Bab III. Geologi Daerah Penelitian BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
3.1
Sejarah Dan Lokasi Lapangan IBNU-SINA
Lapangan SINA ditemukan pada tahun 1986 dan IBNU ditemukan pada tahun 1992. Letak lapangan sekitar 25 km di offshore modern Delta Mahakam pada kedalaman air 60-70 m (Gbr. 3.1). Keduanya memiliki struktur bersebelahan yang berlokasi di external axis Delta Mahakam. Luas lapangan SINA sekitar 58 km² dan IBNU sekitar 78 km².
Sejak saat itu hingga sekarang telah ada 17 sumur deliniasi yang terbagi di masing-masing lapangan, 8 sumur di lapangan SINA dan 9 sumur di lapangan IBNU. Hidrokarbon pay zone di SINA dan IBNU terdistribusi pada kedalaman 2000 m hingga 3800 m.
Gbr 3.1 Lokasi Lapangan Ibnu-Sina Yang berada Pada Wilayah Kerja TOTAL E&P Indonesie.
Analisa Stratigrafi Sekuen dan Studi Karakteristik Reservoir Pada Lapangan IBNU, Cekungan Kutai, Kaltim / Rachman Phasadaon -12004056.
14
Bab III. Geologi Daerah Penelitian
Gbr 3.2 Hipotesis Sedimentasi yang melalui lap.A, B, C, D, Serta lap. IBNUSINA (Mora, et al., 2000)
Dari penampang Gbr 3.2 terlihat bahwa lapangan IBNU masih dipengaruhi oleh endapan progradasi delta yang terdiri dari endapan delta front dan endapan laut dangkal, walaupun pada kenyataannya dari hasil analisa intibor (lihat BAB IV) kemudian diketahui bahwa endapan delta plain juga sebenarnya pernah terdapat di IBNU,
hal ini ditunjukan oleh adanya
endapan distributary channel yang cukup tebal dan merupakan reservoir target utama di IBNU. Sehingga sebenarnya progradasi delta plain yang ada tidak hanya terhenti pada lapangan C-D saja seperti terlihat pada penampang diatas namun juga pernah mencapai lapangan IBNU.
Analisa Stratigrafi Sekuen dan Studi Karakteristik Reservoir Pada Lapangan IBNU, Cekungan Kutai, Kaltim / Rachman Phasadaon -12004056.
15
Bab III. Geologi Daerah Penelitian 3.2
Struktur Lapangan IBNU
Daerah offshore Delta Mahakam dipengaruhi oleh 3 trend struktur sesar yang berarah NNE-SSW (Gbr. 3.3). Sesar ini antara lain adalah: inner axis mulai dari Badak sampai Handil, Median axis mulai Dari Attaka sampai Peciko, dan external axis mulai dari daerah Lantang sampai IBNU.
Sumbu-sumbu ini terbentuk selama Kala Miosen merujuk pada munculnya rezim tekanan pada daerah Delta Mahakam. Menurut Mora, 2000. Analisa sesar tumbuh pada lapangan IBNU terbagi menjadi 2 periode : •
Periode Pertama Mulai dari 7.2 Ma sampai 3 Ma, struktur berkembang akibat gaya kompresi dengan arah barat laut-tenggara. Hasil dari gaya kompresi yang kuat membentuk antiklin dari Samarinda hingga daerah penelitian. Ini dapat dilihat dengan adanya internal axis, median axis, dan external axis yang relatif sejajar, sedangkan daerah penelitian termasuk kedalam bagian external axis. Pada masa ini juga berkembang sesar akibat gaya pembebanan sedimen yang diendapkan terus menerus di daerah Delta Mahakam dan membentuk struktur growth fault maupun slumps, ini ditandai dengan adanya listric normal fault atau sesar dengan bidang kemiringan menjadi semakin landai jika semakin dalam.
•
Periode Kedua Mulai dari 3 Ma sampai sekarang, struktur yang ada terbentuk dari akibat gaya re-aktif kompresional yang berupa ekstensi sehingga membentuk sesar normal. Hal ini mengindikasikan semakin meningkatnya tekanan akibat tektonik yang kemungkinan berlangsung sejak N10. tekanan ini menyebabkan terbentuknya tutupan dip yang berarah W-E dan N-S dan reaktifasi sesar.
Analisa Stratigrafi Sekuen dan Studi Karakteristik Reservoir Pada Lapangan IBNU, Cekungan Kutai, Kaltim / Rachman Phasadaon -12004056.
16
Bab III. Geologi Daerah Penelitian Kualitas reservoir pada bagian fresh water sand (FWS) cukup baik, dengan porositas rata-rata 18-22% dan permeabilitas berkisar antara 10 hingga beberapa ratus mD. Sedangkan kualitas reservoir pada bagian sisi main zone (SMZ) relatif lebih buruk, dengan porositas rata-rata 12-13% dan permebilitas berkisar antara 0.1-10 mD (Mora, et.al., 2000).
3.3.1.Stratigrafi Unit Reservoir Umur dari kedua unit reservoir tersebut ialah Miosen Atas dengan rincian: • Fresh Water Sand (FWS) : dari maksimum flooding (MF) pada 5.3 My hingga flooding 7.0 My ~ MF2 – MF6 • Sisi Main Zone (SMZ) : dari maksimum flooding 7.0 My hingga flooding 8.5 My ~ MF6 – dst.
Di lapangan IBNU – SINA dua unit reservoir utama ini di bagi lagi ke dalam sub bagian yang dibatasi oleh marker regional : maximum flooding surface (MF) dan marker seismic (Tabel 3.1).
Tabel 3.1 Stratigrafi Unit Reservoir Pada Lapangan IBNU, MF3 – MF4 interval intibor yang dianalisis (Total Internal Report) Analisa Stratigrafi Sekuen dan Studi Karakteristik Reservoir Pada Lapangan IBNU, Cekungan Kutai, Kaltim / Rachman Phasadaon -12004056.
19
Bab III. Geologi Daerah Penelitian 3.3.2.Sedimentologi Unit Reservoir Upper Fresh Water Sand: Interval ini umumnya tersusun oleh sedimen yang terendapkan pada bagian distal delta front menuju ke arah prodelta. Sedimen yang ada umumnya berasal dari endapan distal mouthbar yang bersifat menyebar (scattered), dan tersusun dari lapisan batulanau (siltstone) dan batulempung (shalestone) yang kadang berinterkalasi dengan lapisan tipis batuan karbonat.
Lower Fresh Water Sand: Terdiri dari batupasir dan batulempung yang saling berinterkalasi, terkadang terdapat lapisan tipis karbonat yang bersifat interbedded, terdapat kelimpahan dari fosil-fosil mikroforam
bentonik
yang
bersifat
calcareous,
sehingga
kemungkinan lingkungan pengendapannya ialah daerah inner shelf. Tubuh batupasir yang ada berasal dari endapan distributary mouthbar dan distributary channel yang bersifat lokal, dengan ketebalan dapat mencapai 20 m, endapan jenis ini umumnya memiliki sifat konektivitas yang baik. Mouthbar yang ada umumnya dipengaruhi oleh arus pasang laut (tidal) dan umumnya berbentuk lobate atau triangular yang memanjang secara parallel terhadap sumber sedimen yang ada (relatif berarah NW – SE). Dengan ketebalan rata-rata antara 0.5 – 5 m dan memilki penyebaran yang luas.
Analisa Stratigrafi Sekuen dan Studi Karakteristik Reservoir Pada Lapangan IBNU, Cekungan Kutai, Kaltim / Rachman Phasadaon -12004056.
20