan bahwa khusyuk didalam shalat itu hanya dapat dihasilkan oleh orang yang mernbulatkan hatinya untuk shalat dan mengesampingkan persoalan yang lainnya (mengutamakan shalat atas segala-galanya) 4. Menurut Jbnu Arabi, khusyuk itu adalah tunduk, merendahkan diri, dan menghinakan diri dihadapan Allah swt. 5. Menurut Ahmad Mustafa Al-Maraghi, mengemukakan bahwa arti khusyuk dalam Al-Quran adalah rnerendahkan diri, takut, tetap dan tenang anggota badan dan hati lillahita 'ala. 6. Menurut Syaikh Thanthawi Jauhari, mengemukakan bahwa khusyuk adalah merendahkan diri dan tunduk, tidak berpaling kekanan dan kekiri, tidak mengangkat-angkat tangan didalam shalat, memusatkan kemauan (himmah) dengan hati mereka serta berpaling dari yang lain rnenuju Allah swt dan merenungkan/ memahamkan apa yang berlaku diatas lidah yang merupakan bacaan dalam shalat, serta memusatkan pikiran dalam shalat. 7. Menurut Sayyid Quthub, menerangkan yang dimaksud dengan khusyuk adalah hati meraka yang shalat itu rnerasa gentar dan takut dihadapan Allah swt, maka tenanglah ia dan khusyuk lantas mnejalarlah kekhusyukan yang terdapat didalam hati itu kepada anggota badan, terbayang pada para mukanya dan kelihatan pada segala gerak-gerik, rub mereka diliputi oileh kemahabesaran Allah swt dihadapan-Nya, maka hilanglah dari otaknya segala gangguan, dan tidak disibukkan oleh selain Allah swt.
5
Ahtnad Syafi'i Mk, "Penganlar Sf/a/at Yang Khusyuk'', 9Bandung: PT. Ren1aja R.osda Karya, 1984), Cet. I, I-Jal 2. 6 Muhan1ff1ad Taufiq Ali Yahya, "Sha/at J-Jikn1ah, Syariat dan /Virid-1Firhlnya", (Jakarta: Lentera. 2006), Cet. 2, Hal 47. 7 Tengku Muhammad Hasby ash-Shiddiqy, "Pedoman SHalat ", (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. 24, Hal 75. 8 TA. LathiefRousydy, "Ruh S11a/at Dan f!ik111ahnya", (Medan: Rin1bo\v, 1984), Cet 2, 1-:Ial 28-32.
78
8. Menurut Imam Malik, rnengernukakan bahwa khusyuk itu artinya menghadap dengan sepenuh perhatian atas shalat itu. 9. Menurut Imam Syafi'i, klmsyuk ialah seorang mushalli haruslah menitikberatkan pandangan matanya ditempat sujudnya, sebab itu lebih menghaclirkan hatinya clan lebih memusatkan pikirannya. I 0. Menurut Imam Ash-Shan 'ani, mengemukakan bahwa ldmsyuk ialah khudhu ' (merendahkan cliri) yang terlihat pacla badan, sedang khusynk itu pada suara, penglihatan, ketenangan dan merenclahkan cliri. Dari
berbagai
urman
cliatas
mengenai
pengertian khusyuk
yang
clikemukakan para ulama, maka clapatlah kita fahami bahwa khusyuk aclalah amalan IJaclan seperti tenang; amalan hati sama clengan takut, atau dengan kata lain klmsyuk aclalah amalan hati; suatu keaclaan (kelakuan) yang mempengaruhi jiwa yang trelihat clari anggota baclan, seperti ketenangan clan merenclahkan diri clihaclapan Allah swt ketika seclang menunaikan shalat. "Menurut Prof Dr. H. Muhammad Ardani mengemukakan bahwa shalat yang khusyuk aclalah shalat yang clisertai dengan kesaclaran bathin, patuh clan merenclahkan cliri clihaclapan Tuhan yang maha agung." 9 Kristalisasi sikap khusyuk cliclalam shalat secara menyeluruh clapat disimpulkan dalam pengertian "ihsan" sebagaimana hadits Rasulullah SAW: 10 ,,
,,, ,,.
j
!.\1;. z~ ~\) ~
tJ 0~ ~\) 2.JJts-' o'.ill ¥ ,,
L)
,,
,,,,..,,
,..
\
,,
01
"Menyembah Allah swt seolah-olah engkau melihat Dia, maka jika engkau tidak me/ihatNya, sesungguhnya Allah swt melihatmu" (HR. Bukhari Muslim). 11 B. Unsur-Unsur Khusyuk Dalam Shalat
TA. Lathie/Rou.1ydy mengutip dari kitab ihya ulucldin, buah kmya hujjatul islam terkenal imam ghazali mengemukakan bahwa masalah ldmsyuk sebagai masalah kejiwaan (p0ychis) clapat cliuraikan dengan berbagai gaya bahasa, tetapi clapat clisimpulkan clalam enam unsur (faktor), yaitu:
12
1. Khudurul Qalbi (Pemusatan Pilciran)
9
Muhammad Ardani, "Akh/ak Tasawuf (Nilai-Nilai Akh!akl Budi Pekerti Da/am Ibadat Dan
Tasm1·uj) " ... ,Hal 11. 0 ' Ahmad 11 ~hnrlin
Syafi'J Mk, "Pengantar SHa/at Khu.1yuk" ... , Hal 3. hin J-!'1si;::'1n A hrlnl!nh bin Ihrahin1. "Siraiul Wahhai Shahih Jv/usliln ". (Darul Oithr
79
Yang dimaksud dengan pemusatan pikiran ialah memalingkan pikiran dari segala yang lain dan rnemusatkannya semata-mata kepada yang sedang dihadapi, sehingga pikiran, perbuatan dan ucapan menjadi sejalan. 2. Tafahhum (Pengertian) Maksudnya adalah mengerti dan rnemahamkan apa yang dibaca didalam shalat ini berada dibelakang dari pemusatan pikiran, karena kadang-kadang pikiran dapat dipusatkan kepada ucapan, tetapi tidak terpusatkan kepada memahami/ mengerti apa yang diucapkan (baik ayat al-quran, doa, zikir dan sebagainya). 3. Ta 'zhim (Membesarkan Tuhan) Faktor ini terletak diatas dan dibalik dari pemusatan pikiran dan pengertian, karena inungkin seseorang berbicara dengan orang bawahannya dengan pikiran terpusat dan dengan pengertian, tetapi tiada membesarkan, karena itu membesarkan adalah diatas dari kedua faktor yang terdahulu, yaitu pemusatan pikiran clan pengertian. 4. Haibah (Takut dan Kagum Alas Kebesaran Tuhan) Adalah lebih lagi dari membesarkan, .Karena rasa haibah ini adalah rasa gentar dan sangat takut karena kagum akan kebesaran Tuhan. 5. Raja (Harap Akan Kemampuan (Rahmat Tuhan) Faktor ini melebihi yang tersebut diatas, karena banyaknya orang yang membesarkan seorang raja dan kagum dalam kegentaran terhaclapnya, takut akan hukumannya, tapi tidak mendambakan harapan kepada raja itu, sedangkan kita sebagai hamba Allah swt seharusnya mendambakan harapan didalam shalat akan pahala dari allah swt, disamping takut dan gentar akan hukumanNya terhadap kelalaian kita. 6. Haya' (Rasa Malu dan Hiner) Faktor ini menguasai semua faktor lainnya, karena bersumber kepada rasa hina dan rasa berdosa, karena menyia-nyiakan perintah Allah swt, mungkin juga timbul rasa membesarkan dan kegentaran serta mendambakan harapan, tetapi tidak disertai rasa malu karena merasa tidak melalaikan perintah atau berbuat dosa. Demikian pula Prof Dr. Ii Moh Ardhani mengutip dari kitab Ihya
Ulumuddin buah karya Imam Ghaza/i.mengemukakan bahwa untuk mendapatkan khusyuk dalam ibadah shalat sebagai kontak spiritual dengan Tuhan, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
I. Hadir Hali (Hudhur Al-Qalbi) Pada saat memulai ibadah (shalat) diperlukan kehadiran hati yang menyertai kehadiran fisiknya ditempat itu. Disitu segala fi.mgsi jiwa, cipta, rasa dan karsa dikonsentrasikan kepada Tuhan. 2. Mengagungkan Tuhan (Al-Ta 'dhim) Dalam ibadah shalat, sikap khidrnat, hormat dan mengagungkan Tuhan, seorang yang sedang ibadat (shalat) ini hendaknya merasa menghadap Tuhan, merasa seolah-olah melihat Tuhan atau merasa dilihat Tuhan. 3. Menyadari Ucapan-Ucapan (A/-Tafahum)
80
Ucapan-ucapan yang dinyatakan dalam ibaclat (shalat) hcndaknya difahami, disadari dan dihayati maknanya. Dengan demikian akan te1jadi persesuaian antara gerak dan ucapan lisan dengan getaran perasaan. 4. Jvferasakan Pengaruh Kewibawaan dan Kekuasaan Tuhan (Al-Haibah) Hendaklah merasa sebagai makhluk yang lemah, yang kecil, berhadapan dengan Tuhan khalik yang maha kuasa lagi maha besar. 5. Jvferasa Jvfalu (Al-Hayaa ') Dinisabkan dengan keagungan Tuhan, maka pengabdian dan tingkah laku ibadat (shalat) seseorang masih belum memadai bahkan masih banyak kekurangannya, untuk itu hendaklah ia merasa malu. 6. lvfenaruh Harapan (Al-Rajaa ') Karena Tuhan maha pengampun, pengasih lagi maha penyayang, maka sekalipun banyak kekurangan dalam ibadat (shalat) yang dilakukan seseorang, namun ia masih dapat berharap agar ibadatnya (shalat) dapat diterima Tuhan (dengan segala kekurangannya). Sikap mental yang enam itu merupakan satu kesatuan yang perlu diterapkan dalam kegiatan ibadat (shalat), sehingga kekhusyu'an yang maksimal clapat dicapai. · Apabila tidak dapat terpenuhi salah satu dari enam sikap mental itu, tentunya penghayatan maksimal tidak terpenuhi, tetapi rnasih dapat khusyuk meskipun tidak sangat khusyuk. 13
Drs. Ahmad Syqfi 'i. Mk mengemukakan bahwa unsur-unsur (faktor) khusyuk clalam shalat antara lain sebagai berikut:
1. Sikap hormal, szmgguh-sungguh dan /erlib (Yang sudah barang tentu menolak sikap rnernainkan anggota badan, berpaling-paling, terburu-buru dan sikap seenaknya). 2. Merendahkan Suara, Menyempurnakan Tar/ii (yang sudah barang tentu menolak suara yang berlebihan dalarn lagu dan mengeraskannya, ucapan/ lafadz yang tregesa-gesa dan scrnbrono). 3. lvfenenangkan sikap, memusalkan perhalian dan pilihan (yang sudah barang tentu rnenolak sikap/ berdiri yang tidak stabil, rnata yang melihat-lihat kekiri dan kekanan, pikiran yang gelisah atau rnasih terpaut kepada hal-hal yang lain). Sebenarnya istilah yang menggambarkan af'al khusyuk ini bukanlah tertentu kepada shalat saja, melainkan juga dalam peke1:jaan lain yang bukan 14 shalat, bahkan dalam renungan ketika kesepian clan sebagainya.
C. Kiat-Kiat Menuju Khusyuk dalam Shalat Dami/ Goleman menerangkan, khusyuk merupakan pengalaman merasa seolah-olah diawang-awang; ciri khas khusyuk adalah bahagia, spontan, bahkan
13
Muhan11nad Ardhani, "Akh!ak Tasawuf (Ni/ai-1Vilai Akhlak/ Budi Pekerti Da/c1111 !badat
Dan Tasmnif) " .. .,Hal 12-13. 14 Ahn1ad Syafi'i. Mk, "Pengantar S!Ja/at Khusyuk" ... , I-In! 2-3.
81
keterpesonaan, karena terasa sangat menyenangkan, khusyuk itu pada dasarnya bermanfaat.
"Khusyuk adalah keadaan ketika seseorang terserap sepenuhnya kedalam apa yang sedang dikerjakannya, perhatiannya hanya terfokus kepeda pekerjaan tersebut, kesadaran pikirannya menyatu dengan tindakannya." 15 Berikut ini beberapa kiatjitu untuk mencapai keadaan khusyuk:
16
1. Tumbuhkan gairah dengan menetapkan target yang sedikit lebih sulit daripada biasanya; umpamanya apabila biasanya tidak perduli te1jemahan seluruh bacaan yang kita ucapkan, malrn kini kita menaruh perhatian pada te1jemahan, bacaan yang tergolong rukun shalat sampai terasa ringan, setelah terasa ringan maka tambahkan perhatian kita pada bacaan lain. Target yang sedikit lebih sulit daripada biasanya itu akan menumbuhkan gairah; dan gairahlah yang paling efektif untuk rnembangitkan rasa khusyuk. 2. Variasikan cara shalat; umpamanya, kalau biasanya mengucapkan bacaan shalat yang tidak variatif, kita dapat mengucapkan bacaan lain, terutama yang pernah dicontohkan oleh Nabi SAW dalam shalat. (kebosenan ataupun perubahan besar-besaran menghalangi tercapainya kekhusyu'an). 3. Usahakan kekhusyu'an secara ringan namun tetap terfokus; kita tidak harus 100% khusyuk dari mulai takbir hingga salarn. Jangan cemas kalaukalau kekhusyu'an anda tidak sernpurna, karena kecernasan itu jutru akan rnenghalangi tercapainya kekhusyu'an. 4. Dengan sengaja, fokuskanlah perhatian setajarn-titjamnya pada apa saja yang seclang anda hadapi dalam aklilitas shalat. Menurut Prof Dr. T. M Hasby Ash-Shiddiqy, mengcrnukakan bahwa cara atau jalan untuk rnenghasilkan khusyuk dalarn shalat antara lailn sebagai berikut: 17 1. 1-lcndaklah kita menganggap berdiri clihadapan Tuhan yang maha berkuasa, yang maha mengetahui segala rahasia, dengan yang maha bcrkuasalah orang yang shalat itu bennunajat. 2. 1-lcndaklah kita mernahami makna apa yang kita baca dalarn shalat dan mernperhatikan maknanya, sebagaimana firman Allah swt dalam Qs. Muhammad ayat 24:
~ 4Jwi y}j ~ ;f ~);:)JI oJ;.~ S'~f ~ ~ "kfaka apakah mereka tidak memperharikan Al-Quran ataukah hati mereka terkunci?
15 tvt. Shodiq !V1ustika, ''Pelatihan Sf-la/at S111art z111/11k Kecerdasan dan Kesuksesan 1-Iidup", (Jakarla: PT. Mizan Publika), Cel I, Hal 285. 16 M. Shodiq Mustika, "Pelatihan Sf-la/at S111art untuk Kecerdasan dan Kesuksesan flidup", (.lalrnrtu: PT. Mizan Publikn), Cct I, Hal 286-287. 17 T. M. Hasbi Ash-Shiddiqy, "Pedoman SHalat" ... , Hal 84-85.
82
3. Hendaklah kita memahamkan zikir-zikir yang dibaca, yakni memperhatikan makna, kandungan dan maksudnya. 4. Hendaklah kita memanjangkan ruku' dan sujud, karenanya memanjangkan ruku' dan sujud dapat menghasilkan khusyuk. 5. .Janganlah mempermainkan anggota tubuh sperti banyak gerakan-gerakan tubuh selain gerakan shalat. 6. Hendaklah tetap memandang ketampat sujud walaupun bermata buta atau shalat disisi ka'bah. 7. Hendaklah menjauhkan diri dari segala yang membimbangkan hati, seperti shalat dengan menahan ingin buang air, dan sebagainya. "Diatas segalanya, untuk mendapatkan shalat khusyuk, pertama darah dan daging kita tidak boleh terkontaminasi barang haram, karena bagaimana bisa sesuatu yang haram menghadap kepada dzat yang Maha Suci." 18 Ada beberapa cara yang mungkin dapat ita tempuh agar kita bisa khusyuk dalam shalat, diantaranya ialah: 1. Merasakan keagungan Allah swt dan menghadirkan segenap perasaan ita ketika hendak atau sedang melakukan shalat. 2. Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah swt semata. 3. Memperbanyak istighfar. 4. Meninggalkan maksiat. 5. Memohon perlindungan kepada Allah swt dari kejahatan syaithon. 6. Perbanyaklah berdoa kepada Allah swt agar shalat kita menjadi khusyuk. 19 M~nurut
Muhammad Baqir Al-Habsyi dalam bukunya, mengemukakan
bahwa syarat dan kiat khusyuk dalam shalat antara lain:
1. Khwyuk ketika bersiap-siap untuk shalat Al-Ghazali menyatakan jika benar-benar ingin meniti jalan akhirat, maka disamping memenuhi segala persyaratan dan rukun yang mcrupakan aspek-asoek lahiriah shalat hendaldah kau penuhi juga aspek-aspek batiniahnya, antara lain: I) Apabila mendengar panggilan adzan hadirkanlah dalam hatimu kedahsyatan panggilan hari iamat. Berdaya-upayalah dengan lahir batinmu untuk memenuhi panggilan itu sesegera mungkin. 2) Apabila telah memenuhi persyaratan kesucian (thaharah) berkenan dengan tempat shalat, pakaian serta tubuhmu, janganlah melalaikan hatimu: inti dirimu sndiri! Bersungguh-sungguhlah untuk menyucikannya juga, dengan bertaubat secara tulus. 3) Berkenaan dengan kewajiban menutup aural, ketahuilah bahwa ha! itu adalah sebuah upaya menutupi aib-aib dari bagian-bagian tertentu tubuhmu dari pandangan orang lain. Maka bagaimana kiranya dengan aurat-aurat batinmu yang tidak tampak kecuali bagi Tuhanmu swt?!
18 19
http://\\'\V\V, as~syifa.blogspot.con1. http://\V\V\V. Islamhouse.con1.
83
1-Iactirkanlah aib-aib itu dalam pikiranmu, dan tuntutlah dirimu agar segera berusaha menghilangkannya.
2. Khusyuk ketika berdiri unluk memulai shalat I) Kctika tclah siap mcnghadap kiblat dan mcmalingkan wajah dari scgala arah selain arah ka'bah, rumah allah swt saja, usahakanlah agar bersamaan dcngan itu engkau memalingkan juga hatimu dari segala urusan selain urusan shalatn1111u. 2) Yakinkanlah dirimu bahwa berdirimu ini tak sedetikpun luput dari pandangan Allah swt. 3) Setelah itu, ikrarkanlah dalam hatimu niat yang kuat untuk memenuhi perintah Allah swt dalam ha! kewajiban bershalat, seraya melaksanakannya dengan sempurna dan menghindari hal-hal yang membatalkannya. Ikhlaskan semua itu semata-mata demi keridhoanNya. 4) Bersamaan dengan niatmu itu, mulailah shalatmu itu dengan mengueapkan Allahu Akbar. Ushakanlah agar ucapan lidahmu itu benar-benar tidak didustakan oleh liatimu. Jika dalam hatimu masih ada sesuatu yang lebih besar dan lebih agung kedudukannya daripada Allah swt, maka allah pasti menyaksikan bahwa engkau telah berdusta. Dan j ika urnsan hawa nafsumu lebih kuat pengaruhnya atas dirimu dsbanding urusan Allah swt, malrn sesungguhnya engkau lebih taat kepada nafsumu daripada kepada Allah swt. 5) Segera setalah mengucapkan takbir, bacalah dalam hahtimu doa pembuka shalat (atau doa ifiifiah yang dimulai dengan: wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas-samawati wal ardha ... ; yang artinya: kuhadapkan wajahku kepada sang pencipta langit dan bumi ... , dan seterusnya). Maka perhatikanlah hatimu itu, adakah ia benar-benar menghadap Allah swt sang pencipta langit dan bumi ataukah menghadap kearah angan-angannya sendiri. 6) Dan ketika engkau berkata selanjutnya: .. .hanifim musliman ... (yang artinya: scbagai scorang n1usli1n yang lurus), 111aka ingatlah sabda nabi saw: "seorang muslim ialah yang senantiasa menyebabkan kaum muslim lainnya merasa aman dari gangguan lidah dan tangannya" (Hr. Ahmad, Tirmidzi, dan Al-Hakim), jika tidak, maka sesungguhnya engkau telah berdusta. Karenanya, be1iekadlah sungguh-sungguh agar menjadi seorang muslim yang baik, dan sesatlah dirimu atas kesalahankesalahannya dimasa lalu. 7) Dan ketika engkau berkata selanjutnya: ... wa ma ana minal musyrikin (dan tidaklah aku tennasuk orang-orang yang menyekutukan Allah swt dengan sesuatu selainnya), malrn bersunnguh-sungguhlah untuk menjadikan shalatmu itu benar-benar demi meraih keridhoan Allah semata. 8) Dan ketika engkau mengucapkan:... wa mahyaya wa mamati /illah ... (hidupku dan matiku semata-mata untuk Allah); ketahuilah bahwa sedemikian itulah seharusnya keadaan seorang hamba Allah yang pikirannya tak pernah kosong dari tuhannya walaupun sekejap, dan ia selalu mementingkan urusan Allah swt.
84
3. Khusyuk ketika membaca A/-Fatihah 1-Iendaklah engkau berusaha memahami makna-makna yang terkandung dalam surah Al-Fatihah maupun surah lainnya yang kau baca setelah itu. Sertailah semua itu dengan haibah (perasaan takut yang bercampur dengan takzim) dan tartil (pengaturan irama bacaan, kata demi kata, dengan memenuhi kaidahkaidahnya). Mudah-mudahan cara seperti itu akan banyak membantu menghayati arti ayat-ayat yang kau baca. 4. Khusyuk ketika ruku' dan Sl!jud I) Ketika melakukan ruku', perbaharuilah ingatan tentang keperkasaan Allah swt, dengan merendah dan bertawadhu' untuknya. 2) Setelah itu, kembalilan ber-i 'tidal (berdiri tegak setelah ruku '), seraya tetap mengharapkan rahmatNya dan menandaskan kembali harapan akan ha! itu dalam hatimu. Iringilah perasaanmu itu dengan ucapan: sami 'al/ahu liman hamidah (Allah mendengar dan memenuhi permohonan siapa yang memujinya). Ikutilah pernyataanmu itu dengan mengucapkan syukur kepadaNya, agar mendatangkan lebih banyak lagi karunianya: rabbana laka'l-hamc/11 (wahai Tuhan kami, bagimu segala puji). 3) Kemudian, engkau dapat mengharapkan lebih banyak lagi dengan mengucapkan: mil-as-samawati wa mil-ar-ardhi (sepenuh langit dan sepenuh bumi). 4) Setelah itu, engkau bergerak memtiu sujud. Itulah tingkat ketundukan dan kepasrahan paling dalam, clengan membiarkan wajahmu (anggota tubuhmu yang termulia) menyentuh tanah ·(yang dalam anggapan umum merupakan sesuatu yang terhina). 5) Dalam posisi yang hina atau rendah seperti itu, sesungguhnya engkau telah mengingatkan dirimu sendiri, bahwa ia tercipta dari tai:ah, dan kepala asalnya itulah pula ia akan kernbali. Maka disaat sepe1ti ini, perbaharuilah dalam hatimu pengagungan terhadap tuhanrnu. 6) Kini angkatlah kepalamu dan duduklah diatas kedua kakimu seraya mengucapkan: Allahu Akbar, lalu ungkapkanlah keperluanmu yang mendesak, dengan berkata: rabbighfirli warhamni war-zuqni wa'afini wa 'fi1- 'anni (ya Tuhankl1, ampunilah daku, kasihanilah claku, limpahkanlah rizki bagiku, sehatkanlah lahir batinku, dan maaflrnnlah segala kesalahanku). 7) Kemudian sujudlah sekali lagi seperti sebelurnnya, seraya rnernbarui sikap tawadhu '-mu, dan rnenujukan pujian kepada Tuhanrnu.
5. Khusyuk pada waktu ta;yahud I) Pada waktu duduk untuk bertasyahud, duduklah dengan aclab dan sopan. Ucapkanlah clengan hati yang rnantap bahwa scmua ibadah shalat, serta amalan,arnalan dan pekerti yang baik-baik adalah demi allah swt semata-mata. 2) Kemudian hadirkanlah dalam hatimu, pribadi mtilia Nabi saw, clengan rnengucapkan: as-salamu 'a/aika ayyuha 'n-nabiyyu warahmatul/ahi wa barakatuh (salam untukrnu wahai nabi, dise1tai dengan rahmat allah dan berkahnya). Tuluskanlah harapanmu agar salarnmu itu sarnpai
85
kepacla beliau clan bahwa beliau akan menjawabnya dalam kadar yang lebih sempurna. 3) Dan setelah itu, ucapkanlah pula salarn untuk clirimu sendiri beserta segenap hamba Allah yang baik-baik: as-salamu 'alaina wa 'ala ibadillah 's-shalihin (salam untuk kami serta hamba-hambaallah yang shaleh). Moga-moga dengan itu, Allah swt bcrkenan rnenjawab salamnya dengan jauh lcbih sempurna, scbanyak bilangan hambahambanya yang shaleh. 4) Setelah itu, ikrarkanlah kembali kesaksianmu itu akan keesaan Allah swt serta kerasulan nabi Muhammad saw: asyhadu anlailahaillallah, wa myhadu anna muhammad (an) rasulullah. Dengan itu, engkau membarui ikatanjanji kepada Allah swt, dengan mengulang pcmbacaan kalimat syahadat, serta sekali lagi dengan rnembentengi dirimu dengannya. 5) Dan ini, akhirilah shalatmu, dcngan rnenolehkan wajahmu esebelah kanan, seraya mengucapkan salam yang engkau tujhukan kepada para malaikat dan hadirin yang berada disebelah kananmu. Kemudian sambil menolehkan wajahmu kesebelah kiri, ucapkanlah salarn sekali lagi yang clitujukan kcpada para rnalaikat dan haclirin yang beracla disebelah kirimu. "Bersyukurlah kepada Allah atas taufiq dan perkenanNya, sehingga engkau marnpu rnenyelesaikan shalat ini. Dan mohonlah ampunanNya alas segala kekurangan didalarnnya. Sungguh rahrnatNya arnat luas dan kedermawaanNya pun melimpah ruah." 20
D. Hikmah Khusyuk Dalam Shalat
Khusyuk adalah buah keimanan dan basil keyakinan akan keagungan Allah swt. Siapa yang dapat rnerasakannya niscaya akan khusyuk clalam shalatnya dan diluar shalatnya, penimbul khusyuk ialah kesadaran bahwa Allah swt melihat segala gerak-gerik hambaNya, kesadaran tentang keagunganNya serta tentang kekurangan diri si hamba sendiri clalam melaksanakan tugas-tugas Tuhannya. Dari kesadaran-kesadaran inilah timbul perasaan khusyuk, diantara hikmah khusyuk dalam shalat adalah sebagai berikut: 21 Untuk memancarkan cahaya-cahaya didalam hati yang selanjutnya akan merupakan kunci bagi ilrnu-ilmu nntkmyafah (yakni, penyingkapan rahasiarahasia besar rububiyah yang rnerupakan inti segala sesuatu, tujuan dari segala 20
tv1uhainn1ad Baqir A!-1-Iabsyi, "Fiqh Praktis A1enurut Al-Quran, Sunah dan Pendapat
U/ama"', (Mizan, 1999), Cet I, Hal. 148-156. 21 Al-Gbazali, "Rahasia-Rahasia S!ia/at'', (Bandung: Karisma), Hal. 88.
PERPUSTJ'\J<'.AAN IJTAMA UIN SYAHID JAK.i\RTA
86
tujuan), diperlukan terpenuhinya beberapa persayaratan, yaitu: penghindaran shalat dari berbagai penyakit, pengikhlasannya demi Allah swt, pelaksanannya dengan rnengikuti persyaratan-persyaratan batiniyah, yakni khmyu, takzim, dan
hayaa' (malu). Wali-wali Allah yang dikaoyajkan (disingkapkan) baginya kerajaan langit dan burni serta rahasia-rahasia rububiyah, selalu mengalarn inya pada waktu sedang shalat, terutama disaat-saat sujud, Karena pada. waktu sujud, seorang hamba berada paling dekat dengan Tuhannya. ltulah sebabnya Allah berfirman dalam Qs. Al-'alaq ayat 19:
"Sekali-kali jangan, jangan/ah kamu patuh kepadanya; clan siifudlah clan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan) ". Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa salah satu hikmah khusyuk dalarn shalat ialah dapat memancarkan cahaya-cahayn dalam hati yang merupakan kunci bagi ilmu-ilmu mukasyafah. Apabila seorang harnba bershalat, perbuatannya dikagumi oleh sepuluh ribu malaikat; Allah pun membanggakannya dihadapan seratus ribu malaikat, hal itu disebabkan si hamba telah menghimpun gerakan-i;erakan berdiri, duduk, sujud, ruku', sedangkan Allah swt telah membagi-bagikan gerakan-gerakan tersebut diantara em pat puluh ribu arnlaikat. Para malaikat yang berdiri tidak akan ruku' sampai hari kiamat begitu pula para malalikat yang sujud. Kedekatan dan dderajat yang diberikan Allah swt kepada para malaikat itu akan terus berlaku secara ketat dalam keadaan yang sama, tidak bertarnbah dan berkurang. Hal ini diterangkan dalam firrnan Allah swt dalarn Qs. Ash-Shaffat ayat 164:
"Tiada seorangpun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu" Namun manusia berbeda dengan rnalaikat, manusia meningkat dari tingkatan yang satu ketingkatan yang lalinnya dan terus mcnerus mendekat kepada Allah swt, dan memperoleh tambahan kedekatan kepadaNya, sedangkan pintu tambahan bagi rnalaikat tertutup, masing-rnasing sudah rnemiliki satu tingkatan saja yang tidak dapat dilampauinya. Malaikat tidak akan berpindah dari jenis ibadah yang dijalaninya dan tidak akan bcrhenti melakukannya, scbagaimana dijelaskan dalarn Qs. Al-Anbiya ayat 19-21:
87
"Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit clan di bumi. dan malaikatma/aikar yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai ram angkuh unluk 111enye111ba/1-Nya dan liada {pu/a) 1nerasa /etih, Mereka selalu ber/asbih ma/am dun siang liada henli-hentinya,Apakah mereka mengambi! tuhan-tuhan dari bumi, yang dapal menghidupkan (orang-orang mati)? Pada hakikatnya, kunci tambahan · derajat ialah shalat sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah swt dalam Qs. Al-Mukminun ayat 1-2:
"'Sesungguhnya berunlung!ah orang-orang yang beriman, (yailu) orangorang yang khusyu' dalam sembahyangnya. Dalam ayat tersebut Allah swt memuj i mereka, selain karena iman mereka, j uga karena shalat meraka yang disertai dengan khusyuk, kemudian Allah swt
mengakhiri pelukisan sifat orang-orang yang beruntung karena shalatnya, sebagaimana disebutkan dalam Qs. Al-Mukminun ayat 9:
""Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya ". Setelah itu, Allah swt menyebutkan basil yang mereka pcroleh disebabkan adanya sifat-sifat tersebut, sebagaimana diterangkan dalam firmannya dalam Qs. Al-Mukminun ayat: I 0-11
88
"lvfereka flu/ah orang-orang yang akan mewcms1, 6'akni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya ". 11
I)alan1 ayat-ayat itu Allah s\vt 111elukiskan
1nereka
bcrsa111a-san1a dengan
kcberuntungan (ke1nenangan) dan akhirnya dengan syurga firdaus. 022
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hikmah dari orang-orang yang mendirikan shalat dengan khusyuk maka Allah janjikan syurga firdaus, mereka itulah yang akan melihat Nur (cahaya) Allah swt yang menikmati kedekatan denganNya, serta kedekatan hati-hati mereka. Didalam kehidupan, kita sering menghadapi persoalan yang sulit untuk dipecahkan, atau tiba-tiba kita mendapat rasa gelisah dan cemas. Lalu, apa yang kita rasakan kctika ha! itu te1jadi kepada hati kita? Secara naluriah muncul keinginan kita keluar dari gelora yang mcnggoncang dalam dada, terlebih ditengah
diera
modern
saat
m1.
Dimana
manusia
sedang
menghadapi
perkembangan teknologi yang semakin canggih, sehingga segala sesuatu dikerjakan dengan serba cepat dan kesibukan pun meningkat serta permasalahan dalam kehidupan pun semakin komplek dan rumit, mulai dari masalah yang sifatnya internal sampai kepada masalah yang sifatnya eksternal bahkan masalah yang sifatnya global/ umum sckalipun. Kondisi tersebut jelas dapat mengakibatkan 1.imbulnya beban-beban psikologis yang tidak saja bagi pribadi-pribadi, tetapi juga pada lingkungan, keluarga dan masyarakat yang lebih luas lagi, akibatnya wabah kegelisahan seakan-akan melanda kehidupan masyarakat modern terutarna bagi mereka yang hidup dinegara-negara maju, tepatnya di kota-kota besar. Oleh karena itu, ditengah-tengah kondisi tersebut seseorang butuh ketenangan dengan beristirahat. Kebanyakan orang akan merasa lega j ika melepas kepenatan pergi ketempat hiburan pelepas lelah, seperti pergi ke tempat rekreasi, piknik ke pegunungan, pantai, rileksasi ke taman bunga, mancing ke sungai yang sunyi, dan lain sebagainya. Sementara ba:;i sebagian orang yang tidak kuat iman, mereka rnencari ketenangan atau melepas kepenatan dengan cara pergi ke diskotik, meminum minuman keras, mengkonsumsi narkoba, berjudi, bersenangsenang dengan wanita penjaja seks komersial (psk). Tanpa disadari uang yang ada 22
Al-Ghazali, ·'rahasia-rahasia sl-Ialat", (Bandung: Karisn1a), tlal 90-92.
89
te\ah habis dikeluarkan untuk hal-hal tersebut, badan rusak, otak kacau, ekonomi berantakan, usahanya hancur, terjangkit penyakit kelamin, rusaknya keharmonisan rumah
tangga,
kehidupannya
hancur beserta
hancurnya
nilai-nilai
Juhur
ken1anusiaan.
Semua itu sifatnya hanya kebahagiaan seementara (hedonismej tenang scbentar setclah itu muncu\ kembali masa\ah baru. O\eh karcnanya coba\ah kita renungkan sejcnak, kita pikirkan walau sekcjap, dan coba pu\a kita hitung-hitung sccara bcnar, terhiburkah ha ti dan jiwa dengan cara-cara seperti itu? Sebenarnya, mcncari ketenangan, istirahat, melepas
k(~penatan
dcngan cara
yang demikian ibarat orang yang kehausan la\u meminum air Jaut (asin), yang semakin diminum bc1tambah haus dan clahagala\i ia, pacla akhirnya bukan kctenangan atau hiburan yang didapat, akan tetapi masalah kemudian menambah bcban hidup yang berkepanjangan. Scperti halnya fatamorgana, kclihatannya dari jauh seperti air, tetapi ternyata bayangan panas yang menyilaukan mata. Sesungguhnya orang yang tidak ada iman didacla, Allah swt hiasi perbuatan sia-sia, mereka indah tampaknya, tetapi sayang mcraka hanyut dalam kemaksiatan, sementara meraka tidak sadar terpesona ct·engan kcindahan dunia, Jupa kepada kampung akhirat yang indah dan abadi. Demikian pula dengan ilmu kedokteran, dari tahun ketahun semakin meningkat dan canggih clan obat-obatnya yang semakin lengkap, akan tetapi ironisnya justru kini semakin banyak manusia yang jiwanya hampa, hatinya kering kerontang, selalu dilanda resah dan gelisah, takut dan cemas, bingung clan ragu, kadang-kadang terasa sempit alam nan luas, terasa sunyi keramaian dunia, jiwa meratap setiap saat, clada sesak rasakan reta, berpilu sendu bennandi waduk duka, akhirnya j iwa gersang, dalam kehiclupan rumah tangga tidak tenang, istri curang, suami mata keranjang, anak cucu menjadi pembangkang. Semua itu akibat dari tidak ada atau kurangnya iman clan taqwa kepada Allah swt atau tidak mau rnendirikan shalat sebagai pengobatan yang benar, sebcnarnya apabila didasari o\ch iman dan taqwa kcpada Allah swt sebab pcnyakit apapun yang didcrita oleh rnanusia
sumbcrnya
adalah jiwa.
Dan
obat yang
paling
utama
untuk
menyembuhkan penyakit jiwa ada\ah agama, sccara khusus ialah mendirikan shalat secara khusyuk dan serius, scrta penuh penghayatan yang benar-benar
90
dinikmati oleh jiwa dan raga. Sehingga dalam shalat itu tercipta serius, santai dan sein1bang.
Bagi umat Islam, shalat adalah obat yang paling ampuh bagi jiwa yang takut, cemas, gelisah. Sungguh shalat dalam Islam mengandung hikmah yang luas sekali apabila ditunaikan dengan khusyuk dan sungguh-sungguh. Ibadah shalat mengantarkan pacla basil yang clicapai psikoterapi yang berhasil. Sebab perasaan aman, tentram, clan lepas dari ketegangan emosi telah tcrkondisikan pada diri seseorang yang menclirikan shalat. Keadaan tersebut n1en1bantu
111e1nbebaskan
111anusia yang
sebelun1nya
terganggu
k.esehatan
mentalnya yaitu mengalami ketegangan emosi dan sampai tinclak lanjutnya yaitu psikosomatik menjacli tenang dan tentram, terbebas clari gangguan psikis dan fisiologis. Ketegangan emosi, bahkan sampai kepada psikosomatik semuanya itu timbul karena ketidakmampuan manusia untuk menghadapi dan memecahkan masalah/ konflik-konflik psikisnya. Dengan melaksanakan ibadah shalat yang khusyuk serta dike1jakan secara terus mcnerus menjadikan manusia terbebas dari terganggunya kegelisahan 1nental, karena ibadah shalat 111engandung unsur-unsur penyc111buhan bagi 111creka
yang tidak sehat mentalnya dengan dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah S\Vt.
Sebagaimana penulis paparkan pada pembahasan sebelumnya Shala! n1en1iliki ken1an1puan untuk n1cngurangi kcce1nasan karcna tcrdapat lin1a unsur
didalamnya, yaitu:
1. Meditasi atau doa yang teratur, minimal Jima kali schari. 2. Relaksasi melalui gerakan-gerakan shalat. 3. Hetero atau onto sugesti dalam baeaan shalat. 4. Group therapy dalam shalat jamaah atau bahkan dalam shalat sendirian pun minimal ada "aku" dan "Allah swt". 5. Hydro therapy dalam mandi junub atau wudhu. Melalui wudhu minimal lima kali sehari sebelum shalat umat Islam akan dijaga kebersihannya dari najis dan kotoran. Dalam wudhu terkandung oral hygiene, vulva hygiene, dan personal hygiene yang sangat lengkap sehingga
91
mcmungkinkan untuk rnencegah penyakit infeksi yang disebabkan oleh SF (fingers, feaces, food, fly and fluid). Gerakan-gerakan dalarn shalat rnerupakan gerakan-gcrakan teratur yang dilakukan sedikitnya lirna kali sehari, sehingga berdarnpak sebagai olah raga yang teratur dalarn siklusbody biorytrnic dan irarna sirkardian didalamnya terdapat unsure olah raga, relaksasi, Jatihan konsentrasi, reduksi stress dan pencegahan penyakit. Zikir clan bacaan dalam shalat
m~rnbuat
hati sescorang menjadi tenang,
keadaan trnang dan rileks mempengaruhi ke1ja system syaraf dan endoktrin. Pada orang stress dan tegang, corteks adrenal akan terangsang untuk mengekresi kortisol secara berlebihan sehingga te1jadi peningkatan metabolisrne tubuh secara mendadak, apabila ha! ini berlangsung lama rnaka akan menurunkan system imrnunitas tubuh. Dengan bacaan, doa dan zikir dalam shalat, orang akan menyerahkan segala perrnasalahan yang dihadapinya
kepada yang maim
pcnolong, sehingga beban stress yang n1cnghin1pitnya 1ncngala1ni penurunan.
Selanjutnya seseorang akan menjadi tenang hatinya. tvlurtaclha muthahhari, dan S. tvl. I-I. Thabathaba'I menunjukkan bahwa shalat rnembawa seseorang yang beriman kepada situasi kej iwaan yang khas. Situasi ini meresap kedalarn dirinya sebagai suatu pengalaman akan kenyataan adanya Tuhan. Dalam keadaan yang intens, pengalarnan ini tiada terbatas pada waktu shalat saja, pengaruh pengalarnan ini akan terus 1.erasa setelah shalat. Scbagairnana firmannya Qs. Al-Baqarah ayat 38:
"Kami be1jirman: "7!1runlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjukKu, niscaya tidak ada kekhmvatiran alas mereka, clan tidak (pula) mereka bersel-/ih hat('. Adapun hikmah lain dari shalat khusyuk antara lain sebagai berikut: I. Sh al at adalah peke1jaan jiwa, peke1jaan yang didasari oleh rnsa ihsan. Jika
ha! ini dilakukan dengan baik, n1aka peke1jaan yang lainnya akan
92
dilakukan pula dengan baik, serius dan tidak main-main. Shala! yang khusyuk akan mcnimbulkan etos ke1ja yang professional dan penuh tanggung ja\vab. 23
2. Allah swt mengingatkan kita lima kali sehari tentang waktu. Orang yang khusyuk dalam shalatnya dapat dilihat dari sikapnya yang efektif menggunakan waktu. Ia tidak mau waktunya berlalu sia-sia karena ia yakin bahwa waktu adalah nikmat terbesar yang diberikan Allah swt kepada 1nanusia.
3. Shalat adalah kcbersihan, tidak akan ditcrima shalat scscorang apabila tidak diawali dengan bersuci. Hikmahnya, orang yang akan sukses adalah orang yang sangat cinta dengan hidup bersih, sebagain1ana finnannya Qs. As-Syams ayat 9-10:
"Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya, (kaum) Tsamud Te/ah mendustakan (rasulnya) Karena mereka melampaui batas.
4. Sebelum memulai shalat kita harus memasang niat. Nial sangat penting dalam ibadat, diterima atau tidaknya sebuah ibadah tergantung pada niatnya. Seseorang yang shalatnya khusyuk akan selalu menjaga niatnya dalam setiap perbuatan yang dilakukannya. la tidak akan mau bertindak sebelurn yakin niatnya lurus karena allah swt. 5. Shalat merniliki rukun yang te1tib dan urutannya jadi orang yang khusyuk dalarn shalatnya adalah cinta keteraturan, ketidakteraturan hanya akan rnenjadi rnasalah. Shala! mengajarkan kepada kita bahwa
kesuksesan
hanya milik orang mau teratur dalam hidupnya. Orang yang shalatnya khusyuk dapat dilihat bagaimana ia bisa tetiib, teratur dan procedural dalam hidupnya. 6. Hi km ah dari rnanajemen shalat khusyuk adalah tu 'maninah yang mengandung arti tenang, konsentrasi
dan kadar dengan apa yang
dilakukan, shalat melatih kita memiliki ritme hidup yang indah dimana setiap episode dinikmati dengan baik.
23
Abu Sangkan, "Pelatihan SHa/at Khusyuk" . .. , I~a! 21.
93
7. Shala! memiliki gerakan yang dinamis, sujud adalah gerakan yang paling mengesankan dari dinamisasi shalat. Orang menganggap bahwa kepala merupakan sumber kemuliaan, tetapi ketika sujucl kepala dan kaki sama derajatnya, bahkan setiap orang sama derajatnya ketika shalat, ini mengandung
hikmah
bahwa
dalam
hidup
kita
harus
tawadhu '.
Ketawadhu 'an adalah cerminan kesuksesan mengendalikan diri, mengenal allah swt dan mengenal hakikat hidupnya. Bila kita tawadhu' (rendah hati) maka Allah swt akan mengengkat derajat ita. Kesuksesan scseorang yang shalat dapat dilihat dari kesantunan, keramahan clan kerendahan hatinya. Cirinya ia tidak melihat orang lain lebih rendah daripacla dirinya. 24 8. Shalat selalu diakhiri dengan salam yang merupakan sebuah doa semoga Allah memberikan keselamatan, rahmat dan keberkahan bagimu. Ueapan salam ketika shalat mernpakan garansi bahwa diri ita tidak akan pernah mau berbuat zhalim pada orang lain. Jni adalah kunei sukses, karena setiap kali ita berbuat zhalim, maka kezhaliman itu akan kembali pada diri kita.
25
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hikmah dibalik shalat
khusyuk sclain dapat 111endatangkan ketcnangan clan l:ctcntran1an jiwa aclalah rnendidik seseorang yang menunaikannya agar senantiasa berdisiplin dalam hidupnya, menjaga kebersihan serta bersikap tawadhu'.
24
25
b.lli2://\VW\V. Mizan.con1/portul/ten1p la tc/detai I/book id/900. http://\V\V\V. Mua\laf.con1
BABY
PENUTUP A. Kesimpulan
Dari uraian diatas jelaslah bahwa s'esungguhnya shalat itu disamping sebagai bukti kepercayaan kepada Allah swt adalah sebagai pengokohan keyakinan itu sendiri. Dengan hikmah shalat diharapkan kepercayaan kita semakin membaja, sehingga membuahkan rasa kemerdekaan dan kebebasan j iwa, terhindar dari perasaan takut, susah dan khawatir. Shalat berisi pernyataan pengakuan seorang hamba akan adanya Tuhan, keEsaanNya, dan segala sifat-sifat kesempurnaanNya, yang mengatur dan rnemelihara dengan sebaik-baiknya dan secermat-cermatnya, karena itu Dialah tempat insan manusia bergantung dan mengadukan segala problemanya. Dialah yang paling patut untuk disembah oleh hambaNya. Shalat merupakan pengakuan seorang harnba bahwa ia adalah makhluk Allah swt yang kecil, lemah,
hina dan sebagainya, yang mernerlukan
petunjukNya, bantuanNya dan perlindunganNya, yang harus patuh pada segala peraturanNya kalau ingin selarnat dan bahagia dunia akhirat. Manusia dalarn kehidupan selalu menghadapi berbagai rnacam problem dan cobaan hidup, ha! yang tidak menyenangkan selalu te1jadi, dan dengan melaksanakan shalat lima waktu dengan khusyuk dan dilaksanakan secara terns mencrus maka dapat dihindari gangguan jiwa dan penyakit kejiwaan, karena penumpukkan perasaan yang tidak mengenakkan dihati dapat dihindari, karena manusia selalu mengungkapkannya sebanyak lima ka!J dalam sehari melalui
95
ibadah shalat, dengan keyakinan bahwa pengungkapannya langsung clidengar, dipahami, diperhatikan oleh Allah swt, karena Allah swt maha penyayang, lagi maha pengasih. Pengungkapan perasaan rnanusia lcwat shalat membuat hati mejadi lega clan tentram, tidak ada lagi hal-hal yang tidak rneng-enak-kan tertinggal dihati karena telah cliungkapkan lewat shalat, clan merasa aman karena te1jamin kerahasiannya serta yakin akan menclapat rahmat, hidayah clan inayahNya sehingga perasaan tenang, tentram selalu menghiasi dil'inya karena selalu berkomunikasi kepada Allah swt. Seseorang yang sedang menge1jakan shalat dengan khusyuk tidak merasa sendiri, seolah-olah ia berhadapan dengan Allah swt dan melakukan dialog denganNya. Suasana spiritual seperti ini · dapat menolong manusia untuk mengungkapkan segala perasaan dan berbagai masalah yang dihadapi. Dengan demikian ia menclapatkan tempat untuk mencurahkan segala yang ada dalarn pikirannya. Dengan shalat khusyuk seseorang akan mendapatkan ketenanganjiwa, karena rnerasa diri clekat clengan Allah swt clan beroleh ampunanNya.
B. Saran
Berdasarkan uraian yang penulis deskripsikan serta tuangkan dalam skripsi ini,
clapatlah
disimpulkan
bahwa
dari
berbagai
manfoat
shalat
bahwa
sesungguhnya shalat disan1ping fungsi utan1anya sebagai sarana ibadah, komunikasi kepada Allah swt, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada dzat yang rnaha
pengasih lagi
maha penyayang yang kepadaNya kita
rnernpertautkan kecintaan dan keirnanan, se1ta rnemperhalus akhlak, adalah fasilitas yang dianugerahkanNya kepacla kita selaku hambaNya yang beriman, untuk meningkatkan kualitas hidup kita sehari-hari. Banyak orang bersusah payali mencari jalan dalam rnencapai ketenangan, pelegaan bathin, kebehagiaan hidup, kepuasan
bathin,
rnengatasi
kecernasan
dan
ketegangan
hidup,
dengan
rnengeluarkan uang yang tidak sedikit, dengan mengembangkan berbagai bentuk meditasi transcendental, hipnotis, konsultasi psikologis dan medis, yoga, pergi ketempat hiburan, rekreasi, bahkan lari kepada obat-·obatan terlarang, tempat prostitusi, diskotik dan tak jarang pergi kedukun, dan tidak sedikit pula orang
96
yang melakukan ha! tersebut beridentitas seorang muslim, naudzubillah min
dzalik!, paclahal sebagai seorang muslim kita telah diajarkan tekhnik yang foolproof atau clengan kata lain sesuatu yang luar biasa yang lebih bisa dianclalkan, yang lebih dari sekedar cara-cara yang sifatnya fatamorgana yang tidak mcmberikan solusi kepacla orang yang bersangkutan. Yang mana tekhniktekhnik tersebut datangnya langsung clari yang maha tahu Allah swt, yaitu
"shalat" yang harus diclirikan clengan khusyuk, sungguh-sungguh, clihayati serta terus menerus dilakukan minimal lima kali dalam satu hari satu rnalam. Oleh karenanya, masihkah kita setelah ini menyia-nyiakan dengan melalaikan shalat tersebut clan tidak rnenunaikannya? Melallii skripsi ini, penulis menghimbau khususnya kepada cliri penulis sendiri, umurnnya kepacla pembaca skripsi ini clan umat Islam untuk jangan rnelalaikan shalat apalagi ticlak rnenunaikamiya. Sebagairnana firman Allah swt dalarn Qs. Al-Muclatsir ayat 42-43:
"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka) ?);fereka merl}rnrnb: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat ". Dan Qs. Al-Ma'un ayat 4-5: ~
/
).
/
/
/
/
j.
/
•
.:f,.,
r
,.,,,.,,,.,.
""
_,.
)
.,,. ,,, }J
.,,. / -:
® oyi.L, (;-f~ if~ o:)JI ((~ ~ J;!y
" Maka kecelakaan/ah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang /alai dari sha/atnya ". Disarnping itiu, hikmah ibaclah shalat sangatlah luas, clisarnping sarana ibadah kcpada Allah swt, shalat juga berimplikasi terhadap ketcnangan dan kctentrarnan jiwa, serta kesehatan jasmani dan masih banyak lagi hikmah yang terkandung dalam ibadah shalat. Apapun yang kita alami dalarn menganmgi roda kehiclupan kita, susah, senang, sedih, bingung, resah, gelisah, dan sebagainya, kembalikan semuanya kepada Allah swt yang maha tahu lagi rnaha bijaksana, dengan jalan "sha/at", dengan clernikian hati kita akan menjadi tenang, tentram, damai dan semua problem akan tcrselesaikan alas izinNya.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Qur 'an dan te1jemahnya, (Jakarta: Pcnggadaan Kitab Suei Al-Qur'an)
Abdurrahman, Muhammad Masykuri, H., Kaifiyah Dan Hikmah Shala!, (Jawa Timur: Pustaka Sidogiri, 2006), Cet. ke-6.
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, Shahih Bukhari, (Beirut: Darul Fikri, 1994), juz l.
Abbas Ahmad shiqr, Ahmad Abdul Jawad, Jami'u/ Ahadits, (Beirut: Darul Fikr, 19940, juz I.
Ahmad
Abdurrahman Al-Banna, Fathur Rabbani Musnad Imam Ahmad bin
Hunbal
asy-Syaikhom~
(Darus Shihab Al-Qohirah).
Al-Ghazali, Rahasia-Rahasia Sha/at, (Bandung: Karisma).
Al-Hajj, Yakub Har, Manusia Modern Dan Penyakitnya, Jakarta: Andes Utama Prima, 1995), Cet. ke-1.
Ali, Muhammad Daud, Prof. 1-1. Sh., Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005).
Ali Yahya, Muhammad Taufiq, Sholat; Hikmah, Syari'at dan Wirid-Wiridnya, (Jakarta: Lentera, 2006), Cet. Ke-2.
Al-Khuly, Helmy, Mukjizat Kesembuhan Da/am Gerakan Sha/at, (Jogjakarta: Hikam Pustaka, 2007) Cet. Ke-I.
Andari, Jenny, Dr, Hygiene Mental dan Kesehatan lvfental da/am Islam, (Jakarta: Pt. Mandar Maju, 1989) Cet. ke-Vl.
Ardani, Muhammad, Prof. Dr. H., Akh/ak Tasawzif "Nilai-Nilai Akhlakl Budi
Pekerti da/am Jbadat dan Tasmvuf, (Jakarta: CV. Karya Mulia).
Ash-Shiddiqy, T.M. Muhammad., Pedoman Sha/at, Jakarta: Bulan Bintang, 1996,
Cet. ke-4.
Bastaman, Hanna Dj umhana, lntegrasi Psiko/ogi dengan Islam kfemlju Psiko/ogi
ls/ami, (Jakarta: Yayasan lnsan Kami! Pustaka Pelajar, 1997), Cet. ke-2,
Daracljat, Zakiyah, Islam dan Kesehatan Mental: Pokok-Pokok Keimanan, (Jakarta: Gunung Agung, 2001), Cet. ke-9.
Daradjat, Zakiyah, Zikir Sebagai Pembina Kesejahteraan Jiwa, (Surabaya: PT. Bina llmu, 1985), Cet. kc-!.
Daradjat, Zakiyah, Sha/at; Menjadikan Hidup Bermakna, (Jakarta: Ruhama, 1996), Cet. ke-7
Daradjat, Zakiyah, Pendidikcm Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang).
Daradjat, Zakiyah, Prof. Dr., Doa Menunjang Semangat Hidup, Jakarta: CV. Ruhama, 1996), Cet. ke-6.
Daradjat, Zakiyah, Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung).
Djalaluddin, clan Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Kalam Mulia), Cet. ke-I.
101
El-Shulthani, Mawardi Labay, Zikir clan Doa Jvienclirikan Sha/at yang Khu;yuk
Jviencegah Manusia clari Perbuatan Keji clan lvi.ungkar, (Jakarta: AlMaward i Prima, 1999), Cet. Ke-II.
Gymnastiar, Abdullah, Jaga/ah Hati; Jvlq. for Beginners, (Bandung: Mq. Publishing, 2004), Cet. ke-1.
G. Hanson, Peter, M. D.; Alih Bahasa Arum Gayatri, Nikinatnya Stress, (Jakarta: Arcan, 1987).
Hasyby ash-Shiddiqy, Tengku Muhammad,· Pecloman Sha/at, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1997), Cet. ke- II.
Hawari, Dadang, Psikiater, Dimensi Religi clalam Praktek Psikiatri clan Psikologi, (Jakarta: Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia, 2002).
Hidayati, Heny Narendrany, Andri Yudiantoro, Psiko/ogi Agama, (Jakarta: Lembaga Penelitian U!N Dengan UIN Jakaita Press, 2007) Cet. ke-1.
Ibrahim, Kasim, dan Athar Syahid, Bagaimana Jika Stress Menyerang, (Solo: CV. Rarnadhani, 1995), Cet. ke-l!I.
Jalaludin, Dr, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. ke-1.
Langgulung, Hasan, Teori-Teori Kesehatan Mental, (Jakarta: Pustaka all-Iusna, 1986),Cet. ke-1.
Martoenoes. B. K., Stress clan Psikologi, (1991).
102
Mc. Guade, Walter, Dan Ann Nickman, Stress; Apakah Stress !tu, Bagafmana
Stress Mempengaruhi Kesehatan Jiwa, Bogoimana Mengotasi Stress, (Jakarta: Erlangga, 1991 ).
Mustika, Muhammad Shodiq, Pe/atihan Sholat Snwrt umuk Kecerdasan dan
Kesuksesan llidup, (Jakarta: Hikmah. PT. Mizan Publics), Cet. ke-1.
Muahammad Fuacl Abdul Baaqi, Shahih Muslim, (Riyadh: Darus Salam, 1998),
j LIZ I.
Muhammad Jamil Atthar, Sunan Tirmudzi, (Beirut: Darul Fikri, 1994), juz I.
Muhammad Mukhtar Hasiin, Zawaidul Ibnu Majah, (Beirut: Darul Qutb Alamiah, 1993), juz I.
Najati, Muhammad Utsman, Jiwo A1anusia dalcan Sorotan a/-Quran, (Jakarta: CV. Cendekia Sentra Muslim, 2001), Cet. ke-1.
Najati, Muhammad Utsman, Psikologi Nabi Membangun Pesona Din' dengan
Ajarnn Nabi, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2005), Cet. kc-I.
Nawawi, Rif'at Syauqi, Sha/at Ilmiah clan Alamiah, (Jakarta: Fikahati Aneska, 2001).
Nevid, Jeffreys, Spencer A., Rathus Beverly Grecne-Psiko/ogi Abnormal, Jnkarta: Erlangga, 2003), Ji!. I.
Quthb, Syahid Sayyid, Al-Quran; Teijemahan Tafsir Fi Zhilalil-Quran (Teij. As' ad Yasin; Abdul Aziz Salim Basyarahil, Mukhotob Hamzah), (Jakarta: Gema lnsani Press, 2000), Ji!. 1-10,Cet. Ke-!.
103
Rakhmat, Jalaludin, lvfembuka Tirai Kegaiban; Renungan-Remmgan Sufistik, (Bandung: Mizan).
Ramadhani, Egha Zainur, Superhealth; Gaya Hidup Sehal Rasulullah, (Pro-U Media, 2007) Cct. kc-I.
Rasjict, Sulaiman, H., Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1994), Cet. ke-33.
Rousydy, Ta. Lathief, Ruh Sha/at dan Hiknwhnya, (Medan: Rinbow, 1984), Cet.
ke-11 Sabiq, Sayyid, Fiqh Shunnah, (Bandung: PT. al-Ma'arif, 1973), Cet. ke-1.
Salim Basyarahail, Abdul Aziz, 1-1., Sha/at; Hi/cmah, Falsc9'i:1h dan Urgensinya, Jakaiia: Gema Insani Press, 1996), Cet. ke-1.
Sangkan, Abu, Pe/atihan Sha/at Khwyuk, (Jakarta: Yayasan Shalat Khusyuk Dan Manajemen Masjid Baitul lkhsan-Bank Indonesia, 2004), Cet. kc-I.
Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran, (Jakarta: Lentera 1-Iati), Vol. 1.
Shodiq bin Hassan, Abdullah bin Ibrahim, Sirojul Wahhaj Shahih Muslim, (Daulah Qithr Wizarah Al-Auqaf Wasyu'un Al-Islamiyah), juz I, hadits ke.164, hal.54.
Sholeh, Muhammad, Terapi Shala! Taha;jud Menyembuhkan Berbagai Penyakit, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2006), Cet. ke-1.
Sururin, !!mu Jiwa Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. ke-1.
104
Syafi'i, Arnnad, Pengantar Sha/at Khm)n1k, (Bendung: PT. Remaja Rosdakarya,
1984), Cct. ke-1.
Tebba, Soedirman, Nikmatnya Sha/at, (Banten-Tangerang: Pustaka Irvan, 2008), Cet. ke-1.
Turnanggor, Rusmin, 1/11111.Jiwa Agwua, (Jakarta: U\innuha Press, 2002).
Wijaya Kusuma, Muhammad 1-lernbing, Hikmah Sha/at zmtuk Pengobatan dan
Kesehatan, (Jakarta: Pustaka Kartini, 1994), Cet. ke-1.
Yosep, lyus, S.Kp., Keperawatan .Jiwa, (Bandung: Refika Aditama, 2007), Cet. ke-1.
Zaini, Syahrnunin, Faedah Sha/at bagi Kehidupan Orang Beriman, (Jakarta: Kalam MLilia, 1991), Cet. ke-1.