1
Pendahuluan
Latar Belakang
P
Kerjasama PNPM Mandiri - RESPEK dan LPM UNCEN
S
apua, provinsi paling timur di Indonesia, merupakan wilayah terbesar dan paling jarang penduduknya. Pemberlakuan undang-undang desentralisasi di Indonesia dan khususnya UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus telah membuat Papua dari segi pendapatan daerah menjadi salah satu provinsi terkaya di Indonesia. Namun disisi lain Papua adalah daerah termiskin jika ditinjau dari pendapatan per kapita penduduknya – dengan lebih 40 persen rumah tangga hidup di bawah garis kemiskinan (lebih dua kali lipat rata-rata nasional).
eiring dengan perkembangan RESPEK, program ini turut mendapat dukungan kuat dari lembaga donor, yang kemudian membangun kerjasama dengan Universitas Cenderawasih melalui Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM Uncen) untuk pelaksanaan kegiatan RESPEK. Keikutsertaan LPM Uncen dalam mendukung PNPM Mandiri - RESPEK sesuai dengan tujuannya yakni mengembangkan sumber daya manusia serta memberdayakan masyarakat ke arah terciptanya manusia pembangunan demi mempercepat terciptanya hasil pembangunan.
Sebagian besar (80%) orang Papua terkonsentrasi hidup di daerah kampung-kampung (desa) terpencil. Dimana, penyediaan pelayanan dasar umum di tingkat kabupaten dan kecamatan sangat jauh dari jangkauan masyarakat dan tidak layak. Sepertiga anak Papua tidak bersekolah. Sembilan dari sepuluh desa tidak memiliki puskesmas, dokter atau bidan, angka kematian bayi lebih tinggi dari rata-rata nasional dan tingkat penularan HIV dan AIDS tertinggi di Indonesia.
Melanjutkan kerjasama di atas, pada tahun 2008, Rektor Universitas Cenderawasih, Prof. DR. Balthasar Kambuaya, MBA secara resmi menandatangani kontrak kerjasama dengan Bank Dunia dengan dukungan dana dari AusAID sebesar USD 1,257,554 untuk mendukung pelaksanaan PNPM Mandiri - RESPEK di provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Program yang dikelola oleh LPM Uncen adalah:
Pada tahun 2007, pemerintah Provinsi Papua menyikapi berbagai tantangan di atas dengan menjalankan sebuah strategi pembangunan kampung, yang dikenal dengan program RESPEK (Rencana Startegis Pembangunan Kampung). Kemudian inisiatif ini diikuti pula oleh Provinsi Papua Barat. Program RESPEK dititikberatkan pada: (i) penyediaan makanan sehat dan gizi; (ii) pendidikan dasar; (iii) pelayanan kesehatan dasar; (iv) peningkatan pendapatan masyarakat; dan (v) pembangunan infrastruktur kampung. RESPEK menyediakan bantuan langsung masyarakat (BLM) Rp 100 juta per kampung. Sejak tahun 2008, program RESPEK resmi bergabung dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri menjadi PNPM Mandiri - RESPEK. Dengan demikian PNPM Mandiri - RESPEK mendapat tambahan dukungan dana pendampingan sebesar Rp 300 juta per distrik dan lebih dari 1.000 tenaga fasilitator dari Kementrian Dalam Negeri melalui kucuran pinjaman Bank Dunia. Program ini menjangkau 4.345 kampung dan 387 distrik (kecamatan) di seluruh Papua dan Papua Barat.
1. 2. 3.
4. 5. 6. 7.
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Cenderawasih
Pelatihan Kader Teknik Angkatan Kedua pada bulan Agustus 2008 – Maret 2009 Pelatihan Penyegaran Kader Teknik Angkatan Kedua (2008/2009) pada 1-7 November 2009 Pengadaan dan Penyaluran Pelampung (Life Jacket) bagi Pendamping PNPM Mandiri – RESPEK Provinsi Papua dan Papua Barat antara Agustus 2009 – Februari 2010 Pengadaan dan Penyaluran Buku Prasarana Baik dan Buruk Januari – Maret 2010 Pelatihan tentang HIV dan AIDS bagi Seluruh Pendamping Kabupaten dan Distrik pada bulan Februari – Mei 2010 Pelatihan Penyegaran Kader Teknik Angkatan Pertama (2003/2004) pada bulan Mei 2010 Pengadaan Paket Media Informasi Mengenai Kegiatan LPM Uncen – World Bank Project
2
Pelatihan Kader Teknik Angkatan 2, 2008/2009
S
alah satu tantangan yang dihadapi oleh PNPM Mandiri-RESPEK adalah pemenuhan kuota konsultan untuk melayani di Papua dan Papua Barat. Walaupun program mensyaratkan satu distrik memiliki satu orang sarjana teknik, namun persyaratan ini belum dapat dipenuhi. Sarjana teknik yang direkrut baik anak asli Papua maupun dari luar Papua sulit dicari. Selain itu, kondisi alam dan letak lokasi program yang umumnya berada di kampung-kampung terpencil dengan jangkauan tranportasi yang terbatas serta biaya operasional yang tinggi ikut menurunkan minat para lulusan sarjana untuk mengabdi di Papua dan Papua Barat.
lebih sering dibangun di kampung. Seperti jalan sirtu dan rabat beton, tambatan perahu, MCK, dll.; (ii) materi sekunder, merupakan muatan lokal seperti pemahaman budaya dan etnografi.
Luasnya cakupan program di 387 distrik dan 4.345 desa pada tahun 2008, dengan sendirinya membutuhkan lebih banyak tenaga pendamping untuk melayani di seluruh wilayah ini. Umumnya, kegiatan yang diusulkan dan dibutuhkan oleh masyarakat adalah pembangunan prasarana kampung. Dengan demikian, masyarakat memerlukan seorang pendamping teknis untuk membantu mereka dalam mendesain dan mengawasi pembangunan prasarana tersebut, karena keterbatasan pendidikan dan ketrampilan teknis yang mereka miliki. Salah satu solusi yang dilakukan oleh program untuk mengatasi kelangkaan tenaga teknis ini dengan merekrut lulusan SMU (lebih diutamakan dari jurusan IPA) dan STM untuk dilatih sebagai Kader Teknik. Sehingga, pada tahun 2003/2004, dilakukan pelatihan angkatan pertama kader teknis.
Angkatan kedua berhasil meluluskan sebanyak 106 kader teknik (27 perempuan, 79 laki-laki) dari 121 orang yang mengikuti pelatihan. Kini mereka telah mengisi kekosongan posisi Pendamping Teknik di berbagai distrik lokasi PNPM Mandiri - RESPEK.
Setelah teori di kelas, peserta diharuskan untuk mengikuti praktikum pembangunan prasarana secara langsung. Terakhir, kembali peserta dievaluasi untuk mendapatkan penilaian secara keseluruhan. Peserta yang lolos kemudian dibekali orientasi pratugas untuk dapat mengisi berbagai format-format laporan, mempelajari siklus, prinsip-prinsip, mekanisme dan prosedur program dengan lengkap.
Pada bulan Agustus 2008, dengan dukungan dana sebesar Rp 11.948.763.000 dari AusAID, LPM Uncen mengelola pelatihan kader teknis angkatan kedua. Pelatihan memakan waktu selama enam bulan, hingga bulan Maret 2009.
(dok. LPM Uncen)
Kegiatan ini melibatkan tim pelatih yang terdiri dari konsultan program, tim koordinasi provinsi dan wakil dari Uncen. Materi dan pendekatan pelatihan pun mengalami penyempurnaan berdasarkan pengalaman pelaksanaan angkatan pertama. Materi pelatihan di bagi menjadi dua bagian, yakni: (i) materi utama, yang meliputi 80% pengetahuan teknik sipil (termasuk matematika) dan teknik fasilitasi selama enam bulan masa pelatihan. Penerapannya dibuat lebih praktis dan aplikatif, dengan jenis-jenis prasarana yang
Calon Kader Teknik mendapatkan penjelasan mengenai cara pengoperasian mesin pembangkit listrik mikrohidro. (dok. LPM Uncen)
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Cenderawasih
3
Pelatihan Penyegaran Kader Teknik Angkatan 2, 2008/2009
P
ada tanggal 28 Oktober – 08 November 2009, sejumlah 92 kader teknik angkatan kedua yang mewakili 78 distrik di 18 kabupaten di Papua dan 13 distrik di 5 kabupaten di Papua Barat, kembali dikumpulkan untuk mengikuti pelatihan penyegaran. Pelatihan penyegaran ini dilakukan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kinerja pendamping setelah mereka bertugas selama kurang lebih tujuh bulan. Pelatihan bertujuan untuk: (i) memperkuat kapasitas perencanaan teknik dan rencana anggaran biaya (RAB) teknik; (ii) memetakan kekuatan dan kelemahan masing-masing peserta pelatihan untuk dijadikan data kebutuhan pembimbingan.
(dok. LPM Uncen)
Dalam kesempatan ini peserta bersama-sama pembimbing teknik dari sekretariat PNPM Mandiri – RESPEK Provinsi membuat rencana pembimbingan yang akan dilakukan secara periodik. Lebih lanjut, pengetahuan yang mereka dapatkan kiranya dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dan pemantauan dalam mengevaluasi pelaksanaan program PNPM-Mandiri RESPEK. Dengan pembekalan yang lebih terpadu, para kader teknik ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam program pembangunan berbasis masyarakat.
(dok. LPM Uncen) Atas-bawah: Kader teknik angkatan 2008/2009 melakukan praktek lapangan. Mencatat dan mengukur sebelum prasarana dibangun.
Kegiatan kerjasama Universitas Cenderawasih dengan Bank Dunia dalam rangka mendukung program PNPM Mandiri - RESPEK Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Tahun 2008, berlangsung baik, berkat kerjasama yang terbina baik antara Bank Dunia dengan AusAID sebagai lembaga donor bersama Uncen dalam hal ini Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM). Program yang dilaksanakan dalam proyek tersebut disambut positif oleh masyarakat karena pihak donor memahami benar persoalan yang mendasar dalam pembangunan masyarakat di Tanah Papua yang sekaligus memberikan solusi berupa dana untuk membiayai semua program tersebut sebagai model pembangunan masyarakat di Tanah Papua di masa-masa mendatang. BPK. JOHANNES H. KREY, SH., M.Hum Ketua LPM Universitas Cenderawasih
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Cenderawasih
4
Distribusi Pelampung dan Buku Prasarana Baik dan Buruk
Pengadaan dan Penyaluran Pelampung (Life Jacket) bagi Pendamping PNPM Mandiri – RESPEK Provinsi Papua dan Papua Barat antara Agustus 2009 – Februari 2010
T
anah Papua secara geografis memiliki banyak gunung dan rawa yang dikelilingi oleh berbagai sungai dengan aliran deras dan laut yang ganas. Kondisi alam yang demikian berpotensi mengancam keselamatan para pendamping program. Melihat kondisi seperti ini, maka program kerjasama yang didukung oleh AusAID, World Bank dan Uncen mendistribusikan sebanyak 600 pelampung kepada para pendamping. Pelampung ini, khusus dibagikan kepada pendamping yang harus menempuh perjalanan dengan mengarungi sungai dan laut menuju lokasi tugasnya. Setidaknya, dengan memakai pelampung dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pendamping ketika melakukan perjalanan, serta mengurangi resiko cedera bahkan kematian jika terjadi kecelakaan di air.
Salah satu kampung lokasi PNPM Mandiri-RESPEK di Kab. Biak yang hanya dapat dijangkau dengan transportasi laut. (dok. Cliff Marlessy)
Pengadaan dan Penyaluran Buku Saku Prasarana Baik dan Buruk Januari – Maret 2010
M
ekanisme PNPM Mandiri – RESPEK memungkinkan masyarakat untuk mengusulkan dan melaksanakan berbagai jenis kegiatan sesuai dengan kebutuhan mereka. Usulan-usulan yang muncul dari masyarakat di tahun 2008 terdapat 73,8 persen usulan prasarana dasar kampung. Prasarana kampung tersebut berupa MCK, sarana pendukung air bersih-pipanisasi, bak penampung air, sumur, jalan kampung, jembatan kayu/beton, tambatan perahu, drainase dan lain-lain.
Pendamping distrik menyeberangi Danau Sentani menuju desa Puay. (dok. Arnold Lopulalan)
Berdasarkan hasil supervisi Bank Dunia, dan Tim Pendamping PNPM Mandiri – RESPEK terhadap kualitas infrasruktur di sejumlah kampung di Papua menunjukkan masih terdapat kesalahan dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi. Temuan ini kemudian dirangkum dalam suatu buku saku khusus tentang prasarana baik dan buruk di Papua. Buku saku ini diharapkan dapat melengkapi masyarakat dan para pendamping dengan informasi dan pengetahuan yang benar tentang hal-hal teknis pembangunan prasarana, sehingga hasilnya dapat berkualitas baik. Jumlah buku yang disebarkan sebanyak 3.500 ekspemplar di Papua dan Papua Barat.
Pendamping Teknis di Distrik Namblong, Kabupaten Jayapura mempelajari buku “Prasarana Baik dan Buruk” sebagai bahan rujukan dalam melaksanakan tugasnya. (dok. LPM Uncen)
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Cenderawasih
5
Pelatihan tentang HIV dan AIDS
D
i Provinsi Papua jumlah orang yang dilaporkan hidup dengan AIDS per 100.000 penduduk 15 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka di tingkat nasional, sedangkan angka di Papua Barat dua kali lebih tinggi dibandingkan angka nasional. Pada Surveilans Terpadu Biologis Perilaku IMS, HIV dan AIDS pertama yang dilakukan di akhir tahun 2006 menunjukkan bahwa tingkat prevalensi HIV di Papua bagi masyarakat umum yang berusia 15-49 tahun adalah 2,4 persen (bandingkan persentase nasional 0,2%). Secara umum dapat dikatakan bahwa perilaku seksual yang berisiko (hubungan seks tanpa menggunakan kondom dan seringnya berganti pasangan seksual) merupakan penyebab utama (90%) penularan HIV yang terjadi di Papua.
Materi pelatihan diberikan oleh tenaga fasilitator HIV dan AIDS gabungan dari tim KPA dan LSM yang bergerak dibidang HIV dan AIDS, dan Uncen. Materi ini diberikan selama rakor kabupaten. Mulai dari bulan Februari 2010 sampai dengan Juni 2010. Pada saat ini pelatihan telah diberikan di 26 kabupaten. Di Provinsi Papua sebanyak 18 Kabupaten yaitu : Jayapura, Keerom, Sarmi, Yapen, Waropen, Biak, Supiori, Mimika, Merauke, Asmat, Yahukimo, Paniai, Nabire, Mappi, Boven Digoel, Pegunungan Bintang, Puncak Jaya, Jayawijaya. Sedangkan di Provinsi Papua Barat sebanyak 8 Kabupaten yaitu : Sorong, Sorong Selatan, Manokwari, Raja Ampat, Kaimana, Teluk Bintuni, Teluk Wondama dan Fakfak. Sebanyak 435 pendamping kabupaten dan distrik mengikuti kegiatan pelatihan.
Sumber Data : KPA Prov. Papua, data per tanggal 30 September 2009
Sejak tahun 2005 hingga 30 September 2009, telah tercatat sebanyak 4.967 kasus di Papua (lihat diagram). Hal yang perlu digaris-bawahi adalah kemungkinan ada banyak kasus AIDS yang belum dilaporkan di Papua dan umumnya penderita yang terinfeksi virus HIV lebih tinggi dibandingkan jumlah kasus AIDS yang dilaporkan. Tingginya angka prevelensi HIV dan AIDS di Papua, telah mendorong program untuk melakukan sosialisasi bahaya penularan HIV dan AIDS kepada pendamping PNPM Mandiri – RESPEK. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi pemahaman kepada para pendamping PNPM Mandiri RESPEK agar dapat mencegah dan melindungi diri dari penyakit tersebut. Diharapkan kelak para pendamping dapat menyebarluaskan informasi yang benar tentang HIV dan AIDS kepada masyarakat di tempat mereka bertugas. Pendamping mempunyai tanggung jawab moral untuk mencegah penyebaran HIV dan AIDS yang sudah merupakan epidemi di Papua, dengan persentase penularan tertinggi (70%) terjadi pada penduduk asli Papua.
Pada saat sosialisasi, para fasilitator HIV dan AIDS juga membagikan secara cuma-cuma berbagai media KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) berupa CD film tentang HIV dan AIDS, poster, leaflet dan 8.400 kondom laki-laki (kondom perempuan tidak dibagikan, karena tidak ada stok). Kegiatan ini mendapat sambutan yang baik dari peserta, dan diharapkan dapat diberikan juga kepada pendamping kampung yang lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat.
Fasilitator menjelaskan kepada para pendamping kabupaten dan distrik mengenai safe sex pada pelatihan HIV dan AIDS di Kabupaten Boven Digoel. (dok. LPM Uncen)
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Cenderawasih
6
Pelatihan Penyegaran Kader Teknik Angkatan 1, 2002/2003
P
rogram PNPM Mandiri – RESPEK, terus berupaya untuk membenahi diri. Salah satu upaya penting yang dilakukan oleh program adalah melakukan penguatan dan peningkatan kapasitas para pendampingnya. Khusus untuk kader teknik angkatan pertama 2002/2003, setelah tujuh tahun bertugas, mereka kemudian dikumpulkan kembali untuk mendapatkan pelatihan penyegaran. Jauhnya rentang waktu dari awal penugasan mereka dan pelatihan penyegaran disebabkan karena keterbatasan dana dan ketiadaan tenaga pendamping jika mereka dipanggil untuk melakukan pelatihan. Sehingga pendampingan lebih sering dilakukan dalam bentuk on the job training. Sampai dengan Mei 2010, kader teknik angkatan pertama yang masih aktif bertugas hanya tersisa 40 kader ( 11 perempuan dan 29 laki-laki) dari awal yang dilatih dan lulus sebanyak 228 peserta mewakili Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Pelatihan penyegaran ini bertujuan untuk: (i) meninjau kembali masalah-masalah teknik di lapangan yang
Tujuh tahun telah berlalu sejak saya pertama kali menjalani tugas pada tahun 2003 di PPK (Program Pengembangan Kecamatan), yang kemudian berkembang menjadi PNPM Mandiri – RESPEK pada saat ini. Mulai dari Distrik Buruway, di Kabupaten Kaimana, pindah ke Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, kemudian pindah lagi ke Distrik Fakfak Barat hingga saat ini. Banyak kenangan manis dan pahit yang saya rasakan di tengah-tengah masyarakat, mengajari bagaimana cara mencampur spesi untuk membangun sarana –prasarana, seperti Bak Intek, Bak Air Bersih, MCK, Tambatan Perahu, Pengadaan Profil Tank, membangun Talud, Jalan Setapak, Penampung Air Hujan (PAH), Posyandu, dan prasarana lainnya. Program ini telah memberikan kesempatan kepada perempuan seperti saya untuk turut membantu membangun masyarakat saya di tanah Papua. Dorkas D. Naroba, Pendamping Teknik, Distrik Fakfak Barat, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat
berhubungan dengan disain, RAB (Rancangan Anggaran dan Biaya) maupun hal-hal teknik lainnya yang belum dipahami oleh pendamping; (ii) mencari solusi dan alternatif terbaik dalam hal teknik untuk menangani masalah yang terkait dengan kebutuhan setiap pendamping teknik; (iii) memberikan penguatan, penyegaran dan informasi-informasi terkini kepada pendamping agar dapat diaplikasikan ketika mereka kembali ke tempat tugasnya. Tim pelatih, merupakan gabungan dari konsultan PNPM Mandiri – RESPEK Provinsi Papua dan Papua Barat, Satker Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, BPMK dan KK Provinsi Papua, LPM Uncen dan Bank Dunia. Materi pelatihan didasarkan pada hasil evaluasi yang dilakukan oleh pembimbing teknis terhadap kinerja pendamping teknis selama tujuh tahun masa kerja mereka. Materi pelatihan lebih dititikberatkan kepada teknik fasilitasi, desain dan RAB (survei bahan, material dan lokasi), pelaporan pelaksanaan kegiatan, serta langkah-langkah dan prosedur penanganan masalah.
Suasana belajar pada saat pelatihan penyegaran kader teknik angkatan 2002/2003. (dok. LPM Uncen)
Kegiatan praktek lapangan untuk menerapkan teori. (dok. LPM Uncen)
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Cenderawasih
KATA PENGANTAR REKTOR UNIVERSITAS CENDERAWASIH Dalam rangka membangun dan mengembangkan Universitas Cenderawasih menjadi universitas yang kuat dan bermutu, dilakukan melalui pendekatan “Triple P” (Triple P approach) yaitu melalui kerjasama dengan berbagai pihak baik public, private dan partnership. Saya menyatakan apresiasi yang sangat tinggi atas hasil-hasil yang dicapai melalui kerjasama antara Universitas Cenderawasih melalui Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat dan Bank Dunia yang didanai oleh AusAID yang adalah merupakan wujud nyata dari pendekatan Partnership. Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas sumber daya baik kelembagaan maupun sumber daya manusia yang terus dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang ada, salah satunya yakni kerjasama bersama PNPM Mandiri - RESPEK, yang diwujudkan dalam penguatan-penguatan kapasitas masyarakat. Kerjasama ini juga merupakan wujud dari kepercayaan pihak luar terhadap Universitas Cenderawasih yang dinilai memiliki kapasitas yang baik untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Hasil-hasil yang dicapai sejauh ini merupakan kontribusi positif terhadap pembangunan dan pengembangan kualitas hidup masyarakat di Tanah Papua, baik ekonomi maupun kesehatan. Dengan adanya paket informasi ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan Uncen dalam pengabdian bagi masyarakat melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) yang merupakan perpanjangan tangan dari Universitas Cenderawasih. Harapan saya, kiranya kerjasama seperti ini dapat terus dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat ke depan, karena Uncen milik masyarakat dan masyarakat adalah milik Uncen, bersatu, maju dan bermutu dalam pengabdian bagi masyarakat. Rektor Universitas Cenderawasih
Prof. Dr. B. Kambuaya, MBA
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Cenderawasih