SELEKSI KERAGAMAN MORFOLOGI 3 VARIETAS TANAMAN KENAF (Hibiscus cannabinus L.)
Oleh : HASAN BASRI NIM. 100500105
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2013
SELEKSI KERAGAMAN MORFOLOGI 3 VARIETAS TANAMAN KENAF (Hibiscus cannabinus L)
Oleh :
HASAN BASRI NIM. 100500105
Karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah : Seleksi Keragaman Morfologi 3 Varietas Tanaman Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Nama
: Hasan Basri
NIM
: 100500105
Program Studi
: Budidaya Tanaman Perkebunan
Jurusan
: Manajemen Pertanian
Pembimbing,
Faradilla, SP, M.Sc NIP.197401092000122001
Penguji II,
Penguji I,
Yuanita, SP, MP NIP.19661122001122001
F. Silvi Dwi Mentari, S,Hut ,MP NIP.197707232003122002
Menyetujui, Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan
Mengesahkan, Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Ir. Syarifuddin, MP NIP. 196507062001121001
Ir. Hasanudin, MP NIP. 196308051989031005
Lulus ujian pada tanggal : 01 Juli 2013
ABSTRAK
HASAN BASRI, Seleksi Keragaman Morfologi 3 Varietas Tanaman Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) (di bawah bimbingan FARADILLA) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memilih verietas kenaf yang memiliki pertumbuhan terbaik dan dapat menghasilkan serat yang berkualitas. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dari tanggal 11 Oktober sampai dengan 11 Januari 2013 yang meliputi persiapan lahan, alat, dan bahan, penanaman, pengambilan data dan pengolahan data. Penelitian ini di laksanakan di areal Laboratorium Agronomi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Penelitian terdiri dari 3 perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri dari 10 ulangan. Adapun perlakuannya adalah 3 varietas tanaman kenaf yang berbeda yaitu KR-11, KR-14 dan HCG-4.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ketiga varietas kenaf masing masing menunjukkan pertumbuhan
terbaik yaitu untuk
rata-rata tinggi
tanaman oleh varietas KR-11, untuk rata-rata diameter batang oleh varietas KR-14 dan untuk persentasi permukaan batang halus oleh varietas HCG-4. Varietas KR-14 merupakan varietas yang terpilih dan dapat menghasilkan serat yang berkualitas . Kata kunci : Keragaman, seleksi, varietas, tanaman kenaf
RIWAYAT HIDUP
HASAN BASRI, lahir pada tanggal 03 Septemeber 1991, di Desa Sawit Jaya Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Merupakan anak ke-9 dari 10 bersaudara dari pasangan Bapak Jimran rehan dan Ibu seria. Memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Negeri 021 Long Ikis Desa Sawit jaya Kabupaten Paser dan lulus pada tahun 2004. Kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Long Ikis Di Desa Sawit Jaya Kabupaten Paser dan lulus pada tahun 2007. Setelah mendapatkan ijazah Sekolah Menengah Pertama lalu melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhamadiyah Long Ikis Kabupaten Paser dan lulus pada tahun 2010. Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2010 di Politeknik
Pertanian Negeri Samari nda
Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Jurusan Manajemen Pertanian. Pada tanggal 1 Maret
sampai dengan tanggal 1 Mei 2013
mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PTP. Nusantara XIII (Persero), Desa Samuntai, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser, Propinsi Kalimantan Timur.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tentang “Seleksi Keragaman 3 Varietas Tanaman Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) . Penelitian dan penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan baik moril maupun material dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Ibu Faradilla SP, M.Sc selaku dosen pembimbing.
2.
Ibu Yuanita, SP, MP dan Ibu F. Silvi Dwi Mentari,S. Hut , MP selaku dosen penguji I dan penguji II.
3.
Bapak Ir. Syarifuddin, MP selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.
4.
Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.
5.
Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
6.
Seluruh staf dosen dan teknisi Program Studi Budidaya Tanaman Pekebunan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
7.
Orang tua dan para keluarga yang telah banyak memberi dukungan dan motivasi serta do’a kepada penulis selama ini
8.
Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang selalu mendukung, membantu dan memberikan semangat.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya ilmiah ini masih terdapat kekurangan, dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
Penulis. Kampus sei. Keledang, Juni 2013
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................
i
DAFTAR ISI ...............................................................................................
ii
DAFTAR TABEL........................................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
iv
I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................... B. Tujuan Penelitian ................................................................... C. Hasil Yang Dicapai.................................................................
II.
TINJAUAN PUSTAKA A. B. C. D.
III.
1 3 3
Tinjauan Umum Tentang Tanaman Kenaf ........................... Syarat Tumbuh Tanaman Kenaf ........................................... Tinjauan Umum Tentang Seleksi Keragaman ...................... Tinjauan Umum Tentang Varietas .........................................
4 8 8 11
METODE PENELITIAN A. B. C. D. E. F.
Tempat dan Waktu................................................................. Alat dan Bahan....................................................................... Perlakuan Penelitian .............................................................. Prosedur Kerja ...................................................................... Pengamatan .......................................................................... Pengolahan Data..……………………………………………...
13 13 13 14 15 16
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN 18 20
V.
A. Hasil…………………………………………………………….. . B. Pembahasan……………………………………………………. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……………………………………………………... B. Saran…………………………………………………………….
24 24
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
25
LAMPIRAN ...............................................................................................
26
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Tubuh Utama
Halaman
1
Pengukuran pertambahan tinggi tanaman kenaf varietas KR14, KR-11 dan HCG-4 umur 30 dan 60 hari setelah tanam... 27
2
Pengukuran pertambahan diameter batang kenaf varietas KR-14, KR-11 dan HCG-4 umur 30 dan 60 hari setelah tanam...................................................................................... 28
3
Pengamatan permukaan batang tanaman kenaf varietas KR14, KR-11 dan HCG-4 umur 60 hari setelah tanam...............
29
4
Tata letak penelitian seleksi keragaman morfologi 3 varietas 30 tanaman kenaf............................................................
5
Foto-foto hasil penelitian seleksi keragaman morfologi 3 varietas tanaman kenaf............................................................ 31
DAFTAR TABEL
Nomor
Tubuh Utama
Halaman
1 Perbedaan keragaman sifat kualitatif dan kuantitatif...................
10
2. Rata rata pertambahan tinggi tanaman kenaf varietas KR-11 KR-14 dan HCG-4 umur 30-60 hari setelah tanam.....................
18
3. Rata-rata diameter batang tanaman kenaf varietas KR-11, KR-14 Dan HCG-4 umur 30 dan 60 hari setelah tanam.........................
19
4. Persentasi permukaan batang tanaman kenaf varietas KR11, KR-14 dan HCG-4 umur 60 hari setelah tanam.........................
20
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) merupakan tanaman penghasil serat,
selain
untuk
bahan
baku
kemasan
produk-produk
pertanian/perkebunan, dari serat kenaf dapat dihasilkan berbagai produk penganekaragaman (diversifikasi), seperti : kertas, pelapis dinding, interior mobil, geotekstil, soil safer, fiber drain, particle board, dan reinforcement plastic (Sastrosupadi, et al, 2006). Pengembangan kenaf di Indonesia berawal dari pulau Jawa, Sumatra
dan
Kalimantan
khususnya
Kalimantan
Selatan.
Pengembangan tersebut pesat dengan areal penanaman seluas 16.884 ha dengan produksi 22.300 ton pada tahun 1986-1987, namun setelah itu menurun.
Walaupun
jumlahnya
menurun
namun
masih
perlu
dipertahankan karena kebutuhan Indonesia akan serat masih cukup tinggi yaitu 48.000 ton serat/tahun dan 80% masih diimpor (Anonim, 2002). Menurut Sastrosupadi et all., (2006) bahwa dalam pelaksanaan pengembangan kenaf banyak menghadapi tantangan dan hambatan, diantaranya adalah morfologi batang kenaf yang beragam, seperti bentuk batang yang berduri, kasar dan halus. Keragaman tersebut sangat menggganggu dalam proses panen dan penyeratan dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kualitas serat yang dihasilkan.
Untuk tanaman kenaf kualitas serat yang dihasilkan dipengaruhi oleh bentuk morfolgi diameter batang yang tebal dan dan permukaan batang yang halus akan tetapi tidak semua tanaman kenaf memiliki bentuk seperti itu semua
Adapun kelebihan tanaman kenaf karangploso adalah hasil serat tinggi, tahan genangan dan kekeringan, kurang terpengaruh fisiologi tanaman, dapat ditanam disembarang waktu tanam, mulai berbunga pada umur 89-92 hari dan bisa dipanen pada umur 120-130 serta agak peka terhadap hama wereng kenaf Amrasca bigguttula dan peka terhadap nematode puru akar Meloidogyne sp. (Setyo Budi et all., 2006). Perbedaan-perbedaan
antar
individu
tanaman disebut dengan keragaman.
dalam
suatu
populasi
Keragaman yang terjadi dapat
disebabkan oleh adanya pengaruh lingkungan dan pengaruh faktor genetik. Dengan adanya keragaman para pemulia dituntut untuk mengadakan seleksi atau pemilihan, seperti memilih varietas yang dilepas. Aktivitas pemuliaan tanaman dapat dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu identifikasi keragaman, seleksi, rekombinasi dan evaluasi serta pelepasan varietas baru. Pada setiap tahapnya, pemulia menghadapi permasalahan spesifik. Namun permasalahan yang penting adalah apakah keragaman yang tersedia telah mencukupi untuk perbaikan suatu karakter tanaman.
Keberhasilan program pemuliaan tanaman sangat tergantung pada keragaman morfologi dari tanaman serta kemampuan memilah fenotipefenotipe unggul dalam proses seleksi. Adanya keragaman yang berarti terdapat
perbedaan
nilai
antar
individu
fenotipe
dalam
populasi,
merupakan syarat keberhasilan seleksi terhadap sifat yang diinginkan (Satoto dan Suprihatno, 2006).
B.
Tujuan Penelitian Untuk memilih varietas kenaf yang memiliki pertumbuhan terbaik dan dapat menghasilkan serat yang berkualitas
C.
Hasil yang dicapai Hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh keragamankeragaman varietas kenaf dan dapat memilih yang terbaik serta sebagai informasi kepada para petani, pemulia, instansi pemerintah dan swasta.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tanaman Kenaf 1. Asal - usul dan penyebaran tanaman kenaf Menurut sejarah tanaman kenaf sudah ada di Afrika sejak tahun 4000 SM, yaitu di daerah Sudan Barat. Tetapi beberapa penulis lain mengatakan bahwa kenaf berasal dari India (Sastrosupadi et al.,2006). Di beberapa negara kenaf mempunyai nama yang berbeda beda antara lain : Mesta, Deccan hemp dan Bimplipatan jute (Inggris), Apocino (Spanyol), Braziliaannsch (Belanda) serta Ostindisches hanfrohr (Jerman) menyatakan bahwa kenaf merupakan suatu jenis tanaman penghasil serat dengan 129 nama, diantaranya Deccan, Ambari atau Gombohemp, Java jute, dan serat masta. Di India, Indonesia ( Jawa ), Iran, Nigeria dan Mesir sudah sejak dahulu kenaf di manfaatkan secara komersial, kemudian diperkenalkan di Eropa dan dunia barat lainya (Setyo Budi et all.,). Penyebaran tanaman kenaf sangat luas, menurut FAO, pada saat ini negara - negara penghasil serat karung terbanyak di dunia adalah India Bangladesh, China, Birma, dan Thailand (Anonim, 2002).
2. Sistematika Tanaman Kenaf Kenaf adalah salah satu jenis tanaman serat-seratan yang dapat menghasilkan serat sebagai bahan baku karung goni.
Tanaman ini
merupakan herba semusim dengan tipe pertumbuhan berbentuk semak tegak (Makmur, 2004). Adapun Sistematika tanaman kenaf, adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Plant Kingdom
Devisio
: Spermatophyta
Subdevisio : Angiospermae Klas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Malvales
Famili
: Malvaceae
Genus
: Hibiscus
Spesies
: Hibiscus cannabinus L.
3. Morpologi tanaman kenaf ( Hibiscus cannabinus L ) a. Perakaran Kenaf membentuk akar tunggang, panjang akar dapat mencapai 25 cm. Akar lateralnya tegak lurus pada akar tunggang, panjangnya 25-30 cm. Perakaran kenaf lebih kuat dibanding perakaran rosella. Dalam keadaan tergenang air akar kenaf masih dapat bertahan, dengan toleransi terhadap penggenangan sampai batas tertentu. Perakaran tanaman kenaf akan toleran di saat tanaman sudah berumur 1,5 - 2 bulan (Sastrosupadi et al., 2006) b. Batang Tinggi tanaman kenaf dapat mencapai 4 m tergantung varietas, waktu tanam, dan kesuburan tanah. Batang kenaf dalam kondisi normal dapat mencapai tinggi 2,4 - 3,8 m. Warna batang dibedakan 3 kategori yaitu: hijau, merah, dan merah tidak beratur. Merah teratur adalah merah muda sampai merah tua dan merata pada seluruh batang. Sedangkan merah tidak teratur apabila batangnya hijau tetapi pada pangkal ketiak daun (buku) terdapat warna merah. Warna batang pada tanaman muda umumnya hijau, akan berubah menjadi cokelat kemerahan pada saat menjelang panen. Diameter batang dapat mencapai lebih dari 25 mm tergantung varietas dan lingkungan
tumbuhnya. Permukaan batang kenaf ada yang licin, berbulu halus, berbulu kasar, dan ada juga yang berduri. c. Daun Daun tanaman kenaf letaknya berselang-seling, dan terletak pada cabang dan batang utama. Selain itu ada cabang yang tumbuh langsung pada batang utama, batang ini dikenal dengan “siwilan”. Daun kenaf mempunyai bentuk dan warna yang bervariasi, tergantung bentuk dan subspesiesnya. Sebagai contoh subspesies virdis berdaun tunggal, subspecies vulgaris berdaun menjari penuh, dan subspesies purpurius semi menjari. Permukaan daun (atas dan bawah) ada yang berduri, berbulu, berduri dan berbulu, maupun tidak berduri dan tidak berbulu. Pada daun akan kelihatan perbedaan warna, terutama pada urat daun dan tepi daun. Panjang tangkai daun 5-8 cm dan tidak beruas. d. Bunga Tanaman kenaf termasuk tanam yang menyerbuk sendiri (self pollination), tetapi sekitar 40% menyerbuk silang (cross pollination) Kenaf mulai menghasilkan bunga pada minggu ke-12 setelah tanam. Bunga biasanya berdiri sendiri, terdapat pada ketiak daun bagian atas. Periode pembungaan kenaf tidak serempak, mekarnya sangat singkat, biasanya terjadi sebelum matahari terbit dan akan menutup kembali pada siang atau sore hari. Waktu reseptif berlangsung pada pukul 07.00-09.00, dan pada saat tersebut terjadi penyerbukan (Makmur ,2004). e. buah Buah kenaf berbentuk bulat meruncing (seperti kerucut), panjang 2 - 2,5 cm dan diameter 1 - 1,5 cm. Permukaan buah terdapat bulu pendek,
halus, dan banyak, ada juga yang berduri. Buah muda berwarna hijau. Tingkat kemasakan buah kenaf per individu tanaman tidak serempak. Buah-buah yang terletak di bagian bawah lebih dahulu masak dibandingkan buah di bagian atas atau pucuk, sehingga tingkat kemasakan buah yang dihasilkan menjadi heterogen Biji kenaf biasanya berbentuk ginjal berdiameter sekitar 0,3 - 0,5 cm, berwarna kelabu agak kecoklatan (Sutoto dan Suprihanto. 2006.)
B.
Syarat Tumbuh Tanaman Kenaf 1. Tanah Kenaf dapat tumbuh di daerah tropika dan subtropika yang terletak antara 45° LU sampai 30° LS tanaman dapat tumbuh sampai ketinggian 1200 m dipermukaan laut. Kenaf agak tahan kekeringan, namun karena seluruh bagian vegetatifnya ( batang ) harus dipenen pada umur 3,5 – 4 bulan, maka ketersediaan selama pertumbuhan harus cukup. Kebutuhan air untuk kenaf 600 mm selama 4 bulan. Kisaran pH cukup luas, yaitu dari 4,5 – 6,5 sehingga kenaf dapat tumbuh baik ditanah yang agak masam, antara lain dilahan gambut, khusunya untuk varietas HCG-4 (Wiranto, 2006). Drainase pada stadia awal pertumbuhan harus baik, meskipun pada stadia lanjut kenaf dapat tumbuh dalam kedaan tergenang. Di daerah banjir waktu tanam harus diatur sedemikian rupa sehingga pada waktu mulai tergenang tanaman paling sedikit berumur dua bulan. Dengan cara tersebut kenaf masih dapat menghasilkan serat cukup tinggi (Wiranto, 2006).
2. Iklim Curah hujan yang dikehendaki oleh kenaf selama pertumbuhanya sebesar 500 – 750 mm atau curah hujan setiap bulanya 125 – 150 mm. Bila curah hujan kurang dari jumlah tersebut, umunya dapat dibantu dengan pengairan dari irigasi maupun pompa. C. Tinjauan Umum Tentang Seleksi Keragaman
Apabila suatu populasi tanaman diperhatikan dan dicermati, akan terlihat bahwa setiap individu anggota tanaman memiliki perbedaan antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lainnya berdasarkan sifat yang dimiliki. Perbedaan sifat individu setiap populasi tanaman tersebut dinamanakan keragaman. Keragaman yang terjadi disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor lingkungan dan genetik. Keragaman yang terjadi karena factor lingkungan tidak diwariskan kepada keturunannya (non-heritable variation). Misalnya, sepuluh tanaman mangga yang berasal dari cangkokan sebuah pohon induk. Lima pohon ditanam tanpa pemupukan, sedangkan lima pohon lainnya diberi pupuk dan dipelihara dengan baik. Tanaman mangga yang tidak dipupuk tentu akan nampak kurang subur dibandingkan dengan tanaman mangga yang diberi pupuk.
Bila dicermati lagi,
antara pohon satu dan yang lain tampak perbedaan-perbedaan karena faktor lingkungan setempat.
Jadi perbedaan kondisi
lingkungan memberikan kemungkinan munculnya keragaman yang akan menentukan kenampakan akhir dari tanaman (Satoto dan
Suprihanto, 2006). Keragaman yang timbul karena faktor genetik mempunyai variation).
sifat
diwariskan
kepada
keturunannya
(Heritable
Bila ada keragaman yang muncul atau tampak pada
populasi tanaman yang ditanam pada kondisi lingkungan yang sama maka keragaman tersebut merupakan perbedaan yang berasal dari genotype individu anggota populasi. Keragaman genetik dapat terjadi karena adanya pencampuran material pemuliaan, mutasi ataupun rekombinasi genetik (Satoto dan Suprihanto, 2006). Menurut Makmur (2004), keragaman yang ditimbulkan ada yang langsung dapat dilihat, misalnya perbedaan warna bunga, daun dan bentuk biji (ada yang berkerut dan ada yang tidak). Namun ada pula keragaman yang memerlukan pengamatan dengan pengukuran, misalnya tinggi tanaman, diameter batang, jumlah anakan atau lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dibedakan adanya keragaman sifat yang kualitatif dan kuantitatif.
Secara garis besar, perbedaan kedua sifat tersebut adalah
sebagi berikut :
Tabel 1. Perbedaan keragaman sifat kualitatif dan kuantitatif No 1
Kriteria Cara membedakan
Kualitatif Visual (hitam atau putih)
Kuantitatif Pengukuran berat dll)
2
Pengaruh lingkungan
Tidak dipengaruhi/sedikit
Besar
3 4 5
Seleksi Keragaman Perkawinan
Observasi/rasio Diskontinu Persilangan individu dan keturunannya
Statistik Kontinu Populasi organism
Sumber : Makmur, 2004.
(tinggi,
Seleksi adalah satu diantara prosedur pemuliaan yang tertua dan merupakan dasar dari semua upaya perbaikan tanaman. Pada dasarnya seleksi adalah suatu proses bisa alami atau buatan yang bertujuan untuk memilih individu tanaman atau kelompok tanaman yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan dari suatu populasi tanaman yang beragam. Pada prinsipnya seleksi dapat dilakukan berdasarkan satu sifat tunggal atau banyak sifat dan bias berdasarkan penampilan dari individu yang kita tanam. Cara seleksi tanaman dapat dilakukan dengan seleksi massa
(seleksi
kenampakan luar) dan seleksi tanaman secara invidual (Makmur, 2004)
D. Tinjauan umum tentang Varietas Dalam pengertian botani varietas adalah suatu peringkat taksonomi sekunder dibawah spesies. Peringkat sekunder lain dibawah spesies adalah forma. Suatu varietas menunjukkan penampilan yang khas berbeda dari varietas lain, tetapi akan bersilang dengan bebas terhadap varietas lainnya. Penulisan nama varietas dicetak miring (diberi garis bawah) dan didahului dengan singkatan “var.” Sebagai contoh : Oryza sativa var. indica. Perlu disadari bahwa varietas dalam pengertian botani tidak sama dengan pengetian varietas untuk tanaman budidaya.
Bagi tanaman
budidaya, istilah varietas merupakan variasi tidak resmi. Sering sekali apa yang
ditulis
atau
disampaikan
sebagai
varietas,
khusnya
apabila
menyangkut suatu populasi hasil pemuliaan tanaman, sebenarnya adalah kultivar. Kekacauan semacam ini sangat umum dalam literatur mengenai serelia dan tanaman non-hortikultura. Varietas dalam pengertian botani dapat mencakup satu atau banyak kultivar.
Dalam taksonomi tumbuhan, spesies merupakan unit terkecil dalam hirarki klasifikasi. Semua anggota spesies yang sama dapat secara alamiah saling kawin dan menghasilkan keturunan. Namun demikian, sejumlah spesies tertentu memiliki variasi internal yang sangat jelas. Untuk itu dibuat sejumlah takson infraspesies (dibawah spesies).
Aturan dan definisi
mengenai taksonomi tumbuhan ditentukan Dalam “Aturan Internasional bagi Tata nama Botani.”
Peringkat varietas tidak langsung berada dibawah
subspecies. Varietas adalah peringkat infraspesies sekunder, sedangkan subspecies adalah peringkat infraspesies tambahan. Varietas dapat memiliki subvarietas sebagai peringkat tambahan (Anonim, 2002). Adapun varietas kenaf yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas tahan kekeringan yang terdiri dari tiga varietas dengan deskripsinya menurut Sastrosupadi et al., (2006).
1) Varietas Kenaf KR - 11
Varietas KR 11 kurang peka terhadap Fotoferiode sehingga dapat ditanam kapan saja dengan syrat kebutuhan air terpenuhi selama masa pertumbuhanya. Varietas ini mempunyai potensi hasil
2,75 – 4,20 ton / ha.
2) Varietas Kenaf KR - 14 Varietas KR 14 merupakan hasil persilangan antara Hc 48 dengan G4. Keunggulan KR 14 adalah umur panen 120-140 hari, sertanya halus, rendemen serat 5-7%, dengan potensi hasil 2,75-4,5 ton / ha. 3) Varietas Kenaf HCG-4 Vaetas HCG-4 mempunyai umur panen 120 – 130 hari, dengan potensi hasil 2,5 – 4,5 ton/ha. Varietas ini tahan terhadap kekeringan.
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai tanggal 11 Oktober sampai dengan 11 Januari 2013 terhitung sejak persiapan lahan hingga pembuatan laporan. Lokasi penelitian di areal laboratorium Agronomi Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. B. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas kenaf tahan kering koleksi Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat (Balitttas) Malang, Pupuk Urea, Pupuk KCL, Pupuk TSP dan Dithane M-45. Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, parang, alat tugal, gembor, meteran, timbangan analitik, mikrokalifer, gembor, alat tulis-menulis dan kamera.
C.
Perlakuan Penelitian Penelitian disusun dalam 3 perlakuan dan setiap perlakuan terdiri dari 10
ulangan. Jadi jumlah tanaman kenaf yang diteliti ada 30 tanaman. Adapun perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : K1 = Varietas kenaf KR-11 K2 = Varietas kenaf KR-14 K3 = Varietas kenaf HCG-4 D. Prosedur Kerja 1) Persiapan lahan dan pengolahan tanah
Lahan yang akan digunakan untuk penelitian dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa akar lalu dicangkul hingga gembur kemudian
dibuat bedengan berukuran 1 x 1,5 m sebanyak 3 bedengan, jarak antar bedengan adalah 0,5 m. 2)
Persiapan benih tanam Benih tanam yang digunakan adalah benih tanam varietas
kenaf tahan kering. Sebelum dilakukan penanaman di lapangan, benih disortasi terlebih dahulu dan direndam dengan 5 gr/l Dithane M-45 selama 5 menit. 3)
Penanaman Penanaman dilakukan dengan cara di tugal dengan jumlah benih
sebanyak 3 biji tiap lubang kemudian ditutup dengan tanah tipis. Jarak tanam yang dipakai adalah 15X15 cm2 . Penanaman dilakukan pada sore hari pukul 17.00 WITA. 4)
Pemeliharaan a) Penyiraman Penyiramana dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari atau disesuaikan dengan keadaan di lapangan. b) Pemupukan Pupuk yang digunakan adalah pupuk urea, TSP dan KCl sebagai pupuk dasar. Pemberian pupuk urea dilakukan dua kali yaitu 3 hari sebelum penanaman dan pada umur 30 hari setelah tanam dengan dosis 10 gr/pokok tanaman. Sedangkan pupuk TSP dan KCL diberikan satu kali yaitu bersamaan dengan pemberian pupuk urea yang pertama dengan dosis masing-masing 10 gr/ pokok tanaman.
c)
Penyulaman Benih kenaf dapat tumbuh setelah lima hari sejak tanam, sehingga
bila ada benih yang tidak tumbuh dapat segera diganti (disulam) dengan benih yang baru. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. d) Penyiangan Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut gulma menggunakan tangan untuk gulma yang berada dalam bedengan, sedangkan gulma yang berada di luar bedengan ditebas dengan menggunakan parang atau sabit. E. Pengamatan Data yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari dua
keragaman
populasi tanaman, yaitu keragaman kualitatif dan keragaman kuantitatif. 1) Pengamatan keragaman kuantitatif yaitu : a) Tinggi tanaman (cm) Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 30 dan 60 hari setelah tanam. Pengukuran dilakukan dari pangkal batang yang telah diberi tanda sampai titik tumbuh tanaman dengan menggunakan alat meteran. b) Diameter batang (mm) Pengukuran diameter batang tanaman dilakukan pada bagian tengah batang dari tanaman dengan menggunakan alat mikrokalifer. Pengukuran dilakukan pada saat tanaman berumur 30 dan 60 hari setelah tanam.
c) Pengamatan keragaman kualitatif Adalah
pengamatan
secara
visual
terhadap
morfologi
permukaan batang yang terdiri dari permukaan halus, kasar atau berduri. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 60 hari setelah tanam (akhir pengamatan). F.
Pegolahan data Data hasil pengukuran tinggi tanaman dan diameter batang diolah dengan rumus rataan sederhana menurut Nugroho (2000 ).
??=
s ? ?
Keterangan :
?
= Rata – rata hitung ? ? Banyaknya data
?
? Variasi yang diteliti = Jumlah
?
Data hasil pengamatan morfologi permukaan batang dengan menggunakan rumus persentasi yaitu : P =
s ? ?
X 100%
Keterangan : = Persentasi ? ? Banyaknya data
? ?
? Variasi yang diteliti = Jumlah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Tinggi Tanaman
Hasil pengamatan seleksi keragaman kuantitatif rata-rata tinggi tanaman terhadap tiga varietas tanaman kenaf yang berbeda umur 30 dan 60 hari setelah ta nam (HST) disajikan pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman kenaf
varietas KR-11, KR-14
Dan HCG- 4 umur 30 dan 60 hari setelah ta nam (cm) No
Umur 30 HST
60 HST
1 KR-11
62,4
102,4
2 KR-14
56,4
95,4
3 HCG-4
40,1
95,4
Varietas
Pada tabel 2 diatas berdasarkan
perhitungan rataan
sederhana terlihat bahwa rata -rata pertambahan tinggi tanaman kenaf umur 30 hari setelah tanam hasil tertinggi ditunjukan pada tanaman kenaf varietas KR-11 yaitu dengan tanaman 62,4 cm, sedangkan
rata -rata tinggi
untuk hasil terendah ditunjukkan
pada tanaman kenaf varietas HCG-4 yaitu dengan rata -rata tinggi tanaman 40,1 cm.
Begitu pula rata -rata pertambahan
tinggi
tanaman kenaf umur 60 hari setelah tanam hasil tertinggi ditunjukkan
pada tanaman kenaf varietas KR-11 yaitu dengan
rata-rata tinggi tanamn 102,4
cm dan untuk
hasil terendah ditunjukkan pada tanaman kenaf
varietas KR-14 yaitu dengan rata-rata tinggi tanaman 95,3 cm. 2. Diameter Batang Hasil pengamatan seleksi keragaman kua ntitatif yang lain yaitu rata-rata diameter batang terhadap tiga varietas tanaman kenaf yang berbeda umur 30 dan 60 hari setelah ta nam (HST) disajikan pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Rata-rata diameter batang tanaman kenaf varietas KR-11, KR-14 dan HCG- 4 umur 30 dan 60 hari setelah tanam (cm) Umur No Varietas 30 HST 60 HST 1
KR-11
4,03
9,43
2
KR-14
4,03
10,90
3
HCG-4
4,21
7,99
Pada tabel 3 diatas berdasarkan
perhitungan rataan
sederhana terlihat bahwa rata -rata pertambahan diameter tanaman kenaf umur 30 hari setelah tanam hasil tertinggi ditunjukkan pada tanaman kenaf varietas HCG-4 yaitu dengan rata-rata diameter batang 4,09 mm, sedangkan
untuk hasil terendah ditunjukkan
pada tanaman kenaf varietas KR-11 dan KR-14 yaitu dengan ratarata diameter batang 4,03 mm. Pada rata-rata pertambahan diameter batang kenaf umur 60 hari setelah tanam hasil tertinggi ditunjukkan
pada tanaman kenaf varietas KR-14 yaitu dengan
rata-rata diameter batang 10,90 mm dan untuk
hasil terendah
ditunjukkan pada tanaman kenaf varietas KR-11 yaitu rata-rata diameter batang 9,43 mm 3. Permukaan Batang
Hasil
pengamatan
seleksi
keragaman
kualitatif
yaitu
pengamatan secara visual terhadap persentasi permukaan batang pada tiga varietas tanaman kenaf yang berbeda umur
60 hari
setelah tanam (HST) disajikan pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Persentase permukaan batang tanaman kenaf varietas KR-11, KR-14 dan HCG-4 umur 60 hari setelah tanam (%) Persentase Permukaan batang (%) No Varietas Berduri Halus Berduri Halus 1
KR-11
4
6
40
60
2
KR-14
3
7
30
70
3
HCG-4
2
8
20
80
Pada tabel 4 diatas berdasarkan pengamatan secara visual terhadap permukaan batang tanaman kenaf berduri atau halus umur 60 hari setelah tanam persentasi tertinggi ditunjukan pada tanaman
kenaf
varietas
HCG-4
yaitu
dengan
persentasi
permukaan batang halus 80%, sedangkan untuk hasil terendah ditunjukkan pada tanaman kenaf varietas KR-11 yaitu dengan persentasi permukaan batang halus 60%.
B. Pembahasan Berdasarkan
hasil
pengamatan
pada
tanam
kenaf
(Hibiscus
cannabinus L.) pertambahan rata- rata tinggi tanaman bervariasi antara
varietas KR-11, KR-14 dan HCG-4 , pada umur 30 hari setelah tanam varietas KR-11 lebih tinggi yaitu dengan rata-rata tinggi tanaman 62,4 cm dari varietas KR-14 dan HCG-4 , sedangkan tinggi tanaman kenaf varietas KR-14 ha dengan rata-rata tinggi tanam 56,4 cm dan rata-rata tinggi tanaman varietas HCG-4 yaitu 40,1 cm. Satu bulan kemudian yaitu pada umur 60 hari setelah tanam terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada semua varietas, dengan rata-rata peningkatan antara 30-45 cm. Hal ini terutama terjadi pada tanaman kenaf varietas HCG-4 dengan rata-rata tinggi tanaman dari 40,1 cm menjadi 95,4 cm.
Berdasarkan hasil pengukuran rata-rata tinggi tanaman kenaf
antara varietas KR-14 dan HCG-4 umur 60 hari setelah tanam mempunyai ukuran tinggi tanaman yang hampir sama dan hanya berbeda 0,1 cm yaitu masing-masing dengan rata-rata tinggi tanaman 95,3 cm dan 95,4 cm sehingga hasil terendah rata-rata tinggi tanaman pada umur 60 hari setelah tanam ditunjukkan oleh tanaman kenaf varietas KR-14. Hasil pengamatan pada tanaman kenaf varietas KR-11, KR-14 dan HCG-4 terhadap rata-rata diameter batang umur 30 hari setelah tanam mempunyai ukuran yang sama yaitu sebesar 4 mm hal ini menunjukkan bahwa satiap varietas mempunyai keragaman diameter batang yang rendah. Akan tetapi hasil yang berbeda ditunjukkan pada rata-rata pertambahan diameter batang umur 60 hari setelah tanam, terjadi keragaman yang cukup besar antara semua varietas yaitu dengan pertambahan rata-rata diameter batang tertinggi pada tanaman kenaf varietas KR-11 dan terendah pada varietas HCG-4 dengan masing-masing ukuran 10,90 mm dan 7,93 mm.
Sedangkan hasil pengamatan seleksi keragaman kualitatif yang diamati secara visual pada umur 60 hari setelah tanam terhadap permukaan batang tanaman kenaf antara tiga varietas menunjukkan keragaman yang stabil yaitu persentasi tertinggi
permukaan batang halus terjadi pada
tanaman kenaf varietas HCG-4 dengan persentasi sebesar 80% dan yang terendah pada tanaman kenaf varietas KR-11 dengan persentasi 60%. Melihat hasil yang diperoleh dari semua variabel yang diamati yaitu keragaman fenotif terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan permukaan batang tanaman kenaf pada varietas yang berbeda menunjukkan hasil terbaik dan hasil terendah yang berbeda pula. Untuk pertambahan rata-rata tinggi tanaman tertinggi pada akhir pengamatan ditunjukkan oleh tanaman kenaf varietas KR-11, pertambahan rata-rata diameter batang tertinggi ditunjukkan oleh tanaman kenaf varietas KR-14 dan pengamatan secara visual terhadap permukaan batang persentasi tertinggi ditunjukkan oleh tanaman kenaf varietas HCG-4. Begitu pula untuk hasil terendah masingmasing semua varietas mengalaminya.
Akan tetapi dalam kegiatan seleksi keragaman harus ada salah satu yang terseleksi. Berdasarkan dari tujuan penelitian yaitu untuk menghasilkan serat tanaman kenaf yang berkualiatas maka varietas tanaman kenaf yang mempunyai bentuk diameter dan permukaan batang Dijelaskan
terbaik diduga dapat menghasilkan serat berkualitas. oleh
Sastrosupadi
et
all.,
(2006)
bahwa
dalam
pelaksanaan pengembangan kenaf banyak menghadapi tantangan dan hambatan, diantaranya adalah morfologi batang kenaf yang
beragam, seperti bentuk batang yang berduri, kasar dan halus. Keragaman tersebut sangat menggganggu dalam proses panen dan penyeratan dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kualitas serat yang dihasilkan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tanaman kenaf varietas KR-14 diduga dapat menhasilkan serat yang berkualitas karena menunjukkan variabel diameter batang tertinggi dan persentasi permukaan batang halus 70% dan hanya berbeda 10% dari permukaan batang halus tertinggi yang ditunjukkan oleh varietas HCG-4. Adanya perbedaan varietas menunjukkan perbedaan keragaman pula. Semakin banyak varietas yang digunakan, keragaman yang ditunjukkan juga semakin tinggi dan kegiatan seleksi akan lebih mudah dan program pemuliaan akan lebih berhasil. Sesuai dengan pendapat Puspasari (2005), keberhasilan
program
pemuliaan
tanaman
sangat
tergantung
pada
ketersediaan keragaman populasi tanaman yang dimuliakan. Keragaman menunjukan adanya perbedaan nilai antar individu. Keragaman yang tinggi akan mempermudah seleksi suatu karakter. Keragaman suatu karakter dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan pengaruh faktor genetik. Seleksi berdasarkan karakter morfologi akan efektif apabila keragaman yang terjadi dipengaruhi oleh keragam gen yang mengatur transkripsi protein tertentu yang akan terekspresi sebagai karakter morfologis tersebut.
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah :
1. Ketiga varietas kenaf masing -masing menunjukkan pertumbuhan terbaik yaitu untuk rata-rata tinggi tanaman oleh varietas KR-11, untuk rata-rata diameter batang oleh varietas KR-14 dan untuk persentasi permukaan batang halus oleh varietas HCG-4. 2. Varietas
KR-14 merupakan varietas
yang terpilih dan dapat
menghasilkan serat yang berkualitas.
B. Saran 1. Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan perbedaan varietas tanaman kenaf yang lebih banyak lagi. 2. Untuk pengembangan
tanaman kenaf di daerah Kalimantan Timur
dapat menggunakan ketiga varietas dan untuk menghasilkan serat yang berkualitas dapat menggunakan varietas KR-14.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Laporan pelaksanaan program plaksanaan 1999/2000 di Kalimantan Timur. Dinas Perkebunan Propinsi Kalimantan Timur. Anonim.2002. www.en.wikipedia.org Iswindiyono dan Sastrosupadi.1987. Pengaruh interval pemberian air pada kenaf terhadap pertumbuhan. Skripsi S1 Fakultas Pertanian. UPN” Veteran” Surabaya Makmur. 2004. Pengantar pemuliaan tanaman. Rineka cipta. Jakarta Mangoendjojo. Yogyakarta.
2003.
Dasar-dasar pemuliaan tanaman.
Kanisius.
Nugroho. Dkk. 2000. Rumus -rumus statistik, serta penerapanya. Raja Presindo Perseda. Jakarta Puspasari. 2005. Induksi keragaman bunga kertas dengan menggunakan kolkhisin. Faperta Universitas Gajah Mada Yogyakarta Tesis. (tidak dipublikasikan) Setyo Budi et all. 2006. Biologi tanaman kenaf dalam kenaf buku 1 belibangtan. Balittas. Malang Satoto dan Suprihanto. 2006. Keragaman genetik, heritabilitas dan kemajuan genetik beberapa sifat kuantitatif galur -galur padi sawah. Penelitian pertanian tanaman pangan. Sastrosupadi. Dkk. 2006. Budidaya kenaf. Kenaf monofografi. Balai penelitian tembakau dan serat. Balittas. Malang. Winarto. 2006. Proposal pengolahan kenaf menjadi serat dalam kenaf buku 2. Balibangtan. Balittas. Malang.
27
Lampiran 1. Pengukuran pertambahan tinggi tanaman kenaf varietas KR-14, KR-11 dan HCG-4 umur 30 dan 60 hari setelah tanam
Ulangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
KR-11
Varietas KR-14
61 62 60 75 60 43 83 60 65 55 624
76 64 49 62 38 43 59 51 57 65 564
36 48 32 34 38 53 25 59 43 43 401
Ulangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
KR-11
Varietas KR-14
HCG-4
113 112 89 121 89 121 105 90 106 83 1024
106 110 90 107 89 88 92 82 84 105 953
102 123 102 83 83 90 69 103 64 135 954
HCG-4
28
Lampiran 2. Pengukuran pertambahan diameter batang kenaf varietas KR-14, KR-11 dan HCG-4 umur 30 dan 60 hari setelah tanam
Ulangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
KR-11
Varietas KR-14
4,08 3,87 3,84 5,52 4,08 3,48 4,61 3,85 3,83 3,22 40,38
4,38 4,88 3,75 4,42 3,05 3,06 4,27 4,08 4,10 4,34 40,33
4,24 4,41 3,99 3,62 4,01 3,62 3,79 5,28 3,39 4,83 42,18
Ulangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
KR-11
Varietas KR-14
HCG-4
6,94 8,27 9,60 11,55 10,19 9,60 11,81 9,76 10,45 6,20 94,37
10,95 13,21 10,18 12,16 7,72 8,70 11,55 11,79 11,02 11,80 109,08
7,31 8,78 8,11 7,41 7,11 7,95 6,24 9,34 6,59 10,55 79,93
HCG-4
29
Lampiran 3. Pengamatan permukaan batang tanaman kenaf varietas KR-14, KR-11 dan HCG-4 umur 60 hari setelah tanam
Ulangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah halus Jumlah berduri
KR-11
Varietas KR-14
HCG-4
Halus Halus Berduri halus berduri halus berduri berduri halus halus 6 4
Berduri halus halus halus halus berduri berduri halus halus halus 7 3
Halus Halus Halus Halus Berduri Halus Halus Berduri Halus Halus 8 2
30
Lampiran 4. Tata letak penelitian seleksi keragaman morfologi tiga varietas tanaman kenaf
Varietas KR-11
Varietas KR-14 0,5 m
KI 6 ---------------
-----------------
Varietas HCG-4 0,5 m
K2 8
---------------
K3 2
K1 3
K2 10
K3 8
K1 8
K2 1
K3 6
K1 5
K2 7
K3 3 uu
K1 10
K2 4
K3 7
K1 7
K2 9
K3 5
K1 2
K2 6
K3 9
K1 4
K2 2
K3 4
K1 1
K2 5
K3 1
K1 9
K2 3
K3 10
31
Lampiran 5 . Foto-foto hasil penelitian seleksi keragaman morfologi 3 varietas tanaman kenaf
Gambar 1. Pembuatan bedengan untuk penanaman 3 varietas tanaman kenaf
Gambar 2. Bedengan setelah dicangkul
32
Gambar 3. Pemberian pupuk Urea, TSP dan KCL 3 hari sebelum tanam
Gambar 4. Alat tugal
33
Gambar 5. Tanaman kenaf KR-11 umur 30 HST
Gambar 6. Tanaman kenaf KR-14 umur 30 HST
34
Gambar 7. Tanaman kenaf HCG-4 umur 30 HST
Gambar 8. Tanaman kenaf KR-11 umur 60 HST
35
Gambar 9. Tanaman kenaf KR-14 umur 60 HST
Gambar 10. Tanaman kenaf HCG-4 umur 60 HST
36
Gambar 11. Pengukuran tinggi tanaman umur 30 HST dengan menggunakan penggaris
Gambar 12. Pengukuran tinggi tanaman umur 60 HST dengan menggunakan penggaris
37
Gambar 13. Pengukuran diameter batang tanaman kenaf 30 HST
Gambar 14. Pengukuran diameter batang tanaman kenaf umur 60 HST
38
Gambar 15. Alat parang
Gambar 16. Alat mikrokalifer
39
Gambar 17. Alat pengaris
Gambar 18. Permukaan batang kenaf yang halus
40
Gambar 19. Permukaan batang kenaf berduri