MI NGGUI I IAPRI L2017
GORI L ASPORT
GORI L ASPORT . I D
GORI L ASPORT _ I D
GORI L ASPORT
E d i s i K h u s u s L i g a1 2 0 1 7 2 4HAL AMAN
LIGA BARU RASA LAMA
C R I S T I A NG O N Z A L E S B O A ZS O L O S S A B A MB A N GP A MU N G K A S G R E GN WO K O L O
SERGIO VAN DIJK Persib Bandung
2
TIGA KANDIDAT
Kick off Liga 1 tinggal hitungan hari. Persiapan matang sudah dilakukan para peserta dengan tiga diantaranya menjadi kandidat kuat. Mereka adalah Persib Bandung, Arema FC, dan Persipura Jayapura.
P
ersib jadi unggulan teratas karena datangan pemain kelas dunia. Setelah Michael Essien dikontrak Rp 11 miliar dalam satu musim kompetisi, Maung Bandung melanjutkannya dengan memakai jasa striker asal Inggris, Chalton Cole. Hadirnya dua nama tenar itu dilengkapi beberapa pemain asing dan lokal berkualitas. “Kami memiliki dua pemain kelas dunia. Ditambah pemain-pemain yang sudah lebih dulu bergabung, kami semakin percaya diri dengan peluang tim ini. Bisa dikatakan kami betekad menjadi juara,” ungkap komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Zainuri Hasyim. Selain Persib, Arema dan Persipura juga jadi dua klub terdepan yang bisa meraih gelar juara. Arema misalnya. Singo Edan didukung pramusim yang luar biasa. Skuad besutan Aji Santoso itu berhasil juara di sejumlah kompetisi pramusim.
SUMBER: GORILASPORT.COM
Sebut saja Trofeo Bhayangkara dan Piala Presiden. Arema juga memiliki tim yang komplit. Perpanduan senior-junior terbilang bagus. Sebut saja Hanif Sjahbandi, Natsir, dan Bagas Adi Nugroho. “Saya ingin pencapaian Arema bisa lebih baik dari kompetisi musim lalu. Tak perlu ditanya lagi, saya ingin Arema menjadi juara Liga 1. Kami sudah berbenah dan siap bekerja lebih keras untuk bisa mencapai target tersebut. Saya percaya kami bisa melakukannya,” ungkap striker gaek, Cristian Gonzales. Meski tak segemerlap Persip dan Arema, Persipura tidak bisa dipandang sebelah mata.
Mutiara Hitam tetap calon juara Liga 1. Faktor finansial memang sempat mengganggu persiapan Boaz Salossa dkk. Tidak lagi mendapat dukungan dari Freport sempat menggangu keuangan Persipura. Tapi, Persipura tetap wajib diperhitungkan karena memiliki komposisi tim yang tidak banyak berubah. Disamping Persib, Arema, dan Persipura, Sriwijaya FC juga pantas menjadi perhatian khusus. Meski belum lama ini melakukan pergantian pelatih, Laskar Wong Kito tetaplah klub sepak bola di Indonesia yang memiliki DNA juara. Keberadaan Beto Goncalves dan Hilton Moreira menjadi jaminan kualitas di lini depan. IRA
3
PATRICH WANGGAI Borneo FC
4
CITIUS, ALTIUS, FORTIUS
Secara resmi, PSSI memulai kompetisi ketika Liga Indonesia diselenggarakan pada 1994. Namun, bukan berarti ajang para pesepak bola terbaik di Tanah Air itu untuk unjuk keterampilan berjalan mulus. Konflik politik dan sosial pada 1998 serta keributan antarpengurus pada 2011-2015
sempat membuat sepak bola terombang-ambing pada ketidakpastian. Tercatat, dua kali kompetisi dihentikan, yaitu pada 1997/1998 dan pada 2015. Lalu, pada 2016 digelar kompetisi tidak resmi bertajuk Indonesian Soccer Championship. Sementara pada 2011/2012 dan 2013 muncul
kompetisi tandingan bertajuk Liga Primer Indonesia. Awalnya, IPL dicap ilegal dan ISL legal. Namun, seiring pergantian rezim, situasi berbalik 180 derajat. Kini, setelah hiruk-pikuk tidak produktif itu berakhir, musim baru Liga Indonesia berlabel Liga 1 siap kick-off.
1994/1995
1995/1996
1996/1997
1997/1998
1998/1999
1999/2000
2001
PERSIB BANDUNG
BANDUNG RAYA
PERSEBAYA SURABAYA
KOMPETISI DIHENTIKAN
PSIS SEMARANG
PSM MAKASSAR
PERSIJA JAKARTA
2008/2009
2007
2006
2005
2004
2003
2002
PERSIPURA JAYAPURA
SRIWIJAYA FC
PERSIK KEDIRI
PERSIPURA JAYAPURA
PERSEBAYA SURABAYA
PERSIK KEDIRI
PETROKIMIA PUTRA
2009/2010
2011/2012
2013
2013/2014
2015
2016
AREMA
SRIWIJAYA FC (ISL) SEMEN PADANG (IPL)
PERSIPURA JAYAPURA (ISL) IPL TIDAK ADA JUARANYA
PERSIB BANDUNG
KOMPETISI DIHENTIKAN
PERSIPURA JAYAPURA (ISC)
*JUARA KOMPETISI PADA ERA DIVISI UTAMA, ISL, HINGGA ISC, TERMASUK DUA MUSIM IPL (2011/2012, 2013)
5
SIAPA KUDA HITAMNYA?
Di sepak bola, istilah kuda hitam sering digunakan untuk melukiskan tim-tim kelas menengah ke bawah yang sanggup tampil mengejutkan. Mereka tidak diperhitungkan, tapi mampu mencatatkan prestasi bagus. Pertanyaannya, siapa kuda hitam di Liga 1 musim ini?
S
6
emen Padang, Borneo FC, Mitra Kukar, serta Madura United menjadi klub yang diprediksi akan menjadi kejutan di kompetisi elite Indonesia pada 2017. Faktornya beragam. Madura United misalnya. Hadirnya Peter Odemwingie sebagai marquee player bisa klub asal Jawa Timur itu ditakuti. Pengalaman dan jam terbang Odemwingie di kompetisi elite Eropa serta Timnas Nigeria akan membuat Laskar Sapeh Kerrab diperhitungkan. Apalagi, Greg Nwokolo kini juga berbaju Madura. “Saya kira saya masih bisa melakukan itu (mengantar Madura
berprestasi). Saya akan memaksimalkan kesempatan ini. Saya akan segera membuktikan harapan manajemen," ungkap mantan pemain West Brom dan Stoke City tersebut. Selain Madura, Semen Padang, Mitra Kukar, dan Borneo juga patut diperhitungkan. Nama terakhir bahkan sudah bisa membuktikan sebagai salah satu kuda hitam ketika tampil di Piala Presiden 2017. Meski tampil dengan skuad lapis kedua, Borneo bisa menembus final. Mereka kini semakin percaya diri setelah sukses menggaet striker Timnas Selandia Baru yang pada Piala Dunia 2010 membobol jala Italia, Shane Smeltz. “Soal segala persiapan kompetisi termasuk regulasi (baru) penggunaan pemain muda, kami tidak ada kendala. Saya sudah mempersiapkannya sejak tahun lalu, dari akademi.
Sehingga, kami sudah mempunyai stok. Yang pasti, kami sudah siap bersaing untuk tampil bagus di kompetisi," papar presiden Borneo, Nabil Husein. Setelah Madura dan Borneo, Semen Padang juga wajib diperhatikan. Meski tidak memiliki skuad yang bertabur bintang, tim asuhan Nil Maizar itu tidak banyak melakukan perombakan. Komposisi pemain yang solid dan tidak berbeda jauh dari musim-musim sebelumnya diyakini akan membuat klub asal Sumatera Barat itu ditakuti tim-tim unggulan. Namun, bukan berarti kuda hitamnya terbatas pada klub-klub di atas. Tim-tim lain seperti Persiba Balikpapan, Gresik United, Persela Lamongan, PS TNI, hingga Bali United layak dilirik. Begitu pula dua tim tradisional Indonesia yang selama ini tenggelam, PSM Makassar dan Persija Jakarta. IRA SUMBER: GORILASPORT.COM
SAMSUL ARIF Persela Lamongan
7
MARLON DA SILVA Persiba Balikpapan
8
VENDRY MOFU Semen Padang
9
9
10
HANSAMU YAMA Barito Putera
DEMI SEPATU EMAS
Selain trofi, satu kategori yang selalu dinantikan ketika kompetisi begulir adalah top skor. Di Liga 1 musim ini sejumlah nama pesepak bola lokal dan asing layak berada di baris terdepan daftar kandidat peraih penghargaan sepatu emas.
U
ntuk kategori lokal ada Irfan Bachdim (Bali United), Samsul Arif (Persela Lamongan), Greg Nwokolo (Madura United), Sergio van Dijk (Persib Bandung), Boaz Solossa (Persipura Jayapura), atau Cristian Gonzales (Arema FC). Mereka adalah sederet striker mematikan yang sudah sangat paham kultur sepak bola Indonesia. Pemain-pemain ini akan adu tajam dengan produk asing macam Charlton Cole (Persib), Peter Odemwingie (Madura), atau Shane Smeltz (Borneo FC). Ada lagi Beto Goncalves dan Hilton Moreira (Sriwijaya FC), Marcel Sacramento (Semen Padang), Patrick da Silva (Gresik United), hingga Sylvano Comvalius
SUMBER: GORILASPORT.COM
(Bali) “Saya datang ke sini (Persib) dan saya merasakan betapa masyarakat di sini menyukai sepak bola. Jadi, saya akan kerahkan kemampuan. Saya suka bermain, tapi saya jarang menonton. Ini pertama kali saya datang ke Indonesia. Saya tahu saya bisa betah berada di sini dan saya akan berikan yang terbaik untuk tim. Saya berharap punya awalan bagus bersama tim,” papar Cole. Untuk menandingi namanama asing, dua nama lokal layak dikedepankan. Meski memiliki darah luar negeri, pemain seperti Irfan (blasteran IndonesiaBelanda) atau Gonzales (naturalisasi dari Uruguay) diprediksi akan bisa berbuat banyak. Irfan yang punya pengalaman di Thailand dan Jepang patut diwaspadai saat tampil dalam masa
persiapan Timnas Indonesia ketika akan tampil di Piala AFF 2016. Bagaiman dengan Gonzales? Meski sudah menginjak usia kepala empat, pemain yang membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2010 dan 2014 tersebut kerap dicap sebagai tua-tua keladi alias semakin tua semakin jadi. Pembuktian terbaru mantan striker PSM, Persik Kediri, dan Maung Bandung ada di Piala Presiden. Pada kompetisi pramusim itu El Loco menyumbangkan 11 gol. Bahkan, saat melawan Semen Padang pada leg II semifinal, Gonzales mencetak 5 gol. Dengan mimpi kembali memperkuat timnas asuhan Luis Milla, bukan tidak mungkin El Loco akan menenggelamkan para marquee player di Liga 1. “Sejak sebelum Piala Presiden berlangsung, saya tetap menjadikan Gonzales sebagai andalan tim ini. Bisa dikatakan Arema bersyukur memiliki pemain seperti Gonzales,” ungkap pelatih Singo Edan, Aji Santoso. IRA
7
TITUS BONAI PSM Makassar
12
SUMBER: GORILASPORT.COM
HANTU KOTAK PENALTI
Sejak era Liga Indonesia dimulai pada 1994 dengan menggabungkan klub-klub Perserikatan dengan Galatama, ribuan pemain muncul. Beberapa diantaranya sanggup mencatatkan prestasi membanggakan sebagai pencetak gol terbanyak. Dengan
34 gol, Peri Sandria menjadi pemain paling subur dalam satu musim dalam sejarah Liga Indonesia. Hingga kini, catatan itu belum ada yang memecahkan. Lalu, Cristian Gonzales tercatat sebagai pemain yang paling sering menjadi top skor. El Loco
empat kali meraih sepatu emas (2005, 2006, 2007, 2008/2009). Pada 2008/2009 dia meraihnya bersama Boaz Solossa. Khusus Boaz, dia menjadi top skor tiga kali, sementara Ilham Jayakesuma dan Beto Goncalves (termasuk kompetisi tidak resmi ISC) dua kali.
MUSIM
PEMAIN
KLUB
GOL
1994/1995 1995/1996 1996/1997 1997/1998 1998/1999 1999/2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008/2009
PERI SANDRIA DEJAN GLUSCEVIC JACKSEN F. TIAGO KOMPETISI DIHENTIKAN ALAIN MABENDA BAMBANG PAMUNGKAS BACO SADISSOU ILHAM JAYAKESUMA OSCAR ARAVENA ILHAM JAYAKESUMA CRISTIAN GONZALES CRISTIAN GONZALES CRISTIAN GONZALES BOAZ SOLOSSA CRISTIAN GONZALES ALDO BARRETO BOAZ SALOSSA BETO GONCALVES FERDINAND SINAGA BOAZ SALOSSA EDWARD WILSON EMMANUEL KENMOGNE KOMPETISI DIHENTIKAN BETO GONCALVES
BANDUNG RAYA BANDUNG RAYA PERSEBAYA SURABAYA
34 30 26
PSDS DELI SERDANG PERSIJA JAKARTA BARITO PUTERA PERSITA TANGERANG PSM MAKASSAR PERSITA TANGERANG PERSIK KEDIRI PERSIK KEDIRI PERSIK KEDIRI PERSIPURA JAYAPURA PERSIK/PERSIB PKT BONTANG PERSIPURA JAYAPURA PERSIPURA JAYAPURA (ISL) SEMEN PADANG (IPL) PERSIPURA JAYAPURA (ISL) SEMEN PADANG (IPL) PERSEBAYA SURABAYA
11 24 22 26 31 22 25 29 32 28 19 26 25 15 23 17 25
SRIWIJAYA FC (ISC)
25
2009/2010 2010/2011 2011/2012 2013 2013/2014 2015 2016
SUMBER: GORILASPORT.COM
13
LOKAL VS ASING
Dominasi pelatih asing masih belum bisa dihindari dalam persaingan Liga 1 musim ini. Dari 18 klub yang menjadi kontestan, pelatih luar negeri masih lebih banyak dibandingkan pelatih lokal. Lalu, siapa yang terbaik?
S
14
ebelum Widodo C Putro digantikan Osvaldo Lessa (Brasil) dan Mustaqiem digantikan Laurent Hatton (Prancis), sebetulnya komposisi pelatih lokal dan asing di Liga 1 masih seimbang. Namun, setelah adanya perubahan jelang kick off, pelatih lokal kini menyisakan Aji Santoso (Arema FC), Jafri Sastra (Mitra Kukar), dan Herry Kiswanto (Persela Lamongan). Lalu, Hanafi (Gresik United), Yusack Sutanto (Perseru Serui), Djadjang Nurdjaman (Persib
Bandung), dan Nil Maizar (Semen Padang). Untuk pelatih asing, di luar Lessa dan Hatton, sisanya sudah malangmelintang di kompetisi Tanah Air. Mereka antara lain Jacksen Tiago (Brasil/ Barito Putera), Gomes de Olivera (Brasil/ Madura United), Timo Scheinemann (Jerman/ Persiba Balikpapan), Stefano Cugurra (Brasil/ Persija Jakarta), Robert Rene Albert (Belanda/ PSM Makassar), Dragan Djukanovic (Montenegro/ Borneo FC), dan Hans Peter Schaller (Austria/ Bali United). “Kami ditargetkan mengakhiri kompetisi di posisi 5 besar. Tentu target yang tidak mudah untuk kami capai. Butuh perjuangan keras untuk bisa mencapai target yang dibebankan.
Kami akan berupaya untuk merealisasi target yang diberikan manajemen Barito kepada saya sebagai pelatih kepala,” ungkap Jacksen. “Saya tidak bisa mengatakannya (ambisi di Barito). Secara pribadi, saya ingin memberikan yang terbaik. Saat ini saya menatap target yang dibebankan oleh manajemen Barito. Tapi, kalau ada kesempatan untuk mencapai posisi yang lebih baik, tentu akan kami ambil,” sambung pelatih yang sempat memberikan gelar juara liga untuk Persebaya Surabaya dan Persipura tersebut. Meski dominasi pelatih asing sangat terlihat di Liga 1, peran pelatih lokal juga tidak boleh dianggap remeh.IRA
SUMBER: GORILASPORT.COM
AGUS INDRA Gresiuk United
15
SILVIO ESCOBAR Perseru Serui
16
MANAHATI LESTUSEN PS TNI
17
APA KABAR PEMAIN TUA?
Jejak pemain senior di kompetisi tahun ini kemungkinan besar akan sulit dideteksi keberadaannya. Alasannya, regulasi baru pembatasan usia minimal. Kini, dua pemain maksimal berusia 35 tahun yang bisa dikontrak setiap klub peserta kompetisi di Tanah Air tersebut.
D
ari sekian banyak pemain senior yang masih berusaha keras berkiprah di kompetisi tertinggi
14
Tahun lama Ismed Sofyan membela Persija. Sebelum memperkuat Macan Kemayoran, pemain asal Aceh itu bergabung dengan PSBL Langsa, Persiraja Banda Aceh, dan Persijatim Jakarta Timur.
41
Tahun usia Cristian Gonzales pada 30 Agustus 2017. Striker naturalisasi dari Uruguay menjadi pemain paling tua di Liga 1 musim ini.
2
Pemain asing tua yang musim ini membela Sriwijaya FC. Mereka adalah Beto Goncalves (36 tahun) dan Hilton Moreira (35 tahun)
18
terdapat Ismed Sofyan dan Bambang Pamungkas di Persija Jakarta, Cristian Gonzales (Arema FC), Ponaryo Astmana (Borneo FC). Meski tua, mereka dipastikan tetap memiliki peran penting di klub masing-masing. Dengan pengalaman yang dimiliki, mereka akan menjadi panutan bagi para pesepak bola muda Indonesia. “Peran pemain senior jelas masih sangat penting bagi sebuah klub. Meski mungkin tidak bisa bicara maksimal dari penampilan di atas lapangan karena sudah diganggu faktor usia, adanya pemain senior sangat penting untuk soliditas tim. Terutama untuk para pemain-pemain muda yang masih sedang berkembang secara mental dan permainan,” ungkap Ismed. Namun tidak sedikit juga pemain senior yang akhirnya tergerus. Ada yang harus main di kompetisi kasta kedua atau malah sudah memutuskan k pensiun. Salah satu contoh dari gambaran tersebut adalah Muhammad Ridwan dan Mat Halil. Mereka adalah dua pemain yang pernah menjadi bintang pada masanya, yaitu pada awal 2000-an. Ridwan misalnya. Dia adalah langganan Timnas
Indonesia di winger kanan. Dia malang-melintang di kompetisi domestik sejak lama. Kini, Ridwan kembali kepelukan klub asal kota kelahirannya, PSIS Semarang. Meski mengaku sangat senang bisa kembali membela Maesa Jenar, Ridwan memang dipaksa harus rela tampil di Liga 2 agar bisa terus eksis di persaingan kompetisi Indonesia. Lain Ridwan, lain lagi pula dengan Mat Halil. Jika Ridwan masih mendapat kesempatan bermain untuk PSIS, kisah Mat Halil berbada lagi. Dia langsung pensiun dari sepak bola saat regulasi pemain tua dikeluarkan. Belum jelas bagaimana kelangsungan karier Mat Halil berikutnya. Opsi menjadi pelatih mungkin bisa jadi salah satu pertimbangan. “Saya sudah punya perasaan jika itu (pembahasan tentang regulasi pembatasan usia pesepak bola) diresmikan (oleh PSSI dan PT LIB) untuk Liga 2. Jadi, saya harus ikhlas menerimanya. Langkah lain termasuk menjadi pelatih mungkin akan jadi pertimbangan berikutnya. Semoga saja regulasi yang diberlakukan itu memberikan dampak yang besar dan positif bagi sepak bola Indonesia,” ungkap Mat Halil. IRA SUMBER: GORILASPORT.COM
BETO GONCALVES Sriwijaya FC
19
ZULHAM ZAMRUN Mitra Kukar
20
JAS MERAH!
Kompetisi sepak bola di Tanah Air sejatinya memiliki sejarah yang sangat panjang. Olahraga ini sudah dimainkan jauh sebelum Republik Indonesia diproklamasikan Bung Karno dan Bung Hata. Pada 19 April 1930, PSM Yogyakarta bersama VIJ Jakarta (Persija), BIVB Bandung (Persib), IVBM Magelang (PPSM), MVB Madiun (PSM), SIVB Surabaya (Persebaya), dan VVB Solo (Persis) membidani kelahiran PSSI. Dalam pertemuan yang
6
diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta, mereka sepakat mendirikan Persatuan Sepakraga Seluruh Indonesia (PSSI) pada 1931. Markas PSSI ada di Mataram (Yogyakarta). Setelah itu, kompetisi tahunan antarkota (perserikatan) diselenggarakan. Sebelum ada perserikatan, kompetisi di Indonesia sudah ada sejak 1914 yang diselengarakan oleh NIVB (Nederlandsch-Indische Voetbalbond).
1937, 1961, 1986, 1989/1990, 1993/1994, 1994/1995, 2013/2014
1957, 1959, 1965, 1966, 1991/1992, 1999/2000
PSMS MEDAN 1969/1971, 1973/1975, 1983, 1985
PERSIPURA JAYAPURA 2005, 2008, 2011, 2013, 2016 (ISC)
3
PELITA JAYA 1988/1989, 1990, 1993/1994
NIAC MITRA 1980/1982, 1982/1983, 1987/1988
PERSIJA JAKARTA (VIJ JAKARTA)
1931, 1933, 1934, 1938, 1954, 1964, 1971/1973, 1973/1975, 1978/1979, 2001
8
PERSEBAYA SURABAYA (SIVB SURABAYA)
PERSIB BANDUNG
PSM MAKASSAR
5
7
10
1941, 1950, 1951, 1952, 1978, 1987/1988, 1996, 2004
2
AREMA FC 1992/1993, 2009/2010
1
PSIM YOGYAKARTA: 1932
ARSETO SOLO: 1990/1992
KRAMA YUDHA TIGA BERLIAN 1985, 1986/1987
BANDUNG RAYA: 1995/1996
YANITA UTAMA : 1983/1984, 1984
PERSIRAJA BANDA: ACEH 1980
SRIWIJAYA FC : 2007, 2011/2012
SEMEN PADANG: 2013 (IPL)
PSIS SEMARANG : 1986/1987, 1998–99 PERSIK KEDIRI : 2003, 2006
PETROKIMIA PUTRA: 2002
WARNA AGUNG: 1979/1980
* TOTAL KOMPETISI YANG PERNAH ADA DI INDONESIA YANG DISELENGGARAKAN PSSI SEJAK ERA PERSERIKATAN, GALATAMA, HINGGA LIGA INDONESIA (DIVISI UTAMA, ISL, DAN ISC), TERMASUK DUA MUSIM IPL (2011/2012, 2013)
21
EVAN DIMAS Bhayangkara FC
22
“
BERHARAP ANAK MUDA
Salah satu regulasi kontroversial PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) tahun ini adalah mewajibkan kontestan Liga 1 memainkan tiga pemain di bawah usia 23 tahun minimal 45 menit pada sebuah pertandingan. Regulasi itu untuk menciptakan regenerasi yang cepat di persepakbolaan Tanah Air.
K
ontan, keputusan itu memunculkan pro dan kontra. Yang setuju menilai regulasi itu sangat baik demi mempercepat hadirnya pemain-pemain muda potensial di masa yang akan datang. Regulasi itu dinilai sangat mendukung target Timnas Indonesia yang akan berjuang dengan pemainpemain di bawah usia 23 tahun pada SEA Games 2017 dan Asian Games satu tahun kemudian. Sayangnya yang kontra tidak sedikit jumlahnya. Banyak yang menilai seharusnya kompetisi level tertinggi seperti Liga 1 harus diisi oleh pemainpemain kelas satu dan profesional. Hal itu demi menjaga gengsi kompetisi. Untuk para pemain muda, mereka mengusulkan dibuat kompetisi tersendiri. “Saya pikir kami punya
SUMBER: GORILASPORT.COM
Saya pikir soal peraturan pemain U23 tidak bagus untuk kompetisi. Maksud saya, ketika masih berusia di bawah usia 23 tahun, saya main di tim utama bukan karena peraturan, tapi karena layak. Saat layak, kamu main. Tapi, kalau tidak layak, kamu tidak main WILLEM JAN PLUIM
pemain U-23 yang bagus di tim. Hanya, saya pikir soal peraturan pemain U-23 tidak bagus untuk kompetisi. Maksud saya, ketika masih berusia di bawah usia 23 tahun, saya main di tim utama bukan karena peraturan, tapi karena layak. Saat layak, kamu main. Tapi, kalau tidak layak, kamu tidak main,” ungkap salah satu pemain asing PSM Makassar, Willem Jan Pluim. Tapi, PSSI dan PT LIB
tidak bergeming dengan keputusannya. Karena itu, potensi lahirnya rising star baru di sepak bola Indonesia dipastikan bisa bermunculan. Pemain-pemain yang sudah mulai menunjukkan tajinya antara lain Febry Haryadi asal Persib Bandung, Hanif Sjahbandi (Arema FC), serta beberapa pemain mantan Timnas U-19 seperti Evan Dimas, Hansamu Yama, atau Ilham Udin Armayn. “Kalau saya berpikir, pasti dong kalau dia (para pemain muda) dapat kesempatan jam terbang yang banyak, lebih cepat dia mendapatkan pengalaman. Sebab, kompetisi selama ini kan hampir kami lihat 5 sampai 10 tahun belakangan, generasi pemain tidak ada,” ungkap pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri. “Sekarang diberikan kesempatan yang luas kepada pemain-pemain muda. Tapi, mungkin saja nanti suatu saat peraturannya bukan begitu lagi. Tapi, untuk sekarang memang butuh pemain-pemain muda diberikan kesempatan. Jadi, kami butuh menyiapkan generasi baru untuk sepak bola Indonesia,” tutup arsitek tim asal Padang tersebut. IRA
23
IRFAN BACHDIM Bali United
22