MEDIA KOMUNIKASI LINGKUNGAN
Edisi 1/2012
Profil Rahmat Arifin & Siti Badriyah Pemenang Penghargaan Kalpataru
Lingkungan Anak Pemenang Sekolah Adiwiyata
Sekolah Citra Alam Wawancara
Ir. Hermien Roosita, MM, Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)
Lingkungan Utama
Hari Lingkungan Hidup KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
4
MEDIA KOMUNIKASI LINGKUNGAN
daftar isi
Edisi 1/2012
1 2
Dari Redaksi Suara Pembaca
4
Lingkungan Utama
26
Peringatan Hari Lingkungan Hidup
12
Lingkungan Anak
28
Sosok Lingkungan Nugie: Dari Music untuk Lingkungan. Cinta Lingkungan dengan Choco Allergy
Sekolah “Citra Alam”, Peraih Sekolah Adiwiyata
16
Kilas Lingkungan Sharing Pengetahuan dan Pengalaman dari Korsel , Halal Bihalal Kantor KLH
Wawancara Ir. Hermien Roosita, MM, Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)
30
Opini Ahmad Doli Kurnia : Masih
Minim Kesadaran terhadap Lingkungan
22
Profil Pemenang Penghargaan Kalpataru (Rahmat Arifin dan Siti Badriyah
SERASI | Majalah Komunikasi Lingkungan
32
Berita Lingkungan Penghargaan Opini WTP untuk MenLH, Komunitas untuk Gunung, dan Maraknya Kebakaran Hutan.
1
Dari Redaksi SALAM REDAKSI Pembaca yang budiman MEDIA KOMUNIKASI LINGKUNGAN
Edisi 1/2012
Profil Rahmat Arifin & Siti Badriyah Pemenang Penghargaan Kalpataru
Lingkungan Anak PEMENANG SEKOLAH ADIwIyAtA
Sekolah Citra Alam wawancara
Ir. Hermien Roosita, MM, Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)
Lingkungan Utama
Hari Lingkungan Hidup KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
Lingkungan Utama
Hari Lingkungan Hidup (HLH)
IR. ILYAS ASAAD, MP, MH Deputi MenLH Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat
PEMIMPIN UMUM
DRA. SITI AINI HANUM, MA Asisten Deputi Komunikasi Lingkungan
PEMIMPIN REDAKSI
SRI WAHYUNI, ST, MSc Kepala Bidang Publikasi dan Kampanye
REDAKTUR PELAKSANAAN
NURHAYATI, ST, M.Si Kepala Sub Bidang Publikasi
REDAKTUR PRACETAK
TEGUH WIJAYA, SE Kepala Sub Bidang Kampanye
ANGGOTA
YENNY PURNAWATI, S. Sos, MIKom Staf KLH
ANGGOTA
MASHURI ALIF, SE Staf KLH
ANGGOTA
VERONICA ID SUSANTI, ST Staf KLH
ANGGOTA
SITI KARDIAN PRAMIATI, SE Staf KLH
ANGGOTA
Masyarakat dunia baru saja memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang mengusung tema “Green Economy : Does it include you?” atau dalam kontek Indonesia yaitu “Ekonomi Hijau : ubah perilaku, tingkatkan kualitas lingkungan”. Mungkin pembaca ingin tahu apa yang dimaksud dengan Ekonomi Hijau? Ekonomi hijau adalah tindakan ekonomi yang menghasilkan karbon lebih rendah, efisien sumber daya, berkelanjutan dan inklusif secara sosial. Pada puncak acara Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 2012, Kementerian Lingkungan Hidup telah mengusulkan beberapa orang atau lembaga terpilih untuk mendapatkan penghargaan, Kalpataru, Adiwiyata, Adipura, penghargaan tersebut diberikan oleh Presiden RI. Diharapkan dengan penghargaan tersebut memicu yang lain berbuat lebih tidak hanya bersifat lokal tetapi lebih nasional bahkan ke tingkat internasional. Perubahan lingkungan Indonesia ini akan terwujud apabila seluruh masyarakat memberikan kontribusi kepedulian kepada lingkungannya.
um Pemimpin Um MP, MH D, IR. ILYAS ASAA
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
2
Suara pembaca
Sumber Foto : Sudirman Asun
Pemanfaatan B3 Yth. Redaksi
sampah & Sungai Yth. Redaksi Serasi
Saya bersama kawan-kawan membuat jaringan komunitas sayangi sampah dan sungai (Densus 18 Anti Teroris Sampah) sekarang telah terbentuk beberapa jaringan komunitas di sekolah SD dan SMA serta masjid dan Rukun warga di Bandung raya. Kami ingin dapat beraudiensi dengan Bapak. Terima kasih. Mansurya Manik
Tari, PT CAHAYA POLES MULIA
Sumber Foto : Febri
Komunitas Sayangi
Saya akan mengajukan permohonan pemanfaatan B3, sekarang saya minta bantuan dan contoh2 untuk kelengkapan pengurusan B3. Atas bantuan kami ucapkan terima kasih.
Pembagian Tanaman Hias Sekolah Adiwiyata Yth. Redaksi Serasi Salam hormat. Kami dari SMKN 3 Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Mohon informasi tentang sekolah Adiwiyata, persyaratan dan prosedurnya. Terima kasih. Jayani
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Serasi Mohon info apakah di Kementerian Lingkungan Hidup ada program pembagian tanaman hias gratis? Mohon informasinya kalau memang ada. Terima kasih.
[email protected]
3
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
Selain bisa bikin bersih lingkungan, menyingkirkan Duri, Ranjau, Paku & Kulit Pisang termasuk ibadah lho..
Iklan Layanan Masyarakat ini dipersembahkan KLH dalam rangka mendukung Gerakan Indonesia Berseri
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
4
Lingkungan utama
Peringatan Hari Lingkungan Hidup
Setumpuk PR Mewujudkan Ekonomi Hijau
Tujuan ekonomi hijau adalah
kesejahteraan umat manusia inter maupun antar generasi.
Foto : Danang Sujati
P
erayaan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ( World Environment Day) ke 40 pada 5 Juni 2012 sudah berlalu. Di Indonesia, pemberitaan dan kesibukan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLH) yang digelar di Istana Negara itu, sudah mereda. Kini yang tersisa adalah setumpuk pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh semua negara, pemerintah dan masyarakat guna menyelamatkan lingkungan hidup. Karena kesuksesan yang akan diraih generasi penerus kelak akan percuma jika tidak ada lagi lingkungan hidup sebagai tempat tinggal manusia. Terkait dengan penyelamatan lingkungan hidup, UNEP
Menyelamatkan Lingkungan
(United Nation Environment Programme) yang bermarkas di Nairobi, Kenya, pada HLH 2012 ini menetapkan sebuah tema besar yang akan menjadi pekerjaan rumah bagi umat manusia. Tema tersebut ialah “Green Economy : Does it include you?” Dalam konteks Indonesia tema HLH 2012 menjadi “Ekonomi Hijau: Ubah perilaku, tingkatkan kualitas lingkungan.“ Menteri Lingkungan Hidup. Prof. Dr. Kambuaya, MA mengatakan bahwa tema HLH menekankan pentingnya
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
pelaksanaan ekonomi hijau oleh semua orang sesuai dengan proporsinya masing-masing, baik itu di tingkat global, nasional maupun individu. Sedangkan makna mendasar dari tema tersebut adalah urgensi seluruh umat manusia, baik secara individu, kelompok maupun negara untuk mengubah pola konsumsi dan produksi atau gaya hidup menuju perubahan prilaku. “Kunci dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup adalah peran serta semua komponen masyarakat,” kata Menteri beberapa waktu
Foto : KLH
5
lalu saat memperingati HLH di Istana Negara. UNEP membuat tema ekonomi hijau ini, bukan tanpa alasan. Pada era kini masalah ekonomi dan lingkungan bukan hal yang terpisah. Terlebih lagi kedua faktor utama kehidupan manusia itu tengah mengalami krisis. Dari ekonomi adalah krisis finansial yang berawal di Amerika pada 2008 dan
berlanjut hingga sekarang bahkan kawasan Eropa. Sedangkan krisis lingkungan hidup adalah pemanasan global dan perubahan iklim yang masih belum ada konsensus dunia untuk mengikat negaranegara untuk bersama-sama mengatasinya. Melalui krisis itu diharapkan akan mendorong pemikiranpemikiran, kebijakan dan
tindakan untuk mencapai solusi. “Sudah bukan eranya lagi tujuan ekonomi dan tujuan lingkungan hidup dipertentangkan. Keduanya harus bersinergi untuk mencapai tujuan. Dan tujuan ekonomi hijau adalah kesejahteraan umat manusia inter maupun antar generasi,” papar Kambuaya.
ekonomi hijau adalah tentang upaya tindakan-tindakan ekonomi yang menghasilkan karbon lebih rendah, efisien sumber daya, dan pada saat yang bersamaan inklusif secara sosial. Untuk itu, Hermien Roosita, Sekretaris Menteri KLH
berharap, dunia usaha harus memiliki mindset ekonomi hijau pada setiap kegiatannya. Dalam hal ini termasuk memilih bahan baku yang ramah lingkungan, atau memikirkan upaya untuk mengolah limbah dengan baik. “Green economy jangan diartikan sempit. Itu
Arti Ekonomi Hijau Berbicara mengenai ekonomi hijau, bisa dipastikan terkait dengan perusahaan yang berwawasan lingkungan. Jika banyak perusahaan berwawasan lingkungan tentu akan menciptakan kebaikan bagi lingkungan. Atau dengan kata lain bisa dikatakan bahwa
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
6 Lingkungan utama
bisa dilakukan dimana pun bahkan di tempat sampah sekalipun,” katanya. Perubahan mindset dunia usaha selaras dengan konteks tema HLH di Indonesia yakni Ekonomi Hijau, Ubah perilaku, dan tingk atk an kualitas lingkungan. Karena dengan perubahan ini diharap akan ada perubahan paragdima dan perilaku. Maka guna melindungi dan mengelola lingkungan hidup semua umat manusia yang terlibat harus jeli dalam mengambil setiap kesempatan, mencari informasi, belajar ser ta melakukan tindakan.
Dengan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Dengan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Pada prinsipnya Ekonomi hijau memiliki empat tujuan, yaitu 1). Pengentasan kemiskinan, 2). Pekerjaan yang layak, 3) Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan 4). Internalisasi lingkungan dalam semua aktivitas pembangunan. Jika keempat tujuan tercapai maka kualitas hidup manusia dan kesetaraan sosial meningkat serta mengurangi resiko kerusakan lingkungan.
Tindakan Pemerintah
Perlu ada kebijakan dan political will dari pemerintah, tidak hanya sekedar jargon dan slogan.
U
ntuk melaksanakan ‘pesan’ dari HLH ini, Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah tindakan. Pada tataran nasional, pemerintah telah berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK (Gas Rumah Kaca) menjadi kondisi business as usual sebesar 26% pada tahun 2020 dengan upaya sendiri dan sebesar 41% dengan bantuan internasional. Kemudian pada tataran lingkungan warga telah diperkenalkan Program Bank Sampah yang merupakan turunan dari konsep 3R (Reduce,
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Reuse dan Recycle) . Sistem Bank Sampah ini menyerupai konsep perbankan dengan memanfaatkan sampah sebagai sumber pendapatan atau dengan slogannya berupa From Trash to Cash (Dari Sampah Jadi Rupiah). Konsep 3R ini, kata Hermien, akan meningkatkan taraf hidup perekonomian masyarakat. “Karena barang yang semula menjijikan itu bisa jadi barang menjanjikan dan orang yang semula tak memiliki penghasilan bisa menghasilkan,” katanya.
7
Sumber Foto : Yuniar Prasetyanto Aji
Dengan 3R itu setidaknya membuktikan bahwa ekonomi hijau tidak melemahkan pertumbuhan ekonomi sebuah bangsa, justru membuka lapangan kerja baru yang memperkuat sektor rendah karbon seperti pembuatan sel surya dan pengelolaan sampah. Kemudian tataran terakhir adalah dunia usaha. Untuk ini pemerintah sudah sudah menjalankan Program Peringkat Kinerja Lingkungan
Hidup (PROPER). Dengan penilaian itu, maka perusahaan yang memiliki PROPER baik akan mendapat citra positif, sedangkan yang buruk akan mendapat hambatan pada aspek perbankan dan ketika akan go public. “Semua tataran yang dibuat pemerintah ini merupakan perwujudan pembangunan berkelanjutan yang telah kita canangkan sejak lama,” kata Kambuaya.
Industri dan Lingkungan
Chaeruddin Hasyim, SKM. M.Si, Foto : Aldino - Majalah Serasi
elama ini industri kerap dituding sebagai sumber pencemaran lingkungan. Maklum, “Industri biasanya menyumbang limbah padat, cair, dan gas yang jumlahnya tergantung dari kapasitas produksi atau kegiatan processing-nya,” ungkap Chaeruddin Hasyim, SKM. M.Si, Asisten Deputi Urusan Penguatan Inisiatif Masyarakat, Kementerian Lingkungan Hidup kepada Serasi. Penggiat Lingkungan, Eka Budianta berpendapat, industri bisa jadi penyebab pencemaran. Terutama bila kegiatan ekonomi itu telah menyebabkan anomali iklim, pemanasan global dan perubahan iklim. “Tapi tidak semua industri seperti itu, tergantung bidangnya. Untuk pertambangan memang kerap ada keluhan. Tapi industri hijau seperti pengadaan energi terbaru justru sangat positif,” kata Eka ketika ditemui Serasi. Saat ini potensi terbesar pembuat pencemaran justru dari industri menengah dan kecil. Para pengusaha itu masih ada yang beranggapan bahwa teknologi ramah
Foto : Aldino - Majalah Serasi
S
Eka Budianta
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
8 Lingkungan utama
lingkungan membutuhkan biaya tinggi harus membuat pembuangan limbah yang benar atau mencari bahan baku yang ramah lingkungan. Padahal dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan, mereka bisa jadi justru mendapat penghasilan lain. Contohnya, dengan memanfaatkan konsep 3R, maka limbah pun bisa menjadi ‘fulus’. Dan yang lebih penting, pencitraan perusahaan. Dengan predikat tersebut perusahaan bisa diakui di pasar nasional, bahkan global. “Tapi sekarang kepedulian mereka (pengusaha menengah dan kebawah-red) terhadap lingkungan mengalami kemajuan. Setiap tahun perusahaan Indonesia yang terpilih (mendapat penghargaan pemenang PROPER/red) terus meningkat,” kata Hermien mengungkapkan. Agar terus bertambah, KLH sudah meminta setiap provinsi untuk memberikan pembinaan agar bisa mencapai kriteria baku mutu yang ditetapkan KLH. Bagaimana dengan perusahaan berskala internasional? “Umumnya mereka sudah memiliki kepedulian terhadap lingkungan,” kata Hermien. Hal itu terkait dengan PROPER. Bagi pengusaha berskala internasional, pencitraan perusahaan menjadi prioritas penting. Selain citra, saat ini sudah ada standar lingkungan hidup yang harus ditaati jika mau berkiprah di pasar global. Itulah sebabnya untuk mengajak dunia usaha peduli terhadap lingkungan, KLH mempublikasikan PROPER, “Di tengah kompetisi yang kian ketat, perusahaan butuh pencitraan,” ujar Hermien. Sementara untuk mendorong motivasi masyarakat, setiap HLH pemerintah mengumumkan peraih penghargaan Kalpataru, untuk daerah ada penghargaan Adipura dan sekolah ada penghargaan Adiwiyata. (lihat tabel-red)
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Toh, semua upaya pemerintah untuk mewujudkan ekonomi hijau itu masih diragukan keberhasilannya. “Indonesia harus lebih serius,” kata Eka. Pernyataan yang senada juga dilontarkan Ahmad Doli Kurnia. “Perlu ada kebijakan dan political will dari pemerintah, tidak hanya sekedar jargon dan slogan,” kata Presiden International Youth Movement for Climate Change itu. Doli berpendapat, selama ini dalam pemerintahan keberadaan KLH terkesan bukan sesuatu yang utama. “Akibatnya, kepedulian pemerintah, terutama menyangkut anggaran tidak terlalu besar. Ini membuat kemampuan orang-orang di KLH jadi terbatas untuk melakukan aktivitas menjaga lingkungan,” katanya. Namun kondisi itu tidak hanya terjadi di Indonesia. “Negara besar seperti China dan Amerika Serikat juga masih menganggap pengelolaan lingkungan hidup membutuhkan cost yang merugikan dan menghambat aktivitas secara ekonomi,” tambah Doli. Terlepas dari pendapat tersebut, menurut Chaeruddin, untuk menjalankan ekonomi hijau perlu ada idealisme terhadap lingkungan dalam setiap pribadi manusia. Artinya, untuk menjadi panutan dan contoh bagi orang lain dalam menjaga lingkungan harus dimulai dari diri sendiri. Maka, peringatan HLH merupakan momen untuk melakukan sosialisasi dan pembelanjaran sampai dampak terhadap lingkungan bisa diukur. “KLH rutin menggelar HLH ini untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat setidaknya untuk tahu dahulu, kemudian tertarik, dan akhirnya mau mencoba perilaku sadar lingkungan,” tutur Chaeruddin. n
9
Penghargaan Kalpataru 2012 PERINTIS LINGKUNGAN No
NAMA
PROVINSI
KETERANGAN
1
Galuh Saly
Kalimantan Selatan
Berhasil melakukan pembibitan gaharu lebih dari 1,6 juta pohon yang disertai sosialisasi, pembinaan, dan pelatihannya
2
Ishak Idris
Kota Sabang, Aceh
Secara gigih melakukan penanaman mangrove di kawasan Iboih seluas 32 hektar dan melakukan patroli rutin untuk mengamankan Kawasan Laut di Lhok Iboih dan sekitarnya
3
Ali Mansyur
Tuban, Jawa Timur
Secara konsisten menanam sekitar 1,5 juta mangrove dan tanaman lain di pesisir pantai Tuban seluas 134,8 hektare
PENGABDI LINGKUNGAN No
NAMA
PROVINSI
KETERANGAN
1
Siti Badriyah
Gunung Kidul, DIY
Mengimplementasikan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dengan mencetak 400 tutor keaksaraan dan 4000 warga keaksaraan seprovinsi
2
Ali Muryat
Kota Binjau, Sumut
Mengajarkan pendidikan karakter bagi guru dan TK/ PAUD dan ibu-ibu PKK Kota Binjai, serta mengajak masyarakat Desa Tanjung Rejo, Kabupaten Deli Serdang untuk menanam mangrove.
3
Rahmat Arifin
Kota Sungai Penuh, Jambi
Melakukan pengamanan terhadap habitat harimau Sumatera di dalam kawasan TNKS dan memitigasi konflik manusia dengan harimau sumatera melalui pendekatan kearifan lokal
PEMBINA LINGKUNGAN No
NAMA
Provinsi
KETERANGAN
1
Samuel Oton Sidir
Kubu Raya, Kalbar
Melakukan penanaman pada lahan kritis, melestarikan binatang asli Kalimantan dan berbagai jenis tumbuhan yang disertai pembibitan dan melakukan penyuluhan lingkungan.
2
Josrizal Zain
Kota Payakumbuh, Sumbar
Memperbaiki bantaran sungai, penanaman pohon dan pembinaan penambang liar, menciptakan kondisi pasar tradisional “Ibuh”. Membina 2500 pedagang kaki lima dan mengelola sampah pasar menjadi kompos.
3
R. Haryo Ambar Suwardi
Bantul, DIY
Mengembangkan Hutan Rakyat, Hutan Desa, Gerakan Sekolah Hijau dan Program Konservasi Hutan
PENYELAMAT LINGKUNGAN (GRUP/KELOMPOK) No
NAMA
PROVINSI
KETERANGAN
1
Koperasi Peternak Sapi Perah Setia Kawan
Pasuruan, Jatim
Selama 22 tahun membangun 883 unit instalasi biogas sebagai energi alternatif untuk masak, penerangan dan pemanas air pada 1.215 KK di 12 desa
2
Kelompok Masyarakat Penyelamat Hutan Suci Wenara Wana
Gianyar, Bali
Konservasi populasi monyet ekor panjang sejak 1999 dan pada tahun 2011 berjumlah 605 ekor.
3
Kelompok Pemberdaya dan Pengguna Air Oi Seli
Bima, NTB
Kelompok ini berhasil menyelamatkan 12 sumber mata air di Maria Utara: merehabilitasi 435 hektare lahan sawah menjadi berpengairan.
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
10 Lingkungan utama
Sejarah HLH
Ketika Kondisi Lingkungan S.O.S Kondisi lingkungan yang semakin membuat pemerintah Swedia mengusulkan untuk menyelenggarakan
konferensi lingkungan hidup manusia.
P
erayaan Hari Lingkungan Hidup sedunia (World Environment Day) pertama, diadakan pada tahun 1973. Hal tersebut terjadi untuk memperingati konferensi PBB untuk lingkungan hidup yang berlangsung di Stockholm, Swedia , pada 5–12 Juni 1972. Demikian pentingnya peristiwa itu maka setiap tahun selalu dibuat tema khusus seperti “Hanya Satu Bumi” pada 1974, hingga Ekonomi Hijau pada tahun ini. Maka, sudah sepatutnya setiap orang, negara, perusahaan, ataupun organisasi memperhatikan dan melaksanakan tema-tema yang disepakati pada Hari Lingkungan Hidup (HLH) secara serius. Adanya konferensi PBB yang kemudian dikenal dengan Konferensi Stockholm ini bukan tanpa sebab. Tahun 1960-an, ketika pembangunan berlangsung, dunia dikejutkan oleh
kejadian alam yang menakutkan. Di Eropa misalnya, udara menjadi buram dan berkabut, di Jepang muncul wabah Minamata yakni penyakit yang disebabkan oleh pencemaran. Sementara di Amerika Serikat, musim semi terasa sunyi karena tak terdengar lagi burung-burung berkicau. Kondisi lingkungan yang semakin memprihatinkan ini akhirnya membuat pemerintah Swedia mengusulkan untuk menyelenggarakan konferensi lingkungan hidup manusia. Konferensi ini juga diharapkan dapat melindungi dan mengembangkan aspirasi negara berkembang. Konferensi tersebut kemudian menghasilk an sejumlah ke-sepakatan. Pertama, “Deklarasi Stockholm” yang memuat prinsip-prinsip mengelola lingkungan hidup untuk masa depan, khususnya
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
melalui hukum lingkungan internasional. Kedua, “Rencana Aksi” mencakup perencanaan permukiman, pengelolaan sumber daya alam, pengendalian pencemaran, pendidikan, dan informasi tentang lingkungan hidup. Ketiga, membentuk Program Lingkungan PBB (United Nations Environment Program/ UNEP) yang berkedudukan di Nairobi, Kenya. Sebelum tahun 1982 lingkungan hidup diperlakukan sebagai sektor tersendiri tanpa menyentuh pembangunan ekonomi. Namun setelah konferensi UNEP 1982 disepakati pembentukan Komisi Dunia untuk Lingkungan dan pembangunan (World Commission on Environment and Development/WCED). Komisi yang dipimpin Perdana Menteri Norwegia, Gro Harlem Brundtland itu kemudian mengadakan pengkajian mengenai keterkaitan antara lingkungan dengan pembangunan. Alhasil, komisi tersebut mengusulkan perubahan pola, dari ”pembangunan konvensional” menjadi ”pembangunan berkelanjutan” melalui tiga jalur: ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ketiganya dilakukan bersamaan.
11
Lingkungan Hidup di Indonesia
i Djalil Foto : Djulkifl
D
i Indonesia, setelah konferensi Stockholm, pemerintah membentuk Panitia Negara Lingkungan Hidup dengan ketua Prof. Dr. Emil Salim, wakil ketua BAPPPENAS waktu itu. Seperti diketahui, ketika Konferensi Stockholm 1972 berlangsung, Emil Salim menjadi wakil Indonesia menghadiri acara akbar tersebut. Kemudian, karena masalah lingkungan hidup sudah menjadi perhatian rakyat Indonesia maka pada tahun 1978 persoalan pelestarian lingkungan semakin ditingkatkan. Dan mengangkat Emil Salim menjadi Menteri Negara PPLH (Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup) yang pada tahun 1983 diubah menjadi Menteri Negara KLH (Kependudukan dan Lingkungan Hidup) sampai tahun 1993. Selanjutnya sejak 1993 ada Menteri Negara Kependudukan sendiri dan ada Menteri Negara Lingkungan Hidup sendiri. Tahun 1991 pengaturan tentang pengendalian dampak lingkungan diperkuat dengan pembentukan BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan).
Semua usaha yang dilakukan pemerintah tersebut, setidaknya menunjukkan bahwa Indonesia serius menangani masalah lingkungan, termasuk keinginan menjalankan tema-tema lingkungan yang disepakati pada HLH. Toh, menurut penggiat lingkungan, Eka Budianta, Indonesia perlu lebih serius lagi. Maklum, di negara ini perhatian lingkungan kerap dikalahkan oleh isu-isu politik. “Kalau ada perhatian pada lingkungan biasanya dipolitisasi menjadi isu politik,” kata Eka. Maka dengan adanya HLH seharusnya momen yang sangat efektif untuk terbebas dari kepentingan politik, agama dan kelompok lainnya. “HLH merupakan kesempatan emas untuk melakukan penyadaran dan pendidikan masyarakat,” kata pria kelahiran 1 Februari1956 itu. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
12
Lingkungan anak
Sekolah Adiwiyata
Sekolah Citra Alam,
Pelopor Sekolah Lingkungan di Indonesia Sekolah Citra Alam Ciganjur ini telah tiga kali meraih penghargaan Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup.
R
Foto : Aldino - Majalah Serasi
amai dan mengasyikkan. Itulah dua kesan yang terasa ketika kita memasuki area Sekolah Citra Alam di Ciganjur, Jakarta Selatan. Suasana ‘hijau’ dan nyaman kian terasa, saat pintu gerbang yang terbuat dari bambu terbuka. Pepohonan membentang sepanjang tangga batu menuju ruang kelas, dan sebelum mencapai ruang kelas ada sebuah jembatan gantung yang harus diseberangi. Semua ditata sesuai konsep sekolah berbasis alam. Sekolah Citra Alam yang merupakan pionir sekolah berbasis alam di Indonesia itu merupakan prakarsa Lendo Novo. Mantan Staf Ahli Menteri Negara BUMN yang akrab dipanggil Bang Lendo itu, menggandeng Dra. Hj. Roisatun Nisak untuk mewujudkan idenya tersebut. Singkat cerita, pada tahun 2000, sekolah alam akhirnya berdiri di atas lahan seluas dua hektare. Dra. Hj. Roisatun Nisak, yang biasa disapa Ibu Anis ini, yang telah malang melintang di dunia pendidikan selama lebih dari 20 tahun dipercaya menjadi Ketua Yayasan Sekolah Citra Alam.
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
13
Menurut Ratu Ira Meylani, guru pengajar dan staf kesiswaaan Sekolah Citra Alam, para siswa tidak diwajibk an memakai seragam sekolah karena konsep pembelajaran di sini adalah student centre, tapi bukan berarti tidak disiplin. “Prioritas sekolah adalah bagaimana membuat peser ta didik senang dan mau berbaur dengan temantemannya,” k atanya seraya menambahkan bahwa sejak awal sekolah ini juga sudah menerima anak berkebutuhan khusus (ABK). Sekolah Citra Alam menerapkan kurikulum nasional dari Diknas yang diperkaya dengan kurikulum khas sekolah tersebut yakni alam dan karakter, yang memang sejak awal sudah diterapkan. Kemudian, di tambah berbagai kurikulum internasional. Untuk kurikulum karakter yang diterapkan di Sekolah Citra Alam ini, berlandaskan Asmaul Husna. “Selain shalat wajib lima waktu, secara rutin kami melaksanakan shalat dhuha berjamaah setiap hari Jum’at. Setelah shalat itu baru anak-anak menyebut Asmaul Husna,” tutur Ratu. Sedangkan kurikulum alam, para siswa mendapat pelajaran tentang lingkungan hidup.
Sebagai pionir, Sekolah Citra Alam Ciganjur ini telah tiga kali meraih penghargaan Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup. Maka, sekolah ini memiliki tanggung jawab baru karena mendapat kepercayaan menjadi role model sekolah yang concern terhadap alam dan konsisten dengan pola berwawasan lingkungan. “ Pe n g h a rg a a n Ad i w i y a t a terakhir yang diraih adalah Adiwiyata Mandiri. Maka sekarang kami punya kewajiban mendampingi sekolah-sekolah yang mau menjadi sekolah Adiwiyata,” kata Anis kepada Serasi. Untuk itulah Sekolah Citra Alam bekerjasama dengan Pertamina. Tujuannya jelas, agar bisa mewujudkan impian sekolah yang belum beradiwiyata menjadi sekolah adiwiyata dengan visi dan aksi yang nyata. Menurut Kepala Sekolah Citra Alam, Muhammad Jamilun MSM, untuk meraih penghargaan Adiwiyata Mandiri, setidaknya ada tiga tahapan yang harus dilewati sekolah tersebut. Waktu mendapat penghargaan Adiwiyata pertama, misalnya, sekolah masih membutuhkan
bimbingan dalam melaksanakan komitmen terhadap lingkungan. Kemudian, pada Adiwiyata kedua, komitmen itu harus harus dievaluasi kembali. “Tujuannya mengetahui kesungguhan kami menjalankan komitmen tersebut,” ujar Jamil. Nah, jika dinyatakan berhasil mempertahankan komitmen tersebut baru mendapat penghargaan Adiwiyata Mandiri. “Penghargaan Adiwiyata Mandiri ini membuktikan bahwa sekolah sudah bisa berhasil dilepas dan menjalani programnya sendiri,” kata Jamil. Dalam proses belajar, setiap kelas memiliki dua orang guru masing-masing satu guru kelas (wali kelas-red) dan satu guru pendamping. Sejauh ini, jumlah murid setiap kelas berkisar antara 18 – 24 orang. Kemudian ada guru-guru lain yang mengajarkan mata pelajaran lainnya, seperti Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Ilmu Sosial, Lingkungan Hidup, Art, Music, Drama dan sebagainya. Sesuai namanya, sekolah alam ini juga memiliki fasilitas wahana outbond yang lengkap. Biasanya wahana ini bisa dimainkan saat pelajaran olahraga. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
14 Lingkungan anak
Foto : Aldino - Majalah Serasi
Arif Menyikapi Alam Semua sistem belajar yang diterapkan di Sekolah Citra Alam ini, bisa dikatakan merupakan kepekaan Dra. Hj. Roisatun Nisak selama lebih dari 20 tahun menjadi guru. Menurut ibu dari dua anak ini, metode pembelajaran yang selama ini diterapkan di sekolah-sekolah biasanya berorientasi satu arah. Hal ini membuat anak didik menjadi tidak percaya diri dan kurang eksplorasi. “Kecerdasan emosional, intelektual, hingga karakter natural seorang anak menjadi tidak teratur perkembangannya,” katanya. Seorang anak yang merupakan calon generasi pemimpin masa depan, se-
harusnya memiliki jati diri dan tumbuh dengan potensi yang optimal. Peran guru sebaiknya sebagai fasilitator, memberikan kesempatan, dan mendukung (supporting) tumbuh kembang anak didik. Dari hasil survey yang pernah dilakukan Anis ke sekolah-sekolah menyatakan bahwa kebanyakan anakanak itu merasa jenuh dan terpenjara ketika belajar di kelas. Buktinya, mereka terlihat senang sekali ketika bel istirahat atau pulang berbunyi. Sebagai guru yang memiliki perhatian besar pada dunia pendidikan, Anis yakin bahwa, konsentrasi
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
belajar anak-anak relatif terbatas. “Karenanya, guru dan sekolah harus mampu mengarahkan anak ke arah yang positif,” ujarnya. Kondisi seperti itulah yang mendorongnya untuk mendirikan Sekolah Citra Alam ini pada tahun 2001. Menurutnya, alam mampu memberikan energi luar biasa, penuh makna secara spiritual, filosofi, hingga intelektual, dan menjanjikan hal-hal yang menyenangkan setiap hari. Hasilnya akan optimal karena anak-anak didik dapat arif dalam menyikapi alam. Salah satu caranya dengan tidak memasang AC di kelas. Tujuannya, membiasakan anak-
15
pembelajaran yang diterapkan di Sekolah Citra Alam tersebut. “Mereka tidak hanya diharapkan mampu mengajar, tapi juga mempunyai skill, kreatif, inovatif, penuh kasih sayang, dan kuat karena sistem belajarnya mobile,” kata Anis. Terlepas dari upaya mencari tenaga pengajar tersebut, perkembangan Sekolah Citra Alam memberi dampak positif bagi lingkungan. Setidaknya ini terbukti dengan terus meningkatnya jumlah siswa yang menuntut ilmu di sekolah yang kini jumlah siswanya mencapai 300 orang. Paling tidak hal itu membuktikan ada kesadaran dari masyarakat (orang tua murid-red) untuk mengajarkan anak-anaknya mengenal dan mencintai lingkungan sejak dini. n
Alam mampu memberikan energi luar biasa, penuh makna secara spiritual, filosofi, hingga intelektual, dan menjanjikan hal-hal yang menyenangkan setiap hari.
in : Ald Foto
o-M
ajala
h Se
rasi
anak terbiasa dengan udara alam. Pada dasarnya, kata Anis, semua anak itu cerdas sama seper ti alam. Anak-anak perlu didukung serta digali potensinya sesuai karakter dan kekuatan mereka. “Alam juga seperti itu, banyak pohon dan bunga yang indah, tapi tidak bisa disamakan jenis dan fungsinya. Karena itu, kami memfasilitasi dengan beragam ekstrakulikuler sebagai wadah menggali potensi mereka,” tutur Anis. Dan dia percaya, bahwa anak-anak harus belajar dari banyak pengalaman agar bisa menghargai setiap proses mencapai tujuan. Untuk mewujudkan harapan tersebut, tentu bukan tanpa kesulitan. Salah satu yang tersulit adalah ketika harus mencari guru yang sesuai dengan sistem
Nama : Dra. Hj. Roisatun Nisak Jabatan : Ketua Yayasan Citra Alam
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
16
Wawancara tokoh
Ir. Hermien Roosita, MM,
Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)
Ajak Seluruh Stakeholder Mensosialisasikan Kegiatan KLH
U
paya pelestarian lingkungan belum sepenuhnya disadari masyarakat. Tak heran jika pencemaran dan kerusakan lingkungan berulang kali terjadi dan mengancam kehidupan generasi mendatang. Ir. Hermien Roosita, MM, Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), sangat memahami kondisi tersebut. Menurutnya, butuh waktu dan pendekatan yang intensif guna menumbuhkan kepedulian lingkungan di masyarakat. Harus ada strategi tersendiri untuk mengajak seluruh stakeholder agar mau mengelola lingkungan hidup. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan serta kaitannya dengan ekonomi hijau yang menjadi tema 40 tahun Hari Lingkungan Hidup Dunia, Serasi menemui Alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu di ruang kerjanya, Kamis (6/9). Berikut nukilannya:
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
17
Apa sebenarnya makna dari lingkungan hidup? Saya menggambarkan lingkungan hidup itu adalah kehidupan manusia. Ada pemikiran bahwa lingkungan hidup adalah suatu habit kita menjalankan hidup sehari-hari. Sebagai orang yang berlatar pendidikan sarjana Teknik Kimia, hidup diibaratkan seperti input, process, output. Nah, seperti itulah lingkungan yang saya bayangkan, misalnya kehidupan bisa menjadi bagus jika inputnya (kualitas) bagus dengan proses yang benar (sesuai kondisi lingkungan) maka akan diperoleh output yang bagus juga. Seperti itulah lingkungan. Berbicara soal lingkungan hidup maka ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu bagaimana kita mendapatkan air yang bersih, udara bersih, serta tanah yang tidak tercemar sehingga kehidupan di sekeliling kita akhirnya menjadi sehat. Dengan pertumbuhan penduduk yang berkembang cukup pesat dan keterbatasan ruang maka UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjadi pijakan yang harus dilaksanakan secara konsisten. Peranan penting yang harus dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup saat ini adalah bagaimana pemanfaatan Sumber Daya Alam dimanfaatkan dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan pertumbuhan ekonomi dan sosial. Jadi, proses daur-mendaur itu adalah sesuatu yang harus diterapkan. Sepanjang perjalanan karier, kata-kata 3R (Reduce, Reuse, Recycle) adalah hal yang selalu melekat pada kehidupan saya. Kebetulan ketika saya bekerja di KLH pertama kali, saya diberikan tugas untuk menangani sampah. Akhirnya saya mengerti bahwa sampah adalah suatu limbah yang akhirnya akan memberikan nilai ekonomis. Sejauh mana kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia? Pada saat ini kita dihadapkan pada tekanan persoalan tata ruang dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu Ruang Lindung versus Budidaya, Ruang Eksploitasi Sumber Daya Alam, Ruang Privat versus Publik, serta Dampak Lingkungan Hidup Ruang Perkotaan dan pedesaan. Berbagai sektor berupaya melakukan berbagai aktivitas yang membutuhkan ruang. Penduduk bertambah dengan pesat (-/+ 250 juta jiwa) sedangkan luas wilayah Indonesia tidak bertambah. Adanya alih fungsi lahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan tambang, perkebunan, industri, jalan tol, pembangunan perumahan, dan lain-lain membuat banyak faktor yang jika tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. Demi memenuhi kebutuhan pembangunan, terdapat halhal yang seharusnya tidak dibolehkan dilakukan, tapi kenyataan di lapangan terjadi, misalnya penebangan pohon, yang akhirnya memicu tanah longsor, kebakaran hutan juga sudah sering terjadi karena ladang berpindah, limbah yang tidak dikelola sesuai
dengan baku mutu, serta terjadinya perubahan iklim perlu menjadi pertimbangan dalam pembangunan berkelanjutan. Apakah makna HLH sekarang lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya? Untuk menyadarkan orang terhadap lingkungan harus ada strateginya. KLH tidak bisa menjalankan pengelolaan lingkungan sendiri. Maka, harus melibatkan berbagai stakeholder untuk bersama-sama menjaga dan berjuang untuk lingkungan. Pada HLH terdapat lonjakan pengunjung yang cukup signifikan. Kami memang menjemput bola, dengan mengundang anak sekolah, yang otomatis sebagian orangtuanya berkeinginan ikut berpartisipasi. Tidak hanya sekolah, Kementerian lainnya, organisasi pecinta lingkungan, LSM dan stakeholder lainnya mengampanyekan dan mensosialisasi kegiatan KLH yang disesuaikan dengan tema HLH UNEP yang mengingatkan kita semua untuk merubah pola kehidupan dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya alam, meliputi berbagai kegiatan antara lain, penghijauan, seminar tentang ekonomi hijau, sarasehan untuk menghemat SDA, lomba menggambar, program 3R, dan lain-lain. Apa saja kegiatan pada acara HLH, 5 Juni 2012 lalu? KLH telah mempersiapkan berbagai kegiatan dengan melibatkan berbagai stakeholder beberapa bulan sebelumnya baik yang dilakukan sendiri oleh KLH maupun oleh pihak lainnya. Tepat pada tanggal 5 Juni 2012 di Istana Negara, Bapak Presiden memberikan tiga penghargaan, yaitu Penghargaan Adipura yang diberikan kepada para Walikota/Bupati yang berhasil mengelola kotanya menjadi bersih (Urban lifestyle), Penghargaan Adiwiyata diberikan kepada para Kepala Sekolah yang berhasil mengenalkan pengelolaan lingkungan kepada anak didiknya, serta Penghargaan Kalpataru kepada kelompok dan perorangan yang berjuang untuk lingkungan. Bapak Menteri LH juga memberikan penghargaan dalam bentuk sertifikat kepada kota/kabupaten dan sekolah yang sudah berupaya untuk melakukan pengelolaan lingkungan dengan baik. Selain itu, KLH juga menyelenggarakan pameran dan lomba berbagai kegiatan dengan melibatkan berbagai stakeholder dan secara serentak di daerah pun diselenggarakan kegiatan yang sama. Mengenai Proper, apakah banyak perusahaan yang tidak berasas lingkungan? Pertumbuhan industri di Indonesia berkembang sangat pesat karena tersedianya Sumber Daya Alam yang melimpah baik berskala domestik maupun internasional. Namun, dalam pelaksanaannya masih banyak proses produksi yang menghasilkan produk terutama untuk kebutuhan masyarakat tidak diimbangi
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
18 Wawancara Tokoh dengan pengelolaan limbahnya sehingga terjadilah pencemaran dan kerusakan lingkungan. Untuk itu, KLH berupaya agar kegiatan usaha industri harus dilengkapi dengan unit pengolah limbah yang diawasi terus-menerus yang kemudian hasil pemantauannya diumumkan kepada publik agar publik mengetahui industri mana saja yang concern dengan lingkungan sehingga menghasilkan produk yang ramah lingkungan. Tugas KLH memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan yang berwawasan lingkungan sehingga menjadikan industri yang disebut Green Industry. Green Industry adalah suatu industri dimana kegiatannya telah mengintegrasikan aspek lingkungan antara lain memilih bahan baku yang ramah lingkungan, menggunakan teknologi yang tidak boros air, energi memanfaatkan limbah sebagai resources, dan mengedepankan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Sekarang ini yang menjadi perhatian adalah perusahaan menengah ke bawah. Tetapi saat ini bisa dikatakan kepedulian terhadap lingkungan mengalami kemajuan. Setiap tahun perusahaan di Indonesia yang terpilih menjadi Proper meningkat dari 1014 menjadi 1300. Kami akan minta bantuan propinsi memberikan pembinaan kepada perusahaan yang belum terpilih agar bisa mencapai kriteria penilaian Proper yang ditetapkan oleh KLH. Apa strategi KLH meningkatkan kepedulian perusahaan-perusahaan itu? Bekerja sama dengan Pemerintah Daerah untuk mempublikasikan Proper yang akhir-akhir ini mendapat dorongan dari masyarakat yang memberitahukan kepada KLH agar dilakukan tindakan hukum terhadap industri yang telah melakukan pencemaran. Sehingga KLH juga memberikan penguatan kapasitas kepada masyarakat melalui kerjasama dengan perguruan tinggi, LSM, wartawan, serta organisasi lainnya bagaimana dapat membantu KLH. Bagi perusahaan yang mengikuti Program Proper merasakan manfaatnya yaitu memberikan PENCITRAAN dan berdampak pada organisasi perusahaan yang mengikutinya dan ada rasa bangga. Melalui Proper, publik akan mengetahui perusahaan mana yang ramah lingkungan dan siap bersaing di pasar global. Bagaimana bentuk ekonomi hijau untuk dunia usaha? Secara praktis gerakan perubahan menuju ekonomi hijau dapat dilihat dari beberapa sisi pandang. Dari sisi pandang kegiatan ekonomi, ekonomi hijau ini mengajak para pelaku kegiatan investasi, produksi dan konsumsi untuk meningkatkan kesejahteraan secara adil dengan memanfaatkan SDA yang efektif, efisien, dan tidak merusak lingkungan. Ekonomi hijau juga mengajak masyarakat untuk menciptakan nilai ekonomi baru dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Ekonomi
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
hijau mengajak para pemimpin dan penggerak masyarakat untuk secara bersama-sama melakukan pemenuhan kebutuhan hidup dan berbagai kegiatan untuk menggunakan SDA secara hemat dan tidak merusak lingkungan. Semua gerakan perubahan ekonomi hijau ini diharapkan akan memberikan pengalaman praktek dan manfaat nyata bagi semua pihak pelaku pembangunan sehingga pembangunan berkelanjutan dapat diwujudkan oleh segenap pihak secara bertahap. Apa yang akan dilakukan Indonesia untuk melaksanakan ekonomi hijau? Berbagai kegiatan perubahan dalam mewujudkan ekonomi secara nyata dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu adanya gerakan inovasi di bidang teknologi energi dari sumber terbarukan, produk dan jasa ramah lingkungan serta “green banking”. KLH juga mengkampanyekan nilai ekonomi baru untuk menyejahterakan masyarakat adalah dengan program “bank sampah-program 3R”. Dengan adanya bank sampah, barang-barang yang sudah menjadi limbah yang menjijikan saat ini menjanjikan karena memberikan nilai ekonomis. Kemudian dilakukan pula perubahan “green lifestyle” di lingkungan perkotaan agar melakukan penghematan air dan energi, menggalakkan penggunaan sepeda, makanan untuk tidak menggunakan pengawet dan menggunakan pupuk organik, sampai mengolah kompos skala rumah tangga. Pada akhirnya gerakan ekonomi hijau yang kita lakukan menunjukan bahwa limbah juga memiliki nilai ekonomi. Sekarang teknologi sudah bisa melakukan daur ulang, tinggal mencari orang-orang yang memiliki kreativitas tinggi untuk mengolahnya menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Seberapa besar peran Indonesia dalam gerakan lingkungan hidup di dunia internasional? Di dunia internasional, Indonesia diperhitungkan karena kekayaan sumber daya alam, termasuk negara dengan sebutan megabiodiversity, negara-negara lain itu ingin seperti kita. Kekayaan alam seperti minyak, gas dan batu bara sudah mulai berkurang, tapi terhadap potensi keanekaragaman hayati perlu diperhitungkan penggunaannya. Dalam perubahan iklim, Bapak Presiden RI berkomitmen untuk menurunkan CO2 sebesar 26 persen. Untuk skala Asia-Pasifik Indonesia ditunjuk menjadi Pusat Penelitian Regional dalam Pengelolaan Limbah B3 serta aktif dalam berbagai konvensi yang terkait dengan penggunaan Ozon, bahan bahan kimia, serta perairan laut internasional. Di samping itu, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah dalam perundingan-perundingan berskala internasional sehingga tanpa disadari kita juga memperkenalkan seni budaya dan keindahan alam Indonesia di mancanegara.
19
Sosialisasi KLH Terhambat Bahasa Selama ini KLH selalu terbentur dalam melakukan sosialisasi mengenai lingkungan hidup kepada masyarakat. Hermien Roosita mengetahui hal itu ketika mensosialisasikan masalah pentingnya meminimalkan efek GRK (Gerakan Rumah kaca). “Ternyata persepsi masyarakat terhadap GRK terbalik. GRK dianggap sebagai gerakan memakai kaca-kaca,” ujar wanita kelahiran Surabaya, 29 Maret 1954 itu. Peristiwa ini membuatnya menyadari bahwa banyak pesan KLH yang tidak sampai kepada masyarakat secara utuh. Toh, Hermien Roosita tak menyalahkan masyarakat. Master Manajemen Keuangan, Sekolah Tinggi Management (PPM) ini mengakui kelemahan KLH dalam melakukan sosialisasi. “Ini terletak pada bagaimana mengkomunikasikan substansi, terutama dalam menggunakan istilah. Kami tak bisa menggunakan bahasa teknis, bahkan bahasa global sekalipun, jadi harus memakai bahasa yang sederhana mudah dimengerti oleh
masyarakat (social engineering) yang bisa dipahami masyarakat,” katanya. Masih urusan sosialisasi, Hermien Roosita kerap Meminta unit teknis untuk mengundang PKK, Dharmawanita, dan organisasi perempuan lainnya. Menurutnya, ibu-ibu harus diberikan edukasi lingkungan. “Wanitalah yang berhubungan langsung dengan kegiatan rumah tangga, tanpa disadari justru mereka dekat barang/benda yang mengandung bahan berbahaya dan beracun,” katanya. Misalnya, meletakkan kaleng obat nyamuk dekat kompor atau makanan. Untuk kosmetik juga perlu diketahui misalnya, ada lipstik yang terbuat dari bahan alami sehingga tak berbahaya jika tertelan, tapi ada juga lipstik yang mengandung logam berat (bahan kimia yang berbahaya). “Ada banyak bahan berbahaya beracun (B3) di sekitar kita,” ujar pejabat yang memulai kariernya di KLH pada tahun 1985 itu. n
- Majalah Foto : Aldino
Serasi
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
20
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
21
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
22
Profil
Penghargaan Kalpataru.
PENYELAMAT HARIMAU JAMBI Rahmat justru merasa gembira karena warga mulai mengerti perlunya menjaga hutan.
S
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Untuk melerai konflik yang terjadi, Rahmat melakukan observasi di hutan selama 20 hari dengan melibatkan warga yang jumlahnya kurang lebih 100 orang. Dalam observasi itu, Rahmat juga melakukan berbagai penelitian. Misalnya, mengetahui jenis-jenis hewan yang hidup di hutan, bagaimana kondisinya, apakah ada hewan yang mati karena pemburuan liar atau karena jeratan. Selain itu, Rahmat juga melakukan penelitian pada tanaman yang tumbuh di hutan tersebut. “Dengan mengajak warga, mereka menjadi tahu perlunya menjaga hutan dan isinya, termasuk harimau sumatera yang memang merupakan hewan yang harus dilindungi,” kata ayah dari tiga anak ini. Penelitian seperti ini sebenarnya sudah sejak lama dilakukan oleh Rahmat. Hanya
Foto : http://keith-travelsinindonesia.blogspot.com
ebagai polisi hutan, keluar masuk hutan telah menjadi makanan Rahmat Arifin seharihari. Kewajibannyalah untuk menjaga hutan beserta isinya dari segala macam gangguan. Satwa-satwa liar seperti harimau pun bukan lagi sosok yang menakutkan bagi Rahmat. Sebaliknya, Rahmat justru merasa harimauharimau ini adalah “sahabat” yang harus dilindungi. Konflik antara manusia dengan hewan yang jumlahnya tak banyak lagi ini memang menuai kontroversi. Banyak binatang ternak warga yang dimangsa oleh si raja hutan ini yang akhirnya membuat warga geram hingga akhirnya membunuh sang harimau. Namun, ada juga masyarakat yang sengaja memburu harimau untuk dijual. “Saya bertanggung jawab atas segala pelanggaran yang terjadi di hutan, termasuk pemburuan binatang dan kerusakan habitat,” terang pria yang biasa beroperasi di
Rahmat Arifin Menerima Penghargaan Kalpataru di Istana Negara
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Foto : http://keith-travelsinindonesia.blogspot.com
23
Profil singkat Nama: Rahmat Arifin TTL : Jambi, 28 Februari 1968 Pekerjaan: Polisi Hutan Penghargaan: Polisi Kehutanan Teladan Tahun 2011 Penghargaan Kalpataru Tahun 2012
saja, keterbatasan alat menjadi kendala. Hal tersebut membuat dokumentasi penelitiannya terlihat kurang ‘mantap’. Nah, sekarang dengan kemudahan teknologi, Rahmat merangkumnya menjadi satu arsip yang lengkap dan menarik. Soalnya selain data, Rahmat juga menyertakan foto dan video ke dalam arsip tersebut. Tidak gampang menjaga harimau sumatera dari para pemburu liar. Rahmat kerap menerima penganiayaan dan ancaman. Suatu kali, sekelompok pemburu liar itu pernah memborgol tangan Rahmat dan mengancam akan membakarnya hidup-hidup. Toh, kejadian yang nyaris merengut nyawanya itu tak membuatnya menyerah. “Itu sudah menjadi risiko pekerjaan. Jadi hadapi saja,” kata lelaki kelahiran 28 Februari 1968 ini dengan tenang. Dan saat ini, Rahmat justru merasa gembira karena warga mulai mengerti perlunya menjaga hutan. “Mereka bahkan mau ikut saya berkeliling hutan,” ujarnya sambil tersenyum.
Seperti kata pepatah, siapa yang menabur benih akan menuai padi. Itulah yang terjadi pada Rahmat. Ketekunan dan kesabaran akhirnya menuai berkah. Pihak Dinas Lingkungan Hidup di Kabupaten Kerinci, Jambi merekomendasikan rahmat untuk menerima Penghargaan Kalpataru. Rahmat tak menyangka kalau pekerjaan yang dijalaninya tanpa pamrih itu, membuat dirinya memperoleh Penghargaan Kalpataru dari daerah Jambi untuk kriteria pengabdi lingkungan. Dan tentu saja yang membuatnya lebih bahagia karena trofi penghargaan tersebut langsung diterimanya dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Juni 2012, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup sedunia. “Alhamdulillah. Ini pertama kalinya saya dapat penghargaan sebesar ini. Dan ini akan memotivasi saya untuk berbuat lebih banyak lagi untuk lingkungan, khususnya harimau sumatera,” tutur Rahmat yang juga pernah meraih penghargaan sebagai polisi hutan terbaik pada tahun 2011 ini. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
24 profil
Penghargaan Kalpataru.
Mengabdi Untuk S Masyarakat dan Lingkungan
Foto : Koran Jakarta
Tak sekedar memberikan pelajaran membaca, menulis, dan berhitung, disela-sela waktunya mengajar Siti kerap menyelipkan pesanpesan lingkungan.
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
ejak kecil, Siti Badriyah atau biasa dipanggil Siti ini memang sudah mencintai lingkungan. Hobinya adalah menanam dan merawat tanaman. Kepeduliannya terhadap lingkungan di sekitarnya itulah yang membuat Siti akhirnya mendapat penghargaan Kalpataru. Semua berawal dari keikutsertaannya dalam Paguyuban Pengelola Hutan Rakyat tahun 2004. Di sini Siti banyak mendapat ilmu tentang lingkungan, terutama isu Global Warming yang semakin hari semakin menjadi. Kemudian pada 2005, ia mengikuti Training of Trainee (TOT), yaitu pelatihan untuk menjadi tutor. Dari dua ilmu yang diperolehnya itu, Sarjana Pendidikan Universitas Taman Siswa Yogyakarta ini, memiliki ide untuk memberi pelatihan dan pelajaran membaca menulis serta berhitung bagi masyarakat yang membutuhkan pendidikan, seperti anak putus sekolah dan orang tua yang sama sekali buta huruf. “Di daerah kami (Gunung Kidul, Yogyakarta – Red), angka buta huruf masih sangat tinggi,” ujar Siti.
25
profil singkat
Sumber Foto : www.solopos.com
Nama : Siti Badriyah TTL : Gunung Kidul 5 September 1967 Pekerjaan: UPT SKB Kabupaten Gunung Kidul Penghargaan: Metode Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Tahun 2009 Kalpataru Nasional untuk kategori Pengabdi Lingkungan 2012
Tak hanya sekadar memberikan pelajaran membaca, menulis, dan berhitung, di sela-sela waktunya mengajar Siti kerap menyelipkan pesan-pesan lingkungan. Dia juga mengajar peserta didiknya membuat kompos, mengelola sampah, dan menanam tanaman di pekarangan. Untuk tanaman, Siti menyarankan agar warga menanam tanaman obat seperti jahe atau kunyit karena lebih bermanfaat. Bisa dipakai sebagai obat jika kebetulan ada keluarga yang sakit dan untuk kebutuhan memasak. Begitu juga dengan membuat kompos, bagi warga yang memiliki kebun tentu bisa menghemat pengeluaran karena tak perlu lagi membeli di luar. Ibu tiga orang anak ini pun merelakan rumahnya dijadikan gudang sampah. Banyak warga sekitar memberikan sampah plastiknya. Di tangan Siti sampah-
sampah itu bisa disulap menjadi barangbarang yang berguna seperti tas. Produk daur ulang buatan Siti yang unik mampu menarik perhatian konsumen dari daerahdaerah lain. Siti tak pernah menyangka, kalau kegiatan sehari-harinya itu menarik perhatian dinas-dinas yang terkait dengan Lingkungan Hidup. Pada Hari Lingkungan Hidup, 5 Juni 2012 lalu, dia menerima trofi penghargaan Kalpataru untuk kategori Pengabdi Lingkungan, dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Toh, penghargaan itu tak membuat Siti puas diri. Ia justru tertantang untuk terus memberikan edukasi di bidang lingkungan, terutama masyarakat di sekitarnya. “Dimulai dari hal yang kecil, mudah-mudahan bisa memberikan dampak yang besar,” kata Siti menutup pembicaraan. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
26
Kilas lingkungan Sharing Pengetahuan dan Pengalaman dari Korsel Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Korea menyelenggarakan International Specialized Course on Environmental Technology (ISCET ) River Restoration and Water Environment Management for Indonesia. Pelatihan yang berlangsung selama 3 hari (10 – 14 September) di Hotel Sultan, Jakarta ini merupakan tindak lanjut Program Kerjasama yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani tanggal 13 Desember 2007 di Bali. Pertemuan ini merupakan sharing pengetahuan dan pengalaman Korea dalam upaya restorasi sungai dan pengelolaan lingkungan hidup. Hadir pada pembukaan kegiatan tersebut, Mr. Park Eung Ryul, Ketua National Institute Environmental Human Resources Development Republik Korea dan Drs. Karliansyah, MSi, Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, KLH RI. n
Penurunan Emisi GRK di Yogyakarta Dalam rangkaian kegiatan Safari Ramadhan, (2/8) Menteri Negara Lingkungan Hidup, Prof. DR. Balthasar Kambuaya, MBA, mengunjungi kampus Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Yogyakarta dan meninjau Dusun Sukunan, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Dusun itu telah menerapkan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dalam kehidupan sehari-hari. MenLH mengingatkan pentingnya menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Indonesia telah menargetkan penurunan emisi GRK sebesar 26% dari Bussiness as usual pada tahun 2020. Maka program inovatif yang dikembangkan KLH, seperti Green Province dan Program Kampung Iklim (PROKLIM) harus terus ditingkatkan. Program itu merupakan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dimulai dari tingkat masyarakat paling bawah, dan pada akhirnya dapat berkontribusi dalam menghadapi perubahan iklim serta penurunan emisi GRK secara global. n SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Workshop Strengthening Public Participation on Environmental Management Kementerian Lingkungan Hidup menyelenggarakan Workshop Strengthening Public Par ticipation on Environmental Management in Indonesia. Acara yang digelar di Hotel Four Seasons, Jakarta, (10/7) merupakan program penguatan partisipasi masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Acara ini merupakan kerjasama KLH dengan EPA (Environmental Protection Agency), AECEN ( The Asian Environmental Complience and Enforcement Network) dan USAID (United States Agency for International Development). Pembicara berasal dari enam negara, Malaysia, Philipina, Korea, Thailand, New Zealand dan Amerika, yang akan menyampaikan pembelajaran partisipasi masyarakat di negaranya masing-masing. n
27
Halal Bihalal Kantor KLH
KLH Peringati 67 Tahun Kemerdekaan RI
Kementerian Lingkugan Hidup menggelar acara Halal Bihalal (28/8). Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup, Prof.Dr. Balthasar Kambuaya, MBA beserta seluruh jajaran pejabat, staf, polisi dan Dharmawanita KLH itu berlangsung di kantor KLH. Pada saat itu, MenLH mengibaratkan kualitas hidup yang dijalani harus sejalan dengan kualitas yang dimiliki. Dalam sambutannya, menteri yang pernah menjadi rektor Universitas Cendrawasih ini, mengajak para hadirin untuk bersyukur karena bisa berkumpul bersama pada momen rutin halal bihalal ini sebagai ajang selebrasi atas kekuatan pengendalian diri selama berpuasa di Ramadhan lalu. n
Seluruh Pejabat dan staf Kementerian Lingkungan Hidup memperingati 67 Tahun detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 di Kantor KLH. Kehikmatan dan semangat mewarnai upacara tersebut meskipun mayoritas karyawan tengah menjalankan ibadah puasa. Menteri Negara Lingkungan Hidup Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA, selaku Pembina Upacara berharap pengelolaan dan pelestarian lingkungan harus terus dijaga. Menteri mengucapkan terimakasih kepada seluruh staf karyawan dan pejabat yang telah memasuki masa pensiun dan meninggal dunia. Beliau memberikan cenderamata kepada para pensiunan dan ahli waris almarhum. n
Kunjungan KLH ke Lokasi Penghijauan Gaharu, NTB
Masyarakat merupakan garda terdepan mitra pemerintah dalam melaksanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Demikian Menteri Negara Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Baltashar Kambuaya, MBA, pada “Dialog Interaktif dengan Kader Lingkungan Kabupaten Lombok Barat dan Kunjungan ke Lokasi Penghijauan Gaharu Penerima Penghargaan Kalpataru Tahun 2002” di Mataran, NTB (3/9). Karenanya sejak 1980, pemerintah memberi penghargaan Kalpataru bagi para pejuang lingkungan. Penghargaan ini juga diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi individu atau kelompok masyarakat lain untuk melakukan hal serupa. Hingga sekarang penerima Kalpataru asal NTB sebanyak enam orang, salah satunya Haji Arpan (Alm). Penerima Kalpataru pada 2002 itu merupakan perintis lingkungan dengan kegiatan budidaya gaharu, penghijauan kawasan hutan lindung Pusuk, serta pembibitan gaharu, mahoni, sonokeling, sengon dan tanaman buah. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
28
Sosok lingungan
Nugie Dari Music untuk Lingkungan
M
embawa botol minuman sendiri dari rumah dan menggunakan sapu tangan sebagai pengganti tissu, tampaknya telah menjadi kebiasaan Nugie sejak lama. “Tujuannya mengurangi sampah plastik yang sulit terurai. Ini merupakan cara sederhana menyelamatkan lingkungan,” kata penyanyi bernama lengkap Agustinus Gusti Nugroho ini. Tidak hanya itu, dalam keseharian lelaki kelahiran 31 Agustus 1971 ini
menerapkan Green Lifestyle yakni, melakukan penghematan dan pendaurulangan. Contohnya, jika berpergian jarak dekat, Nugie lebih senang mengendarai sepeda, begitu juga kalau berbelanja, dia membawa sendiri tas yang terbuat dari kain. “Benefit-nya memang tidak kita dapat sekarang, tapi harus dimulai. Kalau tidak, mau kapan?,” katanya kepada Serasi. Nugie mengaku merasa miris melihat kebiasaan kebanyakan anak-anak muda sekarang. “Banyaknya fasilitas yang kini mudah dinikmati seperti AC, plastik dan steroform, membuat anak muda cenderung tidak peduli terhadap lingkungan. Padahal, semua itu berbahaya bagi lingkungan,” tutur pengarang dan pelantun lagu berjudul “Dunia Berbagilah” pada Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCCUnited Nations Framework Convention on Climate Change), Desember 2007 di Bali itu. Nugie yakin, anak muda sekarang sebenarnya sadar akan lingkungan. “Mereka hanya belum terpanggil. Karenanya Green Lifestyle perlu dilakukan,” katanya. Maka, melalui musiknya - musisi yang pernah mengeluarkan trilogi album Bumi, Air dan Udara ini mencoba me-ngajak semua orang, terutama anak muda, untuk lebih peduli terhadap
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
lingkungan. Kepedulian Nugie terhadap lingkungan tak diragukan lagi. Sejak kecil orang tuanya mendidik Nugie untuk peduli terhadap alam dan lingkungan. Nugie aktif pada sejumlah komunitas lingkungan seperti WWF dan Walhi, Dia pun ikut serta dalam kegiatan menanam pohon yang digalak k an pemerintah. Track record tersebut membuat pada tahun 2005 silam KLH menunjuk adik dari penyanyi Katon Bagaskara itu, menjadi salah satu Duta Lingkungan. “Jabatan” itu membuat jadwal Nugie kian padat. Dia harus mengikuti kegiatan yang diselenggarakan KLH. Salah satunya adalah Program Indonesia Hijau. Program yang berlangsung pada 10 Januari 2012 itu, bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan dan membuka peluang bagi masyarakat untuk berperan aktif dalam pelestarian sumber daya alam dan pengendalian kerusakan. Tugas itu membuat Nugie kerap bepergian ke sejumlah daerah untuk menemui para Bupati dan mencari tahu keadaan ( l i n g k u n g a n - re d ) d a e ra h yang bersangkutan. Toh, ia tak mengeluh. “Itu salah satu bentuk kontribusi yang bisa saya lakukan untuk menyelamatkan lingkungan,” ujarnya. n
29
wilda Cinta Lingkungan dengan Choco Allergy
R
asa cinta k e p a d a lingkungan berbuah manis bagi Swielida Anggraita. Gadis yang akrab disapa Wilda ini bisa berbisnis produksi handcraft berbahan baku ramah lingkungan. Produk yang berlabel Choco Allergy itu berupa kacamata kertas, kaus kain perca, dompet kalung (doka) dan gelang kain. Untuk memasarkannya Wilda mengikuti pameran dan memanfaatkan sosial media dengan membuat blog dan facebook. Nama Choco Allergy, menurut Wilda, tak memiliki arti khusus kecuali mudah disebut dan diingat. “Melalui Choco Allergy saya ingin masyarakat tahu bahwa sampah kain perca dan kertas bisa menjadi produk baru yang berguna dan memiliki nilai jual,” tutur gadis berdarah Jawa itu. Kreasi Wilda itu dibuat dengan cara reuse yaitu mengguna ulang kembali bahan yang sudah habis masa nilai gunanya menjadi nilai guna baru (produk baru-red). “Berbeda dengan recycle yang mengolah sampah, tapi hasilnya harus sama nilai gunanya. “Banyak orang keliru mengenai hal tersebut,” ujar gadis kelahiran Jakarta, 24 tahun silam itu menjelaskan.
Sejak kecil Wilda memang tertarik ‘bermain’ dengan kain dan kertas. Maklum, dia kerap melihat ibunya menjahit dan Wilda punya hobi menggambar. Kreativitasnya kian terasah ketika aktif di Komunitas Pencinta Kertas (KPK). Di sinilah Wilda menyadari bahwa aksi reuse sangat diperlukan untuk menyelamatk an vegetasi pohon sebagai bahan baku produksi kertas. Maka bersama teman-temannya di KPK, Wilda membuat kacamata kertas yang kini menjadi produk unggulan Choco Allergy. Ide membuat kaus perca pun terkait dengan lingkungan. Kala itu Wilda mendapat tugas kuliah membuat ikon ilustrasi di atas media kaus. Karena harga cat tekstil mahal, Wilda memanfaatkan kain perca sisa jahitan di rumah. Ternyata kaus unik itu mendapat respon positif dari dosen dan teman-temannya. “Tapi alasan memproduksi kaus perca karena saya tahu limbah bahan kimia pembuatan kain lebih banyak dari kertas,” kata Alumnus Universitas Trisakti jurusan desain grafis itu. Wilda mengaku secara materi usaha yang dirintisnya sejak 2009 itu belum sebesar penghasilannya. n
Aksi reuse sangat diperlukan untuk menyelamatkan vegetasi pohon sebagai bahan baku produksi kertas.
Media Media Komunikasi Komunikasi Lingkungan Lingkungan || SERASI SERASI
30
opini
Masih Minim Kesadaran terhadap Lingkungan "Secara kasat mata tingkat kerusakan lingkungan sudah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan."
P Biodata Singkat Nama
: Ahmad Doli Kurnia
Aktivitas : • Vice President World Assembly of Youth (WAY), President International Youth Movement for Climate Change Pekerjaan : Wiraswasta
roblem yang paling mendasar pada masyarakat di Indonesia, bahkan di seluruh dunia, sebenarnya belum mengetahui pentingnya lingkungan hidup dalam keseharian mereka. Padahal kenyataannya, ada perubahaan yang sangat drastis. Misalnya ketika saya masih berusia sekitar 10 – 15 tahun, jika berkunjung ke Bandung selalu dianjurkan mengenakan jaket. Nah, sekarang meski tanpa jaket kita sudah kepanasan. Perubahan suhu dan cuaca seperti ini merupakan salah satu terjadinya kerusakan lingkungan. Menilik lagi ke belakang, karena ketidakpiawaian masyarakat mengelola, hutan di Indonesia selalu bermasalah. Akibatnya hutan semakin gundul dan tentu menimbulkan ke-rugian. Contohnya yang
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
terjadi di Danau Toba, danau terbesar se-Asia Tenggara ini mengalami penyusutan air. Air danau yang dahulu biru, bersih, dan dalam, sekarang sudah dangkal. Daerah pesisir pantainya meluas, cenderung kotor. Hutan-hutan gundul itu menyebabkan daya serap atau daya tampung air terhenti sehingga sebagian hutan yang ada, menyerap air dari Danau Toba. Danau Toba merupakan muara dari aliran sungai. Letaknya dikelilingi tujuh kabupaten, seperti Simalungun, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Samosir, Humbang Hasundutan, Karo, dan Dairi. Ada kemungkinan kesadaran warganya tidak ada sehingga kurang dijaga. Merek a tidak paham relasi antara keberadaan danau dengan hutan di sekitarnya. Jadi ketika
mereka memanfaatkan hutan dampaknya terjadi pada danau. Tak hanya masyarakat yang memanfaatkan hutan, di sana juga ada industri kayu. Kita tahu hutan pinus dan kiani di sekitar lokasi memang paling baik untuk produksi pulp and paper. Kemudian ada perilaku baru dalam masyarakat yang bisa mengancam keanekaragaman hayati. Sekarang banyak keramba disekitar danau yang dibuat oleh masyarakat dengan tujuan mengumpulkan ikan dan udang untuk kehidupan mereka. Ini mengancam keragaman hayati dan menyebabkan air danau semakin dangkal. Dan dari segi potensi pariwisata, keindahan pemandangan danau pasti akan terganggu. Tali-tali keramba juga akan menghambat jalur air penyeberangan ke pulau Samosir. Memang, saat ini pemerintah tengah melakukan eksploitasi kekayaan laut. Tapi caranya jangan seperti ekploitasi hutan. Sebelumnya area hutan di Indonesia terasa begitu luas, tumbuh subur dalam berjuta-juta hektar tanah, serta menjanjikan limpahan kekayaan alam. Terlena dengan potensi tersebut timbul kesempatan untuk menjadikan hutan sebagai sumber pencarian nafkah hingga dikonversi menjadi ladang dan perkebunan. Lama kelamaan karena kelalaian itu kekayaan hutan kita lenyap. Saya khawatir jika eksploitasinya tidak dibatasi kondisi laut sama dengan hutan. Sebab, secara kasat mata tingkat kerusakan
Foto : kompasiana.com
31
lingkungan sudah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan. Masalah kebakaran hutan juga tak kunjung selesai. Ada dua faktor penyebab, yaitu cuaca dan ulah manusia. Seperti kita ketahui, untuk memperluas ladang atau perkebunan memang paling mudah ditempuh dengan cara membakar bukan menebang sesuai aturan. Kesadaran minim dari masyarakat ini yang akhirnya berbuah kerusakan lingkungan. Daerah yang menjadi konservasi alam dan hutan layaknya harus tetap dipelihara, jangan digunakan untuk keperluan manusia (ekonomi-Red). Di kawasan Dago Utara, Bandung dan Puncak sekarang banyak rumah dan villa. Kawasan yang dulu hijau, asri dan dingin tinggal kenangan. Padahal, struktur tanah di dataran tinggi itu mudah terkena longsor atau erosi. Akibatnya, selain ekosistem, kehidupan manusia akan terancam.
Rasanya perlu ada kebijakan dan political will dari pemerintah yang tak hanya sekadar jargon dan slogan. KLH selama ini masih dianggap bukan yang utama. Alhasil kepedulian pemerintah, terutama masalah anggaran, tidak terlalu besar. Maka kemampuan Bapak dan Ibu di Kementerian Lingkungan Hidup menjadi terbatas dalam merencanakan, mendesain, membuat berbagai aktivitas untuk menjaga lingkungan hidup. Lingkungan sangat penting karena turut andil menentukan masa depan. Anak muda harus concern dengan lingkungan hidup dan pelestarian alam. Masa depan bumi harus dijaga sebagai tempat tinggal kita selamanya. Jangan sampai terjadi ketika masa depan anakanak muda itu berhasil, misalnya karier politik bagus, pendapatan ekonomi baik dan keluarga sejahtera, tapi tempat tinggal kita yaitu bumi sudah tidak ada lagi. Maka, berbicara masa depan mereka sama dengan bicara masa depan bumi. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
32
Berita lingkungan
Penghargaan Opini WTP untuk MenLH Wapres Boediono
Pengelolaan keuangan negara dengan kualitas yang makin meningkat itu akan terkait erat dengan nasib masa depan dari negara kita. MenLH mendapat penghargaan atau apresiasi opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Penghargaan yang langsung diterima MenLH, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA itu, diberikan atas keberhasilan menyajikan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Tahun 2011 dengan pencapaian kualitas tertinggi mengacu kepada opini audit WRP dari BPK. Selain KLH, 67 K/L dan 67 pemerintah daerah juga menerima penghargaan tersebut. Pre s t a s i K L H t e r s e b u t terungkap dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2012 yang diselenggarakan Kementerian Keuangan
(Kemenkeu). Rakernas yang digelar di Gedung Dhanapala, Kemenkeu pada 11-12 September 2012 itu merupakan agenda rutin Kemenkeu. Tema yang dipilih pada tahun ketiga penyelenggaraan itu adalah “Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan Pemerintah dalam Rangka Mewujudkan Laporan Keuangan Pemerintah Tahun 2012 dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)”. Pemilihan tema tersebut sebagai bentuk upaya memenuhi target opini WTP atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan seluruh Laporan Keuangan Kementerian/Keuangan (LKKL) 2012. Menurut Menteri Keuangan Republik Indonesia,
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Agus D.W. Mar towardojo, kualitas LKPP 2009-2011 sudah mengalami peningkatan yang cukup baik jika dibandingkan dengan LKPP 2004-2008. Ini terbukti dari pemberian opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Penetapan paket UU di bidang keuangan negara, yaitu UU Keuangan Negara, UU Perbendaharaan Negara, dan UU Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara pada 2003 dan 2004, ikut membuat penyelenggaraan akuntansi dan pelaporan keuangan dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara pada kementerian/lembaga (K/L) mengalami peningkatan
33
yang signifikan. “Pemerintah menyadari, target yang ditetapkan dalam laporan keuangan adalah opini WTP. Untuk itu, kita harus terus berupaya semaksimal mungkin melakukan perbaikan guna meningkatkan transparansi dan akuntanbilitas pengelolaan keuangan negara yang sesuai dengan prinsip good governance,” kata Menkeu dalam sambutannya. LKPP dan LKKL, merupakan milestone bahwa Indonesia telah mengikuti praktik akuntansi terbaik yang berlaku secara internasional dalam pelaporan keuangan pemerintah. “Bila d i l i h at d a r i s u d u t proses perbaikan l a p o ra n k e u a n g a n , seharusnya dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan anggaran, pelaporan, termasuk peningkatan sumber daya manusia yang terlibat dalam mekanisme. Koordinasi penyamaan strategi perlu dilakukan untuk mewujudkan sinergi dalam peningkatan kinerja pengelolaan keuangan,” ujarnya lugas. Wakil Presiden RI, Boediono, yang hadir membuka Rakernas
menyetujui pernyataan Menkeu. Dia menekankan, WTP adalah bagian akhir dari siklus pengelolaan keuangan negara dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan. WTP merupakan bottom line yang harus dikejar sebagai landasan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan Negara secara lebih utuh. Semua instansi di pusat dan daerah diminta terus melanjutkan dan
meningkatkan kemajuan atas prestasi laporan keuangannya masing-masing. “Target pemerintah pada 2014, semua intansi pusat 100 persen beropini WTP, sedangkan daerah 60 persen WTP. Masih ada ruang yang bisa dikejar, meskipun sekarang
sudah ada kemajuan yang bagus dibandingkan tahuntahun sebelumnya. Pengelolaan keuangan negara dengan kualitas yang makin meningkat itu akan terkait erat dengan nasib masa depan dari negara kita,” tutur Wapres Boediono. Seperti dilansir website KLH, pada 7 Juni 2012 lalu, MenLH menerima secara resmi Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan KLH tahun 2011 yang mendapatkan opini WTP dari BPK RI yang disampaikan langsung oleh Dr. Ali Masykur Musa, Msi. M.Hum (anggota BPK). Kala itu MenLh menegaskan bahwa pencapaian opini WTP bukan akhir tujuan. “Saya minta seluruh jajaran Eselon I dan II serta seluruh jajaran di KLH bisa mempertahankan opini WTP. Dan yang terpenting, kerja keras meningkatkan kinerja untuk lebih baik, dengan melaksanakan SPIP, Reformasi Birokrasi dan Ketaatan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku,” kata Prof Kambuaya. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
34 Berita lingkungan
Foto : Hendaryanto
Komunitas untuk Gunung Selain untuk penyelamatan, komunitas pendaki gunung diharapkan bisa membantu menjaga kelestarian alam.
K
ebakaran hutan yang terjadi di Gunung Slamet, Kabupaten Purbalingga pada Sabtu (25/8) dini hari, nyaris memakan korban. Hal itu terkait dengan 40 orang pendaki yang terjebak di Pos 5 pendakian jalur timur, Bambangan, Desa Kutabawa, Purbalingga pada ketinggian 2.500 mdpl. Tapi untunglah Tim SAR berhasil melakukan evakuasi dan beberapa hari kemudian api akhirnya berhasil dipadamkan. Sumber kebakaran berasal dari Pos 5 itu. Ada dugaan si jago merah ini berasal dari percikan api unggun yang dibuat para pendaki. Soalnya, area yang kerap menjadi tempat peristirahatan para pendaki itu banyak semak belukar yang mudah terbakar saat kemarau. Bisa jadi ketika para pendaki membuat tenda dan menyalakan api unggun, ada percikan api yang ‘terlempar’ ke semaksemak itu. Di tambah lagi saat itu angin bertiup kencang. Alhasil kebakaran meluas, diperkirakan mencapai 40 hektar.
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Arief Yuwono, Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahana Iklim KLH membenarkan kemungkinan tersebut. “Di jalur timur ini banyak semak belukar kering, bekas api unggun, dan puntung rokok yang mungkin ditinggalkan para pendaki berpotensi menjadi penyebab kebakaran,” katanya. Berdasarkan catatan yang dilansir Harian Tempo, hutan Gunung Slamet ini sudah berkali-kali mengalami kebakaran. Sebelumnya pernah terjadi pada 21 Agustus 2011, kemudian September 2009, dan 16 Agustus 2007. Dari semua kecelakaan tersebut yang terberat adalah beban tim petugas dalam melakukan pemadaman api dan evakuasi para pendaki gunung yang terjebak. Karena medan yang sulit dijangkau. Karena itu, menurut Arief Yuwono, harus ada alternatif jalur pendakian di sebelah barat sehingga para pendaki bisa menyelamatkan diri ke jalur tersebut. Cara ini juga akan mempermudah Tim SAR menjangkau lokasi jika harus melakukan evakuasi.
35
Maraknya Kebakaran Hutan Untuk masalah angin, biasanya pihak Perhutani dan pendaki gunung sudah mengetahui cara mengaturnya untuk mencegah api tak meluas dan memotong pohon dengan jalur rapid. Namun, segalanya itu sangat tergantung dari alam, kalau sudah besar apinya, yang bisa dilakukan hanya melakukan evakuasi. Sedangkan untuk keselamatan pendaki gunung, kata Arief, sudah selayaknya mereka memiliki sistem informasi atau minimal radio komunikasi yang bisa cepat menghubungi dengan orang di luar area pendakian jika terjadi musibah. “Para pendaki dari ITB (Institut Teknologi Bandung) sudah memiliki sistem yang bernama butterfly. Mereka sudah punya cara untuk mengirim informasi cepat agar diketahui Tim SAR,” tutur Arief.
Selain itu, Arief juga berpendapat perlu adanya komunitas pendaki di setiap gunung semisal, komunitas Slamet, Gunung Sindoro, Gunung Tampomas dan sebagainya. Hal ini akan memudahkan mereka saling bertukar informasi mengenai kondisi gunung. Cara itu juga diharapkan akan membuat masing-masing individu merasa memiliki gunung tersebut sehingga mereka ‘terpanggil’ untuk menjaga dan merawat agar lingkungan tidak sampai rusak. “Jadi pendaki gunung, tidak hanya menikmati dan keindahan alam yang luar biasa tapi juga menjaga agar semua itu lestari dan bisa terus dinikmati generasi selanjutnya,” katanya menuntaskan. n
Foto : Adi Riswan Al Mubarak
Tidak hanya di Gunung Slamet, dalam waktu berdekatan kebakaran hutan memang kerap terjadi. Sebut saja, Gunung Sindoro di Temanggung, Gunung Kelud di Kediri, Gunung Tampomas di Sumedang, Gunung Walat di Sukabumi, Gunung Guntur dan Gunung Papandayan di Garut, Gunung Agung di Bali, hingga Gunung Prau di Kendal. Kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran ini tentu tak sedikit. Gunung Sindoro, misalnya, di lokasi ini hutan sudah agak berkurang. Api di gunung itu bisa cenderung besar karena vegetasi pinus dan damar yang kaya minyak tentunya akan memperluas kebakaran. “Jika anginnya kencang biasanya kebakaran menjadi luar biasa,” kata Arief lagi.
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
36 Berita lingkungan
Sanksi Hukum
Bagi Perusak Lingkungan
K
ebakaran hutan yang kerap terjadi di Indonesia akhirakhir ini, tidak hanya disebabkan oleh musim kemarau yang panjang, tapi juga pembukaan lahan kelapa sawit dan pertanian. Pernyataan itu yang diungkapkan Menteri negara Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MA di sela-sela acara halal bi halal yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Selasa (28/8). MenLH mengaskan bahwa perubahan iklim yang drastis adalah salah satu faktor terjadinya kebakaran hutan. “Ik lim dan cuaca sangat memungkinkan terjadi kebakaran dimana-mana. Tapi berbagai masalah seperti pembukaan lahan kelapa sawit, pertanian dan segala macam juga ikut memicu terjadinya kebakaran. Apalagi frekuensinya terlihat meningkat,” kata Menteri ketika menjawab pertanyaan wartawan seputar penyebab kebakaran hutan di tanah air ini. Untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan akibat kebakaran yang berulang kali ini, KLH tidak akan ragu menempuh jalur hukum. “Siapa
Tidak hanya pelaku negeri sendiri, ‘pendatang asing’ yang merusak lingkungan pun tak luput dari tindakan hukum.
saja yang merusak lingkungan seperti membakar hutan akan ditindaklanjuti melalui jalur hukum,” kata Prof. Kambuaya tegas. Tidak hanya pelaku dari dalam negeri, bahkan doktor lulusan Universitas Hasanudin, Makassar, ini pernah secara langsung membicarakan hal tersebut kepada Menteri Lingkungan Hidup dari Malaysia ketika bertemu di Riau. Tentunya itu juga terkait dengan banyaknya pengusaha negeri jiran tersebut membuka lahan kelapa sawit di bumi Indonesia ini. “Menteri Lingkungan Hidup dari Malaysia tidak keberatan perusahaan negaranya di
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Indonesia dikenakan sanksi hukum bila merusak lingkungan, selama hukum itu berlaku di Indonesia,” kata Prof Kambuaya. Begitu pula dengan perusahaan Singapura yang banyak memiliki kantor cabang di Indonesia dan biasanya mengambil manfaat besar dari keberadaan kantor cabangnya. “Kita memang harus membicarakan hal ini kepada pihak Singapura,” tambahnya. Sampai saat ini sudah ada delapan perusahaan yang sedang diproses, dua perusahaan sudah masuk pengadilan. Artinya, penegakan hukum memang sudah berjalan. n
37
Sebarkan “Virus”Peduli Lingkungan PPE Sumapapua dan Pramuka sebarkan virus peduli lingkungan. Demi menciptakan pola pikir berasas lingkungan.
T
idak seperti virus penyakit yang perlu dibasmi, virus yang satu ini justru perlu disebar luaskan dan ditularkan. Itulah Virus Peduli Lingkungan. Penyebaran ini dilakukan oleh Pusat Pengelolaan Ekoregion Sulawesi, Maluku dan Papua (PPE Sumapapua) dengan Gerakan Pramuk a. Penandatangan kerjasama antara Kepala PPE Sumapapua dengan Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka berlangsung di sela-sela Apel Besar Pramuka Kwartir di Makassar, Senin 3 September lalu. Tujuan dari kegiatan tersebut untuk mewujudkan sinergi dalam melaksanakan program perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup antara PPE Sumapapua dengan Kwartir
Daerah Gerakan Pramuka. Aksi bersama yang ak an dilakukan yakni pembekalan mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, penyebarluasan dan peningk atan tanda-tanda kecakapan khusus lingkungan hidup, dan penanaman pohon oleh Anggota Gerakan Pramuka. Salah satu kegiatan yang dilakukan PPE Sumapapua adalah mengadak an Kesepak atan Bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Implikasi dari kegiatan itu adalah program “Pramuka Peduli Lingkungan”. Selanjutnya akan diadakan pertemuan dalam rangka Pembekalan Tentang Lingkungan Hidup bagi jajaran
Kwarda dan Anggota Gerakan Pramuka Sulsel . Rencananya, acara ini akan dihadiri oleh MenLH, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MA. Tidak salah memang, upaya penyebaran virus peduli lingkungan memang harus terus digalakkan demi menjaga kelestarian lingkungan. Gerakan ini juga diharapkan mampu menciptakan pola pikir yang berasas lingkungan. Toh, harus diakui bahwa saat ini pengelolaan lingkungan belum masif. Padahal seperti diketahui sikap peduli terhadap pelestarian lingkungan telah menjadi isu global yang menyangkut masa depan generasi berikutnya. n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
38
SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
39
LIDAH MERTUA
Tanaman Kecil dengan Manfaat Besar Lidah mertua (Sansevieria) adalah tumbuhan yang berasal dari Afrika dengan warna daun yang beragam, mulai dari hijau tua, hijau muda, atau kombinasi antara putih kuning atau hijau kuning. Motifnya pun indah, membuat mata tak kunjung bosan memandangnya. Setidaknya ada 100 jenis Lidah Mertua yang ada di Indonesia. Salah satunya tumbuh di Indonesia, tepatnya di Kepulauan Seribu, dengan nama Sanseveria Javanica. Tumbuhan ini dikenal sebagai tumbuhan yang kaya manfaat karena kemampuannya menyerap racun atau polutan yang berbahaya di udara. Di setiap daunnya, Lidah Mertua ini mengandung zat yang mampu mengurai zat beracun seperti karbon dioksida, nikotin, rokok, dan penggunaan AC. Lidah Mertua ini juga mampu mengurangi aroma tak sedap pada kulkas. Caranya sederhana, cukup potong-potong daun menjadi beberapa bagian kecil kemudian letakkan dalam kulkas. Tertarik untuk memiliki? n
Media Komunikasi Lingkungan | SERASI
40
tips
Hemat Energi
Meski Menggunakan
K
Ac
ebiasaan menggunakan AC atau pendingin ruangan di rumah-rumah kini menjadi hal yang umum. Namun, tanpa kita sadari, menggunakan AC bisa berdampak buruk bagi lingkungan dan kantong kita. Selain tagihan listrik
membengkak, AC berpotensi mengurangi lapisan ozon sehingga membuat bumi semakin panas. Toh bukan berarti tak ada cara meminimalkan resiko tersebut. Simak tips mengurangi dampak negatif AC berikut ini :
• Gunakan AC Hemat Energi Pilih AC yang memiliki ukuran evaporator pendingin dan kipas yang besar, supaya bisa mendinginkan ruangan secara alami dan seimbang dengan cepat. Atau anda juga bisa memilih AC yang mampu mendeteksi keberadaan orang di sekitar, sehingga mampu menyesuaikan antara suhu dengan jumlah orang. • Perhatikan Freon Freon adalah bahan cair yang menghasilkan dingin dalam AC. Freon ini juga menjadi salah satu komponen AC yang perlu diperhatikan. Pilih Freon yang bersahabat dengan lingkungan, misalnya freon hidrokarbon. • Tentukan PK Kapasitas AC atau PK harus disesuaikan dengan besar ruangan dan jumlah orang dalam ruangan tersebut. Jangan sampai memilih PK terlalu besar, padahal ruangan dan jumlah orang hanya sedikit. Akibatnya, tagihan akan terus membengkak. • Gunakan Timer Gunakan timer saat menggunakan AC. Jadi, saat AC tidak diperlukan lagi, AC bisa mati dengan sendirinya. Dengan begitu, penghematan energy dan biaya bisa dilakukan. • Atur suhu AC Atur suhu AC sesuai kebutuhan. AC dibuat untuk membuat ruangan sejuk, bukan untuk membuat Anda kedinginan. • Rajin Membersihkan Merawat AC secara rutin, mampu menghemat listrik hingga 20% dan energi hingga 10%. • Gunakan AC Baru AC yang sudah lama atau tua lebih banyak memakan energi sebesar 30% sampai 50%. • Sesuaikan dengan Desain Rumah Desain rumah juga bisa mendinginkan ruangan. Pasang plafon yang tinggi, perbanyak ventilasi, lebarkan jendela, dan gunakan warna-warna yang memberikan kesan dingin seperti kuning gading. SERASI | Media Komunikasi Lingkungan
Foto : www.kaskus.co.id
Kuskus Tutul Hitam Marsupial Langka Papua Kuskus tutul hitam atau Spilocuscus rufoniger adalah salah satu marsupial (hewan berkantung) asal Papua. Hewan yang dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan nama Black-spotted Cuscus ini merupakan kuskus terbesar kedua setelah kuskus beruang Sulawesi (Ailurops ursinus). Berat badannya mencapai 6-7 kg dengan panjang tubuh (kepala dan badan) mencapai 60-70 cm. Binatang ini memiliki ciri khas corak tutultutul hitam di bagian punggung. Sedangkan bulu lainnya berwarna coklat kemerahan dan sedikit bagian putih di sekitar leher.
Dalam 15 tahun terakhir ini, hewan yang banyak hidup di bagian utara Pulau Papua ini, diperkirakan mengalami penurunan hingga lebih dari 80%. Eksploitasi terhadap kuskus tutul hitam diantaranya diakibatkan oleh perburuan oleh penduduk setempat baik diambil daging dan bulunya. Sedangkan habitatnya semakin berkurang akibat konversi hutan menjadi kawasan budidaya.Sejak 2008, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan hewan ini dalam status critically endangered (sangat terancam punah).
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA