BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Pada tahun 1950-an, majalah muncul pertama kali dengan memberikan nuansa dan warna baru dalam dunia media massa yang sebelumnya diisi dengan koran dan media elektronik seperti radio dan televisi. Seluruh aktivitas manusia pun menjadi topik yang diangkat di dalam majalah dari soal fashion hingga ke gaya hidup. Majalah hadir sebagai salah satu media publikasi berkala yang menyediakan informasi dan hiburan serta memiliki segmentasi para pembaca secara khusus. Majalah biasa diterbitkan mingguan, dwimingguan ataupun bulanan dan isi dari majalah pun disesuaikan dengan topik populer yang sedang ramai diperbincangkan ditengah masyarakat. Dengan didukung segmentasi yang spesifik seperti target usia, kesukaan dan kepentingan maka majalah bisa mendapatkan pembaca yang spesifik sehingga dapat menjangkau target pembacanya dengan tepat yang dapat dilihat dari isi atau konten majalah tersebut.
Dewasa ini, membaca majalah menjadi salah satu lifestyle masyarakat modern. Selain memberikan informasi, majalah juga dapat meningkatkan minat baca bagi sejumlah kalangan agar para pembaca tidak ketinggalan untuk mengikuti perkembangan ataupun trend yang sedang 'in' pada saat itu sehingga banyak bermunculan beragam majalah dengan berbagai segmentasi di toko buku.
Selain budaya membaca majalah, traveling pun telah menjadi bagian dari masyarakat sehari-hari. Secara umum traveling dapat diartikan menjadi pergerakan orang sementara menuju tempat tujuan yang berada di luar tempat tinggal biasa mereka bekerja dan tinggal serta aktivitas yang dilakukan selama mereka tinggal di tempat tujuan dan fasilitas yang diciptakan untuk melayani kebutuhan mereka (Gunn, 1994). Sedangkan menurut Douglass (1992), traveling adalah suatu kegiatan yang menyenangkan dan konstruktif serta menambah pengetahuan dan pengalaman mental dari sumberdaya alam dalam waktu dan ruang yang terluang. Traveling pun sudah menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan ketika musim liburan tiba. Tekanan pekerjaan yang berat, gaya hidup dan trend adalah hal – hal yang membuat seseorang ingin melepaskan penat dengan jalan – jalan. Bahkan, untuk orang yang memiliki tingkat pekerjaan yang cukup sibuk sangat dianjurkan oleh pakar psikologi untuk mengambil waktu dan pergi berlibur beberapa hari sehingga dapat menstimulisasi pikiran menjadi lebih jernih dan fresh.
Majalah travel pun menjadi salah satu majalah yang cukup diminati oleh masyarakat. Oleh karena itu, untuk memenuhi ketertarikan kalangan masyarakat tersebut, maka banyak beredar beragam majalah travel seperti majalah Jalan-jalan, DestinAsian, Tamasya, Travelxpose, TravelClub, Panorama dan lain-lain. Masing-masing majalah berlomba-lomba memberikan berbagai informasi menarik tentunya disertai dengan harga beragam yang ditawarkan oleh majalah itu sendiri. Namun, majalah-majalah travel yang hadir hampir keseluruhannya memiliki konsep yang sama dan ditujukan hanya kepada turis.
Pada bulan September-Oktober 2010, hadir edisi pertama dari Majalah Venture dengan konsep majalah travel yang berbeda dengan yang lain dan ditujukan baik kepada para traveller dan para turis. Dengan waktu terbit dwibulan per edisi, majalah Venture menghadirkan nuansa experential travel yang dapat dinikmati oleh pembacanya. Majalah Venture menyediakan informasi tempat liburan baik dalam negeri maupun luar negeri dari info traveling sampai ke info kultur di berbagai tempat yang dikemas dengan sebuah cerita pengalaman. Pengambilan dan penggunaan gambar diambil oleh tim redaksi itu sendiri tanpa mengambil membeli dari sumber lain. Selain itu, features story yang ada pada majalah Venture berdasarkan pengalaman dari Editor in Chief majalah Venture yaitu Trinity yang pernah mengeluarkan buku The Naked Traveler dan dipilih sebagai "Heroine for Indonesian tourism" dan "Indonesia Leading Travel Writer" oleh Indonesia Travel & Tourism Awards, Jakarta, 21 Oct 2010.
I.2. Identifikasi Masalah Dengan adanya beragam majalah travel yang disertai dengan berbagai alternatif harga, maka diperlukan sesuatu yang berbeda dari yang lain untuk menarik perhatian para pembaca. Disini majalah Venture merupakan sebuah media lokal baru yang menawarkan berbagai info experiential dan alternatif tempat liburan kepada para traveller dalam Bahasa Inggris.
Dengan baru berdirinya majalah Venture kurang lebih selama 2 tahun maka penulis melihat adanya beberapa masalah desain pada majalah Venture baik dari segi layout, tipografi, hierarki visual serta grid system yang digunakan.
I.3. Batasan Majalah Dengan menganalisa masalah yang ada, penulis kemudian membatasi lingkup permasalahan pada masalah desain grafis. Pembatasan pada desain grafis dimana masalah terdapat pada: 1.
Tipografi a) penggunaan limitasi typeface yang digunakan pada majalah Venture. b) penggunaan huruf serif dengan landasan teori mengatakan bahwa untuk naskah yang panjang lebih baik menggunakan huruf serif.
2. Layout a) penempatan elemen desain seperti foto maupun headline dan body text
yang
sesuai
dengan
hierarki
visual
sehingga
tidak
membingungkan pembaca. b) penerapan grid system pada majalah Venture untuk memudahkan dalam me-layout. c) penerapan white space untuk memberikan kenyamanan dalam membaca. 3. Elemen a) penggunaan deck sebagai paragraf pembuka untuk menimbulkan keingintahuan untuk membaca ke body copy selanjutnya.
b) penggunaan endmarks sebagai simbol penutupan artikel untuk guide pembaca bahwa artikel tersebut telah berakhir. c) penempatan caption yang memudahkan pembaca dalam melihat keterangan foto. 4. Warna a) penerapan warna yang sesuai dengan color theory dan pemilihan warna yang sesuai dengan sasaran dan jenis dari majalah. I.4. Tujuan Majalah Venture merupakan majalah travel yang menarik dengan menghadirkan konsep baru yaitu informasi travel berdasaran pengalaman para kontributornya. Tujuan penulis membuat alternatif desain majalah Venture ini ialah: 1. Menerapkan teori-teori desain majalah. 2. Memberikan alternatif desain yang sesuai dengan target dari majalahVenture. 3. Memberikan alternatif visual yang nyaman untuk dibaca.