Seni budaya (rock dan dangdut)
Sejarah Rock Tahun 70an: Adanya pengaruh band-band God Bless, Gang pegangsaan, Gypsy. Namun jauh sebelumnya band yang sudah booming adalah The Rollies band beraliran Jazz Rock . Seiring dengan perkembangannya musik rock sangat pesat dikenal dengan sebutan underground. musk rock bercampur dengan musik folk (musik daerah di amerika) menjadi folk rock, dengan blues menjadi bluesrock dan dengan jazz, menjadi jazz-rock fusion
Tahun
80 Demam musik rock secara masal dan bisa dibilang era emasnya musik rock di seluruh dunia. Band-band pelopor Metallica, Exodue, Sepultura, Exodus Rock menggabungkan pengaruh dari soul, funk, dan musik latin. Juga di tahun 80an, rock berkembang menjadi berbagai subgenre (sub-kategori) seperti soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock, progressive rock, dan punk rock.
Tahun
90 an Sebuah kelompok pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik rock dijuluki rock band/ rock group. Rock group banyak yang terdiri dari pemain gitar, penyanyi utama (lead singer), pemain gitar bass, dan drummer (pemain drum), membentuk sebuah quartet Band yang berkembang di era ini antara lain Puppen dan PAS band
Ciri-ciri Rock 1. 2. 3.
4. 5. 6.
Permainan gitar elektrik yang didominasi oleh efek feedback dan wah-wah Tema musik yang melayang-layang Dominasi alat musik keyboard dalam lagunya, seperti organ, harpsichords atau mellotron Permainan solo melodi yang panjang Struktur lagu yang kompleks, misalnya chord atau tempo yang tidak sesuai pattern Lirik-lirik yang bernuansa dark, seperti kematian, pembunuhan, kesepian, dan lainnya atau lirik-lirik yang absurd yang menceritakan pengalamanpengalaman musisinya sewaktu mereka sedang high atau teler.
Alat Musik Rock
Dalam satu group rock, ada yang memainkan gitar, keyboard, musik senar (biola, cello), alat tiup (saxophones, trumpet, trombones)
Musisi Rock
Judika Nalon Abadi Sihotang yang lebih dikenal dengan Judika atau Judika Sihotang (lahir di Dairi, Sidikalang, Sumatra Utara, Indonesia, 31 Agustus 1978 Ia adalah seorang aktor, penayi, dan model berkebangsaan Indonesia yang meraih runner-up Indonesian Idol ke-2 Ia adalah anak ke-6 dari 7 bersaudara yang menghabiskan masa kecilnya dengan berbagai macam kegiatan
Sejarah Dangdut
Sejarah Dangdut
Berawal dasar dari Qasidah (Agama Islam) yang masuk Nusantara tahun 1600an dan Gambus yang dibawa oleh migrasi orang Arab tahun 1870an Musik gambus-> musik syech albar-> musik melayu deli(1940)-> musik amerika latin (1950)-> musik india(1958) Tahun 1968 lahir musisi dangdut Indonesia(Rhoma Irama) Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia pada akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.
Penyebutan nama “ Dangdut”
Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) musik India. Putu Wijaya awalnya menyebut dalam majalah Tempo edisi 27 Mei 1972 bahwa lagu Boneka dari India adalah campuran lagu Melayu, irama padang pasir, dan "dang-ding-dut" India.[2] Sebutan ini selanjutnya diringkas menjadi "dangdut" saja, dan oleh majalah tersebut digunakan untuk menyebut bentuk lagu Melayu yang terpengaruh oleh lagu India.[2]
Ciri-ciri dangdut
Irama Melankolik
Liriknya lekat pada pantun Sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif
Miskin improvisasi baik melodi atau harmoni
Lagunya mudah dicerna
Sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkop
Iramanya terbagi dalam tiga bagian yaitu senandung (sangat lambat), lagu dua (iramanya agak cepat) dan makin lebih cepat
Sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama 4/4 (jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu masa Melayu Deli (contoh: Burung Nuri) Pada umumnya tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian kedua dengan bangunan melodi yang berbeda dengan bagian pertama
Ciri-ciri Dangdut 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7.
8. 9. 10.
Alat musiknya akustik dengan standarisasi melayu Lagunya, mudah dicerna Iramanya terbagi dalam tiga bagian yaitu senandung (sangat lambat), lagu dua (iramanya agak cepat) dan makinang (lebih cepat) Liriknya masih lekat pada pantun Irama musiknya melankolik Bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif, Sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama 4/4 (jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu masa Melayu Deli (contoh: Burung Nuri)) Miskin improvisasi, baik melodi maupun harmoni Sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkop Pada umumnya tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian kedua dengan bangunan melodi yang berbeda dengan bagian pertama