Kata Pengantar
S
ejak berdirinya pada 28 Maret 1985, Kalyanamitra mengkritisi pola hubungan sosial yang memunculkan ketidakadilan dan ketimpangan antara perempuan dan laki-laki, atau ketimpangan gender. Ketimpangan ini sangat jelas dalam pembedaan antara wilayah domestik dengan publik. Wilayah domestik secara alamiah dianggap sebagai dunianya kaum perempuan, sedangkan wilayah publik dianggap milik kaum laki-laki. Meskipun terlihat semakin banyak perempuan bergiat di wilayah publik, namun bidang-bidang yang digeluti perempuan selalu dikaitkan dengan feminitas. Pekerjaanpekerjaan yang membutuhkan ketekunan dan kecermatan, profesi guru, sekretaris, dan sejenisnya menjadi arena dominan kaum perempuan. Pembagian wilayah itu sangat erat hubungannya dengan pelekatan nilai feminitas dan maskulitas pada diri perempuan dan laki-laki, serta berkait pula dengan pembedaan kegiatan produktif-reproduktif. Ketimpangan gender yang mendiskriminasi perempuan akar sejarahnya sulit dilacak lagi saat ini, karena dilestarikan dan disuburkan oleh kebijakan-kebijakan negara dan norma-norma sosial yang bertahan.
Pembagian peran gender antara perempuan dan laki-laki oleh keluarga, komunitas, dan negara justru mempertajam subordinasi perempuan oleh laki-laki, dan berujung pada lemahnya posisi perempuan baik secara sosial, politis dan ekonomis. Salah satu ukuran lemahnya posisi perempuan, yakni rendahnya akses perempuan terhadap pendidikan dan kesehatan serta politik. Padahal salah satu indikator penting untuk meningkatkan kedudukan perempuan adalah pendidikan dan kesehatan serta politik. Jadi, untuk menjadi perempuan agen perubahan sosial saat ini amatlah penting sehingga secara tak langsung dapat mengubah dirinya pula.
I. Divisi Program
T
ahun 2012 adalah tahun ketiga rencana strategis Kalyanamitra periode 2010-2012. Sangat penting untuk melihat capaian strategis organisasi dalam kurun waktu ini. Setiap tahun dicoba untuk melakukan evaluasi dengan melihat capaian maupun hambatan yang terjadi sebagai proses belajar untuk lebih maju lagi. Banyak hal yang harus dipelajari dan dikerjakan oleh Divisi Program dalam mewujudkan isu strategis organisasi. Tahun 2012, Divisi Program menstrukturkan kembali fokus kerja dengan beberapa target yang akan dicapai yakni: 1. Proses belajar, internalisasi, dan terapan pengetahuan yang diperoleh selama di Kalyanamitra dalam memfasilitasi forum (tiap staf di Divisi Program). 2. Analisa tahunan yang difokuskan pada isu kekerasan seksual. 3. Kajian tentang “survival perempuan menghadapi krisis”.
4. Tulisan dalam rangka advokasi hak-hak perempuan di ASEAN.
5. Publikasi dan sosialisasi tentang Kalyanamitra lewat media sosial.
6. Pendampingan komunitas di Prumpung dan Muara Baru di Jakarta.
7. Memelihara dan berkomunikasi dengan jaringan di tingkat nasional maupun daerah.
A. Bidang Kerja Kajian Pengembangan 1. Kajian
Pelaksanaan kajian ini memakan waktu lama karena sudah dimulai sejak tahun 2010. Hal yang menjadi kendalanya, yakni kemampuan SDM yang melakukannya masih dalam taraf belajar menyusun kajian dan hal analisisnya. Akhir tahun 2012, penyusunan kajian berada pada tahap finalisasi. Masih ada beberapa bagian yang memerlukan penajaman dan penjelasan lebih jauh.
2. Perpustakaan
a. Pengadaan No. 1
Jenis Koleksi Buku
Jumlah
Keterangan
95
14 koleksi berasal dari pembelian; 81 koleksi merupakan hadiah dari lembaga lain
6
Seluruh koleksi merupakan hadiah dari lembaga lain; 2 merupakan download dari internet
2
Terbitan Berseri
100
4
Working Paper
10
3
Audio Visual
Total
211
Seluruh koleksi merupakan hadiah dari lembaga lain Seluruh koleksi merupakan hadiah dari lembaga lain
b. Pengolahan
4
Pengolahan koleksi meliputi penyampulan buku, penomoran, dan memasukkan koleksi ke dalam
database. Kegiatan ini dilakukan bekerjasama dengan Divisi Keorganisasian yang dilakukan setiap minggu. Berikut hasil klasifikasi koleksi perpustakaan tahun 2012: Koleksi
Subjek
Total
Perempuan (W)
Umum
Buku
48
51
99
Terbitan berseri
38
85
123
Audio-visual
4
3
7
Working paper
7
3
10
Total
97
142
239
c. Perawatan Ada 3 kegiatan utama perawatan koleksi perpustakaan yang dilakukan, yakni shelving sebanyak 9 kali, penempelan nomor panggil, dan pembersihan ruang koleksi yang dilakukan Divisi Keorganisasian.
d. Sirkulasi
Beberapa kegiatan dilakukan untuk sirkulasi koleksi perpustakaan kepada masyarakat luas dengan harapan makin banyak orang yang mengetahui, mengenal dan memanfaatkan koleksi yang Kalyanamitra miliki. Hal ini adalah tujuan perpustakaan sehingga apa yang disediakan organisasi bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas. Metode sirkulasinya adalah berikut: 5
• Kunjungan offline Total kunjungan offline perpustakaan tahun 2012: Jenis kunjungan
Jumlah (%)
Internal
103 (55.38%)
Eksternal
83 (44.62%)
Total
186 (100%)
Berikut grafik kunjungan offline perpustakaan tahun 2012 yang ditampilkan per 3 bulanan:
Total kunjungan ke perpustakaan secara offline tahun 2012, yakni 186 kunjungan yang dilakukan melalui datang langsung, telepon untuk menanyakan koleksi perpustakaan, dan melalui e-mail. Lebih banyak kalangan staf Kalyanamitra yang memanfaatkan koleksi yang ada. Artinya, pihak luar atau masyarakat masih kurang mengakses koleksi perpustakaan Kalyanamitra. Kunjungan pihak luar yang terbanyak adalah kalangan mahasiswa dan peneliti.
Tabel dan grafik berikut adalah informasi pemanfaatan koleksi perpustakaan tahun 2012 berdasarkan periode 3 bulanan: Periode
Baca
Foto kopi
Total
Januari-Maret
94
26
120
April-Juni
56
1464
1520
Juli-September
440
62
502
Oktober-Desember
157
8
165
747 (32.4%)
1560 (67.6%)
2307 (100.0%)
Total
6
Grafik ini memperlihatkan bahwa pemanfaatan koleksi terbanyak difotokopi pada periode AprilJuni 2012, yakni 1464 koleksi. Untuk pemanfaatan koleksi, terbanyak terjadi pada periode Juli-September 2012, sebesar 440 koleksi.
Persentasi koleksi yang termanfaatkan sepanjang tahun 2012 sebanyak 28.8% dari total 8000 koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan Kalyanamitra. Jenis koleksi yang banyak diminati ialah tentang feminisme, perkosaan, dan gender.Jika dilihat pada tahun sebelumnya, tahun 2011, hanya 48 kunjungan. Hal ini karena perbedaan strategi promosi atau layanan melalui on-line yang mencapai 10.821 kunjungan. Kondisi ini menjadi perhatian perpustakaan Kalyanamitra agar koleksi atau data-data yang ada lebih dimanfaatkan dan digunakan oleh masyarakat luas. Promosi harus ditingkatkan lagi untuk menarik minat banyak orang. Sangat disayangkan, jika koleksi yang ada tidak termanfaatkan banyak orang. Komentar pemanfaat perpustakaan Kalyanamitra:
“Koleksi buku perempuannya lebih lengkap dibandingkan perpustakaan lain. Sebagai upaya perbaikan, mungkin Kalyanamitra bisa lebih meng-update daftar koleksi bukunya terutama dari website buku-buku on-line yang tak terjangkau pembaca Indonesia, baik buku teoritik maupun kasuistik pengalaman negara lain. Tentu tanpa melupakan up-date buku-buku perempuan yang ditulis para pegiat gerakan perempuan di Indonesia.” (Rintis, 26 tahun, Puskapol Universitas Indonesia) “Kalyanamitra sebagai pusat komunikasi dan informasi perempuan melalui buku-bukunya dengan berbagai tema benar-benar memberikan informasi dengan referensi yang banyak. Masukannya untuk bagian perpustakaan saja, maksudnya selain aktivis perempuan atau sekedar cari bahan tulisan saja.” (Liona, 21 tahun, mahasiwa Universitas Bengkulu)
• Kunjungan on-line Di samping kunjungan langsung, e-mail atau telepon, pemanfaatan koleksi atau penulusuran koleksi pustaka banyak dilakukan melalui on-line, karena dianggap lebih mudah dan cepat:
• Promosi
Promosi mengenai keanggotaan perpustakaan tidak mencapai target rencana kegiatan tahun 2012. Ada satu orang yang mendaftar menjadi anggota perpustakaan. Promosinya kurang mendapat perhatian dan tidak dilakukan secara khusus, hanya menempel pada kegiatan lain seperti pendidikan gender atau ketika ada orang yang berkunjung langsung ke perpustakaan, sehingga hasilnya tidak maksimal. 7
• Resensi buku Tahun 2012 direncanakan 40 buku setiap bulan (480 buku dalam satu tahun) diresensi dan di-entry ke dalam perpustakaan on-line, sehingga mudah terakses pihak luar. Pelaksanaannya baru menghasilkan 447 buku yang diresensi, dan masih tersisa 33 buku, selain meng-entry ke dalam perpustakaan on-line.
3. Publikasi
a. Buletin Mulai tahun 2012, buletin Kalyanamitra diputuskan tidak dicetak, tetapi dipublikasikan dalam bentuk on-line melalui e-mail dan website. Tujuannya agar menjangkau pembaca yang lebih luas dan mengurangi penggunaan kertas. Banyak tanggapan diberikan oleh masyarakat luas setelah menerima buletin ini. Mereka mendukung strategi penyebaran buletin melalui e-mail dan website karena turut mengurangi pemanasan global, sebagaimana disampaikan oleh Dewi Amanatun Suryani (Komisi Informasi Provinsi DIY) sebagai berikut:
“Terima kasih atas informasi yang diberikan, saya sangat apresiatif terhadap penerbitan buletin ini sebagai bagian dari paperless untuk pencegahan global warming. Semoga Kalyanamitra makin sukses dalam berkarya, sesuai dengan UU No. 14 tahun 2008, semua badan publik wajib memiliki pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (ppid) sehingga kami berharap Kalyanamitra bisa memberikan pelayanan kepada publik dengan lebih baik.” Dengan sebaran melalui e-mail, juga mempunyai nilai tambah. Lebih banyak orang dapat menerima informasi tidak hanya di Jakarta, tetapi di berbagai daerah, termasuk luar negeri. Selain itu informasi yang disampaikan tak hanya untuk kalangan aktivis, tetapi berbagai pihak seperti PNS, jurnalis, pustakawan, mahasiswa, akademisi dan laininya. Ada 3000 alamat e-mail yang dikirimi buletin. Situs DK-Insufa juga mempublikasi buletin yang diterbitkan Kalyanamitra dengan memberi ruang khusus di halaman utamanya. Dari 3000 alamat e-mail yang dikirimkan, ada 200 e-mail yang merespon. Tahun 2012 telah diproduksi 4 edisi buletin Perempuan Bergerak dengan tema:
a. Kekerasan Seksual: Dimana tanggungjawab Negara b. Perempuan dan Perubahan Iklim c. Perempuan dan Pluralisme
d. Komitmen Negara dalam Menyelesaikan Kasus-kasus Pelanggaran HAM Perempuan
Ada 1 buletin komunitas diproduksi di Lumajang yang berjudul Seruan Perempuan dengan topik “Pos Sehat Perempuan”.
b. Website
Perombakan situs dilaksanakan tahun 2012, dengan alasan karena kurang informatif dan memenuhi dinamika kebutuhan yang ada. Perombakan tersebut diharapkan menjadikan situs Kalyanamitra lebih komunikatif dan memudahkan pengunjung untuk mengetahui Kalyanamitra. Situs menjadi salah satu sarana promosi lembaga yang sangat penting di era moderen ini. • 8
Beberapa fitur tambahan di dalam website adalah berikut: Home
• • • • • • • •
Tentang Kami (Sejarah, Visi, Misi, Isu Strategis, Struktur Organisasi, Jaringan, Lembaga, link, Donor dan Laporan Tahunan) Program (Kajian dan Pengembangan, Pendampingan Komunitas dan Keorganisasian) Kabar (Kalyanamitra dalam liputan media) Agenda
Publikasi (buku, buletin, materi kampanye, analisis media, kajian, lembar info) Galeri
Buku Tamu Blog
Berdasarkan alat penghitung pengunjung di situs maka mulai awal Januari 2012 hingga Desember 2012 tercatat 79 negara yang pernah mengunjungi situs Kalyanamitra. Ke-10 negara yang mengunjungi situs kalyanamitra itu adalah: 1. Indonesia
2. Amerika
3. China
4. Taiwan
5. Australia
6. Malaysia
7. India
8. Belgium
9. Netherland
10. Germany
: 10.944
: 954
: 157
: 145
: 143
: 131
: 122
: 119
: 89
: 84
Berikut adalah bagan kunjungannya:
Situs juga telah mengabungkan Perpustakaan menjadi subdomain website Kalyanamitra. Selain perpustakaan, juga ada subdomain-subdomain lain, seperti konten Bahasa Inggris dan blog. Berikut adalah alamat subdomain tersebut:
9
Konten Bahasa Inggris Blog Perpustakaan
: www.kalyanamitra.or.id/en : http://www.kalyanamitra.or.id/blog/ : http://www.kalyanamitra.or.id/perpustakaan/
Selain konten-konten itu, situs Kalyanamitra juga memiliki tautan ke youtube. Hal ini penting karena media visual akan lebih mudah dipahami oleh pengunjung. Selain itu, bisa digunakan untuk mempublikasikan film yang dimiliki oleh lembaga. Sampai 21 Desember 2012, ada 4 film yang di-upload di youtube: • Menguak Kekerasan Dalam Rumah Tangga_1 (dilihat sebanyak 2260 kali) • Menguak Kekerasan Dalam Rumah Tangga_2 (dilihat sebanyak 1083 kali) • Menguak Kekerasan Dalam Rumah Tangga_3 (dilihat sebanyak 137 kali) • Menguak Kekerasan Dalam Rumah Tangga_4 (dilihat sebanyak 47 kali)
• Pemberdayaan Perempuan di Akar Rumput oleh Kalyanamitra_1 (dilihat sebanyak 129 kali) • Pemberdayaan Perempuan di Akar Rumput oleh Kalyanamitra_2 (dilihat sebanyak 19 kali)
• Pemberdayaan Perempuan di Desa Pasrujambe, Lumajang, Jawa Timur_1 (dilihat sebanyak 278 kali) • Pemberdayaan Perempuan di Desa Pasrujambe, Lumajang, Jawa Timur_2 (dilihat sebanyak 115 kali) • Ketika Mata Jiwa Bicara_1 (dilihat sebanyak 704 kali) • Ketika Mata Jiwa Bicara_2 (dilihat sebanyak 393 kali) • Ketika Mata Jiwa Bicara_3 (dilihat sebanyak 153 kali) • Ketika Mata Jiwa Bicara_4 (dilihat sebanyak 32 kali) • Ketika Mata Jiwa Bicara_5 (dilihat sebanyak 35 kali)
Komentar yang disampaikan pengunjung: “Video ini sangat memilukan hati, sungguh memprihatinkan KDRT bisa terjadi di negara yang beradab; problem sosial yang membutuhkan penanganan yang serius dari banyak pihak. Karena semua orang memiliki martabat yang sama sebagai makhluk ciptaan yang dibentuk seturut gambar dan rupa Allah. Saudari-saudara mari bersama berjejaring mengupayakan pembelaan terhadap pemulihan martabat manusia. Ya Allah sadarkanlah tiap orang untuk menghargai sesamanya, karena Engkau hadir dalam diri manusia ciptaan-Mu sendiri”. Dengan penampilan baru, pembaharuan informasi terus dilakukan minimal seminggu sekali. Selain memberikan informasi seputar isu perempuan, salah satu target yang ingin dicapai dengan re-design situs adalah agar dapat digunakan untuk menjual produk-produk yang dihasilkan lembaga. Masyarakat diharapkan akan mudah mengetahui produk apa yang dihasilkan dan dapat membelinya dengan cara memesannya melalui e-mail. Selama tiga bulan terakhir, pemesanan melalui e-mail sudah berlangsung. Sepanjang tahun 2012, ada 254 tulisan yang dipublikasikan di situs Kalyanamitra. Dalam situs ini diberikan ruang untuk pemberitaan. Sepanjang tahun 2012, pemberitaan Kalyanamitra ada di beberapa media berikut:
1. Indonesia calling on New Zealand to help women’s rights battle (www.3news.co.nz, 7 Mei 2012)
2. Lincoln and Atlanta narrow gap in int’l goal to win readers (www.themilitant.com, 14 Mei 2012) 3. Tour in Australia discusses women’s rights in Indonesia (www.themilitant.com, 21 Mei 2012)
4. Leaders of Indonesian women’s center speak in New Zealand (www.themilitant.com, 11 Juni 2012) 10
5. NGOs raise missing rights in ASEAN draft (www.thejakartapost.com, 28 Juni 2012)
6. Groups Push for Asean to Publish Draft Human Rights Declaration (www.thejakartaglobe.com, 3 Juli 2012) 7. Permintaan Meningkat Tajam, LSM pun Desak Pelegalan (www.beritasatu.com, 16 Juli 2012) 8. Para aktivis tuntut revisi UU Anti-Aborsi (WWW.indonesia.ucanews.com, 25 Juli 2012)
9. Preparing politically to join workers struggles in US and abroad focus of Socialist Workers conference (www.themilitant.com, 13 Agustus 2012) 10. Fears for Gay, Indigenous Rights in Asean (www.thejakartaglobe.com, 17 September 2012)
11. Aktivis ragukan komitmen parpol pada perempuan (www.nasional.sindonews.com, 11 Oktober 2012) 12. SMP Budi Utomo Depok Dinilai Diskriminatif (www.swaranusa.net, 15 Oktober 2012)
13. Critics Slam Asean Rights Commission Over Inaction (www.thejakartaglobe.com, 2 Desember 2012) 14. Wakil Wali Kota Magelang Diduga KDRT (www.vhrmedia.com, 7 Desember 2012)
15. Mendagri Didesak Tindak KDH Langgar Hak Perempuan (www.ajisurabaya.org, 15 Desember 2012) 16. Perempuan Jangan Sekedar Jadi Obyek Pasif (www.indonesiabicara.com, 17 Desember 2012) 17. Copot Kepala Daerah Diskriminasi Perempuan (www.vhrmedia.com, 19 Desember 2012) 18. Poligami dan Nikah Siri Korbankan Perempuan (www.vhrmedi.com, 26 Desember 2012)
c. Analisa Media
Analisa media merupakan kegiatan yang baru yang dimulai sejak Januari 2012. Analisa ini merupakan catatan kritis organisasi terkait dengan kejadian-kejadian yang diangkat oleh media. Ada 4 media on-line yang digunakan sebagai sumber data, yakni www.detik.com; www.kompas.com; www. okezone.com; www.vivanews.com. Keempat media ini dipilih karena paling sering meng-update berita
11
dan banyak dikunjungi oleh masyarakat. Analisa media ini juga diharapkan dapat menampilkan datadata seputar perempuan setiap bulannya. Analisa media ini disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs dan e-mail. Analisa media ini juga telah dipublikasikan di website DK Insufa http://dk-insufa. info/fokus/1060-kesehatan-reproduksi-kenapa-tabu-. Selain dipublikasikan melalui website, analisa media ini juga dikirimkan ke beberapa media melalui alamat email. Sejauh ini ada beberapa media yang mempublikasikan analisa media dan menjadikannya sebagai sumber berita (www.beritanusa.com, www. sindonews.com, www.vhrmedia.com, www.dk-insufa.info). Di www.beritanusa.com mempublikasikan analisa media bulan Agustus 2012, yakni tanggal 6 September dan 8 September 2012. Sementara www. sidonews.com mengutip analisa media bulan september tentang keterwakilan 30% perempuan dalam politik, dan dipublikasikan pada 11 Oktober 2012 dengan judul “Aktivis ragukan komitmen parpol pada perempuan”. Demikian juga dengan website dk-insufa senantiasa mempublikasikan analisa media melalui rubrik fokus mereka. Pada 6 bulan pertama, analisa media dilakukan dengan memaparkan semua kasus pelanggaran HAM perempuan di berbagai bidang. Setelah dilakukan evaluasi, metode ini tidak fokus dan kurang tajam dalam analisa sebuah kasus, karena semua data dipaparkan.Oleh karena itu, mulai Juli 2012 dilakukan perubahan strategi dan metode yakni analisa satu tema dengan satu jenis data media yang dianalisa secara mendalam. Beberapa analisa media yang berhasil diterbitkan pada tahun 2012: • Pada Januari 2012, topiknya adalah “Negara Gagal Memberi Perlindungan Pada Perempuan”. • Pada Februari 2012, topiknya adalah “Perempuan Korban Kenaikan BBM”.
• Pada Maret 2012, topiknya adalah “Pelarangan Rok Mini di DPR” dan lahirnya Satgas Anti Pornografi. • Pada April 2012, topiknya adalah “Pendidikan Hak Semua Warga”.
• Pada Mei 2012, topiknya adalah “Wajah Perempuan dalam 14 Tahun Reformasi”. • Pada Juli 2012, topiknya adalah “Yang Miskin Yang Bunuh Diri”.
• Pada Agustus 2012, topiknya adalah “Masih Adakah Keadilan Itu?”.
• Pada September 2012, topiknya adalah “Keterwakilan 30% Perempuan: Menuntut Kepastian Partai Politik”. • Pada Oktober 2012, topiknya adalah “Kesehatan Reproduksi, Kenapa Tabu?”.
• Pada November 2012, topiknya adalah “Kekerasan Terhadap Perempuan=Pelanggaran HAM=Tindak Pidana”. • Pada Desember 2012, topiknya adalah “Kasus Poligami dan Nikah Siri”.
d. Lembar Info
Lembar info adalah salah satu media yang digunakan Kalyanamitra untuk berinteraksi dengan komunitas dampingan. Dengan lembar info ini diharapkan dapat terus memberikan informasi kepada komunitas dampingan baik di Prumpung maupun di Muara Baru, DKI Jakarta. Tahun 2012 telah dihasilkan 5 lembar info yang bertema:
• “Pilih Wakilmu Dengan Cerdas”, lembar info ini berisi profil 6 pasang calon Gubenur DKI Jakarta dalam Pemilukada yang berlangsung tanggal 11 Juli 2012. Lembar info ini mengenalkan keenam pasangan calon gubenur, partai apa yang mengusungnya, dan tentang visi dan misi mereka. • “Bagaimana Menjadi Pemilih Yang Cerdas”, lembar info ini berisi informasi bagaimana menjadi pemilih yang cerdas, terutama harus mengenal masing-masing calon dan tidak termakan janjijanji yang diucapkan calon selama kampanye. Dengan demikian, komunitas dapat menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya.
12
• “Apa Itu SARA”, lembar info ini diangkat karena temanya dibicarakan oleh media menjelang pemilihan gubenur DKI Jakarta putaran kedua.
• “Mengenal JAMPERSAL”, lembar info ini memberikan informasi tentang layanan kesehatan bagi warga yang tidak mampu dengan menggunakan Jaminan persalinan. • “Kartu Jakarta Sehat (KJS)”, lembar info ini memberikan informasi kepada komunitas tentang Kartu Jakarta Sehat dan bagaimana mendapatkannya.
e. Alat Kampanye
Dalam rangka memberikan informasi mengenai Deklarasi HAM ASEAN yang dikerjakan oleh AICHR, maka Kalyanamitra bersama dengan Women’s Caucus membuat alat kampanye berupa Pin, Mug dan Booklet. Alat kampanye ini mendorong advokasi Deklarasi HAM ASEAN agar deklarasi tersebut memasukan hak-hak perempuan di dalamnya.
• Pembuatan booklet
Booklet ini berisikan masukan mengenai Hak Asasi Perempuan dalam Deklarasi HAM Asean. Booklet ini menjadi alat advokasi bagi kalangan perempuan di tingkat regional untuk memastikan dan memperjuangkan hak-hak perempuan agar menjadi bagian dari Deklarasi HAM ASEAN.
• Pembuatan mug dan pin
Pin berjudul “Wujudkan Jaminan Perlindungan Hak-hak Perempuan dalam Deklarasi HAM ASEAN”, dicetak 200 buah. Tulisan di mug yakni “There is no gender justice for women in ASEAN Human Rights Declaration Without Comply with international human rights standard, Uphold the principle of non discrimination and substantive equality, Guarantee the same rights and duty in all areas of life, Protect women from all forms of violence and discrimination, Respect for dignity and quality”. Booklet dan mug dibuat 200 buah yang dibagikan ke masyarakat luas baik melalui kegiatan lokakarya maupun secara langsung.
4. Pendidikan
a. Pendidikan seri gender Keadilan dan ketidak kesetaraan gender masih terjadi di Indonesia hingga sekarang meskipun telah memiliki banyak kebijakan dan hukum tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan. Lapisan di masyarakat banyak yang belum mengetahui tentang keadilan dan kesetaraan gender, sehingga mereka mudah dan rentan menjadi korban. Mahasiswa, pelajar, anggota
13
masyarakat bahkan aktivis yang sehari-hari bekerja di lingkungan NGO juga masih banyak mengalami ketimpangan gender. Oleh karena itu, Kalyanamitra pada tahun 2012 membuat kegiatan yang bersifat reguler setiap bulan, yakni pendidikan gender bagi mereka yang awam tentang gender. Tujuannya adalah terbangunnya perspektif dan kepekaan gender bagi peserta dan mampu menginternalisasi kedalam dirinya sendiri; peserta mampu mentransformasi hasil pendidikan kepada orang lain; dalam tataran masayarakat yang lebih luas, makin banyak orang yang paham dan sadar gender agar tercipta kehidupan masyarakat yang adil gender tanpa diskriminasi. Kegitan ini dilakukan setiap bulan mulai Maret 2012 hingga Desember 2012. Jadi, ada 10 kali pendidikan dengan topik yang berbeda-beda dan jumlah peserta yang beragam jumlah per kedatangannya.
Seri pertama tentang “Dasar-dasar Gender”. Seri ini dilakukan pada 27 Maret 2012 di Kalyanamitra. Dalalam pendidikan ini peserta yang hadir berjumlah 13 orang dari 16 orang yang mendaftar. Berikut daftar peserta: No
Nama
Asal
Pekerjaan / Lembaga
Kehadiran
1
Iwan Hendrawan
Bandung
Pendamping / Pusat Konsultasi dan Pembelajaran Keluarga Saudara Sejiwa Bandung
Ya
3
Dewangga Nuasan Putra
Jakarta
Relawan CMM dan CRU / PKBI DKI Jakarta
Ya
2 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
Ahmad Sohibi
Oyong Dwi Cahyani Ela Hayati
Faranita Damayanti Lista Cahyawati Deni Fauzi
Lily Natali E.
Lestari Kalsum Chris Poerba
Hikmah Ardini
Singgih Pujiadi Naila Assegaf Thita Mazya
Adistiana Prahara
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
Bandung Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
Tangerang Jakarta
Tenaga Multiguna / YSIK Individu
Relawan CMM/PKBI DKI Jakarta
Relawan CMM dan CRU/PKBI DKI Jakarta
Pendamping/Lembaga Perlindungan Anak Jawa Barat Relawan CMM/PKBI DKI Jakarta Konsultan /
Sekretaris/Kalyanamitra Jurnalis / ICRP
Mahasiswa / UPI YAI
Relawan CMM dan CRU / PKBI DKI Jakarta Koordinator CMM / PKBI DKI Jakarta Aktivis / Keppak Perempuan Freelance
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Tidak Tidak Tidak
Pengajar dalam seri ini adalah Ika Agustina dan Joko Sulistyo. Peserta di-briefing mengenai Pendidikan Gender tahun 2012 ini. Kemudian peserta diharuskan mengisi pre-test selama 15 menit. Setelah itu, perkenalan, harapan-harapan, dan kegiatan belajar dimulai. Secara umum, proses pendidikan berlangsung aktif dan interaktif. Sebelum post-test, peserta diberikan PR menulis mengenai pengalaman persoalan gender dalam keluarga atau rumah tangga. Seri kedua tentang “Ketidakadilan dan Pelembagaan gender”. Seri ini dilaksanakan pada 30 April 2012 di Kalyanamitra dan dihadiri 11 peserta. Pengajar seri ini adalah Ika Agustina dan Joko Sulistyo. Untuk diskusi kelompok, pengajar membagi peserta kedalam empat kelompok dan ditugaskan untuk menganalisa kasus:
14
1) Bentuk ketidakadilan gender yang terjadi dalam kasus
2) Siapa pelaku pelanggaran HAM yang menyebabkan terjadinya ketidakadilan tersebut 3) Siapa korbannya?
4) Dimana kasus tersebut terjadi? (di rumah tangga atau ruang publik) 5) Mengapa hal tersebut terjadi?
6) Apa dampak kasus tersebut terhadap korban?
Seri ketiga tentang “ Gender dan Seksualitas”. Seri ini dilakukan pada 29 Mei 2012 di Kalyanamitra dan dihadiri 12 peserta. Pengajar kali ini adalah RR Agustine dari Ardhanary Institute.Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi. Pengajar meminta peserta mendeskripsikan dirinya dalam bentuk gambar dan menjelaskan arti gambar/symbol tersebut. Dalam presentasinya dijelaskan mengenai definisi-definisi (seks, gender, seksualitas, peranan gender, identitas gender, gender ekspresi, orientasi seksual, identitas seksual, lesbian, gay, biseksual, transgender, transeksual, interseks, dan queer), keberagaman gender dan seksual, beserta skema seks dan gender. Seri keempat tentang “Analisa Sosial”. Seri ini dilakukan pada 29 Mei 2012 di Kalyanamitra dan dihadiri 11 peserta. Pengajar seri ini adalah Hegel Terome. Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan pengertian analisa sosial serta pentingnya melakukan hal tersebut. Dijelaskan pula mengenai alat-alat untuk melakukan analisa sosial, seperti studi kasus, jajak sosial, PRA, riset aksi, survey, dll. Setelah itu, dijelaskan mengenai apa saja yang diperlukan untuk melakukan analisa serta hasil akhir yang akan dicapai jika melakukan analisa sosial secara tepa. Dan, dijelaskan pula perbedaan mengenai analisa sosial dengan analisa individual. Setelah pembahasan, dilakukan diskusi kelompok yang membahas tiga persoalan: 1) Mengapa pendidikan mahal; 2) Mengapa kesehatan mahal; 3) Perempuan penyantang HIV/AIDS. Tiga hal yang harus didiskusikan adalah rumusan masalah, analisa (menggunakan analisa SWOT), dan solusinya.
Seri kelima tentang “Analisa Gender”. Seri ini dilakukan pada 17 Juli 2012 di Kalyanamitra dan dihadiri 9 peserta. Pengajar seri ini adalah Hegel Terome. Dalam seri ini, pengajar lebih banyak memberikan input informasi. Tanya-jawab dengan peserta dilakukan setiap saat ketika ada pertanyaan. Di awal sesi pengajar memutarkan video dari Youtube mengenai stereotype dengan judul “Differences
15
between Man and Woman (Differenze tra Uomo e Donna--Bruno Bozzetto).” Setelah itu, pengajar memaparkan materinya. Cakupan materi yang dibahas meliputi: • Pengertian analisis gender beserta sejarah kemunculannya • Kerangka konseptual analisis gender
• Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam analisis gender • Tujuan yang ingin dicapai dari analisis gender
• Alat analisis: kerangka kerja Harvard, Caroline Mosser, Relasi Sosial, Sarah Longwe
Materi tersebut disampaikan pengajar dalam dua sesi, sesi pagi dan setelah rehat siang. Kemudian di akhir sesi pengajar memutarkan kembali dua video dari Youtube yakni mengenai kesetaraan dan keadilan untuk perempuan yang berjudul “Closing the Gap Between Men and Women in Agriculture”. Seri keenam tentang “Hak-hak perempuan dalam CEDAW”. Seri ini dilakukan pada 7 Agustus 2012 di Kalyanamitra dan dihadiri 8 peserta. Pengajar seri ini adalah Rena Herdiyani. Peserta dibagikan buku berjudul “Instrumen Hukum Internasional untuk Hak Asasi Perempuan: Konvensi CEDAW, Protokol Optional CEDAW, Rekomendasi Umum, Komite CEDAW, Komentar Akhir Komite CEDAW”. Kemudian pengajar membuka pembahasan materi dengan memberikan pertanyaan “Apa itu HAM?” kepada setiap peserta. Dari jawaban yang dilontarkan, pada dasarnya para peserta dapat menjelaskan pengertian HAM. Kemudian pengajar menjelaskan pengertian HAM secara lebih luas. Pemaparan mengenai HAM ini dilakukan di sesi pagi, sedangkan sesi setelah makan siang membahas mengenai konvensi CEDAW. Berikut cakupan materi yang disampaikan pengajar:
• Definisi dan prinsip-prinsip HAM
• Instrumen HAM Internasional dan Nasional • Sejarah konvensi CEDAW
• Kekuatan konvensi CEDAW • Substansi CEDAW
• Unsur-unsur konvensi CEDAW
• Tiga Prinsip Utama konvensi CEDAW • Komite CEDAW
Seri ketujuh tentang “Hak-hak Perempuan dalam CEDAW”. Seri ini dilakukan pada 25 September 2012 di Kalyanamitra dan dihadiri 6 peserta. Pengajar seri ini adalah Rena Herdiyani. Pada seri ini pengajar mengulas kembali substansi dan unsur-unsur konvensi CEDAW kemudian pengajar membagi peserta kedalam tiga kelompok dengan kasus yang berbeda-beda. Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapinya. Seri kedelapan tentang “Telaah Produk Kebijakan dengan menggunakan Analisa Gender”. Seri ini dilaksanakan pada 30 Oktober 2012 dengan peserta 3 orang. Pengajar seri ini adalah Listyowati dan Naning Ratningsih sebagai narasumber. Pengajar meminta masing-masing peserta menelaah produk kebijakan dengan menggunakan analisa gender. Ada tiga kebijakan yang harus ditelaah, yakni UU Perkawinan, UU Ketenagakerjaa, dan UU Pornografi. Dari hasil kerja terlihat bahwa analisa peserta untuk menelaah produk kebijakan yang diskriminatif terhadap perempuan masih kurang tajam.
Seri kesembilan tentang “Kepemimpinan Perempuan”. Seri ini dilakukan pada 20 November 2012 di Kalyanamitra dan dihadiri 4 orang peserta, ditambah dua peserta mahasiswa magang yakni Liona dan Nur. Pengajar pada seri ini adalah Listyowati. Peserta diajak menonton film “In The Time of Butterflies”, film tentang sejarah 25 November yang dijadikan sebagai hari anti kekerasan terhadap perempuan. 16
Seri keempat tentang “Analisa Sosial”. Seri ini dilakukan pada 29 Mei 2012 di Kalyanamitra dan dihadiri 11 peserta. Pengajar seri ini adalah Hegel Terome. Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan pengertian analisa sosial serta pentingnya melakukan hal tersebut. Dijelaskan pula mengenai alat-alat untuk melakukan analisa sosial, seperti studi kasus, jajak sosial, PRA, riset aksi, survey, dll. Setelah itu, Seri kesepuluh tentang “Feminisme Dasar”. Seri ini juga dilakukan penutupan program pendidikan gender tahun 2012. Dalam penutupan dilakukan penyerahan sertifikat kepada para peserta didik beserta souvenir dari Kalyanamitra yakni buku tiga buah, kaos, tas, mug, bros, dan CD yang berisi materi dan foto.Pengajar adalah Hegel Terome. Pada seri ini dihadiri 7 orang peserta.
Dari rangkaian pendidikan gender yang dilakukan selama 10 kali (Maret-Desember 2012), masalah yang penting dan membutuhkan perubahan metode maupun stategi adalah jumlah kehadiran peserta. Dari 16 orang yang menyatakan bersedia untuk mengikuti pendidikan, hingga akhir pendidikan hanya 7 orang peserta. Begitu pula dalam proses pendidikan setiap bulan tidak berjalan lancar, kehadiran peserta sangat fluktuatif. Hal ini menjadi tidak efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan.
b. Diskusi radio
Untuk menyebarluaskan informasi mengenai isu-isu perempuan, Kalyanamitra mendapat kesempatan melakukan diskusi interaktif di Radio Voice of Human Right (VHR Media). Diskusi ini dilakukan setiap dua minggu sekali, berlangsung mulai 24 Oktober 2012 sampai Desember 2012. Sampai saat ini, 5 kali diskusi interaktif dilakukan di Radio VHR: • 24 Oktober 2012, jam 15.00-16.00 wib dengan topik “RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG)” dengan narasumber Rena Herdiyani. Advokasi RUU Kesetaraan dan Keadilan menjadi penting karena undang-undang tersebut diharapkan menjadi undang-undang rujukan bagi penghapusan tindakan diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan serta perlindungan hak asasi perempuan.
• 7 November 2012, jam 15.00-16.00 wib dengan topik “Bedah Buku Evolusi Perempuan: Dari Klan Matriarkal Menuju Keluarga Patriarkal” dengan narasumber Ika Agustina. Kehadiran buku karya Evelyn Reed ini sebagai karya fundamental yang dapat menjelaskan berbagai persoalan pokok ribuan tahun sejarah perkembangan masyarakat. Buku ini diharapkan dapat menjelaskan bagaimana nilai-nilai patriarkhi dapat ditransformasikan didalam masyarakat melalui proses yang panjang.
17
• 21 November 2012, jam 15.00-16.00 wib dengan topik “Pemenuhan HAM Perempuan di Indonesia” dengan narasumber Joko Sulistyo. Kongres dan pertemuan sudah dilaksanakan para feminis di dunia hingga diadopsinya tanggal 25 November sebagai Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. • 5 Desember 2012, jam 15.00-16.00 wib dengan topik “Mekanisme HAM ASEAN” dengan narasumber Rena Herdiyani. ASEAN secara resmi mengeluarkan ASEAN Charter atau Piagam ASEAN yang di tandatangani 10 pimpinan negara-negara anggota ASEAN (Indonesia, Brunei, Thailand, Philipina, Malaysia, Singapura, Vietnam, Kamboja, Laos, dan Myanmar) pada 21 November 2007. Piagam ASEAN mulai berlaku 15 Desember 2008 di negara-negara anggota ASEAN. Piagam ASEAN ini mengatur kehidupan kerjasama maupun relasi negara anggota dalam mengembangkan dan mencapai cita-cita ASEAN sesuai dengan nilai-nilai ASEAN yang berlandaskan pada standar internasional.
• 19 Desember 2012, jam 15.00-16.00 wib dengan topik “Bagaimana Memaknai Hari Ibu?” dengan narasumber Listyowati. Setiap tanggal 22 Desember dikenal sebagai Hari Ibu. Masa Orde Baru ideologi ini diinternalisasi dalam kebijakan negara dengan mendirikan berbagai organisasi perempuan yang dianggap dapat membantu negara dalam pembangunan, seperti, PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) dan Dharma Wanita. Kedua organisasi ini khusus beranggotakan kaum ibu dan istri yang memfokuskan diri pada peran dan kepentingan domestik perempuan.
c. Pelatihan untuk pelatih analisa gender
Dalam rangka menjawab kebutuhan organisasi mitra-mitra EED di Indonesia akan pentingnya gender dipahami dan diinternalisasi dalam program-program kerja dan keorganisasian/kelembagaannya, maka diperlukan peningkatan kapasitas yang relevan, dalam bentuk pelatihan. Kegiatan ini sesuai dengan kebutuhan penggunaan gender sebagai alat analisa sosial, mulai dalam perencanaan, monitor, dan evaluasi program dan kelembagaan. Di samping itu, kegiatan ini juga untuk menyambungkan hasil lokakarya pengarusutamaan gender yang pernah dilaksanakan oleh DK Keadilan Gender sebelumnya, yakni adanya draf buku panduan gender. Kegiatan ini dilaksanakan selama 3 hari. Peserta yang mengikuti pelatihan ini diharapkan dari tingkat pengambil keputusan dan pelaksana program di masing-masing organisasi mitra EED sektor Keadilan Gender.
Pelatihan ini diikuti oleh 10 organisasi mitra EED di sektor Keadilan Gender, 3 orang dari Dewan Koordinator, 2 orang dari Insufa. Masing-masing organisasi mitra ada yang mengirimkan 2 orang peserta, namun ada pula yang hanya mengirimkan 1 orang peserta, dengan komposisi: 1 orang dari tingkatan pengambil kebijakan atau keputusan di organisasi/lembaganya, dan 1 orang staf pelaksana program di organisasi/lembaganya. Pelatihan ini difasilitasi oleh Ruth Indiah Rahayu, seorang peneliti dan pendidik mengenai analisa gender dan feminisme yang bergiat di lembaga INKRISPENA. Pelatihan ini dilaksanakan pada 16-18 Maret 2012 di Hotel Ibis Tamarin Jakarta.
d. Pembuatan modul dan pelatihan mekanisme HAM ASEAN
Pembuatan modul pelatihan mekanisme HAM ASEAN merupakan hasil kerjasama Kalyanamitra dan UN Women. Modul ini ingin dijadikan pegangan fasilitator dalam melakukan pelatihan mekanisme HAM ASEAN, yang rencananya diadakan di tiga wilayah: Region I (Jawa, Sumatera dan Batam); Region II (Kalimantan, Sulawesi dan Bali), Region III (Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Ambon dan Papua). Dalam pembuatan modul, Kalyanamitra bekerja sama dengan HRWG.
e. Pelatihan penulisan laporan pelanggaran hak seksual dan reproduksi melalui prosedur khusus PBB
Pelatihan ini dilaksanakan di Hotel Morissey Jakarta pada 23-24 April 2012. Acara ini terselenggara atas kerja sama Kalyanamitra, Elsam dan Amnesty Internasional. Fasilitator adalah Indri Saptaningrum dari Elsam. Narasumber ialah Ibu Atasherdatini Habsjah dari PKBI, Nukila dari resident coordinating 18
office PBB, Bambang Dahana dan Joseph dari Amnesti Internasional. Peserta yang hadir dari Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI), Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Rahima, PKBI Pusat, SPSI Reformasi, Yayasan Kesehatan Perempuan, Mitra Inti, CWGI, Mitra Perempuan, JALA PRT, Yayasan Kusuma Buana, Ardhanary Institute, Aliansi Remaja Independen.
Prosedur khusus PBB dianggap sarana yang berguna untuk menekan pemerintah mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia. Mereka adalah ahli independen yang dibentuk oleh Dewan HAM PBB dan mampu menerima informasi tentang dugaan pelanggaran HAM, mengirimkan komunikan kepada pemerintah, melakukan kunjungan negara, merilis pernyataan publik dan membuat laporan kepada Dewan HAM. Prosedur khusus PBB ini menjadi peluang bagi kalangan LSM HAM di Indonesia untuk melakukan advokasi internasional.
f. Pelatihan mekanisme HAM ASEAN di Jogjakarta
Acara ini adalah kerja sama Kalyanamitra dan HRWG. Acara dilangsungkan pada 2-4 Agustus 2012 di Jogyakarta. Acara ini diikuti 35 organisasi yang berasal dari Yogyakarta, Magelang, Semarang, Solo, Jawa Timur, Bali, Aceh, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan dan Sulawesi. Beberapa organisasi yang hadir antara lain: LBH APIK Yogyakarta, LBH APIK Semarang, LBH APIK Bali, LBH APIK Nusa Tenggara Barat, Yayasan LKIS, Lembaga Studi Pengembangan Perempuan dan Anak (LSPPA), Jaringan Perempuan Yogyakarta, PKBI Yogyakarta, Sahabat Perempuan Magelang, Samsara, dan lain sebagainya. Selain itu, dihadiri pula oleh kalangan akademisi dari PSW Universitas Gajah Mada, PSW UIN Sunan Kalijaga, PSW Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, Pusat Studi Islam Universitas Islam Indonesia (PSI UII) dan Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM.
Tujuan kegiatan tersebut adalah penguatan kembali pemahaman tentang hak-hak perempuan yang diatur dalam instrumen HAM internasional; Pengenalan tentang ASEAN (ASEAN Charter, blue print, Struktur ASEAN, Cetak biru Komunitas ASEAN, Deklarasi HAM ASEAN); Mengkomunikasikan dan mendiskusikan komitmen ASEAN terhadap hak perempuan [deklarasi ASEAN yang terkait hak perempuan: VAW, trafficking, PWD (Person with disability), AMMW (ASEAN Ministry Meeting on Women), dan lainnya; mendapatkan informasi tentang mekanisme HAM regional terkait dengan Hak Asasi Perempuan di negara lain (penelitian UN Women); menyusun langkah-langkah advokasi Hak Asasi Perempuan dengan menggunakan mekanisme HAM ASEAN. Target yang ingin dicapai adalah peserta memahami mekanisme badan-badan internasional dan regional yang bekerja untuk promosi dan proteksi hak-hak perempuan; peserta bisa memanfaatkan mekanisme yang ada untuk keperluan advokasi hak-hak perempuan; peserta bisa menyusun agenda advokasi bersama untuk percepatan pemenuhan hak-hak perempuan.
19
g. Pelatihan mekanisme HAM ASEAN di Medan Pelatihan ini dilaksanakan pada 1-3 Desember di Medan, Sumatera Utara. Tujuan pelatihan ialah memberikan informasi tentang mekanisme HAM regional terkait dengan Hak Asasi Perempuan di ASEAN dan negara lain serta menyusun langkah-langkah advokasi Hak Asasi Perempuan dengan menggunakan mekanisme HAM ASEAN. Pelatihan diikuti 20 orang peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Sumatera, seperti Medan, Lampung, Bengkulu, Palembang serta Padang. Peserta merupakan perwakilan dari aktivis LSM, akademisi serta jurnalis. Fasilitatornya adalah Rena, Yuyun, dan Naning.
h. Diskusi publik, lokakarya, dan seminar
• Lokakarya konsultasi masyarakat sipil tentang perkembangan ACWC, ACMW, dan AICHR Kegiatan ini dilaksanakan di hotel Grand Cemara Jakarta pada 10-11 April 2012. Kegiatan diselenggarakan dalam rangka memberikan informasi mengenai perkembangan 3 komisi HAM yang saat ini ada di ASEAN, yakni ACWC, ACMW dan AICHR. Pembentukan 3 komisi tersebut merupakan peluang bagi pemajuan dan perlindungan Hak Asasi Perempuan di kawasan negara-negara ASEAN. Lokakarya difasilitasi oleh R. Valentina Sagala. Hadir sebagai peserta adalah wakil organisasi masyarakat sipil dari seluruh Indonesia, seperti Aceh, Padang, Medan, Bengkulu, Palembang, Samarinda, Banjarmasin, Kupang, Mataram, Makasar, Palu, Kendari, Ambon, Semarang, Solo, Jogjakarta dan sebagainya.
• Lokakarya konsultasi masyarakat sipil tentang deklarasi HAM ASEAN
Kegiatan ini dilaksanakan di hotel Grand Cemara Jakarta pada 12 April 2012. Kegiatan ini merupakan rangkaian forum yang dilakukan sebelumnya. Forum ini dikhususkan untuk NGO nasional, seperti Rumpun Gema Perempuan, PD Politik, KePPak Perempuan, KOWANI, Ardhanari Institute, PKBI dan sebagainya.
• Diskusi buku “Awan Theklek, Mbengi Lemek”
Diskusi ini dilaksanakan di Toko buku Gramedia Jakarta pada 7 Juni 2012. Buku ini merupakan karya Hersri Setiawan, yang pernah dipublikasikan dalam majalah Prisma tahun 1979 dan 1980. Diskusi dimoderator Joko Sulistyo, dengan empat narasumber yang hadir, yakni Linda Cristanty, Agung Ayu, Ati Nurbaiti dan Hersri Setiawan. Beberapa peserta hadir dari Women Research Institute, Yayasan Kesehatan Perempuan, Perempuan Mahardika, dan lainnya. Tujuan diskusi tersebut ialah meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai harkat dan martabat perempuan yang dalam sejarahnya sedemikian tinggi, namun dalam perjalanannya direndahkan oleh masyarakat.
• Diskusi mengenai deklarasi penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan di ASEAN
Kegiatan ini dilaksanakan di hotel Grand Cemara pada 27 Juni 2012. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini adalah wakil dari Rahima, PD Politik, Institute Perempuan, Ardhanary Institut, SPSI Reformasi, KePPaK Perempuan, Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI), SAPA Indonesia, Perempuan Mahardika dan UN Women.
Tujuan acara adalah menggali masukan dari masyarakat sipil Indonesia untuk deklarasi penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan dan anak yang saat ini sedang disusun oleh ASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children (ACWC). Dalam acara ini hadir Rita Serena Kolibonso selaku wakil Indonesia di ACWC.
• 2nd Civil Society Forum to the 5th Meeting of the ASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children (ACWC)
20
Acara ini diselenggarakan di Jakarta pada 2-3 Juli 2012, atas kerja sama Kalyanamitra, HRWG, KKSP
Medan, CRC Asia dan Women Caucus. Acara ini diselenggarakan dalam rangka mempersiapkan masukan untuk dialog masyarakat sipil dengan ACWC dalam pertemuan ACWC yang ke-5, yang dilaksanakan pada 2-5 Juli 2012 di Sekretariat ASEAN Jakarta. Acara ini dihadiri 30 peserta, perwakilan organisasi anak dan organisasi perempuan dari Indonesia, Malaysia, Philiphina, Thailand, Cambodia, Brunei Darusalam, LAO PDR dan Vietnam.
• Diskusi lesehan tentang “Menagih Janji Pemerintah untuk Penuntasan Pelanggaran HAM berat 1965”
Pada 27 september 2012 dilakukan diskusi lesehan dengan mengambil topik penuntasan kasus pelanggaran ham berat 1965. Hadir dalam diskusi 3 narasumber, yakni Nurkholis dari Komnas HAM yang berbicara mengenai pengalamannya sebagai tim investigasi kasus 1965; Ruth Indiah Rahayu sebagai peneliti sejarah yang berbicara tentang upaya rekonsiliasi, dan Utji Kowati sebagai anak korban 1965. Tujuan diskusi ini adalah membangun pemahaman sekaligus mensosialisasikan hasil temuan Komnas HAM kepada masyarakat luas. Jumlah peserta yang hadir 12 orang, yang sebagian besar merupakan ibuibu korban 1965.
• NGO Regional Conference on Advocacy and Monitoring of CEDAW Implementation in Southeast Asia
Kegiatan ini dilaksanakan di hotel Salak, Bogor, pada 9-12 Januari 2012. Kegiatan ini merupakan kerjasama Kalyanamitra dengan UN Women dalam rangka meningkatkan kapasitas kalangan LSM untuk melakukan peran advokasi dan monitoring mereka. Ada 6 narasumber dan 3 moderator dalam kegiatan ini. Peserta yang hadir berjumlah 27 orang dari wakil LSM: Thailand, Vietnam, Lao PDR, Indonesia, Cambodia, Philippines, dan 4 LSM regional, serta 9 staf UN Women, yang bertindak sebagai pengamat. Bertindak sebagai fasilitator Valentina Sagala.
• Seminar tentang “Gerakan Perempuan di Indonesia, Iran, dan Mesir Menghadapi Fundamentalisme”
Saat ini, gerakan perempuan Indonesia mengalami tantangan karena menguatnya fundamentalisme agama akibat pemikiran dan ekstrimisme kelompok-kelompok agama tertentu yang bertumpu kepada pemurnian ajaran agama berdasarkan atas tafsiran teks kitab suci yang absolut. Tidak semua kelompok (NGO, Ormas Islam, kelompok perempuan di pesantren, perempuan akar rumput, perempuan muda, akademisi, dan praktisi hukum), di daerah-daerah yang terdapat perda-perda bernuansa agama yang diskriminatif melakukan upaya advokasi.
21
Dalam konteks itu, Kalyanamitra melakukan seminar dan lokakarya yang menghadirkan narasumber internasional untuk membahas gerakan perempuan di Indonesia, Iran, dan Mesir dalam upaya melakukan advokasi bersama mengantisipasi fundamentalisme. Kegiatan seminar mengenai gerakan perempuan di Indonesia, Iran, dan Mesir dalam menghadapi fundamentalisme dilaksanakan pada 13 November 2012 di Hotel Millennium Jakarta. Hadir sebagai narasumber Massoumeh Zamani yang membahas topik “Gerakan Perempuan di Iran”, Zohre Asadpour Zamhari yang membahas topik “Gerakan Perempuan di Iran”, Musdah Mulia yang membahas topik “Menguatnya fundamentalisme di Indonesia Perempuan di Indonesia”, Howaida Adel Mahmoud Nagy yang membahas topik “Gerakan Perempuan di Mesir”. Moderator seminar dan fasilitator lokakarya adalah Lany Octavia dari Rumah KitaB.
5. Dokumentasi
Dokumentasi bertujuan mendokumentasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan organisasi maupun jaringan. Dokumentasi yang selama ini dilakukan seperti mengunggah foto-foto di situs maupun facebook milik Kalyanamitra.
B. Bidang Kerja Pendampingan Komunitas 1. Komunitas Muara Baru, Jakarta Utara a. Pertemuan kelompok
Pendampingan kelompok di Muara Baru, Jakarta, dilakukan minimal sebulan sekali. Tujuannya ialah memperkuat keberadaan kelomppok-kelompok yang sudah mulai vakum kegiatan, dengan memberikan informasi terkait isu-isu perempuan dan penanganan kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga. Perkembangan kelompok-kelompok di Muara Baru mengalami perubahan berikut: Nama kelompok
Perubahan
Marlina
Jumlah anggota aktif
Mandiri
22
Awal
Saat ini
Kegiatan
8 orang
Membuat asesoris pita rambut, jepitan dan kaos
2 orang
Jumlah anggota aktif
18 orang
18 orang
Kegiatan
Berdagang soto, bisnis daging untuk lebaran
Kegiatan berhenti seiring selesainya projek dan tidak adanya pendamping Anggota masih semangat kumpul karena rata-rata tergabung dalam kelompok pengajian. Anggota masih kumpul untuk latihan kasidahan. Saat lebaran kelompok masih membuat kerajinan berupa toples hias yang kemudian dijual. Kelompok masih punya uang kas sebesar 200 ribu.
Mawas diri
Damai
Jumlah anggota aktif
9 orang
Kegiatan
Membuat kerajinan kertas semen
Kegiatan
Menjahit dan membuat sarung bantal
Jumlah anggota aktif
5 orang
3 orang anggota masih sering berkumpul: Daeng Tago, Rabiyah dan Habibah Kegiatan vakum
Anggota sudah tidak ada yang aktif Kegiatan vakum
Perubahan-perubahan ini terjadi karena kevakuman kegiatan sehingga komitmen anggotaanggota kelompok mengalami kemunduran pula, akibatnya keaktifan mereka menurun. Oleh karena itu, beberapa rencana dilakukan: • Mengaktifkan lagi pertemuan rutin untuk membahas isu-isu pilkada dan kesehatan • Kelompok teater kembali diaktifkan untuk latihan
• Anggota kelompok Mandiri bisa dilatih untuk kasidahan, karena mereka bersedia swadaya
• Membuat kerajinan tangan lagi dan memfungsikan mesin jahit inventaris dari Kalyanamitra
b. Kunjungan Direktur UN Women (Michelle Bachelet)
Pada 5 Desember 2012, komunitas Muara Baru mendapat kunjungan Michelle Bachelet, Direktur UN Women Pusat sekaligus wakil Sekjend PBB. Kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui situasi perempuan Indonesia di tingkat akar rumput. Selain itu, ia ingin berdiskusi dengan komunitas dampingan Kalyanamitra tentang apa yang sudah komunitas dapatkan dari Kalyanamitra dan bagaimana mereka menjalankan kehidupannya sehari-hari. Muara Baru menjadi pilihan karena wilayah ini termasuk area miskin kota yang padat penduduknya dan kumuh.
23
Michelle Bachelet menuliskan kalimat “Women can do everything and together we can be much better. Don’t give up, keep working for you and your families. Yes we can!” menjadi kenang-kenangan bagi ibu-ibu komunitas di Muara Baru. Ia juga berjanji sekembalinya ke negaranya, ia akan selalu ingat wajahwajah ibu dan anak-anaknya yang ia temui di Muara Baru.
2. Komunitas Prumpung, Jakarta Timur a. Pertemuan KPPM •
•
•
KPPM memiliki 3 jenis pertemuan rutin yang dilakukan yakni: Rapat rutin mingguan
Pertemuan ini dilakukan setiap Kamis setiap minggunya. Agendanya adalah pelaporan keuangan dari pengurus kepada bendahara. Setiap minggu, baik petugas lapangan maupun ketua melaporkan jumlah uang yang diterima dari anggota, baik pembayaran simpanan sukarela, simpanan wajib maupun cicilan pinjaman. Selain itu, dilakukan diskusi untuk membahas kondisi koperasi. Pertemuan ini sekaligus wadah untuk pengurus saling berbagi (sharing) untuk merefleksikan kerja-kerjanya. Pendamping bertugas melakukan fasilitasi. Rapat rutin pengurus
Rapat pengurus biasanya dilakukan setiap akhir bulan, kecuali pada Agustus karena perayaan lebaran. Rapat ini dihadiri oleh pengawas dan pendamping. Dalam rapat rutin bulanan, pengurus melakukan laporan perkembangan koperasi selama bulan berjalan. Dalam rapat ini, pengurus juga menerima masukan-masukan dari pengawas terkait kinerja dan penyelesaian masalahmasalah internal. Tahun 2012 telah dilakukan rapat rutin pengurus sebanyak 11 kali. Rapat Umum Anggota
Tujuan rapat anggota ini adalah transparansi kepada anggota koperasi baik tentang kondisi keuangan maupun pengelolaan koperasinya sendiri. Hal ini adalah asas koperasi yakni dari anggota, oleh anggota dan untuk anggota. Rapat anggota tahunan ini dilakukan pada April 2012 dengan agenda utama adalah pemilihan pengurus baru KPPM.
Kepengurusan KPPM untuk periode 2012-2014: Pengawas
: Hegel Terome dan Listyowati
Sekretaris
: Sapta
Ketua
Bendahara
Petugas Lapangan
: Wiwik
: Rakhmayuni
: Rohati, Neneng
b. Studi banding ke koperasi Sejati Mulia
Pada 22 september 2012, pengurus Koperasi Perempuan Prumpung Mandiri (KPPM) melakukan studi banding di koperasi Sejati Mulia Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta. Tujuan studi banding ialah belajar mengenai unit usaha koperasi. KPPM sendiri berencana akan membuat usaha sembako, sehingga perlu belajar dengan melihat langsung koperasi yang telah berhasil melakukannya. Pengurus yang ikut dalam studi banding ini berjumlah 5 orang termasuk salah satu staf Kalyanamitra. Dalam diskusi yang dilakukan dengan pihak Koperasi Sejati Mulia, beberapa masukan diberikan kepada KPPM kalau ingin membangun usahanya.
24
c. Pelaporan keuangan KPPM Pelaporan keuangan KPPM seutuhnya menjadi tanggungjawab bendahara KPPM, yakni Rakhmayuni yang juga staf keuangan Kalyanamitra, sehingga laporan keuangannya menjadi bagian dari laporan staf keuangan.
3. Komunitas Pasrujambe, Lumajang, Jawa Timur
Pendampingan komunitas dilakukan setiap minggu secara bergilir di masing-masing kelompok melalui pertemuan rutin. Dalam setiap pertemuan, dibahas materi-materi yang aktual. Berikut jadwal pertemuan masing-masing kelompok: Senin
Kamis Jumat Sabtu
Minggu
Waktu
Srikandi
Kelompok
Jinggosari Kartini
Cut Nyak Dien KKM
Arimbi
Pertemuan kader herbal
Rabu
Jumat
Kamis Kamis Jumat
Selasa
Kelompok Arimbi memproduksi kopi jambe, keripik mbothe dan stick mbothe, sedangkan keripik gadung dilakukan secara musiman. Kelompok Srikandi memproduksi jamu instan, sedangkan keripik jahe dilakukan berdasarkan pesanan karena jahe mudah lengket jika disimpan dalam jangka waktu lama, demikian keripik asin diproduksi berdasarkan pesanan, mengingat bahan baku pisang sering sulit didapat. Kelompok Kartini memproduksi keripik pisang rasa tawar dan manis dari pisang agung dan pisang buah. Kelompok Cut Nyak Dien memproduksi 3G meskipun pemasarannya terbatas pada anggota kelompok dan acara-acara tertentu.
25
a. Pendidikan dan pelatihan • Pelatihan media Pelatihan dilaksanakan pada 24-25 Maret 2012 di sekretariat FPARI. Pelatihan menulis ini bertujuan agar kader media lebih terlatih dalam menulis untuk buletinnya. Pelatihan ini diikuti 4 orang, yakni Jumik, Suryani, Santi dan Tiok. Fasilitatornya adalah Anna. Kepada mereka diberikan materi tentang jurnalis, feature dan cara membuatnya. Setelah itu, masing-masing peserta diminta membuat tulisan feature tentang diri pribadi dan kelompok. Kemudian diberikan materi tentang etika jurnalistik, hal ini penting supaya kader media paham aturan-aturan ketika melakukan tugasnya.
b. Kegiatan ekonomi
Dalam rangka pendampingan ekonomi kelompok, maka dilakukan penataan terkait kegiatan produksi. Nama kelompok Arimbi
Jenis usaha
Tim yang produksi
Keterangan
Keripik mbothe
Sulikah,Usrek, Mbok nah,samik, lasiyem,Qoyum,
Produksi berkelanjutan
Kopi jambe dan kopi murni
Stik mbothe
Keripik gadung
Srikandi
Usrek, Sumarni Semua anggota
Produksi berkelanjutan Produksi berkelanjutan
Produksi musiman (masa panen gadung setahun sekali)
Jamu instant (kunyit instant, jahe, kunyit putih, mag ok, tombo linu,seger awak, keset rapet, jahe bledeg,)
siati,sulipah,umi,baidah,ana,muthowiy ah,sani,sri
Produksi berkelanjutan
Keripik pisang buah asin
siati,sulipah,umi,baidah,ana,muthowiy ah,sani,sri Sani
Produksi berdasarkan pesanan
Keripik jahe
26
Mbah nah,usrek
Produksi berdasarkan pesanan
Kartini
Keripik pisang agung manis
Turiyah
Keripik pisang buah manis
Turiyah
Keripik pisang agung tawar
Turiyah
Keripik pisang buah tawar
Turiyah
Gereh ikan asin
Produksi berdasarkan pesanan Produksi berdasarkan pesanan Produksi berdasarkan pesanan Produksi berdasarkan pesanan
Cut Nyak Dien
3G
Ninik, yuyun, umi khulsum, rohana
Produksi berkelanjutan
Jinggosari
Keripik pisang
Sri
Retail kecil
KKM
-
-
-
Keripik singkong
Suci
Retail kecil
c. Kesehatan herbal Pos sehat sebagai bentuk layanan kesehatan alternatif didirikan di kelompok Cut Nyak Dien di dusun Krajan II. Pemilihan kelompok Cut Nyak Dien sebagai pilot projek karena kelompok ini lebih siap dibandingkan kelompok lainnya, baik dari sisi pengetahuan maupun kader-kadernya. Terkait gagasan dusun wisata herbal, maka kelompok ini mempersiapkan proses-prosesnya berikut: • • • • • • • •
Penanaman tanaman obat (TBO) di masing-masing anggota kelompok, dengan kerja bakti setiap minggu secara bergiliran.
Anggota kelompok mengumpulkan bibit tanaman obat di rumah Ibu Ninik sebagai sentra pos sehat. Kader herbal dan anggota kelompok mengumpulkan bahan tanaman obat untuk dikeringkan kemudian diramu. Membuat plang besar berisi informasi terkait TBO dan khasiat-khasiatnya yang dipasang dijalan depan pos sehat. Menyiapkan perangkat pos sehat seperti alat bekam, moxa, ramuan dan lainnya.
Sosialisasi pos sehat dilakukan pada 28 Maret 2012 dengan mengundang Kades, Kasun, Carik, RT, RW dan tokoh masyarakat lainnya. Melakukan layanan kesehatan herbal, karena banyak masyarakat yang berobat kepada kaderkader herbal, baik pijat maupun minta ramuan. Penjajakan kerjasama dengan pihak Puskesmas.
Persiapan membangun pos sehat dan dusun wisata herbal di kelompok Cut Nyak Dien di dusun Krajan II beberapa persiapan dilakukan antara lain:
27
• Pertemuan rutin kader herbal Pertemuan rutin kader herbal dikelompok Cut Nyak Dien diadakan setiap Kamis jam 13.00 dan Sabtu jam 13.00, setiap minggu. Ada 7 orang kader herbal yakni Sri Villa, Rokhanah, Ninik, Vita, Siti Rohani, Umi Kulsum dan Sri Hendri hadir rutin terus belajar mengasah dan meningkatkan kemampuannya. Dalam setiap pertemuan, mereka belajar memfasilitasi pertemuan dengan tujuan menambah kepercayaan diri agar bisa saling belajar.
• Pengurusan surat terdaftar pengobat tradisional
Salah satu syarat penting bagi kader herbal dalam praktik kedepannya adalah adanya surat izin dari Dinas Kesehatan. Untuk itu, 6 kader herbal secara bersama-sama mengurus perizinan ke Dinkes Kabupaten Lumajang. Berkait dengan rekomendasi oleh organisasi profesi pengobat tradisional, kaderkader herbal telah mendapatkannya dari Dr. Irwanto, selaku Ketua Asosiasi Praktisi Pijat Pengobatan Indonesia (AP3I) wilayah Mojokerto Jatim, yang juga fasilitator pendidikan herbal di kelompokkelompok dan konsultan kader herbal dalam menangani kasus-kasus penyakit.
• Sosialisasi pendirian pos sehat dan dusun wisata herbal
Meskipun gagasan pos sehat dan dusun wisata herbal datang dari kelompok Cut Nyak Dien, namun kelompok berharap gagasan ini mendapatkan dukungan berbagai pihak, termasuk dari masyarakat luas khususnya masyarakat dusun Krajan II. Untuk itu, kelompok beberapa kali mengadakan sosialisasi pos sehat dan dusun wisata herbal kepada para tokoh masyarakat seperti RT, RW, Kepala Kampung, Kepala Desa hingga Camat. 28
• Kerja bakti dan penanaman tanaman berkhasiat obat Salah satu persiapan menuju pos sehat dan dusun wisata herbal adalah melakukan kerja bakti dijalan-jalan utama dusun Krajan II. Tujuannya agar tercipta keindahan dan kebersihan dijalan-jalan yang mengarah ke pos sehat. Pada awalnya kerja bakti ini dilaksanakan setiap hari minggu setelah anggota kelompok melakukan senam pagi, namun kemudian jadwalnya diubah menjadi hari Jumat pagi dengan pertimbangan bapak-bapaknya pada jumat pagi banyak yang bisa ikut dan membantu.
Selain melakukan kerja bakti di jalan-jalan utama, anggota kelompok pun melakukan penanaman aneka jenis tanaman obat di depan pekarangan rumahnya masing-masing. Mereka diwajibkan menanam minimal 10 jenis tanaman berkhasiat obat. Tujuannya ialah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pendirian pos sehat dan dusun wisata herbal.
d. Peluncuran pos sehat dan dusun wisata herbal
Kegiatan ini dilakukan pada 2 Juli 2012 bertempat di Dusun Krajan II Desa Pasrujambe. Kegiatan ini diresmikan oleh bupati Lumajang, Dr. Sahrajad Masdar, MA. Tujuan kegiatan ini adalah sosialisasi kegiatan kelompok-kelompok perempuan di Pasrujambe, termasuk tentang pengobatan herbal. Dalam kegiatan ini, dilakukan rangkaian proses peresmian yang dibagi dalam tiga tempat: - Di tempat pertama (pos sehat), dilakukan gunting pita oleh Ketua tim penggerak PKK Kabupaten Lumajang, ibu Sahrajad Masdar. Setelah itu, Bupati dan jajarannya masuk dan meninjau pos sehat. Bupati melihat langsung layanan pengobatan dan melihat kader kesehatan dalam mendiagnosa pasien.
- Di tempat kedua, Bupati meninjau bazaar aneka makanan sehat yang diproduksi oleh kelompokkelompok FPARI. Bupati mendapatkan penjelasan tentang cara pengolahan dan komposisi masingmasing produk.
29
- D tempat ketiga (tempat peresmian), dilaksanakan peresmian. Setelah sambutan dan laporan ketua panitia, Bupati secara resmi memukul kentongan sebagai tanda resminya pos sehat dan dusun wisata herbal di Dusun Krajan II.
Dalam acara ini dihadiri berbagai pihak seperti RT, RW, kepala dusun, kepala desa se Pasrujambe, Camat, Kapolres, Kepala puskesmas dan jajarannya, Dinas pendidikan, Dinas kesehatan, hingga Humas Pemkab Lumajang. Selain itu, Posyandu dan Gerbangmas. Respon masyarakat sangat baik, karena masyarakat datang untuk berobat.
e. Diskusi komunitas
Kegiatan ini dilaksanakan pada 10 Maret 2012 di Gedung Guru, Kota Lumajang, dalam rangka Hari Perempuan sedunia yang jatuh pada 8 Maret. Rangkaian acara diisi dengan berbagai kegiatan seperti Dialog publik, pameran foto, bazaar dan pentas seni. Dengan tema “Seruan Perempuan untuk Pemenuhan Hak Layanan Kesehatan”, kegiatan dibuka dengan Dialog publik yang menghadirkan narasumber dari DPRD dan dari Bogor. Sehari penuh kegiatan ini dilangsungkan, dan ditutup dengan pementasan teater dan musikalisasi puisi. Dalam dialog publik, narasumber pertama Agus Yudha, ketua DPRD; kedua Bukasan, ketua komisi B bidang kesehatan; ketiga Ahmad Jauhari wakil ketua DPRD dan keempat Intan Darmawati dari Bogor. Moderator acara adalah Misbach Isnaifah, Direktur Gemapalu. Peserta yang hadir 117 orang, yang berasal dari anggota kelompok, mahasiswa, Muslimat, PKK, Puskesmas, mahasiswa, kelompok tani dan pihak kecamatan. 30
f. Membangun lembaga perekonomian (CU) Pasca pendidikan credit union pada 2-5 Oktober 2011, gagasan untuk membangun lembaga ekonomi masyarakat di Desa Pasrujambe makin menguat. Lembaga jenis ini sangat diperlukan dan tepat untuk menjawab persoalan yang dialami anggota kelompok dalam hal kesulitan modal usaha dan jaringan pemasaran. Tentu juga untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masing-masing anggota kelompok. Awalnya CU akan didirikan secara swadaya di kelompok Srikandi, karena memiliki aset keuangan yang besar dan pengelolaan keuangan yang baik daripada kelompok lainnya. Untuk itu, digagaslah kerjasama dengan CU Sandya Swadaya Yogyakarta. Ciri khas CU Sandya Swadaya adalah berciri koperasi dan perbankan serta pengorganisasian rakyat.
• Magang wakil anggota kelompok
Pada 14-21 April 2012, 3 orang wakil Gemapalu dan 2 orang wakil anggota FPARI melakukan magang di kantor CU Sandya Swadaya Yogyakarta. Selama seminggu mereka mempelajari seluk-beluk CU baik secara tekhnis maupun sistem pengelolaannya.
• Pendidikan motivasi usaha
Dilaksanakan pada 18-21 Mei 2012 dengan fasilitator Ion Subagyo dari CU Sandya Swadaya Yogyakarta. Pendidikan dilakukan di kelompok Arimbi, Jinggosari, Kartini dan Srikandi. Materi pendidikan membahas manajemen keuangan keluarga, keuangan kelompok dan memotivasi kelompok untuk membangun usaha.
g. Peluncuran lembaga perekonomian (CU)
Peluncuran dilakukan pada 14 Juli 2012 di lapangan Pasrujambe. Kegiatan ini diisi serangkaian acara, yakni dialog mengenai kedaulatan dan kemandirian ekonomi desa, pentas seni rakyat serta bazaar produk kelompok. Kurang lebih 350 orang dari kelompok dan luar kelompok diundang dalam acara ini.
h. Database kelompok
Dalam periode ini, terkait dengan pengelolaan database hasil produksi dan pendapatan tim produksi. Pendataan dilakukan dengan melihat langsung catatan produksi masing-masing kelompok serta melakukan wawancara pada mereka. Pengecekan dilakukan pada 3 kelompok yang melakukan produksi: kelompok Arimbi, Kartini dan Srikandi, maka data yang diperoleh: Nama kelompok Srikandi
Kartini Arimbi
Jenis produk
Jumlah produksi
Penghasilan (Rp.)
Jamu
113,25 kg
141.575
Keripik Asin
70,35 kg
562.800
Kopi Jambe
64,3 kg
281.337
Keripik Manis
39,1 kg
125.250
Tim produksi Siati,Sani, Sulipah, Umi, Baidah, Ana, Muthowiyah, Sri Rokhati Sani dan Suci Turiyah, Suwarni
Wiwit
dan
Sri
Mbah Nah, Wantik, Usrek dan Kasimah
Data produksi di 3 kelompok lainnya, yakni Jinggosari, KKM dan Cut Nyak Dien belum terkompilasi dengan baik, karena tidak memokuskan diri untuk berproduksi. Pendataan perkembangan anggota dalam periode ini difokuskan pada target LFA, sehingga database yang ada dapat menunjang pencapaian tersebut. 31
Data pertama mengenai jumlah anggota yang aktif mengikuti pertemuan dikelompok dan diluar kelompok. Kelompok
Cut Nyak Dien (anggota 53 orang)
Srikandi (anggota 52 orang)
Arimbi (anggota 51 orang) Kartini (28 orang) Jinggosari (20 orang) KKM (8 orang)
Anggota yang aktif mengikuti pertemuan di kelompok
Ninik, Vita, Nani, Rokhana, Utatik, Sri wahyuni, Srioza, Mulek, Ngatini, Umi Khulsum, Sri Hendri, Juami, Triwarni, Patemi, Poniti, Nanik, Misriati, Chamimah, Bu Tegar, Rumini, Sani, Siati, Chatijah, Nuryati, Mimunah, Erna, Nurhayati, Bu Salim, Mulyani, Jinap, Wiji, Siti Rohani, Siti Zainap, Titik, Siti Zuwariyah Jumlah 35 orang Sani, Umroh, Rohmi, Ana, Sri Rohati, Sulikhati, Muthowiyah, Umi, Baidah, Mistin, Sulipah, Jumik, Trami, Sariati, Muati, Nadia, Misiati Jumlah: 17 orang Usrek, Yuyun, Yeni, Sulikah, Endang, Suniah, Jeprik, Suminem, Rina, Nuroyani, Melas, Wantik, Santi, Rebyah, Siti Hosami’nah, Poniyem Jumlah: 16 orang
Samiasih, Turiyah, Wiwit, Simah, Kariati, Suliana, Cikrak, Sunaisah, Sutiana, Nemi, Pami, Sriani, Misriati, Kasinem Jumlah: 14 orang
Rini, Maryati, Sri Suwarni, Suci, Suryani, Suliana, Ranti, Vita, Saudah Jumlah: 9 orang Ika, Suhini, Darti, Paini, Ponisri, Septin, Wiji, Tiwar Jumlah: 8 orang
Anggota yang aktif mengikuti pertemuan di luar kelompok
Ninik, Vita, Rokhana, Sriosa, Sri Wahyuni, Mulek, Umi Khulsum, Siti Rohani, Sri Utatik, Sri Hendri, Misriyati Jumlah: 11 orang
Sani, Jumik, Ana, Sri Rohati, Rohmi, Sulikhati, Muthowiyah, Misiati, Umroh Jumlah: 9 orang
Yuyun, Endang, Usrek, Suniah, Santi, Suminem, Sulikah, Rebyah, Siti Hosami’nah, Poniyem, Jumlah: 10 orang Samiasih, Turiyah, Wiwit, Simah, Kariati, Suliana, Cikrak, Sunaisah, Sutiana, Nemi, Pami, Sriani Jumlah: 12 orang Rini, Maryati, Sri Suwarni, Suci, Suryani, Suliana, Ranti, Saudah Jumlah: 8 orang Darti, Paini, Poinisri, Septin Jumlah: 4 orang
4. Jaringan Kerja Kalyanamitra 1. CWGI • Finalisasi laporan Cedaw LSM Laporan pelaksanaan CEDAW di Indonesia versi NGO dilakukan sejak akhir tahun 2010. Tahun 2012 hanya finalisasi laporan, pengecekan data dan pengiriman laporan ke komite CEDAW di PBB. Laporan dikirimkan pada Maret 2012 dalam bentuk soft copy maupun cetak.
• Advokasi RUU keadilan dan kesetaraan gender
RUU Keadilan dan Keadilan Gender (RUU KKG) merupakan RUU yang masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2009-2014. RUU KKG menjadi inisiatif DPR RI dan sampai saat ini dalam proses penyusunan draft RUU oleh Komisi 8 DPR RI. RUU KKG ini sangat penting dan diharapkan menjadi UU yang dapat menjamin pemenuhan hak-hak perempuan secara luas. Tim perumus CWGI dan Jaringan 32
Advokasi Hak-hak Perempuan (JAHP) telah menyusun draft Naskah Akademik RUU tentang Persamaan dan Keadilan untuk Perempuan, sebagai masukan bagi RUU KKG. Dalam rangka advokasi RUU KKG, CWGI (CEDAW Working Group of Indonesia) melakukan beberapa kegiatan: - Roundtable Discussion:”Pengintegrasian dan Pelaksanaan Konvensi CEDAW dalam Peraturan dan Kebijakan Nasional Menuju Kesetaraan dan Keadilan Gender”.
Acara ini diselenggarakan CWGI bekerjasama dengan UN Women pada 31 Mei 2012 di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta. Acara ini dihadiri 4 orang narasumber, yakni: (1) Dra. Hj. Chairun Nisa, MA (Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI); (2) KH. Husein Muhammad (Komisioner Komnas Perempuan); (3) Prof. Aurora Javate de Dios (Gender Expert dan perwakilan Philiphina di ACWC untuk hak perempuan); (4) Rita Serena Kolibonso, S.H., LL.M. peserta yang hadir merupakan wakil dari NGO, media, anggota Komisi 8 (Tenaga Ahli), dan DPD RI. Dalam pertemuan ini dibahas masukan substansi terhadap RUU KKG dan strategi advokasi bersama. - Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi VIII DPR RI
Kegiatan dilaksanakan pada 28 Mei 2012 di Ruang Rapar Komisi VIII DPR RI. Tujuan RDPU adalah menyampaikan masukan substansi tentang RUU KKG kepada Komisi VIII DPR RI. - Audiensi dengan Deputi Bidang Perundang-undangan Sekjen DPR RI
Kegiatan dilaksanakan pada 10 Oktober 2012 di ruang pertemuan Deputi PUU Sekjen DPR RI. Dalam audiensi ini, tim perumus RUU KKG dari CWGI menyerahkan draft naskah akademik dan RUU tentang Persamaan dan Keadilan untuk Perempuan sebagai bahan masukan bagi tim PUU dalam menyusun draft Naskah Akademik dan RUU KKG Komisi VIII DPR RI. - Audiensi CWGI dengan Direktur Jendral HAM, Kementerian Hukum dan HAM RI
Audiensi dilaksanakan pada 4 Oktober 2012 di ruang Dirjen HAM. Dalam kesempatan ini CWGI/ JAHP menyampaikan usulan substansi RUU KKG.
-Lokakarya media ”Mewujudkan Pemenuhan Hak Asasi Perempuan di Indonesia: Dari Prinsip Menuju Praktik Nyata”.
Acara ini diselenggarakan CWGI bekerjasama dengan UN Women dan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) pada 6 Desember 2012 di Hotel Akmani, Jakarta. Tujuan lokakarya antara lain: (1) Memberikan pemahaman dan informasi tentang usulan pengaturan dalam RUU KKG yang digagas oleh Jaringan Advokasi Hak-hak Perempuan (JAHP); (2) Mendapatkan komitmen dari AJI dan jurnalis untuk ikut terlibat dalam penyampaian usulan pengaturan RUU KKG kepada masyarakat luas melalui tulisan di media. Peserta yang hadir 18 orang jurnalis yang merupakan jaringan AJI (media cetak, on-line dan radio) dari berbagai daerah seperti Jakarta, Kupang, Yogyakarta, Aceh, Batam, Ambon, Bandung, Makasar, Kendari, dan Menado. Setelah lokakarya diseleksi 13 orang jurnalis yang mendapatkan beasiswa (periode Desember 2012-Maret 2013) dari AJI dan CWGI/JAHP untuk menulis artikel tentang RUU KKG di media. -Konsultasi daerah (Seminar dan Lokakarya) “Masukan Masyarakat Sipil terhadap RUU tentang Kesetaraan dan Keadilan Gender (RUU KKG)”.
Acara ini dilaksanakan CWGI bekerjasama dengan Pusat Studi HAM Universitas Surabaya pada 13 Desember 2012 di Hotel Santika, Surabaya. Tujuan konsultasi daerah ini antara lain: (1) Menyebarluaskan draft masyarakat sipil (JAHP) tentang RUU KKG kepada jaringan masyarakat sipil di daerah Jawa Timur; (2) Mendapatkan masukan terhadap draft tersebut guna menyempurnakan usulan. Dalam konsultasi daerah ini juga dibahas masukan untuk draft RUU KKG yang telah disusun oleh Komisi VIII DPR RI.
• Pemantauan sidang ke-52 Komite Cedaw di PBB
Indonesia telah meratifikasi CEDAW sehingga mempunyai kewajiban untuk membuat laporan implementasi CEDAW di Indonesia setiap 4 tahun dan diminta pertanggungjawabannya di depan Komite
33
CEDAW PBB secara langsung. Tanggal 11 Juli 2012, Indonesia mendapat kesempatan untuk menjalani proses sidang atas implementasi CEDAW di Indonesia. Saat itu, diwakili oleh 27 delegasi dari beberapa kementerian dan lembaga negara: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan dan Bappenas. Delegasi ini diketuai oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, yakni Linda Amalia Sari Gumelar. CWGI mendapatkan kesempatan mengikkuti sidang Komite CEDAW di New York Amerika Serikat. CWGI diwakili oleh Estu F, Listyowati dan Atas. Beberapa hal yang ditanyakan anggota Komite kepada pemerintah Indonesia berdasarkan laporannya: a. b. c. d. e. f. g. h.
Pemastian CEDAW di dalam UUD FGM Hiv/Aids Angka kematian ibu Hukum perkawinan, pekerja rumah tangga, pekerja migran Perkosaan dalam perkawinan Kekerasan seksual Berbagai bentuk diskriminasi terhadap perempuan korban dalam peristiwa konflik masa lalu tahun 1965, tahun 1998; konflik Aceh, Papua, Poso, Ambon, dan lainnya. i. Kekerasan seksual atau pelecehan seksual terhadap perempuan dan LGBT di penjara oleh sipir atau petugas penjaran lainnya. Bagaimana pemisahan antara penjara untuk perempuan dan laki-laki? j. Rumusan kekerasan seksual di Indonesia k. Perdagangan manusia l. Perda yang diskriminatif
• • 34
Dalam proses monitoring, kalangan NGO melakukan:
Membuat “oral statement” yang dibacakan secara langsung di hadapan anggota komite CEDAW. Membuat kertas lobby untuk isu-isu yang krusial, seperti PRT, trafficking, perkosaan dalam
• •
perkawinan, kesehatan reproduksi, dll.
Melakukan lobi langsung pada anggota-anggota komite CEDAW melalui NGO briefing dan bertemu secara personal. Setelah sidang, membuat pernyataan sikap yang dikirimkan ke Indonesia untuk dipublikasikan.
• Kampanye 16 hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan
Dalam mengisi 16 hari kampanye anti kekerasan terhadap perempuan sekaligus merayakan hari Hak Asasi Manusia, CWGI-UN Women-UNFPA akan mengadakan diskusi panel yang mengangkat tema yang sedang aktual dalam persoalan perempuan. Tujuan diskusi panel ini:
1. Menyebarluaskan kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan;
2. Mengajak dan membangkitkan kepedulian masyarakat untuk ikut menghapuskan kekerasan terhadap perempuan melalui peran dan pengembangan pemikiran yang adil dan setara gender.
• Panel diskusi
Panel diskusi mengenai “Kekerasan Seksual” dilaksanakan pada 10 Desember 2012 jam 14.0017.00 wib di Gedung Pernas dengan narasumber: Yuni Chuzaifah (Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan); Nurlaily Muchtar (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan dan Keluarga Berencana DKI Jakarta); Alida Bahaweres (Koordinator Divisi Perempuan AJI Indonesia); Lazarini (Direktur Yayasan Pulih). Moderator acara ialah Myra Diarsi.
Panel diskusi mengenai “Praktik Budaya yang Mendiskriminasi Perempuan” dilaksanakan pada 11 Desember 2012 jam 10.00-13.00 wib di Gedung Juang dengan narasumber: GKR Hemas (Anggota DPD RI); Mannake Budiman (Akademisi); Faiza M. (Pelaku Seni/prmbuat film). Moderator acara ialah Eko Bambang. Kegiatan ini mengundang 100 orang dari Media, akademisi, LSM, mahasiswa, pemerintahan, guru, dan lainnya.
2. ASEAN
Keterlibatan Kalyanamitra dalam advokasi mekanisme HAM ASEAN dimulai tahun 2008 ketika aktif terlibat dalam jaringan regional Southeast Asia Women’s Caucus on ASEAN atau disingkat Women’s Caucus. Women’s Caucus merupakan jaringan organisasi perempuan di tingkat regional yang melakukan advokasi mekanisme HAM ASEAN. Jaringan ini dibentuk pada Agustus 2008 dan dikoordinir oleh 2
35
organisasi perempuan regional yakni APWLD (Asia Pacific Forum on Women, Law, and Development) dan IWRAW Asia Pacific (International Women’s Rights Action Watch Asia Pacific).
Jaringan ini bertujuan untuk melakukan advokasi struktur, proses, dan mekanisme HAM ASEAN yang mendukung realisasi dan perlindungan hak asasi perempuan. Jaringan ini bertujuan memastikan bahwa ASEAN memiliki mekanisme HAM ASEAN yang efektif dan terintegrasi untuk mempromosikan dan perlindungan HAM serta hak-hak dan kebebasan fundamental perempuan. Jaringan Women’s Caucus merupakan aliansi berbagai organisasi di Asia Tenggara, yang terdiri lebih atas 55 organisasi di 11 negara yaitu : Thailand, Filipina, Malaysia, Laos, Myanmar, Brunei Darussalam, Indonesia, Singapura, Timor Leste, Vietnam, dan Kamboja. Di masing-masing negara terdapat perwakilan organisasi perempuan yang menjadi Focal Point Women’s Caucus di tingkat nasional, yang berperan melakukan sosialisasi dan konsolidasi untuk advokasi HAM ASEAN di tingkat nasional. Kalyanamitra menjadi focal point Women’s Caucus di Indonesia. Selama Januari-Desember 2012 kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Kalyanamitra dalam kaitan tersebut:
a. Lokakarya memberikan update informasi perkembangan AICHR (ASEAN Inter-Governmental Commission on Human Rights), ACWC (ASEAN Commission on the Protection and Promotion of the Rights of Women and Children), dan ACMW (ASEAN Committee on Migrant Worker). Lokakarya dilaksanakan pada 10-12 April 2012 di Hotel Grand Cemara, Jakarta. Dalam lokakarya, Kalyanamitra bersama 38 organisasi perempuan dari Aceh, Padang, Medan, Lampung, Palembang, Bandung, Solo, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Banjarmasin, Samarinda, Kupang, Mataram, Palu, Makasar, Menado, Kendari, Ambon, dan Jakarta, berhasil merumuskan masukan tertulis organisasi masyarakat sipil Indonesia untuk deklarasi HAM ASEAN, khususnya untuk perspektif perempuan. Masukan ini disampaikan kepada AICHR dan ACWC. b. Diskusi mengenai “Menggali Masukan Masyarakat Sipil Indonesia untuk Deklarasi Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak-ACWC”. Diskusi ini diselenggarakan pada 27 Juni 2012 di Hotel Grand Cemara, Jakarta. Deklarasi ini merupakan salah satu agenda yang dibahas dalam pertemuan ACWC yang ke-5 di Jakarta pada 2-6 Juli 2012.
36
c. Forum Masyarakat Sipil untuk Persiapan Pertemuan ACWC ke-5. Acara ini diselenggarakan tanggal 2-3 Juli 2012 di Hotel Amos Cozy, Jakarta. Acara ini diselenggarakan oleh Kalyanamitra bekerjasama dengan HRWG, KKSP Medan, Child Rights Coalition (CRC-Asia) dan Women’s Caucus. Peserta yang yang hadir merupakan perwakilan organisasi anak dan perempuan dari Indonesia (Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Aceh) dan organisasi dari regional (Philiphina, Myanmar, Cambodia, Laos, Brunei, Malaysia). Forum ini bertujuan mempersiapkan masukan Open Session masyarakat sipil dengan ACWC pada 4 Juli 2012 di Sekretariat ASEAN, Jakarta.
Open Session ini merupakan agenda resmi pertemuan ACWC yang ke-5 yang dilaksanakan pada 2-5 Juli 2012 di Sekretariat ASEAN, Jakarta.
d. Pelatihan mekanisme HAM ASEAN untuk Organisasi Masyarakat Sipil. Pelatihan ini dilakukan di Hotel Rose In, Yogyakarta pada 2-4 Agustus 2012, diselenggarakan oleh Human Rights Working Group (HRWG) bekerjasama dengan Kalyanamitra. Tujuan pelatihan adalah (1) Penguatan kembali pemahaman tentang hak-hak perempuan yang diatur dalam instrumen HAM internasional; (2) Pengenalan tentang ASEAN (ASEAN Charter, Struktur ASEAN, Cetak Biru Komunitas ASEAN, Deklarasi HAM ASEAN); (3) Mengkomunikasikan dan mendiskusikan komitmen ASEAN terhadap hak perempuan; (4) Mendapatkan informasi tentang mekanisme HAM regional terkait dengan Hak Asasi Perempuan di negara lain; (5) Menyusun langkah-langkah advokasi Hak Asasi Perempuan dengan menggunakan mekanisme HAM ASEAN. Pelatihan diikuti oleh 35 organisasi yang berasal dari berbagai perwakilan organisasi masyarakat sipil dan akademisi dari Yogyakarta, Magelang, Semarang, Solo, Jawa Timur, Bali, Aceh, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan dan Sulawesi.
e. Pelatihan mekanisme HAM ASEAN untuk Organisasi Masyarakat Sipil. Pelatihan ini diselenggarakan oleh Kalyanamitra di Hotel Grand Elite, Medan, tanggal 1-3 Desember 2012. Peserta yang hadir berjumlah 20 orang yang berasal dari perwakilan organisasi masyarakat sipil, akademisi dan media dari Medan dan sekitarnya, Aceh, Padang, Bengkulu, Palembang, kepulauan Riau, dan lainnya.
3. BPI
Setiap Hari Perempuan Internasional, BPI melakukan aksi damai dengan turun ke jalan. Aksi BPI dilakukan pada 11 Maret 2012 di Tugu Tani. Tema yang diangkat adalah krisis yang melanda dunia. Ada
37
4 tuntutan yang disampaikan BPI dalam aksi ini: a. Tolak kenaikan BBM;
b. Tolak BLT (kompensasi tunai atas kenaikan BBM);
c. Tuntut perlindungan sosial sebagai kewajiban pemerintah di masa krisis ekonomi berkelanjutan (bukan karena kenaikan BBM) berupa pemberian kupon bernilai pengeluaran rumah tangga untuk pangan, energi, kesehatan, pendidikan dan transportasi; d. Tuntut perlindungan politik sebagai kewajiban pemerintah terhadap para buruh, petani, nelayan, petambak miskin, miskin kota, untuk menyatakan pendapat dan berserikat (berorganisasi) dalam kerangka krisis ekonomi politik;
e. Tuntut perlindungan politik sebagai kewajiban pemerintah untuk memberikan rasa aman terhadap perempuan dari berbagai bentuk kekerasan, mulai dari kekerasan seksual, kekerasan preman, kekerasan penguasa negara dalam bentuk penjarahan lahan, daratan dan lautan.
4. Forum Keadilan untuk Perempuan (FKP)
Jaringan ini terbentuk tahun 2012 dalam rangka merespon maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di ranah publik, terutama perkosaan di angkutan umum, yang pada rentang Agustus 2011-Februari 2012 terjadi 8 kasus. Beberapa organisasi tergabung dalam jaringan ini: Kalyanamitra, Institut Kapal Perempuan, Komnas Perempuan, Migrant Care, SAPA Indonesia, Perempuan Mahardika, JSKK, Ardhanary Institute, Laki-laki Baru, Lentera Indonesia, dan perorangan. Beberapa pertemuan dilakukan di Kalyanamitra, dengan beberapa bentuk kegiatan yang dilakukan: konferensi pers, aksi sebar stiker, diskusi kampus dan komunitas, mural, dan aksi massa. a. Sebar sticker
38
Sebar sticker dilakukan pada 6 Maret 2012 di terminal Kampung Rambutan pukul 14.00-16.00 wib.
Sticker-sticker ditempel langsung di kaca pintu masuk angkutan umum yang terlebih dulu bekerjasama dengan sopir untuk penempelannya. Selain angkutan umum, sticker juga ditempel di bus antar kota yang sedang menunggu penumpang di terminal. Aksi itu mendapat dukungan dan apresiasi para sopir yang sepakat dengan isu yang diusung, karena akibat maraknya kasus perkosaan di angkutan umum membuat citra sopir angkutan menjadi buruk. Selain itu, aksi ini juga diliput media on-line dan televisi Liputan 6 SCTV, detik.com, dan kompas.com. b. Diskusi kampus dan komunitas
Diskusi komunitas dilakukan di dua tempat yang berbeda, yakni di Cakung pada 28 Februari 2012 dengan komunitas buruh perempuan, serta di Cileungsi dengan komunitas ibu rumah tangga dan buruh tani pada Maret 2012. Diskusi kampus dilakukan dua kali yakni di Universitas Nasional pada 4 April 2012 dan di FKM Depok pada 21 April 2012. c.
Mural
Kegiatan ini dilakukan bekerjasama dengan StreetArt, dan berlokasi di flyover Jalan Pramuka.
d. Aksi Massa
Kegiatan dilakukan di depan istana negara pada 8 Maret 2012 sekaligus memperingati Hari Perempuan Internasional 2012. Aksinya adalah mimbar bebas dengan gelaran happening art oleh komunitas buruh Jakarta Utara, orasi dan instalasi barang-barang pakaian dan aksesoris yang pernah dipakai oleh korban perkosaan dan pelecehan seksual.
C. Capaian Program
Hasil pantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program tahun 2012 menunjukkan beberapa capaian:
1. Draf hasil kajian tentang strategi bertahan perempuan dalam menghadapi krisis masih dalam proses penyelesaian;
2. Produk-produk publikasi mampu dijangkau masyarakat luas melalui media-media seperti website, facebook, milis, dan kemudian menjadi media promosi lembaga agar makin dikenal masyarakat luas;
39
3. Program herbal di komunitas menumbuhkan kepercayaan warga masyarakat Desa Pasrujam, khususnya yang ada di dusun Krajan II, akan kemampuan herbal. Banyak warga yang meminta ramuan herbal kepada kader-kader herbal. 4. Kegiatan herbal di komunitas menumbuhkan dukungan suami terhadap istri mereka untuk berkegiatan di organisasi.
5. Berdiri pos sehat dan dusun wisata herbal di Krajan II di Desa Pasrujambe, Lumajang, Jawa Timur. 6. Tersedia database yang komprehensif untuk program pemberdayaan perempuan desa di Desa Pasrujambe, Lumajang, Jawa Timur; 7. Bertambah jumlah anggota dan aset Koperasi Perempuan Prumpung Mandiri;
8. Terbit media informasi melalui website dengan design baru yang memudahkan dan menampilkan informasi yang lebih banyak tentang Kalyanamitra kepada publik; 9. Terbit analisa media yang mengungkapkan fakta-fakta atas kasus yang merugikan perempuan.
10. Terlaksana seri pendidikan gender secara reguler sebanyak 10 kali yang ditujukan kepada publik yang ingin belajar tentang gender.
11. Peningkatan kemampuan program dalam analisa kajian, analisa media, pendampingan komunitas, fasilitasi forum dan berjaringan di tingkat nasional maupun regional.
D. Hambatan dan Tantangan
Hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program:
1. Manajemen waktu yang kurang efektif dan berdisiplin sehingga mempengaruhi langgam dan hasil kerja tim. 2. Mekanisme pengelolaan seri pendidikan gender yang mampu menjaga kosistensi peserta tetap mengikuti pendidikan secara berkelanjutan. 3. Update informasi sesuai dengan kondisi di lapangan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh komunitas dalam bentuk lembar info. 4. Usaha ekonomis yang ada di kelompok belum menjawab kebutuhan ekonomi anggota kelompok.
5. Pendampingan kelompok berbasis gender mempunyai tantangan tersendiri. Pendamping harus memiliki perspektif gender yang baik dalam program sehingga komunitas bisa menyerap nilainilai dengan baik. 6. Membangun visi yang sama dalam kerjasama dengan pihak lain dalam mengerjakan proyek atau program bersama yang berperspektif gender.
E. Kesimpulan
Tahun 2012 menjadi tahun pengembangan bagi Divisi Program Kalyanamitra, karena banyak hal menjadi target capaian yang berhubungan dengan kapasitas sumberdaya manusianya maupun kegiatankegiatan programnya. Melalui laporan-laporan rutin tim program, perjalanan seluruh kegiatan program mengalami perkembangan yang cukup berarti. Hampir 80 persen target dari rencana kerja yang disusun dapat dilaksanakan secara baik. Beberapa kegiatan tidak dapat gagal dilaksanakan adalah: 1. Diskusi sekolah dan kampus, menjadi salah satu target kampanye dan sosialisai isu-isu perempuan.
40
2. Penerbitan buku-buku tentang gerakan perempuan tak dapat dilakukan karena dana tidak tersedia.
II. Divisi Keorganisasian
P
rogram kerja Divisi Keorganisasian periode 2012 meliputi tiga Bidang Kerja, yakni: Pengembangan Institusi dan Organisasi; Administrasi dan Perkantoran; serta Keuangan.
A. Pengembangan Institusi dan Organisasi
Bidang kerja ini terdiri atas kegiatan utama: 1) Perencanaan, monitoring, dan evaluasi (PME); 2) Manajemen sumber daya manusia (MSDM); 3) Penggalangan dana (PD). Kelompok sasaran Bidang ini ialah staf dan pemangku kepentingan lainnya. Tujuan PME ialah agar impak kinerja organisasi terukur secara jelas. Demikian pula tujuan MSDM ialah agar kinerja SDM terukur secara jelas; sedangkan tujuan strategis PD ialah agar dana operasional dan program tersedia secara berkelanjutan.
Realisasi capaian Bidang dalam kurun tahun 2012 dikategorikan dalam tiga aspek, yakni aspek manajemen, penguatan, dan dampak pengembangan institusi dan organisasi. Dimensi manajemen terkait dengan makin meningkatnya kapasitas institusi dan organisasi dalam pengelolaan sumber daya dan mekanisme yang ada serta yang terbentuk. Dari aspek penguatan, institusi dan organisasi makin terkonsolidasi dan solid secara internal. Dari aspek dampak pengembangan, institusi dan organisasi makin memenuhi tuntutan transparansi dan akuntabilitas. Realisasi secara lengkap Bidang ini dapat dilihat sebagai berikut:
1. Perencanaan, pemantauan dan evaluasi
Perencanaan di dalam Kalyanamitra terdiri atas rencana tahunan dan rencana tiga bulanan. Rencana tahunan merupakan rencana masing-masing Divisi Keorganisasian dan Program. Rencana tiga bulanan menjadi kewajiban tiap staf di masing-masing Divisi untuk membuat dan melaksanakannya secara teratur dan konsisten sesuai dengan rencana tahunan yang ada. Tahun 2012 dihasilkan dua rencana kerja tahunan Divisi dan 20 rencana kerja tiga bulanan 5 orang staf.
41
Pemantauan kerja-kerja staf dilaksanakan setiap tiga bulan berbarengan dengan pembuatan rencana tiga bulanan berikutnya. Tahun 2010 Tim Deputi telah membuat panduan ME yang dipakai sebagai kisi-kisinya. Dengan demikian, kegiatan pantauan Tim Deputi dilaksanakan berdasarkan atas panduan itu. Masing-masing staf dipantau melalui rapat rutin dua mingguan di Divisi Keorganisasian dan Program. Rapat Divisi Keorganisasian tahun 2010 mencapai 20 kali rapat dari total 24 kali rapat yang harus dilaksanakan. Divisi Program juga mengadakan 20 kali rapat sepanjang tahun 2010 dari total 24 kali rapat yang harus dilakukan.
Divisi Keorganisasian tahun 2012 melakukan rapat 4 kali dari total 24 kali rapat. Tahun 2012 Tim Deputi melakukan 4 kali rapat dari total 12 kali. Rapat Koordinasi mingguan tahun 2012 dilaksanakan 43 kali dari total 45 kali. Pada 16 Januari 2012 dilaksanakan Rapat Kerja tahunan organisasi di Kalyanamitra dengan dihadiri 11 staf Badan Pelaksana Harian dengan menggunakan fasilitator untuk memandu proses rapat. Pada 8-9 Agustus 2012 dilaksanakan evaluasi terhadap kinerja staf. Staf yang dievaluasi ada 8 orang. Evaluasi dilakukan oleh Tim Deputi yang berfokus pada kerja-kerja staf di dalam masing-masing divisi dan dengan melihat juga hasil rekomendasi evaluasi tahun-tahun sebelumnya. Masing-masing staf mendapat rekomendasi perbaikan kerja agar kinerjanya makin efektif, efisiens dan optimal.
Tahun 2010 Kalyanamitra membentuk mitra diskusi kritis (MKK) yang terdiri atas 3 orang yang dipandang dapat memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kapasitas Badan Pelaksana Harian dalam menempa daya kritisnya menghadapi isu-isu strategis perempuan. Ketiga orang tersebut ialah Ruth Indiah Rahayu, Esrom Aritonang, dan Miriam Nainggolan. Tahun 2012 berhasil dilaksanakan dua kali diskusi (dari 4 kali) bersama MKK yang membahas “Kepemimpinan Perempuan” dan “Masalah Perkumpulan”. Rencana perluasan jaringan kerja (networking) mencakup pelibatan dalam jaringan kerja regional, seperti WGNRR dan APWLD. Pergiatan Kalyanamitra dalam jaringan kerja tersebut paling sedikit memperluas ruang kerjasama di tingkat regional dan internasional dalam isu-isu perempuan, seperti kesehatan reproduksi perempuan dan lainnya. Sementara itu, tahun 2012 Kalyanamitra lebih banyak bergiat dalam jaringan advokasi HAM ASEAN dan IWRAW.
42
B. Pengelolaan Sumberdaya Manusia Peningkatan kapasitas sumberdaya merupakan fokus pengembangan sumberdaya manusia di dalam organisasi, selain dukungan keuangan. Peningkatan kapasitas staf dilakukan baik melalui pelatihan-pelatihan, diskusi, seminar, lokakarya dan bentuk lainnya. Organisasi juga berupaya meningkatkan produktivitas staf melalui insentif kenaikan gaji setiap tahun dan sebagainya. Semua itu diusahakan untuk merangsang dan meningkatkan kinerja staf agar lebih optimal untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang sudah digariskan bersama-sama.
1. Pelatihan
Tahun 2012, ada 3 pelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi lain yang diikuti oleh staf Kalyanamitra yakni: l
Pelatihan untuk pelatih mengenai Demokrasi oleh Puskapol UI dan DG Bridge di Hotel Crown Jakarta, 23-27 April 2012.
l Writeshop l Pelatihan
CSO participation in ASEAN di Bangkok, 30 Januari-1 Februari 2012.
Perencanaan, monitoring dan evaluasi oleh UN Women di Hotel Borobudur Jakarta, 2-4 Oktober 2012.
l Pelatihan
untuk pelatih analisa gender oleh DK-Insufa di Hotel Ibis Tamarin, 16-18 Maret 2012.
2. Diskusi internal
Diskusi yang dilaksanakan ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi staf. Tahun 2012 sebanyak 43 kali diskusi pasca rapat koordinasi berhasil dilaksanakan dengan materi bersumber dari artikel koran atau buku tertentu serta mengenai topik tertentu pula. Selain itu, organisasi pun menyelenggarakan dua kali diskusi lesehan untuk kalangan masyarakat luas yang membahas soal “Pelanggaran HAM Masa Lalu” yang mengundang narasumber dari Komnas HAM, dan bedah buku “Awan Theklek” karya Hersri.
3. Undangan luar di tingkat nasional
Tahun 2012, 8 staf Kalyanamitra dari 2 Divisi yang ada, secara bergantian telah mengikuti 79 kali undangan dari lembaga lain di tingkat nasional, dengan berbagai topik diskusi, seminar, lokakarya, pertemuan, dan lainnya.
4. Undangan luar di tingkat internasional
Tahun 2012, ada 4 staf Kalyanamitra yang telah mengikuti 12 undangan lokakarya, seminar, pertemuan, pelatihan di luar negeri (Joko Sulistyo 2 kali, Naning Ratningsih 1 kali, Rena Herdiyani 8 kali, Listyowati 1 kali).
5. Kursus
Tahun 2012, ada 1 staf Kalyanamitra mengikuti kursus manajemen pengetahuan yang diselenggarakan oleh Satu Dunia di Wisma PGI Jakarta pada 5-6 Juli 2012 dan 11-12 Juli 2012.
6. Kunjungan pihak luar
Sepanjang tahun 2012, ada 7 kali kunjungan mahasiswa, orang asing, dan peneliti, yang bertujuan mencari informasi, berdiskusi, dan melalukan wawancara. 43
7. Fasilitasi oleh staf Tahun 2012 beberapa staf berkesempatan melakukan fasilitasi untuk organisasi lain. Ada 4 staf diundang untuk melaksanakan fasilitasi oleh organisasi lain, seperti Oxfam, PKBI, Puskapol UI, dan GEF.
8. Peningkatan produktivitas
Tahun 2012 Kalyanamitra melakukan penyesuaian gaji pokok untuk semua staf karena harus mempertimbangkan kondisi eksternal dan kebutuhan yang ada. Organisasi juga memberikan asuransi rawat jalan dan rawat inap kepada semua staf dengan keluarga intinya. Pada hari besar Islam telah diberikan THR kepada 11 staf. Sebagai organisasi yang berbadan hukum, Kalyanamitra pun wajib membayar pajak badan dan pajak pendapatan stafnya setiap bulan dan tahunnya.
C. Penggalangan dana
Tahun 2012, ada 3 proposal yang diusulkan ke donor, yakni ke Oxfam GB, BfwEED, Canada Embassy yang disetujui untuk didanai. Di samping itu, Kalyanamitra terus menjual produk publikasinya yang untuk beberapa buku lumayan pemesanannya meskipun belum mencapai target penjualan 500 paket, sehingga hasilnya belum optimal.
D. Pengelolaan Administrasi dan Perkantoran
Administrasi dan perkantoran Kalyanamitra tahun 2012 secara regular mengelola arsip suratmenyurat, dokumen, presensi staf, database alamat, kehumasan, penyewaan dan pengelolaan kantor. Perawatan kantor dan peralatannya mencakup service 5 AC 2 kali setahun, perbaikan monitor dan komputer, perawatan mobil dan motor, perbaikan mesin fotokopi, perawatan fax dan telpon. Hosting dan domain internet secara teratur dibayar oleh organisasi setiap bulan dan tahunnya. Daftar inventaris barang kantor juga telah dibuat meskipun belum dicek kembali barang inventarisnya. Ratusan bulletin didistribusikan ke mitra-mitra di daerah-daerah di seluruh Indonesia dalam bentuk on-line. Konsumsi sehari-hari staf dan konsumsi untuk rapat-rapat jaringan atau mitra di Kalyanamitra juga disediakan sebaik mungkin.
E. Pengelolaan Keuangan Organisasi
Pengelolaan keuangan organisasi meliputi pembuatan anggaran tahun 2012. Oleh karena itu, pada tahun 2012 mekanismenya diubah menjadi rapat bulanan keuangan setiap tanggal 10. Audit keuangan lembaga dikerjakan meskipun terlambat hingga 2 bulan. Prosedur, mekanisme, otorisasi keuangan ditaati sekitar 85%, sedangkan 15% lagi masih sering terjadi kelalaian. Tata kelola keuangan organisasi belum sepenuhnya diterapkan secara konsisten, efisien dan efektif, sehingga mendukung kinerja organisasi dan keberlangsungannya. Mulai tahun 2010 hingga 2012 Kalyanamitra melaksanakan pembayaran pajak badan dan pendapatan staf secara regular setiap bulan dan tahunnya dengan bantuan konsultan pajak. Laporan keuangan koperasi awalnya belum dikerjakan secara maksimal, karena kerap terlambat dan datanya kurang lengkap. Begitu juga laporan keuangan penjualan produk publikasi Kalyanamitra masih kurang akurat datanya.
F. Hambatan dan Tantangan
Pengelolaan organisasi yang mencakup berbagai komponen di dalamnya untuk tahun 2012 dapat dikatakan berjalan cukup optimal meskipun dalam aspek tertentu, seperti koordinasi masih memerlukan 44
kesolidan. Beberapa staf tata kelola waktu kerjanya masih belum baik sehingga mempengaruhi ritme kerja staf lainnya di organisasi. Pelaporan-pelaporan baik narasi maupun keuangan beberapa staf masih sering terlambat diselesaikan. Diskusi-diskusi intensif dengan Mitra Kritis masih belum maksimal. Rapat-rapat rutin masing-masing Divisi menjelang tahun 2012 kian tidak sesuai dengan rencana yang ada. Demikian pula rapat Deputi, jarang dilaksanakan sehingga kurang intensif berdiskusi banyak hal tentang pengembangan program dan organisasi secara keseluruhan.
Penggalangan dana melalui pembuatan proposal belum maksimal karena isu-isu yang diminati donor cenderung berubah-ubah. Pengembangan sumberdaya manusia meskipun beberapa kali dilakukan pelatihan sesuai dengan kebutuhan staf, namun terkadang staf yang bersangkutan belum optimal menerapkan hasil-hasil pelatihannya di dalam kerja-kerjanya di organisasi. Pengarahan atas kerja-kerja staf kurang kontinu dilakukan oleh tim Deputi. Kaderisasi kepemimpinan di organisasi mengalami hambatan, karena kondisi subyektif dan obyektif yang ada. Pemenuhan hak-hak normatif staf oleh organisasi, tidak otomatis merangsang kewajiban-kewajiban staf dalam meningkatkan kinerjanya. Pengelolaan keuangan organisasi belum optimal akibat arus informasi keuangan dan mekanismenya kurang berjalan. Laporan-laporan perkembangan keuangan organisasi (program dan lembaga) yang minim tersedia menghambat kemampuan tim manajemen untuk mengambil keputuskan, mengantisipasi atau mencari solusi cepat serta pantauan terhadap keuangan organisasi.
45