SELAYANG PANDANG PENYAKIT-PENYAKIT YANG DITULARKAN OLEH NYAMUK DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2004 Oleh : Akhmad Hasan Huda, SKM. MSi. PENDAHULUAN Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk di Provinsi Jawa Timur masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan, seperti : Demam Berdarah Dengue, Malaria, Filariasis (kaki gajah), Chikungunya dan Encephalitis. Pada beberapa tahun terakhir, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk cenderung mengalami peningkatan jumlah kasus maupun kematiannya. Seperti akhir-akhir ini telah terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) penyakit Demam Berdarah Dengue secara nasional, termasuk juga di beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur. Adapun yang menjadi faktor penyebab timbulnya masalah adalah karena semakin berkurangnya kepedulian masyarakat terhadap masalah kesehatan lingkungan yang merupakan tempat berkembangbiaknya nyamuk penular penyakit tersebut, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan jumlah kasus penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Terlebih sejak otonomi daerah dukungan finansial untuk pemberantasan penyakit yang ditularkan nyamuk semakin berkurang, karena prioritas pembangunan daerahdaerah ternyata lebih diarahkan kepada sektor lain. Adapun gambaran keadaan penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk di Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut : 1. Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengaue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, yang ditandai demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah, gelisah, nyeri ulu hati, disertai bintik perdarahan di kulit, kadang mimisan, muntah darah, bahklan dapat berakibat kematian. Jumlah kasus dan kematian Demam Berdarah Dengue di Jawa Timur selama 5 tahun terakhir menunjukkan angka yang fluktuatif, namun secara umum cenderung mengalami peningkatan (dapat dilihat grafik di bawah ini), pada tahun 2001 dan 2004 terjadi lonjakan kasus yang cukup drastis, yaitu tahun 2001 sebanyak 8246 penderita (angka insiden : 23,50 per-100 ribu penduduk), dan tahun 2004 (s/d Mei) sebanyak 7180 penderita (angka insidens : 20,34 per-100 ribu penduduk). Sasaran penderita DBD juga merata, mengena pada semua kelompok umur baik anak-anak maupun orang dewasa,
1
baik masyarakat pedesaan maupun perkotaan, baik orang kaya maupun orang miskin, baik yang
120
9000
JUMLAH KASUS DBD
8000
100
7000
80
6000 5000
60
4000
40
3000 2000
20
1000 0
KASUS MATI
1999
2000
2001
2002
2003
2004
3247
4224
8246
5308
4240
7180
33
42
61
71
59
102
JUMLAH KEMATIAN DBD
TREND JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN DBD PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 1999 S/D 2004
0
TAHUN
tinggal di perkampungan maupun di perumahan elite, semuanya bisa terkena Demam Berdarah. Penyebaran kasus DBD di Jawa Timur terdapat di 38 kabupaten/kota (semua kab/kota), dan juga menyebar di beberapa kecamatan atau desa yang ada di wilayah perkotaan maupun di pedesaan (lihat peta penyebaran di bawah ini). Hal ini disebabkan karena adanya vektor (nyamuk penular) DBD penyebarannya
juga
meluas,
dengan
demikian
menunjukkan
bahwa
kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan/ kesehatan lingkungan agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk penular DBD masih rendah.
2. Malaria
2
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis Plasmodium ditandai demam berkala, menggigil dan berkeringat, yang ditularkan oleh nyamuk genus Anopheles, juga penyakit ini dapat berakibat kematian. Pada saat ini nyamuk penular (vektor) malaria di Indonesia yang ditemukan sebanyak 19 spesies dari genus Anopheles, sedangkan di Jawa Timur ditemukan nyamuk Anopheles sebanyak 14 spesies, yang diduga sebagai vector penular malaria ada 4 spesies (yaitu An. sundaicus, An. subpictus, An. aconitus dan An. maculatus). Keadaan kasus Malaria di Jawa Timur sejak tahun 1996 sebenarnya sudah
mulai
ada
peningkatan,
terutama
kasus
penularan
setempat
(indigenous), hal ini dapat dilihat pada grafik kecenderungan kasus malaria (di bawah ini). Meskipun penyebaran kasus malaria tidak merata di semua daerah, namun di daerah-daerah endemis potensial seperti di sepanjang wilayah pantai selatan, di sekitar Gunung Lawu dan Gunung Wilis, di daerah kepulauan Sumenep dan sekitarnya cenderung mengalami peningkatan, terutama sejak tahun 1999 sampai sekarang terjadi peningkatan yang cukup drastis. Hal-hal yang menjadi penyebab timbulnya masalah di atas adalah mobilitas penduduk dari dan ke daerah endemis malaria terutama di luar jawa yang meningkat adalah merupakan faktor utama meningkatnya kasus malaria di Jawa Timur, juga ditunjang masih adanya beberapa daerah reseptif (terdapat nyamuk penular malaria) yang dahulu merupakan daerah endemis malaria, saat ini kepadatan vektornya masih cukup tinggi, sehingga dengan adanya kasus malaria import dari luar jawa tersebut lama kelamaan menjadi daerah indigenous (penularan setempat). Kemampuan SDM (kuantitas dan kualitas) yang semakin tahun semakin berkurang dan dukungan dana opersional di daerah endemis malaria semakin tahun semakin mengecil, demikian juga kegiatan untuk mengadakan pencegahan dan penemuan penderita secara dini semakin berkurang.
3
ANGKA KESAKITAN MALARIA (API %o)
1.2
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
API
1
% INDG 0.8 0.6 0.4 0.2
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997
1996
1995
1994
1983
1982
1981
1980
1979
1978
1977
1976
0
PROPORSI INDIGENOUS (%)
TREND ANGKA KESAKITAN MALARIA (API DAN INDIGENOUS) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 1976 S/D 2003
TAHUN KET : API (%o) = Angka kesakitan malaria per-1000 pddk (Indg + Import + Relaps) % Indigenous = Proporsi malaria penularan setempat
3. Filariasis (penyakit kaki gajah) Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria, yang mengakibatkan gejala akut dan kronis (kaki membesar seperti kaki gajah) yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk, di Indonesia telah ditemukan sebanyak 27 jenis nyamuk dari genus Culex, Anopheles, Aedes dan Mansonia. Di Jawa Timur belum ditemukan jenis nyamuk yang menjadi vektor filariasis Keadaan kasus Filariasis di Jawa Timur telah dilaporkan sejak tahun 1931 di kabupaten Malang, kemudian tahun 1992 dilaporkan sebanyak 27 kasus terdapat di 7 kabupaten/kota, kemudian pada tahun 2003 dilaporkan sebanyak 175 kasus yang menyebar di 32 Kabupaten/Kota (peta penyebaran, terlampir). Hal ini berarti di Jawa Timur kasus Filariasis
semakin tahun
jumlahnya semakin bertambah. Dan hal ini menunjukkan bahwa kasus penyakit kaki gajah di Jawa Timur semakin meluas dan menghawatirkan, karena
penyakit
ini
dapat
menurunkan
produktifitas
SDM
dan
juga
menimbulkan kecacatan yang permanen (penderitaan berkepanjangan).
4
K A SU SFILA RIA SISK L INISK RO NISDI PRO PINSIJA W ATIM U RTA H U N1931, 1992 DA N2003 174
JUM LAHK ASUS
180
•TH 1931 ditemukan 1 pend. Pos. W. banrofti tipe perko kotaan di Malang
160
•TH 1992 ditemukan Kasus Klinis
140
Kronis 27 penderita
120
•TH 2001
100
Klinis Kronis 165 pend.
ditemukan Kasus
80 60 27
40 20
1
0 1931
1992
2003
TA H U N 4. Chikungunya Chikungunya adalah penyakit menular sejenis demam disertai nyeri otot yang bersifat epidemik dan endemic yang disebabkan oleh Alvavirus yang ditularkan oleh beberapa jenis nyamuk yaitu Ae. Aegypti, Aedes albopictus, Culex fatigans dan Mansonia sp.. Meski pun penyakit ini tidak mengakibatkan kematian, namun dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat di persendian tubuh bahkan seperti kelumpuhan dan dapat berlangsung selama 2 bulan. Kasus Chikungunya di beberapa Propinsi sebenarnya sudah ada beberapa tahun yang lalu, namun akhir-akhir ini kasus tersebut mengalami peningkatan dan penyebaran yang cukup drastis. Di Jawab Timur pada tahun 2002 dilaporkan kasus sejumlah 257 yang menyebar di 3 Kabupaten/ Kota dan tahun 2003 semakin meningkat yaitu sejumlah 1510 kasus yang menyebar di 12 Kabupaten/ Kota. (lebih jelas data terlampir) Tabel dan Peta Penyebaran Kasus Chikungunya : File tersendiri 5. Encephalitis (radang otak) Salah satu jenis penyakit Encephalitis adalah Jepenese Encephalitis (JE). Encephalitis adalah suatu penyakit yang menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk genus Culex. Untuk Jepenese Encephalitis berdasarkan penelitian di Jakarta tahun 19815
1982 sebagai penularnya adalah nyamuk Culex tritaeniorhyncus. Yaitu sejenis nyamuk Culex yang berkembang di daerah sekitar kandang ternak babi, sapi dan di sekitar sawah/parit dll. Angka kesakitan Encephalitis di Jawa Timur berdasarkan laporan dari beberapa Rumah Sakit pada tahu 1994, 1995 dan 1996 menunnjukkan bahwa kasus Encephalitis cukup tinggi. Dan angka kematian penyakit ini cukup tinggi mencapai 50 % (data terlapir), bahkan merupakan penyakit penyebab kematian yang menduduki rangking tertinggi (pertama) bila dibandingkan dengan penyakit-penyakit yang menimbulkan kematian di Jawa Timur. PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN DI RUMAH SAKIT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 1994 S/D 1996 TAHUN 1994 No.
PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN
1Encepahlitis 2Meningitis 3Intra Cerebral Haemorragia 4Schock 5Septicemia 6Penyakit susunan syaraf lain 7Cerebro vasculair accident 8Infark myocard acute 9Serosis hepatitis 10Aspiksia
JUMLAH
JUMLAH
CFR
KESAKITAN KEMATIAN (%) 262 126 48.09 384 1008 362 1277 603 1952 356 2497 2176
174 453 149 518 216 684 108 655 568
45.31 44.94 41.16 40.56 35.82 35.04 30.34 26.23 26.10
278 997 1892 402 374 2556 603 2176 356 1207
140 449 850 175 159 1002 216 753 108 350
50.36 45.04 44.93 43.53 42.51 39.20 35.82 34.60 30.34 29.00
875 570 699 401 1596 2463 976 1667 1133 628
494 230 270 123 436 598 231 382 248 132
56.46 40.35 38.63 30.67 27.32 24.28 23.67 22.92 21.89 21.02
TAHUN 1995 1Encepahlitis 2Intra Cerebral Haemorragia 3Cerebro vasculair accident 4Schock 5Meningitis 6Serosis hepatitis 7Penyakit susunan syaraf lain 8Aspiksia 9Infark myocard acute 10Septicemia
TAHUN 1996 1Intra Cerebral Haemorragia 2Encepahlitis 3Meningitis 4Penyakit susunan syaraf lain 5Septicemia 6Cerebro vasculair accident 7Tetanus 8BBLR 9Decompasatio cordis 10Infark myocard acute
6