KAU TAK SENDIRI
Seperti malam-malam sebelumnya, para pembalap liar sudah siap untuk melakukan aksinya. 6 orang remaja laki-laki sudah mengambil ancang-ancang untuk melajukan motor, tinggal menunggu aba-aba saja. Sorak sorai para pendukung telah meramaikan arena. 'Bahkan di tempat ramai seperti ini gue masih merasa sendiri' batin salah satu pembalap tersebut "Are you ready?” “3” “2“ ”1" “GO!!” Keenam pembalap tersebut telah melajukan motornya dengan kecepatan diatas normal. Para penonton bersorak memberi dukungan pada jagoannya masing-masing. "Iel . . . Iel . . . Iel" Teriak beberapa penonton "Rohaaaan …. Rohan" Teriakan penontong yang 2x lebih banyak dibanding teriakan untuk Gabriel "Eh Win, lu khianat banget" "Maksud el?" Eldwin terlihat bingung atas kata-kata yang dilontarkan temannya "Lu tuh dukung Gabriel apa Rohan sih, labil banget" "Dua-duanya lah. Mereka kan sama-sama temen gue" Jelas Eldwin Temannya itu hanya bisa menelan ludah ketika mendengar penjelasan Eldwin.
Dari jarak yang tidak begitu jauh, terlihat seseorang dengan motor ninjanya hampir mendekati garis finish.
"Gabrieeeeel" Teriak histeris para perempuan Tidak lama kemudian, seorang bermotor satria mendahului Gabriel dan sampai di garis finish. Rohan, sudah 3x menjadi pemenang dalam acara balapan liar tersebut. Sedangkan Gabriel, biasa disapa dengan sebutan Iel, sangat terkenal sebagai penguasa lintasan karena selalu menjadi winner dan mampu menaklukan lintasan sesulit apapun. Dan itulah yang membuat Iel selalu disanjung dan menjadi nomor 1 dimata teman-teman komunitas dan Mr.Joe (Penyelenggara). Namun semenjak Rohan bergabung di komunitas anak motor (KAM) posisi Iel mulai terancam dan sepertinya Mr.Joe lebih tertarik dengan teknik balapan yang digunakan oleh Rohan. Yaitu teknik balap yang lebih mengutamakan logika daripada kecepatan. Berbanding terbalik dengan teknik balapan yang diterapkan oleh Iel yang lebih mengutamakan kecepatan dan emosi. Oke, sepertinya kita belum mengenal KAM. KAM merupakan singkatan dari Komunitas Anak Motor yang diselenggarakan oleh Mr Joe. Mr Joe adalah orang terlalu kaya yang hidup di kota ini sendirian dan merupakan investor pada salahsatu perusahaan emas yang sedang berkembang. Itulah yang membuat uangnya terus mengalir. Saking kayanya ia kebingungan akan mempergunakan uangnya untuk apa karena semua kebutuhannya sudah lebih dari cukup. Alhasil ia memutuskan untuk mendirikan KAM khusus untuk anak-anak pecinta motor. KAM ini terbagi menjadi 3 divisi. Divisi 1 beranggotakan anak-anak yang memiliki hoby balap motor. Divisi 2 beranggotakan anak-anak yang memiliki hoby merakit motor, salahsatu anggotanya adalah Eldwin. Dan divisi 3 beranggotakan anak-anak yang hanya sebatas senang dengan motor, biasanya mereka sharing pengetahuan tentang motor atau otomotif. Sudah cukup pengenalannya, mari kembali ke cerita. "Gue akui loe hebat" Ucap Iel pada Rohan. Namun Rohan hanya membalas dengan senyum miringnya "Oh ya, lu gak perlu ngerasa hebat disini. Kemenangan lu itu cuma hoki sesaat. Dan suatu saat gue bakalan ngalahin lu. Camkan!" Kemudian Iel pergi bersama ninjanya. Tiiiiiiiit. Tiba-tiba pengendara tiger biru menyerempet Rohan sampai terjatuh. Eldwin membantu membangunkan Rohan. "Itu Dayat, salahsatu anggota KAM di divisi 1. Dia memang seperti itu, anaknya aneh" Jelas Eldwin "Oh ya, gue Eldwin. Gue anggota divisi 2 dan loe gak perlu ngenalin diri karena gue udah tahu nama loe" lanjutnya. Rohan hanya mengangguk kemudian meninggalkan Eldwin. Masih berlatar ditempat yang sama, seorang anak perempuan berdagu keluar dari dalam taxi dan berlari menuju kerumunan anak-anak motor yang sedang berkumpul. "Iel" Panggil anak perempuan itu
"Zahra? Ngapain disini?" Iel nampak begitu heran "Aku gak suka dengan sikap kamu yang sekarang, lebih mementingkan balap motor" "Kamu juga lebih mementingkan Obiet dibanding aku" "...." Zahra membisu "Kenapa diam? Kamu merasa salah? Semua waktu yang kamu punya hanya dihabiskan untuk Obiet lagi lagi dan lagi" Bentak Iel. Zahra meneteskan air matanya "Kamu gak berhak cemburu kepada Obiet, Iel" "Aku capek Za selalu dinomor duakan oleh kamu. Lebih baik kamu pergi dari sini dan habiskan semua waktumu untuk Obiet dan sekarang kita putus! Jangan pernah berharap untuk dapat bersama lagi seperti dulu" Iel memutuskan Zahra didepan anak-anak KAM, sehingga membuat Zahra merasa dipermalukan. —o00o— SMK PERMATA Hari ini adalah hari jadi SMK PERMATA yang ke-17, kegiatan belajar mengajar dihentikan selama 2 hari. HUT yang ke-17 ini dirayakan secara meriah. Ada panggung yang disediakan untuk para pengisi acara dan tenda-tenda kecil yang akan dipergunakan untuk bazar. Acara dimulai, ketua OSIS naik ke atas panggung untuk memberi sambutan. "Selamat siang.Terimakasih untuk teman-teman semua yang telah meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam acara HUT Sekolah kita tercinta.Dan dengan diadakannya acara ini diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi antar siswa, khususnya untuk para siswa yang berbeda jurusan. Seperti yang kita ketahui bahwa SMK PERMATA terdiri dari beberapa jurusan, beberapa diantaranya adalah jurusan Otomotif, Teknik Bodi Otomotif, pemasaran, ekonomi bisnis, seni budaya, dan masih banyak lagi. Tujuan utama diadakannya event ini adalah untuk menciptakan siswa yang kreatif dan dapat berinovasi. Bisa kita lihat beberapa tenda yang berada di lapangan, itu merupakan wujud partisipasi dari siswa-siswa jurusan ekonomi bisnis yang akan mengadakan bazar. Dan masih banyak lagi. Ya semoga acara ini dapat berjalan dengan lancar. Terimakasih dan selamat menikmati" Ketua OSIS menuruni panggung dan berjalan menuju lapangan untuk melihat-lihat bazar dari siswa-siswa jurusan Ekonomi Bisnis. Para pengisi acara sudah mulai meramaikan suasana. Semua siswa nampak begitu menikmati acara, berbeda halnya dengan Rohan yang hanya menyendiri dibangku panjang dekat Taman. Walaupun ditengah keramaian ia tetap merasa bahwa ia sendiri. "Hay" seorang anak perempuan duduk disamping Rohan. Rohan tak menghiraukan, ia tetap pada aktifitasnya yang sedang menatapi sebuah foto anak perempuan berambut panjang.
"Itu pacar kamu?" anak perempuan itu mencoba menghidupkan suasana, Rohan tetap membisu dan kini matanya mulai memerah karena terlalu lama membendung air mata. Anak itu semakin penasaran dan terus mencoba untuk membuat Rohan berbicara. "Aku Oik, dari jurusan Teknik Bodi Otomotif" ia mengulurkan tangannya, Rohan tetap cuek. Sepertinya Oik mulai putus asa, ia menatap tajam pada wajah Rohan. "Mata kamu merah, apa kamu ...?" "Gu . . Gue . . Gue lagi sakit mata. Loe siapa? Jangan ganggu gue. Lu gak perlu ikut campur urusan gue. Pergi loe!!" Bentak Rohan. Oik menundukkan kepalanya, ia merasa bersalah. "Maafkan aku!!" Mata Oik meneteskan air mata, ia berlari meninggalkan Rohan. Rohan kembali menyendiri dan menatapi foto itu kembali. "Lin, lu terlalu cepat pergi. Lu tega ninggalin gue sendiri disini ,gue sayang sama loe. Dan cuma loe yang mengerti dan selalu ada buat gue. Lu pergi meninggalkan gue sendiri disini, dengan menyisakan banyak butiran kenangan" gumam Rohan "Lu gila? Ngajak bicara selembar foto. Gak ada gunanya meratapi orang yang sudah gak ada. Hanya membuang waktumu saja, bung" Ucap seorang dari arah belakang. Rohan bangkit dari tempat duduk dan membalikan badannya. "Loe?" Rohan menatap heran "Kenapa?" "Lu gak berhak berkata seperti itu" "Kenapa? Yang gue katakan itu benar" "Bukan urusan loe. Ini hidup gue, bukan hidup loe" "Tapi itu hanya akan membebani kalian saja. Oh ya, jangan terlalu fokus pada masalalu" Kemudian anak laki-laki berseragam rapi itu pergi meninggalkan Rohan. Ditatapnya kembali foto itu. Masih terngiang ditelinganya ucapan dari anak laki-laki tadi yang berbunyi "jangan terlalu fokus pada masalalu". Sebenarnya Rohan sangat paham maksud dari kalimat tersebut. Namun yang membuatnya heran adalah sikap anak laki-laki tadi yang menunjukan bahwa ia mengetahui banyak hal tentang perempuan yang ada pada foto itu. —o00o— RUMAH ZAHRA 21:00 Sudah hampir 30 menit Zahra dan ayahnya berdebat karena perbedaan pendapat. Keduanya sama-sama mempertahankan pendapatnya masing-masing. Zahra terus berusaha meluluhkan hati ayahnya. "Ayah please! Jangan lakukan itu! Kasihan Obiet. Apa ayah gak sayang sama Obiet?"
"Kamu tak mengerti nak, Obiet akan semakin menderita jika ayah tidak melakukan ini" "Jangan yah!! Zahra sayang sama Obiet, tolong jangan lakukan itu" Zahra memeluk kaki ayahnya diiringi dengan airmatanya yang terus berlinang. Hati ayah cukup terluka melihat perjuangan yang dilakukan Zahra untuk Obiet. "Za, ayah juga sayang kepada Obiet. Sama seperti ayah menyayangimu" jelas ayah dengan membendung air matanya "Ayah akan memberi Obiet kesempatan selama 2 minggu. Jangan sia-siakan waktu 2 minggu yang ayah berikan untuk kalian" "Ayah serius?" Zahra melepas pelukannya dari kaki Ayah kemudian bangkit. "Terimakasih yah" Zahra menghapus air matanya dan memeluk ayah —o00o—
LOKASI BALAP LIAR 23:00 Balap liar baru saja dilaksanakan, dan Rohan kembali menjadi winner mengungguli kelima temannya dengan catatan waktu tersingkat. Seperti balapan sebelumnya, Iel selalu tidak senang atas kemenangan Rohan. Namun Rohan selalu bersikap acuh dan samasekali tidak menghiraukan sikap Gabriel yang selalu sinis kepadanya. "Han, lu jangan lawan Iel ya!" pinta Eldwin "Gak lah, just wasting my time" Jawab Rohan, Eldwin tersenyum. "Oh ya Win, lu kenal anak cowok yang pake motor tiger gak? Yang kemaren nyerempet gue" "Oh itu Dayat. Kemaren kan gua udah bilang" "Sorry, gue lupa" "Emang kenapa?" "Gue heran aja sama dia. Kenapa setiap selesai pertandingan dia selalu langsung pulang dan gak kumpul dulu sama anak-anak" "Mungkin banyak tugas yang harus dikerjakannya. Maklum lah dia kan Ketua OSIS di sekolah kita" "Oh"
"Hay win" Seorang perempuan menghampiri mereka. Rohan menatap tajam pada anak perempuan itu, seperti sedang mengingat sesuatu. "Lu yang tadi siang di sekolah kan?" "Yups" "Kalian sudah saling kenal?" tanya Eldwin "Belum" jawab Rohan "Ini temen sekelas gue, namanya Oik. Mulai malam ini dia bergabung di KAM bersama kita" "Divisi berapa?" "Dua" "Ehmm. Well come ya. Gue Rohan" "Eh sorry guys. Gue tinggal dulu ya, gue lagi bantu Sion merakit body motornya" Eldwin pergi meninggalkan kedua temannya Rohan menatap Oik dan tersenyum. Sangat berbeda dengan sikapnya tadi siang. Ia mengajak Oik untuk duduk di trotoar jalanan komplek yang jauh dari keramaian. Awalnya keduanya saling membisu karena tak ada topik pembicaraan. "Ehm ik, sorry ya tadi siang gue udah bentak loe" "Woles aja" "Thank’s" "Yups. Eh aku sering ngelihat kamu menyendiri di Sekolah, apa kamu gak punya temen?" "Loe sering merhatiin gue?" "Ya" "Loe suka sama gue?" "Nggak. Hati aku sudah teretutup untuk semua laki-laki" "Why? Lu sulit move on?" "Ya, hati aku hanya dapat terisi oleh Obiet saja" "Obiet? Mantan lu?" "Bukan"
"Pacar?" "Bukan juga" "Terus?" "Aku gak tahu hubungan kami sekarang ini apa. Yang jelas dia menghilang dan tak pernah memberiku kabar. Hubungan kami tak pasti" "Hey, kamu belum jawab pertanyaanku Han" lanjut Oik "Gue juga sama kayak lu. Sulit move on. Alin, pacar gue meninggal karena penyakit yang dideritanya. Semenjak kepergiannya gue merasa hampa dan tak berarti. Rasanya gak ada gunanya gue hidup" "Eh gak kerasa udah setengah jam kita ngobrol" Rohan melihat jam tangannya "Gue pulang duluan ya Ik. Lu mau sekalian gue antar pulang?" "Thank’s, aku pulang bareng Eldwin kok" Rohan menaiki motornya dan meninggalkan Oik sendiri. —o00o— Rohan menjalankan motor dengan kecepatan tinggi. Ditengah perjalanan ia hampir menabrak anak laki-laki yang usianya terlihat lebih muda. "Eh cari mati loe?" ujar Rohan "Gue belum mati" jawab anak laki-laki itu yang membuat Rohan heran "Terserah loe deh" Rohan kembali melajukan motornya —o00o— Pagi hari di SMK PERMATA Rohan memarkirkan motornya, kemudian berjalan menuju kelas. Sesampainya di kelas, ia segera menempati tempat duduknya yang berada di pojok kanan paling belakang. Suasana kelas sangat ramai karena guru belum memasuki kelas. Diambilnya kembali sebuah foto dari dalam dompet. "Loe adalah orang bodoh yang selalu merasa sendirian dan terpaku pada masa lalu" ujar seorang disampingnya "Lu kan yang semalam hampir gue tabrak. Ngapain disini? Lu bukan murid kelas ini kan?" "Ya terserah gue dong"
—o00o— Masih dalam gedung yang sama, namun tempat yang berbeda. Karena tuntutannya sebagai Ketua Murid, ia harus bersedia bolak-balik ke Perpustakaan untuk meminjam buku paket. Tangannya mengais 20 buku yang kira-kira memiliki tebal 5cm. "Perlu gue bantu?" Dayat menghentikan langkahnya dan menggeserkan mukanya yang tertutup buku untuk melihat orang yang menawarinya bantuan. "Eh Zahra" "Sini gue bantu!!" Zahra membawakan 10 buku yang tadi dibawa oleh Dayat. Keduanya berjalan bersama menuju kelas Dayat. "Sorry ya Za" "Ya ampun Day, gak apa-apa kali" "Eh tapi gue nganter bukunya sampai depan pintu kelas lu aja ya!" "Kenapa? Di kelas ada Iel loh, kan lu bisa TP TP gitu" "Gue udah putus sama Iel" "Lah kok bisa?" "Iel cemburu sama Obiet" "Yaa elah, Obiet dicemburuin. Haha . . .eh btw Obiet kemana? Gue jarang lihat. Di tempat balapan juga dia gak pernah nongol" "Day, gue mohon untuk tidak membicarakan Obiet" "Oke, sorry" —o00o— LOKASI BALAP LIAR 21:00 Malam ini Rohan tidak ikut balapan karena kondisinya yang kurang baik. Iel juga tidak terlihat di arena balapan, tadi siang ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan patah tulang pada kaki kanannya. Di garis start hanya terlihat pengendara motor tiger dan 3 teman yang menjadi anggota divisi 1 yang sedang bersiap untuk balapan.
"Lagian kalo gue ikut balapan juga percuma. Jadi winner tapi gak bangga dan tetap merasa hampa. Gue pikir dengan memacu adrenaline disini dapat membuat gue merasa hidup kembali. Tapi nyatanya tidak, bayangan Alin masih menghantui pikiran gue" "Sebenarnya bukan bayangan Alin yang menghantui loe, tapi diri loe sendiri yang sulit melepas kepergian Alin" ucap seorang dari belakang. "Loe lagi? Loe siapa? Datang gak dijemput pulang gak dianter" Rohan membalikkan badannya dan menatap tajam anak laki-laki misterius itu "Lu kira gue ini jelangkung" "Ya lu dateng dan pergi seenaknya. Kemaren malem yang waktu hampir ketabrak, tadi pagi di kelas, dan sekarang. Mau loe apa sih?" "Gue cuma mau loe menyadari bahwa loe gak pernah sendiri dan membuat loe sadar agar tidak terpaku pada masalalu" "Siapa sih loe? So malaikat banget" "Gue Obiet dan gue bukan malaikat" "Obiet? Nama yang familiar" "Sudah lupakan. Ayo ikut gue!!" Rohan mengikuti langkah kaki Obiet yang berhenti dibalik pohon besar. Dari situ terlihat jelas sosok Mr Joe yang sedang duduk santai disamping garis finish. "Look at him" suruh Obiet "Mr Joe?" "Ya. Dia hidup di kota ini sendiri, tanpa kehadiran seorang anak dan istri. Dua tahun yang lalu anak dan istrinya meninggal dunia saat proses persalinan. Lu bayangkan, hari yang seharusnya menjadi hari indah untuk Mr Joe malah jadi hari duka baginya. Ia memang sempat sedih dan terpukul, tapi itu tidak membutuhkan waktu yang lama. Ia mampu bangkit dari keterpurukan. Mengapa? Karena ia tidak pernah merasa sendiri. Disini ia dapat merasakan keramaian dan mendapat kasih sayang. Intinya, kita harus tetap bersyukur dan menatap luas masa depan" "Tapi Biet . . . ." "Biet lu kemana? Tuh kan lu ngilang lagi" Dari balik pohon terlihat seorang bermotor vario sampai di garis finish, seperti pertandingan sebelumnya yang sampai terakhir digaris finish adalah pengendara motor tiger. Yang kemudian melajukan terus motornya meninggalkan lokasi balapan. Rohan semakin penasaran, ia mengikuti pengendara tiger itu.
—o00o— Sesampainya di rumah pengendara Pengendara tiger itu memarkirkan motornya di depan teras kemudian berlari menuju rumah. Rohan mengintipnya dari balik pintu. Terlihat seorang pria duduk diatas kursi roda. "Itu kan Topan Simbaia" gumamnya dari balik pintu Pengendara tiger itu membuka helmnya kemudian memeluk kaki pria yang duduk diatas kursi roda. "Ayah maafkan Dayat. Dayat gak bisa menjadi pembalap hebat seperti ayah. Setiap kali balapan, pasti Dayat selalu menjadi orang terakhir yang sampai di garis finish "Ayah maafkan Dayat, Dayat tidak bisa menjadi apa yang ayah inginkan" Pria yang duduk diatas kursi roda itu membisu dengan tatapan mata yang kosong. Dayat melepaskan pelukan dari kaki pria itu, kemudian berdiri memandang kearah pintu. "Gue tahu ada orang dibalik pintu. Masuk loe!!" Rohan memasuki rumah Dayat dan berdiri dihadapan Dayat dengan menundukan kepala. "Lu Rohan kan?” Rohan mengangkat kepalanya untuk melihat wajah pengendara tiger itu. "Ya" jawabnya sedikit gerogi "Eh lu Dayat yang ketos di SMK PERMATA kan?" "Yups, lu masih inget gue?" "Lu kan yang . . . . " "Yang bilang untuk tidak terlalu fokus kepada masalalu" "Ya, terus apa tujuan lu ngebuntuti gue?" "Gue . . .ehm . . Gue penasaran aja. Kenapa setiap selesai balapan lu selalu langsung pulang" "Oke, tunggu sebentar" Dayat mengambil sebuah album foto berwarna merah. Ia menunjukan dan memperkenalkan orang-orang yang ada pada foto tersebut.