Modul ke:
04
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Manajemen Proyek.
Fakultas
Ekonomi & Bisnis Program Studi
Manajemen
Deva Prudensia Setiawan, S.T., M.M.
Isi Isu-isu mengenai Seleksi Proyek Pendekatan dalam Penyaringan dan Penyeleksian Proyek Seleksi model nonkeuangan
Pengantar Manajemen Proyek Seleksi Proyek Model Nonkeuangan
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Semua organisasi yang menangani proyek haruslah memutuskan pilihan diantara sejumlah pilihan proyek. Manakah proyek yang memberi peluang keuntungan atau manfaat paling baik? Manakah proyek yang harus dihindari karena resikonya terlalu tinggi?
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Apakah kriteria yang harus dipakai untuk memilih proyek mana yang harus didukung? Bagaimana kita membuat pilihan yang masuk akal dalam menyeleksi proyek-proyek? Informasi apa saja yang kita perlukan untuk itu?
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Berbagai metode dalam melakukan seleksi proyek ini berada dalam kontinum mulai pendekatan yang sangat kualitatif atau judgement-based hingga yang betul-betul analisis kuantitatif. Setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri.
Seleksi Proyek Manajemen Proyek Seleksi Proyek Model Nonkeuangan
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Perusahaan-perusahaan mengembangkan model penyaringan (screening) yang paling cocok bagi mereka untuk mengevaluasi dan menyeleksi proyek-proyek potensial. Model penyaringan ini akan memungkinkan mereka untuk membuat pilihan terbaik biasanya diantara keterbatasan waktu dan uang.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan W. E. Souder mengidentifikasi lima isu penting dan sebuah tambahan dari Jeffrey Pinto yang harus dipertimbangkan para manajer ketika mereka mengevaluasi model penyaringan:
Realism Kapabilitas Fleksibilitas Mudah digunakan Biaya Comparability
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Realism: Suatu model yang efektif haruslah menggambarkan sasaran organisasional, termasuk sasaran dan misi strategik perusahaan. Kriteria haruslah masuk akal dalam pemahaman adanya keterbatasan sumber daya seperti uang dan orang. Model juga harus memperhitungkan baik resiko komersial dan resiko teknikal, termasuk kinerja, biaya, dan waktu
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Kapabilitas: Model ini seharusnya cukup kuat untuk mengakomodasi kriteria dan hambatan baru agar model penyeleksian memampukan perusahaan untuk menggunakan model ini seluas mungkin sehingga bisa mencakup lingkup jenis proyek sebesar mungkin.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan
Fleksibilitas: Sebuah model seharusnya mudah dimodifikasi jika aplikasi-aplikasi yang dicoba memerlukan perubahan, misalnya: penyesuaian terkait perubahan kurs mata uang, hukum pajak, kode bangunan, dsb.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Biaya Model penyaringan haruslah costeffective. Pendekatan seleksi yang mahal untuk digunakan, baik dalam hal waktu ataupun uang, akan menyebabkan penolakan penggunaan model ini oleh anggota organisasi.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Comparability: Model haruslah cukup luas untuk diaplikasikan pada berbagai proyek dan mendukung untuk membandingkan potensial proyek-proyek tersebut tanpa bias.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Ada dua hal yang harus selalu diingat saat membuat keputusan dalam menyeleksi proyek: 1. Model yang paling lengkap pun tetaplah hanya merupakan sebagian gambaran dari realitas organisasi. Potensi daftar input dalam keputusan seleksi proyek sesungguhnya ada hampir tidak terbatas. (Gunakanlah Pareto 80/20) 2. Dalam setiap model keputusan tercakup faktor objektif dan subjektif.
Pendekatan dalam Penyaringan dan Penyeleksian Proyek Manajemen Proyek Seleksi Proyek Model Nonkeuangan
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Metode Pertama: Checklist Model Metode paling sederhana Membangun checklist atau daftar kriteria yang berhubungan dengan pilihan kita atas suatu proyek, lalu menerapkannya pada berbagai proyek yang tersedia.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Metode Checklist (lanjutan): Misalnya, perusahaan mementingkan biaya dan kecepatan dalam melayani pasar, dan ini menjadi kriteria seleksi yang utama. Perusahaan memilih proyek-proyek yang berbiaya rendah dan dapat dibawa ke pasar dalam waktu satu tahun. Perusahaan bisa juga memiliki selusin kriteria tambahan yang relevan dengan itu.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Metode Checklist (lanjutan): Checklist mungkin paling baik digunakan dengan penetapan konsensus grup sebagai metode untuk pembicaraan awal, stimulasi diskusi, pertukaran opini, dan menentukan apa yang penting sebagai prioritas grup.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Contoh soal: Perusahaan SAP yang merupakan pemimpin dalam industri perangkat-lunak (software) aplikasi bisnis tertarik untuk mengembangkan sebuah paket aplikasi yang baru untuk manajemen inventori dan kontrol shipment. Perusahaan sedang berusaha untuk memutuskan proyek mana yang dipilih dari empat alternatif yang potensial.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Berdasarkan pengalaman komersial sebelumnya, perusahaan merasa bahwa kriteria seleksi yang paling penting untuk memilih proyek ini adalah biaya, potensi keuntungan, waktu untuk masuk pasar, dan pengembangan atas resiko.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Sebagai tambahan atas kriteria keputusan, kita membuat evaluative descriptors yang menggambarkan seberapa baik alternatif proyek itu atas kriteria seleksi utama kita. Kita mengevaluasi setiap kriteria ini (tinggi, sedang, rendah) dan meninjau proyek mana yang mengakumulasi check yang paling tinggi, sehingga ini tampaknya merupakan pilihan yang optimal.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Kinerja atas Kriteria Proyek
Kriteria Tinggi
Proyek Alpha
Biaya
Sedang
X
Potensi keuntungan
X
Waktu masuk pasar
X
Pengembangan atas resiko Proyek Beta
X
Biaya
X
Potensi keuntungan
X
Waktu masuk pasar
X
Pengembangan atas resiko Proyek Gamma
X
Biaya
X
Potensi keuntungan
X
Waktu masuk pasar Pengembangan atas resiko Proyek Delta
Rendah
X X
Biaya
X
Potensi keuntungan
X
Waktu masuk pasar Pengembangan atas resiko
X X
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Berdasarkan metode ini, Proyek Gamma adalah alternatif terbaik dalam kaitannya memaksimalkan kriteria utama kita, yaitu biaya, potensi keuntungan, waktu untuk masuk pasar, dan pengembangan atas resiko.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Kekurangan metode ini antara lain: pemberian peringkat atas kriteria seleksi yang bersifat subjektif, sehingga bisa disalahmengerti atau terjadi salah interpretasi. metode ini tidak memungkinkan untuk memberikan bobot yang berbeda pada kriteriakriteria yang digunakan; padahal seringkali terjadi suatu kriteria lebih penting dari kriteria lainnya dan seharusnya memiliki bobot pertimbangan yang tidak sama.
Simplified Scoring Models Manajemen Proyek Seleksi Proyek Model Nonkeuangan
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Dalam simplified scoring model, setiap kriteria diberi peringkat terkait dengan relatif penting tidaknya kriteria tersebut. Pilihan proyek akan mencerminkan harapan kita untuk memaksimalkan pengaruh kriteria tertentu pada keputusan kita.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Contoh soal: Untuk contoh soal tadi mengenai pilihan proyek bagi SAP yang telah kita bahas, andaikan kita memberi bobot spesifik pada setiap kriteria dari empat kriteria kita sebagai berikut:
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Kriteria
Bobot Kepentingan
Waktu untuk masuk pasar
3
Potensi keuntungan
2
Pengembangan atas resiko
2
Biaya
1
Manakah proyek yang paling optimum berdasarkan metode ini?
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Solusi: Kita perlu mengubah evaluative descriptors pada kolom skor dari tanda silang menjadi nilai skor; misalnya digunakan nilai skor sebagai berikut: Tinggi = 3 Sedang = 2 Rendah = 1
(A) Proyek
Kriteria
Bobot Kepentingan
Proyek Alpha
(B) Skor 3
3
Potensi keuntungan
2
1
2
Pengembangan atas resiko
2
1
2
Waktu untuk masuk pasar
3
2
6 13
Biaya
1
2
2
Potensi keuntungan
2
2
4
Pengembangan atas resiko
2
2
4
Waktu untuk masuk pasar
3
3
9 19
Biaya
1
3
3
Potensi keuntungan
2
3
6
Pengembangan atas resiko
2
3
6
Waktu untuk masuk pasar
3
1
3 18
Total skor
Proyek Delta
berbobot
1
Total skor
Proyek Gamma
Skor
Biaya
Total skor
Proyek Beta
(A) x (B)
Biaya
1
1
1
Potensi keuntungan
2
1
2
Pengembangan atas resiko
2
2
4
Waktu untuk masuk pasar
3
3
9
Total skor
16
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Berdasarkan analisis di atas, Proyek Beta adalah alternatif terbaik (dengan total weighted score 19) dibandingkan pilihan lainnya. Perusahaan farmasi Hoechst Marion Roussel menggunakan scoring model untuk menyeleksi proyek dengan lima kriteria utama: reward, business strategy fit, strategic leverage, probability of commercial success, dan probability of technical success; dan juga dengan sejumlah subkriteria spesifik.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Subkriteria diberi skor antara 1 sampai dengan 10, Skor ini kemudian dirata-ratakan untuk setiap kriteria. Proyek yang dipilih ditentukan dengan menjumlahkan skor rata-rata dari kelima kategori. Hoechst meraih sukses dengan model ini, baik dalam memilih proyek yang harus diprioritaskan atau pun untuk membuat keputusan go / no-go.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Simplified Scoring Model ini mempunyai beberapa keunggulan sebagai alat seleksi proyek. 1. Alat ini mudah dikaitkan dengan sasaran strategik yang kritikal bagi perusahaan untuk seleksi berbagai alternatif proyek. 2. Model ini mudah dimengerti dan digunakan.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Kekurangan model ini adalah terlalu menyederhanakan masalah. Skala 1 sampai 3 mungkin secara intuitif tampak menarik serta mudah diterapkan dan dipahami, tetapi ini tidaklah akurat.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Kekurangan lainnya adalah, di dalam kacamata manajerial, metode ini faktanya tergantung pada relevansi kriteria yang dipilih dengan akurasi pembobotan yang diberikan pada mereka. Dengan kata lain, kita tidak yakin bahwa ada hubungan yang masuk akal antara kriteria yang dipilih dan diberi bobot dengan sasaran bisnis yang diminta proyek.
Analytical Hierarchy Process Manajemen Proyek Seleksi Proyek Model Nonkeuangan
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan untuk mengatasi banyaknya masalah teknikal dan manajerial yang sering terjadi terkait dengan pembuatan keputusan melalui model scoring. Metode ini semakin populer sekarang ini.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Metode AHP merupakan proses empat langkah:
Menyusun Struktur Hirarki Kriteria Alokasikan bobot pada kriteria Pemberian nilai numerik pada dimensi evaluasi Evaluasi proposal proyek
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Metode Profile Models: menggambarkan pilihan resiko/hasil (risk/return options) pada berbagai pilihan dan kemudian memilih proyek yang akan memberikan return paling maksimum di dalam resiko yang masih bisa diterima.
Seleksi Proyek Model Nonkeuangan Profile models menggunakan konsep efficient frontier. Efficient frontier adalah seperangkat pilihan portfolio proyek yang menawarkan maksimum hasil untuk setiap tingkatan resiko yang diberikan atau minimum resiko bagi setiap tingkatan hasil (return).
Terima Kasih Deva P. Setiawan, S.T., M.M.