1
i O D (M
1T
I
H
SEMINAR
NASIONAL
PENDIDIKANI
PA
"Perqn Literal Sqins Untoy. Men v^jqp^n Senerq^ dq^qm Menqbqdqp, ASEAWtommqnit^
Sabtu, 20 Desember 2014 di Gedung D l FM1PA UNESA
Penerbit EGERI SURABAYA
Penulis : Pemakalah pada Seminar Nasional Pendidikan IPA VI 2014 Tim Reviewer: Dr. Wahono Widodo, M.Si. Dr. Erman, M.Si. ElokSudibyo, S.Pd., M.Pd. Tim Editor: Siti Nurul Hidayati, S.Pd., M.Pd. Laily Rosdiana, S.Pd., M.Pd. Hasan Subekti, S.Pd., M.Pd. Wahyu Budi Sabtiawan, S.Si., M.Pd. Dita Ayu Permata Sari, S.Pd., M.Pd.
Diterbitkan oleh : University press - UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA UNESA Kampus Ketintang Jin. Ketintang Surabaya - 60231 Cetakan Pertama - September 2014 ISBN S U N <J 7 8 - 9 7 9 - 0 2 8 - 6 8 6 - 3
Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan cara apapun tanpa ijin tertulis dan penerbit
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Y M E atas berkah dan rahmatNya prosiding yang berisi kumpulan makalah yang dihimpun dari Seminar Nasional Pendidikan IPA 2014 dengan tema "Peran Literasi Sains untuk Menyiapkan Generasi dalam Menghadapi ASEAN COMMUNITY'. Seminar Nasional Pendidikan IPA 2014 merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan kemandirian, serta kemajuan bangsa melalui sumber daya manusia dan sumber daya alam. Adapun peningkatan sumber daya manusia diantaranya penguasaan dan penerapan tehnologi melalui penerapan Tridharma Perguruan Tinggi. Sedangkan Sumber Daya Alam adalah yang terdapat di alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya dan pendidikan IPA. Prosiding ini memuat makalah utama dari pembicara utama dan makalah Pendidikan IPA dari pemakalah pada sidang pararel. Prosiding Seminar Nasional ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban untuk menyebarluaskan dan menyumbangkan hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang terangkum dalam makalah yang disajikan di sesi sidang pararel. Kegiatan ilmiah ini diharapkan mampu memunculkan inspirasi atau ide-ide baru serta motivasi yang dapat melahirkan inovasi-inovasi baru dalam upaya peningkatan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Semoga yang diupayakan dalam seminar sampai terselesaikannya prosiding ini memiliki manfaat yang jauh lebih luas bagi upaya meningkatkan inovasi-inovasi baru dalam dunia penelitian pendidikan IPA, demi terciptanya bangsa yang mandiri dan bermartabat. Pada kesempatan ini, tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ketua Program Studi Pendidikan IPA FMIPA, Dekan FMIPA Unesa, Rektor Unesa, para sponsor yang telah mendukung terselenggaranya seminar ini, serta segenap panitia yang telah mempersiapkan dengan baik jauh-jauh hari demi terlaksananya Seminar Nasional Pendidikan IPA 2014.
Panitia
SAMBUTAN K E T U A PANITIA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 20 D E S E M B E R 2014 Ass Wr Wb Pertama tama kami ucapakan puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rachmadNya kepada kita semua serta sholawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW. Kami ucapkan selamat datang kepada: Yth Bapak Rektor Universitas Negeri Surabaya Yth Bapak Dekan FMIPA Universitas Negeri Surabaya Yth Bapak /Ibu Narasumber Yth Pemakalah dan Hadirin Perkenankan kami mewakili Panitia Seminar Nasional Pendidikan IPA 2014 menyampaikan sambutan. Sesuai dengan misi perguruan tinggi yang menyelenggarakan Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, maka Universitas Negeri Surabaya dalam hal ini Program Studi Pendidikan IPA FMIPA menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan IPA dengan tema P e r a n
Literasi Sains
untuk
Menyiapkan Generasi
dalam
Menghadapi
ASEAN COMMUNITY yang kemudian mendapat respon dari dunia Pendidikan, Peneliti, Guru, Dosen dan Mahasiswa untuk mengikuti seminar kali ini. Pada seminar ini kami mengundang narasumber, ada Ibu Prof. Dr. Liliasari, M.Pd dari Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UPI, Bapak Drs. Much. Khoiri, M.Si yaitu pendiri Jalindo (Jaringan Literasi Indonesia) dan Bapak Dr. Erman, M.Pd seorang peneliti Literasi Sains dan dosean Pendidikan IPA FMIPA Unesa. Pada kesempatan yang baik ini kami mewakili segenap panitia mengucapkan banyak terima kasih kepada Rektor Universitas Negeri Surabaya yang berkenan membuka acara seminar dan kepada hadirin peserta yang berpatisipasi pada seminar kali ini. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua anggota panitia yang telah bekerja keras dan pihak-pihak yang telah membantu sehingga terselenggaranya acara seminar kali ini. Ahirnya kami sampaikan permohanan maaf kepada semua hadirin bila dalam penyelenggaraan seminar baik ketika maupun sesudah acara berlangsung terdapat hal-hal yang kurang, untuk itu kami mohon kritik dan saran dari para hadirin sekalian untuk lebih baik dalam kami menyelenggarakan seminar yang akan datang dan semoga seminar kali ini berjalan dengan lancar serta membawa manfaat kepada kita semua. Amiinnn Wass Wr Wb
Ketua Panitia
(Siti Nurul Hidayati, S.Pd.,M.Pd)
DAFTAR MAKALAH
A. PEMAKALAH UTAMA PERSIAPAN LITERASI SAINS GENERASI M U D A INDONESIA MENJELANG ASEAN COMMUNITY Liliasari
1 -6
LITERASI D A N B U D A Y A LITERASI Much. Khoiri
7-11
BERDAYA SAING DENGAN LITERASI SAINS Erman
12-17
B. PEMAKALAH P A R A L E L PENERAPAN M O D E L PROBLEM SOLVING UNTUK M E N I N G K A T K A N K E T E R A M P I L A N BERPIKIR KRITIS SISWA PADA M A T E R I HIDROLISIS GARAM Abdul Gani Haji, SaifufMauliza
18-23
K E L A Y A K A N PROTOTIPE M O D E L PEMBELAJARAN FISIKA D A L A M KONTEKS O L A H R A G A : CONTEXT BASED LEARNING, CBL Elok Sudibyo, Budi Jatmiko, Wahono Widodo
24-35
M E M B A N G U N LITERASI GEOSAINS D A L A M M E M A H A M I D I N A M I K A GUNUNG BERAPI Eko Hariyono, Liliasari, Madlazim
36-40
MODEL PEMBELAJARAN SAINS TERINTEGRASI M E N G G U N A K A N TASK ANALYSIS PADA POKOK B A H A S A N LISTRIK STATIS D A L A M SISTEM M E M B R A N SEL Dadan Rosana
41-46
PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA BERBASIS KOMODITAS H A Y A T I U N G G U L A N L O K A L S E B A G A I I M P L E M E N T A S I PEMBELAJARAN LITERASI SAINS Asep Agus Sulaeman, Liliasari, Sri Redjeki
47-54
PENERAPAN M O D E L PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN L K M B E R W A W A S A N STM U N T U K M E N I N G K A T K A N K U A L I T A S P E R K U L I A H A N FISIKA DASAR 1 D A N LITERASI SAINS M A H A S I S W A N i Made Pujani
55-59
STUDI P E N D A H U L U A N PROFILE REPRESENTASI GURU TERHADAP KONSEP KROMOSOM D A N GEN Tati Kristianti, A r i Widodo, Sony Suhandono, Bruce Waldrip
286-291
ANALISIS K E T E R A M P I L A N BERPIKIR A N A L I T I S SISWA KELAS V I I I - H SMP NEGERI 2 W O N O A Y U Zunaida Khoirun Nisak, A n Nuril Maulida Fauziah
292-295
EKSPERIMEN IPA SEBAGAI SARANA P E N D I D I K A N K A R A K T E R DI SEKOLAH Allesius Maryanto
296-302
M E D I A B A C A K A T A BERBASIS A N D R O I D D A L A M M E N I N G K A T K A N K E M A M P U A N LITERASI BERBAHASA INGGRIS A N A K PADA PESERTA D I D I K PAUD OASIS KIDS N A T I O N A L PLUS SCHOOL Anjar Fitrianingtyas, Engelbertus Nggalu Bali
303-307
PENGEMBANGAN SET P R A K T I K U M K E S E T I M B A N G A N STATIS B E N D A TEGAR U N T U K P E M B E L A J A R A N FISIKA SMA Ari Wijaya, Raihanati, Hadi Nasbey
308-314
METODE B E R M A I N PERAN ( ROLE PLAYING) BERBASIS P E R M A I N A N C U B L A K - C U B L A K SUWENG D A L A M PEMBELAJARAN IPA D I SMP Ayu Fidayanti
315-319
PROFIL I D E N T I F I K A S I MISKONSEPSI SISWA SMP PADA M A T A PELAJARAN IPA Azmi Putri Prianidya, Wisanti, Beni Setiawan
320-325
P E L A K S A N A A N SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) D I D U K U N G D E N G A N 326-331 STRATEGI 18 P E M A M P A T A N K U R I K U L U M {CURRICULUMCOMPACTING) DI SEKOLAH M E N E N G A H PERTAMA Cahyaning Putri Pertiwi
PENGUASAAN K E T E R A M P I L A N GENERIK D A L A M P R A K T I K U M SAINS M E N G G U N A K A N KOMPONEN INSTRUMEN TERPADU OLEH C A L O N GURU S E K O L A H DASAR Rosnita
332-335
ISBN 978-979-028-686-3
PROFILE REPRESENTASI GURU BIOLOGI TENTANG KONSEP K R O M O S O M DAN G E N Tati Kristianti 1 , Ari Widodo 1 , Sony Suhandono2, Bruce Waldrip 3 Universitas Pendidikan Indonesia Email:
[email protected]
ABSTRAK Kemajuan yang pesat pada bidang bioteknologi telah menjadi tantangan besar bagi para pendidik untuk dapat menyampaikan misi. visi dan konsep-konsep yang terkait dalam bidang bioteknologi. Pemahaman yang paling mendasar dalam bidang bioteknologi adalah pemahaman terhadap konsep-konsep yang terdapat dalam materi genetika. Penelitian ini merupakan studi awal dalam mengetahui pemahaman guru SMA terhadap konsep kromosom dan gen pada eukariot dan prokariot. Hasil studi menunjukkan bahwa secara umum lebih dari 65 persen guru tidak dapat merepresentasikan konsep kromosom dan gen. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merepresentasikan suatu konsep secara utuh dan sesuai dengan kaidah ilmiah. Kata kunci: bioteknologi, kromosom, gen, representasi
Mm
PENDAHULUAN
konsep yang sama melalui bentuk-bentuk yang berbeda
Memahami sel dan dasar-dasar molekular pewarisan
meliputi
keturunan telah menjadi bagian dari standar pendidikan
merupakan eksposur berulang-ulang siswa pada konsep
verbal,
grafik,
mode
numerical
atau
sains di sekolah-sekolah tinggi (NRC, 1996). Menurut
yang sama. Untuk belajar sains secara efektif siswa
Guardon et al (2010), pendidikan mengenai genom
harus memahami representasi konsep dan proses yang
merupakan suatu permintaan dan tantangan bagi dunia
berbeda-beda.
pendidikan
representasi
sains
saat
ini.
Substansi
genetika
kemudian
tersebut
menjadi
satu
lainnya,
rumit. Cakupan materinya antara lain struktur gen,
pemahaman
ekspresi gen, replikasi, sintesis protein dan kromosom.
Konstruksi pengetahuan digambarkan sebagai proses
Materi substansi genetika susah untuk diamati. apalagi
membuat
tanpa bantuan peralatan khusus. Akibatnya konsep ini
representasi yang berbeda-beda. Menurut
menjadi salah satu konsep yang dianggap sulit oleh
Waldrip (2007) dalam pembelajaran sains siswa perlu
mahasiswa dan banyak mahasiswa yang mengalami
diperkenalkan dengan
miskonsepsi. Hasil survey yang dilakukan oleh Bahar
multi-modas dari konsep sains dan mampu memahami,
et al (1999) menunjukkan
menerjemahkan
pada
dan
untuk
yang
sehingga
pelajaran
perlu
menerjemahkan
merupakan konsep dengan topik yang sangat luas dan
bahwa mata
siswa
dapat
mode-mode
mengembangkan yang
lebih
mentransformasikan
dan
re-representasi
mode-mode
mengintegrasikan
sebagai bagian dari pembelajaran
dipahami.
pengetahuan saintific dan representasinya. 'Trialogue'
Robert
dan
mode-mode
tersebut
Konsep
Prain &
multiple
genetika dianggap sebagai topik yang sulit untuk
Pembelajaran terhadap suatu konsep dikayakan melalui
luas.
hakikat
(1996)
berbagai pendekatan. Menurut Nuthall (1999) anak-
mengkonseptualisasikan pembelajaran sebagai dampak
anak memerlukan tiga sampai empat kali pengalaman
dari interaksi antara representasi guru dan pebelajar
pada konsep yang sama baik melalui pengalaman
serta target domain pengetahuan, yang memungkinkan
konkret atau individual untuk menjadikannya sebagai
guru
pengetahuan
representasi pebelajar untuk menunjukkan pemahaman
representation
286
yang
berjangka
merupakan
panjang.
praktek
Multiple
re-representasi
pada
membimbing
pengetahuannya
pebelajar
dan
dalam
untuk
menguatkan
menjustifikasi
Prosiding Semnas Pensa VI "Peran Literasi Sains" Surabaya, 20 Desember 2014 kebenaran pemahaman
mereka. Representasi yang
bersifat 'sharing', sehingga setiap representasi
dirancang dengan baik dapat mengayakan kemampuan
dapat menjelaskan bagian-bagian lain yang dapat
pebelajar untuk memvisualisasikan pemahamannya dan
memperkuat informasi yang direpresentasikan.
kemudian memahami model-model tertentu dalam
Oleh karena itu setiap representasi dalam multiple
topik-topik
representasi dapat menjadi sebuah informasi yang
yang dibahasnya,
serta
belajar
untuk
menggunakan tool simbolik dari domain untuk berpikir
saling
secara ilmiah, menggabungkan teknologi lama dan
sebuah pemahaman yang utuh.
baru sebagai sebuah strategi untuk mendukung literasi sains.
Pebelajar
menggunakan
sebaiknya
sebagai
bisa
terbangun
Memperbaiki pemahaman; Multiple representasi berperanan
membantu
pebelajar
dalam
mengembangkan sebuah pemahaman yang lebih
berpikir untuk memprediksi, memahami dan membuat
baik pada sebuah domain melalui penggunaan
pernyataan
pemahaman
re-
satu representasi untuk mengatasi interpretasinya
representasi
diperlukan
sedemikian rupa sehingga
pada representasi kedua. Hal ini dapat dilakukan
dapat
ilmiahnya
2.
bagaimana
sehingga
tool
pebelajar
representasi
belajar
melengkapi
pengetahuan.
mentransfer
Proses
pemahaman
mereka
dengan menggunakan representasi yang familiar
kedalam contoh dan aplikasi baru dari suatu konsep.
untuk
Kozma
bahwa
familiar atau abstrak atau melalui eksploitasi
focus
sifat-sifat yang melekat pada satu representasi
untuk
untuk memperbaiki representasi kedua. Tujuan
membuat penjelasan, mengkomunikasikan pemahaman
utama multiple representasi dalam peranannya
dan membuat kaitan antara representasi-representasi
untuk
tersebut.
memberikan
&
pembelajaran
Russel
(2005)
sebaiknya
pengembangan
berpendapat
melibatkan
kompetensi
Berdasarkan
sebuah
representasi
taksonomi
Ainsworth
multiple
representasi
memperbaiki informasi
adalah
3.
dipaparkan
dengan
representasi
dapat
antara representasi bisa saja menjadi
yang
baru
mendukung
atau
suatu
penggabungan
sebuah
pemahaman
representasi
proses
untuk
pebelajar pada konsep
sebuah yang
mendalam
menggunakan
multiple
meningkatkan pemahaman sehingga
pebelajar
dapat
membangun pemahaman yang utuh pada konsep
yang
saling
pebelajar untuk melihat ide-ide kompleks dalam
dapat
suatu cara dan kemudian mengaplikasikan ide-ide
pebelajar
membangun
pemahaman
ilmiah.
Sebuah
representasi yang saling berhubungan dengan
terkait.
Memahami representasi guru terhadap suatu konsep
konsep.
pengetahuan
cenderung
representasi memungkinkan
efektif.
memberikan suatu
representasi
Multiple
kompleks tersebut untuk pembelajaran secara
proses bagi pebelajar dalam memahami suatu Multiple
namun
Melalui
diharapkan
lainnya dapat
untuk
baru.
melengkapi
representasi
baru
tidak
Membangun pemahaman; Suatu konsep yang
peranannya untuk melengkapi, dimana perbedaan
informasi
adalah
yang kurang
yang kurang familiar.
Melengkapi pemahaman; Salah satu alasan dalam mengekploitasi
interpretasi
mendukung reasoning
(1999)
fungsi multiple representasi berperanan dalam : 1.
mendukung
merupakan
suatu
gambaran
konstruksi
guru terhadap konsep tersebut. Oleh
digunakan untuk mengatasi ketidakcukupan dari
karena itu studi awal peneltian ini menjadi sangat
sebuah representasi dalam menyampaikan sebuah
penting
informasi secara lengkap. Multiple representasi
dikembangkan suatu model pembelajaran yang bisa
dilakukan
sehingga
diharapkan
bisa
juga bisa memberikan beberapa informasi yang
287
ISBN 978-979-028-686-3 membantu
guru
dalam
mengkonstruksi
ditinjau dari struktur, letak dan jumlahnya baik pada
pengetahuannya dengan berbagai representasi.
prokariot maupun eukariot. Penelitian ini merupakan
METODE
profile representasi guru-guru bidang studi biologi
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
Pada
studi
ini
dilakukan
identifikasi
pemahaman guru tentang konsep kromosom dan gen Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis.
Madrasah Aliyah ( M A ) se-Jawa Barat tentang konsep kromosom dan gen. mempunyai pengalaman
mengajar
selama 4 tahun
Teknik tes menggunakan instrumen berupa soal esai.
sampai 21 tahun dengan jenjang pendidikan terakhir
Pada setiap pertanyaan,
diminta untuk
adalah sarjana strata-1 dan strata-2. Analisis hasil
bentuk tulisan
identifikasi profil representasi guru dilakukan dengan
maupun gambar. Populasi dalam Penelitian ini adalah
menggunakan matrik 3 kategori dari Vosniadou (2004
23 orang guru-guru bidang studi biologi Madrasah
dalam
menjawab
Aliyah
pertanyaan,
( M A ) se-Jawa
guru-guru bisa
dalam
Barat.
Guru-guru
Chi,
2008),
yaitu
missing
knowledge
tersebut
, incomplete dan conflict with (tabel. 1). Tabel 1. Matriks klasifikasi profile representasi guru Representasi
Missing knowledf
Pertany aan tidak dijawab Jawabai i benar belum s empurna Jawaban berbenturan konsep-konsep lain.
incomplete
In conflict with
V
namun
V
masih dengan yang
Adapun instrumen test essai yang digunakan untuk mengidentifikasi profile representasi guru-guru tentang konsep kromosom dan gen adalah sebagai berikut; Apa yang akan Bapak/lbu sampaikan ke siswa-siswi di kelas, ketika Bapak/Ibu harus menjelaskan tentang konsep-konsep berikut ini; a. Kromosom eukariot (struktur. letak dalam sel dan jumlah) b. Kromosom prokariot (struktur. letak dalam sel dan jumlah) c. Gen pada eukariot (struktur dan letaknya dalam sel) d. Gen pada prokariot (struktur dan letaknya dalam sel)
H A S I L DAN P E M B A H A S A N
berbagai
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui profile
konsep terkait.
representasi terhadap
guru-guru
konsep
yang
bidang
studi
ditanyakan
representasi
biologi
MA
membantu
sehingga
bisa
pengetahuannya.
yang
dipahaminya
tentang
Setiap representasi yang dibuat bisa
guru-guru
dalam
mengkonstruksi
diketahui gambaran pemahamannya. Pada instrumen
Adapun hasil analisis jawaban guru-guru selanjutnya
tes
diklasifikasikan
essai,
menuangkan
guru-guru jawaban
diberi baik
kebebasan
dalam
bentuk
untuk tulisan
kedalam
pengetahuan hasil pembelajaran
tingkat
konstruksi
menurut Vosniadou
maupun gambar. Hal ini dilakukan agar guru-guru
(2004 dalam Chi, 2008) pada test essai diatas adalah
dapat mengekspresikan semua pemahamannya dalam
sebagai berikut:
288
Prosiding Semnos Penso VI "Peran Literasi Sains" Surabaya, 20 Desember 2014 a.
Kromosom eukariot (struktur, letak dalam sel dan jumlah)
Tabel 2. Matriks hasil representasi guru-guru tentang konsep kromosom eukariotik Test konsep
Kromosom eukariot
% (N)
Kategori
struktur
65.22%
letak
73.91%
jumlah
73.91%
hissing knowledge Missing knowledge Missing knowledge
Hasil analisis klasifikasi diatas menunjukkan
bahwa
%(N)
Kategori
% (N)
30.43%
Incomplete
4.35%
26.09%
Incomplete
0%
21.74%
Incomplete
4.35%
representasi yang
masih
kromosom eukariotik masih rendah. Sebagian besar
kromosom sesuai kaidah ilmiah. Hal ini ditunjukkan
guru-guru
maupun
dengan jumlah respon guru yang menjawab test essai
menggambarkannya. Hanya sebagian kecil dari guru-
secara benar dan belum utuh yaitu berkisar antara 21 -
guru
30%.
yang
konsep
mampu
kromosom
b.
menuliskan
menuliskan/menggambarkan walaupun
dengan
mengetahui
Pada
umumnya
bisa
belum
sempurna.
lebih dari 65% pemahaman guru tentang konsep
belum
guru-guru
belum
Kategori In conflict with In conflict with In conflict with
struktur
bentuk
Kromosom prokariot (struktur, letak dalam sel dan jumlah)
Tabel 3. Matriks hasil representasi guru-guru tentang konsep kromosom prokariotik % (N)
Test konsep
kromosom prokariot
struktur
73.91%
letak
73.91%
jumlah
95.65%
Kategori Missing knowledge Missing knowledge Missing knowledge
%(N)
Kategori
% (N)
8.7%
Incomplete
17.39%
26.09%
Incomplete
0%
4.35%
Incomplete
0%
Kategori In conflict with In conflict with In conflict with
Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa lebih dari
itu kategori incomplete
70% pemahaman guru terhadap konsep kromosom
Sementara itu masih ada beberapa guru yang masuk
masuk kedalam kategori missing knowledge. Hal ini
kedalam
menunjukkan
pemahaman mereka masih berbenturan dengan konsep
bahwa
guru-guru
belum
mempunyai
gambaran apapun tentang konsep tersebut. Semnetara c.
kategori
berada dikisaran 4 - 26%.
in conflict
with (17,39%) yaitu
yang lainnya.
Gen eukariotik (struktur dan letak dalam sel) Tabel 4. Matriks hasil representasi guru-guru tentang konsep gen eukariotik Test konsep _ Gen eukariot
% (N)
struktur
95.65%
, , letak
78.26%
Kategori Missing knowledge Missing knowledge
% (N)
Kategori
% (N)
4.35%
Incomplete
0%
13.04%
Incomplete
8.7%
Kategori In conflict with In conflict with
Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa lebih dari 78% guru-guru tidak bisa merepresentasikan konsep tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman guru-guru tentang konsep gen eukariotik masih sangat rendah. Sementara itu masih ditemukan pemahaman guru-guru yang masih berbenturan dengan konsep lainnya (8.7%).
289
ISBN 978-979-028-686-3 d.
Gen prokariotik (struktur dan letak dalam sel) Tabel 5. Matriks hasil representasi guru-guru tentang konsep gen prokariotik Test konsep _ Gen
% (N)
struktur
P r 0 k a r i 0 t
letak
100% 86.96%
Kategori Missing knowledge Missing knowledge
% (N)
Kategori
% (N)
0%
Incomplete
0%
8.7%
Incomplete
4%
Kategori In conflict with In conflict with
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa hampir 90%
dengan kaidah ilmiah. Beberapa representasi masih
guru-guru belum mempunyai gambaran
menunjukkan pemahaman yang mengalami
yang bisa
konflik
menjelaskan tentang konsep gen pada prokariotik, baik
dengan
secara struktur maupun letaknya. Pemahaman yang
representasi
masih tidak sesuai dengan kaidah ilmiah juga masih
mempunyai arti yang penting dalam mengkonstruksi
ditemukan yaitu sekitar 4%.
pengetahuannya. Menurut Prain & Waldrip (2007)
Hasil studi ini secara keseluruhan menunjukkan bahwa
pemahaman yang
konsep
ditulis
yang
atau
lain.
Setiap
digambarkan
guru
konstruksi pengetahuan digambarkan sebagai proses
hampir sebagian besar guru-guru masuk dalam kategori
membuat
missing knowledge tentang kromosom dan gen baik
representasi yang berbeda-beda. Dalam pembelajaran
pada eukariotik maupun prokariotik. Pada kondisi ini.
sains
guru-guru belum mempunyai gambaran tentang konsep
multiple dan multi-modas dari konsep sains sehingga
terkait. Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil
diharapkan
penelitian
menerjemahkan
Roini
(2012)
menunjukkan
bahwa
dan
perlu
mentransformasikan
diperkenalkan
mereka dan
mode-mode
dengan
re-representasi
mampu
memahami,
mengintegrasikan
mode-mode
pemahaman guru biologi kelas X I I SMA se-kota
tersebut sebagai bagian dari pembelajaran
Ternate terhadap pembelajaran genetika berpendekatan
pengetahuan saintific dan representasinya. Beberapa
konsep ditemukan masih tergolong rendah (4.3%).
mode
Pada kondisi kedua yaitu incomplete yaitu guru-guru
computer
sudah mempunyai pemahaman terhadap konsep yang
dalam membantu proses pembelajaran siswa. Mode -
ditanyakan
konstruksi pengetahuan tersebut
mode representasi tersebut meliputi presentasi power
belum lengkap/utuh. Sedangkan kondisi ketiga yaitu
point, menggunakan komputer untuk mengumpulkan
in-conflict
atau
hanya
with,
dimana
pemahaman
guru-guru
representasi
yang
diterima untuk
memperlihatkan
melibatkan menjadi
informasi
hakikat
penggunaan
menguntungkan
dari
berbagai
terhadap konsep yang ditanyakan masih mengalami
eksperimen atau aktivitas. Pembelajaran sebagai suatu
konflik/bertabrakan
proses interaktif yang menggunakan situasi nyata dan
dengan
konsep-konsep lainnya.
Hasil penelitian (Nusantari, 2011; Aldamasyah, 2012)
representasi
subkonsep
mengalami
pembelajaran. Multiple representasi dan multi media
miskonsepsi tercakup pada tiga standar kompetensi
dapat mendukung pembelajaran dalam berbagai cara.
yakni
Penggunaan lebih dari satu
genetika
Gen,
yang
DNA dan
banyak
Kromosom. replikasi dan
multi-modal
untuk
mendorong
representasi (multiple
hubungan gen, RNA, polipeptida dan proses sintesis
representasi)
lebih
pro-tein;
dan
ketertarikan
mahasiswa
meiosis dengan pewarisan sifat. Profile pemahaman
memainkan
peranan
guru tersebut menjadi indikasi gambaran pemahaman
pembelajaran yang efektif (Ainsworth, 1999). Multiple
guru-guru terhadap konsep yang ditanyakan. Hampir
representasi merupakan suatu proses;
sebagian
memperbaiki
dan
besar
hubungan
guru
pembelahan
tidak
mampu
mitosis
menuangkan
pemahamannya dalam bentuk representasi yang sesuai
290
dan
memungkinkan dalam penting
membangun
menangkap
pembelajaran dalam
serta
mendukung
melengkapi,
pemahaman
yang
mendalam dalam mengkonstruksi pengetahuan. Oleh
Prosiding Semnas Pensa VI "Peran Literasi Sains" Surabaya, 20 Desember 2014 karena itu hasil studi awal ini bisa menjadi acuan bagi para pendidik untuk bisa mengembangkan modelmodel
pembelajaran
yang
kaya
dengan
berbagai
representasi.
KESIMPULAN 1. Hasil analisis klasifikasi menunjukkan bahwa lebih dari 65% pemahaman guru tentang konsep kromosom eukariotik masih rendah. 2. Lebih dari 70% pemahaman guru terhadap konsep kromosom prokariot masuk kedalam kategori missing knowledge. 3. Lebih dari 78% guru-guru tidak bisa merepresentasikan konsep gen eukariotik. 4. Hampir 90% guru-guru belum mempunyai gambaran yang bisa menjelaskan tentang konsep gen pada prokariotik, baik secara struktur maupun letaknya. Acknowledge Terima
kasih
kepada
Lembaga
Pengabdian
Pendidikan Salman - ITB serta Departemen
dan
Agama
Jawa barat atas dukungannya dalam melakukan studi awal ini.
DAFTAR PUSTAKA : Aldamasyah. A. H., (2012). Secondary School Students' Alternative Conceptions about Genetics. Electronic Journal o f Science Education Vol. 16, No. 1. Ainsworth, S. (1999). The functions of multiple representations. Computers & Education, 33 (2), 131-152. Bahar, M . , Johnstone, A.H., & Hansell, M . H . (1999). Revisiting learning difficulties in biology. Journal Biol. Educ. 33. 84-86.
Chi,
M.T.H.
(2008). Three types of conceptual change: Beliefs revision, mental model transformation, and categorical shift. Conceptual Change Research: An Introduction. International Handbook o f research on conceptual change Guadron L., , Alen M . Sajan, O. Plante3, S. George & Y. Gosser5. (2010). Genome Science Education for Engineering Majors Fall 2010 Mid-Atlantic ASEE Conference, October 15-16, 2010, Villanova University Kozma, R. & Russell, J. (2005). Students becoming chemists: Developing representational competence. In J. Gilbert (Ed.) Visualization in Science Education. Springer, 121-145. National Research Council (1996). National science education standards. Washington DC: National Academy Press Nusantari. E., 201. Analisis dan Penyebab Miskonsepsi pada Materi Genetika Buku SMA Kelas X. BIOEDUKASI Volume 4, Nomor 2, Halaman 72-85 Nuthall, G. (1999). The way students learn. The Elementary School Journal, 99. 303. Prain V.. and B. Waldrip. (2006). An Exploratory Study of Teachers ' and Students' Use of Multi-modal Representations of Concepts in Primary Science. International Journal of Science Education V o l . 28, No. 15, pp. 18431866 Robert, D. (1996). Epistemic authority for teacher knowledge: The potential role of teacher communities: A response to Robert Orton. Curriculum Inquiry, 26, 417-431 Roini. C , (2012). Analisis Perencanaan Pembelajaran Genetika Berpendekatan Konsep Pada Perangkal Pembelajaran Buatan Guru Sma Se-Kota Ternate. Seminar Nasional X Pendidikan Biologi Fkip UNS.
291