'SEJARAH TERJEMAHAN DI TANAH BATAI(' IIli Kozok Universityof Hawai'i
ragam teks berbahasa Angkola-Mandailing, Dairi dan Toba. Van der Tuuk juga menyusun dari zoo tahun yang lalu - sepanjang kamus yang memuat ketiga bahasa tersebut kami - teks pertama diterjemahtadi, tetapi tidak termasuk bahasa Karo dan bahasa Batak2. Kitab Keiadian Simalungun yang pada waktu itu masih belum dalam bahasa Batak Toba oleh dikenal oleh bangsa Eropa. Injil Belanda (Nederlandsch Kelima bahasa Batak pada hakikatnya - NBG) sebagaiedisi litoterdiri atas dua cabang, yaitu cabang utara pada saat itu aksara Batak yang mencakup bahasa Dairi, Karo dan Alas+ dapat dicetak) beroplah 1.ooo eksemserta cabang selatan yang terdiri atas bahasa tahun r853a. Karya itu diterjeToba dan Angkola-Mandailing yang sangat erat oleh Herman Neubronner van der hubungannyas. Bahasa Simalungun merupayang juga menedemahkan Perjanjian kan turunan awal dari cabang selatan, sehingga tujuh bagianterpisah(Tuuk r859a; seolah-olah berada di antara kedua cabang r859c; r8Sgd; r967a; t867b t86Zc). tersebut. Bahasa-bahasa di dalam masingBelandayang berkewarganegaraan masing kelompok erat berhubungan, tetapi di Melaka pada tahun r8z4 itu perbedaan antara cabang utara dan selatan oleh NBG untuk merintis pengbegitu besar, sehingga bahasa Karo dan Toba bangsa Batak. Van der Tuuk, yang boleh dianggap sebagai dua bahasa tersendiri. 'bapak
filologi dikenal sebagai juga ditugaskan untuk menyusun kamus dan tata bahasa dari bahasaBatak yang dikenal pada saat itu. di Barusyang didiami oleh suku MelayuVan der Tuuk mempelajari Toba dan Dairi, yaitu bahasa-bahasa yang dipergunakan di daerah pedaBarus.Ia juga mengadakanperjalanan
Suku Batakdan Dunia Luar: Lisan Dini Transformasi
Sejauh kita ketahui sekarang belum ada upaya penerjemahan ke dalam bahasa Batak sebelum masa hubungan dengan bangsa-bangsa Eropa. Hal ini mungkin dapat dijelaskan dengan lokasi geografis daerah Batak di pegunungan Bukit Barisan. Namun ini bukan berarti bahwa Batak untuk memian selatan tanah suku Batak hidup dalam keterpencilan, terdiri dengan bahasa Angkola-ManPenelitiannya dituangkan dalam tiga lindung oleh rimba-rimba raya dan jurangberbahasadan beraksaraBatak. jurang yang dalam seperti kadang-kadang -masing berisi kumpulan berbagai digambarkan. Pada abad ke-r9 suku Batak
248 sering menunjukkan sikap permusuhan Sejarah Melayu,juga merupakan tema Mel terhadap orang-orang luar, tetapi hal itu pasti yang diangkat ke dalam sastra Batak. V bukan selalu demikian dari dulu. Batak dari serangan ikan todak itu, yang Bahasa Batak jelas mempunyai banyak dalam bahasa Toba dan tercampur dengan istilah yang dipinjam dari sumber-sumber unsur-unsur Dairi, sepenuhnya terasi asing - terutama dari bahasa Sanskerta, tetapi dalam budaya Batak sehingga tidak terdapat juga beberapa kata Arab. pernah kelihatan bahwa tema cerita itu sebenarnya dikemukakan bahwa kebanyakan istilah itu berasal dari luar. Drakard (rqgo) telah masuk bahasa Batak melalui hubungan dengan menunjukkan bahwa cerita tersebut masukke orang Melayu, tetapi karena ternyata pernah Batak melalui karya Silsilah tlflir dari Barusr ada komunitas asing (terutama Tamil) di yang sendirinya mungkin dipengaruhi oleh pantai barat maupun timur, maka besar teks-teksMelayuklasik. kemungkinan juga terdapat banyak hubungan Hal ini akhirnya membawa kita pada langsung antara orang-orang asing itu dan pertanyaan, apakah pinjaman-pinjaman tela penduduk Batak setempat. dan tema ini, yang kadang-kadang melintasi Agama Batak menunjukkan berbagai jurang antara kelisanan dan keaksaraan, masih pengaruh Hindu yang telah sepenuhnya dapat dipandang sebagai terjemahan. yang terserap dalam kepercayaan asli (Parkin rgZS). menjadi inti masalah ini adalah definisi Sistem tulisan Batak juga berasal dari India, "terjemahen". Sifat dan definisi kategori tetapi diterima secara tidak langsung melalui "terjemahan" telah menimbulkan perdebatan hubungan dengan orang Melayu dan Minangdalam berbagai wacana tentang teori dan kabau di bagian selatan tanah Batak (Kozok praktek terjemahan sehingga sulit sekali untuk r99il.Sastra Batak, yang umumnya diwaris- menarik garis pemisah antara saduran dan kan secara lisan, juga menunjukkan pengaruh terjemahan. Namun demikian, penyaduran luar. Tokoh cerita Batak Si Jonaha mungkin cerita dari bahasa Melayu ke dalam bahasa merupakan saduran Batak dari cerita Jenaka Batak seperti ditunjukkan di atas hanya dapat Melayu. Tetapi anggapan tentang pemindahan diartikan sebagai terjemahan dalam arti kata budaya ke satu arah saja (dari luar ke Batak) yang paling luas. juga mengundang masalah. Kisah-kisah Meskipun bangsa Batak menyadur Jonaha sangat populer di tengah masyarakat beberapa naskah dan tema dari budaya-budaya Batak, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa lain, dapat disimpulkan bahwa mereka pada bangsa Melayulah yang telah mengadopsi umumnya tidak tertarik pada tulisan-tulisan sebuah cerita Batak (Robert Sibarani, kores- asing, sementara bangsa-bangsa asing juga pondensi pribadi 3o Juli zooz). Meskipun tidak merasa perlu untuk menerjemahkan apa demikian, dalam kebanyakan hal tampaknya pun ke dalam bahasa Batak. Sebelum kedasuku Batak mengadopsi tema-tema Melayrr tangan bangsa Eropa kebanyakan orang Batak, dan bukan sebaliknya. dan khususnya mereka yang hidup di dataran Voorhoeve Ggzil telah menunjukkan tinggi yang lebih terpencil, berbahasa tunggal - suatu hal yang kadang-kadang disesali dalam bahwa naskah sastra Melayu Hikayat Bayan 'diterjemahkan' Budiman telah ke dalam sastra bangsa itu sendiri6. Masyarakat Batak bahasa Batak dan diturunkan secara lisan yang mendiami wilayah yang berbatasan sebagai cerita rakyat. Tokoh utama kisah Batak dengan pesisir, dan khususnya yang tinggal di lain, Sangmaima,juga dikenal sebagai Sang- permukiman campuran Batak dan Melayu di baima, boleh dianggap sebagaiversi Batak dari pantai Timur dan Barat, pada umumnya Bima, tokoh paling populer di antara kelima berdwibahasa, namun perlu dicatat bahwa Pandawa dari Jawa, yang asal-mulanya berasal daerah-daerah pesisir berpenduduk jarang, dari India (Voorhoeve Lg27).'serangan ikan sementara kebanyakan orang Batak tinggal di todak' yang terdapat dalam teks-teks Melayu pegunungan dengan kepadatan penduduk yang populer, termasuk Hikayat Hang Tuah dan jauh lebih tinggi.
SejarahTerjemahan di Tanah Batak Bagi kebanyakan orang Batak mungkin tidak ada dorongan besar untuk mempelajari suatu bahasa asing. Pada umumnya mereka tinggal di kampung kecil yang penduduknya jarang lebih dari 1.ooo orang. Kebanyakan kampung malahan jauh lebih kecil, dan sering hanya berisi belasan rumah. Ekonominya hampir seluruhnya berdasarkan pertanian dengan padi sebagai bahan pangan utama di samping jagung serta ubi jalar dan ubi kayu. Kuda Batak yang terkenal dipelihara terutama di Pulau Samosir dan diekspor ke tempattempat jauh seperti ke semenanjung Melayu. Hasil hutan seperti damar dan rotan juga lazim diekspor, meskipun kebanyakan ekspor dilakukan dengan orang Melayu sebagai perantara dan juga volume perdagangan itu pada umumnya sebatas apa yang diperlukan untuk membeli barang-barang yang penting seperti
249 sebuah terjemahan (yang sangat bebas) dalam bahasa Melayu berhuruf Jaui (Kozok zoooc). Satu lagi cap, yang dibuat kemudian, menunjukkan bahwa orang Batak tidak terlalu peduli akan tulisan Jaui. Meskipun aksara-aksara Batak pada cap ini tampak dalam bentuk yang jauh lebih jelas, inskripsi bertulisan Jaroi malahan menurun sedemikian rupa sehingga hanya menjadi unsur penghias belaka yang tidak terbaca lagi. Di samping faktor-faktor tersebut di atas - sebuah masyarakat kesukuan berdasarkan ikatan kekerabatan yang belum begitu jauh menempuh jalan ke arah masyarakat madani serta jumlah perdagangan luar yang sangat terbatas - terdapat juga faktor penting lain yang menghambat cara orang Batak menggunakan sistem tulisan mereka sendiri.
Keaksaraan yang Terbatas garamdan besi. Namun pada saat yang tertentu beberapa Meskipun keaksaraan cukup tersebar dalam barang perdagangan dapat menjadi produk masyarakatnya, orang Batak tidak pernah ekspor penting bagi masyarakat Batak. Ketika sepenuhnya menjelajahi potensi tulisan. permintaan atas lada meningkat pada abad keSekitar separuh penduduk pria dapat membaca 19, orang Batak turut menanamnya dalam dan menulis, tetapi kebanyakan orang hanya jumlah besarT. Kapur Barus yang berasal dari sekali-sekali menulis atau sama sekali tidak. pedalaman Barus juga pernah menjadi komoTulisan sering dipergunakan karena dianggap rliti penting, namun tidak jelas sebagaimana memiliki kekuatan gaib. Setiap dari sembilan jauh orang Batak sendiri terlibat dalam belas aksara Batak dapat dipergunakan untuk perdagangan barang mewah ini. Bukti sejarah tujuan ilmu gaib dan ilmu nujum. Urutan menunjukkan bahwa barang dagangan terhuruf tanpa arti yang digoreskan pada sebut diekspor melalui kota-kota pesisir yang sepotong tulang digunakan sebagai surat lilu dikuasai oleh orang-orang asing seperti orang ("aksara yang menyesatkan") untuk menyesatMelayu,Tamil dan Tionghoa. (Drakar 1990) kan roh-roh jahat. Seluruh abjad juga diperTentu saja ada interaksi antara masyagunakan sebagai penangkal muzarab yang rakat-masyarakat pedalaman dan mitra dadisebut Pagar Surat na Sampulu Sia (secara gang mereka di pesisir dan bahasa Melayulah harfiah "Pagar t9 Aksara"). Sifat aksara yang yang umumnya menjadi bahasa pengantar, diduga berkekuatan gaib mungkin merupakan namun hanya sedikit petunjuk bahwa orang alasan utama mengapa begitu banyak orang Batak pernah mempelajari sebuah sistem menguasai tulisan Batak. tulisan selain tulisan mereka sendiri. SatuNamun ini bukan berarti bahwa orang satunya contoh yang menunjukkan bahwa Batak tidak pernah memakai tulisan mereka seseorang Batak mesti mempunyai sedikit untuk berkomunikasi, tetapi dibandingkan pengetahuan tentang tulisan Jatui (Arab dengan naskah-naskah yang bersifat ilmu gaib Melalu) adalah cap Singamangaraja XII yang dan ilmu nujum, jumlah tulisan-tulisan menjadi pendeta-tinggi sebagian suku Batak duniawi seperti surat termasuk sedikit. KenyaToba. Cap itu, yang rupanya dibuat oleh taan bahwa hanya terdapat sedikit naskah seorang pengrajin Batak, berisi teks singkat "duniawi" seperti surat dan sebagainya belum dalam bahasa dan aksara Batak Toba, dan
250 tentu berarti bahwa orang Batak jarang menulis untuk berkomunikasi.Surat biasanya ditulis di sebuah potongan buluh dan jarang disimpan melainkan habis pakai dibuang sehingga tidak banyak surat yang sempat masuk dalam koleksi-koleksi museum dan perpustakaan(Kozok 2ooob). Tambahanpula, adanya ratapan cinta yang tertulis dalam bahasa Karo, Simalungun dan AngkolaMandailing juga menunjukkan bahwa keaksaraan mungkin tersebar lebih luas daripada lazim diduga oleh para ilmuwan yang berkecimpung dalam studi Batak. Meskipun cukup merata dalam masyarakat Batak, keaksaraantetap terbatas.Tulisan Batak tidak pernah digunakan untuk membuat catatancatatan keuangan(tulisan Batak bahkan tidak mengenalangka), atau untuk tujuan administratif lain atau yang berhubungan dengan perdagangan.Bahkanbanyaknyacerita ralcyat dan silsilah-silsilahbiasanyaditurunkan secara lisan. Para dukun yang disebut dotu adalah penulis profesionaldalam masyarakatBatak di zaman dahulu. Merekalahyang menghasilkan pustaha - buku yang ditulis pada kulit kayu c/im (sejeniskayu gaharu) - yang kemudian dilipat seperti akordeon dan kedua ujungnya dilekatkan pada sebuah sampul kayu yang sering dihasi dengan berbagai ukiran. Bukubuku ini mempunyai fungsi komunikatif yang terbatas, dan terutama ditulis untuk para murid seorangdotu. Isi pustahayang dimiliki datu ini dijaga kerahasiannyademi kepentingan mereka sendiri sehinggahanya dapat dibacaoleh kalanganyang sangatterbatas. Dengan demikian keaksaraan pada umumnya tetap terbatas, karena keadaan intelektual sungguhtidak mendukungtumbuhnya lingkungan intelektual yang memungkinkan orang untuk mencari sumber-sumber pencerahan dari luar untuk tujuan agama, ekonomi, maupun perdagangan.Hal ini mulai berubah ketika gema imperialisme Eropa terdengar di tanah Batak yang pada saat itu masih merdeka. Prosesini terjadi dalam dua langkah: pertama datanglah salib, dan kemudian pedang.
Datangnya Zending Sebagaisalah satu masyarakatSumatra belum menganut agama Islam, tanah dipandang sebagai lahan yang menjanj untuk zending Kristen. Namun kedua deling Henry L5rman dan Samuel Munson
iembagazending ABCFM (American Board Commissioners for Foreign Missions) memasuki daerah Toba pada tahun dibunuh dan konon dimakan orangs. kejadian tersebut pemerintah tidak
lagi untuk mengeluarkanizin bagi orang yangmau berkunjungke tanah Batak. Orang Batak pertama masuk Kristen pada tahun 186r, tidak lama pemerintahan kolonial memberi izin lembaga zending
asal Jerman
Rhein
(RMG) untuk mendirikari Missionsgesellschaft pos penginjilan di daerah Sipirok berbahasaAngkola. Padaawalnyaupaya injilan kurang berhasil karena sebagianbesar pendudukbaru saja masuk agamaIslam. Baru dua tahun kemudian penyebar agamar' Nommensen (yang kemudian menjadi uskup' zending Batak dari tahun rSBr s/d 1920) memperoleh izin pemerintah untuk membuka sebuah pos baru di lembah Silindung. Bahasai yang dipakai di daerah yang masih merdeka dan belum tersentuh oleh Islam itu adalah bahasa Batak Toba. Salah satu kegiatan zending yang pertama adalah membuka sekolah. Guru-guru diambil dari sekolah guru (kueekschool) milik pemerintah di Tano Bato. Kepala sekolahnya, Willem Iskander Nasution, menjadi penerjemah Batak yang pertama. (Lihat sisipan) Pada awal tahap perintisan penyebaran agama (186r-188z), belum ada bahan pendidikan yang sesuai dalam bahasa Batak. Pada sebuah konferensi di Sipirok pada tanggal rz Oktober 186i, diputuskan untuk minta izin kepada pemerintah kolonial guna menerjemahkan bahan bacaan dari bahasa Melalu ke bahasa Batak. Pada tahun-tahun para penyebar berikut agama mulai menyediakan terjemahan bahan pendidikan dari sumber-sumber bahasa Belanda, Jerman dan Melayu ke bahasa Batak Angkola.
251
Terjemahan di Tanah Batak
Willem
Iskander
(18+o-1826)
Sekolah guru pertama di tanah Batak adalah Kueekschool yang diselenggarakan pemerintah di Tano Bato (Penyabungan, Mandailing) dan dibuka pada tahun 1862. Kepala sekolahnya, Willem Iskander Nasution, yang berasal dari Mandailing memiliki kepribadian yang menonjol. Pada usia tujuh belas tahun Willem Iskander dikirim ke Belanda untuk melanjutkan pendidikannya. Setelah empat tahun di Belanda (18S7-186r), tempat ia masuk agama Kristen, Iskander kembali ke Sumatra untuk menjadi guru dan kepala sekolah pada sekolah tersebut tadi. Willem Iskander, yang meninggal pada usia tiga puluh enam tahun, masih dikenang sebagai salah satu orang Batak pertama yang berpendidikan modern. Karya Iskander yang paling terkenal adalah kumpulan puisi yang diterbitkan dengan judul Siboeloes-boeloes, Si-roemboek-roemboek pada tahun 1872. Tidak banyak orang tahu bahwa Willem Iskander juga menerjemahkan sejumlah buku mengenai pokok-pokok aneka ragam, seperti teks-teks pendidikan, cerita anak, dan teks hukum ke bahasa Batak Mandailing. Terjemahannya yang terdiri, cerita anak yang populer De braue Hendrik; een leesboekje uoor jonge kinderen oleh pengarang Belanda Nicolaas Anslijn (aslinya diterbitkan pada tahun t8to), muncul pada tahun 1865 sebagai Hendrik nadenggan roa: sqda boekoe basaon ni dakdanak yang diterbitkan oleh Van Zadelhoff & Fabritius di Padang. Buku ini kemungkinan besar adalah terjemahan Batak yang pertama dari bahasa asing oleh seorang Batak. Iskander juga salah seorang Batak pertama yang menerjemahkan sebuah naskah dari bahasa Melayu-Indonesia. Karya Bagej-bagej tjeritera, di kaloeuarken akqn pergoenaan orong Aang bitjara bqhqsa Malaijoe oleh Justus Rinia Petrus Francois Gonggrijp yang aslinya diterbitkan di Batavia (r8S9), diterjemahkan oleh Iskander dengan judul Bcrita na Marragam-ragam dan diterbitkan oleh Landsdrukkerij di Batavia pada tahun 1869. Di samping kedua terjemahan tersebut, Iskander juga menerjemahkan buku cerita pengarang Belanda W.C.Thurn (Iskander r87r; Iskander 1884) dan sejumlah naskah oleh administratif seperti Algemeene uerordeningen tot regeling uqn het regtsu)ezen in het gouDernement Sumstrs's Westkust (Petunjuk Umum untuk Mengatur Tata Usaha Hukum di Keresidenan Sumatra Barat) tahun 1874 dan 1875. Iskander secara konsisten menerjemahkan karya-karyanya dalam bahasa Mandailing dengan menggunakan aksara Mandailing - kecuali De braue Hendrikyang ditulis dengan huruf Latin.
Pemerintah pada umumnya mendukung usaha para penyebar agama dan menyarankan agar untuk mempertimbangkan mereka juga menyediakan buku-buku dalam bahasa Toba. Masalah bahasa dan aksara dibahas pada sebuah konferensi tahun 1867. Keputusan konferensi tersebut adalah untuk tetap menerbitkan bahan bacaan dalam dua bahasa (Angkola dan Toba) dan dalam dua tulisan (Latin dan Batak). Bahasa Angkola Mandailing dan bahasa Toba saling dapat dipahami, tetapi jelas merupakan dua dialek yang dapat dibedakan. Padatahun-tahun pertama, kebanyakan bahan bacaan dihasilkan dalam bahasa Angkola
sebagaimana dipergunakan di Sipirok yang menjadi pusat zending. Namun, setelah Nommensen mendirikan sebuah pos zending di Silindung (yang berbahasa Batak Toba), dan khususnya setelah perluasan wilayah zending arah ke utara menuju Bahal Batu di Toba Humbang (tBZ6), maka bahasa Batak Toba jelas diutamakan. Hal ini bukan hanya karena para penyebar agama sejak awalnya bermaksud menjadikan daerah Toba menjadi lapangan zending mereka, karena daerah Angkola-Mandailing sudah sangat dipengaruhi Islam, tetapi juga karena mereka memandang bahasa Batak Toba sebagai bahasa yang benar, asli dan murni. Angkola dianggap sebagai
252 bahasa yang menurut mereka sudah terlalu bercampur dengan bahasa Melay'u sehingga bahasa Toba dipilih sebagai bahasa zending yang utamalo:
Uli Kozok
gerakan nasional Indonesia yang didukung oleh kebanyakan orang Batak yang terdidik. Di samping itu ada faktor keuangan turut mempercepat kemunduran aksara Batak. Karena biaya cetak untuk terbitan-terbitan dalam Keadaandi sini tidak berbedadenganyang di tempat lain, yaitu bahwa satu bahasadiangkat aksara Batak sangat tinggi maka aksara Batak menjadibahasatulis dan cetak,yang,padahal- makin lama makin jarang digunakan. hal tertentu, akan menggeserbahasa-bahasa lain. Proses ini sesungguhnyasudah mulai Teks-Teks Terj emahan dan Asli ketika terjemahan Van der Tuuk dipakai di Guru zending Johannes Warneck (186Z-r944), Sipirok". (Schreiber186Z) yang sejak rBgB menjadi direktur sekolah guru Pada tahap perintisan zending kebanyakan di Pansur na Pitu, menekankan pentingnya penyebar agama lebih menyukai aksara Batak. menerjemahkan karya-karya asing ke bahasa Schreiber merupakan salah satu zendeling yang Batak. Prioritas tertinggi diberikan pada sangat mendukung penggunaan aksara Batak: tedemahan Kitab Iniil dan Katekismus, diikuti Bukansajakami tidak mempunyaihak ataupun dengan buku-buku nyanyian dan "bahanbacaan alasanuntuk tidak menggunakan aksarabangsa yang sederhana,yang membangkitkan moral"'9. itu sendiridan menggantikannya dengantulisan (Warneck r9o5) kami yangasingbagi mereka.Alasanterpenting Langkah pertama adalah menyediakan adalah bahwa semua buku yang ditulis dalam bahan pendidikan dasar untuk sekolah-sekolah, tulisan kami hanya dapat dipahami oleh kemudian bacaan lanjutan termasuk sejarah segelintir orang yang sempat mengenyam dunia dan agama, ilmu bumi, ilmu pendidikan, pendidikandi sekolah-sekolah kami, sedangkan ilmu-ilmu eksakta dan sebagainya, untuk buku-buku yang ditulis dalam aksara Batak pendidikan guru. Menurut Warneck buku-buku denganmudah dapat dibacaoleh semuaorang (Schreiber1884) Eropa tidak boleh diterjemahkan tanpa terlebih Batakyangpandaimembacar2. dahulu mempertimbangkan dampak karya itu Namun tidak semua penyebar agama setuju terhadap pembaca Batak. Dianjurkannya lebih dengan Schreiber. Banyak yang menganggap baik kalau "menyediakan buku-buku yang tulisan Latin lebih mudah dipelajari sehingga berguna bagi orang Batak yang berkaitan punahnya aksara Batak hanya merupakan dengan dunia intelektualnya, dan yang sesuai masalah waktu. Tidak pernah ada kebijakan dengan kebutuhan-kebutuhannya. Buku-buku resmi mengenai tulisan apa yang harus dipakai, yang semata-mata terjemahan selalu akan dan sejak awal baik tulisan Latin maupun Batak mengandung cacat keasinganl+". (ibifl. diajarkan di sekolah-sekolah zending, dengan Zending memiliki kebebasan untuk bahan bacaan tetap diterbitkan dalam kedua menentukan buku apa yang dipakai di tulisan. Lama kelamaan aksara Batak kalah sekolahnya. Pemerintah hanya kadang-kadang bersaing, dan khususnya mereka yang turut campur terutama bila zending minta dana mendapat pendidikan di sekolah-sekolah untuk bahan pendidikan. Pemberian dana zending lebih menyukai tulisan Latin, seperti kadang-kadang tidak dikabulkan, khususnya dilaporkan oleh para penyebar agama Warneck bila sebuah buku teks ditulis oleh para penyebar (tgzS) dan Meerwaldt (rgzz). Hal ini tidak agama sendiri dan bukan diterjemahkan dari mengherankan, karena melalui tulisan Latin buku-buku teks bahasa Melayu yang sudah ada. mereka dapat memperoleh informasi yang Alasan penolakan adalah bahwa buku tersebut terbaru, bukan saja dalam bahasa Batak, tetapi di luar kurikulum sekolah negeri atau bahwa juga dalam bahasa Melayu. Tulisan Latin buku itu tidak memenuhi standar-standar dikaitkan dengan kemajuan (hamajuon), yang pemerintah. Dalam hal itu, zending mencetak menjadi semboyan gerakan emansipasi Batak buku itu atas biayanya sendiri, biasanya tahun 192o-an. Hal ini juga bersamaandengan
DeJaranrerJemanan dr lanah Batak
w."r
DIt]BIIAVII HIIITDI{IK; e€?
nax
T* 4* r
.
*d,
_#f*l
&eeshoekjevoor Jonge KindHsn* n00R
,1'. ,[-nsE,ijn,
N&.
J-IHN}IIIK NADBNGSAN ROA, S..IDA
Boekoe basaon ni Dakd&na,k,',, ' ::..:: . ,. i,'l
,1
DI
ATA lTTANDATLINGKON
lJ/,
fsleu.*d*t'.
l
254
Uli Kozok
-q-*'b1ftl\
-'.".{""
X \
X":}4,n
"a{
g**(Ktb
;q*3;$"<xx1
*,.r"
ryglt4*/C,\ry15\
L
€\r*,\{'\
t ,<-tr\ -{--b;i\
.+-tx
fb
srf
/'bO"i.-!
AC{6tr\
<-O.*3x:R
,,il:Oq:ry
r3t{G>
*15c} '"'.r"c|e,€.*€!{
^,?'t.1€\ ,(f
<.b\
tiO"i,rr
'"airn
r)<Jr
€:r
.b
e{"{(},€" "({},<" 4t"\€t or:i
trt)!-t
c(.{o".{
--
.{FX<--b><."
r*ix
c6;r
€i'-c}^ec<
,r!,{
"{.,3*\
-'-- q.-br*)<
-f,
\-?}cQ(
Q{t:\*{Fxor /:X
xryx\r?--o\
?. a3
Sqt} €\t/.r.,.a.\ "{O
h
.<*{i,
<-,*t}\{\-
%\
ryx1*r-b'<*13,"'q.;3a,n,*g*
"{{}X**-Ot,<\-q**,<\(}f*"
<-\.?o.=b
"bOi.\
\.,4}!,c4r
,?{!^
"?",1i^
""rr.-(
\"ar><,{*ry\
.d$6-f
€.{
\.|}'b\X](
l4r.'itl rb
*3{<$4
"?**
*+^r(\
€-t^
.4/-br5{x
\'.:>^,'i,c.\
-<-O-3-4q,\ J{)
c'{4;a3*
1}(}?/n
?d|jx.
\.|}'br\4-
t}
€i/n
-.'q-OAf?\
t,O,r;,n
\
"a{,.>c)*. ^tt}t<
x{).<-b:
.-.-iO
:ex<\
c't-"(.
:(\.?-t}*r
.?oin^
cl{try\itf
"qlx-<x-bO
\.,?-bt)\,.i,
v"})<&5t\
',-74\
-9
A{iX$(
<3{
q':'et
-b
C,( rt} \,arxcry4>
e
€*>< x*r}€
.-*r5i..srt;a
*oa
etx*
',>f.rAl*,?-
"€
3
rryrxda}t
S{
*grr-b
d"ri,. ,*r(!
O(t\&g$\ €-.t..\
v? x.'qe\ t
b<-A;ir
<-\-?O.-b
t O(q|
q;{ryr*xr? \tf
Gambarz. Buku bacaanoleh W.C. Thurn, diteriemahl
<-{-x
SejarahTerjemahan di Tanah Batak
255
BATAKSCH
ffi ffi
No.2 Corps 12 **Z-53 t<€= i.i.\ \ ??
-o
-
€x
x Eo6: o \)>?'r-6\
6. o= z'a -6o*-6rr'?O€
<-Z-\./\:=e>
.+ x ia<€
() :!t (} .o<,<
:
-6 :
-
o
-6x
rr>\,F?-Ezz
\ -6c,
\ A( A?u> -6 \ q,ZC)-< <_
-6\4-6-74-f\",?
x -6 ,o< -6, x w->e-i6 \ O -6 -o : x \'7) : x \ Z- o 1z? \ =. C< \ -< <* "6 \ "6 O -a L* .c< X r -f - 5tr O t" r= X \ €l< -ri r
-72 x /\ () + :B 7? x-E; -< -6 : x o o = x <
x \ e
*'d* 1r? x \
o =
Ffi
oo\o
-6| -1 o *a o * € x x < * \ -o< o< \ c, 4 o xn'6 x l!( X \ * Lo 2- < x 2: (}> 2- ? -62'<-3??*ocr-:io*-a
ffi b's
ffi ffi ffi ffi
ffi f;'*
b3
ffi h:{
tii
ffi ffi
m ffi ffi rY'] &:
ffi ffi ffi ffi ffi ffi ffi
{l\' -6 \ -< O G, ?
Z-
x \ ?-z1 x \ z' cr *6 \ :F -< 5t ?- o :s x \}r -(} "'2 \ - *6 \ -< o -a o \h -6 x \ - g r ?2 \ -q x.z? -<- x ?'? :t( x \ \r> t= \ c< -6 ?. :R -6 x * "< ir-< -a9 ;?()-6 g?-()<x (}-z2-6 x r c< ()
-e r rr> ii>'z:
r*
-Ei \ :E: -< € X \ -:i O*
cx) X ry> b,OC
x ?-() < x rb-6 \ =: \r},Q?? \ -< x -< c) -,:? x \ -r2 x ?? Z- x\ ?- o \r> * -? x \ -q x -6 \ *6 ?? :ia x \ :ry u"r n \ 4 w->-72 \ ??'3 < -o \Z' O'7? O 4 !' -E; c| \ -< "F? -6 -6 -6 9-"'f &.46,O<:z- c) * x \}> \ 1}< O< \ ci, :? () :;e ?-, ><\ r:, X O(?-6 -:r L -6 --? ., -{ ;a oc k r 7? o< x ? x \r> ?- !/>74 r}> 5q x r o I 4 z- o i>, -A vz> -6 \ -6 -6 -12? $>4€ \ r.' 7t -ZZr:;lr:',1-x-6 -<- () -< O ?? x -E -6 x \ -6 O ?i Je -6 x \ -<\ c} -ry x \ a -:( €r r'> -< x -a \i> \ f ()f \ €€\*€i<3i*xr=O^??22\ <*€ X \ -<6 O6 \ ::: *& :f Z- O =l2a -6 -6 -6 O( <;- \ r - x \ \ !|> G> ?"2 \ ::; -< {) ::: -<- /O<*E., { {)( ct> x r X c} u> x \ /O< $ :f a>-5, g *6 x \ -< (} tA Z- X < -6 x I -a :=;, "< 5( O r Z- x "-r * -6? :3. \^> -q i O< Z- x v> N O::!: = o \b -E; \ ? -6 O r $C< *6 r -1 z,e -n x \ x < x \t-r'6'72 \ 72 r 11t..l!" -6 \ :24?'t x -{i x s x ,i;< x *6 11:5' x fi 4 -E-6()\-6 E'"{2 axzr:rir X () \ :6 6
*-6rge -E * O <
x oc :R -6 x \ -<(}:E. -<\ o ?,? *6 x r O< ?- oF?g :'c x € x \ ?? r? X \ ?- 611U7-6 \ Lr> ?- -< O f 4211(?- 1x:;:- ;1- l.7\, x - :R \
LATTEROIETERIJ,,AMSTnRDAM" VOORHNEN. TETTERODE
ffi ffi ffi Pi$
ffi il$ ffi ffi
xfi ilf; ilf; ffi
ilx ffi
*s ffi
rfi ffi ra: t_ij
ffi fir ffi *-j
ffi ffi ffi ilfi iYl tli
ffi ffi h;4
ffi p:.d $fi ffi ffi l;"1
Ld
f;f; ffi ffi ffi {3-r f{:i
ffi ffi
'# ffi h"ri i fi li: i"r$h il:*FHil |;* lSI3 i rr&itTi# i:l il Li{11iI ffi ffi ffi Siffi ffi t2l Gambar 3. Jenis huruf Batak yang diciptakan oleh Lettergieterij Amsterdqm.
nli
256 di percetakan zending di Barmen, Jerman. (Aritonang1988) Pilihan buku-buku untuk ditedemahkan hampir selalu didasarkanapakahbuku tersebut akan mendukungtujuan-tujuan zending.Tujuan utama tentu saja adalah penginjilan bangsa Batak, yang dipercayai merupakan bangsa pilihan Tuhan, yang setelah Pembangkitan Kembali, akan hidup dan memerintah bersama Kristus selama beribu-ribu tahun (Angerler 1999).Tujuan kedua yang ditekankan oleh para penyebar agama adalah pelestarian Volkstum (kebangsaan) dan Volksart (watak bangsa) Batak, dan bahasa Batak sebagai unsur yang terpenting. Namun ini bukanlah satu-satunya alasan maka zending menunfut pemakaian bahasa Batak secara eksHusif di bidang pendidikandan agama. Selamatahun-tahun pertama diusahakan untuk menerjemahkansebanyakmungkin teksteks agama (Kitab Injil, Katekismus, buku nyanyian dsb.), yang kemudian disusul oleh buku-buku pendidikan dan beberapabuku yang lebih umum sifatnya.Sejaktahun l87o-an,para penyebar agama mulai menulis buku yang mereka anggap lebih sesuai untuk pembaca Batak daripada buku yang berasal dari Eropa. Termasuk buku-buku tentang tradsisi Batak, seperti pepatah (umpama dan umpasa ), tekateki (huling-hulingan), cerita-cerita ralqyat (torsa-torsa) tetapi juga buku-buku mengenai praktek-praktek tradisional seperti kalender Batak, mata angrn, teknik dan peralatan pertanian, peternakan, berburu, seni dan kerajinan Batakdan sebagainya. Paling sedikit rr7 buku diterbitkan dalam bahasaBatak dalam kurun waktu 1859 sampai Lg4S'5.Termasuktiga puluh tiga buku yang pasti merupakanterjemahan.Jumlah total buku yang ditedemahkan tentu lebih besar, tetapi tidak selalu jelas apabila sebuah buku merupakan ciptaanasli seorangpengarang,terjemahan,atau saduran dari sumber yang tidak diketahui.
Umumnya terjemahan ditandai pada
denganungkapanseperti hinabatakhon, batalckon,hinata-Batakkon, atar di ata dailingkon, diikuti dengan nama
sedangkannaskah-naskahasli biasanya dengan ungftapan seperti binahen ni nibaen ni (dibuat oleh), kincrcng ni ( oleh), prncture ni (diceriterakan oleh), poenggoe ni (dihimpun oleh) atau sederhana sinurathon (ditulis oleh). kebiasaan ini tidak selalu diikuti. dalam hal buku-buku teks sekolah. umumnya kurang memperhatikan kebi kebiasaan bibliografis. Boleh dianggap sebagianbesar buku-buku sekolah terjemahan dari sumber-sumberMelayu pun F',ropa. Untuk tujuan evaluasi buku yang bitkan dalam salah satu dari lima bahasa hanya buku (atau karya terbitan lain terdaftar di perpustakaanKITLV) yang timbangkan. Tidak termasuk dalam berikut adalah penerbitan berkala serta
yangtidak mencantumkantahun penerbi Terbitan yang masuk dalam evaluasi dibagi dalam tiga periode, sesuai periodisasi zending Batak menurut (rsBB). Periode Pertama
Dalam tahap perintisan zending ( diterbitkan tiga puluh tujuh buku dalam Batak; termasuk terjemahan Kitab Injil diterbitkan sebelum zending secara dimulai. l€bih dari separuhnya adalah jemahan dari sumber-sumber Eropa. 18 antarnya ditulis oleh orang Batak ditulis oleh orang Eropa. Tiga belas kedelapanbelas buku yang dikarang oleh Batak adalah karya Willem Iskander. bukunya semua dicetak'denganaksara kecuali buku pertamanya Hendrik roa,
Tsbel t. Buku-buku yang diterbitkan dqlqm bahasa-bahasq Batak t859-t99z
SejarahTerjemahan di Tanah Batak
257
Hampir separuh dari semua terbitan periode ini bersifat keagamaan (termasuk tujuh terjemahan Kitab Injil oleh Van der Tuuk). Dari tujuh buku teks, paling sedikit dua buah adalah terjemahan. Buku yang dicantumkan di bawah 'Lain-lain' termasuk tujuh terjemahan oleh W. Iskander, enam di antarannya berkaitan dengan peraturan pemerintah, dan satu tentang ilmu pengetahuan Eropa (dari sumber yang tidak diketahui), dan sebuah buku mengenai cara menentukan usia kuda yang dikarang oleh seorang Batak bernama Soetan Koelipah. Kebanyakanteks lain ditulis oleh orang Eropa dan bersifat mendidik. Selain buku-buku yang ditulis dalam bahasaBatak hampir tidak ada yang berkaitan dengan suku Batak dan budayanya. Satusatunyabuku dalam bahasa yang bukan bahasa Batak adalah buku tentang zending Batak yang
Asli
ditulis oleh Gustav Warneck'6. Hal ini menunjukkan betapa sedikit orang yang menaruh perhatian tentang suku-suku Batak pada saat itu. Periode Kedua Selamatahap zending yang kedua (rBB3-r9r4), yaitu masa pertumbuhan dan perluasan yang cepat, terdapat tiga puluh buku yang diterbitkan dalam bahasa Batak, kebanyakan beraksara Batak dan terutama ditulis oleh orangorang Eropa (r9). Masa ini berbeda dengan periode pertama karena lebih menekankan penulisan buku untuk sekolah dibandingkan dengan buku-buku agama. Di samping buku yang ditulis dalam bahasa Batak, terdapat sepuluh buku lagi mengenai berbagai segi budaya dan masyarakat Batak dalam bahasa Belanda (6) dan dalam bahasaJerman (4).
Lain-lain
BukuTeks
Sastra
I
L4
4
Agama 2
Terjemahan
? a
4 Tabel z. Buku-buku y ang diterbitkqn dqlam bahesa-behasa Batak gB g- tgt 4
Periode Ketiga Selama tahap ini ternyata tidak ada sebuah buku pun yang diterjemahkan oleh orang Batak. Dari lima puluh buku yang diterbitkan, tiga puluh empat ditulis oleh orang Batak dan yang lainnya oleh orang Eropa - terutama para penyebar agama. Tahap ini juga menarik karena untuk pertama kalinya menghasilkan karya yang ditulis oleh orang Batak dalam bahasa Melayu, termasuk dua surat kabar Batak berbahasa Melalrr dan empat buku, satu
Asli
di antaranya yang memperingati ulang tahun kelima Dewan Penyebaran Islam di tanah Batak (rg4r), dan satu lagi tentang pemilihan dan pengangkatan raja menurut adat istiadat Batak. Buku terakhir ini, yang diterbitkan pada tahun 1938, menarik karena menyangkut masalah, adat istiadat, yang biasanya ditulis dalam bahasa Batak. Buku yang tercantum di bawah rubrik "lain-lain" hampir seluruhnya berupa teks mengenai tradisi dan adat istiadat Batak.
Lain-lain
Bukuteks
Sastra
Agama
2
12
t2
t2
2
6
I
5
Terjemahan
Tabel S Buku-buku y ang diterbitken delam bahasa-bahasa Batak ry15- 1g4S
Pola yang sama juga tampak dalam masa setelah Perang Dunia Kedua. Hampir semua buku yang ditulis dalam bahasa Batak berupa teks agama atau teks yang berkaitan
dengan adat istiadat dan sastra Batak sementara buku yang tidak terkait dengan 'tradisi' Batak semuanya ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahkan dalam bahasa asing.
uli
258 Pedoman Terjemahan
RMG
Zending hanya menyediakan teks yang menurut pendapat para penyebar agama akan mempunyai dampak yang positif pada Volksart Batak. Bukan saja dalam pilihan teks zending menentukan arah perkembangan intelektual suku Batak, tetapi juga dalam cara mereka menerjemahkan teks-teks itu. Warneck yang bergabung dengan zending Batak pada tahun r8gz menyediakan pedoman terjemahan bagi sesama penyebar agama. Setelah enam tahun bertugas sebagai penyebar agama di pulau Samosir dan di Balige, Warneck menjadi guru dan pada tahun r8g8 menjabat sebagai direktur sekolah guru Pansur na Pitu (yang kemudian pindah ke Sipoholon). Dengan demikian pendidikan guru di seluruh tanah Batak menjadi tanggung jawab Warneck yang, di samping tugas utamanya, juga terkenal sebagai penulis yang rajin. Di antara karyanya yang terpenting adalah "Agama Batak" (Warneck 1909), "Lima Puluh Tahun Zending Batak" (Warneck rgrr), biografi penyebar agama Nommensen (Warneck 1919) dan sebuah kamus Batak-Jerman (Warneck rgo6). Dalam salah satu artikel mengenai bahasa dan sastra Batak, Warneck senang kurang sikap memperlihatkan terhadap sastra tradisional bangsa Batak:
perlu diperadabkan (ibid)'s. Bagi W upaya peradabanterutama dilakukan kata yang tertulis sehingga "karya diganti dengankarya Yangbersifat Menurut Warneck Proses Perke ngan budaya telah mengakibatkan pe
kan pikiran intelektual, yang secara dalam telah mengubahbahasa Batak. kata baru perlu dicari untuk hasil baik yang beruPa materi maupun intelektual, dan kata-kata yang sudah harus diisi dengan "makna Yang
baru"r' (ibid. hlm. 53). Warneck contoh kata sePerti "suci, dosa, cinta, maaf, iman, haraPan dan untuk menunjukkan bagaimana memberi makna Yang baru Pada kata sudah ada, dan bagaimana kata-kata sePerti baPtisme, baru diciptakan
Kudus. atau sakramen diangkat ke bahasa Batak. Warneck memakai berikut untuk menunjukkan betaPa perubahan bahasa Batak dalam kurang dari lima puluh tahun: Seandainya sekarang seorang kepala zaman dahulu daPat bangkit dan dengan cucu-cucunya, mereka mungkin untuk saling mengerti satu sama meskipun mereka memakai kata-kata sama22.(ibid. hlm. Sg)
Dalam sebuah makalah berjudul "
Bangsa Batak bukanlah suku yang kasar, tenan BahasaBatak; SebuahStudi mereka cerdas, berbakat, pandai bicara, Linguistik", Warneck (rqo+) menj bahkan mempunyai aksara sendiri, dan kebijakan bahasayang ditetapkan oleh Rtr mereka memiliki sejenis sastra yang terdiri Bahasa sasaran (bahasa-bahasa Batak) dari legenda, dongeng, teka-teki, pepatah, 'musuh' yang harus diu ratapan dan sebagainya.Tetapi ini bukanlah pandang sebagai 'alat yang penurut'. Sebagai sastra seperti dalam pengertiankita karena menjadi kebanyakan diturunkan secara lisan' Apa inti Volkstum Batak, bahasa sasaran yang dikarang oleh para ahli tulis di atas d,ilestarikan dalam'kemurnian .bahasan kulit kayu dengan aksaranyayang aneh, itu tetapi sekaligus Warneck juga me (Warneck 19o5) takhyulrz. semuabersifat sasaran itu harus
bahwa bahasa Batak Agama Kristen di mata Warneck adalah bangkan. Dalam bahasa-bahasa dapat sejumlah kata Pinjaman dari "faktor evolusi dalam sejarah dunia"t8 (ibid) sesuai sehingga penginjilan merupakan panggilan Sanskertayang menurutnYa Kata-kata zending. memperadabkan bangsa tujuan-tujuan sejarah untuk (Tuhan), dosa, portibi (dunia), Batak. Berlawanan dengan kutipan di atas, debata terminologi Kri Warneck kini mengacu pada bangsa Batak sorga diangkat dalam kemurnian li sebagai "bangsa kasar pemakan orang" yang Upaya untuk mencaPai
Terjemahan di Tanah Batak
259
ruskan zending untuk meminjam istilah tertentu dari agama asli Batak. m hal ini sangat penting agar istilah
t
dikaitkan dengan ide-ide baru
am "pertarungan melawan penafsiran dangkal". Warneck sadar bahwa pada lnya, "banyak istilah baru ini hanya akan formula kosong dan bahwa beberapa antaranya bahkan akan menimbulkan hamanz3."(ibfd. hlm. rq) :
Tidak
semua
sesuai. Dalam
hal
kata itu
Batak
dianggap
Warneck
bersedia
mengorbankan kemurnian
bahasa dan memilih kata asing sebagai penggantinya: "Kata untuk 'pendeta' tidak ada dalam bahasa Batak, istilah datu tidak dapat digunakan karena artinya dukun [...]. Dalam Perjanjian Baru kata dcfu telah digunakan beberapa kali sebagai terjemahan untuk dokter, tetapi hal ini menyesatkan karena bagi orang Batak dcfu bukanlah dokter yang menyayangi manusia, melainkan tukang sihir yang gila uang,+." (ibid. hlm. 5)
KebencianWarneck pada dukun Batak begitu mendalam, sehingga ia bahkan mau meminjam sebuah kata dari bahasa Melalrr yangbiasanya dicaci-makinya:
dahkan penerimaannya), puasa, atau sunct. Dalam beberapa hal, kata-kata Eropa dipergunakan untuk menghindari pemakaian kata pinjaman Melayu; misalnya kata apostel diangkat dalam bahasa Batak dan bukan padanan Melayu 'rasul yang bagi zending terlalu erat konotasinya dengan agama Islam. Namun demikian bila ada kata yang berkonotasi negatif, mereka tidak segan untuk meminjam istilah-istilah Melayu: Beberapakata dipinjam dari agama Islam sebagaimanadipraktekkan oleh orang Melayu bahkan untuk konsep-konsepagama. Karena agamaBatak yang asli tidak mengenal setan maka cara yang paling mudah adalah untuk meminjam kata Arab-Melayu iblis untuk membentuk kata baru sibolis, yang sekarang memainkan peran penting dalam pemikiran orang Batak beragama Kristen.Neraka [...] juga tidak dikenal orang Batakpenyembahberhala.Ini diterjemahkan sebagai'api yang tak kunjung padam', atau 'tempat penyiksaan', tetapi kami juga meminjam kata Melayu api nqroko dari dunia pikiran Islam26.(Warneck19o4)
Musuh terpenting untuk para penyebar agama bukanlah Islam, melainkan agama asli Batak, yang merupakan paduan antara "Kita harus menerima kata Melayu mo.lim animisme dan penyembahan nenek moyang. (dari bahasa Arab muallim) karena dafu Mirip dengan konsep Polinesia tentang adalah tukang sihir. Namun kata ini juga mene, orang Batak percaya bahwa semuanya menyesatkankarena seorang malim adalah yang hidup, termasuk manusia dan tanamanseorang guru rendahan yang haus akan tanaman tertentu, dan dalam beberapa hal " (ibid.hlm. zr) uang25. bahkan benda mati, memiliki roh yang diHal ini jelas menunjukkan betapa enggan sebut tondi; Rae (1994) secara tepat meruWarneck untuk mengangkat kata-kata yang muskannya sebagai "dasar dan sumber kehidupan dan kekuasaan seseorang". Kalau berasal dari bahasa Melayu, dan kata malim orang meninggal maka tondi tersebut mensebagaiterjemahan pendeta malahan cepat jadi yaitu roh nenek moyang. Begu begu diganti dengan kata Batak (asal Sanskerta) tersebut bisa bersifat baik maupun jahat, pandita (yang awalnya telah dipilih untuk 'pengkhotbah '). tergantung pada keadaan waktu meninggal menerjemahkan Kata lain asal Melayu, Tuhan mengalami nasib yang atau apabila mereka meirerima persembahan secukupnya dan faktor-faktor lain. Sebagai sama dan diganti oleh kata Batak omang upaya dalam memerangi agama Batak dan (secaraharfiah berarti bapak). khususnya penyembahan roh nenek moyang Setelah proses pemurnian ini, jumlah maka Warneck memutuskan untuk memakai kata asal bahasa Melayu yang dipertahankan sebagaiistilah Kristen sangat sedikit, seperti kata begu sebagai terjemahan roh-roh jahat gareja'gereja', (kata ini sebenarnyaberasal (daimon) dalam Perjanjian Baru dan melanjutkan: dari bahasa Portugis yang mungkin memu-
uli
26o "Kita harus mengubah konsep itu sehingga begu tidak lagi dilihat sebagai roh-roh nenek moyang yang meminta persembahan, tetapi sebagai para pembantu Setan' Hal ini menimbulkan perlawanan yang sangat besar dalam pikiran orang Batakzz.'' (Warneck t9o4)
Batak berkembang dengan cePat'
Toba Kedua membuka lahan zending luas setelah Pemerintah berhasil mematahkan perlawanan pendeta tinggi Singamangaraja dan menghancurkan '$angkara pungnya Yang menjadi
pusat spiritual orang Batak. Si Singam raja terpaksalari dan bersembunyidi nungan di daerah Dairi sebelum akhirn dibunuh oleh patroli Belanda pada tah r9o7. Selain daerah yang relatif kecil y masih dikuasai oleh Si Singamangaraja pengikutnya, sebagian besar tanah sudah berada di bawah Pemerin Belanda,dan antaratahun r8B3 sampair jumlah orang Kristen meningkat 6o menjadi 51.585,dan menjelang tahun r
Penaganut agama Batak sejak itu disebut sipelebegu(penyembahbegu) dalam upaya untuk mendiskriminasikan agama asli dan untuk menghapus penyembahan nenek moyang. BiIa diPandang sekilas balik maka menarik betapa kecil keberhasilan zending dalam upayanya untuk mengkristenkan bahasaBatak.Bagi orang Batak,bahasaMelayu tidak dipandangsebagaisesuatuyang asing, jumlah itu bertambah lagi menjadi 159'ol apalagi sebagai musuh, melainkan sebagai (Aritonang rgBB: z8r)' Pada saat itu zendi bahasa yang membawa kemajuan, modermenjadi lembagayang terkuat nisasi, dan juga sebagaibahasa yang diha- Batak telah yang padat pendudu rapkan akan menjadi bahasanasional' Edisi lembah Silindung meluas di daerah Toba, Y mutakhir Kitab Injil dalam "bahasa Batak dan makin dan Balige yang juga Toba sekarang2s"secara bebas memakai sekitar Laguboti penduduknya.Hanya di pulau Sa kata-kata pinjaman Melayu. Selain Debata padat zending masih agak terbatas' diterima juga kata Melayu Tuhan, dan pengaruh geografis,RMG telah bahkan kata Melayu asalArab Allah, kadang- sudut ekspansi dan ekspansi selan kadang dalam kombinasi seperti Tuhan capai tujuannya tidak mungkin, dengan pertimbangan D ebata, alat TuhanAllah. sekitarnya sudah berada UpaYa zending untuk menghaPusPe- daerah-daerah peirgaruh Islam atau menjadi lah nyembahannenek moyang denganmemakai bawah lain (daerah Karo misalnya sudah kalabegu"roh nenekmoyang"untuk roh-roh zending NZG)' Khususnya jahat hanya sebagian berhasil' Kata begu tangan zending Belanda pendidikan, zending telah sekarang memang mempunyai konotasi bidang terpenting di tanah Batak' Da negatif, dan tidak lagi dikaitkan dengan roh- lembaga dasar, zending pendidikan roh nenek moyang. Sebagaipengganti kata hal sekolah-sekolah pemeri tersebutorang Batak sekarangmenggunakan mengungguli pada tabel berikut' istilah lain yang mengacu pada roh-roh seperti tampak Kebijakan Pendidikan zending leluhur, yaitu sahalc, yang bebasdari semua berlawanan dengan kepentingan orang konotasinegatif. Menurut
Pandangan
hiduP
Batak
yang boleh dikatakan ti tradisional terlalu berubah meskipun zending-zendi masyarakat pada Batak Pengaruh zending mencoba menggantinya dengan sikap ya; perintahap selama terbatas cukup Batak lebih Kristiani - tujuan hidup yang lambat dengan tisan. Zending berkembang adalah untuk mencaPai apa Yang menauntuk banYak waktu makan dan Nommensen disebut sebagai ketiga dosaorang namkan akar-akar yang kuat. Jumlah Hagabeon (kesuburan), Hasang aPon 1883' jiwa pada tahun Kristen hanya 8.23g matan), danHamorcon (kekayaan)'Menurut Selama tahap kedua (r88g-r9r+), zending
Pendidikan Kristen
z6t
Terjemahan di Tanah Batak
10
37 6Z rr6 172 298 494 509 443
58s
200
99s 1.365 4.o97
6.s8s 14.5r9 27.485 24.629 29.927 43.r84
Tabel4. SekolahDasar Pribumi di KeresidenanTapanuli (Aritonqng t988, hlm. So)
tradisi Batak apabila seorang menjadi kaya maka telah menjadi bahasa pemerintah. Keengganan Itu hanya sebagai tanda bahwa dia sukses, dan zending untuk mengajarkan bahasa Melayu ,bagi mereka hal ini sepenuhnya sesuai dengan bukan hanya karena hubungannya dengan agama "nabi palsu", perkataan yang sering kepercayaanKristen mereka. Bukanlah demikian mereka pakai untuk menghina dgama Islam, untuk para penyebar agama yang berulang kali berpolemik melawan apa yang mereka pandang tetapi juga karena mereka takut akan dampaknya sebagai materialisme murni. Sementara kepen- atas mobilitas bangsa Batak. Para penyebar tingan zending adalah menjauhkan suku Batak agama yakin bahwa pengetahuan bahasa Melayu dari semua pengaruh asing yang dapat akan menyebabkan suku Batak untuk merantau, mengancam Volkstum Batak dan membahaya- hal mana akan menimbulkan disintegrasi kan keberhasilan zending, orang Batak sendiri budaya, dan bahkan lebih buruk lagi dapat menyadari bahwa masa depan mereka sangat menjauhkan para perantau dari agama Kristen. Pada tahun-tahun awal zending, tanah tergantung dari kemampuan mereka untuk Batak masih agak terisolasi dan hanya ada itu Kunci ke dunia luar. menghadapi dunia adalahbahasaMelayu dan juga bahasa Belanda. beberapa jalan buruk sebagai sarana pengNamun para penyebar agama memakai kekua- hubung yang hanya dapat dilintasi oleh kereta saan mereka untuk mencegah orang Batak kuda. Setiap perjalanan bukan hanya sulit, tetapi juga berbahaya. Selama kedua Perang Toba mencapaikunci tersebut. Rupanya tidaldah cukup bagi zending (rBZB dan rBB3), banyak bagian tanah Toba unhrk dapat memutuskan pengetahuan apa yang menjadi wilayah pemerintahan, dan seluruh 'didamaikan' pada tahun boleh diterima orang Batak, tetapi mereka juga tanah Batak akhirnya ingin menentukan dalam bahasa apa mereka t9o7 sebagai wujud Pax Neerlandica. Selama tahun-tahun itu zending tumbuh sangat cepat, boleh memperolehnya. dan penduduk semakin berpendidikan. Ketika jalan yang menghubungkan Medan dan Sibolga Bahasa Batak danbahasa Melayu dibuka pada tahun r9r4, keterpencilan tanah Sejakhari-hari zending terawal, keputusan untuk Batak lenyap untuk selama-lamanya. Tetapi semata-mata bergantung pada bahasa Batak zending tetap demikian berkuasanya, sehingga menjadi masalah. Meskipun pada mulanya pemerintah menyetujui permintaan zending agar zending adalah lembaga telpenting, tidak lama jangan mengizinkan bangsa yang bukan Batak kemudian pemerintah menjadi makin penting bertempat tinggal di tanah Batak. bagi penduduk karena menyediakan lapangan Ketakutan akan segala sesuatu yang dapat keda yang cukup besar. Persyaratan untuk zending demikian merusak tujuan-tujuan hampir setiap pekerjaan pada tingkat pemebesarnya, sehingga zending terus menolak rintahan adalah penguasaanbahasa Melal'u yang permintaan untuk menjadikan bahasa Melayu
262
Uli Kozok
bahasa pengajaran di sdkolah-sekolah zending, agar anak-anak mereka akan lebih mampu bersaing di lapangan kerja. Meskipun kenyataan bahwa bahasa Melayu telah menjadi semakin penting selama dasawarsa-dasawarsapertama abad kedua puluh, zending tidak menerbitkan sebuah buku pun dalam bahasa Melayu. Baru pada tahun r9r4 zending dengan ragu-ragu mulai mengajarkan bahasa Melayu di sejumlah kecil sekolah. Zending terpaksa melonggarkan kebijakan anti-bahasa Melayu yang ketat, khususnya ketika semakin banyak siswa meninggalkan sekolah zending untuk belajar di sekolah pemerintah yang menggunakan bahasa Melalu sebagaibahasapengantar. Ketika Warneck kembali ke tanah Batak pada tahun rgzo untuk mengganti Nommensen sebagai uskup gereja Batak, ia heran melihat betapa besar perkembangannya sejak meninggalkan tanah Batak. Lima belas tahun sebelumnya. Kini jalan mulus menghubungkan kotakota yang berkembang di tanah Batak dengan kota besar seperti Medan, Sibolga dan Padang; produk-produk asing dengan mudah dapat diperoleh; orang sudah terbiasa berpakaian gaya Eropa; dan standar hidup pada umumnya sudah sangat meningkat. Kebangkitan ekonomi ini antara lain juga menyebabkan bahwa makin banyak orang menuntut agar gereja Batak diberi kesempatan untuk menentukan masa depannya sendiri. Para penyebar agama kurang menanggapi gerakan untuk menjadi lebih merdeka,
Pengarang Indonesia Pengarang Batak Pengarang asing
apalagi setelah munculnya organisasi-organisasi nasionalis pertama yang malahan mulai menjalin kerjasama dengan organisasiIslam. Tahun rgzoan juga menyaksikan munculnya pers bebas. Hampir semua suratkabar Batak (kecuali tentu yang dimiliki zending) memakai bahasa Melayu, yang sesudah tahun tgz9 disebut bahasa Indonesia oleh gerakan kemerdekaan. Sejak tahun t92o-an, kebanyakan orang Batak yang berpendidikan memakai bahasa Melayu sebagai bahasa perdagangan dan pendidikan, dan bahasa Batak sebagai bahasa pergaulan sehari-hari dan juga sebagai bahasa gereja. BahasaBatak digunakan terutama dalam komunikasi lisan dalam kelompok suku sendiri sementarabahasa Melalu menjadi bahasauntuk komunikasi antar-suku dan juga sebagaibahasa tulisan. Sebagaiakibatnya jumlah terbitan dalam bahasa Batak bila dibandingkan dengan terbitan dalam bahasa Melay'u, makin berkurang sejak tahun 193o-an. Proses ini berlanjut sampai sekarang. Kini hampir semua buku bahkan yang memiliki pokok pembahasan yang berkaitan dengan budaya Batak ditulis dalam bahasa Indonesia. Hanya lima dari delapan puluh tiga publikasi yang diterbitkan antara tahun 1997dan 2ooo ditulis dalam salah satu bahasa Batak. Lima dari delapan puluh tiga publikasi yang ada dalam perpustakaan KITLV ini hampir semua mengandung cerita-cerita rakyat atau berfokus pada adat-istiadat dan tradisi Batak.
Bahasa Indonesia
Bahasa Batak
BahasaInggris
Bahasaasing lainnyazl
9
o
I
o
44 .)
5 o
I
I
r4
5
Tabel 5. Terbitqn mengenai suku Batak menurut bahasa dan etnisitas pengarang ryg7-2oo1
Kembali ke pokok bahasan semula yaitu terjemahan ke dalam bahasa-bahasa Batak. Kalau bagi orang Batak sendiri bahasa Batak sudah tidak dirasakan lagi sebagai bahasa tulisan, apalagi mengingat bahwa sampai sekarang belum ada mungkin karena
dirasakan tida perlu - konvensi ejaan bahasa Batak yang berlaku maka tidak mengherankan bila, sejauh pengetahuan saya, tidak ada satu buku pun yang diterjemahkan ke dalam salah satu bahasaBatak seiak Perang Dunia Kedua.
SejarahTerjemahan di Tanah Batak
263
CATATAN Informasi sejarahdalam artikel ini sebagianbesar berdasarkan dua sumber. Sumber utama adalah majalah zendingBerichte der RheinischenMissionsgesellschaft(186r-rgr+). Sumber kedua yang biasanya disebut secaraeksplisit,adalahkarya Aritonang (t g8B).
4. 5. 6. n
11.
13. 14.
15.
16.
Di sini dan selanjutnya istilah "bahasa Batak" dipergunakan sebagai acuan umum pada kelima bahasa Batak. Karangan ini terutama membahas bahasa Toba dan Angkola-Mandailing. Tuuk (r8Sg). Perhimpunan Injil Belanda memutuskan untuk menunjukkan dalam judul bahwa teks ini ditefemahkan dari bahasa Belanda. Teks aslinya adalah Zahn GB+z). Edisi Belanda ini sendiri adalah terjemahan edisi Jerman asli yang pertama kali diterbitkan pada tahun rBSz (?) dengan judul Bibhsche Historien. Lihatjuga Groeneboer(zooz, Surat [o38], hlm. 166,catatan 9). Secaralinguistik bahasa Alas termasuk Batak, tetapi dari segi budaya Alas tidak termasuk Batak Ada beberapa perbedaan kecil antara bahasa Angkola dan bahasa Mandailing. Karena perbedaan itu begitu kecil, maka biasanya dianggap sebagai satu bahasa yang disebut Angkola-Mandailing. Lihat juga: Kozok (zoooa). Iada ditanam di tempat lain di Sumatra sejak abad keenam belas, dan mungkin orang Batak mulai menanamnya jauh sebelum abad kesembilan belas, ketika hal itu diketahui untuk pertama kali oleh seorang Eropa. Demikianlah diceritakan dalam berbagai sumber mulai dari karangan zending sampai sekarang.Kebenaran cerita ini sama sekali tidak jelas. Salah satu sumber pertama yang menceritakan kejadian itu dimuat di Berichte der Rheinischen Missionsgesellschaft r96t: zz di mana pembunuhan tersebut diceritakan secara telperinci sekali. Menurut sumber ini tidak dapat dipastikan apakah kedua penginjil dimakan atau tidak. Untuk selanjutnya saya menggunakan istilah 'penyebar agama' sebagaipengganti'zendeling', 'penginjil', 'misionaris'. atau Friedrich Fabri yang menjadi direktur RMG dari rB57 sampai 1884, yakin bahwa suku Batak merupakan ras tersendiri yang berkedudukan antara ras Eropa yang unggul dan ras Melayu yang bermutu rendah" Fabri 1859:B. Auch wird die Sachehier wohl so gehen miissen wie iiberall, daB niimlich ein Dialekt, der zur Schrift, resp. Druckspracheerhoben wird, bis zu einem gewissenPunl
264 menerbitkan buku modern pertama tentang bangsa Batak (Die Battaldnder auf Sumatra. z Jilid. Berlin: G. Reimer rB47). 17. Die Batak sind kein rohes Naturvolk; sie sind ldug, spitzfindig, redegewandt, haben eine eigene Schrift, benutzen eine Art Literatur mit Sagen, Mdrchen, Fabeln, Sprichwtirtern, Ritseln, Klageliedern und dergl. Aber Literatur in unserem Sinne is das nicht; das allermeiste davon existiert nur in der miindlichen Uberlieferung. Was bataksche Schriftgelehrte in ihren krausen Buchstaben auf Baumrinde niedergeschrieben haben, steht im Dienste des Aberglaubens. 18. [...] der bildende Faktor der Weltgeschichte. 19. [Es verlohnt sich wohl, einen Blick darauf zu werfen, wie die Mission bemiiht war und ist,] den rohen Kannibalen Sumatras Bildung und damit auch eine Literatur zu schenken. Namun cerita rakyat dianggap berguna karena merupakan bagran Volksart Batak yang perlu dilestarikan. Maka orang Batak dianjurkan untuk menuliskan sastra mereka sendiri, dan buku (modern) yang terdini, yang diterbitkan oleh orang Batak memang tentang sastra mereka sendiri. Lihat misalnya Hoetapea (r9r4), Hutapea (r9o3), Lumbantobing (1898), Lumbantobing (IBSS)' 21. fOder ldngst gangbare Worte miissen] einen total neuen Sinn erhalten. 22. Wenn heute ein Hduptling der alten Zeit aufstehen und mit seinen Enkeln sich unterhalten wiirde, sie wiirden sich kaum verstdndigen ktinnen, obgleich sie dieselben Worte gebrauchen. 23. Die meisten neugeprdgten Ausdriicke sind zundchst nur leere Formen, manche fordern geradezu MiBverstdndnisseheraus. 24. Ein Wort fiir ,,Priester" liefert die bataksche Sprache nicht; datu ist unbrauchbar, denn es bedeutet Zauberer, Medizinmann [...] Einigemal ist im N.T. mit diesem Wort ,Azt" wiedergegeben, aber nicht gerade gliicklich, denn darunter muB der Batak nicht einen menschenfreundlichen Arzt, sondern einen geldgierigen Zauberdoktor verstehen. 25. Man muB also das malaiische Wort (mclim, aus arabisch mua.Ilim) akzeptieren, da das bataksche dotu "Zanberer" bedeutet. das Wort ist allerdings verFdnglich, denn ein malaiischer malim ist ein geldgieriger Lehrer niedrigster Klasse. 26. Auch fiir religiiise Beziehungen hat der malaiische Mohammedanismus manches Wort hergeben miissen, die Batak kannten keinen Teufel; man hielt sich daher am einfachsten an das arabisch-malaiische iblis und bekam so ein Wort (Sibofts), das binnen kurzem im bataksch-christlichen Denken eine hervorragende Rolle 'Feuer, das spielte. Eine Holle [...] kennt das bataksche Heidentum nicht. Man kann sich nur helfen mit: 'Ort der nicht erlischt', oder Qual'; man iibernahm aber zugleich das malaiische api naroko, dem ,.7
Vorstellungskreis des Mohammedanismus entlehnt. Es gilt nun die Auffassung dahin umzubilden, daB diese Ddmonen nicht die Opfer heischenden Seelender Verstorbenen sind, sondern Untertanen des Satans. Hier setzt das bataksche Denken kolossalen Widerstand
entgegen. 28. Hata Batak-Tobasiganup ari. 29. Bahasa-bahasaasing lain termasuk Perancis(z), Belanda(z),Jerman (r) dan Tionghoa (r).