PEMODELAN SISTEM OTOMATISASI PADA LAMPU, JENDELA, DAN KIPAS SIRKULASI UDARA UNTUK TEMPAT TINGGAL BERBASIS MIKROKONTROLER
Nama
: D. Sandi Rahayu
NPM
: 20107398
Pembimbing
: Dr.-Ing. Farid Thalib
Email
:
[email protected]
ABSTRAK D. Sandi Rahayu. 20107398 PEMODELAN SISTEM OTOMATISASI PADA LAMPU, JENDELA, DAN KIPAS SIRKULASI UDARA UNTUK TEMPAT TINGGAL BERBASIS MIKROKONTROLER Tugas Akhir. Sistem Komputer. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi. Universitas Gunadarma. 2011 Kata Kunci: Alat Penampil, Mikrokontroler, Sensor Cahaya dan Hujan
Dalam kehidupan ini begitu banyak kesibukan yang dilakukan setiap harinya sehingga membuat orang melupakan hal kecil yang sebenarnya penting, Salah satu hal itu diantaranya jarang sekali orang yang memperhatikan jendela, kipas serta lampu yang berada pada ruangannya. Siang dan malam hari jendela ada yang dibiarkan tertutup dan terbuka pada saat hujan serta lampu dan kipas yang dibiarkan menyala atau selalu mati. Akibatnya bila pada ruangan yang jendelanya selalu tertutup sepanjang hari, maka ruangannya akan menjadi lembab dan tidak sehat,. Kemudian lampu dan kipas yang selalu dibiarkan menyala merupakan hal yang merugikan atau pemborosan energi listrik. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pemodelan Sistem Otomatisasi pada Lampu, Jendela, dan Kipas Sirkulasi Udara Untuk Tempat Tinggal Berbasis Mikrokontroler merupakan suatu alat yang dapat menyalakan lampu, kipas dan buka tutup jendela secara otomatis. Alat ini bekerja menggunakan dua buah masukan sensor yaitu sensor cahaya dan sensor air. Kedua sensor berfungsi memicu sistem melakukan proses yang diperlukan untuk diolah oleh mikrokontroler. Dari mikrokontroler, proses ini menghasilkan empat kondisi yaitu kondisi saat siang, malam, siang hari hujan dan malam hari hujan. Hasil dari proses ini akan menghasilkan keluaran pada lampu, kipas, jendela, dan alat penampil sesuai kondisi yang terjadi. Berdasarkan hasil pembuatan, pengoperasian, dan pengujian alat, diketahui bahwa mekanisme kerja Pemodelan Sistem Otomatisasi pada Lampu, Jendela, dan Kipas Sirkulasi Udara Untuk Tempat Tinggal Berbasis Mikrokontroler, bekerja sesuai dengan harapan dan teori yang mendukung.
Daftar Pustaka (2004-2010) 1.
PENDAHULUAN
•
Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang pada umumnya menginginkan sesuatu yang serba praktis.
Begitu banyak kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, akan tetapi membuat orang melupakan hal-hal yang dianggap mudah tetapi sebenarnya begitu penting. Salah satu dari kegiatan itu diantaranya jarang sekali orang yang memperhatikan jendela, kipas serta lampu yang berada pada ruangannya bahkan tidak mempedulikan sama sekali. Siang dan malam hari jendela ada yang dibiarkan tertutup dan terbuka pada saat hujan serta lampu dan kipas yang dibiarkan menyala atau selalu mati. Akibatnya bila pada ruangan yang jendelanya selalu tertutup
sepanjang hari, maka ruangannya akan menjadi lembab dan tidak sehat. Kemudian lampu dan kipas yang selalu dibiarkan menyala merupakan hal yang merugikan atau pemborosan energi listrik. Selain itu lampu yang dibiarkan menyala terus menerus bisa membuat orang lain mengenal seluk beluk ruangan itu yang menyebabkan niat jahat seperti mencuri dan lainnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dirasa perlu adanya sebuah solusi. Seiring dengan berkembangnya teknologi saat ini, sesuatu yang bersifat otomatis diharapkan dapat membantu meringankan pekerjaan manusia, baik dalam penghematan waktu maupun biaya. Sebuah alat Pemodelan Sistem Otomatisasi pada Lampu, Jendela, dan Kipas Sirkulasi Udara Untuk Tempat Tinggal Berbasis Mikrokontroler merupakan sebuah alat yang dapat mengendalikan jendela, kipas dan lampu secara otomatis pada tempat tinggal. Teknologi alat yang bersifat otomatis begitu menjanjikan kemudahan. Kemudahan dalam mengoperasikan peralatan secara otomatis diharapan bisa memberikan efisiensi waktu dan tenaga yang akan memperlancar rutinitas kerja sehari-hari. Rumusan Masalah
•
Masalah - masalah yang akan berusaha dibahas lewat penelitian tugas akhir ini adalah: a.
Bagaimana cara kerja dari mikrokontroller AVR Atmega 8535 sebagai kontroler atau sebagai pengolah data masukan sehingga menghasilkan data keluaran untuk sistem otomatisasi pada jendela , kipas dan lampu.
b.
Apakah cara kerja dari sensor cahaya dan hujan telah bekerja dengan baik.
c.
Bahasa pemrograman pada mikrokontroler ini adalah bahasa C.
d.
Penggunaan IC penggerak l293d sebagai penguat tegangan untuk kipas, lampu dan motor dc sebagai penggerak jendela.
e.
Penggunaan saklar limit untuk menghentikan putaran motor dc. Tujuan Penelitian
•
Aplikasi sistem dari alat Pemodelan Sistem Otomatisasi pada Lampu, Jendela, dan Kipas Sirkulasi Udara Untuk Tempat Tinggal Berbasis Mikrokontroler ini bertujuan untuk memberi kemudahan dalam melakukan rutinitas keseharian didalam ruangan tempat tinggal yang dapat menghemat penggunaan listrik. Dapat juga sebagai pengontrol lampu, kipas dan jendela saat ruangan ditinggalkan pemilik di waktu malam hari. Metode Penelitian
•
Dalam pengerjaan penelitian ini, penulis melakukan metode penelitian dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan diantaranya, a.
Pengumpulan bahan dan data.
b.
Perancangan Alat.
c.
Pengujian Alat.
d.
Pengumpulan data.
e.
Analisis data.
f.
Pengambilan Kesimpulan.
Manfaat Penelitian
•
Manfaat pada pembuatan tugas akhir ini di harapkan dapat membantu orang-orang yang sibuk dalam aktifitas di luar rumah dalam menjalani rutinitas yang menyebabkan berkurangnya waktu luang untuk melakukan kegiatan lainnya seperti membuka jendela menyalakan lampu dan kipas. 2.
TINJAUAN PUSTAKA Pemodelan Sistem Otomatisasi pada Lampu, Jendela, dan Kipas Sirkulasi Udara Untuk Tempat Tinggal
Berbasis Mikrokontroler adalah rangkaian yang membentuk suatu sistem, terdiri dari tiga komponen utama yaitu peralatan untuk masukan, peralatan untuk proses dan peralatan untuk keluaran. Peralatan Masukan
•
Masukan merupakan pemicu bagi sistem untuk melaksanakan proses yang diperlukan. Pada alat ini yang menjadi masukan adalah : a.
Sensor Cahaya Sensor cahaya adalah sensor yang bekerja dengan mendeteksi intensitas cahaya dari suatu objek.
Diantara
sensor
cahaya
tersebut adalah photoresistor, LDR (Light Dependent Resistor), dan lain
sebagainya. Pada Pemodelan Sistem Otomatisasi pada Lampu, Jendela, dan Kipas Sirkulasi Udara Untuk Tempat Tinggal Berbasis Mikrokontroler digunakan sensor cahaya yaitu LDR. Resistor peka cahaya (Light Dependent Resistor) memanfaatkan bahan semikonduktor yang karakteristik listriknya berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang diterima. Bahan yang digunakan adalah Kadmium Sulfida (CdS) dan Kadmium Selenida (CdSe). Bahan-bahan ini paling sensitif terhadap cahaya dalam spektrum tampak, dengan puncaknya sekitar 0,6 µm untuk CdS dan 0,75 µm untuk CdSe. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan. Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang. Akan lebih mudah mengatur respon rangkaian bila kita menggunakan Op-Amp sebagai penguat atau saklar pada rangkaian LDR. [1] b.
Sensor Hujan Merupakan jenis sensor yang akan aktif jika sensor terkena air hujan. Jika sensor terkena air hujan
maka jalur antara port mikrokontroler dan ground akan terhubung. Sehingga nilai tegangan di port mikrokontroler akan bernilai nol (0 v). c.
Saklar Limit Saklar batas atau limit switch merupakan saklar yang dapat dioperasikan baik secara otomatis maupun
tidak otomatis. Saklar batas yang bekerja secara otomatis adalah saklar batas yang tidak mempertahankan kontak, sedangkan saklar batas yang bekerja tidak otomatis adalah saklar batas yang mempertahankan kontak. Jenis saklar limit ini dapat digunakan untuk pengoperasian motor secara otomatis. [2]
d.
Penguat Operasional (Op-Amp) Op-amp adalah suatu komponen elektronik terintegrasi (IC) yang memiliki fungsi umum maupun
fungsi khusus, tergantung jenis Op-amp yang digunakan. Dalam tugas akhir ini dibutuhkan suatu komparator. Op-amp yang lazim digunakan untuk operasi komparator adalah jenis OP-amp LM324. IC LM 324 merupakan salah satu IC Op-Amp dimana IC ini memiliki Op-Amp sebanyak 4 buah. IC ini berfungsi sebagai pembanding dua buah tegangan yang masuk sebagai input. IC LM324 digunakan untuk menerima masukan dari sensor penerima yaitu LDR. [3]
Gambar 2.1 Rangkaian Komparator Prinsip dasar dari rangkaian diatas adalah validasi tegangan seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1, dimana validasi tegangan disini membandingkan masukan yang masuk di kaki inverting (-) dan kaki noninverting (+) apabila perbandingan bernilai positif maka tegangan keluarnya akan bernilai 90% dari +Vcc dan apabila perbadingan bernilai negatif maka akan bernilai 90 % dari Vcc. [3]
•
Peralatan Proses Proses menggambarkan bagian dari sistem yang mentransformasikan masukan menjadi keluaran. Proses
pada alat itu dilakukan oleh sistem kendali mikrokontroler Avr ATmega8535. Arsitektur mikrokontroler jenis AVR pertamakali dikembangkan pada tahun 1996 oleh dua orang mahasiswa Norwegian Institute of Technology yaitu Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan. Mikrokontroler AVR kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Atmel. Seri pertama AVR yang dikeluarkan adalah mikrokontroler 8 bit AT90S8515, dengan konfigurasi pin yang sama dengan mikrokontroler 8051, termasuk alamat dan data bus yang termultipleksi. Mikrokontroler AVR menggunakan teknologi RISC dimana set instruksinya dikurangi dari segi ukurannya dan kompleksitas mode pengalamatannya. Pada awal era industri komputer, bahasa pemrograman masih menggunakan kode mesin dan bahasa asembler. Untuk mempermudah dalam pemrograman para desainer komputer kemudian mengembangkan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang mudah dipahami manusia. Namun akibatnya, instruksi yang ada menjadi semakin komplek dan membutuhkan lebih banyak memori. Dan tentu saja siklus eksekusi instruksinya menjadi semakin lama. Dalam AVR dengan arsitektur RISC 8 bit, semua instruksi berukuran 16 bit dan sebagian besar dieksekusi dalam 1 siklus clock. Berbeda dengan mikrokontroler MCS-51 yang instruksinya bervariasi antara 8 bit sampai 32 bit dan dieksekusi selama 1 sampai 4 siklus mesin, dimana 1 siklus mesin membutuhkan 12 periode clock. Dalam perkembangannya, AVR dibagi menjadi beberapa varian yaitu AT90Sxx, ATMega, AT86RFxx dan ATTiny. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing varian adalah kapasitas memori dan beberapa fitur tambahan saja. [4]
Peralatan Keluaran
•
Keluaran / output merupakan keluaran hasil dari proses program mikrokontroler. Pada bagian ini yang berperan menghasilkan keluaran adalah, a.
IC Pengendali L293d Untuk menggerakkan motor DC, kipas dan lampu diperlukan sebuah IC pengendali L293d , karena untuk menggerakkannya membutuhkan arus dan tegangan yang cukup besar. IC L293D ini adalah suatu bentuk rangkaian daya tinggi terintegrasi yang mampu melayani 4 buah beban dengan arus nominal 600 mA hingga maksimum 1.2 A. Keempat saluran masukannya didesain untuk dapat menerima masukan level logika TTL. [5]
b.
Motor DC Motor dc adalah suatu motor yang mengubah energi listrik searah menjadi mekanis yang berupa tenaga penggerak torsi. Motor dc digunakan dimana kontrol kecepatan
dan
kecepatan
torsi
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan. [5] c.
Lampu Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan foton. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi oksigen di udara dari berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi. Salah satu kelebihan lampu pijar adalah dapat dihasilkannya lampu pijar dalam berbagai besar voltase, dari puluhan hingga ratusan volt, namun karena energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya, maka secara bertahap lampu pijar mulai digantikan lampu pendar, LED, dan lain-lain . [6]
d.
Alat penampil (LCD) Alat Penampil adalah suatu komponen yang terintegrasi dimana fungsi dari komponen ini adalah untuk menampilkan karakter dari data yang dikirimkan pada pin atau kaki penerima 8 bit (pada LCD
karakter). Penampil Lcd sangat membantu dalam menampilkan hasil pengambilan data dari
sensor, bahkan bisa untuk interaksi antara mikrokontroler dengan manusia.Lcd tipe ini memiliki 2 baris di mana masing-masing memuat 16 karakter.Selain sangat mudah dioperasikan, kebutuhan daya LCD ini sangat rendah. [7] 3.
RANCANGAN SISTEM DAN ANALISIS
•
Analisis Rangkaian Berdasarkan Fungsi Pemodelan sistem otomatisasi pada lampu, jendela, dan kipas sirkulasi udara untuk tempat tinggal
berbasis mikrokontroler merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa blok yang memiliki fungsi dan
karateristik masing-masing dan saling bekerja sama sehingga dari masukan yang diberikan, dapat memberikan keluaran yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari diagram blok rangkaian pada gambar 3.1
Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian
•
Analisis Rangkaian Secara Menyeluruh Untuk mempermudah pemahaman tentang analisis dan cara kerja rangkaian pemodelan sistem
otomatisasi pada lampu, jendela, dan kipas sirkulasi udara berbasis mikrokontroler, ada baiknya jika melihat terlebih dahulu gambar rangkaian pemodelan sistem otomatisasi pada lampu, jendela, dan kipas sirkulasi udara untuk tempat tinggal berbasis mikrokontroler dibawah ini:
Gambar 3.2 Rangkaian Pemodelan Sistem Otomatisasi pada Lampu, Jendela, dan Kipas Sirkulasi Udara Untuk Tempat Tinggal Berbasis Mikrokontroler. Pada gambar rangkaian di atas, rangkaian input (masukan) meliputi sensor cahaya berupa ldr, sensor hujan, dan saklar limit, sedangkan rangkaian proses terdiri dari mikrokontroler ATMEGA 8535, untuk rangkaian output (keluaran) terdiri dari motor DC sebagai penggerak jendela, lampu, kipas dan alat penampil.
•
Diagram Alir (Flowchart) Bagian ini merupakan pembahasan mengenai logika proses rangkaian pemodelan sistem otomatisasi pada
lampu, jendela, dan kipas sirkulasi udara untuk tempat tinggal berbasis mikrokontroler.. Dalam penulisan ini
digunakan bahasa C sebagai dasar program yang nantinya akan di flash ke dalam IC tipe ATMega 8535 dengan bantuan program codevision avr. Algoritma pengolahan program oleh mikrokontroler dapat dilihat melalui diagram alir pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Diagram Alir Program 4.
DATA PENGUJIAN DAN PERCOBAAN ALAT
•
Cara Pengoperasian Alat Berikut ini adalah cara pengoperasian alat pemodelan sistem otomatisasi pada lampu, jendela, dan kipas
sirkulasi udara untuk tempat tinggal berbasis mikrokontroler.
a.
Siapkan catu daya DC sebesar 12v. Agar lebih mudah disarankan menggunakan adaptor.
b.
Memberikan catu daya +5v pada rangkaian masukan dan +12v DC dari adaptor ke rangkaian dan minimum sistem.
c.
Memberikan kondisi kepada sensor cahaya maupun sensor hujan, lalu mengamati perubahan yang terjadi pada keluaran alat yaitu kipas, jendela, lampu dan tampilan LCD.
d.
Untuk kondisi terang, dapat menyinari sensor cahaya dengan menggunakan lampu senter 1,5 watt, lampu belajar 25 watt, maupun lilin, sedangkan untuk kondisi gelap, dengan cara menutup sensor cahaya menggunakan telapak tangan atau bahan kain berwarna gelap.
e.
Untuk kondisi hujan, dapat menyiram sensor hujan dengan menggunakan air secara terus-menerus hingga menggenang di sekitar sensor tersebut ataupun dengan menghubungkan sensor air dengan kabel/tembaga, sedangkan untuk kondisi tidak hujan, sensor tersebut harus terlebih dahulu dikeringkan, menggunakan kain ataupun tissue, dan yakinkanlah bahwa sensor benar-benar kering. Hasil Pengujian Alat
• a.
Pengujian Sensor Cahaya dan Hujan Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui apakah sensor cahaya dan sensor hujan tersebut dapat mendeteksi cahaya dan air yang mengenai kedua sensor tersebut berdasarkan kondisi cuaca yang telah di tentukan. Peralatan dan prosedur pengujiannya sebagai berikut : Peralatan yang digunakan : 1.Rangkaian sensor cahaya dan sensor hujan. 2.Sinar yang mengenai LDR. 3.Volt meter. 4.Catu daya 12 volt. Prosedur pengujian : 1.Merangkai peralatan yang digunakan sesuai Gambar 4.1 dan 4.2. 2.Memberikan catu daya 12 volt pada kedua rangkaian tersebut. . 3. Mengamati tegangan yang terukur pada volt meter.
Gambar 4.1 Rangkaian Sensor Hujan.
Gambar 4.2 Rangkaian Sensor Cahaya Maka hasil pengujian dari kedua rangkaian tersebut adalah :
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sensor Cahaya Kondisi Cuaca
Perhitungan tegangan menggunakan multitester (v)
Siang (ldr terkena cahaya)
4.6
Malam (ldr Tidak terkena cahaya)
0
Berdasarkan hasil pengujian di atas, terlihat bahwa jika cahaya mengenai ldr maka nilai tegangannya akan membesar sedangkan saat ldr tidak terkena cahaya maka nilai tegangannya berkurang dikarenakan hambatan pada ldr membesar
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Sensor Hujan Kondisi Cuaca
Nilai (Digital)
Kering
1
Basah
0
Pada sensor hujan nilai yang dihasilkan berupa data digital . Sensor bekerja dengan menggunakan prinsip aktif rendah (low). yaitu pada saat air mengenai sensor hujan, tegangan yang sebelumnya berlogika tinggi atau “1” menjadi berlogika rendah atau “0” dikarenakan air yang mengenai sensor menyebabkan terhubungnya jalur masukan pin sensor ke mikrokontroller dengan ground pada rangkaian sensor tersebut. b.
Pengujian Program Mikrokontroler Untuk mengetahui apakah mikrokontroller dapat melaksanakan program yang tersimpan dalam flash memory dan RAM dengan benar. Prosedur Pengujian program : Pada mikrokontroller port yang digunakan sebagai masukan adalah port C, sebagai keluaran adalah port A dan port D. Pada gambar 4.3 adalah program yang dimasukkan kedalam mikrokontroller tersebut dan hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.3.
Gambar 4.3 Program Pengujian Sistem Mikrokontroler
Hasil pengujian sistem mikrokontroler ditunjukkan dalam Tabel 4.4 berikut ini Tabel 4.3 Hasil Pengujian Program pada Mikrokontroller Output
Pin
Input
Port
Port
Output
C
0xED
D
0x09
A
Malam Hujan1
C
0xDD
D
0x09
A
Malam Hujan2
C
0xFD
D
0x0D
A
Malam Hujan
C
0xEE
D
0X00
A
Siang2
C
0xDE
D
0X02
A
Siang1
C
0xFE
D
0X02
A
Siang
C
0xEC
D
0x08
A
Siang Hujan1
C
0xDC
D
0x08
A
Siang Hujan2
C
0xFC
D
0x0C
A
Siang Hujan
C
0xDF
D
0X01
A
Malam1
C
0xEF
D
0X01
A
Malam2
C
0xFF
D
0X03
A
Malam
Dari hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa eksekusi program oleh mikrokontroler dengan memori programnya dalam flash memori internal dan memori data RAM eksternal telah benar dan sesuai dengan yang diharapkan.
c.
Pengujian Rangkaian IC L293D Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui nilai besaran keluaran yang diterima oleh ic setelah diproses oleh mikrokontroler. Peralatan yang digunakan ; 1. Rangkaian penggerak IC L293D 2. Voltmeter
3. Kipas 12 v, motor DC , Lampu 5v 4. Catudaya 12 v Prosedur Pengujian 1.Merangkai peralatan kipas, motor dc, dan lampu yang digunakan sesuai Gambar 4.4
Gambar 4.4 Pengujian Tegangan IC l293D 2. Memberikan catu daya 12 volt pada rangkaian IC L293D . 3. Mengamati tegangan yang terukur pada volt meter. 4. Hitung nilai tegangan pada kaki ic yang terhubung pada kipas, motor dc dan lampu.
Hasil pengujian dapat dilihat pada table 4.4 dibawah ini : Tabel 4.4 Data Pengamatan Pengukuran Tegangan IC L293D
Hasil Keluaran
Kipas
Jendela Tertutup
Jendela Terbuka
lampu
Pin IC
Tegangan saat
L293D
siang hari (V)
Tegangan saat siang hari hujan (V)
Tegangan saat malam hari (V)
Tegangan saat malam hujan (V)
3
0
4.4
0
4.4
6
4.6
0
0
4.6
11
0
4.6
0
4.6
14
0
0
4.7
4.7
Dari hasil tabel 4.4 didapat bahwa nilai tegangan disetiap kaki IC berbeda- beda sesuai kondisi cuaca yang terjadi.
d.
Hasil Pengujian Alat Secara Keseluruhan Hasil pengujian rangkaian keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.5 Data Pengamatan saat Percobaan Alat
Masukan
Sensor Cahaya
Keluaran
Sensor Hujan Kipas
Lampu
Jendela
Alat Penampil (LCD)
Tidak
Mati
Mati
Buka
Status Cuaca Siang
Ya
Tidak
Mati
Hidup
Buka
Status Cuaca Malam
Tidak
Tidak
Ya
Hidup
Mati
Tutup
Ya
Tidak
Ya
Hidup
Hidup
Tutup
Terang
Gelap
Kering
Basah
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
5.
PENUTUP
•
Kesimpulan
Status Cuaca Siang Hujan Status Cuaca Malam Hujan
Dari hasil uji coba alat pemodelan sistem otomatisasi pada lampu, jendela, dan kipas sirkulasi udara berbasis mikrokontroler yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Pemodelan sistem otomatisasi pada lampu, jendela, dan kipas sirkulasi udara berbasis mikrokontroler adalah sebuah alat praktis dan dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari juga, alat ini juga mendukung program penghematan penggunaan listrik. Secara otomatis alat ini akan bekerja, apabila cuaca di siang hari dalam keadaan cerah maka akan mengaktifkan motor dc pertama untuk membuka jendela dan alat penampil sebagai indikator akan menampilkan tulisan status cuaca siang tetapi sebaliknya jika kondisi hujan maka akan mengaktifkan motor dc kedua untuk menutup jendela, mengaktifkan kipas, dan juga alat penampil sebagai indikator akan menampilkan tulisan status cuaca siang hujan. Sedangkan diwaktu malam hari dalam keadaan cerah maka akan mengaktifkan motor dc pertama untuk membuka jendela, mengaktifkan lampu dan alat penampil sebagai indikator akan menampilkan tulisan status cuaca malam, sebaliknya jika kondisi hujan maka akan mengaktifkan motor dc kedua untuk menutup jendela, mengaktifkan kipas dan lampu, lalu alat penampil sebagai indikator akan menampilkan tulisan status cuaca malam hujan. Pemodelan sistem otomatisasi pada lampu, jendela, dan kipas sirkulasi udara berbasis mikrokontroler terdiri dari dua buah sensor, yaitu sensor cahaya dan sensor hujan. Sensor cahaya yang digunakan adalah LDR (Light Dependent Resistance), sedangkan sensor hujan merupakan konduktor jalur PCB yang dirangkai sangat berdekatan namun tidak terhubung. Sehingga ketika air hujan menggenangi jalur tersebut maka jalur tersebut akan terhubung dengan ground dan akan memberikan logika 0 ke mikro kontroler. Berdasarkan pembuatan alat yang di lakukan, hasil yang diperoleh belum maksimal pada proses pemaketan alat terutama pada pemaketan jendela, karena alat yang dirancang hanya diaplikasikan pada sebuah miniatur kecil dengan menggunakan bahan akrilik dengan tebal 2 mm.
Saran
•
Berdasarkan hasil penelitian dan percobaan penulis terhadap alat pemodelan sistem otomatisasi pada lampu, jendela, dan kipas sirkulasi udara untuk tempat tinggal berbasis mikrokontroler penulis menyadari masih banyak kekurangan pada alat yang penulis buat. Untuk itulah penulis memberikan beberapa masukan supaya kedepannya alat ini lebih baik lagi, beberapa saran penulis diantaranya : a.
Dalam penggunaan sensor cahaya, disarankan menggunakan LDR yang memiliki sensitivitas yang cukup akurat, agar sensor dapat bekerja dengan maksimal dan dapat memberikan logika masukan yang benar sehingga alat ini dapat bekerja sesuai dengan keinginan.
b.
Untuk memberikan nilai masukan yang lebih akurat lagi ke rangkaian pembanding dapat menggunakan rangkaian Op-Amp sebagai pengoperasi penguat tegangan.
c.
Pada pembuatan sensor hujan diharapkan untuk membuat konduktor jalur pcb yang sangat berdekatan tetapi jangan sampai terhubung satu sama lain. Selain itu, lapisi jalur PCB menggunakan timah agar tembaga jalur PCB tidak terkorosi oleh air hujan.
d.
Usulan untuk pengembangan alat ini dapat menambahkan rangkaian solar sel yang bekerja tanpa menggunakan tegangan dari sumber listrik PLN, Penggunaan sensor panas untuk mengetahui temperatur suhu ruangan. Selain itu dapat juga ditambahkan rangkaian alarm untuk sistem keamanan.
6.
Daftar Pustaka [1] URL diakses
: http//nubielab.com/elektronika/analog/sensor-cahaya-ldr-light-dependent-resistor , tanggal 15 September 2011.
[2] URL : http//scribd.com/doc/54577396/aplikasi-mikrokontroller-dalam-Istem-membuka-danmenutup-pintu-gerbang-secara-otomatis, diakses tanggal 19 September 2011. [3] URL : http : //fisika.undip.ac.id elins/images/stories/data/modulpraktikumpengkondisisansinyal .pdf, diakses tanggal 19 September 2011 [4] URL: http://www.scribd.com/doc/47346843/Tutorial-Microcontroller-AVR-Part-I, diakses tanggal 20 Desember 2010. [5] D Sandi Rahayu, Penulisan Ilmiah Sensor Penghitung Jumlah Kendaraan Pada Area Parkir Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 Menggunakan Lcd, Universitas Gunadarma, Depok, 2011. [6]
URL
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Lampu, dikses tanggal 7 September 2011.
[7] Heryanto,M Ary &Adi P,Wisnu, ATMEGA8535,Andi, Yogyakarta, 2008.
Pemrograman
Bahasa
C
untuk
Mikrokontroler